LO SK6 B16

download LO SK6 B16

of 34

Transcript of LO SK6 B16

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    1/34

    CA CERVIKS

    DEFINISI

    Merupakan kanker yang terjadi di serviks, dan sampai sekarang masih menjadi

    kanker yang paling sering dijumpai pada system reproduksi wanita. Penyebab pasti

    dari kanker serviks masih belum diketahui secara jelas. Namun ada berbagai factor 

    resiko yang mendasari terjadinya Ca cerviks sala hsatunya adalah infeksi HP, yang

    sering menunjukkan adanya s!umumous sel carcinoma dan dapat juga sebagai

    adenocarsinoma. "actor resiko lainnya seperti imunokompromaise, aktivitas seksual,

    ras dan merokok dapat juga mempengaruhi perkembangan Ca Cerviks.

    EPIDEMIOLOGI

    #i antara tumor ganas ginekologi, kanker serviks masih menduduki peringkat

     pertama di $ndonesia. %mur penderita adalah sekitar &'()' tahun terbanyak antara *'(

    +' tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasive memerlukan '

    tahun. #ari penelitian yang dilakukan di $ndonesia tahun -'an didapatkan hanya /

    dari wanita 0&+ tahun menunjukkan kanker serviks yang invasive, sedangkan +&/

    lainnya menunjukkan karsinoma insitu berusia kurangdari &+ tahun. 1aporan dari

     American Cancer Society pada tahun 2''3 memperkirakan .+' kasus baru invasive Ca

    Cerviks dimana menyebabkan kematian sejumlah &.)3', penyebaran umurnya adalah sekitar 

    +2 tahun.

    FAKTOR RESIKO

    Skrening

    Pemeriksaan awal yang dilakukan untuk mendeteksi adanya Ca Cervik yakni

    dengan melakukan Pap 4mear. #engan pemeriksaan Pap 4mear dapat mendeteksi

     preinvasiv dan awal terjadinya invasive pada perkembangan Ca Cerviks. Hasil

    negative pada awal pemeriksaan dikatakan dapat menurunkan resiko Ca Cerviks

    sekitar *+/ dan jika didapatkan negative pada kali pemeriksaan selama seumur 

    hidup dapat menurunkan resiko sebanyak /. Namun hanya sebagian wanita saja

    yang dapat menerima manfaat dari pemeriksaan Pap 4mear ini, masih ada sub

     populasi tertentu yang belum mendapatkannya seperti wanita tua, tidak memiliki

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    2/34

    asuransi, etnik minoritas, dan wanita dengan social ekonomi yang rendah. 4ebagai

     bukti didapatkan fakta bahwa sekitar '/ wanita yang mengalami invasive Ca

    Cancer tidak pernah melakukan Pap smear dalam jangka waktu + tahun sebelum

    terdiagnosis. 5adi pada wanita dengan umur )+ tahun harus terus menjalani skrening,

    dimana 2+/ dari semua kasus Ca cerviks terjadi pada umur tersebut dan */ angka

    kematian akibat Ca Cerviks terjadi pada populasi umur ini.

    Ras

    6erdasarkan studi populasi didapatkan bahwa orang dengan kulit hitam

    memiliki 2 kali lebih tinggi resiko terkena Ca cervik daripada kulit putih. Namun jika

    dilakukan control social ekonomi didapatkan bahwa resiko terjadinya Ca Cerviks

     pada kulit hitam turun dari 7 3'/ menjadi 0&'/. 6ila dibandingkan dari segi

    harapan hidup + tahun wanita yang terkena Ca Cerviks didapatkan bahwa +/ pada

    wanita kulit hitam sedangkan )3/ pada wanita kulit putih.

    Faktor seksual dan reproduksi

    8oitus pertama sebelum umur ) tahun dapat meningkatkan 2 kali resiko

    terkena Ca Cerviks bila dibandingkan dengan wanita yang melakukan koitus

    setelahumur 2' tahun. Hal ini juga terkait dengan banyaknya jumlah pasangan

    seksual.

    Merokok

    Merokok merupakan etiologi yang signifikan pada kejadian s!umusse

    lkarsinoma pada cerviks. 4etelahdilakukanobservasi yang lama didapatkan resiko

    yang meningkat hingga 2 kali lipat pada orang yang merokok. Hal ini dikaitkan jugadengan efek genoto9oc ataupun imunosupresiv dari merokok, yang berasaldari

    nicotine dan cotinine.

    Immunosuppression

    8eberadaan sel(sel mediasi imunitas merupakan factor yang penting dalam

     perkembangan Ca Cerviks. Padawanita yang imunocompromais :seperti pada

    transplanstasi ginjal, atapun pada H$; bukan hanya beresiko tinggi terkena namun

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    3/34

     juga dapat mempercepat progresi dari preinvasiv ke invasive cancer, dan biasanya

    kematiannya diakibatkan oleh Ca Cerviks itu sendiri.

    Infeksi virus human papilloma

    HP menginfeksi epitel sel dari kulit dan mukosa membrane. HP memiliki

    genom yang terdiri dari & region.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    4/34

    PATOFISIOLOGI

     TUMORIG!SIS

    Squamous cell carcinoma serviks meluas dari 4C5 dari lesi displastik yang ada

    sebelumnya, lesi yang pada kebanyakan kasus disebabkan oleh infeksi HP.

    Meskipun sebagian besar wanita dapat menghilangkan infeksi ini tapi pada sebagian

    yang persisten, infeksi ini dapat berkembang preinvasive dysplastic cervical disease.

    Perubahan molekuler yang terjadi pada karsinogenesis merupakan suatu

    mekanisme yang kompleks dan belum dipahami sepenuhnya. #iduga karsinogenesis

    merupakan hasil dari interaksi antara factor lingkungan, imunitas pejamu dan variasigenomic sel somatik.

    HP berperan pentingAutama dalam perkembangan kanker serviks. 5uga

    terjadi peningkatan bukti bahwa onkoprotein HP mungkin merupakan komponen

    kritikal dari proliferasi sel kanker selanjutnya.

     Human Papiloma Virus (HPV) adalah virus  DNA-circular dengan genome

    3-''(-''' base pairs. Human Papilloma Virus ada lebih dari 3' jenis yang tidak 

    dapat diidentifikasi  secara serologis, tetapi dengan  DNA-ybridi!ation dan  PC"-

     spesi#i$ primer dapat teridentifikasi. Benome virus ini terdiri dari te early re%ion (&)

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    5/34

    yang  mengkode protein yang berperan pada replikasi genome,  mengkrontrol

    transkripsi dan replikasi serta transformasi sel. 'e late re%ion () berisi -%enes yang

    mengkode  protein capsid. #efinisi tipe HPV yang terbaru tidak lebih dari '/ terlihat

    adanya homologi pada sequence DNA &* &+ dan ,. Protein & (onco-protein) i%-

    ris$ HPV :tipe ) dan -; mempunyai peran dalam  proliferasi sel yang dihubungkan

    dengan keberadaan tumor supressor %ene-p. &-protein HPV , and ,/ akan

    mengakibatkan inaktivasi gen  p melalui mekanisme   pengikatan yang disebut

    ubiquitin-dependent proteolytic pat0ay (&AP). 5adi dengan penurunan kadar 

     protein  p dalam sel akan berakibat pada kegagalan pengendalian  pertumbuhan sel,

    karena tidak terjadinya hambatan aktivasi  sel. Protein  &+ (onco-protein) i%ris$ 

     HPV mempunyai peran dalam proliferasi sel yang dihubungkan dengan keberadaan

    tumor supressor %ene- "b. Protein &+ (onco protein; akan mengikat gen "b. $katan

    tersebut menyebabkan tidak terikatnya gen &12 :faktor   transkripsi; oleh protein "b,

    sehingga gen  &12 menjadi aktif  dan akan membantu c-myc :faktor transkripsi ) untuk 

    terjadinya replikasi #N> dan menstimuli siklus sel.

    Protein c-myc (proto-onco%ene; adalah protein yang disandi oleh gen c-myc,

    yang berfungsi sebagai protein inti sel untuk transkripsi dan replikasi sel dalam siklus

    sel, sehingga dikelompokkan dalam gen(gen pemicu terjadinya tumor. Ben ras adalahfamili proto-onco%enes  juga yang merupakan  second ma3or class dari 4'P-bindin% 

     proteins, dimana dalam banyak penelitian protein ini dipastikan berperan dalam

    mito%enic si%nal transduction  pada siklus sel. Ben  p adalah gen yang mengkode

     phosphoprotein inti sel seberat +& k#a, dan bertindak sebagai ne%ati#  re%ulator dalam

    siklus sel, sehingga dikelompokkan dalam gen(gen penekan tumor. Ben  "b adalah

    gen yang ditemukan bertanggung jawab pada tumor retina(mata :retinoblastoma; dan

    merupakan prototipe dari gen(gen penekan tumor 

    Perbedaan potensi berbagai tipe HP terhadap karsinogenesis tergantung

    affinitas protein( & dalam mengikat gen p dan protein( &+ dalam mengikat gen "b.

    yang mempunyai arti yang penting dalam karsinogenesis kanker serviks uteri. Hal

    tersebut diatas bukan merupakan proses mutasi akibat pengaruh karsinogen.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    6/34

    "O!A TRA!SFORMASI

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    7/34

    =ktoserviks dilapisi oleh epitel s!uamous, epitel berlapis yang sangat mirip

    dengan kulit, tapi sedikit keratin. 8analis servikal, dilapisi oleh epitel kolumnar,

    hanya selapis sel dan di titik dimana sel ini bertemu disebut  squamocolumnar 

     3unction. 1etak 4C5 berbeda(beda selama kehidupan yaitu

    masa prapubertas hanya melapisi ostium eksterna

    masa pubertas dan kehamilan meningkat volume sehingga meluas keluar menuju

    ektoserviks.

    Pada wanita muda 4C5 terletak diluar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita

    usia 7 &+ ?ahun 4C5 berada pada kanalis serviks.

    >kibat kondisi asam pada vagina, terjadi proses metaplasia berupa transformasi

    epitel kolumner menjadi skuamosa sehingga disebut Dona transformasi.

    #ISPLASIA

    Proses metaplasia dapat mengalami gangguan oleh pengaruh luar dan

    menyebabkan kelainan epitel skuamosa disebut epitel displastik. HP serta faktor 

    lainnya seperti merokok dan imunosupresan berperan dalam terjadinya proses

    displasia ini. 8arakter dari epitel yang mengalami displasia yaitu sedikitnya sel(sel

    matur yang berpindah dari lapisan basal ke superfisial. Nukleusnya cenderung lebih

     besar, ukuran E bentuk lebih bervariasi dan lebih mitotik. $stilah displasia ini

    sekarang disebut sebagai C$NAN$4 :Cervical 5ntraepitelial NeoplasiaA Neoplasia

    $ntra 4ervikal;.

    C$N $ mengenai hanya A&, dari lapisan basal ke superfisial

    C$N $$ mengenai 2A&, dari lapisan basal ke superfisial

    C$N $$$ mengenai semua lapisan sel

    8lasifikasi yang lebih mudah ialah menurut sistem 6erhesda yaitu

    Flow(grade s!uamous intraepithelial lesions :14$1; infeksi HP dan C$N $

    Fhigh(grade 4$1 :H4$1; C$N $$ dan C$N $$$

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    8/34

    Per$alanan alamiah %I!

    ?elah lama diketahui bahwa C$N akan berkembang menjadi keganasan

    servikal pada keadaan tertentu. C$N $$$ cenderung berasal dari C$N $ dan C$N $$, dan

    hanya C$N $$$ yang dapat berkembang menjadi keganasan.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    9/34

    Tumor

    dapat

    tumbuh :

    . =ksofitik yakni mulai dari 4C5 kearah lumen vagina

    sebagai masa ploriferatif yang mengalami infeksi

    sekunder dan nekrosis.

    2. =ndofitik yakni mulai dari 4C5 tumbuh kedalam stroma

    serviks dan cenderung mengadakan infiltrasi menjadi

    ulkus.

    &. %lseratif yakni mulai dari 4C5 dan cenderung merusak 

     jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises

    vagina untuk menjadi ulkus yang luas.

    Periode laten dari N$4($ sampai 8$4 tergantung dari

    daya tahan tubuh penderita. %mumnya masa prainfasif pada

    &(2' tahun :

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    10/34

     Tingkatan pramaligna

    Porsio yang erosif dengan ekorpion bukanlah premaligna selama tidak ada

     bukti perubahan displastik dari 4C5. Penanganan harus berdasarkan histopatologik,

    sehingga hasil pap smear harus di tindak lanjuti dengan biopsi serviks.

    Penyebaran

    4ecara limfogen

    . 8earah fornises dan dinding vagina.

    2. 8earah korpus uterus.

    &. 8earah parametrium dan dalam tigkat lanjut dapat meginfiltrasi septum

    rektovaginal dan kandung kemih.

    ?umor juga dapat menyebar pada kelenjar iliak luar dan iliak dalam :Hipogastrik;.

    Penyebaran melalui pembuluh darah tidak laDim, dan pada umumnya terbatas pada

     panggul saja. Mikro invasif jika kedalaman invasi 0 mm dan sel(sel tumor belum

    terlihat dalam kelenjar limfe dan darah sedangkan dikatakan invasif jika kedalaman

    invasi 7 mm dan sel(sel tumor sudah terlihat dalam kelenjar limfe dan darah, tumor 

    mungkin telah memfiltrasi stroma serviks, tetapi secara klinik belum terlihat sebagai

    karsinoma, tumor yang demikian disebut ganas praklinik :?ingkat $6(occult;. 4esudah

    tumor menjadi invasif maka akan menyebar menuju kelenjar limfe regional, menjalar 

    ke vagina, korpus uterus, rektum dan kandung kemih yang pada tingkat akhir dapat

    menimbulkan fistula rektum atau kandung kemih. Melalui trunkus limfatikus dikanan

    dan vena subklavia kiri dapat mencapai paru, hati, ginjal,tulang dan otak. 6iasanya

     penderita sudah meninggal lebih dahulu karena perdarahan yang eksesif dan gagal

    ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi ureter ditempat ureter masuk 

    kandung kemih.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    11/34

    $nfeksi virus HP pada dasarnya tidak hanya terkait kanker servik saja karena

     jenis(jenis HP lain dapat menyebabkan kutil pada tangan atau kaki, kutil kelamin

     pada penis, vagina dan dubur. HP juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut

    atau pada lidah dan bibir. 5enis HP lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang

    tidak normal yang disebut displasia. #isplasia dapat berkembang menjadi kanker 

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    12/34

    dubur pada laki(laki dan perempuan, dan kanker leher rahim :cervical cancer;, atau

    kanker penis.

    #isplasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal :anal

    intraepithelial neoplasiaA>$N;. >$N adalah perkembangan sel baru yang tidak normal

     pada lapisan dubur. #isplasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial

    serviks :cervical intraepithelial neoplasiaAC$N;. ?ampaknya >$N dan C$N lebih umum

     pada @dha dibanding orang H$(negatif.

    5adi dari penjelasan di atas, infeksi HP bisa terjadi di luar serviks.

    8ecenderungan terjadinya kanker serviks pada wanita akibat infeksi HP mungkin

    terjadi karena keadaan sel di 4C5 yang secara normal mengalami metaplasia sehingga

    lebih mudah terjadi displasia. #ikatakan bahwa infeksi HP saja kurang cukup untuk 

    menyebabkan displasia sehingga faktor(faktor lain seperti merokok dan keadaan

    imunosupresi dapat meningkatkan kerentanan ke arah displasia.

    PM&AGIA! TI!G'AT 'GA!ASA! (STAGI!G)

    . Menurut "$B@

    ' 8arsinoma in situ

    $ Proses terbatas pada serviks

    $a 8arsinoma mikro invasif 

    $b occ 4ecara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada

     pemeriksaan hostologik ternyata tumor sudah mengadakan invasi stroma

    melebihi $a.

    $b   4ecara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik 

    menunjukkan invasi ke dalam stroma serviks uteri.

    $$  Proses keganasan sudah keluar darai serviks dana menjalar ke 2A&

     bagian atas vagina danGke parametrium, tetapi tidak sampai dinding

     panggul.

    $$a Penyebaran hanya ke vagina.

    $$b Penyebaran ke parametrium, uniAbilateral

    $$$   Penyebaran telah sampai ke A& bagian distal vagina ataua ke

     parametrium sampai dinding panggul.

    $$$a Penyebaran sampai ke A& bagian distal vagina

    $$$b Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, sudah ada gangguan

    faal ginjal

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    13/34

    $  Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatakan

    mukosa rectum danA atau kandung kemih, atau telah terjadi metastasis

    keluar panggul atau ke tempat jauh

    $va Proses sudah keluar darai panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi

    mukosa rectum danA kandung kemih.

    $b ?elah terjadi penyebaran jauh.

    2. Menurut system ?NM

    ? ?ak ditemukan tumor primer 

    ?4 8arsinoma in situ

    ?karsinoma terbatas pada serviks.

    ?a 8arsinoma invasive dibuktikan secara histologik 

    ? b 4ecara klinis jelas karsinoma invasif 

    ?2  8arsinoma telah bmeluas sampai di luar serviks, atau karsinoma telah

    menjalar ke vagina.

    ?2a 8arsinoma belum menginfiltrasi parametrium.

    ?2 b 8arsinoma telah menginfiltrasi parametrium

    ?&    karsinoma telah melibatakan A&   bagian distal vagina atau telah

    mencapai dinding panggul

    ?*  8arsinoma telah meninfiltrasi mukosa rectum atau kandung kemih, atau

    meluas samapi di luar panggul.

    ?*a

      8arsinoma melibatakan kandung kemih atau rectum saja dandibuktikan secara histologik.

    ?* b 8arsinoma telah meluas sampai di luar panggul

     N 6ila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfa regional.

     N' ?idak ada deformitas kelenjar limfa pada limfografi.

     N 8elenjar limfa regional berubah bentuk. :limfografi, C? scan panggul;

     N2  ?eraba massa yang padat dan melekat pada dinding panggul dengan

    celah bebas infiltrate di antara massa ini dengan tumor.

    M' ?idak ada metastasis jarak jauh

    M    ?erdapat metastasis jarak jauh, termasuk kelenjar limfa diatas

     bifurkasiop arteri iliaka komunis.

    PATOLOGI

    4ubtipe histologis kanker serviks yang paling sering ditemukan adalah

     sqoamous cell carcinoma :4CC; dan adenocarcinoma.

    'abel Subtipe $an$er servi$s secara istolo%is

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    14/34

    1.  Squamous Cell Carcinoma (SCC)

    6erasal dari sel ektoserviks   merupakan jenis

    kanker serviks yang paling sering terjadi

    4ecara histologis terbagi menjadi

    a. ar%e cell $eratini!in%   sel tumor membentuk sarang infiltratif yang ireguler 

    dengan mutiara keratin :$eratin pearls; di tengahnya

    b. ar%e cell non-$eratini!in%   sel tumor mengalami keratinisasi secara

    terpisah dan tidak membentuk mutiara keratin :$eratin pearls; gambar 

    c. Small cell types  terdiri dari 4CC yang berdiferensiasi buruk : poorly

    di##erentiated ; dan small cell anaplastic carcinoma

    • 4CC dengan tipe histologis berupa sel besar :lar%e cell ; memiliki

     prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan 4CC tipe sel kecil : small 

    cell types;

    d. Verrucous carcinoma  menyerupai kondiloma akuminatum besar, invasi

    secara lokal dan jarang bermetastasis

    e. Papillary (transitional) carcinoma  secara histologis mirip sel transisional di

    vesika urinaria, invasi sel skuamosa pada dasar lesinya dan memiliki sifat

    yang sama dengan 4CC.

    2. Adenokarsinoma6erasal dari sel kelenjar penghasil

    mukus di endoserviks sehingga

     biasanya tidak tampak :occult ;

    Meliputi '(+ / dari seluruh kasus

    kanker serviks

    >denokarsinoma serviks terdiri dari &

     jenis

    a.  Adenocarcinoma in situ  :>$4; sel

    glandular endoservik digantikan oleh

    sel kolumner tinggi dengan statifikasi

    nukleus, hiperkromatisme, dan aktivitas mitotik yang meningkat dan ireguler 

    :gambar;. >$4 dianggap sebagai prekursor dari adenokarsinoma invasif.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    15/34

     b. Neoplasia skuamosa

    intraepitelial atau neoplasia

    skuamosa invasif 

    c.  &ndometrioid carcinomas

    memiliki kelenjar yang

    menyerupai endometrium

    d.  6inimal deviation

    adenocarcinoma (adenoma

    mali%num)  adenokarsinoma

    yang berdiferensiasi sangat

     baik dengan pola percabangan kelenjar yang menyerupai kelenjar 

    endoserviks normal. 4el yang melapisinya memiliki banyak banyak sekalisitoplasma musinus dan nukleus yang seragam

    e. Villo%landular papillary adenocarcinoma  tumor tampak halus, berbatas

    tegas, berdiferensiasi baik, dan invasif baik secara supersifial maupun secara

    in situ. ?idak beresiko untuk menyebar hingga keluar dari uterus.

    4ecara umum, penanganan adenokarsinoma sama dengan penanganan yang

    diberikan untuk 4CC

    >denokarsinoma invasif bisa berupa

    • >denokarsinoma murni bersifat heterogen baik berupa jenis sel, pola

     pertumbuhan maupun diferensiasinya

    • >denokarsinoma yang bercampur dengan 4CC

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    16/34

    4ambar 7 Adeno$arsinoma servi$s invasi#* di#erensiasi bai$ 

    -'/ adenokarsinoma servikal tersusun atas sebagian besar tipe sel endoservik 

    yang menghasilkan musin. 4edangkan sisanya disusun oleh sel endometrioid,

    clear cell , sel intestinal, atau campuran dari beberapa jenis sel.

    3. Adenosquamous Carcinoma

    Merupakan campuran antara keganasan pada komponen kelenjar dan skuamosa.

    ?erdiri dari

    a. 4lassy cell carcinoma  bentuk adenos!uamous carcinoma yang

     berdiferensiasi buruk. 4etiap sel memiliki banyak sekali sitoplasma

    eosinofilik, glanduler dan berbentuk seperti kaca : %round-%lass appearance;,

    nukleus besar berbentuk bulat hingga oval, dan nukleoli yang prominen.

    4tromanya diinfiltrasi oleh limfosit, sel plasma, dan eosinofil. 4etengah dari

    tumor(tumor tersebut mengandung struktur kelenjar atau pengecatan yang

     postifi untuk musin.

     b.  Adenoid basal carcinoma  menyerupai karsinoma sel basal pada kulit

    c.  Adenoid cystic carcinoma  bersifat sama dengan lesi yang ada di tubuh

     bagian lain. 4ering menginvasi sampai ke jaringan di sekitar dan

     bermetastasis secara lambat. 6isa bermetasasis secara langsung ke paru(paru.

    Polanya menyerupai tumor basal adenoid tetapi ada komponen kistik dan

    kelenjar serviks ikut terlibat, mitosis terlihat tapi tidak banyak.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    17/34

    4. Sarcoma

     &mbryonal rabdomyosarcoma  adalah sarkoma serviks yang paling penting.

    ?umor berbentuk seperti anggur nodul polipoid :sarkoma botrioid; dan

    diagnosis bergantung pada ditemukannya rhabdomioblast

     eiomyosarcoma dan  mi8ed mesodermal tumors  pada serviks lebih sering

    merupakan tumor sekunder akibat tumor uterus

    Cervical adenosarcoma lo0-%rade tumor  dan memiliki prognosis yang baik 

    5. Malignant melanoma

    6. Neuroendocrine carcinoma

    4ecara histologis terdiri dari * subtipe

    a. Small cell   serupa dengan kanker yang berasal dari bronkus. 4ecara patologi,

    ditemukan granul neuoendokrin, rasio nukleus sitoplasma yang tinggi.

     b.  ar%e cell 7 sangat agresif

    c. Classical carcinoid 

    d.  Atypical carcinoid  

    #IAG!OSIS 'LI!IS

    SIMPTOM

    Perdarahan vagina yang abnormal disertai timbulnya discar%e. Perdarahan bisa

    terjadi saat setelah koitus, intermenstruasi, atau perdarahan setelah menopause. 6isa

    asimtomatik, terutama pada wanita dengan inaktivitas seksual, ketika semakin lama

     penyakitnya semakin parah. Pengeluaran cairan vagina serosanguinus atau

    kekuningan, saat timbul bau yang busuk, kemungkinan tumor semakin membesar.

    Pasien premenopause bisa berkembang menjadi hematometra tergantung separah

    mana oklusi terjadi pada kanalis servikalis oleh karena kanker. Pasien lainnya bisa

    mengalami anemia simtomatik atau nyeri pelvis. yellowish vaginal discharge, at

    times foul smelling, may occur particularly in large tumors. Nyeri punggung bisa

    terkait dengan penyebaran ke dinding pelvis samping, hidronefrosis, atau metastasis.

    8andung kemih atau invasi rectum oleh kanker dengan tahap berat bisa menimbulkan

    gejala(gejala yang terkait produksi urin atau gejala rectum :lintasan feses atau urin ke

    vagina, hematuria, frekuensi urin, hematokeDia;. Penyakit yang sudah lanjut bisa juga

    menyebabkan pembengkakan ekstremitas inferior akibat oklusi limfatik pada pelvis

    atau thrombosis vena iliaka eksterna.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    18/34

     TA!#A

    4ebagian besar wanita

    dengan kanker serviks memiliki lesi

    serviks yang tampak dengan kasat

    mata. Pada pemeriksaan inspekulo

    ditemukan adanya massa servikal

    eksofitik yang memiliki

    karakteristik perdarahan kontak.

    1esi bisa berupa pertumbuhan

    eksofitik atau endofitikI sebagai

    massa polipoid, jaringan papilerI ulserasi serviks atau massa granulerI atau jaringan

    nekrotik. Cairan jernih encerm purulent, atau dengan darah bisa timbul. %ntuk hal

    inilah, kanker serviks bisa menjadi cermin untuk nantinya menjadi penyakit(penyakit

    yang berbeda. Hal ini termasuk leiomyoma, polip serviks, prolapsus sarkoma uterus,

    vaginitis, eversi serviks, servisitis, abortus yang mengancam, plasenta previa, cervical 

     pre%nancy, kondiloma akuminata, ulserasi herpes, dan cancre. ?umor eksofitik 

     berkembang seluruhnya pada kanalis endoservikalis dan serviks ekternal bisa terlihat

    normal. Pada kasus ini, pemeriksaan bimanual akan menunjukkan keadaan vagina

    yang kokoh(kuat, indurasi, dan bentukan seperti tong :barrel(shaped;. Pemeriksaan

    rectum akan menunjukkan informasi mengenai nodularitas ligamen uterosakralis dan

    membantu menetukan perluasan lesi hingga ke parametrium. Pada pemeriksaan fisik 

    umum, kanker serviks yang lanjut bisa menyebabkan metastasis yang terlihat pada

    gejala efusi pleura, asites, danA atau edema ekstremitas inferior. =dema ekstremitas

    unilateral bisa menjadi indikatif untuk perkembangan lesi kanker pada dinding pelvis.

    1infonodi supraklavikular dan inguinal bisa mengalami indurasi atau pembesaran,mengindikasikan penyebaran lesi.

    TAB! "#.1 Staging Pro$edures %or Cer&i$al Can$er

    Physical e9amination =9amination under anesthesia

    recommended

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    19/34

    Procedures Colposcopy

    Cervical biopsy

    ConiDation

    =ndocervical curettageCystoscopy

    Proctoscopy

    @ptional studiesa C?

    1ymphangiography

    %ltrasonography

    Mmerican College of @bstetricians and Bynecologist merekomendasikan

    • 4krining pertama kali, kurang lebih & tahun setelah hubungan intim yang

     pertama kali atau sejak usia 2 tahun jika saat itu melakukan hubungan yang

     pertama kali

    • Janita sampai umur &' tahun, skrining dilakukan setahun sekali

    • Janita usia &' tahun ke atas

    a. 4krining tiap 2(& tahun apabila hasil sitologi servikal & tahun berturut(turut

    negatif atau kombinasi hasil sitologi servikal dan pemeriksaan risiko tinggi

    HP negatif.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    20/34

     b. 4krining lebih sering dilakukan pada pasien(pasien dengan hasil Pap positif 

    atau dengan tes risiko tinggi HP positif, infeksi H$, pasien(pasien dengan

    imunosupresi, mendapat paparan dietilstilbestrol :#=4; in utero, mempunyai

    riwayat kanker serviiks sebelumnya

    • Janita dengan histerektomi. 4krining rutin tidak dilanjutkan apabila serviks

    telah diangkat dan tidak ada riwayat pertumbuhan sel yang abnormal atau ke

    arah keganasan

    • 4krining tidak dilanjutkan pada wanita yang berusia lebih dari 3' tahun

    apabila hasil pemeriksaan Pap smear & kali berturut(turut negative dan hasil

    Pap smear ' tahun sebelumnya juga negatif 

    ndikasi

    ?es ini merupakan tes skrining y untuk mendeteksi pertumbuhan abnormal dari

    sel(sel serviks sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada wanita yang memiliki

    factor resiko tinggi. "aktor(faktor resiko tersebut adalah

    • Hubungan seksual yang terlalu dini

    • 6erhubungan intim dengan banyak pasangan

    • 4uami memiliki banyak pasangan

    • $nfeksi genital, seperti H4 ?ype , HP

    • 8ehamilan dini dengan bayi yang pertama lahir,sebelum usia 2' tahun

    • %sia *' K )' tahun

    • Bejala(gejala kanker invasif dari serviks

    • Perdarahan setelah berhubungan intim :postcoital staining;

    • Perdarahan vagina yang ireguler

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    21/34

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    22/34

    • Memasukkan instrumen metal atau plastik yang disebut spekulum ke dalam

    vagina. ?ujuannya agar mulut rahim dapat leluasa terlihat.

    • letakkan ujung panjang spatula >yre pada lubang serviks. ?ekan, putar dan

    garutkan dengan

    • gerakan memutar penuh.

    • @leskan spesimen pada kaca obyek 

    • >mbillah endocervical brus dan letakkan pada lubang serviks. #i antara ibu

     jari dan telunjuk, putar sikat searah jarum jam, lalu berlawanan arah dengan

     jarum jam

    • >mbil kaca obyek yang telah ditempatkan tadi lalu oleskan sikat dengan

    gerakan mengecat yang lembut dan hati(hati untuk mencegah terjadinya

    kerusakan sel

    • ?ariklah spekulum perlahan(lahan dan letakkan pada larutan klorin

    • 1etakkan kaca obyek ke dalam larutan alkohol +/, atau segera disemprot

    dengan fiksatif khusus

    • #ikirim ke laboratorium

    nterpretasi

    ( Negatif untuk lesi intraepithelial atau malignansi. ?idak ditemukan sel

    neoplasia walaupun organisme lain,seperti 'ricomonas, Candida atau

     Actinomyces dijumpai pada kategori ini

    ( >bnormalitas sel epithelial, kategori ini termasuk lesi prekanker atau lesi

    kanker, terbagi menjadi

    • 4el skuamosa, atypical squamous cells :>4C;, lo0-%rade squamous

    intraepitelial lesions :14$1;, i%-%rade squamous intraepitelial lesions

    :H4$1;, squamous cell carcinoma invasive.

    • 4el glandular : %landular cells;, termasuk atypical endocervical cells atau

    atypical endometrial cells, spesifik atau tidak spesifik :N@4;, atypical 

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    23/34

    endocervical cells atau atypical %landular cells* #avor neoplastic,

    endocervical adenocarcinoma in situ* dan adenocarcinoma.

    =valuasi histologist biopsy serviks merupakan alat yang digunakan untuk 

    mendiagnosis kanker serviks. Jalaupun Papanicolaou :Pap; smears digunakan untuk 

    skrining kanker ini, tetapi hasilnya tidak selalu menunjukkan lesi prakanker. 4ecara

    spesifik, tes Pap smear testing hanya memiliki sensitivitas ++(-'/ untuk mendeteksi

    lesi derajat tinggi. 1ebih jauh, wanita yang memiliki kanker serviks stage $, hanya &'

     K +'/ tes sitologik tunggal yang didapatkan sebagai tes yang positif kanker. @leh

    sebab itu, penggunaan pap smear tunggal untuk mengevaluasi lesi suspek adalah

    diragukan. Hal yang lebih penting, lesi ini seharusnya langsung dibiopsi dengan

    forsep biopsi ?ischler atau kuretase 8evorkian.

    2. olposkopi dan Biopsi Ser&iks

    5ika ditemukan adanya temuan pap smear yang abnormal, kolposkopi

    dilakukan. 4elama evaluasi ini, Dona transformasi diidentifikasi seluruhnya dan

     biopsy serviks dan endoserviks yang adekuat harus didapat. 6iopsy lubang serviks

    merupakan hasil yang paling akurat untuk penilaian invasi kanker serviks. 8edua tipe

    sampel berisi stroma dan memungkinkan adanya diferensiasi antara karsinoma

    invasive dan in situ.

    8olposkopi sendiri adalah pemeriksaan untuk melihat permukaan serviks

    dengan menggunakan Lteropong yang dinamakan kolposkop ke dalam vagina. >lat

    ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan

    serviks sampai dengan '(*' kali dari ukuran normal. Pembesaran ini membantu

    mengidentifikasi daerah permukaan serviks yang mengalami abnormalitas.

    Pada kolposkopi, serviks dioles dengan asam asetat untuk menyingkirkan

    lendir yang menutupi permukaan serviks. 4etelah area abnormal terlihat, kolposkop

    diposisikan pada mulut vagina dan seluruh permukaannya diperiksa, jika ditemukan

    area abnormal, sampel jaringan akan diambil dengan mengggunakan biopsi.

    Pemeriksaan colposcopic adalah wajib pada pasien yang diduga memiliki

    kanker invasif baik dari pemeriksaan sitologi serviks maupun dari tampakan

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    24/34

    normal. ?emuan colposcopic yang mengindikasikan adanya invasi adalah :;

     pembuluh darah yang abnormal, :2; permukaan kontur yang irregular dengan

    hilangnya epitel permukaan, dan :&; perubahan warna. Colposcopy dengan biopsy

    mungkin dapat mendiagnosis adanya invasi dan dengan demikian dapat menghindari

    dilakukannya Lcone biopsy, sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan dengan

    segera .

    Pembuluh darah yang abnormal

    Pembuluh darah yang abnormal dapat Llooped, bercabang atau

    retikuler. Pembuluh darah yanglooped merupakan temuan paling sering pada

    kolposkopi. Pada proses perkembangan neoplastic, kebutuhan nutrisi dan

    oksigen meningkat, sehingga terjadi angiogenesis sebagai akibat dari tumor 

    dan produksi jaringan lokal seperti =B", P#B", =B" dan sitokin lain, yang

    menghasilkan proliferasi pembuluh darah dan neovaskularisasi. Pembuluh

    darah yang abnormal juga tumbuh dari stroma servikal dan terdorong

    kepermukaan akibat invasi kanker 

    Permukaan kontour yang irregular 

    Pola permukaan yang abnormal merupakan akibatdari proses

     pertumbuhan tumor. =pitel permukaan berulserasi akibat hilangnya

    kekompakan sel intraseluler ke hilangnya desmosomes. 8ontour yang

    irregular juga dapat terjadi akibat lesi karakteristik dari papiler. ?emuan ini

    dapat membingungkan antara pertumbuhan papiler HP pada serviks . karena

    alasan inilah, biopsy harus dilakukan pada setiap pertumbuhan papiler serviks

    untuk menghindari invasive yang hilang

    Perubahan warna

    Perubahan warna merupakan hasil dari peningkatan vaskularisasi,

    nekrosis epitel permukaan, dan dalam beberapa kasus, akibat produksi keratin.

    Perubahan warna berupa kekuningan :yellow(orange; dibandingkan dengan

    warna pink pada epitel s!uamous yang utuh atau merah pada epitel

    endocerviks

    *. CT+SCA,

    Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi hidronefrosis, menetukan

    derajat metastasis, dan rencana pengobatan. 4ecara spesifik, C?(scan digunkana untuk 

    mengevaluasi limfonodi paraaortik. %ntuk nodus ini, C?(scan memiliki spesifisitas

    ''/ dan sensitivitas )3/. >kan tetapi, untuk nodus pelvis, sensitivitasnya hanya

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    25/34

    2+/ substansial lebih bawah. 4ecara alternatif, limfangiografi bisa digunakan dan

    memiliki sensitivitas 3/ san spesivisitas 3&/.

    -. agneti$ /esonan$e maging (/)

    >lat radiologis ini juga digunakan untuk pembagian klinis, terutama untuk 

    menentukan perluasan ke ekstraservikal. Pada peran ini, M

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    26/34

    Testing To denti%y:

      C? scan :abdomen and

     pelvis;

    1ymph node metastasis, metastasis to other distant

    organs, and hydronephrosis

      M< imaging 1ocal e9tracervical invasion O those for C? scan

      P=? scan 1ymph node metastasis

    Pro$edural  

    Cystoscopy ?umor invasion into the bladder  

      Proctoscopy ?umor invasion into the rectum

      =9amination under anesthesia =9tent of pelvic tumor spread

    P!ATALA'SA!AA!

    Pada +anita ,ang Tidak -amil

    Manajemen pasien berdasarkan korelasi antara hasil sitologi serviksApap

    smear, temuan pada kolposkopi dan biopsy, hasil kuretase endoserviks :=CC;, serta

    karakteristik pasien :misalnya terdapat H$;

    1. STA0! A

    • Stage 1A1

    1esi ini dapat diterapi dengan cervical coni!ation.  Pada adenokarsinoma

    dilakukan uterine preservation dan coni!ation.  4tage $> tidak akan

    mengalami kekambuhan setelah terapi keseluruhan

    • Stage A2

    #i sini dilakukan terapi bedah, yaitu histerektomi

    Histerektomi simple :tipe $;

    Histerektomi termodifikasi :tipe $$;

    Histerektomi radikal :tipe $$$;

    2. STA0! B dan A

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    27/34

    Pada stadium ini dapat diterapi dengan operasi dan radiasi. 6erdasarkan

     penelitian, pasien yang menjalani operasi mempunyai perbandingan angka

    kesakitan lebih tinggi daripada yang menjalani kemoterapi .  8edua terapi ini

    sangat mungkin untuk dilakukan, oleh karena itu pemilihannya berdasarkan

    keadaan klinis pasien seperti status menopause, umur, penyakit medis lain,

    histology tumor dan diameter serviks.

    • Stage B1

    ?atalaksananya tergantung pilihan dokter dan pasien berdasarkan

     pertimbangan di atas.

    • Stage B2 dan stage

    ?atalaksananya secara primer adalah kemoradiasi

    8omplikasi radioterapi meliputi

    • Bangguan fungsi seksual sekunder, karena

    Memendeknya vagina

    #ispareunia

    "actor psikologis

    4tenosis vagina

    • Bangguan system urin

    • 8omplikasi pada usus I pembentukan fistula, enteritis, proctitis, obstruksi usus

    *. STA0! B A

    • ?erapi radiasi

    ang digunakan adlah radiasi pelvis beam eksternal dan brakiterapi

    • 8emoradiasi

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    28/34

    6anyak pasien stage $$6 sampai $> berhasil diterapi dengan kemoradiasi.

    ?erdapat regimen berisi cisplatin yang diberikan dengan radioterapi per 

    minggu selama + minggu

    • =ksenterasi pelvis

    -. STA0! B

    • Pada stage ini prognosisnya buruk sehingga terapi utamanya adalah paliatif

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    29/34

    Penyakit sekunder diartikan sebagai kanker yang menetap ataupun berulang.

    8anker yang tidak mengalami regres setelah & bulan terapi dengan radioterapi

    dianggap persistenAmenetap. 8anker berulang diartikan sebagai lesi baru yang terjadi

    setelah pengobatan komplitAprimer.

    ?erapi berdasarkan lokasi lesi dan keluasannya. 6iasanya terapinya paliatif, dan

     bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. ?erapi antara lain

    • !ksenterasi pel&is

    • /adioterapi

    Pada pasien dengan lesi sentral atau terbatas. Broup ini mempunyai angka

    harapan hidup &'(3'/

    • emoterapi

    @bat antineoplastik digunakan untuk paliatif, baik penyakit dan gejala

    yang makin memburuk, menetap, atau kanker yang berulang. Cisplatin

    dianggap agen sitotoksik tunggal yang paling aktif.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    30/34

    Study Chemotherapy Agents /esponse

    /ates

    Progression+%ree

    Sur&i&al

    5&erall

    Sur&i&al

    6rewer,

    2'')

    Cisplatin and gemcitabine

    :Phase $$;

    22/ 2. months

    • Paliati%

    8emoterapi paliatif digunakan jika dapat dipastikan bahwa terapi ini

    tidak menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang signifikan. 6erbagai

    keputusan yang mengarah ke terapi paliatif harus didasarkan terhadap

     penilaian keuntungan dan suportif.

    Janita dengan mual dan muntah yang menetap dapat dipasangkan

    tabung gastrostomi. "istula pada kandung kemih dan obstruksi usus diterapi

    dengan operasi.

    Penanganan .a serviks pada /anita hamil

    ?umor ganas di serviks tidak menghalangi untuk adanya kehamilan. ?erdapat

    kira kira diantara &''' kehamilan. ?idak ada perbedaan antara karsinoma serviks

    dalam dan di luar kehamilan, mengenai perjalanan penyakitnya, dalam rasio

    kesembuhan pada tingkat klinik yang sama.

    %ntuk penanganan primer dipilih pembedahan, karenan penyinaran

    mempunyai efek samping yang merugikan penderita yang berusia muda. Penanganan

    sirurgik didasarkan atas tingkat klinik penyakit dan umur kehamilan. Pada tingkat '

    kehamilan diteruskan sampai partus berlangsung spontan, dan bila & bulan pasca persalinan masih tetap ada, maka ditangani seperti kondisi tidak hamil dengan

    memperhatikan tingkatan klinik yang ada saat itu.

    Pada tingkat klinik $, $$, ke atas dengan kehamilan

    . ?rimester dan awal trimester 2 histerektomi radikal dengan limfadenektomi

     panggul dengan janin in utero.

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    31/34

    2. ?rimester 2 lanjut ditunggu sampai janin viable :dapat hidup diluar rahim,

    kehamilan 7 &* minggu;. #ikerjakan seksio sesarea klasikAcorporal,

    diteruskan dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi panggul.

    &. ?rimester & seksio sesarea klasikAcorporal dilanjutkan dengan histerektomi

    radikal dan limfadenektomi panggul.

    *. Pasca persalinan histerektomi radikal dengan limfadenektomi radikal.

    omplikasi

    Metastasis, ke ginjal, hepar, paru, tulang dan lainnya.

    8omplikasi histerektomi radikal

    • 8omplikasi akut

    Morbiditas febrile :2+ K +'/;, paling sering disebabkan

    karena infeksi pulmonary :'/; dan selulitis pelvis :3/;

    serta infeksi traktus urinarius :)/;. Perdarahan :rata K rata sekitar ',- liter;

    "istula ureterovaginal : K 2/;

    "istula vesicovaginal :/;

     =mboli paru : (2/;

    @bstruksi usus :/;

    • 8omplikasi kronik 

    Hipotonia vesika urinaria, atau pada kasus ekstrim, terjadi

    atonia vesika urinaria.

    4triktur uretra, terjadi bila tidak ada terapi radiasi post

    operasi, kanker rekuren, atau adanya pembentukan limfosit.

    Prognosis

    "actor K factor yang menentukan prognosis adalah

    . %mur penderita

    2. 8eadaan umum

    &. ?ingkat klinik keganasan

    *. Ciri K ciri histologik sel tumor 

    +. 8emampuan tim ahli yang menangani

    ). 4arana pengobatan yang ada

    6erikut ini merupakan tabel >ngka 8etahanan Hidup :>8H; + tahun menurut data

    internasional adalah sebagai berikut

    T,0AT A6 " TA67,

    T1S Hampir ''/

    T1 3' K -+/

    T2 *' K )'/

    T* &' K *'/T- 0 '/

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    32/34

    Pem0edahan kanker serviks 

    'anker serviks dapat dio0ati dengan pem0edahan1

    'onisasi (.one 0iops2)3 pem0uatan sa2atan 0er0entuk keru.ut

    pada serviks dan kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi1

    #igunakan untuk diagnosa ataupun pengo0atan pra4kanker

    serviks

    %r2osurger23 2aitu pengo0atan dengan .ara mem0ekukan dan

    menghan.urkan $aringan a0normal (0iasan2a untuk stadium

    pra4kanker serviks)

    &edah laser3 untuk memotong $aringan atau permukaan lesi

    pada kanker serviks

    Loop ele.trosurgi.al e5.ision pro.edure (LP)3 menggunakan

    arus listrik 2ang dile/ati pada ka/at tipis untuk memotong

     $aringan a0normal kanker serviks

     Total -isterektomi3 pengangkatan seluruh rahim dan serviks

    Radikal -isterektomi3 pengangkatan seluruh rahim dan

    serviks6 indung telur6 tu0a falopi maupun kelen$ar getah

    0ening di dekatn2a1

    Pada stadium insitu  dan stadium Ia denganearly stromal

    invasion,dimana fungsi reproduksi masih di0utuhkan dapat

    dilakukan 0edah konisasi1 !amun $ika fungsi reproduksi tidak

    di0utuhkan lagi6 harus dilakukan ekstrafasial histerektomi1

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    33/34

    Pada stadium I0 sampai IIa6 dilakukan histerektomi radikal

    dan limfadenektomi pelvis1 &agi penderita stadium I04IIa

    dengan kontraindikasi tindakan operasi6 dapat di0erikan

    terapi radiasi1 pada stadium II0 dan seterusn2a tindakan pem0edahan

    sudah tidak mungkin dilakukan lagi(inoperable),sehingga

    pada kasus4kasus ini pengo0atan 2ang di0erikan adalah

    radioterapi6 kemoterapi atau ga0ungan antara radioterapi

    dan kemoterapi

    Bambar $lustrasi Histerektomi

    Radioterapi 7 kemoterapi pada kanker serviks

    'anker serviks stadium lan$ut (II&4I8A) dapat dio0ati dengan

    radioterapi dan kemo 0er0asis .isplatin1Pada stadium sangat

    lan$ut (I8&) dokter dapat mempertim0angkan kemo dengan

    kom0inasi o0at6 misaln2a h2.amtin dan .isplatin1

    Untuk tipe kanker serviks invasif6 0iasan2a pem0edahan dan

    radioterapi adalah treatment 2ang paling umum digunakan1'emoterapi atau terapi 0iologis kadang4kadang digunakan1

  • 8/18/2019 LO SK6 B16

    34/34

     *enis4$enis radioterapi untuk kanker serviks3

    ksternal3 mesin 0esar ditu$ukan ke area panggul1 &iasan2a

    di0erikan 9 hari :0e0erapa menit per sesi dalam seminggu

    selama 94; minggu

    Internal3 menggunakan kapsul 0ahan radioaktif 2ang ditanam

    di area serviks selama