Lk Ikk Mijen

32
UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Ny. S DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di Puskemas Mijen Semarang Disusun oleh: Rani Dinarti NIM : H2A008031 KEPANITERAAN KLINIK

Transcript of Lk Ikk Mijen

Page 1: Lk Ikk Mijen

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Ny. S

DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA

HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran

Keluarga di Puskemas Mijen Semarang

Disusun oleh:

Rani Dinarti

NIM : H2A008031

KEPANITERAAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2012

Page 2: Lk Ikk Mijen

HIPERTENSI

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama kepala keluarga : Tn. D (54 tahun)

Alamat : Ds Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang

Bentuk keluarga : nuclear family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan

1. Tn. D Kepala

keluarga

L 54 th SD Buruh

bangunan

- -

2. Ny. S Istri P 54 th SD Pedagang pasien Hipertensi

3. Sdr. H Anak L 25 th SMK Cleaning

service

- -

4. Sdr. Sn Anak L 20 th SMK Belum

bekerja

- -

Kesimpulan tahap I :

Keluarga Tn. D merupakan keluarga nuclear family dimana didapatkan pasien Ny. S 54 tahun

tamat SD, seorang pedagang pecel, dengan penyakit hipertensi.

.

2

Page 3: Lk Ikk Mijen

TAHAP II. STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. S

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : pedagang pecel

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Alamat : Desa Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 18 Oktober 2012

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

Tengkuk terasa kencang

2. Riwayat Penyakit Sekarang

1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan

kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, serta

pasien mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika

pasien tidak minum obat. Pasien mengaku selama ±4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai

sekarang rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis oleh dokter

menderita hipertensi (darah tinggi).

Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa : (+)

Riwayat hipertensi : (+) sejak tahun 2008

Riwayat sakit gula : disangkal

3

Page 4: Lk Ikk Mijen

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi : (+) bapak,ibu, dan 3 adik pasien

Riwayat sakit gula : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat olahraga teratur : disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang pedagang pecel dengan penghasilan yang tidak menentu ±Rp.

100.000,- / bln, tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Suami bekerja sebagai buruh

bangunan dengan penghasilan sebesar ± Rp. 560.000,-/bln.

7. Riwayat Gizi

Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk tahu tempe, terkadang telur, dan

daging ayam. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital

Tekanan darah : 160/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Frekuensi nafas : 20 kali/menit

Suhu : 36,5o C

Status Gizi

BB = 50 kg

TB = 155 cm

4

Page 5: Lk Ikk Mijen

IMT = 22,22 kg/m2

2. Mata : dalam batas normal

3. Leher : dalam batas normal

4. Jantung :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis tidak teraba dantidak kuat angkat

Perkusi : Batas atas : SIC II linea parasternal kiri

Batas kanan bawah : SIC V linea sternalis kanan

Batas kiri bawah : SIC V 1-2 cm linea midclavikula kiri

Pinggang jantung : SIC III linea parasternal kiri

Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi : Regular, Suara jantung murni : BJ Mitral 1 > BJ Mitral 2

BJ Aorta 1 < BJ Aorta 2

BJ Pulmonal 1 < BJ Pulmonal 2

BJ Trikuspidal 1 > BJ Tricuspidal 2

Suara jantung tambahan : bising (-), Gallop (-)

5. Pulmo : dalam batas normal

Dextra Sinistra

Depan

Inspeksi:

- Bentuk dada- Hemitorak statis dinamisPalpasi :

- Stem fremitus- Nyeri tekan

Dbn

Simetris

Dex=sin

Dbn

Simetris

Dex=sin

5

Page 6: Lk Ikk Mijen

Perkusi :

Auskultasi :

- Suara dasar- Suara tambahan :

WheezingRBHStridor

(-)

Sonor seluruh lapang paru

Vesikuler

(-)

(-)

(-)

(-)

Sonor seluruh lapang paru

Vesikuler

(-)

(-)

(-)

Belakang

Inspeksi:

- Bentuk dada- Hemitorak statis dinamisPalpasi :

- Stem fremitus- Nyeri tekanPerkusi :

Auskultasi :

- Suara dasar- Suara tambahan :

WheezingRBHStridor

Dbn

Simetris

Dex=sin

(-)

Sonor seluruh lapang paru

Vesikuler

(-)

(-)

(-)

Dbn

Simetris

Dex=sin

(-)

Sonor seluruh lapang paru

Vesikuler

(-)

(-)

(-)

6

Page 7: Lk Ikk Mijen

6. Abdomen

Inspeksi : dalam batas normal

Auskultasi : peristaltic (+) normal

Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak sisi (+), pekak alih (-)

Palpasi : supel, teraba massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.

7. Ekstremitas : dalam batas normal

8. Status neurologis : dalam batas normal

D. RESUME

1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan

kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, serta pasien

mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika pasien

tidak minum obat. Pasien mengaku selama ±4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai sekarang

rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis oleh dokter menderita

hipertensi (darah tinggi).

Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala.

Riwayat penyakit hipertensi keluarga (+) yaitu bapak dan ibu pasien serta 3 adik pasien.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien; baik, compos mentis, tekanan

darah 160/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5o C,IMT 22,22 kg/m2. Status

internus dan status neurologis dalam batas normal.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS

1. Diagnosis Holistik

Ny. S 54 tahun, nuclear family, hipertensi. Hubungan keluarga kurang harmonis dan

hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang.

2. Diagnosis Biologis

Hipertensi.

3. Diagnosis Psikologis

Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Tetapi pasien mengalami

beban pikiran mengenai keluarga, dan ekonomi. Pasien merasa khawatir terhadap anak

7

Page 8: Lk Ikk Mijen

pertamanya yang belum menikah dan anak keduanya yang belum bekerja, dan sering

tidak patuh terhadap orang tua. Pasien juga mengkhawatirkan masalah perekonomian

keluarga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik.

4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya

Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan

kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi kurang.

PENATALAKSANAAN

1. Non medikamentosa

Edukasi kepada pasien untuk menjaga pola makan.

Mengurangi konsumsi garam, dimana pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,

maksimal 2 gram garam dapur setiap hari.

Menghindari kegemukan (obesitas), batasan kegemukan yaitu apabila berat badan

lebih dari 10 % dari berat badan normal dengan kriteria berat badan ideal: (Tinggi

Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100).

Membatasi komsumsi lemak karena diketahui bahwa kadar kolesterol normal dalam

darah dibatasi maksimal 200 mg – 250 mg per cc serum darah.

Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu

turunnya tekanan darah. Misalnya pisang.

Olahraga teratur yaitu latihan menggerakkan seluruh sendi dan otot tubuh , contohnya

gerak jalan, berenang, naik sepeda.

Latihan relaksasi atau meditasi, relaksasi dan meditasi mempunyai fungsi untuk

mengurangi stress atau ketegangan jiwa.

Berusaha membina hidup yang positif, mengeluarkan isi hati dan memecahkan

masalah, membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk

kegiatan santai, menyelesaikan tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain

menyelesaikan bagiannya, sekali-kali mengalah, belajar bedamai, cobalah menolong

orang lain dan menghilangkan perasaan iri dan dengki.

2. Medikamentosa

8

Page 9: Lk Ikk Mijen

- Captopril 2x1

- Vit B1 2x1

- Vit B6 2x1

- Kontrol ke puskesmas secara teratur.

FOLLOW UP

Tanggal 20 Oktober 2012

o Subyektif : kencang di leher berkurang

o Obyektif

Tanda Vital : T = 150/80 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 20 x/menit, t = 36,7°C

o Assesment : Hipertensi

o Planning : Terapi medikamentosa hipertensi : captopril 25 mg 2x1

Vit B1 dan B6 2x1

FLOW SHEET

Nama : Ny. S (54 tahun)

Diagnosis : Hipertensi

Tabel 2. Flowsheet penderita

Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target

20/10/12 Tensi : 150/80

mmHg

Nadi :

80x/menit

RR :

20x/menit

Suhu : 36,7°C

Leher masih

terasa

kencang

ketika

malam hari,

tetapi

berkurang

Medikamentosa :

- Captopril 2x1

- Vit B1 dan B6 2x1

Non medikamentosa :

Edukasi kepada pasien

untuk menjaga pola

makan.

Menstabilkan

tekanan darah.

9

Page 10: Lk Ikk Mijen

dibanding

sebelumnya

Mengurangi konsumsi garam,

dimana pembatasan

konsumsi garam sangat

dianjurkan, maksimal 2

gram garam dapur setiap

hari.

Menghindari kegemukan

(obesitas), batasan

kegemukan yaitu apabila

berat badan lebih dari 10 %

dari berat badan normal

dengan kriteria berat badan

ideal: (Tinggi Badan - 100)

- 10% (Tinggi Badan -

100).

Membatasi komsumsi lemak

karena diketahui bahwa

kadar kolesterol normal

dalam darah dibatasi

maksimal 200 mg – 250

mg per cc serum darah.

Mengkonsumsi buah yang

banyak mengandung

mineral kalium dapat

membantu turunnya

tekanan darah. Misalnya

pisang.

Olahraga teratur yaitu latihan

menggerakkan seluruh

sendi dan otot tubuh ,

10

Page 11: Lk Ikk Mijen

contohnya gerak jalan,

berenang, naik sepeda.

Latihan relaksasi atau

meditasi, relaksasi dan

meditasi mempunyai fungsi

untuk mengurangi stress

atau ketegangan jiwa.

- Berusaha membina hidup

yang positif,

mengeluarkan isi hati dan

memecahkan masalah,

membuat jadwal kerja,

menyediakan waktu

istirahat atau waktu untuk

kegiatan santai,

menyelesaikan tugas pada

satu saat saja, biarkan

orang lain menyelesaikan

bagiannya, sekali-kali

mengalah, belajar

bedamai, cobalah

menolong orang lain dan

menghilangkan perasaan

iri dan dengki.

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI HOLISTIK

a. Fungsi Biologis

11

Page 12: Lk Ikk Mijen

Keluarga terdiri atas penderita (Ny.S 54 tahun), suami (Tn. D, 54 tahun), dua orang

anaknya (Sdr. H 25 tahun, Sdri. Sn 20 tahun), tinggal bersama dalam satu rumah.

b. Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga kurang harmonis, kurang saling mendukung, dan kurang perhatian

satu sama lain.

c. Fungsi Sosial

Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan

masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penderita bekerja sebagai pedagang pecel dirumah. Suami bekerja sebagai buruh

bangunan dan penghasilan tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,

status ekonomi kurang.

e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Komunikasi anggota keluarga kurang baik, penyelesaian masalah dilakukan dengan cara

musyawarah namun tidak berjalan dengan baik karena adanya komunikasi yang kurang

baik, pasien juga merasa peran sebagai kepala keluarga justru ada pada dirinya karena

perekonomian keluarga sebagian besar ditanggung oleh pasien selaku istri.

2. FUNGSI FISIOLOGIS

Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. S

Kode APGAR Tn.Y Ny.S Sdr.

L

Sdr.

N

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya mendapat masalah.

2 2 2 1

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya.

1 1 1 1

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

1 2 2 1

12

Page 13: Lk Ikk Mijen

hidup yang baru.

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll.

1 2 1 2

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama.

1 2 2 1

Total (kontribusi) 6 9 8 6

Rata-rata APGAR score keluarga Ny. S = 6 + 9 +8 + 6 = 5,8

5

Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. S kurang baik.

3. FUNGSI PATOLOGIS

Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S

Sumber Patologi Keterangan

Social Interaksi sosial cukup, hubungan dengan warga sekita terjalin baik, aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan.

-

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang

masih diikuti.

-

Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah

pasien cukup baik namun untuk anggota keluarga yang lain masih kurang.

-

Economic Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah

UMR)

+

Education Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.D dan Ny. S hanya tamat SD (tidak

menempuh wajib belajar 9 tahun).

+

Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera

berobat ke dokter, puskesmas.

-

Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Ny. S yaitu fungsi ekonomi dan

edukasi.

4. GENOGRAM13

Page 14: Lk Ikk Mijen

Diagram 1. Genogram keluarga Ny. S

Keterangan :

Kesimpulan : penyakit yang diderita pasien ditemukan pada anggota keluarganya yaitu bapak

dan ibu pasien serta 3 orang adiknya.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. S

Kesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga kurang berjalan baik sehingga

hubungan dalam keluarga kurang harmonis akibat kurang baiknya pola interaksi dalam

keluarga.

6. FAKTOR PERILAKU

14

: laki-laki

: perempuan

Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik

: hipertensi

: laki-laki, perempuan meninggal

: pasien

: tinggal serumah

Tn.Y

Tn.Y

Sdri.N Sdr.L

Ny. S

Sdri.T

Ny.S

Sdr. H

Sdr. Sn

Page 15: Lk Ikk Mijen

a. Pengetahuan

Tingkat pendidikan keluaraga ini masih kurang, ada anggota keluarga yang hanya

tamat SD. Pengetahuan penderita tentang kesehatan dan pola hidup sehat masih kurang.

b. Sikap

Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan

namun belum dapat menerapkan pola hidup sehat.

Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas saat sakit.

7. FAKTOR NON PERILAKU

a. Lingkungan

Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan juga kurang.

Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di depan rumah.

Lingkungan sekitar kurang bersih.

b. Keturunan

Terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Yang diturunkan

dari kedua orangtua penderita.

c. Pelayanan Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas.

Pasien memiliki kartu jamkesmas.

8. LINGKUNGAN INDOOR

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 7 m2, rumah menghadap ke selatan.

Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar

mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan ruang tamu. Pintu masuk dan

keluar ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding terbuat batu bata

yang sudah di cat, lantai rumah. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah

tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Masing-masing kamar tidur dilengkapi

dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk

kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga

memasak menggunakan kompor minyak tanah.

15

Page 16: Lk Ikk Mijen

Denah rumah Ny.S

9. LINGKUNGAN OUTDOOR

Lingkungan sekitar rumah merupakan suatu perkampungan yang cukup ramai dengan

kondisi masyarakat baik dan memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Rumah satu

dengan yang lainnya berdekatan tetapi tidak berdempetan. Sampah berjualan dibuang di

pekarangan depan, dan banyak lalatnya. Rumah tidak memiliki pagar dan langsung

berhadapan dengan jalan gang yang cukup besar, tetapi tidak ramai dan sudah beraspal.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik

2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : kurang baik

3. Fungsi Patologis (SCREEM) : ada fungsi patologis yaitu ekonomi dan edukasi

4. Fungsi Genogram Keluarga : ada penyakit yang diturunkan

5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik

6. Fungsi Perilaku Keluarga : kurang

7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : cukup

8. Fungsi Lingkungan Indoor : kurang

9. Fungsi Lingkungan Outdoor : cukup16

Page 17: Lk Ikk Mijen

DAFTAR MASALAH

1. Masalah Medis

Hipertensi

2. Masalah Nonmedis

a. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.

b. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak

adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.

c. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.

PRIORITAS MASALAH

Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah

No Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma

1. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien. 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)

2. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.

4 4 4 3 4 3 4 9.216 (III)

3. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.

5 4 3 5 3 4 3 10.800 (II)

Keterangan :

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

T : Technology (tehnologi yang tersedia)

R : Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn : Man (tenaga yang tersedia)

Mo : Money (sarana yang tersedia)

Ma : Material (pentingnya masalah)

17

Page 18: Lk Ikk Mijen

Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :

1 = tidak penting

2 = agak penting

3 = cukup penting

4 = penting

5 = sangat penting

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien.

TAHAP IV. HUBUNGAN ANTARA STRESS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.

Manifestasi klinis seseorang yang mengalami hipertensi setelah bertahun-tahun akan

mengalami gejala klinis: sakit kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, akibat

18

I. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.

II. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.

III. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.

Ny. S 44 th, diare akut

Page 19: Lk Ikk Mijen

adanya peningkatan tekanan darah intrakranimum; penglihatan kabur akibat kerusakan retina

secara hipertensif; terjadinya kerusakan susunan saraf pusat yang mengakibatkan cara berjalan

yang tidak mantap; peningkatan aliran darah ke ginjal yang mengakibatkan nokturia.;

peningkatan tekanan kapiler yang mengakibatkan edema perifer dan pembengkakan. Sebagian

gejala yang disebutkan dialami oleh pasien yaitu sakit kepala saat terjaga, dan kadang pasien

mengeluh penglihatannya kabur.

Jenis hipertensi secara umum dibagi dalam hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu

hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Jenis kedua yaitu hipertensi sekunder adalah

hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC 7

Kategori Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)

Normal < 120 Dan < 80

Pra-Hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi derajat 2 > 160 atau >= 110

Hipertensi jenis lain yaitu hipertensi pada usia lanjut yang diklasifikasikan berdasarkan

hipertensi sistolik, dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg dan atau tekanan

diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg, yang kedua hipertensi sistolik terisolasi yaitu

keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 160mmHg dan tekanan diastolic lebih

rendah dari 90mmHg. Pada usia lanjut hipertensi sistolik ini disebabkan oleh karena adanya

kekakuan dari aorta dan pembuluh arteri besar akibat proses menua. Kekakuan aorta dapat

mengakibatkan meningkatnya tekanan darah sistolik dan pengurangan volume aorta yang

nantinya akan menurunkan tekanan darah diatolik. Semakin besar perbedaan tekanan darah

sistolik dengan diastolic atau tekanan nadi, semakin besar risiko komplikasi kardiovaskuler.

Hipertensi dapat disebabkan yang pertama yaitu faktor keturunan; yang kedua ciri

perseorangan, dimana dalam ciri perseorang ini yang mempengaruhi adalah umur yaitu semakin

bertambahnya umur risiko hipertensi meningkat seperti pada pasien ini mulai menderita

hipertensi ketika pasien berusia 50 tahun, pada pria cenderung memiliki tekanan darah tinggi 19

Page 20: Lk Ikk Mijen

daripada wanita dan prevalensi hipertensi tinggi pada orang kulit hitam daripada orang kulit

putih.

Yang ketiga yaitu kebiasaan hidup; pada pasien ini sebenarnya pengetahuan mengenai

penyakit hipertensi sudah cukup baik karena pasien sudah mendapatkan konseling dari dokter

puskesmas selama pengobatan, hanya saja pasien tidak dapat menerapkannya dikarenakan

kurangnya dukungan dari keluarga. Kurangnya dukungan keluarga ini sendiri disebabkan karena

kurangnya pengetahuan anggota keluarga mengenai penyakit hipertensi yang diderita pasien

sehingga tidak tercipta rasa toleransi dan kebiasaan hidup pasien pun menjadi kurang baik dan ini

sangat mempengaruhi perkembangan penyakit pasien, dimana pasien menjadi sulit mngontrol

tekanan darahya.

Yang keempat komsumsi garam yang tinggi dapat merupakan faktor yang menyebabkan

hipertensi dimana terdapat riset bahwa pada Negara dengan konsumsi yang rendah jarang

ditemukan penderita hipertensi dan di dunia kedokteran juga membuktikan bahwa diet rendah

garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam dengan diuretic akan

menurunkan tekanan darah lebih lanjut; faktor kelima yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu

kegemukan atau makan makanan berlebihan.

Faktor selanjutnya yaitu stress atau ketegangan jiwa, dimana stress dan ketegangan jiwa

(rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah). Hal ini juga ditemukan

pada pasien dan justru menjadi faktor utama yang mepengaruhi perkembangan penyakit pasien.

Stress dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memicu jantung

agar berdenyut lebih kuat dan lebih cepat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress

berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul

kelainan organis atau perubahan patologis.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

V-A. SIMPULAN

Diagnosis Holistik :

1. Diagnosis Biologis

Hipertensi

20

Page 21: Lk Ikk Mijen

2. Diagnosis Psikologis

Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya, tetapi penderita merasa

terbebani dengan keadaan perekonomian keluarga dan kekhawatiran terhadap anak-

anknya. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain kurang baik dan kurang

saling mendukung.

3. Diagnosis Sosial

Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan penderita masih aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, kondisi lingkungan dan

rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, status ekonomi

kurang.

V-B. SARAN

Saran Komprehensif

Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:

1. Promotif

Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit hipertensi, pentingnya melakukan

pola hidup sehat meliputi makanan, olahraga dan manajemen stress yang baik.

2. Preventif

Diet rendah garam, konsumsi obat yang teratur serta peran keluarga dala pengobatan

penyakit penderita.

3. Kuratif

Captopril 2x1

Vit B1, B6 dan B12 1x1

4. Rehabilitatif

Berolahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan mengikuti

kegiatan-kegiatan positif sebagai salah satu alternative relaksasi pikiran.

21

Page 22: Lk Ikk Mijen

DAFTAR PUSTAKA

Aronow, W.S. 2007. Cardiovascular System. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007)

Brookes, L. 2003. New european guidelines for management of arterial hypertension [online]. [cited 2007 June 26]. Available from: URL: http://www.medscape.comviewarticle457830

22

Page 23: Lk Ikk Mijen

Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 20. Alih bahasa: Widjajakusumah MD. EGC, Jakarta.

Guccione, A.A. 2007. Physical Therapy and Rehabilitation. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007)

Guyton, A.C. and J.E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A. Jakarta, EGC

23