(Litsea cubeba L Persoon)

45
(Litsea cubeba L Persoon) d'etl/JW.IUl Rina Kurniaty Dida Syamsuwida Kurniawati Purwaka Putri AamAminah .,Seri 7ekoolo91 PERBENIHAN TANAMAN HUTAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN KEMENTERIAN KEHUTANAN ISBN : 978-979-3539-32-4 SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

Transcript of (Litsea cubeba L Persoon)

Page 1: (Litsea cubeba L Persoon)

(Litsea cubeba L Persoon) d'etl/JW.IUl Rina Kurniaty Dida Syamsuwida Kurniawati Purwaka Putri AamAminah

.,Seri 7ekoolo91 PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN

ISBN : 978-979-3539-32-4

SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

Page 2: (Litsea cubeba L Persoon)

1Jubliknsi ~husus

ISBN : 978-979-3539-32-4

.,Seri 7eknolo9i

PERBENIHAN TANAMAN RUTAN

HILE MO (Litsea cubeba L Persoon)

fJenuusun

Rina Kurniaty Dida Syamsuwida Kurniawati Purwaka Putri AamAminah

£1titor Yulianti Bramasto Danu

Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan 2014

Page 3: (Litsea cubeba L Persoon)

..

Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)

penAn99un9 .;:;iAwAb Kepala Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan

~oor1tinAtor

Kepala Seksi Data lnformasi dan Sarana Penelitian

.Z,esAin Cover llAn 7AtA ~etAk Ida Saidah

ISBN : 978-979-3539-32-4

@1014 .Z,iterbitkAn oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan Jl.Pakuan Ciheuleut PO.Box 105 Bogor 16001 Telp/Fax.(0251 )8327768 www.bptplitbang.dephut.go.id

Bak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang untuk mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 4: (Litsea cubeba L Persoon)

Peyusunan Seri Perbenihan Tanaman Hutan jenis Kilemo (Lits ea cubeba) merupakan

salah satu bentuk kontribusi Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hu tan

(BPTPTH) dalam mendukung peningkatan produktivitas Has ii Hutan Bukan Kayu

(HHBK). Kilemo adalah salah satujenis tanaman hutan yang menghasilkan minyak

atsiri berkualitas tinggi. Materi tulisan yang digunakan dalam Seri Perbenihan ini

adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti BPTPTH berkaitan dengan

teknologi perbenihan dan pembibitan jenis Kilemo.

Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik-teknik perbenihan dan

pembibitan (generatif dan vegetatif) yang penting dalam mendukung tercapainya

keberhasilan budidaya tanaman dalam rangka menyediakan bibitjenis Kilemo yang

bermutu. Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini

diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga buku ini

dapat bermanfaat bagi para pengguna.

KILEtlO (Litsea ~ubebu L Persoon)

Page 5: (Litsea cubeba L Persoon)

Kata Pengantar 11

Daftar Isi 111

.. Daftar Gambar ----- JV

I. Pendahuluan

II. Penyebaran dan Tempat Tumbuh 3 ~

III. Deskripsi Botanis 5

IV. Manfaat Tanaman 6

v. Perbenihan _ 9

VI. Pembihitan 23

~ Daftar Pustaka 35

~

KILEMO (Utsea cubeba L Persoon)

Page 6: (Litsea cubeba L Persoon)

~Aftnr Qnmbnr

Gambar I. Siklus perkembangan pembungaan-pembuahan kilemo di arboretum Aeknauli-Pematang Siantar 2010 14

Gambar 2. Buah kilemo yang masak 15

Gambar 3. Biji kilemo 16

Gambar 4. Semai yang telah disapih (kiri) dan bi bit asal semai umur 3 bulan setelah disapih (kanan) 25

Gambar 5. Cabutan (kiri) dan cara pengemasan (kanan) 26

Gambar 6. Bibit umur 7 bulan asal cabutan 27

Gambar 7. Stek pucuk kilemo asal anakan umur 2,5 bulan setelah tanam (B 1 =kontrol, B2= rootone-F, B3= IBA 100 ppm, B4= IBA 200 ppm, BS= IBA 500 ppm, B6= IBA 1000 ppm) 29

Gambar 8. Pembuatan bibit dari stek batang (kiri) dan stek yang telah berhasil (kanan) 30

HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 7: (Litsea cubeba L Persoon)

, HILENO (Litsea cubeba L Persoon)

HILE"O (Litsea cubeba L Persoo n)

Page 8: (Litsea cubeba L Persoon)

I. fJerufnhuluno

Lits ea cubeba L. Persoon dari famili Lauraceae adalah salah satu jenis po hon

hutan penghasil non-kayu (HHBK) yang memiliki beberapa nama daerah

antara lain seperti kilemo (Sunda), krangean (Jawa), antarasa (Batak Toba),

apokayan (Malinau, Kalimantan Timur) (Heyne, 1987; Prosea, 1999).

Tanaman kilemo adalah penghasil minyak atsiri ( essensial) yang bemilai

ekonomis tinggi. Minyak esensial kilemo dimanfaatkan sebagai bahan baku

berbagai industri biofarmaka seperti kosmetik, sabun, minyak wangi,

aromatheraphy dan obat-obatan. Minyak esensial ini juga dapat digunakan

untuk industri kimia seperti cat, tinta, resin, vanish, plastik dan biodisel

(Chenet al., 2008).

Minyak esensial kilemo diekstraksi dari berbagai bagian tanaman, yaitu

daun, bunga, buah, akar dan batang, dengan komposisi dan kandungannya

(hasil) yang bervariasi (Choudhury et al., 1998; Zhao et al,. 2010). Namun

kandungan minyak esensial yang terbanyak terdapat pada bagian daun dan

kulit pohon (Rostiwati et al., 2012). Minyak esensial dari buah kilemo

mengandung 75% citral, tetapi minyak esensial dari daun berisi citral 1,8

kali lebih banyak dari pada yang terkandung dalam buah (Agrawal et al.,

2011). Perbedaan kandungan minyak esensial kilemo juga dipengaruhi oleh

tempat tumbuh seperti iklim dan jenis tanah(Sieta/., 2012).

KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 9: (Litsea cubeba L Persoon)

Mengingat prospek minyak esensial kilemo yang cukup

potensial, maka tanaman ini cukup prospektif untuk

dikembangkan di Indonesia. Namun sangat disayangkan

keberadaannya saat ini sudah semakin berkurang

(Herbagung, 2009), selain karena banyaknya penebangan,

tanaman inijuga memiliki daya ketahanan hidup yang rendah

(Baker, 1997). Buah kilemo bersifat dorman pada saat

tersebar dan akan berkecambah setelah beberapa waktu

terpendam di dalam tanah (Sri-Ngemyuang et al., 2003).

Dalam upaya pengembangan jenis kilemo, maka perlu

budidaya penanaman yang intensif untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat,

sementara budidaya kilemo masih sangat terbatas di

kalangan masyarakat karena tingkat pengetahuan dan

pemahaman tentang penanaman masih belum memadai.

Penanaman kilemo diawali dengan penyediaan bahan

tanaman berupa benih atau bibit. Dengan demikian, teknik

perbenihan dan pembibitan kilemo perlu dikuasai dalam

rangka memperoleh produktivitas tanaman yang optimal.

KILEtlO (Litsea cubeba L. Persoon)

Page 10: (Litsea cubeba L Persoon)

II. fJeo!lebnrno t.lno 7empnt 7umbuh

Kilemo merupakan tanaman pegunungan yang dikenal dengan

sebutan "Mountain pepper" atau "Lada Gunung". Jenis ini tersebar

secara alami mulai dari Himalaya timur sampai Asia bagian tenggara,

Cina bagian selatan dan Taiwan (Prosea, 1999). Di Indonesia,

tanaman kilemo tumbuh liar di lereng-lereng gunung yang ada di

Pulau Jawa dan Sumatera pada ketinggian 700 hingga 2300 m di atas

permukaan laut (Heyne, 1987), selain itu terdapat juga di Kalimantan

Timur pada ketinggian 400-600 m dpl (Prosea, 1999). Di wilayah

Sumatera antara lain terdapat di beberapa tempat di dataran tinggi

yang berada di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba Samosir.

Sedangkan di Jawa Barnt, tegakan alam kilemo ditemukan di kawasan

Kawah Putih Ciwidey, Gunung Papandayan, Gunung Gede

Pangrango dan Gunung Tangkuban Perahu.

HILEltO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 11: (Litsea cubeba L Persoon)

..

Pohon kilemo umumnya hidup di tempat-tempat terbuka

(Gardner et al., 2000). Basil survey di Provinsi Sumatera

Utara menunjukkan bahwa jenis ini dijumpai di hutan

sekunder di tempat terbuka atau di ladang-ladang

masyarakat di pinggir hutan (Ali, 2008). Selain itu

ditemukan juga walaupun sangat jarang pada hutan primer

di bagian pinggir atau bagian atas hutan yang agak terbuka

pada ketinggian 1.000-1.300 m di atas permukaan laut

(Ali, 2008). Tegakan kilemo bahkan ditemukan pada

hutan rawa gambut seperti yang terdapat di Kawasan

Ekosistem Lauser Aceh (Rahayu et al., 2010).

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 12: (Litsea cubeba L Persoon)

III . .Z,eskripsi ~otnois

Pohon kilemo dewasa memiliki tinggi total antara 15 -

20 m (Ngemyuang et al., 2007). Pohon kilemo yang

berada di dataran tinggi Kabupaten Toba Samosir dan

Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara

memiliki kisaran tinggi total dan diameter batang antara

5 -25 m dan 3,82-29,5 cm (Ali, 2008).

Daun tunggal berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan

tepi rata dan ujung runcing, pangkal meruncing,

pertulangan menyirip, panjang 10-14 cm lebar 7-9 cm.

Tanaman ini memiliki bunga majemuk berbentuk malai,

berkelamin dua. Buah bulat berukuran kecil menyerupai

biji merica dengan ciri masak fisiologis buah berwama

hitam (Budiman, 2008).

HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 13: (Litsea cubeba L Persoon)

..

. -.. ..

~ IV. t)!)nnfAAt 7nnnmnn #

Tanaman kilemo merupakan sumber sitral yang berkualitas dan

merupakan pesaing utama minyak lemongrass. Untuk

mendapatkan minyak atsiri dapat melalui penyulingan dengan cara

rebus, kukus dan cara uap langsung (steam). Hasil kualitas min yak

atsiri sangat dipengaruhi oleh iklirn, tipe tanah, penanganan bahan,

cara penyulingan dan penyimpanan, juga dipengaruhi oleh jenis

dan varietas tumbuhan. Mutu minyak atsiri biasanya ditetapkan

dalam bentuk dan sifat fisikakimia serta organoleptiknya dengan

parameter: bobotjenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam

alkohol, bilangan asam dan bilangan ester (Rostiwati dan Putri,

2012).

HILEtlO (Litseu c11beha L Persoon)

Page 14: (Litsea cubeba L Persoon)

Di Indonesia, terutama di JawaTengah minyak atsiri kilemo yang

berasal dari basil sulingan kulit batang dan daun telah

diperdagangkan di toko obat diproduksi dalam skala kecil untuk

pembuat parem dikenal dengan minyak krangean atau minyak

trawas. Sedangkan di Jawa Barat parem di buat dari buah dan kulit

kayunya. Kulit segar kering udara mengandung 1,25% minyak

atsiri yang terdiri dari sitronelal dan sitral, serta mengandung

0,4% alkaloid berupa laurotetanin (Heyne, 1987). Di China

penyulingan dalam skala besar telah dilakukan dari buah untuk

bahan baku aromaterapi dalam industri sabun, minyak pijat,

minyak spa, pewangi ruangan dan lain-lain (Rostiwati dan Putri,

2012).

Buah Litsea mengandung minyak esensial yang biasa disebut

may chang oil. Kulit batang dan daun mengandung saponin,

plafonoid dan tanin. Di Indonesia minyak esensial yang

dihasilkan dari daun biasa disebut minyak tawas (Prosea, 1999).

Susunan minyak Litsea cubeba asal Indonesia mcmiliki

konsentrasi Sineol 30%, Sitronellal 0,94%, Linallol 8,95% dan

Sitra/ 16,02%. Penyulingan kulit kayu segar kering angin 2 kg

menghasilkan 25 cc minyak atsiri, dengan kandungan citronella!

dan citral 75%. Sedangkan penyulingan I 00 gram buah lemo

menghasilkan 3,9 cc minyak atsiri dengan kandungan citral 64 %

(Lina, 2003).

HILE"O (Lit~·ea cuheba L Persoon)

Page 15: (Litsea cubeba L Persoon)

.. Berdasarkan basil penelitian Rostiwati et al. (2009), rendemen minyak

basil penyulingan kilemo yang berasal dari kawasan Tangkuban Perabu

Cikole, Jawa Barnt menunjukkan babwa rendemen yang berasal dari

buab dengan metode penyulingan rebus mengbasilkan rendemen

minyak tertinggi (10,28%) dibandingkan baban tanaman yang lainnya,

seperti bagian daun ( 8, I %) dan kulit batang (I, 62%). Rendemen

tinggi diperoleb dengan menggunakan metode penyulingan kukus dan .-S semua bagian mengandung komponen kimia sineol, namun kandungan

tertinggi terdapat pada bagian daun yaitu 40,73% dibandingkan pada

bagian kulit batang (14,22%) dan buab (3,86%). Kandungan citronella!

tertinggi terdapat pada bagian kulit batang, yaitu 14,42%, sedangkan

komponen kimia sitral hanya terdapat pada bagian buab sebanyak

75,43% (Rostiwati et al., 2009). Kayu kilemo dapat digunakan sebagai

baban fumitur dan kerajinan tangan (Budiman, 2008).

KILE"O (Litsea cubebu L Pcrsoon)

Page 16: (Litsea cubeba L Persoon)

V. 1Jerben1hnn

1. Sumber Benih

Tegakan alam maupun tanaman kilemo yang ditunjuk sebagai sumber

benih di wilayah Indonesia belum tercantum dalam daftar sumber

benih (BPTH Bali Nusra, 2009). Walaupun demikian, hasil survey di

berbagai lokasi di Jawa Barat melaporkan bahwa tegakan yang

memiliki potensi untuk sumber benih terdapat di Desa Alam Endah,

Kecamatan Ranca Bali, Kabupaten Bandung Selatan yang merupakan

kawasan wana wisata Kawah Putih, RPH Patuha (Rostiwati dan Yani,

2010). Tegakan tersebut merupakan hutan alam dengan tinggi pohon

rata-rata 9 m, diameter 17 ,5 cm dan bebas cabang 4 m. Aksesibilitas

ke lokasi sumber benih sangat baik dengan topografi relatif datar,

tegakan relatifrapat (120 pohon/ha), produksi buah cukup tinggi dan

diduga keragaman genetik tinggi karena berada pada hutan alam.

KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 17: (Litsea cubeba L Persoon)

2. Produksi Benih

Buah kilemo berbentuk buni (berry), berwama coklat-hitam

pada saat masak, dengan diameter dan panjang buah masing­

masing sebesar 6,7 ± 0,22 mm dan 7,7 ± 0,32 mm

(Ngernyuang et al. , 2007). Berat 1 butir buah kilemo asal

Thailand adalah 0,194 gram (Ngemyuang et al., 2007),

sedangkan yang berasal dari Aek Na Uli Indonesia relatif

lebih kecil dengan berat buah sebesar 0, 106 gram atau 9.445

butir/kg (Putri et al., 2011). Buah kilemo berukuran 5,1 ±

0,12 mm untuk lebar dan 5.5 ± 0,27 mm untuk panjang

dengan berat benih adalah 0,080 gram (Ngemyuang et al.,

2007). Benih kilemo dari Indonesia berukuran relatiflebih

kecil dengan berat I butir benih adalah 0,037 gram sehingga

dalam 1 kg terdapat 26.434 butir benih (Putri et al, 2010)

KILE NO (Litsea cubeba L Persoon) '

Page 18: (Litsea cubeba L Persoon)

Rata-rata produksi buah kilemo cenderung meningkat dengan

bertambahnya ukuran diameter batang. Produksi buah kilemo dari

pohon berdiameter 8 cm sekitar 2,1 kg/pohon (Ali, 2008);

Produksi buah kilemo asal Aek Na Uli dari pohon berdiameter 4-

14,7 cm berkisar 0,12- 2,4 kg sedangkan dari pohon berdiameter

14,8-25,3 cm berkisar0,25-9,8 kg (Putri eta!. , 2011). Produksi

buah kilemo dapat diestimasi/diduga berdasarkan ukuran diameter

batang pohon dengan menggunakan model persamaan regresi.

Persamaan regresi untuk lokasi Balige dengan kisaran diameter

antara 3,18 - 23,57 cm dan tinggi pohon antara 10 20 m adalah

log P = -2, 177 + 2,330 log Dbh (R2adj = 42,02%; standar deviasi =

0,347)(Putri et al., 2014). Persamaan regresi untuk lokasi Aek

Nauli dengan diameter po hon antara 4, 1 - 46,5 cm dan tinggi total

pohon antara 7 - 24 m adalah Log P = -2.101 + 1.770 log Dbh

(R2adj =44.76%; standardeviasi =0.442) (Putri eta!., 2014).

KILEltO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 19: (Litsea cubeba L Persoon)

..

3.Fenologi

Kilemo berbunga sepanjang tahun (Prosea, 1999), namun

mempunyai masa berbuah terbanyak pada bulan Juli hingga

akhir Agustus. Musim berbuah biasanya berbeda untuk di

beberapa lokasi sepe1ti di wilayah Ciwidey - Jawa Barat yang

diketahui bahwa musim berbuah terjadi pada bulan Januari -

Februari. Pembungaan kilemo diAek Nauli-Pematang Siantar

(Sumatera Utara) terjadi pada bulan Februari-Maret dan

berbuah pada bulan April-Juni, sedangkan di Taiwan berbunga

pada bulan Pebruari-Mei dan berbuah pada bulan September-

Oktober (Prosea, 1999). Di India kilemo berbunga pada bulan

November-Februari dan buah masak pada bulan Juni-Agustus

untuk yang tumbuh pada dataran tinggi (2000-2500 meter di

atas permukaan laut) dan pada bulan Juli-Septemberuntuk yang

tumbuh pada dataran lebih rendah (sekitar 850-900 m dpl)

(Ka yang et al., 2009).

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 20: (Litsea cubeba L Persoon)

Dalam satu siklus perkembangan pembungaan dan

pembuahan jenis kilemo mulai dari tunas generatif,

bunga mekar hingga buah muda dan buah masak

membutuhkan waktu kurang lebih 90-120 hari atau

sekitar 3-4 bulan. Fase perkembangan bunga dari tunas

bakal bunga menjadi bunga mekar (anthesis)

memerlukan waktu sekitar 37 hari (1 bulan) dan fase

pembuahan mulai dari terlihatnya pembengkakan

ovarium hingga buah masak siap panen berlangsung

selama kurang lebih 62-89 hari (Aminah et al., 2010).

Siklus reproduksi kilemo diilustrasikan pada Gambar 1.

KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 21: (Litsea cubeba L Persoon)

.. 17 hari 20 hari

Kuncup bunga

Tunasgeneratif

Buahmasak

~+ ~i' ~ri

.. _L Bunga mekar / "'-"Pm 16 hari

Buahmuda

Buah dew asa

Gambar 1. Siklus perkembangan pembungaan-pembuahan kilemo di arboretum Aek Nauli-Pematang Siantartahun 2010 (Sumber: Aminah et al., 20 JO).

Kl LERO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 22: (Litsea cubeba L Persoon)

4. Pengumpulan, Ekstraksi, Sortasi dan Seleksi Benih

a. Cara pengumpulan buah

Buah yang dikumpulkan adalah buah masak yaitu yang

memiliki kulit buah berwama hitam. Pengumpulan

dilakukan dengan cara memanjat pohon dengan bantuan

galah berkait. . . . ., . . ...... . . ... '.' "' .. ,..! . .. . .. . •* . .. I.: ~ ' . . \, \ · ~ ' • I I f • • • •

a • ' I t Ji • ;t. • It \ ' I • "'I ,~ • . 'Jj ,'f/I c >• • 0 ' ...... - .. ., . . ..· . ' . . . . ... ~ - ' . . , .. . .. t . : . . ... .. . ..... ~ .. . · 1'' \. ,'. ;~ . f ih <Ji'\ - .Ji. ..;_" • • • . ' ' ' '

. • • . •· • 'IL"' :'\ Fl"~ • • ., " ' ~ • . . . .,., ~II!; -· .... . .. \I ' ' · 't . .. .. • . -~· "' . . , l , • .• • ' ... , •. ' ·~ ,<J Ilii: ,4 I • , . • • - • ,.. • . :wrr • • ' ':' t,· i" ~ .. .... 1' . ··~ ' . • ' ~ ... ' : t . ·~~ ··~. ' ·; ~ .. • • . • • ' " ' " ~.,. .. ~ . . . . ' . . ...... •» • ~.-t • • , • , .

: ; · • • . ~· tt' ·i· ~"" •.• ' ~· ... ~ · · · . ~!..-- 1, e :i • ~ .. ... , ,. ... ~'"" • • ~ . ' ·i·· . " 'Ill ... ~·'\ ' • • • • • •. '' ""' ~ , .,,.•1•'.i· ... .. ;,, -c , , ... /":! • •• ~ . . ..

0. . 1'1(1. - ··~ .. , ... ; . . .• ... .. , "" .. , .. . ... . ·'" • . ·• '"'· 1· .. . , .• • 1 ' . .. ' . " l I -~ I• • ~. • • f.Y• "• 'il..°1 • " I ' .., • 'It .... • • •

Gambar 2. Buah kilemo yang masak

· HILEftO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 23: (Litsea cubeba L Persoon)

b. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses memisahkan daging buah dengan bijinya.

Buah kilemo diekstraksi dengan cara menggosok buah secara manual

sampai daging buah terlepas, dicuci bersih kemudian dikering

anginkan, selanjutnya benih siap untuk ditabur/dikecambahkan.

Gambar 3. Biji J(jJemo

llm!i1Gii3J KILE"O (Li/sea cubeba L Persoon)

Page 24: (Litsea cubeba L Persoon)

c. Sortasi

Sortasi dilakukan untuk memilah benih berdasarkan

ukurannya, sehingga mendapatkan benih yang seragam sesuai

dengan pengelompokan ukuran. Sortasi dapat dilakukan

dengan menggunakan saringan (mesh) dengan ukuran lubang

lebih kecil dari ukuran benih.

d. Seleksi

Seleksi dilakukan terhadap benih untuk memilih benih yang

sehat, segar dan tidak terlihat bekas serangan hama atau

penyakit. Seleksi dapat dilakukan dengan cara menampi

atau merendam benih. Pada saat penampian, benih yang

kopong atau terserang hama akan terpisah. Perendaman

benih ke dalam air menyebabkan benih dengan berat jenis

lebih rendah (kosong atau terserang hama) akan terapung ke

permukaan air, sehingga dapat dipisahkan dari benih yang

bemas dan sehat.

KILlltO (1.itsea cubeba L Persoon)

Page 25: (Litsea cubeba L Persoon)

5. Pengujian Benih

HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Pengujian mutu benih terdiri dari beberapa kegiatan :

- Penarikan contoh uji

Pengambilan sampel untuk penguj ian perlu

dilakukan karena suatu kelompok (lot) benih akan

berbeda dengan kelompok lainnya. Perbedaan asal

benih, periode pengunduhan, klasifikasi mutu serta

dasar pengelompokan lainnya perlu diminimalisir

dengan mencampur semua lot benih (komposit),

kemudian dilakukan pengambilan contoh uji secara

acak paruhan. Ilustrasi penarikan contoh uji acak

paruhan seperti gambar berikut (BTP, 2000):

Page 26: (Litsea cubeba L Persoon)

1 2

3 4

1 + 2 + 3 + 4

.i.

~ ~ 5+6 +7+8

.i. D ~1 9+10+11+12 .i.

Contoh kerja +--- B Selain dengan acak paruhan, penarikan contoh uji dapat

dilakukan dengan menggunakan alat pembagi benih (seed

devider).

KILEllO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 27: (Litsea cubeba L Persoon)

- Penentuankadarair

Penentuan kadar air dilakukan pada saat benih

baru diterima dan sebelum benih disimpan.

Kandungan air benih dinyatakan dalam persen

berdasarkan berat basah(BTP,2000):

(M2-M3) x (berat basah - berat kering)

Beratbasah

Dimana : Ml : berat wadah dan penutup (g) ~

M2 : berat wadah, penutup dan benih sebelum pengeringan ~ M3 : berat wadah, penutup dan benih sesudah pengeringan

Kadar air benih segar kilemo berkisar antara 13-15%, sebelum disimpan

kadar air benih sebaiknya diturunkan hingga mencapai 9-10 % untuk dapat ~ mempertahankan daya berkecambahnya hingga 71,3 % (Aminah et al., ~

2010).

KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 28: (Litsea cubeba L Persoon)

- Penentuan kemurnian

Kemurnian dinyatakan dalam persen dengan

memisahkan benih-benih murni dari kotoran

dan benih-benih tanaman lain yang

kemungkinan tercampur. Tingkat kemurnian

benih kilemo dapatmencapai 99%.

- Perkecambahan

Perkecambahan benih ditujukan untuk menghasilkan kecambah

siap sapih. Untuk mempercepat dan meningkatkan keberhasilan

perkecambahan, benih kilemo harus diberikan perlakuan

pendahuluan yaitu dengan merendam benih dalam air kelapa tua

selama 6 jam. Perendaman tersebut menghasilkan kecepatan dan

daya berkecambah benih kilemo sebesar 1,32 etmol dan 57,5 %

(Suita et al., 2013). Media perkecambahan yang digunakan

adalah tanah+pasir, 1:1 (v:v).

KILEl'IO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 29: (Litsea cubeba L Persoon)

..

HIU"O

- Penyimpanan

Benih kilemo tergolong benih semi rekalsitran yaitu

benih yang lebih toleran terhadap pengeringan daripada

benih rekalsitran tapi tidak tahan disimpan pada suhu

rendah (Elli~ dan Hong, 1990). Kadar air benih semi

rekalsitran berkisar antara 16-20 % (Schmidt, 2000).

Namun demikian masih dapat disimpan selama 6

minggu dengan daya berkecambah yang dihasilkan

sebesar 28 %. Teknik penyimpanan yang terbaik adalah

dalam ruang simpan kulkas dengan wadah kantong

plastik atau plastik press (Suita et al. , 2013).

(Litsea cubeba L Persoon)

Page 30: (Litsea cubeba L Persoon)

VI. fJemb1b1tnn 4'

Dalam pembibitan ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan,

yaitu:

1. Memilih Lokasi Persemaian :

Lokasi persemaian harus memenuhi persyaratan yaitu dekat dengan

lokasi penanaman, lokasi relatif datar (kemiringan 1-5 %) dan

mudah dicapai, dekat dengan sumber air dan tersedia sepanjang

tahun, cukup mendapat cahaya matahari dan terlindung dari angin,

dekat dengan sumber tenaga kerja, tersedia bahan dan alat serta ada

jalan angkutan.

2. Pembuatan Bib it

Pembuatan bibit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara

generatif dan vegetatif. Pembibitan secara generatif yaitu

pembibitan dengan menggunakan benih atau anakan alam ( cabutan)

sebagai bahan pembuat bibit. Sedangkan pembibitan vegetatifyaitu

pembibitan dengan menggunakan bahan tanaman seperti akar,

batang dan pucuk sebagai bahan pembuat bi bit.

Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 31: (Litsea cubeba L Persoon)

a. Secara Generatif

a.1. Asal Benih/Semai

Benih yang telah siap untuk dikecambahkan ditabur dalam

.. bak kecambah dengan media campuran tanah dan pasir 1: 1

(v:v). Benih akan berkecambah 30 hari setelah ditabur.

Siapkan media dalam polybag ukuran 15 x 20 cm. Media

terdiri dari campuran tanah dan kokopit (v/v, 1:1). Semai

yang telah memiliki dua pasang daun muda disapih ke

dalam polybag. Penyapihan dilakukan dengan cara

mencongkel media disekitar dan di bawah semai beserta

akamya. Polybag yang telah berisi semai ditempatkan di

bedeng semai dengan naungan 75 %. Bahan naungan

dapat dibuat dari plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau

jerami. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitujam 6-8

pagi ataujam 16-17.

KILE MO (litsea cubeba L Persoon)

Page 32: (Litsea cubeba L Persoon)

Gambar 4. Semai yang telah disapih (atas) dan bibit asal semai umur 3 bulan

setelah disapih (bawah).

KILE"O (Litsea c:ubeba L Periioon)

Page 33: (Litsea cubeba L Persoon)

..

a.2. Asal Cabutan

Cabutan yang dikumpulkan adalah anakan alam yang memiliki

tinggi 10-20 cm. Untuk mengurangi penguapan dalam perjalanan,

bagian akar diberi bahan pelembab seperti lumut, serbuk sabut

kelapa atau arang sekam padi basah kemudian dibungkus dengan

pelepah pisang a tau karung.

Gambar 5. Cabutan (kiri) dan Cara pengemasan (kanan)

HILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 34: (Litsea cubeba L Persoon)

Siapkan polybag ukuran 1Ox15 yang diisi media campuran tanah dengan

serbuk sabut kelapa 1: 1 (v:v). Sebelum ditanam dalam polybag, cabutan

dipotong daunnya 2/3 bagian. Polybag diletakkan pada tempat yang

teduh. Setelah satu minggu, pindahkan ke bedeng semai. Umur 3-4 bulan

di persemaian, bibit siap ditanam.

Gambar 6. Bibit umur 7 bulan asal cabutan

Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 35: (Litsea cubeba L Persoon)

b. Secara Vegetatif

b.1. Stek Pucuk dan Stek Ba tang (Danu dan Kumiaty, 2012 ;

Kumiaty dan Danu,2012)

Bahan stek berasal dari anakan alam dengan tinggi minimal

50 cm dan dikemas menggunakan pelepah pisang seperti pada

kemasan cabutan. Dari bahan anakan alam tersebut dapat

dijadikan 2-3 bahan stek dengan ukuran 10 - 12 cm (2 - 3

ruas ). Pada stek pucuk, ambil bagian pucuk kemudian tiap

helai daun dipotong dan disisakan 1/3 nya. Pangkal stek

pucuk dipotong miring dengan pisau tajam, kemudian

dicelupkan dalam larutan IBA(Indole Buteric Acid) selama 5-

10 menit atau dioles pasta Rootone-F. Tanam pada media

campuran sabut kelapa dan sekam padi dengan ~

perbandingan 2: 1 (v:v), kemudian ditempatkan pada ruang

dengan suhu <30 °C dan kelembaban udara (RH) >90%.

Setelah 2 bulan stek mulai berakar , dan dipindahkan pada

polybag dengan media campuran tanah dan kompos 2: 1

(v:v). Polybag ditempatkan pada bedeng semai dengan

naungan 50 % . Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam stek

batang sama dengan stek pucuk, hanya bahan yang digunakan

sebagai bahan stek adalah batang tengah dari anakan alam.

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 36: (Litsea cubeba L Persoon)

(Foto: Danu, 2010)

Gambar 7. Stek pucuk kilemo asal anakan umur 2,5 bulan setelah tanam (BI =kontrol, B2= rootone-F, B3= IBA 100 ppm, B4=IBA200 ppm,

BS= IBA 500 ppm, B6= IBA 1000 ppm) .

KILEltO (Litsea c"beba L Persoon)

Page 37: (Litsea cubeba L Persoon)

..

HIU"O

Gambar 8. Pembuatan bibit dari stek batang (atas) dan stek yang telah berhasil (bawah)

(Litsea cubeba L Persoon)

Page 38: (Litsea cubeba L Persoon)

b.2. Teknik Perbanyakan dengan Kultur Jaringan

Teknik perbanyakan bibit kilemo secara vegetatif juga

dapat melalui teknik mikropropagasi kultur jaringan.

Tahapan kegiatan kultur jaringan yang dilakukan adalah

1) tahap penggandaan tunas dan perakaran dari eksplan

dengan pemberian hormon tumbuh sitokinin dan auksin.

Bahan eksplan diambil dari bagian tunas paling atas

(apek) dan tunas samping (aksiler); 2) tahap aklimatisasi

yaitu proses mengadaptasikan tanaman dari kondisi in

vitro ke ex vitro yaitu pemindahan planlet yang sudah

berakar ke media dengan kombinasi tanah; pasir dan

kompos yang steril di rumah kaca.

Rostiwati dan Yani (2010) melaporkan bahwa: 1) basil sterilisasi

penggunaan tunas apeks lebih baik dibandingkan tunas aksiler,

terlihat dari persentase hidupnya yang tinggi (70%); 2)

perlakuan sitokinin (BAP, Banzylaminopurin) pada ..,mumnya

bereaksi membentuk tunas pada minggu pertama; 3) Hasil

interaksi antara BAP dengan NAA (Napthalene Acetic Acid)

HILEMO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 39: (Litsea cubeba L Persoon)

jumlah rata-rata tunas 3 - 5 pada konsetrasi BAP 1 mg/l dengan

kombinasi NAA 0,01 mgl; 0,05 mg/l dan 0,1 mg/l menunjukan

jumlah tunas lebih baik dari perlakuan yang lain; 4) tingkat

keberhasilan aklimatisasi 77 ,5 % setelah dipindah ke poly bag untuk

pembesaran bibit setelah dipindah ke polybag persentase

pertumbuhannya 96, 77 %.

3. Pemeliharaan Bibit

Pemeliharaan bibit di persemaian terdiri dari beberapa kegiatan : tiL a. Penyiraman e

Cara penyiraman yang biasa dikerjakan ialah penyiraman dengan tangan,

yaitu menggunakan gembor, dilakukan 2 kali setiap hari, pada pagi har·

(sekitar pukul 06-08) dan sore hari (sekitar pukul 15.00-17.00) .

Penyiraman harus dilakukan hati-hati, terutama di bedengan/bak untuk'

menghindari agar kecambah yang masih lemah tidak rusak.

b. Penyiangan

Penyiangan ialah menghilangkan rumput atau tumbuh-tumbuhan lai~ (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama semai maupun di sela sela

polybag. Tujuannya ialah membebaskan semai dari persaingan dengan

tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsu

hara.

KILE MO (Litsea cubeba L Persoon)

Page 40: (Litsea cubeba L Persoon)

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada umur 1 bulan setelah penyapihan

dengan menggunakan pupuk NPK, dan diulang pada umur 2

bulan, dengan dosis 2 gr per bibit (Kumiaty et al., 2012).

d. Pewiwilan

Pewiwilan dilakukan setelah tinggi bibit minimal 20 cm dengan

membuang daun-daun tua, kering, busuk, atau berpenyakit, dan

sisakan 3 pasang daun teratas (Kumiaty et al., 2012).

e. Pemotongan akar

Pemotongan akar rutin dilakukan agar akar tidak keluar dari

polybag dan menembus ke dalam tanah. Pemotongan terakhir

minimal 1-2 minggu sebelum bib it didistribusikan.

f. Penjarangan

Jarak antar bibit perlu dijarangkan apabila antar bibit sudah

saling bersinggungan a tau daunnya saling menutupi.

g. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada bibit yang mati atau hampir

seluruh bagian tanaman terserang hama, penyakit.

h. Pemberantasan hama dan penyakit

Belum ada laporan serangan hama dan penyakit pada bibit

kilemo.

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 41: (Litsea cubeba L Persoon)

'

4. Aklimatisasi Dan Pengangkutan Bibit

a. Aklimatisasi

Sebelum dipindah ke lapangan bibit perlu diadaptasi selama 3-4

minggu untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan cara

membuka naungan secara bertahap dari 50 %, 30 % sampai terbuka

dan mengurangi penyiraman (Kurniaty et al., 2012).

b. Ciri Bibit Yang Baik

Kegiatan terahir dari pembuatan bibit adalah seleksi bibit sebelum

diangkut ke lapangan. Seleksi ini bertujuan untuk memilih bib it yang ~

baik dan memenuhi syarat untuk ditanam di lapangan. Ciri bibit yang

baik adalah (Kurniaty dan Danu, 2012): batang kokoh, berkayu ~ dengan wama kecoklatan, batang tunggal, tumbuh tegak, antara

diameter dan tinggi tampak seimbang, pucuk sehat, daun segar dan

tidak terserang hama atau penyakit, media porns dan akamya kuat

mengikat media. Jika bibit dicabut dari polybag maka media dan akar

akan membentuk gumpalan yang utuh (kompak).

c. Pengangkutan Bibit

Pengangkutan bibit merupakan pekerjaan pemindahan bibit dari

persemaian ke lokasi penanaman. Hal-ha! yang perlu diperhatikan

dalam pengangkutan bibit adalah : bibit yang akan diangkut terlebih

dahulu harus disiram,jumlah yang diangkut harus sesuai dengan tata

waktu penanaman supaya bibit tidak berlebih dan tidak terpelihara di

lapangan, pengangkutan hendaknya dilakukan pagi hari atau sore

hari, bila perjalanan terlalu lama kelembaban tetap dijaga dengan

menyemprotkan air pada bib it dan untuk pengangkutan dalam jumlah

banyak dianjurkan menggunakan rak.

KILEMO "' , (Litsea cubeba L Persoon)

Page 42: (Litsea cubeba L Persoon)

..Z,nftnr f.'ustnkn ~

Aminah, A., D.Syamsuwida, A. Muharam. 2010. Fenologi Tanaman Hutan Jenis Ganitri dan Kilemo. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor. Badan Litbang Kehutanan

Agrawal, N.; Choudhaty, A.S.; Sharma, M.C.; Dobhal, M.P. 2011. Chemical Constituents of Plants from The Genus Litsca. Chem. Biodivers. (8): 223- 243.

Ali, C. 2008. Teknik silvikultur jenis kilemo dan peningkatan produktivitasjenis kemenyan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian KehutananAekNauli. (TidakDiterbitkan).

Baker, PJ. 1997. Seedling establishment and growth across forest type in an evergreeendeciduous forest mosaic in western Thailand. Nat. Hist. Bull. SiamSoc.,45: 17-41

Balai Teknologi Perbenihan. 2000. Pedoman Standarisasi Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Tanaman Hu tan BUku L Sadan Litbang Kehutanan dan Perkebunan. Bogor. P: 40

BPTH Bali Nusra. 2009. Daftar Sumber Benih Tanaman Hulan di Propinsi Bali. Balai Perbenihan Tanaman Hu tan Bali Nusra. bpthbalinusra.net

Budiman. B. Mengenal Kilemo (Litsea cubeba Pers). Pohon Andalan Jawa Baral, Kaya Manfaat namun Miskin Pengembangan.2008. TidakDiterbitkan.

Chen, Y., Y. Wang, G. Zhou, P. Li, and S. Zhang. 2008. Key mediators modulating TAG synthesis and accumulation in woody oil plants. Afr. J. Biotechnol.7 (25): 4743-4749.

Choudhury, S.; Ahmed, R.; Barthel, A.; Leclercq, P.A. 1998. Composition of the stem, flowers and fruit oils ofLitsea cubeba Pers. from two locations of Assam, India. J. Essent. Oil Res., I 0: 381- 386.

Danu dan R. Kurniaty. 2012. Perbanyakan Tanaman Kilemo (Litsea cubeba Persoon L) dengan Teknik Stek Pucuk. Tekno Hu tan Tanaman Vol 5 No I. Bogor.

Ellis, R.H dan T.D. Hong. 1990. An Intennediate Catego1y Of Seeds Storage Behaviour? I. Coffee. Journal ofExperimental Botany 41 : 1167-1174

Gardner, S., P. Sidisunthorn. and V. Anusarnsunthom. 2000. A field guide to Forest Trees ofNorthern Thailand. Kobfai Publishing Project. Bangkok. Thailand. www.biotik.org/laos/ species/l/litcu/litcu _en.html. Diakses tanggal 27 Oktober2008.

Harbagung., R. Kurniaty. dan C. Ali. 2009. Teknologi peningkatan produktifitas minyak atsiri kilemo (Litsea Cubeba L. Pearsoon.). Laporan Hasil Penelitian Program InsentifDiknas. (unpublish).

HILE"O (Litsea c11beba L Per-soon)

Page 43: (Litsea cubeba L Persoon)

.Z,nftnr 1JustAkA Jiii Harbagung., R. Kurniaty. dan C. Ali. 2009. Teknologi peningkatan produktifitas minyak

atsiri kilemo (Litsea Cubeba L. Pearsoon.). Laporan Hasil Penelitian Program InsentifDiknas. (unpublish).

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Pe-nelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Kayang, H., B. Kharbuli, and D. Syeim. 2009. Litsca cubeba Pers.-An untapped economic plant species of Meghalaya. Natural Product Radiance, A Bimontly Journal on Natural Product, 8(1): 1-2.

Kumiaty, R dan Danu. 2012. Teknik Persemaian. Publikasi Khusus Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Badan Litbang Kehutanan . Kementrian Kehutanan. Bogor.

Kurniaty, R. dan A. Aminah. 2010. Teknik Perbenihan dan Pernbibitan Kilemo (Litsea cubeba). Leaflet Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.

Lina. Litsea cubeba,. Litsea cubeba Oil Chapter 7. 2003 . .

Putri , K.P., N. Siregar, Abay. dan Sutrisno. 2010. Kuantifikasi produksi buah tanaman hutan jenis Elaeocarpus ganitrus ROXB (ganitri) dan Litsea cubeba (kilemo). Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Tidak diterbitkan.

Putri , K.P., N. Siregar, Abay dan Sutrisno. 20 I 0. Kuantifikasi Produksi Buah Tanaman Hutan Jenis Elaecarpus ganitrusi (Ganitri) dan Litsea cubeba (Kilemo ). Laporan Hasil Penelitian Sumber Dana DIPA BPTPTH. Tidak diterbitkan.

Putri , K.P., N. Siregar, M. Sanusi dan Abay. 20 l l. Kuantifikasi Produksi Buah Tanaman Hutan Jenis Ganitri (Elaecarpus ganitrusi) dan Kilemo (Litsea cubeba). Laporan Has ii Penelitian Sumber Dana DIPABPTPTH. Tidakditerbitkan.

Putri, K.P. Darwo, D. Syamsuwida dan S. Bustomi. 2014. Estimation ofKilemo (Litsea cubeba L. Persoon) Fruit Production. ProsidingTOl. Dalam proses cetak.

PROSEA.Plant Resources Of South-East Asia 19. Essential-Oil Plants. 1999. Prosea Foundation. Bogor.

Rahayu, S., R. Oktaviani, HL. Tata, and M. Van Noordwijk. 20 I l. Carbon Stock and Tree f!i: Diversity in Tripa peat swamp forest. Proceedings, The 2ndinternational Symposium of Indonesian Wood Research Society. Indonesian Wood Research Society. p.545-551.

HILEHO (litsea c11beba L Pcrsoon)

Page 44: (Litsea cubeba L Persoon)

.Z,AftAr fJustAkA Jiii Rostiwati, T dan K.P, Putri. 2012. Review Status Litbang Tanaman Kilemo (litsea

cubeba I. person) Di Indonesia . Makalah Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII: "Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Obat Indonesia untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" tanggal 15 16 Mei 2012 di Cimahi, Bandung

Rostiwati, T., R. Kurniaty. dan I. Winarni. 2009. Prospek pembangunan hutan tanaman kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) sebagai sumber bahan baku minyak atsiri potensial. Dalam. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia - Biomass Utilization for Alternative Energy and Chemicals 23 April 2009. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung: 306- 313.

Rostiwati, T. dan S. A. Yani. 2010. Teknologi peningkatan produktivitas tegakan penghasil minyak atsirijenis kilemo (litseacubeba I. Pearsoon.). DrafJurnal Riset dan Teknologi. ( dalam proses).

Schmidt, L. 2000. Guide to Handling of Tropical and Subtropical Forest Seed. Danida Forest Seed Centre. Humlebaek. Denmark

Si, L. , Y. Chen, X. Han, Z. Zhang, S. Tian, Q. Cui and Y. Wang. 2012. Chemical Compotition of Essential Oils ofLitsea cubeba Harvested From Its Distribution Areas in China. Molecules, 17: 7057-7066

Sri-Ngernyuang K., M. Kanzaki danA. Itoh. 2007. Seed production and dispersal of four Lauraceae species in a tropical lowermontane forest, Northern Thailand. Mj. Int. J. Sci. TechNomorOl: 73-87.

Suita, E., T. Suharti, A.R. Hidayat dan Suherman. 2013. Pengujian Mutu Fisik Fisiologis dan Penyimpanan Benih Jenis Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Kilemo (Litsea cubeba). Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan. Tidak diterbitkan.

Zhao, O.; Zhou, J.W.; Ban, D.M. 2010. Analysis of volatile oil from different parts of Litsea cubeba (in Chinese). J. Chin. Med. Mater.

KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)

Page 45: (Litsea cubeba L Persoon)

..

KILE"O (Lilseu cubeba L Persoon)