Laut sebagai pengatur iklim

2
Laut sebagai Pengatur Iklim Apa yang akan terjadi jika seluruh permukaan laut tertutup tumpahan minyak seperti yang terjadi di Teluk Meksiko tahun 2010 kemarin ? Menurut dia dampak insiden lingkungan terburuk dalam sejarah AS itu begitu serius sampai seorang Presiden Obama pun membatalkan agenda-agenda pentingnya, termasuk rencana kunjungan ke Indonesia, karena harus mengunjungi daerah yang tercemar dan memantau setiap saat perkembangan penanganan tumpahan minyak tersebut. Sampai hari ini pun Yahoo! masih menempatkan insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko tersebut sebagai headline beritanya. Mari kita berandai-andai. Minyak yang tumpah ke laut, baik minyak mentah, minyak bakar atau jenis lainnya, mengandung senyawa kimia yang bersifat lethal bagi organisme. Contohnya, Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAH’s), beberapa jenis logam berat dan ter (bahan aspal). Jadi, dampak langsung tumpahan minyak adalah kematian massal organisme-organisme di daerah terpapar. Ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, burung, jasad-jasad renik semuanya mati. Namun, dampak jangka panjangnya yang lebih mengerikan. Kalau permukaan laut tertutup minyak, tentu penetrasi cahaya matahari berkurang. Sinar matahari berperan sebagai katalisator fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton di laut. Persis seperti tumbuhan di darat. Fitoplankton di Laut dan tumbuhan di darat merupakan produsen primer dalam rantai makanan. Jika produsen tidak ada maka konsumen di rantai-rantai berikutnya juga tidak akan ada dan salah satu konsumen dalam rantai makanan adalah manusia. Selain itu, akan terjadi perubahan iklim global mengingat peran laut selama ini sebagai pengatur rezim iklim bumi. Dua per tiga luas permukaan bumi tertutup laut sehingga bumi sering disebut planet air. Sehingga perubahan yang terjadi di laut tentu mempengaruhi bumi secara keseluruhan. Salah satu fungsi laut sebagai penyimpan panas yang lebih baik dari daratan. Panas matahari hanya sampai kedalaman beberapa meter saja di daratan karena teksturnya yang padat. Hal ini menyebabkan daratan lebih cepat panas namun kemampuannya menyimpan panas tersebut terbatas baik energi maupun lama penyimpanannya. Jadi, daratan cepat panas dan juga cepat dingin. Berbeda dengan laut, penetrasi cahaya matahari bisa mencapai kedalaman 200 meter di perairan yang jernih sehingga laut mampu menyerap dan menyimpan panas yang lebih banyak dan lama dibanding daratan. Sehingga pada siang hari suhu di daratan lebih panas

Transcript of Laut sebagai pengatur iklim

Page 1: Laut sebagai pengatur iklim

Laut sebagai Pengatur Iklim

Apa yang akan terjadi jika seluruh permukaan laut tertutup tumpahan minyak seperti yang terjadi

di Teluk Meksiko tahun 2010 kemarin ? Menurut dia dampak insiden lingkungan terburuk dalam

sejarah AS itu begitu serius sampai seorang Presiden Obama pun membatalkan agenda-agenda

pentingnya, termasuk rencana kunjungan ke Indonesia, karena harus mengunjungi daerah yang

tercemar dan memantau setiap saat perkembangan penanganan tumpahan minyak tersebut.

Sampai hari ini pun Yahoo! masih menempatkan insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko

tersebut sebagai headline beritanya. Mari kita berandai-andai. Minyak yang tumpah ke laut, baik

minyak mentah, minyak bakar atau jenis lainnya, mengandung senyawa kimia yang bersifat

lethal bagi organisme. Contohnya, Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAH’s), beberapa jenis

logam berat dan ter (bahan aspal). Jadi, dampak langsung tumpahan minyak adalah kematian

massal organisme-organisme di daerah terpapar. Ikan, terumbu karang, padang lamun,

mangrove, burung, jasad-jasad renik semuanya mati.

Namun, dampak jangka panjangnya yang lebih mengerikan. Kalau permukaan laut tertutup

minyak, tentu penetrasi cahaya matahari berkurang. Sinar matahari berperan sebagai katalisator

fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton di laut. Persis seperti tumbuhan di darat.

Fitoplankton di Laut dan tumbuhan di darat merupakan produsen primer dalam rantai makanan.

Jika produsen tidak ada maka konsumen di rantai-rantai berikutnya juga tidak akan ada dan salah

satu konsumen dalam rantai makanan adalah manusia.

Selain itu, akan terjadi perubahan iklim global mengingat peran laut selama ini sebagai pengatur

rezim iklim bumi. Dua per tiga luas permukaan bumi tertutup laut sehingga bumi sering disebut

planet air. Sehingga perubahan yang terjadi di laut tentu mempengaruhi bumi secara

keseluruhan. Salah satu fungsi laut sebagai penyimpan panas yang lebih baik dari daratan. Panas

matahari hanya sampai kedalaman beberapa meter saja di daratan karena teksturnya yang padat.

Hal ini menyebabkan daratan lebih cepat panas namun kemampuannya menyimpan panas

tersebut terbatas baik energi maupun lama penyimpanannya. Jadi, daratan cepat panas dan juga

cepat dingin. Berbeda dengan laut, penetrasi cahaya matahari bisa mencapai kedalaman 200

meter di perairan yang jernih sehingga laut mampu menyerap dan menyimpan panas yang lebih

banyak dan lama dibanding daratan. Sehingga pada siang hari suhu di daratan lebih panas

Page 2: Laut sebagai pengatur iklim

dibanding laut, namun sebaliknya pada malam hari. Perbedaan karakter keduanya telah

dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan sejak dulu. Pada malam hari daratan lebih dingin

dibanding laut sehingga tekanan udara di atas daratan lebih tinggi dibanding laut. Hal ini

menyebabkan angin bergerak dari daratan ke arah laut dan disebut angin darat. Nelayan

memanfaatkan angin darat untuk pergi berlayar mencari ikan. Sebaliknya, pada siang daratan

lebih panas dibanding laut sehingga tekanan udara di atas daratan lebih rendah dibanding laut.

Hal ini menyebabkan angin bergerak dari laut ke darat dan disebut angin laut. Nelayan

memanfaatkan angin laut untuk membawa pulang ikan ke daratan.

Laut juga berperan penting membawa panas dari ekuator ke daerah lintang sedang dan tinggi

(kutub). Sebagaimana diketahui, intensitas cahaya matahari yang diterima daerah lintang sedang

dan kutub lebih sedikit dibanding ekuator. Daerah-daerah tersebut mendapatkan tambahan panas

dari ekuator yang didistribusikan oleh air laut. Fluks bahang dari air laut ke atmosfer dan

disirkulasi oleh angin westerlies sehingga menghangatkan daerah-daerah lintang sedang dan

kutub. Inilah siklus yang membuat suhu air tetap konstan dan daerah yang jauh dari ekuator tetap

mendapatkan panas yang cukup.

Fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) atau populer disebut El Nino dan Indian Ocean

Dipole Mode (IODM) merupakan bukti lain peran penting laut dalam mempengaruhi iklim

dunia. El Nino merupakan fenomena antartahunan (siklus kejadiannya antara 3-7 tahun) sebagai

hasil interaksi laut-atmosfer di Samudera Pasifik sekitar ekuator. Secara umum anomali ini

terjadi akibat perubahan tekanan udara antara bagian timur dan barat Samudera Pasifik. Pada

kondisi normal angin pasat dan massa air permukaan yang hangat bergerak ke arah barat dan

banyak turun hujan di sisi barat Samudera Pasifik, seperti di Indonesia dan sebagian Australia.

Sebaliknya pada periode El Nino angin dan massa air permukaan berbalik arah dan terjadi

musim kering yang berkepanjangan di sisi barat Samudera Pasifik karena hujan bergeser ke

tengah atau timur Samudera Pasifik.