LP DBD

7
1. Definisi dan Patogenesis Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak yang berlangsung selama 2 – 7 hari. Disertai dengan sakit kepala hebat, nyeri belakang, sakit mata, nyeri sendi otot, mual, muntah dan ruam-ruam pada kulit. Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan shock akibat kebocoran plasma atau biasa disebut dengan dengue shock syndrome (Mansjoer, Arif, dkk. 2001) Insiden penyakit demam berdarah dengue pada manusia dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : tingginya mobilitas penduduk, tingginya kepadatan vektor dan tingginya kepadatan penduduk. Disamping itu ada 3 faktor penting yang mempengaruhi kejadian antara lain faktor host, lingkungan dan virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan misalnya umur dan respon imun, faktor lingkungan yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin kelembaban dan musim), kondisi demografi (kepadatan

description

Laporan pendahuluan DBD

Transcript of LP DBD

1. Definisi dan PatogenesisPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak yang berlangsung selama 2 7 hari. Disertai dengan sakit kepala hebat, nyeri belakang, sakit mata, nyeri sendi otot, mual, muntah dan ruam-ruam pada kulit. Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan shock akibat kebocoran plasma atau biasa disebut dengan dengue shock syndrome (Mansjoer, Arif, dkk. 2001)Insiden penyakit demam berdarah dengue pada manusia dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : tingginya mobilitas penduduk, tingginya kepadatan vektor dan tingginya kepadatan penduduk. Disamping itu ada 3 faktor penting yang mempengaruhi kejadian antara lain faktor host, lingkungan dan virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan misalnya umur dan respon imun, faktor lingkungan yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin kelembaban dan musim), kondisi demografi (kepadatan dan mobilitas penduduk), perilaku misalnya kebiasaan tidur siang dimana nyamuk aktif mencari darah hingga memudahkan terjadinya penularan penyakit serta kebiasaan menggantung pakaian dimana nyamuk senang beristirahat pada tempat-tempat gelap seperti pada pakaian yang tergantung, tempat penampungan air bersih yang terlindung dari sinar matahari dan kurang diperhatikan kebersihannya. Sedangkan faktor agent yaitu sifat virus dengue yang hingga saat ini diketahui ada 4 serotipe virus yaitu dengue 1, 2, 3 dan 4. kemungkinan lain adalah perubahan musim mempengaruhi virus atau manusia itu sendiri yang mengubah sikapnya terhadap gigitan nyamuk seperti menggunakan waktu lebih banyak tinggal dalam rumah selama musim hujan. (www.pikiranrakyat.com. 2006)Infeksi pertama untuk virus dengue/infeksi primer menimbulkan imunitas spesifik relatif, berarti seseorang dapat terinfeksi kembali oleh seritipe virus yang sama/berlainan. Mengenai terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD), pendapat umum menganut secondary heterology hypotesis yang mengatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang yang telah infeksi primer mendapatkan infeksi ulangan oleh seritope virus yang berlainan (infeksi sekunder) dengan interval antara 6 bulan sampai 5 tahun, dimana terbentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi yang akan mengaktivasi sistem komplemen tubuh. Akibat aktivasi komplemen C3 dan C5 maka akan dilepaskan C3a dan C5a yang kemudian melepaskan histamin dan mediator kimia lainnya. Mediator-mediator ini akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga plasma mudah melalui endotel pembuluh darah yang kemudian dapat mengakibatkan kebocoran plasma. (Hadinegoro R. 2002)2. Manifestasi Klinis dan DiagnosisKriteria klinis demam berdarah dengue menurut World Healt Organization (WHO) 1986, yaitu :a. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 7 hari, yang kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala yang tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala.b. Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena.c. Pembesaran hati dan nyeri tekan dengan/tanpa ikterusd. Dengan/tanpa renjatan. Jika terdapat renjatan akan ditandai dengan nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, tekanan darah menurun ( 80 mmHg) sampai tak terukur disertai kulit dingin, lembab dan kegelisahan. (Mansjoer, Arif, dkk, 2001)Adapun kriteria laboratorium dari Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah :a. Trombositopenia : Tormbosit < 100.000/mm atau penurunan progresif pada pemeriksaan periodik disertai waktu perdarahan yang memanjang.b. Hemokonsentrasi : Hematokrit pada saat pemeriksaan > 20 % atau meningkat progresif pada pemeriksaan periodik.Diagnosis ditegakkan berdasarkan patokan kriteria World Healt Organization (WHO) dengan modifikasi yang telah digariskan pada pertemuan POKJA DBD Ciloto pada Maret 1994 yaitu seseorang dikatakan menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) jika terdapat 2 kriteria klinik dan 2 kriteria laboratorium.Berdasarkan World Healt Organization (WHO) pada tahun 1975, derajat Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu :Derajat I:Demam disertai gejala infeksi tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniqet positif.Derajat II:Derajat I ditambah perdarahan spontan dibawah kulit dan atau tempat lain.Derajat III:Renjatan (kegagalan sirkulasi) yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun ( 80 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab dan gelisahDerajat IV:Renjatan dalam dengan nadi tidak teraba, tensi tidak terukur. (Hendrawanto, 1996)3. PenatalaksanaanSaat ini belum ada obat untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) karena belum ditemukan vaksin yang mengandung antigen virus dengue untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada dasarnya pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) bersifat sitomatik dan suportif dengan tujuan mengganti cairan intravaskular (volume plasma) yang hilang serta memperbaiki keadaan umum penderita.Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD) tanpa penyulit adalah :a. Tirah baring.b. Makanan lunak dan bila belum ada nafsu makan diberi minum 1,5 2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar ditambah garam.c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin atau dipiron dan jangan asetosal karena bahaya perdarahan.d. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :a. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan teratasi.b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4 6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.Pada pasien dengan dengue syok syndrome diberi cairan intravena yang diberikan dengan diguyur (NaCl atau Ringer Laktat) yang dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma atau plasma akspander, dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15 29 ml/kg BB dan dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfusi darah.