Ledakan Hama Tikus

14
1 Ledakan Hama Tikus di Perkebuan Kelapa Sawit dan Cara Penanggulangannya Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Perkebunan Kelapa Sawit Oleh : Andreas Maydian P. 201213056 Manajemen Logistik B Oleh : Andreas Maydian P. 201213056 Manajemen Logistik B Manajemen Logistik Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 2013

description

Tikus

Transcript of Ledakan Hama Tikus

Page 1: Ledakan Hama Tikus

1

Ledakan Hama Tikus di Perkebuan Kelapa Sawit

dan Cara Penanggulangannya

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Perkebunan Kelapa Sawit

Oleh :

Andreas Maydian P. 201213056

Manajemen Logistik B

Oleh :

Andreas Maydian P. 201213056

Manajemen Logistik B

Manajemen Logistik

Politeknik Kelapa Sawit

Citra Widya Edukasi

2013

Page 2: Ledakan Hama Tikus

2

Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ledakan Hama

Tikus di Perkebuan Kelapa Sawit dan Cara Penanggulangannya. Selain itu, penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman penulis yang telah mendukung

selama menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk menunjukkan ancaman dari ledakan hama

tikus di perkebunan kelapa sawit yang dapat merusak perkembangan kelapa sawit dan

merugikan pihak perkebunan sendiri. Tikus menjadi ancaman tersendiri bagi perkebunan

karena keberadaannya di perkebunan dapat menjadi suatu penghambat untuk menghasilkan

produksi kelapa sawit yang optimal. Maka dari itu, dibutuhkan suatu sistem yang

dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menanggulangi ledakan hama tikus di

perkebunan kelapa sawit. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang penyebab

ledakan hama tikus, akibat, dan cara pengendalian atau pengendalian hama tikus di

perkebunan sawit.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan keliruan baik dari

segi isinya maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritikan dan

saran yang diberikan dari para pembaca mengenai makalah ini. Semata-mata itu dilakukan

untuk memperbaiki makalah-makalah penulis selanjutnya.

Bekasi, 1 Januari 2013

Penulis

Page 3: Ledakan Hama Tikus

3

Daftar Isi

Cover .............................................................................................................................. 1

Pengantar ....................................................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

Bab 1 Pendahuuan ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Tujuan Makalah .............................................................................................. 5

1.4 Manfaat ........................................................................................................... 5

1.5 Batasan Masalah ............................................................................................. 5

1.6 Asumsi ............................................................................................................ 5

Bab 2 Pembahasan ........................................................................................................ 6

2.1 Penyebab Terjadinya Ledakan Hama Tikus ................................................... 6

2.2 Akibat Ledakan Hama Tikus .......................................................................... 7

2.3 Pengendalian Ledakan Hama Tikus................................................................ 8

Bab 3 Analisis dan Evaluasi ......................................................................................... 10

3.1 Analisis ........................................................................................................... 10

3.2 Evaluasi ........................................................................................................... 11

Bab 4 Penutup ............................................................................................................... 13

4.1 Simpulan ......................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................... 13

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 14

Page 4: Ledakan Hama Tikus

4

Bab 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Budidaya kelapa sawit merupakan salah satu bidang usaha yang menjanjikan saat ini.

Kelapa sawit menjadi komoditi yang memiliki prospek cerah dalam dunia perdagangan.

Perkebunan kelapa sawit sekarang semakin bertambah, bahkan di Indonesia sendiri, areal

perkebunan kelapa sawit adalah yang terluas di dunia diikuti oleh Malaysia. Agribisnis

kelapa sawit, baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan

tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi.

Kelapa sawit yang begitu menjadi primadona saat ini tidaklah mudah dalam

pembudidayaannya. Tuntutan kualitas produk dari pasar lokal maupun global menjadi suatu

pertimbangan pasar agar kelapa sawit dapat diterima dipasaran. Salah satu ancaman di

perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan kualitas produk yang baik adalah hama dan

penyakit. Hama dan penyakit menjadi penghambat dalam perkebunan kelapa sawit, terlebih

pada skala areal perkebunan kelapa sawit yang besar. Skala areal perkebunan kelapa sawit

yang semakin besar tentunya memperbesar terjadinya risiko ledakan hama dan penyakit

karena semakin besar areal akan mempersulit dalam pengawasan dan pemeliharaan terhadap

kelapa sawit dari ledakan hama dan penyakit.

Ledakan hama sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perkebunan kelapa sawit.

Kondisi lingkungan itu sendiri, seperti kelembaban atau pun curah hujan. Selain kondisi

lingkungan, sistem penanaman pada kelapa sawit juga dapat mempengaruhi. Ledakan hama

sendiri akan merusak pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan akan menjadi epidemi

(penyebab) penyakit. Bertolak dari masalah tersebut, penulis tertarik untuk membahas

ancaman hama yang terjadi di perkebunan kelapa sawit.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Mengapa terjadi ledakan hama pada perkebunan kelapa sawit?

1.2.2 Apa ancaman yang dapat ditimbulkan dari ledakan hama?

1.2.3 Apa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman ledakan hama?

Page 5: Ledakan Hama Tikus

5

1.3. Tujuan Makalah

1.3.1 Untuk mengetahui penyebab terjadinya ledakan hama di perkebunan kelapa

sawit.

1.3.2 Untuk mengetahui ancaman yang dapat ditimbulkan dari ledakan hama di

perkebunan kelapa sawit.

1.3.3 Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman

ledakan hama di perkebunan kelapa sawit.

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi penulis, untuk menjawab rasa ingin tahu penulis tentang ledakan hama

yang terjadi di perkebunan kelapa sawit dan sebagai pemenuhan tugas mata

kuliah Pengantar Perkebunan Kelapa Sawit.

1.4.2 Bagi masyarakat, makalah ini dapat dijadikan sebagai bacaan untuk

menambah pengetahuan mengenai ledakan hama dan cara penanganannya.

1.5. Batasan Masalah

Hama dalam makalah ini mencakup hama tikus. Dalam makalah ini, penulis hanya

akan membahas tentang ledakan hama tikus yang terjadi di perkebunan kelapa sawit.

1.6. Asumsi

Ledakan hama tikus dipengaruhi kondisi lingkungan dan mempengaruhi pertumbuhan

tanaman kelapa sawit.

Page 6: Ledakan Hama Tikus

6

Bab 2

Pembahasan

2.1 Penyebab Terjadinya Ledakan Hama Tikus

Ledakan hama menjadi masalah besar apabila kita sudah membicarakan tentang areal

perkebunan kelapa sawit dalam skala yang besar. Mengapa? Karena semakin luas areal

perkebunan maka akan semakin sulit pula pengendalian pertumbuhan tanaman kelapa sawit

itu sendiri. Pengendalian pertumbuhan tanaman yang semakin sulit tentunya akan

mempermudah terjadinya ledakan hama. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh

ledakan hama ini sudah sangat signifikan. Kerugian langsung berkaitan dengan turunnya

produktivitas. Kerugian tidak langsung adalah meningkatnya biaya produksi kebun yang

berupa penggunaan alat pengendali, seperti pestisida maupun tenaga yang digunakan.

Hama tikus adalah salah satu hama yang menjadi “momok” di perkebunan kelapa

sawit. Tikus menyerang tanaman sawit sejak dari pembibitan, bahkan ketika tanaman sawit

sudah memiliki buah, hama tikus tetap menjadi ancaman. Seperti yang kita ketahui bahwa

ledakan hama terjadi karena adanya faktor kondisi lingkungan berarti penyebab terjadinya

ledakan hama tikus salah satunya adalah kondisi lingkungan.

Menurut pertanian-1993.blogspot.com (http://pertanian-1993.blogspot.com/2011/12/

penanggulangan-hama-tikus.html, diakses 28 Januari 2013),

Perkembangan hama tikus sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dalam

hal ini faktor utama penentu perkembangan hama tikus adalah ketersediaan

makanan. Di daerah-daerah dengan musim hujan dan musim kemarau yang

tidak terlalu jauh berbeda sepanjang tahun, faktor ketersediaan makanan bagi

hama tikus tidak berbeda banyak, hasilnya kepadatan populasi hama tikus juga

dapat stabil. Di daerah-daerah yang jelas perbedaan antara musim hujan dan

musim kemarau, kepadatan populasi hama tikus tidak stabil. Di musin hujan,

bila persediaan makanan cukup populasi tikus akan berkembang pesat begitu

pula sebaliknya jika persediaan makanan bagi hama tikus tidak tersedia hama

tikus bahkan tidak dijumpai sama sekali.

Menurut Paska (http://hamavertebrata. blogspot.com/2012/07/pengendalian-hama-tikus-pada-

kebun.html, diakses pada 28 Januari 2013), “Beberapa faktor pendukung terhadap

keberadaan dan perkembangan populasi tikus, diantaranya :

1. Senantiasa tersedia makanan bagi tikus.

Page 7: Ledakan Hama Tikus

7

2. Keberadaan lahan kelapa sawit yang berdampingan dengan tanaman padi,

palawija, atau tanaman lainnya.

3. Adanya sumber air seperti saluran irigasi atau parit isolasi yang tergenang

air.”

Ternyata selain faktor kondisi lingkungan, ketersediaan makanan bagi hama tikus di

perkebunan kelapa sawit juga menjadi faktor terjadinya ledakan hama tikus. Hal tersebut

menandakan bahwa perkebunan kelapa sawit “menyediakan” ketersediaan makanan yang

melimpah untuk tikus. Perkembangan populasi tikus sangat dipengaruhi oleh tersedianya

makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air. Keberadaan atau

lokasi perkebunan yang berdampingan dengan kebun tanaman lainnya juga sangat

memungkinkan terjadinya ledakan hama tikus. Di samping itu, saluran irigasi atau parit

yang menjadi sarang bagi keberadaan tikus sekaligus menjadi sumber air bagi tanaman

sawit menjadi salah satu faktor pendukung keberadaan hama tikus.

2.2 Akibat Ledakan Hama Tikus

Alangkah baiknya apabila kita mengetahui indikator apa saja yang menjadi dasar

bahwa penyebab terjadinya kerugian atau kerusakan pada perkembangan tanaman kelapa

sawit adalah salah satunya karena ledakan hama tikus. Menurut oilpalm-mekarsari.com

(http://www.oilpalm-mekarsari.com/2011/06/tip-untuk-petani-kelapa-sawit-swadaya-bagian-

18-perlindungan-tanaman-pengendalian-hama/, diakses pada 28 Januari 2013), Indikator

yang menandakan terjadinya serangan hama tikus di kebun kelapa sawit, antara lain :

1. “Benih tanaman sawit di nursery, tikus memakan yang lunak bagian akar

atau bakal daun, hingga kecambah mati.

2. Menurut Paska (http://hamavertebrata. blogspot.com/2012/07/pengendalian-

hama-tikus-pada-kebun.html, diakses pada 28 Januari 2013), “Gejala

serangan pada pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam berupa

keratan pada pangkal batang. Serangan lebih lanjut dapat mencapai umbut

tanaman. Ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sempurna bahkan

tanaman dapat mati. Kerusakan pada pelepah dapat mengurangi hingga 20%

Tandan Buah Segar (TBS) pada satu tahun pertama.” Tanaman Belum

Menghasilkan (TBM), pada tanaman belum menghasilkan, tikus mulai

memakan bagian pelepah terbawah hingga putus seluruhnya. Kadang-kadang

Page 8: Ledakan Hama Tikus

8

tikus memakan bagian atas perakaran yang lunak dan menyebabkan

kematian.

3. Menurut Paska (http://hamavertebrata. blogspot.com/2012/07/pengendalian-

hama-tikus-pada-kebun.html, diakses pada 28 Januari 2013), “Serangan pada

bunga jantan mapun betina dapat terjadi apabila populasi tikus cukup tinggi

di lapangan. Serangan pada bunga akan mengakibatkan tidak terbentuknya

buah sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang relatiif besar. Gejala

serangan pada tandan berupa keratan pada Tandan Buah Segar (TBS).

Kemampuan seekor tikus dalam mengkonsumsi buah sawit adalah 6-14

gr/hari, atau setara dengan kehilangan sebesar 328-962 kg minyak

sawit/ha/thn, dengan tingkat populasi tikus 183-537 ekor/ha.” Tanaman

Menghasilkan (TM), tikus menjadi hama yang serius pada tanaman

menghasilkan, karena memakan buah masak dan buah mentah. Kadang

cirinya dapat dilihat pada brondolan yang jatuh di piringan sudah dalam

kondisi luka bekas gigitan tikus. [(TBM), (TM), penulis]”

Hama tikus ternyata sudah mulai menyerang tanaman kelapa sawit sejak masih

pembibitan hingga tanaman kelapa sawit menghasilkan buah. Indikator terjadinya serangan

oleh tikus pada tanaman kelapa sawit terlihat dengan adanya bekas keratan pada batang,

pangkal batang, pelepah, bahkan membuat bunga tidak berbentuk lagi. Tikus dapat

mengakibatkan tanaman sawit di nursery mati. Hal ini akan sangat merugikan bagi pihak

perkebunan karena menyebabkan penggagalan pembibitan. Selain itu, tikus juga memakan

pelepah pada TBM dan memakan buah pada TM hingga brondolan-brondolan terjatuh di

sekitar piringan pada tanaman kelapa sawit.

2.3 Pengendalian Ledakan Hama Tikus

Tikus yang menjadi salah satu ancaman di kebun sawit harus diambil tindakan

sesegera mungkin untuk meminimalisirkan kerugian yang dialami oleh kebun. Pihak kebun

harus meminiminalisirkan serangan tikus dengan melakukan berbagai macam pengendalian.

Menurut Paska (http://hamavertebrata. blogspot.com/2012/07/pengendalian-hama-tikus-pada-

kebun.html, diakses pada 28 Januari 2013), “Ada beberapa metode pengendalian hama tikus

pada tanaman perkebunan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Pengendalian Kultur Teknis

Prinsipnya adalah membuat lingkungan yang tidak mendukung bagi

kehidupan dan perkembangan populasi tikus.

Page 9: Ledakan Hama Tikus

9

Contoh : pengaturan pola tanam, waktu tanam, jarak tanam, dll.. Cocok pada

tanaman semusim, sangat susah diterapkan pada kebun kelapa sawit.

2. Sanitasi

Prinsip sanitasi adalah membersihkan sarang dan tempat persembunyian

tikus.

Sanitasi kebun dapat dilakukan terhadap :

a. Tumpukkan kayu sisa tebangan pohon-pohon tua pada areal bukaan baru

atau areal peremajaan.

b. Gulma di sekitar pertanaman dan tumpukan pelepah. Perlu diperhatikan

agar pembersihan ini tidak mengganggu kacangan penutup tanah (KPT).

3. Fisik-Mekanis

Prinsip pengendalian secara fisik adalah mengubah faktor lingkungan fisik

menjadi di atas atau di bawah batas toleransi tikus, sedangkan pengendalian

mekanis dengan menggunakan alat, seperti :

a. Perangkap; livetrap, deadtrap, snaptrap, breakbacktrap, pitfalltrap

b. Penghalang/barrier/proofing

c. Berburu, blanketing, krompyangan, gropyokan (pemburuan secara

massal)

4. Pengendalian biologis (musuh alami)

4.1 Predator, seperti burung hantu (Tyto alba), kucing (Felis catus), ular

sawah (Ptyas koros). Predasi terhadap tikus dapat digambaran sebagai

berikut: Aves (10) > Mamalia (4) > Reptilia (1). Predator tikus yang

lain, seperti anjing (Canis familiaris), musang (Paradoxurus

hermahroditus), dan garangan (Herpestes javanicus).

4.2 Patogen, seperti Protozoa (Sarcocystis singaporensis), bakteri

(Trypanosoma evansi), dan nematoda (Nippostrongilus brassiliensis)

5. Pengendalian Kimiawi

a. Umpan beracun (rodentisida)

b. Fumigan (asap beracun)

c. Atraktan dan repelen

d. Kemosterilan (bahan pemandul)”

Banyak cara yang tersedia dalam mengendalikan hama tikus. Namun tidak semua cara baik

dilakukan dan pengendalian hama tikus di kebun sawit harus sesuai dengan prosedur agar

sistem dari pengendalian tidak mengganggu perkembangan tanaman kelapa sawit itu sendiri.

Page 10: Ledakan Hama Tikus

10

Bab 3

Analisis dan Evaluasi

3.1 Analisis

Hama merupakan salah satu ancaman bagi perkembangan tanaman, dalam makalah ini

tanaman sawit, selain penyakit tanaman. Banyak jenis hama yang ada di kebun sawit, antara

lain berbagai jenis ulat dan hewan. Tikus merupakan salah satu hewan pengerat yang menjadi

musuh bagi perkebunan kelapa sawit.

Populasi tikus yang semakin banyak akan semakin mengganggu dan merugikan

perkebunan. Populasi tikus itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan ketersediaan

makanan. Kondisi lingkungan yang mendukung, terutama dimusim penghujan. Selain itu,

keberadaan atau lokasi perkebunan yang berdekatan dengan lahan persawahan akan

memungkinkan terjadinya serangan mendadak dari tikus setelah terjadinya masa panen di

areal persawahan. Hal tersebut terjadi karena tikus akan mencari tempat migrasi baru untuk

memenuhi ketersediaan makanannya setelah akhir masa panen di persawahan. Ketersediaan

makanan, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air akan mempercepat

populasi tikus.

Tikus menyerang tanaman kelapa sawit terlihat dengan tanda-tanda bekas keratan dari

kukunya, baik pada batang, pangkal batang, pelepah, bahkan membuat bunga tidak berbentuk

lagi. Tikus menyerang mulai dati persemaian hingga ke tanaman menghasilkan. Hama tikus

dapat menyebabkan kematian pada tanaman muda, sehingga memerlukan tambahan biaya

bibit dan tenaga kerja, serta menyebabkan tertundanya masa panen. Menurut kliniksawit.com

(http://kliniksawit.com/hama-sawit/tikus.html, diakses 28 Januari 2013), “Selain itu,

perlukaan buah akibat keratan tikus dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam

minyak sawit, serta mendorong berkembangnya jamur-jamur saprofitik yang selanjutnya

akan membusukkan buah dan tandan di pohon.”

Tentunya hal ini akan sangat merugikan bagi pihak perkebunan. Kerugian tentunya

sangat berkaitan dengan target produksi yang tidak tercapai dengan optimal karena serangan

dari hama tikus tersebut. Produksi kelapa sawit (TBS) yang tidak tercapai tentunya akan

berimbas pada konsumen, dalam hal ini pabrik, karena pabrik membutuhkan TBS untuk

diolah menjadi CPO.

Seperti yang diketahui bahwa secara umum, sistem kerja di pabrik berangsur secara

terus-menerus. Jadi apabila pasokan TBS tidak mencapai seperti yang diinginkan pihak

Page 11: Ledakan Hama Tikus

11

pabrik, maka produksi CPO akan terganggu dan tidak akan tercapai. Maka dari itu, peranan

kebun sangat diperlukan agar produksi TBS dapat tercapai dengan optimal sehingga pabrik

pun dapat memenuhi target produksi CPO-nya. Masalah hama tikus tersebut seharusnya

dikendalikan sebaik mungkin dengan berbagai sistem pengendalian hama yang sudah tersedia

di kebun untuk meminimalisir kemungkinan serangan hama yang semakin besar.

Sistem atau metode pengendalian hama banyak tersedia di perkebunan sawit. Tikus

termasuk hama yang agak sulit dikendalikan karena hama ini mempunyai indra penciuman,

peraba dan pendengaran yang tajam, gerakan untuk melakukan kegiatan dimalam hari

terutama dituntun oleh misai dan bulu-bulu yang tumbuh panjang. Pengendalian kultur

teknis, sanitasi, fisik-mekanis, pengendalian biologis, dan pengendalian kimiawi adalah cara-

cara yang dapat diterapkan guna memerangi ancaman hama tikus di perkebunan sawit.

3.2 Evaluasi

Serangan dari hama tikus terhadap perkebunan kelapa sawit harus bisa dikendalikan

secepat mungkin agar serangannya tidak meluas yang akan mengakibatkan kerugian yang

berkelanjutan. Tikus termasuk hama yang agak sulit dikendalikan karena hama ini

mempunyai indra penciuman, peraba, dan pendengaran yang tajam. Oleh karena itu, dalam

mengendalikan hama tikus diperlukan suatu strategi dengan metode konsep pengendalian

hama terpadu yaitu memamfaatkan semua teknik yang kompatibel dalam suatu sistem yang

harmonis untuk mempertahankan produksi kelapa sawit di perkebunan.

Banyak cara pengendalian yang dilakukan. Cara pengendalian dengan membersihkan

sarang dan tempat persembunyian tikus disebut sanitasi. Terdapat juga metode pengendalian

yang disebut teknik fisik-mekanis. Fisik-mekanis merupakan gabungan semua cara fisik

untuk membunuh tikus seperti dengan pukulan, diburu dengan anjing, menggunakan

perangkap, penggunaan pagar plastik. Cara ini biasanya lebih berhasil apabila dilaksanan

secara massal atau grapyokan.

Selain itu, terdapat juga pengendalian secara biologis atau musuh alami yang

menggunakan hewan predator tikus, seperti ular dan burung hantu. Metode pengendalian

secara kimiawi lebih kepada penggunaan zat-zat kimia yang bersifat racun bagi kehidupan

tikus.

Dari sekian banyak metode pengendalian yang ada, menurut penulis cara pengendalian

yang cocok adalah penggabungan antara sistem sanitasi dan pengendalian secara biologis.

Mengapa? Karena sistem sanitasi bertujuan membersihkan semak-semak dan rerumputan,

membongkar liang serta sarang serta tempat perlindungan lainnya. Penerapan sistem seperti

Page 12: Ledakan Hama Tikus

12

ini akan sangat membantu karena dengan lingkungan yang bersih tikus merasa kurang

mendapatkan perlindungan sehingga tikus akan pindah ke tempat lain yang lebih aman.

Sedangkan metode pengendalian secara biologis dapat menggunakan hewan-hewan

predator hama tikus, seperti burung hantu dan ular. Tikus merupakan salah satu hewan

nokturnal, yaitu hewan yang aktif melakukan kegiatan di luar sarang atau persembunyiannya

pada malam hari. Jadi, hewan-hewan seperti burung hantu dan ular sangat membantu,

terutama burung hantu. Burung hantu dinilai sangat efektif dan efisien untuk menanggulangi

hama tikut. Ketika malam hari disaat tikus menyerang perkebunan, burung hantu dapat saja

menjadi predator yang siap memangsa tikus ketika melakukan aksinya.

Metode pengendalian secara kimiawi memang secara fisik sangat efektif dalam

menanggulangi serangan hama tikus, namun disisi lain racun tikus (rodentisida) yang

digunakan dapat membuat percemaran bagi lingkungan dan dianggap tidak ekonomis.

Sedangkan untuk metode fisik-mekanis pada areal perkebunan kelapa sawit yang luas

sangatlah tidak efektif karena pada metode ini dibutuhkan tenaga kerja tambahan berupa

manusia yang akan melakukan pengawasan selama melakukan metode tersebut. Jadi,

menurut penulis metode pengendalian yang efektif dan efisien di areal perkebunan kelapa

sawit yang luas adalah metode sanitasi dan metode secara biologis.

Page 13: Ledakan Hama Tikus

13

Bab 4

Penutup

4.1 Simpulan

Ledakan hama tikus di perkebunan kelapa sawit disebabkan berbagai faktor, antara

lain kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan. Tikus akan mencari tempat yang mampu

menyediakan kebutuhan pangannya. Serangan dari hama tikus dapat menyebabkan kerusakan

atau pun kerugian bagi pihak perkebunan. Kerusakan ditujukan kepada tanaman sawit

sendiri, pertumbuhan sawit akan terganggu bahkan mati karena tikus mampu memakan buah

yang sebenarnya menjadi komoditas utama produksi perkebunan. Selain itu, keratan tikus

mampu meningkatkan asam lemak bebas pada buah sawit. Kerugian sendiri berkaitan dengan

hasil produksi yang dicapai perkebunan tidak akan optimal.

Banyak cara yang tersedia dalam menanggulangi hama tikus di perkebunan kelapa

sawit, antara lain metode sanitasi, metode biologis (musuh alami), metode fisik-mekanis, dan

metode kimiawi. Namun, cara yang penulis anggap palinga baik adalah penggabungan antara

metode sanitasi dan metode biologis.

4.2 Saran

Hama tikus adalah hama yang sangat aktif pada malam hari. Selain itu, hama ini juga

sangat peka karena memiliki indera penciuman, peraba, dan pendengaran yang tajam. Jadi,

penanggulangan hama tikus di perkebunan kelapa sawit haruslah memakai sistem dan strategi

yang baik. Dalam penanggulangan juga haruslah mengerti tentang pemahaman terhadap

hama tikus dan teknologi pemberantasan hama tersebut. Setalah memahami, hendaknya kita

juga harus selalu melakukan penerapan sesuai prosedur dan pengawasan yang efektif agar

metode pengendalian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Semua pihak dalam

perkebunan harus mampu bekerja sama dalam memberantas hama tikus, setidaknya

meminimalisir serangan hama tikus yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kerugian bagi

perkebunan.

Page 14: Ledakan Hama Tikus

14

Daftar Pustaka

Kliniksawit.com. Tikus. http://kliniksawit.com/hama-sawit/tikus.html. Diakses 28 Januari

2013.

Oilpalm-mekarsari.com. 2011. Perlindungan Tanaman – Pengendalian Hama.

http://www.oilpalm-mekarsari.com/2011/06/tip-untuk-petani-kelapa-sawit-swadaya-

bagian-18-perlindungan-tanaman-pengendalian-hama/. Diakses 28 Januari 2013.

Paska, Eli Siahaaan, S.P.. 2012. Pengendalian Hama Tikus Pada Kelapa Sawit.

http://hamavertebrata.blogspot.com/2012/07/pengendalian-hama-tikus-pada-kebun.html.

Diakses 28 Januari 2013.

Pertanian-1993.blogspot.com. 2011. Penanggulangan Hama Tikus. http://pertanian-1993.

blogspot.com/2011/12/penanggulangan-hama-tikus.html. Diakses 28 Januari 2013.