Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

22
LASERASI, ABRASI, KONTUSIO, DAN GIGITAN MAMALIA KELOMPOK 5

description

jenis-jenis trauma

Transcript of Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

Page 1: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

LASERASI, ABRASI, KONTUSIO, DAN GIGITAN MAMALIA

KELOMPOK 5

Page 2: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

• Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada

beberapa klasifikasi menurut penyebabnya yaitu,

trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.

• Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai

beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan

objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan

berbagai tipe luka. Luka Akibat trauma tumpul

dibagikan menurut beberapa kategori:

– Abrasi

– Laserasi

– Kontusio

Page 3: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

LASERASI

Laserasi merupakan luka pada kulit yang dipotong atau robek. Laserasi bersifat dangkal, hanya melukai permukaan kulit. Namun dapat juga dalam sehingga menyebabkan cedera pada otot, tendon, ligamen, pembuluh darah atau saraf. Laserasi adalah luka bergerigi yang tidak teratur. Serigkali meliputi kerusakan jaringan yang berat. Luka-luka ini seringkali menyebabkan perdarahan yang serius dan kemudian pasien akan mengalami syok hipovolemik.

Page 4: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ETIOLOGI

• Cedera traumatic yang berat• Kecelakaan lalu lintas• Trauma benda tumpul

(pemukul bisbol)• Kecelakaan kerja akibat

mesin• Jaringan tubuh yang

terpotong oleh pecahan gelas.

Page 5: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

PATOFISIOLOGI• Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan kontusio

dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa, permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit yang menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.

• Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan, tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan arah awal kekerasan.

Page 6: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ABRASI (LUKA LECET)• Abrasi adalah jenis luka di mana kulit dikerik atau

terhapus. Ketika kulit diseret di atas karpet, luka yang dihasilkan adalah sebuah abrasi. Lecet biasanya luka dangkal, yang berarti bahwa hanya lapisan luar kulit yang terpengaruh. Sebuah abrasi yang mendalam, yang menembus ke lapisan dalam kulit, dapat meninggalkan bekas luka.

• Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada lapisan kulit epidermis. Jika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan.

• Efek lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi pada abrasi yang luas.

Page 7: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ETIOLOGI

• Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.

Page 8: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

Karakteristik luka lecet :• Sebagian/seluruh epitel hilang

terbatas pada lapisan epidermis• Disebabkan oleh pergeseran

dengan benda keras dengan permukaan kasar dan       tumpul

• Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)

• Timbul reaksi radang (Sel PMN)• Sembuh dalam 1-2 minggu dan

biasanya pada penyembuhan tidak     meninggalkan jaringan parut.

Page 9: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

KONTUSIO/ MEMAR

• Kontusio merupakan suatu istilah yang digunakan untuk cedera

pada jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma

tumpul yang langsung mengenai jaringan, seperti pukulan,

tendangan, atau jatuh (Arif Muttaqin,2008: 69).

• Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa

ada kerusakan kulit. Kontusio yang disebabkan oleh cedera akan

sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, meskipun

demikian luka memar di bagian kepala mungkin dapat menutupi

cedera yang lebih gawat dalam kepala. Kontusio dapat menjadi

bagian dari cedera yang luas, misalnya karena kecelakaan

bermotor (Agung Nugroho, 1995: 52).

Page 10: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ETIOLOGI

• Pukulan benda tumpul.

• Benturan benda keras.

• Tendangan/jatuh

Page 11: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

PATOFISIOLOGI

• Kontusio terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang singkat. Penekanan ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan dapat menimbulkan perdarahan pada jaringan bawah kulit atau organ dibawahnya.

• Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh darah lebih rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka darah akan keluar dari pembuluhnya ke jaringan, kemudian menggumpal, menjadi Kontusio atau biru. Kontusio memang dapat terjadi jika sedang stres, atau terlalu lelah. Faktor usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut menurun (Hartono Satmoko, 1993: 192).

• Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan didaurulang oleh makrofag. Warna biru atau ungu yang terdapat pada kontusio merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan.

Page 12: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

GIGITAN MAMALIA

Luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.

Page 13: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ETIOLOGI• hewan liar, hewan piaraan atau manusia.

Hewan liar biasanya menggigit adalah hewan yang memang ganas dan pemakan daging, misalnya harimau, singa, hiu, atau bila hewan itu terganggu atau terkejut, yaitu dalam usaha membela diri.

• Bila hewan menggigit tanpa alasan jelas, harus dicuriagi kemungkinan hewan tersebut menderita penyakit yang mungkin menular melalui gigitan misalnya rabies.

Page 14: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

PENGKAJIAN1. LUKA• Adanya perdarahan• Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan)• Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat pembekuan

berkurang),• Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan granulasi mengeluarkan

folagen yang membentuknya,• Berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya keloid.• Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap, dan nyeri pada daerah luka.• Lokasi ukuran dan kedalaman luka.• Tanda-tanda infeksi.• Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung.3. Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin.4. Status vascular : Hb, TcO2.5. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain.6. Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya.

Page 15: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 16: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

• PENGKAJIAN1. Anamnesa

a. Tanggal & waktu pengkajianb. Biodatac. Keluhan utamad. Riwayat kesehatan → kes.sekarang (PQRST), riwayat

penyakit dahulu, status kes.keluarga & status perkembangan

e. Aktivitas sehari-harif. Riwayat psikososial

Page 17: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

Pengkajian ABCD• Airway• Ada atau tidaknya sumbatan jalan napas (secret, lidah jatuh ke belakang,

bronkospasme), kepatenan jalan napas.• Breathing• Bunyi napas (vesikuler), frekuensi pernapasan, pola napas, penggunaan

otot bantu napas.• Circulation• Denyut nadi, frekuensi, kekuatan, irama, tekanan darah, kapilari refill <3

detik.• Disability• Ketidakmampuan, GCS(E=4, V=5, M=6 ), reaksi pupil, reflek cahaya• Exposure• Sensasi nyeri, cegah pasien hipotermi, lihat ada tidaknya jejas, CT skan

abdomen, Lavase Peritoneal Diagnostik (LPD).

Page 18: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

2. Pemeriksaan Kulit• Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan Kulit dpt dilakukan

melalui metode inspeksi & palpasi.a. Melihat penampilan luka seperti :Adanya perdarahan, Proses

inflamasi (kemerahan & pembengkakan), Proses granulasi jaringan, DLL.

b. Melihat adanya benda asing: tanah, pecahan kaca atau benda asing lain

c. Melihat ukuran, kedalaman & lokasi lukad. Adanya dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. &

nyeri pada daerah luka• 3. Pemeriksaan Head to Toe

Page 19: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

DIAGNOSA

1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan kulit

2. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan Insisi bedah, efek tekanan atau luka yang terkontaminasi

3. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka, tidak adekuatnya pertahanan tubuh.

Page 20: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan kulit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keprawtan, nyeri berkurang dengan kriteria: Ekspresi wajah rileks, pasien dapat beristirahat

• Intervensi:1. Kaji karakteristik nyeri• R/ mengetahui tingkat nyeri klien.

2. Beri posisi semi fowler.• R/ mengurngi kontraksi abdomen.

3. Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi.•R/ membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian

4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.• R/ analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.

5. Managemant lingkungan yang nyaman• R/ lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman klien

Page 21: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan

intervensiResiko terjadi infeksi akibat berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka.

• Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi• Kriteria hasil :

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi• Intervensi :

• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local• Monitor kerentanan terhadap infeksi• Berikan perawatan kulit pada area epidema• Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas,

drainase• Dorong masukan nutrisi yang cukup• Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi• Kolaborasi pemberian obat antibiotik

Page 22: Laserasi, Abrasi, Kontusio, Dan Gigitan