lomba kerbau. Kebudayaan masyarakat Kangean merupakan ...
Transcript of lomba kerbau. Kebudayaan masyarakat Kangean merupakan ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan Indonesia begitu kaya dan beragam. Setiap daerah memiliki
kebudayaan atau adat istiadat tersendiri. Hal ini merupakan aset berharga
sekaligus identitas bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan. Kabupaten
Sumenep-Propensi Jawa Timur, merupakan salah satu daerah yang memiliki
warisan budaya yang begitu kaya termasuk Kebudayaan di pulau Kangean yaitu
lomba kerbau. Kebudayaan masyarakat Kangean merupakan kebudayaan turun
temurun hingga saat ini. Kebudayaan tersebut masih ada hingga sekarang, seperti
bahasa dan kesastraan, upacara kesenian pangka, gedeng dumik, kerapan kuda,
beserta lomba kerbau dan sebagainya.
Masyarakat Jawa Timur memiliki kebudayaan yang khas, dimana dalam
sistem atau metode kebudayaannya menggunakana simbol-simbol sebagai sarana
atau media untuk menciptakan pesan. Hal ini juga diperkuat bahwa budaya itu
sendiri sebagai hasil tingkat laku atau kreasi manusia yang memerlukan bahan
materi atau alat penghantar untuk menyampaikan maksud dan tujuan.
Salah satu budaya masyarakat Kangean, yaitu lomba kerbau dalam
simbol dan makna sebagai Kesenian tradisional, khususnya permainan
masyarakat Kangean adalah lomba kerbau. lomba kerbau tetap dilestarikan dan
dapat kita jumpai hingga sekarang, karena mempunyai fungsi dan makna yang
2
sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kangean, Kecamatan Arjasa, Desa
Angkatan1.
Salah satu contoh budaya yang ada di Jawa Timur adalah budaya kerapan
sapi di Madura yang sampai saat ini masih ditetapkan dilestarikan dan dinilai
sebagai salah satu kebudayaan yang dihormati. Budaya kerapan sapi merupakan
wujud hasil budaya yang berupa kesenian yang mana kerapan sapi adalah
sebagai salah satu jenis atraksi yang di angkat dari budaya Madura dan bentuk
dari budaya tersebut adalah memperagakan lomba pacuan kerbau sapi yang
memang khusus untuk dilimbakan.
Budaya ini juga berkembang dipulau Kangean dengan ciri khas tersendiri
yang disebut lomba kerbau. Kangean memiliki kebudayaan yang unik, yaitu
lomba kerbau. lomba kerbau sebagai warisan budaya para nenek muyang
mereka, yang sebagian besar adalah masyarakat petani. Dikatakan bahwa adanya
lomba kerbau itu merupakan hasil dari masyarakat yang waktu itu tidak
mempunyai hiburan dan masyarakat memiliki kerbau yang besar dan tanduk
yang panjang dan mempunyai pemikiran untuk mengadakan pengaduan kerbau.
budaya lomba kerbau oleh masyarakat Kangean biasanya diadakan pada bulan
Desember samapi Januari, pelaksanaan lomba kerbau yaitu pada hari minggu.
Kebudayaan lomba kerbau tersebut kebanyakan telah dilakukan secara turun-
temurun dari zaman nenek muyang sampai sekarang.
Budaya dari lomba kerbau tidak lain adalah sebagai kebudayaan orisinil
masyarakat Kangean. lomba kerbau merupakan tradisi turun temurun dari nenek
1 Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. rancangan promosi balapan kebo sebagai wisata budaya. 2011
3
munyang kita yang lestarikan dan dijaga dengan baik. Karena kepulauan
Kangean sebagai budaya asli yang perlu dilestarikan dan dicermati dari aspek
waktu baik pada saat persiapan lomba, saat pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan
dengan melibatkan masyarakat Kangean sebagai pemilik kerbau lomba,
penonton, dan joki lomba kerbau. Selain, fungsi untuk memperkuat solidaritas
masyarakat Kangean, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep. Budaya lomba
kerbau dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh kehormatan atau
kebanggaan bagi masyarakat kangean.
Lomba kerbau adalah sebuah pacuan yang begitu identik dengan
keramaian masyarakat, karena tidak dapat ditemuai di daerah mana pun di
Indonesia. Kelebihan ini merupakan aset berharga, karena jika dapat dikelola
dengan maksimal, maka dapat memberikan nilai berharga bagi seluruh
kehidupan masyarakat Kangean, Kecamatan Arjasa, Desa Angkatan. Salah satu
bentuk pelaksanaan yang dilaksanakan di Kangean selama ini adalah dengan
menjadikan lomba kerbau sebagai simbol dan makna sosial bagi masyarakat
kangean2.
Lomba kerbau mengandung nilai-nilai yang bermanfaat untuk
diperkenalkan kepada masyarakat luar khalayak ramai, seperti kerja keras,
kerjasama, persaingan, ketertiban, sportivitas, silaturahmi, dan sarana kebutuhan
ekonomi. Nilai-nilai dalam budaya lomba kebau memiliki peran penting dalam
kehidupan masyarakat. Nilai budaya merupakan salah satu bentuk hasil dari
lomba kerbau yang dianggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup,
2Rafai, Mian A.2012. manusia Bawean gersik: Media bawean .
4
sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan
orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat Kangean. Masyarakat
Kangean masih berada dalam tahap “mencari jati diri” sehingga dalam
perkembangannya lomba kebau harus diperkenalkan dengan nilai-nilai budaya
yang baik dan bermanfaat seperti yang terdapat dalam budaya lomba kerbau3.
lomba kerbau sebagai simbol dan makna yaitu salah satu suku etnis yang
ada di Kangean memiliki sejumlah nilai-nilai sosial budaya yang terdapat dalam
wujud kebudayaan kangean. Simbol dan makna merupakan ciri yang muncul
karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnis tertentu, itu
meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa,
agama, dan keturunan dari suatu kebudayaan.
Dari berbagai daerah macam daerah di pulau Kangean dan budaya lokal
tersebut. Sosiologi dan budaya sangat erat hubungannya, karena kebudayaan tidak
bisa dilepaskan dari manusia dan masyarakat. Sosiologi mempelajari kebudayaan
dari sudut pandang dinamika hubungan antara manusia dan kelompok, serta
interaksi kelompok dengan kelompok lain melalui budayanya. Sosiologi
memberikan banyak kajian tentang interaksi manusia yang melahirkan suatu pola
kebudayaan, bagaimana lembaga-lembaga masyarakat memiliki kebudayaan
tertentu, dan bagaimana antar-kelompok sosial berbeda namun secara budaya
mereka berinteraksi4.
3Kadek Reqno Astyka Putri. ejournal Psikologi, Volume 1, Nomor 3, 2013 4Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 6 No. 19 | Edisi 102 Januari-Juni 2012
5
Penelitian ini penting karena sebagai kearifan lokal masyarakat Kangean,
harus menjalankan fungsinya sebagai pewarisan nilai budaya. Lomba kerbau
sebagai benteng kebudayaan diharapkan dapat menyajikan kekuatan identitas
sosial budaya bertemakan lomba kerbau sebagai identitas sosial budaya
masyarakat kangean, sehingga membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan
sekaligus ikut melestarikan kebudayaan ini. Selain itu, dengan adanya budaya
lomba kerbau diharapkan adanya persaudaraan yang erat, memupuk tali
silaturahmi sehingga terbentuk masayarakat yang kuat dan bangga sebagai
masyarakat asli kangean.
Dari masalah di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan lomba
kerbau sebagai simbol dan makna bagi masyarakat Kangean Kecamatan Arjasa
Desa Angkatan sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat Kangean dan dinas
pariwisata kebudayaan Kabupaten Sumenep Kepulauan Kangean karena simbol
dan makna banyak budaya dimana setiap tahunnya akan dilaksanakan kegiatan-
kegiatan yang penting untuk membangun sebuah kemajuan kepulauan Kangean
dalam perayaan lomba kerbau. Untuk meningkatkan hasil dari penelitian dapat
didukung dengan menggunakan media maka dari itu, penulis membentuk
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan judul ” Simbol dan
Makna Sosial Dalam Ritual Lomba Kerbau di Masyarakat Kangea.
Kecamatan Arjasa, Desa Angkatan”
6
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas tentang budaya lomba kerbau, maka
penulis merumuskan dalam penelitian ini adalah apa yang berhubungan dengan
simbol dan makna sosial dengan upaya pelestarian lombe kerbau sebagai berikut:
Bagaimana simbol dan makna sosial dalam ritual lomba kerbu di masyarakat
kangean. Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari peneliti ini adalah:
Untuk mengetahui tentang Simbol dan makna sosial dalam ritual lomba
kerbau di masyarakat Kangean, Desa Angktan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten
Sumenep
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan informasi tentang nilai-nilai kearifan lokal sehingga
diharapkan bisa dijadikan referensi bagi mahasiswa UMM terutama
fakultas fisip lebih khususnya jurusan sosiologi yang ingin melakukan
peneltian selanjutnya.
2. Bermanfaat untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori sosiologi
khususnya interaksi simbolik yang telah diperoleh selama perkulihan guna
megkaji permasalahan yang berhubungan dengan Simbol dan Makna
7
Sosial Dalam Lomba Kerbau di Masyarakat Kangean. Desa Angkatan
Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep.
b. Manfaat secara praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti yang
melakukan penelitian sejenis.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan/informasi masyarakat
Kangean tentang simbol dan makna sosial dalam lomba kerbau agar tetap
melestarikan kebudayaan ini.
E. Definisi Konsep
Konsep adalah suatu batasan umum yang dipakai, yang berguna sebagai
upaya sebagai penyeragaman penulisan dalam pembaca, dengan tujuan untuk
merumuskan masing-masing variable antara lain :
1. Simbol
Kata simbol berasal dari kata Yunani, yaitu Symbolos yang berarti tanda
atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Rolan
Barthers mengemukakan bahwa secara umum segala sesuatu yang
signifikan adalah sebuah tanda yang diciptakan untuk menyampaikan
informasi, atau pesan, atau arti tertentu. Simbol dan Komunikasi memiliki
keterkaitan yang sangat kuat karena simbol merupakan bagian dari
komunikasi. Menurut Mead, simbol adalah rangsangan yang mengandung
8
makna dan nilai yang dipelajari manusia5. Sedangkan menurut Victor Tuner
mendefinisikan simbol sebagai suatu yang dianggap dengan persetujuan
bersama, sebagai suatu yang bersifat alamiah atau memiliki kembali dengan
kualitas yang sama dengan membayangkan dalam kenyataan atau pikiran6.
2. Makna
Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia. Mead menekankan dasar
intersubjektif dari makna. Makna dapat ada, menurut Mead, hanya ketika
orang-orang memiliki interpretasi yang sama mengenai simbol yang mereka
pertukarkan dalam interaksi.7 Makna merupakan persamaan asumsi yang
terjadi pada sesuatu yang didasari atas interaksi dan hubungan sosial yang
menciptakan tujuan yang sama.
3. Ritual
Ritual adalah teknik, cara, metode, dalam suatu adat, ritual menciptakan dan
memelihara adat sosial dan agama. Ritual bisa pribadi atau berkelompok.
Wujudnya bisa berupa doa, tarian, drama, kata-kata seperti “amin” dan
sebagainya. Sementara ritualitas secara etimologis berarti perayaan yang
berhubungan dengan kepercayaan tertentu dalam suatu masyarakat. Secara
terminologis ritualitas merupakan ikatan kepercayaan yang antar orang yang
diwujudkan dalam bentuk nilai bahkan dalam bentuk tatanan sosial.
5 Mulyana, Deddy, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004) hal. 77 6 Y.W Winangun, Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunikasi Victor Tuner, (Kanisus
1990) hal 7 Wirawan,1.B,2012. Teori-teori sosial dalam tiga paradigma. Jakarta. Kencana Prenatal Media
9
4. Lombe kerbau
Lombe kerbau adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan
untuk menamakan suatu pelombaan pacuan kerbau, ada dua versi mengenai
asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah
“kerapan” bersal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan
dilepas secara bersama-sama atau berbondong- bondong. Sedangkan versi
yang lain menyebutkan bahwa kata ‘kerapan’ berasal dari bahasa arab
‘qirabah’ yang berarti persahabatan. Namun lepas dari dua versi itu, dalam
pengertiannya yang umum saat ini, lomba/kerapan adalah suatu antrakasi
lomba pacuan khusus bagi binatang kerbau atau sapi.
5. Budaya
Budaya merupakan wujud ideal yang bersifat abstrak dan tak dapat diraba
yang ada didalam pikiran manusia yang dapat berupa gagasan, ide, norma,
keyakinan dan sebagainya. Dalam setiap kebudayaan terdapat unsur-unsur
yang juga dimiliki oleh berbagai kebudayaan lain. Koentjaraningrat
menyebutnya sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal, meliputi:
sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata
pencaharian hidup (suatu kompleks aktivitas serta tindakan manusia dalm
10
suatu masyarakat), dan sistem teknologi dan peralatan (sebagai benda-
benda hasil karya manusia)8.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk melakukan deskripsi dan
anilisis terhadap; fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi dari
setiap individu maupun pada kelompok tertentu9.
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh sebuah gambaran fenomena
sosial yang mendalam tentang simbol dan makna kerbau kerbau budaya lomba
kerbau bagi masyarakat kangean. Untuk memperoleh gambaran yang lebih
mendalam tentang fenomena simbol dan makna sosial dalam lombe kerbau
dengan menggunkan penelitan kualitatif pendektan fenomenologi 10.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini :
1. Pendekatan dan jenis peneltian
Dalam penelitian ini, peneltian mengunakan Pendekatan penelitian
fenomenologis yaitu peneliti berusaha memahami peristiwa dan kaitan-
kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu11. Inkuiri
8 Munggah, I Made. 2008. Med-medan Tradisi Unik dari Sesetan. Denpasar : PT Offset BP 9 Moleong.2002.Metode Penelitian Kualitatif,Bandung :PT Remaja Rosdakarya.hlm.(3). 10 Ikbar,Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya
Ilmiah Bandung : PT Refika Aditama. Hlm.(65). 11 Ikbar,Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya
Ilmiah Bandung : PT Refika Aditama. Hlm.(65).
11
fenomenologi memulai dengan diam, sedangkan diam merupakan tindakan
untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka berusaha
untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya
sedimikian rupa, sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu
pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari12. Jenis penelitian yaitu, penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati13
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pulau Kangean, Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Sumenep. Alasan dalam pengambilan lokasi di daerah tersebut,
karena merupakan tempat dimana ditemukan pelaksanaan budaya lomba
kerbau yang sangat unik dan menarik untuk diteliti. Pendekatan penelitian ini
menggunakan fenomenologi, karena dalam pendekatan ini akan memahami
visi dan esensi pandangan budaya suatu masyarakat, secara kelompok dan
individual.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang dimintak untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Sebagaimana
dijelaskan oleh Arikunto bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju
12 Moleong.2002. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung :PT Remaja Rosdakarya Halm (09) 13 Moleong.2002.Metode Penelitian Kualitatif,Bandung :PT Remaja Rosdakarya.hlm.(3).
12
untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu merupakan sumber
informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta dilapangan14.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penetuan subjek penelitian dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara
jelas dan mendalam. Penentuan subjek penelitian atau responden dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan ketimbangan tertentu
yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan,
sehingga pempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang
sedang diteliti. Dengan menggunakan prinsip purposive sampling diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan. Adapun subjek penelitian dalam dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Tokoh adat serta perangkat desa yang mengetahui tentang sejarah lomba
kerbau, di Desa Angkatan. Kecamatan arjasa. (1 orang)
b. Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama (ustad) ( 3 orang)
c. Pelaku (joki)/Pemilik lomba kerbau (3 orang)
d. Masyarakat (penonton) (3 orang)
4. Sumber Data
14 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.hal 199
13
Penelitian ini data kulaitatif yang dimabil dalam penelitian merupakan
sumber data Primer dan sumber Data Sekunder adalah15 :
1. Sumber data primer: diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti
berupa teks hasil wawancara dan observasi dari lomba kerbau. Data
tersebut dapat diperoleh dengan melihat langsung dan wawancara
ditempat kejadian dimana lomba kerbau tersebut diselenggarakan, yaitu di
Kangean, Desa Angkatan, Kabupaten Sumenep.
2. Sumber data sekunder: data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia
dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca dan melihat16.
Data sekunder ini merupakan data yang dapat diambil dan mendukung
hasil penelitian yang telah diamati yaitu data yang berkaitan dengan lombe
kerbau sebagai identitas sosial budaya masyarakat Kangean
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan model trigulasi menggunakan
model, observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Obsevasi atau yang disebut pengamatan adalah meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menngunakan seluruh
alat indra17. Peneliti mengawali langkah observasi pertama-tama yaitu
15 Op.cid.Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
hlm.(240). 16 Sarwono,Jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Hlm.(207). 17 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.hal 199
14
mengamati secara langsung lokasi penelitian secara umum, kemudian hal
yang diamati adalah tentang banyaknya warga yang memelihara kerbau
lomba dan juga melaksanakan aduan kerbau itu sendiri, kemudian setelah
selesai melakukan observasi peneliti mulai berinteraksi dengan pemilik
kerbau lomba dan informanpun tidak merasa curiga saat peneliti
melakukan observasi, sebab informan sudah mengenal peneliti
sebelumnya.
2. Wawancara.
Wawancara (interview) atau yang sering juga disebut dengan
kusioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu18. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
18 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.hal 198.
15
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap19.
Wawancara yang dilakukan oleh penliti yaitu pertama-pertama
peneliti bertanya kepada warga sekitar tentang orang yang pelaku pemilik
lomba kerbau. Setelah itu peneliti langsung mendatangi pemilik lomba
kerbau untuk memulai wawancara. Pada saat melakukan wawancara
peneliti tidak merasa kesulitan untuk berwawancara karena peneliti sudah
mengetahui karakteristik tempat yang akan dijadikan objek penelitian dan
informan yang diwawancarai oleh peneliti tidak merasa canggung saat
diwawancara karena kita sudah saling kenal sebelumnya dan bahsa yang
digunakan peneliti adalah adalah bahasa lokal atau bahasa madura sehingga
membuat informan mudah mengerti. Dengan cara seperti itu peneliti
merasa mudah untuk mendapatkan informasi dan data-data mengenai
simbol dan makna dalam lomba kerbau tersebut.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen- dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat catatan harian dan sebagainya20.
19 Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Bandung:Alfabeta. hal 138 20 Ibid Suharsimi Arikunto. hal 201
16
Peneliti melakukan dokumentasi yaitu dengan cara mengambil
gambar yang berhubungan dengan lomba kerbau, seperti halnya pada saat
pelaksanaan ritual lomba kerbau dan lomba kerbau. Saat mengambil
gambar tentang lomba kerbau pun peneliti tidak minta ijin secara langsung
pada pemiliknya. Peneliti mengambil gambar dengan sekehendak peneliti
dan pemilik lomba kerbau tidak marah karena peneliti sudah kenal dengan
pemilik kerbau lomba justru sebaliknya pemilik kerbaau lomba senang
karena kerbau mereka di foto.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang di pakai dalam penelitian ini menggunakan
analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berupa data kumpulan berwujud
kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam
kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data (dalam wujud kata-kata) mungkin
telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari
dokumen, pita rekaman) dan biasanya “proses” sebelum siap digunakan
(melalui pencacatatan, pengetikan,penyuntingan,ahli-tulis), tetapi analisis
kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks
yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika
sebagai alat bantu analisis.
17
Gambar 1. Model Analisa Interaktif Miles dan Huberman
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi
data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai seuatu yang
jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat
sebelum,selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis 21.
1. Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh
dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan
tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari analisis yang di artikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
21 Ulber Silalahi.2010.Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT.Refika Aditama hal.339
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Kesimpulaan
18
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang
munculdari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengamilan tindakan. Melalui data yang disajikan, kita akan melihat
dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil
tindakan berdasarkan atas pemahaman-pemahaman yang di dapat
dari penyajian-penyajian tersebut.
4. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan yang dibuat perlu diverifikasi dengan cara melihat
dan mempertanyakan kembali dan data yang diperoleh harus di uji
kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang kita miliki adalah
cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan tidak jelas
kebenarannya dan kegunaannya.
19
7. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan anatara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data “ yang tidak berbeda ” antar data yang
dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian22.
Dalam penlitian kualitatif pengujian keabsahan data salah satunya yaitu
dengan menggunakan trianggulasi.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat berbagai trianggulasi sumber,
trinaggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Peneliti disini menggunakan teknik triangggulasi teknik pengumpulan
data dimana menguji data yang diperoleh melalui observasi, wawancara,
dokumentasi dan dikomparasikan dengan narasumber atau informan yang
telah ditentukan sebelumnya
22 Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Bandung:Alfabeta. Hal. 267.