Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

53
BAB II LEGALITAS BISNIS MLM DI INDONESIA SERTA KAITANNYA TERHADAP BISNIS BERKEDOK MLM A. Sejarah Sistem Multi Level Marketing Penjualan langsung telah dikenal sejak manusia melakukan pertukaran dalam bentuk natura (barter barang dengan barang) hingga manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran yang dapat diterima secara umum. Pertukaran natura merupakan aktivitas ekonomi yang diterapkan dalam sistem ekonomi pasar. Sistem ini sebagai bentuk pertukaran ekonomi yang mengiringi pertumbuhan perusahaan telah berkembang pesat hingga menampilkan wajahnya yang paling modern yaitu Multi Level Marketing (MLM). 23 Sistem MLM berasal dari Amerika Serikat dan mulai diperkenalkan secara ilmiah oleh dua orang Profesor Pemasaran dari Universitas Chicago, yaitu Karl Ramburg dan Robert Metcalt pada tahun 1945. 24 Menurut sejarahnya embrio atau cikal bakal sistem MLM berasal dari sistem penjualan langsung (direct selling) yang dipopulerkan oleh perusahaan- perusahaan di Amerika Serikat pada abad ke-18. Perusahaan pada masa itu menerapkan sistem penjualan langsung karena belum tersedia sarana seperti televisi, radio, atau internet untuk mengiklankan sebuah produk. Perusahaan umumnya mengirim tenaga penjual (sales) ke kota-kota untuk memasarkan 23 M. Fachrur Rozi, op.cit., hlm. 14-15. 24 Jabbar Ibrahim, 2009, MLM Bikin Saya Kaya Raya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 10. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Page 1: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

BAB II

LEGALITAS BISNIS MLM DI INDONESIA SERTA KAITANNYA

TERHADAP BISNIS BERKEDOK MLM

A. Sejarah Sistem Multi Level Marketing

Penjualan langsung telah dikenal sejak manusia melakukan pertukaran

dalam bentuk natura (barter barang dengan barang) hingga manusia mengenal

uang sebagai alat pembayaran yang dapat diterima secara umum. Pertukaran

natura merupakan aktivitas ekonomi yang diterapkan dalam sistem ekonomi

pasar. Sistem ini sebagai bentuk pertukaran ekonomi yang mengiringi

pertumbuhan perusahaan telah berkembang pesat hingga menampilkan wajahnya

yang paling modern yaitu Multi Level Marketing (MLM).23

Sistem MLM berasal dari Amerika Serikat dan mulai diperkenalkan secara

ilmiah oleh dua orang Profesor Pemasaran dari Universitas Chicago, yaitu Karl

Ramburg dan Robert Metcalt pada tahun 1945.

24

Menurut sejarahnya embrio atau cikal bakal sistem MLM berasal dari

sistem penjualan langsung (direct selling) yang dipopulerkan oleh perusahaan-

perusahaan di Amerika Serikat pada abad ke-18. Perusahaan pada masa itu

menerapkan sistem penjualan langsung karena belum tersedia sarana seperti

televisi, radio, atau internet untuk mengiklankan sebuah produk. Perusahaan

umumnya mengirim tenaga penjual (sales) ke kota-kota untuk memasarkan

23M. Fachrur Rozi, op.cit., hlm. 14-15. 24Jabbar Ibrahim, 2009, MLM Bikin Saya Kaya Raya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama, hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

produk secara langsung kepada konsumen dari rumah ke rumah (knock on doors

to market and sell products).25

Sistem penjualan langsung mulai dikembangkan oleh Henry Heinz di

perusahaan Heinz Company yang ia dirikan di Sharpsburg, Pennsylvania, AS pada

tahun 1869.

26 Heinz membangun sebuah organisasi penjualan beranggotakan 400

orang salesman untuk menjual secara langsung berbagai produk sayuran seperti

kecap, saus, dan acar kepada orang-orang yang tidak membuatnya untuk

kebutuhan sendiri.27

Sistem penjualan langsung selanjutnya lebih dipopulerkan lagi oleh David

McConnel di perusahaan The California Perfume Company yang ia dirikan pada

tahun 1886 di New York. McConnel sampai tahun 1906 berhasil membangun

armada bisnisnya mencapai 10.000 sales representatives untuk memasarkan 117

jenis produk hingga ke mancanegara. Seiring dengan perkembangan usaha dan

semakin beragamnya produk yang dipasarkan, maka pada tahun 1939 The

California Perfume Company diganti namanya menjadi Avon The Company For

Women.

28

Sistem penjualan langsung selanjutnya dikembangkan oleh Carl F

Rehnborg melalui perusahaan Nutrilite Products Company, Inc yang ia dirikan

pada tahun 1934 di California. Nutrilite menerapkan sistem bonus sebesar 2% dari

total volume penjualan kepada setiap penjual (distributor) yang berhasil merekrut,

melatih dan membantu penjual baru untuk menjual vitamin dan makanan

25http://www.articlesnatch.com/Article/Marketing-Multilevel---A-Guide-To-Growing-Your-Multi-Level-Marketing-Business/1615595, diakses tanggal 13 Januari 2012.

26http://en.wikipedia.org/wiki/Henry_J._Heinz, diakses tanggal 13 Januari 2012. 27http://www.articlesnatch.com/, op.cit. 28Jabbar Ibrahim, op.cit., hlm. 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

kesehatan Nutrilite kepada konsumen. Ini merupakan pertama kalinya vitamin dan

makanan kesehatan Nutrilite dijual melalui sistem Multi Level Marketing

(MLM).29

Pada tahun 1950-an Nutrilite mengalami persoalan internal dalam

manajemen perusahaan sehingga Forrest Shaklee memutuskan untuk keluar dari

keanggotaan distributor. Shaklee kemudian mendirikan Shaklee Corporation pada

tahun 1956 dengan meniru pola bisnis (MLM) yang diterapkan Nutrilite. Shaklee

adalah seorang ilmuwan dan ahli riset yang menyebabkannya mampu

mengembangkan Shaklee dengan memproduksi berbagai jenis makanan kesehatan

(nutrisi). Shaklee memiliki sekitar 200 item produk yang berhasil dipasarkan ke

beberapa negara di luar AS seperti Kanada, Meksiko, Filiphina, Malaysia,

Singapura dan Jepang.

30

Richard DeVos dan Jay Van Andel, dua orang mantan distributor Nutrilite

yang lain mendirikan Amway Corporation di Ada, Michigan, California pada

tahun 1959. Produk awal yang mereka jual adalah LOC (Liquid Organic Cleaner),

yaitu cairan pembersih serbaguna (biodegradable) yang aman bagi lingkungan.

Amway sebagaimana halnya Shaklee menerapkan sistem penjualan langsung

dengan komisi berjenjang yang mereka pelajari selama menjadi distributor

Nutrilite.

31

29Jabbar Ibrahim, loc.cit. 30Andrias Harefa, 2007, Menapaki Jalan DS-MLM, Yogyakarta, Gradien Books, hlm. 18. 31Jabbar Ibrahim, op.cit., hlm. 17.

Sistem MLM tersebut kemudian membesarkan nama Amway, bahkan

melebihi popularitas Shaklee di mancanegara. Amway sampai tahun 1980 telah

dikenal di sebelas negara di luar AS, yaitu Kanada (1962), Australia (1971),

Ireland (1973), Inggris (1973), Hongkong (1974), Jerman (1975), Malaysia

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

(1976), Perancis (1977), Belanda (1978), Jepang (1979) dan Switzerland (1980).32

Amway juga membeli perusahaan Nutrilite pada tahun 1972 dan membuatnya

menjadi salah satu lini produk yang diandalkan hingga kini. Kesuksesan Amway

kemudian mendorong tumbuhnya berbagai jenis perusahaan berbasis MLM di

seluruh dunia.33

Keberadaan MLM sendiri di Indonesia diawali dengan berdirinya Creative

Network International (CNI) pada tahun 1986 di Bandung dengan nama PT

Nusantara Sun-Chlorella Tama (NSCT). Perusahaan ini didirikan oleh keluarga

Wirawan Chondro, Ginawan Chondro, S. Abrian Natan, dan seorang sahabat

mereka dari Malaysia Yanki Regan. PT NSCT pada waktu itu mengadopsi sistem

MLM untuk mendistribusikan produk tunggal, yaitu makanan kesehatan Sun

Chlorela buatan Jepang. Seiring dengan perkembangan usaha dan semakin

banyaknya produk yang dipasarkan, maka pada tahun 1992 PT NSCT diganti

namanya menjadi PT Centranusa Insancemerlang. CNI tergolong cukup berhasil

dalam mengembangkan bisnisnya hingga ke mancanegara, seperti Malaysia,

Singapura, India, dan negeri leluhur MLM Amerika Serikat. Kesuksesan CNI

kemudian mendorong tumbuhnya berbagai jenis perusahaan berbasis MLM di

tanah air.

34

Bisnis MLM di Indonesia kian tumbuh dan berkembang setelah adanya

krisis moneter dan ekonomi. Pemain yang terjun di dunia MLM memanfaatkan

momentum dan situasi krisis untuk menawarkan solusi bisnis bagi pemain asing

32Amway, 2008, Pedoman Bisnis, Jakarta, PT Amindoway Jaya, hlm. 38. 33Andrias Harefa, op.cit., hlm. 20. 34Ibid., hlm. 30.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

maupun lokal seperti CNI, Amway, Avon, Tupperware, Sophie Martin, Oriflame,

Herbalife International, Prime & First New, Greenlite, DXN, dll.35

B. Pengertian Multi Level Marketing

Multi Level Marketing (MLM) jika ditinjau dari segi kata terdiri dari kata

multi, level, dan marketing. Multi berarti banyak, level berarti jenjang atau tingkat,

sedangkan marketing berarti pemasaran. Marketing dalam pengertiannya

mencakup beberapa aspek antara lain produk, harga, distribusi dan promosi,

sedangkan Multi Level dalam pengertiannya menyangkut peran organisasi

distributor secara berjenjang atau bertingkat. MLM oleh sebab itu dapat diartikan

sebagai metode pemasaran yang menggunakan organisasi distributor secara

berjenjang.36

Menurut Peter J. Clothier, MLM adalah suatu metode penjualan barang

secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para

distributor lepas.

37

Menurut David Roller, MLM adalah sistem melalui mana sebuah induk

perusahaan mendistribusikan barang dan/atau jasanya lewat suatu jaringan orang-

orang bisnis yang independen. Orang-orang bisnis atau para wiraswastawan ini

kemudian mensponsori orang-orang lain lagi untuk membantu mendistribusikan

barang dan/atau jasa tersebut.

38

35Jabbar Ibrahim, loc.cit.

36http://firdaustuble.wordpress.com/2010/05/04/multi-level-marketing-perspektif-etika-bisnis/, diakses tanggal 26 September 2011.

37Peter J Clothier, 1994, Meraup Uang dengan MLM, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 33.

38David Roller, loc.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

MLM dalam Wikipedia (ensiklopedia bebas) bahasa Indonesia diartikan

sebagai sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sekaligus sebagai tenaga

penyalur (distributor) secara langsung.39

MLM disebut juga sebagai pemasaran jaringan (network marketing) yang

berarti sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja. Istilah pemasaran

jaringan menunjuk pada metode dan mekanisme pemasarannya. Pemasaran

jaringan merupakan salah satu cara yang dapat dipilih perusahaan atau produsen

untuk memasarkan produknya kepada konsumen melalui pengembangan tenaga-

tenaga pemasarnya secara independen, tanpa campur tangan perusahaan.

40

MLM dikenal pula sebagai bisnis penjualan langsung (direct selling),

karena pelaksanaan penjualan produk dilakukan secara langsung oleh wiraniaga

kepada konsumen, tidak melalui perantara, tidak melalui swalayan, kedai atau

warung, tetapi langsung kepada pembeli.

41

Penjualan langsung (direct selling) merupakan istilah formal yang

digunakan di dunia internasional dalam penyelenggaraan kegiatan usaha MLM.

Hal ini selain disebabkan karena faktor sejarah, juga karena perusahaan MLM

pada umumnya memiliki reputasi tergabung dalam Asosiasi Penjualan Langsung.

Asosiasi Penjualan Langsung tersebut misalnya APLI (Asosiasi Penjualan

Langsung Indonesia) yang sekaligus termasuk anggota Asosiasi Penjualan

Langsung dunia yaitu WFDSA (World Federation of Direct Selling

39http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_berjenjang, diakses tanggal 21 September 2011. 40M. Fachrur Rozi, op.cit., hlm. 11. 41Yusuf Tamizi, 2000, Strategi MLM Secara Cerdas dan Halal, Jakarta, PT. Elex Media

Komputindo, hlm. 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Association).42

Penjualan langsung (direct selling) adalah metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran tetap.

Ketentuan mengenai penyelenggaraan penjualan langsung di

Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

(Permendag) No. 32/M-DAG/PER/8/2008. Adapun definisi dari penjualan

langsung berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Permendag No. 32/M-DAG/PER/8/2008

adalah sebagai berikut:

Penjualan langsung (direct selling) menurut rumusan WFDSA, “is the

marketing and selling of products directly to consumers away from a fixed retail

location”, yang artinya adalah pemasaran dan penjualan produk (barang/jasa)

secara langsung kepada konsumen di tempat yang terpisah dari lokasi tetap

penjualan eceran.43

Penjualan langsung (direct selling) dalam arti luas dibagi ke dalam dua

jenis, yaitu:

44

a. Penjualan langsung satu tingkat (single/unilevel), yaitu program

pemasaran barang dan/atau jasa dimana mitra usaha mendapatkan

komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang

dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri;

b. Penjualan langsung lebih dari satu tingkat (multi-level), yaitu program

pemasaran barang dan/atau jasa dimana mitra usaha mendapatkan

42Andrias Harefa, op.cit., hlm. 25. 43http://www.wfdsa.org/about_dir_sell/?fa=whatisds, diakses tanggal 20 November 2011. 44http://apli.or.id/website/index.php?view=article&catid=45%3Ads-dan-

mlm&id=129%3Apengertian-direct-selling&format=pdf&option=com_content&Itemid=59, diakses tanggal 16 Oktober 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang

dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam

kelompoknya.

MLM oleh sebab itu tidak dapat dikatakan sebagai penjualan langsung

secara mutlak karena hanya merupakan salah satu cabang dari penjualan langsung.

Sistem MLM berbeda dengan sistem distribusi biasa pada pemasaran

konvensional. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:

a. Pemasaran konvensional mendistribusikan produk-produknya secara

tidak langsung kepada konsumen, yaitu menjual produk secara tunai

atau secara kredit pada lembaga-lembaga perantara seperti toko grosir,

toko semi grosir, toko eceran, toko agen/sub-agen, swalayan dll. Hal

ini mengakibatkan perjalanan produk hingga sampai pada tangan

konsumen membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pemasaran MLM

menghilangkan berbagai tingkat mekanisme dalam pemasaran

konvensional dengan memanfaatkan peran para distributor

independennya untuk memasarkan produk secara langsung kepada

konsumen.45

b. Proses perpindahan barang dari produsen ke saluran distribusi hingga

ke konsumen akhir dalam pemasaran konvensional menimbulkan

penambahan biaya, seperti anggaran periklanan yang digunakan

sebagai cara menaikkan omzet, melakukan berbagai macam promosi

misalnya memajang produk di dalam toko (display contest);

45Frans M Royan, 2001, Rahasia Sukses Menjual, Yogyakarta, Penerbit ANDI, hlm. 14.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

melakukan promosi dalam ruangan sebuah supermarket atau

minimarket (media store); membagi sample produk di tempat-tempat

tertentu, dsb. MLM menggunakan metode periklanan dari mulut ke

mulut (mouth to mouth) atau secara pribadi antara distributor dengan

konsumen.46

c. Biaya distribusi pemasaran konvensional yang total mencapai sekitar

60% dari harga jual, melalui pemasaran MLM dialihkan kepada

distributor independen dengan suatu sistem perjenjangan atau

pelevelan yang disesuaikan dengan pencapaian target atau omzet

distributor yang bersangkutan.

47

d. Konsumen dalam pemasaran konvensional dirangsang untuk mencari

atau membeli produk. Hal yang sebaliknya dalam sistem MLM,

produk melalui distributor yang mencari konsumen.

48

Sistem MLM juga berbeda dengan sistem waralaba (franchising),

meskipun dalam beberapa hal keduanya sering kali dipersamakan. Franchising

adalah sistem melalui mana seseorang (franchiser) mengembangkan produk yaitu

barang dan/atau jasa dengan memberikan lisensi atau hak jual (franchise) kepada

penerima hak jual (franchisee) yang telah membayar sejumlah harga dan adanya

pembagian tingkat prosentase tertentu dari seluruh hasil yang diperoleh.

49

46

Franchising adalah konsep yang memungkinkan seseorang membeli sebuah

sistem usaha yang telah terbukti berhasil dan jika diterapkan kecenderungan

http://imgv21.scribdassets.com/img/word_document/56140801/164x212/67f6541069/1312611410, diakses tanggal 14 Oktober 2011.

47M Fachrur Rozi, op.cit., hlm 14. 48http://imgv21.scribdassets.com/, op.cit. 49David Roller, op.cit., hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

berhasilnya tetap tinggi, atau dengan kata lain seorang franchisee mengikuti apa

yang telah dilakukan oleh pendiri (franchiser). Contoh usaha franchising yang

sudah mendunia seperti McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut,

Breadtalk, dll.50 Sistem MLM jika dipersamakan dengan franchising ada

benarnya dalam segi pembelian usaha baru oleh seseorang yang produk dan

sistemnya sudah ada atau telah disediakan produsen, namun demikian sistem

MLM tetap berbeda dengan sistem franchising. Adapun perbedaan dari kedua

sistem tersebut menurut David Roller adalah sebagai berikut:51

a. Seorang distributor MLM tidak mengeluarkan biaya atau modal yang

besar sebagaimana halnya seorang franchisee yang membeli hak

lisensi dari seorang franchiser;

b. Seorang distributor MLM tidak memerlukan suatu standar tertentu

sebagaimana halnya seorang franchisee yang harus memenuhi suatu

standar tertentu sesuai ketentuan dari franchiser, misalnya harus

berpengalaman dan berpengetahuan bisnis;

c. Seorang distributor MLM memiliki keleluasaan maksimum dalam

memutuskan bentuk manajemen bagi pemasaran produk perusahaan,

tidak seperti halnya seorang franchisee yang harus menaati semua

prosedur pelaksanaan baku yang amat dituntut oleh franchiser;

d. Seorang distributor MLM dapat secara bebas merekrut pihak lain

menjadi seorang distributor baru untuk membantunya dalam

memasarkan produk perusahaan, sedangkan seorang franchisee tidak

50Pindi Kisata, 2005, Why Not MLM?, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 4-5. 51David Roller, loc.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

dapat menjual hak franchise-nya kepada pihak lain, sebab hanya

franchiser yang memegang hak penjualan lisensi, kecuali diperjanjikan

lain secara khusus.

Menurut Andrias Harefa, banyak alasan yang menyebabkan sistem MLM

dipilih oleh sebagian banyak perusahaan. Alasan-alasan tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:52

a. Keyakinan bahwa sebuah produk yang baik dapat dipasarkan langsung

kepada konsumen tanpa melewati jalur distribusi yang rumit dan nyaris

tidak mengandalkan promosi kecuali mouth to mouth (getok-tular),

dengan cara ini banyak biaya bisa dihemat dan dialihkan menjadi

komisi penjualan bagi distributor independen. Perusahaan MLM

menolak cara-cara pemasaran yang ruwet dan boros. Mereka lebih

mengandalkan common sense (akal sehat) saja dengan cara quality talk

loudly dan mengesampingkan trik-trik membangun brand produk yang

overcompromise. Perusahaan MLM terkemuka (seperti CNI dan

Amway) dengan berani memberikan jaminan uang kembali (money

back guarantee) pada konsumen yang merasa tidak puas, berlaku

selama 30-90 hari sejak tanggal pembeliannya;

b. Keyakinan pada prinsip perkembangbiakan jaringan distributor melalui

kontak-kontak pribadi;

c. Keyakinan terhadap hak konsumen untuk mendapat informasi terbaik

melalui penjelasan langsung dari distributor yang juga berperan

52Andrias Harefa, op.cit., hlm.vii-viii.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

sebagai konsumen produk yang dijualnya. Keyakinan ini membuat

perusahaan MLM yang baik tidak merasa perlu memasang iklan secara

besar-besaran untuk menciptakan brand image yang sering kali justru

menyesatkan konsumen;

d. Perusahaan MLM yang baik meletakkan etika bisnis sebagai panglima.

Keyakinan bahwa jiwa perusahaan bukan pada ilmu pemasaran tetapi

lebih kepada prinsip-prinsip, nilai-nilai, motivasi yang menggerakkan

the man behind the marketing science.

C. Ruang Lingkup Sistem MLM

Ruang lingkup sistem MLM mencakup unsur produsen atau perusahaan,

distributor, konsumen, sistem kerja, dan komisi. Unsur-unsur ini akan dibahas

satu persatu dalam uraian dibawah ini:

1. Perusahaan MLM

Perusahaan MLM adalah unit kegiatan yang melakukan aktivitas

pengolahan faktor-faktor produksi guna menghasilkan produk yaitu barang

dan/atau jasa yang ditujukan kepada konsumen melalui mekanisme

pemasaran MLM. Produk tersebut harus jelas keberadaannya, sebab inti

dari sistem MLM adalah penjualan barang dan/atau jasa secara langsung

kepada konsumen.53

Produk-produk yang diperdagangkan dalam perusahaan MLM meliputi

berbagai jenis, mulai dari produk suplemen kesehatan, peralatan

kesehatan, peralatan rumah-tangga, produk perawatan tubuh, kosmetik,

53M. Fuad, et.al., op.cit., hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

sampai kebutuhan non primer seperti fashion, souvenir, peralatan

konveksi, pembuatan website, dll. Perusahaan MLM bisa saja hanya

memperdagangkan satu jenis produk, namun bisa pula memperdagangkan

lebih dari satu jenis produk. Hal ini tergantung dari kebijakan perusahaan

MLM itu sendiri.54

Produk yang diperdagangkan dalam perusahaan MLM umumnya

memiliki nilai dan manfaat tertentu yang khas. Hal inilah yang menjadi

daya saing terhadap produk-produk sejenis yang diperdagangkan oleh

perusahaan-perusahaan non-MLM. Nilai atau manfaat tersebut dapat

dikategorikan sebagai berikut:

55

a. Nilai jual, produk yang diperjualbelikan harus unik dan menarik

sehingga membuat orang yang mendengarkan atau melihat menjadi

tertarik. Produk MLM yang baik adalah produk yang tidak terlalu

banyak memiliki subsitusi (produk pengganti) di pasaran;

b. Nilai manfaat, jika perusahaan memperdagangkan suatu produk

barang maka barang tersebut harus memberi manfaat bagi

penggunanya, dan begitu pula bila perusahaan bergerak di bidang

jasa maka jasa tersebut harus memberi manfaat bagi penggunanya;

c. Nilai ekonomis, harga dari produk harus sesuai dengan fungsi dan

manfaatnya sehingga nilai yang dibayarkan oleh konsumen setara

dengan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut, atau dengan

kata lain harga produk tersebut harus bersifat realistis.

54http://ridlo.info/network-marketing/produk-mlm.html, diakses tanggal 21 November 2011.

55MLM Leaders, op.cit., hlm. 189-190.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Perusahaan MLM dalam operasinya harus memiliki standar peraturan

atau tata tertib yang jelas seperti kode etik untuk mengatur para distributor

perusahaan dalam menjalankan pemasaran. Kode etik merupakan kontrak

lengkap (perjanjian) yang mengikat antara perusahaan dengan para

distributornya. Kode etik tersebut berisi keterangan-keterangan mengenai

perusahaan, kedudukan hak, kewajiban, fasilitas, dan pengaturan sanksi

apabila salah satu pihak yang terikat melakukan pelanggaran (wan

prestasi). Kode etik juga berfungsi sebagai acuan bagi distributor

perusahaan maupun calon distributor untuk memberi informasi mengenai

rencana dasar pemasaran perusahaan (marketing plan/business plan).56

Istilah marketing plan atau business plan dalam perusahaan MLM

mencakup keterangan hal mengenai visi dan misi perusahaan, kedudukan

hierarkhi posisi distributor, rancangan sistem pembagian pendapatan dari

perusahaan yang meliputi keuntungan, penghargaan, prosedur dan

persentase yang akan dibagikan melalui sistem jaringan.

57

2. Distributor Perusahaan MLM

Distributor dalam perusahaan MLM adalah orang-perorangan yang

bersedia bergabung menjadi mitra usaha dengan cara mendaftarkan diri

melalui perjanjian tertulis antara perusahaan dengan dirinya sebagai

pribadi, kemudian dengan itu ia disetujui dan diakui keanggotaannya oleh

suatu perusahaan MLM.58

56http://www.greenlite.co.id/ethic-code, diakses tanggal 21 November 2011. 57MLM Leaders, op.cit., hlm. 195. 58Andrias Harefa, op.cit., hlm. 9.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Distributor perusahaan MLM sering disebut sebagai agen resmi atau

sales yang bertugas melakukan penjualan produk secara langsung kepada

konsumen. Istilah agen resmi atau sales sesungguhnya kurang tepat untuk

dipergunakan, sebab kedua istilah tersebut secara luas dapat diartikan

sebagai pegawai tetap, pegawai lepas, pegawai harian, atau honorer yang

mempunyai ikatan jam kerja dengan suatu perusahaan. Distributor

perusahaan MLM lebih tepat disebut sebagai mitra usaha, sebab kerja

sama yang dijalin antara keduanya bersifat lebih independen (sukarela).

Seorang distributor MLM tidak memperoleh penghasilan berkala berupa

gaji atau upah sebagaimana yang diperoleh pekerja, pegawai atau

karyawan dari suatu perusahaan, akan tetapi ia memperoleh penghasilan

dalam bentuk komisi berupa imbalan yang berkaitan dengan omzet

penjualan. Dengan demikian distributor MLM dapat dikatakan sebagai

pengusaha yang mandiri.59

Distributor perusahaan MLM dapat memiliki tiga segi peranan. yaitu:

a. Menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen;

b. Mengembangkan pemasaran dengan cara membangun jaringan

distributor, yaitu merekrut orang lain untuk menjadi distributor

baru dalam perusahaan;

c. Sebagai konsumen perusahaan, yaitu pengguna produk perusahaan

dengan tujuan untuk pemakaian pribadi dan tidak bermaksud untuk

memperjualbelikan produk tersebut kepada orang lain.

59Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Setiap distributor dalam perusahaan MLM tergabung dalam organisasi

distributor yang membentuk jaringan kerja atau satuan networking

tertentu. Hubungan yang dimiliki antara masing-masing distributor dalam

satuan networking yang sama adalah sebagai berikut:60

a. upline, yaitu distributor yang menjadi sponsor bagi distributor lain;

b. downline, yaitu orang yang disponsori oleh distributor lain, atau

orang yang direkrut oleh distributor yang sudah lebih dahulu

terdaftar menjadi distributor perusahaan.

Setiap distributor dalam networking-nya memiliki kesempatan atau

peluang yang sama untuk mengembangkan karirnya berdasarkan sistem

peringkat (ranking) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jenjang

peringkat tersebut bervariasi, namun umumnya berkisar antara 7-8

peringkat dari peringkat terendah misalnya distributor biasa, distributor

langsung, dst sampai ke peringkat tertinggi misalnya Diamond Distributor,

President’s Team, Crown Agency Manager, dll. Kemungkinan untuk

sampai ke posisi puncak relatif lebih terbuka sebab jumlahnya tidak harus

satu sebagaimana halnya presiden direktur pada perusahaan-perusahaan

non-MLM.61

Masing-masing distributor untuk setiap peringkat berhak mendapatkan

prosentase potongan harga tertentu seperti komisi, bonus atau rabat dari

total penjualan yang dilakukan kelompoknya, juga berbagai hadiah atau

60MLM Leaders, op.cit., hlm. 196-203. 61Andrias Harefa, op.cit., hlm. 191.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

penghargaan lain, seperti pin penghargaan, kesempatan bertamasya ke

mancanegara, mendapat rumah, mobil mewah, dsb.62

3. Konsumen

Konsumen dalam konteks MLM adalah masyarakat pengguna atau

pembeli produk perusahaan MLM yang bertujuan untuk mengkonsumsi

produk secara pribadi.63

Konsumen dalam konteks MLM dapat berarti 2 (dua), pertama orang

yang membeli dan menggunakan produk melalui penjualan langsung yang

dilakukan oleh seorang distributor perusahaan MLM, kedua distributor

secara pribadi berhak menjadi konsumen bagi perusahaan MLM yang

bersangkutan. Konsumen non-distributor maupun konsumen distributor

dapat dilihat dalam satu kesatuan, sebab tujuannya sama-sama

mengkonsumsi produk secara pribadi.

64

Pemakaian produk memberi dampak positif bagi seorang distributor,

misalnya memudahkan dirinya untuk memberi kesaksian pada calon

pelanggan yang berminat dengan produk tersebut ataupun calon anggota

baru yang ingin direkrut. Disamping itu, pemakaian produk bisa saja

memang ditujukan untuk keperluan pribadi distributor.

65

62Ibid.

63http://priyadi.net/archives/2006/09/24/bedah-sistem-mlm/, diakses tanggal 21 November 2011.

64http://www.apli.or.id/website/index.php?view=article&catid=36%3Awawancara&id=104%3Asaatnya-mlm-menggali-dan-mengedepankan-value, diakses tanggal 21 September 2011.

65Andrias Harefa, op.cit., hlm. 237.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Konsumen non-distributor hanya dapat membeli produk MLM melalui

distributor perusahaan, sebab produk tersebut tidak dapat dibeli di tempat-

tempat umum seperti toko, pasar swalayan, department store, salon,

bengkel, apotek, dll.66 Konsumen non-distributor umumnya mengetahui

suatu produk MLM dari distributor perusahaan yang dikenalnya sendiri

sebagai teman, rekomendasi, kerabat atau anggota keluarga yang

mempresentasikan produk tersebut kepada dirinya. Presentasi ini

memberikannya pengetahuan mengenai produk dari suatu perusahaan

MLM, dan apabila ia tertarik dengan produk tersebut, ia dapat langsung

memesan serta mendapatkan produk yang dimaksud dari distributor yang

mempresentasikannya.67

Konsumen non-distributor tidak dapat membeli atau memesan

langsung produk MLM dari perusahaan yang bersangkutan, dengan

maksud untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari harga yang

ditawarkan oleh seorang distributor. Perusahaan MLM hanya menjual

produk melalui distributor yang menjadi anggota atau mitra usahanya.

68

Alasan inilah yang terkadang menyebabkan seseorang bergabung dalam

suatu perusahaan MLM, yaitu untuk mendapat potongan harga dari

produk-produk yang dikonsumsinya sendiri.69

66Ibid., hlm. 4. 67Amway, op.cit., hlm. 5. 68Amway, 2008, Panduan Pemesanan dan Pengembalian Produk, Jakarta, PT.

Amindoway Jaya, hlm. 6. 69Andrias Harefa, op.cit., hlm. 43.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

4. Sistem Kerja

Perusahaan MLM dibangun berdasarkan konsep kemitraan sehingga

sistem MLM baru dapat berjalan apabila terdapat mitra usaha. Kemitraan

dalam sebuah perusahaan MLM diawali dari kemitraan diantara pendiri

perusahaan MLM itu sendiri. Artinya, distributor yang pertama kali

bergabung sebagai mitra usaha disponsori langsung oleh pendiri

perusahaan.70 Distributor inilah yang nantinya mengembangkan jaringan

dan melahirkan distributor-distributor baru melalui perekrutan yang

dilakukan oleh dirinya sendiri maupun anggotanya. Pengembangan

jaringan tersebut selanjutnya akan membentuk satuan networking diantara

organisasi distributor.71

Langkah pertama yang dilakukan oleh setiap mitra usaha dalam sistem

MLM adalah bergabung dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang

telah disediakan oleh perusahaan. Calon distributor harus menuliskan

keterangan mengenai siapa sponsornya di dalam formulir pendaftaran

tersebut. Hal ini berguna untuk menentukan keberadaan dirinya dalam

suatu jaringan kerja (networking).

72

Setiap mitra usaha pada saat awal bergabung di suatu perusahaan

MLM akan dikenakan biaya pendaftaran (administrasi). Biaya pendaftaran

ini nilainya relatif kecil dan umumnya dapat dijangkau oleh semua orang.

Biaya tersebut dikenakan untuk memperoleh apa yang biasanya disebut

starter kit, starter pack, sales kit atau business pack. Starter kit adalah

70Amway (Buku I), op.cit., hlm. 14. 71Andrias Harefa, op.cit., hlm. 192-198. 72Amway (Buku I), op.cit., hlm. 19.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

peralatan yang disediakan oleh perusahaan MLM bagi setiap

distributornya sebagai peralatan untuk menawarkan produk kepada

konsumen. Starter kit biasanya berisi sekumpulan brosur/katalog produk

dan daftar harga, rancangan bisnis (marketing plan), kaset audio video

tentang company profile perusahaan, produk dan kisah-kisah orang yang

sukses dari perusahaan tersebut.73

Distributor berbekal starter kit menawarkan produk dengan cara

mempresentasikan serta menjelaskan produk kepada konsumen yang

umumnya adalah orang-orang yang dikenalnya sendiri. Jika distributor

tersebut kemudian berhasil menawarkan suatu produk kepada seseorang,

maka langkah berikutnya adalah memesan langsung produk yang

dimaksud melalui upline-nya atau perusahaan yang bersangkutan.

Selanjutnya ketika produk yang dipesan telah disediakan, maka distributor

tadi bertanggungjawab untuk mengambil dan menyerahkannya langsung

kepada si pembeli (konsumen).

74

Distributor perusahaan MLM disamping menjual produk secara eceran

(langsung) kepada konsumen, ia juga dapat membangun jaringannya

dengan cara merekrut orang lain untuk menjadi distributor baru

perusahaan. Distributor yang baru direkrut tersebut disebut sebagai

downline, dan downline ini kemudian dapat merekrut orang lain lagi untuk

menjadi distributor baru perusahaan.

75

73MLM Leaders, op.cit., hlm. 202. 74Andrias Harefa, op.cit., hlm. 11. 75Amway (Buku I), op.cit., hlm. 19.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Sistem kerja MLM juga meliputi sistem pelatihan (support system)

berupa pengajaran materi serta motivasi yang bertujuan untuk

memudahkan setiap distributor dalam menjalani sistem.76 Pelatihan

biasanya dilakukan oleh pembangun jaringan (network builder/achiever)

yang telah berhasil mencetak prestasi tertentu.77

Hal yang paling mendasar dan perlu digarisbawahi dalam sistem

MLM, bahwa kegiatan penjualan produk adalah yang utama, sebab omzet

perusahaan dan komisi para distributor bergantung pada banyaknya

penjualan produk yang berhasil dilakukan para distributor ke konsumen

akhir. Kegiatan perekrutan atau pembangunan jaringan adalah ciri khas

dari sistem MLM, namun hal ini tidak lain ditujukan untuk memasarkan

produk kepada konsumen.

78

5. Komisi

Kesimpulannya, antara perusahaan sebagai

unit penghasil dan penyedia produk dengan organisasi distributor dan

konsumen akhir merupakan subsistem yang saling berhubungan dan tidak

dapat dipisahkan dalam proses kerja sistem MLM untuk mencapai tujuan

dari masing-masing subsistem tersebut.

Komisi dalam sistem MLM berkaitan dengan penghasilan yang

diperoleh mitra usaha atas jasanya dalam penjualan produk perusahaan

kepada konsumen akhir. Besarnya komisi seorang distributor ditentukan

dari target penjualan yang dilakukannya sendiri dan yang dilakukan oleh

76Mark Yarnell & Rene Reid Yarnell, op.cit., hlm. 207. 77Andrias Harefa, op.cit., hlm. 194. 78Pindi Kisata, op.cit., hlm. 26-27.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

jaringannya. Komisi tersebut berupa potongan harga, bonus, atau insentif

yang ditetapkan perusahaan secara berjenjang sesuai dengan nilai

penjualan (biasanya disebut volume point, business point, volume grup)

yang diberitahukan kepada setiap mitra usaha sejak mereka mendaftar

menjadi anggota.79

Keuntungan eceran adalah keuntungan dasar yang dapat diperoleh oleh

mitra usaha melalui perbedaan antara harga distributor dengan harga

eceran yang ditujukan pada konsumen. Masing-masing dari harga tersebut

ditetapkan oleh perusahaan. Ilustrasinya, misalkan harga distributor yang

ditetapkan suatu perusahaan MLM untuk produk XYZ adalah Rp 100 ribu,

sedangkan harga konsumennya Rp 120 ribu, maka seorang distributor

akan mendapat keuntungan eceran sebesar Rp 20 ribu dari hasil penjualan

langsung produk XYZ ke konsumen.

Disamping itu, perusahaan juga akan memberikan diskon apabila

seorang distributor membeli produk dalam jumlah tertentu, misalkan

produk XYZ seharga Rp 100 ribu tadi jika dibeli sebanyak 5 buah akan

diberi diskon sebesar 3%, dengan demikian distributor akan memperoleh

diskon sebesar 3% x Rp 500 ribu = Rp 15 ribu, sehingga total keuntungan

yang diperolehnya dari penjualan langsung 5 buah produk XYZ ke

konsumen adalah keuntungan eceran ditambah diskon, yaitu (Rp 20 ribu x

5) + Rp 15 ribu = Rp 115 ribu.80

79Andrias Harefa, op.cit., hlm. 3. 80Amway (Buku I), op.cit., hlm. 19.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Keuntungan distributor selain dari penjualan eceran, juga dapat

diperoleh melalui prestasi penjualan yang dilakukan oleh kelompoknya

(volume grup). Perusahaan akan memberi komisi kepada setiap mitra

usaha yang anggota jaringannya telah berhasil menjual produk dalam

jumlah tertentu pada suatu periode kepada konsumen akhir. Komisi ini

ditetapkan perusahaan dalam bentuk tabel prosentase yang dicantumkan

dalam marketing plan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa

komisi tersebut didasarkan atas prestasi seorang mitra usaha dalam hal

penjualan produk kepada konsumen akhir. Seorang mitra usaha yang

sukses membangun, melatih, dan membantu kelompoknya dalam

memasarkan produk kepada konsumen akhir dianggap berjasa bagi

perusahaan, sehingga atas kerja kerasnya tersebut perusahaan memberi

imbalan yang sesuai baginya.81

Mitra usaha juga diberi kesempatan untuk meraih imbalan (bonus)

lainnya seperti pin, kesempatan bertamasya ke mancanegara, rumah, mobil

mewah, ataupun penghargaan-penghargaan lainnya. Pemberian bonus

tersebut diberikan apabila seorang mitra mencapai jenjang (ranking)

tertentu. Jenjang peringkat dalam suatu perusahaan MLM bervariasi,

namun umumnya berkisar 7-8 peringkat dari yang paling rendah (biasanya

disebut distributor, distributor langsung, dll) sampai yang paling tinggi

(biasanya disebut Diamond Distributor, President’s Team, Crown Agency

Manager, dll). Jenjang ini tidak banyak berbeda dengan jenjang karier di

81Ibid. hlm. 21.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

perusahaan konvensional (dari karyawan, supervisor, manajer, general

manager, deputi director, direktur sampai presiden direktur).

Perbedaannya dalam sistem MLM adalah dalam hal kemungkinan untuk

mencapai posisi puncak relatif lebih terbuka, sebab jumlahnya tidak harus

satu−seperti halnya presiden direktur dalam perusahaan konvensional.82

Bonus yang didasarkan atas jenjang tertentu dalam sistem MLM masih

berkaitan dengan prestasi penjualan (business point) seorang mitra usaha

dalam periode tertentu, namun prestasi tersebut harus dapat dipertahankan

olehnya dalam beberapa periode secara berturut-turut. Dengan kata lain,

untuk mencapai jenjang kesuksesan tersebut, seorang mitra usaha

memerlukan kerja yang lebih keras dan cerdas lagi dalam hal keterampilan

komunikasi (termasuk penguasaan bahasa asing), penguasaan teknologi,

wawasan yang lebih luas, serta kepedulian yang lebih mendalam terhadap

kebutuhan anggota jaringan dan masyarakat sekitarnya.

83

Mitra usaha sebagai people business dalam sistem MLM adalah sistem

duplikasi orang. Seseorang akan berhasil dalam bisnis ini bukan saja

karena ia berhasil mengembangkan dirinya, tetapi ia juga harus berhasil

mendidik downliners di dalam garis sponsorisasinya (vertikal) agar dapat

berkembang bersama-sama dengannya.

84

82Andrias Harefa, op.cit., hlm. 191. 83Ibid., hlm. 196 84Ibid., hlm. 183-184.

Sekalipun awalnya bisnis MLM

bisa dijalankan sebagai usaha paruh waktu, namun bagi mereka yang

memiliki komitmen kuat untuk sukses dalam bisnis ini harus

menginvestasikan waktu dan dirinya sendiri untuk mendidik dan melatih

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

kelompoknya yang masih baru belajar. Ia perlu mengusahakan sinergi

dalam kelompoknya agar hasil yang diperoleh lebih baik bila dilakukan

secara tim daripada dilakukan sendiri.85

D. Sejarah Skema Piramid dan Bisnis Berkedok MLM

Musuh industri MLM adalah program Skema Piramid. Program Skema

Piramid selalu muncul di saat industri DS-MLM mengalami perkembangan. Hal

ini terjadi di negara mana pun, dimana pada saat industri MLM berkembang dan

menaruh minat banyak orang, maka Skema Piramid memanfaatkan trend tersebut

untuk menghimpun keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu sesingkat-

singkatnya dari masyarakat.86

Penyelewengan sistem MLM tampak dalam Skema Piramid, dan menurut

Patric Sullivan, Presiden Direktur Amway Indonesia, “beberapa perusahaan telah

menggunakan Skema Piramid dan juga Investasi Surat Berantai pada tahun 1960-

an, seperti Koscot, Bestline, Nutribio, Dare-to-be-Great dan lain-lain”.

87

Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi atau dikenal juga dengan

nama Charles Ponzi adalah seorang imigran asal Italia yang lahir pada tanggal 03

Ada

pendapat bahwa hal ini telah dilakukan sejak tahun 1920-an dan mengaitkannya

dengan Skema Ponzi (ponzi scheme) yang diambil dari nama pelaku utamanya

Carlo Ponzi.

85Edy Zaqeus (editor), “5 Prinsip Investasi di DS/MLM”, INFO APLI Edisi XXVI (Nov-Des, 2004), hlm. 9.

86Edy Zaqeus (editor), “Membedakan Bisnis DS-MLM dengan Money Game”, INFO APLI Edisi XXX (Okt-Des, 2005), hlm. 8.

87Andrias Harefa, op.cit., hlm 87.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Maret 1882. Ponzi dikenal sebagai salah satu penipu terbesar dalam sejarah

Amerika Serikat.88

Ponzi mulai pindah dari Italia dan menetap di Kanada pada tahun 1903,

disana ia pernah dua kali masuk penjara karena terlibat kasus pemalsuan dan

penipuan. Setelah dibebaskan dari penjara Kanada, Ponzi kemudian pindah ke

Boston pada tahun 1920. Ia kemudian menemukan sebuah cara untuk

mendapatkan banyak uang dengan cara menjual Postal Reply Coupons (PRC).

89

PRC diterbitkan di bawah Universal Postal Convention (Konvensi Pos

Sedunia) yang pada masa itu digunakan dalam surat menyurat internasional

sebagai pengganti perangko untuk pengiriman surat atau barang.

90 Misalkan A di

sebuah negara mengirim surat kepada B (biasanya perusahaan atau badan lainnya)

yang berada di negara lain untuk memesan suatu barang, B mensyaratkan setiap

pemesanan barang harus disertai PRC. PRC tersebut bisa ditukarkan dengan

perangko untuk mengirim barang-barang yang diminta kliennya melalui jasa pos,

maksudnya agar B tidak terbebani biaya perangko karena A sudah

menyediakannya dalam bentuk PRC. PRC tersebut juga bisa diuangkan.91

Inflasi di Eropa cukup tinggi pasca Perang Dunia II, sehingga terjadi

perbedaan biaya pengiriman lewat pos dari Amerika Serikat ke Eropa dengan dari

Eropa ke Amerika Serikat. Akibatnya, PRC yang dijual di Italia atau di Eropa

88http://belajarline.blogspot.com/2011/05/sejarah-skema-ponzi.html, diakses tanggal 26 September 2011.

89Ibid. 90Debra A Valentine, General Counsel For The U.S. Federal Trade Commission,

“Pyramid Schemes”, presented at the International Monetary Fund’s Seminar on Current Legal Issues Affecting Central Banks, Washington DC, 13 May 1998.

91http://bayuhebat.wordpress.com/2009/06/22/skema-ponzi-mlm-dan-kaya-cepat/, diakses tanggal 26 September 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

harganya lebih rendah dibandingkan dengan di AS. Ide Ponzi adalah membeli

PRC dari Italia, kemudian diuangkan di AS.92

Ponzi selanjutnya mendirikan The Security Exchange Company (1920) di

Boston dan memperkenalkannya sebagai usaha spekulasi perangko. Ia

menggalang dana melalui agen-agen yang diberinya komisi tinggi untuk mengajak

masyarakat menginvestasikan uang dengan janji pembayaran bunga sebesar 40%

dalam waktu 90 hari, sementara pada saat itu bank hanya mampu memberi bunga

sebesar 5% per tahun.

93 Tawaran Ponzi berhasil memikat banyak orang dan hanya

dalam waktu 4 bulan, Ponzi mampu mengumpulkan dana sebesar $420.000

(setara dengan 620 kg emas) dari para investornya. Perusahaan Ponzi semakin

terkenal dan mendapatkan banyak dana investasi setelah harian The Boston Post

menerbitkan artikel yang berisi pandangan positif terhadap bisnis Ponzi.94

Ide Ponzi sesungguhnya telah gagal sejak awal. Hal ini disebabkan karena

jumlah investasi yang diterima Ponzi tidak sesuai dengan PRC yang beredar, dan

PRC sendiri tidak dapat dibeli dalam jumlah banyak. Ponzi kemudian menemukan

ide baru, yaitu membayar uang investor lama dari uang investor baru. Metode ini

diberinya nama bubble burst..

95

92

Ide tersebut pada mulanya berjalan dengan lancar,

sebab jumlah investor di perusahaan Ponzi mengalami peningkatan. Dana baru

yang masuk bisa menutup pembayaran bunga kepada investor lama, dan

kebanyakan dari investor Ponzi tidak mengambil bunga dari investasinya

http://belajarline.blogspot.com/, op.cit. 93http://finance.detik.com/madoff-dan-tipu-tipu-investasi-ala-skema-ponzi, diakses

tanggal 26 September 2011. 94Ibid. 95http://www.sunaryohadi.info/charles-k-ponzi-penemu-money-game-asal-mula-mlm-

dan-bisnis-piramida, diakses tanggal 26 September 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

melainkan menanamnya kembali. Ponzi selanjutnya menyimpan seluruh uang

nasabahnya di sebuah bank bernama Hanover Trust Bank, dan dengan uang

tersebut ia dapat menerima bunga sebesar 5% yang merupakan keuntungan riil

dari Security Exchange Company (SEC).96

Pola bisnis Ponzi ternyata telah menarik perhatian Clarence Barron,

seorang analis keuangan. Berdasarkan penelitiannya, Barron kemudian

menuliskan sebuah artikel dalam harian The Boston Post yang berisi analisa

bahwa pola bisnis Ponzi di SEC secara finansial tidak mungkin menguntungkan.

Tidak ada kecocokan antara volume PRC dengan keuntungan yang dijanjikan

Ponzi kepada nasabahnya. Berita ini sempat membuat beberapa investor menarik

dananya dari SEC, dan mereka mendapat pengembalian dana dari cek Hanover

Trust Bank.

97

William McMasters, seorang Public Relation (PR) di SEC juga

menyimpan kecurigaan terhadap bisnis Ponzi, terutama mengenai pendepositoan

uang nasabah di Hanover Trust Bank yang hanya mendapat bunga sebesar 5%

pertahun, sedangkan SEC sendiri memberi bunga sebesar 40% dalam waktu 90

hari. Kecurigaan tersebut mendorong McMasters untuk mengundurkan diri dari

SEC. McMasters juga menuliskan sebuah artikel dalam harian The Boston Post

yang berisi pernyataan bahwa SEC sesungguhnya telah pailit, sebab asetnya tidak

mencukupi jumlah yang harus dibayarkan kepada para nasabah. Berita ini kembali

membuat para investor melakukan penarikan dana secara besar-besaran.

96http://belajarline.blogspot.com/, op.cit. 97Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Penarikan ini kemudian terhenti ketika jumlah saldo Ponzi di Hanover Trust Bank

tidak lagi mencukupi pembayaran kepada para investor SEC.98

Pemerintah AS kemudian menginvestigasi usaha Ponzi, dan hasilnya

menyatakan bahwa Ponzi telah bangkrut. Aset yang dimiliki Ponzi hanya sekitar

US$ 1,6 juta jauh dibawah nilai hutangnya pada para investor.

99 Ponzi akhirnya

dijatuhi hukuman penjara selama 5 (lima) tahun oleh Pengadilan Federal dengan

tuduhan penipuan melalui surat.100

Skema Ponzi menjadi sangat terkenal dan sekaligus mengilhami orang-

orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengadopsinya ke dalam berbagai

jenis bisnis, tidak terkecuali bisnis MLM. Pengadopsian Skema Ponzi ke dalam

bisnis MLM kemudian melahirkan skema jenis baru, yaitu Skema Piramid.

Skema Piramid mulai dipraktekkan oleh Glenn Wesley Turner di

perusahaan Kosmetics Company of Tommorow (Koscot) Interplanetary, Inc yang

ia dirikan pada tahun 1967 di Florida, Amerika Serikat. Turner memperkenalkan

Koscot sebagai perusahaan berbasis MLM yang memperjualbelikan alat-alat

kosmetik. Program MLM Turner memiliki empat tingkat distributor dari tingkatan

paling rendah adalah peserta potensial yang dimungkinkan untuk masuk pada

salah satu dari tiga tingkat diatasnya yaitu beauty advisor, supervisor dan

director.101

Setiap anggota diharuskan berinvestasi awal dalam jumlah tertentu yang

nilainya relatif besar. Investasi tersebut memberikan hak bagi setiap anggota

98Ibid. 99http://finance.detik.com/, op.cit. 100http://belajarline.blogspot.com/, op.cit. 10186 F.T.C. 1106, “In The Matter of Koscot Interplanetary, Inc.”, Order, Opinion Etc., in

Regard to Alleged Violation of The Federal Trade Commission Act and Sec. 2 of Clayton Act.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

untuk dapat merekrut anggota baru. Perusahaan selanjutnya memberikan sejumlah

produk kosmetik untuk dipasarkan ke konsumen dari investasi awal yang

dibayarkan dan menjanjikan komisi kepada setiap anggota yang berhasil merekrut

anggota baru. Pemberian komisi tersebut ternyata diperoleh dari investasi yang

dibayarkan oleh anggota baru. Akibatnya, para anggota lebih fokus melakukan

perekrutan terus-menerus demi mendapat komisi daripada harus menjual produk

ke konsumen. Produk yang gagal dipasarkan ke konsumen akhirnya menjadi

penumpukan stok bagi distributor. Koscot sendiri tidak memberi jaminan untuk

membeli kembali stok yang tidak berhasil dipasarkan oleh distributor, sebab

pembayaran komisi dibayarkan dari investasi anggota. Artinya, para distributor

bertanggung jawab atas produk kosmetik yang diinvestasikan harus dapat dijual

ke konsumen.102

Turner juga mendirikan perusahaan Dare To Be Great sebagai badan

pelatihan para anggota atau calon anggota Koscot yang ‘memaparkan kesuksesan

dan kekayaan yang menanti mereka’. Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah

membujuk para anggota atau calon anggota untuk membeli paket kosmetik yang

tersedia di Koscot.

103

Bisnis MLM Turner selanjutnya diinvestigasi pada tahun 1972

berdasarkan pengaduan dari para distributor Koscot ke Federal Trade Commission

(FTC), yaitu sebuah Komisi Perdagangan di AS yang melakukan fungsi inti

pemerintahan dalam mengawasi penyelenggaraan pasar bebas. Pada tanggal 18

November 1975, FTC akhirnya memutuskan sistem yang digunakan Koscot

102Ibid. 103Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

adalah ilegal (Pyramid Scheme).104 Keputusan FTC tersebut (Koscot 86 F.T.C. at

1106) kemudian menjadi sumber hukum (common law) di AS untuk menentukan

karakteristik suatu perusahaan yang tergolong pyramid.105

Praktek bisnis dengan konsep Skema Piramid di Indonesia juga berasal

dari Skema Ponzi yang pertama kali diterapkan Jusup Handojo Ongkowidjaja

dalam Yayasan Keluarga Adil Makmur (YKAM) yang didirikannya pada tahun

1987 di Jakarta. Ongko memperkenalkan YKAM sebagai usaha ‘tabung-pinjam

gotong-royong’ yang menawarkan paket kredit sebesar Rp 5 juta tanpa bersusah

payah. Syaratnya para peserta cukup membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 50

ribu, dan menyetor tabungan Rp 30 ribu sebanyak tujuh kali dalam waktu satu

bulan. Pengembalian pinjaman Rp 5 juta tersebut dapat diangsur selama 15 tahun,

dan jika sudah lunas peminjam juga dijanjikan bonus sebesar Rp 9,6 juta.

Tawaran ini berhasil memikat banyak orang, anggota YKAM sampai bulan

Februari 1988 mencapai lebih dari 44.000 orang dengan paket terdaftar sebanyak

70.000 buah, tersebar di Jakarta dan 27 kota lainnya.

106

Selanjutnya, usaha YKAM hanya bertahan sampai bulan Februari 1988.

Pada saat itu Ongko sedang mengalami kesulitan dalam mencairkan paket kredit

yang sudah jatuh tempo. Rencana pencairan sekitar 291 paket kredit yang

berjumlah lebih dari Rp 1 milyar gagal, sebab pada saat itu uang yang ada di kas

YKAM hanya Rp 30 juta. Para anggota menjelang hari jatuh tempo seperti

biasanya mendatangi kantor YKAM untuk meminta pembagian paket pinjaman.

104Ibid. 105Debra A Valentine, op.cit. 106http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1988/12/31/HK/mbm.19881231.HK29078.i

d.html, diakses tanggal 04 Desember 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Ongko yang pada saat itu tidak dapat mengabulkan pencairan paket terpaksa

menyerahkan diri ke polisi. Ia ditahan dan kemudian kasusnya disidangkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.107

Hasil pemeriksaan di pengadilan menyatakan Ongko telah menghimpun

dana sebesar Rp 18 milyar melalui YKAM, tetapi yang sempat menikmati paket

kredit Ongko hanya 2337 orang yang totalnya Rp 12 milyar, sehingga sisanya Rp

6 milyar dinyatakan telah dikorupsi oleh Ongko. Ongko akhirnya divonis 15 tahun

penjara dengan tuduhan melakukan penipuan tindak pidana korupsi, sampai di

tingkat kasasi vonis yang dijatuhkan tetap tidak berubah.

108

Skema Ponzi terapan Ongko ternyata juga telah mengilhami sejumlah

orang yang tidak bermoral untuk mengadopsinya ke dalam berbagai jenis bisnis di

Indonesia. Praktek bisnis dengan metode serupa yang pernah beroperasi di

Indonesia seperti PT Multi Jaya Indovesco (1992), PT Suti Kelola (1992), Arisan

Danasonik (1995), PT Banyumas Mulya Abadi (1996), Kospin (1998), PT Qurnia

Subur Alam Raya (2001), PT Adess Sumber Hidup Dinamika (2003), IBIST

(2007), dll.

109

107Ibid. 108Ibid. 109Adler Haymans Manurung, 2009, Berinvestasi dan Perlindungan Investor di Pasar

Modal, Jakarta, IKPIA Perbanas, hlm. 15.

Selanjutnya praktek bisnis berkedok MLM yang diadopsi dari

Skema Ponzi tersebut (Skema Piramid) adalah Yoshihiro (1998), PT Era Catur

Wicaksana atau New Era 21 (1999), PT Inter Jasa Perkasa (1999), Citra Keluarga

Sejahtera Sentosa (1999), Hidup Gembira Awet Muda atau Higam Net (1999), PT

Rosindo (1999), PT Promail (2000), PT Probest International (2000), YAMI

(2002), PT Goldquest (2003), Golden Saving (2003), TV1 Express (2011), dll.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Masyarakat Indonesia yang menjadi korban praktek-praktek ilegal tersebut

diperkirakan berjumlah lebih dari puluhan ribu jiwa dengan total kerugian

mencapai puluhan triliun rupiah.110

E. Skema Piramid dan Bisnis Berkedok MLM

Skema Piramid (pyramid scheme) jika ditinjau dari segi kata terdiri dari

kata skema dan piramid. Skema merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa

Inggris, yaitu schema yang berarti bagan, rancangan, atau rangka-rangka.

Perluasan makna skema dijelaskan dalam kamus A Dictionary of Reading (1981)

yaitu suatu rencana terstruktur atau sistem yang konseptual untuk memahami

sesuatu.111 Sedangkan kata piramid berasal dari nama bangunan makam raja-raja

mesir kuno (fir’aun) yang berbentuk limas atau menyerupai bentuk segitiga sama-

kaki.112

Skema Piramid menurut WFDSA (World Federation Of Direct Selling

Association) diartikan sebagai berikut:

Skema Piramid dalam konteks ini dikaitkan dengan praktek bisnis ilegal,

yang berarti metode bisnis ilegal terstruktur, dimana melibatkan sejumlah orang

dan menempatkannya sedemikian rupa sehingga mirip dengan bentuk piramid.

Tujuan penggunaan skema ini adalah untuk mendapat kekayaan atau keuntungan

yang besar dalam waktu singkat dengan cara-cara yang melanggar hukum.

113

Pyramid selling is a fraud. It is a mechanism by which promoters of so-called ‘investment’ or ‘trading’ schemes enrich themselves in a geometric

110http://bravo9682.wordpress.com/2008/08/07/, op.cit. 111http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/

196012161986032-LILIS_ST._SULISTYANINGSIH/TEORI__SKEMA.pdf, diakses tanggal 04 Desember 2011.

112http://id.wikipedia.org/wiki/Piramida, diakses tanggal 04 Desember 2011. 113http://www.wfdsa.org/index.cfm%20pyramid%20schemes_files/subArchive, diakses

tanggal 20 September 2011.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

progression through the payments made by recruits to such schemes. Related deceitful schemes have been described in various international jurisdictions as chain letters, chain selling, money games, referral selling, and investment lotteries.

Artinya, metode penjualan piramid adalah sebuah bentuk penipuan yang

dilakukan promotor dalam kegiatan yang disebutnya ‘investasi’ atau ‘perdagangan

(bisnis)’ dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri. Kekayaan tersebut

diperoleh dari pembayaran dana oleh barisan orang yang dibentuk melalui sistem

rekruitmen, dan menempatkannya sedemikian rupa hingga membentuk sebuah

piramid. Skema Piramid dalam berbagai yurisdiksi internasional dikenal dalam

praktik surat berantai, penjualan berantai, permainan uang, penjualan bujukan dan

investasi perjudian.

Menurut Andrias Harefa, Skema Piramid merupakan sistem bisnis ilegal,

dimana keuntungan yang diperoleh sejumlah orang yang berada pada posisi atas

piramid (anggota lama) dibayarkan dari dana sejumlah orang yang berada pada

posisi bawah piramid (anggota baru).114

Skema Piramid diartikan pula sebagai sistem investasi palsu yang

membayar peserta lama dari uang peserta baru yang direkrutnya, bukan dari laba

yang riil. Skema ini ditakdirkan untuk runtuh, sebab pendapatan jika ada, akan

kurang untuk pembayaran para peserta. Keilegalan Skema Piramid terletak pada

timbulnya kerugian nasabah pada level terbawah atas hilangnya sejumlah uang

yang diinvestasikan ke dalam bisnis tersebut.

115

114Andrias Harefa, op.cit., hlm. 84. 115http://www.jurnalmedan.co.id/, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Skema Piramid berasal dari Skema Ponzi yang dimodifikasi. Kedua

Skema apabila digambarkan akan mirip bentuk piramid, karena keuntungan yang

dijanjikan pada para peserta diperoleh dari sejumlah dana yang dibayarkan oleh

peserta baru. Posisi peserta baru yang jumlahnya lebih banyak ditempatkan di

bagian bawah piramid, sebaliknya posisi peserta lama yang jumlahnya lebih

sedikit ditempatkan di bagian atas piramid, sedangkan promotor atau founder

(pendiri) dari skema ini berada pada posisi paling atas (puncak) piramid. Setiap

dana yang ditempatkan dalam skema akan disisihkan lebih banyak untuk

promotor dan sisanya untuk diputar pada peserta yang berada dibawahnya.116

Skema Piramid meskipun terkait erat dengan Skema Ponzi, keduanya

masih dapat dibedakan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Debra A Valentine,

bahwa “A Ponzi Scheme is closely related to a Pyramid because it revolves

around continuous recruiting, but in a Ponzi scheme the promoter generally has

no product to sell and pays no commission to investors who recruit new members.

Instead, the promoter collects payments from a stream of people, promising them

all the same high rate of return on a short-term investment”.

117 Penjelasan

tersebut dikuatkan pula Andrias Harefa sebagai berikut:118

Skema Ponzi sebenarnya berbentuk piramida, tetapi juga mempunyai beberapa perbedaan penting dengan skema piramida. Persyaratan Skema Ponzi adalah dengan promosi akan adanya awal, atau seolah-olah ada, suatu peluang investasi yang riil. Seringkali hal ini melibatkan pembangunan sumber daya yang bernilai tinggi seperti minyak bumi, gas alam, mineral, pertambangan, real estate, dan sebagainya, dan apa yang dipromosikan sering memang benar-benar ada. Sang promotor memiliki sebuah pertambangan, atau mempunyai investasi di bidang properti, namun jika sumber daya itu memang betul ada, si promotor telah

116http://speedlineinc.info/live/, diakses tanggal 26 September 2011. 117Debra A Valentine, op.cit. 118Andrias Harefa, op.cit., hlm. 128-129.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

melipatgandakan nilainya (overvalued), di sisi lain, aset dan sumber daya yang menjadi dasar peluang investasi sesungguhnya hanya khayalan semata si promotor. Skenario berikutnya, promotor mencoba meyakinkan investor bahwa aset tersebut dapat lebih dikembangkan dengan tambahan modal, dan si promotor akan berbagi keuntungan dengan investor. Hal ini memberikan gambaran bahwa dividen tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh dari suksesnya pengembangan investasi yang dilakukan, padahal yang sesungguhnya terjadi adalah promotor hanya mengembalikan sebagian uang investor kepada mereka. Langkah ini akan menimbulkan dua hal, pertama para investor awal akan menambah saham operasinya, kedua akan ada investor baru yang tertarik dengan skema ini. Proses pembayaran dividen terus berlanjut dan semakin banyak investor baru yang berdatangan sampai penipuan ini terbuka atau promotor diam-diam melarikan diri dengan membawa dana investasi. Sedangkan Skema Piramida mencakup seseorang yang membuat investasi dengan hak untuk memperoleh kompensasi dalam menemukan dan memperkenalkan partisipan lain ke dalam skema. Ada saling pengertian yang jelas antarpartisipan bahwa suksesnya peluang yang ada tergantung pada bergabungnya partisipan-partisipan lain.

Inti dari kedua penjelasan tersebut adalah seorang anggota dalam Skema

Ponzi tidak diharuskan untuk merekrut anggota baru, juga tidak dijanjikan komisi

meskipun ia melakukan perekrutan. Setiap orang memperoleh janji keuntungan

yang tingkatnya sama, namun yang sungguh-sungguh mendapat keuntungan

hanya orang yang bergabung lebih awal. Sebaliknya, dalam Skema Piramid

keuntungan seseorang dikaitkan dengan banyaknya jumlah anggota baru yang

direkrut oleh dirinya dan downline-nya. Semakin banyak downline seseorang,

maka keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi. Kedua skema meskipun

berbeda dalam hal besarnya pembagian keuntungan, namun dipastikan akan

runtuh dan merugikan banyak orang secara finansial. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh Debra A Valentine, sebagai berikut:119

Both Ponzi schemes and Pyramids are quite seductive because they may be able to deliver a high rate of return to a few early investors for a short

119Debra A Valentine, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

period of time. Yet, both pyramid and Ponzi schemes are illegal because they inevitably must fall apart. No program can recruit new members forever. Every pyramid or Ponzi scheme collapses because it cannot expand beyond the size of the earth's population. When the scheme collapses, most investors find themselves at the bottom, unable to recoup their losses.

Istilah lain dari program Skema Piramid adalah praktik penggandaan uang,

money game, arisan berantai, bisnis berkedok MLM, investasi berantai, dll. Skema

Piramid umumnya diterapkan dalam bisnis berkedok MLM, dimana Skema

Piramid tersebut disembunyikan dengan menggunakan kedok MLM untuk menipu

masyarakat agar promotor dapat mencapai tujuannya.120

Bisnis MLM murni dan bisnis berkedok MLM sering kali diidentikkan

karena keduanya sama-sama menerapkan sistem perekrutan anggota baru dalam

praktiknya, namun demikian terdapat perbedaan mendasar antara keduanya terkait

dengan sistem perekrutan tersebut. Perusahaan MLM murni menggunakan sistem

perekrutan sebagai sarana untuk membangun jaringan pelanggan melalui kinerja

mitra usahanya dalam pemasaran produk. Penerapan sistem perekrutan dalam

bisnis MLM murni ditujukan untuk membentuk sebuah organisasi bisnis yang

solid dan produktif. Berdasarkan produktivitas dalam penjualan produk kepada

konsumen akhir inilah perusahaan MLM murni memberikan penghasilan yang

layak kepada mitra usahanya. Hal tersebut bertolak belakang dalam bisnis

berkedok MLM yang menggunakan biaya pendaftaran peserta yang direkrut

sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Akibatnya, bukan jaringan pelanggan

atau organisasi penjualan yang hendak dibentuk, tetapi jaringan korban. Bisnis

120http://bravo9682.wordpress.com/2008/08/07/, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

berkedok MLM dapat bertahan hanya apabila peserta selalu menambah member-

member baru atau membuat membernya terus-menerus menanamkan uangnya.121

Biaya pendaftaran dalam bisnis berkedok MLM merupakan komoditi yang

dituju promotor untuk menghimpun keuntungan sebesar-besarnya dari

masyarakat. Biaya tersebut dipatok dalam jumlah yang relatif tinggi, namun

jumlah tersebut akan menjadi tidak berarti jika dibandingkan dengan keuntungan

yang dijanjikan. Promotor bisnis berkedok MLM umumnya adalah ahli psikologi

kelompok, mereka menciptakan suasana hingar bingar dan antusias dimana terjadi

tekanan kelompok serta janji-janji kemudahan memperoleh uang sehingga

menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya suatu peluang baik.

122

Seorang mitra usaha dalam perusahaan MLM murni juga dikenakan biaya

pendaftaran pada saat awal bergabung, namun jumlahnya relatif kecil dan

umumnya dapat dijangkau oleh semua orang. Biaya tersebut lebih bersifat

administratif dan sangat realistis untuk sebuah starter kit (katalog produk, kaset,

marketing plan, buku pedoman distributor, sample produk, dan lain-lain), yaitu

peralatan yang diberikan perusahaan untuk keperluan mitra usaha dalam

memasarkan produk kepada konsumen.

123 Setiap mitra usaha yang mensponsori

anggota baru tidak memperoleh keuntungan sepeser pun dari biaya pendaftaran

yang dikeluarkan oleh anggotanya tersebut. Artinya, biaya pendaftaran dalam

bisnis MLM murni bukanlah wadah keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.124

121Edy Zaqeus, “Membedakan Bisnis DS-MLM dengan Money Game”, loc.cit.

122http://bizyonline.com/skema-piramida-tidak-seindah-janjinya-bagian-kedua, diakses 28 September 2011.

123http://cutenbeauty.wordpress.com/2011/04/25/mlm-vs-money-game/, diakses 16 Oktober 2011.

124Andrias Harefa, op.cit., hlm. 88.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Keuntungan suatu perusahaan MLM diperoleh dari omset penjualan,

sedangkan komisi mitra usaha didasarkan atas jasanya dalam menjual produk

kepada konsumen. Setiap mitra usaha dalam perusahaan MLM memiliki peluang

yang sama untuk meraih kesuksesan sesuai dengan hasil kerja keras mereka

masing-masing. Hal ini seperti yang pernah dinyatakan oleh Debra A Valentine

sebagai berikut:125

Multilevel marketing programs are known as MLM's, and unlike pyramid or Ponzi schemes, MLM's have a real product to sell. More importantly, MLM's actually sell their product to members of the general public, without requiring these consumers to pay anything extra or to join the MLM system. MLM's may pay commissions to a long string of distributors, but these commission are paid for real retail sales, not for new recruits.

Bisnis berkedok MLM pada mulanya diselenggarakan tanpa produk yang

jelas, namun dalam perkembangan selanjutnya juga menyertakan produk-produk

tertentu untuk lebih meyakinkan calon anggota, sekaligus untuk menyamarkan

Skema Piramidnya. Serangkaian produk disediakan dan diklaim untuk dipasarkan

langsung ke konsumen, namun harga yang ditetapkan untuk produk tersebut

terlalu tinggi dan tidak realistis. Produk tersebut sama sekali tidak bisa bersaing

dengan produk sejenis yang dijual dipasaran, sebab harganya tak sebanding

dengan mutunya. Bisnis berkedok MLM yang tidak terlalu mudah diidentifikasi

sering menggunakan produk yang biaya produksinya rendah. Produk tersebut

diklaim sebagai produk ajaib hasil inovasi atau pengobatan eksotik yang pada

intinya kualitas produk terlalu dilebih-lebihkan oleh promotor, tidak sesuai

dengan kualitas asli, bahkan sebenarnya tidak layak untuk dikonsumsi. Produk

dalam bisnis berkedok MLM biasanya diberikan sebagai ganti biaya pendaftaran

125Debra A Valentine, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

yang telah dibayar oleh setiap anggota. Pada kenyataannya modal yang

dikeluarkan oleh anggota jauh lebih tinggi dibanding nilai produk, dan dipastikan

tidak ada orang yang bersedia membeli produk tersebut seharga modal yang telah

dikeluarkan.126

Berbeda dengan perusahaan berkedok MLM, perusahaan MLM murni

tidak pernah mewajibkan distributornya untuk membeli produk secara berlebihan

dalam jumlah besar, hanya menganjurkan untuk mempertahankan sejumlah stok

sesuai dengan kemampuan distributor yang memasarkannya dalam periode

tertentu (anjuran ini hanya demi kepentingan si distributor sendiri, agar mudah

memasarkan produk dan tidak membuat konsumen yang berminat harus

menunggu lama). Perusahaan MLM murni memberikan jaminan untuk membeli

Ilustrasinya, seorang anggota mungkin harus membeli produk

obat-obatan yang dikatakan mujarab tetapi sesungguhnya tidak bermanfaat senilai

Rp 2 juta. Ia dipastikan tidak akan berhasil menjual obat tersebut pada orang lain,

sebab tidak rasional sama sekali untuk mengeluarkan uang sebesar Rp 2 juta

untuk obat yang belum jelas khasiatnya. Ia juga tidak mungkin mengembalikan

obat tersebut kepada perusahaan untuk meminta kembali uang Rp 2 juta-nya,

sebab perusahaan tidak memberikan jaminan untuk membeli kembali dan produk

tersebut memang tidak dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan manfaatnya.

Satu-satunya cara untuk mengembalikan modal atau mendapat keuntungan yang

lebih besar adalah dengan merekrut banyak peserta baru.

126http://bizyonline.com/, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

kembali atau menukar produk yang sulit dipasarkan oleh mitra usaha. Dengan

demikian mitra usaha tidak akan dirugikan atas modal yang dikeluarkannya.127

Perusahaan MLM yang terkemuka (seperti CNI atau Amway) bahkan

lebih mengutamakan kepuasan pelanggan (consumer satisfaction) dengan

memberi jaminan uang kembali (money back guarantee), dimana konsumen dapat

mengembalikan atau menukar produk yang telah dibeli dalam waktu tertentu pada

distributor yang memasarkan, apabila produk tersebut ternyata tidak memuaskan.

Garansi uang kembali bagi konsumen yang tidak puas, dengan alasan apapun,

menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kualitas produk perusahaan.

Hal ini menggambarkan bahwa produk-produk yang diperdagangkan dalam bisnis

MLM tidak hanya dapat dijual, tetapi sungguh-sungguh dapat dijual kepada

publik.

128

Perusahaan MLM yang sah dan bertanggung jawab dimungkinkan untuk

berumur panjang. Perusahaan MLM terkemuka seperti Amway dan CNI telah

beroperasi selama puluhan tahun hingga sekarang karena memang terbukti

merupakan usaha yang tidak saja patuh hukum (legal), tetapi juga memegang

teguh etika bisnis (kode etik dan aturan perilaku yang berlaku secara

internasional). Sebaliknya pada perusahaan-perusahaan berkedok MLM

dipastikan berumur singkat. Tidak satupun perusahaan dengan Skema Piramid di

dunia ini yang berumur panjang, sebab tidak ada program yang bisa merekrut

anggota selamanya. Kebanyakan dari perusahaan Skema Piramid hanya dapat

127Andrias Harefa, op.cit., hlm. 91. 128Ibid., hlm. 167.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

bertahan dalam hitungan hari, minggu, atau bulan, tergantung seberapa jauh

penegakan hukum benar-benar dijalankan aparat yang berwenang untuk itu.129

F. Sistem Kerja Skema Piramid

Skema Piramid adalah metode yang digunakan dalam bisnis ilegal dengan

melibatkan pertukaran uang terutama untuk mendaftarkan orang lain ke dalam

skema. Bisnis dengan Skema Piramid umumnya tidak menyediakan produk

berupa barang dan/atau jasa untuk ditawarkan. Adakalanya bisnis ini juga

menyediakan produk, namun produk tersebut hanya untuk menyamarkan

penipuan agar terlihat seperti bisnis yang riil. Sistem kerja Skema Piramid dapat

digambarkan seperti contoh dibawah ini:130

(biaya pendaftaran Rp 5 jt) #

Level 1 Rp 1,5 jt x 3 = Rp 4,5 jt # # # Level 2 Rp 300rb x 9 = Rp 2,7 jt # # # # # # # # # Level 3 Rp 300rb x 27 = Rp 8,1 jt # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # Level 4 Rp 300rb x 81 = Rp 24,3 jt (27#) (27#) (27#)

___________+ Rp 39,6 jt

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa setiap peserta harus membayar

sebesar Rp 5jt untuk bergabung, dan setiap peserta dapat merekrut beberapa

peserta baru. Contoh skema diatas terdiri dari lima level, dan setiap peserta

sampai level keempat masing-masing berhasil merekrut 3 downline. Setiap peserta

akan dibayar Rp 1,5 jt dari setiap downline yang direkrutnya sendiri, dan akan

diberikan bonus Rp 300rb untuk setiap peserta baru yang berhasil direkrut oleh

jaringannya.131

129Ibid., hlm. 85-86. 130Debra A Valentine, op.cit. 131Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Peserta pada level pertama berdasarkan skema diatas terlihat mendapat

peluang yang lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Promotor (pendiri

perusahaan) Skema Piramid selalu meyakinkan setiap peserta bahwa mereka bisa

menduduki level pertama, dan bahwa ia harus mempertimbangkan dirinya berada

di bagian atas matriks. Perspektif ini menunjukkan bahwa orang yang berada pada

level pertama dapat memperoleh Rp 39,6 jt dari investasi sebesar Rp 5jt,

keuntungan ini berarti ada sebesar 792%. Tawaran ini sangat menggiurkan dan

patut dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut menjadi alasan utama mengapa

banyak orang memilih untuk bergabung.132

Analisa selanjutnya dari skema diatas ialah dengan melihat puncak

matriks. Puncak matriks diduduki peserta level pertama, tetapi sesungguhnya

promotor berada di tempat yang lebih atas dari peserta level pertama. Promotor

memandang setiap anggota baru sebagai alat spekulasi keuntungan, dan

membayarkan sedikit beban untuk sebagian peserta dari pendapatan yang

mengalir padanya. Promotor akan menerima Rp 5jt untuk setiap pendaftaran

peserta baru, dan paling banyak ia harus membayar Rp 2,4jt untuk setiap peserta

(komisi ditambah bonus). Jadi, promotor akan menerima Rp 5jt dari setiap

anggota, akan tetapi ia hanya harus membayar Rp 1,5 jt untuk setiap anggota baru

yang berhasil direkrut langsung oleh peserta, dan membayar bonus Rp 300rb

kepada upline yang jaringannya berhasil merekrut seorang anggota baru.

132Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Kesimpulannya, promotor akan mengantongi lebih dari setengah jumlah biaya

pendaftaran keanggotaan.133

Analisa selanjutnya jika diasumsikan skema ini ambruk setelah level

kelima terisi, maka promotor akan menerima keuntungan sebagai berikut:

a. Rp 5jt dari biaya pendaftaran yang dikeluarkan peserta level pertama;

b. Rp 10,5jt dari 3 orang peserta level kedua (3 x Rp 5jt dikurangi komisi

peserta level pertama 3 x Rp 1,5jt);

c. Rp 28,8jt dari 9 orang peserta level ketiga (9 x Rp 5jt dikurangi komisi

level kedua 9 x Rp 1,5jt dikurangi bonus level pertama 9 x Rp 300rb);

d. Rp 78,3jt dari 27 orang peserta level keempat (27 x Rp 5jt dikurangi

komisi level ketiga 27 x Rp 1,5jt dikurangi bonus level kedua 27 x Rp

300rb dikurangi bonus level pertama 27 x Rp 300rb);

e. Rp 210,6jt dari 81 orang peserta level kelima (81 x Rp 5jt dikurangi

komisi level keempat 81 x Rp 1,5jt dikurangi bonus level ketiga 81 x

Rp 300rb dikurangi bonus level kedua 81 x Rp 300rb dikurangi bonus

level pertama 81 x Rp 300rb).

Total dana yang berhasil mengalir ke promotor adalah Rp. 333,2jt dan

dana tersebut diperolehnya hanya dengan merekrut peserta level pertama saja.134

Analisa selanjutnya adalah dengan melihat dari sudut pandang korban,

setelah seluruh Skema Piramid runtuh. Korban pada level kelima (paling bawah

piramida) yang awalnya merasa memiliki peluang untuk menjadi level pertama

seketika menyadari bahwa sebenarnya ia berada di bagian bawah. Ia tidak mampu

133Ibid. 134Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

menemukan orang yang tertarik untuk direkrut sebagai downline-nya. Hitungan

matematis menunjukkan bahwa korban terbanyak dari keruntuhan Skema Piramid

adalah orang yang berada pada level terbawah, setidaknya 70% anggota berada

pada level terbawah tanpa sarana untuk memperoleh keuntungan. Masing-masing

dari mereka akan kehilangan Rp 5jt, bahkan sering kali orang yang berada satu

tingkat diatas level terbawah piramida tidak dapat mengembalikan modalnya

secara utuh. Hal ini semakin menambahkan jumlah korban menjadi sekitar 89%

dari anggota Skema Piramid (dalam contoh skema diatas ialah 108 orang dari 121

anggota) ditakdirkan untuk kehilangan uangnya.135

Mengenai Skema Piramid diatas, Andrias Harefa pernah mengemukakan

tiga hal sebagai berikut:

136

a. Skema ini menempatkan pesertanya sebagai pecundang (loser),

sejumlah besar pecundang membayar kepada sedikit pemenang

(winner). Hal ini sangat mirip, bahkan lebih kejam dari permainan judi

(terutama karena peserta tidak sadar dilibatkan dalam semacam

pertaruhan).

b. Perusahaan dan peserta (yang sadar maupun tidak sadar) harus menipu

orang yang mereka rekrut, sebab bila sistem ini dijelaskan secara logis

dan tuntas, tidak akan banyak orang yang berminat mengikutinya.

c. Sistem ini bersifat melawan hukum (ilegal) dan di banyak negara,

pemilik perusahaan dan peserta ditangkap, di denda, dan dipenjara

karena menjalankan sistem ini.

135Ibid. 136Andrias Harefa, op.cit., hlm. 86.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

G. Perspektif Hukum Sistem MLM

Legalitas sistem bisnis MLM pertama kali diakui di Amerika Serikat

melalui penyidikan dan investigasi resmi US FTC (United State Federal Trade

Commission) pada tahun 1978 di perusahaan Amway. Hakim Timoty melalui

penyidikan dan investigasi resmi menegaskan bahwa pola penjualan dan

pemasaran Amway (sebagai wakil dari perusahaan MLM yang sah) bukanlah pola

piramid. Pertimbangannya dijelaskan sebagai berikut:137

…the Amway system does not involve an 'investment' in inventory by a new distributor. A kit of sales literature costing only $15.60 is the only requisite. And that amount will be returned if the distributor decides to leave Amway. The Amway system is based on retail sales to consumers. Respondents have avoided the abuses of pyramid schemes by (1) not having a 'headhunting' fee; (2) making product sales a precondition to receiving the performance bonus; (3) buying back excessive inventory; and (4) requiring that products be sold to consumers. Amway's buyback, 70% and ten customer rules deter unlawful inventory loading. Amway is not in business to sell distributorships and is not a pyramid distribution scheme.

Pertimbangan diatas menyatakan bahwa Perusahaan Amway tidak

tergolong jenis piramid karena sistem Amway tidak melibatkan sebuah eksploitasi

investasi distributor baru. Sebuah starter kit yaitu peralatan untuk memasarkan

produk ke konsumen seharga $15,60 satu-satunya syarat yang diperlukan untuk

menjadi distributor Amway. Biaya tersebut akan dikembalikan apabila seorang

distributor Amway memutuskan untuk meninggalkan perusahaan. Sistem Amway

didasarkan pada penjualan retail (eceran) ke konsumen. Para petinggi Amway

(penanggung jawab perusahaan) telah menghindari penyalahgunaan Skema

Piramid karena: (1) tidak memberi komisi berdasarkan perekrutan; (2) penjualan

13793 F.T.C. 618, “In The Matter Of Amway Corporation, Inc.”, Final Order, Opinion, etc., In Regard To Alleged Violation Of The Federal Trade Commission Act.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

produk adalah prasyarat untuk menerima bonus kinerja; (3) membeli kembali

(garansi) persediaan produk distributor yang berlebihan; (4) mensyaratkan komisi

atau bonus akan diberikan apabila distributor dapat membuktikan bahwa produk

sungguh-sungguh telah dijual ke konsumen.

Pandangan hukum dalam menilai kelayakan sistem bisnis MLM

dinyatakan dengan menguji sifat sistem itu sendiri, apakah ia bersifat etis, logis

dan profesional.138 Hakim Timoty dalam pertimbangannya pada penyidikan dan

investigasi pemasaran Amway (wakil dari perusahaan MLM yang sah),

menyatakan sebagai berikut:139

138

Amway Is a Substantial Industrial Company. Amway's United States sales have grown from $4.3 million in 1963 to $169.1 million in 1976. Worldwide sales of Amway products in 1976 amounted to about $205 million. Amway employed over 1,500 persons in 1976 at its plant in Ada, Michigan, with an annual payroll of $19 million. The plant represents a capital investment of $56 million. In 1976, Amway paid over $60 million to its distributors, over $41 million for raw materials, and $11 million to third parties for transportation of Amway products.

All but a few of the regularline products sold under the Amway name are manufactured by Amway or its subsidiary, Nutrilite Products, Inc. Amway's plant and equipment are modern and efficient. Amway follows recognized industry standards of good manufacturing practice. It has a substantial research and development operation and expends generally as much per sales dollar as larger competitors in the personal care products field.

Amway's products have very high consumer acceptance. A market study in the record shows that of 37 brands of laundry detergent, Amway's product, with only a very small market share and no national advertising, was third in brand loyalty. Amway's dishwashing liquid soap led all 16 brands surveyed in consumer acceptance. In each of the markets for automatic dishwasher detergents, detergents for fine clothing, bleaches, rug cleaners, and laundry additives, Amway's products were second in brand loyalty. Professor Cady, a marketing specialist from the Harvard Graduate School of Business Administration, testified that:

http://www.profitclinic.com/MLM/whats-mlm/faq.html, diakses tanggal 08 Desember 2011.

13993 F.T.C. 618, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

What this means overall is that consumers are obviously well served by the products that Amway supplies them with. In fact, they are so well-served, in the face of a large number of available substitutes, they purchase Amway products to a degree which is almost unknown to other brands in the market.

Amway has achieved this consumer acceptance for its products while having no more than 1.7% of any market in which it competes and while spending a total of about two million dollars for advertising and sales promotion for the years 1972 through 1975, while its top five competitors were spending about 2.3 billion dollars for that purpose.

Amway, through its distributors, provides services to consumers not readily available when products are purchased at a retail store. Amway has a 100% moneyback guarantee which permits a customer who is not satisfied with an Amway product to return it with the choice of replacement, repair, credit, or refund of full purchase price. Distributors provide the service of home or commercial delivery at the time convenient to the customer, including weekends and evenings. Amway ditributors demonstrate and explain product use. Distributors perform water hardness tests and recommend the use of a dishwashing detergent for hard or soft water. Amway and its distributors provide advice for safe product use. Distributors leave sample products with customers for trial use before purchase.

Pertimbangan Hakim Timoty diatas antara lain menyatakan bahwa dalam

waktu kurang dari 20 tahun Amway telah berhasil mendirikan sebuah perusahaan

pabrikasi yang besar dengan sistem distribusi yang efisien (MLM), dan mampu

memperkenalkan produk-produk baru ke pasaran. Pelanggan mendapat

keuntungan dari penyediaan sumber baru tersebut dan memberikan reaksi dengan

cara menunjukkan kesetiaan terhadap produk Amway. Perusahaan Amway harus

dipahami sebagai wakil dari perusahaan MLM yang sah. Pengalaman sejarah

membukt ikan bahwa keberhasilan Amway telah mendorong tumbuhnya berbagai

perusahaan berbasis MLM di seluruh dunia. Keputusan 93 F.T.C. 618 (common

law) ini telah dijadikan landasan kukuh bagi perusahaan MLM yang sah untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

terus berkembang dan sekaligus membantu pemberantasan Skema Piramid di

Amerika Serikat.140

Menurut Andrias Harefa, untuk dapat menguji keabsahan bisnis MLM

harus didasarkan pada dua aspek. Aspek pertama mengenai rancangan yang

dikemukakan dalam dokumen perusahaan (marketing plan) harus jelas

menyatakan bahwa seseorang tidak mendapatkan komisi, bonus, atau

penghargaan jika ia membeli produk untuk dipergunakan secara pribadi. Aplikasi

dari tes ini adalah sama sekali tidak ada sesuatu yang salah atau ilegal dalam

konsumsi pribadi. Aspek kedua adalah dalam penerapan rencana dari marketing

plan tadi, bahwa seorang mitra dalam perusahaan MLM dapat memperoleh

komisi, bahkan tanpa melakukan sponsorisasi (perekrutan downline). Penerapan

marketing plan yang baik dan sah dari suatu perusahaan MLM adalah

menyediakan suatu peluang single level untuk memperoleh keuntungan bagi mitra

usaha yang memilih untuk tidak mensponsori orang lain. Kesempatan untuk

mendapat komisi tambahan jika seorang mitra mensponsori orang lain tetap ada

saat terjadi peningkatan penjualan (prestasi penjualan produk yang dilakukan

kelompok jaringan yang dibangunnya).

141

Aturan baku atau perundangan yang melindungi usaha MLM di Indonesia

sebelum tahun 2000 tidak mengenal aturan tentang izin usaha khusus. Penjualan

H. Legalitas Bisnis MLM di Indonesia Serta Kaitannya Terhadap Bisnis

Berkedok MLM

140Andrias Harefa, op.cit., hlm. 113-114. 141Ibid., hlm. 126-127.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Langsung (istilah formal yang digunakan untuk menyebut bisnis MLM) sebelum

tahun 2000 cukup menggunakan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang pada

masa itu merupakan surat izin untuk semua jenis usaha perdagangan di Indonesia.

SIUP dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang yaitu Departemen Perdagangan.

Tidak adanya pengaturan khusus dalam penyelenggaraan industri MLM sebelum

tahun 2000 telah memicu tumbuhnya berbagai jenis usaha ilegal berkedok MLM

yang banyak merugikan masyarakat secara finansial.

Penyelenggaraan bisnis DS-MLM di Indonesia kemudian mulai diatur

secara khusus oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI dengan terbitnya

Keputusan Menteri No. 73/MPP/Kep/3/2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha

Penjualan Berjenjang (IUPB). Ketentuan khusus tersebut kemudian sudah pernah

beberapa kali diganti, dan yang sekarang dipakai adalah Permendag No. 32/M-

DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan

Sistem Penjualan Langsung serta perubahannya pada Permendag No. 47/M-

DAG/9/2009, dan Permendag No. 55/M-DAG/PER/10/2009 tentang

Pendelegasian Wewenang Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung

kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Sejak diterbitkannya ketentuan khusus tersebut, perusahaan DS-MLM di

Indonesia selain harus memiliki surat izin yang bersifat umum, juga harus

memiliki surat izin khusus. Surat izin yang bersifat umum sebagaimana berlaku

pada semua kegiatan usaha di Indonesia meliputi: (a) Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), (b) Tanda Daftar Perusahaan (TDP), (c) Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP), sedangkan surat izin khusus adalah Surat Izin Penjualan

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Langsung (SIUPL). Perusahaan DS-MLM yang tidak memiliki SIUPL di

Indonesia dapat digolongkan sebagai perusahaan berkedok MLM.142

Masyarakat di Indonesia yang hendak bergabung dalam bisnis DS-MLM

harus berhati-hati saat memilih perusahaan DS-MLM. Cara yang paling aman

adalah dengan menanyakan ada tidaknya SIUPL di perusahaan DS-MLM yang

bersangkutan kepada pihak yang berwenang yaitu: (a) Kementrian Perdagangan

RI; Dirjen Perdagangan Dalam Negeri; Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran

Perusahan, (b) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan (c) Asosiasi

Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Ketiga lembaga tersebutlah yang paling

mengetahui perihal proses penerbitan SIUPL sehingga dianggap layak untuk

dimintai konfirmasi.

143

Penyelenggaraan industri bisnis MLM di Indonesia meskipun sudah diatur

dalam suatu aturan yang khusus, namun ternyata belum cukup efektif untuk

menghilangkan kesalahpahaman masyarakat terhadap bisnis MLM. Bisnis MLM

masih saja menuai pro dan kontra. Sebagian banyak masyarakat yang kurang

memahami perbedaan bisnis MLM dengan bisnis berkedok MLM cenderung

menyamaratakan keduanya, bahkan tidak sedikit yang sangat anti jika mendengar

kata MLM. Hal ini tidak terlepas dari lemahnya penegakan hukum pidana dalam

menanggulangi praktek bisnis berkedok MLM dan juga minimnya peran aktif

pemerintah. Tidak adanya pengaturan yang secara tegas melarang praktek-praktek

bisnis berkedok MLM akan selalu membuat masyarakat kesulitan dalam

memahami perbedaan antara bisnis MLM murni dengan bisnis berkedok MLM.

142R. Serfianto D. Purnomo, Iswi Hariyani, Cita Yustisia, op.cit., hlm 155. 143Ibid., hlm. 156.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Peran aktif pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang seluk-beluk dan

bahaya program Skema Piramid juga sangat dibutuhkan untuk meluruskan

kesalahpahaman masyarakat terhadap industri bisnis MLM, namun hal ini juga

sangat minim di Indonesia.144

Legalitas industri bisnis MLM di Indonesia tidak akan cukup diakui oleh

masyarakat apabila praktek bisnis berkedok MLM masih tetap marak. Penerbitan

pengaturan khusus dalam penyelenggaraan industri bisnis MLM di Indonesia yang

ditujukan untuk menyaring dan mencegah munculnya praktek-praktek ilegal

berkedok MLM dinilai masih mempunyai banyak kelemahan dan membutuhkan

penyempurnaan. Seperti yang diketahui hampir setiap tahun kasus-kasus penipuan

berkedok MLM selalu terjadi berulang kali, dan hal ini telah berlangsung selama

puluhan tahun di Indonesia. Akibatnya, masyarakat yang menjadi korban maupun

yang hanya mengetahui berita-berita kasus penipuan berkedok MLM melalui

media massa menjadi terpola untuk tidak lagi mempercayai industri bisnis MLM.

Hal ini dikuatkan pula oleh Jhon Tafbu Ritonga, seorang pengamat ekonomi dari

Universitas Sumatera Utara (USU), yang menyatakan bisnis berkedok MLM atau

money game baru berpengaruh pada industri bisnis MLM murni setelah bisnis

tersebut ditutup, “pada saat bisnis money game tersebut ditutup, pasar tentu sudah

jenuh, itu membuat perspektif masyarakat terhadap MLM menjadi buruk”.

145

Upaya konkrit yang selayaknya dilakukan pemerintah dan DPR dalam

menanggulangi hal tersebut adalah dengan menerbitkan Undang-Undang khusus

semacam Undang-Undang Anti-Piramid atau Undang-Undang Anti-Money Game.

144Edy Zaqeus, “Mengapa Orang ‘Mau Jadi Korban’ Money Game atau Skema Piramid?, loc.cit.

145http://www.medanbisnisdaily.com/, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Legalitas bisnis mlm di indonesia serta kaitannya dengan Bisnis berkedok MLM

Dengan adanya Undang-Undang khusus ini diharapkan dapat menjadi sarana

pencegahan dan pemberantasan praktek-praktek bisnis berkedok MLM. Hal yang

tidak kalah pentingnya bahwa dengan adanya Undang-Undang khusus tersebut,

kesalahpahaman masyarakat terhadap industri bisnis MLM dapat dihilangkan. Hal

ini tentu saja harus didukung oleh peran aktif pemerintah serta media massa dalam

menyosialisasikan pengetahuan tentang seluk-beluk dan bahaya program Skema

Piramid kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara