Lazarus’s theory

34
LAZARUS’S THEORY (Stress, Appraisal, And Coping) By: SISKA NAPITUPULU (157046005) ANCE M. SIALLAGAN (157046009) DIAN ANGRIYANTI (157046015) FAHRIZAL ALWI (157046035) LISBET GURNING (157046040)

Transcript of Lazarus’s theory

LAZARUSS THEORY (Stress, Appraisal, And Coping)

LAZARUSS THEORY(Stress, Appraisal, And Coping)

By:SISKA NAPITUPULU (157046005)ANCE M. SIALLAGAN (157046009)DIAN ANGRIYANTI (157046015)FAHRIZAL ALWI (157046035)LISBET GURNING (157046040)

Bibliografi Lazarus

Richard S. Lazarus, Ph.D., telah menjadi professor psikologi di Universitas California, Berkeley, sejak 1957. Setalah mendapatkan gelar doktornya tahun 1948 dari Universitas Pittsburgh, dia mengajar pada Universitas Johns Hopkins dan Universitas Clark dimana dia sebagai pemimpin dari pelatihan klinis. Dia telah mempublikasikan dengan luas berbagai issu dalam kepribadian dan psikologi klinis. Dia telah menjadi pelopor dalam teori stres dan penelitian, dengan bukunya tahun 1966 yang berjudul Psychological Stress and the Coping Process, dan olehnya penelitian psikologisosial berpengaruh selama tahun 1960-an

Pedoman Analisis dan Evaluasi Teori Berdasarkan Kriteria Fawcett

Antecendent (sesuatu) yang mendahului pengetahuan dari keperawatan dan adjunctive (tambahan) disiplin yang digunakan dalam pengembangan teori?

Konsep Profesor Lazarus dari appraisal, berasal pada karya Magda Arnold, dan sebelum itu, Nicomachean Ethics karya Aristoteles, pada akhirnya menjadi alasan utama untuk terapi kognitif-perilaku, yang menjadi salah satu pendekatan utama untuk perawatan psikologis dimulai pada 1970-an.

Teori dijelaskan dengan baik? Apakah ruang lingkup teori?

Teori ini dijelaskan dengan baik, dimana teori Lazarus menjelaskan ruang lingkup teori yang terdiri atas :Hubungan manusia-lingkunganStres PsikologikPenilaian stressor : cognitif apprasial dan stress appraisalKopingStrategi Koping

Gambaran konsep dan proporsi teori tersebut Model Coping Person EventEnvironment AppraisalsRelationship

Person

EnvironmentPrimary Appraisal

Secondary Appraisal

Irrelevant

Benign positive

StressfulHarm-loss

Threat

ChallengeConfrontatif copingSeeking sosial supportPlanful problem solvingSelf-controlDistancingPositive reappraisalEscape/avoidance

Hubungan Manusia-Lingkungan

Lazarus menyatakan bahwa stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya

Menurut Lazarus dan Folkman (1984), menjelaskan bahwa stres memiliki tiga bentuk yaitu :StimulusRespona. Fisiologisb. PsikoligisProses

Stress PsikologikStres muncul dari transaksi/hubungan (keadaan saling mempengaruhi) antara manusia dan lingkungannya. Stres psikologis yang terjadi ketika kebutuhan tidak sebanding dengan sumber yang tersedia/kemampuan (internal dan eksternal) individu yang dipersepsikan sebagai stres oleh individu tersebut.

Penilaian Kognitif (Cognitif Apprasial)

Merupakan suatu proses mental yang digunakan individu untuk menilai suatu kejadian berdasarkan 2 (dua) hal yaitu bagaimana signifikannya terhadap kesejahteraan individu tersebut, apakah tuntutan/kejadiantersebut mengancam nyawa dan apakah sumber kekuatan(koping) tersedia untuk memenuhi tuntutan/kejadian tersebut.

Bentuk utama penilaian kognitif individu yaitu 1.Penilaian primer (Primary Appraisal)Adalah proses penilaianterhadap signifikannya terhadap kesejahteraan, kesehatan, keamanan, individu tersebut, kenyamanan dan kebaikan individu. Merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami oleh individu

Bentuk utama penilaian kognitif individu yaitu 2. Penilaian sekunder (Secondary Appraisal) Adalah proses penilaian antara manusia dengan lingkungannya terhadap kemampuan dalam diri kita/ketersediaan sumber dan pilihan sumber-sumber koping untuk menanggulangi stres.

Bentuk-bentuk evaluasi sebagai hasil dari proses penilaian primer dan sekunder antara lain :Penilaian Tidak Relevan: terjadi ketika kejadian yang dinilai dianggap tidak penting bagi kesejahteraan individu saat itu.Penilaian Positif : terjadi ketika individu menilai kejadian memiliki nilai positif dan menyenangkan.Penilaian Stres: terjadi ketika individu mengevaluasi kejadian memiliki dampak negatif bagi kesejahteraannya pada saat ini dan di masa yang akan datang.

Ada 3 bentuk penilaian stres yaitu Harm, Treat Challenge.

Factor yangmempengaruhistressappraisal yaitu High demands : Kejadian yang melibatkan tuntutan yang sangat tinggi dan mendesaksehingga menyebakan ketidaknyamanan.Life transition: Kehidupan yang memiliki perubahan dan membutuhkan tuntutan kebutuhan yang baru.Timing : Merupakan batas waktu dalam perencanaan. Bila kita sudah merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan kita dan timingnya meleset akan menyebabkan stres.

Factor yangmempengaruhistressappraisal yaitu Ambiquity : Ketidak jelasanakansituasi yangterjadiDisirability : Kejadian yang terjadi diluardugaanControlability : Apakah seseorang mempunyai kemampuan mengubah atau menghilangkan stresor.

Koping

Koping merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatur lingkungan dari tuntutan/kebutuhan internal yang tidak sebanding dengan kemampuan individu

Strategi/ Model Koping

Problem Focused Solving (Koping yang berfokus pada masalah)Confrontatif Coping Seeking Sosial Support Planful Problem Solving Emotional Focused Coping (Koping yang berfokus pada emosional)Self-control Distancing Posittive reappraisal.Acepting Escape/avoidance responsibility

Philosophical claims yang menjadi dasar dari teori tersebut? Apakah mereka menjelaskan secara eksplisit?

Konsep stres telah ada selama berabad-abad, tetapi baru-baru ini Lazarus telah mengkonseptualisasikan secara sistematis dan menjadi subjek penelitian. Perang Dunia II dan Perang Korea memberikan dorongan untuk menekankan penelitian karena signifikansinya pada pertempuran militer. Kemudian diakui bahwa stres merupakan aspek yang tak terelakkan dari kehidupan dan bahwa apa yang membuat perbedaan dalam fungsi manusia adalah bagaimana orang mengatasi stres tersebut

Internal Consistency yang menjadi dasar dari teori tersebut dibahas dalam kaitannya dengan kejelasan konsep, konsistensi bahasa, dan konsistensi struktur dari teori tersebut?

Teori Stress, Appraisal, and Coping memenuhi kiriteria konsistensi internal dengan kejelasan konsep yang digunakan, konsistensi bahasa, dan konsistensi struktur dari teori tersebut. Terdapat kecocokan antara konteks (philosophical claims dan conceptual model) dan konten konsep (pernyataan yang dapat dibuktikan, dijelaskan, atau didiskusikan [propositions]) dari teori.

Parsimony dari teori tersebut?Teori Lazarus memiliki beberapa kelebihan antara lain model dan konsep teori ini dapat digunakan pada berbagai disiplin ilmu yang berkaitan atau berhubungan dengan manusia, memberikan gambaran yang mendalam tentang konsep stress dan koping, menjelaskan pengertian stress dan penyebabnya secara jelas, menjelaskan secara cermat bagaimana penilaian terhadap stress dapat dilakukan, menjelaskan mekanisme koping yang dapat digunakan oleh seseorang ketika ia menghadapi stress, memberi kemudahan bagi perawat dalam memahami pasien, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki, ketika mereka dirawat di RS yang secara umum diketahui hal tersebut dapat menimbulkan stres.

Testability teori dalam kaitannya dengan observability dan terukurnya konsep?

Berdasarkan Testability teori dalam kaitannya dengan observability dan terukurnya konsep maka dapat disimpulkan ada Testability dimana Konsep Lazarus bisa diaplikasikan dalam teori keperawatan dimana dengan melakukan pendekatan teori Lazarus ini maka konsep stres manusia bisa mengalami penurunan dimana kesembuhan dalam suatu penyakit atau masalah bukan hanya dari pengobatan atau tindakan dalam medis namun juga dipengaruhi psikologi manusia itu sendiri itulah sebabnya teori Lazarus ini perlu dikembangkan. Watson dalam bukunya juga memetik hasil penemuan Lazarus sehingga ada sebuah penggabungan antara stres dan spiritual. Dengan adanya spritual maka konsep stres seseorang akan mengalami penurunan.

Adakah empirical adequacy telah dibahas dalam kaitannya dengan kesesuaian dengan empirical evidene?

Dalam penulisan teori ini sudah banyak di buktikan oleh para ilmuwan dalam mengelesaikan permasalahan stres dan koping dan teori ini banyak juga dipakai di bergagai profesi lain selain psikologi yang berhubungan dengan manusia yaitu : Kedokteran, keperawatan, ekonomi, pendidikan, hukum dan lain-lain. Tetapi teori ini masih banyak menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti dan memiliki istilah yang memerlukan pemahaman yang khusus dalam mengartikan dan menerapkan teori lazarus ini.

Kecukupan pragmatis dari teori untuk praktik klinis telah dibahas? Sebagai mana di ketahui bahwa Teori Lazarus bukanlah teori tentang keperawatan melainkan teori tentang psikologis dari berbagai kritik tentang teori lazarus menyebutkan bahwa Teori Lazarus di pakai hanya secara eksplisit dalam proses keperawatan. Ada sebuah penelitian menyebutkan bahwa emosi sebagai respon dari perubahan Faal tubuh di kemukakan oleh Schachter namun Lazarus mengkritik bahwa respon tersebut bersifat sementara ketika emosi seseorang membaik maka respon tersebut menghilang maka itu tidak dapat di jadikan dasar untuk menentukan diagnosa atau masalah-masalah keperawatan. Kemudian diakui bahwa stres merupakan aspek yang tak terelakkan dari kehidupan dan bahwa apa yang membuat perbedaan dalam fungsi manusia adalah bagaimana orang mengatasi dengan itu. Teori lazarus lebih cenderung di pergunakan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa sebagai dasar pengembangan proses keperawatan.

CaseNy A , (35 Tahun) dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri di daerah payudara, adanya pembengkakan dan benjolan bersifat immobile. Berdasarkan hasil biopsy yang dilakukan maka, dokter mendiagnosa pasien menderita Ca Mamae stadium III sehingga perlu di lakukan tindakan operasi mastektomi. Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga . Pasien memiliki seorang suami dan dua oranganak, dimana satu yangsudah bersekolah dan satu masih balita. Penghasilan dalam keluarga didapatkan dari pekerjaan suami sebagai tukang becak mesin dan dibantu dengan penghasilan sang istri kadang kadang menerima cucian setrikaan dari tetangga.

Klien adalah seorangyang rajindan gigih dalam bekerjatetapi dalam perawatan diripasien kurang dimana pasienseringlupa makandan istirahat yangkurang. Keluarga pasien adalah keluarga yang harmonis dan memiliki keimanan yang kuat. Setiap ada permasalahan maka sistem komunikasi yang ada dalam keluarga adalah musyawarah mencapai mufakat. Setelah dirawat di rumah sakit maka pasien tidak dapat bekerja, pasien merasasedih, karenatidak dapatbekerja. Pasienjuga merasarisau denganbiaya yang dibutuhkan pada perawatan di RS, karena kondisi ekonomi keluarganya kurang memadai. Pasien tidak pernah menyangka kalau ia akan mengalami penyakit ini dan harus dirawat dirumah sakit, menurutnya penyakitnya ini cukup diberi obat dan ia diperbolehkan untuk pulang kerumahnya.

Pasienmerasadirinyatelah gagalmenjadi seorang ibu bagi anak-anaknya (apalagi dengan anaknya yang masih balita) dan merasa bersalah serta merasa tidak berguna karena tidak dapat membantu suami untuk menafkahi keluarga. Pasien menjadi pendiam dan kurang kooperatif dengan perawat. Setelah beberapa lama perawat mencoba untuk membantu Ibu tersebut untuk tidak terlalu memikirkan masalahanya dan bekerjasama dengan keluarganya untuk merawatnya. Suami dan anak anak pasien secara rutin mengunjungi pasien dan memberikan dorongan moril atau mental kepada pasien, hal tersebut menyebabkan timbulnyasemangatpasien.

Pasien mencobamerenungkankenapacobaan tersebut menimpa dirinya. Dia berdoa dan meminta kekuatan pada Tuhan sehingga pasien menjadi tenang dan mampu menjalani perawatan dengan baik. Pasien mulai kooperatif dan mencoba berduskusi dengan perawat dan orang disekitarnya tentang kondisi penyakitnya.

Dari kasus diatas maka dapat dibahas sesuai dengan konsep stres dan koping menurut Model Lazarus, yaitu :

1. Stress Stres bersumber karena penyakit Ca Mamae stadium III yang dialami pasien dimana pasien harus dilakukan tindakan mastektomi yang mengakibatkan pasien merasa tertekan, sedih, serta menganggap dirinya gagal sebagai seorang ibu dan istri. Hal tersebut memperburuk kondisi fisik dan penyakit pasien.

2. Stress AppraisalPada kasus diatas dapat dikaji bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan klien merasa stres.Demands Dimana kondisi penyakit menuntut pasien harus dirawat dan operasi membutuhkan biaya sedangkan kondisi ekonomi kurang, pasien merasa sedih, risau, tertekan.Life Transitions Terjadinya perubahan dalam diri pasien dimana dia yang seharusnya bekerja menjadi dirawat dan kondisi tersebut membutuhkan banyak tuntutan biaya.Timing Pasien yang telah merencanakan pekerjaanya menjadi terganggu dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya karena sakit.

Ambliguity Pasien tidak memiliki kejelasan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perawatan penyakitnya.DisirabilityPasien tidak pernah menyangka kalau ia akan mengalami penyakit ini dan tidak menyangka kalau ia harus menjalani pengobatan yang membutuhkan biaya yang banyak.ControlabilityPasien mempunyai kemampuan untuk mengubah atau menghilangkan stressor dengan rajin berdoa dan mendapat dukungan dari suami dan anaknya.

3. Penilaian StresPrimary AppraisalKondisi penyakit dianggap sebagai kegagalan dalam menjalankanperannya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya (apalagi dengan anaknya yang masih balita) dan merasa bersalah serta merasa tidak berguna karena tidak dapat membantu suami untuk menafkahi keluarga dan menurut pasien kondisinya malah semakin menambah bebankeluarga. Pasienmerasatertekandan hal tersebut memperburukkondisipenyakitnya.Secondary appraisalSumber daya yang dimiliki oleh pasien adalah keharmonisan dalam keluarga dan keimanan yang kuat. Suami dan anak pasien rajinberkunjung dan memberi dorongan mental pada pasein.

Bentuk stres yang dialami oleh Ny.A adalah threat dimana akan dilakukan masektomi dan tidak bisa membantu suaminya dalam menafkahi keluarganya yang mengakibatkan pasien merasa tertekan, sedih, serta menganggap dirinya gagal sebagai seorang ibu dan istri

4.Mekanisme KopingMekanisme koping yang digunakan oleh pasien dalam menghadapi stressadalah:PositiveReaprasial Dengan cara berdoa memohon kesembuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa Acepting ResponsibilityDengan mencoba menerima suatu penyakitnya.5.Out Put KopingPasien merasa tenang menjalani perawatan dirumah sakit.

THANK YOU FOR ATTENTION