LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN -...
Transcript of LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN -...
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PERANAN TADARUS AL- QUR’AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN Al- QUR’AN HADITS DI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN”, disusun oleh Muhamad Mukri, NIM 102011023460, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 17 Juni 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan PAI)
Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan PAI)
Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001
Penguji I
Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001
Penguji II
Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005.198703.1.003
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peranan Tadarus Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits di
Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan, yang
disusun oleh Muhamad Mukri, NIM 102011023460, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. H. Abdul Madjid Khon, M.Ag
NIP 19580707.198703.1.005
ABSTRAK MUHAMAD MUKRI, “Peranan Tadarus Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa kelas XII pada Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kata kunci : Korelasi, Tadarus Al- Qur’an, Prestasi, Belajar, Al- Qur’an Hadits Latar belakang masalah dari penelitian ini diantaranya adalah pertama remaja saat ini kurang tertarik bertadarus (membaca al- Qur’an), dikarenakan pendidikan awal siswa non madrasah sehingga sulit membaca al- Qur’an yang bertuliskan aksara Arab. Kedua terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran al- Qur’an Hadits yaitu 1) Latar belakang pendidikan siswa yang tidak semuanya dari Madrasah Tsanawiyah atau belum pernah mempelajari aksara Arab, 2) Alokasi waktu pelajaran al- Qur’an Hadits yang tidak memadai, 3) Guru yang kurang kompeten, dan 4) sarana dan prasarana yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan korelasional yang dilaksanakan di MA Miftahul Umam dengan melibatkan 23 siswa kelas XII. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan studi dokumenter. Analisis data menggunakan analisis korelasional dengan teknik Korelasi Pearson Product Moment. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa: 1) Respon positif siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an di MA Miftahul Umam mencapai rata-rata 77.82% termasuk dalam kategori baik. 2) Tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui kegiatan tadarus al- Qur’an berada dalam kategori baik dengan siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 20 dari 23 siswa atau sebesar 86.96%. 3) Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa di MA Miftahul Umam. Adanya hubungan yang positif dan signifikan itu dibuktikan dengan angka koefesien korelasi sebesar 0.5734. Angka koefesien tersebut menunjukkan hubungan yang cukup antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa. Besarnya konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits sebesar 32.87% dan sisanya 67.13% ditentukan oleh faktor lain.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Jalla Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.
Allahumma shalli’ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam. 4. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag., Dosen Pembimbing yang penuh
kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 5. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah
diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Kepala Sekolah MA Miftahul Umam Jakarta Ibu Dra. Hj. Siti Aniroh., guru-
guru dan pegawai di MA Miftahul Umam Jakarta yang telah banyak sekali membantu selama proses penelitian. Serta
7. Siswa kelas XII yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel.
ii
iii
8. Teristimewa untuk Ayahanda Liman (Alm) dan Ibunda Hj. Masyitoh yang telah melimpahkan segenap kasih dan sayangnya yang tak terhingga. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
9. Teman-teman penulis; Siti Suharsih, Muhammad Mukhlis, Mashud Shomad, Wisnu Nugroho, Joko Saputra dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi untuk selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan terima kasih atas semua bantuan, semangat serta do’a.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, muda-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, Maret 2010
Penyusun Muhamad Mukri
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 7
A. Tadarus Al- Qur’an ................................................................. 7
1. Pengertian Tadarus al- Qur’an ........................................... 7
2. Tadarus Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................... 10
B. Sistem Pengajaran al- Qur’an Hadits ....................................... 11
1. Pengertian al- Qur’an Hadits .............................................. 11
2. Kedudukan al- Qur’an Hadits ............................................ 14
3. Kurikulum al- Qur’an Hadits ............................................. 16
a. Tujuan Pelajaran al- Qur’an Hadits .............................. 17
b. Metode Pengajaran al- Qur’an Hadits .......................... 19
c. Evaluasi ........................................................................ 24
C. Prestasi Belajar ........................................................................ 27
1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................. 27
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......... 29
iv
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 33
B. Metode Penelitian ..................................................................... 33
C. Variabel Penelitian ................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 35
E. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 36
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 39
I. Interpretasi Data ....................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 43
A. Gambaran Umum MA Miftahul Umam Pondok Labu –
Jakarta Selatan ......................................................................... 43
B. Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an di MA Miftahul
Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan .................................... 49
C. Deskripsi Data ......................................................................... 50
D. Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 62
E. Pembahasan ............................................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................................. 68
B. Saran ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel X (Peranan Tadarus Al- Qur’an) ..... 37
Tabel 3.2 Nilai “r” Product Moment .............................................................. 41
Tabel 4.1 Struktur Organisasi MA Miftahul Umam Tahun 2009 .................. 46
Tabel 4.2 Perkembangan siswa MA Miftahul Umam Tahun 2008-2009 ...... 47
Tabel 4.3 Data Keadaan Guru MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta ... 48
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi ...................... 49
Tabel 4.5 Pendapat Siswa Tentang Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ................. 50
Tabel 4.6 Perasaan Siswa Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .............. 50
Tabel 4.7 Aktifitas Pembimbing dalam Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .......... 51
Tabel 4.8 Manfaat Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ........................................... 51
Tabel 4.9 Waktu Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ............................................. 51
Tabel 4.10 Sikap Siswa Mengikuti Tadarus Al- Qur’an .................................. 52
Tabel 4.11 minat siswa Mengikuti Tadarus Al- Qur’an ................................... 52
Tabel 4.12 Rutinitas Siswa Membaca Al- Qur’an di Rumah............................. 52
Tabel 4.13 Motivasi Orang Tua terhadap Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ......... 53
Tabel 4.14 Kemampuan Siswa tentang Al- Qur’an .......................................... 53
Tabel 4.15 Kemampuan Siswa dalam Memahami Ilmu Tajwid ...................... 54
Tabel 4.16 Kemampuan Siswa dalam Memahami Isi Kandungan Al- Qur’an. 54
Tabel 4.17 Siswa mengerjakan Tugas yang Diberikan Pembimbing ............... 55
Tabel 4.18 Motivasi Siswa Setelah Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an . 55
Tabel 4.19 Kaitan Materi Tadarus Al- Qur’an yang Diberikan dengan Materi
Al- Qur’an Hadits ........................................................................... 56
Tabel 4.20 Materi Tadarus Al- Qur’an yang Diberikan Pembimbing .............. 56
Tabel 4.21 Metode Penyampaian Materi yang Digunakan Pembimbing ......... 57
Tabel 4.22 Kompetensi Pembimbing Terhadap Materi ................................... 57
Tabel 4.23 Peran Kegiatan Tadarus Al- Qur’an terhadap Pelajaran Al-
Qur’an Hadits ................................................................................. 58
vi
vii
Tabel 4.24 Hasil Nilai Pelajaran Al- Qur’an Hadits Setelah Mengikuti
Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ......................................................... 58
Tabel 4.25 Aktifitas Tadarus Al Qur’an ........................................................... 59
Tabel 4.26 Sikap dan Motivasi ......................................................................... 59
Tabel 4.27 Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .............. 60
Tabel 4.28 Kompetensi Pembimbing ............................................................... 60
Tabel 4.29 Hasil Belajar ................................................................................... 61
Tabel 4.30 Rata-rata Respon Positif Siswa terhadap Kegiatan Tadarus Al-
Qur’an ............................................................................................. 61
Tabel 4.31 Data Nilai Angket dan Hasil Prestasi Belajar Al- Qur’an Hadits
Siswa MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan ............. 62
Tabel 4.32 Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment
Variabel X dan Variabel Y ............................................................. 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel X (Peranan Kegiatan Tadarus Al-
Qur’an)
Lampiran 2 Angket Peranan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an
Lampiran 3 Perhitungan Angket Kegiatan Tadarus Al- Qur’an
Lampiran 4 Data Skor Angket dan Hasil Belajar Al- Qur’an Hadits Siswa
MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan
Lampiran 5 Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment
Variabel X dan Y
Lampiran 6 Perhitungan Korelasi Peranan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an dan
Hasil Belajar
Lampiran 7 Perhitungan Koefesien Determinasi
Lampiran 8 Lembar Berita Wawancara
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
untuk memberikan kabar gembira dan peringatan. Agama Islam mempunyai
sendi utama esensial yang berfungsi memberikan petunjuk ke jalan sebaik-
baiknya untuk mencapai suatu kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak,
yaitu yang bernama al- Qur’an. Sesuai dengan firman Allah :
⌧
...
Artinya : “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk menuju
jalan yang sebaik-baiknya…”. (Al- Isra/17 : 9)1
Al- Qur’an adalah kitab suci agama Islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad dengan cara mutawatir. Agama yang berkitabkan al- Qur’an (Islam),
banyak dianut di Negara Indonesia, oleh karena itu rakyat muslim Indonesia
seharusnya mampu membaca dan mempelajari al- Qur’an dengan baik dan benar.
1Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: 1971), h. 528.
2
Pada kenyataannya, masih banyak umat Islam terutama remajanya kurang
tertarik untuk membaca dan mempelajari isi kandungan ayat al- Qur’an, sehingga
remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan. Kondisi tersebut terjadi karena
kitab suci al- Qur’an ditulis dengan aksara dan bahasa arab. Faktor ini
menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/madrasah, karena
pengetahuan itu tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum. Akibatnya
pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya.
Kebutaaksaraan ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dan
kitab sucinya. Di samping itu orientasi cara berfikir juga dapat menyebabkan hal
tersebut, karena modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang.
Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkan bagi kemudahan
hidup manusia, ikut mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat dengan
alam kebendaan.
Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat
membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan dapat menunjang prestise
kehidupan duniawi. Maka tidak heran kalau pengetahuan tentang al- Qur’an dan
cara membacanya kalah bersaing dengan kepentingan hidup yang lain, hingga
hampir diabaikan. Padahal bidang tersebut merupakan disiplin ilmu khusus
dimana untuk menguasainya diperlukan cara dan metode tersendiri disamping
ketentuan dan waktu yang cukup lama, sedangkan belajar al- Qur’an wajib
hukumnya.
Di samping itu, usaha memperbesar perhatian dan minat anak pada
pelajaran al- Qur’an bukan hanya di dukung oleh guru, tapi harus di dukung pula
oleh usaha orang tua. Karena orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak
mereka. Dan kemampuan anak di dalam membaca al- Qur’an yang baik dan
benar, tergantung pada motivasi, usaha dan perhatian orang tua di rumah.
Semakin tinggi perhatian dan motivasi yang diberikan kepada orang tua dalam
belajar al- Qur’an, maka anak semakin benar dan lancar dalam membacanya.
Dapat disimpulkan bahwa al- Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam
yang sangat tinggi kedudukannya, dan sangat penting di dalam kehidupan umat
3
Islam untuk menuju jalan kehidupan yang paling nikmat yaitu surga. Oleh karena
itu maka sangat beruntung bagi orang yang telah mengenal dan membaca al-
Qur’an, terlebih bagi orang yang tahu makna al- Qur’an dalam kehidupannya.
Melihat betapa pentingnya mempelajari al- Qur’an, maka sepantasnya bila
al- Quran dimasukkan ke dalam salah satu mata pelajaran pokok di setiap lembaga
pendidikan Islam, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Dan
untuk lebih memahami makna serta kandungan isi al- Qur’an yang kadang masih
bersifat global, diperlukan pula penjelasan yang lebih terperinci lagi melalui
hadits Rasulullah SAW, yang akhirnya dua pokok pembahasan ini di gabungkan
menjadi satu mata pelajaran al- Qur’an Hadits.
Sudah menjadi suatu keharusan bagi siswa yang bersekolah di lembaga
pendidikan Islam untuk dapat membaca dan memahami al- Quran dan Hadits
secara benar, namun hal tersebut seluruhnya tidak dapat di penuhi karena
beberapa kendala, antara lain: (1) Latar belakang pendidikan siswa yang tidak
semuanya dari Madrasah Tsanawiyah atau belum pernah mempelajari
aksara/bahasa Arab. (2) Alokasi waktu pelajaran Agama Islam atau al- Qur’an
Hadits yang tidak memadai. (3) Guru yang kurang kompeten. (4) Sarana dan
prasarana sekolah yang kurang memadai.
Kemampuan membaca bahasa Arab merupakan dasar pokok dalam
memahami pelajaran al- Qur’an Hadits, karena materi al- Qur’an Hadits di tulis
dengan aksara Arab. Mengingat pentingnya penguasaan baca aksara Arab sebagai
modal memahami pelajaran al- Qur’an Hadits di satu pihak dan banyak kendala,
seperti telah disebutkan di atas, pada pihak lain, maka MA Miftahul Umam
membuat strategi belajar mengajar al- Quran Hadits dalam bentuk kegiatan ekstra-
kurikuler, yakni dengan menyelenggarakan kegiatan tadarus al- Qur’an setiap hari
selasa sampai dengan kamis, sedangkan hari jum’at diisi dengan pembacaan
Yasin, tahlil dan do’a, dan hari sabtunya diisi dengan kegiatan muhadharah.
Meskipun tadarus al- Qur’an termasuk pada kegiatan ekstra-kurikuler, akan tetapi
semua siswa mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII diwajibkan untuk
mengikutinya dengan didampingi oleh guru pembimbingnya. Dengan menaruh
harapan besar, bahwa dengan kegiatan tadarus al- Qur’an ini selain dapat melatih
4
kebiasaan dan kelancaran siswa dalam membaca dan mengamalkan al- Qur’an,
sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran al- Qur’an Hadits.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut menjadi judul skripsi: “PERANAN TADARUS AL- QUR’AN
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII
PADA MATA PELAJARAN AL- QUR’AN HADITS DI MADRASAH
ALIYAH MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
a. Peranan tadarus al- Qur’an pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.
b. Faktor-faktor yang mendukung pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits
c. Prestasi belajar para siswa di MA Miftahul Umam pada mata pelajaran
al- Qur’an Hadits
d. Pelaksanaan tadarus al- Qur’an di Madrasah Aliyah Miftahul Umam
e. Manfaat tadarus al- Qur’an terhadap Mata Pelajaran al- Qur’an Hadits
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam judul skripsi ini,
maka penulis membatasi permasalahan pada Peranan tadarus al- Qur’an
terutama dalam hal membaca al- Qur’an secara baik dan benar sehubungan
dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an
Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu.
Untuk merelevansikan pengertian terhadap masalah yang diteliti, maka
perlu dikemukakan penjelasan istilah yang digunakan dalam skripsi ini.
Beberapa istilah yang perlu dibatasi yaitu: (1) Peranan: bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan. (2) Tadarus al- Qur’an: yaitu suatu bentuk
kegiatan ekstra-kurikuler, khususnya dalam bentuk belajar membaca al-
5
Qur’an dengan penerapan tajwidnya. (3) Al- Qur’an Hadits: salah satu mata
pelajaran dari unsur pendidikan yang ada di Madrasah Aliyah, digunakan
untuk mengarahkan kepada kemampuan membaca, memahami dan
menghayati al- Qur’an dan Hadits. (4) Prestasi Belajar: yang dimaksud disini
ialah suatu hasil yang dicapai selama berlangsungnya proses belajar atau
peningkatan kemampuan atau kepandaian yang dicapai siswa dalam bentuk
nilai raport.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pelaksanaan tadarus al- Qur’an di Madrasah Aliyah
Miftahul Umam?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran al- Qur’an
Hadits?
c. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pelaksanaan tadarus al- Qur’an di madrasah Aliyah
Miftahul Umam.
b. Mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran al- Qur’an Hadits setelah dilaksanakannya kegiatan tadarus
al- Qur’an.
c. Mengetahui hubungan yang terjadi antara kegiatan tadarus al- Qur’an
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi guru
al- Qur’an Hadits dalam upaya meningkatkan proses tadarus al- Qur’an
6
b. Memberikan masukan bagi lembaga pendidikan dalam meningkatkan
kegiatan tadarus al- Qur’an.
c. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan calon guru pada khususnya dan dapat memberi
informasi tentang pentingnya tadarus al- Qur’an terhadap mata
pelajaran al- Qur’an Hadits bagi seorang guru agama dalam
melaksanakan pendidikan kepada siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Tadarus Al- Qur’an
1. Pengertian Tadarus Al- Qur’an
Kata tadarus merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Arab,
yang telah berkembang pemakaiannya di Indonesia dan menjadi bahasa
sehari-hari.
Dalam kamus Bahasa Arab al- Munjid, ”tadârus” adalah berasal dari
kata ” الطلبة الكتاب: تدارس ”, yang artinya saling mempelajari.1 Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tadarus mengandung arti
”membaca al- Qur’an secara bersama-sama (dalam bulan puasa)”. “Tadarus
bukanlah masanya belajar membaca al- Qur’an lagi, tapi membaca dengan
lancar ayat-ayat suci al- Qur’an tanpa disimak oleh seorang guru yang
mengajarkannya”.2
At- Tadarus adalah wazan tafâ’ul dari ad- Dars. Maknanya adalah
salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak
1Fr. Ma’luf dan Fr Bernard Tottel, al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ‘Ilmi, (Lebanon:
Darul Masyriq, 1986), h. 211. 2Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), jilid ke-2, cet. Ke-7, h. 988.
8
lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan
pihak selanjutnya berusaha mengoreksi atau melengkapinya. 3
Jika kita perhatikan bersama, maka terlihat adanya perbedaan arti yang
sangat esensial dari pengertian tadarus ini, karena kalau menurut kamus
Bahasa Arab Munjid, tadarus mempunyai makna dimana orang baru belajar
membaca al- Qur’an dibawah bimbingan seorang guru.
Menurut Muhammad Shodiq, SS., tadarus berasal dari kata ”dârasa”
yang artinya belajar, maksudnya siswa membaca al- Qur’an terlebih dahulu
baik bersama-sama maupun sendiri, setelah itu bacaan al- Qur’an tersebut baru
dikaji dan dipelajari.4
Arti tadarus bervariasi, ini disebabkan karena memang secara definitif
tidak ditemukan pengertian yang pasti dari tadarus al- Qur’an itu sendiri.
Namun, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tadarus adalah
membaca al- Qur’an secara berulang-ulang (sering dibaca) untuk
memperlancar bacaan secara bersama-sama.
Tadarus al- Qur’an telah dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahîh Al- Bukhârîy :
أجود صلى اهللا عليه وسلم آان رسول اهللا قال ابن عباس عن وآان جبريل رمضان حين يلقاه الناس وآان أجود ما يكون في
صلى اهللا القرآن فلرسول اهللا يلقاه في آل ليلة من رمضان فيدارسه 5 المرسلة أجود بالخير من الريح عليه وسلم
“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW,adalah semurah-murahnya manusia (dalam kebaikan). Beliau paling murah dalam bulan suci Ramadhan ketika ditemui Jibril. Jibril selalu bertemu pada setiap malam Ramadhan kemudian tadarus al- Qur’an bersamanya. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah dalam kebaikan dari pada angin kencang yang melepas”.
3Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al- Qur’an, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1999),
h. 217 4Muhammad Shodiq, Wawancara Khusus Guru Tadarus al- Qur’an Kelas XII, Cinere
Oktober 2008. 5Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih al- Bukhariy, (Beirut: Dar al- Kutub al-
Islamiyyah, 2007), h. 14
9
Dari hadits di atas dapat dilihat bahwa tadarus itu sudah dimulai pada
zaman Nabi Muhammad SAW, tepatnya terlihat pada kata فيدارسه yaitu Nabi
Muhammad membaca al- Qur’an bersama dengan Malaikat Jibril AS. Di
dalam ilmu shorof, kata tadarus itu adalah isim mashdar dari
اساردت – دارسيت – دارستKata-kata tersebut mempunyai makna 6 نيناإلث بين للمشارآة yaitu tadarus
hanya bisa diartikan membaca al- Qur’an secara bersama-sama, sedangkan
orang yang membaca al- Qur’an hanya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai
tadarus.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tadarus
adalah kegiatan membaca al- Qur’an yang dilakukan secara bersama-sama.
Tadarus al- Qur’an mempunyai banyak cara. Bagi seorang pemula, diperlukan
adanya pembimbing khusus untuk mengajarkannya. Sedangkan untuk taraf
selanjutnya (yang sudah membaca al- Qur’an dengan lancar), maka tidak
diperlukan pembimbing khusus, hanya membaca sesuai dengan kaifiyat
membaca al- Qur’an yang ditentukan, termasuk didalamnya yaitu ilmu tajwid.
Sedangkan cara tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA. Miftahul
Umam yaitu langkah pertama siswa difokuskan pada makhôrij al- hurûf,
tajwid dan kelancaran dalam membacanya. Langkah selanjutya yaitu pada isi
atau kandungan ayat, termasuk di dalamnya asbâb al- Nuzûl.
Tadarus al- Qur’an walaupun dalam bentuk kegiatan ekstra-kurikuler,
namun maksudnya tetap membaca al- Qur’an, artinya para murid melakukan
kegiatan ini secara tidak langsung telah melaksanakan kegiatan membaca al-
Qur’an, dan imbalan atau pahala yang mereka dapat sama seperti orang yang
membaca al- Qur’an secara tertib di rumah atau di masjid. Maka hendaklah
tetap memperhatikan tata tertib di dalam membaca al- Qur’an.
6 Abdullah al- Danqozy, Matan Bina wal- Asas, (Jakarta: Menara Kudus), h. 5.
10
2. Tadarus Sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan belajar mengajar bertolak pada kegiatan kurikuler yang dapat
dibagi atas kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
Kegiatan belajar mengajar yang dipersiapkan dan dilaksanakan oleh guru
hendaknya berpola pada 3 kegiatan kurikuler tersebut di atas.
Kegiatan intra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di madrasah
dengan jatah waktu yang telah ditetapkan dalam struktur program dan
dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal tiap mata pelajaran.
Berdasarkan struktur program itulah disusun jadwal pelajaran untuk setiap
kelas dalam setiap minggu. Tujuan dari intra-kurikuler ini adalah untuk
melaksanakan tercapainya tujuan kurikuler bagi setiap mata pelajaran.7
Adapun kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa
yang dipelajari dalam kegiatan intra-kurikuler. Kegiatan ko-kurikuler
dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti mempelajari buku-buku tertentu,
melakukan penelitian, membuat karangan, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis
dengan tujuan untuk menghayati atau memperdalam apa yang telah dipelajari.
Hasil kegiatan ini ikut menentukan dalam pemberian nilai bagi para siswa.
Sedangkan kegiatan ekstra-kurikuler adalah kegiatan di luar jam
pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah
ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa
mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.8
Dari pengertian yang dijabarkan mengenai kegiatan ekstra-kurikuler,
maka tadarus al- Qur’an yang dilakukan di luar jam pelajaran bisa
dikategorikan sebagai kegiatan ekstra-kurikuler, karena terangkum di
dalamnya usaha menciptakan format kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan pengetahuan suatu mata pelajaran (seperti : Bahasa Arab, al-
7Departemen Agama RI, Pedoman Proses Belajar mengajar Madrasah Aliyah, (Jakarta;
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1988), cet. Ke- 1, h. 2. 8Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), cet. Ke- 1, h. 132.
11
Qur’an Hadits, dan lain-lain) dan suatu usaha praktek pembiasaan siswa
(membaca al- Quran) dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kegiatan ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an di MA. Miftahul
Umam dilaksanakan dari hari selasa sampai dengan hari kamis dari pukul
06.30-07.00 di kelas masing-masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan
dalam tadarus al- Qur’an yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan
ayat-ayat pilihan, seperti surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain. Kegiatan
ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an diawali dengan membaca al- Qur’an secara
bersama-sama, kemudian beberapa siswa membaca al- Qur’an satu persatu,
dan terakhir pemberian materi tadarus al- Qur’an.
B. Sistem Pengajaran Al- Qur’an Hadits
1. Pengertian al- Qur’an Hadits
Kata al- Qur’an menurut kamus al- Munjid adalah yang والجمع الضم
berarti menghimpun dan mengumpulkan.9 Al- Qur’an secara etimologi
diambil dari kata: قرأ يقرأ قراءة و قرأنا yang berarti sesuatu yang dibaca
Secara bahasa adalah bacaan, sedangkan menurut istilah adalah 10.(المقروء)
kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui Malaikat Jibril.11
Al- Qur’an menurut para ahli mempunyai pengertian yang berbeda-
beda. Sebagian berpendapat, bahwa kata al- Qur’an itu pada mulanya tidak
berhamzah sebagai suatu kata jadian karena dijadikan sebagai suatu nama bagi
kalam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.12 Ada juga yang
berpendapat bahwa al- Qur’an menggunakan hamzah, yaitu musytaq dari kata
.yang artinya membaca قرأ
Allah SWT berfirman:
9Darul Masyriq, al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ‘Ilmi, h. 617 10Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at, (Jakarta: Amzah, 2008), cet. Ke- 1, h. 1. 11Ade Armando,dkk., Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi,
2001), cet., ke-3, h. 27. 12Manna Kholil Qattan, Studi-Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1992),
cet., ke-1, h. 18.
12
Artinya : “Sesungguhnya mengumpulkannya (di dalam dadamu)
dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu) adalah tanggung
jawab Kami. Maka apabila Kami membacakannya, hendaklah
engkau ikuti Qur’annya”.(al- Qiyamah : 17 –18).13
Diantara ulama yang mengatakan bahwa kata al- Qur’an tanpa
dibubuhi huruf hamzah. Al- Syafi’i mengatakan, bahwa al- Qur’an itu bukan
musytaq (pecahan dari akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (قرا). Jadi lafal tersebut bukan berasal dari kata qara’a (membaca), sebab kalau akar
katanya qara’a, tentu setiap sesuatu yang dibaca dinamai al- Qur’an.14 Sejalan
dengan pendapat Al-Syafi’i, al-Farra pun berpendapat bahwa al-Qur’an itu
pecahan dari kata qarâin (jama’ dari qarinah) yang berarti kaitan, karena
didalam al-Qur’an satu sama lain ayatnya saling berkaitan.15
Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan, lafal Qur’an adalah
musytaq dari kata qarn. Contohnya qarnusy-syai bisy-syai (menggabungkan
sesuatu dengan sesuatu). Maksudnya yaitu karena surat-surat dan ayat-ayat
Qur’an saling menggabungkan dan berkaitan.16
Adapun ulama yang berpendapat bahwa al- Quran ditulis dengan huruf
hamzah diantaranya adalah al-Zajjaj dan al- Lihyani. Al-Zajjaj berpendapat,
bahwa lafal القرأن ditulis dengan tambahan huruf hamzah ditengahnya
berdsarkan pola kata (وزن) fu’lân (فعالن). Lafal tersebut musytaq dari akar
13Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Departemen Agama,
1999), h. 19. 14Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), cet.
Ke- 4, h. 51-53. 15Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53. 16Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53.
13
Sebagaimana al-Zajjaj, al-Lihyani berpendapat bahwa al- Qur’an
ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata ghufrân dan
merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata qara’a yang bermakna tala ( تلى : membaca). Lafal al- Qur’an digunakan untuk menamai sesuatu yang dibaca,
yakni objek dalam bentuk mashdar (sumber). Hasbi Ash-Shiddiqy
mengatakan, al- Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau yang di baca. Al-
Qur’an adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf’ûl, yaitu maqrû’
(yang dibaca).17
Dapat disimpulkan bahwa al- Qur’an dapat diartikan sebagai membaca
atau yang dibaca, sesuai dengan surat al-A’raf: 204, dapat pula diartikan
sebagai pengumpul atau penghimpun, sesuai dengan surat al-Qiyamah: 17-18,
atau dapat pula bermakna gabungan atau kaitan.
Adapun pengertian al- Qur’an menurut istilah:
هتوالتب دبعتمال دمحم لىع لزنمال اهللا مالآArtinya: “kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW yang pembacanya merupakan suatu ibadah”.18
Menurut DR. Sya’ban Muhammad Ismail, al- Qur’an adalah kalam
Allah Ta’ala yang mempunyai kekuatan mukjizat, yang diturunkan kepada
penutup para nabi dan rasul. Melalui perantara Jibril AS, yang tertulis pada
mushaf, yang sampai kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan
ibadah, yang diawali dengan surat al- Fatihah dan diakhiri dengan surat an-
Naas.19
Dari definisi di atas, jelas sudah bahwa al- Qur’an adalah kitab suci
yang dapat memberikan petunjuk bagi manusia dan tidak ada keraguan di
dalamnya serta menjadikan ibadah bagi yang membacanya.
17Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53. 18Manna Kholil Qattan, Studi-Studi Ilmu Al-Qur’an, h. 18. 19Sya’ban Muhammad Ismail, Mengenal Qira’at al-Qur’an, (Semarang : CV. Toha
Putera, 1993), cet. Ke- 1, h. 15
14
Sedangkan Hadits menurut bahasa adalah baru, dan menurut istilah
adalah:
ا ريرق تو االع فو االو قملس وهيل عى اهللال صيبلن لفيضماأ
اهوح نواArtinya: “apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan,
perbuatan, ketetapan dan yang sebagainya”.20
Adapun yang dimaksud pelajaran al- Qur’an Hadits adalah salah satu
mata pelajaran dari unsur pendidikan yang ada di Madrasah Aliyah, yang
digunakan untuk mengarahkan pada kemampuan membaca, memahami dan
mengahayati al-Qur’an dan Hadits.21 Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
dikatakan bahwa mata pelajaran al- Qur’an Hadits merupakan unsur mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan
pendidikan kepada siswa untuk memahami al- Qur’an Hadits sebagai sumber
ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk
hidup dalam kehidupannya sehari-hari.22
2. Kedudukan al- Qur’an Hadits
Al- Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang
di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia sekaligus menerangkan
maksud dan tujuan pokok diturunkannya al- Qur’an, diantaranya yaitu:
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpuldalam keimanan akan keesaan tuhan dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
20Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 20 21Depag RI, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama Islam
Madrasah Aliyah,(Jakarta: 2001), h. 4. 22Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar al-
Qur’an Hadits Madrasah Aliyah, (Jakarta: Juni 2003).
15
c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, “al- Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia
ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia
maupun di akhirat”.23
Sedangkan Hadits adalah sumber ajaran Islam setelah al- Qur’an.
Hadits berfungsi sebagai sumber ajaran Islam sesudah al- Qur’an, disebabkan
karena:
a. Hadits berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada dalam
Kitabullah.
b. Hadits berfungsi sebagai penafsir atau perinci atau juga pentaqyid
terhadap hal- hal yang mutlaq atau pentakhsis terhadap ayat-ayat yang
‘âm (umum).
c. Hadits dapat menerapkan dan membentuk hukum tersendiri yang tidak
disebutkan dalam Kitabullah.24
Kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam sesudah al-Qur’an, hal
ini dijelaskan di dalam al-Qur’an dalam surat al- Hasyr ayat 7 :
...
Artinya : “ … apa yang di berikan Rasul kepadamu, maka ambil
(terima) lah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah…”.(al-Hasyr/59:7)25
3. Kurikulum al- Qur’an Hadits
Dalam kamus Lengkap Bahasa Inggris, kurikulum adalah rencana
pelajaran.26 Perkataan kurikulum berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa
23Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18, h. 40-41.
24Mudhafar Mughni, dkk., Ushul Fiqh I, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003), cet. Ke-1, h. 45.
25Depag RI, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah, h. 916 .
16
Yunani, dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat
berpacu atau tempat berlomba.27 Sedangkan curiculum mempunyai arti
“jarak” yang di tempuh oleh pelari.
Kurikulum menurut istilah yaitu segala usaha sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun
diluarnya “atau” segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang
mempengaruhi anak dalam pendidikannya.28 Pendapat lain mengatakan bahwa
kurikulum adalah program belajar untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.29 Menurut para ahli, kurikulum adalah :
a. Harold B. Alberty ; mendefinisikan kurikulum yakni semua aktivitas
yang dilakukan oleh sekolah terhadap para siswanya
b. Edward A. Krug (1960); kurikulum adalah usaha-usaha yang
mengarah pada tujuan pendidikan atau tujuan sekolah
c. J.G Taylor dan William H. Alexander, mendefinisikannya yakni segala
usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak,
baik di dalam atau di luar kelas.30
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu diartikan tidak hanya terbatas
pada mata pelajaran saja, tapi segala aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah
dalam rangka mempengarui anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan,
dapat dinamakan kurikulum, termasuk di dalamnya kegiatan belajar-mengajar,
mengatur strategi dalam proses belajar mengajar, cara mengevaluasi program
pengembangan pengajaran, dan sebagainya.
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum
bukan hanya meliputi seatu kegiatan yang direncanakan melainkan juga
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain
26S. Wojowasito, W. J. Poerwadarminta, Kamus Lengkap bahasa Inggria, (Bandung:
Hasta, 1997), h. 36. 27Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: 2002), cet.
Ke-1, h. 33. 28Team Didaktik Metodik atau Kurikulum, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM,
(Jakarta: 1995), cet. Ke-5, h. 97. 29Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, h. 132. 30Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, h. 34 .
17
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tidak formal atau biasa
disebut dengan ekstra-kurikuler.
Kurikulum formal meliputi tujuan pelajaran, umum dan spesifik, bahan
pelajaran yang tersusun sistematis, strategi belajar mengajar serta kegiatan-
kegiatannya, system evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan
tercapa
yang diajarkan pada setiap kelas, yang wajib diikuti oleh semua peserta
didik.
urikulum al- Qur’an Hadits secara garis besarnya adalah
a. Tuj
uatu yang diharapkan tercapai setelah
sesuatu usaha atau kegiatan selesai.33
i.31
Kurikulum yang penulis maksud di sini dalah kurikulum bidang studi
al- Quran Hadits yang ada di dalam Kurikulum dan Hasil Belajar al- Qur’an
Hadits. Al- Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran program inti
kelompok pendidikan agama, yang merupakan program identitas Madrasah
Aliyah
Kurikulum formal mempunyai beberapa komponen yang meliputi :
tujuan, bahan pelajaran, metode atau strategi belajar mengajar dan evaluasi.
Maka, isi dari k
sebagai berikut :
uan Pelajaran Qur’an Hadits
Keberhasilan manusia dalam menjalani kehidupannya tidak terlepas
dari usaha dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya suatu
tujuan, maka ia akan berjalan meraba-raba dan tak tentu arah tujuan. Tujuan
adalah sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan
atau usaha.32 Seiring dengan pendapat tersebut, Dr. Zakiyah Drajat
mengatakan bahwa tujuan adalah s
Melihat objek pembahasan al- Qur’an Hadits, maka dapat dikatakan
bahwa al- Qur’an Hadits merupakan bentuk dari suatu pendidikan Islam.
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan
31Nasution., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-2, h. 5. 32Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama atau IAIN, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, (Jakarta : 1982), h. 60. 33Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3, h. 29 .
18
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita
Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya.34 Adapun tujuan dari pada pendidikan Islam adalah
“perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia didik yang oleh pendidik
Muslaim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkripadian
Islam yang beriman, bertaqa dan berilmu pengetahuan yang sanggup
mengem
nya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidu
dari membaca dan
memahami al- Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari.
bangkan dirinya menjadi hamba Allah SWT, yang taat.”35
Dasar-dasar dari ajaran Islam adalah al- Qur’an dan Hadits. Dengan
menyadari pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta untuk
mewujudkan pendidikan Islam yang paripurna, maka pelajaran al- Qur’an
Hadits sebagai salah satu dari bagian pendidikan agama juga mengemban misi
pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi utama menurut norma-norma
agama. Dalam Kurikulum dan Hasil Belajar al- Qur’an Hadits Madrasah
Aliyah disebutkan dengan rinci bahwa tujuan yang hendak dicapai dari
pendidikan al- Qur’an Hadits adalah agar siswa bersemangat untuk membaca
al- Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami,
menyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang
terkandung didalam
pannya.36
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa tujuan pengajaran al- Qur’an
Hadits mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Aspek kognitif meliputi pengetahuan, konsep atau fakta, yaitu dimana siswa
diharapkan dapat membaca dan memahami isi dari al- Qur’an tersebut. Aspek
afektif meliputi personal dan kepribadian atau sikap, yaitu dimana siswa
diharapkan dapat meyakini dan meresapi apa yang telah ia dapat membentuk
kepribadiannya sesuai petunjuk al- Qur’an. Sedangkan aspek psikomotorik
meliputi kelakuan dan keterampilan, yaitu dimana siswa diharapkan dapat
merealisasikan amalan-amalan yang telah didapatnya
34Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h. 12. 35Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 224. 36Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003), h. 3.
19
Tampak pula ada relevansi antara tujuan pelajaran al- Qur’an Hadits
dengan tujuan Islam, dengan ini semakin membuktikan bahwa al- Qur’an
Hadits merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus ada dan wajib
diikuti oleh setiap murid.
b. Metode Pembelajaran al- Qur’an Hadits
Metode berasal dari kata “meta” dan “hodos”, “meta” berari
“melalui” dan “hodos” berarti “jalan atau cara”. Asal kata metode
mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 37 Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.38
Metode sangatlah berperan di dalam proses belajar-mengajar, guna
meraih tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satu aspek keberhasilan
dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan guru dalam
mengusai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam mengajar. Metode
yang tepat gunakan akan menunjang kelancaran jalannya proses belajar
mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat berproses secara
efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan. Jenis-jenis metode pengajaran
menurut Departemen Agama RI dalam Pedoman Proses Belajar Mengajar
terdiri dari; metode diskusi, karyawisata, bermain peran, demonstrasi,
ceramah, tanya jawab, bercerita, dan sosiodrama.39
Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan materi pelajaran
al- Qur’an Hadits adalah sebagai berikut;
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dalam penuturan secara lisan oleh seorang guru tehadap
37Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 61. 38Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, h. 652 39Departemen Agama RI, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelmabagaan Agama Islam), 1988.
20
sekelompok murid. Dalam pelaksanaan metode ceramah, seorang guru
dapat mempergunakan alat-alat Bantu untuk menjelaskan uraiannya. Alat
utama penghubung guru dengan murid adalah bahasa lisan (berbicara).
Adapun kebaikan metode ceramah yaitu:
a) Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelas.
b) Organisasi kelas sederhana berarti guru tak perlu mengadakan
pengelompokan murid.
c) Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan.
d) Melatih murid menggunakan pendengarannya dengan baik dan
menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat
Kelemahan-kelemahan dari metode ceramah, yaitu:
a) Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana murid telah memahami
keterangan-keterangan guru
b) Dalam diri murid dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata
yang dimaksudkan oleh guru
c) Murid cenderung bersifat pasif
d) Murid sukar mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap keterangan
guru, terutama pada siang dan sore hari.40
Contoh metode ceramah yaitu guru menjelaskan isi kandungan ayat al-
Qur’an.
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang
menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui Tanya
jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran,
pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Bilamana metode Tanya
40Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Singo
Abadi Inti 1982 ), h. 8-9.
21
jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa
untuk belajar secara aktif.
Keunggulan-keunggulan dari metode ini:
a) Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa ke arah berpikir secara
aktif
b) Siswa terlatih berani megemukakan pertanyaan atau jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh guru
c) Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu.
Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ini adalah:
a) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat
dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang
timbul dari siswa
b) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat
pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang
dibicarakan
c) Jalannya pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena
timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat
dijawabsecara tepat, baik oleh guru maupun siswa. 41
Contohnya yaitu guru menanyakan mufrodat ayat al- Qur’an yang telah
ditulis di di papan tulis.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode penyampaian bahan
pengajaran dengan jalan mendiskusikan bahannya sehingga menimbulkan
pengertian serta perubahan sikap dari murid.42
Kelebihan-kelebihan dari metode ini, adalah :
a) Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan
perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang
dibicarakan
41Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet. Ke- 1, h. 43-44. 42Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program
Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980 ), h.46.
22
b) Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga
menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan
sistematis
c) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secra aktif
mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi
d) Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan memahami aturan-
aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan
sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain
Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:
a) Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut
bertanggung jawab terhadap hasil diskusi
b) Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu
yang terlalu panjang
c) Para siswa mengalami keulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah atau sistematis.43
4) Metode Resitasi
Metode resitrasi biasanya disebut metode pekerjaan rumah, karena
siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya
penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung dimana
siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang
dapat ditemukan di laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, dan
sebagainya.
Adapun kelebihan metode ini adalah :
a) Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga
memperkuat daya retensi mereka
b) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa dapat
melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif
c) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab
Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:
43Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hal. 37-38
23
a) Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pekerjaan
yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oleh orang orang lain
b) Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki siswa
c) Bilamana tugas terlalalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya
kestabilan mental dan pikiran siswa. 44
5) Metode Kerja Kelompok
Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik
merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan
kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran
tertentu dengan sistem gotong royong.
Keunggulan yang ada pada metode ini adalah :
a) Ditinjau dari segi pedagogis; kegiatan kelompok akan dapat
meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti; kerjasama, toleransi,
dll.
b) Ditinjau dari psikologi; timbul persaingan yang positif antar kelompok
karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok
c) Ditinjau dari segi sosial; anak yang pandai dalam keompok tersebut
dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
Adapun kelemahannya adalah :
a) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks
disbanding dengan metode lainnya
b) Bilamana guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang
negatif antar kelompok
c) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerkajakan oleh
segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas
akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok
tersebut.
6) Metode Drill
44Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hal. 47-48
24
Metode ini sangat popular dikalangan guru-guru, karena
pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaanya
merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu
dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid.
Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan atau
keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari.
Kebaikan-kebaikan metode ini adalah :
a) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode
ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana.
b) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
c) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek,
rumit menjadi lebih otomatis.
Adapun kelemahan-kelemahannya adalah :
a) Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak
dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas.
b) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang–ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
c) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara
otomatis tanpa menggunakan intelengensi.
d) Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih
menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
c. Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”,
dalam bahasa Arab “Al- Taqdir”, dalam bahasa Indonesia berarti “penilaian”.
Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan sebagai penilaian dalam
(bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
25
kegiatan pendidikan.45 Sedangkan menurut istilah adalah penilaian terhadap
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam
sebuah program.46
Evaluasi bersifat sebagai suatu kontrol terhadap pekerjaan yang telah
digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai
dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata lain,
sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan demikian
pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Adapun tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk
mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahui seberapa
banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat
dari proses belajar.47
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu :
1) Pre Test dan Post Test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post
test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
atas materi yang telah diajarkan.
2) Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuannya untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3) Evaluasi Diagnostik
45Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, hal. 10-12 46 Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2003), hal.1 47Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, hal. 117
26
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa. Instrumen evaluasi ini dititikberatkan pada bahasan
tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
4) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk
memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni
untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
5) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan Ulangan Umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa
pada akhir priode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan
pada setiap akhir semester atau akhir tahun.
6) UAN
UAN (Ujian Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi
sumatif dalam arti alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang
mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah
menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu, yakni
jenjang SD/MI, dan seterusnya.48
48Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 143-144
27
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan seseorang dalam belajar
sekaligus merupakan motivator terhadap aktivitas belajar anak didik. Prestasi
belajar juga merupakan indikator pandai atau kurang pandainya anak didik.
Kata prestasi belajar, terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Pretati”, yang mengandung
pengertian apa yang diciptakan, hasil yang menyenangkan, hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja.49 Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,
prestasi berarti telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dll).50
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.51 Proses
perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja
direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses
kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan tingkah
laku ini disebut dengan proses belajar. Tingkat keberhasilan belajar yang
dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar.
Dimyati dan Mujiono mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
proses melibatkan manusia secara perorangan sebagai satu kesatuan
organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.52 Sedangkan menurut para ahli, pengertian belajar diantaranya :
a. Hilgard, mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-lang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasr kecenderungan dan respon pembawaan atau keadaan sesaat seseorang.
b. Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedimikian rupa, ehingga perbuatannya berubah di waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengetahui situasi tadi.
49S.F. Hayeh, Kamus Populer, ( Jakarta 1987), cet. Ke-2, hal. 296 50Departemen Pendidikan Agama, hal. 787 51Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h.218. 52Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet.
Ke-2, hal. 156
28
c. Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
d. Whiterington, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.53
Mencermati beberapa pendapat tersebut diatas dalam definisi belajar
mengandung tiga tema utama yaitu adanya proses, perubahan tingkah laku dan
pengalamam. Proses disini berarti adanya kegiatan pembelajaran yang dapat
terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas dengan bantuan guru atau tanpa
guru. Proses ini nantinya yang akan menentukan kualitas belajar siswa.
Belajar juga ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku, dapat juga
berupa perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan
mengetahui seberapa besar perubahan tingkah laku yang telah terjadi maka
guru dapat menentukan apakah materi yang diajarkan akan diulang atau
diteruskan. Ciri terjadinya kegiatan belajar yang lain adalah adanya
pengalaman. Pengalaman ini adalah yang akan menjadi input dan sebagai
masukan kepada siswa.
Hal senada disampaikan W. Gulo yang mengatakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pribadi seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap, dan
berbuat.54 Sejalan dengan Azwar menyatakan Bahwa belajar adalah setiap
perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya.55
Dari pengertian belajar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti bertambah pengetahuan dan pemahamannya, berubah sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, serta
53Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta ; Remaja Rosdakarya, 1990), cet.
Ke-5, hal. 84 54W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Grasindo, 2004), cet. Ke-2, hal. 8 55Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2002),
cet. Ke-3, hal. 164
29
lain-lain aspek yang ada pada individu. Bukti seseorang telah melakukan
kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang tidak hanya aspek
kognisi saja tetapi aspek afeksi dan psikomotor juga harus nampak pada orang
tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau kurang menjadi ada/bertambah.
Selanjutnya W.S Winkel dalam bukunya psikologi pengajaran,
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih oleh
seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar. Prestasi belajar
merupakan hasil dari suatu proses belajar, sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya diberikan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.56
Dari definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah suatu yang telah dicapai setelah melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan belajar mengajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses dimana di dalamnya
terlihat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Secara umum faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri
(faktor eksternal).
Yang tergolong faktor internal yaitu :
a. Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan lain sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
yang terdiri atas :
1) Faktor intelektif yang meliputi :
a) Faktor potensial kecerdasan dan bakat
56W. S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), cet. Ke-4, hal.
100
30
b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian
diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a. Faktor sosial yang terdiri atas :
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.57
Sedangkan Drs. M. Dalyono, berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa, sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Bila seorang selalu tidak sehat, sakit
kepala, demam, pilek, dan lain-lainnya dapat mengakibatkan tidak
bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani
kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa
karena konflik pacar, orang tua, dan lainnya, ini dapat mengganggu
dan mengurangi semangat belajar.
2) Intelegensi dan Bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik
57Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1991), hal. 130-131
31
umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya
orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran
belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
Bakat pun demikian, mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
belajar.
3) Minat dan Motivasi
Minat dapat karena daya tarik dari luar dan juga datang dari
hati sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara
lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan
bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi
yang tinggi.
Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan
sesuatu pekerjaan. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut
mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara
senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus
dihadapi untuk mencapai cita-cita.
4) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapain hasil
belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis,
psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang
tua, besar kecilnya penghasilan, rukun tidaknya kedua orang tua, dan
lain-lain, semuanya itu dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar
anak.
32
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, fasilitas, semuanya sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga prestasi belajar. Bila disekitar tempat
tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
4) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar,
keadaan lalu lintas, iklim, dan lain sebagainya, dapat mempengaruhi
prestasi belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk,
ini akan menunjang proses belajar.58
Jadi jelas bahwa prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
Pendidik yang baik adalah pendidik yang mau berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan anak didiknya karena salah satu lingkungan
belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah
kualitas pengajaran dan yang lebih dekat dengan kualitas pengajaran adalah
pengajaran yang efisien dan efektif di sekolah, yaitu dengan penggunaan
metode mengajar yang tepat.
58M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), cet., ke-1, hal.
55-60
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Miftahul Umam Pondok Labu -
Jakarta Selatan. Alamat; Jl. RS. Fatmawati Gg. H. Kamang No. 25 Pd. Labu
Cilandak Jakarta Selatan 12450, Telp. (021) 7590 7354 Fax. (021) 7590 1397,
Email; [email protected].
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2008-
2009 bulan Oktober 2008 sampai April 2009.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan korelasional. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis
untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan
tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.1 Metode survei merupakan penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan pendekatan korelasional adalah
pendekatan dalam penelitian yang pada pelaksanaannya menggunakan teknik
1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4, h. 29.
34
analisis yang dinamakan korelasi. Teknik analisa korelasional adalah teknik
analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.2 Teknik ini
digunakan untuk mengukur kuat lemahnya peranan tadarus al- Qur’an dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.3 Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Variabel Independen (X) berupa Peranan tadarus al-Qur’an
a. Definisi Konseptual
Tadarus al- Qur’an adalah membaca al- Qur’an, maka bagi setiap
mukmin yang membaca al- Qur’an akan mendapatkan suatu ganjaran atau
pahala dari Allah SWT, yaitu satu huruf dilipatgandakan oleh Allah dengan
sepuluh kebajikan. Bahkan didalam suatu ayat al- Qur’an dikatakan bahwa al-
Qur’an dapat menjadi obat penawar bagi orang yang jiwanya dalam keadaan
gelisah.
b. Definisi Operasional
Tadarus al- Qur’an adalah skor yang diperoleh dari responden melalui
instrumen yang seberapa besar peranan tadarus al- Qur’an dalam
mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran al-
Qur’an Hadits.
2Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 175.
3Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 54
35
2. Variabel Dependen (Y) berupa Prestasi belajar al-Qur’an Hadits
a. Definisi Konseptual
Prestasi belajar al- Qur’an hadits adalah hasil belajar siswa pada mata
pelajaran al- Qur’an hadits yang merupakan akumulasi hasil ujian yang
dilakukan oleh guru yang diwujudkan dalam nilai raport.
b. Definisi Operasional
Prestasi belajar al- Qur’an hadits yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits yang
merupakan akumulasi hasil ujian yang dilakukan guru dalam bentuk nilai
raport semester ganjil tahun pelajaran 2008-2009.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
hewan, benda dan tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang
menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.4 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa MA. Miftahul Umam Jakarta. Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII MA. Miftahul
Umam Jakarta yang terdaftar pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2008/2009.
2. Sampel
Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data5. Salah
satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel harus
diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah
dari populasi terjangkau. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui
bahwa kelas XII berjumlah rata-rata 23 orang. Jadi dapat dikatakan dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah berjumlah 23 orang.
4Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49
5Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54.
36
E. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut sugiyono, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili)6, karena penempatan sampel yang representatif akan
dapat mencerminkan seluruh populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu mengambil
sampel pada kelas yang telah tersedia tanpa melakukan random sampling
melainkan berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu.7 Dalam penentuan
pengambilan sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas
yang akan dijadikan sampel penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat mengumpulkan data, dengan instrumen inilah data
penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk
kemudian disimpulkan.8 Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan maka
dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian non tes berupa angket
(kuesioner).
1. Instrumen Tadarus al- Qur’an (X)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kegiatan tadarus al-
Qur’an adalah angket. Angket (kuesioner) merupakan salah satu jenis
instrumen pengumpul data yang disampaikan kepada responden / subjek
penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan.9 Dalam penelitian ini
angket digunakan untuk menanyakan tentang respon siswa terhadap kegiatan
tadarus al- Qur’an. Sebaran butir instrumen peranan tadarus al- Qur’an
berjumlah 20 (dua puluh) pertanyaan. Option jawaban yang diajukan sebanyak
4 option. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.118. 7Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),h. 64. 8Yanti Helanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN
Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 24. 9Yanti Helanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN
Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 28.
37
2. Instrumen Prestasi Belajar (Y).
Instrumen prestasi belajar al- Qur’an hadits yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits
yang merupakan akumulasi hasil ujian yang dilakukan guru dalam bentuk nilai
raport semester ganjil tahun pelajaran 2008-2009.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen
Variabel X (Peranan Tadarus al-Qur’an)
Variabel X Indikator No.
Butir item
Jumlah item
1. Aktifitas Tadarus al-Qur’an
1.1 Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an
1.2 Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
1.3 Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an
1.4 Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an 1.5 Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an
1
2
3
4 5
1
1
1
1 1
2. Sikap dan Motivasi
2.1 Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
2.2 Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
2.3 Rutinitas siswa dirumah 2.4 Motivasi orang tua
6 7 8 9
1 1 1 1
3. Kemampuan Siswa
3.1 Kemampuan siswa tentang al- Qur’an 3.2 Mengerjakan tugas yang diberikan
10 – 12 13
3 1
4. Kompetensi Pembimbing
4.1 Motivasi siswa setelah mengikutikegiatan tadarus al- Qur’an
4.2 Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan
4.3 Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing
4.4 Kompetensi pembimbing terhadap materi
14
15 – 16 17
18
1
2 1
1
5. Hasil Belajar 5.1 Kaitan kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits
5.2 Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
19
20
1
1
J U M L A H 20
38
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik
yang digunakan adalah :
1. Observasi
Dalam hal ini, penulis datang ke sekolah guna mengamati langsung
tentang keadaan sekolah, perkembangan siswa, tenaga pengajar, dan
struktur organisasi sekolah tersebut.
2. Wawancara
Dilakukan guna mendapatkan data yang objektif yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Wawancara ini ditujukan kepada kepala
sekolah atau wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, guru bidang studi al-
Qur’an hadits dan guru tadarus, juga kepada beberapa orang responden
yang penulis temui langsung saat mengisi angket.
3. Angket
Yaitu serangkaian daftar pertanyaan yang penulis ajukan kepada
sejumlah siswa Madrasah Aliyah Miftahul Umam sebagai responden.
4. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diperlukan untuk mengetahui arsip-arsip atau
data-data sekolah yang berhubungan dengan program penelitian ini.
Data yang berhasil dihimpun melalui angket ini, selanjutnya penulis
jabarkan dengan teknik analisis deskriptif, yaitu penulis terlebih dahulu menyusun
data dalam tabel-tabel frekuensi, untuk selanjutnya dilanjutkan interpretasi dan
analisis.
Pada penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak jumlah siswa
kelas XII, yaitu berjumlah 23 orang, sehingga semua siswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
39
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel
berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih
tersebut adalah sama.10 Sesuai dengan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini maka analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al-
Qur’an Hadits siswa. Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunakan
Teknik Analisis Korelasional Bivariat dengan rumus Product Moment dari
Karl Pearson11 yaitu sebagai berikut.
( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2222 YYNXXN
YXXYNrxyΣ−Σ⋅Σ−Σ
Σ⋅Σ−Σ⋅=
Diketahui:
rxy = Angka indeks korelasi “ r ” product moment
N = Number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Analisis product moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X (kegiatan tadarus al- Qur’an) dan Y (prestasi belajar
al- Qur’an Hadits siswa) serta untuk mengetahui kadar eratnya hubungan
antara variabel X dan Y di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Jakarta.
10 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.228. 11 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.274.
40
2. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar prosentase jawaban
angket dari responden, dengan rumus berikut:
%100×=NFP
Diketahui:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase 12
Ketentuan skala persentase yang digunakan adalah :
100 % = Seluruhnya
85 % - 99 % = Hampir seluruhnya
68 % - 84 % = Sebagian besar
51 % - 67 % = Lebih dari setengah
50 % = Setengah
34 % - 49 % = Hampir Setengah
17 % - 33 % = Sebagian kecil
0 % = Tidak ada
I. Interpretasi Data
Angka indeks korelasi “r” product moment yang telah diperoleh dari
perhitungan dapat diberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua cara yang
dapat ditempuh yaitu:
1. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment
secara kasar (sederhana).
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks
korelasi ‘r” product moment (rxy) dipergunakan pedoman sebagai berikut:
12Anas Sudijono, Pengantar Statistik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004), Cet. 14,
h. 43.
41
Tabel 3.2
Nilai “r”Product Moment13
Besarnya “r” Product
Moment (rxy)
Interpretasi
0.0 – 0.20
0.20 – 0.40
0.40 – 0.70
0.70 – 0.90
0.90 – 1.00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah sehinga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y) Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment dengan jalan berkonsultasi dengan tabel nilai “r” product
moment. Bila cara kedua dilakukan maka prosedur yang harus dilalui
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho).
Ha = Terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan tadarus al-
Qur’an) dengan variabel Y (prestasi belajar al- Qur’an Hadits
siswa)
Ho = Tidak terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan
tadarus al- Qur’an) dengan variabel Y (prestasi belajar al- Qur’an
Hadits siswa)
b. Menguji kebenaran hipotesis, melalui perbandingan besarnya “r” yang
diperoleh dalam proses perhitungan dengan “r” observasi yang
tercantum di dalam tabel product moment (r tabel), baik pada taraf
signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Jika ro ≥ rt, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan
antara X dan Y dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan
13Anas Sudijono, Pengantar Statistik, h. 193.
42
antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an
Hadits siswa. Sebaliknya, bila ro ≤ rt, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara X dan Y.
c. Menentukan Koefesien Determinasi (KD), digunakan untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Koefesien ini disebut koefesien penentu karena varians
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians
yang terjadi pada variabel independen. Koefesien determinasi14 dapat
dinyatakan dengan rumus:
( ) %1002 ×= xyrKD
Keterangan:
KD : Konstribusi variabel X terhadap Y
rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan Y.
14Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.231.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MA. Miftahul Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan
1. Sejarah Berdirinya MA Miftahul Umam
Madrasah Aliyah Miftahul Umam berdiri di bawah yayasan dengan
nama yang sama di jalan R. S. Fatmawati Gg. H. Kamang No. 25 Pondok
Labu Cilandak Jakarta Selatan. Yayasan ini menyelenggarakan kegiatan di
bidang pendidikan dan sosial. Pada bidang pendidikan, yayasan mengelola
lembaga Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Di bidang sosial, yayasan ini menyelenggarakan kegiatan santunan bagi anak
yatim dan fakir miskin.
Yayasan Miftahul Umam berdiri pada tanggal 5 Januari 1976 di atas
tanah yang diwakafkan oleh Almarhum H. Mansyur. Para pendiri yayasan ini
ialah putra-putra dari Almarhum yang merupakan tokoh masyarakat di Pondok
Labu dan sekitarnya, mereka adalah Drs. H. M. Thoyib Mansyur, H. Abdul
Mansyur, Almarhum H. A. Zaidi Malik beserta KH. Abdul Hakim dan H.
Syamsudin B.A.
Madrasah Aliyah adalah lembaga yang didirikan setelah Madrasah
Tsanawiyah yang berada disekitar wilayah Pondok Labu. Hal ini mendapat
respon yang positif dari masyarakat, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari
sekolah yang sebelumnya berada pada jarak yang cukup jauh. Maka berdirinya
44
Madrasah Aliyah Miftahul Umam sangat membantu masyarakat yang
menginginkan putra putrinya mempelajari pelajaran agama sekaligus pelajaran
umum. 1
2. Adapun Visi dan Misi MA. Miftahul Umam
a. Visi:
Beriman yang kuat, berilmu manfaat sehingga terwujudnya madrasah
Aliyah yang unggul baik di bidang IPTEK maupun IMTAKnya.
b. Misi:
1) Mewujudkan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, dan
menyenangkan.
2) Mendorong dan membantu siswa mengenali dan menggali potensi
yang ada pada dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara
optimal.
3) Memberi motivasi dan menumbuh kembangkan semangat
penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.
4) Meningkatkan strategi belajar mengajar sehingga diperoleh NEM
yang tinggi.
5) Mendorong siswa untuk menguasai IPTEK dan IMTAK. 2
3. Keadaan Geografis
Madrasah Aliyah Miftahul Umam terletak di wilayah RT 06 RW 010
kelurahan Pondok Labu kecamatan Cilandak Kota Madya Jakarta Selatan.
Berada dekat dengan perbatasan antara Jakarta Selatan dan Kabupaten Bogor
sehingga keadaan cuaca terasa sejuk dan tidak terlalu panas dan cukup
mendukung bagi kegiatan belajar mengajar.
Letak Madrasah Aliyah Miftahul Umam cukup strategis dan mudah
dijangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari jalan R. S. Fatmawati
yang berjarak kurang lebih 200 M. Lokasi MA. Miftahul Umam berada
1Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008. 2Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008.
45
dilingkungan pendidikan dimana pada jarak yang tidak terlalu jauh tedapat
lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, hingga Perguruan Tinggi serta
terdapat juga objek wisata dan pendidikan Museum Layang-layang Indonesia
yang bersebrangan dengan Yayasan Miftahul Umam. Diantara Lembaga
tersebut, Sekolah Dasar memiliki jumlah paling banyak yaitu kurang lebih 8
unit sedangkan Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 3 unit. Adapun Sekolah
Menengah Atas yang berjarak tidak jauh dari MA Miftahul Umam berjumlah
4 unit sedangkan Madrasah Aliyah berjumlah 2 unit termasuk MA Miftahul
Umam. Dari perbedaan jumlah tersebut, MA Miftahul Umam sebagai sekolah
lanjutan atas saat ini didominasi oleh tamatan Madrasah Tsanawiyah.3
4. Keadaan Madrasah Aliyah Miftahul Umam
a. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah merupakan pimpinan tertinggi di Lembaga
Madrasah Aliyah yang memiliki kebijakan kebijakan penuh dalam
mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga
memiliki tanggung jawab kepada Yayasan. Dalam menjalankan
kepemimpinanya, Kepala Sekolah dibantu oleh staf yang ditunjuk, yaitu 2
orang Wakil Kepala Sekolah serta Tata Usaha yang mengatur kegiatan
administrasi sekolah. Berikut susunan organisasi MA Miftahul Umam.
Sejak berdiri hingga saat ini, belum ada pergantian kepala sekolah, yaitu
dari priode awal yakni tahun 1978 hingga saat ini madrasah ini dikepalai
oleh Dra. Hj. Siti Aniroh. Adapun struktur organisasi dimadrasah Aliyah
Miftahul Umam adalah sebagai berikut:4
3Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008. 4Syarif Thoyyib, S.Ag, Kaur Tata Usaha MA. Mifatahul Umam, Data atau Arsip
Madarasah, tgl 14 Januari 2009.
46
Tabel 4.1
Struktur Organisasi MA. Miftahul Umam Tahun 2009
Siswa
Guru
Wali Kelas
Direktur Yayasan K. H. Abdul Hakim
Ketua Yayasan H. Abdullah HM
Kepala Sekolah Dra. Hj. Siti Aniroh
Komite Sekolah
Orang Tua Murid
Wakil Bid. Kesiswaan M. Sodik, SS
Wakil Bid. Kurikulum Dra. Endang DH
Kaur TU Wisnu Nugroho
Bendahara Hj. Rodiah, S.Pd
Wakil Bid. SaranaPrasarana Budi Sabenih
Bimbingan Konseling H. Nurhasan, S. Ag
47
b. Keadaan Siswa
Dalam perkembangannya, Madrasah Aliyah Miftahul Umam tidak
hanya dipenuhi oleh siswa dari Pondok Labu saja namun juga oleh siswa
yang berasal dari luar wilayah Pondok Labu. Hal ini menandakan bahwa
keberadaan Madrasah ini cukup baik perkembangannya di mata
masyarakat. Jumlah siswa yang meningkat dari tahun ketahun merupakan
indikator perkembangannya, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Perkembangan Siswa MA. Miftahul Umam Tahun 2008– 2009
NO Siswa Kelas Jumlah Siswa 1 Kelas X 25 Orang 2 Kelas XI 21 Orang 3 Kelas XII 23 Orang
Jumlah 69 Orang
c. Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar-
mengajar serta sebagai pigur sentral dalam mengemban amanat yang amat
mulia disuatu lembaga pendidikan. Guru juga turut berperan aktif dalam
pengembangan sumberdaya manusia yang sangat potensial di dalam
mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian guru
sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif serta
melaksanakan tugasnya sebagai tenaga professional sesuai dengan
perkembangan.
Tenaga pengajar selain bertugas mengajar di kelas, pada umumnya
guru di MA. Miftahul Umam mendapat tugas tambahan, seperti mendapat
tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah, Urusan Kesiswaan, Urusan
Bimbingan Penyuluhan BP, Urusan Kurikulum, dan lain-lain. Untuk Lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran. 5
5Syarif Thoyyib, S.Ag, Kaur Tata Usaha MA. Miftahul Umam, Data atau Arsip Madrasah, tgl 14 Januari 2009.
48
Tabel 4.3
Data Keadaan Guru MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta
NO Nama Pengajar Mata Pelajaran
1 Dra. Hj. Siti Aniroh Fiqh
2 H. M Sholeh B.A Al- Qur’an Hadits
3 Muhammad Sodik, S.S Aqidah Akhlak dan S K I
4 Drs. Ismail Anwar Pend. Kewarganegaraan
5 Sri Rahayu Lestari, S.Pd Bahasa Indonesia
6 Nurhasan, S. Ag Sejarah Nasional dan Umum
7 H. Syukron Kurniawan, LC Bahasa Arab
8 Dra. Hj. Mastanah, AS Bahasa Arab
9 Hj. Rodiah, S.Pd Bahasa Inggris
10 Muammar Alwi, S.Ag Bahasa Inggris
11 Budi Sabenih Penjaskes
12 Dra. Endang Dwi Haryanti Matematika
13 Sri Giyanti S.Pd Fisika dan Kimia
14 Wahyu Marhendratmo, S.Si Biologi dan Sosiologi
15 Ani Hermastuti, S.Pd Ekonomi
16 Siti Khodijah, S.Ag Ekonomi
17 Drs. A. Chotib MZ Sosiologi
18 Syarifah Nurseha, S.Pd Geografi
19 Cholis Sobar, S.Si Geografi
20 Dra. Suryani Hadi Pendidikan Seni Budaya
21 Syarif Thoyib, S.Ag Komputer
22 Wisnu Nugroho Pegawai
23 A. Junaidi Pustakawan dan Paskibra
24 Ibnu Haris Ekskul Sablon
25 Mia Shafira S.Ag Mulok
26 H. M Sholeh B.A Nahwu Sharaf
49
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di MA. Miftahul Umam
Pondok Labu Jakarta Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi No Jenis Ruang Jumlah Kondisi 1 Ruang Belajar 3 Baik 2 Lab. Komputer 1 Baik 3 Perpustakaan 1 Baik 4 Lapangan Olah raga 1 Baik 5 Kantin 1 Baik 6 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik 7 Ruang Kantor Tata Usaha 1 Baik 8 Ruang Guru 1 Baik 9 Musholla 1 Baik 10 Kamar Mandi / WC 3 Baik
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua jenis
ruang terkondisi baik.
B. Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an di MA Miftahul Umam
Pondok Labu – Jakarta Selatan
Kegiatan tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA Miftahul Umam
merupakan kegiatan ekstra-kurikuler, karena terangkum di dalamnya usaha
menciptakan format kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan
suatu mata pelajaran (seperti : Bahasa Arab, al- Qur’an Hadits, dan lain-lain) dan
suatu usaha praktek pembiasaan siswa (membaca al- Quran) dalam kehidupan
sehari-hari.
Adapun kegiatan ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an di MA Miftahul
Umam dilaksanakan dari hari selasa sampai dengan hari kamis dari pukul 06.30-
07.00 di kelas masing-masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan dalam
tadarus al- Qur’an yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan ayat-ayat
pilihan, seperti surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain. Kegiatan ekstra-
kurikuler tadarus al- Qur’an diawali dengan membaca al- Qur’an secara bersama-
sama, kemudian beberapa siswa membaca al- Qur’an satu persatu, dan terakhir
pemberian materi tadarus al- Qur’an.
50
C. Deskripsi Data
Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing, maka
langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan
menggunakan rumus prosentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil prosentase
jawaban.
Tabel 4.5
Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 1 a. Sangat baik
b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik
16 7 0 0
69.57 % 30.43 %
0 % 0 %
Jumlah 23 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir semua siswa berpendapat
bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan persentase (69.57 %), artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan
menyukai tadarus al- Qur’an.
Tabel 4.6
Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 2 a. Sangat senang
b. Senang c. Cukup senang d. Tidak senang
7 14 2 0
30.43 % 60.87 % 8.70 %
0 % Jumlah 23 100 %
Data tersebut memperlihatkan bahwa sebagaian kecil siswa yang sangat
senang mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an sejumlah 30.43 %, lebih dari
setengah atau sebesar 60.87 % siswa yang menyatakan bahwa mereka senang
mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an, 8.70 % siswa menyatakan cukup senang
mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an, sedangkan 0 % siswa menyatakan tidak
senang mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.
51
Tabel 4.7
Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 3 a. Sangat aktif
b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak Aktif
6 15 2 0
26.09 % 65.22 % 8.70 %
0 % Jumlah 23 100 %
Data di atas dapat diketahui tanggapan siswa terhadap aktifitas
pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an, yaitu aktif dalam membimbing
kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terbukti dari lebih dari setengah siswa yang
menyatakan aktif sebanyak 65.22 %, sedangkan sebagaian kecil yang menyatakan
sangat aktif 26.09 %, 8.70 % cukup aktif dan 0 % siswa yang menyatakan tidak
aktif.
Tabel 4.8
Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 4 a. Sangat bermanfaat
b. Cukup bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat
22 1 0 0
95.65 % 4.35 %
0 % 0 %
Jumlah 23 100 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat
bermanfaat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan prosentase hampir seluruh
siswa menjawab sangat bermanfaat atau berjumlah 95.65 %.
Tabel 4.9
Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 5 a. Sangat cukup
b. Cukup c. Kurang d. Tidak cukup
0 11 12 0
0 % 47.83 % 52.17 %
0 % Jumlah 23 100 %
Dari data diatas, terlihat bahwa waktu pelaksanaan kegiatan tadarus al-
Qur’an yang diberikan adalah kurang. Hal ini terbukti dengan perolehan
prosentase yang berjumlah 52.17 % atau lebih dari setengah siswa.
52
Tabel 4.10
Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 6 a. Sangat aktif
b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak aktif
1 12 9 1
4.35 % 52.17 % 39.13 % 4.35 %
Jumlah 23 100 %
Dari tabel di atas, dibuktikan bahwa sikap siswa dalam mengikuti kegiatan
tadarus al- Qur’an adalah aktif, dengan jumlah prosentase yang diperoleh 52.17%.
Tabel 4.11
Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 7 a. Sangat berminat
b. Cukup berminat c. Kurang berminatd. Tidak berminat
15 8 0 0
65.22 % 34.78 %
0 % 0 %
Jumlah 23 100 %
Data di atas dapat diketahui bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat
diminati siswa. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh sebanyak 65.22 % atau
lebih dari setengah siswa menyatakan sangat berminat.
Tabel 4.12
Rutinitas siswa membaca al- Qur’an di rumah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 8 a. Selalu membaca
b. Sering membaca c. Kadang-kadang membaca d. Tidak Pernah membaca
4 7 12 0
17.40 % 30.43 % 52.17 %
0 % Jumlah 23 100 %
Data di atas dapat diketahui bahwa sebagian siswa kadang-kadang
membaca al- Qur’an di rumah. Hal ini terbukti dari lebih dari setengah siswa yang
menyatakan kadang-kadang sebanyak 52.17 %, sedangkan sebagian kecil siswa
yang menyatakan selalu membaca 17.40 %, 30.43 % sering membaca dan 0 %
siswa yang menyatakan tidak pernah membaca.
53
Tabel 4.13
Motivasi orang tua terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 9 a. Selalu memotivasi
b. Sering memotivasi c. Kurang memotivasi d. Tidak Pernah memotivasi
13 5 5 0
56.52 % 21.74 % 21.74 %
0 % Jumlah 23 100 %
Motivasi orang tua adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan anak
dalam membaca al- Qur’an. Namun dari data yang diperoleh, hanya sebagian
siswa yang mendapatkan motivasi dari orang tuanya. 56.52 % siswa atau lebih
dari setengah siswa menyatakan selalu mendapatkan motivasi dari orang tuanya,
sebagaian kecil siswa atau sebesar 21.74 % siswa menyatakan orang tua sering
memotivasi dan 21,74 orang tua kurang memotivasi. Hal ini menunjukkan rendah
nya peran motivasi orang tua kepada anak dalam membaca al- Qur’an
Tabel 4.14
Kemampuan siswa tentang al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 10 a. Sangat baik
b. Baik c. Cukup baik d. Tidak Baik
0 13 10 0
0 % 56.52 % 43.48 %
0 % Jumlah 23 100 %
Data tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca
al- Qur’an 0% sangat baik, lebih dari setengah atau sebesar 56.52% siswa yang
menyatakan dirinya baik didalam membaca al- Qur’an dan hampir setengah atau
sebesar 43.48% siswa menyatakan cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa lebih
dari setengah siswa sudah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam membaca
al- Qur’an.
54
Tabel 4.15
Kemampuan siswa dalam memahami ilmu tajwid
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 11 a. Sangat faham
b. Faham c. Cukup faham d. Tidak faham
2 15 4 2
8.70 % 65.22 % 17.39 % 8.70 %
Jumlah 23 100 %
Data di atas memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami
ilmu tajwid, yaitu 8.70 % siswa menyatakan sangat faham, lebih dari setengah
atau sebesar 65.22 % siswa menyatakan faham, sebagian kecil atau sebesar 17.39
% siswa menyatakan cukup faham dan 8.70 % siswa menyatakan tidak faham.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami ilmu tajwid
sebagai pengetahuan dasar dalam membaca al- Qur’an.
Tabel 4.16
Kemampuan siswa dalam memahami isi kandungan al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 12 a. Sangat faham
b. Faham c. Cukup faham d. Tidak faham
0 5 11 7
0 % 21.74 % 47.83 % 30.43 %
Jumlah 23 100 %
Data di atas menunjukkan bahwa sebagaian kecil atau sebesar 21.74 %
siswa menyatakan dapat memahami isi kandungan al- Qur’an, hampir setengah
atau sebesar 47.83 % siswa menyatakan sudah cukup faham dan sebagian kecil
atau sebesar 30.43 % siswa menyatakan tidak faham terhadap isi kandungan al-
Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa belum dapat
memahami isi kandungan al- Qur’an.
55
Tabel 4.17
Mengerjakan tugas yang diberikan
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 13 a. Selalu mengerjakan
b. Sering mengerjakan c. Kadang-kadang mengerjakan d. Tidak Pernah mengerjakan
7 4 12 0
30.43 % 17.40 % 52.17 %
0 % Jumlah 23 100 %
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus dilakukan
dengan baik oleh siswa, hal ini terlihat dari data yaitu: sebagaian kecil atau
sebesar 30.43 % siswa menyatakan selalu mengerjakan, sebagaian kecil atau
sebesar 17.4 % siswa menyatakan sering mengerjakan tugas dan lebih dari
setengah 52.17 % siswa menyatakan kadang-kadang mengerjakan tugas yang
diberikan pembimbing. Hal ini menunjukkan siswa memberikan respon positif
terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus.
Tabel 4.18
Motivasi siswa setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 14 a. Sangat baik
b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik
6 12 5 0
26.09 % 52.17 % 21.74 %
0 % Jumlah 23 100 %
Sebagaian besar siswa atau sekitar 78.26 % memberi tanggapan positif
terhadap peningkatan motivasi setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal
ini terlihat dari data yang disajikan yaitu: sebagian kecil atau sebesar 26.09 %
siswa menyatakan motivasi siswa menjadi sangat baik, lebih dari setengah atau
sebesar 52.17 % siswa menyatakan motivasi siswa menjadi baik dan sebagaian
kecil atau sebesar 21.74 % siswa menyatakan motivasi siswa menjadi cukup baik
setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.
56
Tabel 4.19
Kaitan Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan dengan materi al- Qur’an
Hadits
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 15 a. Sangat berkaitan
b. Cukup berkaitan c. Kurang berkaitand. Tidak berkaitan
17 6 0 0
73.91 % 26.09 %
0 % 0 %
Jumlah 23 100 %
Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa atau sebesar 73.91%
menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan sangat berkaitan dengan
mata pelajaran al- Qur’an Hadits, sebagian kecil atau sebesar 26.09 % siswa
menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan cukup berkaitan dengan
mata pelajaran al- Qur’an Hadits dan 0 % siswa menyatakan kurang dan tidak
berkaitan. Dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa merespon positif
materi tadarus al- Qur’an berkaitan dengan materi al- Qur’an Hadits.
Tabel 4.20
Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 16 a. Sangat memadai
b. Cukup memadai c. Kurang memadaid. Tidak memadai
11 12 0 0
47,83 % 52,17 %
0 % 0 %
Jumlah 23 100 %
Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan kepada siswa dirasakan sudah
memadai, hal ini dapat dilihat dari data diatas sebanyak 47.83 % siswa atau
hampir setengah siswa menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan
sangat memadai dan 52.17 % atau setengah siswa menyatakan materi tadarus al-
Quran yang diberikan cukup memadai.
57
Tabel 4.21
Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 17 a. Sangat variatif
b. Cukup variatif c. Kurang variatif d. Tidak variatif
11 11 1 0
47.83 % 47,83 % 4.35 %
0 % Jumlah 23 100 %
Dari data diatas terlihat bahwa metode penyampaian materi tadarus
sebesar 47.83 % atau hampir setengah siswa menyatakan metode yang digunakan
sangat variatif dan cukup variatif, sedangkan 4.35 % siswa menyatakan metode
yang digunakan kurang variatif. Hal ini menunjukkan bahwa metode
penyampaian materi tadarus al- Qur’an kepada siswa sudah bervariatif sehingga
materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa.
Tabel 4.22
Kompetensi pembimbing terhadap materi
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 18 a. Sangat kompeten
b. Cukup kompeten c. Kurang kompetend. Tidak kompeten
18 4 1 0
78.26 % 17.39 % 4.35 %
0 % Jumlah 23 100%
Kemampuan pembimbing dalam menyampaikan materi merupakan faktor
utama dalam kegiatan pembelajaran tadarus, sehingga materi yang disampaikan
pembimbing dapat di cerna dengan baik oleh siswa. Data diatas menjelaskan
sebesar 78.26 % atau sebagian besar siswa menyatakan sangat berkompeten dalam
menyampaikan materi, 17.39 % atau sebagian kecil siswa menyatakan
pembimbing cukup kompeten dalam menyampaikan materi dan 4.35 % siswa
menyatakan pembimbing kurang kompeten dalam menyampaikan materi. Hal ini
menunjukkan bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus sudah berkompeten
dalam menyampaikan materi.
58
Tabel 4.23
Peran kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 19 a. Sangat membantu
b. Cukup membantu c. Kurang membantud. Tidak membantu
13 9 0 1
56.52 % 39.13 %
0 % 4,35 %
Jumlah 23 100%
Dari data diatas dapat diketahui respon siswa terhadap hubungan kegiatan
tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits, yaitu sebesar 50.52 %
atau setengah siswa menyatakan kegiatan tadarus sangat membantu dalam proses
pembelajaran al- Qur’an Hadits, 39.13 % atau hampir setengah siswa menyatakan
cukup membantu dan 4.35 % siswa menyatakan kegiatan tadarus tidak membantu
proses belajar al- Qur’an Hadits. Dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 95.65 %
atau hampir seluruh siswa menyatakan bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an dapat
membantu proses belajar al- Qur’an Hadits,
Tabel 4.24
Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan
tadarus al- Qur’an
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 20 a. Sangat baik
b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik
2 16 4 1
8.70 % 69.57 % 17.39 % 4.35 %
Jumlah 23 100%
Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 78.27 % siswa
menyatakan bahwa hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits menjadi baik setelah
mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terlihat sebesar 8.70 % siswa
menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits yang diperoleh siswa siswa
sangat baik, 69.57 % siswa menyatakan hasil belajar yang diperoleh siswa baik,
17.4 % siswa menyatakan hasil belajar yang diperoleh siswa baik, 17.39 % siswa
menyatakan cukup baik dan 4.35 % siswa menyatakan nilai siswa tidak baik.
59
Hasil angket kegiatan tadarus al- Qur’an dapat digambarkan secara ringkas
menjadi beberapa indikator sesuai dengan kisi-kisi instrumen, diantaranya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.25
Aktifitas Tadarus al- Qur’an
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik
4 3 2 1
51 48 16 0
44.35% 41.74% 13.91%
0% Jumlah 115 100%
Data tersebut memperlihatkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah
44.35 % siswa menyatakan sangat baik terhadap aktifitas tadarus al- Qur’an yang
telah diberikan, hampir setengah siswa atau sebesar 41.74 % siswa menyatakan
baik, sebagaian kecil siswa atau sebesar 13.91% siswa menyatakan cukup baik,
dan 0 % atau tidak siswa yang menyatakan tidak baik terhadap aktifitas kegiatan
tadarus al- Qur’an yang diberikan.
Tabel 4.26
Sikap dan Motivasi
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik
4 3 2 1
33 32 26 1
35.87% 34.78% 28.26% 1.09%
Jumlah 92 100%
Data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merespon positif
sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terbukti
dari hampir setengah siswa menyatakan sangat baik (35.87%) dan baik (34.78%)
atas sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an, sedangkan
sebagian kecil siswa menyatakan sikap dan motivasi siswa cukup baik (28.26%)
terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an.
60
Tabel 4.27
Kemampuan Siswa Dalam Kegiatan Al- Qur’an
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik
4 3 2 1
9 37 37 9
9.78% 40.22% 40.22% 9.78%
Jumlah 92 100%
Data tersebut mempelihatkan bahwa setengah jumlah siswa menyatakan
memiliki kemampuan yang baik terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an, meliputi
kemampuan siswa tentang al- Qur’an, dalam memahami ilmu tajwid, dan dalam
memahami isi kandungan al- Qur’an. Hal ini terlihat dari jumlah persentase yang
dihasilkan setengah dari jumlah seluruh siswa (50.00%) menyatakan kemampuan
siswa sangat baik (9.78%) dan baik (40.22%).
Tabel 4.28
Kompetensi Pembimbing
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik
4 3 2 1
63 45 7 0
54.78% 39.13% 6.09%
0% Jumlah 115 100%
Data di atas menjelaskan bahwa lebih dari setengah siswa (54.78 %)
menyatakan kompetensi pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sangat
baik dan hampir setengah siswa (39.13%) menyatakan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sudah berkompeten dalam
menyampaikan materi baik dari segi materi yang disampaikan maupun metode
penyampaian materi tadarus al- Quran.
61
Tabel 4.29
Hasil Belajar
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik
4 3 2 1
15 25 4 2
32.61% 54.35% 8.70% 4.35%
Jumlah 46 100%
Data di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (86.96%)
menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi sangat baik
(32.61%) dan baik (54.35%) setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Quran.
Konstribusi tersebut disebabkan karena kegiatan tadarus al- Qur’an dapat
meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa terhadap al- Qur’an, sehingga
prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Sri Mulyaningsih dalam skripsinya mengatakan bahwa “adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan baca tulis al- Qur’an
dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.”6
Secara umum dapat digambarkan respon positif siswa tehadap kegiatan
tadarus al- Qur’an melalui tabel di bawah ini,
Tabel 4.30
Rata-rata Respon Positif Siswa terhadap Kegiatan Tadarus al- Qur’an
Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik
4 3
171 187
37.17% 40.65%
Jumlah 77.82%
Data di atas menunjukkan bahwa respon positif siswa terhadap kegiatan
tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata 77.82% dan termasuk dalam kategor baik.
D. Pengolahan dan Analisis Data
6 Sri Mulyaningsih, Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an dengan
Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber Agung Jetis Bantul, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h.1
62
Data dalam tabel dibawah ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits kelas XII MA
Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan.
Tabel 4.31
DATA NILAI ANGKET
DAN HASIL PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS SISWA
MA. MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN
No Variabel X (Nilai Angket Siswa)
Variabel Y (Hasil Prestasi Belajar Siswa)
1 75 82 2 84 91 3 73 87 4 76 86 5 81 81 6 60 54 7 84 91 8 84 85 9 78 80 10 86 81 11 78 89 12 89 96 13 75 83 14 84 85 15 71 60 16 83 85 17 74 93 18 79 65 19 86 83 20 66 75 21 70 89 22 85 85 23 78 76
Tabel 4.32
63
Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment.
Variabel X dan Variabel Y
No X X2 Y Y2 XY 1 75 5625 82 6724 6150 2 84 7056 91 8281 7644 3 73 5329 87 7569 6351 4 76 5776 86 7396 6536 5 81 6561 81 6561 6561 6 60 3600 54 2916 3240 7 84 7056 91 8281 7644 8 84 7056 85 7225 7140 9 78 6084 80 6400 6240
10 86 7396 81 6561 6966 11 78 6084 89 7921 6942 12 89 7921 96 9216 8544 13 75 5625 83 6889 6225 14 84 7056 85 7225 7140 15 71 5041 60 3600 4260 16 83 6889 85 7225 7055 17 74 5476 93 8649 6882 18 79 6241 65 4225 5135 19 86 7396 83 6889 7138 20 66 4356 75 5625 4950 21 70 4900 89 7921 6230 22 85 7225 85 7225 7225 23 78 6084 76 5776 5928 ∑ 1799 141833 1882 156300 148126
Hasil hitung uji korelasi melalui Product Moment Pearson
Persamaan Uji Product Moment Pearson
( ) ( )( )( )[ ] ( )[ ]
( )( )( )[ ] ( )[ ]
[ ] [ ]
( ) ( )5734.0
529762575821180
354193435949003236401326215933857183406898
188215630023179914183323
18821799148262322
2222
=
⋅=
−⋅−−
=
−⋅⋅−⋅
−⋅=
Σ−Σ⋅⋅Σ−Σ⋅
ΣΣ−Σ⋅=
xy
xy
xy
xy
xy
r
r
r
r
YYnXXn
YXXYnr
64
Berdasarkan perhitungan statistik diatas maka kekuatan hubungan yang
diperoleh melalui uji korelasi Product Moment sebesar 0.5734 antara kegiatan
tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa. Dapat
diinterpretasikan secara sederhana bahwa hasil perhitungan korelasi antara
kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits tidak
bertanda negatif, dengan kata lain diantara kedua variabel terdapat hubungan
korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya
atau r hitung 0.5734, yang besarnya berkisar antara 0.40 – 0.70 menunjukkan
bahwa antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan hasil prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran al- Qur’an Hadits terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
xyr
Melalaui nilai r tabel product moment dapat diinterpretasikan pada taraf
signifikansi 5 % sebesar 0.413 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0.526.
Dengan membandingkan besarnya atau rhitung dengan rtabel maka dapat
diinterpretasikan bahwa rhitung > rtabel sehingga Ha diterima, berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi
belajar siswa pada pelajaran al- Qur’an Hadits.
xyr
Koefesien determinasi diperlukan untuk mengetahui seberapa persen
korelasi kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits
siswa, perhitungan dilakukan melalui persamaan , jika r = 0.5734
maka koefesien determinasi yang diperoleh adalah sebesar 32.87%. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa 32.87% ditentukan oleh
konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an dan sisanya sebesar 67.13% ditentukan
oleh faktor lain.
%1002 ×= rKD
65
E. Pembahasan
Berdasarkan uraian statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara
kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-
Qur’an Hadits sebesar 32.87%.
Hasil angket kegiatan tadarus al- Qur’an dapat digambarkan secara ringkas
menjadi beberapa indikator sesuai dengan kisi-kisi instrumen, diantaranya:
1. Aktifitas Tadarus al- Qur’an
Data angket menunjukkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah
44.35 % siswa menyatakan sangat baik terhadap aktifitas tadarus al- Qur’an
yang telah diberikan dan hampir setengah siswa atau sebesar 41.74 % siswa
menyatakan baik.
2. Sikap dan Motivasi
Data angket menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merespon
positif sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini
terbukti dari hampir setengah siswa menyatakan sangat baik (35.87%) dan
baik (34.78%) atas sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al-
Qur’an.
3. Kemampuan Siswa
Data angket memperlihatkan bahwa setengah jumlah siswa
menyatakan memiliki kemampuan yang baik terhadap kegiatan tadarus al-
Qur’an, meliputi kemampuan siswa tentang al- Qur’an, dalam memahami ilmu
tajwid, dan dalam memahami isi kandungan al- Qur’an. Hal ini terlihat dari
jumlah persentase yang dihasilkan setengah dari jumlah seluruh siswa
(50.00%) menyatakan kemampuan siswa sangat baik (9.78%) dan baik
(40.22%).
4. Kompetensi Pembimbing
Data angket menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa (54.78 %)
menyatakan kompetensi pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an
sangat baik, hampir setengah siswa (39.13%) menyatakan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sudah
66
berkompeten dalam menyampaikan materi baik dari segi materi yang
disampaikan maupun metode penyampaian materi tadarus al- Quran.
5. Hasil Belajar
Data angket menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (86.96%)
menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi sangat baik
(32.61%) dan baik (54.35%) setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Quran.
Konstribusi tersebut disebabkan karena kegiatan tadarus al- Qur’an dapat
meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa terhadap al- Qur’an, sehingga
prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Sri Mulyaningsih dalam skripsinya mengatakan bahwa
“adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan baca tulis
al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.”7
Kegiatan tadarus al- Qur’an memiliki peran untuk membantu siswa dalam
kegiatan belajar siswa terutama pada bidang studi al- Qur’an Hadits, karena
disamping materi pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat al-
Qur’an dan tajwid, juga dapat meningkatkan daya ingat dan memberi ketenangan.
Berdasarkan data statistik sebesar 95.65% siswa menyatakan bahwa
kegiatan tadarus al- Qur’an dapat membantu mereka dalam proses belajar al-
Qur’an Hadits. Melalui kegiatan tadarus al- Qur’an siswa dilatih untuk membaca
dan mempalajari isi kandungan ayat al- Qur’an. Irsyad Dudin dalam skripsinya
mengatakan “Kegiatan membaca al- Qur’an dapat berpengaruh pada prestasi
belajar siswa, karena memudahkan dalam menghafal materi, pemahaman materi,
penerapan materi dan pada akhirnya nilai evaluasi belajar.”8 Hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an berperan penting dalam prestasi belajar al-
Quran Hadits siswa. Hal ini dapat terlihat pada prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui kegiatan tadarus al- Qur’an dapat
7Sri Mulyaningsih, Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an dengan
Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber Agung Jetis Bantul, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h.1
8Irsyad Dudin, Pengaruh Tilawah al- Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Negeri Cawas Klaten Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Al- Qur’an dan Hadits, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008), h.4
67
tercapai dengan baik, 20 dari 23 siswa atau sebesar 86.96% mencapai belajar
tuntas di atas nilai KKM.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya,
yaitu bahwa prestasi belajar al- Qur’an Hadits dapat dipengaruhi oleh kegiatan
tadarus al- Qur’an. Hal ini memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya
terbentuk secara linear sinergis, dalam arti jika kegiatan tadarus al- Qur’an
ditingkatkan maka prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa juga meningkat.
Implikasi praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan kegiatan tadarus
al- Qur’an dalam rangka meningkatkan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.
Secara umum dapat digambarkan respon positif siswa tehadap kegiatan
tadarus al- Qur’an menunjukkan bahwa respon positif siswa terhadap kegiatan
tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata 77.82% dan termasuk dalam kategor baik.
Hasil pengamatan selama kegiatan tadarus menunjukkan bahwa terdapat beberapa
manfaat yang dapat diperoleh siswa selain dapat meningkatkan prestasi belajar al-
Qur’an Hadits siswa, diantaranya; sebagai sarana dan media menambah ilmu,
dapat membantu proses al- Qur’an yang telah dikuasai serta tidak mudah lupa dan
lalai, dapat memperbaiki kualitas tilawah, dapat saling mengkoreksi kebenaran
dan bacaan masing-masing, dapat memahami isi kandungan dari ayat suci al-
Qur’an dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi terdapat beberapa
faktor kendala atas penentu keberhasilan kegiatan tadarus, seperti; pengelolaan
kelas yang belum optimal, waktu yang disediakan untuk kegiatan tadarus al-
Qur’an kurang, dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam membaca al-
Qur’an. Hal ini menyebabkan belum secara keseluruhan kegiatan tadarus al-
Qur’an memberikan konstribusi terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA Miftahul
Umam merupakan kegiatan ekstra-kurikuler yang dilaksanakan dari hari
selasa sampai dengan hari kamis dari pukul 06.30-07.00 di kelas masing-
masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan dalam tadarus al- Qur’an
yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan ayat-ayat pilihan, seperti
surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain.
2. Respon positif siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata
77.82% termasuk dalam kategori baik, karena pada dasarnya kegiatan tadarus
dapat memberikan banyak manfaat selain menambah pahala juga dapat
menambah ilmu dan dapat memeprbaiki bacaan al- Qur’an sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui
kegiatan tadarus al- Qur’an dapat tercapai dengan baik. Terlihat dari jumlah
siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 20 dari 23 atau sebesar 86.96%.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan tadarus al-
Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.
69
Terlihat konstribusi kecenderungan kegiatan tadarus al- Qur’an dengan
prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh hasil koefesien korelasi sebesar 0.5734
dengan kontribusi sebesar 32.87% terhadap prestasi belajar siswa dan 67.13%
ditentukan oleh faktor lain.
B. Saran
1. Kepada orang tua siswa, penulis menghimbau agar lebih memberikan motivasi
kepada anak tentang arti pentingnya membaca al- Qur’an dirumah serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa merasa tertarik
dan senang untuk mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.
2. Kepada pihak sekolah, penulis meminta agar dapat memberikan tambahan
waktu untuk kegiatan tadarus al- Qur’an sehingga kegiatan tadarus al- Qur’an
dapat tercapai secara optimal.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; PT.
Rineka Cipta, cet. Ke-9, 1993.
Azwar, Saifuddin, Pengantar Psikologi Intelegensi, Jakarta; Pustaka Pelajar, cet.
Ke-3, 2002
Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung; CV. Pustaka Setia, cet.
Ke-1, 1998
Dalyono, Muhammad, Psikologi Pendidikan, Jakarta; PT. Rineka Cipta, cet. Ke-1,
1997
Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, Jakarta; Departemen Agama, 2003
Darajat, Zakiyah., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996
Dudin, Irsyad., Pengaruh Tilawah al- Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Negeri
Cawas Klaten Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Al- Qur’an dan
Hadits, Surakarta: Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008
Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta; PT. Grasindo, cet. Ke-2, 2004
Haryono, dan Amirul Hadi., Psikologi Pendidikan, Jakarta; PT. Rineka Cipta, cet.
Ke-1, 1997
Herlanti, Yanti., Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Kholil Qattan., Manna, Studi- Studi Ilmu Al- Qur’an, Jakarta; Litera Antar Nusa,
cet. Ke-1, 1992
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, cet. Ke-4,
2004.
Moehammad., Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, Jakarta; PT.
Singo Abadi Inti, 1982
Mughni, Mudhafar, et. All., Ushul Fiqh I, Jakarta; Lingkar Studi Mahasiswa Islam
Publishing, cet. Ke-1, 2003
Muhammad Ismail Sya’ban., Mengenal Qira’at Al- Qur’an, Semarang; CV. Toha
Putra, cet. Ke-1, 1993
71
Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta; Rineka Cipta, cet. Ke-
2, 2002
Mulyaningsih, Sri., Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an
dengan Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber
Agung Jetis Bantul, Yogyakarta: Skripsi, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2009
Nasution, M.A., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-2,
1995
Nata, Abuddin., Al- Qur’an dan Hadits, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, cet.
Ke-4, 1995
Nurdin, Syafrudin., Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta; 2002
Poerwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta; Remaja Rosdakarya, cet. Ke-
5, 1990
Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta; Balai Pustaka, cet. Ke-7, 1996
Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pembinaan, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, Jakarta, 1982
RI, Depag, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1971
________, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama
Islam Madrasah Aliyah, Jakarta, 2001
________, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, Jakarta;
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1988
________, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, Jakarta;
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, cet. Ke-1, 1998
Sahertian, Piet., Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, Surabaya;
Usaha Nasional, cet. Ke-1, 1994
Shihab, Quraisy., Membumikan Al- Qur’an, Bandung; Mizan, cet. Ke-18, 1998
Sistem Pendidikan Agama Islam, Proyek Pengembangan, Garis - Garis Besar
Program Pengajaran, Jakarta; Depag, 1980
Suproyono, Widodo, dan Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta; PT. Rineka
Cipta, 1991
72
Sudijono, Anas., Pengantar Evaluasi penididikan, Jakarta; Rajawali Press, 2003
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2007.
________, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta, 2007.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Syah, Muhibbin., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung; PT.
Remaja Rosakarya, 2004
Team Didaktik Metodik/Kurikulum, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, Jakarta, cet. Ke-5, 1995
Thohhan, Mahmud, Mushtholahul Hadits, Surabaya; Syirkah Bankul Indah, 1985
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta; Ciputat
Press, cet. Ke-1, 2002
Warsito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta; PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992
Wingkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta; PT. Grasindo, cet. Ke-4, 1996
_______ , Al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ’Ilami, Lebanon; Darul Masyriq, 1986
BIODATA PENULIS
Muhamad Mukri lahir di Jakarta pada tanggal 26
September 1983, anak dari pasangan Bapak Liman dan
Ibu Hj. Masyitoh. Saat ini tinggal di Jl. R.S Fatmawati
Gg H. Kamang Rt 005 Rw 07 No.29 Pondok Labu
Jakarta Selatan 12450.
Menamatkan pendidikan dasar di MI Darul Ulum Pondok
Labu Jakarta Selatan pada tahun 1996, lalu melanjutkan
di MTs Miftahul Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan
dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di M.A
Miftahul Umam dan lulus pada tahun 2002. Dan menamatkan S1 (Sarjana
Pendidikan Islam) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam.
LAMPIRAN 1
Kisi-kisi Instrumen
Variabel X (Peranan Tadarus al-Qur’an)
Variabel X Indikator No.
Butir item
Jumlah item
1. Aktifitas Tadarus al-Qur’an
1.1 Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an
1.2 Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
1.3 Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an
1.4 Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an
1.5 Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1
2. Sikap dan Motivasi
2.1 Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
2.2 Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an
2.3 Rutinitas siswa dirumah 2.4 Motivasi orang tua
6 7 8 9
1 1 1 1
3. Kemampuan Siswa
3.1 Kemampuan siswa tentang al- Qur’an
3.2 Mengerjakan tugas yang diberikan
10 – 12 13
3 1
4. Kompetensi Pembimbing
4.1 Motivasi siswa setelah mengikutikegiatan tadarus al- Qur’an
4.2 Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan
4.3 Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing
4.4 Kompetensi pembimbing terhadap materi
14
15 – 16 17
18
1 2 1 1
5. Hasil Belajar 5.1 Kaitan kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits
5.2 Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an
19
20
1 1
J U M L A H 20
LAMPIRAN 2
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P
Petunjuk:
Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai peranan tadarus al-qur’an
pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits.
Bacalah setiap pernyataan dengan cermat, kemudian pilihlah salah satu jawaban
dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda sesuai.
Jangan ada satu nomorpun yang terlewatkan, karena tidak ada jawaban yang
dianggap salah. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi
nilai/prestasi anda. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
A. Aktifitas Tadarus al-Qur’an
1. Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
2. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Cukup senang
d. Tidak senang
3. Bagaimana aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Tidak aktif
LAMPIRAN 2
4. Apakah kegiatan al- qur’an sangat bermanfaat?
a. Sangat bermanfaat
b. Cukup bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat.
5. Bagaimanakah dengan waktu yang disediakan untuk kegiatan tadarus al-
qur’an?
a. Sangat cukup
b. Cukup
c. Kurang
d. Tidak cukup
B. Sikap dan Motivasi
6. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Tidak aktif
7. Seberapa besar minat anda mengikuti kegiatan al-qur’an?
a. Sangat berminat
b. Cukup berminat
c. Kurang berminat
d. Tidak berminat
8. Apakah anda sering membaca al-qur’an dirumah?
a. Selalu membaca
b. Sering membaca
c. Kadang-kadang membaca
d. Tidak pernah membaca
9. Apakah orang tua anda memberikan motivasi untuk membaca al-qur’an?
a. Selalu memotivasi
b. Sering memotivasi
LAMPIRAN 2
c. Kurang memotivasi
d. Tidak memotivasi
C. Kemampuan Siswa
10. Bagaimanakah kemampuan anda dalam membaca al-qur’an?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
11. Apakah anda memahami ilmu tajwid yang diajarkan oleh pembimbing
tadarus al-qur’an?
a. Sangat faham
b. Faham
c. Cukup faham
d. Tidak faham
12. Apakah anda juga memahami isi kandungan al-qur’an yang dibaca saat
tadarus al-qur’an?
a. Sangat faham
b. Faham
c. Cukup faham
d. Tidak faham
13. Apakah anda mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus
al-qur’an?
a. Selalu mengerjakan
b. Sering mengerjakan
c. Kadang-kadang mengerjakan
d. Tidak pernah mengerjakan
LAMPIRAN 2 D. Kompetensi Pembimbing
14. Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan
tadarus al-qur’an, khususnya pada mata pelajaran al-qur’an hadits?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
15. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus al-qur’an masih
berkaitan dengan mata pelajaran al-qur’an hadits?
a. Sangat berkaitan
b. Cukup berkaitan
c. Kurang berkaitan
d. Tidak berkaitan
16. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus al-qur’an dirasakan
memadai?
a. Sangat memadai
b. Cukup memadai
c. Kurang memadai
d. Tidak memadai
17. Bagaimanakah dengan metode atau cara penyampaian pembimbing dalam
memberikan materi dalam kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat variatif
b. Cukup variatif
c. Kurang variatif
d. Tidak variatif
18. Bagaimana kompetensi pembimbing dalam memberikan materi dalam
kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat kompeten
b. Cukup kompeten
c. Kurang kompeten
d. Tidak kompeten
LAMPIRAN 2 E. Hasil Belajar
19. Apakah kegiatan tadarus al-qur’an membantu anda dalam kegiatan proses
belajar dikelas,terutama pada mata pelajaran al-qur’an hadits?
a. Sangat membantu
b. Cukup membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
20. Bagaimanakah dengan hasil belajar mata pelajaran al-qur’an hadits yang
anda peroleh setelah mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
Tabel. Hasil Perhitungan Angket Tadarus Al-Qur'an No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Skor
Total 100% NilaiResponden 1 3 3 4 4 2 1 4 2 3 2 3 1 2 2 4 4 4 4 4 4 60 80 100 752 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 67 80 100 843 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 58 80 100 734 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 2 61 80 100 765 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 65 80 100 816 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 1 4 2 3 3 3 3 1 1 48 80 100 607 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 67 80 100 848 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 67 80 100 849 4 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 62 80 100 7810 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 69 80 100 8611 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 62 80 100 7812 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 71 80 100 8913 4 4 3 4 2 2 4 2 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 60 80 100 7514 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 67 80 100 8415 4 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 4 3 3 4 4 3 57 80 100 7116 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 66 80 100 8317 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 1 1 4 3 4 3 3 4 4 3 59 80 100 7418 4 3 4 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 63 80 100 7919 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 69 80 100 8620 4 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 53 80 100 6621 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 56 80 100 7022 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 68 80 100 8523 4 4 3 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 62 80 100 78Σ 85 74 73 91 57 59 84 61 77 59 63 44 64 70 86 80 79 86 80 65
Skor Total 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Keterangan 92.4 80.4 79.3 98.9 62 64.1 91.3 66.3 83.7 64.1 68.5 47.8 69.6 76.1 93.5 87 85.9 93.5 87 70.7Membuat Persentase
No. Item 1 2 3 4 5 Σ 6 7 8 9 Σ 10 11 12 13 Σ 14 15 16 17 18 Σ 19 20 ΣJumlah Siswa 23 23 23 23 23 115 23 23 23 23 92 23 23 23 23 92 23 23 23 23 23 115 23 23 46Jwb. A (Nilai 4) 16 7 6 22 0 51 1 15 4 13 33 0 2 0 7 9 6 17 11 11 18 63 13 2 15Jwb. B (Nilai 3) 7 14 15 1 11 48 12 8 7 5 32 13 15 5 4 37 12 6 12 11 4 45 9 16 25Jwb. C (Nilai 2) 0 2 2 0 12 16 9 0 12 5 26 10 4 11 12 37 5 0 0 1 1 7 0 4 4Jwb. D (Nilai 1) 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 7 0 9 0 0 0 0 0 0 1 1 2Persen Jwb A 69.57 30.43 26.09 95.65 0.00 44.35 4.35 65.22 17.39 56.52 35.87 0.00 8.70 0.00 30.43 9.78 26.09 73.91 47.83 47.83 78.26 54.78 56.52 8.70 32.61Persen Jwb B 30.43 60.87 65.22 4.35 47.83 41.74 52.17 34.78 30.43 21.74 34.78 56.52 65.22 21.74 17.39 40.22 52.17 26.09 52.17 47.83 17.39 39.13 39.13 69.57 54.35Persen Jwb C 0.00 8.70 8.70 0.00 52.17 13.91 39.13 0.00 52.17 21.74 28.26 43.48 17.39 47.83 52.17 40.22 21.74 0.00 0.00 4.35 4.35 6.09 0.00 17.39 8.70Persen Jwb D 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.35 0.00 0.00 0.00 1.09 0.00 8.70 30.43 0.00 9.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.35 4.35 4.35
LAMPIRAN 4
DATA SKOR ANGKET KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN
DAN HASIL PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS SISWA
MA. MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN
NoVariabel X
(Skor Angket Siswa)
Variabel Y
(Hasil Prestasi Belajar Siswa)
1 75 82
2 84 91
3 73 87
4 76 86
5 81 81
6 60 54
7 84 91
8 84 85
9 78 80
10 86 81
11 78 89
12 89 96
13 75 83
14 84 85
15 71 60
16 83 85
17 74 93
18 79 65
19 86 83
20 66 75
21 70 89
22 85 85
23 78 76
LAMPIRAN 5
TABEL PENOLONG
PERHITUNGAN UJI KORELASI PRODUCT MOMENT.
VARIABEL X (PERANAN KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN)
DAN VARIABEL Y (PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS)
No X X2 Y Y2 XY
1 75 5625 82 6724 6150
2 84 7056 91 8281 7644
3 73 5329 87 7569 6351
4 76 5776 86 7396 6536
5 81 6561 81 6561 6561
6 60 3600 54 2916 3240
7 84 7056 91 8281 7644
8 84 7056 85 7225 7140
9 78 6084 80 6400 6240
10 86 7396 81 6561 6966
11 78 6084 89 7921 6942
12 89 7921 96 9216 8544
13 75 5625 83 6889 6225
14 84 7056 85 7225 7140
15 71 5041 60 3600 4260
16 83 6889 85 7225 7055
17 74 5476 93 8649 6882
18 79 6241 65 4225 5135
19 86 7396 83 6889 7138
20 66 4356 75 5625 4950
21 70 4900 89 7921 6230
22 85 7225 85 7225 7225
23 78 6084 76 5776 5928
∑ 1799 141833 1882 156300 148126
LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN KORELASI
PERANAN KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN
DAN PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS
DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS PRODUCT MOMENT PEARSON
Diketahui:
ΣX = 1799
ΣX2 = 141833
ΣY = 1882
ΣY2 = 156300
ΣXY = 148126
n = 23
( ) ( )( )( )[ ] ( )[ ]
( )( )( )[ ] ( )[ ]
[ ] [ ]
( ) ( )5734.0
529762575821180
354193435949003236401326215933857183406898
188215630023179914183323
18821799148262322
2222
=
⋅=
−⋅−−
=
−⋅⋅−⋅
−⋅=
Σ−Σ⋅⋅Σ−Σ⋅
ΣΣ−Σ⋅=
xy
xy
xy
xy
xy
r
r
r
r
YYnXXn
YXXYnr
rtabel = 0.413 (5%) dan 0.526 (1%)
Sehingga rhitung > rtabel
Dengan membandingkan besarnya atau rhitung dengan rtabel maka dapat
diinterpretasikan bahwa rhitung > rtabel sehingga Ha diterima, berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi
belajar siswa pada pelajaran al- Qur’an Hadits.
xyr
LAMPIRAN 7
PERHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINASI
Untuk melihat berapa besar konstribusi yang diberikan oleh kegiatan
tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa maka dicari
koefesien determinasi dengan cara mengkudratkan korelasi yang sudah didapat.
rxy = 0.5734
maka
%1002 ×= rKD
%100)5734.0( 2 ×=KD
%87.32=KD
Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa 32.87%
ditentukan oleh konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an dan sisanya sebesar
67.13% ditentukan oleh faktor lain.
LAMPIRAN 8
LEMBAR BERITA WAWANCARA
Hari :
Tanggal :
Interviewee : Guru Bidang Studi Al- Qur’an Hadits dan Pembina Tadarus
Tempat : MA Miftahul Umam
Pertanyaan :
1. Apa yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus Al-
Qur’an?
2. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an diadakan di MA
Miftahul Umam?
3. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan tadarus al- Qur’an di MA
Miftahul Umam?
4. Metode apa yang digunakan dalam penyampaian materi kegiatan
ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an di MA Miftahul Umam?
5. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an
yang diadakan di MA Miftahul Umam?
6. Adakah manfaat dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al-
Qur’an di MA Miftahul Umam baik oleh siswa maupun guru bidang studi al-
Qur’an Hadits?
7. Kapan waktu dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an?
8. Adakah perubahan terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits setelah
diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an?
9. Adakah hambatan dalam penyampaian kegiatan ekstrakurikuler tadarus al-
Qur’an di MA Miftahul Umam baik yang dirasakan oleh guru pembimbing
tadarus maupun siswa?
10. Upaya apa saja yang dilakukan pembimbing kegiatan tadarus al- Qur’an
dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam penyampaian tadarus al- Qur’an,
terutama bagi siswa yang sulit dalam menerima materi tadarus al- Qur’an?
LAMPIRAN 8
Jawaban :
1. Dengan adanya kegiatan tadarus al- Qur’an siswa dapat terlatih untuk disiplin,
contohnya dapat datang tepat waktu ke sekolah. Serta dapat membantu siswa
untuk memperlancar membaca al- Qur’an dan memperdalam ilmu tajwid yang
dimiliki nya, hal ini dikarenakan banyaknya siswa-siswi yang berasal dari
SMP atau non-Madrasah.
2. Sejak awal didirikan nya MA Miftahul Umam.
3. Materi yang diberikan berupa Tajwid, Hafalan surat-surat dan ayat-ayat
pilihan, dan Penjelasan ayat yang dibaca siswa pada waktu tadarus, termasuk
didalamnya asbabun nuzul.
4. Metode yang digunakan adalah Talaqqi dan siswa yang satu dengan yang
lainnya saling menyimak bacaan al- Qur’an yang sedang di baca.
5. Respon siswa bagus, karena dengan adanya kegiatan tadarus al- Qur’an
mereka dapat memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al- Qur’an dan
dapat memotivasi siswa untuk rajin membaca/tadarus al- Qur’an baik
disekolah maupun dirumah.
6. Ada, beberapa manfaat dengan diadakannya kegiatan tadarus al- Qur’an
diantaranya sama-sama bermudzakaroh, terbiasa membaca al- Qur’an dengan
baik dan benar, disiplin waktu/tidak telat masuk kelas.
7. Waktu dilaksanakannya kegiatan tadarus al- Qur’an setiap hari Selasa s.d
Jum'at pada pukul 06.30 s.d 07.00 WIB.
8. Ada, sejak diadakannya kegiatan tadarus al- Qur’an prestasi belajar al- Qur’an
Hadits siswa menjadi meningkat, karena siswa dibiasakan membaca dan
menghafal ayat-ayat al- Qur’an dan ayat-ayat yang ada di dalam buku
pelajaran al- Qur’an Hadits yang dibaca bersama-sama di dalam kegiatan
tadarus al- Qur’an.
9. Ada, hambatan tersebut diantaranya terdapat beberapa siswa yang bisa
membaca al- Qur’an tetapi tidak mengerti hukum bacaan nya (ilmu tajwid),
terdapat beberapa siswa yang menganggap kegiatan tadarus al- Qur’an tidak
penting, terdapat beberapa siswa yang telat masuk kelas dan terdapat beberapa
siswa yang berasal dari lulusan non-madrasah.
LAMPIRAN 8
10. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan tambahan dan perhatian
khusus kepada siswa yang sulit menerima materi tadarus al- Qur’an.