laprak nutrisi
-
Upload
ronniea408 -
Category
Documents
-
view
273 -
download
1
description
Transcript of laprak nutrisi
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“NUTRISI TUMBUHAN”
Oleh:
Kelompok V
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
11 November 2014
HALAMAN PENGESAHAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
“NUTRISI TUMBUHAN”
Oleh:
Kelompok V
Yogyakarta, 11 November 2014
Anggota
Nama NIM Tanda Tangan
Roni Ardyantoro 13308141044 ........................
Briliana Suryani K 13308141056 ........................
Wulan Novitasari 13308141062 ........................
Salma Nadiyah 13308141013 ........................
Mengetahui,
Dosen Pembimbing/ Asisten Praktikum
(……………………………)
Disahkan pada tanggal:
A. Judul
Nutrisi Tumbuhan
Topik : Respons Tanaman terhadap Difisiensi Hara Tertentu
B. Latar Belakang
Pada hakikatnya, tumbuhan dapat kita bagi dalam 2 kelompok, yaitu tumbuha
autotrof dan heterotrof. Tumbuhan autotrof adalah kelompok tumbuhan yang dapat
membuat bahan organiknya sendiri dari bahan – bahan anorganik melalui proses
fotosintetis dan kemosintetis. Sedangkan tumbuhan heterotrof merupakan kelompok
tumbuhan yang kebutuhan bahan organiknya tergantung pada bahan organik yang
telah ada. Baik autotrof maupun heterotrof, kedua kelompok tumbuhan ini
memerlukan sumber nutrisi mineral dari lingkungannya.
Berdasarkan atas banyak sedikitnya elemen tersebut diperlukan oleh
tumbuhan, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu makroelemen atau makronutrien atau
sering pula disebut unsur hara pokok, yang terdiri dari unsur – unsur C,H, O, P, K, N,
S, Ca, Fe, Mg. Kelompok kedua disebut mikroelemen atau mikronutrien atau disebut
pula sebagai unsur hara pelengkap, yang terdiri dari unsur – unsur Mn, B, Zn, Cl, Mo.
Oleh karena itu pada percobaan kali ini, akan mengamati ciri fisik pada pertumbuhan
tumbuhan yang mengalami kekurangan unsur hara tertentu.
C. Tujuan Praktikum
Mengetahui gejala-gejala kekurangan unsur hara tertentu pada tumbuhan
D. Tinjauan Pustaka
Nutrisi tanaman mempelajari tentang unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman serta fungsi unsur-unsur tersebut pada kehidupan tanaman. Sebagai sains,
nutrisi tanaman berhubungan dengan fisiologi tumbuhan. Proses fisika, kimia,
fisiologi serta biokimia ini berkaitan dengan interaksi tanaman dengan kimia
medianya, dimana tahap awal adalah memperoleh unsur-unsur kimia, serta
distribusinya dalam tanaman. Hal ini merupakan bidang nutrisi tanaman (Hakimah
dkk, 2002).
Pertumbuhan dan mutu tanaman sangat dipengaruhi oleh kadar nutrisi yang
tersedia dalam media tanam dan dapat diserap oleh tanaman. Beraneka ragam unsur
dapat ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur–
unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Semua tanaman
untuk pertumbuhannya, membutuhkan unsur–unsur hara esensial. Terdapat 16 unsur
hara esensial bagi tumbuhan, sebagian besar diperoleh dari dalam tanah yaitu
sebanyak 13 jenis, sisanya yaitu C, H dan O berasal dari udara. Berdasarkan
perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan,
maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Yang
tergolong unsur makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) adalah unsur esensial dengan
konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih; sedangkan unsur dengan konsentrasi kurang
dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro (Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu dan Mo).
Kekurangan unsur hara akan menyebabkan terjadinya hambatan dalam pertumbuhan
dan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu mutu pertumbuhan tanaman dan pada
akhirnya menurunkan produksi yang dihasilkan.
Suatu tanaman dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi sampai
menyelesaikan suatu siklus hidup dengan sempurna biasanya membutuhkan enam
belas unsur esensial. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi kedalam dua bagian
besar yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari 9
unsur sedangkan unsur mikro atau trace element terdiri dari 7 unsur. Unsur hara
makro biasanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih besar atau lebih banyak
dibandingkan unsur hara mikro yaitu dalam satuan gram-kg/tanaman. Unsur mikro
sendiri dibutuhkan sekitar mg – gram/tanaman saja. Kenyataan yang sering kita
jumpai dilapang, petani kadang hanya memberikan unsur hara makro saja sedangkan
pemberian unsur hara mikro itu sendiri sering dilupakan. Hal ini dimungkinkan
karena masyarakat kita seringkali berpendapat bahwa penggunaan pupuk
konvensional sudah cukup memberikan nutrisi bagi perkembangan maupun
pertumbuhan tanaman. Memang tak dapat dipungkiri bahwa selama ini masyarakat
petani merasa tanamannya telah diberikan nutrisi yang cukup dengan pemupukan
konvensional tersebut. Dengan penggunaan dosis yang ada, mereka merasa sudah
cukup karena produksi yang dihasilkan tidak begitu mengecewakan (Lingga dan
Morsono, 2001).
Gejala Defisiensi Unsur Hara
1. Unsur N
Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata lambat
Daun terlihat hijau muda dan dapat menjadi kuning
Biasanya daun paling rendah posisinya yang paling pertama terlihat gejalanya
2. Unsur P
Daun-daunnya berwarna hijau gelap dan seringkali memperlihatkan warna yang
keungu-unguan.
Sistem perakaran kurang baik perkembangannya
Pada tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk
3. Unsur K
Kekurangan Kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau
menjadi kuning muda
Warna kuning tersebut berlanjut menjadi kecoklatan
Pada tepi daun menjadi robek yang membentuk seperti gerigi
Dapat menurunkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit
4. Unsur Ca
Daun-daun berukuran kecil dan gagal berkembang penuh
Warna daun menjadi gelap
5. Unsur Mg
Gejala ini biasanya terlihat pada daun tua
Diantara tulang daun terlihat klorosis
Perubahan warna daun menjadi kuning, dan terdapat bercak-bercak warna
coklat pada daun tetapi tulang daun tetap berwarna hijau
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga
6. Unsur S
Daun berwarna gelap pada sebagian daun yang paling dekat dengan batang
Urat-urat daun berubah menjadi kuning
Batang tanaman kurus dan kecil
8. Unsur Fe
Warna daun akan pudar dan menjadi kering lalu menjadi keriput
Pada ujung daun menjadi terkikis tetapi urat-urat daun masih tetap hijau
E. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Di Green House Kebun Biologi, FMIPA UNY. Pada 7 – 27 Oktober 2014
pukul 07.00 – 08.40 WIB
b. Alat dan Bahan
AlatBotol bermulut besar (250 mL)Alumunium foilKaret sumbat berlubangBotol 1LSungkupPolybagKertas label
BahanMakronutrien (1M) : Ca(NO3)2, KNO3,MgSO4.7H2O, KH2PO4, NANO3,
MgCl2, NaHPO4, CaCl2, KCL.Mikronutrien : H3BO3 (2,86g), MnCl2.4H2O (1,81g), ZnCl (0,11g),
CuCL2.2H2O (0,05g), Na2Mo4.2H2OTumbuhan cabeAquadest
c. Prosedur1. Media yang diperlukan disiapkan untuk percobaan.2. Tiap botol percobaan diisi dengan larutan media sebanyak 150ml dan diberi
tanda tinggi larutan dalam botol tersebut dengan spidol.3. Botol di tutup dengan alumunium foil sehingga akar tidak terpapar cahaya.4. Tanaman ditempatkan di green house dan periksa tiap 3 hari sekali untuk di
cek dan ditambah dengan aquadest.5. Mengganti larutan dengan medium baru tiap 1 pekan sekali.6. Mengamati dan mencatat gejala-gejala yang timbul.
F. Hasil dan Pembahasan
a. Kelompok 1
Larutan komplit
Hari/tanggal Deskripi gejala visual defisiensi
Selasa, 7-10 Daun tampak hijau segar
Jum’at,10-10 Pada daun ada bercak kuning kecoklatan, daun hijau tampak segar
Senin,13-10 Daun tampak hijau segar, terdapat bercak kuning kecoklatan pada
daun
Selasa,14-10 Mengganti media tanam
Kamis,16-10 Daun hijau segar, ada bercak kuning
Minggu, 19-
10
Daun hijau segar, ada bercak kuning
Selasa, 21-10 Mengganti media tanam
Larutan Def. Mg
Hari/tanggal Deskripi gejala visual defisiensi
Selasa, 7-10 Daun tampak hijau segar
Jum’at,10-10 Binti berwarna kuning meluas dan muncul pada daun yang lainnya
Senin,13-10 Daun kekuningan seluruhnya pada beberapa daun
Selasa,14-10 Mengganti media tanam
Kamis,16-10 Warna kuning berubah menjadi kecoklatan
Senin, 20-10 Pucuk tanaman calon daun berwarna kuning
Selasa, 21-10 Mengganti media tanam
23 Oktober Pucuk tanaman calon daun berwarna coklatkering dan gugur satu
daun
27 Oktober Pucuk tanaman calon daun gugur
28 Oktober Menggati media tanam
b. Kelompok 2
Tgl Pengamatan Perlakuan Ulangan Deskripsi Gejala Ket
Jum’at 10 Okt Defisiensi Ca 1,2 Blm mengalami perub
Defisiensi S 1,2 Blm mengalami perub
Senin, 13 Okt Defisiensi Ca 1,2 Lebih hijau, ada bintik
Defisiensi S 1,2 Lebih kuning, layu,ada
pengeringan daun
Rabu, 15 Okt Defisiensi Ca 1,2 Daun lebih hijau
Defisiensi S 1,2 Layu, ada pengeringan
daun
Senin, 20 Okt Defisiensi Ca 1,2 Daun lebih hijau
Defisiensi S 1,2 Layu, ada pengeringan
daun
c. Kelompok 3
Data hasil pengamatan nutrisi tumbuhan (komplit dan defisiensi Kalium)
Perlakuan Waktu (3 hari) Deskripsi gejala defisiensi Keterangan
Komplit 1 Belum nampak mengalami
perubahan, warna daun
tetap hijau.
2 Warna daun tetap hijau.
3 Warna daun hijau
tua,tinggi tanaman
bertambah.
4 Warna daun hiju tua dan
mulus
5 Warna daun hijau tua
6 Warna daun tetap hijau tua,
mengalami pertambahan
tinggi.
7 Warna daun tetap hijau,
tumbuh dengan baik, tinggi
tanaman bertambah, lebih
tinggi daripada yang
defisinsi Kalium.
Defisiensi
Kalium
1 Belum nampak mengalami
perubahan.
2 Daun tampak agak
menguning terutama
bagian tulang
daun,mengalami
pertambahan tinggi.
3 Daun paling bawah
menguning.
4 Daun bawah semakin
menguning beserta
tangkainya.
5 Daun paling bawah
menguning dan terlepas
dari tangkainya.
6 Daun yang atasnya agak
mengeriting(tidak mulus
seperti sebelumnya)
7 Daun keriting dan
menguning,mengalami
pertambahan tingi tetapi
agak terhambat terlihat
tinggi tumbuhan lebih
tinggi yang komplit.
d. Kelompok 4
Def. Mg
Hari/tanggal Deskripi gejala visual defisiensi
Selasa, 7-10 Daun tampak hijau segar
Jum’at,10-10 Daun masih tampak hijau tetapi tidak tampak segar
Senin,13-10 Daun masih tampak hijau tetapi tidak tampak segar
Kamis,16-10 Mulai muncul titik kuning pada daun kiri
Senin, 20-10 Titik kuning pada daun kiri meluas, daun kanan agak layu
Kamis, 23-10 Daun kiri bertambah bercak kuning, daun kanan muncul bercak
kuning
Senin, 27-10 Bercak kuning pada daun kiri mulai mencoklat, daun kanan bercak
kuning bertambah
Kamis, 30-10 Daun kiri mulai menguning keseluruhan dan ada lubang, daun kanan
bercak menjadi coklat
Senin, 3 -11 Daun kiri menjadi coklat, daun kanan berlubang
Def. Na
Hari/tanggal Deskripi gejala visual defisiensi
Selasa, 7-10 s.d
Senin 13-10
Daun tampak hijau segar
Kamis,16-10 s.d
kamis, 23-10
Terdapat bercak kuing di beberapa bagian permukaan daun
Senin 27-10 s.d Beberapa daun berwarna coklat
senin 03-11
Kelompok 5
Defisiensi Ca
Hari/ Tanggal Deskripsi Gejala Visual Defisiensi Ca
Selasa, 7 Oktober 2014 Tanaman segar ditempatkan pada medium perlakuan
Jumat, 10 Oktober 2014 Sehelai daun mulai berlubang dan muncul bercak coklat pada
bagian tepi daun. Pengurangan nutrisi 0,5 cm
Senin, 13 Oktober 2014 Bercak pada daun membanyak dan mulai ke daerah tengah
permukaan daun dan bercak tersebut terdapat hampir di
semua helai daun. Pengurangan nutrisi 0,3 cm
Selasa, 14 Oktober 2014 Penggantian medium Def.Ca
Jumat, 17 Oktober 2014 Bagian pangkal daun mulai menguning. Pengurangan nutrisi
0,3 cm
Senin, 20 Oktober 2014 Daun mulai mengering (kisut). Tidak terjadi pengurangan
nutrisi
Selasa, 21 Oktober 2014 Penggantian medium Def.Ca
Jumat, 24 Oktober 2014 Pengurangan nutrisi 0,7 cm
Senin, 27 Oktober 2014 Batang terdapat bintil-bintil coklat banyak. Pengurangan
nutrisi 0,5 cm
Defisiensi P
Hari/ Tanggal Deskripsi Gejala Visual Defisiensi P
Selasa, 7 Oktober 2014 Tanaman segar ditempatkan pada medium perlakuan
Jumat, 10 Oktober 2014 Tanaman masih tampak segar, dengan pengurangan nutrisi
0,5 cm
Senin, 13 Oktober 2014 Pada tepi daun mulai terdapat bercak. Tidak terjadi
pengurangan nutrisi
Selasa, 14 Oktober 2014 Penggantian medium Def.P
Jumat, 17 Oktober 2014 Bercak mulai menyebar ke seluruh permukaan daun.
Pengurangan nutrisi 0,5 cm
Senin, 20 Oktober 2014 Bercak coklat pada daun bertambah. Pengurangan 0,2 cm
Selasa, 21 Oktober 2014 Penggantian medium Def.P
Jumat, 24 Oktober 2014 Pengurangan nutrisi 1 cm
Senin, 27 Oktober 2014 Batang terdapat bintil-bintil coklat sedikit. Pengurangan
nutrisi 0,7 cm
Kelompok 6
Pengamatan I (komplit) II (Def. Fe)
3 hari ke I Belum mengalami perubahan Belum mengalami perubahan
3 hari ke II Daun lebih hijau, ada
pengurangan nutrisi
Daun lebih hijau, ada
pengurangan nutrisi
3 hari ke III Daun lebih hijau Daun lebih hijau, ada daun
yang belang
3 hari ke IV Daun tetap hijau Daun tetap hijau tetapi lubang
lebih lebar
Kelompok 7
Tanggal Deskripsi (Def. Ca) Deskripsi (Def. Mikronutrien)
Selasa, 7 Okt Tanaman tampak segar Tanaman tampak segar
Jum’at, 10 Okt Tanaman belum mengalami
perubahan
Tanaman belum mengalami
perubahan
Senin, 13 Okt Tanaman belum mengalami
perubahan
Tanaman belum mengalami
perubahan
Jum’at 17 Okt Tanaman lebih hijau namun ada Tanaman belum mengalami
bintik kuning perubahan
Senin, 20 Okt Daun lebih hijau, tapi daun ada
yang mengkerut
Daun mulai terlihat layu
Jum’at, 24 Okt Daun lebih hijau Daun mulai gugur karena layu
Senin, 27 Okt Daun lebih hijau Daun paling bawah gugur
Jum’at, 31 Okt Daun lebih hijau Daun atas layu dan batang dalam
larutan berbintik - bintik
Senin, 3 Nov Daun lebih hijau Daun layu, batang berbintik –
bintik banyak
e. Pembahasan
Pada praktikum nutrisi tumbuhan ini, tujuan melaksanakan praktikum ini
untuk mengetahui gejala – gejala kekurangan unsur hara tertentu pada tumbuhan.
Pada praktikum ini masing – masing kelompok memberikan perlakuan nutrisi
yang berbeda sebagai pembanding hasil.
Berdasarkan literatur, elemen yang diperlukan oleh tumbuhan, dibagi
dalam 2 kelompok, yaitu makroelemen atau makronutrien atau sering pula disebut
unsur hara pokok, yang terdiri dari unsur – unsur C,H, O, P, K, N, S, Ca, Fe, Mg.
Kelompok kedua disebut mikroelemen atau mikronutrien atau disebut pula
sebagai unsur hara pelengkap, yang terdiri dari unsur – unsur Mn, B, Zn, Cl, Mo.
Berdasarkan data tersebut tumbuhan mendapatkan perlakuan dari Def. Mg,
Def. Ca, Def. S, Def K, Def. Na, Def. Fe, Def. P, sehingga membentuk kondisi
tumbuhan yang berbeda pula. Jika dikelompokkan, maka Ca, Mg, Fe, S, P, K
termasuk dalam kelompok makronutrien, sedangkan Na termasuk dalam
kelompok mikronutrien. Perlakuan tersebut dalam kadar defisiensi atau kondisi
dimana kekurangan suatu nutrisi yang sudah ditetapkan, sehingga membuat
pertumbuhan menjadi tidak optimal.
Kalsium (Ca) penting dalam sintetis pektin , berperan dalam metabolisme
atau pembentukan inti sel dan mitokondria, kalsium sangat penting bagi
tumbuhan, dalam keadaan alami defisiensi terhadap zat ini jarang terjadi, apabila
kekurangan Ca dapat menyebabkan kerusakan dan kematian tumbuhan. Beberapa
kelompok mendapatkan perlakuan def. Ca dan didapatkan bahwa pertumbuhan
tumbuhan menjadi tidak stabil dan dominan daun terdapat bintik kemudian
menjadi kecoklatan. Terbukti bahwasanya, def. Ca mempengaruhi kondisi
tanaman.
Magnesium (Mg), Gejala defisiensi magnesium sangat kraktersitik. Terjadi
klorosis di antara tulang daun, dapat timbul warna cerah dari pigmen merah,
jingga, kuning atau merah ungu dan pada defisiensi yang parah timbul daerah atau
bintik nekrosis. Pada kelompok yang mendapatkan perlakuan def. Mg terlihat
pertumbuhan daun yang tidak normal, daun menjadi kuning hingga kecoklatan
dan terdapat bintik – bintik, sehingga terbukti bahwa def. Mg mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Kalium (K), defisiensi zat ini biasanya dimulai dengan memperlihatkan
bintik klorosis yang khas pada daun dewasa, kemudian erambat ke daun yang
lebih muda, dapat menyebabkan daun menjadi keriting berkembang menjadi
hitam dan angus. Pada kelompok yang diberi perlakuan def. K, terlihat kondisi
yang serupa seperti yang digambarkan dalam literatur. Hal ini menunjukkan
bahwasanya def. K mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi tidak stabil.
Fosfor (P), defisiensi P berpengaruh terhadap semua aspek metabolisme
dan pertumbuhan, gejalanya ditandai dengan gugurnya daun – daun yang lebih
tua, timbul daerah nekrotik. Pada perlakuan def. Mg terlihat pertumbuhan yang
tidak stabil walaupun belum memperlihatkan ciri – ciri seperti literatur,
kemungkinan dikarenakan kondisi waktu yang kurang lama atau ketidaktelitian
pengamatan.
Sulfur (S), defisiensi zat ini jarang terjadi di alam, namun apabila terjadi
gejalanya, timbulnya klorosis secara umum dan menguningnya daun. Hal ini
terbukti dalam kelompok perlakuan def. S.
Pada kondisi – kondisi perlakuan lainnya, sudah menggambarkan
bahwasanya tumbuhan membutuhkan nutrisi – nutrisi yang menyokong
pertumbuhannya, baik makronutrisi maupun mikronutrisi, apabila dikondisikan
dalam perlakuan defisiensi maka, akan menyebabkan ketidakstabilan
pertumbuhan tanaman.
f. Kesimpulan
Terdapat gejala – gejala yang ditunjukkan tumbuhan yang mengalami kekurangan
unsur – unsur nutrisi, makronutrien C,H, O, P, K, N, S, Ca, Fe, Mg. Kekurangan
Ca dapat menyebabkan kerusakan dan kematian tumbuhan, kekurangan P
gejalanya ditandai dengan gugurnya, daun – daun yang lebih tua, timbul daerah
neurotik, kekurangan Mg terjadi klorosis di antara tulang daun, dapat timbul
warna cerah dari pigmen merah, jingga, kuning atau merah ungu dan pada
defisiensi yang parah timbul daerah atau bintik nekrosis, kekurangan S timbulnya
klorosis secara umum dan menguningnya daun. Secara umum, kekurangan nutrisi
menyebabkan kondisi yang tidak stabil terhadap pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Hakimah Halim, dkk. 2002. Buku Ajar Nutrisi Tanaman. Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Pertanian. Banjarbaru.
Lingga, P. dan Morsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Pengamatan I pada tumbuhan def. Ca Pengamatan terakhir pada tumbuhan def. Ca
(hari ke-3 setelah pemberian perlakuan) (minggu ke-3, pengamatan hari terakhir)
Pengamatan I pada tumbuhan def. P Pengamatan terakhir pada tumbuhan def. P
(hari ke-3 setelah pemberian perlakuan) (minggu ke-3, pengamatan hari terakhir)