LP Oksigenasi

38
A. Konsep Dasar Gangguan 1. Definisi Pengertian Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas (Wartonah, Tarwoto 2003). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007). Tujuan : untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan untuk menurunkan kerja paru-paru untuk menurunkan kerja jantung Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari 1

description

A. Konsep Dasar Gangguan1. Definisi Pengertian Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas (Wartonah, Tarwoto 2003).Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).Tujuan : • untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan• untuk menurunkan kerja paru-paru• untuk menurunkan kerja jantungTerapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode pemberian oksigen:a) Low flow oxygen systemHanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola pernafasan pasien.b) High flow oxygen systemMenyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.2. Anatomi Fisiologi PernafasanOrgan-Organ Pernafasan Pada Manusia a. Hidung Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh. b. FaringFaring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan makanan. Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.c. LaringLaring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring menghubungkan laring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotakk triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam.d. Trakhea Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan.e. Bronkus Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakitf. BronkiolusBronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Bronkeolus berc

Transcript of LP Oksigenasi

A. Konsep Dasar Gangguan1. Definisi Pengertian

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas (Wartonah, Tarwoto 2003).Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).Tujuan :

untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

untuk menurunkan kerja paru-paru

untuk menurunkan kerja jantung

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode pemberian oksigen:a) Low flow oxygen systemHanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola pernafasan pasien.b) High flow oxygen systemMenyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.2. Anatomi Fisiologi PernafasanOrgan-Organ Pernafasan Pada Manusia a. Hidung Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh. b. FaringFaring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan makanan. Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.c. LaringLaring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring menghubungkan laring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotakk triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam.d. Trakhea Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk hurup C pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan.e. Bronkus

Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakitf. BronkiolusBronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.g. Alveolus

Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.h. Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan berlobus tiga Bronkus kanan bercabang tiga Paru-paru kiri berlobus dua Bronkuis kiri bercabang dua Posisinya lebih mendatar Dibungkus oleh lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil.3. Mekanisme Pernafasan Manusia.

Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

A.Pernafasan dada

Pada pernafasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses inspirasi

Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut espirasi. B. Pernafasan perut

Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru (inspirasi). Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Volume dan Kapasitas ParuA. Volume

VolumeUraianJumlah

Volume tidal (VT)volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa.L : 500 ml

P : 380 ml

Volume Cadangan Inspirasi (VCI)Volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal.L : 3.100 ml

P : 1.900 ml

Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)Volume udara normal yang dapat dikeluarkan dengan kuat pada akhir ekspirasi tidal normal.L : 1.200 ml

P : 800 ml

Volume Residual (VR)Volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.L : 1.200 ml

P : 1.000 ml

B. Kapasitas

KapasitasUraianJumlah

Kapasitas Residual Fungsional (KRF)KRF = VR + VCE2.200 ml

Kapasitas Inspirasi (KI)KI = VT + VCI3.500 ml

Kapasitas Vital (KV)KV = VT + VCI + VCE4.500 ml

Kapasitas Total Paru (KTP)KTP = KV + VR5.700 ml

Frekuensi Pernafasan

Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang dibutuhkan.

Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.

Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolism yang terjadi dalam tubuh.

Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.

Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO) dalam darah.4. Penyebab / faktor predisposisi Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap. Sewaktu-waktu tubuh memerlukan oksigen yang banyak oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Asmadi, 2008):

Lingkungan

Pada lingkungan yang panas tubuh berespons dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respons demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.

Latihan Fisik

Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi. Emosi

Cemas, takut, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

Gaya Hidup

Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri.

Status Kesehatan

Pada orang sehat, system kardiovaskuler dan system respirasi berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Faktor-faktor perkembangan dan proses penuaan yang normal memengaruhi oksigenasi jaringan yaitu (Potter & Perry, 2010).

Bayi dan Anak-anak

Bayi dan anak-anak berisiko terkena infeksi saluran napas atas karena sering tepapar asap rokok. Infeksi saluran napas atas biasanya tidak berbahaya dan bayi atau anak-anak, dan dapat sembuh tanpa mengalami kesulitan.

Anak-anak Usia Sekolah dan Remaja

Anak-anak usia sekolah dan remaja terpapar infeksi pernapasan dan faktor-faktor risiko pernapasan seperti asap rokok dan merokok. Individu yang mulai merokok sejak remaja dan terus merokok sampai usia pertengahan memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit kardiopulmonal dan kanker paru.

Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan

Faktor risiko kardiopulmonal multipel,antara lain: diet yang tidak sehat, kurang olahraga, stress, penggunaan obat bebas dan obat yang diresepkan yang tidak sesuai dan merokok.

Lansia

Sistem pernapasan dan jantung mengalami perubahan sepanjang proses penuaan. Perubahan dihubungkan dengan klasifikasi katup jantung, nodus SA, dan tulang rawan iga. Osteoporosis menyebabkan perubahan ukuran dan bentuk toraks.

Gangguan jantung, meliputi : ketidak seimbangan jantung meliputi ketidak seimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardio miopati, dan hipoksia jaringan perifer. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia.

5. Klasifikasi Klasifikasi gangguan oksigenasi :

a. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :

Kecemasan

Infeksi/sepsis

Keracunan obat-obatan

Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejala hoperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.b. Hipoventilasi

Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.

c. Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :

Menurunnya hemoglobin

Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.

Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.

Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.

Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.

Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.Metode pemberian oksigen dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Sistem aliran rendah

Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 20 kali permenit.Alat yang digunakan dalam teknik sistem aliran rendah adalah : Kanula nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal. Keuntungan : Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman. Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir. Kateter nasalMerupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% 44%. Keuntungan : Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat. Sungkup muka sederhana, Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 60%. Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Sungkup muka dengan kantong rebreathing, Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 80% dengan aliran 8 12 liter/mnt Keuntungan : Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir Kerugian : Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir. Kerugian : Kantong oksigen bisa terlipat. b. Sistem Aliran Tinggi Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 55%. Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2 Kerugian : Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat. 7. Pemeriksaan Fisik

Pemerikasaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar. Teknik inpeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik.

Inpeksi

Saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan observasi dari kepala sampai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane mukosa, pola pernapasan, dan gerakan dinding dada. Setiap kelainan harus diperiksa selama palpasi, perkusi, auskultasi. Palpasi

Palpasi dada dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi, jenis dan jumlah kerja thoraks, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada (thrill), angkatan dada (heaves), dan titik impuls jantung maksimal.

Perkusi Perkusi adalah tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk menentukan adanya udara, cairan, atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek tersebut (Malasanos, Barkauskas, dan Stoltenberg-Allen, 1990). Perkusi menimbulkan getaran dari daerah dibawah area yang diketuk dengan kedalaman 4 sampai 6 cm (Seidel dkk, 1955). Lima nada perkusi adalah resonansi, hiperesonansi, redup, datar, timpani. Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya cair yang tidak normal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma. AuskultasiPenggunaan auskultasi menampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang tidak normal. Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara di sepanjang lapang paru : anterior, posterior, dan lateral. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan di suatu lapang paru, atau terjadi obstruksi. Auskultasi juga dilakukan untuk mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan status pernapasan.8. Pemeriksaan diagnostik / Penunjang

1. Pemeriksaan untuk Menentukan Keadekuatan Sistem Konduksi Jantung.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk menetukan konduksi jantung mencakup pemeriksaan dengan menggunakan metode:

a. Elektrokardiogram.Eletrokardiogram (EKG) menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dsn posisi listrik jantung (aksis jantung).b. Monitor Holter.

Monitor Holter merupakan peralatan yang dapat dibawa (portable) dan berfungsi merekam aktivitas listrik jantung dan menghasilkan EKG yang terus-menerus selama periode tertentu, misalnya selama 12 jam atau lebih.

c. Pemeriksaan stres latihan.

Pemeriksaan stres latihan digunakan untuk mengevaluasi respon jantung terhadap stress fisik.

d. Pemeriksaan elektrofisiologi.

Pemeriksaan elektrofisiologis (PEF) merupakan pengukuran invasif aktivitas listrik.2. Pemeriksaan untuk Menentukan Kontraksi Miokard dan aliran Darah.

a. Ekokardiografi, merupakan pengukuran noninvasif untuk mengevaluasi struktur internal jantung dan gerakan dinding jantung.

b. Skintigrafi atau angiografi radionuklida merupakan teknik noninvasif yang menggunak radio isotop untuk mengevaluasi struktur jantung, perfusi miokard, dan kontraktilitas.c. Kateterisasi jantung dan angiografi adalah prosedur invasive yang digunakan untuk memvisualisasi ruang-ruang jantung, katup, pembuluh-pembuluh darah besar, dan arteri koroner, serta mengukur tekanan dan volume di dalam empat ruang.3. Pemeriksaan untuk Mengukur Keadekuatan Ventilisasi dan Oksigenasi.

a. Pemeriksaan fungsi paru menentukan kemampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara efesien.

b. Kecepatan aliran ekspirasi puncak adalah titik aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal dan titik ini mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas menjadi besar. 9. Indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi dari tindakaIndikasi dari oksigenasi:

Hipoksemia, kekurangan oksigen dalam darah

Hiperventilasi, peningkatan jumlah O2 dalam paru-paru sehingga nafasnya lebih cepat.

Hipoventilasi, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan O2

Hipoksia, tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinpirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler.

Masalah pernapasan seperti asma dan pneumonia

Bronchitis

Penyakit jantung

Kontraindikasi dari oksigenasi:

Semua klien yang memiliki respon ventilasi oksigen yang tidak baik

Komplikasi dari oksigenasi:

Depresi pernapasan

Toksisitas oksigen

Penyerapan atelectasisB.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1. Pengkajian 1. Identitas

Pasien

Nama

: ........................................

Umur

: ........................................

Jenis kelamin

: ........................................

Pendidikan

: ........................................

Pekerjaan : ........................................

Status perkawinan : .......................................

Agama

: .......................................

Suku

: .......................................

Alamat

: .......................................

Tanggal masuk: ........................................

Tanggal pengkajian: ........................................

Sumber Informasi: ........................................

Diagnosa masuk: ........................................

Penanggung

Nama

: ........................................

Hubungan dengan pasien: ........................................

2. Riwayat keluarga

Genogram (kalau perlu)

Keterangan genogram

3. Status kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)

Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

b. Status Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang pernah dialami

Pernah dirawat

Riwayat alergi: ( Ya

( Tidak

Jelaskan : Riwayat tranfusi : ( Ya

( Tidak Kebiasaan :

Merokok ( Ya

( Tidak Sejak:Jumlah:

Minum kopi ( Ya ( Tidak Sejak:Jumlah:

Penggunaan Alkohol ( Ya

( Tidak Sejak:Jumlah:

Lain-lain: Jelaskan :4. Riwayat Penyakit Keluarga :.......................

5. Diagnosa Medis dan therapy

6. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

b. Nutrisi/ metabolic

c. Pola eliminasi

d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri01234

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.

e. Pola tidur dan istirahat

f. Pola kognitif-perseptual

g. Pola persepsi diri/konsep diri

h. Pola seksual dan reproduksi

i. Pola peran-hubungan

j. Pola manajemen koping stress

k. Pola keyakinan-nilai

7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : ( Baik( Sedang( LemahKesadaran:

TTV

TD:

Nadi :

Suhu:

RR:

a. Kulit, Rambut dan Kuku

Distribusi rambut :

Lesi

( Ya

( Tidak

Warna kulit( Ikterik( Sianosis( Kemerahan( Pucat

Akral

( Hangat( Panas

( Dingin kering( Dingin

Turgor:

Oedem

( Ya

( Tidak

Lokasi:

Warna kuku:

( Pink

( Sianosis( lain-lain

Lain-lain: .......................................................b. Kepala dan Leher

Kepala

( Simetris( Asimetris,Lesi:( ya

( Tidak

Deviasi trakea

( Ya

( Tidak

Pembesaran kelenjar tiroid

( Ya

( Tidak

Lain-lain: ..........................................................................

c. Mata dan Telinga

Gangguan pengelihatan

( Ya

( Tidak

Menggunakan kacamata ( Ya

( Tidak

Visus:

Pupil

( Isokor ( AnisokorUkuran:

Sklera/ konjungtiva

( Anemis( Ikterus

Gangguan pendengaran

( Ya

( Tidak

Menggunakan alat bantu dengar

( Ya

( Tidak

Tes weber:

Tes Rinne:

Tes Swabach:

Lain-lain: .......................................................................................

d. Sistem Pernafasan:

Batuk:

( Ya

( Tidak

Sesak:

( Ya

( Tidak

Inspeksi: .............................................................................................................................

Palpasi: ..............................................................................................................................

Perkusi: .............................................................................................................................

Auskultasi: .........................................................................................................................

Lain-lain: .......................................................

e. Sistem Kardiovaskular :

Nyeri dada( Ya

( Tidak

Palpitasi

( Ya

( Tidak

CRT

( < 3 dtk( > 3 dtk

Inspeksi: .............................................................................................................................

Palpasi: ..............................................................................................................................

Perkusi: ..............................................................................................................................

Auskultasi: .........................................................................................................................

Lain-lain: ....................................

f. Payudara Wanita dan Pria:

..............................................................................................................................................

g. Sistem Gastrointestinal:

Mulut

( Bersih

( Kotor

( Berbau

Mukosa

( Lembab( Kering( Stomatitis

Pembesaran hepar( Ya

( Tidak

Abdomen

( Meteorismus( Asites( Nyeri tekan

Peristaltik: x/mnt

Lain-lain : .....................................................

h. Sistem Urinarius :

Penggunaan alat bantu/ kateter

( Ya

( Tidak

Kandung kencing, nyeri tekan

( Ya

( Tidak

Gangguan( Anuria ( Oliguria( Retensi ( Inkontinensia

( Nokturia ( Lain-lain:

i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :

...............................................................................................................................................

j. Sistem Saraf:

GCS:Eye:

Verbal:

Motorik:

Rangsangan meningeal( Kaku kuduk( Kernig

( Brudzinski I( Brudzinski II

Refleks fisiologis

( Patela( Trisep( Bisep

( Achiles

Refleks patologis

( Babinski( Chaddock

( Oppenheim( Rossolimo( Gordon

( Schaefer( Stransky( Gonda

Gerakan involunter :

Lain-lain: .................................................................

k. Sistem Muskuloskeletal:

Kemampuan pergerakan sendi

( Bebas( Terbatas

Deformitas

( Ya

( Tidak

Lokasi:

Fraktur

( Ya

( tidak

Lokasi:

Kekakuan

( Ya

( Tidak

Nyeri sendi/otot

( Ya

( Tidak

Kekuatan otot :

Lain-lain: ......................................................

l. Sistem Imun:

Perdarahan Gusi

( Ya

( Tidak

Perdarahan lama

( Ya

( Tidak

Pembengkakan KGB

( Ya

( Tidak

Lokasi:

Keletihan/kelemahan

( Ya

( Tidak

Lain-lain: ..........................................................

m. Sistem Endokrin:

Hiperglikemia

( Ya

( Tidak

Hipoglikemia

( Ya

( Tidak

Luka gangrene

( Ya

( Tidak

Lain-lain: ..........................................................

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Data laboratorium yang berhubungan

b. Pemeriksaan Radiologi

c. Hasil Konsultasi

d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosis yang mungkin muncul pada pasien gangguan oksigenasi adalah :

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafasDefinisi : ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obsruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

2) Gangguan pertukaran gas

Definisi : kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.

3) Ketidakefektifan pola nafas

Definisi : inspirasi atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat.3. Rencana Asuhan Keperawatan

DIAGNOSIS KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA HASILPERENCANAAN INTERVENSIRASIONAL

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan asma ditandai dengan sputum dalam jumlah berlebihan.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..x 24 jam diharapkan bersihan jalan napas efektif sesuai dengan kriteria:

Respiratory status : airway patency Frekuensi napas dalam rentang normal

Irama napas dalam rentang normal

Mampu mengeluarkan sputum dari jalan napas

Bebas dari peningkatan suara napasAirway management Posisikan pasien untuk memaksimalkan oksigenasi

Ajarkan cara batuk efektif

Auskultasi suara napas, catat adanya penurunan dan peningkatan suara napas

Monitor status respirasi dan oksigenasi bila perlu Diberikan posisi semi/fowler tinggi atau senyaman pasien agar merasa lebih nyaman untuk bernapas

Meminimalisir nyeri saat batuk

Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi

Memonitoring keadaan sebagai acuan untuk tindakan selanjutnya

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi ditandai dengan pernafasan abnormal.Setelah jam, pernafasan pasien normal dengan ventilasi dan perfusi yang optimal ditinjau dari kriteri hasil :

Respiratory status : Ventilation RR dalam rentang normal.

Kedalaman pernafasan normal.

Tidak terdapat suara nafas tambahan (ronkhi basah, ronkhi, mengi, friction rub)

PaO2 (80-100 mmHg) dan PaCO2 (35-45 mmHg) dalam rentang normal

Kualitas istirahat baik

Tidak terdapat sianosisManajemen asam basa

Merawat kepatenan jalan nafas

Monitoring arterial blood gases (ABGs) dan serum dan level urin elektrolit jika diperlukan

Monitoring kehilangan asam (e.g muntah, keluaran nasogatric, diare, dan dieresis) , jika diperlukan

Oxygen therapy Bersihkan mulut, hidung, sekresi trakeal, jika diperlukan

Monitoring aliran oksigen

Untuk memaksimalkan pernafasan klien

Intervensi manajemen asam basa dilakukan agar pasien tidak mengalami asidosis dan alkalosis.

Intervensi monitoring dilakukan untuk menghindari dispnea.

Untuk mempermudah pernapasan klien

Agar pasien mendapatkan oksigen yang tepat

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan ditandai dengan penggunaan otot berlebih.Setelah x 24 jam, pasien dapat mendapatkan asupan oksigen yang baik melalui ventilasi yang optimal dengan criteria hasil :

- Respiratory status : Ventilationa. Respiration rate pasien dalam keadaan normal yakni :

-Newborns: 30-40 breaths per minute-Less Than 1 Year: 30-40 breaths per minute

-1-3 Years: 23-35 breaths per minute

-3-6 Years: 20-30 breaths per minute

-6-12 Years: 18-26 breaths per minute

-12-17 Years: 12-20 breaths per minute

-Adults Over 18: 1220 breaths per minute.

b.Ritme pernafasan dalam keadaan normal (tidak kusmaul, takipnea, bradipnea, apnea, hipernea, Cheyne Stokes, Biot, apneustik)

c.kedalaman inspirasi dari rentang 3 (rentang sedang dari normal) menjadi 5 (tidak ada penyimpangan rentang normal : eupnea)

d.tidak terdapat penggunaan otot aksesoris Terapi oksigen

Relaksasi otot progresif

Manajemen energi

-intervensi diberikan untuk meminimalisasi penggunaan otot bantu pernafasan

-manajemen energy untuk mengkompensasi energy yang digunakan oleh penggunaan oto bantu.

DAFTAR PUSTAKAPotter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Morhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC), Fifth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.

Dochterman, Joanne McCloskey Gloria M. Bulechek. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), Fifth Edition. Missouri: Mosby Elsevier

25