Lp Cairan Elektrolit
-
Upload
restu-kira -
Category
Documents
-
view
142 -
download
4
description
Transcript of Lp Cairan Elektrolit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk memoertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab,
cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang
vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada
yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak
fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi
neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kebutuhan cairan dan elektrolit?
2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit?
3. Seperti apa cara perpindahan cairan tubuh, kebutuhan cairan tubuh bagi manusia, pengaturan
volume cairan tubuh dan jenis cairan?
4. Apa yang dimaksud kebutuhan dan pengaturan elektolit, jenis cairan elektrolit, keseimbangan asam-
basa dan jenis asam basa?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
6. Apa saja masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit?
7. Bagaimana proses dan tindakan keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit?
1.3 Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan cairan dan elektrolit
Untuk mengetahui faktor dan masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit
Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang kebutuhan aktivitas
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang
berkaitan dengan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.
KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. PENGERTIAN
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan oleh tubuh dan jumlahnya harus dipertahankan demi
kesehatan tubuh manusia. Keseimbangan cairan dan elektrolit ini untuk menjaga hoemeostasis
tubuh. Keseimbangan cairan ini untuk memelihara kesehatan tubuh dalam proses fisiologi
tubuh.Banyak penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan cairan tubuh ini. Dalam
keadaan normal , suhu atau aktivitas yang berlebihan dapat menggaggu keseimbangan cairan jika
tidak diimbangi pemasukan air dan garam yang adekuat. Pada proses penyembuhan bagi pasien,
pemberian diuretic juga dapat mengganggu homeostasis cairan dan elektrolit tubuh jika tidak
diganti.
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler.
Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB.
Cairan ekstraseluler ini terdiri dari 15% cairan intravaskuler/plasma (cairan dalam sistem
vaskuler) dan 5% cairan interstitial (cairan yang ada di sela-sela sel atau di jaringan sel).
Cairan tubuh bergerak melalui 3 proses yaitu:
Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai
menembus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi larutan,
dan temperatur.
Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan
yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
Transpor aktif : partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena adanya
daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
1. Fungsi cairan
b. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
c. Transport nutrien ke sel
d. Transport hasil sisa metabolisme
e. Transport hormon
f. Pelumas antar organ
g. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
2. Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan.
Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500 ml/hari, feses
100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat
badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan dapat menyebabakan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
c. Diet
Saat tubuh kekurangan nutisi, tubuh akan memecah cadangan energi. Proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari nterstisial ke intraseluler.
d. Stres
Stres dapat meneyababkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otoy.
Mekanisme ini menimbulkan retensi sodium dan air serta akan meningkaktkan produksi ADH
dan menurunkan produksi urin.
e. Sakit
4. Pengaturan keseimbangan cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi
angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang
bertangguang jawab terhadap sensasi haus. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi
peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai
rasa dahaga.
b. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari hipofisis posterior.
Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan
ekstrasel. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian
dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan
absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium
serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
5. Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring
setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine
sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas kelenjar
keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur
lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20
ml/24 jam.
c. Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respons
terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml.
Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari
IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.
6. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi keseimbanagan air,
hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron dan
pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan
kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen (H+). Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.
Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim,
neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
f. Bikarbonat
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel.
Biknat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan
kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh
hormon paratiroid.
7. Masalah keseimbangan cairan
Hipovolumik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES) dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolumik. Mekanisme kompensasi pada hipovolumik adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormon ADH dan aldosteron. Hipovolumik yang berlangsung lama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
Perpindahan cairan interstisial ke plasma
8. Masalah keseimbangan elektrolit
a. Hiponatremia dan Hipernatremia
Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
perubahan tekanan osmotik. Hiponatremia umumnya disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
Addison, kehilangan natrium melalui pencernaan, pengeluaran keringat berlebih, diuresis, serta
asidosis metabolik. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar natrium serum <136
mEq/l. Hipernatremia adalah kelebihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik ekstrasel. Penyebab hipernatremia meliputi asupan natrium yang
berlebihan, kerusakan sensasi haus, disfagia, diare, kehilangan cairan berlebihan dari paru-paru,
poliuria. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar natrium serum >144 mEq/l.
b. Hipokalemia dan Hiperkalemia
Hipokalemia adalah kekurangan kadar kalium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
pindahnya kalium keluar sel. Gejala defisiensi kalium pertama kali terlihat pada otot yang
meliputi kelemahan, keletihan, penurunan kemampuan otot, distensi usus, penurunan bising
usus, serta denyut nadi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan laboraturium ditemukan nilai
kalium serum <4 mEq/l. Hiperkalemia adalah kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel. Tanda
dan gejala hiperkalemia meliputi cemas, iritabilitas, irama jantung irregular, hipotensi, parastesia
dan kelemahan.
c. Hipokalsemia dan Hiperkalsemia
Hipokalsemia adalah kekurangan kadar kalsium di cairan ekstrasel. Tanda dan gejala
hipokalsemia meliputi spasme dan tetani, peningkatan motilitas gastrointestinal, gangguan
kardiovaskuler dan osteoporosis. Temuan laboratorium untuk keadaan ini adalah kadar kalsium
<4,5 mEq/l. Hiperkalsemia adalah kelebihan kadar kalsium pada cairan ekstrasel. Temuan
laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar kalsium serum >5,8 mEq/l dan peningkatan BUN
akibat kekurangan cairan.
d. Hipomagnesia dan Hipermagnesia
Hipomagnesia terjadi apabila kadar magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l.
Hipermagnesia adalah kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum. Temuan
laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar magnesium serum >3,4 mEq/l.
e. Hipokloremia dan Hiperkloremia
Hipokloremia adalah penurunan kadar ion klorida dalam serum. Temuan laboratorium
untuk kondisi ini adalah nilai ion klorida <95 mEq/l. Hiperkloremia adalah peningkatan kadar
ion klorida dalam serum. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion klorida >105
mEq/l.
f. Hipofosfatemia dan Hiperfosfatemia
Hipofosfatemia adalah penurunan kadar fosfat di dalam serum. Temuan laboratorium
untuk kondisi ini adalah nilai ion fosfat <2,8 mg/dl. Hiperfosfatemia adalah peningkatan kadar
ion fosfat di dalam serum. Temuan laboratoriumnya adalah nilai ion fosfat >4,4 mg/dl atau >3,0
mEq/l.
9. Ketidakseimbangan asam basa
a. Asidosis respiratorik: disebabkan karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang
CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernapasan, peningkatan PCO2 arteri di atas 45 mmHg dengan
penurunan PH < 7,35.
Penyebab: penyakit obstruksi, retriksi dada, plimielitis, penurunan aktivitas pusat pernafasan
(cedera kepala, perdarahan, narkotik dll).
b. Alkalosis respiratorik : disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan
yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri < 35
mmHg, PH > 7, 45.
Penyebab: hiperventilasi alveolar, cemas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia dan
emboli paru.
c. Asidosis metabolik : terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. PH
arteri < 7,35, HCO3 menurun di bawah 22 mEq/lt.
Penyebab: pernafasan kusmaul, disorientasi dan koma.
d. Alkalosis metabolik : disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada
cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/lt dan PH arteri > 7,45.
B. NILAI-NILAI NORMAL
Persentase cairan dalam tubuh manusia:
Umur Persentase
Bayi cukup umur, bayi baru lahir 70 - 80 %
1 tahun 64 %
Usia puber – 39 tahun 52 – 60 %
40 – 60 tahun 47 – 55 %
Lebih dari 60 tahun 46 – 52 %
Komposisi cairan tubuh :
Komposisi cairan masing-masing orang berbeda, Ion yang ada pada cairan ekstravascular adalah
Sodium da Klorida. Pada intravaskuler ionnya adalah Potasium da Pospate. Cairan elektrolit
diukur dengan miliequivalent / liter ( mEq/L) atau milligram/100 mili liler (mg/100mL ).
Jenis cairan dan elektrolit
Nilai normal dalam tubuh
- Potasium [K+]
- Sodium [Na+]
- Kalsium [Ca2+]
- Magnesium [Mg2+]
- Fosfat [PO42-]
3.5 – 5 mEq/L
135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
2.7 – 4.5 mg/dl
- Klorida [Cl-]
- Bikarbonat [HCO3]
98 – 106 mEq/L
24 – 28 mEq/L
Rata-rata cairan tubuh yang diperlukan per hari
Umur Estimasi berat badan mL/24 jam
3 hari 3,0 250 – 300
1 tahun 9,5 1150 – 3300
2 tahun 11,8 1350 – 1500
6 tahun 20 1800 – 2000
10 tahun 28,7 2000 – 2500
14 tahun 45 2200 – 2700
18 tahun ( dewasa ) 54 2200 – 2700
Rata-rata cairan yang keluar per hari
Rute Jumlah (mL)
Urin 1400 – 1500
Cairan yang tidak terasa
Paru-paru
Kulit
350 – 400
350 – 400
Keringat 100
Feces 100 – 200
Total 2300 - 2600
C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Riwayat keperawatan
- Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan parenteral)
- Tanda umum masalah elektrolit
- Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering, membrane mukosa kering,
konsentrasi urine dan urine output.
- Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan BB meningkat.
- Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
- Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
2. Pengukuran klinik
- Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
+/- 2 % : ringan
+/- 5 % : sedang
+/- 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
- Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan pernapasan.
Tingkat kesadaran.
- Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral termasuk obat-
obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi kateter atau NGT.
- Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses (jumlah dan
konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.
- Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/- 200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
Integumentum : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi
rasa.
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung
Mata : cekung, air mata kering
Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah , diare dan bising
usus
4. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine dan
analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah vena (sodium, potassium, klorida, kalsium,
magnesium, pospat, osmolalitas serum), Ph Urine.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan ketidakseimbangan
cairan tubuh antara lain:
1. Defisit volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan mekanisme
pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme pengaturan.
3. Risiko kekurangan volume cairan.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit volume cairan
b.d. kehilangan
volume cairan secara
aktif, kegagalan
mekanisme
pengaturan.
NOC : keseimbangan cairan,
dengan kriteria hasil:
Tekanan darah, nadi, suhu
dalam batas normal
Nadi perifer dapat teraba
Keseimbangan intake dan
output selama 24 jam
Tidak terdapat rasa haus
yang abnormal
Elektrolit serum dan
hematokrit dbn
NIC : Manajemen cairan
- Ukur intake dan output cairan
serta timbang berat badan
setiap hari.
- Pasang kateter urin, jika ada.
- Monitor status hidrasi
(misalnya kelembaban
membran mukosa, nadi, dan
tekanan darah ortostatik).
- Monitor hasil laboratorium
yang berhubungan dengan
retensi cairan
- Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai dengan
yang diresepkan.
- Berikan cairan
- Atur kemungkinan tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan volume
cairan b.d. kelebihan
NOC : Keseimbangan
cairan, dengan kriteria hasil:
NIC : Manajemen cairan
- Ukur intake dan output cairan
intake cairan,
kompensasi
mekanisme
pengaturan.
Tekanan darah dalam batas
normal
Berat badan stabil
Tidak terdapat asites
Tidak terdapat distensi vena
jugularis
Tidak terdapat edema perifer
Elektrolit serum dalam batas
normal
serta timbang berat badan
setiap hari.
- Monitor hasil laboratorium
yang berhubungan dengan
kelebihan cairan
- Kaji lokasi dan luas edema
- Lakukan pemberian diuretik
sesuai resep
- Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai dengan
yang diresepkan.
- Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130 mEq/l
3 Risiko kekurangan
volume cairan
NOC: Keseimbangan cairan,
dengan kriteria hasil:
Tekanan darah dalam batas
normal
Nadi perifer dapat teraba
Keseimbangan intake dan
output selama 24 jam
Tidak terdapat suara nafas
tambahan
Tidak terdapat rasa haus
yang abnormal
Hidrasi kulit adekuat
Membran mukosa lembab
Elektrolit serum dan
hematokrit dalam batas normal
NIC : Manajemen cairan
- Ukur intake dan output cairan
serta timbang berat badan
setiap hari.
- Pasang kateter urin, jika ada.
- Monitor status hidrasi
(misalnya kelembaban
membran mukosa, nadi, dan
tekanan darah ortostatik).
- Pasang IV line, sesuai dengan
yang diresepkan.
- Monitor indikasi terjadinya
retensi cairan (bunyi nafas
crackles, peningkatan CVP,
dan peningkatan osmolalitas
urin)
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: teori dan
aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta
North American Nursing Diagnosis Association. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan
NANDA 2005-2006. Prima Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusi & Proses Keperawatan. Edisi 3.
Salemba Medika. Jakarta
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. EGC. Jakarta.
A. DEFINISIKebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang trjadi dalam
bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan
dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
B. FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel
yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi
di pengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi
yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
C. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24
jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700
Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60%
dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat
sedikit menyimpan cairan di mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria
sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.
Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB,
usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita
52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari
BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita
46% dari BB.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga
hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit misalnya:
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banayak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan
darah selama pembedahan.
E. MASALAH-MASALAH GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya
adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual
muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD,
HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering
dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan
dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan
anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c) Kelebihan pemberian cairan.
d) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites,
adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah:
1. Devisit volume cairan
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT
normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC/ Intervensi
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
urin )
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik sesuai interuksi
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
2. Kelebihan Volume Cairan
NOC :
Electrolit and acid base balance
Fluid balance
Hydration
Kriteria Hasil:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan
vital sign dalam batas normal
Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
Menjelaskanindikator kelebihan cairan
NIC / Intervensi
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
urin )
Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena
leher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai interuksi
Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na <
130 mEq/l
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osmilalitas urine
Monitor BP, HR, dan RR
Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake dan output
Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
Beri obat yang dapat meningkatkan output urin
Semoga Bermanfaat.....
Referensi
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi . 2009-
2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Bab IPendahuluan
A. LATAR BELAKANG.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
B. TUJUAN.Adapun tujaun dari pembuatan makalah ini yaitu:1. sebagai sumber informasi untuk mahasiswa.2. Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khusunya bagi mahasiswa S1 keperawatan mengenai kebutuhan cairan & elektrolit.3. Agar mahasiswa tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit.
C. RUMUSAN MASALAH.1. Menguraikan keseimbangan intake & output?2. Fisiologi keseimbangna cairan & elektrolit?3. Nilai normal kebutuhan cairan pada berbagai umur perkembangan?4. Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?5. Proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan & cairan elektrolit?
Bab 2Landasan materi
1. Konsep Dasar.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.2. Keseimbangan intake & output.Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.a. Intake Cairan :Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-lira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah ini :
No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam).1. 3 hari 3,0 250-3002 . 1 tahun 9,5 1150-13003. 2 tahun 11,8 1350-15004. 6 tahun 20,0 1800-20005. 10 tahun 28,7 2000-2500 6. 14 tahun 45,0 2200-2700 7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.b.Output Cairan :Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :a.Urine :Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b.IWL (Insesible Water Loss) :IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
c.Keringat : Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.d.Feces :Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
3. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :a.Fase I :Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.Fase II :Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
c.Fase III :Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter
tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :• Diffusi• Filtrasi• Osmosis• Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :• Permebelitas membran kapiler dan sel• Konsenterasi• Potensial listrik• Perbedaan tekanan.Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.
Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
1.6 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan ElektrolitFaktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :a.Umur :Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim :Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.c.Diet :Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d.Stress :Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.h.Pembedahan :Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
4. Proses Keperawatan .
1. Pengkajian Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi :
• Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit• Kaji manifestasi klinik melalui :- Timbang berat badan klien setiap hari- Monitor vital sign- Kaji intake output• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.- Auskultasi bunyi /suara nafas- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum, Analisa Gas Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.
2. Diagnosis KeperawatanDiagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio, ketidakseimbangan elektrolit• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan anuria, penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di ekstraseluler.• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
3. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :a. Atur intake cairan dan elektrolit b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
4. Evaluasi/Kreteria hasil :Kreteria hasil meliputi :• Intake dan output dalam batas keseimbangan• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal.
BAB IIIPenutup
A. Kesimpulan.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbanganasam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Kritik & saran.
Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 1 sangat mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
Daftar pustaka
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995
Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.
Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.