Lapsus Irma

32
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI Khusus Kepanitraan Klinik STATUS PASIEN Nama Dokter Muda : IRMA FATIMAH 1

Transcript of Lapsus Irma

Page 1: Lapsus Irma

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

Khusus Kepanitraan Klinik

STATUS PASIEN

Nama Dokter Muda : IRMA FATIMAH

Nama Pasien : Ny. NURHAYATI

1

Page 2: Lapsus Irma

No. Status / No. Reg : 04 80 13

Masuk RS : 12 November 2013

Nama : Ny. NURHAYATI

Jenis kelamin : perempuan Tempat/Tgl Lahir : Abeli, 15-5-

1966

Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Suku Bangsa : Tolaki

Pekerjaan/sekolah : IRT

Alamat : Jln. Wedahu RT 1/RW 1. Kel. Abeli

Dikirim Oleh : Diri sendiri

Dokter yang mengobati : dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

Diagnosa sementara : Anxietas Depresi F41.2

Gejala-gejala utama : perasaan tidak enak di dada

2

Page 3: Lapsus Irma

LAPORAN PSIKIATRIK :

I. RIWAYAT PENYAKIT:

A. Keluhan Utama dan alasan MRSJ : perasaan tidak enak di dada

B. Riwayat Gangguan Sekarang

- Keluhan dan gejala :

Sejak 2 tahun SMRSJ pasien mengalami gejala perasaan tidak enak

di dada yaitu jantungnya sering berdebar-debar, dada terasa panas,

kepala terasa berat, nafas cepat, yang muncul secara tiba-tiba tanpa

diketahui penyebabnya.

Gejala seperti ini dirasakan oleh pasien semakin memberat dan

baru sekitar 1 bulan yang lalu pasien sudah tidak bisa menahan

gejala tersebut sehingga pasien berinisiatif untuk berobat ke dokter

jiwa.

pasien juga mengalami gejala takut dan khawatir tentang sejumlah

peristiwa/hal dalam kehidupan pasien dan sukar mengendalikan rasa

khawatir tersebut, ada perasaan ingin marah namun tidak bisa untuk

melampiaskannya sehingga pasien mengalami kehilangan

kegembiraan, pasien juga mengalami gejala susah tidur, dalam sehari

semalam hanya bisa tidur ± 3 jam, mudah lelah, mudah marah, sukar

konsentrasi dalam segala hal, pusing, sakit ulu hati, nafsu makan

berkurang dan pasien juga merasa mengalami penurunan berat badan

(sebelumnya BB: 64kg turun menjadi 59kg).

Menurut pasien gejala seperti ini muncul karena ada beberapa hal

yang mendasarinya.

Pertama pada tahun 2008 anak ke-2 pasien umur 24 tahun

mengalami kecelakaan berkendara sehingga koma ± 2 bulan, setelah

terbangun dari komanya anak tersebut mengalami gangguan post

trauma kapitis yaitu bicara tidak jelas, tremor, sulit tidur. Padahal

harapan pasien ingin ini anaknya melanjutkan pendidikannya ke

3

Page 4: Lapsus Irma

bangku kuliah dan semenjak setelah kejadian tersebut jika

mendengar suara kendaraan muncul rasa ketakutan. Kedua suami

pasien yang merupakan polisi kehutanan sehingga sering keluar kota

dalam 1 minggu kadang pulang ke rumah kadang juga tidak, jika

pulang ke rumah kadang bermalam, kadang juga tidak, kemudian

berangkat lagi ke tempat kerjanya.

Tahun 2003 suami pasien menikah siri dengan perempuan lain

tanpa sepengetahuan pasien, ±2 tahun kemudian baru diketahui oleh

pasien hal itu diperoleh dari mulut ke mulut orang-orang sekitar.

Sehingga pasien stress, marah, kesal dengan suaminya dan meminta

suaminya untuk menceraikan istri keduanya. Namun, suami pasien

hanya menganggup tapi tidak menceraikannya. Suami pasien hidup

bersama dengan istri ke-2nya ±6 tahun dan punya anak perempuan 1

orang.

Tahun 2008 Suami pasien menceraikan istri keduanya karena istri

pertama (pasien) minta cerai dengannya jika tidak ingin menceraikan

istri keduanya. suami pasien masih memilih hidup bersama dengan

istri pertamanya (pasien).

Ketiga pada tahun 1992 anak pertama pasien umur 5 tahun

meniggal dunia karena DBD.saat itu pasien sementara hamil 6 bulan

anak kedua. Sehingga dari kejadian-kejadian tersebut pasien merasa

kehilangan kegembiraan, penuh rasa takut dan khawatir, Namun,

masih memiliki pandangan masa depan yang optimis, tidak ada

keinginan untuk membahayakan diri/ bunuh diri. Riwayat pernah

berobat ke dokter saraf (+), dokter jantung (+), dokter penyakit

dalam (+) namun, tidak ada perubahan. Riwayat pernah

mengkonsumsi obat-obatan (penenang) (-).

Hendaya / disfungsi

- Hendaya sosial :

Terganggu. Namun, masih bisa Berinteraksi dengan lingkungan

sekitar

4

Page 5: Lapsus Irma

- Hendaya pekerjaan :

terganggu. Karena pasien merasa sulit konsentrasi dan cepat lelah

jika bekerja. Sehingga, pasien lebih sering ke rumah tetangga untuk

bercerita karena merasa perasaannya terasa legah jika ke rumah

tetangga bercerita.

- Hendaya waktu senggang : tidak ada

- Faktor stresor psikososial :

- Ada. Bermasalah dengan suaminya karena sering keluar kota dan

mempunyai pacar di tempat kerjanya

- Takut mendengar suara kendaraan. Sehingga, sulit untuk bepergian

jika menggunakan kendaraan karena langsung timbul gejala

berdebar-debar, terasa panas di dada.

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya : tidak ada

C. Riwayat gangguan sebelumnya :

1. Penyakit Fisik : sinusitis, gastritis, riwayat alergi dingin, riwayat

hipertensi.

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada.

3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya :

Tahun 1990 pasien mengalami gejala yang sama yaitu jantung

berdebar-debar, dada terasa panas, perasaan khawatir dan takut.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi :

Riwayat prenatal, natal dan post natal : Tanggal 15 mei 1966 Pasien

lahir spontan dari ibu G6P5A0 di tolong oleh dukun di rumah, saat lahir

langsung menangis. Tidak ada riwayat ibu DM (-), hipertensi (-), riwayat

infeksi (-), riwayat mengkonsumsi obat-obatan saat hamil (-), riwayat

kelainan kongenital (-).

5

Page 6: Lapsus Irma

Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun) tinggal dengan kedua

orang tua, pasien adalah anak yang rewel dan sering menangis.

Pada masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun), pasien mempunyai

sifat yang cerewet, suka bergaul, humoris sehingga disenangi oleh

teman-temannya.

Riwayat masa kanak akhir remaja (usia 12-18 tahun), saat remaja

sudah mengenal dunia pacaran dan ketika berumur 15 tahun pasien

memilih untuk menikah dan pasien juga mempunyai faktor pertumbuhan

yang mana lebih cepat tumbuh dan berkembang, serta mempunyai sifat

yang lebih dewasa dari teman-temannya, sehingga muncul rasa malu

dengan teman-temannya

riwayat Pendidikan terakhir adalah tamatan SMP

riwayat pekerjaan bekerja selain jadi ibu rumah tangga juga sering di

panggil jika ada pesta pernikahan sebagai tukang masak.

Riwayat pernikahan menikah pada umur 15 tahun dengan pacarnya

sendiri dari sejak SD.

Riwayat kehidupan sosial pasien merupakan orang yang mudah

bergaul dan tidak menutup diri dari lingkungannya. Hubungan dengan

tetangga dan keluarga harmonis baik sebelum dan sesudah sakit

Riwayat kehidupan spiritual Pasien shalat 5 waktu dan sering

membaca kitab suci AL-Qur’an. Semenjak sakit pasien lebih sering

mengingat Tuhan dan sering bertawakal serta mengingat bahwa semua

manusia kelak akan mati

E. Riwayat Kehidupan Keluarga:

Pasien adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara: (♂, ♀, ♂, ♂, ♂,

[♀],♂,♂).

1. Saudara pertama umur 62 tahun, riwayat pendidikan

terakhir D3, pensiunan PNS

2. Saudara kedua umur 60 tahun, riwayat pendidikan

terakhir SMA, Ibu Rumah Tangga.

6

Page 7: Lapsus Irma

3. Saudara ketiga umur 57 tahun, pendidikan terakhir SMA,

pekerja bangunan,

4. Saudara keempat umur 54 tahun, pendidikan terakhir

SMA, pekerja bangunan,

5. Saudara kelima 51 tahun, pendidikan terakhir SMA,

pekerja bangunan,

6. Pasien sendiri

7. Saudara ketujuh 45 tahun, pendidikan terakhir SMP, Ibu

Rumah Tangga,

8. Saudara kedelapan 43 tahun, pendidikan terakhir SMP,

petani.

Mereka berhubungan baik, saling membantu dan mendukung

jika saudaranya mengalami masalah atau kesulitan.

± 30 tahun yang lalu kedua orang tua mereka meninggal

dunia, selang antara meninggalnya ibu dan ayah mereka hanya 2

tahun. Disini pasien mengalami luka yang mendalam, karena mereka

belum ada yang bekerja, sehingga belum sempat membahagiakan

kedua orang tua mereka.

Pasien punya anak sebanyak 4 orang ((♀, ♂, ♂, ♀). Anak pertama di

usia 5 tahun meninggal dunia karena Demam Berdarah Dengue. Anak kedua

23 tahun, pendidikan terakhir SMA, post trauma kapitis akibat kecelakaan

berkendara yang menimbulkan gejala sisa yang mirip dengan gejala

parkinson (tremor, bicara tidak jelas, lambat berjalan dan sedikit

membungkuk) sebelum kecelakaan, keinginan anak ini dan pasien ingin

melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Anak ketiga 21 tahun,

pendidikan terakhir SMA, tidak ada keinginan untuk melanjutkan

pendidikannya ke bangku kuliah padahal harapan pasien ingin jika ini

anaknya melanjutkan sekolahnya. Anak keempat 17 tahun, kelas 2 SMA,

harapan pasien satu-satunya agar anaknya ini ingin melanjutkan sekolahnya

ke jenjang yang lebih tinggi.

7

Page 8: Lapsus Irma

F. Riwayat Kehidupan Sekarang :

Pasien tinggal di rumah yang berukuran 9 X 12 meter. pasien tinggal 1

rumah beranggotakan 4 orang yaitu dengan anak kandung 3 orang, anak

dari suaminya dari istri kedua satu orang, suami, dan pasien sendiri.

Namun suami jarang pulang ke rumah karena sering keluar kota untuk

urusan pekerjaan. Keluarga pasien adalah keluarga kecil dengan

ekonomi cukup. Dimana kehidupan keluarga pasien didapatkan dari

penghasilan ayah sebagai polisi kehutanan dengan dan punya kebun

kelapa dengan luas 3 hektar dan pasien (istri tinggal di rumah sebagai

IRT untuk menugurus segala kebutuhan rumah tangga termasuk

mengurus semua anak-anaknya. Pasien hidup di lingkungan yang

mayoritas masyarakatnya mempunyai Mata pencaharian pokok sebagai

wiraswasta kemudian pegawai negeri sipil, nelayan dan peternak.

Tingkat pendidikan terbanyak pada masyarakat di kelurahan tersebut

berada pada sekolah dasar kemudian SMP, SLTA, D3, S1. Mayoritas

tingkat pendapatan di kelurahan tersebut adalah tingkat pendapatan

rendah dan mayoritas penduduknya suku pendatang.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :

Saat ini pasien merasa dirinya sakit dan ingin berobat supaya cepat sehat

sehingga bisa bekerja lebih fokus dan bisa mengurus anak-anaknya

dengan baik, serta berencana untuk menunaikan ibadah haji dan pasien

juga berharap supaya kedepannya kehidupan keluarganya baik-baik saja

8

Page 9: Lapsus Irma

dan jika ada masalah bisa dibicarakan dan diselesaikan secara baik-baik.

Usaha untuk mencapai tersebut pasien selalu berusaha maksimal

II. STATUS MENTAL :

A. Deskripsi Umum :

1. Penampilan Umum :

Wajah sesuai dengan umur, memakai kacamata hitam, kontak mata

yang sayup, memakai bedak, lipstik, memakai jilbab orange, baju

panjang kaos warna merah, celana kain panjang, sandal hills 2cm

warna hitam campur putih, ekspresi wajah seperti ada yang di

pendam, cemas, ada kesedihan yang mendalam, wajah sering

menunduk dan diam, gaya berjalan lambat dan sedikit menunduk.

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : depresi

4. Pembicaraan : relevan

5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :

1. Mood : cemas

2. Ekspresi Afektif : afek depresif

3. Keserasian : serasi

4. Empati : dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual (kognitif) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai

2. Daya Konsentrasi dan perhatian : baik

3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik

4. Daya ingat : Baik

5. Pikiran abstrak : baik

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Ada

D. Gangguan Persepsi :

1. Halusinasi : tidak ada

9

Page 10: Lapsus Irma

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berfikir :

1. Arus pikiran :

a. Produktifitas : baik

b. Kontinuitas : Baik

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

2. Isi pikiran :

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls : baik

G. Daya Nilai :

1. Norma Sosial : Sadar dengan apa yang dia lakukan

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Baik

4. Tilikan (insight) : Derajat 6: mengerti kenyataan objektif tentang

suatu situasi disertai daya pendorong motivasi dan emosional untuk

mengatasi situasi tersebut

H. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

A. Status Internus : T : 110/70 mmHg N : 70x/menit

S : 36,6°C P : 20x/menit

KU : Normal

Wajah simetris kiri=kanan

Pemeriksaan Thoraks : Inspeksi : Simetris ki=ka

Palpasi : Vokal fremitus ki=ka

Perkusi : Sonor

Auskultasi : BP = vesikuler

BT = Wheezing:-/-, Ronkhi: -/-

10

Page 11: Lapsus Irma

Pemeriksaan abdomen : Inspeksi : Datar ikut gerak nafas

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+ 7 x/m)

B. Status Neurologis :

GCS : E4 M6 V5

Pupil : Bulat dan isokor Ø 2mm, RCL +/+, RCTL +/+

Refleks fisiologis : (+) dalam batas normal

Refleks patologis : (-)

IV. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA :

Seorang perempuan 57 tahun masuk RSJ kendari dengan gejala

utama perasaan tidak enak di dada yaitu jantungnya sering berdebar-

debar, dada terasa panas, kepala terasa berat, nafas cepat, yang

muncul secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Sejak 2 tahun

SMRSJ. Gejala seperti ini dirasakan oleh pasien semakin memberat

dan baru sekitar 1 bulan yang lalu pasien sudah tidak bisa menahan

gejala tersebut sehingga pasien berinisiatif untuk berobat ke dokter

jiwa. Selain gejala tersebut pasien juga mengalami gejala takut dan

khawatir tentang sejumlah peristiwa/hal dalam kehidupan pasien dan

sukar mengendalikan rasa khawatir tersebut, ada perasaan ingin

marah namun tidak bisa untuk melampiaskannya sehingga pasien

mengalami kehilangan kegembiraan, pasien juga mengalami gejala

susah tidur, dalam sehari semalam hanya bisa tidur ± 3 jam, mudah

lelah, mudah marah, sukar konsentrasi dalam segala hal, pusing,

sakit ulu hati, nafsu makan berkurang dan pasien juga merasa

mengalami penurunan berat badan (sebelumnya BB: 64kg turun

menjadi 59kg). penyakitnya muncul ada beberapa hal yang

mendasarinya. Pertama pada tahun 2008 anak ke-2 pasien umur 24

tahun mengalami kecelakaan berkendara sehingga koma ± 2 bulan,

setelah terbangun dari komanya anak tersebut mengalami gangguan

11

Page 12: Lapsus Irma

post trauma kapitis yaitu bicara tidak jelas, tremor, sulit tidur. suami

pasien yang merupakan polisi kehutanan sehingga sering keluar kota

dalam 1 minggu kadang pulang ke rumah kadang juga tidak, jika

pulang ke rumah kadang bermalam, kadang juga tidak, kemudian

berangkat lagi ke tempat kerjanya. Tahun 2003 suami pasien

menikah sirih dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan pasien,

±2 tahun kemudian baru diketahui oleh pasien. Tahun 2008 Suami

pasien menceraikan istri keduanya karena istri pertama (pasien)

minta cerai dengannya jika tidak ingin menceraikan istri keduanya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL : (Sesuai PPDGJ – III)

Aksis I

Berdasarkan hasil autoanamnesis ditemukan adanya pola prilaku

pasien yang secara klinis bermakna seperti perasaan tidak enak di

dada yaitu jantungnya sering berdebar-debar, dada terasa panas,

kepala terasa berat, nafas cepat, yang muncul secara tiba-tiba tanpa

diketahui penyebabnya. takut dan khawatir tentang sejumlah

peristiwa/hal dalam kehidupan pasien dan sukar mengendalikan rasa

khawatir tersebut, susah tidur, dalam sehari semalam hanya bisa tidur

± 3 jam, mudah lelah, mudah marah, sukar konsentrasi dalam segala

hal, pusing, sakit ulu hati, nafsu makan berkurang dan pasien juga

merasa mengalami penurunan berat badan (sebelumnya BB: 64kg

turun menjadi 59kg) dan mengalami hendaya dalam bidang sosial,

pekerjaan, sehingga kasus ini digolongkan dalam Gangguan Jiwa .

Tidak ada halusinasi dan waham sehingga kasus ini digolongkan

dalam Gangguan non- psikotik .

Tidak adanya hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

penunjang lainnya serta hasil alloanamnesis dan autoanamnesis yang

menguatkan berupa tidak adanya gangguan fungsi kognitif, daya

ingat dan riwayat trauma kapitis sehingga digolongkan dalam

Gangguan Non Organik .

12

Page 13: Lapsus Irma

Adanya gejala rasa Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg

timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan,

tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. Perasaan takut &

khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas dan Pasien sukar

mengendalikan rasa khawatir tsb, konsentrasi dan perhatian

berkurang. Sehingga digolongkan dalam gangguan Anxietas

Kehilangan kegembiraan, mudah lelah, tidur terganggu disertai

penurunan nafsu makan dan berat badan sehingga digolongkan

dalam gangguan Depresi

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pasien saat ini menderita Gangguan Campuran Anxietas dan

Depresi (F41.2)

DD :

o Gangguan Anxietas Fobik

o Gangguan anxietas menyeluruh

Aksis II

Berdasarkan uraian riwayat kehidupan pribadi yang dilakukan

penelusuran pada pasien saat ini dapat dikatakan bahwa pasien ini

memiliki Gangguan Kepribadian Campuran dan lainnya (F61).

Aksis III

Gastritis, Hipertensi, sinusitis

Aksis IV

Masalah dengan keluarga

Masalah Lingkungan Sosial.

Aksis V

80-71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam

sosial, pekerjaan, sekolah, dll.

VI. DAFTAR PROBLEM :

13

Page 14: Lapsus Irma

Organobiologik : Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di

otak, sehingga membutuhkan psikofarmaka (psikoterapi)

Psikologik : Terdapat gangguan suasana perasaan yang

mengganggu keseharian, sehingga membutuhkan psikofarmaka dan

psikoterapi

Sosiologik : Ada hendaya dalam bidang social dan pekerjaan

sehingga membutuhkan sosioterapi

VII.

14

Page 15: Lapsus Irma

VIII. PROGNOSIS : Dubia et bonam

A. Faktor pendukung :

Ada dukungan keluarga

Keteraturan minum obat

B. Faktor penghambat :

Faktor pencetus

Riwayat pendidikan

Gejala berulang/Kekambuhan

IX. RENCANA TERAPI :

A. Farmakoterapi :

Kalxetin 1-0-0

Zypraz 0-1/2-1

B. Psikoterapi :

1. Suportif

- Ventilasi

- Konseling

2. Cognitive Behavioral Therapy

C. Sosioterapi : Social Skill Training

X. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

Fisik-biologis : darah rutin, kimia darah, foto toraks dan skull,

Pemeriksaan Psikometri : MMPI-2

15

Page 16: Lapsus Irma

XI. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

ANXIETAS = KECEMASAN

DEFINISI :

Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan

akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian

besar tidak diketahui.

Epidemiologi :

Prevalensi : 3% - 8%

50% penderita GA juga

mempunyai ggn

mental lain.

Ratio = ♀ : ♂ = 2 : 1

Usia = ± 20 tahun

Kebanyakan pasien GA pergi berobat pd dokter umum, internist,

cardiologist, pulmonolog, gastro-entrologist oleh karena gejala somatiknya.

Gejala :

1. Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas

2. Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb

3. Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut :

a. Gelisah d. mudah marah

b. Mudah lelah e. otot tegang

c. Sukar konsentrasi f. tidur terganggu (sukar,

terbangun2, tidur tak nyenyak)

4. Gejala-gejala somatik

Manifestasi Perifer dari Anxietas

Diarrhae Lambung terganggu

Pusing, kepala ringan Polyuria (miksi frekuen)

Hyperhidosis Telapak tangan berkeringat

Hypertensiatau dingin

Palpitasi Perut kembung, nausea

16

Page 17: Lapsus Irma

Mydriasis Nafas pendek

Gelisah Otot tegang

Syncope Mulut kering

Tachicardi Sulit masuk tidur atau

Rasa kesemutan pada mempertahankan tidur

extremitas

Tremor

Episode depresi

Ditandai oleh :

A. Gejala utama

1. Afek deresif

2. Kehilangan minat dan kegembiraan

3. Berkurangnya energi menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

B. Gejala tambahan

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang

2. Harga diri dan kepercayaan diri yang berkurang

3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

5. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri

6. Tidur terganggu

7. Nafsu makan berkurang

Gangguan campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)

Pedoman Diagnostik

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-

masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat

untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa

gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus,

disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan

17

Page 18: Lapsus Irma

Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,

maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya

atau gangguan anxietas fobik

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat

untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua

diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan

campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya

dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus

diutamakan

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan

yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan

penyesuaian.

Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian Campuran

Dengan gambaran beberapa gangguan pada F60.- tetapi tanpa

suatu kumpulan gejala yang dominan yang memungkinkan suatu

diagnosis yang lebih khas.

18

Page 19: Lapsus Irma

AUTOANAMNESIS ( 12/11/2013)

DM : Assalamualakum Bu’

P : Waalaikummussalam

DM : Perkenalkan bu’, saya dokter muda yang bertugas di RS Jiwa ini, kalau

boleh tau nama ibu siapa ?

P : Nurhayati

DM : oh..Ibu Nurhayati, kalau boleh tau dengan siapa datang kesini berobat?

P : sendirian

DM : kenapa tidak di antar oleh suami atau anak Ibu ?

P : suami saya jarang tinggal di rumah, selalu keluar kota untuk urusan

pekerjaan, kalau anak-anak jam segini sudah pada tidak ada di rumah dan

saya memang yang berkeinginan sekali datang berobat kesini tanpa disuruh

oleh suami atau anak

DM : oh.. ibu sendiri yang berkeinginan untuk datang berobat disini?

P : Ia. Karena saya sudah ke dokter saraf, penyakit dalam, jantung, tapi tidak

ada perubahan, jadi saya ke mencoba ke dokter jiwa

DM : ibu nurhayati. Ibu bisa menceritakan yang membuat ibu datang kesini?

P : ia. Bisa..begini dok, dada saya terasa panas, jantung saya berdebar-debar,

nafas saya cepat, kepalaku seperti mau pecah, telinga saya seperti ada keluar

asap

DM : sejak kapan ibu merasakan hal seperti itu ?

P : sebenarnya sudah dua tahun lebih dok. Namun, baru satu bulan saya

rasakan berat seperti ini

DM : kalau boleh tau bu’..awalnya, apa yang membuat ibu mengalami gejala

seperti ini. Mungkin ibu’ bisa menceritakan ??

P : mungkin terlalu banyak yang saya pikirkan dok.

DM : mungkin ibu bisa menceritakan,apa yang ibu pikirkan sehingga membuat

ibu seperti ini

P : ada beberapa hal yang mendasarinya dok..awalnya pada tahun 2008 anak

ke-2 saya mengalami kecelakaan ditabrak dengan mobil sedangkan anak

saya memakai motor sehingga koma ± 2 bulan, setelah terbangun dari

19

Page 20: Lapsus Irma

komanya anak saya mengalami gangguan yaitu bicara tidak jelas, tremor,

sulit tidur. Padahal harapan saya ingin anak saya seperti anak orang lain bisa

melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah dan setelah kejadian tersebut

jika saya mendengar suara kendaraan muncul rasa ketakutan dan rasa tidak

enak di dada saya.

DM : tadi ibu mengatakan ada beberapa hal yang mendasari timbulnya gejala

pada ibu?

P : oh iya.. suami saya dok.

DM : kenapa dengan suami ibu’?

P : suami saya merupakan polisi kehutanan sehingga sering keluar kota dalam

1 minggu kadang pulang ke rumah kadang juga tidak, jika pulang ke rumah

kadang bermalam, kadang juga tidak, kemudian berangkat lagi ke tempat

kerjanya. Sehingga sering muncul rasa kekhawatiran dan ketakutan jangan

sampai suami saya punya pacar atau istri simpanan disana. Tapi saya selalu

menguatkan hati bahwa tidak mungkin suami saya punya perempuan di luar

sana, dia kan cinta mati sama saya, saya pacaran dengan dia sejak saya

duduk di bangku sekolah dasar.

Tapi seiring berjalannya waktu, saya mendengar kabar dari orang-orang

sekitar bahwa suami saya telah menikah dengan perempuan lain tanpa

sepengetahuan saya. Awalnya saya tidak percaya dok, karena suami saya

cinta mati sama saya. akhirnya saya telusuri kebenaran berita tersebut, dan

ternyata benar bahwa suami saya telah menikah lagi dengan perempuan lain.

DM : kalau boleh tau, bagaiman perasaan ibu sewaktu mengetahui kebenaran

berita tersebut ?

P : perasaan saya waktu itu, kesal, marah, sedih, stres bercampur jadi satu.

Muncul rasa tidak enak di dada saya, kepala terasa berat, jantung saya

berdebar-debar

DM : apakah waktu itu, ibu ada perasaan putus asa atau perasaan ingin bunuh

diri

P : sempat terpikir dok. Tapi saya pikirkan anak-anak saya bagaimana ke

depannya dan saya berfikir bahwa saya tau Tuhan tidak akan memberikan

20

Page 21: Lapsus Irma

cobaan kepada hambanya, melampaui batas kemampuannya dan saya yakin

Insya Allah saya kuat untuk menjalaninya.

DM : Pernah tidak ibu mendengar bisikan atau melihat bayangan ?

P : tidak pernah dok..

DM : maaf bu, ibu pernah mencoba tuk merokok atau minum alkohol dan

semacamnya ?

P : tidak pernah dok

DM : ibu pernah menderita seperti ini sebelumnya atau pernah di rawat di

RSJ ?

P : Tidak pernah dok

DM :Ibu, berapa bersaudara ?

P : 8 orang dok

DM : ibu anak keberapa dari 8 orang bersaudara ?

P : anak ke-6 dari 8 bersaudara: (♂, ♀, ♂, ♂, ♂, [♀],♂,♂)

DM : pendidikan terakhir ibu apa ?

P : Pendidikan terakhir saya adalah tamatan SMP dan tidak melanjutkan lagi

ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor`biaya dan faktor pertumbuhan yang

mana saya lebih cepat tumbuh dan berkembang, serta mempunyai sifat yang lebih

dewasa dari teman-temanku, sehingga muncul rasa malu dengan teman-temanku

dan saya memilih untuk menikah pada umur 15 tahun dengan pacarnya sendiri

dari sejak SD.

DM : Bagaimana persepsi ibu tentang diri dan kehidupan ibu sekarang ?

P : Saat ini saya merasa diri saya sakit dan ingin berobat supaya cepat sehat

sehingga bisa bekerja lebih fokus dan bisa mengurus anak-anak saya dengan baik,

serta saya berencana untuk menunaikan ibadah haji dan saya juga berharap supaya

kedepannya kehidupan keluarga saya baik-baik saja dan jika ada masalah bisa

dibicarakan dan diselesaikan secara baik-baik.

DM : ok.. terima kasih atas kesediaannya ibu untuk diwawancarai tentang

pribadi ibu

P : O...tidak apa-apa dok. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada

dokter

21

Page 22: Lapsus Irma

22