Lp Keluarga Anak Sekolah Diare
-
Upload
candra-rakhmawati -
Category
Documents
-
view
118 -
download
22
Transcript of Lp Keluarga Anak Sekolah Diare
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara berkembang. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak.
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare.
Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF
memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.
Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3
episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi
yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama
malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian
akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7%
1
dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare
di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.
Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals/
MDG’s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun
1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi
Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian
akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat (Kemenkes, 2011).
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun
kesembuhan pada pasien penderita diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan,
dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan
kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui
4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya
dibanding pada orang dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak
mengandung air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami
dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
kematian.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan
memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan
salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat
menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas untuk dapat melakukan asuhan keperawatan
keluarga dengan fokus utama anggota yang menderita Diare, sehingga diharapkan
dapat menambah pemahaman dan perilaku kesehatan bagi keluarga khususnya
keluarga kelolaan di Desa Banjaranyar sehingga mempunyai kemampuan hidup sehat
dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk melakukan lima tugas
kesehatan keluarga.
2
Asuhan keperawtan yang dikelola penyusun pada laporan ini berkaitan dengan
kasus tersebut, dalam laporan ini penyusun hanya membahas masalah tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. D DENGAN
FOKUS UTAMA An. D MENDERITA DIARE DI DESA BANJARANYAR RT 01/RW 01
KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS”.
B. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan laporan makalah ini, penyusun mempunyai beberapa tujuan
diantaranya adalah :
1. Tujuan umum
Menggambarkan pengelolaan kasus asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang menderita diare di desa
Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan khusus
Tujuan penulisan laporan kasus kelolaan ini adalah untuk :
a. Menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dari pengkajian,
identifikasi masalah, prioritas masalah, perencanaan, tindakan, dan evaluasi
pada keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang menderita diare di desa
Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
b. Menggambarkan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
kasus dalam keluarga pada keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang
menderita diare di desa Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas.
3
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan khususnya tentang
asuhan keperawatn keluarga dengan fokus utama anggota keluarga yang
menderita diare.
2. Institusi pendidikan prodi keperawatan Purwokerto
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan atau referensi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR DIARE PADA ANAK
1. Pengertian
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005 ; h.223).
Diare adalah buang air besar (defeksi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat (Mansjoer, 2000 ; h.470).
2. Etiologi
Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) penyebab dari diare antara lain :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno-
virus, rotavirus, astrovirus.
Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa
(entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis); jamur
(candida albicans).
5
2) Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA),
transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
3) Faktor Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat:
- Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
- Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa). Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b) Malabsorbsi lemak
c) Malabsorbsi protein
b. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan).
c. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar.
d. Faktor imunodefisiensi.
e. Faktor obat-obatan, antibiotik.
f. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.
3. Klasifikasi
Menurut Mansjoer (2000 ; h.500-505) diare dibagi menjadi 2 :
a. Diare Akut
Diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari..
b. Diare Kronis
Diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu, sedangkan pada bayi dan anak
berlangsung lebih dari dua minggu :
1) Diare osmotik
Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).
6
Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik
utama yang tidak terabsorbsi dan atau tidak diabsorbsi.
Tinja mempunyai kadar Na+ rendah (< 50 mEq/l dan beda osmotiknya
bertambah besar (> 160 mOsm/L).
Dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori
protein, bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Kelainan-kelainan yang menyebabkan diare osmotik kronis dapat
diklasifikasi dari mekanisme patofisiologinya, umur pada saat
mulainya/pola tampilannya.
2) Diare sekretorik
Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.
Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.
Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.
Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEq/L) dan perbedaan
osmotiknya < 20 mOsm/L.
3) Diare inflamsi
Diare dengan kerusakan dan kematian enterosit disertai peradangan
sehingga feses terdapat darah. Diare inflamasi dibagi menjadi dua yaitu
inflamasi nonspesifik dan spesifik.
4. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
7
b. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
8
Hipertermii
Infeksi (Virus, Bakteri, Parasit)
Molabsorbsi Makanan di usus
Makanan Beracun Faktor Psikologis
Reaksi Inflamasi Tek Osmotik Rangsang Saraf Parasimpatik
Gg. Motilitas UsusPe sekresi cairan dan elektrolitPergeseran cairan & elektrolit ke rongga usus
Isi Rongga Usus Hipermotilitas Hipomotilitas
Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh SS
DIARE
Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering Output >> Obsorbsi >>
MK: < Pengetahuan
Perubahan nutrisi
Nyeri akut Iritasi Kulit
Resiko kerusakan integritas kulit
Dehidrasi
Tubuh kehilangan cairan & elektrolit
Pe vol cairan ekstra sel
Pe cairan intertitiil
Tugor kulit
Kurang volume cairan
Proses demam
PATHWAY KEPERAWATAN
9
Gambar 2.1 Pathway keperawanan diare
5. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) secara umum manifestasi klinis yang muncul
akibat diare adalah :
Mula-mula pasien cengeng
Gelisah
Suhu tubuh biasanya meningkat
Nafsu makan berkurang atau tidak ada
Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu.
Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin
lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari
laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare, dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit. Akan terjadi dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan
turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada
bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Manifestasi klinis yang terjadi pada klien diare berdasarkan tingkat dehidrasi :
a. Diare dengan dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 5% dari berat badan
Kesadaran baik (samnolen)
Mata agak cekung
Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal
10
Berak cair 1-2 kali per hari
Lemah dan haus
Ubun-ubun besar agak cekung
b. Diare dengan dehidrasi sedang
Kehilangan cairan lebih dari 5-10% dari berat badan
Keadaan umum gelisah
Rasa haus
Denyut nadi cepat dan pernafasan agak cepat
Mata cekung
Turgor dan tonus otot agak berkurang
Ubun-ubun besar cekung
Kekenyalan kulit sedikit berkurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik
c. Diare dengan dehidrasi berat
Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan
Keadaan umum dan kesadarna umum koma (apatis)
Denyut nadi cepat nsekali
Pernafasan kusmaul (cepat sekali)
Ubun-ubun besar cekung sekali
Mata cekung sekali
Turgor/tonus kurang sekali
Selaput lendir kurang/asidosis.
6. Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2005 : 145) akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit
secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
b. Rinjatan hipovolemik
c. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
11
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktasi.
f. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
antara lain :
a. Pemeriksaan Tinja
1) Makroskopis
Bentuk tinja dan jumlah tinja dalam sehari kurang lebih 250 mg.
2) Mikroskopis
Na dalam tinja (normal : 56-105 mEq/l) Chloride dalam tinja (normal : 55-95
mEq/l), kalium dalam tinja (normal : 25-26 mEq/l), HCO3, dalam tinja
(normal : 14-31 mEq/l).
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan label klining test bisa
diduga terjadi intoleransi gula. PH normal kurang dari 6. Gula tinja, normalnya
tidak terjadi gula dalam tinja.
c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, lebih cepat
dilakukan dengan pemeriksaan analisa gas darah. Dalam pemeriksaan gas
darah nilai jika terjadi alkaliosis metabolic/asidosis respiratorikmaka nilai CO2
lebih tinggi dari nilai O2, sedangkan jiaka terjadi asidosis metabolik alkalosis
respiratori maka nilai CO2 lebih rendah dari O2.
d. Pemeriksaan kadar urin dan kreatinin untuk mengetahui fool ginjal
Urin normal 20-40 mg/dl. Jika terjadi peningkatan menunjukan adanya
dehidrasi. Kreatinin normal 0,5-1,5 mg/dl. Jika terjadi peningkatan menunjukan
adanya penurunan fungsi ginjal.
e. Pemeriksaan darah lengkap
12
Darah lengkap meliputi elektroda serum, kreatinin, menunjukan adanya
dehidrasi. Nilai normal hemoglobin adalah 13-16 g/dl, hematokrit 40-48 vol%.
Hemoglobin dan hematokrit biasanya mengalami penurunan diare akut.
f. Duodeual Intubation
Gunanya untuk mengetahui kuman secara kuantitatif terutama pada diare
kronik. Penyebab yang ditemukan tidak ada yang berupa mikroba tunggal baik
itu Shigela, Crypto Sporodium dan E. Colienteroagregatif. Hasil pemeriksaan
duodeual intubation berupa +++ ( positif 3 ) menunjukan adanya 3 kuman
bakteri yang menjadi penyebab diare.
8. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2000 ; h.471-472) ada empat prinsip penting penanganan
diare yaitu :
a. Pemberian terapi rehidrasi
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit
secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai
diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yang diberi harus sama
dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/atau muntah
(previous water losses = PWL); ditambah dengan banyaknya cairan yang
hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = NWL);
dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah
yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL).
Jumlah tersebut tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-
masing anak atau golongan umur :
1) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-10 Kg)
sesuai dengan derajat dehidrasinya.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
13
berat 125 100 25 250
2) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 Kg)
sesuai dengan derajat dehidrasinya.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
berat 80 80 25 185
3) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur > 15 tahun (BB 15-25 Kg)
sesuai dengan derajat dehidrasinya.
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 25 65 25 115
Sedang 50 65 25 140
berat 80 65 25 170
b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindarkan efek buruk pada status gizi.
c. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan
panas, kecuali pada :
Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis.
Suspek kolera dengan dehidrasi berat.
Diare persisten.
d. Obat-obat antidiare meliputi antimotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein,
opium), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk
14
prometazin dan klorpromazin. Tidak satun pun obat-obat ini terbukti
mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa malahan
mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh diberikan
pada anak dibawah lima tahun.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA
1. Konsep Dasar Keluarga
Dalam pembahasan konsep keluarga kali ini tidak hanya akan membahas
tentang pengertian keluarga, bentuk maupun fungsi keluarga saja, tetapi yang
terpenting adalah tentang pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga
serta pengaruh anggota keluarga secara keseluruhannya dalam hal ini terkait
dengan penjelasan masalah penyakit Diare.
2. Pengertian keluarga
Menurut Effendy (1998 ; h.32-33) keluarga adalah unit terkecil masyarakat,
terdiri atas dua orang atau lebih, hidup dalam satu rumah, adanya ikatan perkawinan
dan pertalian darah berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, di bawah
asuhan seorang kepala rumah tangga, setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
3. Bentuk Keluarga
Menurut Effendy (1998 ; h.33-34) bentuk keluarga ada enam, salah satu tipe
tersebut adalah Keluarga Inti (Nuclear Family) yang umumnya dianut oleh sebagian
besar keluarga di Indonesia. Dimaksud keluarga inti karena didalam keluarga
tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Pemahaman tentang tipe keluarga ini
penting diketahui oleh perawat dikarenakan tipe keluarga dapat memberikan
gambaran akan besarnya upaya dan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang diharapkan.
15
4. Perkembangan Keluarga
Ada delapan tahapan perkembangan keluarga dimana saat ini tahap
perkembangan keluarga yang sedang dilalui oleh keluarga Tn.D adalah tahap
keluarga dengan anak usia sekolah. Dalam tahap ini anak terbesar berada pada usia
sekolah dan keluarga memiliki tugas mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya, menyediakan aktivitas untuk anak,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, serta memenuhi
kesehatan fisik anggota keluarga.
5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dianut oleh keluarga Tn.D adalah patrilineal. Hal ini
dibuktikan dengan hubungan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi disusun melalui garis ayah (Effendy, 1998 : h.33) dimana
terdapat empat dasar dimensi structural yaitu a) struktur peran, b) struktur
kekuasaan, c) pola komunikasi, dan d) sistem nilai. Keempat dimensi ini
menggambarkan bagaimana keluarga tersebut diorganisasikan, ditata dan
bagaimana komponen tersebut berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
6. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Menurut Effendy (1998 ; h.34) pemegang kekuasaan dalam keluarga antara
lain ada tiga salah satunya yang dianut oleh keluarga Tn.D adalah Patrikal
dikarenakan yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ayah, yaitu Tn.D.
7. Peranan dalam Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
16
Peranan dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Berbagai peranan dalam keluarga menurut Effendy (1998 : 34) adalah sebagai
berikut :
a. Peranan Ayah
Tn.D sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Ny.T sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
penting untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping peranan sosialnya serta
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan Anak
An.D sebagai anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
8. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yang dijalankan oleh
keluarga Tn.D yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatunya untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
17
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia, maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e. Fungsi Perwatan Kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi dan kebutuhan fisik, pangan, papan, dan pemenuhan
kesehatan.
9. Stressor dan Koping Keluarga
Stressor atau faktor pemicu masalah yang ada dalam keluarga secara teori
menjelaskan bagaimana cara keluarga untuk bereaksi terhadap stressor tersebut
dan mempertimbangkan faktor yang dapat meningkatkan penyesuaian terhadap
masalah yang terjadi.
Melihat pada terjadinya masalah khususnya masalah kesehatan yang terjadi
akibat stressor tersebut, setiap keluarga memiliki koping yang berbeda dalam
mengatasinya namun menurut Friedman (1998) untuk dapat mengatasi masalah itu
setiap keluarga harus memiliki lima tugas utama memelihara kesehatan keluarga
khususnya dalam konteks ini ialah pada keluarga dengan fokus utama anggota
keluarga yang menderita Diare yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
tentang gejala Diare.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita penyakit Diare.
18
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita Diare.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit Diare.
Konsep tentang keluarga diatas penting untuk dipahami karena hal tersebut
berfungsi sebagai dasar dalam pengelolaan asuhan keperawatan keluarga. Pada
pembahasan berikutnya, penyusun akan menguraikan mengenai konsep asuhan
keperawatan penyakit diare kemudian dilanjutkan dengan asuhan keperawatan
keluarga dengan fokus utama anggota keluarga yang menderita Diare.
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
(Friedman, 1998 ; h.279)
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan penyelesaian
masalah yang dimulai dari pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi sampai dengan evaluasi, secara rinci
penyusun akan uraikan setiap tahap proses keperawatan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
(Wijayanti, 2007 ; I)
Berikut ini hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga yaitu :
19
a. Data umum, meliputi : nama, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga serta genogramnya, tipe keluarga, suku bangsa,
agama, status sosial ekonomi keluarga, aktifitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi : tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti serta riwayat keluarga
sebelumnya.
c. Pengkajian lingkungan, meliputi : karakteristik rumah, karakteristik tetangga
dan komunitas RW, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat, sistem pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga, meliputi : pola komunikasi keluarga, struktur kekuasaan
keluarga, struktur peran, nilai atau norma keluarga.
e. Fungsi keluarga, meliputi : fungsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan,
fungsi reproduksi, dan fungsi ekonomi keluarga.
f. Stress dan koping keluarga, meliputi : stressor jangka pendek dan panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap stressor, strategi koping yang
digunakan, strategi adaptasi disfungsional.
g. Pemeriksaan fisik, dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga.
Dalam pengkajian diperlukan suatu data-data yang dapat diperoleh melalui
berbagai cara. Menurut Friedman (1998 ; 56-62), cara yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data adalah :
a. Wawancara
Dilakukan dengan tatap muka langsung dengan pasien.
b. Observasi
Dengan memperhatikan fasilitas yang ada di lingkungan rumah.
c. Studi dokumentasi
Didapatkan melalui informasi tertulis yang diperoleh dari instansi lain seperti
puskesmas, desa, dan lain sebagainya.
20
Menurut Friedman (1998 : h.50-58), pengkajian keluarga dilakukan meliputi :
a. Pengkajian terhadap keluarga :
1) Mengidentifikasi data dan sosial budaya.
2) Data lingkungan.
3) Struktur keluarga.
4) Fungsi keluarga.
b. Pengkajian terhadap individu :
1) Mental.
2) Fisik.
3) Emosional.
4) Sosial.
5) Spiritual.
Menurut Friedman (1998 ; h.63), analisa data dibuat dengan memprioritaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah adalah :
a. Sifat masalah.
b. Kemungkinan masalah untuk diubah.
c. Kemungkinan masalah untuk dicegah.
d. Menonjolnya masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan keluarga harus ada data, problem atau masalah,
dan etiologi. Data tersebut diperoleh melalui pengkajian baik secara subjektif
maupun objektif, sedangkan problem di dapat dari tipologi diagnosis keperawatan
menurut Friedman (1998 ; h.59), yaitu :
a. Aktual (terjadi defisit gangguan kesehatan).
b. Resiko (ancaman kesehatan).
c. Potensial (keadaan sejahtera/wellness).
21
Etiologi diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dan dari
tugas perawatan kesehatan keluarga berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga,
khusus diagnosa potensial boleh tidak menggunakan etiologi, dalam satu keluarga
dapat menentukan lebih dari satu diagnosa keperawatan, untuk menemukan
prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan, dihitung menggunakan cara
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Skala prioritas diagnosa asuhan keperawatan keluarga
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah :
Skala :
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman Kesehatan
- Krisis/ keadaan sejahtera
3
2
1
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Skala :
- Dengan mudah
- Hanya sebagian
- Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensi masalah untuk dicegah :
Skala :
1
22
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
3
2
1
4. Menonjolnya masalah :
Skala :
- Masalah berat, harus ditangani
- Masalah tidak perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Sumber : Friedman (1998 ; h.59)
Skoring :
a. Tentukan skor tiap kriteria.
b. Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan bobot.
c. Jumlah skor untuk setiap kriteria.
SkorAngkaTertinggi
X Bobot
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a. Diare berhubungan dengan infeksi (virus, bakteri, parasit), malabsorbsi
makanan di usus, factor psikologis
b. Kekurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan
elektrolit pada tubuh.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi.
23
d. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
f. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
3. Fokus Intervensi
Fokus intervensi disesuaikan dengan tugas keperawatan keluarga :
a. Diare
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan diare
dapat teratasi.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga
dapat merawat anggota keluarga yang menderita diare.
NOC : Bowel Continence
Kriteria Hasil :
Tabel 2.2 Kriteria hasil diegnosa diare
Indikator Tujuan Akhir
- Memelihara kontrol terhadap
pengeluaran feses
- Pengeluaran feses dapat
diketahui
- Diare berkurang
- Pencernaan cukup serat dan
cairan
- Mengetahui hubungan antara
5
5
5
5
5
24
intake dengan pola defekasi
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang diare.
b) Jelaskan arti diare.
c) Jelaskan tentang penyakit diare secara keseluruhan.
d) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat diare.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan diit bagi penderita diare.
b) Diskusikan cara merawat klien dengan diare.
c) Jelaskan cara pencegahan diare.
d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi pasien dan keluarga.
b) Beri kesempatan untuk bertanya.
25
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
b) Beri kesempatan untuk memilihnya.
c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
b. Kekurangan volume cairan.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan
kekurangan volume cairan dapat teratasi.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kekurangan volume
cairan.
NOC : Fluid balance
Kriteria Hasil :
Tabel 2.3 Kriteria hasil diagnosa kekurangan
volume cairan
Indikator Tujuan Akhir
- Intake dan output 24jam
seimbang
- Membrane mukosa lembab
- Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
5
5
5
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
26
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang diare.
b) Jelaskan arti cairan.
c) Jelaskan sumber cairan.
d) Jelaskan manfaat cairan.
e) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat kekurangan cairan.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan kebutuhan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
b) Diskusikan cara merawat klien dengan kekurangan volume cairan.
c) Jelaskan cara pencegahan kekurangan cairan.
d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
c) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien dan keluarga.
d) Jelaskan pentingnya pantauan pemasukan dan pengeluaran
cairan.
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
e) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
f) Beri kesempatan untuk memilihnya.
g) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
27
h) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
NOC : Nutritional status food and fluid intake
Kriteria Hasil :
Tabel 2.4 Kriteria hasil diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Indikator Tujuan Akhir
- Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi (pasien
mengerti jadwal makanan dan
jenis makanan)
- Tidak ada tanda-tanda mal
nutrisi (tanda-tanda malnutrisi
dan jenis makanan bibir
pecah-pecah, kulit rambut
rontok, BB menurun dan
rambut kemerahan)
- Menunjukkan peningkatan
5
5
28
fungsi pengecapan menelan
(pasien mau makan, porsi
makan habis)
5
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang nutrisi.
b) Jelaskan arti nutrisi.
c) Jelaskan sumber-sumber bahan makanan.
d) Jelaskan manfaat nutrisi.
e) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat dari kekurangan dan kelebihan nutrisi.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan diit bagi penderita diare.
b) Motivasi pentingnya diit yang benar.
c) Diskusikan cara merawat klien dengan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh..
d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
29
a) Jelaskan pentingnya makanan dan lingkungan yang bersih.
b) Beri kesempatan untuk bertanya.
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
b) Beri kesempatan untuk memilihnya.
c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
d. Nyeri akut.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
yang dirasakan klien berkurang atau hilang.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga
dapat merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri.
NOC : Pain control
Kriteria Hasil :
Tabel 2.5 Kriteria hasil diagnosa nyeri akut
Indikator Tujuan Akhir
- Mengenal faktor penyebab
(makanan dan frekuensi BAB)
- Menggunakan metode
pencegahan non analget
(ditraksi, relaksasi)
- Mengenali gejala-gejala nyeri
(mules, cengeng, gelisah,
eksprewi wajah merintih,
memegangi perut)
5
5
5
30
- Pernyataan nyeri
5
Keterangan :
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang nyeri.
b) Jelaskan arti nyeri.
c) Jelaskan sumber nyeri.
d) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat nyeri bila tidak ditangani.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan cara merawat klien dengan nyeri.
b) Jelaskan cara pencegahan nyeri.
c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
a) Jelaskan lingkungan yang baik untuk mengurangi nyeri.
31
b) Beri kesempatan untuk bertanya.
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
b) Beri kesempatan untuk memilihnya.
c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
e. Kerusakan integritas kulit.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga
dapat merawat anggota keluarga yang mengalami kerusakan integritas kulit.
NOC : Tissue integrity : skin and mucous membrane
Kriteria Hasil :
Tabel 2.6 Kriteria hasil diagnosa kerusakan integritas kulit
Indikator Tujuan Akhir
- Integritas kulit yang baik, bisa
dipertahankan/kulit elastis
- Tidak ada luka (lesi pada kulit
pada kemerahan, kulit tidak
kering).
- Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembahan
kulit dan perawat alami
(pemberian baby oil/lotioon,
5
5
5
32
tidak diberikan bedak)
- Hidrasi sesuai yang diharapkan
- Teksture sesuai yang
diharapkan
- Kulit tidak kering
5
5
5
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang integritas kulit.
b) Jelaskan arti kerusakan integritas kulit.
c) Jelaskan sebab dan tandanya.
d) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat kerusakan integritas kulit.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
kerusakan integritas kulit.
33
b) Jelaskan cara pencegahan kerusakan integritas kulit.
c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien.
b) Jelaskan pentingnya pemantauan pada klien.
c) Beri kesempatan untuk bertanya.
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
b) Beri kesempatan untuk memilihnya.
c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
f. Hipertermi.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
hipertermi tidak terjadi.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluaraga
dapat merawat anggota keluarga yang mengalami hipertermi.
NOC : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
Tabel 2.7 Kriteria hasil diagnosa hipertermi
Indikator Tujuan Akhir
- Suhu tumbuh dalam rentang
normal (36,5o C)
- Tidak ada perubahan warna
kulit
5
5
34
- Hidrasi adekuat
- Melaporkan kenyamanan suhu
tubuh
5
5
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang hipertermi.
b) Jelaskan arti hipertermi.
c) Jelaskan sebab dan tandanya.
d) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat hipertermi.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
hipertermi.
b) Jelaskan cara pencegahan hipertermi.
c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien.
b) Jelaskan pentingnya pemantauan pada klien.
c) Beri kesempatan untuk bertanya.
35
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
b) Beri kesempatan untuk memilihnya.
c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
g. Kurang pengetahuan.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien
dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali kunjungan, keluarga
dapat mengenal masalah kesehatan dengan pemahaman tentang penyakit
diare.
NOC : Knowledge : disease proses
Kriteria Hasil :
Tabel 2.8 Kriteria hasil diagnose kurang pengetahuan
Indikator Tujuan Akhir
- Mendeskripsikan faktor
penyebab, proses, efek, tanda
dan gejala, perjalanan penyakit
- Mampu menjelaskan apa yang
dijelaskan perawat
5
5
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
36
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Intervensi :
1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
a) Gali pengetahuan keluarga tentang penyakit klien.
b) Jelaskan tentang penyakit klien.
c) Jelaskan sebab dan tanda penyakit klien.
d) Beri kesempatan bertanya.
2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
a) Jelaskan akibat kurang pengetahuan tentang penyakit klien.
b) Beri kesempatan untuk memutuskan.
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.
3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
a) Jelaskan cara mendapatkan informasi tentang penyakit klien.
b) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.
d) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien dan keluarga.
e) Motivasi keluarga untuk memelihara dan menjaga keamanan
lingkungan.
f) Beri kesempatan untuk bertanya.
5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
e) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.
f) Beri kesempatan untuk memilihnya.
g) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
h) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.
37
4. Evaluasi
Tabel 2.9 Evaluasi dari diagnosa keperawanan penyakit diare
Dx Kriteria Hasil Skala
I - Memelihara kontrol terhadap pengeluaran feses
- Pengeluaran feses dapat diketahui
- Diare berkurang
- Pencernaan cukup serat dan cairan
- Mengetahui hubungan antara intake dengan pola defekasi
5
5
5
5
5
II - Intake dan output 24jam seimbang
- Membrane mukosa lembab
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
5
5
5
III - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi (pasien mengerti jadwal
makanan dan jenis makanan)
- Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi (tanda-tanda malnutrisi dan jenis
makanan bibir pecah-pecah, kulit rambut rontok, BB menurun dan
rambut kemerahan)
- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan menelan (pasien mau
makan, porsi makan habis)
5
5
5
IV - Mengenal faktor penyebab (makanan dan frekuensi BAB)
- Menggunakan metode pencegahan non analget (ditraksi, relaksasi)
- Mengenali gejala-gejala nyeri (mules, cengeng, gelisah, eksprewi
wajah merintih, memegangi perut)
- Pernyataan nyeri
5
5
5
5
38
V - Integritas kulit yang baik, bisa dipertahankan/kulit elastis
- Tidak ada luka (lesi pada kulit pada kemerahan, kulit tidak kering).
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembahan kulit dan
perawat alami (pemberian baby oil/lotioon, tidak diberikan bedak)
- Hidrasi sesuai yang diharapkan
- Teksture sesuai yang diharapkan
- Kulit tidak kering
5
5
5
5
5
5
VI - Suhu tumbuh dalam rentang normal (36,5o C)
- Tidak ada perubahan warna kulit
- Hidrasi adekuat
- Melaporkan kenyamanan suhu tubuh
5
5
5
5
VII - Mendeskripsikan faktor penyebab, proses, efek, tanda dan gejala,
perjalanan penyakit
- Mampu menjelaskan apa yang dijelaskan perawat
5
5
39
BAB III
TINJAUAN KASUS
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga Tn.D tinggal di Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1,
Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab. Banyumas. Tipe keluarga pada Tn.D termasuk
keluarga inti, dimana dalam satu rumah terdiri Tn.D sebagai Ayah, Ny. T sebagai Ibu, dan
An.D sebagai anak. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut yaitu terjadi diare pada
An.D. keluhan yang dirasakan An.D rewel, pucat, lemas, BU: 10-12x/menit, TD: 100/70
mmH, R: 25 x/menit, N: 99 x/menit, S: 37.90C, kekenyalan kulit sedikit kurang, kulit kering,
membrane mukosa kering, elastisitas kulit ± 1 detik. Keluarga Tn.D sudah memeriksakan
An.D ke puskesmas namun belum menunjukkan adanya perubahan.
A. PENGKAJIAN
Hari : Selasa
Tanggal : 10 Desember 2013
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1, Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab.
Banyumas
I. DATA UMUM
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. D
2. Alamat dan telepon : Jl. Brawijaya IV no. 06, 1/1, Desa Banjaranyar, Kec.
Sokaraja, Kab. Banyumas
40
3. Pekerjaan KK : Wiraswasta
4. Pendidikan KK : D3 Peternakan Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto
5. Komposisi Keluarga :
Tabel 3.1 Komposisi keluarga pada Tn. D
NO NamaJenis
Kelamin
Hub.
KeluargaUmur Pendidikan Pekerjaan
Status
Kesehatan
1. Ny, T Perempua
nIstri
26
TahunSMK
Ibu Rumah
Tangga
Sehat
2. An. D Perempua
n
Anak
kandung
6
TahunSD
Masih
sekolah
Sehat
6. Genogram
Gambar 3.1 Genogram keluarga pada Tn. D
Ket:
41
: Laki- Laki
: Perempuan
: Sedang Hamil
: Tinggal satu rumah
7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti
8. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
9. Agama : Islam
10. Status sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga ± Rp 2.000.000,- per bulan, yang diperoleh dari gabungan
antara penghasilan suami dan istri, penghasilan suami diperoleh dari bekerja
sebagai wiraswasta di peternakan ayam di CV. APRICA, penghasilan istri
diperoleh dari menjual tas dan aksesoris wanita, dan hasil yang didapatkan tidak
tetap perbulannya. Menurut keluarga penghasilan yang diperoleh sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya anak sekolah.
11. Aktifitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yag dilakukan anak dari pasangan suami istri tersebut kadang-kadang
bermain bersama teman-temannya dilingkungan sekitar rumah, menonton TV di
rumah pada sore hari dan malam hari, bersilaturahmi dilingkungan sekitar,
kadang-kadang setiap hari Minggu pergi berekreasi ke tempat wisata (misal:
Owabong, Pancuranmas Padamara, dll), kadang-kadang mengunjungi orang tua
di Dukuh Waluh.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.D berada pada perkembangan keluarga dengan usia sekolah
42
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.D mengatakan belum dapat memenuhi kebutuhan kesehatan fisik dan menjaga
kesehatan anggota keluarga.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. D mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Namun kadang-kadang
Tn. D sakit pusing, masuk angin, batuk, pilek dan kelelahan karena bekerja. Ny. T
juga belum pernah menderita penyakit yang serius, paling hanya pusing, batuk dan
pilek, sekarang Ny.T sedang mengandung anak ke-2 yang berumur kehamilan ± 3
bulan, Ny.T rutin tiap minggu untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya ke
bidan terdekat yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Anak pertamanya
adalah An.D, dia perempuan yang sudah berumur 6 tahun dan sekarang telah
bersekolah SD kelas 1, status imunisasi pada An. D saat balita lengkap semua
dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan di Bidan Desa tersebut, An.D saat ini
sedang menderita diare, dalam sehari 5 kali BAB dan Tn.D sudah membawa
anaknya ke Puskesmas dan Bidan. Tn.D saat ini masih merokok 3-5 batang rokok
perhari.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat kesehatan tentang penyakit sebelumnya dalam keluarga Tn.D.
III. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Luas Rumah yang ditempati ±96m2 (lebar 8 meter, panjang 12 meter), terdiri dari 4
kamar tidur, 2 kamar tidur kosong, 1 kamar mandi dan WC luar, 2 kamar mandi
didalam kamar, ruang tamu, Ruang keluarga, dapur, gudang, kolam ikan, tempat
cucian, teras, garasi mobil/motor, kandang ayam dibelakang rumah (belakang
43
1
6
2
43
5
78
10
99
11
dapur). Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari
keramik, terdapat ventilasi disetiap jendela/ atas pintu masuk. Sinar matahari
cukup, Barang yang tidak terpakai sehari-hari ditempatkan digudang dan kadang-
kadang hanya diletakkan disembarang tempat, Sumber air minum dari gallon isi
ulang yang dimasak, untuk mencuci, mandi menggunakan air sumur yang berada
disamping timur rumah, WC yang dimiliki sudah ada septic tank. Kebiasaan
memasak menggunakan kompor gas.
Denah Rumah
Gambar 3.2 Denah rumah pada Tn. D
Ket:
1 = Teras
2 = Ruang tamu
3, 4,7,9 = Kamar tidur
5 = Ruang Keluarga
6 = Garasi
8,10 = Dapur
44
11 = Kandang ayam
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan kiri rumah Tn.D selalu berinteraksi dengan baik dan selalu
memperhatikan keadaan kesehatan keluarga. Tn.D dengan memberikan
support/dukungan kepada keluarga Tn.D jika sedang sakit atau jika ada masalah
kesehatan lainnya. Karena tetangga dalam satu RT tersebut merupakan satu
anggota keluarga besar dalam garis silsilah keluarga.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.D setelah menikah menempati rumah tersebut bersama dengan kedua
orang tuanya , dan setelah sudah ±7 tahun bersama denga kedua orang tua dari
Tn.D, mereka berpisah dan kedua orang tua Tn.D pindah rumah di Dukuh Waluh,
Purwokerto bersama dengan anak ke-3 nya, sehingga sekarang keluarga Tn.D
menempati rumah sebelumnya dan hidup mandiri. Jika Tn.D sedang dalam kondisi
sehat, Tn.D bekerja dari pagi sampai sore, dan istrinya mengantarkan anaknya
sekolah dan kadang-kadang sambil berjualan tas dilingkungan sekitar, anaknya
berangkat sekolah dari pagi sampai siang hari, dan kadang-kadang pulang sekolah
dijemput oleh mbahnya dan kadang-kadang menginap dirumah orang tua Tn.D
(mbahnya) di Dukuhwaluh. Anaknya yang bersekolah sekarang sedang libur.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini sering mengikuti pengajian, arisan dan kondangan yang dilaksanakan
rutin di Desa Banjaranyar oleh kelompoknya, tetapi sekarang Ny.T sedang hamil
dan untuk menjaga kesehatan janinnya, Ny.T jarang mengikuti kegiatan tersebut
jika sedang lelah/ ada halangan.
45
5. Sistem pendukung keluarga
Jika dalam keluarga ada anggota keluarga yang sedang sakit/ada masalah
kesehatan biasanya dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat yaitu di Bidan
Desa Ny.A yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya atau dibawa ke
Puskesmas/Rumah Sakit. Untuk saat ini Ny.T selalu memeriksakan kandungannya
di Bidan Desa tersebut secara rutin.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah untuk
menyelesaikan masalah anaknya. Namun terkadang Tn.D menegur dengan keras
dan marah bila anaknya tidak mau sekolah atau membolos dan tidak mau menuruti
kata orang tua.
2. Struktur peran
Tn.D merasa tetap menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam
keluarga dan kehidupan keluarganya, meskipun kadang-kadang terdapat masalah-
masalah dalam keluarga, tetapi Tn.D sebagai kepala keluarga tetap menuntun
keluarga dalam memecahkan masalah-masalah yang ada. Tn.D juga menjadi
Bendahara di RT nya yang harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diamanahkan. Anaknya dikatakan berperilaku wajar sesuai dengan usianya, tetapi
jika anaknya nakal selalu diingatkan hal yang baik-baik.
3. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Melihat penyakit yang diderita
anaknya, merupakan penyakit yang dapat diobati dan dapat disembuhkan, karena
Tuhan tidak akan memberikan penyakit yang tidak ada obatnya.
46
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afeksi
Tn.D mengatakan masih mampu mendidik anaknya dan sewaktu-waktu
memberikan teguran apabila anaknya telah diperingatkan oleh ibunya tetap tidak
mau menurut. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap
diajarkan oleh keluarga.
2. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan mencontohkan bagaimana berperilaku sesuai
dengan norma dan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah
dan dilingkungan sekitar.
3. Fungsi Perawatan kesehatan
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya semaksimal mungkin untuk mencari
bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit. Yang merawat
An.D adalah ibunya.Pemanfaatan sarana kesehatan saat ini cukup terpenuhi
karena Tn.D memiliki penghasilan yang dapat diperoleh secara rutin.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan ingin punya anak lagi. Ny.T saat ini sedang hamil 4 bulan.
Menurut pengakuan Tn.D meskipun istrinya sedang hamil kadang-kadang masih
berhubungan suami istri.
5. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang didapatkan sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dalam menggunakan uang selalu sehemat
mungkin, dan selalu menyisahkan uang untuk diabung.
47
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor yang dimiliki
Stressor yang sangat dirasakan oleh Tn.D dan Ny.T adalah anak yang tidak nafsu
makan dan sekarang sedang mengalami diare.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya yang sedang mengalami Diare,
dan berusaha semaksimal mungkin dengan melakukan pengobatan agar anaknya
cepat sembuh.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan selalu melibatkan ayahnya untuk
mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.D sering memberi nasehat pada anaknya agar tidak jajan sembarangan.
VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN TIAP INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA
Tabel 3.2 Pemeriksaan fisik setiap anggota keluarga pada keluarga Tn. D
No Pemeriksaan
fisik
Tn. D Ny. T An. D
1. Kepala Mesochepale Mesochepale Mesochepale
2. Leher Tidak nampak
adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan arteri
Tidak nampak
adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan arteri
Tidak ada
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri carotis
48
carotis, tidak teraba
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
carotis, tidak
teraba adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
3. Mata Konjungtiva tidak
terlihat anemis.
Konjungtiva tidak
terlihat anemis.
Konjungtiva
tidak terlihat
anemis.
4. Telinga Fungsi
pendengaran baik,
tidak terdapat
serumen
Fungsi
pendengaran baik
tidak terdapat
serumen
Fungsi
pendengaran
baik tidak
terdapat
serumen
5. Hidung Tidak terdapat polip Tidak terdapat
polip
Tidak terdapat
polip
6. Mulut Tidak terdapat
sianosis
Tidak terdapat
sianosis
Tidak terdapat
sianosis,
membrane
mukosa kering.
7. Paru-paru Inspeksi : ekspansi
dada simetris
Palpasi : tactil
fremitus sama
ka/ki,
Perkusi : suara
paru ka/kiri sama,
sonor
Inspeksi :
ekspansi dada
simetris
Palpasi : tactil
fremitus teraba
sama ka/ki.
Perkusi : suara
paru ka/kiri sama,
sonor
Inspeksi :
ekspansi dada
simetris
Palpasi : tactil
fremitus teraba
sama ka/ki
Perkusi : suara
paru ka/kiri
sama, sonor
49
Auskultasi : bunyi
vesikuler, wheezing
ka/ki -/-, ronchi
ka/ki -/-
Auskultasi : bunyi
vesikuler,
wheezing ka/ki -/-,
ronchi ka/ki -/-
Auskultasi :
bunyi vesikuler,
wheezing ka/ki
-/-, ronchi ka/ki
-/-
8. Jantung Inspeksi : Ictus
cordis terlihat di
ICS V
Palpasi : Ictus
cordis teraba di ICS
V, tak ada nyeri
tekan
Perkusi : Terdengar
suara pekak.
Auskultasi :
Terdengar bunyi
jantung I-II, bunyi
jantung reguler
Inspeksi : Ictus
cordis tak terlihat
di ICS V
Palpasi : Ictus
cordis teraba di
ICS V, tak ada
nyeri tekan
Perkusi :
Terdengar suara
pekak.
Auskultasi :
Terdengar bunyi
jantung I-II, bunyi
jantung reguler
Inspeksi : Ictus
cordis tak
terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus
cordis teraba di
ICS V, tak ada
nyeri tekan
Perkusi :
Terdengar suara
pekak.
Auskultasi :
Terdengar bunyi
jantung I-II,
bunyi jantung
regular
9. Abdomen Inspeksi : datar
Palpasi : tidak ada
massa, supel
Inspeksi :
cembung
Palpasi :
Leopold I: terasa
Inspeksi : datar
Palpasi : tidak
ada massa
50
Perkusi : pekak
Auskultasi : BU: 7-
8x/menit
keras bagian
kepala
Leopold II: teraba
keras puki
Leopold III: teraba
bokong
Leopold IV: kepala
belum masuk PAP
Perkusi : -
Auskultasi : BU:
10x/menit
Perkusi : -
Auskultasi : BU:
10-12x/menit
10. TTV TD: 130/90 mmHg
R: 23 x/menit
N: 88 x/menit
S: 36.70C
TD:110/70 mmHg
R: 24 x/menit
N: 90 x/menit
S: 37.20C
TD: 100/70
mmHg
R: 25 x/menit
N: 99 x/menit
S: 37.90C
11. Ekstremitas Atas : edema -/-,
Bawah : edema -/-
5 5
5 5
Atas : edema -/-
Bawah : edema -/-
5 5
5 5
Atas :edema -/-
Bawah: edema
-/- 5 5
5 5
12. Kulit Kekenyalan kulit
bagus, elastisitas
Kekenyalan kulit
bagus, elastisitas
Kekenyalan kulit
sedkit
51
kulit kembali < 1
detik.
kulit kembali < 1
detik.
berkurang, kulit
kering,
elastisitas kulit
kembali ± 1
detik.
VIII. HARAPAN KELUARGA
Tn.D berharap anaknya segera sembuh dari penyakitnya. Dan keluarga juga
berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan
cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang
dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisis Dan Sintesis Data
Tabel 3.3 Analisa data
No Data Masalah (P)
1. DS :
Ibu mengatakan diare yang terjadi pada An.D sudah 3
hari yang lalu.
Ibu mengatakan frekuensi BAB hari ini sudah 5 kali,
dengan feses encer.
DO :
An.D terlihat pucat dan lemas.
BU: 10-12x/menit
TD: 100/70 mmHg
Diare pada An.D
52
R: 25 x/menit
N: 99 x/menit
S: 37.90C
2. DS :
Ibu mengatakan an.D hari ini sudah 5 kali BAB,
dengan feses encer.
Ibu mengatakan an.D selama 3 hari terakhir rewel.
DO :
An.D terlihat lemas dan pucat.
An.D menangis saat dilakukan pengkajian.
Membrane mukosa An.D kering.
Kekenyalan kulit sedkit berkurang, kulit kering,
elastisitas kulit kembali ± 1 detik.
TD: 100/70 mmHg
R: 25 x/menit
N: 99 x/menit
S: 37.90C
Resiko Kekurangan
Volume Cairan pada
An. D.
3. DS :
Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang tanda
dan gejala dan kurang memahami tentang diare.
DO :
Keluarga banyak bertanya tentang tanda dan gejala
serta tentang penyakit diare sendiri.
Kurang pengetahuan
keluarga Tn.D tentang
penyakit diare pada
An.D
53
II. Penilaian (skoring) diagnosis Keperawatan
1. Diare pada An.D
Tabel 3.4 Prioritas masalah diagnosa keperawatan diare
No. Kriteria Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Tidak/Kurang sehat 3/3x1 = 1 Masalah yang terjadi
aktual, dan
memerlukan tindak
lanjut agar An.D dapat
menjalani rutinitasnya
sebagai anak.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Hanya sebagian
1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah
dengan menghindari
mengkonsumsi
makanan atau
minuman yang dapat
menimbulkan diare
serta diimbangi dengan
melaksanan PHBS.
3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 An.D sering jajan
sembarangan dan
mengkonsumsi
makanan pedas, bila
dilarang kemauan
tersebut An.D
menangis.
4. Menonjolnya masalah : Masalah Berat harus
segera ditangani
2/2x1= 1 Keluarga menganggap
masalah ini berat dan
54
perlu ditangani segera.
Jumlah 3 2/3
2. Resiko kekurangan volume cairan pada An.D
Tabel 3.5 Prioritas masalah diagnosa keperawatan resiko kekurangan volume cairan
No. Kriteria Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Ancaman Kesehatan 2/3x1 = 2/3 Bila keadaan tersebut
tidak segera diatasi
akan membahayakan
keadaan An.D.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Hanya sebagian
1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah
dengan memberikan
masukan oral yang
adekuat.
3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 Masalah sudah terjadi
namun kekurangan
volume cairan akibat
diare dapat dicegah.
4. Menonjolnya masalah : Masalah berat,
harus segera ditangani
2/2x1= 1 Masalah berat maka
harus segera ditangani
karena mengganggu
An.D.
Jumlah 3 1/3
55
3. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.D tentang penyakit pada An.D
Tabel 3.6 Prioritas masalah diagnosa keperawatan kurang pengetahuan
No. Kriteria Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Ancaman Kesehatan 2/3x1 = 2/3 Bila keadaan tersebut
tidak segera diatasi
akan membahayakan
keadaan An.D.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Hanya sebagian
1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah
dengan penyuluhan
tentang penyakit diare.
3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 Penyakit An.D terjadi 3
hari yang lalu dan
keluarga hanya
melakukan perawatan
yang diketahuinya saja,
belum mengetahui
perawatan yang
khusus untuk penyakit
diare.
4. Menonjolnya masalah : Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera ditangani
1/2x1= 1/2 Keluaraga
menganggap masalah
ini adalah masalah
biasa.
Jumlah 2 5/6
56
III. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Tabel 3.7 Perumusan diagnose keperawatan
No Diagnosis Keperawatan (PES)
1. Diare pada An.D
2. Resiko kekurangan volume cairan pada An.D
3. Kurang pengetahuan keluarga Tn.D tentang penyakit diare pada An.D
IV.Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Nama KK : Tn. D
Alamat : Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1, Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab.
Banyumas.
Tabel 3.8 Perencanaan tindakan keperawatan
No.
Dx.
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
57
1. Tupan : Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24
jam diharapkan
diare pada An.D
dapat teratasi.
Tupen : Setelah
dilakukan
tindakan 3 kali
kunjungan
diharapkan
keluarga
mampu
mengenal
masalah dan
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
terkena diare.
Kognitif
(pengetahuan)
1. Keluarga
mengungkapka
n pemahaman
tentang
penyebab diare
yang dialami
An.D.
2. Keluarga dapat
memutuskan
tindakan yang
harus dilakukan
untuk
menangani
diare yang
terjadi pada
An.D.
3. Setelah An.D
sembuh,
keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan
untuk
mencegah
terjadi diare
kembali pada
An.D
1. Kaji penyebab diare
yang terjadi pada
An.D.
2. Kaji kemampuan
keluarga yang telah
dilakukan pada
An.D.
3. Diskusikan dengan
keluarga tanda dan
gejala penyakit diare.
4. Diskusikan dengan
keluarga tindakan
yang dilakukan untuk
menangani diare
yang terjadi pada
An.D termasuk diit
makanan.
5. Diskusikan dengan
keluarga lingkungan
yang dapat
diterapkan untuk
mencegah terjadi
diare berulang.
6. Berikan kesempatan
kepada keluarga
untuk menanyakan
penjelasan yang
telah diberikan setiap
58
kali diskusi.
7. Beri penjelasan
ulang kepada
keluarga bila ada
penjelasam yang
belum dimengerti.
8. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
keluarga yang
mengikuti diskusi.
9. Evaluasi secara
singkat terhadap
topik yang telah
didiskusikan dengan
keluarga.
Perilaku 1. Keluarga dapat
melakukan
pencatatan
terkait
frekuensi,
warna,
konsistensi,
jumlah (ukuran)
feses.
2. Keluarga dapat
mengidentifikasi
penilaian secara
dini mengenai
1. Anjurkan keluarga
mencatat frekuensi,
warna, konsistensi,
dan jumlah (ukuran)
feses pada An.D.
2. Anjurkan kepada
An.D untuk
meminum obat
sesuai aturan dan
anjurkan keluarga
untuk untuk
memotivasi dan
mengawasi klien
59
dehidrasi
melalui
pengecekan
turgor kulit dan
membrane
mukosa mulut
pada An.D.
3. An.D akan
meminum
obatnya secara
rutin sesuai
anjuran dokter
dan keluarga
dapat
melaksanakan
tugasnya
sebagai PMO
dengan baik.
4. Keluarga dapat
memelihara dan
mempertahanka
n kebersihan
lingkungan
rumah
khususnya
sanitasi yang
bersih dan
sehat.
5. Keluarga dapat
dalam minum obat.
3. Anjurkan keluarga
untuk selalu
mengecek keadaan
mukosa mulut dan
turgor kulit An.D
sebagai indikator
dehidrasi.
4. Anjurkan An.D untuk
banyak minum dan
anjurkan keluarga
untuk mengawasi
makanan dan
minuman yang
dikonsumsi An.D.
5. Anjurkan kepada
keluarga untuk
menjaga kebersihan
dan metode sanitasi
(misal;mencuci
tangan, menyiapkan
makanan).
6. Ajarkan keluarga
untuk menghindari
susu, kopi, makanan
pedas, dan makanan
yang mengiritasi
saluran cerna pada
60
memodifikasi
makanan yang
disajikan
dirumah agar
An.D tidak jajan
sembarangan.
6. Keluarga dapat
menghindari
dan melarang
An.D
mengkonsumsi
makanan yang
pedas
berlebihan.
An.D.
7. Ajarkan keluarga
tentang penggunaan
obat antidiare yang
benar.
8. Ajarkan keluarga
cara mengolah dan
menyiapkan
makanan yang aman
dan menarik untuk
menghindari An.D
jajan sembarangan.
9. Berikan perawatan
dengan sikap
menerima dan tidak
menghakimi pada
An.D.
10. Berikan terapi
rehidrasi oral sesuai
program.
11. Kolaborasikan ke
pelayanan
kesehatan terdekat
untuk mendapatkan
bantuan atau
konsultasikan pada
dokter jika tanda dan
gejala diare yang
terjadi pada An.D
61
menetap.
12. Lakukan kunjungan
secara mendadak
tanpa kesepakatan
untuk mengetahui
kemampuan
keluarga dalam dan
perilaku klien setelah
dilakukan pendidikan
kesehatan.
13. Berikan pujian
terhadap perilaku
yang dapat
dilakukan oleh
keluarga dan klien.
14. Berikan penguatan
terhadap perilaku
yang dilakukan untuk
dipertahankan setiap
hari.
2. Tupan : Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24
jam diharapkan
resiko
kekurangan
cairan pada
Kognitif
(pengetahuan)
1. Keluarga
mengungkapka
n pemahaman
tentang tanda
dan gejala
kekurangan
cairan.
2. Keluarga dapat
menyebutkan
1. Kaji pengetahuan
keluarga.
2. Kaji kemampuan
keluarga yang telah
dilakukan pada
An.D.
3. Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda dan gejala,
62
An.D tidak
terjadi.
Tupen : Setelah
dilakukan
tindakan selama
3 kali kunjungan
diharapkan
mengenal
masalah dan
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan resiko
kekurangan
volume cairan.
komplikasi
akibat dari
kekurangan
cairan.
3. Keluarga dapat
memutuskan
tindakan yang
harus dilakukan
untuk
mengatasi
kekurangan
cairan pada
An.D.
serta komplikasi dari
kekurangan cairan.
4. Diskusikan dengan
keluarga tindakan
yang dapat
dilakukan untuk
mencegah
kemungkinan
komplikasi dari
kekurangan cairan.
5. Berikan kesempatan
kepada keluarga
untuk menanyakan
penjelasan yang
telah diberikan setiap
kali diskusi.
6. Beri penjelasan
ulang kepada
keluarga bila ada
penjelasam yang
belum dimengerti.
7. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
keluarga yang
mengikuti diskusi.
8. Evaluasi secara
singkat terhadap
topik yang telah
63
didiskusikan dengan
keluarga.
Perilaku 1. Keluarga dapat
melakukan
pencatatan
terkait frekuensi,
warna, jumlah
(ukuran)
kehilangan
cairan (BAB).
2. Klien tidak
menunjukkan
tanda-tanda
dehidrasi.
3. Keluarga dapat
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan..
1. Anjurkan keluarga
untuk mencatat
warna, jumlah
(ukuran), dan
frekuensi kehilangan
cairan (BAB) pada
An.D.
2. Anjurkan klien dan
keluarga untuk
memberi asupan oral
secara adekuat.
3. Ajarkan keluarga
tentang cara
memantau asupan
dan haluaran. (misal;
untuk BAK bisa
menggunakan
pispot/urinal/gelas
ukur).
4. Kolaborasi ke
pelayanan
kesehatan terdekat
untuk mendapatkan
bantuan (pemberian
cairan
intravena/infus).
5. Konsultasikan pada
64
dokter jika terjadi
komplikasi akibat
kekurangan volume
cairan.
6. Lakukan kunjungan
secara mendadak
tanpa kesepakatan
untuk mengetahui
kemampuan
keluarga dalam dan
perilaku klien setelah
dilakukan pendidikan
kesehatan.
7. Berikan pujian
terhadap perilaku
yang dapat
dilakukan oleh
keluarga dan klien.
3. Tupan : Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24
jam diharapkan
keluarga
mampu
mengetahui
tentang
Verbal
(pengetahuan)
1. keluarga dapat
mengungkapka
n pemahaman
tentang
penyakit diare
yang dialami
An.D.
2. keluarga dapat
menyebutkan
tanda dan
gejala penyakit
1. Kaji pengetahuan
keluarga.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyakit An.D.
3. Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda dan gejala
penyakit An.D.
4. Diskusikan dengan
keluarga tentang diit
65
penyakit diare.
Tupen : Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 kali
kunjungan
keluarga
mampu
mengenal
tentang
penyakit diare.
diare.
3. Keluarga
mengetahui dan
dapat
menyebutkan
diit untuk An.D
yang menderita
diare.
pada penyakit An.D.
5. Berikan kesempatan
kepada keluarga
untuk menanyakan
penjelasan yang
telah diberikan setiap
kali diskusi.
6. Beri penjelasan
ulang kepada
keluarga bila ada
penjelasam yang
belum dimengerti.
7. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
keluarga yang
mengikuti diskusi.
8. Evaluasi secara
singkat terhadap
topik yang telah
didiskusikan dengan
keluarga.
V. Implementasi Keperawatan
Tabel 3.9 Implementasi keperawatan
N
O
Tanggal/waktu Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon Paraf
66
1. 10/12/2013
14.0 WIB
14.10 WIB
14.15 WIB
Diare pada An.D 1. Mengkaji
keluhan
pasien
2. Memonitor
tanda-tanda
vital
3. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
keluarga
DS :
Ibu mengatakan
frekuensi BAB
hari ini sudah 5
kali,dengan
feses encer.
DO :
An.D terlihat
pucat dan
lemas.
DS :
DO :
TD:100/70
mmHg
N : 99x/menit
S : 37,90C
R : 25x/menit
DS : Keluarga
mengatakan
mampu
memahami dan
menjelaskan
67
14.45 WIB
15.00 WIB
tentang tanda
dan gejala
penyakit Diare
4. Mengobsevasi
kemampuan
yang telah
dilakukan
keluarga pada
An.D
5. Menganjurkan
kepada
keluarga untuk
tentang tanda
dan gejala
penyakit Diare.
DO : Keluarga
mampu
menjawab
pertanyaan dari
petugas
kesehatan
DS : Keluarga
mengatakan
sudah
melakukan
usaha untuk
kesembuhan
anaknya
DO : Keluarga
membawa
anaknya ke
tempat
pelayanan
kesehatan untuk
kesembuhan
An.D
DS : Keluarga
mengatakan
68
15.10 WIB
memberikan
diit yang tepat
pada An.D
6. Menganjurkan
keluarga untuk
mengobservas
i keadaan
pasien
akan lebih
memperhatikan
diit yang tepat
untuk An.D
DO : Keluarga
terlihat
memahami dan
berusaha akan
lebih
memperhatikan
diit An.D
DS : Keluarga
mengatakan
An.D sudah
BAB lebih dari 5
kali dengan
feses encer
DO : Terlihat
An.D nampak
lemas
2. 15.20 WIB Resiko
kekurangan
volume cairan
pada An.D
1. Menganjurka
n kepada
keluarga
untuk
memantau
DS : Keluarga
mengatakan
asupan
makanan hanya
sedikit
69
15.30 WIB
15.45 WIB
intake dan
output
2. Menganjurka
n keluarga
untuk
konsultasi
dengan
dokter
tentang
penyakit
yang diderita
An.D
3. Memonitor
tanda-tanda
vital
sedangkan hari
ini sudah BAB
lebih dari 5 kali
dan sering BAK
DO : An.D
Nampak lemas
DS : Keluarga
mengatakan
akan
berkonsultasi
dengan dokter
tentang penyakit
yang diderita
An.D
DO : Keluarga
mengangguk
dan
menyanggupi
saran dari
petugas
kesehatan
DS :-
DO :
TD:100/70
mmHg
70
N : 97x/menit
S : 37,60C
R : 25x/menit
3. 16.00 WIB
16.15 WIB
Kurang
pengetahuan
keluarga Tn.D
tentang penyakit
diare pada An.D
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
penyakit
Diare pada
An.D
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
penyakit
Diare, tanda
dan gejala
serta diit
yang tepat
untuk An.D
DS : Keluarga
mengatakan
belum terlalu
paham tentang
penyakit Diare
DO : Keluarga
hanya mampu
menjawab
sebagian kecil
pertanyaan
yang diberikan
oleh petugas
kesehatan
DS : Keluarga
mengatakan
mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang penyakit
Diare, tanda
dan gejala
namun belum
terlalu mengerti
71
16.30 WIB
16.45 WIB
3. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
4. Memberikan
pendidikan
tentang diit
yang tepat
untuk An.D
DO : Keluarga
mengangguk
dan mampu
menjelaskan
sebagian
tentang topik
yang telah
disampaikan
DS : Keluarga
mengatakan
belum terlalu
memahami
tentang diit yang
tepat untuk
An.D
DO : Keluarga
terlihat
kebingungan
tentang
pemberian diit
yang tepat
untuk An.D
DS : Keluarga
mengatakan
72
17.00 WIB
kesehatan
tentang diit
yang tepat
untuk An.D
5. Memberikan
pertanyaan
tentang topik
yang sudah
disampaikan
oleh petugas
kesehatan
mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang diit yang
tepat untuk
An.D
DO : Keluarga
terlihat
memahami
penjelasan yang
disampaikan
oleh petugas
kesehatan
DS : -
DO : Keluarga
mampu
menjawab
pertanyaan
dengan benar
yang diberikan
oleh petugas
kesehatan
VI.CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN
73
Tabel 3.10 Catatan perkembangan asuhan keperawatan
NO Tanggal/waktu Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi Paraf
1 12/12/2013
14.00 WIB
Diare pada An.D S : Ibu mengatakan hari
ini BAB anaknya sudah
3X dengan feses agak
berbentuk dan lembek
O :
Anak sudah tidak
terlihat lemas,
TD : 100/70 mmHg
N : 98 X/ menit
RR : 25 X/ menit
S : 36,8 O C
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan
keluarga
mencatat
frekuensi,
warna,
konsistensi, dan
jumlah (ukuran)
feses pada
An.D.
- Lakukan
kunjungan
74
secara
mendadak
tanpa
kesepakatan
untuk
mengetahui
kemampuan
keluarga dalam
dan perilaku
klien setelah
dilakukan
pendidikan
kesehatan
2 12/12/2013
14.00 WIB
Resiko kekurangan
volume cairan pada
An.D
S : Ibu mengatakan hari
ini BAB anaknya sudah
3X dengan feses agak
berbentuk dan lembek
O :
- An.D sudah
tidak terlihat
lemas dan
pucat.
- Membrane
mukosa An.D
masih agak
kering.
- Kekenyalan kulit
sedkit
berkurang, kulit
75
kering,
elastisitas kulit
kembali ± 1
detik.
- TD: 100/70
mmHg
- R: 25 x/menit
- N: 98 x/menit
- S : 36,80C
A :
masalah belum teratasi
P :
Lanjtkan intervensi :
- Menganjurkan
keluarga
tentang cara
memantau
asupan dan
haluaran.
(misal; untuk
BAK bisa
menggunakan
pispot/urinal/gel
as ukur).
- Lakukan
kunjungan
secara
mendadak
tanpa
76
kesepakatan
untuk
mengetahui
kemampuan
keluarga dalam
dan perilaku
klien setelah
dilakukan
pendidikan
kesehatan
3 10/12/2013
17.00 WIB
Kurang pengetahuan
keluarga Tn.D tentang
penyakit diare pada
An.D
S :
Keluarga mengatakan
sudah mampu
memahami dan
menjelaskan tentang
penyakit Diare, tanda
dan gejala, serta diit
yang tepat untuk An.D
O :
Keluarga mampu
menjelaskan kembali
tentang pengertian
Diare, mampu
menyebutkan 3 dari 5
penyebab Diare, serta
mampu menyebutkan
diit yang tepat untuk
An.D
77
A : Masalah Teratasi
P :
- Lakukan kunjungan
secara mendadak
tanpa kesepakatan
untuk mengetahui
kemampuan
keluarga dalam dan
perilaku klien
setelah dilakukan
pendidikan
kesehatan
78
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penyusun melakukan asuhan keperawatan pada An. D dengan diare secara
komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, analisa
data, perumusan diagnose, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan rencana
tindakan sampai evaluasi , penyusun mengambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Masalah keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan keluarga pada
Tn.D dengan fokus diare pada An.D, resiko kekurangan volume cairan pada
An.D, dan Kurang pengetahuan keluarga Tn.D tentang penyakit diare pada An.D
2. Dalam pengelolaan asuhan keperawatan ini masalah-masalah ada yang belum
teratasi, untuk itu perlu perlu dilakukan rencana tindak lanjut berupa kunjungan
dalam pemberian asuhan keperawatan.
B. SARAN
79
Dari kesimpulan di atas penyusun memberikan beberapa rekomendasi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan perawatan pada kasus diare, antara
lain :
1. Perlunya pemahaman keluarga yang mendalam tentang pengelolaan dan
penanganan diare di rumah secara tepat agar meminimalkan terjadinya komplikasi
yang tidak diinginkan.
2. Apabila melakukan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan tindak lanjut yaitu
kunjungan rumah tidak terencana dan dilakukan pendelegasian sehingga keluarga
dapat meningkatkan status kesehatan keluarga dan dapat melakukan 5 tugas
keperawatan keluarga dengan tepat.
3. Pada pengumpulan data sebaiknya data-datanya lengkap dan benar sehingga dapat
dijadikan sebagai panduan yang valid dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dan jika melakukan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya lebih memahami
tentang 5 tugas kesehatan keluarga terutama dalam pengkajian dan
penatalaksanaannya.
4. Apabila melakukan penyuluhan kesehatan sebaiknya menggunakan media yang
menarik sehingga klien ataupun keluarga lebih tertarik untuk mengikuti dan lebih
mengerti tentang penyuluhan kesehatan yang diberikan.
80
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L., Sowden Linda A. Buku saku pediatri edisi 3. Jakarta : EGC; 2002. h.155-
163.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat
Puskesmas. Jakarta : Depkes RI; 2005.
Effendy, Nasrul. Dasar-dasar perawatan masyarakat edisi 2. Jakarta : EGC; 1998.
Friedman. Keperawatan keluarga teori dan praktek, editor Yasmin Asih, dkk, alih bahasa
Inade Bora, dkk. Jakarta : EGC; 1998.
Mansjoer, Arif. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.
h. 500-507.
Mansjoer, Arif. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.
h. 470-476.
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC; 2005.
Wijayanti. Aplikasi keperawatan keluarga, aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC; 2007.
Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R. Buku saku diagnosis keperawatan : diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC edisi 9. Jakarta : EGC; 2011.
81
82