LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015 BAPRA WIGNYA DVD & HOME ...

11
LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015 BAPRA WIGNYA DVD & HOME THEATER RENT BERNUANSA RESORT DI SURABAYA Archi Ayu Larasati, Vippy Dharmawan, Gunawan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No.59, Surabaya, Surabaya [email protected] ABSTRACT There are many people who like to watch movies in Cinema 21 or many other places. However, those cinemas are just presenting new films released. This paper describes the architecture design of a project proposal DVD rental place and a mini movie theater in the corridor area Merr Surabaya. This project is expected to give the feel and the new style of enjoying the film. The main problems that exist in this project was to create a modern atmosphere, comfortable, natural and still do not leave the traditional accents in Surabaya. This design will implement and take the perspective of many groups that can form a new hope for marketing and revive the film industry in Indonesia. Thus, the design will use the natural feel of the resort, modern and traditional. So, it can create a form of design that can provide comfort visitors. Keywords: Surabaya, Rental, Film, Cinema, Resort 1. Pendahuluan Surabaya sebagai Ibu kota dari Provinsi Jawa Timur dan menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta, maka kota ini pun menjadi rujukan dan pusat perkembangan dunia bisnis dan pendidikan. Banyak penduduk dari luar kota, luar Provinsi maupun luar pulau banyak memilih untuk menetap di kota pahlawan ini demi memperoleh pundi- pundi uang maupun pedidikan yang layak terutama perguruan tingginya. Deretan gedung-gedung tinggi banyak terlihat di segala perspektif kota, juga beberapa perguruan tinggi negeri banyak diminati masyarakat daerah untuk bisa memperoleh pendidikan layak. Kemacetan mulai mewabah saat ini di Surabaya, seolah menujukkan bahwa kota ini tak lagi menjadi kota bagi penduduk asli Surabaya. Seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduknya, maka tidak mungkin masyarakatnya tidak mempunyai gaya hidup yang berbeda dari kota kecil. Karena pendapatan lebih tinggi dari kota kecil, masyarakat kota besar memiliki gaya hidup yang sangat tinggi (glamour). Tingkat gaya 44 hidup yang semakin tinggi turut serta mempengaruhi pola kehidupan. Kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer, bisa dilihat pada fenomena bahwa hamper semua orang di perkotaan mempunyai handphone bahkan banyak yang telah menggunakan smartphone. Faktor-faktor lain seperti mall, taman, restauran, butik, bioskop dan lain sebagainya turut menjadi list wajiib untuk menghibur diri dari kepenatan seusai bekerja atau belajar. Kebanyakan memilih kota Malang sebagai tempat menghirup udara yang bersih, sehingga saat akhir pekan jalanan menuju puncak (Malang) padat. Gambar 1.1 Suasana Mall

Transcript of LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015 BAPRA WIGNYA DVD & HOME ...

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

BAPRA WIGNYA DVD & HOME THEATER RENT

BERNUANSA RESORT DI SURABAYA

Archi Ayu Larasati, Vippy Dharmawan, Gunawan

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Jl. Sutorejo No.59, Surabaya, Surabaya

[email protected]

ABSTRACT

There are many people who like to watch movies in Cinema 21 or many other places. However, those

cinemas are just presenting new films released. This paper describes the architecture design of a project

proposal DVD rental place and a mini movie theater in the corridor area Merr Surabaya. This project is

expected to give the feel and the new style of enjoying the film. The main problems that exist in this project

was to create a modern atmosphere, comfortable, natural and still do not leave the traditional accents in

Surabaya. This design will implement and take the perspective of many groups that can form a new hope for

marketing and revive the film industry in Indonesia. Thus, the design will use the natural feel of the resort,

modern and traditional. So, it can create a form of design that can provide comfort visitors.

Keywords: Surabaya, Rental, Film, Cinema, Resort

1. Pendahuluan

Surabaya sebagai Ibu kota dari

Provinsi Jawa Timur dan menjadi kota

terbesar kedua setelah Jakarta, maka kota ini

pun menjadi rujukan dan pusat perkembangan

dunia bisnis dan pendidikan. Banyak

penduduk dari luar kota, luar Provinsi maupun

luar pulau banyak memilih untuk menetap di

kota pahlawan ini demi memperoleh pundi-

pundi uang maupun pedidikan yang layak

terutama perguruan tingginya. Deretan

gedung-gedung tinggi banyak terlihat di

segala perspektif kota, juga beberapa

perguruan tinggi negeri banyak diminati

masyarakat daerah untuk bisa memperoleh

pendidikan layak. Kemacetan mulai mewabah

saat ini di Surabaya, seolah menujukkan

bahwa kota ini tak lagi menjadi kota bagi

penduduk asli Surabaya.

Seiring dengan bertambahnya

kepadatan penduduknya, maka tidak mungkin

masyarakatnya tidak mempunyai gaya hidup

yang berbeda dari kota kecil. Karena

pendapatan lebih tinggi dari kota kecil,

masyarakat kota besar memiliki gaya hidup

yang sangat tinggi (glamour). Tingkat gaya

44

hidup yang semakin tinggi turut serta

mempengaruhi pola kehidupan. Kebutuhan

sekunder menjadi kebutuhan primer, bisa

dilihat pada fenomena bahwa hamper semua

orang di perkotaan mempunyai handphone

bahkan banyak yang telah menggunakan

smartphone. Faktor-faktor lain seperti mall,

taman, restauran, butik, bioskop dan lain

sebagainya turut menjadi list wajiib untuk

menghibur diri dari kepenatan seusai bekerja

atau belajar. Kebanyakan memilih kota

Malang sebagai tempat menghirup udara yang

bersih, sehingga saat akhir pekan jalanan

menuju puncak (Malang) padat.

Gambar 1.1 Suasana Mall

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Saat akhir pekan bioskop-bioskop

ramai dipadati kaum remaja maupun dewasa

untuk menikmati daftar film-film yang baru

dirilis. Meskipun harga lebih mahal dari hari

biasa, hal itu tidak menjadi masalah untuk

memuaskan dan menghibur diri. selain itu,

bagi yang ingin menikmati film-film yang

telah lama dirilis mungkin yang sudah terlewat

dari daftar tayang di bioskop maupun ingin

melihat kembali film-film untuk bernostalgia

kebanyakan orang-orang memilik tempat

penjualan DVD bajakan. Hal ini sangat

dirisaukan oleh para pengindustri perfilman.

Para pengusaha rental DVD pun banyak yang

gulung tikar karena banyak kalangan lebih

memilih membeli DVD bajakan dengan harga

yang sama dengan menyewa DVD di rental.

Padahal, DVD bajakan juga bisa membuat

mesin DVD menjadi cepat rusak karena

kualitas kaset dan proses copy yang kurang

memperhatikan kualitas.

Bagi kalangan kelas atas, mereka

memnbeli DVD di penjualan DVD yang ada

mall-mall seperti disc tara. Tetapi, kebanyakan

sering mengeluh karena membelinya sangat

tidak praktis. Mereka harus memasuki mall,

melewati berbagai toko-toko lain sebelum

membeli. Sehingga, waktu yang dibutuhkan

untuk membelinya menjadi lama. Ada

fenomena lain yaitu, mereka mendownload

secara bebas di berbagai web di internet yang

menyuguhkan film-film untuk di download

secara gratis.

Dari aspek yang lainnya, terdapat

pola perilaku baru pada kalangan remaja yang

gemar mengunjungi tempat-tempat baru

dengan suasana yang baru. Contohnya saja,

pada berbagai sosial media banyak dari

kalangan remaja yang merasa keren kalau

mereka sudah mengunjungi ―Loop‖ yang

berada di kawasan Surabaya Barat, selain itu

Resto and Cafe SAS di Mulyosari, ice cream

Zangrandie, hutan bakau, museum

Sampoerna, G-Walk dan berbagai tempat

lainnya. Dari beberapa tempat tadi dapat

ditarik kesimpulan bahwa memang mall

menyuguhkan sarana dan fasilitas yang

lengkap dengan konsepnya semua dalam satu

tempat tetapi banyak dari kalangan muda

maupun dewasa menyukai suasana yang lain

dari yang telah ada kebanyakan.

Gambar 1.2 G-Walk Surabaya

Dapat diartikan dari pengamatan

yang ada, bahwa sangat dibutuhkan suatu

tempat sebagai wadah dan sarana industri film

terbarukan yang bisa menjadi tempat destinasi

yang baru. Menojolkan suasana baru dan

konsep-konsep baru bagi warga yang belum

pernah ada sebelumnya.

1. Perancangan Tapak

1.1 Lokasi Proyek

Gambar 2.1 Lokasi Tapak

Sumber: Google Maps

Proyek ini adalah proyek sarana

hiburan perfilman yang terdiri dari film

DVD dan film-film baru yang sedanga

tayang di berbagai bioskop di Indonesia.

45

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Sehingga dibutuhkan kriteria-kriteria tapak

sebagai berikut:

1. Luasan lahan yang memadai untuk

menunjang keseluruhan fasilitas

menyewa DVD, menonton film .

2. Adanya bangunan penunjang lainnya

yang bisa menghilangkan kejenuhan

menunggu film diputar.

3. Adanya area luas sebagai pusat dari

bangunan dan bisa dijadikan sebagai

wahana untuk pameran maupun

sebagainya.

4. Taman sebagai penghijauan.

Data Tapak

Gambar 2.2 Analisa Tapak

Gambar 2.3 Kenampakan Lahan

Dari hasil survey dan tinjauan, lokasi

tapak sangat memumpuni untuk dijadikan

sebagai lokasi proyek pembangunan ini.

Lokasi tapak yang terletak di koridor

jalan merr yang dijadikan sebagai pusat

kegiatan ekonomi nantinya. Banyak proyek

pembangunan apartemen, hotel, ruko dan

lain sebagainya disana. Hal ini, bisa

menjadikan bangunan ini juga sebagai

sarana hiburan disana.

Spesifikasi Tapak

Wilayah perencanaan RTRK Unit

Distrik Klampis terletak di bagian timur laut

wilayah kota Surabaya dengan jarak sekitar

10 km dari pusat kota dan merupakan

kawasan pengembangan perkantoran dan

hiburan.

Fungsi lahan dalam RDTRK sesuai

dengan proyek yaitu fasilitas umum.

Lokasi : Jl. Ir. Soekarno

Kelurahan : Klampis

Kecamatan : Sukolilo

Kotamadya : Surabaya

Propinsi : Jawa Timur

Kondisi Fisik

Luas Tapak : ± 1.6 hektar

Batas Utara : Ruko

Batas Selatan : Esa Sampoerna

Batas Timur : Jl. Ir. Soekarno

Batas Barat : RS. Haji

Bangunan eksisting : bangunan eksisting

pada tapak adalah berupa tanah yang

dipenuhi rumput liar.

Tinjauan RTRK UD Klampis

46

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat

bahwa tapak yang dipakai adalah tapak

untuk fasilitas perdagangan/ jasa yang mana

cocok dengan proyek yang akan didisain,

yaitu Pusat hiburan perfilman

2. Perancangan Bangunan

2.1 Metode Perancangan

2.1.1 Nama Bangunan

Bapra Awignya

Nama ini diambil dari bahasa

Sansekerta, Bapra (Gerbang) dan Awignya

(Sarjana). Jadi arti dari Bapra Awignya

adalah Gerbang Sarjana. Karena nama

adalah doa, maka dari itu diharapkan

pengambilan nama ini bisa menunjukkan

maksud yang diharapkan oleh perencana

dan perancang agar bisa menjadikan

dirinya seorang sarjana. Lewat project

tugas akhir ini pula gelar sarjana dan

menamatkan seluruh proses perkuliahan

selama ini bisa terwujud.

Proses pengambilan judul

menggunakan bahasa Sansekerta karena

diharpkan juga sebagai salah satu yang

mewakili tema dari desain yaitu dalam

tema tradisional yang tak asing dengan

bahasa Sansekerta.

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Aktivitas Proyek

Struktur Organisasi

Sebagai sebuah sarana hiburan

perfilman di Surabaya , struktur organisasi

pengelola sekurang-kurangnya terdiri dari

direktur, seksi operasional, seksi administrasi

dan keuangan, seksi pengembangan promosi,

serta seksi teknis.

47

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Gambar 3.2. Struktur Organisasi

Aktivitas Pengguna

Gambar 3.3. Aktivitas Pegawai

Gambar 3.4. Aktivitas Pengunjung

Pengelompokan Ruang

Pengelompokan ruang dalam proyek

Bapra Awignya secara garis besar dibagi

menjadi:

Gambar 3.5. Fasilitas Pengguna

Konsep Perancangan

Dari kerangka berpikir pada metode

perancangan, konsep perancangan diperoleh

dari hasil mensinergikan konsep dasar filosofi

arsitektur yang mencerminkan kesan resort

yang nyaman di Surabaya, tanggapan

perancangan terhadap analisa tapak, dan juga

fungsi proyek termasuk di dalamnya ialah

program aktivitas dan program ruang.

3.3.3.1 Konsep Tata Massa Bangunan

Tatanan massa terbentuk dari analisi zoning

dilakukan dengan memperhatikan analisa

tapak.

Gambar 3.6. Site Plan Bangunan

48

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Gambar 3.7. Analisis Site (View Baik)

Dari analisa arah pandang yang baik

adalah di sisi timur yaitu mengarah pada

arah jalan raya merr. Karena pada bagian

arah lainnya sudah dipadati oleh bangunan

sehingga tidak mungkin bangunan diarahkan

pandanganya pada sisi-sisi tersebut.

Gambar 3.8. Analisis Site (Jalur Matahari)

Dari analisa jalur matahari, maka

pada bagian barat yang tepat sekali pada

bagian belakang bangunan. Maka, pada

belakang bangunan banyak diberikan

peneduh dan sunscreen. Selain itu pada

bagian tengah bangunan diberikan banyak

pohon agar teduh dan tidak panas menyengat

pada siang hari.

Dari analisa arah angin, disimpulkan

bahwa bangunan sebisa mungkin harus

memaksimalkan potensi angin agar tidak

memakai terlalu banyak penghawaan buatan.

Gambar 3.10. Konsep Zoning

Konsep zoning ditentukan sesui dengan

urutan dari aktifitas dan pola perilaku pada

bangunan ini. Publik sebagai tempat untuk

registrasi, sewa DVD dan memesan ruang

untuk menonton, selain itu juga diberi plaza di

tengah lahan sebagai pusat dari alur pola

perilaku. Pada area private diperuntukan

sebagai bangunan untuk pembagian ruang

menonton film.

49

C B

F E A

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Gambar 3.11. Konsep Tata Massa dan Sirkulasi

Fasilitas utama ditempatkan di bagian

depan sebagai awal untuk aktifitas registrasi

dan penyewaan DVD serta pemesanan ruang

menonton agar memudahkan jangkauan

pengunjung. Entrance dibuat tinggi

memberikan kesan megah dan mengundang

juga bisa dipakai sebagai tanda bangunan.

Tetap mengandalkan tema kayu dan unsur

air agar mebuat suasana yang nyaman dan

homey.

Pendukung bangunan yaitu plaza,

minimarket, ATM Center, Cafe dan

panggung. Di depan terdapat drop-off area

dan terasan besar dengan penenduh atap dak

bermotif kayu.

Gambar 3.12. Bangunan Utama

Area parkir pengunjung diletakkan di

bagian basemen, karena terbatasnya lahan.

Untuk akses pengunjung maupun karyawan

setelah memarkirkan kendaraannya, maka

disediakan area transisi dari parkir ke

bangunan utama yang langsung mengarah ke

lobby.

Di tengah tapak terdapat lansekap

seperi plaza, sebagai pusat dari bangunan. Di

area ini terdapat berbagai macam fasilitas

penunjang yaitu minimarket, ATM Center,

Cafe, Musholla dan panggung hiburan.

Area servis diletakkan di bagian

basemen dan belakang tapak agar tidak

mengganggu aktivitas-aktivitas lainnya di

pusat bangunan yang terletak di lantai 1.

Akses menuju area servis melalui parkir dan

belakang area bangunan.

Konsep Bangunan

Gambar 3.13. Konsep Bangunan

50

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Bangunan ini memakai konsep dan

tema resort. Sebelum menyentuh pada

konsep penjabarannya. Maka terlebih dahulu

menjabarkan tentang pengertian resort itu

sendiri. Ada 2 pengertian yang dikutip dari

beberapa sumber, yaitu:

Resort adalah tempat wisata atau

rekreasi yang sering dikunjungi orang

dimana pengunjungnya datang untuk

menikmati potensi alamnya. (A.S. Hornby,

Oxford Leaner‘s Dictionary of Current

English, Oxford University Press, 1974)

Resort adalah suatu perubahan

tempat tinggal untuk sementara bagi orang

di luar tempat tinggalnya dengan tujuan

anatara lain untuk mendapatkan kesegaran

jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui

sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan

kepentingan yang berhubungan dengan yang

berhubungan dengan kegiatan olahraga,

kesehatan, konvensi, keagamaan, serta

keperluan usaha. (Dirjen Pariwisata,

Pariwisata Tanah Air Indonesia, hal 13,

November 1988).

Dari kedua pengertian diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa resort bukanlah

sesuatu yang hanya berhubungan dengan

hotel maupun penginapan. Namun, resort

sendiri mempunyai makna sebagai tempat

wisata yang menyuguhkan keindahan yang

beraroma alam dan menhilangkan

kepenatan, resort juga harus mampu menjadi

obat bagi jiwa yang penat dengan kesibukan

sehari-hari.

Oleh karena itu, ketiga konsep

tradisional, modern dan nature harus diusung

sebagai bahan pokok yang harus

dicampurkan demi mewujudkan tema resort.

Agar terwujudnya modern, tradisonal

dan nature maka dari itu pendekatan sistem

harus terlaksanakan dengan baik, khususnya

sistem utilitas, spasial, sirkulasi dan

penghawaan. Selain itu wajib pula

hukumnya untuk selalu tetap memperhatikan

desain bangunan yang bisa menerapkan dari

konsep yang sudah ditetapkan.

Modern dijabarkan lewat kesan

bangunan yang cenderung simple dan

memiliki banyak kaca. Serta menambahakan

aksen kisi-kisi sebagai pelengkap nuansa

modern.

Nature digunakan untuk penambahan

material berupa batuan alam yang banyak

dipakai serta material kayu (wood plank).

Tak lupa penghijauan seperti pohon, taman

dan rumput juga menjadi bagian dari nature.

Diberikan pula beberapa kolam untuk

meberikan kesan yang segar lewat suara

airnya sekaligus sebagai peredam panas

matahari yang menyengat.

Tradisional ditonjolkan lewat bentuk

bangunannya yang diambil dari bentuk

bangunan-bangunan tradisional nusantara

khususnya jawa.

Gambar 3.14. Tampak Depan

Gambar 3.15. Potongan

Konsep Ruang

Sebagai bangunan yang bersifat

nyaman dan bersih maka penataan ruang perlu

diperhatikan lebih lanjut agar menarik dan tidak

membosankan. Pada bangunan ini, konsep

ruang ditekankan pada penataan lanskep taman

dan bangunan yang terpusat pada plaza yang

akan menjadi pusat kegiatan dari alur sirkulasi.

Maka pada plaza dibuat semenarik mungkin dan

tidak membosankan.

51

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Gambar 3.16. Salah Satu Denah Bangunan

Ruang Sewa

Area plaza dibuat luas memanjang

agar meberi kesan lega. Diberi pula fasilitas

penunjang disekitarnya, untuk menghindari

kejenuhan seperti cafe, minimarker, ATM

center dan musholla. Selain itu diberikan

panggung dibagian tengah plaza agar bisa

digunakan untuk menghibur pengunjung dengan

pertunjukan musik maupun pementasan lainnya.

Plaza ini juga bisa digunakan untuk pameran

berbagai macam produk karena tempatnya yang

lapang.

Tak lupa diberi juga tempat berteduh

agar saat hujan maupun panas terik matahari

tidak langsung mengenai pengunjung. Bangku

taman juga diletakkan dengan jarak yang sama

sebagai tempat istirahat agar tidak lelah

menunggu dengan berdiri. Pohon-pohon, bunga

dan rumput turut mendukung untuk

meneduhkan susasana.

Material kayu sengaja dipilih untuk

lantai plaza untuk memberikan kesan alami dan

nyaman. Di samping plaza diberi kolam yang

sengaja dibentuk seperti sungai dan diberi

52

batuan besar sebagai kesan alami pula.

Pemilihan bentuk lampu taman juga

diperhatikan agar tidak merusak kesan yang

telah ditimbulakan dari berbagai material yang

telah diberikan pada plaza.

Gambar 3.17. Konsep Desain Plaza

Gambar 3.18. Konsep Desain Panggung

Untuk tampak masing-masing

bangunan dibuat berbeda sesuai dengan ukuran

bangunan dan penggunanaan bangunan. Tetapi,

tetap mengambil suatu unsur yang sama antar

satu dengan yang lain agar tetap menjadi suatu

kesatuan yang baik.

Gambar 3.19. Tampak Bangunan Type Service

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015

Gambar 3.20. Tampak Gazebo

Gambar 3.21. Tampak Type Wood

Gambar 3.22. Tampak Type Cinema

Gambar 3.23. Tampak Type River Zone

3. Kesimpulan

Demikianlah laporan dari proyek

yang berjudul ―Bapra Awignya DVD &

Home Theater Rent‖. Proyek ini merupakan

pusat persewaan DVD dan sarana menonton

film berkonsep resort di Surabaya.

Diharapkan dengan proyek ini, dapat

meningkatkan Surabaya sebagai tempat

destinasi hiburan. Dengan adanya proyek

ini, juga diharapkan dapat menambah

wahana wisata yang lain dari lainnya di

Surabaya. Selain itu, para pengindustri film

dan penikmatnya bisa puas dan nyaman

menikmati film kegemaran mereka. Maka

dari itu, proyek ini bisa menjadikan icon

baru untuk kalangan muda-mudi berkumpul.

Begitu pula untuk keluarga yang ingin

menikmati film sesuai dengan umur dan

batasan anggota keluarganya. Demikianlah

proyek ini dirancang, dengan segala

kelebihan dan kekurangannya diharapkan

dapat memberikan semangat baru bagi dunia

arsitektur, bisa menjadi contoh membuat

bioskop menjadi sesuatu yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Aditjipto, M.I., (2002). Studi perancangan

arsitektur. Surabaya: Universitas

Kristen Petra.

Neufert, E. (2002). Data arsitek jilid 2

(33rd ed). ( F.Chaidir, H.M. Hardani &

S.Tjahjadi, Tans.). Jakarta: Erlangga.

Neufert, E. (1996). Data arsitek jilid 1

(33rd ed). ( P.W. Indarto & S.Tjahjadi,

Trans.). Jakarta: Erlangga.

Pengolahan air bersih dan air minum.

(2005).

Water treatment plant. Retrieved July 18,

2010, from

http://hydrofiltfirdaus.blogspot.com/

53

LIGHT Vol. 8 No. 1, April 2015