LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

26
Hilman LBM 2 TROPIS Luka Borok dan Jaringan Parut di Dinding Leher Bagian Bawah Step 1 Fistula o Berupa tonjolan yang ukurannya lebih kecil dari pada nodul yang berisi pus/cairan Abses o Kumpulan nanah dalam jaringan terbentuk dari infiltrate radang. Sel dan jaringan hancur membentuk nanah. Nodul o Masa yang menonjol bias dipermukaan kutis atau subkutis TesTuberkulin o Tes untuk menegakkan diagnosis. Kalaupositifdiduga adanya bakteri BOROK = ulkus Limfadenopati ? Step 2 1. Mengapaditemukanbenjolandiatastulangselangka (klavikula) kanan yang tidakterasanyeri ? 2. Apahubunganriwayatkeluargamenderitatbcparudengankeluhanpenderita ? 3. Mengapasaatbenjolanpecahmenjadilukaborok ? 4. Mengapadoktermenyarankanuntukdilakukantestuberculin ? 5. Mengapapx. Dermatologimenunjukkanadanyanodul, absesdan fistula yang multiple ? 6. Bagaimanacaramendiagnosa metastasis darikumantbc ? 7. Apamekanismeterjadinyawujudkelainankulit ? 8. DD ?paketlengkap !

Transcript of LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Page 1: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiLBM 2 TROPIS Luka Borok dan Jaringan Parut di Dinding Leher Bagian Bawah

Step 1

Fistulao Berupa tonjolan yang ukurannya lebih kecil dari pada nodul yang berisi pus/cairan

Abseso Kumpulan nanah dalam jaringan terbentuk dari infiltrate radang. Sel dan jaringan

hancur membentuk nanah. Nodul

o Masa yang menonjol bias dipermukaan kutis atau subkutis TesTuberkulin

o Tes untuk menegakkan diagnosis. Kalaupositifdiduga adanya bakteri BOROK = ulkus Limfadenopati ?

Step 2

1. Mengapaditemukanbenjolandiatastulangselangka (klavikula) kanan yang tidakterasanyeri ?

2. Apahubunganriwayatkeluargamenderitatbcparudengankeluhanpenderita ?3. Mengapasaatbenjolanpecahmenjadilukaborok ?4. Mengapadoktermenyarankanuntukdilakukantestuberculin ?5. Mengapapx. Dermatologimenunjukkanadanyanodul, absesdan fistula yang multiple ?6. Bagaimanacaramendiagnosa metastasis darikumantbc ?7. Apamekanismeterjadinyawujudkelainankulit ?8. DD ?paketlengkap !

Step 3

1. Mengapa ditemukan benjolan diatas tulang selangka (klavikula) kanan yang tidak terasa nyeri ?

Page 2: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiJawab :

Bagaimana fisiologis system limfatik ?

Sistem limfatik

(lymphatic system) atau

sistem getah bening membawa

cairan dan protein yang hilang

kembali ke darah .Cairan

memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-

kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa

(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem

limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium

kanan.

Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju

kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke

dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot

Page 3: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhailirangka untuk memeras cairan ke arah jantung.

Aliran cairan interstisial

Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh kapiler kapiler

limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke

sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk

menyerap cairan dalam jaringan yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari

kapiler ke limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini

disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening melewati batang

limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke

dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.

Yang termasuk dalam sistem lifatik adalah pembuluh limfatik serta jaringan dan organ limfatik.

a.pembuluh limfatik

Pembuluh Limfe mulai dari yang kecil yaitu kapiler limfe, yang ada pada semua jaringan kecuali CNS,

bone marrow dan jaringan yang tidak ada pembuluh darahnya seperti cartilago, epidermis, dan cornea.

Kelompok pembuluh limfe superficial ada di dalam dermis dan hipodermis, sedangkan yang profunda ada di

saluran tulang, otot, viscera, dan struktur dalam lainnya.

Pembuluh limfatik meliputi

a. Kapiler lifatikKapiler limfatik adalah pembuluh limfatik terkecil yang berfungsi sebagai penerima cairan limfe untuk pertam kalinya. Didalam tubuh, ada suatu pemuluh kapiler limfatik yang berfungsi untuk penyerapan lemak, pembuluh kapiler ini disebut lacteal

Page 4: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

Struktur dan lokasi dari pembuluh kapilerb. Pembuluh limfatik pengumpul

Pembuluh limfatik pengumpul berfungsi sebagai penerima cairan limfe yang berasal dari kapiler limfatik.

c. LimphonodusLimphonodus ini berbentuk bulat-oval, bean shape dan berada di sepanjang pembuluh limfe yang berfungsi untuk menerima cairan limfe untuk kemudian disaring,menghancurkan bakteri, parasit dan mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh.

d.

Page 5: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiTrunkus limfatikus

ada lima trunkus imfatikus besar yang ada di tubuh .-lumbar trunk, berfungsi sebagai saluran dari cairan limfe yang berasal dari organ pelvic, ovarium, testis, ginjal, kelenjar adrenal, ekstremitas bawah, pelvic dan dinding abdominal.-intestinal trunk,sebagai saluran limfe yang berasal dari organ –organ pencernaan yaitu lambung, pancreas, limpa dan hati

-bronchomediastinal trunk, mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari organ-organ yang berada di toraks dan dinding thoraks-jugularis trunk, saluran drainase untuk kepala dan leher-Subclavian trunk, saluran limfe dari ekstremitas atas, dinding toraks yang superpisial, dan dari kelenjar mamae

e. .ductus limfaticus, trunkus-trunkus yang ada kemudian terhubung dengan vena besar yang berada di daerah thoraks atau bergabung pada pempuluh limfatik yang lebih besar yang disebut ductus limfatikus -sisterna chyle suatu ductus yang terletak di bagian union dari lumbar trunk dan mediastinal trunk berbentuk gelembung yang kaya akan lemak.

Page 6: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

f. Thoracic duct

Ductus ini berjalan naik disepanjang vertebra dan berfungsi untuk mengosongkan cairan limfe ke pembuluh vena. Ductus ini mendrainase sekitar tiga perempat dari sistem limfaik tubuh. Trunkus yang aliran limfenya menuju ductus ini adalah Truncus jugularis kiri dan trunkus subclavian kiri-ductus limfatikus dextra

Truncus jugularis kanan, subclavia, bronchomediastinal membentuk ductus limfaticus dextra yang bergabung dengan vena thoracica yang menyuplai kepala kanan, ekstramitas atas bagian kanan, dan thorax kanan.organ limfatik

organ limfatik dibagi dibagi menjadi dua yaaitu organ limfatik primer dan skunder.organ limfatik ini saling bekerjasama untuk membentk suatu pertahanan tubuh .

-organ limfatik primer, yang termasuk dalam kelomok ini adalah sum-sum tulang dan timus. Sum-sum tulang adalah tempat hematopoeisis, terutama yang terkai dengan sisem limfatik adalah limfosit B dan limfosit T. limfosit B diproduksi dan dimatangkan di sum-sum tulang, sedangkan limfosit T diproduksi di sum-sum tulang dan dimatangkan di tymus.

a.sum-sum tulang b.tymus

-organ limfatik sekunder, yang termasuk disini adalah limpa, kelenjar getah bening , tonsil dan adenoids, apendiks dan peyer’s patches.

Page 7: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

a.limpa b.limphonodus

Jawaban scenario :

Skrofuloderma

Skrofuloderma adalah infeksi mikrobakterial tuberkulosis yang menyerang anak-anak dan dewasa muda,

dimana terjadi penyebaran langsung tuberkulosis ke dalam kulit dari struktur dibawahnya seperti kelenjar getah

bening (terutama servikal), tulang atau paru atau dengan pajanan kontak terhadap tuberkulosis dengan

manifestasi berupa pembengkakan subkutan yang tidak nyeri yang berubah menjadi abses dingin, ulkus multipel

dan pengaliran traktus sinus (Dorland).

Patogenesis

Cara infeksi dari kuman M. Tuberculosis ini ada 6 macam yaitu penjalaran langsung ke kulit

dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma, inokulasi

langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis

kutis orifisialis, penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris, penjalaran secara

limfogen, misalnya lupus vulgaris, penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit

tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris, atau bisa juga kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi

lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.

Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik adalah sifat kuman, respon imun tubuh saat

kuman ini masuk kedalam tubuh ataupun saat kuman ini sudah berada didalam tubuh serta jumlah dari

kuman tersebut. Respon imun yang berperan pada infeksi M. tuberculosis adalah respon imunitas selular.

Sedangkan peran antibodi tidak jelas atau tidak memberikan imunitas.

Bila terjadi infeksi oleh kuman M. Tuberculosis ini, maka kuman ini akan masuk jaringan dan mengadakan

multiplikasi intraseluler. Hal ini akan memicu terjadinya reaksi jaringan yang ditandai dengan datang dan

Page 8: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhailiberkumpulnya sel-sel leukosit dan dan sel-sel mononuklear serta terbentuknya granuloma epiteloid disertai dengan

adanya nekrosis kaseasi ditengahnya. Granuloma yang terbentuk pada tempat infeksi paru disebut ghonfocus dan

bersamaan kelenjar getah bening disebut kompleks primer adalah tuberculous chancre. Bila kelenjar getah bening

pecah timbul skrofuloderma.

Bisa tidak tanpa TBC paru langsung TBC kelenjar ?

Cara infeksi dari kuman M. Tuberculosis ini ada 6 macam yaitu penjalaran langsung ke kulit

dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma, inokulasi

langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis

kutis orifisialis, penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris, penjalaran secara

limfogen, misalnya lupus vulgaris, penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit

ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN FK UI Edisi ke 6

Page 9: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhailituberkulosis, misalnya lupus vulgaris, atau bisa juga kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi

lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.

2. Apa hubungan riwayat keluarga menderita TBC PARU dengan keluhan penderita?Jawab :

Dimungkinkan dari kasus ini terjadi penularan antara anggota keluarga yang lain yang telah terkena

infeksi M. Tuberculosis terhadap pasien, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa RPK dari pasien

berhubungan erat dengan penyakit yang di derita.

Cara infeksi ada 6 macam

1. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis,

misalnya skrofuloderma.

2. Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis,

misalnya tuberkulosis kutis orifisialis.

3. Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris.

4. Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris.

5. Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus

vulgaris.

6. Kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit,

contohnya tuberkulosis kutis verukosa.

3. Mengapa saat benjolan pecah menjadi luka borok ?Jawab :

Borok = ulkusHilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi(sampai ujung papil/ dermis)

Timbulnya skrofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit yang telah

diserang penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal dari kgb, juga dapat berasal dari sendi dan tulang. Tempat

predileksinya pun banyak dijumpai pada kgb superfisialis, yang tersering ialah kelenjar getah bening pada

Page 10: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhailisupraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan yang terjarang pada lipatan paha.Port d’entre

skrofuloderma di daerah leher ialah pada tonsil atau paru. Jika di ketiak kemungkinan port d’entre pada apeks

pleura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah. Kadang-kadang ketiga tempat predileksi tersebut diserang

sekaligus dimana kemungkinan sudah terjadi penyebaran secara hematogen.

Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tanda-

tanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin banyak

dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan perlekatan kgb

tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut mengalami perlunakan tidak

serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah dan

membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang mempunyai sifat khas yakni

bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dindingnya

bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mongering menjadi krusta berwarna kuning.

Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur.

Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang

kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan.

Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah menahun,

maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan. Bila penyakitnya

belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk.

4. Mengapa dokter menyarankan untuk dilakukan testuberculin ?Jawab :

Page 11: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

Page 12: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

Page 13: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

Page 14: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili

5. Mengapa px. Dermatologi menunjukkan adanya nodul, abses dan fistula yang multiple?Jawab :

Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tanda-

tanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin

banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan

perlekatan kgb tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut

mengalami perlunakan tidak serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin).

Abses akan memecah dan membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang

mempunyai sifat khas yakni bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah

kebiru-biruan (livid), dindingnya bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika

mongering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi

sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut

terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada

sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan.

Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah

menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan.

Bila penyakitnya belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk.

Page 15: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhaili6. Bagaimana cara mendiagnosa penyebaran dari kuman tbc ?

Jawab :1. Pemeriksaan bakteriologik

Pemeriksaan bakteriologik penting untuk mengetahui penyebabnya. Pemeriksaan bakteriologik

menggunakan bahan berupa pus. Pemeriksaan bakteriologik yang dapat dilakukan antara lain

pemeriksaan BTA, kultur dan PCR. Pemeriksaan BTA dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Nielson

mendeteksi kurang lebih 10.000 basil per mL.(Buku saku Paru) Pada pemeriksaan PCR (Polymerase

Chain Reaction) dapat juga digunakan untuk mendeteksi M. tuberculosis. Pemeriksaan kultur

menggunakan medium non selektif (Lowenstein-Jensen), tetapi hasilnya memerlukan waktu yang lama

karena M. tuberculosis butuh waktu 3-4 minggu untuk berkembang biak.

2. Pemeriksaan histopatologi

Pemeriksaan histopatologi penting untuk menegakkan diagnosis. Pada gambaran histopatologi tampak

radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk.

Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa oleh sel-sel epitel dan sel-sel Datia Langhan’s.

3. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux)

Diagnosis pasti tuberkulosis kutis tidak dapat ditegakkan berdasarkan tes tuberkulin yang positif karena

tes ini hanya menunjukkan bahwa penderita pernah terinfeksi tuberkulosis tetapi tidak dapat

membedakan apakah infeksi tersebut masih berlangsung aktif atau telah berlalu.

4. LED

Pada tuberkulosis kutis, LED mengalami peningkatan tetapi LED ini lebih penting untuk pengamatan

obat daripada untuk membantu menegakkan diagnosis. Peninggian LED menunjukkan terjadinya

kerusakan jaringan.

7. DD ?

Skrofuloderma

a. Definisi

Skrofuloderma adalah infeksi mikrobakterial tuberkulosis yang menyerang anak-anak dan dewasa

muda, dimana terjadi penyebaran langsung tuberkulosis ke dalam kulit dari struktur dibawahnya seperti

kelenjar getah bening (terutama servikal), tulang atau paru atau dengan pajanan kontak terhadap

tuberkulosis dengan manifestasi berupa pembengkakan subkutan yang tidak nyeri yang berubah

menjadi abses dingin, ulkus multipel dan pengaliran traktus sinus(Dorland).

b. Epidemiologi

Skrofuloderma merupakan bentuk tuberkulosis kutis terbanyak yang ditemukan di Indonesia. Di Rumah

Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, skrofuloderma ditemukan sebanyak 84%, disusul tuberkulosis kutis

verukosa sekitar 13% (BKM). Sama seperti tuberkulosis kutis pada umumnya, skrofuloderma sering

terjadi terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Prevalensinya tinggi pada anak-anak yang

mengonsumsi susu yang telah terkontaminasi Mycobacterium bovis. (sk2)

c. Etiologi

Page 16: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiPenyebab skrofuloderma adalah mikobakterium obligat yang bersifat patogen terhadap manusia yang

juga berperan sebagai penyebab terjadinya tuberkulosis kutis pada umumnya. Untuk penyebab

utamanya sendiri, yang ditemukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ialah Mycobacterium

tuberculosis berjumlah 91,5%. Sisanya disebabkan oleh mikobakteria atipikal.

d. Bakteriologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang bersifat aerob dan merupakan patogen pada

manusia, dimana bakteri ini bersifat tahan asam sehingga biasa disebut bakteri tahan asam (BTA), dan

hidupnya intraselular fakultatif, artinya bakteri ini tidak mutlak harus berada didalam sel untuk dapat

hidup. Mycobacterium tuberculosis mempunyai sifat-sifat yaitu berbentuk batang, tidak membentuk

spora, aerob, tahan asam, panjang 2-4/µ dan lebar 0,3-1,5/µ, tidak bergerak dan suhu optimal

pertumbuhan pada 370 C (BKM). Bakteri ini merupakan kuman yang berbentuk batang yang lebih halus

daripada bakteri Mycobacterium leprae, sedikit bengkok dan biasanya tersusun satu-satu atau

berpasangan.(sk4)

Di lain pihak, penyebab lain dari penyakit ini adalah mikobakterium atipikal. Dimana kuman tahan asam

ini agak lain sifatnya dibandingkan M. tuberculosis, yakni patogenitasnya rendah, pada pembiakan

umumnya membentuk pigmen dan tumbuh pada suhu kamar. Menurut klasifikasi Runyon, kuman

tersebut dibagimenjadi empat golongan yaitu fotokromogen yang dapat membentuk pigmen bila

mendapat cahaya, skotokromogen yang dapat membentuk pigmen dengan atau tanpa cahaya, non-

fotokromogen yang tidak dapat atau sedikit membentuk pigmen dan rapid growers yang tumbuh cepat

dalam beberapa hari. Infeksi M. scrofulaceum dari golongan skotokromogen dapat menimbulkan

limfadenitis dan skrofuloderma dimana gambaran klinis yang ditampilkan sama dengan yang disebabkan

M. tuberculosis. (BKM)

e. Patogenesis

Timbulnya skrofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit yang telah

diserang penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal dari kgb, juga dapat berasal dari sendi dan tulang.

Tempat predileksinya pun banyak dijumpai pada kgb superfisialis, yang tersering ialah kelenjar getah

bening pada supraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan yang terjarang pada lipatan

paha.(sk2)

Port d’entre skrofuloderma di daerah leher ialah pada tonsil atau paru. Jika di ketiak kemungkinan port

d’entre pada apeks pleura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah. Kadang-kadang ketiga tempat

predileksi tersebut diserang sekaligus dimana kemungkinan sudah terjadi penyebaran secara

hematogen.(BKM)

f. Gambaran Klinis

Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tanda-

tanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin

banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan

Page 17: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman Suhailiperlekatan kgb tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut

mengalami perlunakan tidak serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin).

Abses akan memecah dan membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang

mempunyai sifat khas yakni bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah

kebiru-biruan (livid), dindingnya bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika

mongering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi

sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut

terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada

sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan.

Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah

menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan.

Bila penyakitnya belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk.

a. Penatalaksanaan

1. Non medikamentosa: istirahat dan isolasi

2. Medikamentosa: (ppm)

a. Sistemik

Digunakan kombinasi 3 obat:

INH: 5-10 mg/kgBB

Rifampisin: 10 mg/kgBB

Pirazinamid: 20-35 mg/kgBB, hanya diberikan 2 bulan; bila belum sembuh

diteruskan dengan etambutol dengan dosis bulan I/II 25 mg/kgBB, berikutnya

15 mg/kgBB

b. Topikal

Pada ulkus dengan pus diberi kompres permanganas kalikus 1/5000.

Kriteria penyembuhan pda skrofuloderma ialah semua fistel dan ulkus telah menutup, seluruh kelenjar

getah bening mengecil (kurang dari 1 cm dan berkonsistensi keras), dan sikatriks yang semula

eritematosa menjadi tidak eritema lagi. LED dapat dipakai sebagai pegangan untuk menilai

penyembuhan pada penyakit tuberkulosis. Jika terjadi penyembuhan, LED akan menurun dan menjadi

normal.

b. Prognosis

Pada umumnya selama pengobatan memenuhi syarat, prognosisnya baik.

1. Penatalaksanaan

Page 18: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiPrinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis paru. Untuk mencapai hasil yang baik

hendaknya diperhatikan syarat-syarat yaitu pengobatan harus dilakukan secara teratur tanpa terputus agar tidak

cepat terjadi resistensi dan pengobatan harus dalam kombinasi. Dalam kombinasi tersebut INH disertakan,

diantaranya karena obat tersebut bersifat bakterisidal, harganya murah dan efek sampingnya langka. Sedapat-

dapatnya dipilih paling sedikit 2 obat yang bersifat bakterisidal, dan keadaan umum diperbaiki.

Pemilihan obat tergantung pada keadaan ekonomi penderita, berat-ringannya penyakit, dan adakah

kontraindikasi. Dosis INH (H) pada anak 10 mg/Kg BB, pada orang dewasa 5mg/Kg BB, dosis maksimum 400

mg sehari. Rifampisin (R) 10 mg/kg BB paling lama diberikan 9 bulan. Bila digunakan Z hanya selama 2 bulan,

kontraindikasinya penyakit hepar. Pirazinamid (Z) 25 mg/kg BB, streptomisin (S) 15 mg/kg BB, dosis

maksimun streptomisin 90 gram. Ethambutol (E) 15 mg/kg BB.

Pada pengobatan tuberkulosis terdapat 2 tahapan, yaitu tahapan awal (intensif) dan tahapan lanjutan.

Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah sebanyak-banyaknya dan secepat-

cepatnya dengan obat yang bersifat bakterisidal. Tahapan lanjutan ialah melalui kegiatan sterilisasi membunuh

kuman yang tumbuh lambat.

Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, terjadi pengurangan jumlah kuman disertai

perbaikan klinis. Pasien yang infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan

sputum BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan. Selama fase lanjutan diuperlukan lebih sedikit

obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang. Efek sterilisasi obat untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan

mencegah kekambuhan. Pada paien dengan sputum BTA positif ada resiko terjadinya resistensi selektif.

Penggunaan 4 obat selama fase awal dan 2 obat selama fase lanjutan akan mengurangi resiko terjadinya

resistensi selektif. Pada pasien dengan sputum BTA negatif atau TB ekstrapulmoner tidak terdapat resiko

resistensi selektif karena jumlah bakteri di dalam lesi relatif sedikit. Pengobatan fase awal dengan 3 obat dan

fase lanjutan dengan 2 obat biasanya sudah memadai. Pada pasien yang pernah diobati ada resiko terjadinya

resistensi. Paduan pengobatan ulang terdiri dari 5 obat untuk fase awal dan 3 obat untuk fase lanjutan. Selama

fase awal sekurang-kurangnya 2 diantara obat yang diberikan haruslah yang masih selektif. Pengobatan standar

dengan INH, Rifampisin dan Pirazinamid dapat diberikan pada wanita hamil dan menyusui, dianjurkan

pemberian piridoksin. Streptomisin tidak boleh diberikan.

Menurut The Joint Tuberculosis Committee of the British Thoracic Society, fase awal diberikan selama

2 bulan yaitu INH 5 mg/kgBB, Rifampisin 10 mg/kgBB, Pirazinamid 35 mg/kgBB dan Etambutol 15

mg/kgBB. diikuti fase lanjutan selama 4 bulan dengan INH dan Rifampisin untuk tuberkulosis paru dan ekstra

paru. Etambutol dapat diberikan pada pasien dengan resistensi terhadap INH.

Tabel 2. Obat antituberkulosis yang ada di Indonesia: dosis, cara pemberian dan efek sampingnya

Page 19: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiNama obat           Dosis                      Cara pemberian                Efek samping utama

INH                     5-10 mg/kg BB       per os, dosis tunggal           neuritis perifer

Rifampisin          10 mg/kg BB           per os, dosis tunggal

                                                            waktu lambung kosong       gangguan hepar

Pirazinamid         20-35 mg/kg BB     per os dosis terbagi             gangguan hepar

Etambutol            bulan I/II 25 mg/    per os, dosis tunggal            gangguan N II

                            Kg BB,berikutnya

                            15 mg/kg BB

Streptomisin        25 mg/kg BB           per inj                                 gangguan N VIII

Terapi pembedahan berupa eksisi dapat dilakukan pada lupus vulgaris, tuberkulosis kutis

verukosa yang kecil, serta skrofuloderma pada ekstremitas bawah.

Pengobatan topikal pada tuberkulosis kutis tidak sepenting pengobatan sistemik. Pada skrofuloderma,

jika ulkus masih mengandung pus dikompres, misalnya dengan larutan kalium permanganas 1/5000.2,5,9

8. Penyebab benjolan di leher ?9. Penyebab limfadenopati ?

Etiologi (penyebab)

Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal atau umum (generalized).

Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah bening pada

dua atau lebih daerah. Daerah-daerah terdapatnya kelenjar getah bening adalah :

Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi adalah

infeksi oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, influenza,

respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus lainnya virus

ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola, virus varicella-zooster, herpes simpleks virus,

coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada peradangan KGB (limfadenitis) dapat

disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila

berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b

jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan

toksoplasma.

Page 20: LBM 2 modul 14 HILMAN SUHAILI.docx

Hilman SuhailiKeganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan

limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah kawasaki,

penyakit kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati umum. Limfadenopati daerah

leher perah dilaporkan setelah imunisasi (DPT,polio atau tifoid).

Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar getah bening saja,

melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah bening.

10.Perbedaan klinis pada limfadenopati dari masing-masing etiologi ?

11. Ciri khas limfadenopati karenaTB ?