Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

download Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

of 37

Transcript of Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    1/37

    LBM 2: SEDIH DAN INGIN BUNUH DIRI

    Step 1:

    Sindroma depresio Kumpulan gejala yang menunjukkan seseorang mengalami depresio Bentuk dari depresi menurunnya semangat, kualitas hidup, nafsu makan, dan susah tidur

    (ADL menurun)

    Amitriptylineo Obat anti depresan golongan tricyclic, yang bekerja pada sel saraf otak menghambat

    reuptake neurotransmitter

    Step 2:

    1. Mengapa bisa terjadi perubahan perasaan? Sedih dan kehilangan minat pada pasien?2. Mengapa pasien ini mencoba bunuh diri? Bagaimana mekanisme pembentukan keinginan bunuh

    diri?

    3.

    Mengapa timbul sindroma depresi pada pasien ini?4. Macam sindroma depresi?5. Apa saja macam dari gangguan mood afektif?6. Fungsi dari obat amitriptyline pada pasien? FD dan FK?7. Bagaimana hubungan riwayat di PHK dan keluhan sekarang?8. Mekanisme gangguan tidur?9. Etiologi seseorang mengalami depresi?Step 3:

    1. Mengapa bisa terjadi perubahan perasaan? Sedih dan kehilangan minat pada pasien? Muncul stressor/picuan direspon dan dipersepsikanmempengaruhi amibiogenik system

    otak dan neurotransmitter penurunan neurotransmitter (norepinefrin dan serotonin)

    dorongan limbic systemmemberikan perasaan tertentu pada seseorang (+/-)

    Serotonin dibentuk di raphe nuclei dikeluarkan mengalami proyeksi dipencarkan kefrontal, ganglia basal, nuclei supra chiasm, limbic, hypothalamus adanya gangguan

    penerimaan di reseptormuncul gangguan sesuai lokasi reseptornya

    o Frontal perubahan moodo Ganglia basal obsesif kompulsifo Nuclei supra chiasm gangguan irama tidur seseorang dan temperaturo Limbic cemas dan panico Hypothalamus nafsu makan terganggu (+/-)

    Ada hubungan antara norepinefrin dan serotonin kerjanya sinergis????? Proses pembentukan norepinefrin dipengaruhi oleh dopamine sebagai pembentuk????? Hipotesa

    o Bila serotonin dilepas paling banyak mengenai nuclei supra chiasm2. Mengapa pasien ini mencoba bunuh diri? Bagaimana mekanisme pembentukan keinginan bunuh

    diri?

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    2/37

    Stressor social (PHK) tidak bisa mengatasi stressor menimbulkan sindroma depresi bilagejala masih sedikit depresi minor/ringan bila masih belum bisa adaptasi depresi mayor

    keinginan untuk bunuh diri

    Tindakan bunuh diri ide yang muncul akibat adanya persepsi kondisi depresi yang takterpecahkan kadang keinginan ini hilang timbul

    o Penelitian yg adamenunjukkan bunuh diri banyak dikaitkan dengan neurotransmitter adanya penurunan serotonin di reseptor 5HT1 diperiksa dalam LCS

    o Gangguan metabolism serotonin 5HIAA (hydroxyl indol acetic acid) penurunan di LCS perubahan semua proyeksi serotonin bila sampai gangguan proyeksi sampai di

    medulla spinalis penurunan system sensorik

    o Cari reseptor serotonin di medulla spinalis!!o Efek kadar makanan/minuman yang mengandung zat aktif yang dapat meningkatkan

    kadar serotonin!!

    3. Mengapa timbul sindroma depresi pada pasien ini? Adanya munculnya persepsi negative setelah mendapatkan PHK dari pekerjaannya

    memunculkan sindroma depresi

    Pekerjaan merupakan salah satu ADL bila kehilangan pekerjaan tubuh kompensasipertahanan jiwa mencari pekerjaan baru namun kadang responnya negative

    memunculkan aksi yang tidak seharusnya contoh malas-malasan

    4. Macam depresi? F32 PPDGJ

    o Episode depresi ringan 2 dari 3 gejala utama dan 2 gejala tambahan kurang dari 2 minggu

    o Episode depresi sedang 2 dari 3 gejala utama dan 3-4 gejala tambahan min 2 minggu

    o Episode berat tanpa gejala psikotik 3 gejela utama dan 4 gejala tambahan --> min 2 minggu

    o Episode berat dengan gejala psikotik (mana dulu psiko sm depresi?) Disertai dengan waham

    o Episode lainnya YTT Gejala depresi:

    o Utama: Afek depresi Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energymudah lelah dan penurunan aktifitas

    o Tambahan: Gangguan konsentrasi Kurang percaya diri Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna Memiliki pandangan masa depan yang suram dan pesimistis Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri Gangguan tidur Nafsu makan menurun

    5. Apa saja macam dari gangguan mood afektif?

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    3/37

    Keadaan afektif corak perasaan yang sifatnya menetap dan berlangsung lebih lamao Hipertimia afektif yang meninggi (gembira diluar batas) euphoria

    Mood tonus emosional yang bertahan yang dapat dilihat dalam sebagai suatu kesinambungano Mood disphoric tidak menyenangkano Mood eutimic dalam rentang normalo Ekspansi moodmood yg meluap-luap atau berlebihano Irritable mood sensitifitas seseorang (mudah marah)o Elevate moodmood yg meninggio Euphoria mood perasaan kebesarano Depresi mood depresi secara berlebihano Alecsitimia mood tidak bisa menggambarkan mood yang dirasakan orang lain

    6. Macam sindroma depresi? Sindroma Depresi:

    o Melankolik tidak percaya diri, penakuto Vegetatif keluar banyak keringato Psikogenik kemampuan psikis yang berkurang, kelalaian psikis yang tidak menonjolo Involusi remming, keluhan secara berlebihan

    7. Fungsi dari obat amitriptyline pada pasien? FD dan FK? Menghambat penghancuran serotonin oleh enzyme monolanin oxidase jumlah aminergic

    neurotransmitter di SSP meningkat\

    FD elevasi mood anti muscarinic pada system saraf otonom mulut kering dan tensiturunmenimbulkan hipotensi orthostatic dan infarct myocardia dan presipitasi gagal jantung

    8. Bagaimana hubungan riwayat di PHK dan keluhan sekarang?9. Mekanisme gangguan tidur?10.Etiologi seseorang mengalami depresi?

    STEP 4 MAPPING

    STEP 7

    1. Mengapa bisa terjadi perubahan perasaan? Sedih dan kehilangan minat pada pasien?o Sistem limbic mencakup berbagai struktur baik di korteks maupun subkorteks otak/

    sistem limbic

    a. Amigdala: mengatur agresi, emosi, dan libidob. Hipokampus: daya ingat jangka panjangc. Girus parahipokampus: membentuk memori spasiald. Girus singulatus: memproses atensie. Fornix: membawa sinyal dari hipokampus menuju corpus mamilaria dan nucleus septalf. Hipotalamus: pusat pengendalian otonom, hormon, suhu, lapar/haus, emosi dan perilakug. Thalamus: pusat relay sensorik

    o Jalur frontal-subkortikal

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    4/37

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    5/37

    Manifestasi gangguan kognitif:

    http://eprints.undip.ac.id/28991/1/Andy_Tampubolon_Tesis.pdf

    o Ada hubungan antara norepinefrin dan serotonin kerjanya sinergis?????

    http://www.springerimages.com/Images/RSS/1-10.1007_s10545-009-1054-7-0

    http://eprints.undip.ac.id/28991/1/Andy_Tampubolon_Tesis.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/28991/1/Andy_Tampubolon_Tesis.pdfhttp://www.springerimages.com/Images/RSS/1-10.1007_s10545-009-1054-7-0http://www.springerimages.com/Images/RSS/1-10.1007_s10545-009-1054-7-0http://www.springerimages.com/Images/RSS/1-10.1007_s10545-009-1054-7-0http://eprints.undip.ac.id/28991/1/Andy_Tampubolon_Tesis.pdf
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    6/37

    https://compgen.bio.ub.es/intranet/datasets/proteomics/REFSEQ/KEGG/map00400.gif

    https://compgen.bio.ub.es/intranet/datasets/proteomics/REFSEQ/KEGG/map00400.gifhttps://compgen.bio.ub.es/intranet/datasets/proteomics/REFSEQ/KEGG/map00400.gifhttps://compgen.bio.ub.es/intranet/datasets/proteomics/REFSEQ/KEGG/map00400.gif
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    7/37

    Fenilalanina adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada makanan, biasa

    disingkat dengan Phe atau F, yang bersama-sama dengan asam amino tirosin (Tyr, Y) dan

    triptofan (Trp, W) merupakan kelompok asam amino aromatik yang memiliki cincin benzena.

    Fenilalanina bersama-sama dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang berfungsi

    sebagai penghantar atau penyampai pesan (neurotransmitter) pada sistem saraf otak.

    Proses pembentukan norepinefrin dipengaruhi oleh dopamine sebagai pembentuk?????

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    8/37

    http://what-when-how.com/neuroscience/neurotransmitters-the-neuron-part-4/

    http://what-when-how.com/neuroscience/neurotransmitters-the-neuron-part-4/http://what-when-how.com/neuroscience/neurotransmitters-the-neuron-part-4/http://what-when-how.com/neuroscience/neurotransmitters-the-neuron-part-4/
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    9/37

    Hipotesao Bila serotonin dilepas paling banyak mengenai nuclei supra chiasm

    o2. Mengapa pasien ini mencoba bunuh diri? Bagaimana mekanisme pembentukan keinginan bunuh

    diri?

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    10/37

    Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan.

    Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk

    mewujudkan keinginan tersebut.

    Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif akibat dari

    gangguan konsep diri: harga diri rendah.

    Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri

    dengan tujuan mengakhiri hidup.

    Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan

    yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.

    Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan

    dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk

    memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008)

    Respon maladaptif antara lain :

    Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis.Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah, karena merasa

    tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat sudah tidak berguna lagi, tidak mampu

    mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang membantu.

    Kehilangan, ragu-raguIndividu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal dan kecewa

    jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian,

    perpisahan individu akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhirdengan bunuh diri.

    Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri :

    Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan

    hubungan yang berarti.

    Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-nininghaia-6277-2-babii.pdf

    Serotonin

    Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri,hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini

    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-nininghaia-6277-2-babii.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-nininghaia-6277-2-babii.pdfhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-nininghaia-6277-2-babii.pdf
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    11/37

    mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor

    serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan syaraf pusat.

    Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin yangberproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus

    tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama dengan

    norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Serotonin

    menghambat perilaku agresif pada mamalia dan reptilia.

    Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakupansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan

    makan.

    Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistemserotonin tersebut.

    Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengaturstatus mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan

    libido.

    Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan fungsiseksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive compulsive disorder

    (OCD)

    Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang: halusinasi Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat pencitraan otak

    terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi

    berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan

    depresi.

    Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal dantemporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar serotonin

    rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri.

    Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi.Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan moodpada pasien depresi yang remisi dan

    individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    12/37

    eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan

    gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi

    sekunder akibat berkurangnya triptofan.

    Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering terjadi pada

    penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.

    Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis.Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai dengan

    penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin

    prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya gangguan serotonin pada

    depresi.

    Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin pusat(5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi appetitive tetapi juga

    untuk manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan dari studi neurobiologis,

    molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan model integratif peran 5-HT fungsi

    dalam sindrom bulimia.

    o Cari reseptor serotonin di medulla spinalis!!

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    13/37

    http://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+ser

    otonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l1

    5vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=r

    eseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=false

    http://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+se

    rotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOke

    YVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=

    reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=false

    Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan

    berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis

    medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan penghambat

    jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem syaraf yang lebih

    tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga

    menyebabkan tidur (Guyton 1997: 714).

    o Efek kadar makanan/minuman yang mengandung zat aktif yang dapat meningkatkankadar serotonin!!

    Contoh makanan mengadung tirosin: coklat. Keju umumnya mengandung triptofan dan tirosin 3 kali lebih banyak dari susu. Gandum, telur, oat,

    Efekmeningkatkan mood, daya ingat, dll.

    3. Mengapa timbul sindroma depresi pada pasien ini?Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalam perjalanan proses kematangan

    dari emosi sehingga definisi depresi adalah sebagai berikut: (1) pada keadaan normal merupakan

    gangguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas,

    menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis,

    merupakan ketidakmauan ekstrim untuk bereaksi terhadap rangsangan disertai menurunnya nilaidiri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, dan putus asa.

    Sindrom depresi merupakan kelompok yang luas dari gangguan psikiatri yang ditandai dengan

    kehilangan minat, merasa tak berdaya, perasaan bersalah, sulit berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan,

    dan berpikiran untuk mati dan bunuh diri, yang dapat mengakibatkan gangguan pada hubungan

    interpersonal, fungsi sosial, dan fungsi pekerjaan.

    http://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=8UIIJRjz95AC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=_kwjlkLi60&sig=eOyN_t6vSOXmPOkeYVFwC6o2rKo&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA92&lpg=PA92&dq=reseptor+serotonin+di+otak+medulla+spinalis&source=bl&ots=UBWrRn5jri&sig=jm6Ue35ziIC7pW6l15vY_QqZ_bQ&hl=en&sa=X&ei=zJlLUbi7B4OKrgfK3oCQAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=reseptor%20serotonin%20di%20otak%20medulla%20spinalis&f=false
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    14/37

    Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

    http://cyberpsy.tripod.com/P33.htm

    http://cyberpsy.tripod.com/P33.htmhttp://cyberpsy.tripod.com/P33.htmhttp://cyberpsy.tripod.com/P33.htm
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    15/37

    4. Macam depresi?Menurut PPDGJ III, gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) dibagi menjadi:

    F30 EPISODE MANIK

    Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalamjumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.

    Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal (yang pertama), termasuk

    gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal. Jika ada episode afektif (depresi,

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    16/37

    manik atau hipomanik) sebelumnya atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif

    bipolar. (F31).

    F30.0 Hipomania

    Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek yang meninggi atauberubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya

    beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat intensitas dan yang bertahan

    melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia (F34.0), dan tidak disertai halusinasi

    atau waham.

    Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuaidengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh,

    maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.

    F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik

    Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampaimengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa

    dilakukan.

    Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadiaktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang

    berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ grandiose ideas dan terlalu optimistik.

    F30.2 Mania Dengan Gejala Psikotik

    Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1 (mania tanpagejala psikotik).

    Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadiwaham kebesaran (delusion of grandeur), irritabilitas dan kecurigaan menjadi

    waham kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengankeadaan afek tersebut (mood congruent).

    F30.8 Episode Manik Lainnya

    F30.9 Episode Manik YTT

    F31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    17/37

    Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode)dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu

    terdiri dari peningkatan afek disertai penmbahan energi dan aktivitas (mania atau

    hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan

    energi dan aktivitas (depresi).

    Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

    Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan beralngsung antara 2 minggu

    sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata

    sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut.

    Kedua macam episode itu seringkali terajadi setelah peristiwa hidup yang penuh

    stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakan

    diagnosis). Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif.

    Tidak termasuk: gangguan bipolar, episode manik tunggal (F30).

    F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0); dan(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,

    depresif atau campuran) di masa lampau.

    F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala

    psikotik (F30.1); dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,depresif atau campuran) di masa lampau.

    F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala

    psikotik (F30.2); dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,depresif atau campuran) di masa lampau.

    F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    18/37

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan

    (F32.0) ataupun sedang (F32.1); dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik ataucampuran di masa lampau.

    F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat

    tanpa gejala psikotik (F32.2); dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik ataucampuran di masa lampau.

    F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat

    dengan gejala psikotik (F32.3); dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik ataucampuran di masa lampau.

    F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomani, dan

    depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/

    hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode

    penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu);

    dan

    (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, ataucampuran di masa lampau.

    F31.7 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Dalam Remisi

    Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulanterakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif

    hipomanik, manik, atau campuran dimasa lampau dan ditambah sekurangnya satu

    episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).

    F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    19/37

    F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

    F32 EPISODE DEPRESIF

    Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ): Afek depresif Kehilangan minat dan kegembiraan, dan Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa

    lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

    Gejala lainnya :(a) Kosentrasi dan perhatian berkurang(b) Harga diri dan kepercayaan berkurang(c)

    Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    (d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis(e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.(f) Tidur terganggu(g) Nafsu makan berkurang

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masasekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih

    pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

    Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2)hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif

    berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif

    berulang (F33.-)

    F32.0 Episode Depresif Ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas; Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g).

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.Karakter kelima: F32.00 = Tanpa gejala somatik

    F32.01 = Dengan gejala somatik

    F32.1 Episode Depresif Sedang

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    20/37

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episodedepresi ringan (F30.0);

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya; Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan

    urusan rumah tangga.

    Karakter kelima: F32.10 = Tanpa gejala somatik

    F32.11 = Dengan gejala somatik

    F32.2 Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik

    Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus

    berintensitas berat.

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak

    gejalanya secara rinci.

    Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat

    masih dapat dibenarkan.

    Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, akan tetapi jikagejala sangat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

    menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

    Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atauurusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

    F32.3 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

    Episode Depresi Berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide

    tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa

    bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa

    suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.

    Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

    Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak

    serasi dengan afek (mood congruent).

    F32.8 Episode Depresif Lainnya

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    21/37

    F32.9 Episode Depresif YTT

    F33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

    Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan (F32.0), episode depresif sedang (F32.1), episode depresif berat (F32.2 dan F32.3).Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya

    lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.

    Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yangmemenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).

    Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat daripeninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0)

    segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh

    tindakan pengobatan depresi).

    Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecilpasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia

    lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).

    Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskanoleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain (adanya stress

    tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

    F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan

    (b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selamaminimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    Karakter kelima: F33.00 = Tanpa gejala somatik

    F33.01 = Dengan gejala somatik

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    22/37

    F33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.1); dan

    (b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selamaminimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    Karakter kelima: F33.10 = Tanpa gejala somatik

    F33.11 = Dengan gejala somatik

    F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a)

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episodesekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala

    psikotik (F32.2); dan

    (b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selamaminimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala

    psikotik (F32.3); dan

    (b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selamaminimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini Dalam Remisi

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi masa

    lampau, tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk

    episode depresif dengan derajat keparahan apa pun atau gangguan lain apa pun

    dalam F30-F39; dan

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    23/37

    (b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selamaminimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.8 Gangguan Depresif Berulang Lainnya

    F33.9 Gangguan Depresif Berulang YTT

    F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) MENETAP

    F34.0 Siklotimia

    Ciri esensial adalah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan), meliputibanyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang

    cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar

    (F31.-) atau gangguan depresif berulang (F33.-). Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk mana

    pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).

    F34.1 Distimia

    Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernahatau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang

    ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1).

    Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.

    Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutansuatu episode depresif tersendiri (F32) dan berhubungan dengan masa berkabung

    atau stres lain yang tampak jelas.

    F34.8 Gangguan Afektif Menetap Lainnya

    Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau tidakberlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (F34.0) atau distimia(F34.1), namun secara klinis bermakna.

    F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT

    F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) LAINNYA

    F38.0 Gangguan Afektif Tunggal Lainnya

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    24/37

    F38.00 = Episode afektif campuranEpisode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu yang bersifat

    campuran atau pergantian cepat (biasanya dalam beberapa jam) antara gejala

    hipomanik, manik dan depresif.

    F38.1 Gangguan Afektif Berulang Lainnya

    F38.10 = Episode depresif singkat berulangEpisode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan selama satu

    tahun yang lampau.

    Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu (yang

    khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi kriteria

    simtomatik untuk episode depresif ringan, sedang atau berat (F32.0, F32.1, F32.2).

    F38.8 Gangguan Afektif Lainnya YTT

    Merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif yang tidak memenuhi kriteria untukkategori mana pun dari F30-F38.1 tersebut diatas.

    F38.9 Gangguan Afektif YTT

    Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir jika tak ada istilah lain yang dapatdigunakan.

    Termasuk: psikosis afektif YTT.5. Apa saja macam dari gangguan mood afektif?

    o

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    25/37

    o

    o

    o

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    26/37

    o

    o- Mania subakut- Mania akut-

    Mania disertai delirium atau kekecauan mental.

    Mengenal Perilaku Abnormal

    o By Dr. A. Supratiknyao http://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+g

    angguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl

    =en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gang

    guan%20afektif&f=false

    http://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=_Ucx_BDn_f4C&pg=PA67&lpg=PA67&dq=macam+gangguan+afektif&source=bl&ots=P1HRKMPCff&sig=f5F7wrfo5TAQFEyYPWeaaDbPtYg&hl=en&sa=X&ei=caNLUf_xOMnprAed6IHICg&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20gangguan%20afektif&f=false
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    27/37

    6. Macam sindroma depresi?o Gejala-gejala depresi terdiri dari gangguan emosi (perasaan sedih, murung, iritabilitas,

    preokupasi dengan kematian), gangguan kognitif (rasa bersalah, pesimis, putus asa,

    kurang konsentrasi), keluhan somatik (sakit kepala, keluhan saluran pencernaan, keluhan

    haid), gangguan psikomotor (gerakan lambat, pembicaraan lambat, malas, merasa tidakbertenaga), dan gangguan vegetatif (gangguan tidur, makan dan fungsi seksual).

    7. Fungsi dari obat amitriptyline pada pasien? FD dan FK? Antidepresan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu triciklic antidepressants (TCA), selective

    serotonin reuptake inhibitors (SSRI), serotonin/norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI),

    atypical antidepressants, dan monoamine oksidase inhibitors (MAOI).

    Antidepresan trisiklik dan polisiklik menghambat ambilan neropinefrin dan serotonin ke neuron.Terapi jangka panjang menyebabkan perubahan dalam reseptor-reseptor sistem saraf pusat

    tertentu. Obat penting dalam grup ini adalah imipramin, amitriptilin, desipramin, suatu derivat

    demetilasi imipramin, nortriplin,protriptilin dan doksepin.

    A. Cara kerja1. menghambat uptake neurotransmiter: TCA menghambat ambilan norepinefrin dan serotonin neuron

    masuk ke terminal saraf prasinaptik. Dengan menghambat jalan utama pengeluaran neurotransmiter,

    TCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin dalam celah sinaptik, menimbulkan efek

    antidepresan. Teori ini dibantah karena beberapa pengamatan seperti potensi TCA menghambat

    ambilan neurotransmiter sering tidak sesuai dengan efek antidepresi yang dilihat di klinik.

    Selanjutnya, penghambatan ambilan neurotransmiter terjadi segera setelah pemberian obat

    sedangkan efek antidepresan TCA memerlukan beberapa waktu setelah pengobatan terus menerus.

    Hal ini menunjukkan ambilan neurotransmiter yang menurun hanyalah satu peristiwa awal yang tidak

    ada hubungan dengan efek antidepresan. Diperkirakan bahwa densitas reseptor monoamin dalam

    otak dapat berubah setelah 2-4 minggu penggunaan obat dan mungkin penting dalam mulainya kerja

    obat.

    2. Penghambatan reseptor: TCA juga menghambat reseptor serotonik, a-adrenergik, histamin danmuskarinik.

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    28/37

    Gambar : Mekanisme kerja SSRI dan TCA

    B. KerjaTCA meningkatkan pikiran, memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan aktivitas fisik dan

    mengurangi angka kesakitan depresi utama sampai 5O-70% pasien. Peningkatan perbaikan alam pikiran

    lambat, memerlukan 2 minggu atau lebih. Obat-obat ini tidak menyebabkan stimulasi SSP ataupeningkatan pikiran pada orang normal. Toleransi terhadap sifat antikolinergik TCA berkembang dalam

    waktu singkat. Beberapa toleransi terhadap efek autonom TCA juga terjadi. Ketergantungan fisik dan

    psikologik telah dilaporkan. Obat dapat digunakan untuk memperpanjang pengobatan depresi tanpa

    kehilangan efektivitas.

    C. Penggunaan dalam terapiAntidepresan trisiklik efektif mengobati depresi mayor yang erat. Beberapa gangguan panik

    juga responsif dengan TCA, lmipramin telah digunakan untuk mengontrol ngompol (kencing ditempat

    tidur) anak-anak (lebih tua dari 6 tahun) karena obat menyebabkan kontraksi sfingter interna kandungkencing. Pada waktu ini digunakan secara hati-hati karena terjadi aritmia jantung dan masalah

    kardiovaskular lainnya yang berbahaya.

    Indikasi TCA yaitu untuk depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi dengan pemberian

    antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas. Klomipramin banyak digunakan untuk

    gangguan obsesif kompulsif penggunaan lainnya adalah untuk migren, sakit kepala, enuresis dan nyeri

    kronik.puskes.

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    29/37

    D. FARMAKOKINETIK1. Absorbsi dan distribusi: TCA mudah diabsorbsi per oral dan karena bersifat lipofilik, tersebar luas dan

    mudah masuk SSP. Pelarutan lipid ini juga menyebabkan obat mempunyai waktu paruh panjang,

    misalnya 4-17 jam untuk imipramin. Akibat berbagai variasi metabolisme first pass pada hati, TCA

    mempunyai ketersediaan hayati yang rendah dan tidak tetap. Karena itu, respons pasien digunakan

    untuk menetapkan dosis. Periode pengobatan awal biasanya 4 - 8 minggu. Dosis dapat dikurangai

    perlahan kecuali bila terjadi relaps.

    2. Nasib: Obat-obat ini dimetabolisme oleh sistem mikrosomal hati dan dikonjugasi dengan asamglukuronat. Akhirnya, TCA dikeluarkan sebagai metabolit non-aktif melalui ginjal.

    E. Efek samping1. Efek antimuskarinik: Penghambatan reseptor asetilkolin menyebabkan penglihatan kabur, xerostomi

    (mulut kering), retensi urine, konstipasi dan memperberat glaukoma dan epilepsi.

    2. Kardiovaskular: Peningkatan aktivitas katekolamin menyebabkan stimulasi iantung berlebihan yangdapat membahayakan jika takar lajak dari salah satu obat dimakan. Perlambatan konduksi

    atrioventrikular di antara pasien tua yang depresi perlu mendapat Perhatian.

    3. Hipotensi ortostatik: TCA menghambat reseptor a-adrenergik sehingga terjadi hipotensi ortostatikdan takikardia yang refleks. Pada praktik klinik, masalah ini sangat penting terutama untuk orang tua.

    4. Sedasi: Sedasi dapat menonjol,terutama selama beberapa minggu Pertama Pengobatan.5. Perhatian: Antidepresan trisiklik harus digunakan berhati-hati pada pasien mania depresi, karena

    dapat menutupi tingkah maniak. Pemberian pada pasien usia lanjut dan penderita kondisi medis lain

    khususnya penderita jantung juga harus berhati-hati. Usia lanjut sangat sensitif terhadap efek

    samping berkaitan dengan interaksi TCA dengan reseptor kolinergik dan alpha adrenergik sehingga

    menyebabkan pasien jatuh dan patah tulang.Antidepresan trisiklik mempunyai indeks terapi yang

    sempit sehingga berbahaya bila mengalami overdosis;puskes dan juara. misalnya 5-6 kali dosis

    maksimal harian imipramin dapat letal. Pasien depresi yang ingin bunuh diri harus diberikan obatsecara terbatas dan perlu dimonitor.

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    30/37

    Gambar : beberapa efek samping TCA

    F. Cara PemberianPemberian TCA dimulai dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap setelah 7-10

    hari tidak ada reaksi. Bila setelah 2 minggu masih tidak ada reaksi, dosis boleh ditingkatkan lagi. Reaksi

    klinik mungkin terlambat dan dicapai setelah 4 minggu pemberian. Pada usia lanjut dan pasien dengan

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    31/37

    gagal ginjal dan hepar, berikan dalam dosis kecil dan titrasi yang lebih bertahap untuk meminimalkan

    toksisitas. Penghentian obat secara mendadak dapat menyebabkan fenomena rebound pada efek

    samping kolinergik, oleh karena itu turnka disis secara bertahap sebanyak 25-50 mg setiap 3-7 hari.

    puskes

    Tabel: Gambaran obat antidepresan trisiklik

    Jenis obat

    Dosis mg/hari Anti

    kolinergik

    Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Amitriptilin

    (laroxyl)

    50-300 ++++ ++++ ++

    Klomiparim

    (anafranil)

    25-250 +++ +++ ++

    Imipramin (tofranil) 30-300 ++ ++ +++Tetrasiklik maproptilin

    (ladiomil) mianserin (tolvon)

    50-225 ++ ++ +

    Tabel : Interaksi obat,puskes

    Interaksi obat Efek interaksi

    Alkohol Kelemahan sikomotorik

    Antikolinergik TCA dapat efek antikolinergik

    Antipsikotik tipikal CPZ atau haloperidol dapat level TCATCA juga dapat level antipsikotik

    Barbiturat Level TCA, mungkin depresi padda

    ONS

    Simetidin Level TCA, efek antikolinergik

    Klonidin TCA mempunyai efek antagonis anti

    hipertonis, dapat menyebabkan krisis

    hipotensi. Oleh karena itu hindari

    penggunaan bersamaan

    Haloperidol Metabolisme, level TCA,

    dan efek samping TCA

    Kontrasepsi oral Metabolisme dan level TCAFenitoin TCA level phenytoin,

    phenytoin dapat level TCA

    SSRI Metabolisme TCA, level TCA

    dan efeksamping

    Amin

    Simpatomimetik

    Dapat berpotensiasi

    menyebabkan aritmia, hipertensi dan

    takikardia bila digunakan bersama dengan

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    32/37

    TCA

    Malllfenidat Metabolisme TCA, level

    TCA

    CPZ Metabolisme TCA, level

    TCA, efek samping antikolinergik, TCA

    juga level OPZ

    Gambar : interaksi obat TCA dan MAO pada sistem saraf pusat

    8. Bagaimana hubungan riwayat di PHK dan keluhan sekarang?. Faktor Psikososial

    Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan objek yang dicintai

    (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental padalanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial tersebut adalah

    hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan

    kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif (Kaplan, 2010)

    Sedangkan menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk

    mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit

    fisik (Kane, 1999).

    Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi: peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan,

    kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial (Kaplan, 2010).

    Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering

    mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa

    peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa

    kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling

    berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan (Kaplan, 2010). Stressor

    psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya

    kekurangan finansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan

    dapat menimbulkan depresi (hardywinoto, 1999).

    Faktor kepribadian. Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu, seperti kepribadian

    dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya depresi. Sedangkan

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    33/37

    kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif)

    mempunyai resiko yang rendah (Kaplan, 2010).

    Faktor psikodinamika. Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa kehilangan objek yang

    dicintai dapat menimbulkan depresi (Kaplan, 2010). Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud

    sebagaimana dikutip Kaplan (2010) mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan

    melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal

    karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara

    satu-satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka

    cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan

    dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.

    Kegagalan yang berulang. Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa

    dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk

    menghindari. Disini terjadi proses belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang menderita

    depresi juga ditemukan ketidakberdayaan yang mirip (Kaplan, 2010).

    Faktor kognitif. Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan distorsi pikiran menjadi

    negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan

    yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi (Kaplan, 2010)

    9. Mekanisme gangguan tidur?

    Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi yang termuat dalam Diagnostic and Statistical

    Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV). Fisiologi tidur yang normal terdiri dari 4 tahap yaitu tahap

    1, 2, 3, dan 4 yang berlangsung berulang-ulang.

    Kemudian pada tahap 1 selanjutnya orang mengalami fase Rapid Eye Movement (REM), fase

    terjadinya mimpi. Orang depresi mengalami gangguan pada tahap-tahap tidur ini.

    Etiologi depresi yang mendukung hubungannya dengan gangguan tidur adalah teori terganggunya

    neurotransmitter serotonin dan gangguan regulasi hormon Cortical-Hypothalamic-Pituitary-Adrenal

    Cortical Axis (CHPA).

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    34/37

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    35/37

    Penyebab Gangguan Tidur

    Gangguan tidur dapat disebabkan oleh banyak hal atau bersifat holistik. Hal yang mempengaruhi

    adalah biopsikososial yaitu dari faktor genetik, psikologis, dan lingkungan. Etiologi depresi yang

    dapat dihubungkan dengan gangguan tidur adalah terganggunya neurotransmiter serotonin.

    Serotonin berperan dalam pengontrolan afek, agresivitas, tidur, dan nafsu makan. Neuronserotoninergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri, hipotalamus,

    ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksinya ke tempat-tempat ini mendasari

    keterlibatannya pada gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin, namun satu transmiter

    saja dapat memberikan efek ke seluruh otak. Percobaan yang dilakukan pada tikus menunjukkan

    gangguan pada 5-ht7 dapat mengurangi perilaku depresif dan penurunan durasi REM.

    http://eprints.undip.ac.id/33160/2/BAB_2.pdf

    https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE

    &url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F323

    7&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158

    598,d.bmk

    10.Etiologi seseorang mengalami depresi? Factor biologis

    o Amin Biogenik NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologi

    gangguan mood

    o Norepinefrin Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor tersebut

    menyebabkan penurunan jumlah NE yang dilepaskan

    Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif secaraklinis, sebagai contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung lebih lanjut

    peranan NE di dalam patofisiologi sekurangnya gejala depresio Serotonin

    Penurunan serotonin mencetuskan depresi Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di

    dalam cairan serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan

    serotonin yang rendah di trombosit

    o Dopamine Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada mania Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan

    bahwa reseptor dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi

    o Factor neurokimiawi lain Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) danpeptide neuroaktif (khususnya vasopressin dan opiate endogen), juga telah

    dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood

    System second-messenger, seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol danregulasi kalsium, mungkin juga memiliki relevansi penyebab

    o Regulasi neuroendokrin Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam gangguan mood

    adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormone pertumbuhan

    http://eprints.undip.ac.id/33160/2/BAB_2.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/33160/2/BAB_2.pdfhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CE8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Farticle%2Fdownload%2F4267%2F3237&ei=GKZLUYauFobKrAfD8ID4DQ&usg=AFQjCNGm5RqGhQBthD3WqERLeArANlJPRg&bvm=bv.44158598,d.bmkhttp://eprints.undip.ac.id/33160/2/BAB_2.pdf
  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    36/37

    Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunanpelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar FSH

    dan LH dan penurunan kadar testosterone pada laki-laki

    Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang normal ataupunyang mengalami depresi.

    Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing hormone(CRH) ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta) menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol memberikan feedbackmelalui dua mekanisme :

    Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatankonsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus

    dan menyebabkan penurunan ACTH

    Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol dalamkeadaan mantap, diperkirakan bekerja melalui reseptor hipofisis dan

    adrenal

    o Dexamethasone-suppression test (DST) Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien

    depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggaldeksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama

    gangguan mood daripada episode selanjutnya.

    Stres episode pertama perubahan biologi otak perubahan neurotransmiterdan sistem pemberi signal intraneuronal

    Factor genetikao Penelitian keluarga

    Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara derajatpertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih

    menderita ggn depresif berat.

    Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali > saudaraderajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I dan 2-3 kali

    lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.

    o Penelitian adopsiAnak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,

    bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan

    o Penelitian kembar Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan bipolar I

    pada kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif berat angka adalah

    50 %.

    Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggnbipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat

    o Penelitian yang berhubungan Factor psikososial

    Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.

    o Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH),menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior.

    ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik

    (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme:

  • 7/28/2019 Lbm 2 Sgd 7 Jiwa

    37/37

    mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatankonsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan

    menyebabkan pelepasan ACTH;

    mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerjamelalui reseptor hipofisis dan adrenal.

    Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

    Faktor Pramorbido Tipe kepribadian: dependen, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi

    daripada tipe kepribadian antisocial, paranoid, dan lainnya yang menggunakan

    proyeksi dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan lainnya.

    Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock