LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN …
Transcript of LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN …
LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN
DAN KEARSIPAN KOTA LUBUKLINGGAU
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan
Oleh:
Tria Nikmah Apriana
NIM: IPT.160927
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
Jambi, 4 November 2020
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, M.I.Kom
Pembimbing II : Rory Ramayanti, M.IP
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari Tria Nikmah Apriana dengan Judul Skripsi:
“Literasi Informasi Pustakawan Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau”, telah dapat diajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S.I) di Fakultas Adab dan Humaniora,UIN STS Jambi. Maka kami ajukan
skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikian keterangan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kepentingan
perpustakaan Perguruan Tinggi, dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Athiatul Haqqi, M.I.Kom Rory Ramayanti, M.IP
NIP. 19730106 200003 2 001 NIP. 19920630 201801 2 001
iii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada
Jum’at tanggal 22 Januari 2021 dan telah diterima sebagai bagian dari
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S. 1) dalam Program Studi Ilmu Perpustakaan dengan nilai (B+).
Jambi, Mei 2021
Mengetahui
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I
NIP. 19601211 198803 2001
Sekretaris Sidang Ketua Sidang
Bawaihi, S.Ag Muhammad Rum, S.Ag., SS., M.Si
NIP.19631231 199403 1022 NIP. 19710711 200003 1003
Penguji I Penguji II
Masyrisal Miliani, SS., M.Hum Fridinanti Yusufhin, M.,Si
NIP.19820924 201101 2016 NIP.19930303 201903 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Athiatul Haqqi, S.Ag., S.IPI., M.I.Kom Rory Ramayanti, S.IP., M.IP
NIP. 19730106 200003 2001 NIP. 19920630 201801 2 001
iv
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS
Nama : Tria Nikmah Apriana
Nim : IPT.160927
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, M.I.Kom
Pembimbing II : Rory Ramayanti, M.IP
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Judul : Literasi Informasi Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau.
Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta
telah diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila
kemudian hari, ternyata telah ditemukan pelanggaran plagiasi dalam karya/skripsi
ini, maka saya siap diproses berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
v
MOTTO
نسان من علق (2) اقرا وربك الكرم (3) الذى علم بالقلم (4) م رب ك الذي خلق (1) خلق ال اق رأ باس
عي (5) ل عي ل ع م ل نسان ال علم ال
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”1 (Al ‘Alaq:1-5)
1 Al-Qur’an Nul Karim. Syaamil Al-Qur’an. Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukur saya sembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan
Maha Tinggi. Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu,
beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan saya dalam menyelesaikan skripsi
sampai titik akhir ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan saya, dalam
meraih cita-cita saya.
Pada kesempatan ini dengan bangga saya persembahkan skripsi ini untuk keluarga
saya yang tercinta. Terutama untuk kedua orangtua saya karena berkat do’a,
semangat dan motivasi beliau kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini dengan baik. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari
mulai saya lahir hingga sudah sebesar ini. Apa yang saya dapatkan hari ini, belum
mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata bagi saya. Terima
kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun moril. Karya
ini saya persembahkan untuk kalian, sebagai wujud rasa terima kasih atas
pengorbanan dan jerih payah kalian sehingga saya dapat menggapai cita-cita.
Sekali lagi terima kasih kepada kedua orang tua saya Bpk. Sulhani, A. Ma dan
Ibu. Yatimah terima kasih juga atas limpahan do’a yang tak berkesudahan serta
segala hal yang telah dilakukan, semua yang terbaik.
vii
ABSTRACT
Tria Nikmah Apriana. 2020. Nim. IPT.160927. Librarian Information
Literacy at the Office of Libraries and Archives of Lubuklinggau City: Thesis,
Library and Information Science Study Program, Faculty of Adab and
Humanities, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Advisor I: Athiatul Haqqi,
M.I.Kom, and Supervisor II: Rory Ramayanti, M.IP.
The purpose of this study is to know how the literacy ability of the librariabs at
the library service and archives of the city of Lubuklinggau is about the
omportance of literacy in helping meet the needs of information for the librarian
and the information society user. The objective of this research to know the ability
of librarian to access information and to know the ability of the librarian to use
information and to know the ability of the librarian to evaluate information in the
library service and archives of Lubuklinggau City. The study uses IFLA
standards. The methods used of collection data documentation, while the analysis
data used reduction data, presentation data, and drawing conclusion in the study.
The object in this study are the four librarians present at the library and archives
of Lubuklinggau City. As for the conclusions in the study, (1) in accessing the
capability of librarians at the library service and archives of Lubuklinggau City in
defining, finding and conducting the information they needed categorize of an
expert, (2) in evaluating the information tracking information or assessment of
good information analyzes it, axamining and filtering information, combining
information, evaluating the authenticity of the information found and information
to be used expert, (3) the use of information communicating information on
expert’s prosession, although the ability of librarians have different of each other.
They also strive for abilities that others have and use, especially person who use
their libraries. In this case they believe the advantage of this literacy ability as a
provision for long life learning and provision to be ready to face life, now and the
future life
Keywords: Information Literacy, Librarian, Public Library.
viii
ABSTRAK
Tria Nikmah Apriana. 2021. Nim. IPT.160927. Literasi Informasi Pustakawan
di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau: Skripsi,
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing (I)
Athiatul Haqqi, M.I.Kom, dan Pembimbing (II) Rory Ramayanti, M.IP.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan
pustakawan dalam mengakses informasi, mengevaluasi informasi serta
kemampuan dalam menggunakan informasi. Penelitian ini menggunakan standar
IFLA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penentuan dilakukan dengan cara purposive sampling dan
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini adalah 4
orang pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini, (1) dalam mengakses
informasi kemampuan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dikatakan Expert, dilihat dari kemampuan dalam mendefinisikan,
menemukan dan melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan melalui
berbagai sumber, seperti orang yang ahli dalam bidangnya, dari media cetak: buku
dan koran, media elektronik: televisi dan HP; (2) dalam mengevaluasi informasi
dikategorikan Expert, dilihat dari penelusuran informasi atau penilaian informasi
baik itu menganalisis, memeriksa dan menyaring informasi, menggabungkan
informasi, mengevaluasi keakuratan informasi yang ditemukan dan menentukan
informasi yang terbaik dan berguna untuk digunakan di peroleh melalui sumber-
sumber informasi yang jelas, seperti buku, dan media internet 3) penggunaan
informasi dikatakan Expert, dilihat dari penyajian, pengaplikasian serta
mengkomunikasikan informasi dengan pengetahuan intelektual yang dimiliki
dengan penyampaian yang lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Kata Kunci : Literasi Informasi, Pustakawan, Perpustakaan Umum.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada peniliti, sehingga bisa
menyelesaikan skripsi dengan judul “Literasi Informasi Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau”, skripsi ini disusun sebagai
rangkaian tugas akhir perkuliahan untuk memperoleh gelar sarjana dari Jurusan
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan yang
peniliti hadapi namun pada akhirnya dapat diselesaikan semua itu tidak terlepas
dari adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat, Ibu
Athiatul Haqqi, S.Ag., S.IPI., M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing satu
sekaligus menjabat sebagai ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan
Ibu Rory Ramayanti, S.IP., M.IP selaku Dosen Pembimbing dua yang telah
banyak membantu dengan memberikan bimbingan serta arahan sampai skripsi ini
selesai.
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor, Ibu Dr.
Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. As’ad
Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Bahrul Ulum, S.Ag., MA
selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag, M.Fil.I selaku Dekan, Bapak Dr. Ali
Muzakkir, M.Ag., selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Alfian, M.Ed selaku
Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS, M.Pd.I selaku Wakil
x
Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Masyrisal Miliani, SS., M.Hum selaku Penguji 1 dan sekaligus
Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora
4. Ibu Fridinanti Yusufhin, MA selaku Penguji II
5. Bapak dan ibu dosen di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Kabag, Kasubag, dan Staf Akademik Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Hj. Saleha, SE selaku Kepala Dinas di Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Lubuklinggau serta seluruh Pustakawan sebagai informan yang telah
membantu memberikan data dan informasi kepada peneliti.
8. Teruntuk abang dan kakakku terima kasih atas dukungan, motivasi serta
nasihat yang diberikan dan yang terkasih suami saya Pratu. Muhammad
Sandi Morisdiak yang telah menyempatkan waktunya untuk menemani,
menyemangati dan mendoakan saya dikala malas dan memberikan
motivasi bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
9. Teruntuk sahabat yang telah mendukung dan terus mendoakan saya Nur
Asri Atmawati, Oktarina Dwi Putri, Reska Amelia, Temi Rosa Damayanti
dan yang jauh di sana kakak Siska Paramitha S.Pd., M.IP dan uni Nila Sari
Afriadi, S.Pd yang telah memberikan motivasi, dorongan, do’a untuk saya
bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua teman-teman mahasiswa Ilmu Perpustakaan angkatan 2016
terkhusus kelas IPT D dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah memberikan do’a dan bantuan dalam penyusunan
skripsi. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dikemudian hari
nanti.
xi
Semoga bantuan dorongan yang diberikan kepada peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung menjadi amal baik serta diterima oleh Allah
SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya, Amin ya Rabbal’alamin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jambi, 2021
Tria Nikmah Apriana
IPT. 160927
xii
HALAMAN
JUDUL ...................................................................................................................i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS ....................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRACT....................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Rumasan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................6
BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................... 7
A. Landasan Teori ...........................................................................................7
a. Definisi dan Konsep Literasi Informasi ............................................. 7
a. Definisi Literasi Informasi ............................................................ 7
b. Komponen Literasi Informasi ...................................................... 13
c. Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi........................................ 14
d. Standar Literasi Informasi Berdasarkan IFLA ............................. 17
B. Definisi Pustakawan ............................................................................... 20
a. Peran dan Fungsi Pustakawan ..................................................... 21
b. Kompetensi Pustawakan ............................................................. 21
c. Tugas Pokok Pustakawan ............................................................ 23
d. Literasi dalam Menunjang Pelayanan Perpustakaan. ................... 23
C. Perpustakaan Umum............................................................................... 26
a. Definisi Perpustakaan Umum ........................................................... 26
b. Tujuan Perpustakaan Umum............................................................. 26
c. Fungsi Perpustakaan Umum ............................................................. 27
D. Studi Relevan ......................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 32
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. 32
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 32
C. Subjek Penelitian .................................................................................... 33
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 33
xiii
1. Jenis Data .......................................................................................33
2. Sumber Data ..................................................................................35
3. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 35
a. Observasi ............................................................................... 35
b. Wawancara ............................................................................ 35
c. Dokumentasi ......................................................................... 36
4. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37
a. Reduksi Data (data reduction) ..........................................37
b. Penyajian Data (data display) .............................................. 37
c. Menarik Kesimpulan ............................................................ 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 39
1. Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau ..... 39
2. Identitas Dinas Perpustakaan....................................................... 40
3. Kepemimpinan Dinas Perpustakaan ............................................ 41
4. Struktur Organisasi .................................................................... 42
5. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan .............................................. 43
6. Sumber Daya Manusia (SDM) ......................................................44
7. Sarana dan Prasarana .....................................................................45
8. Jenis-jenis Layanan di Perpustakaan .......................................... 46
B. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 50
1. Kemampuan Akses Informasi Pustakawan ...................................50
2. Kemampuan Evaluasi Informasi Pustakawan ............................. 56
3. Kemampuan Menggunakan Informasi Pustakawan ..................... 60
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi dan era milenial yang
mana ditandai dengan melimpahnya informasi. Dalam era globasisasi, hampir
setiap individu dalam kesehariannya tidak lepas dari informasi, karena
informasi menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Setiap aspek kehidupan dan
keseharian dihubungkan dengan ketersediaan informasi. Fenomena ledakan
informasi tersebut yang hadir ditengah-tengah masyarakat perlu disikapi
dengan baik dan bijak dengan mempersiapkan diri dan mengasah kemampuan
yang terkait dengan fenomena tersebut, dalam hal ini kemampuan informasi
telah dikenal di bidang ilmu perpustakaan pada umumnya, namun lebih dari
itu istilah literasi informasipun telah meluas penggunaannya ke berbagai
bidang atau disiplin ilmu lainnya. Kehadiran berbagai format dan jenis sumber
informasi serta kemudahan akses informasi akibat perkembangan teknologi,
menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi individu untuk memenuhi
kebutuhan informasinya.2
Dalam kemajuan teknologi informasi dimana informasi yang terus
menerus mengalir bahkan membanjiri para pengguna informasi begitu banyak
pilihan. Kemampuan literasi informasi diperlukan diberbagai aspek kehidupan
terutama dalam dunia pendidikan. Setiap individu di Indonesia bahkan di
dunia dituntut untuk mengikuti perkembangan informasi yang terjadi dengan
memiliki kemampuan literasi informasi agar dapat menjadi salah satu bagian
dari individu yang cerdas dan dapat bersaing dengan negara lain di era
teknologi informasi.3 Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, ragam informasi dan ilmu pengetahuan juga turut berkembang.
2 Dinda Ayu Sumanti, dkk. Implementasi Literasi Informasi dalam Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Pemustaka di Perpustakaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan. Vol.19. No. 2. Oktober 2017 3 Silvana Tine. Studi Tentang Kemampuan Literasi Informasi di Kalangan Siswa
Menengah Pertama. Journal of Library and Information Science Vol. 1. No. 1, Nopember 2017.
2
Informai diproduksi oleh setiap orang dan lembaga. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi juga turut memudahkan setiap orang menghasilkan
informasi termasuk dalam hal proses penemuan kembali pada saat diperlukan.
Salah satu tugas seorang pustakawan adalah membimbing pengguna
Perpustakaan untuk dapat lebih efektif dan efisien dalam mencari informasi
yang mereka butuhkan bahkan seorang pustakawan juga membutuhkan
informasi dari apa yang ingin mereka cari. Menurut Priyanto dalam Rodin
bahwa “Pustakawan harus siap menghadapi era digital sehingga pustakawan
harus mengoptimalkan beberapa kemampuan, di antaranya beberapa abstrak,
keywords, daftar pustaka, sitasi dan lain-lain. Langkah yang harus dilakukan
pustakawan saat ini adalah public knowladge”.4
Seorang pustakawan harus memiliki kompetensi dasar yang mana
harus merasa nyaman dengan media online, harus menguasai skill
communication (kemampuan bahasa) dan pustakawan juga harus memiliki
sikap dan jiwa inovatif dan kreatif serta cepat dan mudah menyiasati suatu
perubahan. Pustakawan dituntut untuk lebih memahami keberagaman
informasi, cara yang tepat dan mudah dalam mencari/ menelusurinya dan
menggunakan perangkat sistem layanan informasi tersebut. Penelusuran
dengan menggunakan media cetak dan non cetak sehingga dalam
mendapatkan informasi dan mengetahui betul apa yang dibutuhkan. Mereka
juga harus tahu kemana dan bagaimana cara untuk memperolehnya,
mengevaluasinya, menggunakannya, dan menyebarkannya dengan benar.
Ketika kondisi sudah sampai semacai itu dalam istilah bagasa inggris disebut
dengan Information Literate.5
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diperuntukan bagi
masyarakat umum dimana perpustakaan umum berlokasi di tempat yang
sering dan mudah dikunjungi umum, bahkan perpustakaan harus berada di
lokasi yang lebih sering didatangi orang dari pada tempat lain. Keberadaan
perpustakaan umum sebagai tempat pembelajaran masyarakat, sumber
4 Rhoni Rodin. Kinerja Pustakawan Perguruan Tinggi Islam di Provinsi Bengkulu. Jurnal
Kajian Informasi dan Perpustakaan. Vol. 6. No. 2, Desember 2018. Hlm. 152. 5 Sukaesih, dkk.”Literasi Informasi Pustakawan: Studi Kasus di Universitas Padjajaran”.
Vol, 1. No. 1, Juni 2013. Hal. 62.
3
informasi, sarana hiburan dan pemanfaatan waktu luang yang bermanfaat.
Peranan perpustakaan umum salah satunya yang sangat penting adalah untuk
meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan umum berperan juga
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, selain itu perpustakaan umum dapat
menjadikan masyarakat yang melek akan informasi.
Dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka, pustakawan harus
dapat bekerja secara profesional, harus independen serta dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Tentunya dalam memberikan pelayanan prima bagi
pemustaka, pustakawan akan menemui beberapa kendala yang akan
dihadapinya dan pustakawan juga harus dapat mengatasi permaslahan yang
dihadapinya.
Pustakawan juga harus dapat mengembangkan dirinya, artinya
pustakawan harus dapat menyesuaikan dirinya dengan perkembangan zaman,
perkembangan teknologi dan informasi supaya pustakawan perpustakaan
dapat menjalankan tugasnya dan dapat menunjukkan kinerjanya sesuai dengan
tanggung jawab. Untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh pustakawan
tersebut pustakawan harus mampu mengembangkan dirinya dengan cara
literasi informasi, dengan literasi informasi pustakawan mengetahui dan
memahami informasi yang kekinian untuk dapat menjawab atau melayani
informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.
Kemampuan dalam mencari, mengevaluasi, mengorganisasikan serta
menggunakan informasi secara efektif akan menghasilkan keterampilan yang
diperlukan bagi seorang pustakawan dalam menjalankan tugas sehari-hari,
termasuk mengajarkan literasi kepada pemustaka. Kemampuan untuk
mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul
dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah
kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Tingkat kemampuan inilah yang menentukan seberapa baik
hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang
dihasilkan.6
6 Yudistira.”Literasi Informasi Pustakawan di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM
Menggunakan Pengembangan Model The Big6”. Vol. 13. No. 1, Juni 2017. Hal. 98.
4
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau merupakan
salah satu perpustakaan daerah di Kota Lubuklinggau dalam ranah literasi
berperan penting dalam meningkatkan minat baca serta menambah wawasan
bagi masyarakat Kota Lubuklinggau.
Dalam melaksanakan kegiatan, perpustakaan Kota Lubuklinggau
memiliki empat orang pustakawan yang bertugas terdiri dari pengembangan
perpustakaan, bidang pengolahan, dan pelayanan. Dalam melaksanakan di
setiap bidang yang berbeda-beda pada bidang pengembangan perpustakaan
adanya koleksi perpustakaan yang telah dilakukan secara digital dan dapat
diakses oleh pengguna perpustakaan menggunakan aplikasi i-Lubuklinggau.
Pada pengolahan bahan pustaka yang ada di perpustakaan telah di olah
terlebih dahulu demi memudahkan pengaksesan informasi dan terbit
administrasi dari pemustaka. Dalam meningkatkan fasilitas pelayanan di
perpustakaan kota lubuklinggau memiliki sarana dan prasarana sudah cukup
memadai mulai dari layanan refernsi, layanan sirkulasi, layanan internet,
layanan Boarding Learning Center (BLC) dan layanan edukasi anak,
meskipun masih ada sebagian sarana dan prasarana yang kurang dan ada juga
yang kondisinya sedikit mengalami kerusakan namun masih bisa digunakan.
Tak hanya itu saja perpustakaan kota lubuklinggau juga aktif dalam
mengadakan event perlombaan bercerita pada tingkat sekolah dasar,
mendirikan pondok baca, dan menjalankan mobil pintar dan mobil
perpustakaan keliling. Dalam hal pelayanan pengguna dapat mengakses
beberapa koleksi melalui perpustakaan digital yang dikelola oleh perpustakaan
kota lubuklinggau bahkan di saat pandemi seperti sekarang ini perpustakaan
sedang menutup akses kunjungan pemustaka ke perpustakaan terkecuali yang
berkepentingan saja. Tidak hanya berkecimpung dalam kegiatan tugas saja
tetapi juga dalam melayani pemustaka pustakawan harus jeli serta kreatif
dalam memilih informasi akan adanya isu-isu yang berkembang di masyarakat
sehingga tidak terjadi persepsi yang membingungkan.
Tidak terlepas dari tugas mereka di atas dan berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan dan menjalankan kegiatannya seorang pustakawan
dalam kreatifitasan memilih informasi serta jeli akan kondisi atau isu-isu yang
5
sedang berkembang di kalangan masyarakat membuat pustakawan
bertanggung jawab serta dapat mengembangkan keahlian dan kegiatannya
ditengah masyarakat.
Dengan pengamatan di atas apakah literasi yang digunakan oleh
Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
berdasarkan Standar IFLA (International Federation of Library Association).
Maka dari itu membuat peniliti tertarik untuk penelitian yang berjudul
“LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI DINAS
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA LUBUKLINGGAU”.
B. Rumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengakses informasi ?
2. Bagaimana kemampuan Pustakawan Di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengevaluasi informasi?
3. Bagaimana kemampuan Pustakawan Di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam menggunakan informasi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum untuk mencapai beberapa tujuan dalam
permasalahan mengenai literasi informasi pustakawan di Dinas
Pepustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengakses
informasi
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengevaluasi
informasi
3. Untuk mengetahui bagaimana Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam menggunakan informasi.
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Sebagai bahan masukan kepada Perpustakaan Kota Lubuklinggau agar
lebih mampu menjalankan perannya di masyarakat.
2. Bagi pembaca atau peneliti
Untuk dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian
berikutnya yang memfokuskan topik yang sama.
3. Bagi penulis
Untuk melatih diri dalam mengembangkan keilmuan yang diperoleh
dari teori serta dapat diimplementasikan di lapangan.
7
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Definisi dan Konsep Literasi Informasi
a. Definisi Literasi Informasi
Literasi informasi menurut UNESCO adalah mengarahkan
pengetahuan akan kesadaran dan kebutuhan informasi seseorang, dan
kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi,
mengorganisasi dan secara efektif menciptakan, menggunakan,
mengomunikasikan informasi untuk mencari solusi atas masalah yang
dihadapi; juga merupakan persyaratan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat informasi, dan merupakan hak asasi manusia untuk belajar
sepanjang hayat.7
Keberaksaraan atau melek sangat erat dengan literasi yang
memiliki makna luas tentang memahami apa yang sedang terjadi dan
peka terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat luas daeri hasil
berpikir kritis. Pembelajaran sepanjang hayat menjadi salah satu fungsi
perpustakaan yang sangat erat terkait dengan siklus informasi dan
pengetahuan terpercaya dan akurat yang tersedia bagi pengguna.
Informasi yang tersedia di perpustakaan belum tentu dapat ditemukan
dengan mudah oleh pengguna tanpa bantuan pustakawan dan
kemampuan literasi informasi. Melek informasi atau literasi informasi
adalah kemampuan. Setiap orang memiliki dalam tingkat yang berbeda
dari satu orang ke orang yang lain. Peningkatan kemampuan bergantung
pada kegiatan, kesadaran dan urusan setiap orang.
Menurut CILIP literasi informasi adalah:
”Information literacy is the ability to think critically and
make balanced judgements about any information we find
7 Franindya. ” Pola Literasi Informasi dan Media sebagai Metode Penelusuran Informasi”.
Iqra’: Jurnal Perpustakaan dan Informasi. Oktober 2018. Vol. 12, No. 02. Hal. 5. Medan:
Perpustakaan UIN Sumatra Utara.
8
and use. It empowers us as citizens to develop informed
views and to engage fully with society.”8 Yang mempunyai
arti bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk
berpikir secara kritis dan kapan serta mengapa kita
membutuhkan informasi dan bagaimana mengevaluasi,
menggunakan serta mengkomunikasikannya dengan cara
etis.
Menurut ALA literasi informasi adalah:
”Information literacy is a set of abilities requiring
individuals to recognize when information is needed and
have and have the ability to locate, evalue, and use
effectively the need information.” Yang mempunyai arti
bahwa literasi adalah kemampuan yang diperlukan
seseorang untuk mengenali kapan informasi diperlukan dan
memiliki kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan
menggunakan secara efektif informasi yang diperlukan.9
Menurut Doyle dalam R. N. Mishra dkk:
”Information literacy forms the basis for lifelong learning
which is common to all disciplines, to all learning
environments, and to all levels of education.” Yang artinya
literasi informasi merupakan dasar ilmu sepanjang hayat
dari semua disiplin ilmu, semua lingkungan, dan semua
tingkatan orang yang melek akan pendidikan.
Dan seseorang disebut memiliki keahlian literasi informasi
jika orang tersebut:
8 CILIP Definiton of Information Literacy 2018. https://infolit.org.uk/new-il-
definition/diakses pada 16 Februari 2020, pukul 15.34 9 ALA Definition of Information Literacy 2016.
http://www.ala.org/acrl/standards/ilframeworkdiakses pada 16 Februari 2020, pukul 16.05
9
1. Mampu menyadari kebutuhan informasi;
2. Mampu menemukan informasi yang akurat dan lengkap
merupakan dasar dalam membuat keputusan yang benar;
3. Mampu mengidentifikasi sumber-sumber potensial dari suatu
informasi;
4. Mampu membangun strategi pencarian yang tepat;
5. Mampu mengakses berbagai sumber informasi termasuk
teknologi dasar lainnya;
6. Mampu mengelola mengevaluasi informasi;
7. Mampu mengelola informasi untuk
mengaplikasikan/mempraktikannya;
8. Mampu mengitegrasi informasi yang baru dengan pengetahuan
lama yang telah dimilikinya;
9. Mampu mengunakan informasi dengan kritis dan untuk
menyelesaikan masalah.10
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan literasi informasi
adalah kemampuan menemukan informasi dengan menemukan
informasi yang dibutuhkan, mengetahui bagaimana perpustakaan
diorganisir, familiar dengan sumber daya tersedia (sarana penelusuran
digital) pengetahuan dan teknik yang dapat digunakan dalam
pencarian informasi. Dan termasuk pula di dalamnya kemampuan
dalam mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif
serta pemahaman tentang teknologi dalam transfer informasi kepada
orang lain, termasuk sosial, politik budaya, aspek ekonomi, aspek
hukum dan dampaknya.
UNESCO menyatakan bahwa literasi informasi memberikan
kemampuan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna
informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri.
10 R. N. Mishra, dkk.”Relevance of Information Literacy in Digital Environment”. CIS
Journal: Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences. Vol.1 no.1, Juli
2010. Hal 48-49.
10
UNESCO juga menyatakan bahwa tujuan literasi informasi sebagai
berikut:
1) Memberikan keterampilan seseorang agar mampu mengakses
dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan mereka, dan lain-lain;
2) Memandu mereka dalam membuat keputusan yang tepat
mengenai kehidupan mereka;
3) Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan
mereka.11
Secara umum literasi informasi mengandung nilai-nilai,
terdapat lima manfaat kemampuan literasi informasi bagi manusia,
menurut McGarry manfaat-manfaat itu bernilai:
1. Bernilai Ekonomi
Kemampuan literasi informasi memfasilitasi nilai ekonomi dari
pemilik literasi dan memaksimalkan apa yang dibutuhkan
masyarakat di mana dia berada. Anderson mengatakan bahwa
suatu dasar literasi informasi itu diperlukan untuk menuju apa
yang dia sebut “tinggal landas ekonomi dalam masyarakat yang
sedang berkembang.
2. Bernilai Survavial
Seperti contoh bahaya di sekitar pada kasus seorang ibu tidak
bisa membaca resep dibotol obat bagi anaknya yang sedang
sakit.
3. Bernilai Personal-sosial
Adanya kepercayaan diri yang tumbuh karena memiliki
kemampuan literasi informasi.
4. Memiliki banyak akses terhadap suatu variasi dari sudut
pandang yang terkait dengan kebijakan sosial ekonomi,
sehingga meningkatkan potensi dan partisipasinya dalam
hubungan masyarakat.
11 Tri septiyantono. 2014. ”Konsep Dasar Literasi Informasi”. Jakarta: Universitas
Terbuka. Hlm.17.
11
5. Memiliki unsur komponen bahasa, penggunaan bahasa sebagai
alat untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan dan
modernisasi.12
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa literasi informasi
merupakan kemampuan yang perlu dimiliki seseorang guna untuk
mempermudahkannya dalam belajar secara mandiri dimana pun
berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi.
Dengan kemampuan literasi informasi maka para pustakawan
mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya
terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu dievaluasi terlebih
dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.
Di era globalisasi informasi pemakai memiliki kemampuan
dengan menggunakan informasi dan teknologi komunikasi serta
aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Contohnya,
kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, literasi informasi itu
membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya, baik
untuk kehidupan pribadi, pekerjaan, maupun lingkungan sosial
masyarakat.
Informasi dan literasi media menjadi suatu tindakan dengan
melihat konten yang dibutuhkan dengan media yang diguakan. Dalam
melakukan identifikasi masalah individu akan menemukan masalah
apa yang akan dipecahkan sehingga menghasilkan beberapa informasi
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Identifikasi masalah
dengan menggunakan konten yang berasal dari media dengan
menganalisa berita yang ada di dalam media.
12 Admiko Suharto. Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka dalam Mengakses
Informasi: Studi Kasus di Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia. UNILib: Jurnal
Perpustakaan. 2014. Vol. 5. No. 1.
12
Berikut merupakan konsep literasi informasi:
Gambar 2.1
(Konsep Literasi Informasi)
Dari konsep tersebut dimulai dari identifikasi masalah
dengan menganalisa berita yang ada di dalam media. Penyusunan
strategi penelusuran informasi melalui sumber dan akses yang
kredibel dan akurat dengan melakukan evaluasi terhadap media
yang digunakan. Sumber dan akses yang tepat telah ditentukan
dengan menggunakan media informasi seperti apa kemudia
menentukan lokasi dan akses dari sumber terpilih menggunakan
pencarian secara online maupun digital yang kemudian
dikelompokkan dalam bentuk sumber informasi yang berasal dari
database jurnal online, koleksi perpustakaan sesuai dengan konten
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Pengguna atau
kelompok informasi yang berasal dari penelusuran baik digital,
studi wawancara, observasi, dan wawancara akan digunakan dalam
membuat tugas yang akan menggunakan logika induktif dan
deduktif.
Strategi
Penelusuran
Identifikasi
Kebutuhan
Informasi
Lokasi dan Akses Penggunaan
Informasi
Kesimpulan Evaluasi
13
Kesimpulan informasi berkaitan dengan menentukan arti
penting sumber informasi sehingga perlu mengorganisir, mengingat
kembali, dan menciptakan kembali informasi serta
menyesuaikannya dengan apa yang telah dipahami. Dalam
melakukan kesimpulan dengan hasil pengamatan yang disisipi
dengan pemahaman pribadi mengenai sebuah masalah. Evaluasi
merupakan urutas kegiatan apakah sudah efektif dan efisien
memenuhi kebutuhan akan informasi dan penyelesaian masalah.13
b. Komponen Literasi Informasi
Informasi dapat diketahui dan ditampilkan dalam beberapa
format dan dapat dimasukan ke dalam sumber yang terdokumentasi
(buku, jurnal, laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, dan
rekaman suara). Ada beberapa komponen literasi yang dapat
mendukung literasi informasi, yaitu:
1) Literasi perpustakaan (library literacy) literasi perpustakaan
membantu seseorang untuk menjadi pengguna yang mandiri
perpustakaan dan mampu untuk menetapkan, menempatkan,
mengambil dan menemukan kembali informasi dari
perpustakaan.
2) Literasi visual (visual literacy) diartikan sebagai kemampuan
untuk memahami dan menggunakan gambar, termasuk
kemampuan untuk berfikir, belajar dan menjelaskan istilah
yang digambarkan.14
3) Literasi media (media literacy). Dalam hal ini literasi media
merujuk kemampuan khalayak yang melek terhadap media dan
pesan media massa dalam konteks komunikasi massa.15
13 Simarmata, J. Pendidikan Di Era Revolusi 4.0: Tuntutan, Kompetensi & Tantangan.
Cet. 1. (Medan : Yayasan Kita Menulis. 2020), Hal. 105-107. 14 Listika Fadhilatu Rizka Nasution.. “Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Perpustakaan (S1)”. Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara. 2010 di akses pada tanggal 19
April 2020.httprepository. usu.ac.id bitsream12345678913518110600255, Pdf 15 Apriadi Tamburaka. 2013. “ Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media
Massa”. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013), Hlm 7
14
4) Literasi komputer (computer literacy) secara umum diartikan
sebagai perangkat komputer dan mampu menciptakan dan
memanipulasi dokumen, serta akrab dengan email dan
internet.16
5) Literasi jaringan (network literacy) adalah kemampuan untuk
menentukan lokasi akses dan menggunakan informasi dalam
lingkungan jaringan pada tingkat nasional, regional dan
internasional.
c. Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi
Manfaat Literasi Informasi lain dari literasi informasi
adalah mendukung kita dalam dunia globalisasi. Untuk dapat
bersaing pintar dan kepandaian saja tidak cukup, tetapi yang
diutamakan adalah kita harus mampu belajar dengan giat dan
berkomunikasi dengan orang lain. Literasi informasi juga
dibutuhkan dalam implementasi kurikulum berbasis komputer yang
menyaratkan peserta didik untuk banyak memanfaatkan sumber
informasi dalam berbagai format dan bidang. Dengan demikian ada
2 hal yang membuat perlunya literasi informasi, yaitu agar
seseorang dapat hidup dan sukses dalam masyarakat informasi, dan
secara khusus, dalam penerapan kurikulum berbasis komputer di
sekolah dan perguruan tinggi.
Dalam majalah visi perpustakaan dijelaskan bahwa
kemampuan literasi informasi adalah sebagai cara dalam
menghadapi globalisasi informasi karena di era milenial ini banyak
perang teknologi terutama teknologi informasi yang semakin keras.
Menurut Adam ada beberapa manfaat literasi informasi, yaitu:17
16 Internet. “Lebih Lanjut tentang Literasi Informasi”. Akses 20 Agustus 2020. Jam 11.40 17 Putri Nur Astiwi. “Peningkatan Kemampuan Information Literate sebagai Basis
Pengembangan Menyeluruh Perpustakaan Masa Depan dalam Globalisasi Informasi”. (Visi
Pustaka: Majalah Perpustakaan. 2011), Hlm 11.
15
a) Membantu mengambil keputusan
Literasi informasi berperan dalam membantu
memecahkan suatu persoalan. Kita harus mengambil
keputusan tersebut seseorang harus memiliki informasi
yang cukup.
b) Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi
pengetahuan
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan kemampuan
seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin
terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan
menggunakan informasi, semakin terbukalah
kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran
sehingga dapat belajar secara mandiri.
c) Menciptakan pengetahuan baru
Suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila mampu
menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang
memiliki literasi informasi akan mampu memilih
informasi mana yang benar dan mana yang salah,
sehingga tidak mudah saja percaya dengan sumber
informasi yang diperoleh.
d) Bertanggung jawab
Dengan memahami dan menerapkan literasi informasi
diharapkan pemustaka dan masyarakat memiliki sifat-
sifat yang mulia misalnya, bertanggung jawab.
e) Mampu mengambil keputusan
Hal ini merupakan hasil akhir yang diharapakan dengan
menerapkan literasi informasi. Setiap individu pasti
dihadapkan dengan pengambilan keputusan, dan
16
diharapkan pengambilan keputusan ini tidak merugikan,
tetapi bermanfaat.18
Tujuan Literasi Informasi Menurut Association of College
& Research Libraries (ACRL) pemustaka yang telah menguasai
keterampilan literasi informasi maka akan bisa:
a) Menentukan batas informasi yang diperlukan;
b) Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif
dan efisien;
c) Mengevaluasi informasi dan sumbersumbernya dengan
kritis;
d) Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi
dasar pengetahuan seseorang;
e) Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai
tujuan tertentu;
f) Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan sosial
sehubungan dengan penggunaan informasi secara etis
dan legas.19
Keterampilan ketika menguasai literasi informasi adalah
mampu dan dapat mengembangkan kerangka pikir ketika
melakukan interaksi dengan informasi yang berbeda-beda sehingga
menjadikan pemustaka peka dalam pengembangan pola pikir
dalam sistem pembelajaran, mampu membuat, menganalisis, dan
mengevaluasi informasi secara benar dan berkesinambungan.
18 Iskandar. 2016. “Literasi Informasi”. http://iskandar-pustakawan-unhas.blogspot.co.
id/2016 /02/literasi-informasi. html. Akses 23 Agustus 2020 19 ACRL (Association of College & Research Libraries). 2000. “Information Literacy
Competency Standards for Higher Education”. http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/
standardsguidelines.cfc.
17
d. Standar Literasi Informasi Berdasarkan IFLA
Standar literasi informasi yang digunakan adalah sebagai
dasar penetapan pencapaian kompetensi yang dituju. Lembaga-
lembaga yang menetapkan dasar standar literasi informasi adalah
IFLA/UNESCO, ALA/ACRL, CAUL, BIG BLUE, dan ANZIL.
Standar yang digunakan pada teori ini adalah standar literasi
menurut IFLA yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1
( Standar Literasi Informasi Berdasarkan IFLA)
No. Komponen Sub Komponen Indikator
1. Akses Mendefinisikan informasi,
mengenali/menemukan
informasi dan melakukan
pencarian informasi
a. Mendefinisikan informasi
b. Menemukan dan
mengenali informasi
c. Melakukan pencarian
informasi
Penelusuran informasi atau
menemukan dan evaluasi
kualitas informasi
a. Mengembangkan strategi
pencarian informasi.
b. Mengakses sumber
sumber informasi yang
terpilih.
c. Memilih dan menemukan
informasi yang
dibutuhkan
2. Evaluasi Penilaian informasi a. Menganalisis,
memeriksa, dan
menyaring informasi
b. Memilih dan
menggabungkan
informasi
c. Mengevaluasi keakuratan
18
Untuk mencapai standar yang ditetapkan maka, model
literasi informasi disusun untuk mendukung pencapaian
kemampuan literasi informasi. Model literasi terdiri dari langkah-
langkah untuk menjawab kebutuhan informasi yang ditujukan
kepada target komunitas tertentu.
e. Tingkatan dalam Literasi Informasi
Dalam rangka mengetahui sejauh mana kondisi umum
tingkat kesadaran, pengetahuan dan keterampilan (skill) di bidang
Information Literacy ini maka perlu adanya ukuran tingkatan
kemampuan tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan di
kemudian hari.
20 Jesus Lau, IFLA: Guedilines on Information Literacy for Lifelong Learning. (Maxsico:
2006). Hal. 16-17.
dan hubungan dari
informasi yang
ditemukan.
Organisasi informasi atau
menyimpan dan
mengambil informasi
a. Menentukan informasi
yang terbaik dan berguna
untuk digunakan.
3. Penggunaan Penggunaan informasi atau
penggunaan informasi
secara efektif dan etis
a. Menemukan cara untuk
mengkomunikasikan,
menyajikan dan
menggunakan informasi
b. Mengaplikasikan
informasi yang
ditemukan.
mengkomunikasikan dan
menggunakan informasi
a. Mengkomunikasikan
pembelajaran dengan
pengetahuan intelektual
yang dimiliki.20
19
Sehubungan dengan kemampuan, sebagaimana terdapat 5
(lima) pembagian tingkatan kemampuan dalam buku Patricia
Benner yang berjudul From Novice to Expert yaitu sebagai berikut:
1) Novice, adalah individu yang tidak memiliki konsep atau
pengetahuan dan keahlian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pencarian dan penggunaan informasi.
2) Advanced beginner, adalah individu yang tidak memiliki
pengetahuan mengenai hal-hal tersebut tetapi melakukan.
3) Competent, adalah individu yang memiliki pengetahuan
mengenai hal-hal tersebut, tapi tidak selalu
mengaplikasikannya.
4) Proficient adalah user yang setingkat di bawah expert yaitu
individu yang memiliki pengetahuan dan
mengaplikasikannya.
5) Expert yaitu orang yang memiliki konsep atau pengetahuan
yang memadai dan mampu mengaplikasikannya secara baik
sekaligus mampu mengkomunikasikannya dengan individu
yang lain.21
f. Jenis Kebutuhan Informasi
Jenis kebutuhan informasi, antara lain adalah:
1) Kebutuhan Kognitif
Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat
informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan
lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat
seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya.
Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi
kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan
seseorang.
21 Patricia Benner. Using- The Dreyfus Model of Skill Acquisition to Describe and
Interpret Skill Acquisition and Clinical Judgment in Nurshing Practice and Education. The
Bulletin of Science, Technology and Society Special Issue: Human Expertise in the Age of the
Computer, 2004. Vol. 21 (3), Hal. 191-199.
20
2) Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estesis, hal yang
dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman
emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan
alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya,
orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak
lain karena mencari hiburan.
3) Kebutuhan integrasi personal (Personal Integrative Nedds)
Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini
berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.
B. Definisi Pustakawan
Pustakawan adalah salah satu sumberdaya manusia yang paling
penting dalam perpustakaan. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pustakawan adalah orang yang bergerak dalam
bidang ilmu perpustakaan; ahli perpustakaan. Sedangkan menurut
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), pustakawan ialah seseorang yang
melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan.
Menurut ODLIS (Online Dictionary Library and Information
Science) “Librarian is A profesionally trained person responsible for
the care of a library and its contents, including the selection,
processing, and organization of materials and the delivery of
information, instruction, and loan service to meet the needs its users”.
Pustakawan adalah seseorang yang terlatih secara profesional,
bertanggung jawab untuk mengurus perpustakaan dan isinya, termasuk
pemilihan, pengolahan, dan organisasi bahan dan penyampaian
21
informasi, instruksi, dan layanan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan
penggunanya.22
1. Peran dan Fungsi Pustakawan
Peran pustakawan selama ini membantu pengguna untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian
informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran serta tepat waktu.
Sebagaimana dengan fungsinya, pustakawan dapat mengarahkan
pencarian informasi untuk mendapatkan informasi yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan. Seorang pustakawan juga harus
menyediakan informasi yang mungkin sangat bernilai, tetapi
keberadaannya tersembunyi, seperti literatur kelabu dan
pustakawan dapat berfungsi sebagai mitra peneliti dalam
melakukan penelitian.
Selain melakukan layanan di sirkulasi, pengadaan dan
pengolahan bahan pustaka, pustakawan juga harus mampu
mengelola laporan administrasi mengelola web-OPAC, melakukan
layanan pinjam antar perpustakaan, melakukan kontrol bahan
pustaka, mengelola layanan multimedia, mengelola dan mencetak
barcode, mengelola keanggotaan pengguna, melakukan
penyusunan anggaran, melakukan katalogisasi, membuat laporan,
mengelola terbitan berseri dan melakukan tugas kesehariannya dan
pustakawan dituntut bekerja secara profesional, jujur, berdedikasi
yang tinggi, kreatif dan inovatif. Dan sebagai tolak ukur
keprofesionalisme semua bukti kegiatan dituangkan dalam lembar
kinerja yang menggambarkan produktivitas dan kinerja dari waktu
ke waktu, setiap hari, setiap minggu bahkan setiap bulannya.
2. Kompetensi Pustawakan
Dalam mengatasi permasalahan dan tantangan yang
semakin berat dan konteks, dalam mendukung terwujudnya dalam
22 Online Dictionary Library and Information Service, https://products.abc-
clio.com/ODLIS/odlis_l.aspx diakses pada tanggal 20 Maret 2021, jam 10.43 WIB.
22
membangun kompetensi profesional dan kompetensi pribadi,
seorang pustakawan harus:
1) Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang
nyaman, mudah diakses, efektif dari segi biaya yang sejalan
dengan arahan strategis institusi/organisasi;
2) Memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi,
termasuk kemampuan untuk mengevaluasi secara kritis dan
menyaringnya;
3) Memiliki keterampilan/pengetahuan khusus dalam bidang
tertentu, sesuai dengan kepentingan institusi/organisasi;
4) Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk
pemakaian perpustakaan dan layanan informasi;
5) Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan
produk dan layanan informasi bernilai tambah untuk
memenuhi kebutuhan;
6) Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk
pengadaan, pengolahan, dan penyebaran informasi;
7) Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat
untuk mengkomunikasn pentingnya layanan informasi
kepada pihak pimpinan;
8) Mengembangkan produk informasi khusus untuk
penggunaan di dalam atau di luar institusi/organisasi atau
pengguna secara perorangan;
9) Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk
merespon perubahan kebutuhan pemakai;
10) Menjadi anggota dari tim manajemen senior dan konsultan
untuk organisasi dalam hal informasi yang efektif.23
23 Daryono. “Peran Pustakawan dalam Mendukung Terwujudnya Perguruan Tinggi
bertaraf Internasional. (Solo: Universitas Sebelas Maret, 2008).
23
3. Tugas Pokok Pustakawan
Tugas pokok pustakawan adalah kegiatan di bidang
kepustakawanan yang terdiri dari Pengelolaan perpustakaan,
Pelayanan perpustakaan, dan Pengembangan sistem
kepustakawanan yang dilakukan soleh setiap pustakawan sesuai
jenjang jabatannya.
1) Tugas Pokok Pustakawan Keterampilan;
a) Pengelolaan Perpustakaan, terdiri dari Perencanaan
penyelenggara kegiatan perpustakaan, Monitoring dan
evaluasi penyelenggara kegiatan perpustakaan
b) Pelayanan Perpustakaan, terdiri dari Pelayanan Teknis
dan Pelayanan Pemustaka
c) Pengembangan Sistem Kepustakawanan
2) Tugas Pokok Pustakawan Keahlian;
a) Pengelolaan Perpustakaan, terdiri dari Perencanaan
Penyelenggaraan Kegiatan Perpustakaan, Monitoring
dan Evaluasi Penyelenggara Kegiatan Perpustakaan
b) Pelayanan Perpustakaan, terdiri dari Pelayanan Teknis
dan Pelayanan Pemustaka
c) Pengembangan Sistem Kepustakawanan terdiri dari
Pengkajian Kepustakawanan, Pengembangan
Kepustakawanan, dan Penganalisisan/penkritisan Karya
Kepustakawanan.24
4. Literasi dalam Menunjang Pelayanan Perpustakaan
Kompetensi Pustakawan.
Dengan keberadaan perpustakaan dan pustakawan saat ini
jelas diperlukan dan dibutuhkan dalam masyarakat pengguna
informasi. Perpustakaan merupakan jembatan bagi masyarakat
24 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
24
untuk memperoleh pengetahuan yang murah sehingga akan jauh
dari kebodohan dan keterbelakangan. Peran perpustakaan dan
pustakawan memungkinkan pengguna bisa melakukan apa yang
disebut dengan life long learning. Belajar tidak dalam jalur formal
saja,tetapi bisa juga dengan non formal. Sarana, prasarana dan
sumber informasi yang disediakan perpustakaan bisa dimanfaatkan
untuk terus menggali ilmu pengetahuan. Tentunya dalam hal ini
dibutuhkan peran aktif pustakawan.
Kegiatan pokok di perpustakaan ialah mengumpulkan,
melestarikan, dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan
dan diberdayakan oleh penggunanya. Sesungguhnya peran
perpustakaan tersebut di dalam kehidupan masyarakat sangat jelas
akan sangat luas. Terutama menyadari bahwa saat ini informasi
merupakan sesuatu yang sangat penting. Setiap individu
memerlukan sebuah informasi dalam kehidupan mereka. Kondisi
seperti ini akan sangat berbeda antara masyarakat yang mampu dan
mendapatkan informasi di dalam kehidupan mereka. Untuk
masalah seperti ini sudah banyak dialami oleh banyak orang. Jadi
bukan karena masyarakat kita tidak minat untuk membaca atau
memanfaatkan informasi yang ada tetapi belum mendapatkan akses
dan kesempatan untuk mendapatkan informmasi itu.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi
tentunya dengan memberikan kebebasan belajar dengan
memberikan kebebasan akses informasi seperti yang tertera pada
UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
(KIP)25 Sedangkan pustakawan adalah sebuah profesi dengan
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan dalam UU
No. 43 Tahun 2007.
25 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
25
Kompetensi yang dimiliki seorang pustakawan harus sesuai
dengan amanah UU, antara lain:
1) Pengelolaan informasi; pustakawan harus mampu
mengelola informasi sehingga mudah untuk temu kembali
ketika dibutuhkan oleh siapapun. Dengan ini pustakawan
harus memiliki kemampuan mengumpulkan informasi
sesuai kebutuhan pengguna, mampu mengolah, mengemas
ulang informasi serta mampu menemukan kembali
informasi oleh siapapun.
2) Literasi informasi; seorang pustakawan harus mampu
menyampaikan materi yang terkait dengan literasi
informasi kepada pengguna. Oleh sebab itu sebelumnya
pustakawan harus telah memahami literasi informasi.
Dengan kompetensi ini, pustakawan berkemampuan dan
selalu bersemangat untuk terus belajar dan mampu
melayani pengguna dan masyarakat secara prima dan
dedikasi.
3) Kemampuan interpersonal; pustakawan dituntut untuk
dapat menciptakan hubungan komunikasi yang efektif,
menenangkan, dan mudah dipahami. Dengan begitu
pengguna tidak merasa segan dan justru malah merasa
senang berhubungan dengan pustakawan.
4) Kemampuan intrapersonal; yaitu pustakawan sebagai
seorang profesional harus dapat bertanggung jawab
terhadap dirinya, profesinya, lembaganya dan orang yang
dilayaninya. Dari pada itu, ia juga harus mampu mengenali
perasaan dan mengendalikan emosinya. Memiliki sikap
percaya diri dan berani mengambil keputusan. Dan mampu
memotivasi dan selalu memperbaiki kekurangan yang
masih dimilikinya.26
26 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
26
C. Perpustakaan Umum
1. Definisi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang
diperuntukan bagi masyarakat umum di mana perpustakaan umum
berlokasi di tempat yang sering dan mudah dikunjungi umum,
bahkan perpustakaan harus berada di lokasi yang lebih sering
didatangi orang daripada tempat lain.
Menurut Sulistyo Basuki, “Perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian
maupun seluruhnya, terbuka untuk umum tanpa membeda-bedakan
usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerja, keturunan,
seta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum.27
2. Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum tentunya memiliki tujuan sesuai
dengan jenis Perpustakaannya dan masyarakat yang dilayani.
Begitu juga dengan Perpustakaan Umum memiliki tujuan yang
ingin dicapai. Berikut ini ada beberapa tujuan Perpustakaan Umum
menurut para ahli antara lain:
Dalam Buku Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO,
yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki, bahwa Perpustakaan Umum
memiliki empat tujuan utama, yaitu:
1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca
bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan
kehidupan yang lebih baik;
2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan
murah bagi masyarakat terutama informasi mengenai topik
27 Sulistyo Basuki, “Pengantar Ilmu Perpustakaan”.( Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
1991), Hal. 46
27
yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam
kalangan masyarakat;
3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut
dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi
ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup;
4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat
sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan
apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara
menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran
film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan
keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat
terhadap segala bentuk seni budaya.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan
Perpustakaan Umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mendapat dan menggunakan sumber informasi
dan sumber ilmu pengetahuan secara murah, mudah, cepat, dan
tepat dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kesejahteraan untuk menciptakan masyarakat
yang berbudaya dan terampil bagi kehidupan masyarakat di
sekitarnya.
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum sebagai pusat informasi yang
melayani seluruh lapisan masyarakat umum dan berusaha
semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pengguna dalam
mengembangkan. Perpustakaan Umum memiliki tugas dan tujuan
untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan
mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat.
28
Perpustakaan Umum memiliki beberapa fungsi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli yaitu :
Dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum, Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk :
1) Menyediakan bahan pendidikan (edukatif);
2) Menyediakan dan menyebarluaskan informasi
(informative);
3) Menyediakan bahan-bahan yang digunakan bagi rekreasi
(rekreatif);
4) Menyediakan petunjuk, pedoman dan rujukan bagi anggota
masyaraka;.
5) Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk
dapat dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif,
konservatif);
6) Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan
kuantitatif).
Sedangkan menurut Yusuf, bahwa fungsi Perpustakaan
Umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Fungsi Edukatif. Perpustakaan Umum menyediakan
berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya
rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah
pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat
membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan
gemar membaca.
2) Fungsi Informatif. Perpustakaan Umum sama dengan
berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan
buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku
dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang
diperlukan pembaca.
29
3) Fungsi Kultural. Perpustakaan Umum menyediakan
berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang
direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan
merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat
diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
4) Fungsi Rekreasi. Perpustakaan Umum bukan hanya
menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga
menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan
majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa.
Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau
menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari
oleh anak-anak dan dewasa.28
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi dan
peranan Perpustakaan Umum adalah sebagai tempat untuk
mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebarluaskan informasi,
mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan
kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi
kultural, serta fungsi rekreasi seluruh masyarakat.
28 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum. (Jakarta: Universitas Terbuka,
1996), Hal 21.
30
D. Studi Relevan
Dalam hal ini peneliti mengambil skripsi sebelumnya sebagai
penelitian terdahulu yang relevan sebagai beikut:
a) Pengaruh Pemberdayaan Kinerja Fungsional Pustakawan
Terhadap Kualitas Perpustakaan (Studi kasus Perpustakaan
Daerah Kota Kediri).
Penelitian ini dilakukan oleh Sri Hariyanti pada tahun 2020,
tujuan penelitian tersebut yaitu mendeskripsikam program kerja
dalam kinerja pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota Kediri,
mendeskripsikan langkah-langkah untuk melakukan pemberdayaan
kegiatan fungsional pustakawan, dan mendeskripsikan faktor yang
menghambat dalam kinerja pustakawan. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan model deskriptif. Dalam
penelitian ini diperoleh data melalui observasi, wawncara dan studi
literatur, dengan tujuan untuk mengidentifikasi hambatan atau
kendala terkait pemberdayaan pustakawan, khususnya mengenai
pemberdayaan kinerja dalam fungsional pustakawan. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh
pemberdayaan kinerja pustakawan dengan kualitas perpustakaan
daerah kota kediri, di mana pustakawan dituntut untuk lebih
profesional, memiliki etos kerja yang tinggi, kompeten dalam
bidangnya, serta adanya upaya-upaya perbaikan beberapa faktor
penghambat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis
ialah menggunakan metode kualitatif deskriptif, membahas tentang
pustakawan.
31
b) Peran Pustakawan dalam Pembelajaran Literasi Informasi
Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata.
Penelitian ini dilakukan oleh Ika Rahmawati dan Yanuar
Yoga Prasetyawan tahun 2019, yang bertujuan untuk mengetahui
penggambaran peran pustakawan dalam pembelajaran literasi
informasi mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi serta
informasi yang dipilih pada peniltian ini berjumlah tujuh orang yang
terdiri dari enam mahasiswa dan satu ustakawan. Pemilihan
informan ini diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Menerapkan aspek Wheeler dan Pamela McKinney tentang peran
pustakawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan
memiliki peran sebagai pendukung pembelajaran (learning
support), pustakawan yang mengajar (librarian who teaches),
ataupun pelatih (traiber) literasi informasi. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian penulis ialah membahas tentang pustakawan,
jenis penelitian yang sama yaitu kualitatif deskriptif dengan teknik
purposive sampling. Perbedaannya yaitu penelitian ini
menggunakan aspek Wheeler dan Pamela McKinney tentang peran
pustakawan dengan model analisis milik Miles dan Huberman.
c) Literasi Informasi Pustakawan dalam Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Pemustaka (Studi Deskriptif di
Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta)
Penelitian ini dilakukan oleh Gusti Agung Dewi Widyastuti
dkk pada tahun 2016, yang menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan standar
literasi Empowering Eight. Hasil yang diperoleh dari penulisan ini
menyatakan bahwa pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota
Yogyakarta memiliki kemampuan yang baik dalam hal literasi
32
informasi Empowering Eight yang terdiri dari beberapa komponen
antara lain: identifikasi, eksplorasi, seleksi, organisasi, penciptaan,
presentasi, penilaian, dan aplikasi. Begitu juga dengan peran literasi
informasi pustakawan dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi
pemustaka sudah diterapkan yakni pada komponen identifikasi dan
aplikasi. Dari dugaan ketersediaan informasi, rata-rata pemustaka
telah menduga bahwa pustakawan mampu menjawab kebutuhan
informasi mereka. Namun pengaplikasian tersebut masih dalam
lingkup buku dan sekitarnya belum menyentuh ranah akademik
pemustaka. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah
tentang literasi informasi pustakawan, jenis penelitian yang sama
yaitu deskriptif kualitatif dengan tektik purposive sampling.
Perbedaannya yaitu pada penelitian ini menggunakan standar literasi
Empowering Eight sedangkan penulis menggunakan standar literasi
IFLA.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam mencari dan mengumpulkan data yang tepat dan akurat,
Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
penomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
memanfaatkan metode alamiah.29
Dalam upaya dan mengumpulkan data yang akurat dan tepat, peneliti
menggunakan penelitian Deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitin yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purpose sampling dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/
kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.30 Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan
metode alamiah.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan, untuk
mencapai lokasi penelitian, waktu yang ditempuh dari Jambi lebih dari 4 jam
perjalanan. Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Lubuklinggau beralamat di Jl.
Garuda Hitam Kel. Bandung Kiri nomor 408-409 Kota Lubuklinggau (31611),
Sumatra Selatan.
29 Lexi J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualiatif”. Edisi revisi. (Bandung: Remaja
rosdakarya. 2010), Hlm 6. 30 Sugiyono..”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. (Bandung: Alfabeta.
2016), Hlm. 15.
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah informasi adalah informasi yang diberikan
seseorang tentang perihal yang sedang diteliti, atau orang yang memberikan
informasi yang terkait dengan masalah yang diteliti. Subjek dari penelitian ini
adalah Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
dengan kriteria:
1. Merupakan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau;
2. Pustakawan yang berperan aktif dan memiliki Surat Keputusan (SK
sebagai pustakawan);
3. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian sebagai informan.
Ada pun subjek dalam penelitian ini adalah para Pustakawan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau sebanyak 4 orang.
Pengambilan sampel ini didasarkan karakteristik pada informan yang telah
memiliki kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan
pekerjaan dibidang kepustakawanan serta kegiatan terkait lainnya secara
mandiri,31 sehingga ia dianggap mengetahui masalah-masalah yang akan
diteliti.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri
dari data primer dan data sekunder.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan
disajikan oleh peneliti dari sumber pertama/utama.32
31 Putera Mustika. 2017. “Profesionalisme Pustakawan”. Pustakawan Program
Pascasarjana Fakultas Hukum UII: Buletin Perpustakaan No. 57. http://journal.uii.ac.id/Buletin-
Perpustakaan/article/download/9097/7585#:~:text=Ciri-
ciri%20profesionalisme%20seorang%20pustakawan,%2C%20(4)%20memiliki%20kemampuan%
20untuk diakses pada 26 oktober 2020 pukul 10.20 32 Tim Penyusun Buku Pedoman Proposal dan Skripsi,Hlm. 45
34
Maka di dalam penelitian ini data primernya diperoleh melalui
hasil observasi dan wawancara langsung mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini. Guna mendapatkan data yang
akurat dan relevan, maka peneliti mempunyai beberapa
indikator terhadap narasumber dalam penelitian ini antara lain:
1) Mendatangi perpustakaan yang akan dilakukan sebagai
tempat penelitian yaitu Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau.
2) Wawancara pada Pustakawan yang dianggap bisa
memberikan keterangan jika dimintai wawancara.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan,
diolah dan disajikan oleh pihak lain, yang biasanya dalam
bentuk publikasi atau jurnal, data yang dikumpulkan ini
sebaiknya disebutkan secara rinci baik jenis, sumber, maupun
jangka waktunya jika memungkinkan.33
Adapun data sekunder yang dimasukan ke dalam penelitian ini
adalah data terdokumentasi yang berkaitan dengan literasi
informasi Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Lubuklinggau.
Hasil dokumentasi dalam penelitian ini, seperti:
1) Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau
2) Serta dokumen penting pendukung lainnya.
33 Tim Penyusun Buku Pedoman Proposal dan Skripsi,Hlm. 45-46.
35
2. Sumber Data
Sumber data adalah dari mana data itu dapat diperoleh, Apa bila
menggunakan kuesioner ataupun wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis, baik tertulis maupun lisan.34
Adapun sumber data yang peneliti gunakan, yaitu:
1) Sumber data berupa manusia, adalah Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau.
2) Sumber data berupa dokumen, adalah semua dokumen yang
berkaitan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.35
Adapun observasi dalam penelitian ini yaitu kemampuan pustakawan
dalam mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi untuk
mendapatkan informasi mengenai literasi informasi pustakawan di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau.
b. Wawancara
Menurut Esterberg, wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat disusun makna dalam suatu topik tertentu. Terdapat dua tipe
wawancara yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur adalah proses wawancara dengan menggunakan instrumen
pedoman wawancara tertulis.36 Dalam melakukan wawancara, selain
harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka
pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
34 Suharsimi Arikunto. “Prosedur Penulisan: Suatu Pendekatan Praktik”. (Jakarta:
Rineka Cipta. 2010), Hlm 172 35 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Hlm. 231 36 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Hlm. 225
36
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Proses wawancara dilakukan
untuk mendapatkan data dari informan tentang Literasi Informasi
Pustawakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau. Adapun informan yang penulis wawancarai adalah:
Sri Mulyani, A.Md, Henka Febrian, A.Md, Herlina, A.Md, Yetti
Apriani, A.Md.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sedang
berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar/foto, atau karya-
karya mounumental dari seseorang. Pengumpulan data melalui
dokumentasi diperlukan seperangkat alat atau instrumen yang
memandu untuk pengambilan data-data dokumen.37
Metode dokumentasi ini merupakan sumber yang bermanfaat
karena telah tersedia sehingga relatif mudah memperolehnya, dan
merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin dari situasi
dan kondisi yang sebenarnya dan dapat dianalisis secara berulang-
ulang tanpa mengalami perubahan. Metode dokumentasi ini dapat
berupa dokumen yang ada hubunganya dengan topik yang peneliti
angkat. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mendapatkan
informasi meliputi: profil, geografis, dan keadaan pustakawan di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau.
37 Sugiyono. “Metode Penelitian Kualitatif R&D”. Hlm. 82
37
4. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data (data reduction)
Data yang diproleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terinci, semakin lama penelitian
di lapangan maka semakin banyak jumlah data yang diproleh untuk itu
perlu segera dianalisi data melalui reduksi data. Teknik analisis data
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam proposal. Analisis data kualitatif adalah
bersifat pembuktian, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau
menjadi hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok memfokuskan pada hal yang penting dicari tema dan polanya
dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.
b. Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya penyajian data
biasa dilakukan dengan bentuk uraian singkat,bagan, hubungan anatar
kategori, flowchart dan sejenisnya.
Data–data dikumpulkan dari lapangan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Data-data yang terkumpul tersebut
direduksi kemudian dipilih hal-hal pokok mengenai masalah
penelitian, data tersebut bisa disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
naratif.
c. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan diawal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada pengumpulan data berikutnya. Tetapi
38
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kuat.38 Makna-makna yang muncul dari data harus
selalu dikaji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitas terjamin.
38 Sugiyono. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Hlm. 329
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 22 Tahun 2003
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah dengan nama Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah yang
dipimpin oleh Kepala Kantor, Berdomisili di Jl. Garuda Kel. Kayu Ara
Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau, kemudian sesuai
dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan
Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 3 Tanggal 26 Juni 2008
Perpustakaan dan Arsip Daerah berganti namanya menjadi Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Lubuklinggau, yang kemudian
berpindah ke Jln. Subkos Garuda No. 03 Kel. Pasar Permiri Kecamatan
Lubuklinggau Barat II Kota Lubuklinggau sesuai dengan surat Wali kota
Lubuklinggau Nomor: 011/419/Umum/2008, tanggal 9 September 2008
perihal Penempatan Gedung Kantor, kemudian pada tanggal 1 Maret 2013
kembali berpindah menempati gedung baru di Jln. Garuda .RT.07 Kel.
Bandung Kiri Kec. Lubuklinggau Barat I. Lalu berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Lubuklinggau No. 1 Tahun 2015 tanggal 19 Januari 2015
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Lubuklinggau kantor
perpustakaan dan kearsipan kembali berganti nama menjadi Badan
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi kota Lubuklinggau. Kemudian pada
tanggal 30 Desember 2016 Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kota Lubuklinggau kembali berubah nama menjadi Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau terbentuk secara resmi.39
39 Dokumen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
40
2. Identitas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau bertipe
Organisasi sebagai Badan Kearsipan Pemerintah yang berlokasi di Kota
Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan, serta beralamat di Jalan Garuda
No. 408-409 dengan kode pos 31611 dengan nomor telpon /fax 0733)
321988. Dinas Perpustakaan ini memiliki waktu kunjungan pada hari Senin
dampai dengan Sabtu pada pukul 07.30 s/d 17.00 WIB.
Tabel 4.1
Identitas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Situs Web
Digital Libr
ary in Hand
http://dispurarsip.lubuklinggaukota.go.id
iLubuk linggau
Lokasi Kota Lubuklinggau
Privinsi Sumatra Selatan
Tipe Organisasi Dinas Kearsipan Pemerintah
Alamat Jl. Garuda. No. 408-409, kode pos 31611 Kota
Lubuklinggau
Telpon/ Fax Telp : (0733) 321988
Fax : (0733) 321988
Waktu Kunjungan Senin – Sabtu, Pukul 07.30 s/d 17.00 WIB
(Sumber : Dokumen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau)
Dari Identitas di atas dapat dilihat bahwa, lokasi Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Lubuklinggau berada di posisi sangat strategis. Terletak
di jantung/pusat Kota Lubuklinggau, yang mana aksesnya sangat mudah
bagi para masyarakat yang ingin berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau tersebut. Selain itu, Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau Juga memiliki situs web dan iLubuk Linggau
yang dapat dikunjungi oleh masyarakat baik yang di Kota Lubuklinggau
sendiri maupun yang diluar Kota Lubuklinggau untuk melihat informasi
terupdate dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau.
41
3. Kepemimpinan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau sejak awal
berdiri pada tahun 2004 sampai dengan sekarang tahun 2020 telah berganti
kepemimpinannya sebanyak tiga kali periode, sebagaimana telah dijelaskan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Kepemimpinan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau Tahun 2004 sampai dengan tahun 2020
No. Nama Masa Jabatan
1. Husnar. SY., S.Ip., S.H., MM. 2004 s.d 2006
2. Iskandar, S.Pd. 2006 s.d 2008
3. Hj. Saleha, S.E. 2008 s.d sekarang
Dari uraian tabel periode kepemimpinan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau di atas, dapat dilihat bahwa masa jabatan
pada kepemimpinan ibu Husnar. SY., S.Ip., S.H., MM. dimulai pada tahun
2004 sampai dengan tahun 2006, selanjutnya masa jabatan pada
kepemimpinan bapak Iskandar, S.Pd. dimulai pada tahun 2006 dampai
dengan tahun 2008, setelah itu masa jabatan pada kepemimpinan ibu Hj.
Saleha, SE dimulai pada tahun 2008 sampai dengan sekarang.
42
4. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau
Gambar 4.3
(Sumber: Dokumen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau)
Dapat dilihat dari struktur organisasi di atas tugas masing-masing
dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau ini telah berjalan sebagaimana mestinya, di
karenakan telah sesuai dengan kelompok pekerjaannya masing-masing.
Susunan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau, di atas terdiri dari :
1. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau;
2. Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau;
43
3. Bidang Pengolahan, Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan;
4. Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Kegemaran Membaca;
5. Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan;
6. Bidang Pengelolaan Kearsipan;
7. Subbagian Keuangan;
8. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
9. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
10. Seksi Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan
Perpustakaan;
11. Seksi Layanan, Otomasi, dan Kerjasama Perpustakaan;
12. Seksi Pelestarian bahan Pustaka;
13. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan;
14. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan;
15. Seksi Pengembangan Pembudayaan Gemar Membaca;
16. Seksi Pembinaan Perangkat Daerah;
17. Seksi Pembinaan Perusahaan, Ormas Atau Orpol dan
Masyarakat;
18. Seksi Pengawasan Kerasipan;
19. Seksi Pengolahan Arsip Dinamis;
20. Seksi Akuisisi, Pengolahan dan Preservasi;
21. Seksi Layanan, Otomasi dan Pemanfaatan Arsip.40
5. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau
Adapun visi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
adalah terwujudnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
sebagai Sumber Informasi, Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Arsip dan Sarana Pembelajaran Masyarakat.
40 Dokumen Dinas Perpustakaan
44
Adapun juga misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan minat baca, kreatifitas dan inovasi
masyarakat;
2. Meningkatkan pengelolaan dan penataan arsip secara baku;
3. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik.
Dengan adanya Visi dan Misi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Lubuklinggau berharap dapat menjadi pelayanan informasi
dan konsultasi pendidikan kepada masyarakat yang berada di sekitar
Kota Lubuklinggau maupun yang dari luar Kota Lubuklinggau.
6. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau.
Sejauh ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
dikelola oleh seorang Kepala Perpustakaan, Jumlah tenaga Seluruhnya 52
orang. Dari keseluruhan penegelola tersebut tidak semua dari lulusan
Sarjana Perpustakaan, ada beberapa orang saja yang telah mendapatkan
pendidikan Ilmu Perpustakaan. Namun, meski demikian seluruh staf
perpustakaan sudah sangat mahir dan menguasai tata cara pengolahan dan
pengelolaan perpustakaan. Terbukti dengan terkelolanya Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau yang terkelola dengan baik
hingga sekarang.
Tabel 4.4
Daftar Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
No. Golongan Jumlah
1. Pendidikan Umum 36 Orang
2. Pendidikan Khusus
(Pustakawan)
4 Orang
3. Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 8 Orang
45
4 Petugas Keamanan Kantor 1 Orang
Jumlah 49 Orang
(Sumber: Dokumen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau)
Berikut di bawah ini daftar nama-nama Pustakawan yang ada di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau;
Tabel 4.5
No. Nama Golongan
1. Sri Mulyati, A. Md Pengatur TK I/II d
2. Henka Febrian, A. Md Pengatur TK I/II d
3. Herlina, A. Md Pengatur TK I/II d
4. Yetti Apriani, A. Md Pengatur TK I/II d
7. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau terdiri dari 4
lantai yang letaknya sukup strategis bagi pengguna Perpustakaan yaitu :
Tabel 4.6
Daftar Jenis Bangunan dan Prasarana yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
No. Jenis Bangunan Jenis Prasarana
1.
Basement
a. Musholah
b. Parkir area
c. Driver Room
d. Toilet
2. Lantai 1 a. Sirkulasi dan Informasi
b. Ruang Arsip
c. Ruang Baca Anak SD
d. Ruang Edukasi Anak PAUD/TK
46
e. Lobby room
f. Toilet
3. Lantai 2 a. Ruang Baca
b. Ruang Koleksi
c. Ruang Referensi
d. Ruang Internet
e. Toilet
4. Lantai 3 a. Ruang BLS
b. Office Room
c. Meeting Room
d. Toilet
5. Lantai 4 a. Pondok Baca
b. Minibar/Kantin
c. Rest Area
d. Toilet
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bawa sarana dan prasarana
yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau sekarang
sudah memadai, meskipun masih ada sarana dan prasarana yang kurang dan juga
yang kondisinya mengalami kerusakan namun masih bisa digunakan.
8. Jenis-jenis Layanan di Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau
Jenis layanan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau yaitu sebagai berikut:
1) Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan di mana pengguna jasa
perpustakaan akan menerima layanan dari pengelolah
perpustakaan: mengadakan pendaftaran anggota baru,
peminjaman, pengembalian pemungutan uang denda,
pembuatan statistik serta hubungan dengan masyarakat.
47
Adapun tugas-tugas bagian sirkulasi di Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Lubuklinggau yaitu:
a. Mengawasi pintu masuk dan keluar
b. Melayani proses pendaftaran pengunjung yang akan
mendaftar menjadi anggota perpustakaan dengan syarat:
fotocopy KTP, foto 2 x 3 sebanyak tiga lembar dan uang
pendaftaran untuk tingkat anak SD Rp.10.000, Tingkat
SMP Rp.15.000, tingkat SMA Rp.20.000, dan tingkat
dewasa umum Rp.25.000.
c. Melayani peminjaman, pengembalian dan melayani
perpanjangan bahan pustaka
2) Layanan Referensi
Layanan referensi merupakan salah satu layanan
perpustakaan, dalam layanan ini kebanyakan petugas
menerima pertanyaan-pertanyaan dari pengguna jasa
perpustakaan. Layanan referensi merupakan jalan antara buku
dengan pemustaka. Layanan ini diterapkan di perpustakaan
oleh penulis agar setiap pengunjung yang membutuhkan
informasi dan petunjuk mengenai buku referensi dapat terjawab
secara cepat dan tepat. Adapun koleksi referensi seperti:
Ensiklopedia, Kamus, Buku Tahunan/almanak, Buku Petunjuk,
Buku Pegangan/buku Pedoman, Bibliografi, Indeks, Abstrak,
Peta, Penerbitan Pemerintah, Skripsi, Majalah, Tabloid, Koran,
Sumber Bioografi dan sumber-sumber ilmu lainnya.
3) Layanan Koleksi
Layanan koleksi merupakan salah satu layanan di
Perpustakaan yang biasanya berisi bahan pustaka yang
langsung di cari oleh pemustaka sesuai dengan kebutuhannya.
Layanan ini menyediakan berbagai bahan pustaka, baik untuk
anak sekolah maupun umum lainnya.
48
4) Layanan Silang
Layanan silang adalah layanan perpustakaan yang ada
di lokasi perpustakaan masyarakat/desa/sekolah/SKPD dengan
menggunakan koleksi milik dinas daerah. Dinas perpustakaan
daerah memberikan fasilitas koleksi sesuai kebutuhan atau
permintaan yang diberikan secara gratis dan rutin.
5) Layanan Internet
Layanan internet adalah layanan yang diberikan kepada
pemustaka untuk melakukan mengakses internet secara gratis
dengan syarat terdaftar sebagai anggota perpustakaan aktif.
Layanan otomasi perpustakaan adalah pelayanan yang
diberikan kepada pengguna jasa perpustakaan bagaimana
memanfaatkan komputer untuk menelusuri koleksi bahan
pustaka, pengalih kesediaan bahan pustaka serta pelayanan
internet.
6) Layanan Boarband Learning Center (BLC)
BLC adalah kegiatan pembelajaran tentang internet,
terutama untuk anak-anak yang duduk dibangku sekolah,dan
juga agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi untuk
kehidupan sehari-hari dengan cepat, terjangkau dan tepat. BLC
merupakan sarana tempat belajar lewat Boardband untuk
berbagai aplikasi jaringan. Di samping itu, layanan ini juga
memanfaatkan sistem informasi web berbasis layanan
multimedia yang menampilkan content lokal untuk menambah
daya tarik bagi pelanggan speedy.
7) Layanan Edukasi Anak
Layanan Edukasi Anak TK dan PAUD adalah
kegiatan memberikan petunjuk dan bantuan kepada anak-anak
tentang cara-cara membaca yang baik, secara cepat dan benar
dengan menggunakan koleksi dan peralatan perpustakaan.
Layanan ini memberikan bantuan pendidikan, pengetahuan dan
49
pembinaan kepada anak-anak untuk bermain sambil belajar
yang sifatnya mendidik dengan ruangan yang dihiasi dengan
susunan angka-angka.41
9. Kegiatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Lubuklinggau memiliki
program-program untuk meningkatkan minat baca masyarakat Kota
Lubuklinggau. Program tersebut menghadirkan pembinaan kepada
masyarakat terutama anak-anak dalam bentuk mobil pintar dan mobil
perpustakaan keliling yang dilakukan kunjungan ke beberapa sekolah yang
ada di Kota Lubuklinggau. Tak hanya mobil pintar dan mobil perpustakaan
keliling saja, perpustakaan ini juga mengadakan lomba bercerita tingkat
Provinsi Sumatera Selatan dan lomba bercerita tingkat Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dari kegiatan ini Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau juga sering mendapat kunjungan Edukasi
Sekolah dari berbagai sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan
mengadakan Pelatihan Komputer Internet dari siswa-siswi SMA yang ada di
Kota Lubuklinggau.
Selain dari program tersebut selama pandemi Covid-19 perpustakaan
Kota Lubuklinggau aktif dalam mengikuti webinar kearsipan, webinar
Forum Perpustakaan Umum Indonesia, mendapat kunjungan dari berbagai
instansi dan lembaga. Dinas perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau juga melaksanakan kegiatan Pembinaan Pengelolaan
Kearsipan berbasis Teknologi Informasi dengan menghadirkan dua orang
Narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan meliputi
seluruh Organisasi Perangkat Daerah dalam Pemerintahan Kota
Lubuklinggau. Baru-baru ini telah diresmikan Pojok Baca Digital
(POCADI) di area Kodim 0406 Kota Lubuklinggau.
41 Dokumen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
50
B. Hasil dan Pembahasan
1. Kemampuan Akses Informasi Pustakawan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Kebutuhan informasi pada setiap orang berbeda-beda. Adanya
kebutuhan informasi setiap orang tentunya disebabkan oleh beberapa
faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah
pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diamati,
kebiasaan dan lingkungan pekerjaan. Dan dapat diketahui bahwa
setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda berdasarkan
kebutuhan informasi individu, peran sosial dan lingkungannya.
a. Mendefenisikan Informasi
1) Mengetahui Makna Informasi
“menurut saya informasi itu data atau fakta yang telah
diolah sehingga menghasilkan sesuatu mengenai suatu
hal atau fakta kejadian, yang mana informasi ini
bermanfaat untuk diri sendiri atau bermanfaat bagi orang
lain. Informasi itu sangat penting bagi setiap individu dan
informasi juga ada yang bersifat positif dan negatif”42
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“menurut saya informasi adalah pesan atau kabar yang
sedang terjadi yang dimuat di media massa, alat
elektronik atau yang kita dapatkan langsung.”43
“menurut saya informasi itu adalah segala sesuatu yang
bemanfaat bagi seseorang.”44
“menurut saya informasi adalah kumpulan berita yang
berisikan pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat
baik pengetahuan yang baru ataupun pengetahuan yang
lama kita ketahui”45
42 Wawancara bersama SM pada tanggal 3 Maret 2020 43 Wawancara bersama HF pada tanggal 3 Maret 2020 44 Wawancara bersama YA pada tanggal 3 Maret 2020 45 Wawancara bersama HR pata tanggal 3 Maret 2020
51
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai informasi di atas
dapat dianalisis bahwa kemampuan pustawakan dalam memahami
makna informasi tersebut dapat dikatakan baik, dengan hasil
analisis memaknai informasi adalah sebagai kumpulan data atau
fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga
menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat bagi
penerimanya.
2) Mengetahui Cara Menemukan dan Mengenali Informasi
”dalam menemukan dan mengenali informasi biasanya
kami sering mendapatkan dari berbagai media cetak seperti
buku dan koran, media sosial seperti facebook dan
instagram, dari televisi, bahkan kami pun membaca dari
internet seperti google atau pun youtube”.46
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“sama seperti Bu Sri, saya pun begitu sering menemukan
informasi di berbagai media apalagi sekarang serba
canggih ya apapun bisa diakses di internet mulai dari e-
book, e-jurnal, bahkan terbitan berseri pun sudah banyak
di visualkan. Menentukan kebutuhan informasi tiap
individu kan juga berbeda ya terkadang saya juga bertukar
pikiran untuk bisa mendapatkan informasi yang saya
butuhkan.”.47
“dalam menemukan informasi terkadang saya juga tidak
sepenuhnya paham dalam melakukan pencarian saya pun
sering meminta tolong kepada rekan-rekan ketika saya
membutuhkan.”.48
“untuk menemukan berbagai informasi biasanya saya
menentukan untuk apa informasi ini saya cari, dibutukan
kapan, atau hanya sebagai bahan bacaan saja. Menemukan
informasi juga bisa melalui diskusi, menggunakan alat
teknologi canggih seperti sekarang ini seperti searching di
google dan media sosial lainnya”.49
46 Wawancara bersama SM pada tanggal 3 Maret 2020 47 Wawancara bersama HF pada tanggal 3 Maret 2020 48 Wawancara bersama YA pada tanggal 3 Maret 2020 49 Wawancara bersama HR pada tanggal 3Maret 2020
52
Jadi berdasarkan informasi dari beberapa informan yang
diwawancara mereka memiliki kemampuan pemahaman yang
sama dalam menemukandan mencari informasi dapat dikatakan
baik, dengan hasil analisis biasanya bertukar pikiran atau
berdiskusi. Dalam kebutuhan informasi pun informan hanya
sesuai dengan peran mereka sebagai seorang pustakawan. Dan
dalam menemukan sumber-sumber informasi mereka mengakses
ke berbagai sumber media elektronik, media sosial, media internet
ataupun media cetak.
3) Melakukan Pencarian Informasi
“kalau saya melakukan pencarian bisanya dari media cetak
koran dan internet, baik dari google, media elektronik
seperti televisi.”50
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“dengan cara pencarian melalui alat elektronik ya seperti
HP, dengan memanfaatkan google maka saya akan
memasukan keyword yang berhubungan dengan informasi
yang akan saya cari dan bisa juga bertanya kepada rekan
kerja juga.”51
“kalau saya melakukan pencarian informasi jika melalui
HP akses internet di google dan youtube maka daya akan
mengetik informasi yang saya cari di papan pencarian.”52
“kalau saya biasanya mencari dengan bahan bacaan seperti
buku atau koran yang mana ketika saya mencari informasi.
Bahkan saya juga menelusuri internet untuk melakukan
pencarian informasi.”53
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa
kemampuan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Lubuklinggau dalam melakukan pencarian informasi dapat
50 Wawancara bersama SM pada tanggal 5 Maret 2020 51 Wawancara bersama HF pada tanggal 5 Maret 2020 52 Wawancara bersama YA pada tanggal 5 Maret 2020 53 Wawancara bersama HR pada tanggal 5 Maret 2020
53
dikatakan baik, dengan analisis ada yang mencari informasi
langsung ke raknya, bertanya kepada rekan kerja, serta melakukan
pencarian di media internet dengan memasukkan kata kunci
mengenai informasi yang akan dicari.
b. Penelusuran Informasi
1) Mengembangkan Strategi Pencarian Informasi
“menurut saya biasanya untuk mengembangkan strategi
pencarian informasi tersebut dengan cara perbanyak
berdiskusi kepada rekan-rekan atau dengan sesama
pustakawan di luar perpustakaan kita. Bisa juga dengan
strategi kita dalam mencari informasi lewat bahan pustaka
ataupun internet.”54
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya bertanya kepada rekan kerja dulu namun jika
belum puas dengan jawabannya baru saya cari di
internet.”55
“menurut saya dengan tidak mendapatkan dari satu media
informasi saja tetapi harus mendapatkan dari media lain
seperti televisi pada umumnya, namun harus kita lihat juga
media cetak seperti koran, media internet juga jurnal dan
artikel.”56
”menurut saya karna lebih sering menggunakan internet
strategi saya dengan cara mengganti kata kunci nya saja
untuk informasi yang di cari sampai akhirnya informasi
yang kita cari ketemu.”57
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa
kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam mengembangkan strategi pencarian
informasi dapat dikatakan baik, dengan analisis dapat dilakukan
dengan cara menggunakan media informasi langsung ke orang
54 Wawancara bersama SM pada tanggal 9 Maret 2020 55 Wawancara bersama HF pada tanggal 9 Maret 2020 56 Wawancara bersama YA pada tanggal 9 Maret 2020 57 Wawancara bersama HR pada tanggal 9 Maret 2020
54
lain jika kurang puas dengan jawabannya maka bertanya kepada
rekan kerja yang ahli di bidangnya, untuk pencarian lewat internet
yaitu dengan cara mengubah kata kunci pencarian sampai
akhirnya informasi itu sesuai dengan kebutuhan kita.”58
2) Mengakses Sumber Informasi yang Terpilih
“menurut saya mengakses sumber informasi yang terpilih
itu dengan melihat link atau website yang saya kunjungi
karna dalam mengakses sumber terpilih ini aksesnya harus
terpercaya kebenaran informasi di dalamnya. Bisa juga
dengan menghubungi rekan kerja yang ahli dalam bidang
nya. Informasi juga banyak kita dapatkan dari internet
melalui HP atau PC untuk mencari informasi.”59
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“mengakses sumber informasi terpilih menurut saya bisa
langsung melalui media tercetak langsung ke rak atau
media non cetak seperti media elektronik digital
lainnya.”60
“ kalau saya menggunakan google ya untuk mengakses
nya atau bisa juga bertanya kepada rekan kerja tentang
informasi tersebut.”61
“kalau saya mengguanakan internet yaitu dengan google
selanjutnya bisa saya temukan sumber informasi lainnya
seprti jurnal, wikipedia, kamus dan lain-lain.”62
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis
bahwa kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengakses sumber-sumber
informasi dapat dikatakan baik, dengan hasil analisis biasanya
pustakawan dengan menuju ke rak buku langsung atau media
59 Wawancara bersama SM pada tanggal 13 Maret 2020 60 Wawancara bersama HF pada tanggal 13 Maret 2020 61 Wawancara bersama YA pada tanggal 13 Maret 2020 62 Wawancara bersama HR pada tanggal 13 Maret 2020
55
cetak lainnya, bertanya kepada rekan kerja yang ahli dibidangnya
dan memanfaatkan alat elektronik lainnya seperti HP atau PC
untuk penggunaan media internet seperti mengunjungi link atau
website bahkan jurnal sebagai sumber informasi.
3) Memilih dan Menggunakan Informasi yang dibutuhkan
“dalam memilih dan menemukan informasi yang
dibutuhkan biasanya kita mengadakan diskusi internal
antar pustakawan dan anggota yang lainnya yang dapat
membantu memlih dan menggunakan informasi. Kalau
saya sendiri biasanya memilih dan mengguanakn sumber
yang jelas seperti buku, yang satu keahlian dengan saya
atau ahli di bidangnya seperti ahli dalam bidang literasi
dan menemukan informasi biasanya mengakses lewat
media internet seperti google, jurnal atau bahkan
artikel.”63
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya memilih sesuai dengan informasi yang saya
butuhkan, jika tidak terlalu perlu saya hanya sekedar tahu
saja.”64
“informasi di internet itu kan banyak ya, jadi kalo saya
memilih informasi ya seperti jurnal nanti saya akan pilih
sesuai dengan bidang saya atau informasi yang saya
butuhkan.”65
“kalau saya memilih informasi yang dibutuhkan ya dilihat
dulu dari sumbernya terpercaya atau tidak, seperti sumber
terpercaya dari buku, hasil karya ilmiah orang, jurnal dan
orang yang ahli.”66
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis
bahwa kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam memilih dan mencari
informasi yang dibutuhkan dapat dikatakan baik, dengan hasil
63 Wawancara bersama SM pada tanggal 14 Maret 2020 64 Wawancara bersama HF pada tanggal 14 Maret 2020 65 Wawancara bersama YA pada tanggal 14 Maret 2020 66 Wawancara bersama HR pada tanggal 14 Maret 2020
56
analisis pustakawan biasanya memilih dari sumber-sumber
terpercaya seperti, orang yang ahli dalam bidangnya, pada buku-
buku yang sesuai dengan bidang atau informasi yang di cari dan
dibutuhkan seperti media internet jurnal, artikel.”
2. Kemampuan Evaluasi Pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau
Melakukan evaluasi terhadap informasi dan proses penelitian
yang dilakukan. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan
dapat menentukan sejauhmana data yang diperoleh memenuhi apa
yang menjadi tujuan dari suatu peneliatian yang dikerjakan. Pada saat
ini informasi telah tersebar banyak tanpa batas dengan kata lain
informasi tersebut bisa didapatkan dari mana saja. Terkadang
informasi juga banyak terdapat unsur positif dan negatif karena hal ini
lah para pencari informasi membutuhkan keterampilan dalam
menyaring dam memilih informasi
a. Penilaian Informasi
1) Menganalisis, Memeriksa dan Menyaring Informasi
“kalau dalam menganalisis informasi biasanya saya lihat
dulu pada sumber informasi yang akan kita pakai, seperti
buku misalnya. Sedangkan dalam memeriksa informasi itu
ya kita juga memeriksa pada sumber yang lain seperti,
informasi yang terdapat di internet, maka akan saya cek
lagi keberan informasinya benar atau tidak, kemudian
untuk menyaring informasi tersebut haruslah sesuai
dengan kebutuhan kita.”67
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“jika mendapatkan informasi yang kurang jelas, maka saya
akan menanyakan lebih dalam tentang informasi itu
menghindari berita hoax ya, sampai akhirnya informasi itu
masuk di akal fikiran saya atau tidak jika masuk akan saya
67 Wawancara bersama SM pada tanggal 16 Maret 2020
57
terima namun jika tidak saya akan memeriksakannya di
internet atau media sosial lainnya.”68
“cara yang biasa saya lakukan yaitu dengan melihat
sumber-sumber terpercaya seperti buku atau jurnal.
Kemudian saya analisa dengan cara saya membaca bagian
pentingnya saja dan memeriksa lebih dalam jika
informasinya ada hubungannya dengan informasi yang
sedang saya cari.”69
“kalau saya melihat lagi dari sumbernya apabila kurang
puas terhadap informasi yang saya dapatkan maka saya
akan mencari tahu lagi di buku-buku lain serta cari di
internet.”70
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa
bahwa kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Dinas
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam menganalisis, memeriksa
dan menyaring informasi dapat dikatakan baik, dengan hasil
analisis biasanya pustakawan melihat dahulu pada sumber yang
digunakan, setelah itu memeriksa kembali sumber yang lain akan
keberan informasi tersebut lalu menyaring informasi sesuai
dengan kebutuhan.
2) Kemampuan memilih dan Menggabungkan Informasi
“seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kami
melakukan diskusi internal bersama rekan yang ahli di
bidangnya kemudian informasi yang kami dapatkan akan
kami gabungkan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi
kami dalam memenuhi kegiatan-kegiatan perpustakaan
dan juga kami mencari dari buku, internet mana informasi
yang penting untuk keperluan perpustakaan.”71
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya menggabungkan informasi dari melalui
diskusi ya karna ga bisa kalau hanya diri sendiri harus bisa
68 Wawancara bersama HF pada tanggal 16 Maret 2020 69 Wawancara bersama YA pada tanggal 16 Maret 2020 70 Wawancara bersama HR pada tanggal 16 Maret 2020 71 Wawancara bersama SM pada tanggal 17 Maret 2020
58
bekerjasama dengan rekan di kantor untuk bisa
mendapatkan ide sebuah informasi yang akan kita gunakan
dalam kegiatan di perpustakaan.”72
“kalau saya memilih informasi yang jelas sumbernya dan
dalam menggabungkan informasi biasanya ada diskusi
dengan rekan kerja yang nantinya akan kita aplikasikan di
kegiatan.”73
“biasanya saya dan teman-teman bidang melakukan
diskusi nanti kita akan mengambil informasi yang kita
sepakati.”74
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa
kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam memilih dan menggabungkan informasi
dapat dikatakan baik, dengan hasil analisis pustakawan lebih
banyak melakukan diskusi bersama serta mengambil kesimpulan
akan informasi yang dibutuhkan bersadarkan kesepakatan
bersama. Tidak hanya diskusi mereka juga memilih informasi dari
sumber-sumber yang jelas dan mereka akan mendiskusikan
kembali informasi tersebut untuk mendapatkan sauatu
kesimpulan.
3) Kemampuan Mengevaluasi Keakuratan dan Hubungan
dari Informasi yang ditemukan
“jika ingin mengevaluasi keakuratan informasi seperti
pada diskusi internal, nantikan informasi ini akan
disampaikan kepada bidang-bidang yang ingin
menerapkan kegiatannyadan nanti di diskusi itu ada tanya
jawab termasuk keakuratan informasi dengan aspek yang
dilihat yaitu kepada siapa target yang akan kita berikan
informasi, contohnya kalau pada anak-anak haruslah
informasi yang dibutuhkan anak-anak. Untuk informasi
sumber-sumber yang lain berlaku hal yang sama juga kita
72 Wawancara bersama HF pada tanggal 17 Maret 2020 73 Wawancara bersama YA pada tanggal 17 Maret 2020 74 Wawancara bersama HR pada tanggal 17 Maret 2020
59
akan mengecek informasi itu dan kepada siapa informasi
itu akan kita sampaikan atau gunakan.”75
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“melihat orang yang membutuhkan informasi, kalau saya
sendiri cara mengevaluasi informasi yaitu dengan cara
sesuai atau tidak informasi itu dengan kebutuhan saya?
Kalau sesuai berarti informasi itu akurat.”76
“kalau saya melihat dari informasinya sesuai atau tidak
dengan kebutuhan kita sendiri dan juga kita lihat informasi
itu ditujukan kepada siapa, kalau kepada anak-anak
haruslah informasi untuk anak-anak.”77
“kalau saya dilihat dulu dari sumbernya atau tidak, jika
sumbernya jelas pasti akurat apalagi sekarang makin
marak informasi hoak yang beredar luas.”78
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa
kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam mengevaluasi kekauratan dan hungan dari
informasi dapat dikatakan baik, dengan hasil analisis pustakawan
lebih memilih informasi yang berasal dari sumber terpercaya dan
informasinya juga sesuai kebutuhan. Dalam mengevaluasi
keakuratan kegiatan ternyata pustakawan memilih informasi yang
terpercaya dan mengevaluasi kembali dalam bentuk diskusi
dengan semua anggota apakah informasi itu akurat orang yang
akan diberikan informasi tersebut.
b) Menyimpan dan Mengambil Informasi
1) Kemampuan Menentukan Informasi yang terbaik dan
berguna untuk digunakan
“kalau saya dengan mengecek kembali sumber
informasinya, kalau dari buku itu pastinya baik dan
75 Wawancara bersama SM pada tanggal 19 Maret 2020 76 Wawancara bersama HF pada tanggal 19 Maret 2020 77 Wawancara bersama YA pada tanggal 19 Maret 2020 78 Wawancara bersama HR pada tanggal 19 Maret 2020
60
berguna, jika dari internet biasanya saya ambil dari jurnal
kara lebih jelas dibandingkan dari blog-blog yang belum
ada hasil dari penelitian.”79
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan dari
pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“ kalau menurut saya informasi baik dan paling berguna ya
buku, apalagi bukunya di tulis oleh pengarang yang ahli
dan terkenal.”80
“menurut saya informasi yang baik itu bisa dari
kesimpulan atau kesepatan dari sebuah diskusi, dari buku,
jurnal bahkan artikel yang terpercaya.”81
“menurut saya menentukan informasi yang baik dan paling
berguna itu dengan mengambik hasil dari kesepakatan
bersama, dari buku dan internet, juga pada jurnal dan e-
book. Kalau di internet sekarang banyak berita hoak jadi
lebih memilih sumber terpercaya saja.”82
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam menentukan informasi yang baik dan
berguna untuk digunakan dapat dikatakan baik, dengan hasil
analisis yaitu dari sumber terpercaya dan jelas, seperti buku,
jurnal, artikel, dan dari hasil diskusi bersama untuk mendapatkan
hasilnya.
3. Kemampuan Menggunakan Informasi Pustakawan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
Pustakawan perlu memberi pemahaman tentang cara
mengkomunikasikan sertan menggunakan informasi sehingga tidak
salah pemahaman dalam mengkomunikasikannya kembali oleh
pengguna atau pada diri sendiri dan juga memnghindari kekeliruan
dalam berkomunikasi.
79 Wawancara bersama SM pada tanggal 20 Maret 2020 80 Wawancara bersama HF pada tanggal 20 Maret 2020 81 Wawancara bersama YA pada tanggal 20 Maret 2020 82 Wawancara bersama HR pada tanggal 20 Maret 2020
61
a) Menggunakan Informasi
1) Kemampuan Cara Mengkomunikasikan, Menyajikan dan
Menggunakan Informasi
“biasanya dalam mengkomunikasikan informasi itu secara
langsung seperti obrolan di dalam ruangan bersama rekan-
rekan kerja atau bisa dengan obrolan tak langsung
menggunakan whatsapp, dalam menyajikan informasinya
kita bentuk diskusi antar anggota dan itu akan kita
presentasikan oleh pustakawan pada bidang masing-
masing dan terakhir kita lihat dahulu informasi itu layak
atau tidak layak untuk diterapkan. Jika layak kan kita
terapkan di bidang yang bersangkutan.”83
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya mengkomunikasikannya dari mulut ke mulut,
dari telpon atau pun melalui via pesan baik sms/ chat dari
whatsaap, dan cara menggunakan informasi itu dengan
cara menerapkannya pada program kerja kami.”84
“kalau cara saya mengkomunikasikan informasi secara
langsung dan dari HP juga untuk menggunakan informasi
itu sendiri saya lihat dahulu informasinya layak atau tidak
untuk digunakan.”85
“kalau saya dalam mengkomunikasikan informasi secara
langsung, seperti ngobrol langsung sama teman-teman dan
menggunkan informasi akan kita terapkan di program
kerja pada masa jabatan yang sekarang.”86
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis
bahwa kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam mengaplikasikan informasi
dapat dikatakan baik, dengan analisis yaitu dengan cara
menerapkannya langsung pada bidang yang bersangkutan, namun
sebelum diterapkan pada bidang masing-masing informasi
83 Wawancara bersama SM pada tanggal 23 Maret 2020 84 Wawancara bersama HF pada tanggal 23 Maret 2020 85 Wawancara bersama YA pada tanggal 23 Maret 2020 86 Wawancara bersama HR pada tanggal 23 Maret 2020
62
tersebut harus sudah didiskusikan dan hasil dari kesepakatan
bersama.
2) Mengaplikasikan Informasi yang ditemukan
“dalam mengaplikasikan informasi biasanya kami
langsung menerapkannya dalam bidang masing-masing,
dan juga tentunya sebelum itu informasi sudah
didiskusikan dan hasil dari kesepakatan bersama.”87
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan
dari pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya mengaplikasikan informasi langsung
diterapkan di bidang saya.”88
“kalau saya mengaplikasikan informasi itu harus lah
terlebih daluhu kita pilih dan kita diskusikan lagi untuk
menentukan hasil akhirnya, kalau sudah dapat menentukan
hasil informasi apa yang akan kita gunakan hasil akhir tadi
akan kita sampaikan, maka langsung kita terapkan di
program kerja kita.”89
“kalau saya mengaplikasikan informasi langsung
dimasukkan pada program kerja dan akan kita aplikasikan
langsung di lapangan.”90
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis
bahwa kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau dalam m engaplikasikan informasi
dapat dikatakan baik, dengan hasil analisis yaitu dengan cara
menerapkan secara langsung pada bidang masing-masing, namun
sebelum menerapkan informasi tersebut informasi haruslah sudah
didiskusikan kembali untuk hasil dari kesepakatan bersama.
87 Wawancara bersama SM pada tanggal 26 Maret 2020 88 Wawancara bersama HF pada tanggal 26 Maret 2020 89 Wawancara bersama YA pada tanggal 26 Maret 2020 90 Wawancara bersama HR pada tanggal 26 Maret 2020
63
b) Mengkomunikasikan dan Menggunakan Informasi
1) Kemampuan Mengkomunikasikan dengan Pengetahuan
Intelektual
“kalau menurut saya ya harus berdasarkan pada
tempatnya. Contohnya ketika kita lagi diskusi dengan
rekan-rekan kerja di kantor haruslah dengan pengetahuan
intelektual yang saya miliki, dan ini berbeda ketika saya
menerapkan program kerja yang mana target informasinya
adalah anak-anak atau pun masyarakat umum lainnya.
Dengan kata lain penyampaian yang saya sampaikan itu
dengan cara yang lebih sederhana.”91
Ungkapan SM pun tidak jauh berbeda dengan ungkapan dari
pustakawan lainnya, berikut wawancaranya:
“kalau saya menyampaikan informasi itu dilihat pada
tempatnya ya, kalau seperti anak-anak haruslah bahasa
yang mudah dan sederhana mudah dipahami oleh mereka,
atau bisa pakai bahasa daerahnya agar mereka lebih
mengerti apa yang akan kita komunikasikan.”92
“menurut saya dengan cara yang mudah dimengerti.”93
“kalau saya ya lihat dari situasi, kalau menyampaikan
informasi kepada rekan kerja atau orang dewasa dan
lainnya tentu beda berbicara kepada anak-anak.”94
Berdasarkan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa
kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam mengkomunikasikan informasi dengan
pengetahuan intelektual yang dimiliki dapat dikatakan baik,
dengan hasil analisis yaitu berdasarkan dengan melihat kepada
siapa informasi itu disampaikan, jika informasi disampaikan
kepada anak-anak maka informasi disampaikan menggunakan
bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh mereka.
91 Wawancara bersama SM pada tanggal 28 Maret 2020 92 Wawancara bersama HF pada tanggal 28 Maret 2020 93 Wawancara bersama YA pada tanggal 28 Maret 2020 94 Wawancara bersama HR pada tanggal 28 Maret 2020
64
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perolehan analisis data dari hasil penelitian, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Kemampuan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam mengakses informasi berdasarkan IFLA dikatakan
Expert (ahli), karena dilihat dari kemampuan pustakawan dalam
mendefisikan apa itu informasi dan melakukan penelusuran informasi
melalui berbagai sumber, seperti orang yang paham atau ahli di bidangnya,
dari media cetak seperti: buku dan koran, karya ilmiah orang serta media
elektronik seperti televisi dan HP, begitu juga dengan sumber non tercetak
seperti jurnal dan artikel yang terpercaya.
2. Kemampuan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam mengevaluasi informasi berdasarkan IFLA dikatakan
Expert (ahli), karena dilihat dari kemampuan pustakawan dalam penilaian
informasi baik menganalisis, memeriksa dan menyaring informasi dan
menyimpan serta mengambil informasi yang diperoleh melalui sumber-
sumber informasi yang jelas,seperti buku, media internet yang mana juga
mereka lebih memilih jurnal daripada blog-blog yang belum jelas
kebenarannya yang tersedia di internet. Tidak hanya melihat pada
sumbernya ternyata pustakawan tersebut mengadakan diskusi guna untuk
mengevaluasi kegiatan yang akan mereka terapkan untuk dijalankan.
3. Kemampuan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Lubuklinggau dalam menggunakan informasi berdasarkan IFLA bisa
dikatakan Expert (ahli), dilihat dari kemampuan pustakawan dalam
menggunakan informasi dan mengkomunikasikannya secara langsung
berupa diskusi, menyampaikan langsung lewat pesan atau chat melalui
whatsapp. Dalam menyampaikan informasi pustakawan lebih
65
memperhatikan kepada siapa informasi itu akan disampaikan, seperti pada
anak-anak penyampaian informasinya lebih sederhana dan mudah
dimengerti.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat peneliti sampaikan
untuk pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
adalah sebagai berikut:
1. Dalam mengakses informasi sangat disarankan agar pustakawan tetap
mempertahankan cara mereka mengakses informasi dengan
menggunakan media yang ada, namun disini penulis menyarankan
agar menambah media pencarian dengan memanfaatkan media yang
lainnya.
2. Dalam mengevaluasi informasi sangat disarankan agar pustakawan
lebih teliti lagi dalam pengambilan informasi melalui media internet,
karena banyak nya informasi yang mengandung unsur hoak dan sara
maka dari itu penulis menyarankan pustakawan harus mengambil dari
sumber-sumber yang jelas dan terpercaya.
3. Dalam mengkomunikasikan informasi sangat disarankan agar
pustakawan selalu mempertahankan cara mereka
mengkomunikasikannya dengan melihat kepada siapa informasi itu
disampaikan agar tidak terjadi kesalahan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
ACRL (Association of Collage & Research Libraries). Information Literacy
Competency Standards for High Education. 2000.
.http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standardsguidelines.cfc.
(diakses pada 18 April 2020, pukul 19.23)
Admiko Suharto. (2004). Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka Dalam
Mengakses Informasi: Studi Kasus di Direktorat Perpustakaan Universitas
Islam Indonesia.UNILib : JurnalPerpustakaan. Vol. 5. No. 1.
ALA Definition of Information Literacy. (2016).
http://www.ala.org/acrl/standards/ilframework (diakses pada 16 Februaru,
pukul 16.05).
Apriadi Tamburaka. (2013). Literasi Media: cerdas bermedia khalayak media
masa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
CILIP Definition of Information Literacy. (2018). https://infolit.org.uk/new-il-
definition/ diakses pada 16 Februari 2020, pukul 15.34.
Dinda Ayu. S, dkk. (2017). Implementasi Literasi Informasi Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Pemustaka di Perpustakaan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan. JurnalIlmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan.
Vol.19. No.
Franindya. (2018). Pola Literasi Informasi dan Media Sebagai Penelusur
Informasi. Iqra’: JurnalPerpustakaan dan Informasi. Vol.12. No. 02.
Jesus Lau. (2006). “Guedilines on Information Literacy for Lifelong Learning”.
Maxsico.
Lebih Lanjut Tentang Literasi Informasi. https://www.isipii.org/kolom-
pakar/lebih-lanjut-tentang-literasi-informasi diakses pada 20 Agustus 2020,
pukul 11.40
Lexi J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Listika Fadhilatu R.N. Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Univeristas Sumatra Utara.
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2015 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. (2015). Jakarta: Perpustakaan Nasional
Putera Mustika. (2017). Profesionalisme Pustakawan. Pustakawan Program
Pascasarjana Fakultas Hukum UII: Buletin Perpustakaan No. 57.
http://journal.uii.ac.id/BuletinPerpustakaan/article/download/9097/7585#:~:t
ext=Ciriciri%20profesionalisme%20seorang%20pustakawan,%2C%20(4)%
20memiliki%20kemampuan%20untuk diakses pada 26 oktober 2020 pukul
10.20
Putri Nur Astiwi. (2011). Peningkatan Kemampuan Informastion Literate sebagai
Basis PengembanganMenyeluruh Perpustakaan Masa Depan dalam
Globalisasi Informasi: KebutuhanInformasi dalam Menentukan Arah
Pengembangan. Visi Pustaka: Majalah. Vol.13. No.3.
R.N. Mishra, dkk. (2010). Relevance of Information Literacy in Digital
Environment. CIS Jurnal: Journal of Emerging Trends in Computing and
Information Sciences. Vol.1. No. 01.
Rhoni Rodin. (2018) Kinerja Pustakawan Perguruan Tinggi Islam di Provinsi
Bengkulu. Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan. Vol. 6. No. 2.
Silvana Tine, dkk. (2017). Studi Tentang Kemampuan Literasi Informasi di
Kalangan SiswaMenengah Pertama. Vol. 1. No. 1. Journal of Library and
Information Science.
Simarmata J. (2020). Pendidikan Era Revolusi 4.0: Tuntutan, kompetensi &
tantangan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
----- 2016. Metode Penelitian Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
Sulistyo Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penulisan: Suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Sukaesih, dkk. (2013). Literasi Informasi Pustakawan: Studi kasus di Universitas
Padjajaran. JurnalKajian Informasi dan Perpustakaan. Vol.1. no. 1.
Taslimah Yusuf. (1996). Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. (2018). Pedoman Penulisan Proposal dan
Skripsi. FakultasAdab dan Humaniora UIN STS Jambi. Jambi: UIN STS
Jambi.
Tri Septiyantono. (2014). Konsep Dasar Literasi Informasi. Jakarta: Universitas
Terbuka
Umi Proboyekti. (2015). Program Literasi Informasi Perguruan Tinggi.
Dipresentasikan pada WorkshopPengembangan Program Literasi Informasi
bagi Mahasiswa Perpustakaan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. diakses
tanggal 26 April 2019. Pukul 15.10.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
(2015). Jakarta: Perpustakaan Nasional
http://www.bpkp.go.id/public/upload/uu/2/36/43-07.pdf diakses pada 15
Mei 2020, pukul 13.16
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. (2015). Jakarta: Perpustakaan Nasional
https://www.perpusnas.go.id/lawdetail.php?lang=id&id=170921121925Mm
JAa0Tqk3 diakses pada 17 Mei 2020, pukul 19.09.
Yudistira. (2017). Literasi Informasi Pustakawan di Perpustakaan Fakultas
Teknik UGM MenggunakanPengembangan Model The Big6. Berkala Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. Vol. 13. No.1.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jln. Lintas Jambi-Muara Bulian KM 16 Simpang Sungai Duren Kab.
Muara Jambi (36363). Telp/Fax: (0741) 583183- 584118. Website:
www.fahuinjambi.ac.id
Lampiran I
Nama : Tria Nikmah Apriana
NIM : IPT.160927
Fakultas/ Prodi : Adab dan Humaniora/ Ilmu Perpustakaan
Semester : IX (Sembilan)
Judul : “LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI DINAS
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA
LUBUKLINGGAU”.
A. Observasi
Mengamati secara langsung aktifitas pustakawan di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Lubuklinggau.
B. Wawancara
No. Komponen Sub Komponen Indikator
1. Akses Mendefinisikan informasi,
menegenali/menemukan
informasi dan melakukan
pencarian informasi
a. Menurut anda apa itu
infromasi?
b. Bagaimana cara anda
menemukan atau
mengenali informasi?
c. Bagaimana cara anda
melakukan pencarian
informasi?
Penelusuran informasi atau
menemukan dan evaluasi
kualitas informasi
a. Bagaimana cara anda
mengembangkan strategi
pencarian informasi?
b. Bagaimana cara anda
mengakses sumber-
sumber informasi yang
terpilih?
c. Bagaimana cara anda
memilih dan
menggunakan informasi
yang dibutuhkan?
2. Evaluasi Penilaian informasi a. Bagaimana cara anda
menganalisis, memeriksa,
dan menyaring
informasi?
b. Bagaimana cara anda
memilih dan
menggabungkan
informasi?
c. Bagaimana cara anda
mengevaluasi keakuratan
dan hubungan dari
informasi yang
ditemukan?
Menyimpan dan
mengambil informasi
b. Bagaimana cara anda
menentukan informasi
yang terbaik dan berguna
untuk digunakan?
3. Penggunaan Penggunaan informasi atau
penggunaan informasi
a. Apakah anda menemukan
cara untuk
C. Dokumentasi
1. Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
3. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
4. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
KotaLubuklinggau
5. Jenis-Jenis layanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau
secara efektif dan etis mengkomunikasikan,
menyajikan dan
menggunakan informasi?
b. Bagaimana cara anda
Mengaplikasikan
informasi yang
ditemukan?
mengkomukasikan dan
menggunakan informasi
a. Apakah anda
mengkomunikasikan
informasi pembelajaran
dengan pengetahuan
intelektual yang dimiliki?
Lampiran
DAFTAR NAMA INFORMAN
No. Nama Jabatan
1. Sri Mulyati, A.Md Pengatur TK/II d
2. Henka Febrian, A.Md Pengatur TK/II d
3. Herlina, A.Md Pengatur TK/II d
4. Yetti Apriani, A.Md Pengatur TK/II d
LAMPIRAN
( wawancara bersama Ibu Sri Mulayi bidang pengembangan perpustakaan)
(wawancara bersama Bpk. Henka Febrian bidang pengolahan dan layanan
Ruang Sirkulasi
Ruang Baca
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Tria Nikmah Apriana
NIM : IPT.160927
Tempat Tanggal Lahir : Lubuklinggau, 01 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Alamat : Jl. Nangka Lintas RT. 02 No. 006 Kel. Megang,
Kec. Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau,
Provinsi Sumatra Selatan.
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor Handphone : 0821 7979 8863
Email : [email protected]
Pendidikan :
1. SD Negeri 36 Kota Lubuklinggau 2003-2009
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) Lubuklinggau 2010-2012
3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Lubuklinggau 2013-2015
4. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Ilmu
Perpustakaan) 2016-2021