LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK...
Transcript of LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK...
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
L A P O R A N
PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL KEPALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN MEMPAWAH
STRATEGI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERBASIS DESA
DI KABUPATEN MEMPAWAH
Disusun Oleh :
HERMANSYAH, S.IP, M.SI NDH : 12
DIKLAT KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL KEPALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN MEMPAWAH
STRATEGI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERBASIS DESA
DI KABUPATEN MEMPAWAH
Disusun Oleh :
HERMANSYAH, S.IP, M.SI NDH : 12
Telah diseminarkan pada tanggal 2020
MENGESAHKAN:
COACH,
DRS. SETIA BUDI, MA NIP. 19620625 198811 1 001
MENTOR,
DRS. I S M A I L, MM Pembina Utama Madya NIP. 19660508 199203 1 018
DIKLAT KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020
i
Ringkasan Eksekutif
Berbagai upaya telah dilakukan untuk penanggulangan kebakaran hutan
dan lahan namun apabila musim kemarau terjadi masih sering berulang
terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Dari data- data yang dikumpulkan
sebagian besar atau 99 % kebakaran hutan dan lahan karena ulah maunia, ,
sedangkan 1 % karena faktor alam, akan sangat sulit dipadamkan ketika sudah
menjalar dan meluas mengingat sebagian besar lahan yang terbakar
merupakan lahan gambut.
Berbagai upaya selama ini telah dialakukan untuk penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan diantaranya :
1. Melakukan pemadaman secara terpadu, bersama bersinergi antara Badan
Penanggulangan Bencana (Damkar BPBD) dengan anggota TNI, Polri,
Manggala Agni, Kesatuan Pemangkuan Hutan dan masyarakat .
2. Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BPBD baik Petugas Damkar, sarana
pendukung yang ada untuk dikerahkan secara bersama memadamkan api.
3. Membentuk Kelompok Masyarakat OLATABA (Olahan Lahan Tanba Bakar) yang
masih sangat terbatas.
4. Mengoptimlkan pembuatan sekat kanal yang juga masih terbatas.
Beberapa upaya yang dilakukan tersebut ternyata masih dirasakan belum
optimal dan apabila musim kemarau masih serig terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berulang terjadi kebakaran hutan dan
lahan, perlu adanya langkah yang kongkrit terutama mengoptimalkan keterlibatan
masyarakat, masyarakat berpartisifasi aktif untuk pencegahan kebakaran hutan dan
lahan, khususnya di desa dimana tempat mereka tinggal.
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berulangnya atau mengurangi
titik hot spot atau luas areal yang terbakar pada lahan gambut pada saat musim
kemarau, perlu adanya keterlibatan masyarakat secara menyeluruh berpartisifasi
aktif untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, khususnya di desa dimana
tempat mereka tinggal.
Berdasarkan uraian diatas maka ide atau gagasan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kondisi tersebut agar tidak terulang terjadinya kebakaran hutan dan
lahan perlu adanya Strategi. Strategi yang dilakukan adalah “ Strategi
ii
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Desa” melalui
Pemberdayaan Masyarakat dengan membentuk Kelompok Masyarakat Peduli
Api di setiap Desa yang berpotensi tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan
.
Dengan terbentuknya Pokmas Peduli Api manfaat yang akan dirasakan adalah :
- Masyarakat ikut terlibat dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan/
masyarakat lebih peduli, karena desa, lingkungan mereka yang terdampak dan
mereka sendiri yang akan merasakannya.
- Menanamkan kepedualian masyarakat untuk mengutamakan Pencegahan sejak
dini, sekecil apapun terjadinya kebakaran harus segera dipadamkan, karena lebih
dekat dan lebih terjangkau.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya, karena dengan perkenan dan ridho-
Nya semata Rancangan Proyek Perubahan Instansional dengan judul ” Strategi
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Desa di Kabupaten
Mempawah “ pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Mempawah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai rencana yang telah
ditentukan.
Rancangan Proyek Perubahan ini terinspirasi dari bencana kebakaran hutan
dan lahan yang mengakibatkan terjadinya kabuat asap selama tahun 2019 yang lalu.
Dimana Selama tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Mempawah telah menetapkan
Status “ Siaga Darurat Bencana Asap” akibat kebakaran hutan dan lahan, kemudian
mengingat kebakaran hutan dan lahan semakin meluas dan hampir seluruh
Kecamatan telah terjadi kebakaran hutan dan lahan maka Pemerintah Kabupaten
Mempawah mengingkatkan Status “ Tanggap Darurat Bencana Asap “ akibat
kebakaran hutan dan lahan.
Tersusunnya Rancangan Proyek Perubahan ini juga atas dukungan beberapa
pihak, oleh karenanya kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Peovinsi Kaliamantan Barat.
3. Bupati Mempawah yang memberikan ijin untuk mengikuti Diklat ini.
4. Sekda Kabupaten Mempawah selaku Mentor.
5. Drs. Setia Budi ,MA selaku Coach
6. Rekan-rekan Peserta Diklatpim Tingkat II Angkatan I Tahun 2020.
7. Semua Panitia yang terlibat dalam mensukseskan kegiatan ini.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa, sehingga
Project Leader dalam mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat II Tahun 2020 ini
dengan perasaan tenang dan semangat.
iv
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Rancangan Proyek Perubahan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan Rancangan Proyek Perubahan ini. Semoga
Rancangan Proyek Perubahan ini bisa memberikan kontribusi dalam upaya
pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mempawah pada masa yang
akan datang.
Jakarta , Juni 2020.
Project Leader,
HERMANSYAH, S.IP,M.Si.
v
DAFTAR ISI
BAB I : RENCANA PROYEK PERUBAHAN ........................................ 1
I.A. Latar Belakang ........................................................................ 1
I.B. Tujuan dan Manfaat ................................................................ 8
I.C. Output dan Outcome .............................................................. 9
I.D. Tahapan Perubahan Rencana Strategis ................................ 10
I.E. Rencana Strategi Marketing ................................................... 11
I.F. Potensi Kendala dan Rencana Solusinya ............................. 22
I.G. Tata Kelola Proyek Perubahan .............................................. 22
BAB II : MANAJEMEN PERUBAHAAN ................................................ 26
II.A. Capaian Tahapan Rencana Strategis .................................... 26
II.B. Peta Stakeholders ................................................................... 40
II.C. Implementasi Strategi Marketing ........................................... 43
II.D. Implementasi Solusi Terhadap Kendala ............................... 45
II.E. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran ............................. 48
BAB III : PENUTUP ................................................................................. 50
III.A. Pembelajaran Kepemimpinan ................................................ 50
III.B. Kesimpulan .............................................................................. 52
III.C. Rekomendasi ........................................................................... 53
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi................................................................. 3
Gambar 2 : Alur Pikir .................................................................................. 7
Gambar 3 : Bagan Kedudukan Stakeholder Proyek Perubahan ............. 14
Gambar 4 : Organisasi dan Tata Kelola Proyek Perubahan .................... 23
Gambar 5 : Peta Stakeholders Sebelum Pelaksanaan
Jangka Pendek ........................................................................ 40
Gambar 6 : Peta Stakeholders Setelah Pelaksanaan
Proyek Perubahan................................................................... 41
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Data Sebaran Titik Api Tahun 2018-2019 .............................. 5
TABEL 2 : Rencana Tahapan Jangka Pendek ........................................ 10
TABEL 3 : Rencana Jangka Menengah ................................................... 11
TABEL 4 : Rencana Jangka Panjang ....................................................... 11
TABEL 5 : Peranan Stakeholders ............................................................ 16
TABEL 6 : Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder .............................. 17
TABEL 7 : Peta Strategi Komunikasi ....................................................... 18
TABEL 8 : Strategi Komunikasi Stakeholders ........................................ 19
TABEL 9 : Potensi Kendala dan Solusi ................................................... 22
TABEL 10 : Rencana Jadual Pembelajaran- Sebelum Covid-19 ............. 26
TABEL 11 : Capaian Tahapan Rencana Jangka Pendek ......................... 27
TABEL 12 : Susunan Tim Efektif Proyek Perubahan ............................... 29
TABEL 13 : Kendala Dalam Implementasi Proyek Perubahan ................ 45
TABEL 14 : Kendala dan Strategi Proyek Perubahan .............................. 47
1
BAB I
RENCANA PROYEK PERUBAHAN
I. A. Latar Belakang
Unit kerja pada area perubahan adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mempawah yang memiliki Visi “Terwujudnya
BPBD yang profesional dan masyarakat yang tangguh dalam
menghadapi bencana” Adapun Visi dari Pemerintah Kabupaten Mempawah
melalui Visi Bupati dan Wakil Bupati Mempawah terpilih Tahun 2019 – 2024
adalah: ”Menjadikan Kabupaten Mempawah Yang Cerdas, Mandiri dan
Terdepan”
Sedangkan Misi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Mempawah adalah sebagai berikut ;
1. Meningkatkan kapasitas BPBD dan masyarakat dalam penanggulangan
bencana.
2. Melindungi masyarakat dari bencana melalui penanggulangan resiko
bencana.
3. Menjalin kerjasama antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
dalam penanggulangan bencana.
4. Menciptakan pelayanan yang optimal dalam penanggulangan bencana.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mempawah maka berdasarkan Peraturan
Bupati Pontianak Nomor 25 Tahun 2017, tanggal 23 Desember 2016 tentang
Tugas dan Fungsi Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Mempawah dikemukakan bahwa Tugas Badan Penanggulangan
Bencana Daerah adalah melaksanakan urusan Pemerintahan dibidang
penanggulangan bencana berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Penanggulangan Bencana Daerah;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Penanggulangan Bencana
Daerah;
2
c. Pelaksanaan evalusi dan pelaporan dibidang Penanggulangan Bencana
Daerah;
d. Pelaksanaan administrasi dibidang Penanggulangan Bencana Daerah;
e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang Penanggulangan
Bencana Daerah;
f. Pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Penanggulangan Bencana
Daerah;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya;
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan
bagian dari perangkat Daerah yang ada di Kabupaten Mempawah,
merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Kepala Badan, yang secara
ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan bencana memiliki tugas antara lain :
1. Perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah;
2. Pemantauan penanggulangan bencana daerah;
3. Evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan;
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugasnya.
Unsur Pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan
bencana secara terintegrasi meliputi : Pra Bencana, saat tanggap darurat
dan pasca bencana. Untuk melaksanakan tugas tersebut, unsur pelaksana
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Fungsi koordinasi merupakan fungsi koordinasi unsur pelaksana BPBD
dilaksanakan melalui rapat koordinasi dengan Perangkat Daerah, Instansi
Vertical, Lembaga Usaha dan pihak lain yang diperlukan pada tahap pra
bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
2. Fungsi Komando, merupakan fungsi komando unsur pelaksana BPBD
dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistic,
dan satuan kerja perangkat daerah, instansi vertical, dunia usaha maupun
NGO serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan
darurat bencana.
3
3. Fungsi Pelaksana merupakan fungsi pelaksana unsur pelaksana BPBD
dilaksanakan secara terkoordinir dan terintegrasi dengan satuan perangkat
daerah, instansi vertical yang ada di daerah dengan memperhatikan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2017 merupakan perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Mempawah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah.
Gambar 1
Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah
3.2
4.2
5.2
6.2
Sumber : Lampiran Peraturan Bupati Mempawah Nomor 25 Tahun 2017
K E P A L A
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIS
SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
APARATUR
BIDANG
PENANGGULANGAN BENCANA
BIDANG
KEBAKARAN
SUB BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
SUB BIDANG KEDARURATAN
DAN LOGISTIK
SUB BIDANG REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
SUB BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
SUB BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
4
Struktur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah
terdiri dari 1 (satu) Sekretariat dan 2 (dua) Bidang.
Secara rinci susunan organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
sebagai berikut :
1. Kepala Badan
2. Sekretriat, membawahi 2 (dua) Sub Bagian yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Aparatur;
b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
3. Bidang Penanggulangan Bencana, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yang terdiri
dari :
a. Sub Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
b. Sub Bidang Kedaruratan Logistik;
c. Sub Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
4. Bidang Kebakaran, membawahi 2 (dua) Sub Bidang yang terdiri dari :
a. Sub Bidang Pencegahan Kebakaran;
b. Sub Bidang Penanggulangan dan Pasca Kebakaran.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
6. Unsur Pelaksana dapat membentuk Satuan Tugas dan/ atau Tim reaksi cepat
(TRC) Tim Kaji cepat dan Pusat Data Laporan Operasi.
Dalam kurun waktu tahun 2018 hingga tahun 2019 kejadian bencana silih
berganti terjadi di wilayah Kabupaten Mempawah namun demikian karena hanya
kebakaran hutan dan lahan yang menguras energi, serta membawa dampak pada
aktifitas perekonomian yang cukup besar karena terus berulang setiap tahun saat
memasuki musim kemarau atau saat terjadi jeda hujan sebagaimana terurai pada
tabel dibawah ini
5
Tabel 1
Data Sebaran Titik Api Tahun 2018-2019 di Kab. Mempawah
No Bulan Tahun 2018 Tahun 2019
Jlh Hotspot Luas Areal Lokasi Kebakaran
Jlh Hotspot Luas Areal Lokasi Kebakaran
1 Januari - 12 Ha 2 lokasi -
2 Pebruari - 256,5 Ha 19 lokasi -
3 Maret - 11,2 Ha 3 lokasi 191,3 Ha 16 Lokasi
4 April - 7 Ha 1 lokasi 36,5 Ha 10 Lokasi
5 Mei - - - -
6 Juni - - - 10 Ha 1 Lokasi
7 Juli - 31,1 Ha 5 lokasi 126 Ha 8 Lokasi
8 Agustus - 564 Ha 17 lokasi 847,5 Ha 14 Lokasi
9 September - - - 32 Ha 6 Lokasi
10 Oktober - - - -
11 Nopember - - - 7 Ha 3 Lokasi
12 Desember 265 881,3 Ha 47 lokasi -
JUMLAH 267 881,3 Ha 47 lokasi 635 1.250,3 Ha 59 lokasi
Sumber Data : BPBD Kab. Mempawah
Dari data diatas menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan
perbandingan tahun 2018 dan tahun 2019 terjadi peningkatan baik Jumlah titik
hostpot, titik yang terbakar dan luas area yang terbakar.
Beberapa upaya yang telah dilakukan selama ini dalam upaya
penanggulangan kebakaran hutan dan lahan diantaranya :
1. Melakukan pemadaman secara terpadu, bersama bersinergi antara Badan
Penanggulangan Bencana (Damkar BPBD) dengan anggota TNI, Polri,
Manggala Agni, Kesatuan Pemangkuan Hutan dan masyarakat .
2. Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BPBD baik Petugas Damkar, sarana
pendukung yang ada untuk dikerahkan secara bersama memadamkan api.
3. Membentuk Kelompok Masyarakat OLATABA (Olahan Lahan Tanba Bakar) yang
masih sangat terbatas.
4. Mengoptimlkan pembuatan sekat kanal yang juga masih terbatas.
Beberapa upaya yang dilakukan tersebut ternyata masih belum optimal dan
apabila musim kemarau masih terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berulangnya atau mengurangi
titik hot spot atau luas areal yang terbakar pada lahan gambut pada saat musim
6
kemarau, perlu adanya keterlibatan masyarakat secara menyeluruh berpartisifasi
aktif untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, khususnya di desa dimana
tempat mereka tinggal.
Dalam Pencegahan kebakaran hutan dan lahan, selama ini masyarakat
beleum terlibat secara langsung, mereka hanya melapor dan kurang berperan dalam
pencegahan kebakaran hutan dan lahan. mereka dan akan benar- benar membantu
seandainya sudah mendekati pemukiman atau mengancam tempat tinggal mereka.
Berdasarkan uraian diatas maka solusi pilihan yang diambil untuk
mengantisipasi kondisi tersebut agar tidak terulang setiap tahun perlu adanya
Strategi - upaya yang dilakukan untuk Pencegahan kebakaran hutan dan lahan
melalui Pemberdayaan Masyarakat dengan pembentukan Pokmas Peduli Api
dan memfungsikannya.
Agar fokus dan memudahkan pelaksanaan dan pengukuran capaian
perubahannya, maka kondisi ideal dibuat dalam tiga tahapan, Jangka Pendek,
Jangka Menengah dan Jangka Panjang.
Hasil Analisis diatas , dapat dituangkan dalam alur pikir komprehensip
sebagai berikut :
7
Gambar 2
ALUR PIKIR RENCANA PROYEK PERUBAHAN
JUDUL :
STRATEGI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN BERBASIS DESA DI KAB. MEMPAWAH
AKIBAT JIKA MASALAH TIDAK
DISELESAIKAN
TERJADINYA KABUT ASAP AKIBAT
KARHUTLA :
DAMPAKNYA :
1. Terhadap Lingkungan.
2. Flora dan Fauna
3. Kesehatan.
4. Pendidikan.
5. Ekonomi.
6.Tranportasi.
7.Parawisata.
8.Dll
MANFAAT
1. Masyarakat Ikut Peduli dan Terlibat
langsung dalam upaya pencegahan
Karhutla.
2. Karhutla bias dicegah sejak dini
3. Terwujudnya kemitraan antara
Pemerintah, Dunia Usaha dan masyarakat
dalam upaya pencegahan karhutla di
Kabupaten Mempawah.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Jangka Pendek Maret-Juni 2020 (diukur dgn) :
1. Terbentuknya Pokmas di Kabupaten
Mempawah sebanyak 3 (tiga) Pokmas, di 3 Desa
Desa Semparong, Desa Parit Banjar, Desa Pasir
2. berkurangnya hotspot sebanyak 30 %
3. Menigkatnya kesadaran masyarakat - peduli
api.
Jangka Menengah 6 bln: juli-des 2020 (diukur
dgn) :
1. Jumlah Pokmas yang terbentuk bertambah
menjadi
10 (sepuluh ) Pokmas: wajok hulu, peniti dalam
I, galang, rasau, anjongan dalam, penibong,
sengkubang, antibar,
sejegi, sekabuk.
2. berkurangnya hotspot 50 %
3. Menigkatnya kesadaran masyarakat terhadap
bahaya
Karhutla
Jangka Panjang (6 bln sd 1 thn, 2021)
1. terbentuk Pokmasnya
sebanyak 15 Desa: peniti dalam II, peniti besar,
purun
kecil, nusapati, sui.bakau besar darat, anjongan
melancar, malikian, semudun, mendalok,
sui.kunyit hulu, sui.kunyit
dalam, bukit batu, sui.duri II, wajok hilir,
kepayang.
2. berkurangnya hotspot 80 %
3. Titik sebaran kebakaran hutan dan lahan
menjadi lebih
sedikit.
4. Menigkatnya kesadaran masyarakat- Peduli
Api.
MASALAH (KONDISI SAAT INI)
DESA YANG ADA DI KABUPATEN MEMPAWAH
BERJUMLAH 67 DESA.
DESA BERPOTENSI TINGGI TERHADAP KARHUTLA
28 DESA (41,79%) SEBAGIAN BESAR ADALAH
LAHAN GAMBUT , APABILA SATU MINGGU SAJA
TIDAK HUJAN SERING TERJADI KEBAKARAN.
BUKTI :
1. Jumlah titik Hostpot :
Tahun 2018 : 267 titk hostpot.
Tahun 2019 : 635 titk hostpot.
2. Luas lahan terbakar :
Tahun 2018 : 835 ha.
Tahun 2019 :1.250 ha.
3. Jumlah titik lokasi kebakaran:
Tahun 2018 : 47 titik.
Tahun 2019 : 59 titik.
PENYEBAB
1. Terjadi kemarau panjang di Kab.
Mempawah.
2. Kurangnya kesadaran masy. Terhadap
Karhutla.
3. Kurangnya sumber air.
4. Daerah yang terbakar sulit dijangkau
5, Kurangnya anggaran yang ter sedia untuk
pencehagan karhutla.
6. Kurangnya jumlah tenaga Damkar.
7. Belum terbentuknya Pokmas Peduali api.
Jangka Pendek (selama masa Pim : (Maret- Juni 2020).
1. Koordinasi dan Konsultasi denga Mentor
2. Membangun Tim Efektif.
Penyusun daraf Keputusan Tim Efektif
Pengesahan Keputusan Tim Efektif
Membangun komitmen
Rapat Koordinasi Tim Efektif.
3. Penyusunan Draf Keputusan Bupati Tentang Pedoman Pembentukan Pokmas.
4. Pengesahan Keputusan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Pokmas.
5. Inventarisasidan identifikasi masyarakat Desa yang akan dibentuk Pokmas.
6. Koordinasi dengan Camat dan Desa.
7.SosialisasiPembentukan Pokmas.. .
8.Pembentukan Pokmas Peduli Api dilanjutkan dengan dengan Pelatihan
Penanggulangan Bencana Tingkat Dasardi 3 (tiga) Desa Sebagai Pilot Project,
Yaitu Desa :
- Desa Parit Banjar Kecamatan Mempawah Timur..
- Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir.
- Desa Semparong Kecamatan Sungai Kunyit
Jangka Menengah (6 bulan: Juli-Des 2020).
1. Evaluasi dan penyempurnaan pelaksanaan jangka pendek
2. Melanjutkan Membangun Kelompok Masyarakat Peduli
Api lanjutan di 10 Desa Yaitu Desa : 1. Desa Wajok Hulu, 2. Desa Peniti Dalam 1,
3. Desa Galang.4 Desa Sui. Rasau, 5. Anjongan Dalam , 6. Desa Penibung, 7 Desa
Sengkubang, 8. Desa Antibar ,9. Desa Sejegi dan 10. Desa Sekabuk.
4. Pelaksanaan Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana di Kab. Mempawah di
10 desa
5. Membuat keselarasan rencana kerja Pokmas dengan Rencana Kontijensi
Bencana Alam secara terpadu.
6.. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. pada Pokmas 13
Desa (jangka pendek dan jangka menengah)
Jangka Panjang (next 6 bulan- 1 tahun, 2021)
1. Evaluasi dan penyempurnaan pelaksanaan jangka menengah
2. Melanjutkan Pembentukan Pokmas Peduli Api di 15 Desa Yaitu : 1.Peniti
dalam II, 2.Peniti Besar, 3. Prun Kecil, 4.Nusa Pati, 5. Sui.Bakau Besar Darat,
6.Ajongan Melancar, 7. Kepayang, 8. Malikian, 9. Semudun, 10. Mendalok,
11.Sui.Kunyit Hulu, 12. Sui.Kunyit Dalam ,13.Bukit Batu ,14.Sui.Duri II, 15. Wajok
Hilir.
3. Pelaksanaan Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana di 15 desa
4. Melanjutkan dan meningkatan program kerja Pokmas Peduli Api.
5. Monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan
SOLUSI (MILESTONES)
8
I. B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Utama .
a. Tujuan Jangka Pendek.
- Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan bahaya
kebakaran hutan dan lahan serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
- Membangun Kelompok Masyarakat Peduli Api di 3 (desa).
- Melakukan Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana.
b. Tujuan jangka menengah.
- Melanjutkan upaya untuk Meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dan lahan serta
pengaruhnya terhadap lingkungan.
- Membangun Kelompok Masyarakat Peduli Api yang berkelanjutan
sebanyak 10 (sepuluh) desa.
- Mewujudkan keselarasan pembentukan pokmas dengan rencana
kontijensi Bencana Alam.
- Terlaksananya monitoring dan evaulasi.
c. Tujuan jangka panjang.
- Melanjutkan upaya untuk Meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dan lahan serta
pengaruhnya terhadap lingkungan.
- Membangun Kelompok masyarakat Peduli Api yang berkelanjutan
sebanyak 15 (lima belas) desa.
- Menurunnya jumlah hotspot di Kabupaten Mempawah
2. Manfaat Proyek Perubahan
Manfaat dari Proyek Perubahan ini adalah untuk Pencegahan terjadinya
kebakaran hautan dan lahan, sehingga Kebakaran hutan dan lahan dapat
ditekan sedemikian rupa, kebakaran hutan dan lahan menjadi berkurang dari
tahun sebelumnya. Masyarakat lebh peduli untuk mencegah sejak dini,
memadamkan api sekecil mungkin sehingga tidak meluas, sehingga sulit
dipadamkan. Dilapangan dapat bersinergi dengan BPBD dan unsur lainnya
secara bersama- sama mencegah terjadinya kebakaran sedini mungkin.
a. Internal
1. Membantu Badan Penangulangan Bencana Daerah dalam upaya
pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan
2. Membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Mempawah dalam upaya mitigasi bencana kebakaran Hutan dan
Lahan.
9
3 . Membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam upaya
pelaksanaan kedaruratan
b. External
1 . Meningkatnaya koordinasi antara Pemerintah Dunia Usaha dan
Masyarakat
2 . Meningkatnya peran masyarakat dan Dunia Usaha dalam upaya
pencegahan Karhutla
3. . Adanya ujung tombak/ kepanjangan tangan pemerintah di Desa
4. Adanya sinergitas organisasi prangkat Daerah yang membidangi
penanganan pencegahan karhutla
I. C. Output dan Outcome.
1. Output.
Adapun output yang ingin dicapai dalam Proyek Perubahan ini adalah:
- Terbentuknya Kelompok Masyarakat peduli api di 3 Desa( yaitu Desa
: Sejegi Kecamatan Mempawah Timur, Desa Pasir Kecamatan
Mempawah Hilir dan Desa Semparong Kecamatan Sungai Kunyit)
berpotensi tinggi terhadap Karhutla di Kabupaten Mempawah.
- Terjalinnya kerja sama antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
dalam Penanggulangan Bencana.
- Terwujudnya pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana di 3 Desa
yang berpotensi tinggi terhadap Karhutla di Kabupaten Mempawah.
2. Outcome.
- Terbentuknya Masyarakat Peduli Api di di Kabupaten Mempawah
secara berkelanjutan, sesuai Program Jangka Pendek di 3 Desa,
Jangka Menengah sebanyak di 10 Desa dan Program Jangka
Panjang sebanyak 15 Desa.
- Menurunnya jumlah hotspot di Kabupaten Mempawah.
- Terlaksananya Pembinaan Pokmas di 28 Desa secara berkelanjutan.
10
I. D. Tahapan Perubahan Rencana Strategis.
Tabel 2
Rencana Tahapan Jangka Pendek : (Maret- Juni 2020)
NO TAHAPAN DAN
KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
HASIL KEGIATAN (OUTPUT)
STAKEHOLDER YANG
TERLIBAT
PERAN TEAM LEADER/ EFEKTIF
1 Koordinasi dan Konsultasi dengan mentor
Minggu I Bulan Maret
Persetujuan Judul
Sekda Menyiapkan berkas
2 Membangun tim efektif
Minggu II Bulan Maret
Terbentunya Tim Efektif
Project Leader Bidang, Subid di BPBD
Inventarisasi kenagotaan dan tugas.
a. Menyusun konsep Keputusan tim efektif
Minggu II Bulan Maret
Tersusunnya konsep untuk di ttd Bupati
Project Leader dan Tim Efektif
Menyiapkan konsep dan aturan pendukung
b Pengesahan keputusan tim efektif
Minggu I Bulan April
SK Tim Efektif Project Leader Menandatangakan SK tim efektif
c Membangun komitmen.
Minggu I Bulan April
Adanya komitmen bersama
Project Leader dan Tim Efektif
Dokumentasi
c Rapat koordinasi tim efektif
Minggu I Bulan April
Notulen Rapat dan dokumen
Project Leader, Bidang dan Subidang, staf di BPBD
Merencanakan kegiatan Membuat Notulen, absen dan dokumentasi.
2 Penyusunan draf Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas
Minggu II Bulan April
Tersusunnya draf Perbup Bupati tentang Pokmas
Project Leader Bidang dan Subid di BPBD
Menyiapkan draf dan aturan pendukung.
3 Mengesahan Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas
Minggu II Bulan April
Perbup tentang pedoman pembentukan Pokmas.
Bupati Mempawah Project Leader, Bidang dan Subid
Menyiapkan berkas untuk di tandatangani.
4 Inventarisasi dan identifikasi masy. Yang akan dibentuk Pokmas
Minggu II Bulan April
Desa dan jumlah masyarakat yang akan dibentuk Pokmas
Project Leader dan Tim efektif
Memberikan masukan/arahan dan menentukan Desa yang akan dibentuk Pokmas
5 Koordinasi dengan Cmat dan Desa
Minggu III Bulan April
Didapat kata sepakat .
Project leader dan Tim efektif
Penentuan tempat dan jumalah yang akan dilatih.
6 Sosialisasi dan informasi
Minggu III Bulan April
Menyamakan persepsi tindakan yg akan dilakukan
Project leader, takholder, tim efektif dan staf
Menyiapkan bahan, dokumentasi , absensi, konsumsi.
7 Membangun Pokmas Peduli api, dilanjutkan dgn Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana di 3 tiga Desa.
Minggu III Bulan April
Pelatihan dasar penanggulangan bencana di 3 Desa : Sejegi, Semparong dan Pasir.
Project leader, takholder , tim efektif dan staf.
Menyiapkan bahan, dokumentasi , absensi, konsumsi.
11
Tabel 3
Rencana Jangka Menengah : ( Juli- Desember 2020)
NO TAHAPAN DAN
KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
HASIL KEGIATAN (OUTPUT)
STAKEHOLDER YANG
TERLIBAT
PERAN TEAM LEADER
1 Membangun Pokmas secara berkelanjutan 10 Desa.
Oktober 2020
Terdapat 10 Pokamas di 10 Desa.
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Menyiapkan Konsep, Inventarisasi Desa dan masyarakat yang akan dibentuk
2 Melakukan pelatihan dasar penanggulangan Bencana di 10 Desa
Oktober 2020
Resiko Bencana dapat dikurangi di 10 Desa
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Menyiapkan Konsep, Inventarisasi Desa dan masyarakat yang akan dilatih.
3 Monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan.
Juli – Desember 2020
Terbinanya Pokmas yang sudah dibentuk dan dilatih.
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Melakukan pembinaan secara terpadu dan berkesinambungan.
Tabel 4
Rencana Jangka Panjang: (6 bulan – 1 tahun)
NO TAHAPAN DAN KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
HASIL KEGIATAN (OUTPUT)
STAKEHOLDER YANG
TERLIBAT
PERAN TEAM LEADER
1 Membangun Pokmas secara berkelanjutan 15 Desa.
Tahun 2021 Terdapat 15 Pokamas di 15 Desa.
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Menyiapkan Konsep, Inventarisasi Desa dan masyarakat yang akan dibentuk
2 Melakukan pelatihan dasar penanggulangan Bencana di 15 Desa
Tahun 2021 Resiko Bencana dapat dikurangi di 15 Desa
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Menyiapkan Konsep, Inventarisasi Desa dan masyarakat yang akan dilatih.
3 Jumlah hotspot di Kabupaten Mempawh menurun,
Tahun 2021 Berkurangnya jumlah hotspot di Kabupaten Mempawah sebanyak 80 %.
Stakeholder, Project Leader, Tim Efektif dan Staf.
Memberikan sosialisasi, informasi secara berkesinambungan kepada Masyarakat
I. E. Rencana Strategi Marketing.
Strategi yang akan dilakukan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan
di Kabupaten Mempawah diantaranya :
a. Pemberdayaan masyarakat dengan Pembentukan Kelompok Masyarakat
(Pokmas) peduli api di Desa- desa yang berpotensi tinggi terhadap
12
kebakaran hutan dan lahan, sehingga apabila terjadi kebakaran hutan dan
lahan masyarakat yang ada di desa tersebut yang bergerak memadamkan
api, sambil menunggu petugas pemadaman dari Kabupaten, sehingga titik
api yang masih kecil dapat segera dipadamkan untuk mencegah
terjadinya kebakaran hutan dan lahan menjadi meluas.
b. Memberikan pelatihan dasar penanggulangan bencana kepada kelompok
masyarakat (Pokmas) bagaimana cara memadamkan api di lahan gambut,
penggunaan mesin pemadam kebakaran, penyelamatan, perlindungan
dari dari bahaya kebakaran pada waktu memadamkan api.
c. Pada waktu siaga bencana masyarakat apabila memadamkan api
diberikan uang lelah, sebagai ganti mereka tidak berkerja di tempat lain,
karena tenaga yang di rekrut sebagai Pokmas Peduli Api biasanya punya
pekerjaan lain seperti : buruh, petani, nelayan, tukang ojek ,dll, jadi
mereka tidak kehilangan mata pencarian untuk keperluan mereka sehari-
hari.
Strategi marketing terhadap ketiga pendekatan tersebut menggunakan
strategic partnership. Strategi ini untuk mendukung keberhasilan
pemasaran proyek perubahan dengan cara kolaborasi yang erat dengan
stakehoder.
1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan
Strategi marketing diarahkan kepada stakeholder agar mendukung proyek
perubahan. Strategi marketing ini dimulai dari identifikasi stakeholder
kemudian dilakukan pemetaan. Dari hasil pemetaan stakeholder tersebut
kemudian ditentukan strategi untuk mempengaruhi dengan harapan seluruh
stakeholder mendukung proyek perubahan.
a. Identifikasi Stakeholder
Identifikasi Stakeholder adalah identifikasi instansi/ individu yang
berkepentingan dan memiliki pengaruh terhadap proyek perubahan.
Pengaruh tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung, negatif
yaitu menjadi sumber penghambat, atau netral yaitu pengaruhnya tidak
mendukung dan menghambat proyek perubahan.
13
Ada juga yang mendefinisikan stakeholder merupakan orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini
sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu, yaitu dari segi
kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu, dari segi
posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
Stakeholder dapat juga didefinisikan sebagai perorangan maupun
kelompok-kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-
tujuan dan tindakan-tindakan sebuah Tim.
Dalam organisasi publik, sangat penting untuk mengetahui siapa
stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap program
yang dimiliki oleh organisasi.
b. Pemetaan Stakeholder
Pemetaan stakeholder diperoleh melalui proses identifikasi para
stakeholder yang terlibat dan terkena dampak dari proyek perubahan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian diidentifikasi
lagi sifat dukungan dari masing-masing stakeholder positif (+), negatif (-
), atau netral (+/-). Stakeholder yang memiliki dukungan positif berarti
mendukung dan diprediksi akan mendukung karena menerima dampak
positif dari proyek perubahan. Selanjutnya stakeholder juga akan
diidentifikasi terkait tinggi rendahnya kepentingan dan tinggi rendahnya
pengaruh terhadap proyek perubahan. Setelah dilakukan identifikasi dan
dikelompokkan menjadi empat kuadran diperoleh hasil seperti gambar di
bawah.
14
Pengaruh
+
-
latens
a. TNI b. POLRI c. BAPPEDA d. BPKAD
Defenders
a. BMKG.
b. Manggala Agni
c. Kesatuan Pemangkuan Hutan
d. Media Masa.
e. Tokoh Agama
f. Tokoh Masyarakat /Tokoh Adat
Promoters
a. Bupati
b. Wakil Bupati
c. Sekretair Dae
d. Dinas Sosial PPPAPM
e. Dinas Kesehatan
f. Dinas Lingkung Hidup
g. Dinas Pertanian
h. Kecamatan.
i. Desa
Apathetic
a. Ketua AKD Kecamatan b. Perangkat Desa c. NGO/ Perusahaan
+ Kepentingan
Gambar 3.
Bagan Kedudukan Stakeholder Proyek Perubahan
-
1) Promotor.
Promotor adalah stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh
tinggi/ besar terhadap proyek perubahan. Stakeholder yang masuk dalam
kuadran ini adalah Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Dinas Sosial
PPPAPM, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkung Hidup, Dinas Pertanian,
Kecamatan, Desa.
Promotor memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan
untuk membantu membuatnya berhasil atau menggagalkannya.
15
2) Defender
Stakeholder pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi, tetapi
pengaruh rendah. Stakeholder yang masuk dalam kuadran ini adalah BMKG,
Manggala Agni, Kesatuan Pemangkuan Hutan, Media Masa, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat/Tokoh Adat.
Defender memiliki interes besar, memiliki kepentingan pribadi dan dapat
menyuarakan dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi kegiatan.
3) Latent
Pada kuadran ini diidentifikasi Stakeholder yang kurang memiliki kepentingan
terhadap proyek perubahan, tetapi memiliki pengaruh yang besar terhadap
proyek perubahan maupun stakeholder sendiri. Stakeholder yang masuk
dalam kuadran ini adalah Polri, TNI, Bappeda, BPKAD.
Latent dapat mempengaruhi kelangsungan kegiatan program jika mereka
menjadi tertatik dan memberikan dukungan.
4) Apathetics
Pada kuadran ini adalah stakeholder yang kurang memiliki pengaruh dan
kurang juga memiliki kepentingan. Stakeholder pada kuadran ini adalah
Ketua AKD Kecamatan, Perangkat Desa, Perusahaan.
Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya kegiatan
16
Tabel 5
Peranan Stakeholder
Stakeholder Nama Stakeholder
Stakeholder Primer
Stakeholder yang langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif
Bupati .
Wakil Bupati
Sekretaris Daerah
Dinas Sosial PPPAPM
Dinas Kesehatan Pengendalian Pendududk dan Keluarga Berencana
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan
Kecamatan .
Desa
Stakeholder Sekunder
Stakeholder yang tidak langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif pula
TNI
Polri
Bappeda
BPKAD.
BMKG
Kesatuan Pemangkuan Hutan
Manggala Agni
Perusahaan.
Camat
Kepala Desa/Lurah
Stakeholder Utama
Stakeholder yang memiliki pengaruh / kewenangan legal dalam hal pengambilan keputusan terhadap program yang dijalankan oleh organisasi publik tersebut .
Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah.
c. Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder
Selanjutnya adalah pengelompokkan stakeholder menurut pengaruh dan
kepentingannya, sehingga dapat diketahui kedudukan stakeholder tersebut
dalam proyek perubahan.
17
Tabel 6
Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder
No. Stakeholder Pengaruh Kepentingan Kelompok
Stakeholders
1 Bupati Mempawah Tinggi Tinggi
Promoters
2 Wakil Bupati Mempawah Tinggi Tinggi
Promoters
3 Sekretaris Daerah Kab. Mempawah Tinggi Tinggi
Promoters
4 Kodim 1201 Mempawah Rendah Tinggi latens
5 Polres Mempawah Rendah Tinggi latens
6 Bappeda Kab. Mempawah Rendah Tinggi latens
7 BPKAD Kab. Mempawah Rendah Tinggi latens
8 Dinas Sosial PPPAPM Rendah Tinggi promotors
9 Dinas Kesehatan Kab. Rendah Tinggi promotors
10 Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Rendah Tinggi promotors
11 Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan
Rendah Tinggi promotors
12 BPBD Prov Kalbar Rendah Tinggi promotors
13 BMKG Rendah Rendah defenders
14 Kesatuan Pemangkuan Hutan
Rendah Rendah defenders
15 Manggala Agni Rendah Rendah defenders
16 Camat Rendah Tinggi Defenders
17 Tokoh Agama/ Tokoh Masyarakat
Tinggi Rendah Defenders
18 Media Masa Tinggi Rendah Defenders
17 Kepala Desa/ Lurah Rendah Tinggi Defenders
18 NGO/ Perusahaan Rendah Rendah Apathetic
19 Ketua AKD Kecamatan Rendah Rendah Apathetic
20 Perangkat Desa rendah rendah apathetic
18
d. Strategi Mempengaruhi Stakeholders.
Setelah melakukan identifikasi dan pemetaan Stakeholder, selanjutnya adalah
menyusun strategi agar stakeholder yang masih memiliki pengaruh rendah atau
kepentingan rendah bisa ditarik pada kuadran yang tinggi pengaruh dan
kepentingannya. Sehingga dapat mendukung terlaksananya program dan
kegiatan.
Untuk itu, peta strategi komunikasi yang disusun adalah sebaga berikut :
Tabel 7
Peta Strategi Komunikasi
KEEP SATISFIED MANAGE CLOSELY
a. TNI
b. POLRI
c. BAPPEDA
d. BPKAD
a. Bupati b. Wakil Bupati. c. Sekretaris Daerah. d. Dinas Sosial PP,PA,dan PM. e. Dinas Kesehatan f. Dinas Lingkungan Hidup g. Dinas Pertanian h. Kecamatan i. Desa
MINIMAL EFFORT KEEP INFORMED
a. Ketua AKD Kecamatan
b. Perangkat Desa
c. Perusahaan
a. BMKG.
b. Manggala Agni
c. Kesatuan Pemangkuan Hutan
d. Media Masa
e. Tokoh Agama
f. Tokong Masyarakat/ Tokoh Adad
Strategi komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kuadran Stakeholder
masing-masing adalah sebagai berikut :
• Untuk Stakeholder pada kuadran Promotors, strategi yang digunakan
adalah manage closely, antara lain : Koordinasi dan Konsultasi,
Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, dalam perencanaan
dan evaluasi, meningkatkan motivasi dan kompetensi.
19
• Untuk Stakeholder pada kuadran Defender strategi yang digunakan
adalah keep informed, antara lain : Melaksanakan koordinasi,sebagai
kolaborasi untuk Proyek yang dilaksanakan.
• Untuk Stakholder pada kuadran Latent strategi komunikasi yang
digunakan adalah keep satisfied, antara lain : Menjaga Koordinasi dan
komunikasi, Menunjukkan upaya yang dilakukan memiliki efek positif
terhadap issu yang menjadi perhatian, meyakinkan proyek yang
dilaksanakan memiliki dampak positif.
• Untuk Stakholder pada kuadran Aphatetis strategi komunikasi yang
digunakan adalah minimal effort, yaitu memberitahukan adanya proyek
yang akan dilaksanakan, permintaan dukungan tentang proyek yang
dilaksanakan.
Tabel 8
Strategi Komunikasi Stakeholders
No Sakholder Ekspektasi Strategi Komunikasi
1 Bupati Mempawah Menyetujui dan
mengesahkan proyak
perubahan
Memberikan laporan
2 Wakil Bupati Mempawah Menyetujui dan
memberikan dukungan
Memberikan laporan
3 Sekretaris Daerah Kab.
Mempawah
Menyetujui dan
memberikan dukungan
Memberikan laporan
4 TNI Memberikan dukungan Koordinasi
5 Polri Memberikan dukungan Koordinasi
6 Bappeda Kab. Mempawah Memberikan dukungan Koordinasi
7 BPKAD Kab. Mempawah Memberikan dukungan Koordinasi
8 Dinas Sosial PPPAPM Memberikan dukungan Koordinasi
9 Dinas Kesehatan Kab. Memberikan dukungan Koordinasi
10 Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Memberikan dukungan Koordinasi
11 Dinas Pertanian, Ketahanan
Pangan dan Perikanan
Memberikan dukungan Koordinasi
12 BPBD Prov Kalbar Memberikan dukungan Koordinasi
13 BMKG Memberikan dukungan Koordinasi
14 Kesatuan Pemangkuan Hutan Memberikan dukungan Koordinasi
15 Manggala Agni Memberikan dukungan Koordinasi
20
16 Camat Memberikan dukungan Koordinasi
17 Kepala Desa/ Lurah Memberikan dukungan Koordinasi
25 NGO/ Perusahaan Memberikan dukungan Koordinasi
2. Strategi Marketing Rencana Proyek Perubahan
Strategi marketing terhadap hasil proyek perubahan dilakukan dengan
memperhatikan elemen dalam pemasaran sektor publik, yaitu 4 P 1 C
(Product, Price, Promotion, Place dan customer).
a. Customer
Sasaran utama dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan
adalah : Memberdayakan masyarakat yang berada di Desa yang
berpotensi tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Masyarakat akan
dilatih mengenai Dasar- dasar penanggulangan bencana sehingga
mereka menjadi terampil dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan
lahan , dengan demikian apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan di
desanya mereka terlebih dahulu memadamkan api , melakukan
pencegahan supaya api tidak membesar. Api yang kecil harus segera
dipamkan supaya tidak meluas dan menyebar dibeberapa titik .
b. Product
Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah Terbentuknya
Pokmas Peduli Api sebanyak 28 Desa di Kabupaten Mempawah secara
bertahap, sehingga menjadi perpanjangan tangan BPBD dalam upaya
pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Pokmas akan diberdayakan
dalam Pencegahan Karhutla, dalam arti mereka yang akan bergerak
terlebih dahulu sambil menunggu pemadaman dari Kabupaten.
c. Price
Dalam pembentukan Pokmas ini, masyarakat diberdayakan untuk lebih
peduli terhadap pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Mereka akan diberikan uang lelah selama mereka ikut memadamkan api,
sebagai ganti mereka meninggalkan pekerjaan mereka di tempat lain .
d. Place
Lokasi Proyek Perubahan ini adalah di desa yang berpotensi tinggi
terhadap kejadian karhutla. Dari 28 (dua puluh delapan) desa yang
21
berpotensi tinggi terhadap karhutla akan dibagi menjadi 3(tiga) tahap
sebagai berikut :
1) Jangka Pendek sebanyak 3 (tiga) desa yaitu : Desa Parit Banjar , Desa
Semparong dan Desa Pasir.
2). Jangka Menengah sebanyak 10 (sepuluh) desa yaitu : Desa Wajok
Hulu, Desa Peniti Dalam I, Desa Galang, Desa Rasau, Desa Anjongan
Dalam, Desa Penibung, Desa Sengkubang, Desa Antibar, Desa
Sejegi dan Desa Sekabuk.
3). Jangka Panjang sebanyak 15 (lima belas desa yaitu : Desa Peniti
Dalam II, Desa Peniti Besar, Desa Sungai Purun Kecil, Desa
Nusapati, Desa Sui.Bakau Besar Darat, Desa Nusapati, Desa
Anjongan Melancar, Desa Malikian, Desa Semudun, Desa Mendalok,
Desa Sui. Kunyit Hulu, Desa Sui, Kunyit Dalam, Desa, Desa Bukit
Batu, Desa Sui. Duri II , Desa Wajok Hilir dan Desa Kepayang.
e. Promotion
Promosi yang dipergunakan dalam Proyek Prubahan ini adalah
terbentuknya Kelompok Masyarakat (Pokmas) peduli api di desa-
desa berpotensi tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan yang
selalu berulang terjadi. Apabila satu minggu saja tidak terjadi hujan
maka hutan dan lahan di lahan gambut sering terbakar. Pembentukan
Pokmas akan dilakukan secara bertahap : Untuk jangka pendek akan
di bentuk sebanyak 3 (tiga) Pokmas di 3(tiga) Desa, sedangkan pada
jangka menengah akan dibentuk sebanyak 10 (sepuluh) Pokmas di 10
(sepuluh) desa sedangkan pada jangka panjang akan dibentuk
sebanyak 15 (lima belas) Pokmas di 15 (lima belas) Desa di
Kabupaten Mempawah. Pada akhirnya akan terbentuk Pokmas di 28
(dua puluh delapan) desa di Kabupaten Mempawah. Dengan
terbentuknya seluruh desa yang berpotensi tinggi terhadap Karhutla
diharapkan hotspot akan menurun sebesar 80 % di Kabupaten
Mempawah.
22
I. F. Potensi Kendala dan Rencana Solusinya
Diperkirakan terdapat kendala yang dapat menghambat pelaksanaan rencana
proyek perubahan ini. Untuk mengatasinya, maka disusun rencana solusinya.
Tabel 9
Potensi Kendala dan Solusi
Perkiraan Kendala Rencana Solusi
Pandemi COVID-19 masih terjadi, yang mempersulit implementasi proyek perubahan dilapangan.
Konsultasi dan diskusi serta komunikasi dengan tim efektif dan stakeholder bisa dilakukan melalui rapat- rapat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan..
Rapat dengan tim efektif semula akan direncanakan 1 (satu) kali saja, sehiingga dirasakan belum optimal.
Dapat dilaksanakan sebanyak 6 (enam) kali, sehingga Proyek Perubahan ini mendapat dukungan yang maksimal Dalam suasana Pandemi Covid-19 telah dilaksanakan sesuai Protokol Kesehatan.
Sosialisasi Pembentukan Pokmas kepada stakeholder, Kecamatan dan Desa semula tidak dapat dilaksanakan mengingat Pandemi Copid-19.
Sosialisasi Pembentukan Pokmas dapat dilaksanakan kepada stakeholder dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan, disaat pandemic Covid-19.
Pembentukan Pokmas semula direncanakan sebanyak 30 (tiga puluh) orang berasal dari 1(satu) desa.
Pembentukan Pokmas twlah dilaksanakan sebanyak 30 (tiga puluh) orang berasal dari 3 (tiga) Desa yang berlainan. Mekanisme pelaksanaan dilakukan Secara bergiliran dibagi dalam dua sesi, masing masing sesei sebanyak 15 orang. Sesi Pagi Jam 08.00-12.00 dan sesi sore jam 13.00- 17.00. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan - Peserta datang diukur suhu tubuh.
- Yang tidak bawa masker , disediakan
masker.
- Cuci tangan pakai sabun
- Menjaga Jarak duduk.
I. G. Tata Kelola Proyek Perubahan (Tim Efektif)
Tata kelola proyek perubahan ini dapat kami tampilkan sebagaimana gambar
berikut:
23
1. Organisasi dan Tata Kelola Proyek Perubahan.
Untuk membantu Project Leader dalam penyusun Proyek Perubahan perlu
dibantu dengan Tim Efektif, organisasi Tata kelola Proyek Perubahan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4
Organisasi dan Tata Kelola Proyek Perubahan
Adapun peran masing- masing tim yang terlibat dalam
penyelenggaraan proyek perubahan ini sebagai berikut :
1. Sponsor / Mentor ( Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah ) mempunyai
tugas dan tanggungjawab :
a. Memberikan arahan dan dukungan atas keseluruhan kegiatan;
b. Memberikan dukungan kepada Project Leader dalam mempersiapkan
Rancangan Proyek Perubahan ;
c. Memberikan dukungan secara berkelanjutan selama pelaksanaan kegiatan;
d. Membantu menyelesaikan kendala/hambatan;
e. Memberikan saran dan masukan selama pelaksanaan kegiatan.
2. Project Leader ( Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Mempawah ) mempunyai tugas dan tanggung jawab :
SPONSOR / MENTOR DRS. H. ISMAIL,MM
Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah
PROJECT LEADER HERMANSYAH, S,IP,M,SI
Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Kab. Mempawah
COACH DRS. SETIA BUDI, MA.
SEKRETARIAT
Sekretaris Tim
TIM EKSTERNAL
TIM INTERNAL
24
a. Memimpin pelaksanaan project ;
b. Melakukan tahapan pelaksanaan proyek perubahan sesuai dengan target
waktu dana yang disepakati oleh mentor ;
c. Secara aktif melakukan diskusi dengan bertanya dan melaporkan progres
kegiatan kepada Coach;
d. Menggerakkan seluruh stakeholder dalam mendukung keseluruhan tahapan;
e. Menyusun Laporan Proyek Perubahan ke dalam deskripsi mulai proses
penyusunan sampai dengan hasil / capaian.
3. Coach ( Drs. Setia Budi, MA ) mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Melakukan monitoring secara regular terhadap kegiatan peserta;
b. Memberikan saran dan masukan selama pelaksanaan kegiatan;
c. Melakukan intervensi bila peserta mengalami permasalahan;
d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
4. Sekretariat
Memfasilitasi kegiatan tata surat menyurat, Rapat Koordinasi Tim Teknis dan
Penyusunan Keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
maupun Keputusan Bupati Mempawah.
5. Tim Efektif
a. Tim Internal
1. Membantu dalam mengidentifikasi dan mengumpulkan data sebagai
bahan dalam memberikan informasi dan konsultasi ;
2. Membantu mempersiapkan pelaksanaan rapat koordinasi ;
3. Membantu melakukan monitoring dan evaluasi implementasi proyek
perubahan ;
4. Membantu pelaksanaan sosialisasi tentang proyek perubahan ;
5. Membantu pelaksanaan teknis kegiatan.
b. Tim Eksternal
1. Memberikan masukan inisiatif dalam rapat ;
2. Memberikan data-data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ;
3. Memberikan bantuan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan.
25
2. Faktor Kunci Keberhasilan
Yang menjadi faktor kunci keberhasilan dalam pelaksanaan proyek perubahan ini
adalah :
a. Dukungan Mentor
b. Dukungan stakeholder
c. Terbitnya Keputusan Bupati Mempawah tentang Pedoman Pembentukan
Pokmas
d. Sosialisasi Pembentukan Pokmas
e. Implementasi Pembentukan Pokmas
26
BAB II
MANAJEMEN PERUBAHAN :
PELAKSANAAN RENCANA PROYEK PERUBAHAN
II. A. Capaian Tahapan Rencana Strategis.
Berdasarkan surat Deputi Bidang Diklat LAN RI Nomor :
246/D.4/PDP.07.1tanggal 20 Januari 2020 tentang Pemanggilan Peserta
Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tk.II Angkatan I Tahun 2020, maka telah
disusun jadual sebagai berikut :
Tabel 10
Rencana Jadual Pembelajaran- Sebelum Covi-19.
No Waktu Sifat Tempat
1 13- 28 Pebruari 2020 On Campus ASN Corporete University
2 2- 13 Maret 2020 Off Campus Unit Kerja Peserta
3 16-27 Maret 2020 On Campus ASN Corporete University
4 31 Maret - 6 Juni 2020 Off Campus Unit Kerja Peserta
5 8- 12 Juni 2020 On Campus ASN Corporete University
Sumber Data : LAN RI
Namun karena adanya pandemi covid-19 maka jadual yang telah disusun
tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Untuk tanggal 13-28 Pebruari
2020 Peserta Diklat dapat mengikuti kegiatan secara langsung di Kampus LAN
Pejompongan, akan tetapi setelah masa Off Campus 1 yaitu tanggal 2- 13 Maret
2020 seharusnya peserta masuk Kampus kembali tanggal 16- 27 Maret 2020
karena disebabkan pandemi covid-19 menyebar di seluruh Indonesa terutama
Jakarta dan sekitarnya maka jadual tersebut tidak dapat dilaksanakan. Dengan
demikian bukan berarti pelaksanaan Diklat dihentikan tetapi peserta
melaksanakan Diklat melalui virtual (online video meeting/ conference)
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia mengeluarkan surat
Nomor : 1703/ D.4/ PDP.07.I tanggal 20 April 2020 tentang Kegiatan off campus 2
dan Undangan Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II Angkatan
I Tahun 2020, bahwa Peserta Pelatihan akan memasuki tahap off Campus 2 mulai
tanggal 19 April s.d 25 Juni 2020, sedangkan seminar Proyek Perubahan akan
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 Juni 2020. Pada saat ini peserta
kembali ke intansi masing- masing ( work froms home) untuk
27
mengimplementasikan proyek perubahan sesuai dengan strategi kebijakan
organisasi dengan melibatkan pemangku kepentingan sesuai dengan milestones
yang telah disusun.
Pelaksanaan Proyek Perubahan ini dilaksanakan dalam rangka tercapainya tujuan
Jangka Pendek yaitu :
1. Capaian tahapan rencana Jangka Pendek : (Maret- Juni 2020)
Tahapan jangka pendek dapat dicapai dengan waktu kegiatan, hasil kegiatan
(output) dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 11
Capaian Tahapan Rencana Jangka Pendek
NO TAHAPAN DAN
KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
HASIL KEGIATAN (OUTPUT)
KETERANGAN CAPAIAN
1 Koordinasi dan Konsultasi dengan mentor
Minggu I Bulan Maret
Persetujuan Judul Dapat dicapai seluruhnya.
2 Membangun tim efektif
Minggu II Bulan Maret
Terbentunya Tim Efektif
Dapat dicapai seluruhnya
a. Menyusun konsep tim efektif
Minggu II Bulan Maret
Tersusunnya konsep Tim efektif
Dapat dicapai seluruhnya
B Pengesahan keputusan tim efektif
Minggu III Bulan April
SK Tim Efektif oleh Kepala BPBD.
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan dilaksanakan pada minggu III bulan April.
C Membangun komitmen.
Minggu III Bulan April
Adanya komitmen bersama
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan dilaksanakan pada minggu III bulan April.
C Rapat koordinasi tim efektif
Minggu IV Bulan April
Notulen Rapat dan dokumen
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan dilaksanakan pada minggu III bulan April.
2 Penyusunan draf Peraturan Bupati tentang pedoman
Minggu I Bulan Juni Tersusunnya draf Peraturan Bupati tentang Pokmas
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April,
28
pembentukan Pokmas.
disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu I bulan Juni.
3 Mengesahan Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas.
Minggu II Bulan Juni Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas.
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
4 Inventarisasi dan identifikasi masyarakat Yang sudah dan akan dibentuk Pokmas
Minggu II Bulan Juni Desa dan jumlah masyarakat yang sudah dan akan dibentuk dibentuk Pokmas
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
5 Koordinasi dengan Cmat dan Desa
Minggu II bulan Juni Didapat kata sepakat .
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu I bulan Juni.
6 Sosialisasi dan informasi
Minggu III bulan Juni
Menyamakan persepsi tindakan yg akan dilakukan Antara Project leader, stakeholders dan Tim efektif.
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
7 Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana ,dilanjutkan dengan Membangun Pokmas Peduli Api di 3 Desa.
Minggu III bulan Juni .
Pelatihan dasar penanggulangan bencana di 3 Desa : Sejegi, Semparong dan Pasir.Sebanyak 30 Orang
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu I bulan Juni.
2. Membangun Disain Pelatihan
Pengalaman memimpin Proyek Perubahan yang berjudul “ Strategi Pencegahan
Kebakaran Hutan dan Lahan berbasis Desa” dapat dijelaskan sesuai dengan
urutan pentahapan “ Jangka Pendek” sebagai berikut :
29
a. Koordinasi dengan Mentor.
Setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan yaitu tanggal 13- 28 Pebruari
2020 (masa On Campus I), Project Leader menghadap Mentor (Bapak Drs.
H. Ismail, MM) selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah, yaitu pada
minggu I bulan Maret 2020 untuk melakukan konsultasi dan koordinasi
tentang Rancangan Proyek Perubahan yang merupakan tugas yang
diberikan Diklat Kepimpinan Tingkat II Angkatan I Tahun 2020.
Hasil koordinasi dan konsultasi dengan mentor adalah sebagai berikut ;
Mentor menyetujui adanya Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan
Project Leader.
Proyek Perubahan yang akan digagas sesuai dengan Tupoksi yang ada
pada Project Leader.
Mentor memberikan saran , untuk segera membentuk Tim Efektif guna
membantu kelancaran Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 1.
b. Penyusunan Tim Efektif
Sesuai arahan Bapak Drs. H. Ismail, MM selaku mentor, Project Leader
melakukan rapat guna menyusun Tim Efektif yaitu pada minggu II bulan
Maret 2020 bertempat di Ruang Kerja Kepala BPBD Kabupaten Mempawah
Adapun susunan Tim Efektif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 12
Susunan Tim Efektif Proyek Perubahan
No Nama Jabatan Kedudukan
Dalam Tim Job Description
1 Hj. Erlina, SH,MH Bupati Pembina/ Pengarah
Memberi masukan arahan tentang Proyek Perubahan yang dijalankan.
2 Drs. H. Ismail, MM Sekda Mentor
Memberikan bimbingan dan masukan tentang Proyek Perubahan yang dijalankan.
3 H.Hermansyah S.lp M.Si Kepala BPBD Project Leader Sebagai Pelaksana
30
Kab. Mempawah Proyek Perubahan , memberikan arahan kepada anggota Tim.
4. Didik Sudarmanto,SE Kabid Penanggulan Bencana
Koordinator Tim
Implementasi
Bertanggung jawab mulai dari Perencanaan, implementasi, evaluasi hingga pelaporan dalam penyusunan proyek perubahan.
5. Rahmat Budi Sudarma. Kasubbid Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Tim Implementasi Memberikan bantuan dan ide atau gagasan dalam Proyek Perubahan
7. M. Zaini A.Md Kasubbid Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tim Implementasi Memberikan bantuan dan ide atau gagasan dalam Proyek Perubahan
8 Drs.H. Syamsul Rizal, M.Si
Sekretaris BPBD Kab. Mempawah
Koordinator Tim Administrasi
Bertanggung jawab dalam memberikan bantuan kelengkapan administrasi bahan, dalam Penyusunan Proyek Perubahan.
9 Suryadi, S.Ip, M.Si Kasubag Umum Tim Administrasi Memberikan bantuan bahan kelengkapan, administrasi, pengetikan dalam Penyusunan Proyek Perubahan.
10. Faridah, A.Md Kasubag Perencanaan dan Keuangan
Tim Administrasi Memberikan bantuan kelengkapan administrasi, bahan, pengetikan dalam Penyusunan Proyek Perubahan.
11 Fapra Antoni, ST, MT Kepala Bidang Pemadam Kebakaran
Koordinator Tim Pendukung
Bertanggung jawab dalam memberikan dukungan data- data, masukan dan ide dalam penyusunan Proyek Perubahan.
12 Sulaiman, SE. Kasubid Penanggulangan dan Pasca Kebakaran
Tim Pendukung Memberikan dukungan data, masukan dan ide dalam penyusunan Proyek Perubahan.
13 Budiono, S.Sos Kasubid Pencegahan Kebakaran
Tim Pendukung Memberikan dukungan data, masukan dan ide dalam penyusunan Proyek Perubahan.
14 PNS- ASN BPBD Fungsional Tim Pendukung Memberikan dukungan, penyiapan bahan, mobilisasi, tranfortasi , dokumentasi dalam penyelesaian Proyek Perubahan.
Setelah tersusunnya Tim Efektif, Mentor menyarankan untuk segera
menyusun Draf Keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
31
Kabupaten Mempawah selaku Project Leader, sehingga Tim Efektif dapat
berkerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 2.
c. Menyusun draf Keputusan Tim Efektif.
Setelah terbentuknya Tim Efektif untuk selanjutnya Project Leader bersama
Tim segera menyusun Draf Keputusan Tim Efektif untuk dibahas bersama,
sekaligus membahas tugas dan fungsi anggota Tim dalam mendukung
kelancaran pelaksanaan Proyek Perubahan ini dilaksanakan pada minggu II
bulan Maret 2020.
Setelah dibuat draf Keputusan Tim Efektif selanjutnya dikonsultasikan
dengan Mentor untuk mendapatkan masukan dan koreksi guna
penyempurnaan Draf Keputusan untuk dijadikan sebagai Keputusan Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 3.
d. Pengesahan Keputusan Tim Efektif
Keputusan Tim Efektif sebelum ditanda tangai terlebih dahulu di
konsultasikan kepada Mentor mungkin saja ada masukan dan saran
perbaikan untuk penyempurnaan pembentukan Tim tersebut.
Pengesahan Keputusan Tim Efektif oleh Project Leader dapat dijadiakan
acuan oleh anggota Tim Efektif yang dibentuk untuk berkerja sesuai
tupoksinya dalam membantu lancarnya pelaksanaan Proyek Perubahan
yang sedang dijalankan. Pengesahan Keputusan Tim Efektif ditanda tangani
oleh Project Leader pada minggu III bulan April 2020.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 4.
e. Membangun Komitmen
Rapat koordinasi Tim Efektif dilaksanakan pada minggu III bulan April 2020,
bertempat di ruang kerja Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Mempawah guna membangun komitmen untuk memperkuat
32
dukungan Tim Efektif dalam pelaksanaan Proyek Perubahan yang sedang
digagas oleh Project Leader.
Rapat koordinasi dibuka oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah selaku Project Leader dan dihadiri oleh seluruh anggota Tim Efektif.
Selanjutnya dipaparkan rencana Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan ide dan gagasan. Rapat koordinasi ini menghasilkan
komitmen dan dukungan dari seluruh anggota Tim Efektif terhadap
pelaksanaan Proyek Perubahan.
f. Rapat Koordinasi Tim Efektif
Rapat Tim efektif ini dilaksanakan pada minggu IV bulan April 2020,
bertempat di Ruang Kerja Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
rapat dipimpin oleh Project Leader dengan pokok bahasan adalah Rencana
Persiapan Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api yang pada
taahapan rencana jangka pendek ini akan dilaksanakan pada 3 ( tiga) desa
yaitu : Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir, Desa Parit Banjar
Kecamatan Mempawah Timur dan Desa Semparong Paret Raden
Kecamatan Sungai Kunyit.
Pembentukan Kelompok Masyarakat peduli Api ini akan diperkuat dengan
Peraturan Bupati Mempawah.
g. Penyusunan draf Peraturan Bupati Mempawah tentang Pedoman
Pembentukan Pokmas Peduli Api.
Penyusunan Draf Peraturan Bupati Mempawah ini di susun pada Minggu I
Bulan Juni 2020, bertempat di Ruang Kerja Kepala Badan Penanggulangan
Bencana , Project Leader bersama dengan Tim Efektif merumuskan tentang
Perbup yang menjadi Dasar Hukum tentang Pembentukan Kelompok
Masyarakat Peduli Api di Kabupaten Mempawah, dengan terbentuknya
Pokmas ini di harapkan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten
Mempawah dapat berkurang pada setiap tahunnya.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 5.
33
h. Pengesahan Peraturan Bupati Mempawah tentang Pedoman
Pembentukan Pokmas Peduli Api.
Setelah disusunnya Draf Peraturan Bupati Mempawah kemudian diajukan
kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah melalui Bagian Hukum
untuk di koreksi, diperbaiki sesuai dengan aturan penulisan Perbup. Setelah
selesai dikoreksi oleh Bagian Hukum maka untuk selanjutnya diajukan
kepada Bupati Mempawah untuk ditanda tangani dan disahkan menjadi
Peraturan Bupati.
Bertempat di Ruang kerja Bupati Mempawah pada Minggu II Bulan Juni
2020, Peraturan Bupati tentang Pembentukan Pokmas Peduli Api di tanda
tangani oleh Bupati Mempawah.
Dengan terbitnya Peraturan Bupati Mempawah Nomor : 32 Tahun 2020,
tanggal 8 Juni 2020, maka pelaksanaan Implementasi Pembentukan
Kelompok Masyarakat Peduli Api sudah dapat dilaksanakan karena sudah
mempunyai kekuatan hukum dan Pedoman Bagi Tenaga Relawan yang ada
di Desa.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 6
i. Inventarisasi dan Identifikasi Masyarakat yang sudah dan akan
dibentuk Pokmas.
Bersama dengan Tim Efektif melakukan inventarisasi dan identifikasi
terhadap Kecamatan dan Desa yang sudah dibentuk Pokmas dan Desa yang
akan dibentuk Pokmas. Untuk tahun 2019 di Kabupaten Mempawah telah
dibentuk Masyarakat Peduli Api ( Olahan Lahan Tanpa Bakar) di Desa Bukit
Batu Kecamatan Sungai Kunyit.
Sedangkan untuk Tahun 2020 di sepakati akan dibentuk Pokmas Peduli Api
di 3 (tiga ) Desa, yaitu : Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir, Desa Parit
Banjar Kecamatan Mempawah Timur dan Desa Semparong Paret Raden
Kecamatan Sungai Kunyti. Pelaksanaan Inventarisasi dan identifikasi
dilaksanakan pada minggu ke II bulan Juni 2020.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 7.
34
j. Koordinasi dengan Camat dan Desa.
Sebelum dilaksanakan Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana telah
dilakukan Koordinasi dengan Camat dan Desa yang merupakan asal
peserta kelompok masyarakat yang akan dilatih sebagai relawan
Pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Desanya.
Koordinasi dengan Camat dan Desa ini dilaksanakan pada minggu II
Bulan Juni 2020 bertempat di Kecamatan dan Desa masing- masing
yaitu dengan cara Project Leader mendatangi Camat dan Desa
menginformasikan tentang terkait dengan pelaksanaan antara lain :
jadual pelatihan, Jumlah tenaga yang akan dilatih, tempat pelaksanaan
pelatihan, dll.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 8.
k. Sosialisasi dan Informasi.
Sosialiasi dan informasi dapat dilaksanakan kepada Stakeholders yaitu
pada Minggu III bulan Juni 2020 dalam upaya mendapatkan dukungan
Stakeholders tentang tujuan dan manfaat di bentuknya Kelompok
Masyarakat Peduli Api pada Desa- desa yang berpotensi tinggi
terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mempawah.
Dalam pelaksanaan Sosialisasi pada dasarnya stakeholders
mendukung dibentuknya Pokmas Peduli Api, sehingga apabila terjadi
kebakaran Hutan dan Lahan Pokmas akan segera bergerak melakukan
pencegahan sebelum api meluas dan membersar yang sukar
dikendalikan.
Bukti pendukung dapat dilihat pada lampiran 9.
3. Melaksanakan Pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Petihan Dasar Penanggulangan Bencana dilanjutkan dengan
membangun Pokmas Peduli Api ,sebanyak 30 orang di 3 Desa.
Pelatihan Dasar Penanggulang Bencana dilaksanakan pada minggu ke III
Bulan Juni 2020, yaitu tanggal 17-18 Juni 2020 dirangkaikan dengan
Pembentukan Kelompok masyarakat peduli api di 3 (tiga) Desa sesuai
35
Rencana Yaitu : Desa Pasir Kecamatan Mempawah Timur , Desa Parit
Banjar Kecamatan Mempawah Hilir dan Desa Semparong Paret Raden
Kecamatan Sungai Kunyit.
Jumlah peserta yang semula direncanakan sebanyak 30 (orang) dapat dilatih
juga sebanyak 30 (orang), sehubungan dengan masih suasana Pandemi
Covid-19 , bebepa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Sebelum peserta memasuki tempat pelatihan/ pertemuan terlebih dahulu
peserta diharuskan untuk memakai masker, diukur suhu tubuh, mencuci
tangan pakai sabun.
Pelatihan/ pertemuan dilaksanakan di Aula Kantor Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah dan dibagi
dalam 2 (dua) kelompok ; kelompok pertama sebanyak 15 (lima belas)
orang , waktunya dari Pukul 08.00 s.d 11.30 Wib, Kelompok kedua
sebanyak 15 (lima belas) orang , waktunya dilaksanakan dari Pukul
13,00 s.d 16.30 Wib.
Selama Pelatihan / pertemuan peserta tetap di haruskan pakai masker,
menjaga jarak duduk (physical distance) dan dipersiapkan pensanitasi
tangan ( hand sanitizer ) di dekat tempat duduk mereka.
Nara sumber pada Pelatihan/ Pertemuan Pembentukan Kelompok
Masyarakat Peduli Api dari ; Badan Penanggulangan Bencana Provinsi
Kalimantan Barat, Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika
Kabupaten Mempawah dan Manggala Agni Kalimantan VIII/ Pontianak
Pondok Kerja Mempawah.
Hari pertama selama pelatihan diisi dengan kegiatan teori tentang bagai
mana Pencegahan Kebakaran hutan dan lahan di lahan Gambut, dasar-
dasar penanggulangan bencana ,dll. Sedangkan hari kedua diisi dengan
Praktek di lapangan terbuka bagaimana cara memadamkan api dan
praktek mengunakankan mesin pemadam kebakaran.
Bukti pendukung juga dapat dilihat pada lampiran 10.
36
37
38
39
40
Pengaruh
+
-
Latens
a. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah
b. Kabid Penanggulangan Bencana c. Kabid Damkar d. Kasubid Pencegahan dan
Kesiapsiagaan e. Kasubid Kedaruratan dan Logistik f. Kasubag Pencegahan Kebakaran g. Kasubag Penanggulangan
Kebakaran h. Stat BPBD Kab. Mempawa
Defenders
a. BMKG.
b. Manggala Agni
c. Kesatuan Pemangkuan Hutan
d. Media Masa.
e. Tokoh Agama
f. Tokoh Masyarakat
Promoters
a. Bupati dan Wakil Bupati
b. Sekda.
c. TNI
d. Polri
e. Bappeda
f. BPKAD
g. Dinas Sosial PPPAPM
h. Dinas Kesehatan
i. Dinas Lingkungan Hidup
j. Dinas Pertanian
k. Kecamatan .
l. J. Desa
Apathetic
a. Ketua AKD Kecamatan
b. Perangkat Desa
c. NGO/ Perusahaan
+ Kepentingan
II. B. Peta Astakeholders.
1. Peta Stakeholders sebelum pelaksanaan Jangka Pendek.
Peta Stakeholders awal sebelum pelaksanaan Jangka Pendek dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5
Peta Stakeholders Sebelum Pelaksanaan Proyek Perubahan
41
Pengaruh
+
-
latens
a. TNI b. POLRI c. BAPPEDA d. BPKAD
Defenders
a. BMKG.
b. Manggala Agni
c. Kesatuan Pemangkuan Hutan
d. Media Masa.
e. Tokoh Agama
f. Tokoh Masyarakat /tokoh
adad.
Promoters
a. Bupati
b. Wakil Bupati
c. Sekda.
d. Dinas Sosial PPPAPM
e. Dinas Kesehatan
f. Dinas Lingkungan Hidup
g. Dinas Pertanian
h. Kecamatan .
i. Desa
Apathetic
a. Ketua AKD Kecamatan b. Perangkat Desa c. NGO/ Perusahaan
+ Kepentingan
2. Peta Stakeholdrs setelah pelaksanaan Jangka Pendek
Adapun Peta Stakeholders dalam Implementasi Proyek Perubahan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 6
Peta Stakeholders Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan
42
1) Promotor.
Promotor adalah stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh
tinggi/ besar terhadap proyek perubahan. Stakeholder yang masuk dalam
kuadran setelah pelaksanaan jangka pendek adalah : Bupati, Wakil Bupati,
Sekda , Dinas Sosial PPPAPM, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup, Dinas Pertanin, Kecamatan dan Desa.
Promotor memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan
untuk membantu membuatnya berhasil atau menggagalkannya.
2) Defender
Stakeholder pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi, tetapi
pengaruh rendah. Stakeholder yang masuk dalam kuadran setelah
pelaksanaan jangka pendek adalah : BMKG, Manggala Agni, Kesatuan
Pemangkuan Hutan, Media Massa, Tokoh Agama dan Tokoh masyarakat.
Defender memiliki interes besar, memiliki kepentingan pribadi dan dapat
menyuarakan dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi kegiatan.
3) Latent
Pada kuadran ini diidentifikasi Stakeholder yang kurang memiliki kepentingan
terhadap proyek perubahan, tetapi memiliki pengaruh yang besar terhadap
proyek perubahan maupun stakeholder sendiri. Stakeholder yang masuk
dalam kuadran ini setelah pelaksanaan jangka pendek adalah : TNI, POLRI,
Bappeda, BPKAD
Latent dapat mempengaruhi kelangsungan kegiatan program jika mereka
menjadi tertatik dan memberikan dukungan.
4) Apathetics
Pada kuadran ini adalah stakeholder yang kurang memiliki pengaruh dan
kurang juga memiliki kepentingan. Stakeholder pada kuadran ini setelah
pelaksanaan jangka menengah adalah Ketua AKD Kecamatan, Perangkat
Desa dan Perusahaan.
Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya kegiatan
43
Beberapa perubahan ini perlu dilakukan adalah dalam rangka mendukung
Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan oleh Project Leader , baik dukungan
semangat (motivasi) dukungan Anggaran (keuangan) mengingat dalam
Pembentukan Kelompok masyarakat peduli api ini diperlukan dana penunjang
demi terselenggarnya Proyek Perubahan ini. Kegiatan ini tidak hanya terhenti
pada Program Jangka pendek saja tetapi akan dilaksanakan secara
berkesinambungan pada Progaram Jangka Menengah dan dilanjukan dengan
Program Jangka Panjang. Sasaran akhirnya adalah sebanyak 28 (dua puluh
delapan) Desa di Kabupaten Mempawah telah terbentuk Masyarakat Peduli api
sehingga Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Desa di
Kabupaten Mempawah dapat terlaksana sesuai yang di harapkan , di masa
depan kalau strategi ini berjalan sesuai rencana diharapkan dapat mengurangi
jumlah titik hotspot yang sering terjadi pada setiap tahunnya disaat musim
kemarau datang.
II. C. Implementasi Strategi Marketing.
Strategi marketing terhadap Implementasi Proyek Perubahan dilakukan
dengan memperhatikan elemen dalam pemasaran sektor publik, yaitu 4 P, 1
C (Product, Price, Promotion, Place dan customer).dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Customer
Sasaran utama dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan
adalah : Memberdayakan masyarakat yang berada di Desa yang
berpotensi tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Masyarakat akan
dilatih mengenai Dasar- Dasar penanggulangan bencana sehingga
mereka menjadi terampil dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan
lahan .
b. Product
Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah Terbentuknya
Pokmas Peduli Api sebanyak 28 Desa di Kabupaten Mempawah secara
bertahap : Jangka Pendek sebanyak 3 Desa, Jangka Menengah sebanyak
10 Desa dan Jangka Panjang sebanyak 15 Desa.
44
c. Price
Dengan terbentuknya Pokmas ini, masyarakat diberdayakan untuk lebih
peduli terhadap pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Mereka akan diberikan uang lelah selama mereka ikut memadamkan api,
sebagai ganti mereka meninggalkan pekerjaan mereka di tempat lain .
d. Place
Lokasi Proyek Perubahan ini adalah di desa yang berpotensi tinggi
terhadap kejadian karhutla. Dari 28 (dua puluh delapan) desa yang
berpotensi tinggi terhadap karhutla akan dibagi menjadi 3(tiga) tahap
sebagai berikut :
1) Jangka Pendek sebanyak 3 (tiga) desa yaitu : Desa Parit Banjar , Desa
Semparong dan Desa Pasir.
2). Jangka Menengah sebanyak 10 (sepuluh) desa yaitu : Desa Wajok
Hulu, Desa Peniti Dalam I, Desa Galang, Desa Rasau, Desa Anjongan
Dalam, Desa Penibung, Desa Sengkubang, Desa Antibar, Desa
Sejegi dan Desa Sekabuk.
3). Jangka Panjang sebanyak 15 (lima belas desa yaitu : Desa Peniti
Dalam II, Desa Peniti Besar, Desa Sungai Purun Kecil, Desa
Nusapati, Desa Sui.Bakau Besar Darat, Desa Nusapati, Desa
Anjongan Melancar, Desa Malikian, Desa Semudun, Desa Mendalok,
Desa Sui. Kunyit Hulu, Desa Sui, Kunyit Dalam, Desa, Desa Bukit
Batu, Desa Sui. Duri II , Desa Wajok Hilir dan Desa Kepayang.
e. Promotion
Promosi yang dipergunakan dalam Proyek Perubahan ini adalah
dengan cara melakukan Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana
peserta diberikan pembekalan ; Dasar – Dasar Penanggulangan
Bencana, dari BPBD Provinsi Kalimantan Barat, Pengenalan Cuaca
dari BMKG Kabupaten Mempawah dan Cara Pemadaman Api di
Lahan Gambut dan Simulasi Penggunaan alat dan Pemadaman Api
dari Manggala Agni Perwakilan Kalbar.
45
II. D. Implementasi Solusi Terhadap Kendala.
1. Kendala dalam Implementasi Proyek Perubahan
Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan ini tentu terdapat kendala yang
dirasakan mulai dari Rencana Proyek Perubahan yang akan dilaksanakan
sampai dengan Pelaksanaan Proyek Perubahan. Kendala yang dirasakan
terutama menyangkut jadual kegiatan yang akan dilaksanakan karena
masih dalam suasana Covid-19, beberapa kegitan tidak dapat
dilaksanakan secara tepat waktu, menyesuaikan dengan kondisi yang ada
.menggingat juga Project Leader tergabung dalam Tim Gugus Tugas
Penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Mempawah ditunjuk sebagai
Sekretaris Gugus Tugas.
Perubahan jadual dari yang ditetapkan oleh LAN ,sehingga Pelatihan/
Pertemuan tidak dapat dilakukan secara tatap muka, tetapi menggunakan
secara virtual (online video meeting) yang tentunya mempunyai
keterbatasan dalam konsultasi dengan coach (pembimbing) dalam
kesempuraan penulisan Proyek Perubahan. Kendala dalam Implementasi
Proyek Perubahan dapat dilihat tabel sebagai berikut :
Tabel 13
Kendala Dalam Implementasi Proyek Perubahan
NO
TAHAPAN DAN KEGIATAN
ADA
KENDALA
TIDAK ADA KENDALA
KETERANGAN
1 Koordinasi dan Konsultasi dengan mentor
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya.
2 Membangun tim efektif
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya
a. Menyusun konsep tim efektif
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya
b Pengesahan keputusan tim efektif
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan dilaksanakan pada minggu III bulan April.
c Membangun komitmen.
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan
46
dilaksanakan pada minggu III bulan April.
c Rapat koordinasi tim efektif
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu I bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual makan dilaksanakan pada minggu IV bulan April.
2 Penyusunan draf Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas.
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu I bulan Juni.
3 Mengesahan Peraturan Bupati tentang pedoman pembentukan Pokmas.
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
4 Inventarisasi dan identifikasi masy. Yang akan dibentuk Pokmas
TIDAK ADA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu II bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
5 Koordinasi dengan Camat dan Desa
ADA KENDALA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu II bulan Juni.
6 Sosialisasi dan informasi
ADA KENDALA
Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu III bulan Juni.
7 Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana ,dilanjutkan dengan Membangun Pokmas Peduli Api di 3 Desa.
ADA KENDALA Dapat dicapai seluruhnya, Semula akan dilaksanakan pada minggu III bulan April, disebabkan adanya perubahan jadual maka dilaksanakan pada minggu I bulan Juni.
47
Semua kegiatan yang direncanakan dalam jangka pendek dapat dilaksanakan
walau tidak sesuai jadual, namun untuk Program Jangka Menengah dan Jangka
Panjang akan dilaksanakan disesuikan dengan situasi dan kondisi yang ada ,
mengingat dalam pembentukan Pokmas ini perlu didukung anggaran , dalam
suasana Copid-19 ini semua dana di refocusing untuk mendukung
penanggulangan wabah Covid-19.
2. Strategi Mengatasi Kendala.
Kendala yang dirasakan pada tahap implementasi Proyek Perubahan dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 14
Kendala dan Strategi Proyek Perubahan
No Kendala Strategi
1 Koordinasi Dengan Camat dan
Desa tidak dapat dilakukan
sesuai jadual.
Koordinasi dengan Camat dan Desa
dilaksanakan di Kantor Kecamatan
dan Desa dengan cara Project
Leader datang di Kecamatan dan
Desa,dibuat kesepakatan
menggunakan whats app.
2 Tidak ada dukungan Anggaran
untuk kegiatan Sosialisasi dan
informasi
Sosialisasi dilaksanakan pada
berbagai kesempatan, pada kegiatan
lain yang ada dan program lain yang
ada di BPBD Kabupaten Mempawah.
3 Implementasi Pembentukan
Pokmas dapat dilakukan tetapi
tidak sesuai jadual.
Menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada mengingat masih
dalam suasana Pandemi Covid-19,
dan jadual yang dikeluarkan oleh
LAN.
4 Tingginya aktifitas dan volume
pekerjaan di BPBD maupun di
setiap Perangkat Daerah
Di dalam Tim Gugus tugas
Penanggulangan Covid-19 , BPBD
ditunjuk sebagai sekretaris ,oleh
48
sebab itu diperlukan efesiensi waktu
dan koordinasi yang terus menerus
kepada Perangkat Daerah yang
menjadi stakeholder dalam Proyek
Perubahan ini.
5 Terbatasnya SDM yang ada baik
secara kualitas maupun
kuantitas.
Mengoptimlkan sumber daya yang
ada, dan membagi tugas- tugas
secara profosional, melakukan
bimbingan secara intensif kepada
Tim sehingga dapat membantu
kelancaran penyelesian Proyek
Perubahan.
II. E. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran ( Learning Organization)
Peter Senge (1990) menyatakan agar sebuah organisasi dapat
bertransformasi menjadi learning organization perlu memiliki lima disiplin/
unsur, yaitu: personal mastery, mental models, shared vision, team learning,
dan system thinking. Pelaksanaan Proyek Perubahan ini tidak terlepas dari
unsur-unsur tersebut, sebagaimana dijelaskan dibawah ini:
a) Personal mastery, stakeholders atau individu di Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mempawah dengan penerapan strategi
komunikasi dan strategi marketing yang baik telah menumbuhkan
kesadaran untuk meningkatkan kapasitas diri dan menfokuskan diri pada
tujuan organisasi dan komitmen yang telah ditetapkan bersama.
b) Mental models, melalui komitmen bersama dan pendekatan komunikasi
secara langsung serta pengawasan dari Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mempawah, telah menciptakan perubahan
sikap, perilaku/perbuatan serta membangun mindset baru tentang
perngembangan organisasi kedepan . Hal ini dapat ditunjukkan dengan
dukungan oleh para stakeholders sehingga dalam pelakasanaan Proyek
Perubahan , perlu dilakukan pergeseran komposisi peta stakeholders.
49
c) Shared vision, upaya sosialisasi dan promosi serta rapat-rapat koordinasi
sebagai bentuk penyamaan persepsi di internal Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mempawah bersama Tim Efektif yang hampir
dilakukan secara rutin merupakan bentuk penularan Visi organisasi kepada
ASN yang ada untuk dipahami sebagai arah Organisasi dimasa depan..
d) Team learning, pembentukan tim efektif dan pembentukan personal trainee
oleh tim efektif yang berasal dari lingkungan stakeholders untuk melakukan
asistensi terhadap personal lainnya merupakan upaya membangun kerja
sama di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sehingga
menjadi sebuah organisasi pembelajaran yang dapat mengikuti
perkembangan situasi.
e) System thingking, unsur ini dapat dilihat pada proses pembangunan
system yang berintegrasi diawali dengan mengali akar permasalahan
secara holistic dan melibatkan para stakeholders terkait dan menyiap
sebuah grand design dalam penerapan system.
Pendekatan organisasi pembelajar dalam Proyek Perubahan ini
dimaksudkan tidak hanya untuk mencapai tujuan perubahan mencapai kondisi
ideal atau yang diharapkan, tetapi juga harus membangun organisasi sebagai
pelaksana proyek perubahan menjadi sebuah organisasi pembelajar yang
mampu memahami, menyerap dan menerapkan secara konsisten dan
berkelanjutan nilai-nilai pembelajaran di lingkungan organisasi. Melalui
perubahan/perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) dengan
tujuan mencapai kondisi yang lebih baik (better performance). Dalam proyek
perubahan ini, membangun nilai-nilai (values) tersebuat dimulai dengan
membangun tim efektif, dimana arti membangun bukan sekedar membuat
Surat Keputusan tim efektif, tetapi membangun dan menarapkan komitemen
bersama dan semangat kerja dalam melakukan perubahan kearah yang lebih
baik (better performance) dan bela Negara (memberikan kinerja terbaik untuk
bangsa dan Negara sesuai profesi di bidangnya masing-masing)
Pendekatan Organisasi pembelajaran diperlukan dalam Proyek Perubahan ini
agar organisasi dapat bertahan dan berkelanjutan/ sustinabel dengan
melakukan pengembangan kompetensi dan profesionalisme sumber daya
manusia melalui Diklat, Bimtek, Seminar, Workshop, dan Studi Banding.
50
BAB III
P E N U T U P
III. A. Pembelajaran Kepemimpinan (Leasson Learnt).
Dari hasil pembelajaran yang didapat pada saat laboratorium kepemimpinan
yang dilaksanakan oleh Project Leader pada instansional di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah, yaitu pada saat off
campus 2 dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Strategi Pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis desa ini ,
hendaknya menjadi model kedepan dalam upaya penecegahan kebakaran
hutan dan lahan karena melibatkan langsung masyarakat setempat,
masyarakat dimana desa mereka yang apa bila musim kemarau sering
terjadi kebakaran.
Dengan demikian Kebakaran hutan dan lahan dapat ditekan sedemikian
rupa, kebakaran hutan dan lahan menjadi berkurang dari tahun
sebelumnya. Masyarakat lebh peduli untuk mencegah sejak dini,
memadamkan api sekecil mungkin sehingga tidak meluas, sehingga sulit
dipadamkan. Dilapangan dapat bersinergi dengan BPBD dan unsur lainnya
secara bersama- sama mencegah terjadinya kebakaran sedini mungkin.
2. Strategi ini kedepan lebih tersosialiasi ke masyarakat, desa- desa lain
selain 3 (tiga ) desa yang terbentuk pada masa Jangka Pendek ini yaitu
Desa Parit Banjar Kecamatan Mempawah Timur, Desa Pasir Kecamatan
Mempawah Hilir dan Desa Semparong Paret Raden Kecamatan Sungai
Kunyit, dapat diikuti oleh Desa lain secara mandiri, menggunakan Dana
Desa yang ada di masing- masing desa. Menurut Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes DTT)
bahwa Dana Desa bisa dimanfaatkan untuk mengantisifasi kebakaran
hutan dan lahan, terutama desa- desa yang banyak lahan gambutnya,
tentu sudah dibicarakan dalam musyawarah desa.
3. Ide yang tertuang dalam Proyek Perubahan ini akan terus gaungkan
kepada masyarakat segingga mereka terus termotivasi , bahwa
Pencegahan lebih baik dari pada penanggulangan yang, apabila
kebakaran terjadi di lahan gambut akan susah di padamkan. Beberapa
51
pengalaman dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di lahan
gambut selama ini , api kalau sudah membesar dan kebakaran sudah
meluas akan banyak menguras tenaga, pikiran dan dana.
Apa yang telah dilakukan selama ini penanggulangan kebakaran hutan
dan lahan, masih dirasakan kurang berdampak, karena kebakaran sudah
meluas, dilahan gambut dengan tiupan angin yang kencang dan di terik
matahari semakin menambah cepatnya cakupan hutan dan lahan yang
terbakar.,
Sedangkan upaya yang dilakukan Project leader dalam memimpin Tim efektif
,memperoleh dukungan pimpinan serta melibatkan stakeholders dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Dalam menyusun Rencana Proyek Perubahan.
Upaya yang dilakukan Project Leader dalam menyusun Rencana Proyek
Perubahan dapat disampaikan sebagai berikut :
a. Koordinasi dan konsultasi dengan Mentor.
b. Membangun tim efektif.
c. Menyusun konsep Tim efektif internal .
d. Pengesahan Keputusan Tim Efektif.
e. Rapat- rapat koordinasi tim efektif.
2. Dalam melaksanakan Proyek Perubahan hingga berhasil.
a. Rapat- rapat koordinasi Tim Efektif.
b. Penyusunan draf Peraturan Bupati tentang Pembentukan Pokmas.
c. Pengesahan Peraturan Bupati tentang Pembentukan Pokmas.
d. Inventarisasi dan identifikasi Kecamatan/ Desa yang akan dibentuk
Pokmas.
e. Koordinasi dengan Camat dan Desa.
f. Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana dilanjutkan dengan
Pembentukan Pokmas Peduli Api di 3 (tiga ) Desa.
Berdasarkan pengalaman Project Leader beberapa hal yang menjadi
pengalaman berharga (lesson learn) dalam memimpin Proyek Perubahan
dalam mencapai kondisi yang lebih baik dan berkelanjutan dapat disampaikan
1. Memimpin Proyek Perubahan diperlukan strategi yang baik agar
pelaksanaan program tersebut dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
52
Sebagai seorang pemimpin kita kiharapkan mampu melaksanakan proses
dalam upaya mempengaruhi tim untuk membawa organisasi menuju suatu
terobosan baru yang lebih objektif guna mencapai tujuan yang telah
disepakai bersama.
2. Gaya kepemimpin seseorang mampu mempengaruhi para pengikutnya
menjadi lebih menyadari kepentingan dan nilai dari suatu perkerjaan,
dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya dalam menyelesiakan
pekerjaan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dari pada
kepentingan pribadi atau golongannya. Dalam memimpin suatu organisasi
sesuai dengan perkembangan zaman telah dikembangkan Organisasi
yang Adaptif (Agile Organization) yang mampu mengelola Perubahan
yang terjadi baik di internal organisasi maupun external organisasi yang
setiap saat berubah sesuai tuntutan zaman. Pemimpin yang adaptif
diharapkan memiliki : kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
situasi yang baru atau berubah, tidak tergantung pada metode dan proses
yang lama, mengambil tindakan untuk mendukung dan melaksanakan
inisiatif perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil tanggung
jawab untuk memastikan perubahan berhasil diimplementasikan secara
efektif.
3. Dalam memimpin Organisasi yang adaptif lebih mengedepankan prilaku
organisasi yang : mengarahkan unit kerja untuk lebih siap dalam
menghadapi perubahan termasuk memitigasi resiko yang mungkin terjadi,
memastikan perubahan sudah diterapkan secara aktif di lingkup kerja
secara berkala dalam memimpin dan memastikan penerapan program-
program perubahan selaras antar unit kerja.
III. B. Kesimpulan
Dari hasil Laboratorium Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Project
Leader pada pelaksaan Proyek Perubahan Instansional di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mempawah dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk Jangka Pendek telah dilaksanakan Pembentukan Pokmas
Peduli Api sebanyak 3 Desa, yang dilaksanakan pada tanggal 17 s.d
53
18 Juni 2020, bertempat di Ruang Rapat Kantor BPBD Kabupaten
Mempawah, atau sekitar 10 % dari 28 Desa/ Kelurahan yang
berpotensi sering terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten
Mempawah.
2. Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api (Pokmas) perlu di
tetapkan sebuah Payung Hukum yang diatur dalam Peraturan Bupati
Mempawah Nomor : 32 Tahun 2020, tanggal 8 Juni 2020 sehingga
dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan Kelompok Masyarakat
(Pokmas) yang dibentuk mempunyai kekuatan hokum sehingga
diharapkan dapat berjalan sesuai rencana.
3. Dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan walaupun telah
dibentuk Pokmas , masih tetap diperlukan koordinasi antara
pemangku kepentingan, terutama dukungan dari TNI, Polri, Kesatuan
Pemangkuan Hutan, Manggala Agni , masyarakat , dunia usaha .
media massa bersama- sama dalam penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan apalagi kebakaran terjadi dilahan gambut.
4. Dalam penanggulangan/ pencegahan kebakaran hutan dan lahan
selain mengajak masyarakat berperan aktif beberapa hal yang harus
bersinergi diantaranya : harus tersedia Tenaga yang memadai,
Sarana prasarana pendukung, ketersediaaan sumber air dan dana
penunjang. Salah satu saja dari keempat unsur tadi tidak dapat
terpenuhi maka upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
tidak akan optimal.
III C. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat disampaikan terkait kelanjutan Proyek
Perubahan Instansional yang berjudul “ Strategi Pencegahan Kebakaran
Hutan dan Lahan berbasis Desa di Kabupaten Mempawah “ adalah
sebagai berikut :
1. Untuk Jangka Menengah akan dilanjutkan pelaksanaan Pembentukan
Pokmas Peduli api sebanyak 10 Desa , yang berpotensi sering terjadi
kebakaran hutan dan lahan (35,71%)
54
2. Untuk Jangka Panjang akan dilanjutkan Pelaksanaan Pembentukan
Pokmas Peduli Api sebanyak 15 Desa, sehingga pada akhirnya 28
Desa/ Kelurahan yang berpotensi tinggi terhadap kebakaran hutan
dan lahan semuanya telah terbentuk Pokmas Peduli Api (53,57%).
3. Dengan terbentuknya Pokmas Peduli Api ini diharapkan akan terjadi
penurunan jumlah hostpot di Kabupaten Mempawah pada tahun –
tahun mendatang, sehingga kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten
Mempawah dapat ditekan.
4. Untuk lebih berdaya guna Pokmas yang telah dibentuk ini harus terus
dibina dan diberdayakan terutama Desa dimana mereka berasal,
sehingga apa yang mereka dapat pada waktu pelatihan dapat terus
dikembangkan dan diimplementasikan di lapangan.
5. Untuk kelanjutan Proyek Perubahan ini baik Jangka Menengah
maupun Jangka Panjang perlu didukung oleh Dana yang memadai
sehingga Proyek Perubahan ini dapat berkelanjutan.
6. Dalam Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (pada masa siaga)
kelompok masyarakat yang sudah dibentuk ini di diberikan insentif
atau uang lelah sebagai ganti mereka tidak berkerja di tempat lain,
karena mereka ada yang berkerja sebagai : buruh, nelayan, tukang
ojek, tukang kaju, dll sehingga apabila mereka meninggalkan
pekerjaan mereka tentu akan mengganggu perekonomian keluarga
mereka.
7. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi
memastikan dana desa bisa dimanfaatkan masyarakat untuk
mengantisifasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama pada
desa- desa yang banyak lahan gambutnya. Asalkan itu merupakan
prioritas desa, terutama desa- desa yang sering kebakaran, tentunya
harus dibawa disepakati dalam musyawarah desa.
----------------------------------Alhamdulillah----------------------------------------
55
BAHAN BACAAN :
1. Undang- undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).
2. Peraturan Menteri Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi.
3. Undang- undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
4. Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Undang – Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahn Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Analisis Dampak
Lingkungan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan
dan/ atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran
Hutan dan Lahan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta pemanfaatan hutanm.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2014 tentang Perubahan Nama
Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah di Provinsi Kalimantan
Barat.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Daerah Tingkat I Kalimantan Barat
Nomor 06 Tahun 1998 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Hutan dan Lahan.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Mempawah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Sususnan Perangkat Daerah Kabupaten Mempawah.( Berita
Daerah Kabupten
56
14. Peraturan Bupati Mempawah Nomor 43 Tahun 2017 tentang Kedududkan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Mempawah.
15. Peraturan Bupati Mempawah Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api di Kabupaten Mempawah
(Berita Daerah Kabupaten mempawah Nomor 32 Tahun 2020, Tanggal 8 Juni
2020).