Lost In Saigon.doc

18
Lost In Saigon Mengunjungi Vietnam tidak afdhol kalau tidak mengunjungi Ho Chi Minh yang dulu dikenal dengan nama Saigon. Berangkat dengan pesawat SQ pukul 5.30 pagi dari Bandara Soekarno Hatta. Transit satu jam di Bandara Changi – Singapura, terus langsung ke bandara Tan Son Nhat International Airport (TIA) Ho Chi Minh – Vietnam. Dahulu sebelum terbentuknya Vietnam, Saigon (lidah orang vietnam mengucapkannya denga saigong) masuk dalam wilayah Vietnam Selatan. Vietnam Dahulu Sejarah Vietnam menurut legenda, sejak abad 11 SM sampai abad 10 Masehi mayoritas berada di bawah kekuasaan kekaisaran Cina. Pada tahun 214 SM , beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong , Guangxi , Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue . Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan. Selang puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM , Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara sendiri, Nan Yue , dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM . Untuk lebih 10 abad selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu , Dinasti Jin , Dinasti Selatan , Dinasti Sui dan Dinasti Tang ). Masa Dinasti-dinasti Pada 939 CE, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran , Dai Viet mengalahkan tiga usaha

Transcript of Lost In Saigon.doc

Page 1: Lost In Saigon.doc

Lost In Saigon

Mengunjungi Vietnam tidak afdhol kalau tidak mengunjungi Ho Chi Minh yang dulu dikenal dengan nama Saigon. Berangkat dengan pesawat SQ pukul 5.30 pagi dari Bandara Soekarno Hatta. Transit satu jam di Bandara Changi – Singapura, terus langsung ke bandara Tan Son Nhat International Airport (TIA) Ho Chi Minh – Vietnam. Dahulu sebelum terbentuknya Vietnam, Saigon (lidah orang vietnam mengucapkannya denga saigong) masuk dalam wilayah Vietnam Selatan.

Vietnam Dahulu

Sejarah Vietnam menurut legenda, sejak abad 11 SM sampai abad 10 Masehi mayoritas berada di bawah kekuasaan kekaisaran Cina.

Pada tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue. Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan.

Selang puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Untuk lebih 10 abad selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang).

Masa Dinasti-dinasti

Pada 939 CE, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan. Tiga kali dengan pasukan yang sangat besar juga dengan persipan yang hati-hati untuk serangan mereka, tetapi tiga kali berturut-turut orang-orang Mongol dikalahkan sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih 300 tahun yang lalu. Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat Dinasti Le pada abad ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar Le Thanh Tong. Antara abad ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya ke arah Sealatan dalam proses yang disebut Nam Tien (Perluasan ke Selatan). Mereka akhirnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak kekaisaran Khmer.

Masa kolonialisme Perancis

Kemerdekaan Vietnam berakhir pada pertengahan abad 19 AD (Setelah Masehi), ketika Vietnam dikolonialisasikan oleh Kerajaan Perancis. Pemerintahan Perancis menanamkan

Page 2: Lost In Saigon.doc

perubahan signifikan dalam bidang politik dan kebudayaan pada masyarakat Vietnam. Sistem pendidikan modern gaya Barat dikembangkan dan agama Kristen diperkenalkan kepada masyarakat Vietnam. Pengembangan ekonomi perkebunan untuk mempromosikan ekspor tembakau, nila (indigo), teh dan kopi, Perancis mengabaikan permintaan akan pemerintahan sendiri (self-government) dan hak-hak sipil yang terus meningkat. Sebuah pergerakan politik nasionalis dengan cepat muncul, dan pemimpin muda Ho Chi Minh memimpin permintaan akan kemerdekaan kepada League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa). Tetapi, Perancis memelihara dominasi kontrol terhadap koloni-koloninya hingga Perang Dunia II, ketika perang Jepang di Pasifik memicu penyerbuan ke Indochina. Sumber daya alam Vietnam dieksploitasi untuk kepentingan kampanye militer Jepang ke Burma, Semenanjung Malay dan India. Pada tahun terkahir perang, pemberontakan nasionalis berpasukan muncul di bawah Ho Chi Minh, melakukan kemerdekaan dan komunisme. Menyusul kekalahan Jepang, pasukan nasionalis melawan pasukan kolonial Perancis pada Perang Indochina Pertama yang dimulai pada tahun 1945 hingga 1954. Perancis mengalami kekalahan besar pada Pertempuran Dien Bien Phu dan dalam waktu singkat setelah itu ditarik dari Vietnam. Negara-negara yang berperang dalam Perang Vietnam membagi Vietnam pada 17th parallel menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan sesuai Perjanjian Geneva (Geneva Accords).

Perang Vietnam

Pemerintahan komunis atas Vietnam Utara ditolak oleh Amerika Serikat (A.S.) atas kemiripannya terhadap Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Ketidaksetujuan dengan segera muncul atas ide pemilihan umum dan reunifikasi (Vietnam Utara dan Selatan), dan A.S. mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer, bahkan Soviet menyuplai tentara dan persenjataan untuk memperkuat militer komunis. Serangan kontroversial atas kapal A.S. di Teluk Tonkin memicu serangan militer A.S. terhadap instalasi milter Vietnam Utara dan penempatan lebih dari 500.000 tentara di Vietnam Selatan. Pasukan A.S. dengan segera dibingungkan oleh sebuah perang gerilya yang buruk dengan Viet Cong, milisi komunis Vietnam Selatan. Pasukan Vietnam Utara gagal dalam usaha penyerbuan terhadap Selatan pada 1968 Tet Offensive dan perang dengan segera menyebar ke negara tetangga Laos dan Kamboja. Dengan korban yang menggunung, A.S. mulai memindahkan tugas perjuangan ke militer Vietnam Selatan dalam proses yang dikenal sebagai Vietnamisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil yang campur aduk, tetapi dengan dukungan A.S., Vietnam Selatan mampu bertahan. Perjanjian Damai Paris (Paris Peace Accords) pada 27 Januari 1973 mengakui kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Di bawah perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik pada 29 Maret 1973. Pertempuran kecil tetap berlanjut, tetapi semua pertempuran besar telah berakhir hingga sekali lagi, Utara menginvasi dan menundukkan Selatan pada 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat menjadi Republik Vietnam Selatan, sebuah negara boneka di bawah kekuasaan militer oleh Vietnam Utara, sebelum secara resmi disatukan dengan Utara di bawah pemerintahan Komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam pada 2 July 1976.

Pasca perang Vietnam

Dampak dari pengambil-alihan kontrol, komunis Vietnam melarang partai politik lain, menahan tersangka yang dipercayai berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan memulai kampanye masal tentang kolektifisasi pertanian dan pabrik-pabrik. Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang terjadi sangat lambat dan masalah kemanusiaan serius dan masalah-masalah ekonomi menghadapi rezim komunis. Pada 1978, Militer Vietnam menginvasi Kamboja untuk melepaskan bekas rekan mereka, Khmer Rouge, dari penindasan.

Page 3: Lost In Saigon.doc

Aksi ini memperburuk hubungan dengan RRT, yang meluncurkan serangan mendadak kepada Vietnam Utara pada 1979. Konflik ini menyebabkan Vietnam lebih semakin bergantung terhadap bantuan ekonomi dan militer dari Soviet.Dalam sebuah perubahan sejarah pada 1986, Partai Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar bebas (free-market) yang dikenal sebagai Doi Moi (Renovasi). Dengan kekuasaan negara tetap tak tertandingi, kepemilikan pribadi atas pertanian-pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipicu. Namun, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua organ-organ pemerintahan tetap kuat.

Đổi Mới

Pada perubahan sejarah pada tahun 1986, Partai Komunis Vietnam menerapkan reformasi pasar bebas yang dikenal sebagai Đổi Mới(Renovasi). Dengan kekuasaan negara yang tetap tidak terlawankan, kepemilikan swasta atas pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipacu. Ekonomi Vietnam mencapai pertumbuhan yang cepat dalam produksi bidang pertanian dan perindustrian, konstruksi dan perumahan, ekspor dan investasi asing. Vietnam sekarang adalah satu di antara negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Secara politis, reformasi belum terjadi. Partai Komunis Vietnam mempertahankan kontrol atas semua organ-organ pemerintah.

Partai Komunis Vietnam (bahasa Vietnam: Đảng Cộng sản Việt Nam, disingkat ĐCSVN) adalah partai politik pendiri dan penguasa Republik Sosialis Vietnam. Meski sebenarnya memegang kekuasaan bersama dengan Barisan Tanah Air Vietnam, ĐCSVN sepenuhnya menguasai pemerintahan serta mengendalikan negara, militer, dan media secara terpusat. Supremasi Partai Komunis termaktub dalam Pasal 4 Konstitusi Vietnam. Per 2012, anggota tertinggi Politbiro adalah Trương Tấn Sang yang menjabat sebagai Presiden Vietnam. Nguyễn Phú Trọng, anggota kedelapan Politbiro Ke-11, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Pusat.

Partai Komunis Vietnam terkenal akan anjurannya terhadap sistem ekonomi pasar berhaluan sosialis. Lembaga tertinggi partai ini adalah Kongres Nasional yang berhak memilih anggota Komite Pusat. Di antara kongres, Komite Pusat menjadi organ tertinggi yang mengurusi kegiatan sehari-hari Partai Komunis. Segera setelah kongres, Komite Pusat akan memilih anggota Politbiro dan Sekretariat serta menunjuk Sekretaris Jenderal. Di antara sidang Komite Pusat, Politbiro menjadi organ tertinggi yang mengurusi kegiatan sehari-hari Partai Komunis, tetapi hanya dapat menjalankan keputusan berdasarkan kebijakan yang sebelumnya telah disetujui oleh Komite Pusat atau Kongres Nasional. Per 2013, Politbiro Ke-11 terdiri atas 16 anggota

Kota Ho Chi Minh (bahasa Vietnam: Thành phố Hồ Chí Minh), adalah kota terbesar di Vietnam dan terletak dekat delta Sungai Mekong. Dahulu namanya Prey Nokor (bahasa

Khmer: ), dan saat itu kota ini merupakan pelabuhan utama Kamboja, yang kemudian ditaklukkan oleh bangsa Vietnam pada abad ke-16. Namanya kemudian berubah menjadi Saigon hingga berakhirnya perang Vietnam, dan dijadikan ibu kota koloni Perancis Cochinchina, dan ibu kota Vietnam Selatan dari 1954 hingga 1975. Pada 1975, Saigon digabungkan dengan provinsi Gia Định di sekitarnya dan diubah namanya menjadi Kota Ho

Page 4: Lost In Saigon.doc

Chi Minh (meskipun nama Saigon masih sering digunakan). Pusat kota ini terletak di tepi Sungai Saigon, 60 km dari Laut China Selatan.[2]

Asal usul nama

Nama asli dalam bahasa Khmer

Saigon dikenal oleh penduduk aslinya bangsa Khmer sebagai Prey Nokor ( ). Prey Nokor berarti "kota hutan" atau "negeri hutan" dalam bahasa Khmer (Prey = "hutan"; Nokor = "kota, negeri", dari bahasa Sanskerta nagara). Nama Prey Nokor masih digunakan di Kamboja hingga sekarang, dan oleh minoritas Khmer Krom yang tinggal di delta Mekong.

Nama tradisional dalam bahasa Vietnam

Setelah Prey Nokor dihuni oleh bangsa Vietnam yang bermigrasi dari utara, kota ini dikenal sebagai Sài Gòn. Ada banyak perdebatan mengenai asal usul nama Saigon dalam bahasa Vietnam. Etimologinya dianalisis di bawah.

Sebelum kolonisasi Perancis, nama Saigon dalam bahasa Vietnam adalah Gia Ðịnh. Pada 1862, Perancis membuang nama resmi ini dan mengadopsi nama "Saïgon", yang selalu populer sebagai Sài Gòn.

Dari sudut ortografis, nama Vietnam Sài Gòn ditulis dalam dua suku kata, yang merupakan konvensi tradisional penulisan ejaan Vietnam. Namun sebagian orang menulis nama kota ini sebagai SàiGòn atau Sàigòn untuk menghemat ruang atau memberikannya kesan barat.

Etimologi bahasa Vietnam

Sebuah etimologi yang sering terdengar ialah bahwa Sài adalah sebuah kata pinjaman dari (bahasa Tionghoa: 柴, diucapkan chái dalam bahasa Mandarin) yang berarti "kayu api, balok kayu, ranting; tiang", sementara Gòn adalah sebuah kata pinjaman lain dari bahasa Tionghoa (棍, diucapkan gùn dalam bahasa Mandarin) yang berarti "tongkat, tiang", dan yang artinya berkembang menjadi "kapas" dalam bahasa Vietnam (bông gòn, secara harafiah berarti "tongkat kapas", yaitu "pohon kapas", yang kemudian dipersingkat menjadi gòn).

Sebagian orang mengatakan bahwa nama ini berasal dari banyak tanaman kapas yang ditanam bangsa Khmer di sekitar Prey Nokor, dan yang masih dapat dilihat di kuil Cây Mai dan daerah-daerah sekitarnya. …

Trương Vĩnh Ký, "Souvenirs historiques sur Saïgon et ses environs", dalam Excursions et Reconnaissances, Imprimerie Coloniale, Saïgon, 1885.

Sebuah penjelasan lainnya ialah bahwa makna etimologis "ranting" (Sài) dan "batang kayu" (Gòn) merujuk kepada hutan yang rapat dan tinggi yang pernah ada di sekitar kota ini, hutan yang sudah dirujuk oleh nama Khmer Prey Nokor.

Page 5: Lost In Saigon.doc

Orang-orang Tionghoa baik di Vietnam maupun di Tiongkok tidak menggunakan nama柴棍 (diucapkan Chaai-Gwan dalam bahasa Kantonis dan Cháigùn dalam bahasa Mandarin), meskipun secara etimologis inilah nama yang konon merupakan asal usul nama Vietnam Sài Gòn (bila teorinya memang benar). Sebaliknya, mereka menyebut kota ini 西貢 (diucapkan Sai-Gung dalam bahasa Kantonis dan Xīgòng dalam bahasa Mandarin), yang semata-mata sebagai transliterasi fonetik nama "Saigon".

Etimologi Khmer

Sebuah etimologi lain yang sering diajukan ialah bahwa "Saigon" berasal dari "Sai Con",

yang merupakan transliterasi dari kata dalam bahasa Khmer prey kor ( ) yang berarti "hutan pohon randu" (prey = hutan; kor = pohon kapuk atau randu). Kata bahasa Khmer prey kor tidak boleh dikacaukan dengan nama Khmer "Prey Nokor" yang telah dibahas di atas (kor adalah sebuah kata bahasa Khmer yang berarti "pohon randu", sementara nokor adalah kata dalam bahasa Khmer dari bahasa Sanskerta yang berarti "kota, negeri").

Teori etimologi Khmer ini cukup menarik karena konteks Khmer ketika para pemukim Vietnam pertama tiba di daerah ini. Namun, teori ini sama sekali gagal menjelaskan bagaimana kata Khmer "prey" berubah menjadi "Sài" dalam bahasa Vietnam, karena kedua suku kata ini secara fonetik sangat berbeda.

Etimologi bahasa Kantonis

Sebuah etimologi yang kurang dapat diterima diajukan oleh Vương Hồng Sển, seorang sarjana Vietnam pada awal abad ke-20, yang menegaskan bahwa kata Sài Gòn aslinya berasal dari nama Cholon dalam bahasa Kantonis (bahasa Vietnam: quốc ngữ Chợ Lớn; chữ nôm), yaitu daerah Pecinan di Saigon. Nama (asli) Cholon dalam bahasa Kantonis adalah "Tai-Ngon" (堤岸), yang berarti "tembok". Teori ini berpendapat bahwa "Sài Gòn" berasal dari "Tai-Ngon".

Nama sekarang

Pada 1 Mei 1975, setelah jatuhnya Vietnam Selatan, pemerintah komunis yang kini berkuasa mengganti nama kota ini dengan menggunakan nama samaran pemimpin mereka Hồ Chí Minh. Nama yang resmi sekarang adalah Thành phố (artinya kota) Hồ Chí Minh, yang seringkali disingkat menjadi TPHCM. Dalam bahasa Indonesia, nama ini diterjemahkan menjadi Kota Ho Chi Minh, dan dalam bahasa Perancis diterjemahkan menjadi Hô Chi Minh Ville. Namun, nama lama Sài Gòn/Saigon masih banyak digunakan oleh orang Vietnam dan ditemukan dalam nama-nama perusahaan, judul-judul buku, dan kadang-kadang dalam papan keberangkatan di bandara.

Sejarah

Kota Ho Chi Minh dimulai sebagai sebuah desa nelayan kecil dengan nama Prey Nokor. Wilayah yang kini menjadi daerah kota paad mulanya adalah daerah rawa-rawa dan dihuni oleh bangsa Khmer selama berabad-abad sebelum datangnya bangsa Vietnam.

Page 6: Lost In Saigon.doc

Pada 1623, Raja Chey Chettha II dari Kamboja (1618-1628) mengizinkan pengungsi-pengungsi Vietnam melarikan diri dari perang saudara Trinh-Nguyen di Vietnam untuk menetap di wilayah Prey Nokor, dan membangun sebuah rumah adat di Prey Nokor. Gelombang para pemukim Vietnam yang kian bertambah, yang tidak dapat ditahan oleh kerajaan Kamboja, yang kini diperlemah oleh karena peperangan dengan Thailand, perlahan-lahan menciptakan Vietnamisasi atas daerah tersebut. Akhirnya, Prey Nokor dikenal sebagai Saigon.

Pada 1698, Nguyen Huu Canh, seorang bangsawan Vietnam, dikirim oleh para penguasa Nguyen dari Huế untuk membangun struktur administratif Vietnam di wilayah itu, dan dengan demikian memisahkannya dari Kamboja, yang tidak cukup kuat untuk melakukan intervensi. Canh seringkali dianggap berjasa karena memperluas Saigon hingga menjadi sebuah pemukiman penting. Sebuah benteng besar Vauban yang dinamai Gia Dinh telah dibangun, yang belakangan dihancurkan oleh Perancis dalam pertempuran Chi Hoa.

Setelah ditaklukkan Perancis pada 1859, kota ini dipengaruhi oleh Perancis selama pendudukan mereka atas Vietnam, dan sejumlah bangunan bergaya klasik barat di kota ini mencerminkan pengaruh tersebut. Akibatnya Saigon dijuluki sebagai "Mutiara dari Timur Jauh " (Hòn ngọc Viễn Đông) atau "Paris di Timur" (Paris Phương Đông).

Pada 1954, Perancis dikalahkan oleh komunis Viet Minh dalam Pertempuran Điện Biên Phủ, dan mengundurkan diri dari Vietnam. Bukannya mengakui pihak komunis sebagai pemerintah yang baru, mereka memberikan dukungan kepada pemerintahan yang dibentuk oleh Kaisar Bảo Đại. Bảo Đại menjadikan Saigon sebagai ibukotanya pada 1950. Saat itu Saigon dan kota Cholon (Chợ Lớn), yang kebanyakan penduduknya adalah orang-orang Tionghoa Vietnam, digabungkan menjadi satu unit administrasi yang disebut Ibukota Saigon (Đô Thành Sài Gòn dalam bahasa Vietnam). Ketika Vietnam secara resmi dibagi menjadi Vietnam Utara (Republik Demokrasi Vietnam) dan Vietnam Selatan (Republik Vietnam), pemerintahan selatan, yang dipimpin oleh Presiden Ngô Đình Diệm, mempertahankan Saigon sebagai ibukotanya.

Ketika Perang Vietnam berakhir, pada 30 April 1975, kota ini jatuh ke tangan kekuasaan Tentara Rakyat Vietnam. Di AS peristiwa ini biasanya disebut sebagai "Kejatuhan Saigon," sementara di Vietnam disebut "Pembebasan Saigon."

Pada 1976, setelah dibentuknya Republik Sosialis Vietnam yang bersatu di bawah komunis, kota Saigon (termasuk Cholon), Provinsi Gia Ðịnh dan 2 Distrik suburban dari dua Provinsi lain di dekatnya digabungkan sehingga menjadi Kota Hồ Chí Minh untuk menghormati almarhum pemimpin komunis Hồ Chí Minh. Nama lamanya Saigon masih digunakan secara luas oleh banyak orang Vietnam, khususnya dalam konteks yang tidak resmi. Biasanya, istilah Saigon hanya merujuk pada distrik-distrik urban Kota Hồ Chí Minh. Istilah "Saigon" juga dapat ditemukan di nama-nama toko di seluruh negara, bahkan juga di Hanoi. Dalam istilah-istilah seperti "Fesyen Saigon" atau "Gaya Saigon" kata "Saigon" digunakan untuk merujuk pada keanggunan dan modernitas. Kini, pusat kotanya masih dihiasi dengan jalan-jalan raya yang luas dan elegan dan gedung-gedung bersejarah kolonial Perancis. Struktur-struktur yang paling menonjol di pusat kota adalah Gedung Reunifikasi (Dinh Thống Nhất), Balai Kota (Uy ban Nhan dan), Teater Munisipal (Nha hat Thanh pho), Kantor Pos (Buu dien Thanh Pho), Museum Revolusioner (Bao tang Cach mang), Kantor Bank Negara (Ngan hang Nha nuoc), Pengadilan Rakyat (Toa an Nhan dan) dan Katedral Notre Dame (Nhà thờ Đức Bà).

Page 7: Lost In Saigon.doc

Di Kota Ho Chi Minh terdapat penduduk etnis Tionghoa yang telah mapan. Cholon, yang kini dikenal sebagai Distrik 5 dan bagian-bagian dari Distrik 6, 10 dan 11, berfungsi sebagai Pecinannya.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 7 juta (penduduk terdaftar ditambah dengan pekerja pendatang), Kota Ho Chi Minh membutuhkan peningkatan infrastruktur masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, pemerintah koat dan sentral telah berupaya mengembangkan pusat-pusat urban yang baru. Dua proyek yang paing menonjol adalah pusat kota Thu Thiem di Distrik 2 (sedang dalam perencanaan, pembangunannya belum dimulai) dan proyek Pusat Kota Baru Phu My Hung di Distrik 7 (sebagai bagian dari Saigon Selatan dimana terdapat berbagai sekolah internasional seperti sekolah Jepang, Royal Melbourne Institute of Technology dari Australia, sekolah Taiwan dan Korea).

Geografi dan iklim

Kota Ho Chi Minh terletak pada 10°45' LU, 106°40' BT (10.75, 106.667) di wilayah tenggara Vietnam, 1.760 km selatan dari Hanoi. Ketinggian rata-ratanya adalah 19 meter di atas permukaan laut. Kota ini berbatasan dengan Provinsi Tay Ninh dan Binh Duong di utara, Provinsi Dong Nai dan Ba Ria - Vung Tau di sebelah timur, Provinsi Long An di barat dan Laut Timur di selatan dengan pantai yang panjangnya 20 km. Luas kotanya 2.095 km² (0.63% dari daratan Vietnam), membentang hingga ke Cu Chi (20 km dari perbatasan Kamboja), dan di bagian bawah hingga ke Can Gio di pantai Laut Timur. Jarak dari titik paling utara (Komun Phu My Hung, Distrik Cu Chi) ke titik yang paling selatan (Komun Long Hoa, Distrik Can Gio) adalah 120 km, dan dari titik paling timur (Ward Long Binh, Distrik Sembilan) hingga ke titik paling barat (Komun Binh Chanh, Distrik Binh Chanh) adalah 46 km.

Kota ini beriklim tropis, dengan kelembapan rata-rata 75%. Satu tahun dibagi menjadi dua musim yang sangat berbeda: Musim hujan dengan curah hujan rata-rata sekitar 1.800 mm per tahun (sekitar 100 hari hujan per tahun), yang biasanya dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada akhir November. Musim kering berlangsung dari Desember hingga April. Temperatur rata-ratanya 28 °C, temperatur tertinggi kadang-kadang mencapai 39 °C sekitar tengah hari pada akhir April, sementara yang terendah mungkin hingga di bawah 16 °C pada pagi-pagi sekali di akhir Desember.

Sistem politik dan administratif

Pusat kota Kota Ho Chi Minh

Page 8: Lost In Saigon.doc

Teater munisipal

Kantor pos utama, 1991

Kota Ho Chi Minh adalah sebuah munisipalitas yang sederajat dengan provinsi-provinsi di Vietnam. Karena itu, kota ini mempunyai struktur politik yang sama dengan provinsi, dengan Dewan Rakyat dan Komite Rakyat sebagai badan administrasi utamanya. Dewan Rakyat terdiri dari 95 orang wakil rakyat yang terpilih,s ementara Komite Rakyat mempunyai 13 anggota yang dipilih oleh dewan sebagai badan administrasi utama pemerintah.

Ketua Dewan Rakyat adalah pejabat pemerintahan tertinggi, sementara Ketua Komite Rakyat adalah eksekutif tertinggi kota. Jadi kota ini tidak mempunyai satu posisi walikota saja seperti di banyak kota lainnya di dunia. Partai Komunis Vietnam (PKV) memimpin semua aktivitas politik, ekonomi, dan sosial di seluruh negeri, karena itu Sekretaris Komite PKV Kota Ho Chi Minh sesungguhnya adalah pejabat dengan kedudukan tertinggi di kota ini.

Sejak Desember 2003, munisipalitas ini dibagi menjadi 24 distrik. Lima di antaranya (Luas: 1.601 km²) ditetapkan sebagai distrik suburban "Huyện" dalam bahasa Vietnam), meliputi daerah pertanian yang mengurban di sekitar kota yang termasuk dalam perbatasan resmi munisipalitas. Distrik-distrik ini dinamai Nhà Bè, Cần Giờ, Hóc Môn, Củ Chi, dan Bình Chánh. Ke-19 distrik lainnya {Luas: 494 km²} terdapat di dalam kota sendiri. Hanya tujuh dari ke-19 distrik ini yang mempunyai nama (Tân Bình, Bình Thạnh, Phú Nhuận, Thủ Dức, Bình Tân, Tân Phú dan Gò Vấp) – sementara sisanya hanya diberi nomor satu hingga dua belas. Masing-masing Distrik ini dibagi lagi ke dalam banyak ward ("kampung" atau "Phường" dalam bahasa Vietnam), sementara sebuah Distrik suburban biasanya terdiri dari banyak komun dan kota kecamatan (townships) ("Xã" dan "Thị trấn" dalam bahasa Vietnam).

Page 9: Lost In Saigon.doc

Sekarang ini, Kota Ho Chi Minh mempunyai 254 kampung, 58 komun dan 5 kota kecamatan (lihat Daftar unit adminisratsi Kota Ho Chi Minh di bawah).

Demografi

Menurut Sensus 1 Oktober 2004, penduduk Kota Ho Chi Minh berjumlah 6.117.251 (dari jumlah ini, 19 Distrik dalam mempunyai 5.140.412 penduduk dan 5 Distrik suburban mempunyai 976.839 penduduk). Pada pertengahan 2005, penduduk kota ini diperkirakan 6.239.938 (dari jumlah ini 19 Distrik dalam mempunyai 5.240.516 penduduk dan 5 Distrik suburban mempunyai 999.422 penduduk), atau sekitar 7,4% dari seluruh penduduk Vietnam; sehingga konsentrasi penduduk di kota ini adalah yang tertinggi di seluruh negeri. Sebagai unit administratif, penduduknya juga yang terbanyak pada tingkat provinsi. Sebagai pusat ekonomi dan finansial terbesar di Vietnam, Kota Ho Chi Minh telah memikat semakin banyak imigran dari daerah provinsi Vietnam lainnya dalam tahun-tahun belakangan ini. Karenanya, penduduknya bertambah dengan cepat. Dari 1999 - 2004, penduduk kota ini telah bertambah sekitar 200.000 orang per tahunnya.

Mayoritas penduduknya adalah etnis Vietnam (Kinh) dengan jumlah sekitar 90%. Kelompok etnis minoritas lainnya termasuk orang Tionghoa (Hoa) dengan jumlah 8%, (komunitas Tionghoa terbesar di Vietnam) dan minoritas lainnya (Khmer, Cham, Nung, Rhade) 2%.

Orang Kinh menggunakan bahasa Vietnam dengan aksen-aksen wilayahnya masing-masing: orang Vietnam selatan (sekitar 50%), utara (30%) dan tengah (20%). Sementara orang Hoa menggunakan dialek Kantonis, bahasa Tiochu (Chaozhou), Fujian, Hainan dan Hakka; hanya beberapa yang berbicara dengan menggunakan bahasa Mandarin yang standar. Bahasa Inggris dalam berbagait ingkatnya digunakan khususnya dalam pariwisata dan sector perdagangan yang banyak berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Karena itu, bahasa Inggris secara de facto merupakan bahasa kedua bagi sebagian penduduk Saigon.

Menurut sejumlah peneliti, penduduk Kota Ho Chi Minh dapat dibagi menurut agamanya sebagai berikut: Buddhisme (semua aliran) 50%, Katolik Roma 12%, Protestan 2%, lain-lain (Cao Dai, Hoa Hao, Islam, Hinduisme) 2%, dan tak beragama atau agamanya tak diketahui 34%.

konomi

Kota Ho Chi Minh adalah pusat ekonomi terpenting di Vietnam. Sekitar 300.000 usaha, termasuk banyak perusahaan besar, terlibat dalam industri teknologi tinggi, elektroik, pemrosesan dan industri ringan, juga dalam bangunan, bahan bangunan dan produk pertanian. Saat ini, kota ini mempunyai 15 taman industri dan zona pemrosesan ekspor (EPZ), selain Taman Perangkat Lunak Quang Trung dan Taman Teknologi Tinggi Sai Gon (SHTP). Ada pasar grosir besar dan menengah 171, puluhan rantai toko serba ada, lusinan mal belanja, dan banyak pusat mode dan kecantikan modern. Di dalam kota terdapat lebih dari 50 bank dengan ratusan cabangnya ditambah dengan sekitar 20 perusahaan asuransi. Bursa saham Vietnam pertama dibuka di kota ini pada 2001.

Pada 2005, PDB kota ini diperkirakan AS$ 11,6 miliar, atau sekitar AS$ 1.850 per kapita, (naik 12,2% pada 2004) dan mewakili 20% PDB seluruh negara. Metode Keseimbangan kemampuan berbelanja PDB, mencapai AS$ 56 miliar, atau sekitar AS$ 8.900 per kapita

Page 10: Lost In Saigon.doc

(sekitar 3,5 kali lebih tinggi daripada rata-rata di seluruh negara). Nilai Produk Industri kota ini adalah AS$ 5,6 miliar, setara dengan 30% dari seluruh negeri. Perputaran ekspor-impor melalui pelabuhan Kota Ho Chi Minh mengambil AS$ 29 miliar, atau 40% dari keseluruhan jumlah yang dicapai di seluruh negeri. Kota Ho Chi Minh juga telah menyumbangkan sekitar 30% kepada pendapatan tahunan anggaran nasional.

Kota ini mempunyai ratusan perusahaan percetakan dan penerbitan. Juga terdapat banyak toko buku jaringan perpustakaan umum dan sekolah. Perpustakaan Umum Kota Ho Chi Minh dengan lebih dari 1,5 juta koleksi bukunya, adalah sebuah gedung yang berarsitektur indah, di antara yang terindah di Vietnam. Orang dapat mengunjungi Museum Sejarah, Museum Revolusi, Museum Perempuan Selatan, Museum Angkatan Bersenjata Tenggara, Museum Seni, Galeri untuk Sisa-sisa Perang, Gedung Memorial Nha Rong, Relikui Ben Duoc tentang Terowongan Bawah Tanah dan banyak galeri seni swasta. Selain Teater Munisipal, ada banyak tempat hiburan yang indah seperti misalnya Teater Bến Thành dan Hòa Bình dan Panggung Musik Lan Anh. Taman Wisata dan Budaya Đầm Sen, Taman Budaya Suoi Tien dan pantai Can Gio Eco adalah tiga tempat rekreasi di dalam kota yang populer di antara pengunjung.

Pengunjung juga dapat menikmati berbagai makanan asing, dari sushi Jepang hingga daging panggang Texas. Kota ini mempunyai ratusan hotel berkelas dengan lebih dari 18.000 kamar, termasuk 10 hotel mewah berbintang 5. Namun, wisatawan berkantung tipis dengan mudah dapat menemukan menu dan kamar yang murah di "Wilayah Barat" ("Western Quarter") di Jalan Pham Ngu Lao di Distrik 1.

Pendidikan

Peta yang menunjukkan semua lokasi Universitas di Kota Ho Chi Minh

Pendidikan tinggi di Kota Ho Chi Minh cukup maju; di sini terdapat sekitar 50 universitas dan perguruan tinggi dengan lebih dari 300.000 mahasiswa di tempat-tempat seperti misalnya: Universitas Nasional Vietnam dengan 35.000 mahasiswa, universitas terpenting di wilayah selatan, yang terdiri atas 6 sekolah anggota utama: Universitas Ilmu Pengetahuan Alam (dulunya Sekolah Tinggi Ilmu Pengetahuan Alam Saigon); Universitas Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (sebelumnya Sekolah Tinggi Sastra Saigon); Universitas Politeknik (dulunya Institut Teknologi Nasional); Universitas Internasional, Fakultas Ekonomi dan Universitas Teknologi Informasi yang baru didirikan.

Beberapa lembaga pendidikan penting lainnya termasuk: Universitas Pedagogi Kota Ho Chi Minh, Universitas Ekonomi, Universitas Arsitektur, Universitas Kedokteran dan Farmasi, Universitas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hukum, Universitas Pendidikan Teknik, Universitas Perbankan, Universitas Transportasi, Universitas Industri, Universitas Terbuka, Universitas Olah Raga dan Pendidikan Jasmani, Universitas Seni, Universitas Kebudayaan dan Konservatorium Musik.

Universitas RMIT dengan lebih dari 2.000 mahasiswa, sebuah unit pendidikan tinggi yang unik karena mendapatkan investasi asing di Vietnam saat ini, didirikan pada 2002 oleh Institut Teknologi Kerajaan Melbourne (RMIT) dari Australia.

Page 11: Lost In Saigon.doc

Kesehatan masyarakat

Sistem pemeliharaan kesehatan kota ini relatif maju dengan sebuah jaringan yang terdiri atas 80 rumah sakit atau pusat medis milik masyarakat dan puluhan lainnya klinik swasta. Lembaga-lembaga ini dilengkapi dengan peralatan medis yang maju. Rumah Sakit Chợ Rẫy yang mempunyai 1.400 tempat tidur, ditingkatkan mutunya dengan bantuan Jepang dan Institut Kardiologi yang disponsori Perancis, adalah salah satu fasilitas medis terbaik di seluruh Indochina. Pusat Diagnosis (Medis) Hoa Hao dan Rumah Sakit FV baru-baru ini menarik banyak klien, termasuk orang-orang asing, karena kualitas pelayanannya yang baik dan perlengkapannya yang modern. Pasien dating dari kota-kota dari provinsi-provinsi yang berdekatan dan juga dari Kamboja.

Transportasi

Vietnam Airlines adalah perusahaan penerbangan nasional Vietnam. Perusahaan ini saat ini mengoperasikan sebuah armada pesawat modern buatan Barat, termasuk Airbus 320, 321, Boeing 767, 777 dan 787 dalam waktu dekat nanti. Lebih dari 20 jalur dalam negeri dan 39 tujuan internasional dilayani. Perusahaan penerbangan kedua Vietnam, Pacific Airlines, menggunakan sebuah armada sewaan terdiri dari Boeing 737 dan 767. Bandar Udara Internasional Tan Son Nhat, sebuah bandar udara gabungan sipil dan militer, terletak 7 km di sebelah utara pusat (Distrik 1) Kota Ho Chi Minh (Saigon). Pelayanan taksi dan tersedia untuk perjalanan dari dan ke bandar udara dan di dalam kota. Karena pertumbuhan penumpang udara yang cepat dan jarak yang dekat dari Bandar Udara Tan Son Nhat ke pusat kota, pemerintah Vietnam telah bersiap-siap membangun sebuah Bandar udara internasional yang baru dekat Kota Long Thanh, Provinsi Dong Nai sekitar 50 km di barat laut.

Kebanyakan dari taksi kota ini yang jumlahnya 8.000 buah menggunakan meter dan biasanya berkondisi baik, namun banyak pengemudinya tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik. Sebagian pengemudi menolak menggunakan meter dengan maksud mendapatkan bayaran yang lebih tinggi. Pengunjung harus berhati-hati bila menggunakan ojek bermotor (xe ôm) atau becak (xích lô), karena kadang-kadang mereka menjadikan penumpangnya mangsa pemerasan.

Jalanan yang padat dengan sepeda motor

Pada umumnya, sistem jalan di Kota Ho Chi Minh tidak baik – sebagian dari jalan-jalannya penuh dengan lubang, khususnya di berbagai jalan kecil dan lorong-lorongnya, yang kadang-kadang hanya lebih baik dari jalan tanah. Berkendaraan dengan bus adalah satu-satunya transportasi publik yang tersedia meskipun kota in berusaha mencari sumber-sumber pendanaan untuk proyek-proyek metro (kereta bawah tanah) dan kereta gantung. Baru-baru ini, karena impor sepeda motor murah khususnya dari Tiongkok, jumlah sepeda motor telah

Page 12: Lost In Saigon.doc

meningkat hingga sekitar 3 juta. Ada pula lebih dari 400.000 mobil, yang memadati jalan-jalan arteri kota ini dan membuat jalanan macet dan udara terpolusi. Bila Beijing dikenal sebagai " Kota Sepeda", maka Kota Ho Chi Minh dapat disebut " Kota Sepeda Motor". Pengunjung harus menyadari bahwa jalan-jalan di kota ini berbahaya karena pengemudi motor biasanya tidak peduli akan pejalan kaki dan kehadiran ribuan sepeda motor di jalan-jalan.. Pada umumnya orang menaati aturan-aturan lalu-lintas dan penegakan hukum makin baik. Namun, pengemudi masih terliat mengemudi dengan arah yang salah di sebuah jalan satu arah, atau mengabaikan lampu merah.

Kota ini merupakan pusat jalur kereta api Trans-Vietnam. Penumpang dapat pergi ke Hanoi dan perbatasan Tiongkok, sekitar 1.950 km di utara. Ada banyak pelabuhan sepanjang Sungai Saigon dan Dong Nai, seperti misalnya: Pelabuhan Saigon, Newport, OPelabuhan Bennghe dan Pelabuhan VICT. Mereka melayani 40% keluaran kargo ekspor-impor Vietnam setiap tahunnya.

Dari Saigon, orang dapat pergi ke banyak tempat di Vietnam Selatan dan ke Kamboja melalui jalan darat atau sungai. Kota ini dihubungkan dengan Dataran Tinggi Tengah oleh Jalan Raya Nasional 14 dan 20, ke Pesisir Tengah dan utara dengan Jalan Raya Nasional 1 dan ke Delta Sungai Mekong dengan Jalan Raya Nasional 1 dan 50. Dua jalan ekspres sedang dibangun untuk menghubungkan Kota Ho Chi Minh dengan Can Tho, ibu kota Dela Sungai Mekong, dan ke Kota Dau Giay, Provinsi Dong Nai, 70 km di barat laut.

Media, kebudayaan dan hiburan

Media di kota ini adalah yang paling berkembang di seluruh negara. Saat ini, Kota Ho Chi Minh mempunyai 5 surat kabar harian: Sai Gon Giai Phong (Saigon Merdeka) dan edisi bahasa Tionghoa dan sorenya, Tuoi Tre (Pemuda); surat kabar dengan sirkulasi terbesar di Vietnam; Nguoi Lao Dong (Buruh); Thao (Olahraga) dan Saigon Times Daily, surat kabar bisnis dalam bahasa Inggris, dan lebih dari 30 surat kabar dan majalah lainnya. Televisi Kota Ho Chi Minh (HTV) adalah jaringan televisi terbesar kedua di seluruh negara, setelah Televisi Vietnam (VTV), dengan siaran 24 jam sehari, 7 hari seminggu dengan 7 saluran (menggunakan teknologi analog dan digital). Suara Rakyat Kota Ho Chi Minh juga stasion radio terbesar di wilayah selatan. Saluran-saluran televisi internasional yang besar disiarkan melalui dua jaringan kabel (SCTV dan HTVC), dengan lebih dari 300.000 pelanggan atau TV satelit.

Kota ini mempunyai lebih dari 1,2 juta telepon terpasang tetap dan sekitar 3 juta telepon genggam (telepon genggam berkembang setiap tahunnya 20%). Internet, khususnya melalui hubungan ADSL, juga meluas dengan cepat, dengan lebih dari 800.000 pelanggan dan sekitar 3 juta pengguna yang sering.