Lapsus CHF

31
BAB I PENDAHULUAN Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Definisi gagal yaitu relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium, gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya. 1 Angka kejadian CHF semakin meningkat dari tahun ke tahun, tercatat 1,5% sampai 2% orang dewasa di Amerika Serikat menderita CHF dan 700.000 diantaranya harus dirawat di rumah sakit per tahun. Faktor risiko terjadinya gagal jantung yang paling sering adalah usia lanjut, 75 % pasien yang dirawat dengan CHF berusia antara 65 dan 75 tahun. Terdapat 2 juta kunjungan pasien rawat jalan per tahun yang menderita CHF, biaya yang dikeluarkan diperkirakan 10 miliar dollar per tahun. Faktor risiko terpenting untuk CHF adalah penyakit arteri koroner dengan penyakit jantung iskemik. Hipertensi adalah faktor risiko terpenting kedua untuk CHF. Faktor risiko lain terdiri dari 1

description

chf

Transcript of Lapsus CHF

Page 1: Lapsus CHF

BAB I

PENDAHULUAN

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai

pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

Definisi gagal yaitu relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, penekanan arti

gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal

miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium, gagal miokardium

umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik

sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal

jantung dalam fungsi pompanya.1

Angka kejadian CHF semakin meningkat dari tahun ke tahun, tercatat

1,5% sampai 2% orang dewasa di Amerika Serikat menderita CHF dan 700.000

diantaranya harus dirawat di rumah sakit per tahun. Faktor risiko terjadinya gagal

jantung yang paling sering adalah usia lanjut, 75 % pasien yang dirawat dengan

CHF berusia antara 65 dan 75 tahun. Terdapat 2 juta kunjungan pasien rawat jalan

per tahun yang menderita CHF, biaya yang dikeluarkan diperkirakan 10 miliar

dollar per tahun. Faktor risiko terpenting untuk CHF adalah penyakit arteri

koroner dengan penyakit jantung iskemik. Hipertensi adalah faktor risiko

terpenting kedua untuk CHF. Faktor risiko lain terdiri dari kardiomiopati, aritmia,

gagal ginjal, dan penyakit katup jantung.2

Dengan data perkembangan seperti ini, penyakit jantung kongestif oleh

kelainan katup akan menyebabkan permasalahan yang signifikan bagi masyarakat

global dan bukan tidak mungkin dalam kurun beberapa tahun kedepan angka

statistik ini akan bergerak naik jika para praktisi medis khususnya tidak segera

memperhatikan faktor risiko utama yang menjadi awal mula penyakit ini. Dengan

demikian perlu adanya penanganan dari segala aspek baik secara biomedik

maupun biopsikososial. Dan untuk itu kasus ini diangkat sebagai salah satu bentuk

tanggung jawab sebagai praktisi medis agar dapat mengenal penyakit ini lebih

rinci sebelum benar-benar mengaplikasikan teori pengobatan yang rasional.

1

Page 2: Lapsus CHF

BAB IILAPORAN KASUS

IDENTIFIKASI

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 45 tahun

Alamat : Banyumas

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

MRS : 11 September 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Sesak napas yang semakin berat ± 2 hari SMRS

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Sejak ± 1 bulan SMRS os mengeluh sesak napas. Sesak muncul pertama

kali saat os habis mengangkat air dari sumur ke kamar mandi dalam (± 100 m). Di

malam hari os sering terbangun tiba-tiba karena sesak napas, os lebih nyaman

menggunakan 3 bantal saat tidur. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, debu dan emosi.

Bunyi mengi (-). Nyeri dada (-). Batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah. Mual

(-). Muntah (-). Nyeri ulu hati (-). Bengkak pada kaki (-). Demam (-). BAK biasa.

BAB biasa.

Sejak ± 1 minggu SMRS os mengeluh sesak napas bertambah sering.

Sesak muncul saat os berjalan dari kamar ke kamar mandi (± 50m). Di malam hari

os mengeluh susah tidur karena sesak napas, os lebih nyaman menggunakan 3

bantal saat tidur. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, debu dan emosi. Bunyi mengi (-).

Nyeri dada (-). Batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah. Mual (-). Muntah (-).

Nyeri ulu hati (-). Bengkak pada kaki (-). Demam (-). BAK biasa. BAB biasa. Os

tidak berobat.

2

Page 3: Lapsus CHF

Sejak ± 2 hari SMRS os mengeluh sesak napas bertambah berat. Sudah 5

hari os tidak melakukan pekerjaan apapun tapi sesak napas tetap ada meskipun os

beristirahat. Os tidak bisa tidur karena sesak semakin bertambah jika posisi

berbaring, os tidur dengan posisi setengah duduk. Sesak tidak dipangaruhi cuaca,

debu dan emosi. Bunyi mengi (-). Nyeri dada (-). Batuk (+), tidak berdahak, tidak

berdarah. Di malam hari os mengeluh mual (+), muntah (+), isi cairan berwarna

bening, frekuensi 2x dalam semalam. Bengkak pada kaki (-). Demam (-). BAK

biasa. BAB biasa. Lalu os berobat ke RSWK dan dirawat.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit tenggorokan, nyeri sendi dan demam saat umur 10 tahun.

Riwayat nyeri dada disangkal.

Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal.

Riwayat penyakit pernapasan (asma) disangkal.

Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita sudah menikah. Penderita tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga). Suami

bekerja sebagai buruh. Kesan : status sosial ekonomi kurang.

3

Page 4: Lapsus CHF

PEMERIKSAAN FISIK (11 September 2014)

Keadaan Umum

Keadaan umum : tampak sakit

Keadaan sakit : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Gizi : kurang

Dehidrasi : (-)

Tekanan Darah : 90/70 mmHg

Nadi : 86 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernafasan : 24 kali per menit, thoracoabdominal

Suhu : 36,7o C

Berat Badan : 40 kg

Tinggi Badan : 147 cm

IMT : 40/(1,47)2 = 18,51 (BB kurang)

Keadaan Spesifik

Kulit

Warna sawo matang, efloresensi (-), pigmentasi normal, ikterus (-), sianosis (-),

spider nevi (-), telapak tangan dan kaki pucat (-), pertumbuhan rambut normal.

KGB

Kelenjar getah bening di submandibula, leher, axila, inguinal tidak teraba.

Kepala

Bentuk lonjong, simetris, warna rambut hitam, rambut mudah rontok (-),

deformitas (-).

Mata

Eksophtalmus (-), endophtalmus (-), edema palpebra (-), konjungtiva palpebra

pucat (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya (+), pergerakan mata ke

segala arah baik, mata cekung (+).

Hidung

Bagian luar hidung tak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan

baik, selaput lendir dalam batas normal, epistaksis (-).

4

Page 5: Lapsus CHF

Telinga

Pendengaran baik.

Mulut

Pembesaran tonsil (-), gusi berdarah (-), lidah kering (-), tepi lidah hiperemis (-),

lidah tremor (-), atrofi papil(-), stomatitis(-), rhagaden(-), bau pernapasan khas (-).

Leher

Pembesaran kelenjar thyroid (-), JVP (5+2) cmH2O, hipertrofi musculus

sternocleidomastoideus (-), kaku kuduk(-).

Dada

Bentuk dada normal, retraksi (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-).

Paru

Inspeksi : statis simetris kanan dan kiri, dinamis ka = ki, tidak ada yang

tertinggal

Palpasi : stemfremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus (+) di basal kedua paru,

wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba linea axilaris anterior sinistra ICS VI

Perkusi : batas atas ICS II, batas kanan linea parasternalis dextra, batas kiri

linea axilaris anterior sinistra ICSVI

Auskultasi : HR 86 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik grade III, punctum

maximum di katup mitral. Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : lemas, nyeri tekan daerah epigastrium (+), hepar teraba 2 jari

dibawah arcus costae. Lien tidak teraba.

Perkusi : thympani, shifting dullness (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

5

Page 6: Lapsus CHF

Genital (Tidak diperiksa)

Ekstremitas

Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-), pigmentasi

normal, telapak tangan pucat (-), jari tabuh (+), turgor <

2 detik, sianosis (-).

Ekstremitas bawah : gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi normal,

telapak kaki pucat (-), jari tabuh (-), turgor kembali

lambat (-), edema pretibia dan pergelangan kaki (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 12 September 2014

Hematologi

No Pemeriksaan Hasil1 Hemoglobin 11,4 g/dl2 Eritrosit 4.270.0003 Hematokrit 35 vol%4 Leukosit 15100/mm3

5 Laju Endap Darah 15 mm/jam7 Hitung jenis 0/4/6/54/32/4

Kimia Klinik

No Pemeriksaan Hasil1 BSS 100 mg/dl2 Uric acid 6,1 mg/dl3 Ureum 27 mg/dl4 Kreatinin 0,9 mg/dl5 Protein total 8 g/dl8 SGOT 35 U/I9 SGPT 16 U/I10 Natrium 139 mmol/l11 Kalsium 4,0 mmol/l

Ro/ Thorax:

Cor : Kardiomegali

Pulmo : Kongestif pulmonum, efusi pleura bilateral

6

Page 7: Lapsus CHF

EKG:

Irama sinus, Axis kanan, HR: 104x/m, gel P normal, PR interval 0,2 detik,

kompleks QRS 0,08 detik, R/S di V1 < 1, S V1 + R V5/V6 < 35 mm.

Kesan: RAD (Right axis deviation).

Tanggal 12 September 2014

Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik

No Pemeriksaan Hasil1 Cholesterol total 73 mg/dl2 HDL 17 mg/dl3 LDL 42 mg/dl4 Trigliserida 70 mg/dl5 Protein total 8,3 g/dl6 Albumin 3,3 g/dl7 Globulin 5,0 g/dl

Urinalisa

No Pemeriksaan Hasil1 Sel epitel +2 Leukosit 8-10 LPB 3 Eritrosit 20-25 LPB4 Silinder (granula) +5 Protein +6 Glukosa -7 Nitrit -

Tanggal 12 September 2014

Hematologi

No Pemeriksaan Hasil1 Hemoglobin 12 g/dl2 Leukosit 9300/mm3

3 Laju Endap Darah 8 mm/jam4 Hitung jenis 0/0/0/68/30/2

7

Page 8: Lapsus CHF

Kimia Klinik

No Pemeriksaan Hasil1 Cholesterol total 77 mg/dl2 HDL 9 mg/dl3 LDL 44 mg/dl4 Trigliserida 124 mg/dl5 LDH 697 mg/dl6 Ureum 53 mg/dl7 Kreatinin 0,9 mg/dl8 Natrium 130 mmol/l9 Kalsium 4,1 mmol/l

Ekokardiografi :

LV dilatasi, LA dilatasi, LVH (-), LV EF n, CEF 89,3 %, PR moderate, TR mild,

Mitral valve prolaps severe (PML flailed dengan MR severe) susp. ruptur chorda.

Diagnosis Akhir:

CHF ec MI/MS ec RHD

Penatalaksanaan :

Non Farmakologis :

- Istirahat (posisi setengah duduk)

- Oksigen 3 liter

- Diet jantung II

Farmakologis :

- IVFD D5 gtt x/m. Mikro.

- Furosemid amp 1x1 i.v.

- Spiranolakton 1x 12,5 mg

- Aspilet 1x80mg

- Ceftriaxon 2x1 gr

- Digoksin 1x1/2 tab.

- Ambroxol 3x1 tab

- Omeprazole 1x20 mg

- Laxadin syr 3x1c

8

Page 9: Lapsus CHF

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad malam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Follow Up:

Tanggal 12 September 2014S Batuk kering, pusing, mual, muntah 2x/hr, nyeri ulu hati,

demam.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Keadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Laboratorium

Tampak sakit sedangCompos mentis90/60 mmHg120 x/menit20 x/ menit38,8 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea parasternalis dextra,

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 120 x/ menit, murmur (+) sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien tidak

teraba.P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal Tidak diperiksa

Edema (-/+)Clubbing finger (+)Sianosis (+)

Hematologi: Hb: 11,4 g/dl, RBC: 4.270.000, Ht: 35 vol%, leukosit 15100/mm3, LED 15 mm/jam, hitung jenis 0/4/6/54/32/4%.Kimia Klinik: BSS 100 mg/dl, uric acid 6,1 mg/dl, ureum 27 mg/dl, kreatinin 0,9 mg/dl, protein total 0,8 mg/dl, SGOT 35 U/I,

9

Page 10: Lapsus CHF

SGPT 16 U/I, natrium 139 mmol/l, kalium 4,0 mmol/l.EKG:Irama sinus, Axis kanan, HR: 104x/m, gel P normal, PR interval 0,2 detik, kompleks QRS 0,08 detik, R/S di V1 < 1, S V1 + R V5/V6 < 3 detik.Kesan: RAD (Right axis deviation).

Ro/ thorax:Cor : CardiomegaliPulmo : Congestive pulmonum

Pleural effusion bilateralA CHF ec. MI/MS

PneumoniaPhlebitis

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- O2 4 liter- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 ampl Dobuject gtt x/mnt. (Mikro).- Furosemid amp. 1x1 i.v.- Digoksin 2x1/2 tab.- Aspilat 1x80mg - Ciprofloxasin 2x1 flash- Omeprazole 1x20mg- Laxadin syr 3x1c- Ambroxol 3x1 tab- Paresetamol 500 mg (k/p)

Rencana - Observasi vital sign- Thorax photo- Ekokardiografi- Monitor cairan dan elektrolit

Tanggal 13 September 2014S Batuk kering, pusing, mual, muntah 2x/hr, demam.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Keadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Tampak sakit sedangCompos mentis90/60 mmHg112 x/menit28 x/ menit38,3 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea parasternalis dextra,

10

Page 11: Lapsus CHF

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Laboratorium

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 112 x/ menit, reguler, murmur (+) sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien

tidak teraba.P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-), Clubing finger (+), Sianosis (-)BB: 40 kg.

Kimia Klinik: CT: 73 mg/dl, HDL: 17 mg/dl, LDL: 42 mg/dl, TG: 70 mg/dl, Protein total 8,3 g/dl, Albumin 3,3 g/dl, Globulin 5,0 g/dl.

A CHF ec. MI/MSPneumoniaDispepsia

P - Istirahat- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Digoksin 2x1/2 tab.- Aspilat 1x80mg - Antasid syr 3x1c- Ciprofloxasin 2x1 flash- Ambroxol 3x1c- Laxadin syr 3x1c- B1, B6, B12 3x1- Parasetamol 500 mg (k/p)

Rencana EkokardiografiMonitor cairan dan elekrolit

Tanggal 14 September 2014S Batuk kering, mual, tiap batuk mau muntah, demam.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperaturKeadaan spesifikKepala

Tampak sakit sedangCompos mentis90/60 mmHg120 x/menit28 x/ menit38,2 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)

11

Page 12: Lapsus CHF

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Laboratorium

JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra, batas

kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 120 x/ menit, reguler, murmur (+)sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien

tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan supra pubic (+).

P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-)Clubing finger (+)Sianosis (-)BB: 40 kg.

Urinalisa: Sel epitel +, Leukosit 8-10/LPB Eritrosit 20-25/LPB Silinder (granula) +, Protein +, Glukosa (-), Nitrit (-).

A CHF ec. MI/MSPneumoniaDispepsia ISK -- DD/ Cystitis

P - Istirahat- Diet jantung III- O2 4 liter- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Digoksin 2x1/2 tab.- Aspilat 1x80mg - Antasid syr 3x1c- Ranitidin 2x150 mg- Ciprofloxasin 2x1 flash- Ambroxol 3x1c- Laxadin syr 3x1c- B1, B6, B12 3x1- Parasetamol 500 mg k/p

Rencana - Echocardiografi- Kultur urin

Tanggal 15 September 2014

12

Page 13: Lapsus CHF

S Batuk kering, sesak napas.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperaturKeadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Tampak sakit sedangCompos mentis100/80 mmHg110 x/menit26 x/ menit37,6 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra,

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 110 x/ menit, murmur (+) sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien

tidak teraba, nyeri tekan epgastrium (+), nyeri tekan supra pubic (+).

P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-)Clubing finger (+)Sianosis (-)BB: 40 kg.

A CHF ec. MI/MS fs NYHA IIIPneumoniaDispepsia ISK

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- O2 4 liter- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Digoksin 1x1/2 tab.- Aspilat 1x80mg- Spiranolakton 1x 12,5 mg - Ambroxol 3x1 tab- Ciprofloxasin 2x1 flash- Antasid syr 3x1c- Ranitidin 2x10 mg- Laxadin syr 3x1c - - B1, B6, B12 3x1- - Parasetamol 500mg (k/p)

13

Page 14: Lapsus CHF

Rencana EkokardiografiMonitor cairan dan elektrolit

Tanggal 16 September 2014S Batuk bercak darah, gatal tenggorokan, sesak napas.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Keadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Tampak sakit sedangCompos mentis100/80 mmHg110 x/menit26 x/ menit37,6 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra,

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 110 x/ menit, murmur (+)sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien

tidak teraba, nyeri tekan epgastrium (+), nyeri tekan supra pubic (+).

P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-)Clubing finger (+)Sianosis (-)BB: 40 kg.

A CHF ec. MI/MS fs NYHA IVPneumoniaDispepsia ISK

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- O2 4 liter- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Digoksin 1x1/2 tab.

14

Page 15: Lapsus CHF

- Aspilat 1x80mg - Spiranolakton 1x 12,5 mg - KCl 1x1- Ciprofloxasin 2x1 tab- Ambroxol 3x1 tab- Antasid syr 3x1c- Ranitidin 2x10 mg- Laxadin syr 3x1c - - B1, B6, B12 3x1- - Parasetamol 500 mg (k/p)

Rencana - Hb, WBC, LED, hitung jenis, ureum, kreatinin, Na, K, Profil lipid, LDH

- Monitor cairan dan elektrolit

Tanggal 17 September 2014S Batuk berkurang.O: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperaturKeadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

Tampak sakit sedangCompos mentis100/80 mmHg92 x/menit20 x/ menit35,5 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra,

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 92 x/ menit, murmur (+)sistolik grade III di punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien

tidak teraba, nyeri tekan epgastrium (+), nyeri tekan supra pubic (+).

P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normalTidak diperiksa

Edema (-)Clubing finger (+)Sianosis (-)

BB: 40 kg.

15

Page 16: Lapsus CHF

Laboratorium Hematologi: Hb: 12 g/dl, Leukosit: 9300/mm3, LED: 8 mm/jam, hitung jenis 0/0/0/68/30/2%.Kimia Klinik: CT: 77mg/dl, HDL 9mg/dl, LDL 44 mg/dl, TG 124 mg/dl, LDH 697 mg/dl, Ureum 53 mg/dl, Kreatinin 0,9 mg/dl, Natrium 130 mmol/l, Kalium 4,1 mmol/l.Seroimunologi: CRP (+)Echo:LV dilatasi, LA dilatasi, LVH (-), LV EF n, CEF 89,3 %, PR moderate, TR mild, Mitral valve prolaps severe (PMC flacid MR), susp. ruptur chorda.

A CHF ec. MI/MS fs NYHA IIIAV block grd. IISK

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- O2 4 liter- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Digoksin 1x1/2 tab.- Spiranolakton 1x 12,5 mg - Laxadin syr 3x1c - Ceftriakson 2x1 gr i.v. (ciprofloxasin stop)- B1, B6, B12 3x1

Rencana - Monitor cairan dan elektrolit

Tanggal 18 September 2014S Batuk berkurangO: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperaturKeadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Paru

Abdomen

Tampak sakit sedangCompos mentis100/80 mmHg100 x/menit24 x/ menit36,1 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba LAA sinistra ICS VIP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra,

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 100 x/ menit, murmur (+)sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datar

16

Page 17: Lapsus CHF

Genitalia

Ekstremitas

Laboratorium

P : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan supra pubic (+).

P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-)Clubing finger (+)Sianosis (-)

BB: 40 kg

Mikroskopis : Gram (-) basil (+)Leukosit : 8-10/lpbEritrosit : 0-1/lpbHasil Biakan : Klebsiella pneumoniaeJumlah koloni : > 100.000/ml

A CHF ec. MI/MS fs NYHA IIIAV block grd. I ISK

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- O2 4 liter- Diet jantung II- IVFD D5 + 1 amp dobuject gtt VIII/mnt. Mikro.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Aspilat 1x80mg - Spiranolakton 1x 12,5 mg- Ceftriaxon 2x1 gr - KCl 1x1- Digoksin 1x ½ tab- OBH 3x1c- Omeprazole 1x20mg- Laxadin syr 3x1c - B1, B6, B12 3x1

Rencana Monitor cairan dan elektrolitTanggal 19 September 2014S BatukO: Keadaan umum

KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperaturKeadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Tampak sakit sedangCompos mentis100/80 mmHg100 x/menit22 x/ menit36,1 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis tidak terabaP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra,

17

Page 18: Lapsus CHF

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 110 x/ menit, murmur (+)sistolik grade III di katup mitral, trikuspid, dan aorta dan pulmonal, gallop (-)

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien

tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-), Clubing finger (+), Sianosis (-)BB: 40 kg.

A CHF ec. MI/MSAV block grd. I

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- Diet jantung II- IVFD D5 mikro gtt x/mnt. - Furosemid amp 1x1 i.v.- Spiranolakton 1x 12,5 mg - Aspilat 1x80mg - Ceftriaxon 2x1 gr- Digoksin 1x1/2 tab.- Ambroxol 3x1 tab- Omeprazole 1x20 mg- Laxadin syr 3x1c

Rencana Monitor cairan dan elektrolitTanggal 20 September 2014S Batuk berkurangO: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Keadaan spesifikKepala

Leher

Thorax:Jantung

Tampak sakit sedangCompos mentis100/60 mmHg92 x/menit22 x/ menit36,1 0C

Conjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(-)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis tidak terabaP : batas atas ICS II, batas kanan Linea Sternalis dextra, batas kiri LAA sinistra ICS VIA : HR 110 x/ menit, murmur (+)sistolik grade III punctum maximum di katup mitral, gallop (-)

18

Page 19: Lapsus CHF

Paru

Abdomen

Genitalia

Ekstremitas

vesikuler normal, ronkhi basah sedang (+) di basal kedua paru, wheezing (-)

I : datarP : lemas, hepar teraba 2 jari di bawah arcus coatae, lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)P : thympani, shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Edema (-), Clubing finger (+), Sianosis (-)BB: 40 kg.

A CHF ec. MI/MS fs NYHA IIAV block grd. I

P - Istirahat (posisi setengah duduk)- Diet jantung II- IVFD D5 mikro gtt x/mnt.- Furosemid amp 1x1 i.v.- Spiranolakton 1x 12,5 mg - Aspilat 1x80mg - Ceftriaxon 2x1 gr- Digoksin 1x1/2 tab.- Omeprazole 1x20 mg- Laxadin syr 3x1c - B1, B6, B12 3x1

Rencana Os boleh pulang

19

Page 20: Lapsus CHF

BAB III

PEMBAHASAN

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai

pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

Definisi gagal yaitu relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, penekanan arti

gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal

miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium, gagal miokardium

umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik

sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal

jantung dalam fungsi pompanya.1

Dari kasus kali ini diagnosis fungsional yaitu CHF. Hal didasarkan pada

kriteria Framingham minimal satu kriteria mayor dan dua kriteria minor yaitu:3

Kriteria mayor:

1. Paroksismal nocturnal dispneu

2. Distensi vena leher

3. Ronki paru

4. Kardiomegali

5. Edema paru akut

6. Gallop s3

7. Peninggian tekanan vena jugularis

8. Refluks hepatojugular

Kriteria minor:

1. Edema ekstremitas

2. Batuk malam hari

3. Dispnea d’effort

4. Hepatomegali

5. Efusi pleura

6. Penurunan kapasitas vital

7. Takikardi (> 120 x/menit)

Pada pasien ini didapatkan tiga kriteria mayor. Pertama terdapatnya

paroksismal nokturnal dispneu dari hasil anamnesis. Kedua, dari hasil

20

Page 21: Lapsus CHF

pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah sedang di basal kedua paru. Ketiga, dari

hasil pemeriksaan fisik perkusi jantung, didapatkan adanya pembesaran jantung.

Batas jantung kanan terdapat pada linea sternalis dekstra, batas kiri pada linea

axillaris anterior sinistra, dan batas atas pada ICS II. Hal yang sama juga

didapatkan dari hasil rontgen yang menyatakan bahwa pada pasien terdapat

kardiomegali. Keempat terdapat peninggian tekanan vena jugularis yaitu (5+2)

cmH2O.2,3,4

Sedangkan untuk kriteria minor didapatkan batuk malam hari. Kedua

terdapatnya dispnue d’effort yang didapatkan dari hasil anamnesis pasien

mengeluh sesak saat berjalan ke sumur (± 50 m). ketiga didapatkan hepatomegali

dari pemeriksaan fisik yaitu 2 JBAC (± 3 cm). keempat berdasarkan pemeriksaan

rontgen thorax didapatkan efusi pleura. Oleh karena itu pada pasien ini kami

simpulkan diagnosis fungsionalnya adalah CHF.3,4

Diagnosis anatomi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik di mana

pada auskultasi jantung terdengar murmur pada keempat katup jantung. Hal ini

bersesuaian dengan hasil ekokardiografi yang menyatakan bahwa pada pasien ini

terjadi MVD (multi valve disease).2,3,4

Diagnosis etiologi yaitu RHD (Rheumatic Heart Disease). Diagnosis ini

ditegakkan berdasarkan kriteria Jones yang dimodifkasi oleh AHA, yaitu:3,5,9

Kriteria mayor:

1. poliartritis

2. karditis

3. korea

4. nodul subkutaneus

5. eritema marginatum

Kriteria minor:

1. klinis: suhu tinggi

2. sakit sendi : atralgia

3. riwayat pernah menderita DR/PJR

Dari kriteria di atas, ditemukan 1 kriteria mayor yaitu carditis dimana

ditemukannya bising sistolik pada keempat katup jantung dan os mengeluh

dadanya berdebar-debar. Untuk kriteria minor ditemukan adanya nyeri pada

21

Page 22: Lapsus CHF

persendian yang berpindah-pindah. Mulai dari persendian pada lutut, bahu dan

siku. Kriteria minor kedua yaitu pasien sering mengalami demam tinggi yang

hilang timbul, flu, dan batuk yang berulang-ulang sejak kecil. Dari gejala di atas

dapat ditegakkan diagnosis bahwa pasien menderita RHD.

22

Page 23: Lapsus CHF

Daftar Pustaka

1. Ismail. Gagal jantung kongestif. [Online] 1 Mei 2009 [akses 10 September

2009]. Available from: URL: http://www.gagal -jantung-kongestif.co.id.html .

2. Brashaers, Valentina L. Gagal jantung kongestif. Dalam: Aplikasi klinis

patofisiologi, pemeriksaan dan manajemen. 2nd ed. Jakarta: EGC.2007. p53-5.

3. Rani, A. Aziz, dkk. Gagal jantung kronik. Dalam: Panduan pelayanan Medik,

perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. Jakarta: PB PAPDI.

2008,54-56.

4. Panggabean MM. Gagal Jantung. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.

Edisi IV. Pusat Penerbitan IPD FK UI: Jakarta, 2006, 1503-1504.

5. Dayer M, Cowie MR. Heart failure: diagnosis and healthcare burden. Clin

Med 2004;4:13-8.

6. Mc Murray JJ, Pfeffer MA. Heart failure. Lancet 2005;365:1877-89

7. Braunwald E. Heart failure and cor pulmonale. Harrison’s Principle of Internal

Medicine. 16 ed. Chicago: McGraw-Hill; 2005. P. 1367.

23