lapsus anak
-
Upload
cumi-cumi-cinta -
Category
Documents
-
view
111 -
download
13
description
Transcript of lapsus anak
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa
disertai muntah.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin yang dapat merusak sel-sel, atau
melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Diare akan menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan
dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan keadaan dehidrasi. Yang
ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
2
II. STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. Z
Umur : 16 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Dau-Malang
Suku : Jawa
Nama Ayah : Tn. A
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Ny. Y
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal Periksa : 7 Desember 2012
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : diare
2. Keluhan Penyerta : demam, muntah
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu disertai
demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya, warna
kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien
mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di
berikan. Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare,
demam naik turun, terus menerus, semakin demam jika malam hari. BAK
(+) tapi hanya sedikit.
3
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Mondok (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat Penyakit Jantung (-)
Riwayat Sakit Gula (-)
Riwayat alergi obat (-)
6. Riwayat Imunisasi:
Hepatitis B (+)
BCG (+)
DPT (+)
Polio (+)
7. Riwayat Persalinan
Lahir secara spontan ditolong oleh bidan pada usia kehamilan 36 minggu.
Anak lahir langsung menangis. Berat badan lahir 2600 gram, panjang
badan lahir 50 cm.
8. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah anak laki-laki berusia 16 bulan. Ayah pasien bekerja
sebagai petani dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
9. Riwayat Gizi
Anak masih mendapat ASI dan di beri makanan nasi, sayur dan lauk
pauk.
4
C. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : gatal (-)
2. Kepala : rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-)
3. Mata :Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan
kabur (-), ketajaman mata berkurang (-)
4. Hidung :Tersumbat (-/-), mimisan (-/-)
5. Telinga : Pendengaran berkurang (-/-), berdengung (-/-), cairan
(-)
6. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-/-), lidah terasa pahit (-)
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernapasan : sesak napas (-), batuk (-), mengi (-)
9. Kardiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (+) 3x, diare (+) 5x, nafsu makan
turun (+), nyeri perut (-)
11. Genitourinary : BAK jarang
12. Neurologic : kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)
13. Musculoskeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi panggul (-), nyeri
tangan&kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas Atas : bengkak (-), luka (-)
15. Ekstremitas Bawah: bengkak (-), luka (-)
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak lemah
GCS : 456
2. Tanda Vital :
BB : 9,4 kg
TB : - cm
Tensi : - mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37 ˚C
5
3. Kulit :
turgor: menurun, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), eritema (-)
4. Kepala :
Bentuk: mesocephal, luka (-), rambut: hitam, macula (-), papula (-), UUB
cekung (+)
5. Mata :
Mata Cowong (+/+), Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
pupil:isokor, warna kelopak: coklat, radang (-/-)
6. Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung
(-), hiperpigmentasi (-)
7. Mulut :
Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-), gusi berdarah (-)
8. Telinga :
Secret (-/-), pendengaran menurun (-/-),
9. Tenggorokan :
Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-)
10. Leher :
JVP: normal , trakea:ditengah, tidak ada deviasi, pembesaran
kelj.tiroid (-), pembesaran kelj.limfe (-), lesi pada kulit (-)
11. Thoraks :
Bentuk: normochest, pernapasan: thoracoabdominal, retraksi (-), spider
nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga membesar (-)
Cor :
Inspeksi: ictus cordis tidak nampak
Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi: Batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Batas kanan atas: SIC II Linea Para Strernalis Dextra
Batas kiri bawah: SIC V 1cm medial MCL Sinistra
6
Batas kanan bawah: SIC IV Linea Para Strernalis Dextra
Pinggang jantung: SIC III Linea Para Strernalis Sinistra (batas
jantung kesan tidak melebar)
Auskultasi:
BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi: pengembangan dada sama kanan dengan kiri
Palpasi: fremitus raba sama kanan dengan kiri, krepitasi (-), nyeri
tekan (-)
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: suara dasar = vesikuler disemua lapang paru
Suara tambahan:
12. Abdomen :
Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi: bising usus (+)
Perkusi: hipertimpani (meteorismus)
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, turgor kulit
menurun
13. Ekstremitas :
Palmar eritema (-/-)
Akral Dingin Oedem
14. Sistem Genitalia : normal
+ +
+
+ +
Cor
- -
--
-- - -
- -
Ronkhi
+ +
+
+ +
Cor
Wheezing
7
15. Pemeriksaan Neurologi :
Kesadaran: 456
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : BAK jarang
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Motorik :
Refrek fisiologis: (+) normal
K T RP
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Tanggal 7-12-2012
Hematologi:
Item periksa Hasil
pemeriksaan
Nilai normal Satuan
Hemoglobin 11,3 12-16 g/dl
Leukosit 11,1 4-10 ribu/mm3
Trombosit 398 150-400 ribu/mm
LED - 2-20 mm/jam
PCV/HCT 30,1 37-48 %
Eritrosit 5,53 4,0-5,5 juta/mm3
Hitung jenis eosinofil 1 1-3
Hitung jenis basofil 1 0-1
Hitung jenis N.Stab - 2-6
Hitung jenis N.Segmen 60 50-70
Hitung jenis lymphosit 26 20-40
Hitung jenis monosit 12 2-8
_
__5
5 5
5 N
N N
N
_
8
Serologi
Item Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Thypi O Negatif Negatif
Thypi H Negatif Negatif
Parathypi OA Negatif Negatif
Parathypi OB Negatif Negatif
Feses lengkap : 08-12-2012
Item pemeriksaan Hasil
Warna Kuning
Bentuk Lembek
Lendir +
Darah -
Eritrosit 0-1
Leukosit 1-2
Epitel 1-2
Bakteri +
Sisa makanan +
Telur cacing -
Cacing -
Cysta -
Amoeba -
F. RESUME :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu
disertai demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya,
warna kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien
mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di berikan.
Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare, demam naik
9
turun, semakin demam jika malam hari. BAK (+) tapi hanya sedikit. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan mata cowong, bising usus meningkat,
meteorismus (+), akral hangat dan keadaan pasien tampak lemah. Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Thypi O (-), Thypi H (-), Parathypi
OA (-), Parathypi OB (-),dari darah lengkap di dapatkan hitung jenis leukosit
basofil dan monosit meningkat dan dari feses lengkap didapatkan hasil feses
warna kuning, lembek, lendir (+), darah (-), bakteri (+), sisa makanan (+),
telur cacing (-), amoeba (-).
G. DIAGNOSA KERJA
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
H. DIAGNOSA BANDING
Disentri
Kolera
Colitis ulserosa
I. DIAGNOSTIK HOLISTIK :
1. Diagnostik dari segi biologis:
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
2. Diagnosis dari segi psikologis
Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien
ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien
mengalami stress akibat proses perawatan.
3. Diagnosis dari segi sosial:
Pasien merupakan anak yang berumur 5 bulan yang aktif berinteraksi
dalam kesehariannya.
J. PENETALAKSANAAN :
1. Medikmentosa
IVFD: - Rehidrasi KaEn 3B 43 tpm selama 1 jam.
- Maintenance 13 tpm
Injeksi
R/ Ceftriaxone 2x250 mg/IV
10
R/ Ondancetron 3x1mg/IV
Per Oral
R/ Dialac 2x1
R/ Neokaulana syr 3x1 cth
R/ Colistin syr 3x1 cth
R/ Sanmol syr 3x cth
2. Non medikamentosa:
Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien dan
pasien disarankan agar rawat inap. Istirahat yang cukup bertujuan
untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Pasien diberikan makanan bubur saring, kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkatan kesembuhan pasien.
Manjaga kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan diri.
K. PROGNOSA
Dubia et bonam
L. FOLLOW UP
Tanggal 8 Desember 2012
S : diare, demam dan muntah.
O : KU lemah, composmentis, GCS 456
Tanda Vital : T: - mmHg RR: 24x/menit
N: 100 x/menit S: 37 ˚C
BB: 9,4 kg
TB: - cm
Status generalis: diare, muntah, demam, keadaan umum tampak lemah,
ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun,
BAK sedikit.
Pemeriksaan laboratorium: leukosit dan monosit meningkat, feses
lembek, lendir (+), bakteri (+).
A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
11
P :
IVFD: maintenence C1 : 4 = 13 tetes/menit.
Injeksi
R/ Ondancetron 3x1mg/IV
R/ pycin 2x125 mg/IV
Per Oral
R/ Dialac 1x1
R/ Colistin syr 3x 1/2 cth
R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth
R/ Sanmol syr 3x1/2 cth
Tanggal 9 Desember 2012
S : diare, muntah, demam turun
O : KU lemah, composmentis, GCS 456
Tanda Vital : T: - mmHg RR: 24 x/menit
N: 100 x/menit S: 37 ˚C
BB: 9,4 kg
TB: - cm
Status generalis: diare, demam turun, keadaan umum tampak lemah, ubun-
ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun, BAK
sedikit
A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
P :
IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit.
Injeksi
R/ pycin 2x125 mg/IV
R/ Ondoncetron 2x1mg/IV
Per Oral
R/ Dialac 1x1
R/ Colistin syr 3x 1/2 cth
R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth
12
R/ Sanmol syr 3x1/2 cth
Tanggal 10 Desember 2012
S : diare, muntah, demam turun
O : KU lemah, composmentis, GCS 456
Tanda Vital : T: - mmHg RR: 25 x/menit
N: 110 x/menit S: 36,5 ˚C
BB: 9,6 kg
TB: - cm
Status generalis: diare berkurang, demam turun, keadaan umum tampak
lemah, ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit
turun, BAK sedikit.
A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
P :
IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit.
Injeksi
R/ pycin 2x125 mg/IV
R/ Ondoncetron 2x1mg/IV
Per Oral
R/ Dialac 1x1
R/ Colistin syr 3x 1/2 cth
R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth
R/ Sanmol syr 3x1/2 cth
13
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : An.Z
Alamat Lengkap : Dau-Malang
Bentuk Keluarga : nuclear family
Daftar Anggota Keluarga
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien
Klinik
Ket.
1. Tn. A Ayah
(kepala
keluarga)
L 28 thn SD Petani tidak sehat
2. Ny. Y Ibu P 26 thn SD Petani tidak sehat
4. An. D Anak L 8 thn SD Pelajar Tidak Sehat
6. An.Z Anak L 16 bln - - ya Gastroenteritis akut
dengan dehidrasi
ringan
B. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis :
Keluarga terdiri atas penderita (An.Z 16 bulan), ayah Tn. A dan Ibu
Ny. Y. Diagnosa pasien GEA dengan dehidrasi ringan.
2. Fungsi Psikologis :
14
Hubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti dengan adanya
komunikasi antar anggota keluarga dalam menjaga pasien dirumah sakit
sangat baik.
3. Fungsi Sosial :
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita masih seorang
balita yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.
C. FUNGSI FISIOLOGIS
ADAPTATION
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
PARTNERSHIP
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
GROWTH
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
AFFECTION
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
RESOLVE
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
15
APGAR Terhadap Keluarga Tn. A Ny. Y
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
2 2
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru
2 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll
2 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
2 2
SKOR 10 10
APGAR skor = Fungsi fisiologis keluarga baik
Keterangan :
Skoring :
Hampir selalu : 2 poin
Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
Total APGAR score keluarga An. Z adalah = 10+10= 20:2=10
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga An.Z baik.
16
D. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM
SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara.
-
Cultural Dalam kesehariannya keluarga An. Z menggunakan bahasa
Jawa
-
Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga
dalam ketaatannya dalam beribadah.
-
Economy Ekonomi keluarga pasien termasuk perekonomian
menengah kebawah.
+
Education Tingkat pengetahuan keluarga An. Z mengenai kesehatan
masih kurang. Orang tuan An. Z adalah lulusan SD.
+
Medical Jika sakit pergi ke dokter atau ke rumah sakit -
Kesimpulan : fungsi patologis pada keluarga ini terletak pada fungsi ekonomi dan
education.
E. GENOGRAM :
Bentuk Keluarga : nuclear Family
Keterangan :
17
: laki-laki
: perempuan
F. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Pola interaksi keluarga An. Z
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan kurang baik
Kesimpulan :
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga ini baik
Tn.A
40 thn
Ny.Y
An. D
18 thn
An. Z
18
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
KELUARGA
1. Faktor Perilaku Keluarga
a. Pengetahuan
Keluarga kurang memahami penyakit penderita.
b. Sikap
Keluarga peduli terhadap kesehatan penderita.
c. Tindakan
keluarga membawa An. Z ke pelayanan kesehatan.
2. Faktor Non Perilaku
a. Lingkungan
Rumah yang dihuni pasien ini cukup memenuhi standar kesehatan.
Kebersihan lingkungan terjaga dengan baik dengan pencahayaan
ruangan dan ventilasi rumah yang cukup memadai. Untuk kebutuhan
air sehari-hari diperoleh dari PDAM .
b. Keturunan
Tidak ada faktor keturunan.
c. Pelayanan Kesehatan
Keluarga An. Z ke dokter atau rumah sakit sebagai sarana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
19
Kesimpulan :
Faktor perilaku keluarga berpengaruh terhadap kesehatan An. Z karena
pengetahuan keluarga tentang kesehatan masih kurang terutama tentang
penyakit yang diderita.
Faktor non-perilaku keluarga berpengaruh positif terhadap kesehatan An. Z
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Lingkungan Luar Rumah
Pasien tinggal bersama kedua orang tua di perkampungan. Tidak memiliki
pekarangan rumah tetapi terdapat pagar pembatas. Saluran pembuangan limbah
sudah tersalur ke got. Pembuangan sampah di rumah diangkut oleh petugas
kebersihan.
Lingkungan Dalam Rumah
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang di cat, sedangkan lantai rumah
sudah menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari 5 ruangan yaitu ruang tamu,
2 kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi. Rumah ini hanya mempunyai satu
Faktor Perilaku
An. ZAn. Z
Sikap: keluarga peduli terhadap
penyakit penderita
Sikap: keluarga peduli terhadap
penyakit penderita
Lingkungan : rumah cukup memenuhi syarat kesehatan
Tindakan: keluarga ikut mengantarkan
An.Z untuk berobat
Tindakan: keluarga ikut mengantarkan
An.Z untuk berobat
Faktor Non Perilaku
Pemahaman: keluarga kurang
memahami penyakit penderita
Pemahaman: keluarga kurang
memahami penyakit penderita
Keturunan : Tidak ada faktor keturunan
Pelayanan Kesehatan : Jika sakit ke dokter praktek atau ke RS
20
pintu untuk keluar masuk (di bagian depan) serta dua jendela kaca. Keluarga ini
sudah mempunyai fasilitas MCK keluarga dan fasilitas air dari PDAM. Ventilasi
udara cukup karena hanya tedapat jendela pada tiap ruangan.
Denah Tempat Tinggal An. L
Keterangan :
Indoor
- Luas rumah 56 m2.
- Lantai sudah menggunakan keramik.
- Pencahayaan dan ventilasi baik. Tiap kamar terdapat 2 buah jendela.
Outdoor
- Sumber air bersih dari PDAM.
- Saluran pembuangan air langsung menuju selokan.
- Saluran jamban menuju septic tank.
Kamar
Ruang Tamu
7 mU
Kamar mandi
8m
Kamar mandi
kamar
dapur
=Jendela =Pintu
21
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH MEDIS :
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.
B. MASALAH NON MEDIS :
1. Perekonomian keluarga pasien termasuk menengah ke bawah.
2. Keluarga kurang memahami penyakit penderita
C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
Masalah non medis:Perekonomian keluarga
pasien terasuk menengah ke bawah
Keluarga kurang memahami penyakit penderita
An. Z
16 bulan
Masalah medis:Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.
22
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Defenisi
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang terjadi pada lambung
dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.
Gastroenteritis juga dikenal dengan gastro, gastric flu, atau stomach flu. Keluhan
yang biasa dilaporkan pada penderita gastroenteritis bervariasi dari sakit ringan di
perut selama satu atau dua hari sampai menderita muntah dan diare selama beberapa
hari atau lebih lama. Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran
gastrointestinal disebabkan oleh beberapa varian enteropatogen yang luas, yaitu
bakteri, virus, dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada respon penderita
terhadap infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare kronik,
dan manifestasi ekstrainternal dari infeksi. Gastroenteritis dikatakan akut jika diare
berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
5.2 Etiologi Gastroenteritis
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi :
1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera
2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis
2. Faktor malabsorbsi
· Malabsorbsi karbohidrat
· Malabsorbsi lemak
23
· Malabsorbsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
5. Faktor psikologis
5.3 Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :
1. Suhu tubuh meningkat
2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah
3. Diare
4. Dehidrasi : Ubun-ubun cekung, kelopak mata cekung, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, BAK menurun
5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba
6. Pernafasan dalam dan cepat
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO
a. Dehidrasi ringan
- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari
- Muntah sedikit, rasa haus normal
- Denyut nadi normal, atau meningkat
- Membran mukosa kering
- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %
- Tekanan darah dalam batas normal
- Turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- Mengantuk dan lesu
- Pucat eksremitas dingin
- Diare 4-10 kali sehari
- Muntah beberapi kali
- Mata cekung, mulut/ lidah kering
24
- Turgor kulit tidak elastis
- Nafas dan denyut nadi agak cepat
- Ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- Sangat mengantuk, lemah
- Diare lebih dari 10 kali sehari
- Sering muntah
- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- Elastis kulit sangat lambat
- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%
5.4 Patofisiologi
Diare akut akibat infeksi (gastroenteritis) terutama dilakukan secara
fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang
terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak
matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke
orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi
(Clostridium difficille), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya
diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor
penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu
faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman
lambung, motilitas lambung, imunitas juga mencakup lingkungan mikroflora
usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya
penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan di usus serta daya lekat kuman.
Mikroorganisme tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat
menginduksi diare patogenesis diare disebabkan infeksi bakteri terbagi dua
yaitu :
25
1) Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)
Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh
bakteri tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung,
didalam lambung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila
jumlah bakteri terlalu banyak maka akan ada yang lolos kedalam usus 12
jari (duodenum). Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak
sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan
usus. Dengan memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan
lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri
dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam membran
bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. Sub
unit B melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan
dengan membrane sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin
Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di
bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan di bagian kripta vili,
tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut. Sebagai akibat adanya
rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan tersebut, volume
cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan
menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai
reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga terjadi
hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk mengalirkan cairan ke bawah
atau ke usus besar. Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi
tentu saja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan
4500 ml (4,5 liter), masih belum terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut
melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan terjadi diare.
2) Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi,
dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan
darah.
26
5.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada
pengontrolan dan penyembuhan penyakit yang mendasar.
2. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral,
mungkin diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit
3. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik,
difenoksilat (lomotif) dan loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas
dari sumber noninfeksius.
4. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi
preparat infeksius atau diare memburuk
5. Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan),
terutama untuk klien yang sangat muda atau lansia.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
a. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25–50 ml/KgBB/hari Kemudian 125 ml/ KgBB /hari
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50–100 ml/KgBB/oral Kemudian 125 ml/kgBB/hari
c. Dehidrasi berat
1) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3–10 kg
a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1
ml = 15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit.
b) 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (infus set 1
ml = 20 tetes).
c) 16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau minum,
teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
2) Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.
27
a) 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infus set 1
ml = 15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
b) 7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau
minum dapat diteruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
3) Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg
a) 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit (infus set 1
ml = 20 tetes)
b) 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral
5.6 Komplikasi
1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2. Shock hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi,
asidosis metabolic, perfusi sistemik buruk)
3. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika
lama atau kronik)
4. Kejang demam terjadi pada dehidrasi hipertonik
(dehidrasi yang berlebih)
5. Hipoglikemia (gula)
6. Hipokalemia (meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardi, disritmia jantung)
7. Bakteremia
28
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN KOMPREHENSIF
6.1 Kesimpulan holistik
Diagnosa holistik: An. Z (16 bulan) adalah penderita Gastroenteritis akut
dengan dehidrasi ringan, tinggal dalam nuclear family dengan kondisi
keluarga yang harmonis. Status perekonomian pasien menengah kebawah,
cukup dalam kebutuhan sehari-hari. Lingkungan keluarga yang cukup sehat
dan merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan kemasyarakatan
yang mengikuti beberapa kegiatan dilingkungannya.
1. Diagnostik dari segi biologis:
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.
2. Diagnosis dari segi psikologis
Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien
ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien
mengalami stress akibat proses perawatan.
3. Diagnosis dari segi sosial:
Pasien merupakan anak yang berumur 16 bulan yang aktif berinteraksi
dalam kesehariannya.
6.2 Saran komprehensif
1. Promotif :
Memberikan edukasi ke keluarga pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, dan memberikan edukasi mengenai pencegahan dan penangganan
gastroenteritis akut dan dehidrasi ringan yang dialami pasien.
2. Preventif :
Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan :
Keluarga hendaknya cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya
sebelum makan atau mempersiapkan makanan.
Hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi)
Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih.
29
3. Kuratif
Teratur minum obat yang diberikan.
4. Rehabilitatif
Rehabilitatif bertujuan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi dan
agar pasien cepat kembali sehat dan bisa beraktifitas secara normal perlu
diberikan edukasi mengenai pola makan dan komplikasi yang mungkin timbul
pada pasien dengan gastroenteritis.
30
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyono, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 1V. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Jakarta; EGC
Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan
Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC
Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Brahm. (2005). Pathofisiologi: Konsep konsep
Klinis Proses Penyakit. Jakarta; EGC
Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (2003). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta; FKUI
DeCamp LR et al. Use of Antiemetic Agents in Acute Gastroenteritis: A Systematic
Review and Meta analysis. Arch Pediatr Adolesc Med 2008; 162(9): 858-865
Freedman SB et al. Oral Ondansetron Administration in Emergency Departments to
Children with Gastroenteritis: An Economic Analysis. PLoS Medicine 2010; 7
(10) (published online on October 1, 2010, doi:10.1371/journal.pmed.1000350).