lengkap isbn.pdf

download lengkap isbn.pdf

of 108

Transcript of lengkap isbn.pdf

  • PilarPilarPilarPilar----Pilar Kokoh Pilar Kokoh Pilar Kokoh Pilar Kokoh Penopang GerejaPenopang GerejaPenopang GerejaPenopang Gereja

    Prinsip Pertumbuhan Gereja dari Surat KolosePrinsip Pertumbuhan Gereja dari Surat KolosePrinsip Pertumbuhan Gereja dari Surat KolosePrinsip Pertumbuhan Gereja dari Surat Kolose

    Pieter G.O. Sunkudon

  • Pilar-Pilar Kokoh Penopang Gereja

    Prinsip Pertumbuhan Gereja dari Surat Kolose Oleh : Pieter G.O. Sunkudon

    Palu, Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Palu

    Cetakan Pertama Mei 2013.

    v + 101 hlm, 14 x 20 cm

    ISBN 978-602-14125-0-3

    Rancang Sampul: Henry V.D. Sunkudon

    Diterbitkan Oleh :

    STTII Palu Jl. Wisata Air Terjun Wera, Balumpewa, Dolo Barat, Sigi-

    Biromaru, Sul-Teng.

    Telp. (0451) 483676, Hp. 0852 4116 5552

    E-mail : [email protected]

    [email protected]

  • KATA PENGANTAR

    Pujian dan syukur penulis panjatkan, kepada Allah,

    dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Penguasa jagad raya itu,

    yang oleh kasih dan anugerah-Nya, penulis masih diberi

    kesempatan untuk melayani di negeri tercinta Indonesia,

    khususnya di kota Palu, Sul-Teng. Anugerah-Nya pulalah yang

    memungkinkan penulis dapat menyelesaikan buku kecil ini.

    Terima kasih kepada istri (Tinata Syella Rengku) dan

    kedua anak penulis (Asael S.B. Sunkudon & Ahren T.C.

    Sunkudon), pemberian-Nya yang paling berharga bagi penulis,

    serta orang tua kami, yang terus mendorong, memberi semangat,

    serta pengertian, dalam mendampingi penulis selama ini.

    Rekan-rekan dosen, karyawan, mahasiswa, serta

    sahabat-sahabat alumni Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia

    Palu, yang selalu memberi inspirasi sekaligus membangkitkan

    semangat untuk terus berkarya dan mengembangkan diri.

    Para majelis, hamba-hamba Tuhan, serta jemaat

    Gereja GKI Palu, yang juga selama ini menjadi sarana bagi

    pembentukan karakter pelayan Tuhan bagi penulis. Sekaligus

    seluruh pelayan Tuhan yang mengabdikan dirinya di gereja-

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    2

    gereja di seluruh Nusantara, kepada saudara-saudaralah buku ini

    didedikasikan.

    Ayat-ayat Alkitab yang dikutip tanpa keterangan

    dalam buku ini, adalah dari Alkitab terjemahan baru Lembaga

    Alkitab Indonesia tahun 2000. Untuk ayat-ayat dalam bahasa

    Yunani, dikutip dari BibleWorks Greek LXX/BNT [CD ROM].

    Akhirnya, hanya doa yang dapat penulis sampaikan

    kepada Allah, untuk dapat membalaskan kemuliaan hati Anda

    sekalian. Kiranya, Allahku akan memenuhi segala

    keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam

    Kristus Yesus (Flp. 4:19). Amin.

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

    Kenyataan Ironis

    Risalah Tentang Judul

    PILAR I : KUALITAS PELAYAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

    Metamorfosa

    Produktivitas

    Karakter

    Sinergi

    PILAR II : IDENTITAS DIRI JEMAAT (1:2) . . . . . . . . . . . .33

    PILAR III : KARAKTER JEMAAT (1:3-14) . . . . . . . . . . . . . 41

    PILAR IV : PENGAJARAN ALKITABIAH (1:15 3:17) . . .47

    Kristologi: Keutamaan Kristus

    Misiologi: Penderitaan Dalam Pelayanan

    Apologetika: Peringatan Tentang Ajaran Sesat

    Karakter: Perilaku Praktis Jemaat

    PILAR V : PELAKSANAAN MISI (Kol. 4) . . . . . . . . . . . . . 64

  • REFLEKSI BAGI GEREJA MASA KINI . . . . . . . . . . . . . . . 66

    Evaluasi

    Saran Praktis

    Pilihan Pribadi Jemaat Awam dalam Gereja

    PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89

    BIBLIOGRAFI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .93

  • PENDAHULUAN

    Dalam pengertian teologis, Gereja merupakan

    representase riil Tuhan Yesus Kristus di dunia ini. Itulah

    sebabnya eksistensi Gereja seharusnya memberi impak yang

    signifikan terhadap dunia ini.1 Layantara berkata, Gereja adalah

    instrumen Kristus untuk melaksanakan program keselamatan

    Allah bagi dunia. Kristus bekerja di dalam, melalui dan bersama

    gereja-Nya demi mengaktualisasi kehendak Allah ini.2

    Berabad-abad lamanya Gereja eksis dan membaur di dunia ini

    sehingga telah mempengaruhi sejarah bahkan hal tersebut terjadi

    secara represif.

    1Bnd. John Stott, Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan

    Kristiani, pen., G.M.A. Nainggolan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina

    Kasih/OMF, 1996), 1-25.

    2Hanny Layantara, Kepemimpinan Gereja Lokal, Seminar

    PATI STTII Yogyakarta, 21-25 Juni 2004.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    2

    Kenyataan Ironis

    Dalam kemajuan zaman yang semakin pesat dan

    rentan terhadap degradasi ini, Gereja seharusnya terus menjadi

    panduan yang terlihat jelas dalam masyarakat, sebagaimana

    mercusuar bagi sebuah kapal di lautan pada kegelapan malam,

    sehingga dengan demikian kemerosotan yang begitu menekan

    kehidupan manusia dari generasi ke generasi dapat dibendung.

    Sebab memang Tidak dapat dipungkiri bahwa kemerosotan

    moral semakin meningkat seiring perkembangan pada segala

    aspek kehidupan manusia.

    Tanggung-jawab ini bukanlah sesuatu yang ringan

    untuk diemban namun hal ini bukanlah realita yang asing bagi

    Gereja, sebab untuk itulah Gereja ada, diperlengkapi, diutus ke

    tengah-tengah dunia ini serta diberi jaminan penyertaan

    langsung oleh Yesus Kristus, Sang Penguasa Jagad itu (Mat.

    28:19,20). Dalam tanggung-jawab yang sangat membanggakan

    ini, Gereja haruslah benar-benar menampakkan kemajuan yang

    dinamis seiring dengan pesatnya perkembangan dunia dalam

    segala dimensi kehidupan.

    Ironisnya, Tubuh Kristus (baca: gereja) masa kini

    berada dalam situasi yang terdesak sehingga peninjauan kembali

    terhadap nilai-nilai utama dalam pelayanan merupakan sesuatu

    yang bersifat urgen.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    3

    Indikasi tentang adanya persoalan dalam hal

    pertumbuhan gereja, baik kualitas maupun kuantitas, merupakan

    titik tolak tulisan ini. Fenomena yang signifikan tentang aktifitas

    pelayanan yang kurang seimbang, merupakan pokok yang masih

    sangat membutuhkan perhatian dari semua pihak dalam lembaga

    gereja, teristimewa oleh para pemimpin yang adalah penentu

    arah bagi sebuah organisasi gereja. Situasi di atas bagi penulis

    disebabkan oleh beberapa hal berikut.

    Pertama, kurangnya pengetahuan yang benar

    tentang unsur-unsur penting dalam pelayanan gereja. Pada era

    perkembangan teknologi yang belum pernah terbayangkan oleh

    manusia di masa lalu ini, seharusnya berbagai macam dalih

    tentang tidak pentingnya pengetahuan teologi, baik yang bersifat

    konsepsi maupun terapan, haruslah segera disingkirkan. Namun

    fenomena yang patut disayangkan hingga hari ini adalah, masih

    ada sebagian orang yang berpikir bahwa pengetahuan teologi

    tidaklah perlu ketika seseorang akan terjun dalam pelayanan

    secara langsung. Ungkapan-ungkapan yang skeptis bahkan sinis

    tentang pendidikan teologi masih sering terdengar dari beberapa

    orang percaya termasuk para pelayan Tuhan. Hal ini secara

    otomatis menjadi salah satu penyebab tidak-lengkapnya

    pengetahuan tentang Alkitab di antara para pelayan Tuhan yang

    tetap bertahan pada pemahamannya itu.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    4

    Kedua, pemahaman tentang standar Alkitabiah

    mengenai perkembangan sebuah gereja sebagai tubuh Kristus

    yang simpang-siur. Selanjutnya perbedaan yang disebabkan oleh

    berbagai macam alasan, menghasilkan munculnya berbagai

    macam standar3 dari berbagai golongan di dalam gereja. Orang

    percaya lain berpikir bahwa kuantitas adalah yang utama

    sementara itu yang lainnya lagi bertahan bahwa kualitas lebih

    dari segala-galanya.4

    Ketiga, penekankan yang tidak seimbang terhadap

    unsur-unsur dalam pelayanan praktis. Penekanan secara

    berlebihan bagi suatu bidang pelayanan namun pengabaian

    terhadap bidang pelayanan penting lainnya. Sebagai contoh

    langsung berhubungan dengan hal ini adalah mengenai dana

    yang dikeluarkan oleh beberapa gereja Tuhan untuk berbagai

    bidang pelayanan, di beberapa gereja terlihat bahwa dana untuk

    program pembelian peralatan musik begitu besar, sementara

    untuk program misi tidak terlihat sama sekali atau sekalipun

    terlihat, diusahakan ditekan agar pengeluaran untuk hal ini

    3Yang penulis maksudkan di sini adalah standar tentang

    seberapa signifikan bertumbuhnya sebuah gereja.

    4Fenomena ini juga diamati oleh seorang pakar pertumbuhan

    gereja C. Peter Wagner. Wagner berkata, Kuantitas saja tidak cukup tanpa

    kualitas yang sama. . .. Ia juga menambahkan saya tidak yakin kita perlu

    untuk menetapkan kualitas melawan kuantitas. Kita bisa dan seharusnya

    memiliki keseimbangan. C. Peter Wagner, Memimpin Gereja Anda Agar

    Bertumbuh, peny., Erna Iskandar, Ike Wihana F.B. dan Hosea S.L., pen.,

    Indriyati Subandi (Jakarta: Harvest Publishing House, 1995), 24, 25.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    5

    semakin sedikit. Sementara itu, di beberapa gereja terlihat lebih

    berkonsentrasi pada pembangunan fisik namun mengabaikan

    program pengajaran. Bahkan ada yang lebih tertarik untuk

    mendepositokan pemasukan tiap bulannya dibanding

    memanfaatkannya untuk kebutuhan pelayanan. Dan masih

    banyak hal lainnya yang menunjukan tidak-seimbangnya

    penekanan dalam bidang-bidang kompleks dalam pelayanan. Ini

    juga merupakan kenyataan dalam keberlangsungan pelayanan

    gereja Tuhan.

    Keempat, penafsiran terhadap Firman Tuhan yang

    tidak konsisten. Permasalahan ini bukanlah merupakan sesuatu

    yang baru bagi gereja,5 sebaliknya hal ini merupakan problem

    klasik yang bukannya semakin terkikis habis namun semakin

    subur dan menjalar ke berbagai lapisan dan denominasi.

    Munculnya berbagai macam pengajaran sumbang merupakan

    pembuktian signifikan bagi kenyataan ini. 6

    5Kenyataan ini dapat ditemukan dalam surat-surat yang dikirim

    oleh rasul-rasul kepada jemaat, yang salah satunya oleh Paulus kepada jemaat

    di Kolose. Terlihat jelas di sana bahwa salah satu isu hangat yang dibicarakan

    Paulus adalah mengenai pengajaran sesat. Lih. penjelasan tentang latar

    belakang Surat Kolose oleh Donald C. Stamps, peny., Alkitab Penuntun

    Hidup berkelimpahan, pen., Nugroho Hananiel (Malang: Gandum Mas,

    1994), 1986, 1987.

    6Sebagai contoh persolaan ini di masa kini terlihat pada

    kericuhan yang diciptakan oleh orang-orang yang menyebut dirinya

    pengagum yahweh. Namun hal ini telah dibantah oleh beberapa orang

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    6

    Ditambah lagi, para pengkhotbah (tentu saja tidak

    semua) mulai menghindari penelitian Alkitab secara induktif

    untuk khotbah-khotbahnya, tidak lagi berfokus pada pesan yang

    sesungguhnya, malah menggantinya dengan motivasi-motivasi,

    yang bersumber bukan dari Alkitab, akhirnya predikat

    pengkhotbah yang melekat pada dirinya lebih pantas diganti

    dengan motivator. Bukanlah salah jika memberi dorongan

    kepada umat melalui khotbah, namun pertanyaannya, apakah itu

    yang benar-benar ingin disampaikan Alkitab?

    Kelima, sikap yang eksklusif oleh beberapa

    anggota dan organisasi gereja. Mungkin secara riil gejala ini

    tidak begitu terlihat, namun pada dasarnya pemikiran sempit dan

    bahkan apatis terhadap denominasi lain terkadang menjadi

    penghalang tercapainya pekabaran Injil sampai ke ujung

    dunia. Pengintimidasian terhadap denominasi-denominasi baru

    yang muncul belakangan masih sering terjadi di beberapa daerah

    di Indonesia,7 sehingga dengan demikian halangan besar

    terhadap tumbuh kembangnya Tubuh Kristus bukan saja berasal

    dari luar tetapi juga dari dalam Tubuh itu sendiri.

    seperti I.J. Satyabudi dalam bukunya. Lih. I.J. Satyabudi, Kontroversi Nama

    Allah (Jakarta: Wacana Press, 2004).

    7Sangat disayangkan hal ini masih saja terjadi di kalangan

    gereja Tuhan padahal Paulus telah menegurnya sejak awal. Lih. I Korintus

    12.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    7

    Beberapa pertanyaan yang berusaha dijawab dalam

    diskusi ini adalah sebagai berikut: Nilai-nilai apa saja yang

    dikemukakan oleh Paulus dalam Surat Kolose mengenai

    perkembangan pelayanan gereja yang ideal? Sehingga yang

    kedua, apa saja yang dapat menjadi indikator pertumbuhan

    gereja yang ideal di masa kini? Ketiga, bagaimana persoalan

    ketidak-seimbangan dalam pertumbuhan Gereja ini dapat

    diselesaikan berdasarkan Surat Kolose ini?

    Risalah Tentang Judul

    Penulis menggunakan istilah risalah8 pada judul

    bagian ini, sebab di dalamnya akan dijelaskan tentang, apa yang

    dimaksud penulis dengan judul yang tertera pada sampul buku

    ini.

    Klausa Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja,

    digunakan karena penulis menganalogikan tubuh Kristus

    sebagai sebuah bangunan, yang di dalamnya harus memiliki

    struktur yang lengkap untuk dapat berdiri kokoh.9 Adapun

    Pilar-pilar di sini menunjuk pada setiap pokok utama, yang

    merupakan hasil telaah terhadap Surat Kolose.

    8risalah berarti, yang dikirimkan (surat, utusan, dsb.); surat

    edaran (selebaran); karangan ringkas mengenai suatu masalah di ilmu

    pengetahuan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia

    (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1309.

    9Bandingkan Paulus dalam Efesus 2:19-22.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pendahuluan

    8

    Penulis berasumsi bahwa prinsip-prinsip yang

    ditemukan dari Surat Kolose, jika diterapkan secara konsisten

    dalam sebuah gereja lokal, maka tumbuh-kembang gereja

    tersebut dapat dijamin.

  • PILAR I: KUALITAS PELAYAN

    Scazzero berkata, seperti apa para pemimpinnya,

    seperti itu juga gerejanya.1 Tumbuh kembang sebuah gereja

    dimulai dari para pelayannya. Penulis sengaja tidak menyebut

    pemimpin untuk orang-orang yang mengabdi ini, demi

    menegaskan tugas mereka yang sesungguhnya.

    Metamorfosa

    Istilah metamorfosa (juga metamorfosis) dalam dunia

    biologi berarti, perubahan susunan seperti berudu menjadi katak;

    peralihan bentuk (mis. dari ulat menjadi kepompong, kemudian

    menjadi kupu-kupu); istilah ini juga sering digunakan dalam

    ilmu geologi dengan arti, proses perubahan struktur batuan krn

    peristiwa tekanan dan pemanasan yg sangat tinggi.2

    Paulus menggunakan istilah ini dalam konteks

    perubahan pola pikir (Rm. 12:2). Istilah serupa juga digunakan

    1Peter Scazzero dan Warren Bird, Gereja yang Sehat Secara

    Emosional dan Spiritual, peny. Ostaria Silaban, pen. Grace P. Christian

    (Batam: Gospel Press, 2005), 27.

    2Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia

    (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1021.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    10

    oleh para penulis Injil ketika menuliskan peristiwa yang dialami

    Yesus di atas sebuah gunung (Mat. 17:2; Mrk. 9:2).

    Metamorfosis yang dibicarakan di sini juga secara

    literal berarti berubah, yakni berubah dalam hal pikiran,

    perasaan, dan kehendak, tentu saja kearah yang lebih baik.

    Pokok ini muncul dari asumsi penulis bahwa, kualitas seseorang

    selalu terjadi melalui proses.

    Identitas Paulus

    Paulus adalah salah seorang yang memiliki peran

    penting dalam Surat Kolose. Selain sebagai penulis, Paulus juga

    merupakan bapak rohani, bukan saja bagi beberapa orang yang

    namanya disebut dalam Surat, namun lebih dari itu bagi jemaat

    secara keseluruhan. Beberapa hal mengenai pribadi kunci ini

    akan diuraikan berikut ini.

    Paulus, yang juga bernama Saulus ini, disebut dalam

    Perjanjian Baru sebanyak seratus delapan puluh kali. Dua puluh

    dua kali disebut Saulus dan seratus lima puluh delapan kali

    disebut Paulus.3 Sepintas, melihat dominasinya dalam

    Perjanjian Baru, dapatlah disimpulkan bahwa pribadi ini

    bukanlah pribadi yang patut untuk dilewatkan dalam

    3Mary Hartanti Widiasih, Paulus dalam Biodata Tokoh-tokoh

    Alkitab Perjanjian Baru (t.k.: t.p., t.t.), 68.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    11

    pembahasan. Bahkan Russell Spittler berkata, Selain dari

    Kristus sendiri, tidak ada tokoh lain yang begitu penting dalam

    Perjanjian Baru seperti Paulus.4

    Penampilan Fisik

    Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, secara

    fisik sepertinya Paulus bukanlah seorang yang tampan atau

    rupawan. Ia dideskripsikan sebagai, bertubuh pendek, kakinya

    agak bengkok, perawakannya kekar, alisnya tebal hingga saling

    bertemu, hidungnya sedikit lengkung. . ..5 Asumsi ini juga

    mendapat penegasan dari beberapa tulisannya sendiri yang

    mengindikasikan, betapa Paulus tidak pernah membanggakan

    keadaan dirinya secara fisik namun lebih cenderung mengakui

    kelemahannya (2 Kor. 10:10; 1 Kor. 2:1,3; 2 Kor. 11:6).6

    Namun demikian, penulis masih sedikit meragukan

    deskripsi di atas apabila memperhitungkan keanggotaan Paulus

    dalam kelompok Farisi sekaligus Sanhedrin.7 Sebab salah satu

    persyaratan yang ditekankan untuk menjadi anggota dalam

    4Russell P. Spittler, Pertama dan Kedua Korintus (Malang:

    Gandum Mas, 1988), 112.

    5Sostenis Nggebu, Dari Betsaida Sampai Ke Yerusalem, peny.

    Bestiana Simanjuntak dan Ridwan Sutedja (Bandung: Kalam Hidup, 2002),

    22.

    6Spittler, Pertama, 113.

    7Nggebu, Dari Betsaida, 25-27.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    12

    kelompok tersebut adalah kesempurnaan fisik.8 Tetapi menurut

    penulis diskusi mengenai pokok ini bukanlah sesuatu yang

    sangat penting untuk persoalkan lebih jauh, sebab tidak begitu

    mempengaruhi penafsiran bagian demi bagian yang akan

    diuraikan dalam tesis ini.

    Keluarga

    Mengenai latar belakang keluarganya, Paulus adalah

    seorang dari suku Benyamin yang lahir dan dibesarkan di kota

    Tarsus di Kilikia (Kis. 9:11; 21:39; 22:3; Rm. 11:1). Dalam

    Kisah Para Rasul 23:6, di hadapan Mahkamah Agama Paulus

    mengakui bahwa ia juga adalah keturunan Farisi. Ini

    menunjukan bahwa Paulus benar-benar seorang yang bertumbuh

    dalam lingkungan keluarga yang sangat religius.

    Kewarganegaraan

    Berbicara tentang status politiknya, Paulus adalah

    seorang warga negara Romawi (Kis. 16:37; 22:25-29). Yang

    mana pada masa itu, bangsa Romawi telah menguasai dunia

    dengan penerapan berbagai peraturan hukum, mengenai

    8Diktat Kuliah: Injil-injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul, sem. I,

    1988.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    13

    bermacam-macam kepentingan. Salah satunya adalah

    perlindungan terhadap hak-hak warga-negara Roma.9

    Pendidikan

    Dari banyak sumber terlihat jelas bahwa Paulus

    merupakan seorang yang terpelajar. Bahkan berbicara mengenai

    kualitas kesarjanaannya, ia adalah seorang cendikiawan yang

    sangat cerdas. Keluarga terpelajar merupakan faktor penting

    dalam perkembangan inteligensi Paulus. Ia terkondisi dengan

    pola pikir edukasi dari dalam keluarganya, ditambah dengan

    lingkungan tempat tinggalnya, yaitu kota Tarsus, yang

    merupakan kota pendidikan pada masa itu.10

    Namun Paulus

    tidak menempuh jenjang pendidikannya di kota kelahirannya

    itu. Ia belajar di Yerusalem oleh bimbingan guru besar

    Gamaliel,11

    seorang yang memiliki gelar terhormat rabban

    yang berarti guru kami.12

    Satu istilah yang dapat menyimpulkan informasi di

    atas adalah perubahan. Perubahan yang terjadi secara

    9E. A. Judge, Roma, dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,

    peny. Um. H. A. Oppusunggu dan yang lainnya, pen. Broto Semedi, 2:321-

    323.

    10E. E. Ellis, Paulus, dalam Ensiklopedi, Peny. Um. H. A.

    Oppusunggu dan yang lainnya, pen. M. H. Simanungkalit, 2:208.

    11Illumina: Gamaliel, dalam Ensiklopedi. [CD ROM]

    12BibleWorks6: Gamaliel, dalam Fausets Bible Dictionary,

    [CD ROM]

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    14

    progresif baik sebelum maupun sesudah ia mengenal pribadi

    Kristus. Perkembangan intelektual dan spiritualnya telah

    berlangsung pesat, yang mana hal itu telah terbentuk dengan

    dukungan dari lingkungan dan banyak faktor signifikan lainnya.

    Produktivitas

    Jelas dalam Alkitab bagaimana Paulus telah

    mendedikasikan hidupnya untuk Kristus melalui pelayanan Injil.

    Banyak hal yang telah dikontribusikan Paulus selama hidupnya

    sebagai orang percaya. Namun dalam bagian ini hanya beberapa

    hal yang paling menonjol saja yang akan penulis paparkan.

    Pertama, penanaman Gereja. Semasa hidupnya

    sebagai rasul, Paulus telah begitu aktif terlibat dalam pelayanan

    pekabaran Injil bahkan tidak jarang, buahnya adalah sebuah

    jemaat baru. Tiga kali bahkan empat perjalanan misinya

    bukanlah pekerjaan yang sia-sia, sebaliknya telah membuahkan

    banyak jemaat baru serta lebih dari itu telah mengokohkan

    keyakinan beberapa di antaranya.13

    Kolose bukan salah satu

    yang dibukanya, namun Paulus memiliki andil dalam

    pembinaannya, walau hanya dengan cara korespondensi.14

    13Widiasih, Paulus dalam Biodata Tokoh-tokoh, 71-79.

    14Kolose 1:1.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    15

    Kedua, penulisan Surat. Mungkin pelayanan ini

    dapat juga termasuk dalam bentuk pembinaan rohani jemaat.

    Namun menurut penulis adalah baik jikalau digunakan istilah

    penulisan surat, sebab pokok yang sedang dibicarakan di sini

    adalah mengenai karya-karyanya. Selama pelayanannya, Paulus

    telah menulis dan mengirimkan sekian banyak Surat, baik

    kepada pribadi maupun komunitas-komunitas Kristen pada

    masanya. Dengan ilham Roh Kudus, ia telah membimbing

    Jemaat Tuhan, bukan saja pada jaman gereja mula-mula namun

    hingga kini. Salah satunya adalah Surat yang dijadikan landasan

    tesis ini, yaitu Surat Kolose.15

    Ketiga, pemuridan. Dalam perjalanan Paulus sebagai

    penginjil, telah dicatat, baik oleh tabib Lukas dalam Kisah Para

    Rasul, maupun dalam Surat-suratnya sendiri bahwa ternyata

    Paulus bukan saja seorang church planter yang berhasil, namun

    juga adalah seorang mentor yang jenius pembentukan

    pemimpin baru. Beberapa orang yang berhasil dimuridkannya

    tercatat dalam Surat Kolose, mereka adalah Timotius, Epafras,

    Tikhikus, Onesimus dan bahkan kemungkinan besar Lukas,

    15Douglas Berglund, Time Line Pauls Letters, dalam Catatan

    Kuliah: Kekristenan dan Budaya, MA.Miss (2007).

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    16

    Filemon16

    serta beberapa yang lain, pernah dibimbing oleh

    Paulus.

    Karakter

    Dalam diskusi tentang karakter Paulus ini, penulis

    mencoba untuk memaparkannya secara terbatas, yakni

    berdasarkan pengamatan terhadap beberapa bagian dalam Surat

    Kolose saja. Beberapa pembagian klausa dalam bagian

    pembukaan Surat akan menjadi landasan kajian ini. Sebab,

    penulis mengamati beberapa hal menarik sehubungan dengan

    karakter Paulus dalam bagian tersebut. Beberapa kutipan berikut

    akan dijabarkan untuk menemukan prinsip-prinsip berkenaan

    dengan karakter Paulus.

    Rasul Kristus Yesus (1:1). Karakter Paulus yang

    pertama terlihat dari caranya memperkenalkan diri, yakni

    sebagai, avpo,stoloj Cristou/ VIhsou/ (avpostolosj Cristou/

    Vihsou).17 Dari ungkapan ini dapat dilihat bagaimana Paulus

    begitu menyadari akan identitasnya, dalam hal ini berkenaan

    posisi dirinya di hadapan Kristus.

    16Lih. Filemon.

    17Kolose 1:1. Terj. BibleWorks New Testament [CD ROM]

    (selanjutnya untuk ayat-ayat dalam terjemahan bahasa Yunani dikutip dari

    BibleWorks New Testament).

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    17

    Penggunaan istilah avpostolosj yang diterjemahkan

    rasul oleh Lembaga Alkitan Indonesia, sebelum diadopsi ke

    dalam Perjanjian Baru, bukanlah istilah yang dimengerti dalam

    konteks, sebagaimana dipahami Gereja pada masa kini. Istilah

    ini diambil dari termin pelayaran, yakni dari kata kerja to send

    atau mengutus/mengirim. Ini menunjuk pada satu atau

    sekelompok kapal yang dipimpin untuk melakukan sebuah

    ekspedisi kelautan. Hal tersebut bukanlah berbicara tentang

    otoritasnya, namun hanya merupakan sebuah kesadaran untuk

    menjadi utusan. Bahkan kemudian, istilah ini bisa berarti, biaya,

    daftar hasil penjualan dan bahkan juga paspor. 18

    Selanjutnya istilah yang diambil dari kata kerja

    apostellw ini diterapkan dalam Perjanjian Baru, terhadap

    beberapa orang, Yesus sebagai utusan Allah (Ibr. 3:1), pada

    utusan Allah untuk berfirman ke Israel (Luk. 11:49), dan utusan

    gereja (2 Kor. 8:23; Flp. 2:25). Tapi juga dipakai khusus

    mengenai kelompok pejabat tertinggi dalam gereja purba.

    Menarik karena istilah ini memiliki pengertian sedikit lebih

    dalam dari pada istilah pempw yang yang juga berarti

    mengutus. Nampaknya apostellw lebih dipahami sebagai

    mengutus dengan tujuan khusus, sekalipun pada beberapa

    18Ilummina Gold: avpostoloj, dalam Ensiklopedia, Tyndale

    House Publishers: 2003. [CD ROM]

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    18

    bagian kedua istilah ini digunakan tanpa memberi arti yang

    berbeda.

    Bertolak dari itu, istilah avpostolosj atau rasul yang

    diterapkan kepada kedua belas murid, mengacu pada tugas

    mereka untuk menjadi utusan-utusan Kristus dengan tujuan

    pemberitaan namaNya. Dengan modal pengalaman serta

    pembelajaran yang intensif bersama Tuhan Yesus. Itulah

    sebabnya para rasul adalah pengukur ajaran dalam persekutuan

    gereja Tuhan.19

    Oleh Paulus gelar ini selalu digunakan dalam surat-

    suratnya termasuk dalam Surat Kolose. Hal ini menyiratkan

    beberapa hal menarik yang penting untuk dicermati. Pertama,

    ini menunjukan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya

    secara penuh di hadapan Kristus. Dengan memperkenalkan diri

    sebagai rasul Kristus, Paulus sedang menegaskan bahwa, betapa

    ia bertanggung jawab atas tugas yang diebankan kepadanya,

    yaitu pemberitaan Injil. Ia meyakini bahwa pertemuannya

    dengan Kristus di jalan menuju Damaskus menjadikannya

    sebagai saksi dari kebangkitan Kristus (Kis. 9:1-19a; 22:6-16;

    26:12-18; bnd. Galatia 1:17).

    19A. F. Walls, Rasul, dalam Ensiklopedi, pen. Sijabat-Runkat,

    peny. Um. H. A. Oppusunggu dan yang lainnya, 2:307

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    19

    Kedua, pengakuan kerasulannya juga menunjuk pada

    fungsinya sebagai bagian dari pembangunan tubuh Kristus yaitu,

    adalah tolok ukur pengajaran dalam gereja. Sebagaimana

    ditegaskan dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, bahwa

    gereja dibangun atas dasar para rasul dan nabi (Ef. 2:20).

    Ketiga, panggilannya yang jelas juga merupakan

    alasan bagi Paulus untuk menekankan gelar istimewa ini.

    Panggilan ilahi, yaitu penugasan langsung oleh Tuhan Yesus

    merupakan salah satu syarat bagi seorang yang disebut rasul

    Kristus Yesus. Bahkan keyakinan ini beberapa kali ditegaskan

    Paulus dalam surat-suratnya (Rm. 1:1; 1 Kor. 1:1; Gal. 1:1,15,

    dsb.).

    Dan keempat, pengakuan diri sebagai rasul Kristus

    Yesus menyiratkan kerendahan hati Paulus untuk tunduk

    kepada Kristus yang sebelumnya sangat ditentangnya. Harus

    diakui bahwa, ideologi yang telah tertanam dalam diri seseorang

    selama puluhan tahun, merupakan hal yang paling sulit untuk

    diubah. Kenyataan ini juga berlaku tidak terkecuali kepada

    Paulus. Pengubahan keyakinan mengenai Hukum Taurat serta

    cara pandang kepada Kristus dan para murid, tentunya bagi

    Paulus bukanlah sesuatu yang tidak membutuhkan pergumulan.

    Namun pengakuannya sebagai rasul telah membuktikan

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    20

    kerendahan hatinya untuk berbalik dalam pandangan dan

    ideologinya sebelum mengenal Tuhan.20

    Oleh Kehendak Allah (1:1). Mengenai karakter

    Paulus selanjutnya, masih dalam 1:1, yaitu dalam frase dia.

    qelh,matoj qeou/ (diav qelh`matojs qeou/). Jika mencermati

    hubungan kata demi kata dalam ayat 1 dan 2 berdasarkan

    struktur kalimatnya, maka fungsi preposisi yang dipadankan

    dengan kata benda dalam bentuk kasus genetif, maka

    diavpada bagian ini sedang berbicara mengenai suatu sebab

    atau alasan dari sebuah kegiatan.21

    Sementara satu-satunya

    kegiatan yang tersirat adalah menulis surat. Singkatnya, yang

    menjadi penyebab atau alasan dari kegiatan Paulus dalam

    menulis Surat Kolose adalah kehendak Allah. Namun yang

    lebih menarik di sini, bahwa ternyata preposisi ini, dapat

    digunakan dengan makna temporal, sehingga menegaskan kurun

    waktu atau peristiwa yang terjadi bersamaan dengan tindakan

    kata kerja pokok.22

    Jadi, adalah sangat logis jika preposisi ini

    juga bermaksud untuk menjelaskan bahwa, segala hal, baik

    dalam penulisan Surat maupun panggilan serta kerasulannya,

    adalah berdasarkan kehendak Allah sendiri. Dengan demikian

    20Band. Filipi 3:8.

    21Petrus Maryono, Diktat Kuliah: Gramatika dan Sintaksis

    Bahasa Yunani Perjanjian Baru, 1994, 68,69.

    22Ibid.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    21

    dapat disimpulkan bahwa, melalui bagian ini terlihat bahwa

    sesungguhnya Paulus dalam segala aspek hidupnya berorientasi

    pada kehendak Allah.

    Timotius Saudara Kita. Cara pandang Paulus

    terhadap anak rohani-nya terlihat di bagian terakhir 1:1,

    menurut penulis, sapaan o` avdelfo.j (o` avdelfosj) atau

    saudara itu oleh Paulus bagi Timotius merupakan sesuatu

    yang unik. Secara literal istilah ini berarti saudara kandung,

    tentu saja dalam konteks ini istilah o` avdelfos bukan

    dimengerti secara demikian. Namun dalam bagian ini, sapaan

    tersebut sangatlah pantas untuk dimengerti secara figuratif, yang

    menunjuk pada pengertian anggota komunitas Kristen, dan

    assosiasi para pekerja rohani. Bagi orang Yahudi istilah ini bisa

    menunjuk pada saudara sebangsanya (Kis. 3:22). Dan terakhir

    dimengerti dalam hubungan persahabatan (Mat. 5:22).23

    Melihat

    berdasarkan istilah yang sama, yang juga digunakan Paulus

    ketika menyapa Jemaat, penerima suratnya, maka dapat ditarik

    beberapa kesimpulan mengenai prinsip-prinsip yang dimiliki

    Paulus dalam hal pemahaman akan hubungannya dengan orang

    percaya lainnya. Bagi penulis, dari sapaan di atas, terlihat kasih

    sayang dan ketulusan hati kepada sesama orang percaya

    23BibleWorks6: avdelfo,j, ou/, o` brother, dalam Friberg

    Lexicon. [CD ROM]

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    22

    sehingga menghasilkan kepedulian yang intens, serta dukungan

    yang penuh kepada seorang anak rohani untuk menghasilkan

    buah dalam pelayanannya.

    Realita dan kesimpulan di atas, semakin jelas pada

    ayat-ayat selanjutnya. Dalam bagian terakhir ayat 2, Paulus

    mengucap berkat bagi jemaat serta mendoakan jemaat untuk

    pertumbuhan rohani mereka pada beberapa ayat selanjutnya

    (1:3, 9-11). Bertolak dari itu, penulis tertarik untuk menjabarkan

    secara terperinci mengenai berkat yang diucapkan Paulus pada

    bagian ini, sebagaimana yang juga biasa ditulisnya dalam surat-

    surat lainnya.24

    Sinergi

    Dalam Surat Kolose Paulus mencantumkan beberapa

    nama dari pribadi-pribadi yang berperan penting dan tentu saja

    dikenal oleh jemaat, baik yang bersama-sama Paulus maupun

    bersama-sama para penerima Surat. Beberapa hal istimewa

    berhubungan dengan pribadi-pribadi tersebut juga terkadang

    dikemukakan Paulus, sehingga sangat bijaksana jka tidak

    dilewatkan untuk disimak.

    Tikhikus (4:7,8). saudara kita yang kekasih, hamba

    yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan. Ia kusuruh

    24Pokok ini akan dibahas pada bagian berikutnya.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    23

    kepadamu dengan maksud, supaya kamu tahu akan hal ihwal

    kami dan supaya ia menghibur hatimu. Yang berperan sebagai

    kurir dalam pengiriman Surat Kolose adalah seorang yang

    bernama Tikhikus. Berdasarkan Kisah Para Rasul 20:4, ternyata

    Tikhikus berasal dari Asia. Sekalipun mungkin Kolose bukanlah

    tempat asalnya, namun perjalanannya kali ini juga dapat

    dikatakan pulang ke kampung halaman. Dalam ekspedisi ini,

    bukan hanya Surat Kolose yang dibawa oleh Tikhikus, tetapi

    juga sepertinya ada Surat lainnya yaitu, Surat untuk Jemaat di

    Efesus.25

    Sangat menarik ketika Paulus mendeskripsikan

    Tikhikus di hadapan Jemaat Kolose. Ia disebut saudara kita

    yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam

    Tuhan. Citranya dikemukakan Paulus dalam tiga frase yang

    positif. Pertama, frase o` avgaphto.j avdelfo.j (o` avgaphtosj

    avdelfosj). Sebagaimana Timotius, Tikhikus juga disebut

    saudara oleh Paulus dengan menambahkan kata sifat o`

    avgaphtosj. Posisi atributif26 dalam paradigma kata sifat ini

    menunjukan suatu penekanan yang khusus.27

    Besar

    25Jarry Autrey, Surat Kiriman Penjara (Malang: Gandum

    Mas, 1998), 155.

    26Lih. Keterangan dalam Saparman, Diktat Kuliah: Bahasa

    Yunani, MA.Miss: 2007, 20.

    27Maryono, Diktat Kuliah, 61.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    24

    kemungkinan bahwa, hal ini menunjukan pokok yang

    dikemukakan di sini adalah bagaimana kasih yang layak

    diterima oleh tikhikus sebagai saudara, bagaimanapun

    keadaannya sebagai pribadi.

    Kedua, Tikhikus diterangkan sebagai seorang

    pisto.j dia,konoj (pistosj dia]konojs), secara sederhana

    diterjemahkan hamba yang setia oleh Lembaga Alkitab

    Indonesia. Dapat dipahami bahwa keterbatasan bahasa,

    seringkali menyebabkan kurang lengkapnya hasil terjemahan

    dari teks asli. Itulah sebabnya penting untuk

    membandingkannya dengan beberapa Alkitab terjemahan

    lainnya. Istilah trustworthy dipakai dalam terjemahan The

    New American Bible untuk mewakili kata sifat pistosj ini.

    Sedangkan dalam terjemahan King James Version disebut

    dengan istilah faithful, demikian juga dalam beberapa

    terjemahan Bahasa Inggris lainnya.28

    Namun Dalam Friberg

    Lexicon istilah ini dijelaskan sebagai berikut:

    (1)Bentuk aktif; (a) seorang yang sedang meyakini,

    mempercayai, penuh iman, penuh kepercayaan (Yoh.

    20:27); (b) tentunya, sebagai kata sifat percaya (dalam

    28Beberapa terjemahan tersebut dapat dilihat dalam BibleWorks

    6. [CD ROM]

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    25

    Kristus) (Kis. 16:1); secara substantive orang percaya (2

    Kor. 6:15); oi` pistoioi` pistoioi` pistoioi` pistoi, secara literal orang-orang percaya, yakni orang Kristen (1Tim. 4:3); pisth,pisth,pisth,pisth, seorang percaya wanita, wanita Kristen (1T 5.16); (2)

    bentuk passif; (a) pribadi-pribadi yang dapat dipercaya,

    beriman, dapat dijadikan tempat bersandar (Kol. 4:7),

    lawan dari istilah a;dikoja;dikoja;dikoja;dikoj (tidak bijak); (b) kesetiaan Allah (Ibr. 10:23); (c) sehubungan dengan hal-hal,

    khususnya berhubungan dengan apa yang disebut yakin,

    kenyataan, dapat diterima (1 Tim. 1:15)29

    Ternyata bahwa, Tikhikus bukanlah seorang pelayan

    yang sekadar setia saja, namun kesetiaannya tesebut memiliki

    suatu nilai yang lebih. Ia adalah seorang yang percaya,

    berkeyakinan dan penuh iman. Sebagaimana seharusnya desain

    dari seorang Kristen.30

    Ketiga, frase su,ndouloj evn kuri,w| (su]ndoulosj evn

    kuri^w). Tikhikus bukan hanya disebut sebagai hamba yang

    penuh iman namun ia juga diterangkan sebagai seorang

    su]ndoulosj dalam Tuhan. Ada beberap kali kata dasar istilah

    ini digunakan dalam Perjanjian Baru, namun dalam bentuk

    nominatif maskulin tunggal, hanya empat kali istilah ini dipakai

    dalam Alkitab (Mat. 18:29; Kol. 4:7; Why. 19:10; 22:9).31

    29BibleWorks6: pisto,j, h,, o,n dalam Friberg Lexicon.

    30BibleWorks6: Faithful, dalam Eastons Bible Dictionay.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    26

    Dalam setiap konteks ayat-ayat tersebut, istilah ini menunjuk

    kepada seseorang, yakni hamba, dengan menekankan

    kesejajaran status.

    Onesimus (4:9). Dalam perjalanannya, Tikhikus

    bersama-sama dengan seorang budak dari seorang kaya di

    Kolose yang bernama Filemon,32

    yakni Onesimus. Sebelumnya

    ia telah melarikan diri, dan dimenangkan oleh Paulus dalam

    Penjara. Ada banyak penafsiran mengenai kasus Onesimus

    sehubungan dengan Filemon, namun hal yang dapat

    disimpulkan di sini bahwa, ada suatu perubahan yang terjadi

    dalam dirinya. Apapun pelanggaran yang pernah dilakukannya,

    yang jelas adalah kini Onesimus kembali kepada Filemon

    dengan membawa sepucuk surat, sekaligus permohonan maaf.

    Surat dari Paulus tersebut adalah yang dinamakan Surat Filemon

    dalam kanon Perjanjian Baru.33

    dari saudara kita yang setia dan

    yang kekasih, seorang dari antaramu (bnd. Filemon).

    Sekali lagi Paulus menekankan kesejajaran status

    dalam Kristus, dalam penjelasannya mengenai Onesimus. Ia

    menyebutnya sebagai saudara kita yang setia dan yang

    kekasih, sekalipun kemungkinan besar, sebelumnya ia dikenal

    31Lih. BibleWorks 6: Keterangan dalam BNM Morph +

    Barclay-Newman

    32Lih. Surat Filemon.

    33Autrey, Surat Kiriman, 155.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    27

    sebagai seorang yang tidak setia terhadap tuannya Filemon.

    Kepada Filemon Paulus seolah-olah mendesak agar Onesimus

    dapat diterima dengan penuh keterbukaan.34

    Bahkan ia

    ditekankan sebagai, seorang dari antaramu. Untuk

    mengingatkan jemaat pada kebersamaan mereka sebelumnya.

    Aristarkus, Markus, Yustus (4:10-11). Dalam

    kesusahan Paulus dalam penjara, ada tiga orang yang disebutnya

    sebagai temanku sepenjara, teman sekerja serta

    penghibur, yaitu Aristarkus, Markus, Yustus. Salah seorang

    dari mereka yaitu Markus, kemungkinan besar akan segera

    mengunjungi Jemaat Kolose, sehingga Paulus meminta jemaat

    agar terimalah dia, apabila dia datang kepadamu (4:11).

    Mengenai Markus, sebelumnya Paulus pernah tidak

    mengijinkannya untuk turut dalam perjalanan pelayanan, bahkan

    hal tersebut sempat meimbulkan perselisihan antara Paulus

    dengan Barnabas.35

    Namun kali ini terlihat betapa Paulus sangat

    senang dengan kehadirannya. Nyata bahwa, tidak ada persoalan

    yang dapat menghalangi lancarnya keberlangsungan pelayanan.

    Epafras (4:12-13). Peran seorang gembala yang

    bernama Epafras dalam pertumbuhan rohani jemaat Kolose,

    merupakan hal yang begitu signifikan. Seorang dari Kolose ini

    34Filemon.

    35Kis. 15:37-39.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    28

    dikatakan telah secara konsisten mendoakan kerohanian jemaat,

    sehingga pertumbuhan kearah kedewasaan terus berlangsung

    secara progresif. Adapun bentuk partisip kini untuk kata kerja

    yang diterjemahkan bergumul (avgwnizo,menoj-

    avgwnizo!menosj), sedang menunjukan usaha yang sangat keras

    dan intesif dalam mendoakan jemaat,dan dilakukan secara

    progresif dalam hal waktu.36

    Sebagaimana seorang olah-

    ragawan yang sedang berjuang dalam sebuah pertandingan

    atletik untuk meraih gelar juara.37

    Kecintaan Epafras sebagai

    seorang gembala terhadap jemaat, mmungkinkan hal tersebut

    mampu untuk dilakukannya.

    Tidak ada keterangan yang jelas mengapa Epafras

    tidak kembali ke Kolose untuk menyampaikan Surat Paulus.

    Mengenai hal ini, Autrey mengemukakan dua kemunginan

    yaitu, pertama, Nampaknya Epafras telah dipenjarakan

    bersama Paulus.38

    Namun ia juga berkata, yanga kedua, . . .

    bisa berarti bahwa Epafras memilih untuk tinggal bersama

    36Fritz Rienecker, Colossians, dalam A Linguistic Key To The

    Greek New Testament, peny. Cleon L. Roger Jr. (Grand Rapids: Zondervan

    Publishing House, 1980), 584.

    37Barclay-Newman, avgwnizo,menoj dalam Greek English

    Dictionary dalam BibleWorks 6.

    38Autrey, Surat Kiriman, 156.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    29

    Paulus dan tidak ditahan oleh penguasa Romawi.39

    Namun

    yang jelas, dialah yang membawa kabar tentang keadaan jemaat

    kepada Paulus yang berada di Roma.40

    Nimfa (4:15). Selanjutnya Paulus menyapa dengan

    salamnya, kepada jemaat yang ada di Laodikia serta seorang

    yang rumahnya dipakai sebagai sarana persekutuan, yakni

    Nimfa. Nampaknya di sini Nimfa berperan sebagai orang yang

    menyediakan akomodasi untuk pelayanan. Nampaknya rumah

    Nimfa dipakai sebagai Pos Pelayanan Injil di daerah dekat

    Laodikia. Kesejajaran antara ketiga obyek dari kata kerja

    imperatif VAspa,sasqe (VAspa!sasqe) yang diterjemahkan

    salam oleh Lembaga Alkitab Indonesia,41

    menunjukan bahwa

    jemaat yang berada di rumah Nimfa bukanlah jemaat Laodikia.

    Jadi jemaat di rumah Nimfa ini dapat dikatakan sebagai cabang

    dari gereja di Laodikia atau dalam istilah yang populer pada

    masa kini, Pos Pekabaran Injil (dari jemaat Laodikia). Tidak ada

    keterangan mengenai waktu berdirinya Pos Pelayanan ini,

    namun kemungkinan besar jemaat yang berada di Laodikia lebih

    dahulu berdiri lalu kemudian mereka membuka cabang di rumah

    39Autrey, Surat Kiriman, 156.

    40Kol. 1:7.

    41Setiap pembahasan yang berhubungan dengan diagram

    Bahasa Yunani, dikutip penulis berdasarkan diagram dalam program

    Komputer BibleWorks 7. [CD ROM]

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    30

    Nimfa. Di sini nampak jiwa misioner dalam diri mereka, baik

    jemaat Laodikia maupun Nimfa.

    Lukas dan Demas (4:14). Dalam Surat Kolose ini,

    Paulus juga tidak lupa menyampaikan salam dari beberapa

    orang yang ada bersama-sama dengannya di Roma. Ada dua

    nama yang disebutnya, yakni Lukas dan Demas. Menarik karena

    tiga kali Paulus menyebut nama kedua orang ini dalam tiga

    suratnya. Dua kali pencantuman yang dapat dikatakan sama,

    dalam hal konteks, yakni dalam Surat kepada jemaat Kolose dan

    kepada Filemon yang juga berada di Kolose. Namun penyebutan

    yang ketiga, terdapat dalam Surat keduanya kepada Timotius,

    yang ditulis Paulus beberapa tahun kemudian.42

    Dalam 2 Timotius 4:10-11 Paulus berkata, karena

    Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah

    berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan

    Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.

    Bukan pujian yang dikatakan Paulus dalam bagian ini, namun

    sebaliknya ungkapan rasa kecewa. Kelihatannya, dari kedua

    orang ini, yang tetap bertahan dalam jalur pelayanan hanya

    Lukas, sedangkan Demas memilih untuk mengubah jalur.

    42D. Guthrie, Timotius dan Titus, Surat-surat Kepada dalam

    Ensiklopedi Alkitab, peny. Um. H.A. Oppusunggu dan yang lainnya, pen.

    M.H. Simanungkalit, 2:479.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    31

    Adapun beberapa tahun kemudian, tabib Lukas menghasilkan

    buku dari catatan-catatannya mengenai sejarah gereja, yakni

    Injil Lukas dan Kisah Para Rasul.43

    Tidak ada keterangan lebih

    lanjut mengenai pelayanan Demas, setelah meninggalkan

    Paulus.

    Arkhipus (4:17). Selanjutnya ada himbauan tentang

    pelayanan kepada seorang hamba Tuhan yang bernama

    Arkhipus. Kata kerja imperatif kini yang digunakan Paulus pada

    kata perhatikanlah, lebih jelas dapat diterjemahkan teruslah

    perhatikan.44

    Ini menunjukan bahwa himbauan ini sebenarnya

    bukan disebabkan oleh kelalaian Arkhipus dalam hal

    melaksanakan tugas-tugas pelayanannya, namun ia hanya terus

    diberi dorongan untuk mempertahankan prestasinya.

    Adapun mengenai jenis pelayanan yang diterimanya,

    nampak berdasarkan istilah diakoni,an (diakoni!an) yang dipakai

    di sana bahwa, Arkhipus adalah seorang diaken. Yang mana

    secara semantik, kata benda yang berfungsi sebagai obyek

    dalam kalimat ini, digunakan dalam berbagai konteks pelayanan.

    43Tidak ada keterangan secara biblika mengenai hal ini namun,

    Tradisi Kristen mula-mula mengatakan bahwa Injil ketiga dan kitab Kis

    ditulis oleh seorang non-Yahudi berbahasa Yunani. . .. Ia dokter medis,

    berpendidikan dan menjadi kawan seperjalanan Rasul Paulus. Ia bernama

    Lukas. J.N Geldenhuys, Lukas, Penulis Injil, dalam Ensiklopedi Alkitab,

    pen. Soelarso Sopater, 1:654.

    44Lih. Maryono, Diktat Kuliah, 106.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar I: Kualitas Pelayan

    32

    Dalam Kekristenan, kata ini mengacu pengertian yang cukup

    luas. Cakupan pelayanan berhubungan dengan istilah ini yakni,

    dapat berupa pelayanan meja sampai kepada pelayanan

    pekabaran Injil.45

    Jadi ternyata, Arkhipus adalah seorang yang

    memiliki tanggung jawab besar dalam jemaat, kepercayaan yang

    diberikan kepadanya telah dijalankan dengan benar dan

    dorongan agar mempertahankannya terus diberi oleh Paulus.

    Sehingga hasilnya akan menjadi semakin sempurna.

    Sebuah konklusi yang dapat ditarik sehubungan

    dengan bahasan tentang beberapa pribadi di atas tidak lain

    adalah, usaha Paulus dalam menciptakan suatu sinergi dalam

    keberlangsungan pelayanan yang tengah dilaksanakan pada

    waktu itu. Sapaan-sapaan yang dikemukakan Paulus kepada

    pribadi-pribadi di atas juga jemaat, menunjukan konektisitas

    yang baik di antara mereka. Keadaan yang sangat kondusif ini

    tentu saja ingin terus dipertahankan Paulus dalam pelayanan di

    antara mereka, baik antara jemaat dengan para pelayan Tuhan,

    jemaat dengan jemaat serta di antara para pelayan Tuhan.

    Menurut penulis, sinergi merupakan istilah yang paling tepat

    untuk menyimpulkan bagian ini.

    45W.E. Vine, Ministering, Ministration, Ministry, dalam An

    Expository Dictionary Of New Testament Words (New Jersey: Fleming H.

    Revell Company, 1966), 3:74-75

  • PILAR II: IDENTITAS DIRI JEMAAT (1:2)

    Sudah menjadi warna dalam tulisan-tulisan Paulus, ketika

    ia memberi deskripsi tentang identitas rohani penerima suratnya.

    Dalam konteks Surat Kolose, beberapa hal mengenai penerima

    suratnya diidentifikasi sebagai saudara-saudara yang kudus dan yang

    percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera

    dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu (1:2).

    Kata sifat a`gi,oij (a`gi!oisj). Menurut informasi dari

    Rienecker, kata sifat ini dapat berarti suatu subtitutive yakni

    saudara-saudara yang kudus atau juga dapat berarti sebagai

    subtitutive yang berindikasi pada suatu tingkatan tertentu dalam

    masyarakat yakni pribadi-pribadi yang kudus.1 Adapun mengenai

    istilah subtitutive dalam kutipan di atas, Hornby dalam Oxford

    Advanced Learners Dictionary Of Current English, menjelaskan

    sebagai berikut:

    Substitute. Sebagai kata benda~ (untuk seseorang atau

    sesuatu) seseorang atau sesuatu yang menggantikan, tidakan

    untuk atau melayani sebagai seseorang atau sesuatu yang lain.

    . .. Substitute. Sebagai verbal. (a) Seseorang/sesuatu yang

    menempatkan atau memakai seseorang atau sesuatu pada

    posisi seseorang atau sesuatu yang lain. (b) untuk

    1Rienecker, Colossians, dalam A Linguistic Key, 564.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    34

    seseorang/sesuatu yang bertindak atau melayani sebagai

    pengganti.2

    Bertolak dari itu, kembali pada istilah a`gi!oisj di atas, dapat dilihat

    bahwa sesungguhnya ada masa dimana jemaat belum menjadi kudus

    dan akhirnya tiba pada suatu titik dimana substansi ini berlaku pada

    mereka.

    Mengenai istilah ini, Porter menjelaskan bahwa,

    Atas dasar karakter dan perilaku Kudus Allah serta sebagai

    konsekuensi dari pada karya penyelamatan Kristus, Paulus

    menekankan bahwa orang-orang percaya juga telah menjadi

    kudus atau telah disucikan. Bagi Paulus, kekudusan atau

    kesucian adalah merupakan status dalam karya keselamatan,

    dan bahkan lebih penting lagi berkenaan dengan etika serta

    kesempurnaan eskatologikal.3

    Lebih dari itu Porter juga menambahkan bahwa pemakaian istilah

    Orang-orang kudus atau para Santo ini menunjuk pada anggota-

    anggota komunitas Kristen, yang mana kepada mereka Paulus

    mengalamatkan Surat-suratnya. Ia menyapa mereka sebagai orang-

    orang kudus. Istilah kudus bagi orang Kristen, bukanlah sekadar

    sebutan sehubungan dengan kondisi saja. Namun dalam pandangan

    Paulus, kekudusan adalah menyangkut dua hal, yakni suatu kondisi

    dan juga merupakan sebuah proses, yang mana setiap orang percaya

    terlibat dalam pekerjaan Allah, Kristus, atau bahkan Roh Kudus. Hal

    2A.S. Hornby, Substitute, dalam Oxford Advanced Learners

    Dictionary Of Current English, peny. Jonathan Crowther, Kathryn Kavanagh

    dan Michael Ashby (Oxford: Oxford University Press, 1995), 1192.

    3Gerald F. Hawthorne, Ralph Martin dan Daniel G. Reid, Peny.

    Um., Holines, Sanctification, dalam Dictionary Of Paul And His Letters,

    Oleh S.E. Porter (Illinois: InterVarsity Press, 1993), 397.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    35

    ini sejajar dengan penyebutan bagi umat Allah dalam Perjanjian Lama

    (bnd. Rom. 12:1; 15:16; Kol. 1:22; 3:12; Ef. 1:4; 5:27).4

    Mengenai penggunaan istilah ini dalam Surat Kolose,

    Porter menjelaskan bahwa, Kolose 1:28 dan Efesus 4:13 memiliki

    perspektif konseptual yang sama terhadap pengudusan, lebih dari itu

    penggunaan istilah teleios (sempurna) telah merangkum

    keseluruhan istilah yang ingin digunakan Paulus untuk Orang

    Percaya.5

    Frase (toi/j) pistoi/j avdelfoi/j evn Cristw (pistoisj

    avdelfoisj evn Cristw). Terjemahan langsung dari posisi atributif

    pada ajektifal ini adalah, saudara-saudara yang percaya dalam

    Kristus. Adapun istilah pistois di atas diambil dari kata adjektif

    verbal pisto,j pisto,j pisto,j pisto,j (pistosjj jj) yang menurut Strong Concordance dijelaskan:

    pisto,j pisto,j pisto,j pisto,j pistos {pis-tos'}. arti: 1) percaya, beriman 1a) seseorang yang menunjukan keyakinan mereka dalam sebuah

    transaksi bisnis, suatu eksekusi dari sebuah komando, atau

    perintah untuk pembebasan dari suatu tugas 1b) seseorang

    yang tetap mempertahankan kepercayaannya secara serius

    sekalipun dalam keadaan sulit, layak dipercaya 1c) hal itu

    dapat menjadi nyata 2) dapat dengan mudah dipercaya 2a)

    mempercayai, meyakini, mengimani 2b) dalam Perjanjian

    Baru, seseorang yang percaya kepada janji Allah ialah 2b1)

    seseorang yang meyakini bahwa Yesus telah bangkit dari

    4Hawthorne, Martin dan Reid, Peny. Um., Holines,

    Sanctification, dalam Dictionary Of Paul, 397.

    5Ibid., 401.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    36

    kematian 2b2) seseorang yang meyakini bahwa Yesus adalah

    Mesias dan pembawa keselamatan.6

    Jadi menurut penjelasan dari kutipan di atas nyata bahwa

    tidak semua orang di Kolose mamiliki atribut ini. Apalagi konteks

    yang sedang dibicarakan dalam bagian Surat ini adalah para pengikut

    Kristus. Yang mana telah terbukti bahwa, memang ketika seseorang

    memiliki serta menyadari akan pistos dalam dirinya maka

    kapabilitasnya dalam berbagai proses iman akan terus berkembang

    secara progresif. Sehingga hasil akhirnya adalah pertahanan yang

    teguh dalam iman kepada Tuhan Yesus.

    Posisi dalam Kristus sedang berbicara tentang

    hubungannya dengan jemaat Kolose yang sudah berlaku sebelumnya.

    Yakni pribadi-pribadi yang memiliki hubungan saudara karena sama-

    sama berada dalam Kristus. Berada dalam ikatan keluarga dalam

    Kristus. Prinsip relasi ini sama sekali tidak dibatasi oleh hubungan

    darah, daerah tempat tinggal, budaya, warna kulit atau hal-hal yang

    menonjolkan perbedaan lainnya. Paulus secara tidak langsung telah

    menunjukan bahwa apabila seseorang menjadi percaya kepada Kristus

    maka secara otomatis ia akan berada pada hubungan yang unik, bukan

    saja dengan Kristus sebagai Tuhannya namun juga dengan orang-

    orang percaya lainnya di manapun berada, yakni sebagai saudara-

    saudaranya.

    Pada bagian akhir ayat 2 Paulus mengucapkan berkat

    yang sangat istimewa bagi jemaat dengan berkata Kasih karunia dan

    6BibleWorks6: pisto,j dalam Stongs Cocordance.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    37

    damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu. Dalam bagian

    ini beberapa prinsip mengenai berkat dapat diuraikan. Pertama, ia

    mengemukakan isi berkat yang diperuntukan bagi orang percaya

    tersebut. Dengan cara yang unik, Paulus sering mengucapkan bagi

    jemaat melalui surat-suratnya bahwa, ca,rij u`mi/n kai. eivrh,nh avpo. qeou/

    patro.j h`mw/n (carijs u`mi/n kai eivrhnh avpo qeou/ patros h`mw/n).

    Berkat yang diucapkan Paulus di sini bukanlah sekadar berkat jasmani

    yang dapat diukur secara indrawi.

    Istilah carijs dalam penggunaan umumnya mencakup

    aspek yang sangat luas. Dalam penjelasannya mengenai konsep

    pilihan dalam konteks keselamatan, Marantika menginformasikan

    bahwa, dalam literatur Yunani istilah ini menunjuk pada sesuatu yang

    mendatangkan kepuasan dan menjamin sukacita. Suatu keindahan

    dalam bentuk obyektif (lahiriah) dan secara subyektif sikap bathin

    yang dirasakan terhadap seseorang (bathiniah).7 Artinya juga

    berhubungan dengan perasaan timbal balik dari penerima, yaitu rasa

    syukur. Syukur dalam bentuk kata kerja pembantu berarti bagi

    kepentingan memperoleh sesuatu.8 Dalam Perjanjian Baru, arti

    carijs berhubungan dengan sukacita dan kepuasan serta keindahan

    (Luk. 4:22; Ef. 4:29); perbuatan baik, kasih, karunia, simpati (Luk.

    1:3; 2:52; Kis. 7:10,46; 11:23); yang berhubungan dengan Allah

    menyatakan kasihNya tanpa disebabkan kebaikan (Kis. 11:23; Rm.

    11:6; 2 Kor. 4:15; 6:1; 2 Tes. 1:2); penggunaan dalam pengucapan

    7Chris Marantika, Soteriologi and Spiritual Life (Yogyakarta:

    Iman Press, 2001), 5-10.

    8BibleWorks6: ca,rij dalam Friberg Lexicon.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    38

    syukur (1 Tim. 1:12; 2 Tim.1:3; 1 Kor. 10:3); Menyatakan faedah-

    faedah (berkat-berkat) yang bersumber kepada anugerah keselamatan

    dalam Kristus, yang meliputi anugerah keselamatan oleh Yesus (1 Pet.

    1:10,13; 2 Kor. 8:9), Kristus pribadi sebagai wujud anugerah

    kebenaran (Yoh. 1:8; 1 Kor. 15:8-10), seluruh kondisi keselamatan

    seseorang (Rm. 5:2; 1 Pet. 5:12), juga berkat-berkat sementara di

    dunia ini (2 Kor. 9:8, 6-7).9

    Jadi secara luas dapat dikatakan bahwa, ucapan berkat

    yang diucapkan Paulus ini, sekalipun merupakan hal yang sering

    diucapkan, bukan berarti bobotnya menjadi ringan. Sebaliknya,

    melalui ucapan berkat ini, Paulus ingin selalu mengingatkan setiap

    pembaca Suratnya mengenai kebesaran anugrah Allah yang berlaku

    atas mereka. Sebab di dalamnya mengandung makna yang sangat

    dalam yakni, penebusan, pimpinan, penghiburan kekal serta

    pengharapan abadi.

    Berkat yang berikutnya ialah, eivrhnh. Istilah yang

    dalam bahasa Ibrani disebut ~Al+v' (lm) biasanya diucapkan sebagai

    salam sapaan.10 Namun makna literal dalam kata ini sesungguhnya

    sangat dalam. eivrhnh dalam paradigma tata bahasa Yunani, adalah

    sebuah kata benda feminin tunggal yang dalam penggunaannya

    ditempatkan pada kasus nominatif, yang menunjuk pada subyek dalam

    sebuah kalimat. Jelas bahwa, kata eivrhnh bukanlah sesuatu yang

    9Vine, Grace dalam An Expository Dictionary, 1:169-171.

    10Kenyataan ini dapat dilihat pada terjemahan istilah eivrhnh

    untuk kata lm dalam Septuaginta. BibleWorks6: LXX Septuaginta Rahlfs.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    39

    ditindaki/dikerjakan oleh seseorang atau jelasnya kata kerja, tetapi

    eivrhnh adalah sesuatu yang dapat menghasilkan atau menyebabkan

    sesuatu terjadi. Sebuah benda yang diberikan bagi seseorang sehingga

    dapat dimiliki untuk diaktifkan.

    Vine menjelaskan bahwa,

    istilah ini mendeskripsikan, (a) hubungan yang harmonis

    antara manusia (Mat.10:34; Rm.14:19); (b) antara bangsa

    (Luk.14:32; Kis.12:20; Why.6:4); (c) antara sahabat (Kis.

    15:33; 1 Kor.16:2; Ibr.11:31); kebebasan dari segala bentuk

    gangguan kejahatan (Luk.11:21; 19:42; Kis.9:31; (e) tugas

    kenegaraan (Kis.24:2); dalam gereja (1 Kor.14:33); (f)

    Keharmonisan hubungan antara Allah dan Manusia, yang

    disempurnakan dalam Injil (Kis.10:36; Ef.2:17); nilai dasar

    dari suatu peristirahatan dan segala hal yang termuat di

    dalamnya (Mat.10:13; Mrk. 5:34; Luk.1:79; 2:29; Yoh.14:27;

    Rm.1:7; 3:17; 8:6; juga menjelaskan tentang hubungan yang

    tidak terpisahkan hingga pada akhir jaman (Rm. 5:1).11

    Dalam konteks Kolose 1:2, Vine menambahkan bahwa dengan

    kesabaran, setiap orang percaya akan dikuatkan dengan segala

    kekuasaan. Ini dimungkinkan oleh Roh Tuhan yang ada dalam

    diri setiap orang percaya (Ef. 3:16).12

    Kesimpulan yang dapat ditarik di sini ialah bahwa,

    bagi Paulus berkat yang paling esensi dalam kehidupan Kristen

    adalah berkat rohani yang telah diperuntukan khusus bagi orang

    percaya, bukan berkat jasmani yang hanya bernilai untuk masa

    11Vine, Peace, Peaceable, Peaceably, dalam An Expository

    Dictionary, 3:167-168.

    12Ibid.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar II: Identitas Diri Jemaat (1:2)

    40

    kini saja, sekalipun itu berguna. Pemahaman akan bagian yang

    istimewa ini, merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

    orang percaya. Dengan demikian kelimpahan berkat dalam

    kehidupan Kristen bukanlah berdasarkan materi yang hanya

    dapat diukur secara indrawi, serta dapat dimiliki oleh setiap

    orang di dunia ini sekalipun tidak percaya. Namum lebih dari itu

    berkat yang paling istimewa dan khusus hanya dimiliki orang

    percaya, yakni berkat kekal yang sama sekali tidak terbatas oleh

    ruang bahkan waktu. Identitas rohani yang dipahami secara

    benar oleh setiap orang percaya, akan membawa mereka kepada

    pembentukan karakter yang progres sehingga menghasilkan

    integritas ideal.

  • PILAR III: KARAKTER JEMAAT (1:3-14)

    Fakta mengenai karakteristik jemaat Kolose jelas

    dinyatakan Paulus dalam ungkapan syukur yang sangat mendalam.

    Kabar yang diterimanya dari Epafras (1:7) sungguh memberikan

    semangat yang baru bagi dirinya sebagai pelayan Tuhan. Nyata bahwa

    jerih lelah mereka dalam pelayanan selama ini, baik oleh Paulus

    maupun para pelayan Tuhan lainnya termasuk Epafras telah

    menghasilkan buah. Beberapa hal mengenai pertumbuhan ini

    dikemukakan Paulus secara terperinci.

    Dalam dua paragraf selanjutnya setelah ucapan salam

    Paulus, penulis mengamati adanya pertumbuhan karakter yang

    dinamis dari sisi jemaat Kolose, melalui kebanggaan dan dukungan

    Paulus melalui doa dan motivasi. Pada paragraf yang pertama dalam

    bagian ini (3-8), Paulus berkata:

    Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita

    Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, 4 karena

    kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus

    dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh

    karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga.

    Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar

    dalam firman kebenaran, yaitu Injil, 6 yang sudah sampai

    kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh

    dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu

    mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan

    sebenarnya. 7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras,

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar III: Karakter Jemaat (1:3-14)

    42

    kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah

    pelayan Kristus yang setia. 8 Dialah juga yang telah

    menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.

    Pertama, imanmu dalam Kristus. Istilah iman yang

    digunakan di sini dalam paradigma bahasa Yunani, agak sedikit

    berbeda dengan iman yang telah dijelaskan sebelumnya. Istilah

    pi,stin yang diambil dari akar kata benda feminin tunggal pi,stij, pada

    bagian ini berkasus akusatif, yaitu sebagai obyek dalam kalimat.

    Dalam kamus Yunani-Indonesia, Newman Jr. menuliskan (mengenai

    arti kata), , f iman, kepercayaan, keyakinan; iman kristen;

    kekuatan iman (Rom. 14:22, 23); (?) ajaran (Yud. 3,20); tanggungan,

    bukti (Kis. 17:31); janji (1Tim. 5:12).1

    Lebih lanjut dalam Strongs Exhaustive Concordance Of

    The Bible, James Strong mengiformasikan:

    , - Persuasion. Yaitu percaya dalam atau menerima

    kebenaran dari suatu hal; Conviction (dari sebuah kebenaran

    agamawi atau kebenaran Allah atau guru agama), sering

    dipakai sebagai kepercayaan kepada Kristus untuk

    memperoleh keselamatan; secara abstrak menunjuk pada

    kualitas dalam pengakuan iman; sistem kebenaran religi (Injil)

    itu sendiri:- jaminan, keyakinan, Kepercayaan, iman,

    kesetiaan.2

    1Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia, Jakarta:

    BPK Gunung Mulia,1997), 134.

    2James Strong, dalam Strong Exhaustive

    Concordance Of The Bible, (t.k: t.p, t.t), t.h (no. 4102).

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar III: Karakter Jemaat (1:3-14)

    43

    Keyakinan, kepercayaan, kesetiaan, ketaatan, keteguhan dan

    sebagainya yang berhubungan erat dengan keselamatan di dalam

    Kristus, dapat dikatakan tercitra dalam istilah ini. Dalam kata ini

    terlihat potensi yang besar dalam kehidupan kekristenan. Sebab

    kesadaran terhadap membuat seseorang dapat memperoleh

    kepenuhan dalam Tuhannya, Yesus Kristus. Suatu pelayanan yang

    teraplikasi secara vertikal. Jemaat Kolose memilikinya sehingga rasa

    syukur Paulus terungkap dalam Surat ini.

    Kedua, iman kepada Kristus di atas dibarengi dengan

    kasihmu terhadap semua orang kudus. Hal istimewa berikutnya

    yang nampak dalam kehidupan orang percaya di Kolose ialah kasih

    yang diterapkan kepada saudara-saudara seiman, secara horisontal.

    Pelayanan ke dalam ini telah disaksikan dengan jelas oleh Epafras,

    seorang pembina rohani, yang tentu saja memahami secara persis

    standar rohani sebuah pelayanan. Sehingga laporannya tentang hal ini

    kepada Paulus sungguh dapat diterima tanpa ragu.

    Istilah avga,ph (avga!ph) dipakai Paulus dalam bagian ini,

    dengan jelas menunjukan bentuk kasih yang diterapkan oleh jemaat

    Kolose. Yaitu kasih yang secara khusus menunjuk pada kasih yang

    tulus tanpa menuntut balas. Dalam jemaat mula-mula, istilah ini

    kadangkala mengacu pada kegiatan jamuan kasih yang sering

    diadakan di dalam jemaat. Yang mana di dalamnya nampak jelas

    persekutuan yang indah antar personal dalam komunitas Allah.3

    3BibleWorks6: Agape dalam ISBE Bible Dictionary.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar III: Karakter Jemaat (1:3-14)

    44

    Keadaan indah ini jelas menunjukan seberapa signifikan pertumbuhan

    karakter jemaat di Kolose pada waktu itu.

    Ketiga, Paulus menyimpulkan kedua hal baik di atas

    dengan berkata bahwa semuanya itu merupakan, Injil itu berbuah dan

    berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak

    waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan

    sebenarnya (1:6b). Buah dari Injil tersebut tidak lain adalah iman dan

    kasih dalam jemaat. Bentuk partisip kini pasif dari kata auvxano,menon

    (auvxano!menon) menunjuk pada suatu pertumbuhan yang terjadi

    secara dinamis. Rienecker menjelaskan bahwa kata ini menunjuk

    pada suatu perkembangan keluar lebih dari bagian sebelumnya,

    sehubungan dengan pekerjaan rohani secara personal.4

    Bahkan Paulus menambahkan dalam bagian ini bahwa

    pertumbuhan rohani yang diakibatkan penerimaan terhadap Injil oleh

    jemaat di Kolose belum pernah mengalami stagnasi. Pertumbuhan ini

    telah berlangsung sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal

    kasih karunia Allah dengan sebenarnya (1:6c). Bentuk aoris, aktif,

    indikatif dari istilah hvkou,sate (hvkou!sate) dari akar kata avkou,w

    (avkou!w) dan evpe,gnwte (evpe!gnwte) dari kata evpiginw,skw (evpiginw!skw)

    menunjukan bahwa, kepentingan peristiwa tersebut bukan terletak

    pada unsur waktunya melainkan pada hakekat dari peristiwa itu

    sendiri.5 Jadi dalam bagian ini terlihat bahwa ternyata, kelangsungan

    4Rienecker, Colossians, dalam A Linguistic Key, 565.

    5Lih. Maryono, Diktat Kuliah, 122-123.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar III: Karakter Jemaat (1:3-14)

    45

    pertumbuhan yang dinamis itu bertolak pada peristiwa pendengaran

    dan pengenalan, yang dibicarakan di atas.

    Pada paragraf berikutnya yakni dalam ayat 9-14, Paulus

    mengemukakan suatu motivasi dengan cara mengemukakan pokok-

    pokok doa yang selama ini dinaikannya sehubungan dengan

    perumbuhan rohani jemaat. Secara kontekstual, bagian ini jelas

    merupakan lanjutan dari ucapan syukur Paulus dalam ayat 3. Ia

    melanjutkannya dengan mengemukakan beberapa permohonannya

    kepada Allah selama ini untuk jemaat.

    Bentuk middle dari dua istilah yang disejajarkan yakni

    proseuco,menoi (proseuco!menoi) dan aivtou,menoi (aivtou!menoi),

    mengindikasikan bahwa, dalam permohonannya ini, bukan saja jemaat

    yang akan menerima keuntungan, namun juga memberikan insentif

    bagi Paulus sendiri. Menarik karena untuk istilah aivtou!menoi dalam

    terjemahan versi King James diterjemahkan dengan istilah to

    desire,6 yakni menunjukan permohonan yang sangat kuat,

    7 atau dapat

    diterjemahkan sebagai hasrat dalam Bahasa Indonesia.

    Paulus memohon kepada Allah untuk menolong mereka

    mengetahui hal-hal yang Dia ingin mereka kerjakan (1:9); memohon

    kepada Allah agar memberikan pemahaman rohani yang mendalam

    bagi mereka (1:9); Memohon kepada Allah untuk menolong mereka

    hidup bagi Nya (1:10); memohon kepada Allah untuk memberikan

    6BibleWorks6: Terj. Alkitab King James with Strongs and

    Jenewa Notes.

    7Hornby, desire. Dalam Oxford Advanced, 315.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar III: Karakter Jemaat (1:3-14)

    46

    pengetahuan yang lebih lagi tentang diri-Nya (1:10); memohon

    kepada Allah agar memberikan kepada mereka kekuatan dalam

    menghadapi penderitaan (1:11); serta memohon kepada Allah untuk

    memenuhi mereka dengan sukacita, kekuatan dan ucapan syukur

    (1:11).

    Permohonan-permohonan di atas tentu saja erat kaitannya

    dengan situasi yang sedang dihadapi jemaat. Yang mana maraknya

    pengajaran sesat dalam jemaat sedang berlangsung dengan gencar

    serta tekanan-tekanan dari pihak luar, yakni pemerintahan Nero.8

    Dalam kondisi ini, Paulus memahami bahwa, pentingnya berdoa untuk

    jemaat merupakan hal yang tidak tergantikan oleh apapun. Dan hal

    inipun disampaikan kepada jemaat. Urgensi dari situasi ini

    memerlukan perhatian yang ekstra dari para pemimpin rohani,

    dukungan doa yang intens dan reguler merupakan kebutuhan primer

    bagi jemaat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ternyata

    dalam hal pertumbuhan rohani sebuah jemaat lokal, peran aktif para

    pemimpinnya merupakan faktor yang signifikan.

    8Bnd. Merrill C. Tenney, New Testament Survey (Grand Rapids:

    Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 7.

  • PILAR IV:

    PENGAJARAN ALKITABIAH (1:15 3:17)

    Sekali lagi, tidak lepas dari isu pengajaran sesat yang

    tengah berkembang di antara jemaat, Paulus kembali menanamkan

    konsepsi Kristiani yang konsisten dengan pengajaran Tuhan Yesus ke

    dalam jemaat Kolose.1 Sebab dalam Surat inilah Paulus

    menggambarkan keseluruhan pemahaman teologinya untuk menolong

    para pembaca suratnya, agar menemukan kedewasaan sempurna baik

    jasmani maupun rohani yang Allah kehendaki bagi umat-Nya.2

    Dengan demikian beberapa hal pokok mengenai pangajaran dalam

    Surat Kolose, akan dikaji dalam bagian ini.

    Keutamaan Kristus (Kristologi)

    Kelihatannya isu Kristologi merupakan pokok yang

    marak diselewengkan dalam jemaat. Pengalihan pusat penyembahan,

    yakni dari Kristus kepada malaikat menjadi kurikulum para guru

    palsu. Filsafat pagan yang kala itu berkembang di tengah-tengah

    jemaat sedang berusaha mengguncang iman jemaat kepada Kristus,

    1Bnd. E.K. Simpson dan F.F. Bruce, Commentary On The

    Epistles To The Ephesians And The Colossians (Grand Rapids: WM. B.

    Eerdmans Publishing, t.t.), 18.

    2N.T. Wright, The Epistles Of Paul To The Colossians And To

    Philemon (Illinois: Inter Varsity Press, 1987), 39.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    48

    sehingga dengan sigap Paulus melakukan tindakan antisipasi.3

    Sementara itu filsafat Yunani telah digabungkan dengan legalisme

    perayaan-perayaan Yahudi. Dengan demikian, sunat, hukum-hukum

    adat istiadat, askese dan hal-hal semacamnya menjadi hal yang sangat

    menarik hati.4 Sehingga, beberapa hal pokok mengenai keutamaan

    Kristus dikemukakan Paulus sebagai bentuk apologetikanya untuk

    mempertahankan pengajaran yang benar.

    Pertama, 1:15: Ia adalah gambar Allah yang tidak

    kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.

    Istilah image5 dalam Bahasa Inggris diambil dari kata Yunani eivkw.n

    (eivkwVn)6 yang berdasarkan konteksnya dapat berarti, rupa, lukisan,

    bentuk, bahkan dapat menunjuk pada model sebuah patung pahatan.7

    Melanjutkan kalimat dalam bagian ini, frase imago Dei8 dalam

    Bahasa Latin secara sederhana diterjemahkan gambar Allah9 oleh

    Lembaga Alkitab Indonesia. Mengamati kerangka dalam ayat 15 ini,

    jelas bahwa frase tidak kelihatan itu menunjuk pada Allah dan

    bukan pada gambar. Itulah sebabnya dalam terjemahan King James

    dikemukakan dengan frase the invisible God.

    3Charles A. Trentham, The Sheperd Of The Stars (Nashville:

    Broadman Press, 1962), 15,16.

    4Untuk informasi selengkapnya mengenai ajaran sesat dalam

    jemaat Kolose lihat, John Mac Arthur Jr., The Fruitfull Life, peny., David

    Sper (Panorama City: Word Of Grace Communications, 1983), 13.

    5BibleWorks6: Terj. King James With Strongs and Jeneva

    Notes.

    6BibleWorks6: Terj. BibleWorks New Testament (NA27).

    7BibleWorks6: eivkw.n dalam BNM Morph + Barclay-

    Newman.

    8BibleWorks6: Terj. Latin Vulgate

    9BibleWorks6: Terjemahan Baru (Indonesia)

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    49

    Bertolak dari keterangan di atas, dapat diuraikan bahwa,

    Kristus yang merupakan pribadi riil yang ada dalam sejarah itu, adalah

    representase aktual dari Allah yang tidak nampak secara indrawi.

    Sekalipun pada beberapa kasus dalam Perjanjian Lama beberapa

    pribadi dikenan Allah untuk melihat-Nya (Kel. 33:23; Kej.

    32:24,30). Di mana gambaran atau cerminan tentang sifat-sifat Allah,

    sepenuhnya terpancar dari Kristus.10 Bahkan, dalam ayat 16, statusnya

    adalah Pencipta. Sehingga manusia yang eksistensinya telah

    dihancurkan oleh dosa, dapat melihat Allah melalui Kristus.

    Sebagaimana Doreen Widjana berkata, harus ada satu cara yang

    disesuaikan dengan keberadaan manusia.11

    Mengenai cara yang dimaksud Widjana di atas, Paulus

    menjelaskan bahwa,

    Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang

    memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari

    perbuatanmu yang jahat,22 sekarang diperdamaikan-Nya, di

    dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk

    menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di

    hadapan-Nya.12

    Bentuk aorist pasif dari istilah reconciled (diperdamaikan)

    menunjukkan bahwa tindakan ini adalah suatu realita yang telah

    selesai dilakukan dengan sempurna tanpa membutuhkan tambahan

    apapun. Paulus mengingatkan bahwa jemaat Kolose sama sekali tidak

    10John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, pen., Cahya R

    (Surabaya: YAKIN, t.t.), 96-111

    11Doreen Widjana, Kupasan Firman Allah Surat Kolose

    (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 38.

    12Kolose 1:21-22.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    50

    memerlukan mediator lainnya seperti malaikat untuk mencari

    kedamaian, sebab semuanya itu telah sempurna dikerjakan oleh

    Kristus.13 Sementara, yang dimaksud Paulus menggenapkan dalam

    dagingku menunjuk pada segala bentuk penderitaan yang dialaminya

    dalam pelayanan di tengah-tengah jemaat setelah Yesus naik ke surga.

    Selanjutnya yang Kedua, dalam 1:27-28. Paulus berkata,

    Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah

    pengharapan akan kemuliaan!28 Dialah yang kami beritakan,

    apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami

    ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang

    kepada kesempurnaan dalam Kristus.

    Mangenai bagian ini, preposisi evn (evn) yang berpasangan dengan kata

    ganti orang dalam bentuk datif tentu saja lebih tepat apabila

    diterjemahkan dengan preposisi di dalam dalam bahasa Indonesia.

    Jadi frase Cristo.j evn u`mi/n (Cristos evn u`mi/n) dalam bagian ini

    secara langsung dapat diterjemahkan Kristus ada di dalam kamu.

    Itulah sebabnya dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris, juga

    diterjemahkan dengan Christ in you.14

    Mengenai pokok ini, James M. Gray menjelaskan bahwa,

    tentu saja, ketika Paulus berkata, Kristus dalam kamu, berarti bahwa

    Kristus dalam gereja yang adalah tubuhNya, sebagaimana status yang

    telah ditetapkan sebelumnya. Gereja yang dimaksud di sini juga secara

    spesifik menunjuk kepada setiap anggota di dalamnya, yaitu Anda dan

    saya secara individual, jika kita telah menerimanya sebagai

    13Trentham, The Sheperd, 82.

    14Lih. Beberapa terjemahan dalam BibleWorks6.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    51

    Juruselamat kita dan dibaptiskan kedalam tubuhNya secara rohani

    oleh Roh Kudus. Sehingga sejak Dia tinggal di dalam kita, faktanya

    ialah bahwa Ia adalah pengharapan akan kemuliaan kita, di situlah

    terdapat seluruh keyakinan kita.15

    Secara praktis Paulus menekankan pada bagian akhir ayat

    28 bahwa, orientasi dari kehidupan Kristen sesungguhnya ialah

    kepada kesempurnaan dalam Kristus, bukan pada upacara-upacara

    adat istiadat gabungan, antara budaya Yahudi dan pemikiran Yunani.

    Ketiga, dalam 2:2-3 dikatakan,

    supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih,

    sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan

    pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, 3

    sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan

    pengetahuan.

    Kesimpulan sederhana yang dapat ditarik dari ayat ini yaitu, Kristus

    adalah pribadi unik16 yang merupakan sumber segala hikmat dan

    pengetahuan. Sehingga pengenalan akan Kristus berarti juga

    menemukan rahasia Allah yang besar, serta pemahaman yang benar

    akan segala polemik dalam kehidupan.

    Istilah pa,ntej (pa!ntesj) yang diterangkan sebagai kata

    sifat indefinite nominative masculine plural di sini juga sejajar dengan

    15James M. Gray, The Teaching and Preaching That Counts

    (New York: Fleming H. Revell Company, 1978), 15.

    16Lih. paparan oleh Chris Marantika, Kristologi, peny., Nanik

    Sutarni, Karel Siahaya, Parlaungan Gultom (Yogyakarta: Iman Press, 2008),

    3-17.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    52

    beberapa istilah lain seperti pa/j, pa/sa, pa/n gen. panto,j, pa,shj,

    panto,j, yang mana dapat dipahami dalam pengertian, (1) tanpa

    artikel, segala (pl. seluruh); segala jenis; seluruhnya, sepenuhnya,

    absolut, greatest; (2) dengan artikel entire, whole; all ( pa/j o` dengan

    partisip.semua orang yang); (3) semua orang, segala sesuatu ( dia.

    panto,j selalu, berkesinambungan, selamanya; kata. pa,nta dalam

    segal hal, dengan segala hormat).17 Jadi istilah yang dikemukakan

    tanpa artikel di atas merupakan keterangan mengenai hikmat dan

    pengetahuan dalam Kristus, bahwa harta itu sungguh tak terbatas,

    sehingga segala hal yang diperlukan berhubungan sofi,aj (sofiajs)

    dan gnw,sewj (gnwsewjs) yang sering menjadi kebanggaan dalam ajaran

    yang berkembang dalam jemaat, kini tidak tersebunyi lagi karena

    dapat ditemukan sepenuhnya dalam Kristus.

    Sehingga mengenai Kristus, yang keempat, Paulus berkata

    dalam 2:9, Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh

    kepenuhan ke-Allahan. Kini yang menjadi pusat pengajaran dalam

    jemaat Tuhan adalah Yesus Kristus itu sendiri. Sifat Allah yang

    transenden menyebabkan manusia sangat tidak mungkin untuk

    menjumpaiNya, itulah sebabnya kebutuhan akan inisiatif Allah untuk

    menemui manusia dengan caraNya sendiri, merupakan hal yang

    bersifat primer. Kehadiran Kristus dalam dunia merupakan tindakan

    riil Allah untuk kebutuhan di atas. Dalam hal ini, tubuh jasmani

    Kristus sungguh bukanlah suatu batasan bagi seluruh eksistensi Allah

    17BibleWorks6: pa,ntej dalam BNM Morph + Barclay-

    Newman.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    53

    namun keadaan Kristus secara jasmani ini, lebih merupakan bentuk

    panyataan-Nya kepada manusia yang terbatas. Jadi dalam kasus ini,

    persoalan keterbatasan bukan terletak pada Allah dalam Kristus tetapi

    terletak pada manusia itu sendiri.

    Itulah sebabnya yang diutamakan Paulus secara praktis,

    ketika sunat menjadi hal yang sangat esensi dalam paradigma

    jemaat, maka Paulus mengemukakan sebuah konsep tentang sunat

    sebagai titik temu yakni sunat rohani.18 Hal ini bersumber dari

    pemahaman Paulus yang bersifat komprehensif mengenai Kristus. Di

    mana sekalipun Kristus tampil secara jasmani di dunia ini, bukan

    berarti bahwa hal-hal yang bersifat jasmani adalah yang pokok.

    Kelima, dalam 2:19 terungkap bahwa Kristus adalah . . .

    Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi

    satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

    Di sini eksistensi Kristus dikemukakan sebagai inti yang menyatukan

    keseluruhan dari organisme, yang dalam konteks ini adalah Gereja.

    Menurut konteks ayat 18, kelihatannya Paulus ingin menegaskan

    bahwa, orang yang berada di luar Kristus sama sekali tidak memiliki

    kapasitas untuk menjadi patokan pengajaran. Jenis pengajar yang

    demikian tidak akan dapat dikenali, kecuali mencermati secara

    seksama isi ajarannya sendiri. Dalam konteks Surat Kolose, pengajar-

    pengajar sesat ini dapat dikenal dengan, pengalihan fokus dalam

    18Bnd. F.F. Bruce, The Letters Of Paul: An Expanded

    Paraphrase (Grand Rapids: Wm. B. Eermands Publishing Company, 1965),

    252-253.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    54

    pengajarannya, yakni bukan kepada Kristus tetapi kepada malaikat

    (2:18).

    Penderitaan Dalam Pelayanan (Misiologi)

    Dalam pasal 1:24 2:5, Paulus juga menceritakan kepada

    jemaat mengenai penderitaan yang dihadapinya secara fisik karena

    pelayanan injil. Namun tidak seperti pembicaraan orang pada

    umumnya mengenai penderitaan, dalam penyampaian Paulus

    penderitaan itu disampaikan bukan dengan nada kesusahan, tetapi

    sebaliknya dengan penuh kebanggaan, seolah penderitaan yang

    dialaminya adalah sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Ada

    beberapa pokok yang dapat dikatakan sebagai alasan Paulus

    menyampaikan soal penderitaannya seolah menyampaikan berita

    kemenangan besar. Suatu penyampaian tentang penderitaan yang

    disampaikan dengan penuh kebanggaan adalah sesuatu yang unik, dan

    pasti ada sesuatu yang perlu untuk dicermati.

    Setelah mengamati bagian tentang penderitaan yang

    dikemukakan Paulus, ternyata ada tiga hal menarik yang

    menyebabkan uniknya pempaian Paulus tentang penderitaan ini.

    Penderitaan dalam Pelayanan Injil merupakan kebanggaan Paulus

    disebabkan oleh, Pertama, karena di dalamnya Paulus boleh terlibat

    langsung dalam rancangan penyelamatan oleh Allah (1:24).

    Pernyataan Paulus bahwa, ia menggenapkan dalam dagingku apa

    yang kurang pada penderitaan Kristus tentu saja bukan bermaksud

    mengatakan bahwa ada yang kurang dalam penderitaan yang dialami

    oleh Yesus di atas kayu salib. Tentang apriori ini Paulus sendiri

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    55

    menegaskan bahwa Kristus telah melakukan segala sesuatunya dengan

    sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.19 Pekerjaan yang dilakukan

    Paulus dalam pelayanannya sama sekali tidak menambahkan apa-apa

    dalam karya penyelamatan Kristus, namun demikian,20 komentar

    Brauch, penderitaan ini merupakan salah satu alat untuk memperluas

    penebusan itu dalam kehidupan orang lain.21 Dapat dikatakan bahwa

    kebanggaan Paulus disebabkan oleh keterlibatannya dalam Pekabaran

    Injil, bukan saja dalam sebuah jemaat lokal seperti Jemaat Kolose,

    tetapi dalam jemaat secara global (ay.25).

    Kedua (1:26-29), sukacita dalam penderitaan disebabkan

    oleh, Paulus dapat mengetahui kemudian memberitakan rahasia Allah

    yang selama ini menjadi suatu janji yang sangat dinantikan (ay. 26).

    Pengharapan yang selama ini terlihat secara samar sejak jaman

    Perjanjian Lama, kini nampak jelas orang-orang percaya, kemudian di

    dalamnya Paulus dipakai Allah sebagai agen pemberitaan rahasia itu.

    Itulah sebabnya juga, Paulus memperingatkan jemaat untuk jangan

    mau digeser dari pengharapan Injil (1:23). Karena memang baginya,

    merupakan kerugian yang sangat besar apabila hal tersebut

    terelemenir oleh rupa-rupa penyesatan. Sebaliknya suatu

    19Bnd. Kol. 2:13-15.

    20Manfred T. Brauch, Ucapan Paulus yang Sulit, pen. Fenny

    Veronica (Malang: Departemen Literatur SAAT, 2001), 240. 21Brauch, Ucapan Paulus, 240.

  • Pilar-pilar Kokoh Penopang Gereja

    Pilar IV: Pengajaran Alkitabiah (1: 15 3:17)

    56

    keberuntungan besar ketika ia dapat menerima janji pengharapan yang

    sangat dirindukan orang percaya sepanjang Perjanjian Lama.22

    Dari apa yang dikemukakan Paulus mengenai pelayanan

    yang telah dilewatinya dengan penuh sukacita, sekalipun dalam

    penderitaan, nampak jelas bahwa ukan sekadar teori yang

    dikemukakan olehnya. Namun lebih dari itu, Paulus sedang

    mengajarkan sebuah prinsip dalam pelayanan Pekabaran Injil. Di

    mana dalam pengajaran kali ini, unsur pengorbanan merupakan pokok

    yang mengemuka.

    Peringatan Tentang Ajaran Sesat (Apologetika)

    Telah dikemukakan sebelumnya bahwa, adanya

    pengajaran menyimpang dalam jemaat yang dilaporkan Epafras,

    merupakan dasar signifikan dikirimnya Surat Kolose ini. Dengan

    demikian, dapat dikatakan bahwa keseluruhan dari pengajaran dalam

    Surat ini adalah menyangkut pembelaan terhadap kesesatan tersebut.

    Namun penulis merasa perlu untuk memformulasikan pokok ini secara

    khusus untuk lebih mudah mensistimatisasi pengajaran-pengajaran

    yang ada dalam Surat ini.

    Peringatan Paulus untuk mewaspadai pengajaran sesat

    dalam 2:8, dapat dikatakan sebagai tindakan responsifnya terhadap

    permasalahan yang berkembang dalam jemaat. Krisis pengajaran yang

    sedang