limbah cair rumah sakit

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial.Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003). Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang dibuang ke lingkungan demi pelestarian lingkungan hidup. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari limbah rumah sakit? 1

description

biologi

Transcript of limbah cair rumah sakit

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangRumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial.Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003). Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang dibuang ke lingkungan demi pelestarian lingkungan hidup. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari limbah rumah sakit?2. Darimana sumber limbah cair rumah sakit tersebut?3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menangani limbah cair rumah sakit?4. Bagaimana dampak limbah rumah sakit terhadap lingkungan?5. Bagaimana pengolahan limbah cair rumah sakit?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dari limbah rumah sakit.2. Untuk mengetahui sumber limbah cair rumah sakit tersebut.3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menangani limbah cair rumah sakit.4. Untuk mengetahui dampak limbah rumah sakit terhadap lingkungan.5. Untuk mengetahui pengolahan limbah cair rumah sakit.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Rumah SakitLimbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika limbah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi produk yang sejenis atau jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai tambah (added value) yang sangat menguntungkan. Dari semua kegiatan-kegiatanrumah sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi keseshatan (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004).Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah. dan lainnya, air limbah laboratorium, dan lain-lain (Said, 2003).

2.2 Sumber Limbah Cair Rumah SakitRumah sakit merupakan jenis kegiatan di bidang pelayanan kesehatan melakukan proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya serta dalam menyelenggarakan upaya tersebut dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan. Pengaruh terhadap lingkungan dalam hal pengeluaran yang berupa limbah padat dan cair yang merupakan sisa proses produksi yang keberadaannya perlu dikelola (Ratna Dewi Ayuningtyas, 2009). Menurut jenisnya limbah cair dapat dibagi menjadi tiga golongan. Adapun sumber limbah dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sumber Limbah menurut JenisnyaGolonganContoh

Golongan ekskresi manusiaDahak, air seni, tinja, darah

Golongan tindakan pelayananSisa kumur, limbah cair pembersih alat medis

Golongan penunjang pelayananLimbah cair dari instalasi gizi, limbah cair dari kendaraan, limbah cair dari laundry

Sumber : Sakti A. Siregar, 2005

2.3 Sifat Dan Karakteristik Limbah CairSifat dan karakteristik limbah cair pada intinya dapat dikelompokkanmenjadi tiga bagian yaitu:1) Sifat FisikPenentuan derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah dilihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika, kejernihan, bau, warna dan temperatur. Air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat, akan tetapi secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti pada Gambar 3.

Gambar 2.1. Skema kandungan zat-zat dalam air limbah

Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa air buangan limbah terdiri dari 99,9 % air dan sisanya 0,1 % adalah bahan padat organik dan anorganik yang tersuspensi dalam air limbah. Ciri-ciri fisik limbah cair rumah sakit yang paling utama adalah kandungan bahan padat, warna, bau, suhu dan kekeruhan.a) Kandungan bahan padat yang terendapkan adalah bahan padat yang dapat diambil dengan cara pengendapan, yaitu penempatan bahan padat dari limbah dalam gelas volume 1 liter.b) Warna limbah cair adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Warna Limbah Cair Kaitannya dengan KegiatanWarna Limbah CairProses yang Terjadi

Coklat mudaUmur kurang dari 6 jam

Abu-abu/ setengah tuaProses pembusukan, telah ada dalam bak pengumpul untuk beberapa lama

Abu-abu tua/ hitamMengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerob

HitamPembentukan berbagai sulfida terutama ferrous sulfida

Merah muda/ merah tuaBercampur dengan fraksi darah, cairan haemorogis.Buangan dari ruang haemodialisa dan ruang operasi

c) Aspek bau sering menimbulkan masalah karena adanya peguraian secarabiologis pada kondisi anaerob. Senyawa yang berbau antara lain hidrogen sulfida, metan, amoniak, buangan dari ruang haemodialisa potensial mengandung senyawa ureum, creatinin, yang merupakan bagian dari amoniak.

d) SuhuSuhu air limbah sangat penting, karena kebanyakan instalasi pengolahan air limbah meliputi proses biologis yang tergantung pada suhu. Suhu air limbah sangat bervariasi tergantung dari sumbernya, kadang-kadang musim dapat mempengaruhi.

2) Sifat KimiaSifat kimia dari air limbah dapat diketahui dengan adanya zat kimia dalam air buangan. Termasuk ciri kimia ini adalah BOD, COD, alkalinitas, keasaman/kebasaan, nitrit, nitrat, amoniak, fosfor, klorida, sulfat, logam berat dan berbagai gas. Adanya nitrogen dan fosfor sangat penting untuk memicu terjadinya pertumbuhan gulma air. Selain itu Kandungan lemak dan minyak yang terkandung dalam limbah bersumber dari instalasi yang mengolah bahan baku mengandung minyak. Lemak dan minyak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan bakteri. Limbah ini membuat lapisan pada permukaan air sehingga membentuk selaput.

3) Sifat BakteriologisMengingat rumah sakit merupakan tempat hunian untuk orang yang sedang sakit maka sangat potensial sekali mengandung mikrobiologis pathogen. Sifat bakteriologis air buangan perlu diketahui untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang ke badan air.

2.4 Dampak Negatif Limbah Cair Terhadap Lingkungan1) Gangguan terhadap kesehatan masyarakatAdanya mikroba pathogen maupun bahan kimia/beracun dalam air limbah cair di rumah sakit yang masuk kedalam air tanah dan air permukaaan kemungkinan dapat menyebabkan penyakit terhadap manusia yang menggunakan air tesebut.

2) Gangguan terhadap kehidupan biotikGangguan ini dapat bersifat toksis yang dapat menyebabkan kepunahan dan atau penurunan keanekaragaman jenis. Adanya polutan yang berlebihan fisik air permukaan/air proses self purification karena kadar DO berkurang. Terhadap air tanah, mikroba pathogen dapat menginfiltrasi ke tanah sampai jarak 10-15 meter searah dengan aliran air tanah. Sedang adanya bahan kimia beracun dan berbahaya dapat menginfiltrasi ke tanah mencapai jarak 95 meter.

3) Gangguan terhadap estetikaMenimbulkan bau yang tidak sedap dan warna yang kotor serta terkesan kumuh. Hal ini terjadi karena adanya campuran limbah dari beberapa ruang instalasi.

2.5 Pengolahan Limbah Cair Rumah SakitSecara umum Pengolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia dan biologi atau gabungan dari ketiga system pengolahan tersebut. Pengolahan limbah secara biologis dapat digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan pegolahan limbah dengan cara anaerob. Sedangkan bila dilihat dari tingkatan perlakuan pengolahan maka sistem perlakuan limbah diklasifikasikan menjadi: pretreatment, primary treatment system, secondary treatment system dan tertiary treatment system (Perdana Ginting, 2007 : 63).

1) Proses Pengolahan Fisikaa) ScreeningScreening merupakan tahap awal pada proses pengolahan air limbah. Proses ini bertujuan untuk memisahkan potongan-potongan kayu, plastik, dan sebagainya. Screen terdiri atas batangan-batangan besi yang berbentuk lurus atau melengkung dan dipasang dengan tingkat kemirigan 750-900 terhadap horisontal.

b) Grit ChamberBertujuan untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan partikel-partikel lain yang dapat mengendap di dalam saluran dan pipa-pipa serta untuk melindungi pompa-pompa dan peralatan lain dari penyumbatan.

c) EqualisasiEqualisasi laju alir digunakan untuk menangani variasi laju alir danmemperbaiki proses berikutnya. Di samping itu, equalisasi juga bermanfaat untuk mengurangi ukuran dan biaya proses berikutnya. Adapun keuntungan yang diperoleh dari peggunaan equalisasi sebagai berikut:1. Pada pegolahan biologi, perubahan beban secara mendadak dapat dihindari dan pH dapat diatur supaya konstan.2. Pengaturan bahan-bahan kimia lebih dapat terkontrol.3. Pencucian filter lebih dapat teratur.4. Performance filter dapat diperbaiki.Lokasi equalisasi harus dipertimbangkan pada saat pembuatan diagram alir pengolahan limbah. Lokasi equalisasi yang optimal dan sangat bervariasi menurut tipe pengolahan limbah yang dilakukan, karakteristik sistem pegumpulan, dan jenis air limbah.Pada beberapa kasus, equalisasi dapat ditempatkan setelah pengolahan primer dan sebelum pengolahan biologis. Equalisasi yang diletakkkan setelah pengolahan primer biasanya disebabkan oleh masalah-masalah ynag ditimbulkan oleh lumpur dan buih. Dalam pelaksanaan equalisasi dibutuhkan pengadukan untuk mencegah pegendapan dan aerasi untuk menghilangkan bau. Equalisasi biasanya dilaksanakan bersamaan dengan netralisasi.

d). SedimentasiSedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkangaya gravitasi. Proses ini bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses penanganan lumpur. Dalam proses sedimentasi hanya partikel-partikel yang lebih berat dari air yang dapat terpisah misalnhya, kerikil dan pasir.Bagian terpenting dalam perencanaan unit sedimentasi adalah mengetahui kecepatan pengendapan dari partikel-partikel yang akan dipindahkan. Kecepatan pegendapan ditentukan oleh ukuran, densitas larutan, viskositas cairan, dan temperatur.

e) FloatasiFloatasi atau pengapungan digunakan untuk memisahkan padatan dari air. Unit floatasi digunakan jika densitas partikel lebih kecil dibandingkan dengan densitas air sehingga cenderung megapung. Floatasi antara lain digunakan dalam proses pemisahan lemak dan minyak serta pengentalan lumpur.

2) Proses Pengolahan Kimiaa) NetralisasiNetralisasi adalah reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. Dalam pengolahan air limbah pH diatur antara 6,0-9,5. Di luar kisaran pH tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air termasuk bakteri. Jenis bahan kimia yang dapat ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta kondisi lingkungan setempat. Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat dilakukan dengan penambahan NaOH (natrium hidroksida); sedangkan netralisasi air limbah yang bersifat basa dapat dilakukan dengan penambahan H2SO4 (asam sulfat).

b) Koagulasi dan flokulasiProses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring atau diapungkan. Berikut gambaran mengenai ukuran benda-benda dan waktu yang diperlukan untuk pengendapan dengan jarak satu meter yang dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3. Waktu yang Diperlukan oleh Partikel untuk Mengendap denganJarak Satu Meter

Diameter Partikel (mm)MaterialWaktu Pengendapan per 1 m

1010,10,010,0010,00010,00001KerikilPasirPasir halusTanah liatBakteriPartikel koloidPartikel koloid1 detik10 detik2 menit2 jam8 hari2 tahun20 tahun

Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa partikel koloid sangat sulit mengendap dan merupakan bagian yang besar dalam polutan, serta menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya koloid harus diubah menjadi partikel yang berukuran lebih besar melalui proses koagulasi dan flokulasi.

3) Proses Pengolahan BiologiSecara umum proses pegolahan biologi menjadikan pengolahan air limbah secara modern lebih terstruktur, tergantung pada syarat-syarat air yang harus dijaga atau jenis air limbah yang harus dikelola. Pengolahan air limbah secara biologi bertujuan untuk membersihka zat-zat organik atau mengubah bentuk zat-zat organik menjadi bentuk-bentuk yang kurang berbahaya. Proses pengolahan secara biologi juga bertujuan untuk meggunakan kembali zat-zat organik yang terdapat dalam air limbah.Berikut ini adalah skema alur pengolahan limbah cair sebagai gambaran pengolahan limbah cair Rumah Sakit :

Ruang DapurPenyaring LemakRuang LaundryArea RS/Medis/umumBak Pengumpul1Bak Pengumpul2ScreeningFlotasiSedimentasiPengolahan BiologisDesinfeksi & Kontak DesinfeksiSecondary ClarifierBak Pengering LumpurBak Uji Hayati

Gambar 2.2. Alur Proses Limbah CairAdapun unit bangunan yang diperlukan dalam Instalasi pengolahan air limbah RumahSakit berdasarkan alur pengolahan limbah diatas adalah sebagai berikut :1) Bak Penangkap LemakBak Penangkap Lemak berfungsi untuk menangkap lemak/minyak yang tercampur dengan air limbah dari instalasi gizi.Pada bak penangkap lemak, limbah cair yang dapat ditampung hanyaberasal dari instalasi gizi, yaitu bagian dapur/pengadaan makanan dan minuman. Mengapa limbah dari instalasi lain tidak dapat ditampung, karena limbah lain mengandung jenis bahan yang berbeda, sehigga lemak akan terikat dengan jenis bahan tersebut dan sulit untuk ditangkap dengan proses pegolahan secara fisik melalui bak penyaring.Kriteria bangunan:a. Rangkaian bak 3 buahb. Inlet dari bawahc. Bak terbuat dari bahan korosif, tahan panas dan kedap aird. Ukuran bak (m) 3x 1,5x 1,5

2) Bak Penampung Air Limbah (Pengumpul 1)Bak Penampung Air Limbah (Pengumpul 1) berfungsi untuk menampung seme ntara air limbah yang masuk dari seluruh sumber airlimbah di rumah sakit kecuali dari instalasi gizi dan laundry.Kriteria bangunan:a. Volume bak : 36 m3b. Bak terbuat dari bahan tanah korosif, tahan panas dan kedap airc. Ukuran bak (m) : 4 x 3 x 3d. Dilengkapi 2 buah lubang kontrol dengan tutup3) Bak Penampung Air Limbah (Pengumpul 2)Bak Penampung Air Limbah (Pengumpul 2) berfungsi untuk menampung sementara air limbah yang masuk dari seluruh sumber air limbah di rumah sakit kecuali dari instalasi gizi dan laundry.Pada bak pengumpul 1 dan 2, khusus menampung air limbah dari seluruhsumber kecuali dari instalasi gizi dan laundry. Karena pada bak ini akan terjadi proses sedimentasi awal dan penggumpalan pertikel ukuran kecil menjadi partikel berukuran besar yang kemudian masuk ke bak penyaring. Limbah yang berasal dari instalasi gizi dan laundry tidak padat ditampung, Karena pada bak penampung 1 dan 2 tidak terjadi proses pengolahan secara fisik untuk menyaring lemak, dan dapat menyababkan timbulnya buih dari bahan sabun sehingga pada saat proses pengolahan sampai pada bak FBK 10 dan 20, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorgaisme aerob yang menempel pada menara plastik.Kriteria bak:a. Bak terbuat dari bahan tahan korosif, tahan panas dan kedap airb. Ukuran bak (m) 4x 4 3,5c. Bak dibuat berkelok dan miring ke salah satu sisi (untuk memperlambat aliran sehingga terjadi sedimentasi dan floatasi)d. Dilengkapi 2 buah lubang control dengan tutup

4) Bak Penyaring (Screening)Bak Penyaring (Screening) berfungsi menyarig benda atau sampah yang ikut terbawa air limbah agar benda tersebut tidak mengganggu proses pengolahan.Kriteria bangunan:a. Ukuran bak 1x 1x 1 (m)b. Volume terisiair 88 x 88 x 80 cm = 619520 cm3 = 62 literc. Bak kedap air, tahan panas dan tahan korosifd. Ukuran saringan 90 x 90 (cm)e. Bahan besi dan dilegkpai tutup bak

5) Bak FloatasiBak Floatasi berfungsi untuk pengapungan bahan-bahan padaatn yang terapung (scum).Kriteria bangunan:a. Bak kedap air, tahan korosif dan tahan panasb. Ukuran bak (m) 1,25 x 5 x 3,75c. Volume terisi air 1,25 x 5 x 3,1 = 19,375 m3d. Dilengkapi lubang control dengan tutup

6) Bak SedimentasiBak Sedimentas iberfungsi untuk mengendapkan padatan/flok-flok yang terjadi dalam air limbah karena gaya gravitasi.Kriteria bangunan:a. Bak kedap air, tahan korosif dan tahan panasb. Ukuran bak (m) 1,25 x 5 x 3,75c. Volume terisi air 1,25 x 5 x 3,1 = 19,375 m3d. Dilegkapi lubang kontrol dengan tutup

7) Bak EqualisasiBak Equalisasi berfungsi untuk melunakkan atau mencampur aduk air limbah dengan maksud untuk menyeragamkan kualitas limbah.Kriteria bangunan:a. Bak tahan korosif, kedap air dan tahan panasb. Ukuran bak (m) 6 x 5x 3,75c. Volume teisi air 6 x 5 x 3,1 = 93 m3d. Debit yang keluar untuk proses earasi dipompa (bisa datur), sesuaikan dengan kapasitas pengolahan biodetok dengan kran.

8) Bak Biodetok FBK 10 dan 20FBK adalah fixed bed kaskade, yaitu suatu wadah yang berisi kumpulan menara plastik yang membentuk alas tetap sebagai tempat hidup atau menempelnya mikroorganisme aerob.Berfungsi untuk menguraikan bahan polutan dalam air limbah secara aerob. Osigen disuplai dalam bentuk udara terkompresi dengan kompresor untuk keperluan mikroorganisme. Kriteria bangunan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.4. Bangunan FBK 10 dan 20BangunanFBK 10FBK 20

volume (m3)11,522,5

panjang (m)3,93,9

Lebar (m)1,452,65

Tinggi (m)2,82,8

Bobot mati (T)1,33,0

Kapasitas pengolahan optimal (m3/24 jam)108216

9) Bak Desinfeksi (Kaporit)Bak Desinfeksi (Kaporit) berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan zat desinfeksi (kaporit).Kriteria bangunan:a. Bak tahan panas, kedap air dan tahan korosifb. Ukuran bak 0,7 x 1,15 x 0,9 mc. Volume terisi air 0,423 m3d. Dilengkapi penguras

10) Bak Kontak DesinfeksiBak Kontak Desinfeksi berfungsi untuk mencampur kesempatan untuk kontak antara air limbah dan bahan desinfektan agar tercapai 3 waktu yang efektif untuk mengurangi mikrobiologi pathogen.Kriteria bangunan:a. Bak tahan panas, kedap air dan tahan korosifb. Ukuran bak (m) 4 x 5,8 x 0,8c. Bak dibuat berkelok dan diharapkan waktu kontak minimal 30 menit.d. Dilengkapi bak debit

11) Bak Uji HayatiBak Uji Hayati merupakan kolam uji biologi dan dapat dipelihara ikan dan tanaman air sebagai indikator. Jikalau ikan dan tanaman air hidup maka air limbah telah memenuhi baku mutu.

12) Bak Pengering LumpurBak Pengering Lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang berasal dari bak sedimentasi II (Secondary Clarifier) dan biodetok.Kriteria bangunan :a. Bak tahan panas, tahan korosif dan kedap air.b. Ukuran bak (cm) 218 x 218 x 150

2.6 Air Limbah Hasil OlahanAir limbah Rumah Sakit yang telah diolah harus memenuhi baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : KEP-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Adapun Baku Mutu Limbah Cair yang dimaksud berdasarkan peraturan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5. Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit KEP-58/MENLH/12/1995 LAMPIRAN-APARAMETERKADAR MAKSIMUM (mg/l)

BOD575

COD100

TSS100

pH6 - 9

Tabel 2.6. Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit KEP-58/MENLH/12/1995 LAMPIRAN-BPARAMETERKADAR MAKSIMUM (mg/l)

FISIKA

Suhu30oC

KIMIA

pH6 9

BOD530 mg/l

COD80 mg/l

TSS30 mg/l

NH, Bebas0,1 mg/l

PO2 mg/l

MIKROBIOLOGIK

MPN-Kuman Golongan Koli/100mL10.00

RADIOAKTIVITAS

32P7 x 103 Bq/l

35S2 x 103 Bq/l

45Ca3 x 103 Bq/l

53Cr7 x 103 Bq/l

47Ga1 x 103 Bq/l

45Sr4 x 103 Bq/l

90Mo7 x 103 Bq/l

113Sn3 x 103 Bq/l

123I1 x 103 Bq/l

131I7 x 103 Bq/l

192Ir1 x 103 Bq/l

201TI1 x 103 Bq/l

Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan Permenkes RI No. 1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : KEP-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

2.7 Pengelolaan Limbah dengan metode ozonisasiYangsangat menarik dari permasalahan iniadalah ditemukannyateknologi pengolahan limbah dengan metode ozonisasi. Salah satu metode sterilisasi limbah cair rumah sakityang direkomendasikanUnitedStates EnvironmentalProtection Agency(USEPA) padatahun 1999. Teknologi inisebenarnyadapat jugaditerapkan untuk mengelola limbah pabrik tekstil, cat, kulit, dan lain-lain.a.OzonisasiProses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yanglalu. Proses ozonisasi atau proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan Nies dari Prancis sebagai metode sterilisasi pada air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang sangat pesat. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.Metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, pencucianperalatankedokteran, hinggasterilisasi udarapadaruangan kerjadi perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memilikisifat radikal (mudah bereaksi dengansenyawadisekitarnya) sertamemiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge.Melaluiproses oksidasinyapulaozon mampu membunuh berbagai macam mikroorganismaseperti bakteriEscherichia coli, Salmonella enteriditis,Hepatitis A Virus sertaberbagai mikroorganisma patogen lainnya21. Melalui proses oksidasi langsungozon akan merusak dindingbagian luarsel mikroorganisma(celllysis) sekaligus membunuhnya. Jugamelaluiprosesoksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2) dan hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasainiozon mulai banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.b.Ozonisasi Limbah cair rumah sakitLimbah cair yangberasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ketangki reaktor untuk dicampurkan dengan gasozon. Gas ozon yangmasuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri pathogen pada limbah cairLimbah cairyang sudah teroksidasi kemudiandialirkan ketangki koagulasi untuk dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini, polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisahasilproses oksidasi dalam tangki reaktor dapat diendapkan.Selanjutnyadilakukan proses penyaringan padatangki filtrasi. Padatangki ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, danpadasaatinikarbon aktif harusdigantidengan karbon aktifbaruatau didaurulangdengan caradicuci. Air yangkeluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke sungai.Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V) dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi berbagaisenyawaorganik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikalakan berubah menjadi hydroquinone,resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi asam oxalicdan asam formic,senyawaorganik asam yanglebih kecil yang mudah teroksidasi dengan kandungan oksigen yangdi sekitarnya. Sebagai hasilakhir dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air.Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat dipergunakandalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, danmenghilangkan warnapadalimbah cair.Dengan demikianakandapat mengoksidasi senyawaorganik sertamembunuh bakteri patogen, yangbanyak terkandung dalam limbah cair rumah sakit.Pada saringan karbon aktif akan terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akandiserap oleh permukaan karbon aktif. Apabilaseluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, proses penyerapan akan berhenti. Maka, karbon aktif harus diganti baru atau didaur ulang dengan cara dicuci.Dalam aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu ultraviolet atau hidrogen peroksida.Dengan melakukankombinasi iniakan didapatkan dengan mudah hidroksilradikaldalam air yangsangat dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa organik. Teknologi oksidasi ini tidak hanya dapat menguraikan senyawa kimia beracun yang berada dalam air, tapi juga sekaligus menghilangkannya sehingga limbah padat (sludge)dapat diminimalisasi hinggamendekati100%. Dengan pemanfaatan sistem ozonisasi ini dapat pihak rumah sakit tidak hanya dapat mengolah limbahnya tapi jugaakan dapat menggunakan kembali air limbah yangtelah terproses(daur ulang).Teknologi ini, selain efisiensi waktu juga cukupekonomis, karenatidakmemerlukan tempat instalasi yang luas.Kegiatan rumah sakityangsangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagimasyarakatsekitarnya,tetapi jugamungkin dampak negatif. Dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Pengelolaan limbah rumah sakityang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien kepekerja, dari pasien ke pasien dari pekerja ke pasien maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh sebabitu untukmenjamin keselamatan dan kesehatan tenagakerja maupun oranglain yangberadadi lingkunganrumah sakitdansekitarnya, perlu penerapan kebijakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatankerja, dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoringlimbah rumah sakitsebagai salah satu indikator pentingyangperlu diperhatikan. BAB IIIPENUTUP3.1 Keseimpulan1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi keseshatan.2. Limbah cair rumah sakit dapat bersumber dari golongan ekskresi manusia seperti dahak, air seni, tinja, dahak. Dapat juga bersumber dari Golongan tindakan pelayanan seperti Sisa kumur, limbah cair pembersih alat medis dan juga bersumber dari golongan Golongan penunjang pelayanan seperti limbah cair dari instalasi gizi, limbah cair dari kendaraan, limbah cair dari laundry3. Upaya yang dilakukan untuk menangani limbah cair rumah sakit adalah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia dan biologi atau gabungan dari ketiga system pengolahan tersebut.4. Adapun dampak limbah cair rumah sakit terhadap lingkungan yaitu gangguan terhadap kesehatan masyarakat, gangguan terhadap kehidupan biotic dan gangguan terhadap estetika.5. Pengolahan limbah secara biologis dapat digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan pegolahan limbah dengan cara anaerob. Sedangkan bila dilihat dari tingkatan perlakuan pengolahan maka sistem perlakuan limbah diklasifikasikan menjadi: pretreatment, primary treatment system, secondary treatment system dan tertiary treatment system

3.2 Kritik dan SaranDengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami upaya pengelolaan limbah cair rumah sakit serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, M., 2008.Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.http://zenitapex.blogspot.com/2013/04/makalah-penanganan-limbah-di-rumah.html

1