LIGAN PEMBENTUK KELAT

download LIGAN PEMBENTUK KELAT

of 40

Transcript of LIGAN PEMBENTUK KELAT

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    1/40

    LIGAN PEMBENTUK KELAT/

    LIGAN PENGKELAT

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    2/40

    Pengaruh Kelat

    Pengaruh kelat meningkatkan kestabilan kompleks ligan pembentukkelat dibandingkan ligan amina rantai terbuka analoknya

    9,08

    19,1

    8,93

    17,4

    8,12

    14,4

    6,85

    10,7

    5,08

    7,47

    log n (NH3)

    log K1 (poliamin)

    PENTEN6

    TETREN5

    TRIEN4

    DIEN3

    EN2

    PoliaminDentisitas, n

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    3/40

    Model Schwarzenbach

    Ligan monodentat kedua yangbergerak bebas di larutan

    Molekul air terkoordinasi

    (A) (B)

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    4/40

    z Pada (A) ligan monodentat kedua (amoniak) bebas untuk translasi di

    larutanz Pada (B) Donor atom kedua ligan pembentuk kelat (EN) terhalang

    untuk bergerak di ruang sekitar ion pusat, yang jaraknya ditentukan

    oleh panjangnya jembatan yang menghubungkan kedua donor atom

    Model Schwarzenbach memprediksi bahwa efek kelat

    merupakan manifestasi dari entropi yang lebih disukai

    pada pembentukan kompleks daripada analog

    kompleksnya dengan ligan monodentat. Model ini jugamemprediksi kestabilan kompleks dengan cincin kelat

    yang lebih besar memiliki kestabilan yang lebih rendah

    daripada cincin beranggota lima, karena volume yang

    lebih besar akan lebih terhalang ketika terkoordinasi

    pada ion logam oleh satu atom donor.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    5/40

    Keadaan referensi standard dan efek kelat

    Adamson menyatakan bahwa unit konsentrasi spesies pada penentuan

    konstanta pembentukan kompleks n seharusnya ln mol-n asimetri

    keadaan referensi standard yang meningkat karena pelarut memberikan

    aktivitas satuan sedangkan konsentrasi semua spesies pada kesetimbangandinyatakan seabgai mol/l. Adamson mengusulkan bahwa konsentrasi

    dinyatakan sebagai mole fraksi sehingga n menjadi dimensionless.

    Efek usulan Adamson pelarutan tanpa batas atau konsentrasi rendah,jumlah total mol yang ada dalam larutan adalah setara dengan moleritas

    air murni yaitu 55,5 M pada 25 oC n log 55,5 harus ditambahkan padasemua log n

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    6/40

    Persamaan untuk memprediksi kestabilan Kompleks ligan

    pembentuk kelatPersamaan untuk menghubungkan konstanta pembentukan kompleks liganpembentuk kelat n-dentat dengan kompleks ligan unidentat analognya :

    5,55lo)1()(lo)(lo 1 += nunidentatpolidentatK n

    5,55log)1()(log152,1)(log 1 += namoniakpoliamienK n

    (3.1)

    Nitrogen donor primer dan sekunder (pKa=10,6) untuk poliamin lebih basadibandingkan nitrogen orde nol dari amoniak (pKa=9,2), sehingga efekinduksi perlu ditambahkan menjadi :

    (3.2)

    log K1 (poliamin untuk Ni(II)

    17,78

    19,16

    19,1

    15,89

    17,25

    17,4

    13,34

    14,67

    14,4

    10,33

    11,37

    10,98

    6,82

    7,58

    7,47

    Kalk. Pers 3.1

    Kalk. Pers 3.2

    Eksperimen

    PENTEN

    6

    TETREN

    5

    TRIEN

    4

    DIEN

    3

    EN

    2

    Poliamin

    Dentisitas, n

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    7/40

    Untuk ion Pb(II) dan Fe (II) hanya nilai log K1 yang diketahui untukamoniak sehingga nilai log n (NH3) untuk n > 1 diestimasi sesuai

    persamaan :

    5,55log)1()()(log152,1)(log1

    111 +=

    =

    niamoniakKnpoliamienKn

    iN (3.3)

    N stepwise penurunan antara log Ky dan log(Ky+1) untuk

    kompleks amoniak nilai rata-ratanya adalah 0.5

    Kalk

    Eksp

    Kalk

    Eksp

    KalkEksp

    Kalk

    Eksp

    19,16

    19,1

    10,8711,1

    12,26

    21,28

    22,8

    17,25

    17,4

    10,029,85

    11,18

    10,5

    20,20

    20,1

    14,67

    14,4

    8,677,76

    9,95

    10,35

    15,92

    15,9

    11,37

    10,98

    6,826,23

    7,51

    7,56

    10,76

    10,54

    7,58

    7,47

    4,384,34

    4,92

    5,04

    log K1[Cu(II)]

    log K1[Ni(II)]

    log K1[Fe(II)]

    log K1[Pb(II)]

    PENTEN

    6

    TETREN

    5

    TRIEN

    4

    DIEN

    3

    EN

    2

    Poliamin

    Dentisitas, n

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    8/40

    Persamaan 3.3 dikembangkan dengan melibatkan grup asetat, dengan

    menambahkan set kedua yang analog dengan donor nitrogen dan suku oyang menyatakan penurunan log Kn untuk kompleks asetat padapenambahan asetat selanjutnya. o diatur sama dengan 0,19 log K1(asetat)untuk setiap ion logam tetapi kemudian diketahui akan lebih baik jikaditentukan secara empiris dengan menentukan fit terbaik untuk setiap ion

    logam

    =

    =

    +=m

    iON

    n

    iiKmiKnK1

    1

    1

    11 )()asetat(log)()amoniak(log152,1)aminoasam(log

    5,55log)1( ++ nm(3.4)

    m jumlah grup asetat pada asam amino (misa. M = 4 untuk EDTA)Secara empiris, pengaturan nilai o lebih kecil daripada log K1(CH3COO

    -) log K2(CH3COO

    -) untuk ion logam dirasionalisasi dengan besarnya nilai oeksperimen merefleksikan efek tolakan elektrostatik timbal balik antar muatanmegatif grup asetat pada log Kn akan meningkat seiring nilai n.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    9/40

    Nilai log K1 beberapa ligan poliaminkarboksilat dihitung dengan

    pers. 3.4 dan hasil eksperimen

    9,57

    10,66

    13,9914,08

    18,14

    17,88

    15,18

    -

    19,78

    18,24

    27,65

    27,64

    20,30

    -

    5,43

    5,47

    9,619,42

    13,46

    13,38

    7,59

    -

    11,77

    -

    19,14

    19,20

    9,25

    -

    5,65

    5,23

    9,398,29

    13,06

    12,66

    8,74

    8,67

    12,84

    11,58

    19,75

    19,80

    11,32

    -

    6,26

    6,18

    9,379,14

    12,45

    12,83

    10,62

    10,88

    13,73

    14,53

    19,86

    20,36

    14,49

    14,81

    4,06

    4,00

    8,047,20

    12,17

    12,45

    6,03

    -

    9,51

    8,36

    17,92

    18,14

    6,50

    -

    2,19

    1,39

    4,853,47

    7,75

    7,71

    3,70

    -

    5,85

    5,51

    11,90

    12,37

    3,71

    -

    Kalk

    Eksp

    KalkEksp

    Kalk

    Eksp

    Kalk

    Eks

    Kalk

    Eksp

    Kalk

    Eksp

    Kalk

    Eksp

    GLY

    IDA

    NTA

    EDMA

    EDDA

    EDTA

    DTMA

    Fe(III)Al(III)Pb(II)Ni(II)La(III)Ca(II)Ion

    logam

    Nilai o untuk Ca(II): -0,24; La(III): -0,15; Ni(II): 0,03; Pb(II): 0,07; Al(III): 0,33 dan Fe (III): 0,6GLY= glisin; IDA= iminodiasetic acid; NTA= nitrilotriacetic acid; EDMA= ethylendiaminemonoacetic;

    EDDA= ethylendiamine-N,N-diacetic acid; EDTA= ethylenediaminemonoacetic acid;DTMA= diethylenetriaminemonoacetic acid

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    10/40

    Untuk ligan yang memiliki grup piridin, pers. 3.1 memprediksi nilai

    log K1

    untuk ligan seperti bipiridin (BPY) dan terpiridin terlalu kecil

    jika nilai log n piridin (PY) digunakan pada suku log n(NH3). Hal

    tersebut dapat diperbaiki dengan nilai empiris log K1(PY) dihitung

    dari nilai log K1(BPY) yang diketahui, menggunakan pers. 3.1.

    Faktor 1,152 pada pers. 3.2 digunakan untuk mengkoreksi

    kebasaan nitrogen primen yang lebih besar dibandingkan amoniak.

    10,64

    0,78

    7,04

    7,04

    4,01

    4,4

    12,77

    12,1

    2,62

    2,62

    19,04

    18,0

    5,8

    0,3

    14,26

    14,40

    5,44

    5,90

    14,04

    14,45

    5,21

    5,6

    8,84

    8,70

    4,24

    4,16

    7,26

    7,11

    2,85

    2,66

    Kalk

    Eksp

    Kalk

    Eksp

    log K1Ni(II)

    log K1Mn(II)

    TERPYBPYAMPY-

    DA

    EDTPYEDDPYNTPYIDPYAMPYLigan

    log K1(PY) = 2,9 untuk Ni(II) dan 0,69 untuk Mn(II) diturunkan dari log K1(BPY) dan persamaan 3.1.AMPY= 2-aminomethylpyridine; IDPY= imino-bis(methyl-2-pyridine); NTPY= nitrilotris(methyl-2-

    pyridine); EDTPY= ethylenedinitrilotetrakis(methyl-2-pyridine); AMPY-DA= N-(2-pyridilmethyl)-

    iminodiacetic acid; BPY= 2-2-bipyridil; TERPY= 2,2,2-terpyridil.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    11/40

    Problem sterik oleh hidrogen orto dari grup piridin memberikan

    halangan untuk terkoordinasi oleh ion logam, hal ini akan turun

    drastis ketika piridin terikat pada grup lain yang terkoordinasipada posisi orto

    Gambar 3.2

    (A) Gugus piridin terkoordinasi ke ion logam akuo, menunjukkan bagaimana hidrogen orto

    memberikan tolakan van der Waals antara ligan yang berseberangan

    (B) 2,2-bipiridin (BPY) menunjukkan tolakan antar hidrogen orto, menghindarkan sebagai ligan planar

    (C) 1,10-phenanthroline (PHEN), tolakan oleh hidrogen orto pada BPY dihilangkan dengan membentuk

    cincin ekstra

    (D) Asam pikolinat, menunjukkan bahwa gugus karboksilat dari ligan tidak bertolakan secara sterikdengan hidrogen orto dari gugus piridinnya

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    12/40

    Aturan lingkungan rata-rata untuk ligan

    pembentuk kelat

    Pers. 3.4 berlaku karena konstanta pembentukan yang diamati untuk ligan

    asam amino merupakan fungsi aditif dari konstanta pembentukan ligan

    unidentat, dengan sedikit koreksi efek induksi termasuk kontribusi entropi

    dari asimetri keadaan referensi standard. Hal tersebut menunjukkan bahwa

    aturan lingkungan rata-rata dapat diterapkan pada deretan ligan seperti EN,

    OX dan GLY atau PHEN, katekol dan OXINE

    6,23

    5,16

    4,00a

    4,91

    8,15 (8,36)a

    6,18 (6,26)a

    4,74

    4,87 (4,98)a

    10,48

    7,35

    5,48

    5,04

    log K1 Cu(II)

    log K1 Ni(II)

    log K1 Cr(II)

    log K1 Pb(II)

    OXGLYEN

    CH2CH2 CH2C CC

    NH2 NH2 NH2 O- O- O-

    O OO

    a log K1 dihitung dari aturan lingkungan rata-rata

    N N

    PHEN KATEKOLOXINE

    N O- O-O-

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    13/40

    Ukuran Cincin Kelat dan Kestabilan Kompleks

    Peningkatan ukuran cincin kelat penurunan kestabilan kompleksMenurut Schwarzenbachjembatan penghubung yang lebih panjang mengurangiprobabilitas serangan atom donor kedua, yang berarti penurunan kestabilitan

    kompleks karena peningkatan ukuran cincin kelat adalah efek entropi. Tetapi hasileksperimen menunjukkan bahwa penurunan kestabilan kompleks TN relatif terhadap

    kompleks EN dan kompleks TMTDTA relatif terhadap kompleks EDTA hampir

    seluruhnya karena efek entalpi

    60

    60

    62

    45

    27

    64

    41

    -7,7

    -6,7

    -2,3

    -5,4

    -1,7

    +3,8

    -6,4

    18,82

    18,07

    15,23

    13,83

    7,26

    11,28

    13,70

    58

    59

    59

    44

    26

    61

    38

    -8,2

    -7,6

    -4,9

    -9,1

    -6,6

    -2,9

    -13,2

    18,70

    18,52

    16,44

    16,36

    10,61

    15,46

    17,88

    0,57

    0,69

    0,74

    0,95

    1,00

    1,03

    1,18

    Cu2+

    Ni2+

    Zn2+

    Cd2+

    Ca2+

    La3+

    Pb2+

    SHSH log K1log K1TMDTAEDTAJari-jari

    ion

    Ion

    logam

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    14/40

    Pentingnya halangan sterik terhadap entalpi pembentukan kompleks dan

    kestabilan kompleks perubahan halangan sterik, U, yang terjadi peadapembentukan kompleks

    nMLnLM +

    UM nUL UMLnU = UMLn - UM - nUL

    (3.5)

    UM, UL dan UMLn adalah energi halangan ion logam bebas, ligan L dan kompleks

    MLn.

    6

    2

    3

    -2

    4

    -1

    -11,4

    -22,4

    -7,8

    -15,0

    -5

    -10,0

    9,68

    16,79

    6,30

    10,48

    4,47

    7,18

    6

    5

    3

    0

    5

    -1

    -12,6

    -25,2

    -9,0

    -18,3

    -6

    -13,3

    10,48

    19,57

    7,33

    13,41

    5,42

    9,60

    ML

    Ml2

    ML

    ML2

    ML

    ML2

    Cu2+

    Cu2+

    Ni2+

    Ni2+

    Cd2+

    Cd2+

    SHSH log K1log K1TNENKompleksIon

    logam

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    15/40

    Kompleks Ni(II)-poliamin dengan cincin ring yang berbeda

    digunakan untuk mempelajari penurunan kestabilan

    kompleks

    1,2

    3,3

    6,7

    1,3

    7,7

    -3,9

    -9,0

    -7,8-18,3

    -15,0

    -28,0

    -21,3

    -11,9

    -10,6

    -25,3

    -17,6

    -14,0

    -17,9

    1,53

    3,07

    7,44

    1,46

    7,97

    -2,49

    1,14

    4,043,35

    7,16

    4,57

    13,12

    6,08

    8,28

    11,87

    21,32

    9,44

    7,32

    Ni(EN)

    Ni(TN)Ni(EN)2

    Ni(TN)2

    Ni(EN)3

    Ni(TN)3

    Ni(DIEN)

    Ni(DPTN)

    Ni(DIEN)2

    Ni(DPTN)2

    Ni(2,2,2-tet)

    Ni(2,3,2-tet)

    -(H)H-UUKompleks

    EN= etilendiamin; TN= 1,3-diaminopropana; DIEN= 1,4,7-triazaheptana; DTPN= 1,5,9-

    triazanonana; 2,2,2-tet= 1,4,7,10-tetraazadekana; 2,3,2-tet= 1,4,8,11-tetraazadekana. Semua

    kompleks adalah Ni(II) oktahedral high spin dan muatan serta molekul air terkoordinasi

    pada kompleks untuk membuat bilangan koordinasi menjadi 6.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    16/40

    Pada kompleks [Ni(2,2,2-tet)(H2O)2]2+ dan [Ni(2,3,2-tet)(H2O)2]2+ tidak

    berlaku keadaan biasa, dimana kompleks dengan 2,3,2-tet yangmembentuk satu cincin beranggota enam dan dua cincin kelat

    beranggota lima, lebih stabil dibandingkan dengan 2,2,2-tet yang

    kesemuanya membentuk cincin beranggota lima. Hal tersebut sesuai

    dengan opini general yaitu karena efek sterik, ikatan cincinberanggota enam dari 2,3,2-tet memungkinkan ligan untuk

    menempati sisi koordinasi pada Ni(II) lebih baik dibandingkan 2,2,2-

    tet yang terlalu pendek.

    Pengujian struktur kristal kompleks Ni(II)-poliamin dengan cincin

    lima atau cincin enam menunjukkan bahwa jarak N-N yang

    berseberangan pada cincin kelat TN lebih besar dibandingkan pada

    EN. Dapat disimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan selektivitas

    suatu ligan terhadap ion logam besar adalah dengan meningkatkan

    ukuran cincin kelat. Tetapi, sebagian besar data konstanta kestabilanmenunjukkan bahwa hal sebaliknya yang benar, peningkatan ukuran

    cincin kelat menyebabkan turunnya kestabilan kompleks untuk ion

    logam besar dan mungkin meningkatkan kestabilan kompleks untuk

    ion logam kecil.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    17/40

    (a) Efek peningkatan ukuran cincin kelat pada kestabilan kompleks dari beranggota

    lima pada EDTA ke anggota 6 pada TMDTA. Perubahan konstanta pembentukan dari

    EDTA ke TMDTA, log K, diplot sebagai fungsi jari-jari oktahedral ion logam. DeviasiMn(II) yang cukup besar adalah karena Mn lebih cenderung koordinasi tujuh daripada

    oktahedral.

    (b) Hubungan antara ukuran cincin kelat dan entalpi pembentukan kompleks EDTA dan

    TMDTA. Fakta bahwa perubahan kestabilan kompleks karena peningkatan ukuran

    cincin kelat seluruhnya merupakan efek entalpi yang berhubungan dengan halangan

    sterik daripada pengaruh entropi

    (a)(b)

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    18/40

    Observasi ini memberikan formulasi suatu aturan desain ligan:

    Peningkatan ukuran cincin kelat dari anggota lima ke anggota enam

    membawa peningkatan selektivitas ligan terhadap ion logam kecil

    dibandingkan ion logam yang lebih besar.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    19/40

    Geometri cincin kelat dan ukuran ion logam yang sesuai

    A

    Semua sudut

    C-C-C 109,5o

    semua H

    stager

    2,5 A

    2,8 A

    Ukuran cincinanggota lima

    Ukuran cincin

    anggota enam

    Sikloheksana

    N

    N

    109,5o M

    1,6 AM

    N

    N69o

    2,5 A

    B C

    Geometri ideal untuk cincin anggota enamGeometri ideal cincin anggota lima

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    20/40

    A: Suatu alkana akan mempunyai energi halangan minimum jika semua

    sudut torsi 60o dan susut C-C-C 109,5o seperti ditunjukkan pada

    konformasi kursi sikloheksana. Untuk mempertahankan energitegangan minimum, sudut torsi dan sudut ikat tersebut juga harus

    dipertahankan pada cincin kelat.

    B: halangan minimum yang dihasilkan cincin kelat anggota enam pada TN

    (1,3-diamonipropana)

    C: Halangan minimum pada cincin anggota lima EN (etilendiamin)

    Secara umum, ion logam lebih kecil akan memiliki bilangan koordinasi lebih

    rendah, panjang M-N juga lebih pendek dan sudut N-M-N menjadi lebihbesar. Sebaliknya ion logam yang lebih besar cenderung memiliki bilangan

    koordinasi lebih besar dengan M-N lebih panjang dan sudut N-M-N lebih

    kecil. Beberapa ion logam, seperti Ag(i) dan Hg(II) memiliki perkecualian,

    meskipun ionnya besar memiliki bilangan koordinasi rendah yaitu dua. Hal

    tersebut menimbulkan ide bahwa jembatan yang lebih panjang dari cincinanggota enam memungkinkan Hg(II) menempati tempat yang lebih dekat

    pada dua nitrogen pada sudut 180o satu sama lain.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    21/40

    Gambar 3.9 dan 3.10

    (a) (b)

    (a) Energi halangan cincin kelat anggota enam dari TN sebagai fungsi

    panjang ikatan M-N dan sudut N-M-N bebas halangan(b) Energi halangan cincin kelat anggota lima dari EN sebagai fungsi

    panjang ikatan M-N dan sudut N-M-N bebas halangan

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    22/40

    (A)Stereoview struktur anion [Mn(EDTA)H2O]2-

    (B)Pengaturan koordinasi tujuh memungkinkan pendekatan pada geometri

    ideal ligan cincin kelat tipe EN

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    23/40

    Kompleks ion logam kecil lebih stabil dengan cincin kelat anggota enam

    dibandingkan anggota lima. Ion Cu(II) termasuk kecil, tetapi panjang ikatan Cu-N

    untuk Cu(II) persegi empat planar sebesar 2,3 A, lebih panjang dari 1,6 A yangdibutuhkan untuk koordinasi halangan bebas cincin anggota enam. Ion kecil

    Be(II) dan B(III) memberikan panjang ikatan M-L sangat pendek penjelasankestabilan kompleks yang lebih besar dari asam Lewis dengan beberapa cincin

    anggota enam dibandingkan cincin anggota lima analognya

    Gambar dan tabel Hal. 81

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    24/40

    Cincin kelat anggota lebih dari enam

    Untuk cincin kelat anggota lebih beasr dari enam, entropi mempunyaikontribusi pada penurunan kestabilan kompleks. Termodinamika

    pembentukan kompleks Ni(II)-tipe ligan EDTA dari struktur

    (-OOCCH2)2N(CH2)nN(CH2COO-)2 meningkat mengikuti:

    13,71

    -8,5

    34

    13,8

    -6,7

    41

    17,27

    -7,0

    56

    18,07

    -6,7

    60

    18,52

    -7,6

    59

    log K1 [Ni(II)]

    H (kkal/mol)S(kal/deg.mol)

    65432N, jumlah grupmetilen di jembatan

    Efek perubahan ukuran cincin terhadap perubahan kestabilan kompleks

    menunjukkan bahwa pada peningkatan n sampai 6, penurunan kestabilan

    kompleks tidak tergantung seluruhnya pada ion logam sehingga

    peningkatan ukuran cincin kelat di bawah anggota 6 tidak digunakan

    sebagai alat desain ligan untuk menghasilkan diskriminasi diantara ion

    logam yang berbeda

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    25/40

    Variasi log K1 dengan ukuran cincin kelat analog tipe EDTA dengan

    formula (-OOCCH2)2N(CH2)nN(CH2COO-)2. Ukuran cincin kelat divariasimulai 5 (n = 2) sampai 8 (n = 5). Variasi diplot sebagai perubahan

    kestabilan, log K, relatif terhadap kompleks EDTA (n = 2) untuk setiapion logam. Konstanta pembentukan pada 25oC dan kekuatan ion 0,1

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    26/40

    Baru-baru ini, menjadi ketertarikan yang besar untuk mendesain agen

    pengompleks untuk Fe(III) dalam menangani kondisi kelebihan besi pada

    penderita thalassemia.

    Gambar 3.14

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    27/40

    Gugus fungsional katekol atau hidroksamat hanya memiliki donor oksigen

    bermuatan negatif atau gugus karbonil (pada hidroksamat), dimana

    oksigen tidak dapat menjadi titik penyerang pada gugus pengkelat yanglain, seperti pada kasus nitrogen jenuh. Rantai penghubung yang sangat

    panjang untuk saling berhubungan membutuhkan lebih dari satu gugus

    katekol atau hidraksamat sehingga membentuk cincin kelat sangat besar.

    Sebagai contoh cincin kelat DFO efektif membentuk cincin kelat anggota

    empat belas

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    28/40

    Hubungan log K1 kompleks DFO (desferrioxamine-B) versus log K1 (OH-) untuk ion

    logam yang sama. Diagram menunjukkan bahwa intersepnya jauh lebih rendah

    dibandingkan 5 log 55,5 yang diharapkan dari pers. 3.2. Efek tipe ini memberikan

    entropi tinggi (kurangnya preorganisasi) ligan DFO bebas.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    29/40

    Ligan pengkelat preorganisasi lebih tinggi

    Ligan pengkelat dengan preorganisasi yang lebih tinggi memiliki keuntungan

    potensial entropi dan entalpi pada pembentukan kompleks. Keuntungan entalpi

    meningkat karena peningkatan energi halangan pada pembentukan kompleks (pers3.5) menjadi lebih rendah jika ligan mengadopsi konformasi berbeda dengan energi

    yang lebih rendah daripada yang akhirnya diadopsi oleh kompleks. Selanjutnya,

    pasangan bebas atom donor pada ligan bebas memberikan tolakan elektrostatik yang

    dilepaskan pada pembentukan kompleks.

    13,2

    -3,7

    21,9

    -6,1

    30,0

    12,3

    -3,5

    21,6

    28,2

    16,98

    -16,6

    10,6

    -6,5

    18,7

    -8,2

    25,0

    -2,7

    15,46

    -18,9

    log K1

    Hlog K

    1Hlog K1

    Hlog K1

    H

    Ca(II)

    Cu(II)

    Fe(III)

    La(III)

    CDTADMEDTAEDTA

    Termodinamika pembentukan kompleks EDTA= etilendinitriotetraasetat, DMEDTA= dl-

    2,3-diamonibutana-N-N-N-N-tetra asam asetat dan CDTA= trans-1,2-

    diaminosikloheksana-N,N,N,N-tetra asam asetat dengan beberapa ion logam,

    menunjukkan efek gugus metil trans dari jembatan DMEDTA dan jembatan sikloheksanil

    dari CDTA pada pembentukan kompleks

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    30/40

    Contoh menarik dari preorganisasi dapat ditemukan pada CDTA. Jembatan

    sikloheksanil menyebabkan peningkatan kestabilan kompleks relatif terhadap

    kompleks EDTA untuk banyak ion logam, yang sebagian besar terkontrol entropi.

    Interpretasi simpel dari efek ini pada EDTA, ligan bebas mengadopsi konformasimiring untuk meminimalkan tolakan sterik dan elektrostatik di antara gugus asetat.

    Pada ligan bebas CDTA, nitrogen menempati posisi trans untuk pembentukan

    kompleks sehingga diperoleh peningkatan kestabilan kompleks sebesar 5 log

    satuan relatif EDTA.

    Gambar 3.18 a

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    31/40

    3.18 b

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    32/40

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    33/40

    Tipe lain ligan pengkelat preorganisasi ditemukan pada poliamin jembatan ganda,

    seperti pada ligan BAE-PIP, BAE-HPIP dan BAE-DACO. Jembatan ganda antara

    pasangan donor atom nitrogen menyebabkan rigiditas yang lebih besar. Ligan BAE-

    PIP sesungguhnya memiliki tingkat preorganisasi sangat rendah karena ligan

    bebasnya memiliki cincin tipe piperazin yang dibentuk oleh jembatan ganda pada

    konformasi kursi, sedangkan konformasi perahu diperlukan untuk pembentukan

    kompleks.

    N N

    NH2 H2N

    (A)

    BAE-PIP BAE-DACO

    N N

    NH2 H2N

    N N

    NH2 H2N

    BAE-HPIP

    N NH2N NH2

    NN

    H2

    N NH2

    (B)7 kkal/mol

    N N

    NH2 H2N

    Ni

    Konformasi kursi

    Konformasi perahu

    log K1 sangat rendah

    pada 4,7

    log K1 ~ 10 dihitung

    Dari konformasi

    perahu

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    34/40

    Kontribusi lebih juga memberikan panjang M-N 3,8 A dan sudut N-M-N 38o untuk

    cincin kelat piperazin. Syarat ini jauh dari nilai panjang M-N dan sudut N-M-N dari

    banyak ion logam. Ligan BAE-HPIP membentuk kompleks yang lebih stabil daripada

    BAE-PIP karena fit yang lebih baik terhadap ion logam. Cincin HPIP (homopiperazin)

    terkoordinasi dengan halangan palign kecil pada ion logam panjang M-N 2,1 Adan sudut N-M-N 74o, paling dekat dengan syarat di atas dengan ion logam seperti

    Ni(II). Cincin HPIP bebas juga tidak mempunyai konformasi lain dengan energi yang

    lebih rendah.

    Ligan BAE-DACO tidak menunjukkan peningkatan kestabilan dibandingkan dengan

    BAE-HPIP, karena koordinasi ligan DACO pasti energi tinggi, dimana kedua cincin

    disekitar ion logam dari koordinasi DACO membentuk konformasi kursi, tetapi terjadi

    tolakan van der Waals H-H yang serius sehingga salah satu cincin berbentuk

    konformasi perahu untuk melepaskan tolakan H-H. Hal tersebut menyebabkan energihalangan menjadi tinggi karena adanya konformasi perahu. Cincin kelat konformasi

    perahu ligan PN (1,3-propandiamin) memiliki energi sekitar 4 kkal/mol lebih tinggi

    dibandingkan konformasi kursi. Cara untuk mengatasi problem ini mengikutiprosedur simpel yaitu jika atom hidrogen pada dua atom karbon yang bersebelahan,

    tidak terikat satu sama lain sehingga memberikan tolakan van der Waals dan

    menyebabkan destabilisasi kompleks, maka untuk mengatasinya adalah denganmembuat ikatan C-C diantara dua karbon yang bersebelahan. Hasilnya adalah ligan

    bispidin yang tidak memiliki problem tolakan H-H. Kompleks bispidin ini memiliki

    kestabilan dengan tingkat preorganisasi sangat tinggi

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    35/40

    Konformasi kursi (A) dan perahu

    (B) dari cincin anggota enam PN,

    menunjukkan bahwa

    penyusunan hidrogen eklipspada (B) memberikan energi

    halangan sebesar 4 kkal/mol

    lebih tinggi dari (A). (C)

    menunjukkan pembentuk

    konformasi kursi-kursi pada

    cincin kelat DACO menunjukkan

    tolakan van der Waals H-H yangmende-stabilkan kompleks. (D)

    menunjukkkan pembentuk

    konformasi kursi-perahu,

    destabilisasi kompleks oleh

    cincin konformasi perahu.

    (E) menunjukkan cincin kelat bispidin, menunjukkan adanya gugus metilen pada posisi dua

    hidrogen yang saling menginterferensi secara sterik pada (C) menyebabkan ligan

    pengompleks yang sangat kuat

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    36/40

    Efek Campuran Cincin Kelat dengan Ukuran Beredapada Kestabilan Kompleks

    17,1

    -19,5

    21,7

    -24,8

    23,2

    -27,7

    20,1

    -21,5

    log K1[Cu(II)]

    H [Cu(II)]

    3,3,3-tet3,2,3-tet2,3,2-tet2,2,2-tetLigan

    NH HN

    NH2 NH2

    NH HN

    NH2 NH2

    NH HN

    NH2 NH2

    NH HN

    NH2 NH2

    Kestabilan tertinggi pada kompleks ligan 2,3,2-tet, sedangkan kestabilan terandah pada

    kompleks ligan 3,3,3-tet. Rendahnya kestabilan kompleks ligan 3,3,3-tet terletak pada

    mudahnya cincin kelat yang berbeda ukuran untuk bergabung bersama. Kestabilan

    kompleks ligan 2,3,2-tet pada konformasi halangan minimum, penggabungan cincinlima dan enam dapat terjadi karena hampir tidak ada halangan sterik. Ligan yang

    mempunyai cincin kelat anggota lima dan enam akan membentuk kompleks yang lebihstabil dibandingkan ligan yang hanya mempunyai cincin lima saja atau cincin enam

    saja. Hal ini juga tergantung pada ukuran ion logam. Untuk ion logam besar, afinitas

    rendah untuk cincin kelat anggota enam menjadi penting sehingga kompleks 2,2,2-tet

    akan lebih stabil daripada kompleks 2,3,2-tet.

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    37/40

    Gambar 3.21 dan penjelasannya

    Dua cincin kelat anggota enam yang berseberangan menyebabkan stabilitas

    kompleks yang rendah, sedangkan ketika satu cincin anggota enam dipasangkan

    dengan cincin anggota lima memberikan kestabilan kompleks yang tinggi denganion logam ukuran Cu(II). A menunjukkan dua cincin kelat anggota enam,

    pembentukan ikatan C-N harus menggabungkan keduanya halangan sterik,karena orbital sp3 yang dibutuhkan untuk membentuk ikatan tidak overlap.

    Sebaliknya, B menunjukkan bahwa cincin anggota lima dan cincin anggota enam

    yang berseberangan overlap tanpa adanya halangan sterik.

    Alasan rendahnya kestabilan kompleks poliamin yang hanya memiliki

    cincin anggota enam, secara umum adalah karena cincin-cincin tersebut

    tidak dapat bergabung pada segi ion logam empat planar dan oktahedral

    tanpa menyebabkan halangan sterik tingkat tinggi

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    38/40

    Efek Sterik dan Induksi pada Ligan Pengkelat

    7,20

    3,57

    3,87

    10,02

    6,89

    5,20

    10,33

    7,17

    5,47

    10,48

    7,35

    5,4

    log K1 Cu(II)

    log K1 Ni(II)

    log K1 Cd(II)

    N,N,N,N-TMEENN,N-DIMEENN-MEENEN

    NH2 NH2 CH3NH NH2 CH3NH NHCH3 (CH3)2N N(CH3)2

    Kekuatan donor dan tendensi menyebabkan halangan sterik padapembentukan kompleks meningkat mengikuti deret NH3 < NH2R < NHR2 < NH3untuk R = CH3 dan juga perubahan R mengikuti CH3 < (CH3)2CH < (CH3)3C

    pada ligan seperti deret RNH2. Halangan sterik pembentukan kompleks

    sering memiliki kontribusi lebih dibandingkan efek induksi. Contoh efek

    sterik yang melebihi efek induksi dapat dilihat pada substitusi N-metil padaetilendiamin :

    Substitusi N-alkil menyebabkan penurunan kestabilan kompleks

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    39/40

    NH2 NH2 NH2 NH2

    12,20

    14,90

    11,63

    14,56

    11,27

    14,01

    10,48

    13,54

    log K1 Cu(II)

    log 1 Ni(II)

    DICHENTMEENDIMEENEN

    Substitusi C-metil pada etilendiamin menunjukkan efek yang kurang

    dibandingkan substitusi N-metil sehingga efek induksi perlu diamati untuk

    ion logam yang kurang dipengaruhi oleh efek sterik seperti ion Ag(I). Contohkurangnya respon efek sterik ditemukan pada ion Pb(II) yang sangat besar

    dimana membentuk kompleks dengan NH3 memiliki log K1 hanya 1,6 tetapi

    dengan t-butilamin memiliki log K1 sebesar 5,0

    NH2 NH2NH2 NH2

  • 7/28/2019 LIGAN PEMBENTUK KELAT

    40/40

    Pada bab ini kita sudah mempelajari bahwa ligan pengkelat

    memiliki kontribusi terhadap kestabilan kompleks, relatifterhadap ligan unidentat analognya. Efek preorganisasi

    yang menarik telah ditunjukkan, dengan jembatan yang

    lebih rigid dan dengan peningkatan efek induksi,

    menunjukkan bahwa peningkatan efek induksi tidakmembatasi peningkatan efek sterik yang menyertai. Cara

    yang paling efisien untuk meningkatkan efek induksi tanpa

    meningkatkan efek steriknya adalah dengan membuat

    cincin kelat ekstra. Logika akhir dari proses ini adalah

    menghubungkan atom donor pada ligan untuk membentuk

    cincin sempurna, yaitu cincin makrosiklik. Dengan ligan

    makrosiklik, kita akan mempunyai level preorganisasi yanglebih tinggi daripada sebagian besar ligan pengkelat

    Sekian dan Terima Kasih