LEMBAR PENGESAHAN -...

189
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Se!" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus elalam Ujian Munaqasyah paela, 06 Mei 2008 elihadapan elewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar Smjana SI (S.Pd) elalam bielang Pendidikan Biologi. Jakarta, 21 Mei 2008 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Penelielikan IPA) II'. H. Mahmuel M. Siregar. M.Si NIP. 150222933 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Penelielikan IPA) Baig Hana Susanti, M.Sc NIP. 150299475 Penguji I Drs. Sujiyo Miranto. M.Pd NIP. 150368 741 Penguji II DI'. Zulfiani, M.Pel NIP. 150368741 Tanda Tangan rvvJj

Transcript of LEMBAR PENGESAHAN -...

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa

Terhadap Konsep Se!" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus elalam Ujian

Munaqasyah paela, 06 Mei 2008 elihadapan elewan penguji. Karena itu, penulis

memperoleh gelar Smjana SI (S.Pd) elalam bielang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 21 Mei 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Penelielikan IPA)

II'. H. Mahmuel M. Siregar. M.SiNIP. 150222933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Penelielikan IPA)Baig Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475

Penguji IDrs. Sujiyo Miranto. M.PdNIP. 150368 741

Penguji IIDI'. Zulfiani, M.PelNIP. 150368741

Tanda Tangan

rvvJj

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawab ini:

Nama : Fika Damayanti

NIM : 103016127085

Jurusan/semester : Pendidikan 1PA (Bio1ogi)/X

Angkatan tahun : 2003

Alamat : JI. Kihajar Dewantara Gg. Nurul Huda II Rt. 003/015 No.

39 Ciputat-Tangerang 15411.

Menyatakan dengan sesungguhnya

Babwa Skripsi yang berjudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap

Konsep Sel", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan:

1. Nama

NIP

2. Nama

NIP

: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd

: 150231502

: Eny S. Rosyidatun, MA

: 150377 449

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya saya

sendiri.

Jakarta, Juni 2008

Yang menyatakan,~

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Abstrak

Film Damayanti. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif denganTelmik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa TerhadapKonsep ScI. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi PendidikanBiologi, Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajarankooperatif dengan teknik Jigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi sehinggateljadi peningkatan penguasaan konsep siswa. Penelitian tindakan kelas inimelibatkan 23 siswa MA Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2007/2008.Penelitian tindakan ke1as dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertamamenggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakansub konsep transpor pada membran. Setiap siklus terdiri dari tahapanperencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan datadilakukan dengan tes, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Jigsaw sangatefektif dalam mengurangi miskonsepsi sehingga teljadi peningkatan penguasaankonsep siswa baik pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I teljadi penguranganmiskonsepsi sebesar 29,58 % dari 56,1 % menjadi 26,52 %. Sedangkan siklus IIteljadi pengurangan miskonsepsi sebesar 43,91 % dari 63,48 % berkurangmenjadi 19,57 %. Besarnya peningkatan penguasaan konsep seCaI'a langsungtampak dari rata-rata !'Lgain siklus I sebesar 0,53 dengan kategori sedang dan N­gain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Aktivitas siswa dalampembelqjaran siklus I termasuk kategori rendah dan belum berjalan dengan baik.Tetapi, pada siklus II sudah dapat ditingkatkan menjadi kategori tinggi setelahdiadakannya praktikum sebagai perbaikaIl pembelajaran. Siswa memberikanrespon positif terhadap pembelajaraIl kooperatif teknik Jigsaw. BerdasaI'kanpengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau paired samples T testdidapatkan hasil pengurangan miskonsepsi dan peningkatan penguasaan konsepsiswa pada siklus I dan siklus II mempunyai perbedaan yang signifikan dengansignifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan modelpembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswasehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep Biologi siswa.Kata kunei : Miskonsepsi, pembelajaran koopemtif teknikjigsaw.

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Abstract

Film Damayanti. Use of Cooperative Learning with the Technique Jigsaw AsEffort to Overcome Students Misconception on Concept of Cell. Skripsi, TheDepartment of Science Education, The Study Program of Biology Education,Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic Syarif HidayatullahJakarta.This research has purpose to know of use model the cooperative learning with thetec1mique Jigsaw as effort overcome the misconception so that the increasing ofmastery students concept. This classroom action research involved 23 student ofMA Development UIN Jakarta in the academic year 2007 I 2008. The research ofclass action conducted in two cycle. First cycle use the sub conception thestructure and function cell and second cycle use the sub conception the transpor ofmembrane. Every cycle consisted of steps like the planning, action, observation,and reflection. Technique of data collecting conducted by test, observation, andkuesioner. Result of research indicate that the use model the cooperative learningwith the technique Jigsaw very effective in decreasing misconception so that theincreasing of mastery students concept at cycle of I and cycle II. At cycle Ihappened by the misconception of equal to 56,1 % decreasing 29,58 % becoming26,52 %. While cycle II happened by the misconception of equal to 63,48 %decreasing 43,91 % becoming 19,57 %. Level of the mastery student conceptdirectly see from mean of N-Gain of cycle I of equal to 0,53 with the passcategory and N-Gain of cycle II 0,70 with the high category. Student activity instudy of cycle I of is inclusive of low category and not yet walked better. But, atcycle II have earned improved to become the high category after performing ofpraktikum as study repair. Student give the positive respon to cooperative learningof teclmique Jigsaw. Pursuant to examination two sampel by using uji-T or pairedsamples T test got by result of reduction misconception and mastery studentsconcept the student of at cycle I and cycle II have the difference which signifikanwith signifikansi of equal to 0,000. Becoming, inferential that use model thecooperative learning of technique Jigsaw can decreasing the misconceptionstudent so that affect at mastery students of Biological concept.Keyword: Misconception, cooperative learning of technique jigsaw.

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, alhamdulillah dengan rahmat

dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda

Nabi Muhanmlad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang

terang benderang, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang

beljudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatifdengan Teknik Jigsaw

Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sd' ini dapat

diselesaikan oleh penulis yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan. Dalam kesel11patan ini penulis mengucapkan rasa terima

kasih, penghargaan selia rasa honnat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif

I-lidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

IPA.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Sekeliaris Jurusan Pendidikan IPA.

4. Bapak Drs. Ahmad SofYan, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

membimbing dan l11embantn penulis dalal11l11enyusun skripsi ini.

5. [bu Eny S Rosyidatun, MA, selaku Pel11bimbing II dan guru Biologi MA

Pembangunan UIN Jakarta yang telah tulus dan ikhlas meluangkan waktu

dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan

arahan kepada penulis selal11a menyusun skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai UIN SyarifHidayatullah khususnya di

Jurusan IPA (Pend.Biologi) yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya.

7. Kepala Sekolah, Guru dan Stafpegawai MA Pembangunan UIN Jakarta.

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

8. Bapak Muslim Noel', S. Pd, se1aku guru Biologi SMU Negeri 2 Ciputat

yang telah memberikan ide-ide, inspirasi, dan dukungannya.

9. Siswa-siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.

10. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif

hidayatullah Jakarta, perpustakaan UI Depok, Perpustakaan LIPI Jakarta,

perpustakaan UNJ Jakarta, perpusatakaan Nasional Jakarta, pelpustakaan

DIKNAS Jakarta, perpustakaan UPI Bandung.

II. Orangtua yaitu, bapak Sapdi dan ibu Mailianah, kakaku Anwar Hadi,

serta seluruh keluarga atas dorongan moril dan materil serta doa kalian

yang selalu berlimpah.

12. Zainal Ali dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doanya

kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

13. Semua teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan IPA Biologi

angkatan 2003 (ALGA) khusnsnya Novi, Arum, Nurul, Reni, Mayang,

Rubi yang selalu kompak dan semangat baik dalam suka maupun duka.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

membalas amal baik mereka.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bennanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.

Alhamdulillahirobbil 'Alamil1

Wassalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Jakarta, 29 April 2008

Penulis

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

DAF A~lWpUSTAKMN UTAM~AUiN SYAHIO ,JAKARTA

. .__.. - laman1-------

LEMBARPENGESAHAN

ABSTRAK .

KATA PENGANTAR. 111

DAFTAR lSI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x

DAFTAR LAMPlRAN Xl

BAB I PENDAHULUAN I

A. Latar Belakang Masalah I

B. ldentifikasi Area dan Fokus Penelitian f~).'................... 7

C. Pembatasan Fokus Penelitian....................................................... 8('~")

'J,' D. Perumusan Masalah Penelitian ~·";';........................................... 8

E. Kegunaan Hasil Penelitian 8

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN 9

A. Kajian Teoritik............................................................................. 9

I. Hakikat Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)... 9

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning) 9

b. Ciri-ciri Dalam Cooperative Learning............................ II

c. Pembelajaran Kooperatif Pada Pengajaran Biologi 13

d. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning. 15

2. Teknik Jigsaw.............................. 17

a. Tujuan Teknik Jigsaw...................................................... 18

b. Langkah-Iangkah Teknik Jigsaw , 19

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

3. Hakikat Miskonsepsi 21

a. Pengertian Miskonsepsi 21

b. Sumber Miskonsepsi 23

c. Penyebab Miskonsepsi.. 26

d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstmktivisme 27

B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Altematif atau Disain-disain

AlternatifIntervensi Tindakan Yang Dipilih 30

C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan 42

D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54

A. Tujuan Penelitian 54

B. Waktu dan Tempat Penelitian 54

C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/rancangan Siklus

Penelitian .. 54

D. Subjek/Partisipan Yang Terlibat Dalam penelitian 56

E. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian 56

F Tah I . T' d k (;i,'\~ -6~. apan ntervensl III a an ·,..(.. : )

G. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan CV 57

H. Data dan Sumber Data 57

1. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan 58

J. Teknik Pengumpulan Data 59

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi 59

1. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis 62

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan 63

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALIS

DAN PEMBAHASAN 64

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekIHasil Intervensi Tindakan

..................................................................................................... 64

B. Pemeriksaan Keabsahan Data 64

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

D. Interpretasi Hasil Analisis............................................. 75

E. Pembahasan Temuan Penelitian...................................... 90

BAB V PENUTUP 95

'b A Kesimpulan 95

B. Saran 96

DAFTAR PUSTAKA 98

LAMPIRAN

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Tabcl

DAFTAR TABEL

Halaman

I. Langkah-Iangkah pembelajaran koopcratif 15

2. Pcnyebab Miskonsepsi Siswa 26

3. I'crbedaan Sel Tumbuhan dan ScI Hewan 48

4. Skcma Teknik Jigsaw 55

5. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus 1 56

6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Sel 58

7. .rumlah Miskonscpsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus 1 65

8. .rumlah Miskonsepsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus II 66

9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi 67

10. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus 1dan Siklus 11................................. 68

I 1. Output Paired Samples Statistic.................................................................... 70

]2. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep......................................... 70

13. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II................ 71

14. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran KooperatifTeknikJigsaw.... 72

15. Miskonsepsi Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi Sel (Siklns I)............. 79

16. Miskonsepsi Siswa pada Materi Transpor pada Membran (Siklus II).......... 87

17. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus 1 101

18. Miskonsepsi Siswa pada Postes SikIus 1 102

19. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II 103

20. rVliskonsepsi Siswa pada Postes Siklus II 104

21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1.. 105

22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus II 105

23. Pengujian Rata-rata Min 1dan Min II 105

24. Pengujian Rata-rata N-gain Siklus 1daan Siklus II .105

25. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur

dan Fungsi Sel (Siklus I) 153

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

27. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor

Pada Membran (Siklus II) 157

28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II) 158

29. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan

Fungsi Sel (Siklus I) 159

30. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada

Membran (Siklus II) 161

31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus 1 163

32. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II 164

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. lIustrasi Jigsaw 20

2. Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah 38

3. Bagan Kcrangka Pikir .'" '" 41

4. Sel j-jewan dan Sel Tumbuhan 49

5. Bagan Konsep Sel 53

6. Model Penelitian Tindakan Kelas 55

7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 68

8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Membaca Buku/

Textbook pada Siklus 1 106

9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Tidak Membaca Buku/

Textbook pada Siklus 11. 106

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

DAFTAR LAMPlRAN

Lampiran Halaman

I. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Sikius I 101

2. Miskonsepsi Siswa pada Postes Sikius I 102

3. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II 103

4. Miskonsepsi SiswapadaPostes Sikius II 104

5. Hasil Perhitungan Paired Samples T test dengan Program SPSS 10.0 105

6. Gumbar Perbandingan Presentasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II I06

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 107

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 115

9. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur dan

Fungsi Sel (Siklus I) 121

10. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada

Membran (Siklus II) 124

II. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel

(Sikius I) 126

12. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Transpor pada Mell1bran

(Siklus II) 127

13. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I) .. .128

14. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Siklus I) 134

15. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep Transpor pada Membran

(Siklus II) 136

16. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Transpor pada Mell1bran (Siklus II) 141

17. Instmmen Penelitian Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I) 143

18. Kunci Jawaban 147

19. Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II) 148

20. Kunci Jawaban 152

21. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur

clan Fungsi Sel (Siklus I) 153

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

23. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus I) .156

24. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor

Pada Membran (Siklus II) 157

25. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II) 158

26. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan

Fungsi Sel (Siklus I) 159

27. Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus I) 160

28. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada

Membran (Siklus II) 161

29. I'erhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus II) 162

30. Tingkat Kesukaran Soal Pada Sik1us 1 163

31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II 164

32. Lembar Observasi Siswa 165

33. Kuesioner Siswa Mengenai Metode Pembelajaran TeknikJigsaw 166

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

BABIPENDAHULUAN

A. Latar Bclakang Masalah

Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

merupakan tujuan atau sasaran bidang pendidikan dalam menyikapi era

globalisasi. Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas

akan menjadi tumpuan utama suatu bangsa dapat berkompetensi. Oleh karena

itu, sudah seharusnya pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas

utama yang hams dilakukan pemerintah agar melahirkan generasi-generasi

bangsa yang berintelektual. Pendidikan IPA (biologi) sebagai bagian dari

pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Sejalan dengan peningkatan pendidikan secara kuantitatif dan

kualitatif, tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia semakin meluas.

Kedua peningkatan pendidikan tersebut harus dilakukan secara tems-menerus

agar hasil pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Selama ini sudah banyak

usaha-usaha peningkatan di bidang pendidikan, tetapi sebagian besar hasil­

hasil yang dicapai hingga sekarang ini belum dapat membekali sumber daya

manusia yang siap menghadapi tantangan-tantangan di era globalisasi ini.!

Pembahaman di bidang pendidikan harus segera dilakukan guna

meningkatkan mutu pendidikan. Paradigma pendidikan menuntut agar sekolah

dan guru lebih kreatif dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran

di sekolah. Kreativitas sekolah dan gum hams muncul dalam : I).

Menciptakan suasana belajar yang inovatif dan kreatif. 2). Meningkatkan

kecakapan siswa wltuk membangun pengetahuan.2 Namun, gagasan-gagasan

I Musahir, Konstrllktivisme Da/am Pembe/ajaran IPA, (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 12 Susanto Pudiyo, Keterampi/an Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstrllktivisme, (Jurusan

Ppnrlirlik~n Ri ...... I"'oi r.!'Ilnllt~~ 1\A!ttpmMi1:~ rt!'ln Tlmll Pp.naptI'!hlll1n !J.l!ltTl Tln i"prC'it",,, l\T"'''''''r:

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

2

pembaharuan pendidikan itu tampaknya belum dapat diwujudkan dalam

bentuk nyata pada peningkatan mutu pendidikan. Belum terwujudnya

peningkatan mutu pendidikan itu diduga disebabkan banyaknya masalab yang

belum dapat dipecahkan oleh sekolah dan guru.

Belum adanya peningkatan mutu pendidikan Juga dialami pada

pendidikan sains (termasuk di dalamnya bidang studi biologi). Belum

meningkatnya mutu pendidikan sains ada hubungannya dengan belum dapat

dipecahkannya masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran sains.

Masalah-masalah pembelajaran sams dan pemecahannya sering

didengungkan, didiskusikan, dan diseminarkan, babkan ditatarkan kepada

guru, tetapi dalam penerapannya masalah-masalah tersebut tetap menjadi

masalah yang menjadi faktor kurang meningkatnya mutu pembelajaran sains.

Masalah-masalah pembelajaran sains yang dimaksudkan adalah tidak dapat

diperbaharuinya metodologi dan teknologi pembelajaran sains konvensional

yang sudah mendarah daging pada guru sains. Masalah-masalah pembelajaran

sains itu adalah sebagai berikut3:

Pertama, Pengalaman siswa tidak diintegrasikan pada kegiatan belajar

mengajar (KBM). Sejak awal pelajaran, gum pada umumnya langsung

mencurahkan materi pelajaran yang ditargetkan. Materi tersebut diasumsi~an

belum dikuasai oleh siswa dan harus dikuasai oleh siswa. Seharusnya guru

terlebih dahulu menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep yang

dipelajari. Berdasarkan pengetahuan awal itu guru mengembangkan konsep

slswa.

Kedua, Variasi KBM sangat sedikit. Pada saat ini, guru mengajar

dengan ceramah dikombinasi dengan media (jika ada), atau dengan metode

tanya jawab (dibantu dengan LKS/Lembar Kelja Siswa). Seharusnya

pembelajaran dilaksanakan secm'a variatif sesuai dengan karakteristik

pengetahuan dari konsep yang dipelajari. Guru dapat berdemonstrasi,

membimbing eksperimen, atau mengajak siswa untuk belajar kelompok.

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

3

Ketiga, Pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan (tidak

berdasarkan praktik). Dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains lebih

banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau diskusi tanpa

didasarkan pada hasil kerja praktik. Pencurahan pengetahuan dengan cara

tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi atau salah pengertian Seharusnya

pembelajaran sains didasarkan pada praktik siswa. Berdasarkan hasil kerja

praktik siswa diarahkan untuk menemukan fakta, konsep, dan prinsip sains.

Penelitian-penelitian pendidikan IPA memperoleh fakta bahwa masih

banyak guru IPA dalam kegiatan pembelajarannya hanya menginformasikan

fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang terlepas dari pengalarp.an dan

pengetahuan awal siswa, sehingga guru tidak dapat mengungkapkan konsep

awal siswa.4 Hal ini akan berdanlpak kurang baik, karena materi atau konsep

yang terlepas dari pengetahuan awal siswa akan dirasakan asing, sulit, dan

membosankan sehingga siswa tidak termotivasi mengikuti pelajaran. Dampak

negatif yang lebih fatal dari pembelajaran tersebut yaitu pemahaman siswa

tentang IPA tidak utuh, IPA hanya dipahami sebagai produk (teori) saja,

sedangkan IPA sebagai proses dan aplikasinya tidak tersentuh. Pembelajaran

dengan cara ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif sehingga di dalam

pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Oleh karena itu,

metode yang diterapkan guru sering membosankan dan kurang merangsang

siswa untuk berpikir. Selain itu, pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan

miskonsepsi pada siswa.

Sebelum mengikuti proses pembelajaran secara formal di sekolah,

Slswa sudah membawa konsep awal tentang biologi. Konsep awal yang

l11ereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep

yang diteril11a para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah

itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep.5 Konsep awal itu l11ereka

dapat sewaktu berada di sekolah dasar, sekolah l11enengah, dari pengalaman

dan pengamatan mereka di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.

4 Musahir, Loc. cU.S Paul Suparno, Miskonsepsi don Perubohon Konsep Pendidikon Fisiko. (Jakarta : PT

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

4

Hasil belajar siswa menunjukan tingkat prestasi yang rendah, hal ini

disebabkan karena masih banyak terjadi miskonsepsi siswa pada konsep­

konsep Biologi. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains seperti

biologi, kimia, fisika, dan astronomi.6 Dalam bidang biologi, para peneliti

menemukan beberapa contoh miskonsepsi yang dimiliki siswa maupun

l11ahasiswa. Salah satunya adalall konsep tentang binatang. Banyak siswa

mengartikan binatang terbatas pada vertebrata, khususnya binatang mamalia

yang ditemukan di rumall, kebun, dan kebun binatang. Al11ir dan Tamir

(1994), menemukan adanya miskonsepsi dalam konsep fotosintesis, suatu

konsep yang penting dalam biologi.7 Siswa menjelaskan ballwa fotosintesis

adalah suatu proses pernapasan oleh tanal11an. Banyak siswa, meskipun sudall

mengikuti mata pelajaran biologi cukup lama, tetap beranggapan bahwa

tanaman mendapatkan makanan langsung dari tanah, padahal sebenarnya tidak

del11ikian.

Pada penelitian ini akan digunakan' konsep tentang sel. Dalam

pel11belajaran, umumnya siswa tidak dapat melihat sel seCal'a langsung karena

bersifat abstrak. Guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melihat langsung melalui pangamatan maupun menyajikan contoh dari

model-model sel tumbuhan dan sel hewan. Pembelajaran seperti ini biasanya

akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Berdasarkall hasil wawancara

terhadap siswa, peneliti mendapatkan beberapa miskonsepsi pada konsep sel,

antara lain:

I. Sel hanya dimiliki pada manusia dan hewan sedangkan tumbuhan tidak

memiliki sel.

2. Sel hewan tidak memiliki membran sel.

3. Sel hewan termasuk sel prokariotik dan salah satu contohnya adalall

bakteri, siswa menganggap bahwa bakteri adalall hewan padallal bukan.

4. Organel pada sel tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis adalall

vakuola. Fungsi vakuola yaitu untuk menyimpan cadangan makanan

6NN, Children"s Misconceptions(!illR:11w"vw.amasci.com/miscon/ollphvs.htm I. 1998)

Abolll Science,

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

5

sedangkan proses fotosintesis itu berguna agar tanaman memperoleh

energi dalam hal ini adalah makanan untuk pertumbuhannya. Dengan

begitu, siswa menganggap vakuola yang berperan dan membantu proses

fotosintesis pada tumbuhan untuk memperoleh makanan.

Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan

siswa dalam mempelajari biologi. Pembelajaran yang tidak

mempertimbangkan pengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsi­

miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil. Sumber miskonsepsi bisa

berasal dari diri siswa, masyarakat, sumber baeaan, dan guru. Miskonsepsi

dipandang sebagai faktor penting penghambat bagi siswa dan rujukan bagi

guru dalam pembelajaran dan pengajaran sains (Osborne dan Freyberg,

1985)."

Masalah miskonsepsi ini harus segera diatasi guna meningkatkan

kualitas pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan peran

aktif pada siswa untuk mengungkapkan konsep dan gagasan mereka adalah

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dengan menggunakan teknik

Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw sangat coeok digunakan

untuk menyampaikan konsep tentang sel, karena pada saat pembelajaran

setiap siswa akan mendapatkan topik materi yang berbeda-beda untuk

didiskusikan dan dipresentasikan. Dengan eara demikian, model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw adalah eara yang baik untuk mengungkapkan

pengetahuan siswa dengan menekankan pada kesadaran siswa untuk belajar

berpikir, memeeahkan masalah, dan belajar untuk mengaplikasikan

pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan

dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada

orang lain dalam kelompoknya.9

8 Tatang Suratno, KOl1sln,ktiv;sme, Konsepsi A/terna/if. dan Perubahan Konseptual,(Jakarta: Prosiding Seminar Intemasional Jnl1lsan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h. I

9 Wagiran, Meningkalkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Ale/allliPembelajaran Kans/ruk/ivls/ik Model Koopera/if Herban/uan Modul. (Jumal IImu Pendidikan,Jilid 13, No I, Februari 2006) h. 27

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

6

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran model kooperatif

merupakan model pembel'!iaran yang terbukti efektif dalam mengurangi

terjadinya miskonsepsi,lo karena cooperative learning merupakan

pembel'!iaran yang aktif, pembel'!iaran ini memungkinkan siswa belajar dari

teman, karena bahasa teman seringkali lebih mudah dipahami dari pada ballasa

guru. Dengan mendiskusikannya dengan (eman lain tentang konsep yang barn

saja dipelajari akan membuat mereka tertantang untuk mengerti lebih dalam.

Mereka saling mengungkapkan konsep dan gagasan mereka masing-masing,

mendengarkan gagasan ternan lain, memperdebatkannya secara argumentatif­

rasional gagasan mereka yang berbeda. Dari perdebatan itn, siswa yang

mempunyai gagasan tidak benar, dapat memperbaiki gagasannya dengan

mengambil gagasan siswa lain yang benar. Sedangkan jika gagasan mereka

sudah benar, mereka menjadi lebih yakin akan kebenaran gagasan itu.

Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran, benar-benar

diketallUi dan dikuasai ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang

lain. Pengajaran sesanla siswa memberi kesempatan untuk mempelajari

sesuatu dengan baik dan sekaligus menjadi narasumber satu sama lain. Hal ini

memungkinkan terciptanya kondisi belajar dimana siswa saling membantu

untuk kesuksesan bersama. Dalam cooperative learning semua anggota

mempunyai tanggungjawab dan tugas.

Penerapan metode kooperatif didasari pada koreksi atas pembelajaran

tradisional dan temuan bal1wa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu

meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran teacher centered

mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendal1 daripada pembelajaran

aktif dengan para siswa memecal1kan permasalal1an, mefliawab pertanyaan,

merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan,

berdebat, dan cooperative learning, yaitu siswa bekerja berkelompok pada

proses pembelajaran. 11

10 Ibid, h. 26II Ibid

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

7

Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw akan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengemukakan

ide-ide, gagasan-gagasan, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan

penemuannya sendiri serta didiskusikan bersama-sama siswa yang lain

sehingga dapat membantu menangani miskonsepsi karena dapat meluruskan

konsep-konsep siswa yang salah untuk menjadi konsep yang benar. Selain itu

juga, siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang

. sulitjika mereka mendiskusikan dengan temannya.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dalam

penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

ditunjukkan dengan tereduksinya miskonsepsi siswa kelas XI MA

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsep sel dalam

pembelajaran biologi.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis daplt

mengidentifikasikan masalah di antaranya :

I. Miskonsepsi apa saja yang terdapat pada siswa terhadap konsep sel dalam

pembelajaran biologi ?

2. Bagaimanakah aktivitas Slswa dalam pembelajaran kooperatif. telmik

Jigsaw?

3. Bagaimanakah respon Slswa terhadap model pembelajaran kooperatif

teknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi ?

4. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw daplt

mengurangi miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi ?

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

8

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Agar masalah dapat dibahas dengan jelas dan tidak me1uas, maka

penelitian ini dibatasi pada :

I. Penggunaan model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw

2. Miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Konsep sel dalam pembelajaran biologi

D. Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah penggunaan

model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi

siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

konsep sel dalam pembelajaran biologi" ?

E. Kegunaan HasH Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini, antara lain adalah :

1. Memberikan informasi khususnya kepada guru biologi apakah dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat

mengurangi miskonsepsi pada siswa guna meningkatkan kualitas

pembe1ajaran.

2. Mengaktifkan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

3. Memberikan variasi dalam KBM

4. Menciptakan suasana belajar menjadi bermakna

5. Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered

Learning)

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif{Cooperative Learning)

Menurut Johnson (1991) dalam Barokah cooperative learning

adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok-kelompok kecil, siswa

belajar dan bekeIja sarna untuk sarnpai kepada pengalarnan belajar yang

optimal, baik pengalarnan individu maupun kelompok. I

Pembelajaran kooperatif sarna seperti pembelajaran kolaboratif.

Akan tetapi pada pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada

kelompok-kelompok kecil yang bekeJja pada tugas yang spesifik.2

Pembelajaran kooperatif menyajikan rangkaian struktur yang lebih teliti

dari pada pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga slswa

memaksimalkan dirinya untuk bekerja bersarna-sarna dalarn

pembelajaran.3 Dari pengertian ini tersirat tiga karakteristik kooperatif,

yaitu kelompok-kelompok kecil, belajarlbekerja sarna, dan pengalarnan

belajar.

Killer (1998) dalarn Suasti cooperative learning merupakan suatu

teknik instruksional dan filosofi pembelajaran yang berusaha

meningkatkan kemarnpuan siswa untuk bekeIjasarna dalarn kelompok

I Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan Tekhnik Jigsaw dolamPembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan, vol I, No I, 1999) h. 6

2 Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-Through Cooperative Learning,(Manhattan: IDEAliilksll.edu,?002 The IDEA Center)

3 Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What is Collaborative Learning?,Washington Centre for Improving The Oualitv off Tn{lf~r nr~AII!ltP. Prl ••,.,....t; .......

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

10

kecil, guna memaksimalkan kemampuan belajamya, dan belajar dari

temannya serta memimpin dirinya.4

Pembell\iaran kooperatif (cooperative learning) dapat didefinisikan

scbagai lingkungan belajar di mana siswa yang kemampuannya berbeda­

beda bekeIja bersarna dalarn suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan

tugas-tugas akademik.5 Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk teriibat secara aktif

dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Menurut Daroni, cooperative learning sebagai suatu strategi

pembelajaran tempat siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

4-5 siswa dengan tingkat kemampuan dan latar belakang yang berbeda­

beda dalarn menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja

sarna secara kolaboratif dan membantu untuk memahami suatu materi

pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban ternan, serta kegiatan

lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi.6 Bell\iar belum

selesai jika salah satu ternan dalarn kelompoknya belum menguasai bahan

pelajaran.

Esensi kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus

kelompok, sehingga dalarn diri Slswa terbentuk sikap saling

ketergantungan positif (positive interdependence) yang menjadikan keIja

kelompok beIjalan optimal.7 Keadaan ini mendorong siswa dalarn

kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan

sungguh-sungguh sarnpai dengan selesainya tugas-tugas individu dan

kelompok. Oleh karena itu, siswa dalarn kerja kelompok tidak menjadi

"penumpang gelap" (hitch-hike), "pasrah" kepada ternan, atau asal

namanya tercantum sebagai anggota kelompok.

.. Yurni Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP MelaluiModifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26,Desember 2003) h. 326

5 Sri Hartati, Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan Kualitas PembelajaranBiologi SMU. (Jurnal Pendidikan, FIP UNNES) h. 20

6 Darnni, Pembelajaran Kooperatif IPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. (UK UNNES,No.2 Tahun XXXI, 2002) h. 231

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

II

Model pembelajaran kooperatif tidak sarna dengan sekadar belajar

dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative

learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning

dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih

efektif.

Belajar kooperatif memupuk pembentukan kelompok kelja dengan

lingkungan positif, meniadakan persaingan individu, dan isolasi di

lingkungan akademik. Dalarn hal ini terdapat tiga konsep utarna yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu penghargaan

kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sarna

untuk berhasil.8

Keberhasilan model pembelajaran kooperatif ditentukan oleh lima

faktor, antara lain: terciptanya interdependensi positif antar siswa, adanya

hubungan harmonis antar siswa, terciptanya tukar pikiran yang dilandasi

tanggung jawab individu, adanya siswa yang memiliki kemampuan

kognitif lebih.9 Pembelajaran kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan

suasana belajar menjadi bermakna, menumbuhkan partisipasi aktif siswa,

dan siswa merasa bangga dengan hasil temuannya sendiri

Dari uraian di atas dapat dimiikan cooperative learning adalah

salah satu jenis pembelajaran aktif, di mana siswa belajar bersama dalanl

kelompok kecil untuk menyelesaikan tujuan secm'a bersarna-sama, melatih

siswa untuk belajar bersama dalam menyelesaikan dan melengkapi tugas­

tugas.

b. Ciri-ciri dalam Cooperative Learning

Ciri-ciri yang hams tampak dalam cooperative learning, yaitu :10

I) Positive interdependence. Saling ketergantungan yang positif,

yakni anggota kelompok berkewajiban bekelja sarna satu sarna lain

8 Sri Hartati, Op, cit., h, 21'Musahir, Konstrllktivisme Dalam PembelajaranlPA. (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 410R",('"" .. T ",nrl [""'\ .... ,:.4 \11 l ..... 1-. .. ,.. ........ ,f.~ n ..~~.:~... ~rF" .. _~!_._ ,~--- -' ...... _•••

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

12

untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan ke1ompok sangat

ditentukan pada usaha setiap anggotanya. Dalam hal ini setiap

anggota kelompok memi1iki nilai sendiri dan nilai kelompok.

Penilaian didasarkan pada sumbangan anggota terhadap kelompok.

2) Individual accountability. Kemampuan melapor secara individu,

yakni semua anggota kelompok turut bertanggung jawab untuk

melakukan tugasnya dan mengembangkan ide-idenya untuk

keberhasilan kelompok.

3) Face-to-face promotive interaction. 1nteraksi berhadap-hadapan,

yakni setiap kelompok harns diberi kesempatan untuk bertatap

muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan

sinergi yang menguntungkan semua anggota.

4) Appropriate use of collaborative skills. Menggunakan

keteranlpilan sosial, yakni para siswa didukung dan dibantu untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan,

pengambilan keputusan, dan keterampilan pengendalian konflik.

5) Group processing. Proses kelompok, yakni siswa harus

mengevaluasi efektivitas kelompok. Anggota regu menetapkan

tujuan kelompok dan pada waktu tertentu menilai apa yang mereka

lakukan dan merumuskan apa yang harus mereka kerjakan

selanjutnya.

Secara umum pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri, yaitu

setiap anggota mempunyai peran, terjadi hubungan interaksi langsung

di antara para siswa, setiap anggota kelompok belianggung jawab atas

belajamya dan juga atas teman-teman sekelompoknya. Peran guru

membantu para Slswa untuk mengembangkan keterampilan­

keterampilan kelompok dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok

saat diperlukan. II

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

13

Lundgren dalam Daroni mendeskripsikan keterampilan

kooperatif yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif

meliputi tiga tingkatan yaitu, tingkat awal, tingkat menengah, dan

tingkat mahir. Dalam setiap tingkatan terdapat beberapa keterampilan

yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat me1aksanakan pembelajaran

kooperatif dengan baik. Keterampilan tersebut antara lain

menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran

dan berbagi tugas, berada dalam tugas, mendorong partisipasi (tingkat

awal), mendengarkan dengan aktif, menunjukkan penghargaan dan

simpati, bertanya, menerima tanggung jawab, dan membuat ringkasan

(tingkat l11enengah), l11engelaborasi, mel11eriksa dengan cermat,

menanyakan kebenaran, dan berkompromi (tingkat mahir).12

c. Pcmbclajaran Koopcratif pada Pcngajaran Biologi

Berkaitan dengan kajian teori-teori yang l11elandasi

pembelajaran biologi SMU diperoleh pel11ikiran-pel11ikiran sebagai

berikut :13

I) Prinsip teori pel11belajaran konstruktivis pada hakikatnya telwang

dalanl pengajaran Biologi SMU melalui pendekatan keteral11pilan

proses (PKP) atau proses belajar mengajar dengan CBSA.

2) Salah satu penerapan teori pembelajaran konstruktivis adalah

pel11belajaran kooperatif

3) Peran setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif

lebih besar dibandingkan peran setiap anggota kelol11pok

pel11belajaran konvensionaI. Peran ini diperoleh karena prinsip

pembelajaran kooperatif adalah keberhasilan kelol11pok ditentukan

oleh keberhasilan anggotanya. Dengan adanya tanggung jawab

individu, mendorong setiap anggota kelompok untuk berusaha

saling membantu mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru

12 Ibid, h. 234

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

14

agar tujuan kelompok tercapai yaitu memperoleh penghargaan

kelompok. Jika tujuan kelompoknya telah tercapai, diharapkan

kelompok tersebut dapat meningkat hasil belajamya, dengan kata

lain setiap anggota kelompok dapat menurUukkan prestasi belajar

yang tinggi.

Bertitik tolak dari tujuan pembelajaran IPA SMU kurikulum

1994 yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, tugas guru

adalah menyusun kegiatan sedemikian rupa yang memungkinkan para

. siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan

pengalaman yang sesuai dengan kebutuharmya. 14 Di sinilah prinsip

learning by doing, yaitu belajar sambil bekerja. IPA adalab produk,

proses, sikap ilmiah, dan teknologi. Oleh karena itu, di samping

mengajarkan produk (konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori), guru

juga harus mengajarkan bagaimana cara atau proses dalanl

memperoleh produk tersebut dengan mengembangkan sikap-sikap

ilmiah seperti jujur, berhati terbuka, selain ingin tabu, teliti, dan

sebagainya. Dalam kurikulum juga ditekankan persiapan siswa untuk

menghadapi dunia modem. Perkembangan teknologi yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari menjadi bagian penting

dari belajar IPA. Dengan demikian, guru juga harus mengajarkan

bagaimana siswa dapat berperan dalam penyelesaian masalab dunia

nyata, yaitu bagaimana dapat menerapkan konsep dan prinsip IPA

untuk menghasilkan karya teknologi sederhana. Dalam pembelajaran

IPA, dilakukan eksperimen dan pengamatan. Dalam melakukan

eksperimen maupun pengamatan ini guru membagi siswa dalam

kelompok-kelompok karena keterbatasan alat-alat, bahan-baban,

maupun alat peraga yang digunakan. Jadi pembelajaran kooperatif

mutlak diperlukan dalam pembelajaran IPA.

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

15

Pembelajaran kooperatif periu dilaksanakan dalarn

pembelajaran IPA l11engingat perkembangan kognitif siswa lajunya

tidak sarna, walaupun usianya sarna. Dengan l11engatur kelas dalarn

kelompok-kelol11pok kecil, guru dapat l11embantu siswa dalarn belajar

yang lebih baik karena dapat mengenal siswa secara individual lebih

dekat. Dengan l11enggunakan keteral11pilan-keterampilan kooperatif

yang telah diperolehnya siswa dapat berbagi pengalaman l11elalui tutor

teman sebaya. Hal ini dapat meningkatkan l110tivasi dan peran aktif

siswa dalarn diskusi atau penyelesaian tugas-tugas pembelajaran.

Siswa terkadang dapat menjelaskan lebih baik dan lebih jelas atau

lebih l11udah diteril11a siswa lain dari pada guru. Hal ini mungkin

disebabkan karena anak lebih mudah berkomunikasi sesama anak.

Oleh karena itu, guru hendaknya banyak mel11beri kesel11patan kepada

siswa untuk bergabung dengan siswa lain yang kel11ampuannya

berbeda-beda, sehingga l11ereka dapat lebih mudah mel11ahami konsep­

konsep yang sulit melalui diskusi dengan kelompoknya.

d. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaming)

Terdapat 6langkah utarna dalarn cooperative learning, yaitu :15

Tabell. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-Iangkah Kegiatan Guru

Langkah 1 Guru l11enyal11paikan semua tujuanMenyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai padapembelajaran dan l11el11otivasi pelajaran tersebut dan mel110tivasiSlswa siswa belaiarLangkah2 Guru menyajikan inforl11asi kepadaMenyajikan informasi siswa baik dengan peragaan

(demonstrasi) atau teksLangkah 3 Guru menjelaskan kepada siswaMengorganisasikan siswa ke bagail11ana caranya membentukdalam kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantubelajar setiap kelompok agar melakukan

perubahan yang efisien

15 Ml1<limin Ibrahim dkk. Pembelaiaran Koooeratif. (Pusat Sains dan MatemaUka

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

16

Langkah 4 Guru membimbing kelompok-Membimbing kelompok kelompok belajar pada saat Slswabekeda dan belajar mengerjakan tugasLangkah 5 Guru mengevaluasi hasil belajarEvaluasi tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompokmempresentasikan hasil kerianva

Langkah 6 Guru memberikan penghargaan untukMemberikan penghargaan menghargai hasil belajar individu dan

kelompok

Dalam situasi pembelajaran kooperatif, peranan guru menjadi

sangat kompleks. Di samping sebagai seorang fasilitator, guru juga

berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan

kelompok kerja siswa. Jolmson (l991) mengemukakan lima peran

utama guru dalam cooperative learning, yaitu :16

I) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya.

2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan

sejelas-jelasnya.

3) Memantau efektivitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan

kepada Slswa (misalnya, menjawab pertanyaan) untuk

memaksimalkan kerja kelompok.

4) Mengevaluasi hasil kerja siswa.

5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kelja kelompok.

Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran

siswa untuk belajar berpikir, memecahkan masalah, dan belajar untuk

mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada

siswa yang membutuhkan dan setiap Slswa merasa senang

menyumbangkan pengetahuannya kepada orang lain dalam

kelompoknya. 17 Dengan demikian, di dalam pikiran siswa akan teljadi

16 Barokah Santoso, Loc. cit.17Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Me/a/ut

Pembelajaran Kons/ruk/ivis/ik Model Koopera/if Berban/uan Modul, (Jurnal IImu Pendidikan,Jilid 13, No I, Februari, 2006) h. 27

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

17

perkembangan struktur kognitif sehingga merangsang siswa untuk

berpikir aktif dan kreatif.

Dalam pembelajaran kooperatif Slswa diharapkan mampu

belajar merefleksi terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan

membuat koneksi antara pengalaman mereka dalam diskusi kelompok,

diskusi antar kelompok dalam membangun pengetahuan tentang materi

maupun pemecahan masalah. Belajar kooperatif dapat saling

menguntungkan antar siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang

berprestasi tinggi, bekerja sama dalam tugas, Slswa yang

berkemampuan tinggi dapat menjadi tutor bagi Slswa yang

berkemampuan lebih rendah.

2. Teknik Jigsaw

Teknik Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) yang sudah lama diperagakan dalam

dunia pendidikan. Oleh karena itu banyak para ahli pendidikan yang

mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran yang tertua

ini. Teknik jigsaw ini cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Teknik ini

bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan,

ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca,

menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar

bahan pelajaran menjadi Iebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan

sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Teknik mengajar Jigsaw telah dikembangkan dan diujicobakan

oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi

oleh Slavin dkk di Universitas John Hopkins sebagai metode Cooperative

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

18

Learning. ls Dalam penerapan Jigsaw Slswa dibagi berkelompok 5-6

anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan.kepada siswa dalanl bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk

mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu.

Dalam tekhnik Jigsaw pengkajian bahan ajar dilakukan seCal'a

individu maupun kelompok (heterogen). Kemudian dibentuk kelompok

ahli dengan tingkat homogenitas yang tinggi untuk berdiskusi pendalaman

materi bahan ajar yang dibaca. Ketika kembali ke kelompok asal

(heterogen), siswa diharapkan dapat menjadi peer-tutor (tutor sebaya)

terhadap satu sama lain. Pada saat ini terjadi pembentukan pengetahuan

secara berkelompok (social construction ofknowledge).

Johnson dalam Santoso, menyatakan bahwa teknik Jigsaw adalah

suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan sebagai berikut :19

a. Setiap anggota kelompok mempelajari Imengerjakan salah satu bagian

informasi yang berbeda dari bagian anggota laill11ya.

b. Setiap anggota kelompok bergantung kepada anggota kelompok yang

lain untuk dapat mempelajari/memahami informasi secara utuh.

c. Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok

yang lain dalaln rangka menangkap keutuhan informasi.

d. Setiap anggota kelompok menjadi pemilik "ahli" infolmasi, sehingga

kelompok akan bertanggung jawab dan menghargai masing-masing

anggotanya.

a. Tujuan Teknik Jigsaw

Tujuan tekhnik Jigsaw antara lain: 20

I) Menyajikan metode alternatif di samping ceramah dan membaca

18 Anita Lie, Cooperatij Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruangKefas. (Jakmta : PT Grasindo, 2002) h. 69

19 Barokah Santoso, Gp. cit., h. 7

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

19

2) Menciptakan kebergantungan positif dalarn menyampaikan dan

menerima informasi di antara anggota kelompok untuk mendorong

kedewasaan berpikir.

3) Menyediakan kesempatan berlatih berbicara (dan mendengarkan)

untuk melatih kognitif siswa dalam menerima dan menyarnpaikan

informasi.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka teknik jigsaw ini akan

membantu siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna. Agar pembelajaran tersebut

lebih efektif, guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan

menjadi empat sarnpai lima bagian. Sebelum bahan pelajaran

diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan

dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Guru dapat menuliskan

topik di papan tulis dan menanyakan apa yang diketahui siswa

mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan

untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan

pelajaran yang baru. Kelebihan teknik jigsaw ini adalah dapat

melibatkan seluruh siswa dalarn belajar dan sekaligus mengajarkan

kepada orang lain.21

b. Langkah-Iangkab Telmik Jigsaw

Adapun langkah-langkah dalam teknikjigsaw adalah sebagai berikut:22

l) Tahap "Kooperatif'

Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil (3-5

orang) yang disebut kelompok kooperatif dan menerima sebagian

informasi (bacaan) dari satu paket informasi yang harus dibahas

atau dipecahkan dalam kelompok tersebut.

21 Ahmad Sabri, Strategi Be/ajar mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat : PT CiputatPress. 2007) h. 130

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

20

2) Tahap "Ahli"

Setiap siswa bertugas mencari informasi mengenai materi

yang diterima. Siswa hams menguasai (ahli) dalam bidang yang

menjadi tugasnya masing-masing. Untuk itu siswa hams mencari

siswa dari kelompok lain yang mendapat tugas yang sarna untuk

melakukan hal-hal sebagai berikut :

(a). Belajar bersama dan menjadi "ahli" dalam bidang informasi

(bacaau) yang telah diterima oleh siswa.

(b). Merencauakan cara "mengajarkan" informasi (isi bacaan) yang

telah siswa kuasai kepada anggota kelompok kooperatif.

3) Tahap "Lima Seraugkai"

Pada tahap ini siswa kembali kepada kelompok kooperatif

menjadi "lima seraugkai" yaug masing-masing telah menjadi ahli.

Siswa berbagi/meng~arkan informasi atau bacaan yang telah

dikuasainya kepada anggota lain, pacta saat yang sama siswa akan

menerima pelajaran dari anggota yang lain. Pada akhir tahap "Lima

Serangkai" ini, setiap anggota kelompok akan menghasilkau

pemecahan masalah yang mempakau hasil kelompok kooperatif.

Dengan sendirinya kualitas pemecahau masalah itu akan lebih baik

karena dikerjakan oleh para "ahli" dalam bidaugnya.

Ke!ompok Asa!

+

II •

+

# •

+

II •

+

# •

+ +

+ +

# #

# #

Kelompok Ahli

~O~hor 1 Tln~tl"{ld J<,plntnnnll" 1i(J(:{IW

••

••

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

21

Dalam penerapan teknik Jigsaw. antara lain siswa diberi

kesempatan untuk bertanggung jawab secara penuh, bertanggung

jawab terhadap kelompoknya, maupun bertanggung jawab dalam

penguasaan dan penyampaian infOimasi kepada anggota kelompok.

Sedangkan peran guru dalam pembelajaran dengan teknik jigsaw

antara lain ;23

(a). Menyampaikan tujuan pembelajaran denganjelas.

(b).Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok­

kelompok kecil (3-5) orang dalam setiap kelompoknya.

(c). Menyampaikan tugas-tugas yang hams dikerjakan siswa, baik

tugas individu maupun tugas kelompok dengan sejelas­

jelasnya.

(d).Memantau berlangsungnya kerja kelompok-kelompok kecil

yang telah dibentuk untuk mengetahui bahwasanya kegiatan

berlangsung dengan lancar. Dalam hal ini guru menyediakan

kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk

memperoleh pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

(e). Mengevaluasi hasH belajar siswa melalui tes tertulis/tes lisan

secara acak. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil.

3. Hakikat Miskonsepsi

a. Pengertian Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah pemahaman yang keliru terhadap suatu

konsep atau salah menginterpretasikan antara beberapa variabel yang

saling mempengamhi.24 Miskonsepsi dapat diartikan sebagai

prakonsepsi (struktur kognitif) yang tidak sesuai atau belientangan

2J Ibid24 Nyoman Cakra Griardhi. Pel1anggulal1gal1 Miskol1sepsi Pada Mala Pelajaral1 Ekol1omi

Dengon Lembar Kerja Siswa dan Peman(aalan Linf;ku17J;an Un/uk Meninf!,kalkan Prestasi Be/aim'

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

22

dengan konsepsi ilmiah.25 Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep

awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,

gagasan intuitif atau pandangan yang naif.26

Novak (1984) mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu

interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat

diterima.27 Miskonsepsi juga dapat diartikan pengertian tentang suatu

konsep yang tidak tepat, salah dalam menggunakan konsep, salah

dalam mengklasifikasikan contoh-contoh konsep, keraguan terhadap

konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam menghubungkan

berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau pembuatan

generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas. 28

Sugata menggunakan istilah miskonsepsi dengan gagal

konsepsi. Gagal konsepsi adalah fenomena dimana seseorang gagal

menerapkan teori di lapangan karena pemahaman konsep yang tidak

lengkap atau keliru dalam interpretasinya.29

Dari pengertian di atas, miskonsepsi dapat diartikan sebagai

suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau

pengetahuan yang diterima oleh para ilmuwan, hanya dapat diterima

dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus

lainnya serta tidak dapat digeneralisasikan. Konsepsi tersebut pada

umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common sense) atau

dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia

pengalaman mereka sehari-hari

25 I Wayan Santyasa., Pengubahan Miskonsepsi Da/am Perkuliahan Fisika DasarMelalui Penerapan Modul Berorientasi Konslruklivisme, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKIPNegeri Singaraja, No 3 TH XXXV, Juli. 2002) h. 25

26 Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, (Jakarta: PTGrasindo, 2005) h. 4

27 Ibid28 Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis

Biologi: Sualu Diagnosi Adanya Miskonsepsi. (Jumal Pendidikan, Vol 5, No 1,2004) h. 6629 Sugata Pikatan, Memaharni Gazal KonseDsi da/am Fldkn If( ri<.:tl"ll l\ln.

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

23

Miskonsepsi siswa mungkin pula diperoleh melalui proses

pembelajaran pada jenjang pendidikan sebelurnnya. Penyebab

resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang membangun

pengetahuan persis dengan pengalamannya. Sekali kita telah

membangun pengetahuan maka tidak mudah untuk memberi tahu

bahwa hal tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk

mengubah miskonsepsi itu. Jadi, cara untuk mengubah miskonsepsi

adalah dengan jalan mengkonstruksi konsep barn yang benar untuk

menjelaskan pengalaman kita.

Satu kelebihan yang datang dari miskonsepsi siswa ini adalah

dapat menggerakkan guru untuk merealisasikan konsep siswa yang

dianggap sulit dan harus mengelola kelas dengan strategi yang lebih

efektif. 30 Dalam menangani miskonsepsi pada siswa, perlu diketahui

terlebih dahulu konsep-konsep atau materi apa saja yang dimiliki siswa

dan dari mana mereka mendapatkannya. Dengan demikian kita dapat

memikirkan bagaimana mengatasinya

b. Sumber Miskonsepsi

Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat terjadi di sekolah

atau di luar sekolah. Faktor-faktor yang potensial menjadi sumber

miskonsepsi adalah :31

I) Anak cenderung melihat suatu benda dari pandangan dirinya

sendiri dan cenderung untuk menentukan keberadaan dan bentuk

benda tersebut hanya berdasarkan pengalaman sehari-hari.

2) Pengalaman anak di lingkungan terbatas dan cenderung tidak

terlibat langsung dalam situasi percobaan.

3) Untuk kejadian-kejadian khusus anak cenderung diarahkan pada

penjelasan bagian per bagian dan cenderung tidak diarahkan untuk

memahami hubungan satu dengan yang lain secara keseluruhan

30 Din Van Yip, Chidren's Misconceptions On reproduction and Implications ForTeaching,. (Journal Of Biological Education, The Chinese University Of Hongkong. 1998) h. 21

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

24

serta adanya penjelasan yang sarna untuk menjelaskan fenomena

yang berbeda.

4) Bahasa yang digunakan sehari-hari cenderung berbeda dengan

bahasa yang digunakan dalam IPA, misalnya kata berat, gesekan,

dan gaya di mana arti dalarn bahasa sehari-hari cenderung berbeda.

Ciri-ciri miskonsepsi siswa adalah :32

1) Miskonsepsi sangat taban terhadap perubaban atau sulit sekali

diubah

2) Seringkali salah konsep terus-menerus mengganggu meskipun

untuk soal-soal yang sederhana.

3) Seringkali siswa yang telah pernah mengatasi miskonsepsi,

beberapa bulan kemudian salah lagi.

4) Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat terkena

salah konsep.

5) Guru dan dosen pada umumnya tidak mengalami kesalahan

konsepsi yang lazim antara siswa atau mabasiswanya, dan tidak

menyesuaikan pengajarannya dengan salab konsep yang telab

dimiliki oleh siswa atau mahasiswanya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang

menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru

adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Gagne

(1974) dalam I Nyoman Suardana (2003) mengatakan bahwa guru

bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasi

sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan

siswa.33 Guru mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan

menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukannya yang

" Dosen Jurusan Pendidikan Kirnia UPI, dkk, Penerapan Pedagogi Maleri SubyekDa/am Mengajarkan Benluk Moiekui Un/uk Memperbaiki Kesa/ahan Konsepsi Siswa, (JICA.Seminar Nasional Pendidikan Maternatika dan IPA. JulL 2004) h. 5

33 I Nyoman Suardana, Pemberian lugas Prapengajaran Sebagai Upaya UnlukMeningkalkan Aklivilas dan Hasil Be/ajar Serla Penanganan Miskonsepsi Siswa SMU Kelas IIPada Pembe/aiaran Kimia. (Jurnal Pendidikan dan Pengaiaran IKIP Neger! Singaraja, No.2 TH

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

25

strategis karena guru menentukan kedalaman dan keluasan materi

pel~aran, sedangkan bersifat menentukan karena gurulah yang

memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada

peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam

memperluas dan memperdalam materi pelajaran adalah rancangan

pembelaJaran yang dibuatnya. Aktivitas yang menghargai gagasan dan

pandangan siswa, mendukung analisa siswa terhadap percobaan,

diskusi serta pengamatan merupakan hal yang efektif dilakukan dalam

memperbaiki miskonsepsi untuk menuju ke perubahan konseptual.34

Melalui fungsi ini, proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik,

dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi akan dapat tercapai.

Jika siswa memiliki pemahaman tentang suatu konsep yang

berbeda dengan konsep guru atau konsep ilmuwan maka untuk

menghilangkan perbedaan tersebut dalam proses belajar mengajar

dapat dibuat variasi aktivitas pembelajaran sebagai berikut :35

1) Mengadakan wawancara dengan siswa serta menghargai pendapat

mereka dan mengembangkan keterampilan bertanya dan

mendengarkan.

2) Mengadakan diskusi kelompok untuk menjernihkan perbedaan ide­

ide siswa dengan ide ilmuwan.

3) Merancang percobaan untuk menguji dugaan-dugaan yang

mengikuti ide siswa.

4) Mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan alasan mengapa

siswa tetap memegang teguh pandangan khusus atau mempunyai

arti khusus tentang sesuatu yang berbeda dengan ide ilmuwan.

]4 NN, Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions, 2003 (http://www.Leaming!~ads @designedinstruction.com)

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

26

c. Penyebab Miskonsepsi

Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang

menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar,

penyebab miskonsepsi siswa dapat diringkas dalam lima kelompok,

yaitu : siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Secara

skematis penyebab miskonsepsi dapat dilihat dalam tabel 2 berikut :

Tabel2. Penyebab Miskonsepsi Siswa36

Sebab Dtama Sebab Khusus

Siswa a) Prakonsepsib) Pemikiran asosiatifc) Pemikiran humanistikd) Reasoning yang tidak lengkap/salahe) Intuisi yang salaht) Tahap perkembangan kognitif siswag) Kemampuan siswah) Minat belajar siswa

Guru/pengajar a) Tidak menguasai bahan, tidak kompetenb) Bukan lulusan dari bidang ilmu yang diembannyac) Tidak membiarkan Slswa mengungkapkan

gagasanlided) Relasi guru-siswa tidak baik

Buku Teks a) Penjelasan kelirub) Salah tulis, telUtama dalam rumusc) Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi

siswad) Siswa tidak tahu membaca buku tekse) Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya

menyimpang demi menarik pembacat) KaI1un sering memuat miskonsepsi

Konteks a) Pengalaman siswab) Bahasa sehari-hari berbedac) Ternan diskusi yang salahd) Keyakinan dan agamae) Penjelasan orang tua/orang lain yang kelilUt) Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang keliru)g) Perasaan senang/tidak senang; bebas atau tertekaIl

Cara a) Hanya berisi ceramah dan menulis

Mengajarb) Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswac) Tidak mengoreksi PR yang salah model analogi

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

27

d) Model praktikume) Model diskusif) Model demonstrasi yang sempit

Penyebab miskonsepsi yang diuraikan di atas masih sang'lt

terbatas. Dalam kenyataan di lapangan, siswa dapat mengalami

miskonsepsi dengan sebab-sebab yang lebih bermacam-macam dan

rumit. Penyebab sesunggnhnya juga sulit diketahui, karena siswa

kadang-kadang tidak secara terbuka mengungkapkan bagaimana

hingga mereka mempunyai konsep yang tidak tepat tersebut.

Pendidik juga perlu mengetahui bahwa miskonsepsi yang

dialami setiap siswa dalam satu kelas dapat berlainan dan penyebabnya

juga berlainan. Maka dapat terjadi, dalam satu kelas terdaplt

bermacan1-macam miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi. Dengan

demikian, bagi pendidik tidak mudah untuk sunguh-sungguh mengelti

penyebab miskonsepsi yang dialami setiap siswa. Sebagai akibatnya,

tidak mudal1 juga untuk dapat membantu setiap siswa secara tepat

dalam mengatasi miskonsepsi.

d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstruktivisme

Konstruktivisme memandang penting miskonsepsi yaI:g

diyakini siswa dikaIenakan : (l) konsepsinya berbeda dengan konsep

ilmiah; (2) sifatnya laten, terus dipergunakan siswa dan cenderung

sukar diubah; (3) sukar dideteksi oleh guru?7

Mengapa konstruktivisme memandang penting miskonsepsi ?

Setidaknya terdapat lima klaim lltama yang mendasari miskonsepsi,

yaitll :38

I) Siswa membawa berbagai konsepsi mengenai obyek dan fenomena

alaIn dan seringkali tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Guru

sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai konsepsi siswa.

37 Tatang Suratno, Konslruktivisme, KOl1sepsi A/lerna/if, dan Perubahan Konseptual,(Jakarta: Prosiding Seminar Internasional Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h 2.

lR •• .•

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

28

P"ERI"USTAKMN UTAMAUIN SYAHID JAKARTA

2) Siswa berdasarKan gender, usia, kemampuan dan latar belakang

budaya, eenderung membawa miskonsepsi yang berasal dari

pengalaman pribadi maupun hasil interaksi sosial.

3) Miskonsepsi sangat sulit diberantas dan sifatnya beragam.

Diperlukan strategi perubahan konseptual.

4) Terdapat kesamaan antara penjelasan saintis yang tergugurkan

teorinya dengan miskonsepsi siswa. Diperlukan kajian sejarah

sains bagi siswa.

5) Melaeak dari mana asalnya miskonsepsi sangatlah sulit, terutama

seeara empiris. Namun gejala miskonsepsi yang teljadi di berbagai

populasi dan budaya meneerminkan adanya kesamaan pengalaman

budaya siswa dalam hal observasi alam, penggunaan bahasa sehari­

hari, pengaruh media massa serta pengalaman belajar di kelas.

Menurut Shapiro dalam Supamo (1997) tujuan

mengkonstruksi pengetahuan yaitu untuk mengetahui sesuatu bukanlah

untuk menemukan realitas. Tujuannya labih adaptif, yaitu untuk

mengorganisasikan "pengetahuan" yang coeok dengan pengalaman

hidup manusia, sehingga dapat digunakan bila berhadapan dengan

tantangan dan pengalaman-pengalaman baru.39

Inti dari membangun pengetahuan selama pembelajaran

dalam perspektif konstruktivisme melibatkan proses perubahan

konseptual, terutama bila terjadi miskonsepsi. Bila mengaeu pada

pandangan konstruktivisme psikologi personal, terdapat tiga proses

kunei yang dilakukan individu dalam membangun pengetahuan yaitu,

asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Dalam membangun

pengetahuan itu, diharapkan terjadi perubahan konseptual pada siswa.

Perubahan konseptual didefinisikan sebagai suatu kondisi di

mana siswa memegang konsepsi serta keyakinan yang bertentangan

dengan apa yang sedang dipelajari sehingga siswa memutuskan untuk

39 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme do/am Pendidikan. (YoQvak:'lrt::l . Kankill~

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

29

merubahnya. 40 Perubahan konseptual biasanya digambarkan sebagai

proses merubah suatu konsepsi yang ada meliputi kepercayaan,

gagasan, atau cara berpikir41 Di dalam perubahan konseptual, suatu

konsepsi pada dasamya diubah atau diganti menjadi kerangka

konseptual yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah,

menjelaskan gejala, dan berfungsi dalam kekidupan mereka.

Dalam proses perubahan koseptual, mungkin saja seluruh

konsepsi awal siswa diubah secara keseluruhan, akan tetapi pada

dasamya terdapat dua kondisi umum dari perubahan konsep yaitu

mengganti (bersifat radikal) ataupun menambah (bisa juga

mengurangi) dengan konsepsi lain yang dianggap tepat konteksnya.

Akan tetapi, pada umumnya proses perubahan konseptual bersifat

evolusioner dari pada revolusioner atau radikal.

Dalam proses perubahan konseptual terdapat beberapa proses

meliputi proses mengenali (recognizing), mengevaluasi (evaluating)

konsepsi dan keyakinan, kemudian memutuskan (deciding) apakah

perIu membangun ulang (reconstructing) atau tidak konsepsi dan

keyakinan tersebut dengan yang barn.

Faktor lain yang mempengaruhi proses perubahan konseptual

adalah faktor kontekstual. Artinya, siswa bisa saja menerima dan

memahami konsep ilmiah pada konteks tertentu, tetapi bisa saja tetap

menggunakan konsepsi awalnya (bersifat miskonsepsi) pada konteks

lain. Makna dari suatu konteks iill adalah dari segi penerapan konsep,

konsepnya sama tetapi contoh kasusnya berbeda. Oleh karena itu,

karakteristik dari perubahan konsep adalah bersifat kontekstual dan

tidak stabil. Perubahan konsep yang bersifat jangka panjang dan stabil

barn dapat tercapai bila siswa mengenali hal-hal yang relevan dan

bersifat umum dari konsep ilmiah secara kontekstual.

40 Tatang Suratno, Op.cit., h. 441 Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning, Teaching

and TechnoloPlJ (httn-/lnrn;"""f" ........." .. ~~ _-3•. ' __h.d.' .... .' _. -

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

30

B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Desain-desain

Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih

1. Teori Konstruktivisme

proses

mereka ketahui

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

menerapkan teori pembelajaran konstruktivisme. Konstruktivisme adalah

suatu paham yang memandang bahwa pengetahuan individu merupakan

hasil dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam

sistem kognisi individu.42 Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa

pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri.43

Selain itu juga, konstruktivisme dapat diartikan sebagai pembelajaran yang

memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara mengkonstruksi

pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang

telah dimiliki sebelumnya.44 Pengetahuan seseorang akan suatu benda,

bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan

benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencema dan membentuk

pengetahuan, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena

itu, Piaget menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak

guru yang dianggap tahu, bila siswa tidak mengolah dan membentuknya

sendiri.45 Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila siswa

mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam

berhadapan dengan tantangan, rangsangan, atau persoalan.

ladi, konstruktivisme adalah paham yang memandang bahwa

pembelajaran merupakan proses membangun pengetahuan yang dilakukan

individu melalui proses perubahan konseptual.

Pandangan konstruktivisme tentang belaj ar adalah

intelektual di mana siswa mengembangkan apa yang

42 Tatang Suratno, Gp. cit., h. 143 Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. (Yogyakarta : Kanisius,

2001) h. 122.j.j Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme.

(Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika Dan limu Pengetahuan Alam, UniversitasNeoeri Malang. 2002) h. 6

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

31

melalui proses penyelarasan gagasan-gagasan baru dengan gagasan­

gagasan yang telah dipelajari pada pengalaman sebelumnya, dan mereka

melakukan penyesuaian itu melalui cara-cara yang unik dari mereka

masing-masing. 46

Menurut konstruktivis, mengajar bukan kegiatan memindahkan

pengetahuan dari guru ke SISWa, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan

menggunakan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.47

Paham konstruktivisme tentang belajar menyatakan bahwa belajar

merupakan hasil konstruksi sendiri (siswa) sebagai hasil interaksinya

terhadap lingkungan belajar.48 Esensi dari teori pembelajaran

konstruktivisme adalah bahwa siswa harns secara individu menemukan

(discovery) konsep-konsep atau informasi yang kompleks dan

mengorganisasikan dalam benaknya untuk jadi miliknya sendiri atau

pemilikan konsep (concept attainment).49

ladi, belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses

kognitif yang dilakukan siswa untuk membentuk dan mengembangkan

kapabilitas bam yang diperlukan dalam upaya beradaptasi dengan

lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, berdasarkan

pengetahuan awal atau pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

Von Glasersfeld membedakan tiga level konstruktivisme

berdasarkan hubungan antara pengetahuan dengan kenyataan, meliputi :50

a Konstruktivisme Radikal

Level ini mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan

kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Pengetahuan dipandang sebagai

"Sukadi, Implementasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPS, (JumalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82

47Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan Ajar Benvawasan Sains-Teknologi­Masyarakat Dengan Menggunakan Pendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran BiologiUntuk Meningkatkan LiterisasiSains dan Teknologi Sis>m SMU Negeri I Singaraja, (JumalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15

48 I Wayan Santyasa, Loc. cit.49 Wagiran. Gp. cit., h. 26so Tatang Suratno, Cons/ruktivism And science Education. (Jakarta: Pmc;,iciinp ~pminl'lr

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

32

pengaturan suatu obyek yang dibentuk oleh individu, sejauh

kemampuan individu dan terlepas dari realita kebenarannya.

b Konstruktivisme Realisme-Hipotetis

Level ini memandang pengetahuan sebagai suatu hipotetis dari

suatu struktur kenyataan serta mengalami perkembangan menuju

kebenaran yang sebenamya.

c Konstruktivisme Biasa

Level ini memandang pengetahuan sebagai gambaran yang

dibentuk individu mengenai kenyataan suatu obyek.

Dari segi subyek yang membentuk pengetahuan, dapat dibedakan

menjadi konstruktivisme psikologi personal, sosiokulturalisme, dan

konstruktivisme sosiologis.51

a Konstruktivisme Psikologi Personal

Tokoh sentrainya adalah Piaget. Konstruktivisme psikologi

personal menekankan pada tiga proses kunci yaitu, asimilasi,

akomodasi, dan ekuilibrium.

I) Asimilasi

Menurut Piaget dan Posner dkk, pada intinya asimilasi

teIjadi karena pengetahuan awal siswa sejalan atau berhubungan

dengan fenomena dan belurn teIjadi perubahan skema (Piaget)

ataupun perubahan konseptual (Posner dkk). Asimilasi juga dapat

diartikan sebagai proses mengadaptasikan suatu persepsi, konsep,

dan pengalaman baru ke dalam skema pengetahuan yang telah ada

di dalam pikiran, sehingga konsepsi tersebut berkembang lebih

luas.52 Misalnya, seseorang telah memiliki konsep tentang balon

dalam keadaan kempis. Bila balon tersebut ditiup atau diisi dengan

air kemudian dipecahkan, maka seseorang itu tetap memiliki

konsep yang sama tentang balon, tetapi mengalami perkembangan

konsep yang lebih luas.

51 Ihid. h. 3

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

33

2) Akomodasi

Akomodasi adalah proses mental di mana konsep yang baru

bisa jadi sama sekali tidak coeok dengan skema pengetahuan yang

sudab dimiliki, maka harus mengubahnya.53 Misalnya, jika siswa

sudab mengetahui bahwa ikan hidup di air dan bernafas dengan

insang. Kemudian bertemu dengan lumba-Iumba maka ia harus

mengubab konsepsinya (akomodasi), karena lumba-Iumba tidak

bersisik dan tidak pula bernafas dengan insang, walaupun hidupnya

di air. Menurut Piaget, akomodasi merupakan proses konflik

kognitif karena skema dengan fenomenanya berbeda. 54

Sementara Posner dkk, berpandangan lebih luas di mana

akomodasi merupakan proses perubaban konseptual yang

kemungkinannya terjadi 4 (empat) kondisi yang hirarkis, yaitu :55

(a). Perasaan kurang puas terhadap konsepsi yang ada atau yang

dimiliki.

(b). Konsepsi baru harus intelligible (dapat dimengertii). Siswa

dapat mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat

didekati dengan konsep-konsep baru.

(e). Konsepsi baru mungkin plausible (masuk akal), yaitu dipabami

karena konsepsi sejalan dengan konsepsi pengetabuan.

(d).Konsepsi baru mungkinfruiiful (berguna), yaitu dipabami dan

diper/uas penggunaannya serta dirasakan kebermanfaatannya

dalam konteks yang berbeda

3) Ekuilibrium

Mempakan fase kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi.

b Konstruktivisme Sosio-kultural

Vygotsky menekankan faktor babasa mempengaruhi proses

membangun pengetahuan individu dan juga pentingnya faktor-faktor

53 Ibid54 Tatang Sumtna, Gp. cit., h. 355 Paul Supama, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika., (Jakarta: PT

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

34

sosial dalam belajar, yaitu selama belajar terdapat saling pengaruh

antara bahasa dan tindakan dalam kondisi sosial tertentu dan terlihat

jelas peranan bahasa dalam belajar konstruktif. 56 Hal ini sesuai dengan

pendapat Driver yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pengertian

dikonstruksi bila seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan aktif

dalam percobaan-percobaan dan pengalaman.57 Dikatakan pula bahwa

ruangan kelas tempat siswa bel1\iar di sekolah sebagai sistem sosial

yang kompleks dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan

masing-masing individu. Dengan demikian, perkembangan/

pembentukan kognitif siswa berada di antara konteks individu dan

sosial.

c Konstruktivisme sosiologis

Aliran ini memandang bahwa pengetahuan dibentuk oleh

masyarakat dengan tidak memperhatikan unsur personal. 58

Dalam konteks pembelajaran di kelas, terdapat dua prinsip

utama konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, yaitu :59

I) Siswa dipandang sebagai individu yang aktif membangun

pengetahuan dan pemahamannya berdasarkan keyakinan sendiri.

2) Guru memiliki peran dan pengaruh yang sangat strategis.

Berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan siswa tersebut,

terdapat dua fal1:or yang sangat krusial dan mempengaruhi proses

pembelajaran, yaitu :

Pertama, sifat dari konstruksi pengetahuan individu sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan awal siswa yang dikenal

sebagai label miskonsepsi. Seringkali miskonsepsi ini dianggap sebagai

penghambat pemahaman ilmiah siswa sekaligus juga landasan dan

refleksi guru dalam merancang pembelajaran. Siswa diajak untuk

menginterpretasikan dan menghubungkan pengetahuannya dengan

56 Musahir. Gp. cit., h. 357 Ibid58 Tatang Suratno. Lac. cit.'iQ T' .••

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

35

konsep ilmiah yang diajarkan. Biasanya terkandung beberapa

pertanyaan yang reievan dan familiar di mata siswa. Dalam hal ini,

pembelajaran di kelas menekankan pada proses perubahan konseptual.

Kedua, pengetahuan dan keyakinan mengenai pembelajaran,

pengajaran, selia peranan siswa dan guru sebagai wujud proses

membangun pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman

sebelumnya. Hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan

pengendalian terhadap proses pembelajaran siswa sehingga dapat

tercapai kualitas pembelajaran yang lebih baik. Siswa dan guru dapat

mengubah pandangannya mengenai pembelajaran yang pasif menjadi

pembelajaran yang lebih aktif.

Selain itu, Gunstone mengemukakan bahwa proses

pembelajaran konstruktivisme dikatakan baik bila siswa dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut ;60

I. Dapat mengintegrasikan (integrating) secara tepat apa yang akan

dipelajari dengan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa.

2. Memperiuas (extending) cakupan mengenai apa yang sedang

dipelajari ke dalam konteks yang berbeda.

3. Memonitor (monitoring) proses pembelajaran sekaligus progresi

berkenaan dengan tugas dan tujuan yang sedang dilakukan oleh

siswa selama pembelajaran.

Berdasarkan ketiga hal pokok dalanl pembelajaran

konstruktivisme tersebut dapat diambil benang merah mengenai kunci

utama proses yang terjadi dalam pembelajaran konstruktivisme. Pada

proses integrating dan extending terdapat proses kunci yaitu proses

menghubungkan (linking). Proses menghubungkan meliputi

menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah

dipelajari pada pembelajaran sebelumnya, dengan pengetahuan di luar

kelas atau pengalaman sebelurnnya. Dalam hal Illl, siswa

menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka bawa ke

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

36

kelas. Proses monitoring mencakup pemahaman dan pengendalian atau

kontrol mengenai cara belajar individu siswa. Berkenaan dengan

proses linking, monitoring berarti pemahaman mengapa siswa perlu

melakukan linking, pendekatan linking yang digunakan selia dapat

memutuskan linking bagaimana yang tepat bagi diri siswa.

Terdapat dua hal penting dalam konteks pembelajaran yang

baik berdasarkan uraian di atas di antaranya, yaitu :

Pertama, proses linking sangat penting bagi diri siswa untuk

mengenali (recognize) dan mengevaluasi pengetahuan dan keyakinan

yang dimiliki siswa yang dibawa ke kelas. Siswa dapat memutuskan

pengetahuan dan keyakinan apa saja yang dapat dihubungkan dengan

apa yang sedang dipelajari serta memutuskan pengetahuan dan

keyakinan mana saja yang perlu direkonstruksi.

Kedua, proses monitoring ini dapat mengarahkan siswa dalam

mencapai metakognisi. Dalam metakognisi terdapat tiga hal pokok

meIiputi pengetahuan (knowledge) mengenai hakikat pembelajaran

(sifat, cara, dan karakteristik pembelajaran individu), kesadaran

(awareness) mengenai sifat, tujuan, dan progresi pembelajaran, serta

kendali (control) individu mengenai pendekatan, progresi, dan hasil

pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa prinsip konstruktivisme

melandasi pembelajaran IPA apabila :61

I. Pengetahuan itu dibangun atau dikonstruksi oleh pikiran Slswa

sendiri. Dalam konteks ini berarti pengetahuan tidak dapat

dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa yang harus

aktif mengkonstruksi pengetahuan tersebut.

2. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan hingga terjadi

perubahan konsepsi dari konsep yang belum sesuai dengan konsep

ilmiah menjadi sesuai dengan konsep ilmiah.

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

37

3. Siswa pada saat masuk di kelas sudah memiliki pengetahuan awal

tentang konsep yang akan dibahas. Siswa akan mudah

mengkonstruksi suatu konsep apabila konsep yang akan dibahas

dikaitkan dengan konsep awal yang telah dimiliki siswa yang

diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun dari sekolah

sebclumnya.

4. Peran guru hanya membantu menyediakan sarana dan meneiptakan

situasi kondusif agar proses pembentukan pengetahuan siswa dapat

terjadi dengan mudah (guru sebagai arsitek kelas).

5. Belajar dalam bentuk kooperatif dapat mempermudah siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Sebagai indikator bahwa belajar

dalanl bentuk kooperatif· dikatakan berhasil apabila di antara

individu dalam kelompoknya terjadi interaksi fisik, kognitif, dan

verbal yang dinamis dalam merumuskan kesimpulan kelompok.

HasH observasi lapangan diperoleh penemuan bahwa belajar

melalui kerja kelompok sangat bermanfaat bagi siswa karena

mereka dapat memeeahkan masalah pelajaran bersama, terjadi

tukar pikiran dengan ternan, muneul rasa berani untuk berbieara,

dan siswa lebih mudah memahanli pelajaran dari sesama ternan.

Jadi, perspektif konstruktivisme dalam proses pembelajaran

merupakan proses membangun ulang atau rekonstruksi pengetahuan.

Layton, 1994 (dalam Tatang. S, 2006) menyatakan bahwa proses

membangun pengetahuan ilmiah sains hams bersifat useful

(belmanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis.62 Layton

menyebutnya sebagai "cognition in practice". Ia juga berpandangan

bahwa pembelajaran sains dalam perspektif konstruktivisme harus

relevan dengan fenomena sains sehari-hari yang familiar di mata

siswa. Konteks yang nyata ini dapat memberikan landasan belajar

siswa karena beranjak dari pengetahuan dan keyakinan awal siswa.

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

38

Secara sederhana, proses pembelajaran konstruktivisme yang

dikemukakan oleh Layton dapat dilihat pada gambar 2. 63

Gambar 2. Proses Membangun Pengetahuan IImiah

Proses PengetahuanProsesPengetahuan ... pendidikan !+- Pengetahuan f+ penerjemahan/ ~

untuk kegiatansehari~hari

sains ilmiah kaji ulang praktis dalamsituasi spesifik

TTiPengetahuan

lain/pertimbangan

a. Langkah-Iangkah Pembelajaran Konstruktivisme.

Untuk mengaplikasikan pembelajaran konstruktivisme, guru

diharapkan mampu memahami dan melaksanakan langkah-langkalmya.

Alters (2004) memberikan ilustrasi tentang langkah-Iangkah tersebut, yaitu64

I) Menarik Perhatian

Dalam tahapan ini, guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah

fenomena dan menanyakan pengalaman anak tentang fenomena

tersebut.

2) Prediksi pribadi

Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk membuat prediksi

tentang percobaan yang akan dilakukan.

3) Prediksi kelompok

Guru mengajak anak untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di

dalam kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian

masing-masing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka.

Prediksi ini bisa berupa keterangan atau gambaran dan bisa ditulis di

papan tulis (jika memungkinkan).

63 Ibid6-tMunasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menvenanekan DeJ1f!Ol1 Mp./nrJp

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

39

4) Percobaan

Percobaan adalah salah satu bagian terpenting, karena pada bagian ini

anak akan melakukan sendiri percobaan mereka. Siswa akan

melakukan percobaan untuk menguji hipotesis mereka, dan

mengobservasi apakah prediksi mereka akurat atau tidak.

5) Diskusi kelompok

Setelah melakukan percobaan, siswa diajak untuk berdiskusi dalam

kelompok mengenai hasil percobaan mereka. Lalu didiskusikan apakah

prediksi mereka akurat atau tidak dan mengapa itu bisa terjadi.

6) Laporan kelompok

Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok dan

memberikan berbagai macam alasan yang mendukung hipotesis dan

konsep mereka.

7) Penjelasan

Pada tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori

dan konsep yang mendasari percobaan serta mengoreksi apakah

terdapat kesalahpahaman siswa.

8). Aplikasi

Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk berpikir tentang apa yang

dapat mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang telah

dikerjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan tersebut.

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang berlandaskan

teori konstruktivisme diharapkan dapat mengatasi kesalahpahaman siswa

dalam konsep-konsep biologi sehingga dapat dibangun untuk menjadi

pengetahuan baru.

b. Kerangka Pikir

Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran sains di antaranya,

yaitu pendidikan sains masih berorientasi hanya pada produk pengetahuan,

kurang berorientasi pada proses sains; pengalaman siswa tidak diintegrasikan

dalam Ke"iatan Relaiar Men<mim' (KRMi' vMia<i KRM <ano-at <,,<iikit <ian

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

40

hanya mencakup apa yang ingin diajarkan guru; selia masalah yang sedang

banyak terjadi sekarang yaitu pengajaran sains hanya mencurahkan

pengetahuan dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains sehingga

pengajaran seperti ini akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa, maka perlu

diupayakan perbaikan pembelajaran dengan lebih memfokuskan pada

pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran tersebut lebih dari sekedar menghafal dalam mencari hubungan

konseptual antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi pelajaran

yang dipelajari.

Salah satu model pembelajaran yang layak diterapkan adalah

pembelf\jaran model kooperatif teknik Jigsaw. Pembelajaran ini akan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif

menemukan ide-ide, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan

penemuannya sendiri dan mendiskusikannya bersama siswa-siswa lainnya

sehingga diharapkan pengetahuan awal siswa yang sering bersifat miskonsepsi

dapat dengan mudah direkonstruksi (dibangun ulang) dalanl diri siswa menuju

ke perubahan konseptual.

Penerapan model kooperatif didasari pada koreksi atas pembelf\jaran

tradisional dan temuan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu

meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada

guru (teacher centered) mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendall

dari pada pembelajaran aktif dengan para siswa memecahkan pemlasalallan,

menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri,

mendiskusikan, menjelaskan, berdebat, dan cooperative learning (belajar

kelompok).

Esensi dari teori pembelajaran konstruktivisme adalah bahwa siswa

harus secm'a individu menemukan (discover) konsep-konsep atau informasi

yang kompleks dan mengorganisasikannya untuk menjadi miliknya sendiri

atau pemilikan konsep (concept attainment).

Pembelajaran model kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran ymlg efektif dalam mengurangi teriadinva miskons"nsi I~ni

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

41

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan dapat

mengurangi miskonsepsi dan sejalan dengan meningkatnya penguasaan

konsep siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada pembelajaran biologi.

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

Konsep Biologi

Pembelajaran yang tidakmemperhatikan konsep awal.

~Salah konsep/miskonsepsi

~Model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw

~• Melatih kognitif siswa

• Bekerjasama dalam kelompok

• Mendiskusikan konsep yang dipelajari

• Mengungkapkan gagasan

• Mendengarkan gagasan teman

• Memperdebatkan gagasan secaraargumentatif-rasional

• Meluruskan konsep yang salah

1I Perbaikan konsep I

~I Konsep menjadi benar I

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

42

c. Hipotesis Tindalmn

Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka

hipotesis penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif

teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi dan berdampak pada

peningkatan penguasaan konsep siswa MA Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran biologi.

C. Bahasan Hasil-basil Penelitian yang Relevan

I. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wagiran Universitas

Negeri Yogyakarta dengan judul Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan

Reduksi Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Model

Koope ratif Berbantuan Modul, bahwa dapat mengurangi miskonsepsi.

Dari hasil setiap putaran didapatkan persentase miskonsepsi pada pretes

dan pastes, yaitu 91,21% dan 31,51%. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat mengurangi

miskonsepsi siswa.

2. I Wayan Santyasa dengan penelitian yang berjudul Pengubahan

Miskonsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar Melalui Penerapan Modul

Berorientasi Konstruktivisme, didapatkan hasil penelitian pada siklus

pertama, 100% miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil

belajar meningkat 68% (dari nilai rata-rata awal 42,9 menjadi 72, I pada

nilai rata-rata akhir). Pada siklus kedua, didapatkan pula 100%

miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil belajar meningkat

50% (dari nilai rata-rata awa154,7 menjadi 82,3 pada nilai rata-rata akhir).

3. Nyoman Cakra Griardi dengan judul penelitian Penanggulangan

Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Lembar Kerja Siswa

(LKS) dan Pemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa, diperoleh hasil penelitian bahwa miskonsepsi siswa pada mata

pelajaran ekonomi dapat ditanggulangi sehingga prestasi belajar siswa

meningkat. Hal ini dapat dilihat pada pencapaian tingkat ketuntasan

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

43

belajar dari 40 orang siswa, sebanyak 97% memperoleh nilai 6,5 keatas

pada akhir siklus ke tiga.

D. Pengajuan Konseptnal Perencanaan Tindakan

Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sel dengan

subkonsep siklus I struktur dan fungsi sel dan siklus II transpor pada membran

(Difusi, Osmosis, Transpor aktif, Endositosis, dan Eksositosis). Konsep ini

cenderung bersifat abstrak dan sering terjadi miskonsepsi pada siswa, seperti

siswa mengalami kekeliruan konsep mengenai struktur sel pada hewan dan

tumbuhan selia fungsi- fungsi organel, dan pada konsep difusi dan osmosis,

siswa belum memahami yang dimaksud perpindahan larutan dari konsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah.

a. Struktur dan Fungsi Sel

Ciri khas dari makhluk hidup adalah tersusun atas unit-unit dasar

kehidupan yang disebut sel. Sel merupakan satuan struktural dan fungsional

terkecil dari makhluk hidup. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup

karena sel mempakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk

hidup. Sedangkan sel disebut satuan fungsional makhluk hidup karena

didalam sel terjadi proses metabolisme dan berbagai proses kehidupan seperti

reproduksi dan ekskresi. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai satuan

struktural dan fungsional dari makhluk hidup, sel dilengkapi dengan bagian­

bagian sel atau organel. Organel sel memiliki fungsi yang saling mendukung

bagi kehidupan sel. Organel sel terdiri dari :

1). Membran Sel

Membran sel disebut juga membran plasma atau plasmalema (plasma =

cairan; lemma = selaput). Membran sel merupakan komponen sel yang terletak

paling luar, sehingga membran sel mempunyai fungsi yang penting untuk

mengatur keluar masuknya zat-zat dari luar dan ke dalam sel. Hal itu

disebabkan, membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi

zat-zat yang akan masuk ke dalam sel. Membran sel memiliki rangka dasar

yang tersusun atas dua lanis senvawa lem~k flinid hilnvf.w) T Pl,.,~lt- o::ltgn lin.irt

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

44

yang menyusun membran sel adalah jenis fosfolipid. Selain lipid, membran sel

tersusun atas protein. Ada dua macam protein penyusun membran, yaitu

protein integral dan protein periferal.

2). Sitoplasma

Sitoplasma atau plasma sel merupakan cairan yang terdapat di dalam sel

dan terletak di luar inti sel yang bersifat koloid. Sekitar 85-95% bahan

penyusun sitoplasma adalah air. Di dalam matriks sitoplasma terdapat organel

sel. Pada kondisi teltentu sitoplasma dapat mengalami perubahan dari bentuk

cairan (fase sol) ke bentuk jeli (fase gel) dengan cepat, contohnya pada

pembentukan kaki semu (pseudopodia) pada amoeba.

3). Nukleus (Iuti sel)

Nukleus merupakan organel terbesar, bergaris tengah antara 10-20

mikrometer, bentuk bulat hingga oval. Nukleus berfungsi untuk

pengaturan/pengendalian semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam sel

Nukleus terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:

I. Membran nukleus/selaput inti (karioteka)

Terdiri dari 2 lapisan, yaitu, selaput ganda sebagai pembungkus/pelindung

inti. Selaput luar inti, yaitu berhubungan langsung dengan retikulum

endoplasma yang permukaannya banyak tertutup ribosom.

2. Nukleolus (anak inti), berfungsi untuk mensintesis berbagai macam

molekul RNA yang digunakan dalam perakitan ribosom

3. Nukleoplasma (cairan inti), disebutjuga kariolimfa, di dalamnya terdapat

enzim, protein, nukleotida, ion, dan kromatin.

4). Mitokondria

Milos = benang, chondrion = butiran kecil. Mitokondria merupakan

organel berbentuk seperti sosis yang strukturnya amat kompleks. Fungsi

mitokondria yaitu sebagai tempat respirasi sel untuk menghasilkan energi.

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

45

Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh

aktivitas sel. Memiliki membran ganda, yaitu :

1. Membran luar, yaitu membatasi mitokondria dengan sitolasma.

2. Membran dalanl, yaitu membentuk lipatan-lipatan yang disebut krista,

berfungsi untuk memperluas permukaan membran dalam untuk reaksi

respirasi. Ruang diantara krista berisi cairan disebut matriks. Kcpekatan

matriks lebih tinggi dibandingkan sitoplasma dan mengandung protein, DNA,

RNA, dan ribosom.

5). Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma adalal1 organel sel yang berbentuk anyaman

membran yang mmit seperti jala. Dalam bahasa latin rete = jala. Retikulum

endoplasma dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada

permukaan luamya melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus,

karena tidak ada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol)

dan steroid.

6). Ribosom

Ribosom mempakan organel terkecil berdiameter 20 mikrometer, tersusun

oleh RNA ribosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas di

sitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein.

7). Badan Goigi

Badan golgi disebut juga aparatus golgi, mempakan organel sel yang

terdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat di

dalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) temtama pada sel-sel yang

aktif melakukan sekresi. Pada sel tumbul1an disebut diktiosom. Badan golgi

terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untuk membentuk

kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membran plasma, membentuk

dinding sel, dan fungsi utanla, yaitu menyimpan hasil sekresi sel.

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

46

8). Lisosom

Lisosom adalah organel kecil yang terbungkus oleh selapis membran dan

berisi enzim-enzim hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase.

Organel ini terdapat pada semua sel eukariotik terutama se hewan yang

memiliki kegiatan fagosltik, seperti sel-sel darah putih. Organel ini tidak

dijumpai pada sel tumbuhan. FUllgsi lisosom, yaitu untuk mencerna materi

yang diambil seCal'a endositosis, Autofagi, yakni penyingkiran struktur­

struktur yang tidak dikehendaki dalam sel, Eksositosis, yakni pembebasan

enzim di luar sel, Autolisis, yakni penghancuran dalam se dengan cara

membebaskan semua isi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang

menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.

9). Dinding Sel

Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel.

Sebagian besar penyusun dinding sel adalah senyawa karbohidrat, yaitu

selulosa yang bersifat kaku sehingga bentuk sel tumbuhan cenderung tetap.

Pada dinding sel terdapat celah untuk berkomunikasi antar sel yang disebut

plasmodesmata. Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau

memberi bentuk sel. Hanya terdapat pada sel tumbuhan.

10). Plastida dan Kloroplas

Terdapat 3 Macam plastida, yaitu :

a. Kromoplas, plastida yang mengandung pigmen merah dan orange.

b. Leukoplas, plastida yang berwarna putih, terdiri dari amilopas berfungsi

menyimpan amilum dan cadangan makanan (berupa pati). Elaioplas

berfungsi menyimpan minyak atau lemak. Aleuroplas berfungsi

menyimpan protein.

c. Kloroplas, plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil),

enzim, dan molekul-molekullain yang berfungsi dalam fotosintesis.

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

47

Plastida memiliki 2 membran, yaitu membran luar & membran dalam.

Membran ganda menyelubungi suatu cairan yang disebut stroma. Stroma,

yaitu larutan kaya enzim, berisi ADN & sejumlah ribosom, berfungsi untuk

sintesis karbohidrat. Di dalam stroma terdapat suatu sistem membran

berbentuk kantong pipih disebut tilakoid. Tilakoid melekat pigmen hijau daun

(klorofil). Tumpukal1 Tilakoid disebut Grana. Masing-masing grana

berhubungan satu sama lainnya melalui suatu membran.

11). Peroksisom

Peroksisom mempakan organel bennembran tunggal berbentuk agak

bulat. Membrmillya bersifat pemleabel sehingga memudahkan keluar

masuknya ion-ion anorganik dan ion-ion organik. Pada sel hewan peroksisom

banyak terdapat dalam sel hati dan ginjal. Peroksisom banyak mengandung

enzim katalase yang mampu mengubah hidrogen peroksida (H20 2) yang

bersifat racum menjadi H20 dan 02. Hidrogen peroksida merupakan senyawa

samping dari metabolisme.

12). Vakuola

Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cmran. Membran

vakuola disebut tonoplas, mempakan membran selektif permebael, yang

memisahkan sitosol dengan lmutan dalam vakuola yang komposisinya

berbeda dengan sitosol. Vakuola berisi antara lain, asam organik, asam amino,

glukosa, gas, gm'am-garam kristal, dan alkaloid, seperti nikotin pada daun

tembakau, kafein pada biji kopi. Pada tumbuhan terdapat vakuola sentral

sebagai lisosom yang besar. Fungsi vakuola sentral, yaitu membantu

pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimia tertentu atau sisa produk

metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarik serangga penyerbuk dan

racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa air dari sel.

13). Sitoskeleton

Sitoskeleton berperan penting dalam pengorganisasian stmktur dan

aktivitas sel. Fungsi utama sitoskeleton adalah untuk mempertahankan bentuk

dan memberi dukungan mekanik sel. Pada sel hewan tidak memiliki dinding

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

48

sel, namun demikian sitoskeleton sangat lentur dan kuat, tidak seperti tulang

pada hewan.

14). Mikrotubula

Mikrotubula berbentuk tabung berongga, dindingnya terdiri atas 13 kolom

molekul tubulin. Fungsi untuk mempertahankan bentuk sel, membentuk

flagel, silia dall sentriol.

15). Mikrofilamen

Mikrofilamen merupakan serat tipis panjang yang terdiri atas protein yang

disebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahan sel,

kontraksi sel otot. Filamen Intermediet/Filamen perantara di bentuk dari

protein fibrosa (berserat). Fungsi untuk memperkuat sel, mempertahankan

bentuk sel dan tempat berhubungan antara nukleus dan organel-organel

lainnya.

Tabel3. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

Bacrian Sel Sel Tumbuhan Sel HewanNukleus + +Membran sel + +Sitoolasma + +Mitokondria + +Retikulum endoolasma + +Ribosom + +Badan golgi + +Lisosom - +Dinding sel + -Vakuola + -Plastida + -Sentrosom - +Mikrotubulus + +

Keterangan :

+ : adalmemiliki

: tidak adaltidak memiliki

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

"""·'~C'~lli~il';

V""'_")(j 'IdKU(:,jil Gutir·OllUt

!:.n;j0p:a~r:tk

kaS-,lf d<Jng'lllrito,;orr,

KcrnpIokG()i"i

RMikulwn;(lwloplaMn;;';nuIut;

Rniilu1it:m;;n(J'Jpfasrnikl(MW

49

(,~ _.

Gambar 4. ScI Hcwan (atas) ScI Tumbuhan (bawah)65

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

50

b. Transpor Pada Membran

Transpor pada membran terdiri dari transpor aktif dan transpor pasif.

Transpor pasif, yaitu transpor yang tidak memerlukan energi. Transpor aktif,

yaitu transpor yang memerlukan energi (ATP). Transpor pasif berlangsung

akibat adanya perbedimn konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif

bcrgerak dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang

konsentrasinya lebih rendah. Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis.

1). Difusi

Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan

konsentrasi tinggi (hipertonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah

(hipotonik) sehingga konsentrasi zat menjadi sarna (isotonik). Kenapa

pergerakannya bersifat acak, karena seeara spontan molekul-molekul tersebut

akan berdifusi di sepanjang gradien konsentrasinya. Contoh difusi, yaitu

proses pengangkutan pada makhluk hidup, hewan bersel satu, 02 (oksigen)

diambil dari lingkungannya hanya dengan eara difusi, O2 (oksigen) dapat

berdifusi ke dalam hewan unisel, karena konsentrasi O2 di udara lebih tinggi

daripada dalam sel. Proses difusi bergantung pada kondisi-kondisi sebagai

berikut:

a. Wujud Materi

Difusi akan sangat lambat terjadi jika zatnya berwujud padat. Difusi lebih

eepat terjadi pada zat eair dan sangat eepat pada zat berwujud gas.

b. Suhu

Suhu panas dapat mempereepat gerakan molekul-molekul sehingga

meningkatkan rata-rata difusi. Suhu dingin akan menurunkan keeepatan

rata-rata difusi.

c. Ukuran Molekul

Molekul yang berukuran lebih keeil lebih eepat melintasi suatu membran

dibandingkan molekul yang berukuran lebih besar pada suhu yang sarna.

d. Konsentrasi

Semakin besar gradien konsentrasi antara dua daerah semakin cepat rata­

rata difusinva.

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

51

Difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh protein­

protein tertentu pada membran plasma. Selama bedangsungnya difusi

terfasilitasi, protein-protein tersebut akan membentuk suatu struktur saluran

sehingga molekuI dapat melintasi membran plasma disebut protein kanal.

2). Osmosis

Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dad

hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat tedarut rendah) ke hipertonis

(konsentrasi air rendah, konsentrasi zat tedarut tinggi) melalui membran

diferensial permeabel. Air dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan

bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul, seperti gula, protein,

alau larutan lain. Proses osmosis terjadi dalam kehidupan sel. Jika konsentrasi

di dalam Iarutan sellebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi lingkungan

sekitamya, maka air akan bergerak ke luar meninggalkan sel secara osmosis.

Akibatnya sel tersebut mengalami penyusutan (krenasi) sehingga

menyebabkan kematian sel. Sel hewan dapat mengalami /a'enasi jika berada di

dalam larutan hipertonik (Iarutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi). Sel

hewan akan membengkakjika berada dalam larutan hipotonik (Iarutan dengan

konsentrasi yang lebih rendah) dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Larutan

hipotonik memiliki banyak molekul air bebas dibandingkan yang terdapat di

dalam sel. Molekul-molekul air akan berdifusi ke dalam sel secara osmosis.

Jika keadaan demikian terjadi secara terus menerus, maka dapat

menyebabkan sel pecah (lisis). Ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam

larutan hipotonik, air akan masuk ke dalam sel seCal'a difusi. Karena sel

tumbuhan memiliki dinding sel yang kaku, sel tumbuhan tidak akan

membengkak dan pecah. Akan tetapi, masuknya air ke dalam sel tumbuhan

dapat menyebabkan sel tumbuhan menjadi gembung dan tegang. Tekanan air

di dalam sel ini disebut tekanan turgor. Ketika sel tumbuhan dima.sukkan ke

dalam larutan hipertonik, protoplasma sel tumbuhan akan menyusut dari

dinding selnya disebut Plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan

menjadi layu.

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

52

3). Transpor Aktif

Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi

membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang

konsentrasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yang

tersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktif bersifat

melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif terjadi pemompaan melewati

membran yang melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif berfungsi

memelihara keseimbangan di dalam sel. Contoh sitoplasma sel darah merah

manusia mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar daripada cairan

ekstrasel, yaitu plasma darah.

4). Endositosis dan Eksositosis

Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibat

melekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atau

terbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padat disebut

fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis. Fagositosis banyak

dilakukan sel darah putih. Sedangkan eksositosis adalah peristiwa keluarnya

zat dari dalam sel. Pengeluaran materi secara eksositosis dapat dilakukan

dengan cara pembentukan vesikel atau kantong yang menyeiubungi materi

tersebut. Vesikel bergerak ke arah membran plasma yang berfusi dengan

membran tersebut sehingga materi di dalamnya dibebaskan ke luar sel.

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

IMekanisme Transpor ISel Tumbuhan~Hewan

I~r ..Sagian-bagian Perbedaan Sel

TransporI- i-penyusun Sel Tumbuhan dan Transpor AktifSel Hewan Pasif

iotik IDifusi

I.. Endositosis rSederhana~ eNul:cleus

.ma I lorganel eRetikulumI Eksositosis I·EndoplasmaSel Difusi

eMitokondria Terfasilitasi·PlastidaeSadan Golgi

losmosisreUsosomeSadan MikroeVal<uolaeSitoskeleton'Sentriol

Sel Eukar

[sellt ---L- t

uran sej I[Macam Sel Ir- -L.

1 {mbran Plasrr~[Sitopla:

Gambar 5. Bagan Konsep SelV>W

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah penerapan pembehljaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengatasi

dalan1 hal ini mengurangi miskonsepsi pada siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung tanggal 24 Juli - 21 Agustus 2007 pada

semester I (ganjil) tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan tempat yang

dijadikan penelitian adalah MA Pembangunan UlN Syarif Hidayatullah

Jakarta, J1. Ibnu Taimia IV kompleks UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.

C. Metode dan Desain Intervensi TindakanlRancangan SikIus Penelitian

Raneangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian

tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan

permasalahan yang muneul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. I

Penelitian tindakan kelas ini pada siklus I menggunakan sub konsep struktur

dan fungsi sel dan siklus II menggunakan sub konsep transpor pada membran.

Masing-masing siklus meliputi tahap pereneanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tereapai.

Model penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :2

I Yanti Herfanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, ( Jakarta: JurusanPendidikan IPA, FITK, UIN Syahid, 2006) h. 21

2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. ( Jakarta: PT Bumi AhM'" )M7\

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

55

~\~rcnCanjl(Hl l_~

[~fl~k~iJ [SIKLUSlJ .Pclaksanaan

~ [!Cngamatan I<;=D-----v IPcrcncanaan I~

I'R-C-tl-c-k-Si" I SIKLUS [[ I F-k-sa-n-aa-n~1

~~ Ip,,,=,,,. I<=D

Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Kelas

Desain intervensi tindakan dengan menggunakan teknikjigsaw adalah sebagai

berikut ;3

Tabel4. Skema Teknik Jigsaw

KEGIATAN GURU LANGKAH KEGIATAN SISWAI Siapkan materi Kajian materi 1. Duduk dalam

kelompok2 Bentuk kelompok Kelompok asal 2. Berbagi tugas setiap

anggota mengkajimateri yang berbeda

3 Kelompokkan Diskusi kelompok 3. Keluar dari kelompoksiswa berdasarkan ahlitugas kaj ianmateri

4 Bimbingan 4. Diskusi dengandiskusi anggota kelompok

lain yang mendapattugas sarna

5 Kelompokkan Laporan kelompok 5. Kembali kesiswa pada asal kelompok asalkelompok asal

6 Bimbingan diskusi 6. Setiap anggota

3 Daroni, Pembelajaran KaaperatifIPA di SLTP Melailli Model Ji"saw. (UK UNNES.

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

56

kelompok menyajikan materiyang sudah dikajikeoada anggota

7. Siapkan Kuis 7. Ikuti lcuiskuis/berikan kuis

8. Hitung skor Penghargaan 8. Menerimakuislberikan kelompok penghargaanpenghargaan

D. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2007/2008.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru biologi MA

Pel11bangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bertindak sebagai guru.

Selain mengajarkan materi, peneliti juga yang membuat dan merancang

skenario pembelajaran, l11engawasi jalannya KBM dan l11eneliti miskonsepsi

apa saja yang teljadi selama proses pembelajaran berlangsung.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus,

yaitu:

TabelS. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I

Tahap Kegiatan

Perencanaan • Observasi ke sekolah MAPembangunall UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

• Mengurus surat ij in penelitian

• Membuat rencana pengajaran

• Membuat Instrumen penelitian

• Melakukan uji coba instrumen

• Melakukan uji validitas,reliabilitas, dan tingkat kesukaran

• Menyiapkan perlengkapanpenelitian

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

57

Pelaksanaan • Melakukan KBM dengan diawalipemberian pretes

• Penyampaian tujuan pembelajarankhusus (TPK)

• Melaksanakan langkah-Iangkahpembelajaran kooperatif tekhnikJigsaw.

Observasi Observasi dilakukan eli setiap akhirsiklus dengan mengadakan evaluasiyang berupa postest. Aspek-aspekyang dievaluasi adalah miskonsepsisiswa.

Refleksi Hasil evaluasi dijadikan dasar tahaprefleksi dalam rangka perbaikanpelaksanaan tindakan selanjutnya(siklus II).

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ini dapat

l11engurangi miskonsepsi siswa terhadap konsep sel dalam pembelajaran

biologi sehingga terjadi peningkatan penguasaan konsep pada siswa.

H. Data dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa tes dari pretes dan postes hasil belajar

biologi pada konsep sel, observasi untuk l11engetahui aktivitas siswa dalam

belajar kelol11pok menggnnakan teknik jigsaw, dan kuesioner untuk

l11engetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran teknikjigsaw.

Sumber data diperoleh dari hasil belajar siswa.

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

58

I. Instrumen-instrumcn Pcngumpulan Data yang Digunakan

I. Tes, instrumen tes yang digunakan dalarn penelitian ini menggunakan tes

yang digunakan Treagust (1987)4, yaitu menggunakan tes pilihan ganda

dengan alasan terbuka (multiple choice with open reasoning) di mana

siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban

seperti itu. Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Soal-soal yang diajuk.an

berupa materi yang akan dibahas pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Bentuk penilaian tes adalah dengan memberikan nilai I apabila siswa

menulis jawaban benar dan alasan benar. Memberikan nilai °apabila

siswa menulis jawaban benar tetapi alasan salah, menulis jawaban salah

dan alasannya benar, dan menulis jawaban salah dan alasannya salah.

Karena dari ketiga jawaban tersebut kemungkinan besar mengandung

miskonsepsi.

Tabcl6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konscp Sel

SubAspek Kognitif

konsen JumlahStruktur Cl C2 C3 C4 C5 C6sel dan 3,5,8 4, 10 12 6fungsinya

16 13 2

21 19 2

31 27,29, 23,24, 34 28 1030,40 25

Total 6 6 5 2 1 20SoalTranspor 9 1, 5, 6, 7 5padamembran 10, 15, 12,14,18 11 8

16, 17

20,21, 412,23

, Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. (Jakarta: PT

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

59

27,29 30 3

Total 11 7 1 1 20Soal

2. Lembar observasi. Observasi meliputi kegiatan pengamatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi

dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam

belajar kelompok pada pembelajaran di kelas.

3. Kuesioner, Untuk mengetabui respon atau tanggapan slswa terhadap

model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi.

J. Telmik Pengumpulan Data

Data yang telab diperoleh dikumpulkan dalam bentuk data prakonsepsi

dan konsepsi setelah tindakan. Data dikumpulkan dengan tes yang berupa

pretes dan postes untuk mengetahui miskonsepsi siswa, lembar observasi

siswa, dan kuesioner.

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi

Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang

akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudab mengikuti

pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelab itu instrumen diukur tingkat

validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sehingga dapat dipertimbangkan

apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.

a. Uji Validitas

Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Uji validitas adalah

uj i kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya.

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

60

Untuk mengukur validitas soal dalarn penelitian ini menggunakan rumus

korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :5

r _ Mp-Mt IP1"" - SDt Vq

Keterangan :

fpbi = koefisien korelasi biserial

Mp rerata skor pada tes yang memiliki jawaban benar

M, = rerata skor total

S, = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q proporsi siswa yang menjawab salah

Berdasarkan pengujian validitas instrumen penelitian yang telah

disesuaikan dengan r tabel dari 40 butir soal pada siklus I, didapatkan soal

yang valid sebanyak 20 soal. Nomor soalnya adalah 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13,

16, 19,21,23,24,25,27,28,29,30,31,34, dan 40.6 Sedangkan pada

siklus II didapatkan soal yang valid sebanyak 20 soaI dari 30 soal. Nomor

soalnya adalah 1,5,6,7,9,10, II, 12, 14, 15, 16, 17, 18,20,21,22,23,

27,29, dan 30.7

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam

mengukur apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk

mengetahui apakah soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang

tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk

sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap

atau relatif sarna. Instrumen disebut reliabil mengandung arti bahwa

instrumen tersebut cukup baik sehingga marnpu mengungkap data yang

5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2005) h 79

~ Perhitungan lengkap di lampiran 21 - 23 h. 153-156

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

61

bisa dipercaya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dari

Kuder-Ricardison. Rumus yang digunakan adalah :8

~ :[_n] [S2 - L,pq]II n -I S'

Keterangan :

'i I = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20

p proporsi siswa yang menjawab benar

q proporsi siswa yang menjawab salah

n = banyaknya soal

S2 standar deviasi atau simpangan baku

Adapun kriteria pengujiannya :

rll = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi

rll = 0,71 - 0,90 = tinggi

rll = 0,41 - 0,70 = cukup

rll = 0,21 - 0,40 = rendah

rll = < 0,20 = tidak reliabil

Berdasarkan pengujian reliabilitas instrumen penelitian yang telah

disesuaikan dengan r tabel, didapatkan besarnya reliabilitas sola pada

siklus 1 dan siklus II yaitu sebesar 0,732 dan 0,75. Reliabilitas soal pada

siklus I dan siklus 11 tergolong dalam klasifikasi tinggi.9

c. Tingkat Kesukaran

Menentukan kriteria kesukaran menggunakan rumus :10

p=~JS

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

B = Jumlah siswa yangmenjawab benar

8 Suharsimi Arikunto, Gp. cil.• h 100':"perhitungan lengkap di lampiran 26-29 h. 159-162.

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

62

JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Kriteria tingkat kesukaran soal :

0,00 - 0,30 = Sukar

0,30 - 0,70 = Sedang

0,70 - 1,00 = Mudah

L. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung persentase

miskonsepsi digunakan rumus sebagai berikut :11

% = Jumlah Miskonsepsi XIOO%Total

Sedangkan untuk menghitung peningkatan penguasaan konsep siswa

diperoleh dari nilai gain ternormalisasi :12

N. Skorpostes - SkorPr etes

-gam =Skorideal- SkorPr etes

Dengan kategori perolehan :

g-tinggi : nilai «g» > 0,70

g-sedang : nilai 0,70 «g» 0,30

g-rendah : nilai «g» < 0,30

Setelah didapatkan data hasil pengurangan miskonsepsi dan

peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus 11 kemudian

dilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau Paired

Sample T Test. Paired Sample T Test berguna untuk melakukan pengujian

terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut "sampel

berpasangan" yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sarna.

Perhitungan uji-T dengan menggunakan program SPSS 10.0.

II Nina Susanty, Stud; Ten/ang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) A101 danPenggunaannya do/am Pokok Bahasan Sloikiomelri pada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi,Jurusan Kimia, FMJPA, IKIP, 1995) h. 31

12 David Meltzer, The Relationship Between Afathematics Preparationand ConceptualLearning Gain in Physics: A Posible "Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores",(Department ofPhysies and Astronomy, Low. State University, 2002)

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

63

Data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui aktivitas

siswa dalam belajar kelompok dikonversi ke dalam 3 jenjang, yaitu rendah,

sedang, dan tinggi. Skor yang terdapat pada lembar observasi dibagi ke dalam

5 kategori yang skornya bergerak dari 0 sid 4 dengan pemberian skor sebagai

berikut, SB (Sangat Baik) diberi skor 4, B (Baik) diberi skor 3, C (Cukup)

diberi skor 2, K (Kurang) diberi skor I, dan SK (Sangat Kurang) diberi skor O.

Lembar observasi berisi 5 poin aktivitas penilaian. Untuk memperoleh tebaran

skor maka jumlah aktivitas penilaian yang terdiri dari 5 poin dikalikan dengan

jUl111ah kategori dibagi jUl111ah jenjang sehingga diperoleh skor sebagai

berikut, 5 x 5 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 9. Sehingga didapatkan rentang

nilai adalah 0-8 termasuk kategori rendah, 9-17 termasuk kategori sedang, dan

18-26 termasuk kategori tinggiY Data hasil kuesioner dihitung persentase

j awaban ya dan tidak.

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Apabila setelah tindakan pertarna (siklus I) selesai dilakukan dan

belurn teljadi pengurangan rniskonsepsi siswa maka akan ditindaklanjuti untuk

l11elakukan tindakan selanjutnya (siklus II) sebagai rencana perbaikan

pernbelajaran.

13 Nyolllan Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada Mala Pe/ajaran Ekonomidengan Lembar Kelja Siswa dan Peman/aalan Lins;kuJ1s;an un/uk Meninf!katkan Pres/a.d Rr.>.!n;nr

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

BABIV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian dilakukan di kelas XI IPA dengan jumlah siswa sebanyak 23

orang, yang terdili dari 12 orang siswa putri dan I I orang siswa putra. Dari

hasil pengamatan peneliti dapat diketahui situasi kelas tergolong kelas yang

ramai atau gaduh dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, ada siswa

yang pendiarn dan ada yang aktif dalarn pembelajaran. Siswa memiliki latar

belakang keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini

kel11ungkinan menyebabkan perilaku siswa yang cenderung kurang peduli

terhadap guru. Walaupun demikian, siswa memiliki kepatuhan apabila dil11inta

melakukan ataupun mengerjakan tugas dari guru.

Berdasarkan hasil intervensi tindakan dengan menggunakan model

pel11belajaran kooperatifteknikjigsffil' diketahui bahwa hasil pretes dan postes

menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi yang berdampak pada

peningkatan penguasaan konsep siswa baik pada siklus I maupun siklus II.

Dari pengujian dua sampel tersebut (siklus I dan siklus II) diketahui bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada

siklus I dan siklus II.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Data hasil pengarnatan miskonsepsi diperoleh dari tes yang berupa

pretes, yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh mater! pelajaran

dan postes, yaitu tes yang dilakukan seteiah siswa mendapatkan mater!

pelajaran. Masing-masing tes diperiksa atau dikoreksi untuk mengetahui

jumlah miskonsepsi siswa. Kemudian dari hasil pretes dan postes tersebut

dianalisis dan diperbandingkan apakah telah terjadi pengurangan miskonsepsi

atau tidak. Apabila hasil pengurangan miskonsepsi yang teljadi tidak sesuai

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

65

dengan kriteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya

sebagai perbaikan pembelajaran.

C. Analisis Data

I. Miskonsepsi Siswa Pada Siklus 1dan Siklus II.

Dari hasil penelitian diperoleh data pretes dan postes yang bempa

jumlah miskonsepsi siswa dari 20 soal pilihan ganda pada siklus I dan

siklus II.

Tabel 7. Jumlah Miskonsepsi Siswa

pada Pretes dan Postes Siklus I

No Pretes Postes Min (-)

I 11 9 2

2 9 7 2

" II 7 4~

4 12 8 4

5 12 7 5

6 12 7 5

7 7 2 5

8 12 7 5

9 13 7 6

10 II 5 6

11 10 4 6

12 II 5 6

13 II 5 6

14 10 4 6

15 II 5 6

16 10 3 7

17 13 6 7

18 12 5 7

19 11 4 7,

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

66

20 11 3 8

21 12 4 8

22 13 4 9

23 13 4 9

0/0 56,1 26,52 29,58

Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan postes pada

siklus I menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase

sebesar 56, I% berkurang 29,58% menjadi 26,52%.

Tabel8. Jumlah Miskonsepsi Siswa

pada Pretes dan Postes Siklus II

No Pretes Postes Min (-)

I 10 5 5

2 13 7 6

3 12 5 7

4 13 6 7

5 12 5 7

6 14 6 8

7 13 5 8

8 II " 8J

9 12 4 8

10 12 4 8

II 13 5 8

12 II 3 8

13 II 2 9

14 15 6 9

15 II 2 9

16 11 2 9

17 13 " 10J

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

67

18 14 4 10

19 14 3 II

20 13 2 11

21 13 2 11

22 14 3 II

23 17 3 14

% 63,48 19,57 43,91

Dari tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan pastes pada

siklus II menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase

sebesar 63,48% berkurang 43,91% menjadi 19,57%. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi

miskonsepsi siswa baik siklus 1dan siklus II pada pembelajaran biologi.

Setelah didapati data hasil pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan

siklus II kemudian diIakukan pengujian dua sampeI dengan menggunakan uji­

T atau paired sample T test.

Tabel 9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi

Paired Difference

t df Sig.

MeanStd. Std. Error (Hailed)

Deviation MeanPair 1 Minl- Min 2 -2,86967 0,75705 0,15786 -18,178 22 0,000

Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Rata­

rata pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II adalah sebesar ­

2,86957 dengan standar kesalahan rata-rata 0,15786. Simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 0,75705, t hitung -18,178 dengan derajat kebebasan

(df) 22 pada taraf kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada pengujian dua

ekor dengan signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat

perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan

siklus II. (Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis jika signifikansi

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

68

dibawah atau sarna dengan 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak ).

Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat

dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat

kesalahan 5% atau kepercayaan 95% sedangkan pengujian dilakukan dengan

menggunakan dua pihak didapat t tabel sebesar 2,074. Nilai t hitung lebih

besar dari t tabel (18,178> 2,074) maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga

dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan

miskonsepsi pada siklus I dan siklus II. Untuk memperrnudah dimana

kedudukan t hitung dan t tabel maka dibuat garnbar sebagai berikut :

..-. .....------........, ../ ",, ~ ~/< ~~

v'\.. ~/ " j

/'" ~., !

/.. \.,/../X(

/ ... ;,'\.....-;,/ i i ~_.

~'.::":'"_._j._ ~_. "._L

-18,178 -2,074 18, I78 2,074

Gambar 7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

2. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus I dan Siklus II.

Setelah terjadi pengurangan miskonsepsi, kemudian dianalisis

tingkat penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II.

Tabel 10. Penguasaan Konsep Siswa pada SikIus I dan Siklus II

Siklus I Siklus IfPretes Postes N-Gain Pretes Postes N-Gain

1 45 55 0,181818 50 75 0,52 55 65 0,222222 25 65 0,5333333 40 60 0,333333 35 70 0,5384624 45 65 0,363636 35 70 0,5384625 40 65 0,416667 35 70 0,5384626 40 65 0,416667 30 70 0,5714297 An ,,~ f'\ A'" acc:'7 ,n -- - ------

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

69

8 35 65 0,461538 40 75 0,5833339 35 70 0,538462 45 80 0,63636410 45 75 0,545455 40 80 0,66666711 45 75 0,545455 35 80 0,69230812 45 75 0,545455 30 80 0,71428613 45 75 0,545455 45 85 0,72727314 40 75 0,583333 40 85 0,7515 50 80 0,6 15 80 0,76470616 50 80 0,6 30 85 0,78571417 45 80 0,636364 30 85 0,78571418 40 80 0,666667 45 90 0,81818219 35 80 0,692308 45 90 0,81818220 35 80 0,692308 45 90 0,81818221 50 85 0,7 35 90 0,84615422 65 90 0,714286 35 90 0,84615423 45 85 0,727273 35 90 0,846154

Rata-rata 43,91304 73,47826 0,528059 36,52174 80,43478 0,691428

Dari tabel 10 diatas dapat diketahui tingkat penguasaan konsep siswa pada

siklus 1 dan siklus II. Hasil pretes siklus 1 didapatkan rata-rata penguasaan

konsep siswa 43,91 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep

siswa 73,48. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung

tampak dari rata-rata N-gain siklus 1 sebesar 0,53 dengan kategori sedang.

Sehingga dapat disimpulkan te1ah teljadi peningkatan penguasaan konsep

siswa pada siklus I dari hasil pretes ke postes. Hasil uji komparasi rata-rata

pretes dan postes siklus I diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. I Begitu juga

dengan siklus II, penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan.

Didapatkan hasil pretes pada siklus II rata-rata penguasaan konsep siswa

sebesar 36,52 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep siswa

80,43. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung tampak dari

rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Basil uji

komparasi rata-rata pretes dan postes siklus II diperoleh hasil bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.2

I Liha! tabel 21 pada lampiran 5 h.1 05, Liha! tabel 22 pada lampiran 5 h.1 05

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

70

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw efektif

dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II

sebagai dampak dari berkurangnya miskonsepsi.

Setelah didapat data hasil peningkatan penguasaan konsep siswa pada

siklus I dan siklus II kemudian dilakukan pengujian dua sampel dengan

menggunakan ilji-T aiau paired sample T test. Basil paired sample statistic

dapat dilihat pada tabel II di bawah ini :

TabellI. Paired Samples Statistic

Mean N Std. Std. Error

Deviation Mean

N-gain I 0,5281 23 0,15427 0.03217

N-gain 2 0,6914 23 0,12092 0,02521

Pada paired sample statistic didapatkan rata-rata N-gain siklus I 0,5281,

standar deviasi 0,15427, dan standar kesalahan rata-rata 0,3217. Banyaknya

siswa (N) adalah 23. Sedangkan rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,6914,

standar deviasi 0,12092, dan standar kesalahan rata-rata 0,2521. Banyaknya

siswa (N) adalah 23.

Tabel 12. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep

Paired Difference Sig.

Std.Std. t df (Hailed)

Mean ErrorDeviation Mean

Pair 1 N-gain 1- -0.16337 0,05429 0,01132 -14,431 22 0,000N-gain 2

Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Rata­

rata N-gain siklus I dan siklus II adalah sebesar -0,16337 dengan standar

kesalahan rata-rata 0,011326. Simpangan baku atau standar deviasi sebesar

0,05429 dan t hitung -14,431 dengan derajat kebebasan (dt) 22 pada taraf

kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada Demmiian dll~ "I",r rl"nMn

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

7J

signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara N-gain siklus I dan N-gain siklus II.

Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat

dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat

kesaJahan 5% atau kepercayaan 95% didapat t tabel sebesar 2,07. Nilai t

hitung lebih besar dari t tabel (14,431 > 2,07) maka Ho ditolak dan Hi

diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan

antara N-gain siklus I dan siklus II.

3. Aktivitas Siswa dalarn Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.

Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan

siklus II dari 5 poin pedoman observasi yang telah dilakukan setelah itu

dicatat dan dianalisis dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.

Tabcl13. Aktivitas Siswa dalam Pcmbclajaran SikIus I dan SikIus II

SikIus I SikIus II

No Pcrtcmuan Pcrtcmuan

1 2 3 1 2

I. Mengikuti diskusi dengan aktif 1 2 3 4 4

2. Menjelaskan materi kepada ternan 1 2 2 3 3

3. Mendengarkan/memperhatikan 1 3 3 4 4penielasan guru/ternan

4. Partisipasi dan kontribusi 0 I 2 4 3

5. Bertanya kepada ternan/guru I I 2 4 4

Jumlah 4 9 12 19 18

Rata-rata 8,3 18,5

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

72

Dari tabel 13 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Didapatkan hasil

perhitungan nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembeliljaran siklus I sebesar

8,3 tennasuk kategori rendah sedangkan rata-rata aktivitas siswa dalam

pembelajaran siklus II sebesar 18,5 tennasuk kategori tinggi.

4. Respon atau tanggapan siswa mengenai model pembelajaran kooperatif

teknikjigsaw.

Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada siswa setelah akhir

pembelajaran didapatkan respon atau tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif teknikjigsaw, sebagai berikut :

Tabel14. Respon Siswa Terhadap

Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

No Kegiatan Ya Tidak(%) (%)

I Apakah kamu menyukai metode pembelaiaran ini? 87 I32 Apakah penggunaan metode pembeliljaran ini sesuai 96 4

untuk menyampaikan materi tentang sel?3 Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan 30 70

metode pembelajaran ini?4 Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu 74 26

semangat untuk mempelajari IPA (biologi)?5 Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode 78 22

pembelajaran ini?6 Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode 30 70

pembelajaran ini?7 Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik 70 30

kepada temanmu dalam metode pembelajaran ini?8 Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan 74 26

materi dari ternan dalam metode ini?9 Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah 74 26

menggunakan metode pembelajaran ini?10 Apakah masih terdapat materi yang belum dipahami 26 74

setelah menggunakan metode pembeliljaran ini?

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

73

Dari tabel 14 di atas dapat diketahui respon atau tanggapan siswa

terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam

menyampaikan materi tentang sel. Sebesar 87% siswa menyukai metode

pembelajaran ini dan 13% siswa tidak suka. Hal ini disebabkan karena siswa

lebih semangat jika pembelajaran disajikan dengan berbagai macanl variasi

pembel!\iaran salah satunya adalah belajar kelompok. Dengan belajar

kelompok siswa dapat berdiskusi dengan ternan yang lain, saling membantu

satu sarna lain, dan bertukar pikiran sehingga siswa tidak merasa jenuh dan

bosan dalam belajar.

96% siswa menanggapi penggunaan metode pembelajaran ini sesuai

untuk menyampaikan materi tentang sel dan 4% siswa menanggapi

penggunaan metode pembelajaran ini tidak sesuai untuk menyampaikan

materi tentang sel. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sangat cocok

untuk menyampaikan materi tentang sel karena pada isi materi terdapat topik­

topik seperti struktur dan fungsi sel yang membahas organel sel dan transpor

pada membran yang membahas difusi, osmosis, transpor aktif dan traspor

pasif. Semua topik tersebut dalam pembahasannya sangat terperinci dan

sistematis. Dengan begitu masing-masing siswa bisa mendapatkan satu topik

unluk dibahas dan siswa bisa lebih fokus membahas topik tersebut.

Sebanyak 30% siswa merasa kesulitan belajar dengan menggunakan

metode ini dan 70% siswa merasa tidak kesulitan belajar dengan

menggunakan metode ini. Karena metode teknik jigsaw bukanlah metode

pembelajaran yang pertama kali dilakukan siswa dalam pembelajaran.

Sebelumnya siswa sudah pemah belajar dengan menggunakan metode ini

sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar karena sudah terbiasa.

Selain ilu guru dalam pembel!\iaran selalu menerapkan melode belajar

kelompok.

74% metode pembel!\iaran ini membuat siswa semangat untuk

mempelajari IPA (biologi) dan 26% siswa tidak semangat mempelajari IPA

(biologi). Dalam pembel!\iaran IPA guru sudah seharusnya menggunakan

berbagai macam metode pembelaiaran yang lebih variatif dan tidak hanvn

Page 88: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

74

mengandalkan dengan satu metode saja yaitu metode ceramah, tetapi guru

dapat menggunakan metode lain seperti belajar kelompok, praktikum,

berdemonstrasi, dan lain-lain sehingga dapat menumbuhkan semangat siswa

dalam mempelajari IPA.

Sebanyak 78% Slswa aktif mengikuti lahapan dalam metode

pembelajaran ini dan 22% Hiswa tidak aktif. Tahapan dalam pembelajaran

teknik jigsaw memang menuntut siswa untuk belajar lebih aktif karena setiap

siswa mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harns dijalankan untuk

keberhasilan kelompok.

30% siswa merasa jenuh dengan metode pembelajaran ini dan 70%

tidak. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw membuat siswa tidak

jenuh dalam belajar karena aktivitas pembelajaran dalam metode ini

sepenuhnya dilakukan siswa atau berpusat pada siswa (students centered).

Dengan begitu setiap siswa akan merasa senang dalam belajar karena mereka

mempunyai peran dan tugas masing-masing.

70% siswa dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya

dan 30% siswa tidak dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya.

Pembelajaran teknik jigsaw memberikan kontribusi yang baik untuk siswa

karena dapat melatih siswa mengungkapkan argumen dan gagasannya di

hadapan teman yang lain dalam menjelaskan sebuah materi pelajaran.

74% siswa merasajelas mendapatkan penjelasan materi dari temannya

dan 26% tidak. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah materi pelajaran benar­

benar dapat dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang

lain karena siswa mempunyai kesamaan gaya bahasa sehingga proses

penyampaian materi dapat beIjalan dengan baik.

74% siswa memallami materi dengan baik setelah menggunakan

metode pembelajaran ini dan 26% tidak. Tahapan-tahapan dalam teknik

jigsaw membuat siswa memahami materi dengan baik karena dalam

pelaksanaannya dari setiap tahapan terjadi penjelasan materi secara berulang­

ulang yaitu pada lahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan

presentasi. Setelah presentasi guru iu[!a meniell"lmn mMpM 1rp~h~l;

Page 89: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

75

Sebanyak 26% masih ada materi yang belum dipahami siswa dan 74%

tidak ada. Model pembelajaran teknik jigsaw bermii dapat membuat siswa

memahami materi dengan baik.

D. Interpretasi Hasi! Analisis

Interpretasi hasil analisis penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing

siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Berikut

ini interpretasi hasil analisis penelitian dm'i masing -masing tahap :

1. SIKLUS I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

I) Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada minggu ke-2 pada

tahun pelajaran 2007/2008 berlangsung yaitu hari Selasa tanggal

24 Juli-2 Agustus 2007.

2) Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dalmlu dipersiapkan

skenario pembelajaran, instrumen penelitian, lembar observasi, dan

dokumentasi yang sebelumnya telah didiskusikan dan disepakati

bersaIlla guru bidang studio

3) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari

5 siswa. Pembagim1 kelompok dan penentuan topik diskusi

ditentukan oleh guru.

4) Untuk siklus I direncanakan menjadi 4 kali pertemuan dengan sub

konsep struktur dan fungsi sel.

5) Bahan, alat, dan media pembelajaran dipersiapkan seperti

trm1sparansi, OHP, dan model sel yang terbuat dari gabus.

6) Pemberian tugas kelompok, yaitu membuat model sel, baik sel

hewan maupun sel tumbuhan.

7) Kriteria keberhasilan perubahan miskonsepsi adalah teljadinya

pengurangan miskonsepsi dari hasil pretes ke hasil postes sebesar

40%.

Page 90: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

76

b. Tahap Pelaksanaan (Action)

I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes

mengenai stmktur dan fungsi sel.

2) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran akan

menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan gambaran tentang

teknik Jigsaw.

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan

menentukan topik diskusi.3

4) Siswa berbagi tugas dalarn satu kelompok untuk mengkaji topik

yang berbeda

5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sarna

6) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna).

7) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal

dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok allli

(diskusi kelompok asal).

8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan berlangsung kegiatan

tanyajawab.

9) Guru mengarnatijalarmya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa

saja yang terjadi.

10) Gum menerangkan materi kembali.

II) Postes tentang stmktur dan fungsi sel.

c. Tahap Observasi

I) Hasil pretes dari 20 soal pilihan ganda didapatkan rata-rata

miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56, I% dan rata-rata

penguasaan konsep siswa 43,91 Dari hasil ini dapat diambil

kesirnpulan bahwa rata-rata siswa dalam kelas ini mempunyai

kemarnpuan yang hampir merata, yaitu dianggap sernua

berangkat dari pengetahuan yang relatif sarna dan belum

Page 91: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

77

menguasai konsep yang akan disampaikan dengan baik.

2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I termasuk kategori

rendah. Diskusi kelompok ahli belum berjalan dengan baik

karena masih terdapat beberapa siswa yang belum memiliki buku

paket sehingga diskusi kurang aktif. Siswa belum memiliki rasa

tanggung jawab sebagai anggota kelompok, sebagian dari mereka

ada yang hanya mengandalkan ternan yang memiliki buku paket.

3) Begitu juga dengan diskusi kelompok asal, didapatkan beberapa

siswa tidak memperhatikan ternan yang sedang menjelaskan

materi, siswa sibuk mengobrol dan bercanda.

4) Untuk bahan referensi hanya terbatas pada buku paket yang

dimiliki siswa sehingga materi kurang berkembang.

5) Pada saat kegiatan bel1\iar mengajar berlangsung ditemukan

beberapa miskonsepsi yang diungkapkan siswa, di antaranya, sel

hewan termasuk sel prokariotik dan sel tumbuhan termasuk sel

eukariotik, sel hewan tidak memiliki membran sel, sel eukariotik

adalah sel yang tidak memiliki dinding sel karena struktumya

masih sangat sederhana dan berukuran sangat kecil, vakuola pada

sel tumbuhan merupakan tempat berlangsungnya proses

fotosintesis, dan model sel tumbuhan yang ditunjukkan guru

diidentifikasi sebagai sel hewan.

6) Pada saat presentasi, siswa belum memiliki keberanian untuk

berbicara di depan kelas sehingga harus dimotivasi. Tetapi, untuk

pertemuan selanjutnya sudah dapat ditingkatkan.

7) Saat presentasi tidak ditemukan miskonsepsi pada siswa karena

siswa menyajikan materi cenderung membaca buku paket atau

textbook. 4

8) Pada saat tanya jawab untuk pertemuan pertama ditemukan satu

miskonsepsi siswa karena hanya satu siswa saja yang

mengajukan pertanyaan. Miskonsepsinya adalah Amoeba dan

Page 92: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

78

Paramecium termasuk sel hewan. Untuk pertemuan selanjutnya

sudah banyak siswa yang bertanya.

9) Meskipun untuk pertemuan selanjutnya sudah banyak siswa yang

bertanya tetapi tanya jawab kurang berkembang, sekali tanya

sekali jawab selesai.

10) Teknik bertanya to the point, jika menjawab pertanyaan sibuk

membuka-buka buku.

II) Dari tugas yang diberikan kepada siswa untuk membuat model

sel, ditemukan miskonsepsi pada siswa. Beberapa kelompok ada

yang memberikan ribosom di atas permukaan semua organel sel

(dengan memberikan titik-titik hitam di permukaan organel).

Padahal tidak semua organel memiliki ribosom, hanya retikulum

endoplasma kasar saja yang permukaannya memiliki ribosom.

12) Pada pertemuan terakhir diadakan pastes. Hasil tes dari 20 soal

didapatkan rata-rata miskonsepsi siswa berkurang 29,58%

menjadi 26,52% dan rata-rata penguasaan konsep siswa

meningkat menjadi 73,48 dengan besarnya peningkatan

penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus I sebesar 0,53

termasuk kategori sedang. Dari hasil tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa telall terjadi pengurangan miskonsepsi siswa

sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa

dari hasil pretes ke pastes, tetapi hasil pengurangan miskonsepsi

belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu sebesar 40%.

13) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi struktur dan

fungsi sel (siklus I) dapat dilihat pada tabel IS di bawal1 ini.

Page 93: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Tahel15. Miskonsepsi Siswa padaMateri Struktur dan Fuugsi Sci (Siklus I)

! No. Miskonsepsi Seharusnya

II. Sel eukariotik adalah sel yang tidak Sel eukariotik adalah sell11el11iliki membran inti karena yang memiliki membranmembran intinya melindungi sel inti karena inti selnyaeukariotik. sudah diselubungi oleh

membran.2. Sel eukariotik adalah sel yang Sel eukariotik adalah sel

l11empunyai nukleus (inti sel) untuk yang mempunyai nukleus, l11elindungi membran intinya. (inti sel) yang berfungsi

untuk mengatur seluruhaktivitas seI.

3. Sel eukariotik tidak mempunyai Sel eukariotik mempunyaimembran inti sedangkan yang membran inti sedangkanmempunyai membran inti merupakan yang tidak mempunyaisel prokariotik. membran inti merupakan

sel prokariotik.4. Bakteri tidak termasuk sel prokariotik Bakteri termasuk sel

dan memiliki membran inti. prokariotik dan tidakmemiliki membran inti.

5. Senyawa penyusun dinding sel adalah Senyawa penyusun dinding, fosfolipid karena fosfolipid merupakan sel adalah selulosa yang

bagian dari karbohidrat. merupakan senyawakarbohidrat. Fosfolipidbukan bagian darikarbohidrat tetapi bagiandari lemak.

6. Fungsi dari membran plasma adalah Fungsi dari membranmelindungi sel karena terdiri dari plasma adalah mengaturprotein, karbohidrat, dan lipid yang keluar masuknya zat-zatmemperkuat pertahanan bagi seI. dari dalam dan ke luar seI.

7. Membran plasma membentuk sintesis Membran plasma tidakprotein dan lipid membentuk sintesis protein

, dan lipid.8. Membran sel berfungsi untuk sintesis Membran sel berfungsi

protein. untuk mengatur keluarmasuknya zat-zat daridalanl dan ke luar seI.

9. Nama lain dari karbohidrat adalah Nama lain dari karbohidratfosfolipid. adalah glukosa.

79

Page 94: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

10. Nukleus bertanggungjawab terhadap Nukleus bertanggungrespirasi sel. jawab untuk mengatur

seluruh aktivitas sel.II. Vakuola mengatur seluruh kegiatan sel Vakuola berfungsi untuk

menyimpan cadanganmakanan.

12. Sel tumbuhan tidak memiliki ribosom, Sel tumbuhan memilikimitokondria, dan badan golgi. ribosom, mitokondria, dan

badan golgi.13. Fotosintesis bagian dari plastida. Fotosintesis bukan bagian

dari plasMa melainkanplastida sebagai tempatterjadinya fotosintesiskarena di dalamnyaterdapat membran tilakoid.

14. Plastida berhubungan dengan tilakoid Di dalam plastida terdapatuntuk melakukan fotosintesis. membran tilakoid yang

merupakan tempatberlangsungnya prosesfotosintesis, yangmelakukan fotosintesisadalah tumbuhan.

15. Retikulum endoplasma memiliki Retikulum endoplasmabanyak ribosom dan berperan dalam memiliki banyak ribosompembentukanjaringan epitel dan berperan dalam sintesis

protein.16. Organel yang bertanggungjawab atas Organel yang bertanggung

berlangsungnya pemapasan sel adalah jawab atas berlangsungnyadinding sel karena terdapat di luar pemapasan sel adalahorganel. mitokondria.

17. Organel yang mengatur seluruh Organel yang mengaturkegiatan sel yaitu mikrofilamen. seluruh kegiatan sel yaitu

nukleus (inti sel).18. Organel pada sel tumbuhan yang Organelpadaseltumbuhan

menjadi tempat proses fotosintesis yang menjadi tempatadalah vakuola proses fotosintesis adalah

plastida.19. Virus termasuk sel hewan. Virus tidak termasuk

makhluk hidup dan tidakdigolongkan sebagai sel.

80

Page 95: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

81

d. Tabap Refleksi

I) Hal-hal yang sudah baik menurnt peneliti pada siklus pertama

ini adalah penggunaan metode diskusi kelompok dan

presentasi.

2) Kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi siswa pada

siklus [ belum ten:apai. Pengurangan miskonsepsi yang

diharapkan sebesar 40% tetapi hanya berkurang 29,58%

sehingga periu diperbaiki pada siklus ke dua.

3) Kekurangan yang harns diperbaiki pada siklus pertama ini

adalah pada saat diskusi, siswa harns berperan aktif dalam

ke1ompoknya dan tidak dibenarkan untuk mengobrol ataupun

bercanda. Dengan berperannya siswa dalam anggota kelompok

sebagai pemberi penjelasan maka siswa mempunyai kesamaan

gaya bahasa schingga penje1asan materi lebih mudah diterima

atau dipahami dan proses penyampaian materi dapat beJja1an

dengan baik. Dengan begitu diharapkan akan menumbuhkan

sikap tanggung jawab dalam diri setiap siswa.

4) Untuk referensi, siswa tidak dibatasi pada buku paket yang

dimiliki siswa saja tetapi bisa dari berbagai sumber lain

sehingga siswa bisa mendapatkan informasi lebih banyak

mengenai materi yang dipel~ari. Selain itu diharapkan pada

saat presentasi, siswa dapat menguasai materi dengan baik.

5) Pada saat presentasi, siswa cendernng membaca (textbook)

dengan mengungkapkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang

sudah ada sehingga sulit untuk mendeteksi miskonsepsi. Untuk

siklus ke dua diharapkan tidak demikian, siswa harns dapat

mengungkapkan gagasannya di depan kelas berdasarkan hasil

diskusi tanpa melihat buku sehingga peneliti dapat dengan

mudah mendeteksi miskonsepsi.

6) Ketidak berhasilan pengurangan miskonsepsi pada siklus I

dikarenakan pada saat oembelaiaran "i"Ul~ t;r1~1r ~a"'.~'

Page 96: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

82

dikarenakan pada saat pembel'\iaran slswa tidak melihat

struktur sel secara langsung melalui pengamatan mikroskop

melainkan hanya melihat model-model sel yang terbuat dari

gabus yang dibawa oleh guru. Sehingga masih ditemukan

konsep-konsep yang salah pada siswa.

7) Agar siklus selanjutnya kriteria keberhasilan pengurangan

miskonsepsi tercapai, maka perlu penambahan metode

pembel'\iaran yang dapat melibatkan langsung siswa dengan

obj\k yang dipelajari.

8) Metode praktikum dapat digunakan sebagai perbaikan

pembelaj aran pada siklus ke dua selain penggunaan metode

diskusi dan presentasi. Dengan melakukan praktikum atau

pengamatan, siswa dapat dengan mudah diarahkan untuk

menemukan kebenaran fakta-fakta, konsep-konsep, dan teori­

teori berdasarkan dengan apa yang siswa lihat dan temukan.

Dengan begitu diharapkan siswa yang memiliki miskonsepsi

dapat dengan mudah memperbaiki konsepnya menjadi konsep

yang benar. Selain itu jika siswa sudah memiliki konsep yang

benar maka siswa dapat dengan mudah mengungkapkan

gagasannya di depan kelas tanpa harus melihat buku.

e. Kcputusan

Dari hasil refleksi pada siklus I ini maka dapat diambil

keputusan, karena pada siklus I kriteria keberhasilan pengurangan

miskonsepsi belum sesuai dengan angka pengurangan yang

diharapkan jadi dapat dilanjutkan ke siklus II sebagai perbaikan

pembelajaran. Perbaikan pembelajarannya adalah :

l) Mengajak siswa melakukan praktikum/pengamatan secara

langsung mengenai materi yang akan dibahas pada siklus ke

dua.

Page 97: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

83

menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep sehingga

dapat ll1eluruskan konsep-konsep siswa yang salah, selain itu

dapat ll1ell1perbaiki kualitas presentasi siswa dengan tidak lagi

ll1ell1baca buku (textbook).

3) Presentasi dapat meningkatkan kemampuan berekspresi lisan

sehingga dapat ll1elatih siswa ll1engungkapkan gagasannya di

depan kelas.

2. SIKLUS II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

I) Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada peliemuan

selanjutnya setelah siklus I berakhir, yaitu hari Selasa tanggal 7- 21

Agustus 2007.

2) Peneliti bertindak sebagai peneliti yang mengobservasi kegiatan

belajar ll1engajar dari awal sall1pai akhir pembelajaran di kelas.

Sedangkan yang menjadi guru adalah mahasiswa PPL program

akta IV Jurusan Pendidikan Biologi UIN Jakarta.

3) Pembagian kelompok sama sepelii siklus I, yaitu terbagi menjadi 5

kelompok dan masing-masing keIompok terdiri dari 5 orang siswa.

4) Dalam pelaksanaannya siklus II direncanakan menjadi 3 kali

pertemuan dengan sub konsep transpor pada membran.

5) Bahan, alat, dan media pembeIajaran dipersiapkan sepelii

ll1ateri/bahan ajar, laptop, in/oeus, kentang, telur, teh, gula, garall1,

ll1inyak wangi, air, dan sebagainya (sebagai bahan praktikull1).

6) Melaksanakan praktikum untuk topik difusi dan osmosis.

7) Kriteria keberhasilan untuk siklus II ini, yaitu terjadi pengurangan

miskonsepsi dengan jumlah lebih besar bila di bandingkan siklus 1.

Page 98: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

84

b. Tahap Pelaksanaan (Action)

I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes

mengenai transpor pada membran.

2) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa materi ini alcan

menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan ganlbaran tentang

teknik Jigsaw.

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan

menentukan topik diskusi.5

4) Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji topik

yang berbeda.

5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sama

6) Siswa yang mendapat topik difusi dan osmosis melakukan

praktikum atau pengamatan.

7) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna).

8) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal

dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok ahli

(diskusi kelompok asal).

9) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan tanya jawab

berlangsung.

10) Guru menganlati jalannya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa

saja yang terjadi

II) Guru menerangkan materi kembali.

12) Postes tentang transpor pada membran.

13) Pemberian kuesioner mengenai model pembelajaran kooperatif

teknik Jigsaw.

c. Tahap Observasi

I) Hasil pretes dari 20 soal didapatkan rata-rata miskonsepsi secara

keseluruhan adalah 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa

Page 99: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

85

36,52. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa siswa belum

menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan masih

banyak terdapat miskonsepsi siswa pada materi ini. Rata-rata

miskonsepsi siswa pada pretes siklus II memiliki jumlah yang lebih

besar jika dibandingkan dengan pretes siklus I yang hanya sebesar

56,1%.

2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 11 menunjukkan arah

yang baik dan termasuk kategori tinggi. Diskusi kelompok ahli

sudah beljalan dengan baik. Semua siswa sudah memiliki buku

paket sebagai sumber referensi selama diskusi berlangsung, bal1kan

siswa sudah memiliki sumber referensi lain dari berbagai buku

walaupun hanya berbentuk fotokopi.

3) Pada saat praktikum, siswa mengikuti kegiatan dengan baik. Hal

ini dapat dilihat dari keseriusan siswa dalam mengamati dan

memahami proses terjadinya difusi dan osmosis. Selain itu, guru

juga ikut membimbing siswa selama praktikum berlangsung.

4) Diskusi kelompok asal juga sudah berjalan dengan baik. Siswa

sudah memperhatikan teman-temannya dalam menjelaskan materi

bahkan siswa mendengarkan dengan sebaik-baiknya, dan

menunjukkan rasa keingintahuan yang besar.

5) Berbekal hasil praktikum, siswa dapat menemukan kebenaran

fakta-fakta dan konsep-konsep yang ada serta dapat denagn mudah

diingat di benak siswa dalam waktu yang lama. Dengan begitu

memudahkan siswa untuk memperbaiki konsep yang salall menjadi

konsep yang benar karena siswa mengetahui kebenaran konsep

berdasarkan apa yang ia lihat dan temukan.

6) Dengan praktikum, kelompok yang mendapatkan topik difusi dan

osmosis pada saat presentasi sudah tidak membaca buku (textbook)

lagi.6 Lain halnya dengan kelompok yang mendapatkan topik

transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok

Page 100: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

86

transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok

masih ada yang textbooklmembaca buku pada saat presentasi.

Walaupun begitu presentasi pada siklus II ini sudah menunjukkan

arah yang lebih baik bila dibandingkan pada siklus I.

7) Pada saat presentasi, siswa sudah tidak dimotivasi lagi. Mereka

sudah mempunyai inisiatif untuk maju sendiri ke depan kelas.

8) Tanya jawab sudah mulai berkembang. Siswa sudah banyak yang

bertanya. Pertanyaan dari siswa lain sudah dapat dijawab dengan

baik tanpa sibuk membuka-buka buku. Ada siswa yang bertanya,

ada juga yang menambahi/menjawab pertanyaan teman meskipun

bukan kelompok yang sedang presentasi.

9) Penanya lebih merata dari seluruh kelompok sebagai akibat

instruksi dari guru. Pada saat tanya jawab ditemukan beberapa

miskonsepsi siswa, yaitu konsentrasi larutan garam lebih rendah

bila dibandingkan konsentrasi air; zat cair adalah zat yang paling

mudah berdifusi; jika konsentrasi di dalam sel lebih tinggi

dibandingkan di luar sel maka sel akan menyusut atau terjadi

plasmolisis, sebaliknya sel akan pecah atau terjadi hemolisis jika

konsentrasi di dalam sellebih rendah dibandingkan di luar sel.

10) Pada saat pembelajaran guru menyajikan materi disertai gambar­

gambar melalui komputer mengenai proses terjadinya difusi,

osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Hal itu terlihat

sangat menarik siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru

dan siswajuga lebih mudah memahami materi dengan baik.

II) Pada pertemuan terakhir siklus diadakan postes. Hasil tes dari 20

soal adalah rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah

19,57% berkurang 43,91 % dan rata-rata penguasaan konsep siswa

meningkat menjadi 80,43 dengan besarnya peningkatan

penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 termasuk

kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan

Page 101: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

87

berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa, bahkan

pengurangan miskonsepsi dalam jumlah lebih besar bila

dibandingkan siklus I dan telah sesuai dengan target yang

diharapkan.

12) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi transpor pada

membran (siklus II) dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.

TabeI 16. Miskonsepsi Siswa padaMateri Transpor pada Membran (Siklus II)

No. Miskonsepsi Seharusnya

I. Osmosis adalah perpindahan zat Osmosis adalah perpindahandari konsentrasi tinggi zat dari konsentrasi rendah(hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis) ke konsentrasi(hipotonis). tinggi (hipertonis).

2. Mengkerutnya sel darah merah Mengkerutnya sel darah merahbukan mempakan peristiwa mempakan peristiwa osmosis.osmosis.

0 Membran semi permeabel adalah Membran semi permeabelJ.

membran yang digunakan sebagai adalah membran yangkeluar masuknya sel. digunakan untuk menyeleksi

zat-zat yang akan masuk kedalam sel.

4. Membran semi permeabel hanya Membran semi permeabeldapat dilewati oleh molekul gula tidak dapat dilewati olehdan protein karena molekulnya molekul gula dan proteinsederhana. karena molekulnya kompleks.

5. Membran semi permeabel hanya Membran semi permeabeldapat dilewati oleh molekul hanya dapat dilewati olehberkonsentrasi tinggi yaitu molekul berkonsentrasi rendahdilakukan oleh osmosis. seperti air.

6. Plasmolisis adalah peristiwa Plasmolisis adalah pensllwameningkatnya kadar air di dalam menumnnya kadar air di dalamsel. sel karena lamtan di luar sel

berkonsentrasi ti'nggi(hipertonis) sehingga sel akanmenvw:nlt

Page 102: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

7. Sel mengalami plasmolisis apabila Sel mengalami plasmolisisterlalu banyak air masuk ke dalam apabila terlal u banyak air kesel maka sel akan luar sel maka sel akanmengembanglmenggelembung menyusut/mengerut.dan pecah.

8. Transpor pasif adalah transpor Transpor pasif adalah transporpada membran tanpa pada membran tanpamenggunakan energi untuk menggunakan energi untukmengeluarkan/memasukkan mengeluarkan/memasukkanmolekul-molekul melalui molekul-molekul melaluimembran plasma melawan membran plasma tanpaperbedaan konsentrasi. melawan perbedaan

konsentrasi.

9. Transpor aktif adalah transpor Transpor aktif adalah transporpada l11el11bran yang pada l11el11bran yangmenggunakan energl untuk menggunakan energi untukmengeluarkanlmemasukkan mengeluarkan/memasukkanmolekul-molekul tanpa melalui molekul-molekul melaluil11embran plasma dari konsentrasi mel11bran plasma daritinggi ke konsentrasi rendah. konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi.10. Fagositosis telmasuk transpor Fagositosis termasuk transpor

Dasif. aktif.II. Peristiwa difusi akan berakhir Peristiwa difusi akan berakhir

ketika tercapai larutan yang ketika tercapai larutan yanghipotonis. isotonis (konsentrasi sama).

12. H20 l11erupakan zat terlarut yang H2O merupakan zat terlamttidak dapat atau sulit melewati yang dapat dengan mudahmembran pada proses difusi. melewati membran pada proses

difusi.

13. H2O merupakan zat yang berupa l-hO merupakan zat yanggas. berupa cair.

14. Endositosis terjadi pada peristiwa Endositosis terjadi padapengeluaran zat sisa oleh sel peristiwa pemasukkan zat-darah. zat/partikel-partikel ke dalam

sel.15. Peristiwa penyerapan air oleh Peristiwa penyerapan air oleh

bulu-bulu akar termasuk proses bulu-bulu akar termasukdifusi. proses osmosis.

88

Page 103: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

89

----r-c~___;-__:__;:__,_--~_;_j-_;::_--:-"~~=_+___;~16. Osmosis terjadi tanpa melalui Osmosis terJa melalui

membran plasma. membran plasma.

17.

18.

19.

Tempat masuknya sel disebuthipolonis, tempat keluarnya seldisebut hiperlonis.

Plasmolisis merupakan penstIwadi mana sel rusak akibat terlalubanyak air, oleh karena ituplasmolisis tidak boleh terlalubanyak air yang masuk.

C6H I206 zat yang dapat denganmudah melewati membran padaproses difusi karena molekulnyasederhana.

Sel dengan konsentrasi rendahdisebut hipolonis sedangkansel dengan konsentrasi tinggidisebut hiperlol1is.Plasmolisis merupakanperistiwa di mana selmenyusutlmengerut akibatterlalu banyak air yang keluardari dalam sel.

C6H I206 zat yang tidak dapatmelewati membran pada prosesdifusi karena molekulnyakompleks.

d. Tahap Refleksi

I) Miskonsepsi siswa mengalami pengurangan pada setiap siklusnya.

Pada siklus II kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi telah

tercapai, yaitu sebesar 43,91 % dan pengurangan miskonsepsi

mencapai jumlah yang lebih besar bila dibandingkan siklus I yang

hanya sebesar 29,58%.

2) Diskusi sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah terlihat lebih aktif

dalam kelompoknya karena partisipasi dan keaktifan dari siswa

sangat ll1empengaruhi jalannya diskusi sehingga penyampaian

inforn1asi (materi) dapat beljalan dengan lancaI'. Selain itu, diskusi

dapat ll1enull1buhkan tanggung jawab dalall1 diri setiap siswa, dengan

bertanggung jawab terhadap tugas yang diell1bannya maka

keberhasilan kelompok akan tcrcapai karena keberhasilan kelompok

bergantung pada masing-ll1asing anggota keloll1pok.

3) Referensi buku sangat penting sebagai sumber inforll1asi dan bukti

mengenai fakta-fakta dan konsep-konsep secara tertulis

ll1ateri/konsep yang dipelajari. Semakin banyak referensi buku maka

Page 104: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

90

siswa yang mengalami miskonsepsi dapat merubah konsepnya

menjadi konsep yang benar.

4) Metode praktikum dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

miskonsepsi karena siswa dapat terlibat langsllng dengan objek yang

dipelqjari.

e. Keputusan

Dari 2 siklus yang telah dilakukan dengan menggllnakan model

pembelqjaran kooperatifteknikjigsaw, diperoleh hasil sebagai berikut:

I) Miskonsepsi siswa dapat dikurangi baik pada sikllls I dan siklus II.

Selain itll dampak dari berkurangnya miskonsepsi siswa tercapai

peningkatan penguasaan konsep siswa. Kriteria keberhasilan

pengurangan miskonsepsi tercapai pada siklus II setelah diadakan

praktikum sebagai perbaikan pembelajaran.

2) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan tanggung jawab dalam diri

setiap siswa dan memperlancar proses penyampaian materi dari

setiap siswa.

3) Presentasi dapat melatili siswa lIntuk dapat mengungkapkan

gagasannya di depan kelas sehingga guru dapat dengan mudah

mendeteksi miskonsepsi siswa.

4) Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pada siklus II

menunjllkkan arah yang lebih baik dibandingkan siklus I.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memuaskan. Diskusi dalam

kelompok belum berjalan dengan baik: masih terdapac siswa yang berbicara

dan bercanda dengan teman yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

belum memahami hakikat belajar kelompok, yakni mereka harus bekerja sarna

memecahkan masalah, meningkatkan hllbungan antar individu,

mengembangkan tanggung jawab, dan sebagainya. Selain itll, referensi buku

Page 105: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

91

terbatas. Siswa hanya menggunakan buku paket yang dimilikinya bahkan ada

beberapa siswa yang belum memiliki buku paket, sehingga materi diskusi

kurang berkembang. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan siswa

dalam melaksanakan pembelajaran, mengingat penelitian ini dilakukan pada

saat tahun pelajaran baru mulai dilaksanakan. Oi samping itu, kegiatan siswa

dalam mengajukan/menjawab pertanyaan masih sangat rendah. Belum ada

inisiatif dari siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan. Hal ml

disebabkan karena kurangnya keberanian dalam diri siswa dalam

mengungkapkan sebuah gagasan. Siswa terbiasa sebagai pendengar, mencatat

penjelasan guru, dan sebagainya. Kebiasaan ini masih terbawa pada

pembelajaran dengan metode kooperatif teknik jigsaw yang sedang

dikembangkan.

Oari hasil pretes diketahui bahwa miskonsepsi siswa masih banyak

teljadi karena disebabkan siswa belum dapat memahami konsep dengan baik.

Hal ini membuktikan bahwa siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran

secara formal di sekolah, sudah membawa konsep awal mereka tentang

biologi. Konsep awal yang mereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau

bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak

sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskol1sepsi atau salah

konsep. Konsep awal itu mereka dapat sewaktu berada di sekolah dasar

ataupun sekolah sebelumnya dan dari pengamatan mereka di masyarakat atau

dalam kehidupan sehari-hari. Oari sini tampak jelas bahwa siswa bukanlah

suatu tabularasa atau kertas kosong yang bersih, yang dalam proses

pembelajaran akan ditulis oleh guru mereka. Siswa sebelum mengikuti proses

pembelajaran formal di sekolah, ternyata sudah membawa konsep tertentu

yang mereka kembangkan lewat pengalaman hidup mereka sebelumnya.

Konsep yang mereka bawa itu dapat sesuai dengan konsep ilmiah tetapi juga

dapat tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Biasanya, konsep awal itu kurang

lengkap atau kurang sempurna, maka perlu dikembangkan atau dibenahi

dalam pelajaran formal. Oi sinilah pentingnya pendidikan formal.

Page 106: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

92

Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat digunakan sebagai

salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini terbukti, setelah dilakukan model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw, miskonsepsi siswa dapat berkurang.

Pemberian tugas oleh guru juga dapat mendeteksi keberadaan

miskonsepsi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian tugas pada

siklus I dalam pembuatan model sel oleh siswa, ternyata ditemukan

miskonsepsi pada siswa.

Penerapan tindakan perbaikan pada siklus II menampakkan adanya

peningkatan aktivitas belajar dan pengurangan miskonsepsi siswa bila

dibandingkan siklus sebelumnya. Diskusi dalam kelompok sudah berjalan

dengan baik. Siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota

kelompok dan sudah memiliki keberanian untuk mengajukan/menjawab

pertanyaan ternan.

Metode praktikum yang digunakan sebagai perbaikan di sikIus II dan

sekaligus sebagai variasi metode pembelajaran selain metode diskusi dapat

memberikan kontribusi yang baik bagi siswa. Confucius mengatakan What I

hear, Iforget; What I see, I remember; What I do, I understand. Jadi, apabila

siswa melakukan praktikum, siswa akan dapat memahami materi dengan baik

karena ia terlibat langsung dengan objek yang sedang dipelajari. Selain itu,

siswa juga dapat menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep IPA

berdasarkan apa yang ia· lihat dan ia temukan. Setelah siswa mendapatkan

fakta dan konsep mengenai materi yang dipelajari, siswa dapat dengan mudah

mengungkapkan gagasannya di depan teman-teman yang lain sehingga siswa

yang memiliki konsep yang salah dapat memperbaiki konsepnya agar menjadi

konsep yang benar. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru

benar-benar dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada

orang lain karena siswa memililci kesamaan gaya bahasa dan penjelasan materi

lebih mudah diterima atau dipahami.

Penerapan model kooperatif teknik Jigsaw pada siklus II tetap

Page 107: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

93

dapat berkurang bahkan berkurang dalam jumlah yang lebih besar bila

dibandingkan siklus I. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran guru tidak

hanya menekankan pada satu metode pembelajaran, guru menggunakan

metode praktikum selain menggunakan metode diskusi.

Diketahui bahwa beberapa metode mengajar yang digunakan guru,

terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,

meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai

dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Maim guru perlu kritis

dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan satu metode

saja. Seperti halnya metode ceramah. Metode ceramah, yang tanpa

memberikan kesempatan Slswa untuk bertanya dan juga untuk

l11engungkapkan gagasannya, sering kali meneruskan dan memupuk

miskonsepsi, terlebih pada siswa yang kurang l11ampu. Siswa-siswa ini tidak

l11el11punyai wahana untuk memeriksa apakah konsep yang mereka dapatkan

sudah benar atau tidak. Mereka juga tidak mempunyai kesempatan untuk

meluruskan bila ternyata kelim, karena tidak diberi kesempatan.

Agar pengajaran IPA dapat l11emberikan hasil yang baik maka guru

harus mempunyai persiapan yang matang, dan mampu memilih tujuan, isi dan

metode yang tepat. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan

dalam memilih metode dan media mengajar yang tepat akan berpengaruh

terhadap efektivitas proses belajar mengajar. Kurangnya pengetahuan guru

akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat

menimbulkan miskonsepsi. Penguasaan guru tentang bidang studi merupakan

hal yang sangat mendasar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan

dikuasainya materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu untuk menggunakan

berbagai variasi metode mengajar.

Dalam kaitarmya dengan penggunaan metode mengajar, persoalannya

bukan pada penting atau tidaknya metode mengajar untuk menyampaikan

materi tetapi lebih pada alasan fungsional, yaitu bagaimana gum dapat

memilih metode yang dapat berfungsi secara maksimal untuk mendorong

Page 108: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

94

akan digunakan, guru harus dapat menciptakan aktivitas belajar yang sebagian

besar dilakukan siswa. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar guru

harus menciptakan lingkungan belajar yang positif. Jika dalam proses belajar

mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar

dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Siswa akan siap

belajar apabila guru siap untuk mengajar, dan keefektifan guru dalam

mengajar merupakan faktor penting untuk pembentukan konsep pada siswa.

Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw bergeser ke

arah fasilitator yang memberi bimbingan secara individual. Dalam hal ini

peran guru lebih sebagai menejer pembelajaran dan memfasilitasi siswa dalam

belajar, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta membantu

mengarahkan pemahaman siswa agar tidak teljadi miskonsepsi.

Page 109: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

BABV

PENUTUP

A. Kesimpnlan

Pada siklus r, pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw mampu

mengurangi atau mereduksi terjadinya miskonsepsi siswa yang berdampak

pada peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap konsep seI. Tetapi,

belum mencapai kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi. Basil pretes

didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56,1 % dan rata­

rata penguasaan konsep siswa 43,91. Setelah tindakan dilakukan maka

didapatkan hasil postes dengan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan

sebesar 26,52%, sehingga terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 29,58%

sedangkan angka pengurangan miskonsepsi yang diharapkan sebesar 40%.

Rata-rata penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 73,48 dengan besarnya

peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus r sebesar 0,53

dengan kategori sedang. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada

siklus r terrnasuk kategori rendah dan belurn berjalan dengan baik,

keterbatasan referensi buku, siswa rnempresentasikan hasil diskusi dengan

mernbaca buku/textbook, dan sedikitnya siswa yang aktif dalarn

mengajukanlrneJ1iawab pertanyaan.

Pada siklus II, pernbelajaran kooperatif teknik Jigsaw telah berhasil

memenuhi kriteria keberhasilan pengurangan rniskonsepsi yang diharapkan,

bahkan teljadi pengurangan dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan

siklus l. Basil pretes didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan

masih cukup besar, yaitu 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa

36,52. Setelah tindakan dilakukan, didapatkan hasil postes dengan rata-rata

miskonsepsi siswa berkurang 43,91% menjadi 19,57% dan rata-rata

penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 80,43 dengan besarnya

peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 dengan

kategori tinggi. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II

Page 110: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

96

belajar siswa setelah diadakan tindakan perbaikan yaitu dilakukannya

praktikum. Diskusi kelompok sudah berjalan dengan baik, siswa sudah

memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok, referensi buku

sudah menggunakan sumber buku lain, presentasi sudah tidak textbook, dan

siswa sudah memiliki keberanian dalam mengajukan/menjawab pertanyaan.

Siswa memberikan respen positif terhadap pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw.

Berdasarkan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-t atau

paired samples T test didapatkan hasH pengurangan miskonsepsi dan

peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknikjigsaw

dapat mengurangi miskonsepsi siswa sehingga berdampak pada peningkatan

penguasaan konsep siswa dalam pembel1Uaran biologi.

B. Saran

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw, antara lain:

I. Pada awal pembelajaran siswa perlu dimotivasi agar aktif dalam

pembelajaran serta mengetahui tujuan pembelajaran teknik Jigsaw.

2. Keterbatasan dalam pembelajaran dengan teknik jigsaw yaitu

membutuhkan jam pel1Uaran yang lebih lama dibandingkan metocte

ceramah, sehingga guru harus benar-benar dapat mengatur waktu dan

melakukan persiapan secara optimal.

3. Dalam pembelajaran kooperatifteknikjigsaw akan lebih efektifbila siswa

dikelompokkan dalam kelompok kecil dengan tiga orang dan tidak lebih

dari lima orang.

4. Untuk memecahkan masalah miskonsepsi siswa, pendidik perlu

mengetahui bagaimana konsep siswa itu terbentuk. Maka penting bagi

siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Dengan

Page 111: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

97

demikian pendidik dapat mencoba mencari sebabnya dan membantu

mengatasi miskonsepsi siswa.

5. Metode belajar dan mengajar konstruktivis, dimana siswa dibiarkan aktif

membentuk pengetahuan mereka dan guru lebih sebagai fasilitator agar

proses pembentukan pengetahuan itu berjalan dengan efisien, dapat

digunakan dengan baik untuk mengurangi salah pengertian siswa. Salah

satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah melibatkan

langsung siswa pada situasi percobaan.

6. Evaluasi dan tugas dapat membantu mengurangi miskonsepsi pada siswa,

jika evaluasi dan tugas diberikan secara sungguh-sungguh untuk

mendeteksi konsep-konsep siswa. Saat evaluasi dan tugas, siswa harns

diperbolehkan mengungkapkan pemikiran dan gagasannya, sehingga dapat

diketahui kebenaran gagasannya.

7. Upaya mengatasi miskonsepsi siswa, diperlukan seorang guru yang

menguasai bahan, memahami kesulitan dan kesalahan siswa, dan rela serta

tekun membantu siswa untuk mengatasi miskonsepsinya.

..

Page 112: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

I ',~,

DAFTA~tit~TAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi aksara..

~~~_.2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Citrawati, Desak Made. 2003. Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan-~--- Sains-Teknologi-Masyarakatd dengan Menggunakan Pendekatan

Konstukivisme Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan LiterasiSains Dan Teknologi Siswa SMU Negeri I Singaraja Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April.

Daroni. 2002. Pembelajaran KooperatifIPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. UKUNNES No.2 TH XXXI.

Davis, Joan. , Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning,Teaching and Technology. Dalamhttp://projects. coe. uga. edu/epltt/index.php?title=Conceptual Change.(Akses tanggal 18 Desember 2007).

Dosen Jurusan pendidikan Kimia UPI. 2004. Penerapan Pedagogi Materi SubyekDalam Mengajarkan Bentuk Molekul Untuk Memperbaiki KesalahanKonsepsi Siswa JICA. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Dan IPA.

Griardhi, Nyoman Cakra. 2002. Penanggulangan Miskonsepsi Pada MataPelajaran Ekonomi Dengan Lembar KeIja Siswa dan PemanfaatanLingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 THXXXV, Juli.

Hartati, Sri. Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan KualitasPembelajaran Biologi SMU. FIP UNNES.

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan IPA FITK, UIN Syarif Hidayatuflah.

Hewindati, Tri Yuni dan Adi Suryanto. 2004. Pemahaman Murid Sekolah DasarTerhadap Konsep IPA Berbasis Biologi : Suatu Diagnosis AdanyaMiskonsepsi. Jurnal Pendidikan, vol 5, No I.

Ibrallim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Pusat Sains dan MatematikaSekolah Program Pasca SaIjana UNESA : University Press.

J. Millis, Barbara. 2002. Enhancing Learning-and More!-Through CooperativeLearning. Dalam Manhattan : IDEAr7iJkslI.edli The IDEA Center. (Aksestanggal 23 Oktober 2007)

Page 113: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

99

Leigh Smith, Barbara and Jean T. MacGregor. 1992. What is CollaborativeLearning? Washington Centre for Improving The Quality of UnderGraduate Education.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperatif Learning diRuang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo

Meltzer, David. 2002. The Relationship Between Mathematics PreparationandConceptual Learning Gain in Physics: A Possible "Hidden Variable inDiagnostic Pretest Scores". American Association of Physics Teachers.

Musahir. 2004. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA. Jakmia. : MAN 4

NN. 2003. Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions. DalamhIl0:,/\1'1I"'. Learningleads @designedinstruction.com. (Akses tanggal 18Desember 2007).

NN. 1998. Children's Misconceptionhttp://www.amasci.com/misconJopphys.htm1.2007).

about Science. Dalam(Akses tanggal 18 Desember

Pikatan, Sugata. 1999. Memahami Gagal Konsepsi dalam Fisika. Kristal, No.19/Januari.

Prawirohationo, Slamet. 2000. Sains Biologi 3a, Jakatia : PT Bumi Aksara.

Ramli, Munasprianto. 2006. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan MetodeKonstruktivisme. Jurnal Pendidikan IPA, Metamorfosa, Vol 1, No 2,Oktober.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengqjar dan Micro Teaching. Ciputat : PTCiputat Press.

Santoso, Barokah. 1999. Cooperative Learning l?enerapan Tekhnik Jigsaw DalamPembelajaan Bahasa Indonesia di SLTP. Buletin Pelangi Pendidikan, Vol1,No 1.

Santyasa, I Wayan. 2002. Pengubahan Miskonsepsi Dalam Perkuliahan FisikaDasar Melalui Penerapan Modul Berorientasi Konstruktivisme. JurnalPendidikan dan Pengajaran IKlP Negeri Singaraja, No 3 THxxxv, Juli.

Suardana, I Nyoman. 2003. Pemberian Tugas Prapengajaran Sebagai UpayaUntuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Serta PenangananMiskonsepsi Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kimia. JurnalPendidikan dan Pengqjaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 THXXXVI April.

Page 114: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

100

Suasti, Yumi. 2003. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU PembangunanUNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw. JurnalPembelajaran, No. 04 TH 26. Desember.

Sukadi. 2003. Implementasi Konstruktivis Dalam Pembelajaan IPS. JurnalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 THXXXVI, April.

Supamo, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.Jakarta: PT Grasindo

--::C:--,' 200 I. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. YogyakartaKanisius.

.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. YogyakartaTKTa-n~isius.

Susanto, Pudiyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA BerbasisKonstruktivisme. Jurusan Pendidikan Bio1ogi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.

Susanty, Nina. 1995. Studi tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) Mol danPenggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometri pada Siswa SMAN diJakarta. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA. IKIP.

Suratno, Tatang. 2007. Constructivism And Science Education. Jakarta: ProsidingSeminar Intemasiona1 Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN SyarifHidayatullah.

2006. Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan PerubahanKonseptual. Jakarta : Prosiding Seminar Intemasional Jurusan PendidikanIPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah.

T, Roger and David W. Johnson. 1994. An Overview of Cooperative Learning.Dalam http://www. Cooperative. Org/pages/overviewpaper.html. (Aksestanggal 23 Oktober 2007).

Wagiran. 2006. Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi MiskonsepsiMelalui Pembelajaran Konstmktivistik Model Kooperatif BerbantuanModu!. Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 13, No 1.

Yan Yip, Din. 1998. Children's Misconceptions On Reproduction AndImplications For Teaching. Journal OfBiological Educatioan. The ChineseUniversity ofHong Kong.

Page 115: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

LAMPIRA

"

Page 116: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

lmpiran 1Tabel !7. Miskonsepsi Siswa pacta Pretes Siklus I

iswaButir Soal X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 1 0 a 1 1 1 1 1 a a 0 a 1 1 1 a 0 1 1 1 122 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 123 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 114 1 1 1 1 a 1 a 1 a 1 a a 1 a 1 1 1 a 1 1 135 1 1 1 1 a a a 1 a 1 0 a 1 a 1 1 a a 1 a 106 1 1 a 1 1 1 1 1 a 1 a a 1 1 1 a a a 1 1 137 1 1 0 1 1 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 a a a a 1 118 1 1 a 1 a a 0 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 109 a 1 1 1 a 1 a 1 a 1 a 0 1 1 1 a a a 1 1 1110 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 0 1 1 a a 1 1 1111 a 1 a 1 1 1 1 1 a 1 a a 1 1 1 a 0 a 1 1 1212 1 a a 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 11

13 1 a a 1 1 1 a 1 0 1 a a 1 0 1 1 0 a a a 914 1 1 a a a 1 0 1 a 1 0 a 1 a 1 a 0 a 0 a 715 a a a 1 1 1 1 1 a 1 0 a 1 1 1 a a a 1 1 1116 1 1 a 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 1 1 1 a 1 a 1 1317 1 1 1 1 1 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 a a a 1 1 1318 1 1 1 1 a a 0 1 0 1 a 0 1 1 1 1 a a a a 1019 a 1 1 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 1 1 a a 1 1 a 12!O 1 1 1 1 a 0 0 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 12!1 1 1 1 1 a a a 1 a 1 1 a 1 a 1 1 a a 1 0 11!2 a 1 a 1 1 1 a 1 1 1 a a 1 1 1 1 a a a 0 11!3 a 1 1 1 0 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 12~ 17 19 12 22 11 12 7 23 1 22 1 0 23 14 23 14 1 3 17 16 258

56.10%erangan= Miskonsepsi: Tidak Miskonsepsi

Jumlah miskonsepsi

Tolalx 100 %

~

o~

Page 117: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

mpiran 2Tabel 18. Miskonsepsi Siswa Pada Pastes Siklus I

Butir SoalXswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 72 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 73 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 74 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 45 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 77 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 58 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 310 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 511 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 412 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 913 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 714 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 215 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 516 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 418 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 419 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5!O 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8!1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4!2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5!3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7( 1 4 4 0 6 0 1 7 10 23 10 8 11 11 2 5 0 6 3 10 122

26,52%erangan= Miskonsepsi= Tidak Miskonsepsi

Jumfah miskonsepsi

Totalx 100 %

~

oIV

Page 118: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

3mpiran 3Tabel 19. Miskonsepsi Siswa Pada Pretes Siklus II

,iswaButir Soal

X1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 142 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 133 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 114 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 135 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 176 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 117 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 128 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 149 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 12

10 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1311 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1312 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1513 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1314 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1115 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 10

16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13

17 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1118 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1219 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13

20 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12

21 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1422 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1123 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14X 10 5 22 18 21 13 11 22 4 17 13 13 19 21 17 11 14 14 7 20 292

63.48%

terangan::;; Miskonsepsi::;; Tidak Miskonsepsi

Jumlah miskonsepsl

Totalx 100 %

~

ow

Page 119: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

.ampiran 4Tabel 20.. Miskonsepsi Siswa Pada Postes Siklus II

3iswasutir Soal

X1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 62 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 53 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 75 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 36 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 48 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 39 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4

10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 511 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 312 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 613 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 214 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 215 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 216 0 0 1 0 1 - 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 517 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 318 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 219 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 320 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 521 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 622 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 523 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4X 2 2 1 3 23 17 1 0 3 3 1 2 3 6 9 0 2 0 12 0 90

19,57%

~terangan

:::: Miskonsepsi:::: Tidak Miskonsepsi

Jumlah miskonsepsi

.-Total

x 100 %~

o+-

Page 120: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

105

Lampinm 5

Hasil Pedlitungan Paired Samples dengan Menggunakan ProgramSPSS 10.0

Tabel 21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus I

Pretes- t df Sig.(2-tailed) Keputusan

Postes -15,480 22 0,000 Signifikan..Berdasarkan tabel 19 dI atas yang merupakan has!l uJ! komparas! rata-rata

skor pretes dan postes siklus 1 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.

Tabel 22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus II

Pretes- t df Sig.(2-tailed) Keputusan

Postes -22,100 22 0,000 Signifikan..

Berdasarkan tabel 20 dI atas yang merupakan has!l UJ I komparas! rata-rataskor pretes dan postes siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.

Tabel 23. Pengujian Rata-rata Pengurangan MiskonsepsiSildus I dan Siklus II

Min I- t df Sig.(2-tailed) Keputusan

Min II -18.178 22 0,000 Signifikan..

Berdasarkan tabel 21 dI atas yang merupakan hasI1 UJI komparas! rata-rataskor pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada., ~

sIklus I dan sIklus II.

Tabel 24. Pengujian Rata-rata Penguasaan Konsep SiswaSiklus I dan Sildus II

N-gain I- t df Sig.(2-tailed) Keputusan

N-gain II -14,431 22 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel 22 di atas yang merupakan hasil uji komparasi rata-rataskor N-gain siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaanyang signifikan antara N-gain siklus I dan siklus II.

Page 121: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

106

Lampiran 6

Gambar Perbandingan Presentasi Siswapada Sildus I dan Sildus II

Gambar 8. Siswa Mempresentasikan HasH Dislmsidengan Membaca Bnlm atan Textbook pada Sildlls I

(a) (b)

Gambar 9. Siswa Mempresentasikan HasH Diskusi dengan Tidal.Membaca BulmlTextbook pada SHdus U. (a) Membahas Topik

Osmosis, (b) Membahas Topik Difllsi

Page 122: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

107

Lampiran 7Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

SckolabMata PelajaranKelas/SemcsterMatcri PokokPertemuan ke­Alokasi Waktu

: MA Pembangunan UIN Jakarta: Biologi: XI IPAll(satu): Sci: 1 (Selasa, 24 J uli 2007): 3 x 40 mcnit

Standar KompetcnsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompetcnsi Dasar1.1. Mendeskripsikan sci, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.

IndikatorI. Menjelaskan pengertian sel.2. Membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik.3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel).4. Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel.5. Menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma.6. Menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria.

1. Tujnan PembelajaranI. Siswa dapat menjelaskan pengertian sel.2. Siswa dapat membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik.3. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel).4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran sel.5. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma.6. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria.

..n. Materi Pembelajaran

• Sel adalah sebagai unit terkecil makhluk hidup secara struktural danfungsional.

e Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti. Contohnyaadalah bakteri. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti.Contohnya adalah sel tumbuhan dan sel hewan.

e Sel terdiri dari membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel sci yangmasing-masing mempunyai fungsi khusus.

Page 123: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

108

• Nukleus (inti sel) merupakan organel sel yang sangat penting karenaberperan dalam pengatllran/pengendalian semlla proses atau aktivitas yangterjadi didalam sel.

• Membran sel memiliki fungsi yang penting yaitu mengatur kelliarmasuknya zat-zat dari dan ke dalam sel.

• Sitoplasma atau plasma sel merllpakan cairan bersifat koloid, jemih, danhomogen yang di kelilingi oleh membran plasma. Di dalam matrikssitoplasma terdapat bermacam-macam sel.

• Mitokondria merupakan organel sel yang berfllngsi sebagai tempatrespirasi sel untuk menghasilkan energi karena di dalam mitokondriaterdapat enzim-enzim yang diperlukan lIntlik reaksi respirasi.

III. Model/metode PembelajaranKooperatif (bell\iar kelompok) dengan teknikjigsaw.

IV. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApcrsepsiGuru menanyakan pengetahllan awal siswa tentang sel.

b. Pretesc. Menjelaskan kepada siswa bahwa pembe1l\jaran ini menggunakan teknik

jigSffil' dan memberikan gambaran tentang teknikjigsffil'.

2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Pengertian dan perbedaan sel prokariotik dan seleukariotik, 2). Struktur dan fungsi nukleus (inti sel), 3). Struktur danfungsi membran sel, 4). Struktrur dan fungsi sitoplasma, 5). Strukturdan fungsi mitokondria.

b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.

c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sarna.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kernbali ke kelompok asal dan

mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi..kelompok asal).

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan

selatliutnya.

Page 124: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

109

V. Bahan/AlatlMedia PembelajaranWhite board, spidol, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP,transparansi.

VI. PenilaianTeknik penilaianSentuk instrumensoal.

: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20

VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta ; PT SumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.

Pertemnan ke­Alokasi Waktll

: 2 (Kamis, 26 Juli 2007): 3 x 40 menit

Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.

IndikatorJ. Mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endopJasma (RE).2. Mcnjelaskan struktur dan fungsi ribosom.3. Menguraikan struktur dan fungsi badan golgi.4. Menjelaskan struktur dan fungsi dinding scI.5. Mengidentifikasi struktllr dan fungsi Iisosom

I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endoplasma.2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi ribosom.3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi badan golgi.4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi dinding sel.5. Siswa dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi lisosom.

II. "Materi Pembelajaran• Retikulum endoplasma (RE) adalah organel sel yang berbentuk anyaman

membran yang rumit seperti jala. Retikllium endoplasma dibedakanmenjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada permukaan luamya

Page 125: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

110

melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus, karena tidakada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol) dansteroid.

• Ribosom merupakan organel terkeeil berdiameter 20 mikrometer, tersusunoleh RNA rihosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas disitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein.

• Badan golgi disebut juga aparatus golgi, merupakan organel sel yangterdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat didalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) terutama pada sel-sel yangaktif melakukan sekresi. Pada sel tumbuhan disebut diktiosom. Badangolgi terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untukmembentuk kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membranplasma, membentuk dinding sel, dan fungsi utama, yaitu menyimpan hasilsekresi sel.

• Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel.Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau memberi bentuksel. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.

• Fungsi lisosom, yaitu untuk meneerna materi yang diambil seearaendositosis, Auto/agi, yakni penyingkiran struktur-struktur yang tidakdikehendaki dalam sel, Eksosilosis, yakni pembebasan enzim di luar sel,Autolisis, yakni penghaneuran dalam sel dengan eara membebaskan semuaisi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang menginjak dewasadengan menyerap kembali ekornya.

III. Langkab-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsiretikulum endoplasma, ribosom, badan golgi, dinding sel, dan lisosom.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dieapai.

2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : I). Struktur dan fungsi retikulum endoplasma, 2).Struktur dan fungsi ribosom, 3). Struktur dan fungsi badan golgi, 4).Struktrur dan fungsi dinding sel, 5):' Struktur dan fungsi lisosom.

b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.

e. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusike1ompok asal).

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

Page 126: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

III

3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya.

IV. Bahan/Alat/Media Pembelajaranwhite board, spidoI, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.

V. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai

Pel'temuan ke­Alokasi Waktu

: 3 (Selasa, 31 Juli 2007): 3 x 40 menit

Standar KompeteusiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan seI, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.

IndikatorI. Mendeskripsikan struktur dan fungsi vakuola.2. Menjelaskan struktur dan fungsi plastida dan kloroplas.3. Menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol.4. Menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus.5. Membandingkan sel tumbuhan sel hewan.

I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dlm fungsi vakuola.2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi plastida dan kloroplas.3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen dan

mikrotubulus.5. Siswa dapat membandingkan sel tumbuhan sel hewan.

II. Materi Pembelajaran• Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cairan. Pada tumbuhan

terdapat vakuoia sentral sebagai Iisosom yang besar. Fungsi vakuola

Page 127: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

112

sentral, yaitu membantu pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimiatertentu atau sisa produk metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarikserangga penyerbuk dan racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa airdari sel.

• Terdapat 3 Macam plastida, yaitu kromoplas, plastida yang mengandungpigmen merah dan orange. Leukoplas, plastida yang berwama putih, terdiridari amilopas berfungsi menyimpan amilum dan cadangan makanan(berupa pati). Elaioplas berfungsi menyimpan minyak atau lemak.Aleuroplas berfungsi menyimpan protein. Kloroplas, plastida yangmengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, dan molekul-molekullain yang berfungsi dalam fotosintesis.

• Sentrosom dijumpai pada sel hewan, tetapi tidak ditemukan pada se!tumbuhan. Sentrosom terdiri alas dua badan silindris berlubang, yaitusentriol yang terdapat didalam sitop!asma. Sentrio! berfungsi untukpembelahan sel.

• Mikrofilamen merupakan serattipis panjang yang terdiri atas protein yangdisebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahanse!, kontraksi sel otot. Mikrotubula berbentuk tabung berongga,dindingnya terdiri atas 13 kolom moleku! tubulin. Fungsi untukmempertahankan bentuk se!, membentuk flage1, si!ia dan sentriol.

III. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsivakuola, plastida, sentrosom, dan mikrofilamen.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Intia. Membagi siswa keda!am beberapa kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asa!) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Struktur dan fungsi vakuola, 2). Struktur dan fungsiplastida dan kloroplas, 3). Struktur dan fungsi sentrosom dan sentrio!,4). Struktrur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus, 5).Perbandingan sel tumbuhan dan sel hewan.

b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda. "

c. Guru menge!ompokkan siswa berdasarkan kaj ian materi yang sarna.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.

Page 128: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

113

b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuanselanjutnya.

IV. Baltan/AlaUMedia Pembelajaranwhite board, spidol, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.

V. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.

Pertemuan ke­Alokasi Waktu

: 4 (Kamis, 2 Agustus 2007): 3 x 40 menit

Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan.

Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.

IndikatorI. Menjelaskan pengertian sel, struktur dan fungsi dari organel-organeI seI.2. Membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel

hewan.

I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sel, struktur dan fungsi dari

organel-organel seI.2. Siswa dapat membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sci

tumbuhan dan sel hewan. ..II. Materi Pembelajaran

Sel : Pengertian, Struktur dan fungsi, Membandingkan sel tumbuhan dan selhewan.

III. Langkah-Iangkalt PembeIajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru mereview materi yang telah dipelajari.

Page 129: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

114

b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakantes.

2. Kegiatan Intia. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari.b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran

kooperatifteknikjigsaw.c. Guru memperkenalkan mahasiswa PPL akta IV UIN Jakartae. Guru merene3nakan pembelajanm selanjutnya.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mengucapkan salam dan kata-kata penutup.

IV. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.

: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20

V. Bahan/Alat/Media Pembelajaranwhite board, spidol, model sci tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.

VI. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai

Peneliti

Fika DamayantiNIM. 1030161270&5

.. Ciputat, 2 Agustus 2007Guru Bidang Studi

Eny R Rosyidatun, MANIP. 150377449

Page 130: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

lIS

Lampiran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

SckolahMata PclajaranKclas/ScmcstcrMatcri Pokokl'crtcmua n kc­Alokasi Waktu

: MA Pcmbaugunan UIN Jakarta: Biologi: XI IPA/I(satu): ScI: 1 (Sclasa, 7 Agustus 2007): 3 x 40 mcnit

Standar KompctcnsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompctcnsi DasarI.3.Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis,

transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.

IlldikatorI. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya difusi.2. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya osmosis.3. Membandingkan proses difusi dan osmosis.

L Tujuall PcmbclajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya difusi.2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya osmosis.3. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa difusi dan osmosis dalam

kehidupan sehari-hari.

n. Matcri Pcmbclajaran• Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan

konsentrasi tinggi (hiperlonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebihrendah (hipolonik) sehingga konsentr.asi zat menjadi sarna (isotonik).Contoh peristiwa difusi dalam kehidupan seperti membuat air sirup,membuat air teh, atau menetesnya tinta kedalam air maupun melarutkangula.

• Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) darihipolonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) kehiperlonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi) melaluimembran diferensial permeabel. Peristiwa osmosis dapat terjadi padapenyerapan air oleh bulu-bulu akaI', menurunnya kadar air (tekanan turgor)

Page 131: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

116

pada sel-sel daun yang menyebabkan plasmolisis dan mengkerutnya seldarah merah (krenasi) yang dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonis.

HI. Model/metode PembelajaranKooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw.

IV. Langkah-Ianglrnh PembelajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang difusi dan osmosis.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Intia. Mcmbagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : I). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4).Endositosis, 5). Eksositosis.

b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.

c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya.

V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tiota, laptop, in focus.

..VI. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.

: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20

VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.

Page 132: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

117

Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. JakartaTiga Serangkai.

Pertemuan ke­Alokasi Waktu

: 2 (Selasa, 14 Agustus 2007): 3 x 40 menit

Standar Kompete!lsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompetensi DasarMembandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transporaktif, endositosis, dan eksositosis.

1ndikatorI. Menjelaskan proses terjadinya transpor pasif.2. Menjelaskan proses terjadinya transpor aktif.3. Membandingkan proses transpor pasif dan transpor aktif.4. Mendeskripsikan pengertian endositosis dan eksositosis.5. Memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis.

I. Tujuan Pembelajaranl. Siswa dapat menguraikan proses terjadinya transpor pasif dan transpor

aktif.2. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa transpor pasif dan transpor

aktif. .3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa endositosis dan eksositosis.4. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis.

II. Materi Pembelajaran• Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi

membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yangkonsentTasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yangtersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktifbersifat melawan gradien konsentrasi. ..

• Transpor pasif adalah transpor molekul-molekul secara sponlan lanpamemerlukan encrgi. Molekul-molekul teresbut bergerak dari daerah yangkonsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Contohtranspor pasifadalah peristiwa difusi dan osmosis.

• Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibatmelekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atauterbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padatdisebut fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis.

• Eksositosis adalah peristiwa keluamya zat dari dalam sel. Pengeluaranmateri secara eksositosis dapat dilakukan dengan cara pembentukan

Page 133: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

118

vesikel atau kantong yang menyelubungi materi tersebut. Vesikel bergerakke arah membran plasma yang berfusi dengan membran tersebut sehinggamateri di dalamnya dibebaskan ke luar sel.

III. Model/metode PembelajaranKooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw.

IV. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal Slswa tentang endositosis dan

eksositosis.b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4).Endositosis, 5). Eksositosis.

b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.

c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuan

selanjutnya.

V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus.

VI. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.

"

: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20

VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.

Page 134: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

119

Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai

Pertemuan ke­Alokasi Waktu

: 3 (Selasa, 21 Agustus 2007): :I x 40 menit

Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Kompetensi DasarMembandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transporaktif, endositosis, dan eksositosis.

IlldikatorI. Menjelaskan pengertian difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif,

endositosis, dan eksositosis.2. Memberikan contoh peristiwa difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif,

endositosis, dan eksositosis.

I. Tujuan Pembelajar'anSiswa dapat membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi,osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.

11. Materi PembelajaranTranspor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, daneksositosis)

III. Langkab-Iangkah Pembelajaran1. Kegiatan Pembuka

a. ApersepsiGuru mereview mated yang telah dipelajari.

b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakantes. ,\

2. Kegiatan Intia. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari.b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran

kooperatif teknikjigsaw.c. Guru merencanakan pembelajaran selanjutnya.

3. Kegiatan Penutupa. Guru mcngucapkan salam dan kata-kata penutup.

Page 135: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

120

IV. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus.

V. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.

: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20

VI. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.

Peneliti

Fika DamayantiNIM. 103016127085

..

Ciputat, Agustus 2007Guru Bidang Studi

Eny R Rosyidatun, MANIP. 150377449

Page 136: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITlANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

(SIKLUS 1)

Satuan PendidikanMata PelajaranAlokasi WaktuJumlah SoalBentuk Soal

: SMA/MA: Biologi: 3 X 40 menit (120 menit): 40 soal: Pilihan ganda dengan reasoning terbuka

apetensi: 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan

Konsep/Sub Konsep/ Materi Nomor~tensi Dasar pokokl Materi Uraian Materi Indikator

Soa!Pembela.iaran

;kripsikan sel, 1. Struktur sel dan fungsinya Sel sebagai unit terkecil • Menjelaskan pengeliian sel I•fungsi sel makhluk hidup secara • Mengidentifikasi komponen utal11a dari sel 2terkecil struktural dan fungsional. Sel Menjelaskan pengertian sel eukariotik

0

• .J iterdiri dari l11el11bran plasma, • Mel11berikan contoh sel prokariotik 4sitoplasma, nuklens, dan • Menguraikan komponen dari membran plasma 5organel-organel yang masing- Menjelaskan fungsi inti sel (nukleus) 6•masing mempunyai fungsi 7• Menyimpulkan bagian sel yang berisi bahankhusus.

cairan

• Menjelaskan fungsi mel11bran plasma 8• Menyimpulkan bagian sel yang benar-benar 9

hidup

• Mengidentifikasi sel yang melakukan 10homeostasis

• Menjelaskan fungsi dinding sel II• Menguraikan komponen penyusun dinding sel 12

-

Page 137: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

nllIlKaslnbuhan dan sel

~. perbedaan sel tumbuhandan sel hewan. (Organel seltumbuhan dan sel hewan)

Sel tumbuhan dan sel hewanterdiri dari, ribosom,retikulum endoplasma, badangolgi, mitokondria, Iisosom,kloroplas, sentriol, plastida,nukleus, nukleoplasma.

••

••

••

Membedakan struktur sel tumbuhan dan selhewan berdasarkan gam barMemeriksa struktur sel tumbuhan berdasarkantabelMengidentifikasi bagian sel yang tidak terdapatpada sel hewanMenjelaskan vakuola pada sci hewanMengidentifikasi komponen sel yang ditemukanpada sel hewan dan sel tumcuhanMengidentifikasi sel yang termasuk organel selMenganalisis organel yang hanya ditemukanpada sel tumbuhanMengidentifikasi organel yang hanya ditemukanpada se I hewanMenjelaskan fungsi vakuola non kontraktil padasel hewanMengidentifikasi organel yang terdapat disitoplasmaMenganalisis organel sel yang bertanggungjawab atas berlangsungnya pernapasan selmelalui gam barMenganalisis organel sel yang bertugasmengatur seluruh kegiatan sel melalui gambarMenjelaskan fungsi organel yang ditujukanmelalui gam barMenjelaskan fungsi IisosomMenyimpulkan organel yang berperan dalampembelahan selMenjelaskan fungsi organel selmelalui peristiwametamorfosis katakMenyimpulkan organel yang berperan dalamfotosintesis

13

14

15

1617

18

19

20

21

22

23

24

25

2627

28

29

'NN

Page 138: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

• Menyil11pulkan organel yang berperan daIam! 30pewarisan sifat '

• Menjelaskan fungsi sentriol 3 I• Mel11bedakan RetikuIul11 endopIasl11a kasar dan 0')

.)-

retikuIul11 endoplasl11a halusMenyill1pulkan organel yang memiliki mell1bran 00• .).)

rangkap

• Menganalisis ciri-ciri retikulul11 endoplasl11a 34

• Menyimpulkan organel yang berfungsi untuk 35sintesis protein 36

• Menjelaskan fungsi mikrotubulus

• Menyimpulkan organel yang berperan daIall1 I 37

oksidasi sel 38

• Menjelaskan fungsi badan golgi

• Menyimpulkan bagian sel yang disebut I 39kariolimfa

,. Menyebutkan organel sel yang ditujukan meIaIui I 40•gambar

tvw

Page 139: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN

(SIKLUS II)

Satuan PendidikanMata PelajaranAlokasi WaktuJumlah SoalBentuk Soal

: SMA/MA: Biologi: 3 X 40 menit (120 menit): 30 soal: Pilihan ganda dengan reasoning terbuka

Pit'"Z "1'''''/ If:."o

"'f" ~ '" 1'4/.::<I "v ..• S, '- '''''1\1,,,,,,~4I,i'tID .14k~"4114<1

~,~, .""1"'''4

Ipetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Konsep/Sub Konsepl MateriNomor,tensi Dasar pokokl Mated Uraian Mated Indikator

SoalPembelaiaranndingkan L Difusi Perpindahan zat (cair/padat) • Mel~ elaskan ciri-ciri transpor secara difusi 1ranspor pada • dari larutan berkonsentrasi • Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi 2fusi, osmosis, tinggi ke larutan laju difusif, endositosis, berkonsentrasi rendah tanpa • Memberikan contoh peristiwa difusi dalanl 3sis) bantuan energi. kehidupan

• Mengidentifikasi syarat partikel dapat melewati 4membran sel secara difusi

• Mengidentifikasi zat-zat yang dapat dengan 5mudah melewati membran plasma pada prosesdifusi

• Mengidentifikasi molekul yang paling mudah 6berdifusi

• Menj elaskan berakhirnya peristiwa difusi 7

• Mengidentifikasi transpor pada membran yang

I8

termasuk tranpor pasif

-N+>-,

Page 140: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

oerKonsentrasl renclal1 ke I· Mengidentifikasi beberapa peristiwa osmosis I::'larlltan yang berkonsentrasi i dalam kehidllpantinggi melal11i mcmbran semi • Menjelaskan berakhirnya peristiwa osmosis 13permeabel tanpa bantllan • Menjelaskan yang dimakslld tekanan osmotik 14energl. '. Menjelaskan yang dimakslld tekanan turgor 15

• Mel~elaskan yang dimakslld membran semi 16permeabeJ I

• Menjelaskan pengertian plasmolisis 17• Mcnjelaskan tCljadinya pcristiwa plasmolisis 18 i• Mel~cJaskan terjadinya peristiwa hemoJisis 19

• Menguraikan pengertian transpor seeara transpor 20pasif

• Menganalisis transpor yang termasuk transpor 21Transpor aktif ITranspor yang memerlukan pasif I,

energi untuk keJuar dan • Menguraikan pengertian transpor seeaI'a transpor 22masuknya ion atau molekul aktifzat meJaJui membran plasma. • Menganalisis transpor yang termasuk transpor ')0 I~~

aktif

t Peristiwa memasukkan atau

I>

Endositosis/eksositosismengeluarkan zat padat atau I· Mel~elaskan energi yang digunakan dalam I 24tetes eairan meJaJlli membran. transpor aktif

• MembandingkaIl mekanisme transpor pasif dan I 25traI1SpOr aktif

• Menjelaskan pengertian endositosis 26• Memberikan eontoh peristiwa endositosis 27

• Menjelaskan pengertian pinositosis 28

• Memberikan eontoh peistiwa eksositosis 29

• Memeriksa kondisi sel dalatn dua jenis larutan 30yang berbeda melalui gambar

NU>

Page 141: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

(SIKLUS I)

Sub PokokAspck Kognitif JumiahBahasan/Konscp

C1 C2 C3 C4 C5 C6Struktur sel dan 1,3*,5*,6, 2,4*,7,9,10* - - - - 12fungsinya 8*, II, 12*Perbedaan sel 16* 15, 17 13*,14 - - - I 5tumbnhan dan selhewanOrganel-organel 21* 18,20,22 19* - - - 5sel tumbuhan dansel hewan

Fungsi organel- 31*,36 > 26,27*,28*, 23*,24*,25* - - - 18organel sel 29*,30*,32,tumbuhan dan sel 33,34*,35,37,hewan 38,39,40*

Total Soal 11 23 5 0 0 0 40

(soal yang valid)uanlan

oom Revisi, Anderson, 2000) to0\

Page 142: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

KISI-KISI INSTRUMEN PENELlTlANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN

(SIKLUS II)

- -- --

~ uJumlah ISub PokokAspck Kognitif

BahasanlKonscpCl C2 C3 C4 C5 C6

Difusi 8,9*,4 1*,2,3,5*, - - - - I 9 I6*,7*

Osmosis 10*,15*,16*, 11*,12*,13, - - - - 1017* 14*,18*,19

Transpor aktif 20*,21 *,22*, 26 - - - - 7dan transpor pasif 23*,24,25,

, I ---Endositosis dan 27*,29*, 28,30* - - - - 4eksositosis

Total Soal 15 15 0 0 0 0 30

, (soal yang valid)lUannan

t

loom Revisi, Anderson, 2000)N--.J

Page 143: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

d. Sel parenkim

128

Lampiral1 13

SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

(SIKLUS I)

Nama:Kelas :Harirranggal :

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Bel'ikan Alasannya!1. Pengertian dari sel adalah ....

a. Bagian terkeeil kehidupanb. Satuan struktural makhluk hidupe. Satuan pengatur aktivitas makhluk hidupd. Bagian asal mula kehidupanAlasannya _

2. Berikut ini yang bukan merupakan bagian utama dari sel adalah ....a. Plasmalema b. Vakuola c. Plasma sel d. NukleusAlasannya _

3. Sel eukariotik adalah ... 'a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat keeilb. Sel yang tidak memiliki membran intie. Sel yang memiliki membran intid. Sel yang tidak memiliki dinding selAlasannyq."'•.'-- ~

4. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah ....a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus

tumbuhanAlasannya•• _

5. Membran plasma terdiri atas ....a. Karbohidrat dan proteinb. Protein dan lipid .•c. Kalium dan natriumd. Karbohidrat dan natriumAlasannya _

6. Fungsi nukleus adalah ....a. Sintesis asam Asetatb. Sintesis asam Aminoc. Sintesis asam nukleatd. Sintesis ProteinAlasannya _

Page 144: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

129

7. Bagian dari sci yang tersusun alas bahan dasar cairan yang mengisi sel dandidalamnya lerdapat organcl sel adalah ....a. Nukleoplasma b. Sitoplasma c. Mcmbran sel d. MitokandriaAlasannya~.. _

8. Fungsi dari membran plasma adalah ....a. Melindungi dan memberi bentuk selb. Membantu pembelahan nukleusc. Mengatur zat-zal yang masuk dan keluar seld. Melindungi selAlasaltnya _

d. Mitokrondia9. Bagian yang benar-benar hidup dari suatu sel adalah ....

a. Dinding sel b. Inti sel c. KromosomAlasaltltya _

d. Lisosomc. Mitokondria10. Homeostasis sel dilakukan oleh ....

a. Membran sel b. Dinding selAlasaltllya-----------------------

II. Fungsi dinding sel adalah....a. Mengatur keluar masuknya zat-zat dari sel dan ke selb. Melindungi dan menyokong atau memberi bentuk selc. Mengaktifkan seluruh kegiatan seld. Membantu pengeluaran zatAlasallllya, _

d. Glukosa12. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah ....

a. Fosfolipid b. Kitin c. SelulosaAlasallllya _

Perhatikan gambar berikut!

Oindinlj sal __'"

Moffit,ran sel ---IfI!Senlriol

"I;f;~_r- NukJO;JS

Hewan Tumbuhan

13. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah ....a. Pada sel tumbuh terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan pada sel

hewan tidak adab. Pada sel tumbuhan terdaat vakuola permanen, plastida dan dindinll sel sedanpbn

Page 145: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

130

c. Pada sci tllmbllhan tcrdapat lamella tengah, selapllt plasma dan plastidasedangkan pada sel hewan tidak ada

d. Pada sel tumbuhan terdapat sentrial, plastida dan mcmbran sel pada sel hewantidak

AlasaJlJlya _

Dinding sel Silia Vakllola Kloroplas"-

Sentriol __Sel * * *ASel * • *BSel *C * * *

14. Beberapa sifat dari berbagai tipe sel dicatat di dalam tabel berikut

terdapat pada masmg-masmg sei. Yang

d. SelDc. Sel C

Tanda (*) menllIljukan struktm yangmerupakan sel tllmbuhan adalah ....a. Sel A b. Sel BAlasaJlllya _

15. Bagian sci berikut yang tidak ditemukan pada sel hewan adalah ....a. Mitokondria c. Dinding selb. Nllkleus d. SentriolAlasaJlllya _

16. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada ....a. Hewan bersel satub. Hewan yang hidup didaerah panasc. Hewan multiselulerd. Semua sel hewanAlasaJlJlya

----------------.....:...:...-

d . Mitokondriac. Mikrofilamen"

b. Dinding sel

17. Komponen sel yang ditemukan pada sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sebagaiberikut kecuali ....a. RibosomAlasaJlJlya-------------------

d. Mikrotubulus18. Dibawah ini merupakan organel scI, kecuali " ..

a. Sitoplasma b. Nukleoplasma c. KloroplasAlasallJlya _

19. Pada sebuah sci ditemukanI. Vakuola 4. Badan golgi2. Ribosom 5. Plastida3. Mitokondria 6. KloroplasOrganel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah ""~ 1,2,3 b.1,5,6 c.2,3,4AlasaJlllVa

d. 3, 4, 5

Page 146: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

d. Sentrosom

d. Plastida

20, Organel-organel bcrikut lerdapat pada sci hewan, kecuali....a. Membran sci b. Plastida c. LisosomAlasallllya _

21. Pada sel hewan, vakuola 11011 kotraktil berfungsi untuk ....a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasmab. Mencernakan makananc. Membangun turgor seld. Menyimpan produk-produk selAlasallllya . _

22. Organel berikut ini terdapat di dalam sitoplasma, kecuali ....a. Ribosom b. Dinding sel c. MikrofilamenAlasallllya _

, 131

Untuk soal nomor 23 sampai dengan 25, perhatikan gamber sel berikut.

O'

'.:;

;J:.-::'-Cv -A--- J

23. Organel sel yang bertanggungjawab atas berlangsungnyapemapasan sel adalah ....a. 1 b. 2 c. 3 d. 4Alasallllya_. ~

24. Organel sel yang bertugas mellgatur seluruh kegiatan sel adalah ....a. 1 b. 2 c. 3 .• d. 4Alasallllya _

25. FUllgsi organel nomor 3 adalah ....a. Membetuk lisosomb. Tempat terjadinya fotosintesisc. Sintesis proteind. Sintesis karbohidratAlasallllya _

26. Berikut ini merupakan beberapa fungsi lisosom, keeuali ....a. Sekresi protein b. Mencema zat c. Menjadi kerangka sel

pertahanan seld. Sebagai alat

Page 147: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

d. Ribosom

d. Glioksisom

d. Badan golgi

132

27. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sci adalah ....a. Retikllllll11 endoplasma b. Sentriol c. Dinding scI d. Badan golgiAlasaflnya _

28. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penYlIslitan. Peristiwa inidiakibatkan oleh aktivitas ....a. Badan golgi b. Lisosom c. Sentrosom d. Retiklllun

endoplasmaAlasaflnya ~ _

29. Tumbllhan dapat melakllkanfotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organel sel ....a. Vakllola b. Kromosom c. Plastida d. SentrosomAlasalllzya.._~--------------------------

30. Bagian sel yang berperan dalam pewarisafl sifat adalah ....a. Sentrosom b. Kromosom c. LisosomAlasaflllya--------------------

31. Fungsi sentriol bagi sel adalah ....a. Pusat kutub-kutub pembelahan selb. Membentuk ATPasec. Merubah lemak menjadi karbohidratd. Membentllk lisosomAlasaflflya------------------------

32. Perbedaan RE kasar dan RE halus adalah ....a. Lisosom b. Sentrosom c. RibosomAlasall/zya--------------------

33. Organel dibawah ini yang memiliki sistem membrafl rangkap adalah ....a. Lisosom dan ribosomb. Mitokondria dan kloroplasc. Peroksisom dan sentriold. Glioksisom dan peroksisomAlasanflya _

.,34. Beberapa fungsi dan sifat organel adalah sebagai berikut

I. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi2. Membentukjaringan epitel 5. Sebagai alat respirasi3. Untuk sistem proteinCiri relikulum endoplasma adalah ....a. I dan 2 b. I dan 3 c. I dan 4 d. I dan 5Alasanflya _

35. Sinlesis proleill terjadi pada organel sel ....a. Sitoplasma b. Lisosom c. Ribosoarn

Alasanllya.~ _'l\,..-------------------~

Page 148: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

133

36. Fungsi lIlikrolubulus adalah ....a. Mengarahkan gerakan komponen-komponen selb. Pembentukan flagelc. Membantu pengeluaran zatd. Penghantaran impuls antar selAlasallllya _

37. Organel sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya oksidasi selmenghasilkan energi dalam bentuk ATP, yaitu ....a. Badan golgi b. Mitokondria c. Nukleus d. RibosomAlasallllya, _

38. Fungsi organel golgi kompleks adala sebagai berikut, kecuali ....a. Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresib. Sekresi protein dan glikoproteinc. Membentuk dinding sel tumbuhand. Membentuk membran plasmaAlasallllya-------------------

nukleus yang merupakan CaJran kental dan disebut juga kariolimfa

d. Membran plasmac. Sitoplasmab. Nukleoplasma

39. Bagian dariadalah ....a. NukleusAlasallllya

-------------------

40. Perhatikan gambar sel berikut!

.,

d I hbama organe yang enar a a a .....

Nama Organel1 2

a. Sentriol Plastidab. Kromosom Membran Plasmac. Badan Golgi Plastidad. Mitokondria Ribosom

N

Page 149: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

134

Lam pira II 14KUNCIJAWABAN SOAL

SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

I. B. karena sel merupakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk hidup2. B. karena bagian dari organel sel3. C. karena inti selnya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotik

berdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokariotik (I-IOmikrometer)

4. B. karena bakteri tidak mempunyai membran inti5. B. karena protein dan lipid berguna sebagai penunjang rangka dasar membran sel6. C. karena nukleus mengandung informasi genetik berupa ADN (asam deoksiribosa)7. B. karena sekitar 85-95 % bahan penyusun sitoplasma adalah air8. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi zat-zat

yang akan keluar masuk sel9. B. karena berperan dalam pengaturan/pengendalian semua proses dan aktivitas yang

terjadi di dalam sel10. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke dalam

sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap terjagaII. B. karena letaknya di bagian Iuar sel dan sangat kuat dan kaku karena mengandung

selulosa12. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang tersusun

atas serat-serat selulosa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleks yang termasukkarbohidrat

13. B. karena sel hewan tidak mempunyai vakuola, plastida, dan dinding sel14. A. karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplasIS. C. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel16. A. karena vakuola pada sel hewan umumnya keciI, tidak tampak sama sekali, dan

hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu)17. B. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel sedangkan sel tumbuhan punya18. A. karena sitoplasma merupakan cairan bersifat koloid, jernih, dan homogen yang

dikelilingi oleh membran plasma dan di dalamnya terdapat bermacam-macamorganel sel

19. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan sedangkanribosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbuhan juga ada pada selhewan .•

20. B. karena hanya ada pada sel tumbuhan21. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut juga vakuola

makanan22. B. karena dinding sel bukan merupakan organel dan terletak di luar sel23. A. karena itu adalah mitokondria24. B. karena itu adalah inti sel (nukleus)25. C. karena itu adalah ribosoll126. A. karena itu fungsi badan golgi27. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelull1 inti sel mell1belah, sentriol

membelah terlebih dahulu dan mell1bentuk benang-benang gelendong pembelahan28. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekul-molekul

seperti autolisis, yakni penghancuran diri sel dengan cara ll1ell1heh~<bn <prnn~ ;0;

Page 150: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

135

29. C. karcna plastida mcngandung kloroplas yaitu pigmcn klorolll bcrwarna hijau yangbcrpcran pcnting dalam fotosintcsis

30. B. karcna kromosom mcngandung DNA (dcoxyribonuclcic acid) yang mcmbawakodc gcnctik

31. A. karcna scsaat scbclum pembclahan sel, scntriol membclah menjadi dua danmasing-masing bcrgcrak menuju kutub yang berlawanan schingga pada saatpcmbelahan sel menjadi pusat-pusat kutub

32. C. karena pada RE kasar permukaannya terdapat ribosom sedangkan RE halus tidak33. B. karena mitokondria dan kloroplas mempunyai membran dalam dan membran

luar. Pada mitokondria, membran luar membatasi mitkondria dengan sitoplasma danmembran dalam disebut krista. Pada kloroplas, membran luarnya halus danmembran dalam disebut lamella

34. B. karena RE mengandung ribosom dan berperan dalam sintesis protein35. C. karena ribosom sebagai tempat menyimpan protein dari asam amino36. A. karena mikrotubula dapat membentuk organel sitoplasma berupa sentriol, silia,

dan f1agela yang berguna untuk pergerakan sel37. B. karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi

respirasi38. B. karena itu merupakan fungsi lisosom39. B. karena di dalamnya terdapat enzim, protein, nukleotida, dan kromatin40. C. karena mitokondria bcrbentuk seperti sosis dan ribosom seperti butir-butir kecil

.;

Page 151: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

c. Molekul yang berkonsentrasi rendahd. Tidak larut dalam air

136

Lampiran IS

SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSI'OR PADA MEMBRAN

(SIKLUS II)

NamaKelasHad/tanggal

Pilihlah Salah Satu Jawahan Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya!

I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiper/onis) ke larutan yangkonsentrasinya rendah (hip%nis) sehingga larutan menjadi sarna (is%nis),disehut...a. Osmosis b. Difusi c. Transpor Pasif d. EndositosAlasannya _

2. Berikut merupakan heberapafak/or yang mempengaruhi laju difusi, kecuali ....a. Suhu b. Konsentrasi c. Potensial Air d. Ukuran MolekulAlasannya

-----------------3. Peristiwa di bawah ini yang merupakanperris/iwa difusi, kecuali ....

a. Jatuhnya air hujan dari atas langit ke bumi (bawah) sehingga keadaan tanahmenjadi basah dan merata ke seluruh pennukaan tanah

b. Teh yang dicelupkan ke air sehingga warna air menjadi coklat karena dihasilkankonsentrasi larutan yang sama

c. Pada saat sel hewan memasukkan zat makanannya dan sel darah putih menangkapkuman penyakit

d. Penyerapan air oleh oleh bulu-bulu akarAlasannya _

4. Syarat suatu partikel atau molekul dapat melewati membran sel dengan cara difusiadalah ....a. Partikel atau molekul besarb. Dapat larut dalam airAlasaJl/lya------------------------

5. Dibwah ini merupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewati membranpada proses difusi, kecuali ....a. C6HI2 0 6 b. H20 c. O2 d. CO2

AlasaJl/lya-----------------6. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdifusi ....

a. Padat b. Cair c. Gas d. KoloidAlasallllya--------------------

Page 152: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

137

d. Tercapai larutan yang isotonise. Tercapai larutan yang isotermis

7. Peristiwa difusi akan berakhir ketika ....b. Tercapai larutan yang hipertonisc. Tercapai larutan yang hipotonisAlasaJlJlya--------------------

d. Eksositosis8. Difusi merupakan transpor'pada membran yang bersifat ....

a. Semi permeabel b. Tranpor aktif c. Transpor pasifAlasaJlJlya

--------------------9. Proses difusi yang di bantu oleh protein-protein tertentu pada membran plasma

disebut....a. Difusi transpor aktif b. Difusi terfasilitasi c. Difusi protein d. Difusi integralAlasaJlJlya

-------------------~

untuk mengeluarkan ataudari konsentrasi tinggi ke

energlplasma

10. Osmosis adalah ....a. Perpindahan zat pelarut (air) dari larutan yang berkonsentrasi rendah menuju ke

larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semi permeabelb. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yang

berkonsentrasi rendah melalui membran selektif permeabelc. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan atau

memasukkan molekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tinggi

d. Perpindahan zat tanpa menggunakanmemasukkan molekul melalui membrankonsentrasi rendah

AlasaJl1zya-------------------------11. Perhatikan ciri-ciri transpor pada membran dibawah ini.

1. Tranpor pasif2. Transpor aktif3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis5. Transpor yang melewati tnembran semi permeabelCiri-ciri osmosis adalah ....a. 1,3,5 b. 1,4, 5 c. 2, 3,4AlasaJl1zya "

d. 3,4,5

12, Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, kecuali ....a. Penyerapan air oleh bulu-bub akarb. Harumnya ruangan setelah disemprot pengharum ruanganc. Mengkerutnya sel darah merahd. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sel-sel daun yang menyebabkan

plasmolisisAlasaJlJlya~. _

13, Osmosis akan berakhir pada saat larutan mencapai ....a, Hipertonis yang mengakibatkan sel pecah (kemolisis)b. Keseimbangan antara larutan hipotonis dengan larutan hioertonis

Page 153: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

c. Tekanan Potensial aird. Tekanan konsentrasi sel

c. Sel mengkerut (laenasi)d. Sel seimbang (isotonis)

138

A/asalllzya _

14. Dalam pertistiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masuk kedalamsel akan menambah volume sel sehingga tekanannya pun meningkat. Tekanan yangseperti itu dinamakan....a. Tekanan tugorb. Tekanan osmotikA/asa1l1zya-----------------------

15. Tekanan lurgo~ adaIah....a. Kemampuan sel untuk menyerap air dari lingkunganb. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding selc. Tekanan air yang menyebabkan keluamya air dari sel sehingga sel menjadi

gembung dan tegangd. Tekanan air yang menyebabkan masunya air ke dalam selA/asannya-----------------------

16. Membran semi permeabel adalah....a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya selb. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul guia dan proteinc. Membran yang hanya dapat dilewati oleh aird. Membran yang hanya dapat dilewati oleh melekul berkonsentrasi tinggiA/asanllya _

17. Plasmolisis adalah peristiwa....a. Terlepasnya plasma dari inti selb. Terlepasnya plasma dari dinding selc. Meningkatnya kadar air dalam seld. Rusakn?,a inti selA/asanllYu .~ _

.-,

18. Bagaimana sel mengalami plasmolisis....a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel maka sel akan mengembung dan

pecahb. Jika terialu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerutc. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi seimbangd. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel menjadi

tidak seimbangA/asallllya _

19. Jika berada dalam larutan hipolonis (konsentrasi rendah) maka sel akanmengalami ....a. Sel pecah (hemolisis)b. Sel menyusut (plasmolisis)A/asa1l1zya..---------------------------

20. Proses pengangkutan secara Irallspor pasif adalah....a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molp.klll

Page 154: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

d. Osmosis

d. ADN

139

b. Mcnggunakan cncrgi untuk I11cngcluarkan atau I11cl11asukkan molekul-l11olekutanpa l11elalui I11cl11bran plasma

c. Tanpa l11enggunakan encrgi untuk l11engeluarkan atau memasukkan molekul­molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke rendah

d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi

Alasannya ~

21. Transpor pada l11embran yang termasuk transpor pasif adalah ....a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. Pinositosis

Alasannya--------------------

22. Proses pengangkutan secara transpor aktifadalah proses pengangkutan....a. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­

molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasib. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­

molekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasic. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul

melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggid. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul

tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendahAlasannya------------------------

23. Transpor pada mcmbran yang termasuk transpor aktif adalah ....a. Difusi b. Plasmolisis c. EndositosisAlasannya _

24. Dalam transpor aktifyang menjadi sumber energi adalah ....a. NADH b. ATP c. ADP

Alasannya _

25. Di bandingkan transpor pasif, transpor aktifmemiliki beberapa kelebihan, kecuali ....a. Dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuran kecilb. Dapat menengkut molekul zat yang berukuran besarc. Zat yang diangkut dapat ditimbun di dalam seld. Dapat mengangkut molekul-molekul4at untuk melawan perbedaan konsentrsiAlasallllya--------------------

26. Endositosis adalah ....a. Peristiwa mengeluarkan zat padat atau tetes cairan melalui membranb. Peristiwa memasukkan zat padat melalui membranc. Peristiwa keluar masuknya sel melalui membrand. Pengeluaran materi ke luar dari selAlasalllzya _

27. Endositosis terjadi pada peristiwa....a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darahb. Pemecahan makanan oleh sel amoeba

Page 155: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

140

A/asallllya _

28. Ada 2 macam bentuk endositosis, yaitu fagositosis dan pinositosis. Yang dimaksuddengan pinositosis adalah....a. Pemasukkan partikel berupa zat cairb. Pemasukkan partikel berupa zat padatc. Pemasukkan partikel berupa gasd. Pemasukkan partikel berupa molekul sederhanaA/asallllya

29. Contoh dari eksositosis adalah ....a. Sci darah putih yang melawan mikroorganismeb. Proses pembentukan molekul-molekul besarc. Sekresi hormon oleh sel-sel hewan tertentud. Penelanan atau pemasukkan partikel padatA/asallllya ;

30. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yang berbedakonsentrasinya.

Igambar tersebut dapat disimpulkan bahwa dibanding larutant k't I d lah

Berdasarkan.t I ISI OPl asma, aru an se 1arseaa .... .,

J IIa. Isotonis Hipertonisb. Hipotos Isotonisc. Hipertonis Hipotonisd. Hipotonis Hipertonis

A/asallllya

Page 156: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

141

Lampinm 16KUNCI JAWABAN SOAL

SUB KONSEP TRANSPOR PAlM MEMBRAN

I. B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sel dengan caramengikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasirendah. Transportasi zat seperti itu disebut transpor pasif

2. C. karena yang mempengaruhi laju difusi adalah suhu, konsentrasi, ukuran molekul,dan wujud materi

3. B. karena terjadi pergerakkan molekul teh dari konsentrasi tinggi menyebar keseluruh bagian air yang berkonsentrasi rendah sehingga larutan menjadi homogen

4. B. karena molekul yang larut dalam air akan berdifusi lebih cepat dari pada molekulyang tidak larut dalam air

5. A. karena C6HI206 termasuk molekul besar dan kompleks sedangkan molekulyang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada proses difusi adalahmolekul kecil dan sederhana seperti 02, H20

6. C. karena difusi sangat cepat terjadi pada zat berwujud gas7. C. karena larutan telah mencapai konsentrasi yang sama8. C. karena tidak membutuhkan energi9. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh protein­

protein tertentu pada membran plasma10. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarut (air) dari larutan yang'

konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konsentrasi tinggi(hipertonis) melalui membran semi permeabel

11. B. karena osmosis termasuk transpor pasif dan perpindahan molekul zat pelarut(air) dari larutan yang konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yangkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semi permeabel

12. B. karena itu merupakan contoh peristiwa difusi13. C. Karena jika tekanan osmosis dan tekanan turgor telah mencapai keseimbangan

maka peristiwa osmosis akan berhenti.14. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sel untuk menyerap air dari

lingkungannya15. B. Karena terjadi di dinding sel.16. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh moleku-molekul yang

berukuran kecil seperti air17. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasi

tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak keluar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dindingsel

18. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasitinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak keluar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dindingsel

19. A. karena sel akan membengkak jika berada dalam larutan hipotonis yaitu dengankonsentrasi di luar sellebih rendah dibanding konsentrasi di dalam sel

20. C. karena transportasi zat berlangsung dengan cara mengikuti aliran perbedaankonsentrasi

21. C. karena tidak membutuhkan energi

Page 157: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

142

23. C. karena membutuhkan cnergi24. B. karena sumber energi untuk transpor aktif adalah energi metabolik yang

dihasilkan oleh sel dan di simpan sebagai ATP. Dengan adanya energi tersebuttranspor aktif mampu menggerakkan molekul-molekul untuk bergerak melawanperbedaan konsentrasi

25. A. karena transpor aktif dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuranbesar

26. B. karena endo= ke dalam, kytos= sel. Jadi, endositosis adalah proses memasukkanpartikel/molekul ke dalam sel

27. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel28. A. karena dalam bahasa yunani pinG = minum. Jadi, pinositosis yaitu pemasukan

molekul/zat berupa zat eair ke dalam sel.29. C. karena mengeluarkanlmenyekresikan produk.30. D. karena gambar 1, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipotonik) dibanding

di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan sel menjadi gembung.Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karena konsentrasi di dalam sellebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel (hipertonik).

"

Page 158: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

143

Lampiran 17

INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

(SIKLUS I)

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya!

1. Sel eukariotik adalah ....a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat kecilb. Sel yang tidak memiliki membran intic. Sel yang memiliki membran intid. Sel yang tidak memiliki dinding selAlasannya _

2. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah ....a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus d. Sel parenkim tumbuhanAlasannya-----------------------

3. Membran plasma terdiri atas ....a. Karbohidrat dan proteinb. Karbohidrat dan natriumc. Kalium dan natriumd. Protein dan lipidAlasatUlya _

4. Fungsi dari membran plasma adalah ....a. Memberi bentuk selb. Membantu pembelahan nukleusc. Mengatur zat-zat yang masnk dan keluar seld. Melindungi selAlasannya _

d. Lisosom"

c. Mitokondria5. Homeostasis sel dilakukan oleh ....

a. Membran sel b. Dinding selAlasannya _

d. Glukosa6. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah ....

a. Fosfolipid b. Kitin c, SelulosaAlasannya _

Page 159: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Tumbuhan

d.3,4,5

144

Perhatikan gambar berikut!

Hewan

7. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah ....a. Pada sel tumbuhan terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan

pada sel hewan tidak adab. Pada sel tumbuhan terdapat vakuola pennanen, plastida dan dinding sel

sedangkan pada sel hewan tidak adac. Pada sel tumbuhan terdapat lamella tengah, selaput plasma dan plastida

sedangkan pada sel hewan tidak adad. Pada sel tumbuhan terdapat sentriol, plastida dan membran sel pada sel

hewan tidak adaAlasannya

----------------------8. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada ....

a. Hewan bersel satub. Hewan yang hidup didaerah panasc. Hewan multiselulerd. Semua sel hewanAlasannya _

9. Pada sebuah sel ditemukan1. Vakuola 4. Badan golgi2. Ribosom 5. Plastida3. Mitokondria 6. KloroplasOrganel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah ....a.I,2,3 b.I,5,6 c.2,3,4Alasannya---------------------

10. Pada sel hewan, vakuola non kotraktil berfungsi untuk ....a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasmab. Mencemakan makananc. Membangun turgor seld. Menyimpan produk-produk selAlasannya _

Page 160: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

145

Untuk soal nomor II sampai dengan 13, perhatikan gamber sel berikut.

yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pernapasan sel

d.4c. 3b.2

I I. Organel seladalah ....a. IAlasannya _

12. OrganeI sel yang bertugas mengatur seluruh kegiatan sel adalah ....a. 3 b. 4 c.5 d. 6Alasannya _

13. Fungsi organel nomor 3 adalah ....a. Membentuk lisosomb. Tempat teIjadinya fotosintesisc. Sintesis karbohidratd. Sintesis proteinAlasannya----------------------

14. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sel adalah ....a. Retikulwn endoplasma b. Sentriol c. Dinding sel d. Badan golgiAlasannya _

15. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penyusutan.Peristiwa ini diakibatkan oleh aktivitas ....a. Badan golgi b.Lisosom c. Sentrosom d. Retikulwn endoplasmaAlasannya------------------------

16. Twnbuhan dapat melakukanJotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organelsel ....a. Vakuola b. Kromosom c. Plastida d. SentrosomAlasannya _

17. Bagian sel yang berperan dalam pewarisan sifat adalah ....a. Sentrosom b. Kromosom c. Lisosom d. Ribosoll1Alasannya-----------------------

Page 161: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

146

18. Fungsi sentriol bagi sel adalOO ....a. Pusat kutub-kutub pembelOOan selb. Membentuk ATPasec. MerubOO lemak menjadi karbohidratd. Membantu lisosomAlosonnyo _

19. Beberapa fungsi dan sifat organel adalOO sebagai berikut1. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi2. Membentukjaringan epitel 5. Sebagai alat respirasi3. Dntuk sistem proteinCiri retikulum endoplasma adalOO ....a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. I dan 5Alosonnyo _

20. Perhatikan gambar sel berikut!

d 100bama organe. yang enar a a .....Nama Orll.anel

1 3a. Sentriol Plastida ..b. Kromosom Membran Plasmac. Badan Golci Plastidad. Mitokondria Ribosom

N

Alasonnyo _

Page 162: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

147

Lampiran 18

KUNCI JAWAllAN

1. C. karena inti se1nya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotikberdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokaIiotik(1-10 mikrometer)

2. B. karena bakteIi tidl!k mempwlyai membran inti3. B. karena protein dan lipid bergWla sebagai penWljang rangka dasar membran

sel4. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi

zat-zat yang akan keluar masuk sel5. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke

dalam sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap teIjaga6. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang

tersusWl atas serat-serat selu1osa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleksyang termasuk karbohidrat

7. B. karena sel hewan tidak mempWlyai vakuola, plastida, dan dinding sel8. A. karena vakuola pada sel hewan umwnnya kecil, tidak tampak sama sekali,

dan hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu)9. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan

sedangkan Iibosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbu1lanjuga ada pada sel hewan

10. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut jugavakuola makanan

11. A. karena itu adalah mitokondria12. B. karena itu adalah inti sel (nukleus)13. C. karena itu adalah ribosom14. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelum inti sel membelah,

sentriol membelah terlebih dahulu dan membentuk benang-benang gelendongpembelahan

15. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekul­molekul seperti autolisis, yakni penghancuran diIi sel dengan caramembebaskan semua isi lisosom dalam sel. Contohnya pada berudu yangmenginjak dewasa dengan menyerap kembali ekomya

16. C. karena plastida mengandung kloroplas yaitu pigmen klorofil berwama hijauyang berperan penting dalam fotosintesis

17. B. karena kromosom mengandWlg DNA (deoxyIibonuc1eic acid) yangmembawa kode genetik

18. A. karena sesaat sebelum pembelahan sel, sentriol membelah menjadi dua danmasing-masing bergerak menuju kutub yang berlawanan sehingga pada saatpembelahan sel menjadi pusat-pusat kutub

19. B. karena RE mengandWlg ribosom dan berperan dalam sintesis protein20. C. karena mitokondIia berbentuk seperti sosis dan Iibosom seperti butir-butir

kecil

Page 163: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

c. DitllSi proteind. Difusi integral

oleh protein-protein tertentu pada membran

148

Lampiran 19

INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN (SIKLUS II)

Pilihlah salah satn jawaban yang paling tcpat dan bcrikan alasannya!

I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiperlonis) ke larutan yangkonsentrasinya rendah (hipolonis) schingga larutan menjadi sama (isolonis).disebut. ..a. Osmosis b. Dil'usi c. Transpor Pasil' d. EndositosAlasannya

Di bawah ini mcrupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewatimcmbran pada proses difusi, keClwli ....a. C"HI206 b. !-hO c. O2 d. CO2

Alasannya

3. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdil'usi ....a. Padat b. Cair c. Gas d. KoloidAlasannya _

4. Pcristiwa dil'usi akan berakhir ketika ....a. Tercapai larutan yang hipertonisb. Tercapai larutan yang hipotonisc. Tercapai larutan yang isotonisd. Tercapai larutan yang isoterm isAlasannya _

5. Proses dil'usi yang di bantuplasma disebul ....a. Dil'usi transpor aktil'b. Dil'usi tcrl'asilitasiAlasannya _

6. Osmosis adalah ....a. Perpindahan zat pelarut (air) dari lar;;tan yang berkonsentrasi rendah

menuju ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel

b. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yangberkonsentrasi rendah melalui membran selektil'permeabel

c. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan ataumcmasukkan molekul mclalui membran plasma dari konscntrasi rendah kekonsentrasi tinggi

Page 164: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

149

d. Pcrpindahan zat tanpa mcnggunakan cnergi untuk mengcluarkan ataumcmasukkan molekul mclalui mcmbran plasma dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rcndah

Alasannya _

7. I'crhatikan ciri-ciri trans pOI' pada mcmbran dibawah ini!I. Tranpor pasi f2. Transpor aktif3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis5. Transpor yang melewati membran semi permcabelCiri-eiri osmosis adalah ....a.1.3.5 b.I.4,5 c.2,3,4 d.3,4,5Alasannya---------------------- _

8. Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, keeuali ....a. Penycrapan air oleh bulu-bulu akarb. Harumnya ruangan setelah disemprot pcngharum ruanganc. Mengkerutnya sel darah merahd. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sci-sci daun yang

mcnyebabkan plasmol isisAlasannya---------------------

9. Dalam pel1istiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masukkedalam sci akan menambah volume sci sehingga tekanannya pun meningkat.Tekanan yang sepel1i itu dinamakan....a.Tekanan b.Tekanan e.Tekanan potensial d.Tekananturgor osmotik air konsentrasi selAlasannya---------------------------

10. Tekanan turgor adalah ....a. Kemampuan seluntuk menyerap air dari lingkunganb. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding scic. Tekanan air yang mcnyebabkan keluarnya air dari sel sehingga sci menjadi

gcmbung dan tegangd. Tekanan air yang menyebabkan masuny~.air ke dalam selAlasannya---------------------

II. Membran semi permeabel adalah ....a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya selb. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul gula dan proteine. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh aird. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh molekul berkonsentrasi tinggiAlasannya-------------------------

Page 165: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

150

12. PlaslIlolisis adalah peristiwa....a. Terlepasnya plasma dari inti selb. Terlepasnya plasma dari dinding selc. Meningkatnya kadar air dalam seld. Rusaknya inti selAlasannya

------------------13. Bagaimana selmengalami plasmolisis ....

a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam selmaka sci akan mengembung danpecah

b. Jika terlalu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerutc. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi

seimbangd. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel

menjadi tidak seimbangAlasannya _

14. Proses pengangkutan secara tramjJor pasif adalah ....a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­

molekulmelalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasib. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­

moleku tanpa melalui membran plasmac. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan

molekul-molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi kerendah

d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkanmolekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi

Alasannya _

15. Transpor pada membran yang tennasuk transpor pasif adalah ....a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. PinositosisAlasannya"- _

16. Proses pengangkutan secara tral1spor ak/ifadalah proses pengangkutan....a. Tanpa menggunakan energi untuk rqengeluarkan atau memasukkan

molekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaankonsentrasi

b. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkanmolekul-molekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaankonsentrasi

c. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul­molekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasitinggi

Page 166: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

151

d. Menggunakan energi untuk mcngeluarkan atau memasukkan molckul­molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah

Alasannya _

d. Osmosis17. Transpor pada membran yang termasuk transpor aktif adalah

a. Difusi b. Plasmolisis c. EndositosisAlasannya---------------------

18. Endositosis terjadi pada peristiwa....a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darahb. Pemecahan makanan oleh sel amoebac. Penangkapan makanan oleh sel amoebad. Sel-sel sekretoris menyekresikan produkAlasannya-------------------------

19. Contoh dari cksositosis adalah ....a. Sel darah putih yang melawan mikroorganismeb. Proses pembentukan molekul-molekul besarc. Sekresi hormon oleh scl-sel hewan tertentud. Penelanan atau pemasukkan partikel padatAlasannya _

20. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yangberbeda konsentrasinya. I

....I II

a. Isotonis Hipertonisb. Hipotos Isotonisc. Hipertonis Hipotonisd. Hipotonis Hipertonis

"Berdasarkan gam bar tersebut dapat disimpulkan ballWa dibanding larutansitoplasma, larutan sekitar sel adalah

Alasannya _

Page 167: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 20

KUNCI JAWABAN SOALSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN

152

I. B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sci dengan earumcngikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konscntrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Trunsportasi zat seperti itu disebut transpor pasif

, A. karena C6H 1206 tennasuk molekul besar dan kompleks sedangkanmolckul yang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada prosesdifusi adalah molekul keeil dan sederhana sepelii 02, H20

3. C. karena difusi sangat eepat terjadi pada zat berwujud gas4. C. karena larulan tclah meneapai konsenlrasi yang sama5. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu olch

protein-protein tcrtentu pada membran plasma6. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarul (air) dari larutan yang

konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konscntrasi tinggi(hipcrtonis) mclalui membran semi penneabel

7. B. karena osmosis tennasuk transpOI' pasif dan perpindahan molekul zalpelarul (air) dari lanilan yang konsentrasi rendah (hipolonik) menuju kelarutan yang konsentrasi tinggi (hipertonis) mclalui membran semi permeabel

8. B. karena itu merupakan eontoh peristiwa difusi9. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sci untuk menyerap air

dari lingkungannya10. B. Karena teljadi di dinding sel.II. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh molcku-molckul yang

berukuran keeil seperti air12. B. karen a di luar sel dalam kondisi hipelionis yailu larutan dengan

konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sci sehingga airakan bergerak kc luar meninggalkan sci akibatnya selmenyusut karena plasmalerlepas dari dinding sci

13. B. karena di luar sci dalam kondisi hipcrtonis yaitu larutan dengankonsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga airakan bergerak ke luar meninggalkan sel akibalnya sel menyusut karena plasmaterlepas dari dinding sel

14. C. karena transpOliasi zat berlangsung dengan eara mcngikuli aliran perbcdaankonsentrasi

15. C. karena tidak membutuhkan energi "16. C. karena transportasi zat berlangsung dengan eara melawan al iran perbedaan

konsentrasi, jadi membutuhkan energi dalam bentuk ATP17. C. karena membutuhkan energi18. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel19. C. karena mengeluarkan/menyekresikan produk.20. D. karena gambar I, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipolonik)

dibanding di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan scimcnjadi gembung. Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karenakonsentrasi di dalam sel lebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel(hiperlonik).

Page 168: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Impiran 21Tabel 25. Skor VaJidltas Uji coba Instrumen Penelitian

SubKonsep Struktur dan Fungsi Set (SIKLUS I)Butir Soal

----

swa X X21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 24 576

2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156

3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 29 841

4 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 11565 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225

6 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 " 1 1 1 1 1 1 30 900

7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 14448 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 32 10249 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 1089

0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 32 10241 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 784

2 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 26 676

3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441

4 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 625

5 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 8416 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 21 4417 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 29 841

8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 36 1296

9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 34 1156

0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225

1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 " 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 8412 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 23 529

3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 28 784

• 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 30 900; 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 32 1024; 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 35 1225r 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 841l 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 35 1225l 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089l 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296,0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 " 0 0 0 1 1 1 1 27 729

, 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 33 10891 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 28 7841 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 a 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 32 10240 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 , 0 1 1 1 1 30 9001 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 30 900

23 8 27 32 34 15 20 34 27 32 28 27 20 36 36 30 33 11 32 33 29 21 31 30 27 10 33 31 32 28 36 36 33 26 32 25 35 31 37 30 1134 35262V>W

Page 169: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

154

Lampinll) 22

PERHITUNGAN KRITERIA VAUDITAS UJI COBA INSTRUMEN UNTUK

SIKLUS 1

Langkah perhitungan kriteria validitas UJI coba instrumen untuk siklus dengan

menggunakan rumus Koefisien Point Biserial

=

Mp-Mr

SOt

Keterangan :

Mt = Mean secara keseluruhan

SOt = Standar deviasi

rpb. = Koefisien korelasi product moment

p = Proporsi responden yang menjawab salah

q = Proporsi responden yang menjawab benar

Mp = Mean responden yang menjawab benar

Contoh soal no. I

Sebelum mencari nilai rpbi terlebih dahulu mencari nilai MP

Banyaknya siswa yang menjawab soal benarMP =

Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal

Mp =711

23

30,913

..

Kemudian mencari nilai Mt

~xt

MtJumah siswa

1134=---

17

Page 170: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Sclanjutnya mcncari nilai SDt

SOtN N

=~ 953,027 - 939,339

=,j 13,688

= 3,69

Kemudian mencari nilai p dan q

Jumlah siswa yang menjawab benar

155

p

p

=

23

37

= 0,62

Jumlah siswa

q = 1- p

= 1-0,62

= 0,38

Masukkan rumus Koefisien Point Biserial

Mp-Mt

~fpbi = .,SOt

30,913 - 30,648 ~'62=

3,69 0,38

= 0,0718 x 1,2773

= 0,0917 (invalid)

ftab > fhit

Page 171: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 23

Tabel 26. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen

(Siklus I)

156

NO Mp Mt Sot P q rpbi rtbl kriteria

1 30.913 30.648 3.69 0.62 0.38 0.092 0.325 invalid

2 32.875 30.648 3.69 0.22 0.78 0.32 0.325 invalid

3 33.777 30.648 3.69 0.73 0.27 1.394 0.325 valid

4 31.375 30.648 3.69 0.86 0.14 0.488 0.325 valid

5 31 30.648 3.69 0.92 0.08 0.326 0.325 valid

6 31 30.648 3.69 0.41 0.59 0.08 0.325 invalid

7 31.4 30.648 3.69 0.54 0.46 0.24 0325 invalid

8 31 30.648 3.69 0.92 008 0.326 0.325 valid

9 30.704 30.648 3.69 0.73 0.27 0.026 0.325 invalid

10 31.406 30.648 3.69 0.86 0.14 0.509 0.325 valid

11 31.071 30.648 3.69 0.76 0.24 0.205 0.325 invalid

12 31925 30.648 3.69 0.73 0.27 0.569 0.325 valid

13 32.1 30.648 3.69 0.54 0.46 0.426 0.325 valid

14 30.75 30.648 3.69 0.97 0.03 0.162 0.325 invalid

15 30.833 30.648 3.69 0.97 0.03 0.285 0.325 invalid

16 31.3 30.648 3.69 0.81 0.19 0.365 0.325 valid

17 30.575 30.648 3.69 0.89 0.11 -0.056 0.325 invalid

18 31.818 30.648 3.69 0.29 0.7 0.204 0.325 invalid

19 32.125 30.648 3.69 0.86 0.14 0.992 0.325 valid-

20 30.969 30.648 3.69 0.89 0.11 0.247 0.325 invalid

21 31.379 30.648 3.69 0.78 0.22 0.373 0.325 valid

22 31.238 30.648 3.69 0.57 0.43 0.184 0.325 invalid

23 31.194 30.648 3.69 0.84 0.16 0.338 0.325 valid

24 31.3 30.648 3.69 0.81 0.19 0.365 0.325 valid

25 31.555 30.648 3.69 0.73 0.27 0.404 0.325 valid

26 31.3 30.648 3.69 0.27 0.73 0.108 0.325 invalid

27 31.182 30.648 3.69 0.89 0.11 0.412 0.325 valid

28 31.226 30.648 3.69 0.84 0.16 0.359 0.325 valid

29 31.118 30.648 3.69 0.92 0.08 0.432 0.325 valid

30 32.321 30.648 3.69 0.76 0.24 0.812 0.325 valid

31 30.861 30.648 3.69 0.97 ., 0.03 0.328 0.325 valid

32 30.611 30.648 3.69 0.97 0.03 -0.057 0.325 invalid

33 30.969 30.648 3.69 0.89 0.11 0.249 0.325 invalid

34 31.5 30.648 3.69 0.7 0.3 0.353 0.325 valid

35 30937 30.648 3.69 0.86 0.14 0.194 0.325 invalid

36 31.36 30.648 3.69 0.68 0.32 0.281 0.325 invalid

37 30.914 30.648 3.69 0.95 0.05 0.314 0.325 invalid

38 29.935 30.648 3.69 0.84 0.16 -0.443 0.325 invalid

39 30.648 30.648 3.69 1 0 0 0.325 invalid

40 31.5 30.648 3.69 0.81 0.19 0.477 0.325 valid

Page 172: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 24Tabel 27. Skor Validitas Vji Coba Instrumen Penelitian

Sub Konsep Transpor Pada Membran (SIKLUS II)

SiswaButir Soal

X X21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 2892 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 22 4843 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 3244 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 21 4415 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 13 1696 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 19 3617 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 1968 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 21 4419 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 21 441

10 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 25611 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 15 22512 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 19 36113 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 32414 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 18 32415 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 19 36116 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 44117 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 21 44118 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 15 22519 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 44120 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 22 48421 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 20 40022 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40023 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40024 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 13 16925 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 20 40026 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 40027 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 13 16928 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12 14429 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 19 36130 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40031 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25 62532 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 21 44133 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 12 14434 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 21 44135 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 13 169X 33 9 31 11 26 11 33 23 3 33 29 15 10 27 22 20 13 29 9 15 31 26 30 34 9 19 2 31 31 25 639 12043

Page 173: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 25

Tabel28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen

(Siklus II)

158

NO Mp Mt SOt P q rpbi rtbl kriteria

1 18.576 18.257 3.28 0.94 0.06 0.385 0.325 valid

2 19111 18.257 3.28 0.26 0.74 0154 0.325 invalid

3 18.194 18.257 3.28 0.89 0.11 -0.05 0.325 invalid

4 18.545 18.257 3.28 0.31 0.69 0.059 0.325 invalid

5 18.885 18.257 3.28 0.74 0.26 0.325 0.325 valid

6 20.727 18.257 3.28 0.31 0.69 0.51 0.325 valid

7 18606 18.257 3.28 0.94 0.06 0.43 0.325 valid

8 18.217 18.257 3.28 0.66 0.34 -0.02 0.325 invalid

9 22 18.257 3.28 0.09 091 035 0.325 valid

10 18.545 18.257 3.28 0.94 006 0.36 0.325 valid

11 18.759 18.257 3.28 0.83 0.17 0.34 0.325 valid

12 20.266 18.257 3.28 0.43 0.57 053 0.325 valid

13 17.3 18.257 3.28 0.29 0.71 -0.18 0.325 invalid

14 19.296 18.257 3.28 0.77 0.23 0.58 0.325 valid

15 19.273 18.257 3.28 0.63 0.37 0.403 0.325 valid

16 19.3 18.257 3.28 0.57 0.43 0.37 0.325 valid

17 20.385 18.257 3.28 0.37 0.63 0.502 0.325 valid

18 19.207 18.257 3.28 0.83 0.17 0.64 0.325 valid

19 19.444 18.257 3.28 0.26 0.74 0.21 0.325 invalid

20 19.533 18.257 3.28 0.43 0.57 0.34 0.325 valid

21 18.839 18.257 3.28 0.89 0.11 0.49 0.325 valid

22 18.962 18.257 3.28 0.74 0.26 0.36 0.325 valid

23 18.833 18.257 3.28 0.86 0.14 0.43 0.325 valid

24 18.412 18.257 3.28 0.97 0.03 0.27 0.325 invalid

25 18.666 18.257 3.28 0.26 0.74 0.07 0.325 invalid

26 17.684 18.257 3.28 0.54 0.46 -0.19 0.325 invalid

27 22.5 18.257 3.28 0.06 0.94 0.327 0.325 valid

28 18.548 18.257 3.28 0.89 0.11 0.25 0.325 invalid

29 18.806 18.257 3.28 0.89 0.11 0.47 0.325 valid

30 19.16 18.257 3.28 0.71 0.29 0.44 0.325 valid

Page 174: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Butir SoalX :',,-,~) ;Z -,

3 4 5 8 10 12 13 16 19 21 23 24 25 27 28 29 30 31 34 401 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 144

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361

0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1,

1 0 12 144

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 256

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 256

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15 225

1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 13 169

0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8 64

0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 10 100

0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 8 64

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 15 225

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 256

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

0 1 1 1 1 > 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 256

1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 11 121

0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 13 169

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 289

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 15 225

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 17 289

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 256

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 16 256

1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 169

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 16 256

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14 196

27 32 34 34 32 27 20 30 32 29 31 30 10 33 31 32 28 36 26 30 584 9588

072973 0,86486 0,91892 0,91892 0,86486 0,72973 0.54054 081081 0,86486 0.78378 083784 081081 0.27027 089189 0,83784 0,86486 a 75676 0.97297 07027 0,81081

027 0,14 008 0,08 014 0.27 0,46 0,19 0.14 022 016 019 073 011 016 o 14 0.24 0,03 03 a 19

01971 0.1204 0,0736 00736 0,1204 01971 0,2484 01539 01204 01716 01344 01539 °1971 00979 01344 0,1204 01824 00291 021 01539 2.89

'an 26Tabel 29. Skor Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (SIKLUS I)

u,

V>'C!

Page 175: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampinln 27

Perhitungan Reliabilitas Hasil Vji Coba Instrumen

Siklus I

LX ~ 584

Lx2 ~ 9588

Banyak data (N) ~ 37

160

~~­\j37

341056

1369

~\259,14 - 249,13 3,16

Koefisien Reliabilitas dihitung dengan mengggunakan mmus K-R 20 sebagai berikut :

= 1,03

=r 37 l [3,16

2- 2,888 ]

[ 36 j 3,162

[9,9856 - 2,888J

L 9,9856

= 1,03 (0,7108)

~ 0,732

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas :

rll ~ 0,91-1,00 = sangat tinggi

rll ~ 0,71 - 0,90 = tinggi

rll ~ 0,41 - 0,70 ~ cukup

rll ~ 0,21 - 0,40 ~ rendah

rll ~ <0,21 ~ sangat rendah

"

Page 176: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

l[lIran 28Tabe130. Skor Uji Reliabilitas lnstrumen PenelitianSub Konsep Transpor Pada Membran (SIKLUS II)

Butir SealX X2iwa

I1 5 I 6 7 9 10 11 12 14 15 16 17 18 20 21 22 23 I 27 29 30

1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 I 1 I 0 1 1 11 I 121

2 1 1 ! 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 I 0 1 I 1 14 I 196

3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 12 144

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 I 0 1 0 1 0 1 1 14 196; 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 9 81; 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 256, 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 I 1 1 0 1 1 9 813 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 324

l 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 256

0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 121

1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9 81

2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 I 1 0 15 225I

3 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 12 144

4 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14 196

5 1 1 1 I 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 I 256

6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 13 169

7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 225

8 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 10 100

9 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 196

:0 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 0 1 1 19 361

" 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 16 256

" 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 I 1 1 13 169

:3 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 I 1 1 1 0 1 1 13 169,. 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 8 64

:5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 I 0 1 0 1 1 13 169

:6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1,

1 1 0 1 1 14 169I

:7 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 49

'8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6 36

:9 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14 i 169

0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 225,1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 I 1 1 1 1 I 1 1 20 I 400

2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 0 I 1 1 17 289

3 0 1 0 1 0 I 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 I 1 0 6 36,4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289

5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8 64( 33 26 11 33 3 33 29 15 27 22 20 13 29 15 31 26 30 2 31 25 454 6282, 094 0,74 0.31 0,94 009 0,94 0.83 043 0,77 0.63 057 037 083 0.43 089 074 0.86 0,06 089 071, 006 I 0.26 0,69 0,06 0.91 006 0.17 057 0.23 037 043 0,63 017 057 011 026 014 094 011 029

00564 ' 00819 02451 01711 02331 02451~

02451 3.0831.q 00564 I 01924 0.2139 00564 01411 02331 01411 00979 01924 01204 00564 00979 02059

Page 177: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampirao 29

Pcrhitlillgall Rcliabilitas Hasil Uji Cuba Illstrumcll

Siklus II

LX = 454

LX2

= 6282

Banyak data (N) = 35

so =[ L~2 t :X ~2

= r;;;;; _ 206116

\j~ 1225

162

= \ 179,49 -- 168,26 3,35

Koefisien Reliabilitas dihitung dCllgan mengggunakan [wnus K-R 20 sebagai berikut :

=

= 1,03

Q,352

- 3,0891J

3352,

f1l ,2225 - 3,0891l

L 11,2225 J= 1,03 (0,7247)

= 0,75

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas :

rll = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi

rll = 0,71 - 0,90 = tinggi

[II = 0,41 - 0,70 = cukup

rll = 0,21 - 0,40 = rendah

rll = <0,21 = sangat rendah

Page 178: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 30

Tabel3l .Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS I

163

NO B JS P kriteria

1 23 37 0.62 sedang2 8 37 0.22 sukar3 27 37 0.73 mudah4 32 37 0.86 mudah5 34 37 0.92 mudah6 15 37 0.41 sedang7 20 37 0.54 sedang8 34 37 0.92 mudah

9 27 37 0.73 mudah10 32 37 0.86 mudah11 28 37 0.76 mudah12 27 37 0.73 mudah13 20 37 0.54 sedang14 36 37 0.97 mudah15 36 37 0.97 mudah16 30 37 0.81 mudah17 33 37 0.89 mudah18 . 11 37 0.3 sukar19 32 37 0.86 mudah20 33 37 0.89 mudah21 29 37 0.78 mudah22 21 37 0.57 sedang23 31 37 0.84 mudah24 30 37 0.81 mudah25 27 37 0.73 mudah26 10 37 0.27 sukar27 33 37 0.89 mudah28 31 37 0.84 mudah29 34 37 0.92 mudah30 28 37 0.76 mudah31 36 37 0.97 mudah32 36 37 0.97 mudah33 33 37 0.89 mudah

34 26 37 " 0.7 sedang35 32 37 0.86 mudah36 25 37 0.68 sedang

37 35 37 0.95 mudah38 31 37 0.84 mudah39 37 37 1 mudah40 30 37 0.81 mudah

Page 179: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 31

Tabcl 32. Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS II

1M

NO B JS P kriteria

1 33 35 0.94 mudah

2 9 35 0.26 sukar3 31 35 0.89 mudah

4 11 35 0.31 sedang

5 26 35 0.74 mudah

6 11 35 0.31 sedang

7 33 35 0.94 mudah

8 23 35 0.66 sedang

9 3 35 0.09 sukar

10 33 35 0.94 mudah

11 29 35 0.83 mudah

12 15 35 0.43 sedang

13 10 35 0.29 sukar

14 27 35 0.77 mudah

15 22 35 0.63 sedang

16 20 35 0.57 sedang

17 13 35 0.37 sedang

18 29 35 0.83 mudah

19 9 35 0.26 sukar

20 15 35 0.43 sedang

21 31 35 0.89 mudah

22 26 35 0.74 sedang

23 30 35 0.86 mudah

24 34 35 0.97 mudah

25 2 35 0.06 sukar26 19 35 0.54 sedang

27 9 35 0.26 $ukar28 31 35 0.89 mudah

29 31 35 0.89 mudah

30 25 35 0.71 mudah

.,

Page 180: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 32

LEMBAR OBSERVASI SISWA

SekolahKelasHari/tanggalSiklus ke­Pertemuan ke- :Observer

165

,-----PenilaianNo Aspek yang diamati

0 1 2 3 4I Mengikuti diskusi dengan aktif') Menjelaskan materi kepada teman1-:"0 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan)

guru/teman4 Partisipasi dan kontribusi5 Bertanya kepada leman/guru

~-

Keterangan skala penilaian :o= Sangat Kurang1= Kurang2 = Cukup3 = Baik4 = Sangat Baik

Observer

(Nama dan tanda tangan)

Page 181: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

Lampiran 33

Kuesioner Siswa Mengenai

Model Pembelajaran KooperatifTelmik Jigsaw

NamaKelasHari/tanggal

No Keciatan Ya TidakI Apakah kamu menyukai metode pembelajaran ini?--2 Apakah penggunaan metode pembelajaran ini sesuai

untuk menyampaikan mated tentang sel?0 Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan0

metode pembelajaran ini?4 Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu

semangat untuk mempelajari IPA (biologi)?5 Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode

pembelajaran ini?6 Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode

pembelajaran ini?7 Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik

kepada temalmm dalam metode nembelaiarall ini?8 Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan

materi dari teman dalam metode ini?9 Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah

menggunakan metode pembelajaran ini?10 APilkah masih terdapat materi yang belum dipahami .

setelah menggunakan metode pembelajaran ini?

Page 182: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

LEMBAR UJI REFERENSI

NamaNIMJurusanJudul Skripsi

: Fika Damayanti: 103016127085: Pendidikan Biologi:Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan TeknikJigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa TerhadapKonsep Sel.

Paraf

7. Paul Suparno, Op.cit., h.IO8. Tatang Suratno, Konstruktivisme, Konsepsi Alternotif. dan

Perubahan Konseptual, (Bandu~Universitas PendidikanIndonesia, 2006) h. I

9. Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan ReduksiMiskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivistik ModelKooperatifBerbantuan Modul, (Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 13,No I, Februari 2006) h. 27

10. Ibid, h. 26II. Ibid

1.

1. . 1.

IO.P11.:1......

Dosen DosenI II

2.f! 2.~

3. j) 3.~~:~ ~:' .

6. ~ 6.. --

7.!f 7.th;·8tA 8.9.( 9.

Science,About1998)

Referensi

1. Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan TekhnikJigsaw dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP, (BuletinPelangi Pendidikan, vol 1, No 1, 1999) h. 6

2. Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-ThroughCooperative Learning, (Manhattan : ThelDEA Center)

3. Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What isCollaborative Learning?, (Pennsylvania State University :National Cenlre on Postsecondary Teaching, 1992)

4. YUl11i Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMUPembangunan UN? Melalui Modifikasi Cooperative LearningModel Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26, Desember2003) h. 326

5. Sri Hartati, Turnamen Sebagai Allernatif Model PeningkatanKualitas Pembelajaran Biologi SMU, (Jurnal Pendidikan, FIP, ThJNP<::') h ')11

1. Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta:MAN 4, 2004) h. I

2. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA BerbasisKonstruktivisme, (Jurusan Pendidikan Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas NegeriMalang, 2002) h. 4

3. Ibid, h. 54. Musahir, Loc. cit.5. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan

Fisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 2NN, Children's Misconceptions6.

II

I

Bah

Page 183: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

7. Blfokah Sao1Osa, Loc. cit.8. Sri Hartati, Op. cit., h. 219. Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, ( Jakarta:

MAN 4, 2004) h. 410. Roger T aod David W. Johnson, An Overview of Cooperative

Learning, ..Baltimer<l---;-Brookes--PresS;----J.994;Cooperative. Orglpages/overviewpaper.html)

I J. Daroni, Op. cit., h. 23312. Ibid, h.23413. Sri Hartati, Op. cit., h. 2014. Daroni,Op. cit., h. 23515. Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Pusat Sains

dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana UNESA :University Press, 2001) h.1O

16. Barokah Santoso, Loc. cit.17. Wagirao, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi

Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivisme ModelKooperatifBerbantuan Modul, (Jurnal Ilmu Pendidikao, Jilid 13,No I, Februari, 2006) h. 27

18. Anita Lie, Caoperatj[ Learning. Mempraktikan CooperativeLearning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2002) h.69

19. Barokah Saotoso, Op. cit., h, 720. Ibid21. Ahmad Sabri, Strategi Belajar mengajar dan Micro Teaching,

(Ciputat : PT Ciputat Press, 2007) h. 13022. Barokah Santoso, Ibid23. Ibid24. Nyoman Cakra Griardhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada

Mata Pelajaran Ekonomi Dengan Lembar Kerja Siswa danPemanfaatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa, (Jurnal Pendidikan dao Pengajaran IKIP Neger! Singaraja,No 3 TH XXXV, Juli 2002) h.73

25. I Wayan Santyasa., Pengubahan Miskonsepsi Dalam PerkuliahanFisika Dasar Melalui Penerapan Modul BerorientasiKonstruktivisme, (Jurnal Pendidikao dao Pengajarao IKIP NegeriSingaraja, No 3 TH XXXV, Juli. 2002) h. 25

26. Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep PendidikanFisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 4

77. Ibid28 Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah dasar TeI'hadap

Konsep IPA Berbasis Biologi : Suatu Diagnosi AdanyaMiskonsepsi, (Jumal Pendidikao, Vol 5, No 1,2004) h. ~iP6

29. Sugata Pikatan, Memahami Gagal Konsepsi dalam Fisika,(Kristal, No. 19/JanuariI1999)

30. Din Yan Yip, Chidren's Misconceptions On reproduction andImplications For Teaching. (Journal Of Biological Education,The Chinese University Of I-longkong, 1998) h. 2 I

31. Yuni Tri Hewindati, Op. cit., h. 6632. Dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI, dkk, Penerapan Pedagogi

Matm'i Subyek Dalam Mengajarkan Bentllk Moleklll UntllkMemperbaiki Kesalahan Konsepsi Siswa, (JICA. SeminarNasional Pendidikan Matematika dan IPA. Juli. 2004) h. 5

11 I Nvnrn~m ~n~rA:1n:1 ppmhp)';m1 hJunf: Prnnunanlnt'nn .~p}vJ(Tni

18.~

30.(;

31.~32.~

---

Page 184: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

/

48.49.

.50.

34'f35.

36. v'

37/

38.

:~39.

40.~41. 41. ..<0\..-

42.~ :~643.

44.? 44. tv..

./45.45.~46. 46. "h.

47. f 47.~

::~50.~

5~.52.53

;5-r56.57.58596·

C6 .

~Ll'64.,( .

Negeri Singaraja, No.2 TH XXXVI, 2003) h. 2434. Yuni Tri Hewindati, Op. cit., h. 6535. NN, Modelingfor Learning: Addressing Student Misconceptions,

2003 Learningleads @designedinstruction.com)36. Paul Suparno, Op. cit.,h. 5337. Tatang Suralna, Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan

Perubahan Konseptual, (Bandung : Universitas PendidikanIndonesia, 2006) h 2.

38. Ibid39. Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,

(Yogyakarta : Kanisius, 1997) h. 2140. Tatang Suralno, Op.cit., h. 441. Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on

Learning, Teaching and Technalagy,(http://projects.coe.uga.edulepltt/index.php?title=Conceptual_Change)

42. Tatang Suratno, Op. cit., h. I43. Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitij Jean Piaget.

(Yogyakarta : Kanisius, 2001) h. 12244. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis

Konstruktivisme. (Jurusan Pendidikan Biologi, FakultasMatematika Dan lImu Pengetahuan Alam,Universitas NegeriMalang, 2002) h. 6

45. Paul Suparno, Op. cit., h. 12346. Sukadi, Implementasi Model Konstruktivis1iJ§ Dalam

Pembelajaran IPS, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIPNegeri Singaraja, NO.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82

47. Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan AjarBenvawasan Sains-Teknologi-Masyarakat Dengan MenggunakanPendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran BiologiUntuk Meningkatkan Literisasi Sains dan Teknologi Siswa SMUNegeri I Singaraja, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKlPNegeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15

48. 1Wayan Santyasa, Loc. cit.49. Wagiran. Op. cit., h.26 c50. Tatang Suratuo, Constru/{tivism And science Education,

(Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) h. 251. Ibid. h. 352. Musahir, Op. cit., h. 253. Ibid54. Tatang Suralno, Op. cit., h. 355. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan

Fisika., (Jakarta: PT Orasindo, 2005) h. 9156. Musahir. Op. cit., h. 357. Ibid58. Tatang Suratno. Loc. cit.59. Ibid. h.460. Ibid61. Musahir, Op. cit., h. 462. Tatang Suralno, Op. cit., h. 563. Ibid64. Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan

Dengan Metode Konslruktivisme, (Jumal Pendidikan IPA,Metamorfo<a. Vol 1. No 2. Oktoher 2006\

Page 185: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

III 1. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian PendidikanSains, ( Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syahid,2006) h 21

2. Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007) h 16

3. Damni, Pembelajaran Kooperatij IPA di SLTP Melalui ModelJigsaw, (UK UNNES, No.2 Th. XXXI, 2002) h. 239

4. Paul Suparno, kfiskol1sepsi dan Perubahan Konsep PendidikanFisiko, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 123

5. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005) h 79

6. Suharsimi Arikunto, Gp. cil., h 1007. Suharslmi Arikunto, Gp. cit., h. 2088. Nina Susanty, SI1"li Tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi)

Mol dan Penggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometripada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi, JUl'llsan Kimia, FMIPA,IKIP, 1995) h. 31

9. David Meltzer, The Relationship Between MathematicsPreparatioJ(and Conceptual Learning Gainrin Physics: A PdJn'ble"Hidden Variable'in 'Diagnostic Pretest Scores ", (Department ofPhysics and Astronomy, Lowa State University, 2002)~

10. Nyoman Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada MotaPelajaran Ekonomi dengan LemboI' Kerja Siswa danPemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran nop Negeri Singaraja,No.3 TH XXXV Juli 2002)h. 76

9.~

L_--l ~_c.L .L ,.~

Ciputat, 14 Jm1Uari 2008

Drs. Ahma Sol' an M.PdNIP: 150231502

Pembimbing II

......--­Eny S.Rosyidatun, M ANIP: 150377449

Page 186: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITASISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

ilHlda Nomor 95. Ciputat 15412. Indonesia

Telp. : (62-21) 7443328. 7401925, Fax, (62-21) 7443328

Email: [email protected]

NomorLampH a I

: ETITL.02.11 IV 12007: Abslraksi/Outline: BIMBINGAN SKRIPSI

I<.epacla Yth.I. Drs. Ahmacl Sofyan, M.Pcl2. Eny S. Rosidatun, S.Si, MAl'embimbing SkripsiFakultas lImu Tarbiyah clan KeguruanUIN Syaril'I-lidayatullahJakarta.

Assalamu 'alaikum wr. 1vb.

Jakarta, 16 April 2007

Dengan ini diharapkan kesediaan Sauclara untuk menjadi Pembimbing III!(materi/teknis) penul isan skripsi mahasiswa:

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Fika Damayanti

103016127085

Pencliclikan IPA - Biologi

VIII

Juclul Skripsi Penggunaan moclel pembelajaran kooperatif teknikjigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi siswa padakonsep struktur dan jaringan hewan.

Juclul tersebut telah clisetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 April2007 clengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbingbcrhak untuk mcngubah juclul terscbut bila clipanclang tidak Ikurang sesuai.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selcsai dalam waktll 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selamCJ 6 bulan berikutnya tanpa sural perpanjangan .

Atas perhatian clan kerja sama Sauclara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr.1vb.

Tembusan:1. Dekan FITK2. Ketua Jurusan ybs.3.MahasiswaYbs

Page 187: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

nda Nomor 95, Ciplltnt 15412, IndonesiaTelp. : (62-21)7443328. 7401925, Fax. (62-21) 744332R

Email :, [email protected]

NomorLamp.E a I

: Ft.Il/TL.02.21 VIl/2007: Instrumen Riset: RISET/WAWANCARA•

Jakarta, 16 Juli 2007

Kepada Yth:Kepala MA - PembangunaUlN SyarifHidayatullah Jakarta

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Dcngan hormat kami sampaikan bahwa,

Fika Damayanti

103016127085

PEndidikan IPA - Biologi

VIUSemester

Judul Skripsi

JUfLlsan

NIM

Nama

Penggunaan Model Pembalajaran Kooperatif TeknikJigsaw sebagai tipay& mengatas; miskonsepsi siswa kelasXI pada materi struktur jaringan tumbuhan dan heran .

'dalah benar mahasiswa Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UlN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansilsekolahyang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mahan bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalummelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alai/cum wr.wb.

Tembusan:I. Dekan FlTK2. Mahasiswa yang bersangkutan.

Page 188: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGANTEKNIK JIGSA W SEBAGAI UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA

TERHADAP KONSEP SEL(Penelitian Tindakan Kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta)

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S-l)

Oleh:

Fika DamayantiNIM: 103016127085

Di bawah Bimbingan

Drs. Ahmad oryan, M.PdNIP: 150231502

Pembimbing II

~It------

Eny S. Rosyidatun, M ANIP: 150377449

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 189: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11733/1/FIKA... · menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan

MADRASAH PEMBANGUNANUINJi\.l(IA.RTATINGKAT : lBTIDAIYAH •TSANAWIYAH· ALIYAH

AJanwl: ,lin, lbnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif HidayafullahClpulal, Telp. (021) 7402172, 740'1143, Fax. 7421156

SURAT ]ffiTERANGAN.Nomor: 020/MP-MA/R.2/2007

hllp:/Iwww.l11puin-jkl.sch.ide-mail: mpuiri@cbn,neUd

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan UINSyarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa :

NamaNIMJurusanFakultasSemesterProgram

: FIKA DAMAYANTI: 103016127085

Pendidikan IPA - BiologiIImu Tarbiyah dan Keguruan UIN JakartaVIII (Delapan)Strata 1

lelah melal<sanakan penelitian dalam rangka penulisan Skripsi yangberjudul :

"Penggunaan .Model Pembelajaran KooperatifTeknik Jigsa\Aisebagai UpayaMengatasi Miskonsepsi Siswa kelas XI pada materi StrukturJaringan Tumbuhandan Hewan",

ji Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah ••• Jakartapadaanggal 24 Juli - 21 Agustus 2007

Demikian surat keterangan

)erkepentingari maklum.

ini dibuat sebenarnya agar pihak

Jakarta, 23 Oktober 2007