Lapres Modul 1 Kel 60

download Lapres Modul 1 Kel 60

of 9

Transcript of Lapres Modul 1 Kel 60

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    1/20

    LAPORAN RESMIPRAKTIKUM SISTEM DIGITAL

    MODUL 01PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL

    SEDERHANA

    Oleh:Kelompok 60

    Dzulfikar Lutfhi A 5109100029

    Shabrina Mardhi D 5109100049

    emm! "una#an " 5109100119

    Asisten:

    FITRA ARIFYANSAH10!10001

    LABORATORIUM ARSITEKTUR DAN "ARINGAN KOMPUTER"URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER#00$

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    2/20

    S$AL %A&'

    1. Apa yang anda ketahui tentang sistem bilangan? Jelaskan masing-masing

    sistem bilangan di bawah ini secara rinci dan cara konversi dari suatu sistem

    ke sistem lainnya.

    a.) Desimal b.) Biner 

    c.) ktal

    d.) !eksadesimal

    e.) B"D

    #.) $ray "ode

    g.) %&cess-'

    h.) ( -* -1

    i.) * * 1

    *. +onversikan gerbang-gerbang logika berikut ini ,AD / 0/ dan )

    dalam gerbang AD2

    '. Jelaskan pengertian dari sum o# product standart sum o# product product o# 

    sum standart product o# sum minterm dan ma&term2 Berikan contoh dari

    masing-masing pengertian tersebut2

    . 3usunlah tabel kebenaran dari persamaan berikut ini 4

    a.) 0 ,A B ") 5 6 m ,7 8 9)

     b.) : ,+ ; )

    c.) ,A B " D) 5 6 m ,1 17)

    d.) @ , 0 : ) 5 6 m ,> 1 7 1> 11 1 17)

    7. 3ederhanakan persamaan 0 5 AB" AB" AB" AB" A" dengan +-

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    3/20

    =. Deskripsikan rangkaian berikut dalam bentuk persamaan logika.

    a.

     b.

    c.

    1>. Jelaskan karakteristik dari istilah-istilah berikut2 ,sertai gambar rangkaiannya

     bila perlu)

    a.) Decoder 

     b.) %ncoder 

    c.)

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    4/20

    A%A'A(

    1. Si)tem 'ilan*an (Digital System)

    3istem bilangan memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kita untuk menghadirkan periode teknologi sebagai masa digital

    (digital age). 3istem bilangan digunakan pada media komunikasi bisnis transaksi

     pengatur lalu lintas (traffic control) penunCuk tempat (guidance),  pelayanan

    kesehatan (medical treatment) monitor cuaca  (weather monitoring) internet dan

     beberapa hal yang bersi#at komersial industrial dan perusahaan ilmiah. 3ebagai

    contoh 4 telepon digital G digital DGD kamera digital handheld devices dan

    komputer digital. @roperti yang menarik perhatian dari komputer digital adalah

     pemakaiannya yang mudah. +omputer digital bisa mengikuti susunan dari instruksi (a

     sequence of instruction) yang disebut program yang mengoperasikan data yang

    diberikan. @ara pengguna dapat menetapkan dan mengganti program atau data sesuai

    yang diperlukan. +arena si#atnya yang #le&ible ini kegunaan komputer digital dapatmenCalankan pergantian dari in#ormasi-proses pengerCaan yang mencakup aplikasi

    spektrum yang luas. 3alah satu karakteristik dari sistem bilangan adalah

    kemampuannya untuk merepresentasikan dan memanipulasi elemen diskret dari

    in#ormasi.

    3istem bilangan merupakan tata aturan atau susunan dalam menentukan nilai

    suatu bilangan antara lain sistem desimal biner he&adesimal oktal B"D $rey

    "ode %&ess-' dan lain-lain yang dibagi berdasarkan basis yang digunakan dalam

     penentuan nilai dari bilangan tersebut. 3istem bilangan yang umum dipakai adalah

    sistem bilangan desimal.

    - De)imal memiliki base antara >-= ,tiap bilangan dalam sistem tersebut

    dikalikan 1>&)

    - 'iner  memiliki base antara >-1 ,tiap bilangan dalam sistem tersebut dikalikan

    dengan *&)

    - $ktal  memiliki base antara >-9 ,tiap bilangan dalam sistem tersebut dikalikan

    dengan (&)

    - +ek)ade)imal  memiliki base antara >-F ,tiap bilangan dalam sistem tersebut

    dikalikan dengan 18&) terdiri dari 1> angka ,> 1 * ' 7 8 9 ( =) dan 8 huru# ,A

    B " D % F)

    o @ada bilangan heksadesimal 4

    A 5 1> B511 "51* D51' %51 F517

    -',D ,ode- 'inar!.,oded de/imal ,disebut Cuga sistem bilangan ( * 1)

    o

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    5/20

    and >s. Hni Cuga memungkinkan untuk menCalankan operasi aritmatik 

    dalam waktu singkat pada bilangan desimal ketika bilangan desimal

    tersebut di masukkan di komputer dalam bentuk kode.

    o +ode biner akan memiliki beberapa kombinasi bit yang tidak menentu

     Cika nomor elemen yang dimasukkan bukan multiple power dari *. 1>

    desimal digit berbentuk seperti sebuah perangkat. +ode biner yang

    membedakan diantara 1> elemen harus memuat paling sedikit bit

    tapi 8 diluar dari 18 memungkinkan kombinasi tersisa yang tidak tetap.

    +ode biner yang berbeda dapat diperoleh dengan menyusun bit

    menCadi 1> kombinasi terpisah. +ode yang digunakan untuk digit

    desimal dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah 4

    Desimal B"D

    > >>>>

    1 >>>1* >>1>

    ' >>11

    >1>>

    7 >1>1

    8 >11>

    9 >111

    ( 1>>>

    = 1>>1

      abel 1.1

    abel di atas terdiri dari kode bit untuk 1 digit desimal. omor dengan k 

    digit desimal akan membutuhkan k bit pada B"D. '=8 desimaldirepresentasikan pada B"D dengan 1* bit sebagai >>11 1>>1 >11>

    dengan setiap kelompok dari bit merepresentasikan 1 digit desimal.

    Bilangan desimal pada B"D sama dengan ekuivalen bilangan biner hanya

    ketika bilangan di antara >-=. B"D lebih bernilai besar daripada 1> yang

    terlihat berbeda dari bilangan biner tersebut yang ekuivalen walaupun

    keduanya memuat 1s dan >s. erlebih lagi kombinasi biner 1>1>

    sampai 1111 tidak digunakan dan tidak memiliki arti pada B"D.

    - "ra! ,ode

    o Data output dari banyak physical system adalah kuantitas yang terus-

    menerus. Data ini harus diubah ke dalam bentuk digital yang artinyadari analog digital. +adang hal ini cocok digunakan pada $ray "ode

    yang ditunCukkan pada tabel 1.* untuk merepresentasikan data digital

    yang sudah diubah dari data analog. +euntungan dari $ray "ode

    dibandingkan susunan bilangan biner adalah hanya satu bit pada

     pertukaran kode grup dari satu nomor ke nomor lainnya. 3ebagai

    contoh pada no.9 sampai (. $ray "ode berubah dari >1>> menCadi

    11>>. !anya pada bit pertama yang berubah dari > menCadi 1. Intuk '

     bit lainnya tetap sama. +ontras dengan bilangan biner yang berubah

    dari 9 ke ( akan menCadi >111 ke 1>>> dimana menyebabkan semua

     bit berubah menCadi memiliki nilai (value).

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    6/20

    "ra! ,ode kuialen De)imal

    >>>> >

    >>>1 1

    >>11 *

    >>1> '

    >11> >111 7

    >1>1 8

    >1>> 9

    11>> (

    11>1 =

    1111 1>

    111> 11

    1>1> 1*

    1>11 1'

    1>>1 11>>> 17

    abel 1.*

    $ray "ode yang digunakan pada aplikasi dengan susunan

     bilangan biner yang normal mungkin hasilnya error atau ambigu

    selama transisi dari satu nomor ke nomor berikutnya. Jika bilangan

     biner digunakan bertukar. "ontohnya dari >111 ke 1>>> boleh

    menghasilkan nomor intermediet yang error   (intermediet erroneous

    number) 1>>1 Cika nilai dari bit yang paling kanan mengambil lebih

     panCang untuk perubahan daripada nilai ' bit lainnya. $ray kode

    menyingkirkan problem ini mulai dari satu pertukaran bit yang

     bernilai selama banyak transisi di antara dua nomor."iri khas dari aplikasi $ray "ode adalah representasi dari data

    analog dengan pertukaran yang kontinyuterus-menerus pada posisi

    angular sebuah shaft . Shaft adalah partisi menCadi segmen dan setiap

    segmen menunCukkan sebuah nomor. Jika segmen yang berdekatan

    dibuat untuk koresponden susunan $ray "ode keambiguan tersebut

    dieliminasi diantara sudut dari shaft  dan nilai diterCemahkan (encode)

    dengan sensor.

    - /e)).3

    o

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    7/20

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    8/20

    ntuk bilan*an berkoma

    .71',1>) maka 4

    >.71' & ( 5 .1>

    >.1> & ( 5 >.('*

    >.('* & ( 5 8.878>.878 & ( 5 7.*(

    >.*( & ( 5 1.=(

    >.=( & ( 5 9.(9*

    +emudian angka paling depan dari bilangan hasil kali ditulis sehingga 4

    >.71',1>) 5 ,>.>8719M) ,()

    De)imal +ek)ade)imal

    Intuk mengubah angka desimal menCadi angka heksadesimal digunakan metode pembagian dengan angka 18 ,karena 18 adalah base dari bilangan heksadesimal)

    sambil memperhatikan sisanya.

    *81'7,1>)

    *81'7 4 18 5 18'' sisa 9

    18'' 4 18 5 1>* sisa 1

    1>* 4 18 5 8 sisa 8

    8 sebagai sisa akhir K8L

     "ote: #ntu menulisan notasi hesadesimalnya, pembacaan dilauan dari bawah

     yang berarti *$+ ($*)

    ntuk bilan*an berkoma

    .71',1>) maka 4

    >.71' & 18 5 (.*>(

    >.*>( & 18 5 '.'*(

    >.'*( & 18 5 7.*(

    >.*( & 18 5 '.=8(

    >.=8( & 18 5 17.((

    >.(( & 18 5 9.(>(

    +emudian angka paling depan dari bilangan hasil kali ditulis sehingga 4

    >.71',1>) 5 ,>.('7'F9M),18)

    De)imal ',D

    ;ihat pada tabel 1.'( * 1

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    9/20

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    10/20

    1 > > > 1

    * > > 1 >

    ' > > 1 1

    > 1 > >

    7 1 > 1 1

    8 1 1 > >9 1 1 > 1

    ( 1 1 1 >

    = 1 1 1 1

    'iner De)imal

    11>>11>1,*)Biner

    1 1 > > 1 1 > 1 11>>11>1

    Desimal 1*( 8 > > ( > 1 *>7

    @angkat*

    9*

    8*7

    *

    *'

    **

    *1

    *>

    01-9

     "ote:

    N Angka desimal *>7 didapat dari penCumlahan angka yang di arsir ,1*(8(1)

    N 3etiap biner yang bertanda K1L akan dihitung sementara biner yang bertanda K>L

    tidak dihitung aliasK>L Cuga.

    'iner $ktal

    "ontoh 4 >111>11>,*) 5M.,() 

    Bilangan biner dikelompokkan menCadi tiap digit dimulai dari

    > > 1 > 1 1 1 1 >

    **

    *1

    *>

    **

    *1

    *>

    **

    *1

    *>

     

    1 ' 8

    >111>11>,*) 5 1'8,()

    'iner +ek)ade)imal

    > > > > > 1 > 1 1 1 1 >

    *'

      **

    *1

    *>

    *'

    **

    *1

    *>

    *'

      **

    *1

    *>

      7 %

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    11/20

    ,1&*>) ,1&*

    *) 5 7

    ,1&*1) ,1&*

    *) ,1&*

    ') 5 %

    >>>> >1>1 111>,*) 5 7 %,18)

    "ra! ,ode ',D

    02 

    0/ 

    0/ 

     

    AD

    03 

    Sum of 7rodu/t

    @enCumlahan dari @erkalian. "ontoh 4 ,A.B),A.")

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    12/20

    7rodu/t of Sum

    @erkalian dari @enCumlahan. "ontoh4 ,AB).,A")

    Standart Sum of 7rodu/t

    3alah satu dari kanonis ,yaitu standard and normal) bentuk #ungsi boolen dalam

    membandingkan dan menyerdehanakan #ungsi."ontoh4 ,w&yE) 5 w&yE w&yE w&yE

    Standart 7rodu/t of Sum

    perasi penCumlahan yang melibatkan seluruh operator setiap operasinya.

    "ontoh4 F,abc) 5 ,a b c),a b c),a b c)

    Minterm3ebuah minterm n-variabel merupakan sebuah term perkalian normal dengan n

    literals.

    erdapat *n term perkalian yang demikian.

    "ontoh-* minterm -variabel4 O 0 O : O O 0 O : O O 0 O : O Dapat dide#inisikan sebagai sebuah term perkalian yang 5 1 pada benar-benar satu

     baris dari tabel kebenaran.

    Materm3ebuah ma&term n-variabel merupakan sebuah term penCumlahan normal dengan n

    literals.

    • erdapat *n term-* penCumlahan yang demikian.

    • "ontoh-* maksterm -variabel4 0 : 0 : 0 :

    Dapat dide#iniskan sebgaia sebuah term penCumlahan yang 5 > pada benar-* satu baris dari tabel kebenaran

    04 ,a)

    A B " m 0

    > > > m> >> > 1 m1 >

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    13/20

    > 1 > m* >

    > 1 1 m' >

    1 > > m >

    1 > 1 m7 1

    1 1 > m8 1

    1 1 1 m9 1

      ,b)

    + ; < m :

    > > > > m> >

    > > > 1 m1 >

    > > 1 > m* >

    > > 1 1 m' >

    > 1 > > m >

    > 1 > 1 m7 >

    > 1 1 > m8 >> 1 1 1 m9 1

    1 > > > m( 1

    1 > > 1 m= 1

    1 > 1 > m1

    >

    1

    1 > 1 1 m1

    1

    >

    1 1 > > m1

    *

    >

    1 1 > 1 m1

    '

    >

    1 1 1 > m1

    >

    1 1 1 1 m1

    7

    >

      ,c)

    A B " D m

    > > > > m> >

    > > > 1 m1 1

    > > 1 > m* >> > 1 1 m' >

    > 1 > > m >

    > 1 > 1 m7 >

    > 1 1 > m8 >

    > 1 1 1 m9 >

    1 > > > m( >

    1 > > 1 m= >

    1 > 1 > m1> >

    1 > 1 1 m11 >

    1 1 > > m1* >

    1 1 > 1 m1' >

    1 1 1 > m1 >

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    14/20

    1 1 1 1 m17 1

      ,d)

    0 : m @

    > > > > m> 1

    > > > 1 m1 1> > 1 > m* >

    > > 1 1 m' >

    > 1 > > m 1

    > 1 > 1 m7 1

    > 1 1 > m8 >

    > 1 1 1 m9 >

    1 > > > m( >

    1 > > 1 m= >

    1 > 1 > m1> 1

    1 > 1 1 m11 11 1 > > m1* >

    1 1 > 1 m1' >

    1 1 1 > m1 1

    1 1 1 1 m17 1

    05. 0 5 AB" AB" AB" AB" A"

      5 AB" A"

    5 A" O ,B 1)

    5 A" O 15 A"

     8abel Kebenaran

    A B " A" 0

    > > > > > >

    1 > > 1 > >

    * > 1 > > >

    ' > 1 1 > >

    1 > > > >

    7 1 > 1 1 1

    8 1 1 > > >

    9 1 1 1 1 1

     K.Map

    APB

    "

    >> >1 11 1>

    > > > > >

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    15/20

    1 > 1 1 >

    06 A. ,A")A,B"")

      5A"A,B")  5A"ABA"

      5AABA""

      5A"

    B. ,0:)QQ0:

      5,0:)0:

    ". B,A,D"D),AA"D))

      5B,A,D"D),A"D))

      5B,AD""D)

      5ABB

    D. ,A>),AB"D)

      5A,AB"D)

      5ABA"D

      5A,B"D)

    %. ABD,"")ABD

      5ABDABD

      5BD

    0 A +-

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    16/20

    '.

    (.a +alf Adder

      :

      :

     

    Sum

     

    ,arr!

    b. ;ull Adder

    U1A

    %001BP&10'

    U#A

    %001BP&10'

    U(A

    %001BP&10'

    U%A

    %001BP&10'

    UA

    %001BP&10'

    U)A

    %001BP&10' U!A

    %001BP&10'

    U*A

    %001BP&10'

    U$A

    %001BP&10'

    U10A

    %001BP&10'

    U11A

    %001BP&10'

    U1#A

    %001BP&10'

    U1(A

    %001BP&10'

    U1%A

    %001BP&10'

    U1A

    %001BP&10' U1)A

    %001BP&10'#

    (1

    %

    )

    !

    *

    $

    10

    111#

    1

    1)

    U1!A

    %001BP&10'

    1!

    1*

    1$

    1%

    1(

    #0

    SUM

    COUT

    +-

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    17/20

    09. A. ,,AB)Q")D

      B. ,AQB)"

      ". ,AB)Q"QD

    10 ,a) Decoder 

    +uantitas diskrit dari in#ormasi direpresentasikan pada sistem digital dengan

    kode biner. +ode biner n bit adalah kemampuan dari representasi sampai dengan *n 

    element dari in#ormasi yang terkode. !ecoder adalah sebuah sirkuit gabungan yang

    mengubah in#ormasi biner dari input n kegaris output *n. Cika n-bit kode in#ormasi

    memiliki kombinasi yang tidak terpakai penerCemahan mungkin memiliki hasil

    kurang dari *n output. @enerCemahan yang disaCikan di sini dipanggil Kn-ke-m-line

    decodersL di mana m R5 *n. tuCuan mereka adalah untuk menghasilkan *n ,atau lebih

    sedikit) minterms m input variabel. nama decoder Cuga digunakan dalam hubungannya

    dengan kode lainnya seperti konverter B"D-ke-tuCuh-segmen decoder.

    ,b) %ncoder 

    3ebuah encoder adalah rangkaian digital yang melakukan operasi yang

     berkebalikan dari sebuah decoder. sebuah encoder memiliki *n ,atau lebih sedikit)

     Calur input dan output n baris. baris output sebagai kumpulan yang menghasilkan

    kode biner yang sesuai dengan nilai input. "ontoh dari encoder adalah oktal-ke-biner

    encoder tabel kebenaran yang diberikan dalam abel .9 ,Digital design hal 17>).

    memiliki delapan input ,satu untuk masing-masing digit oktal) dan tiga output yang

    menghasilkan bilangan biner yang sesuai. Diasumsikan disini bahwa setiap satu

    masukan hanya memiliki satu nilai pada waktu tertentu.

    ,c)

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    18/20

    S$AL S+&;8

    1. Buatlah rangkaian converter bilangan * * 1 bit menCadi system bilangan

    B"D

    *. Buatlah rangkaian converter bilangan ( -* -1 bit menCadi system bilangan

    B"D.

    1.

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    19/20

    *.

    LM'A< 7("SA+A( 7

  • 8/19/2019 Lapres Modul 1 Kel 60

    20/20

    +elompok 8>

    Asisten:

    FITRA ARIFYANSAH10!10001