laporanpenelitian
-
Upload
ummy-aisyah-rochaeni -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of laporanpenelitian
Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT DAN SISTEMATIKA
LAPORAN PENELITIAN
A. Standar Kompetensi
Petatar memiliki kemampuan pengetahauan mengenai hakikat sebuah laporan penelitian
dan langkah-langkah penyusunan perangkat tata susunan laporan penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Petatar memahami hakikat laporan penelitian dan penyusunan cover luar, pernyataan,
pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud. 1995.
Tambahan :
Jos. Daniel Parera. 1987.
Nasution. 1991.
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan
dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.
Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Mertode Research Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars.
D. Ringkasan Materi
1. Hakikat Laporan
Melaporkan merupakan suatu kegiatan penyampaian atau penyajian fakta-fakta dan
pemikiran-pemikiran hasil penelitian yang sudah dilaksanakan. Ciri efektivitas sebuah
laporan adalah;
a. obyektifitas;
b. kelengkapan;
c. kejelasan;
d. singkat;
e. padat; dan
f. berorentasi kepada pembaca.
Hal pertama yang harus diketahui oleh penyusun laporan adalah untuk apa laporan disusun
dan kepada siapa laporan akan disampaikan. Berdasarkan tujuan dan sasaran laporan di
atas, maka isi dan bahasa yang digunakan pun akan disajikan sedemikian rupa agar
pembaca memahami maksud laporan tersebut dengan baik. Oleh karena itu, penyusun
laporan penelitian harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa tujuan dan maksud laporan itu?
b. Informasi apa yang akan ditekankan?
c. Apa yang ingin diketahui oleh pembaca?
d. Sikap apa yang akan dikembangkan oleh pembaca?
e. Tindakan apa yang diharapkan dari pembaca?
f. Bagaimana sajian laporan dalam bentuk yang konkrit?
g. Desain laporan yang mana yang akan digunakan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas bukan untuk dijawab secara lisan, tapi diimplementasikan
dalam bentuk sikap, pemikiran, dan tindakan. Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus
ditempuh adalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan bahan dan informasi
b. Menyusun kerangka laporan
c. Merancang cara penyajiannya
d. Memilih bahasa yang akan digunakan
e. Menepati waktu penyusunan laporan
2. Sistematika Laporan
Laporan hasil penelitian merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan
penelitian yang dituangkan dalam bahasa tulis. Adapun sistematika penulisannya yang
secara konvensi telah dituangkan dalam Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru.
Secara garis besar kerangka laporan penelitian mencakup tiga bagian utama, yakni bagian
pendahuluan (atau bagian pengantar), bagian isi, dan bagian penunjang.
A. Bagian Pendahuluan, terdiri atas :
Halaman judul; lembaran persetujuan; kata pengantar; daftar isi; daftar table; daftar gambar
dan lampiran; serta abstrak atau ringkasan.
B. Bagian Isi, umumnya terdiri dari beberapa bab yaitu :
Bab I. Permasalahan atau Pendahuluan
Bab II. Kajian Teori atau Pembahasan Kepustakaan
Bab III. Metodologi atau Uraian Metode dan Prosedur
Pengkajian
Bab IV. Hasil-hasil dan Diskusi Hasil Kajian
Bab V. Kesimpulan dan Saran-saran
C. Bagian Penunjang, biasanya terdiri atas :
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam menunjang isi laporan
Dalam bagian ini dan pembahasan selanjutnya, kita akan membahas bagaimana teknik atau
cara pengembangan laporan tersebut, sehingga lebih mudah dan cepat menyusun sebuah
laporan penelitian. Untuk itu, penulis laporan harus memperhatikan norma-norma berikut.
a. Jenis dan spesifikasi kertas yang digunakan adalah HVS A 4 dengan berat 70-80 gram
untuk isi, sedangkan cover luar menggunakan kertas buffalo atau linen.
b. Naskah berukuran 21 cm X 28 cm.
c. Naskah diketik dengan huruf yang sama (arial atau times new roman) dengan poin 12,
kecuali judul atau sub judul 14 poin dan bold (tebal).
d. Format naskah berjarak margin kiri dan atas 4 cm, sedangkan margin kanan dan bawah 3
cm.
4
3
4
3
e. Penulisan halaman di awal laporan menggunakan huruf Romawi kecil (i, ii, iii, dan
seterusnya), sedangkan dalam isi laporan menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan
seterusnya) dan diketik di atas kanan, kecuali pada awal bab diketik di bawah tengah.
Baiklah, kita mulai dari penyajian contoh format-format yang harus dibuat oleh penyusun
Laporan Hasil Penelitian sebagaimana dicontohkan dalam Pedoman Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru di bawah
ini.
Contoh: Cover Luar
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
INTENSIF BERDASARKAN KURIKULUM 2004
(Uji Coba Pendekatan Keterampilan Proses
dalam
Pembelajaran Membaca Intensif pada Siswa
Kelas II
Semester 2 di SMP Negeri 42 Bandung Tahun
Ajaran 2004)
LAPORAN PENELITIAN
Diajukan kepada Tim Penilai Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru di Lingkungan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah
Pendidikan Nasional
oleh
Drs. Dedi Abdullah
NIP: 131861420
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 42
BANDUNG
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2004
Contoh: Lembar Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan
Penelitian dengan judul Keefektifan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam
Pembelajaran Membaca intensif Berdasarkan
Kurikulum 2004 ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 25 April 2004
Yang membuat pernyataan
Drs. Dedi Abdullah
NIP: 131420861
Contoh: Lembar Persetujuan
LEMBAR PERSETUJUAN DAN
PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Nama : Drs. Dedi Abdullah
NIP : 131861420
Judul : Keefektifan Pendekatan Keterampilan
Proses dalam Pembelajaran Membaca intensif
Berdasarkan Kurikulum 2004
Bandung, 25 April 2004
Disetujui dan disahkan oleh
KEPALA SEKOLAH
SMP NEGERI 42 BANDUNG
Drs. Oma Ruhimat
NIP: 130863465
Contoh: Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Hasil laporan penelitian yang berjudul
Keefektifan Pendekatan Keterampilan Proses
dalam Pembelajaran Membaca Intensif
Berdasarkan Kurikulum 2004 ini merupakan
penelitian yang dilakukan di Kelas II SMP
Negeri 42 Bandung. Laporan hasil penelitian isi
sebagai bahan pemerolehan angka kredit
unsur Pengembangan Profesi dan Sub Unsur
Melaksanakan Kegiatan Karya Tulis/Karya
Ilmiah di Bidang Pendidikan.
Sistematika Laporan ini dikembangkan ke
dalam lima bab. Bab I Pendahuluan yang
isinya mendeskripsikan Latar Belakang
Penelitian, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Asumsi, Metode dan Teknik Penelitian. Bab II
Kajian Teoretis yang mengupas pembahasan
teori, Pengkajian Hasil Penelitian, Kerangka
Pemikiran dan Argumentasi Keilmuan, serta
Pengajuan Hipotesis. Bab III Metode
Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen
Penelitian, Pengumpulan dan Analisis Data.
Bab IV Analisis dan Hasil Analisis Data, Hasil
Penelitian, Pengujian Hipotesis, Diskusi Hasil
Penelitian. Bab V Simpulan dan Saran.
Dalam pelaksanaan penelitian, penulis
mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh kerena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Oma Ruhimat, selaku Kepala
Sekolah Menangah Pertama 42 Bandung yang
telah memberikan dorongan dan bantuan
fasilitas dalam penelitian.
2. Rekan-rekan guru SMP 42 Bandung yang
telah memberikan semangat dan dorongannya.
3. Para Staf Tata Usaha dan para pegawai
SMP 42 Bandung yang senantiasa setia
membantu berbagai keperluan penelitian.
Bandung, 25 April 2004
Penulis
Contoh: Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………......i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………
ii DAFTAR
ISI ……………………………………………………….. iii
DAFTAR
TABEL ……………………………………………………iv
DAFTAR GAMBAR DAN
LAMPIRAN ……………………………v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ……………………………………........ 1
1.1 Pemabatasan dan Perumusan
Masalah …………………… ............2
1.2 Tujuan
Penelitian ……………………………………………….....3
1.3 Asumsi
Penelitian …………………………………………….........4
1.4 Metode
Penelitian …………………………………………….. .....5
BAB II KAJIAN TEORETIS
2.1 Pembahasan
Teori ………………………….…………………. ....6
2.2 Pengkajian Hasil
Penelitian …………………………………….......7
2.3 Kerangka
Pemikiran …………………………………………… ...8
2.4 Pengajuan
Hipotesis …………………………………………….....9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tujuan Khusus
Penelitian …………………………………….......10
3.2 Metode dan Rancangan
Penelitian …………………………. ........11
3.3 Populasi dan
Sampel. ………………………………………… ....12
3.4 Instrumen
Penelitian ………………………………………….. .....13
3.5 Pengumpulan dan Analisis
Data ……………………………. .........14
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Jabaran Variabel
Penelitian ………………………………….........15
4.2 Hasil
Penelitian………………………………………………… ...16
4.3 Pengujian
Hipotesis ……………………………………………....17
4.4 Diskusi Hasil
Penelitian ……………………………………….......18
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan ………………………………………………………... 20
5.2 Saran-
saran ……………………………………………………. ..21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh: Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
1.1
1.2
1.3
dst
Jumlah
Populasi …………………………….
Jumlah
Sampel ………………………………
Pokok-pokok Materi
Soal …………………..
23
30
45
Contoh: Abstrak
ABSTRAK
Laporan Hasil Penelitian ini berjudul
Keefektifan Pendekatan Keterampilan Proses
dalam Pembelajaran Membaca Intensif.
Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian
ini, yaitu apakah pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran membaca intensif
berpengaruh terhadap peningkatan
keterampilan membaca intensif siswa kelas II
SMP Negeri 42 Bandung? Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif-analitik dan eksperimen.
Data penelitian diperoleh dari proses belajar
mengajar dan dari hasil belajar mengajar.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
bahwa adanya perbedaan kemampuan siswa
antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Kemampuan tersebut dengan kenaikan rata-
rata 4% - 45%. Hal ini, menunjukkan bahwa
penerapan pendekatan keterampilan Proses,
sangat efektif dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa SMP 42
Bandung.
E. Saran-saran Implementasi
Untuk meningkatkan keterampilan pembuatan cover, kata pengantar, pernyataan, daftar isi,
dan daftar tabel strategi yang dapat ditempuh sebagai berikut.
1. Tentukan masalah apa yang akan menjadi objek penelitian. Anda bisa memanfaatkan
judul penelitian yang telah disusun berdasarkan tugas yang diberikan pada modul
sebelumnya.
2. Buatlah kerangka penulisan (bukan daftar isi) dari judul yang diperoleh langkah
sebelumnya. Ini pun bisa memanfaatkan tugas yang pernah diberikan pada modul
sebelumnya.
3. Dari kerangka penulisan di atas, Anda bisa membuat daftar isi berdasarkan sistematika
dari yang dicontohkan dari ringkasan isi modul. Akan tetapi, Anda tidak perlu membuat
halaman setiap judul atau sub judul.
4. Buatlah pengantar yang intinya mengantarkan isi laporan penelitian dan uraikan pula
hambatan-hambatan yang dialami selama penelitian berlangsung. Hal ini, sebagai pijakan
untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
5. Pernyataan yang dibuat dapat melihat contoh. Anda cukup mengganti judul penelitian,
tempat penelitian, dan waktu penelitian.
F. Tes Formatif
1. Berorentasi pada pembaca salah satu ciri efektifitas sebuah laporan penelitian artinya
penulisan laporan … .
a. disusun untuk dibaca
b. penelitian merupakan hasil publik
c. harus memperhatikan keterbacaan dan keterpahaman pembaca
d. harus memperhatikan tingkat kesesuaian usia pembaca
2. Urutan yang harus ditempuh penulis laporan penelitian adalah … .
a. merancang penyajian-menyusun kerangka-memilih bahasa
b. menepati waktu-memilih bahasa-mengumpulkan bahan
c. memilih bahasa-memilih bahan-menyusun kerangka
d. menyusun kerangka-merancang penyajian-memilih bahasa
3. Pengetikan judul penelitian pada cover luar diketik dengan spesifikasi … .
a. kapital, arial/times roman, 14 poin
b. kapital, times roman, 12 poin
c. standar, arial, 14 poin
d. kapital, arial/times roman, 12 poin
4. Penulisan Kata Pengantar berisikan hal berikut… .
a. Judul penelitian, sistematika penulisan, ucapan terima kasaih
b. Fuji syukur, judul penelitian, hambatan
c. Judul penelitian, hambatan, hasil penelitian
d. Hambatan, cara pemecahan, ucapan terima kasih
5. Urutan Daftar Isi yang sistematis adalah … .
a. Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Isi, Abstrak
b. Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Lampiran
c. Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Tabel, Daftar Isi
d. Daftar Isi, Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Lampiran
Kegiatan Belajar 2
PENULISAN PENDAHULUAN
A. Standar Kompetensi
Peserta memiliki kemampuan menulis komponen-kompenen dalam bagian pendahuluan
laporan penelitian karya ilmiah.
B. Kompetensi Dasar
Memahami dan mampu menyusun latar belakang membatasi dan merumuskan masalah,
merumuskan tujuan, manfaat, asumsi, dan metode dan teknik penelitian.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud. 1995.
Tambahan :
Rochman Natawidjaja. 1979.
Nasution. 1991
Arifin, E. Zaenal. (1998).
Lemlit IKIP Malang (1999).
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan
Tenaga Teknis.
Pedoman Penyusunan Laporan. Jakarta: Depdikbud.
Mertode Research Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars.
Dasar-Dasar penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang : IKIP.
D. Ringkasan Materi
Bagian pendahuluan suatu penelitian ilmiah terbagi ke dalam bagian (1) Latar Belakang
Penelitian; (2) Rumusan Masalah; (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian; (5) Asumsi;
dan (6) Metode dan Teknik Penelitian.
1. Latar Belakang Penelitian
Isi bagian ini, peneliti mendeskripsikan isu-isu yang terjadi, memuat masalah-masalah yang
akan diteliti, dan mengapa perlu diteliti. Cara pengembangannya, peneliti dapat
mengungkapkan kesenjangan-kesenjangan yang muncul di lapangan. Selain itu, munculkan
pula kerugian-kerugian apa yang mungkin timbul apabila tidak segera dilakukan penelitian.
Akan lebih meyakinkan pembaca, peneliti mengungkapkan hasil peneliti terdahulu sebagai
landasan penelitian, baik penelitian lanjutan atau menolak penelitian terdahulu.
Untuk mempermudah pengembangan, peneliti dapat menjawab pertanyaan-pertanyan
berikut.
a. Apa yang terjadi di lapangan? (isu, gejala, fenomena, atau masalah)
b. Apakah isu, gejala, fenomena, atau masalah itu terjadi kesenjangan?
c. Kerugian apa apabila masalah itu dibiarkan?
d. Keuntungan apakah apabila masalah itu diteliti?
2. Pembatasan Masalah
Bagian ini merupakan penyempitan masalah umum yang diuraikan dalam Latar Belakang
Penelitian. Dalam penyajiannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu,
peneliti memperjelas definisi istilah-istilah yang tergambar dari judul penelitian. Coba
perhatikan contoh berikut:
Keefektifan; adalah suatu tindakan atau usaha, sehingga memberikan pengaruh atau akibat
dari tindakan atau usaha terssebut.
Pendekatan keterampilan proses; adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
mengutamakan pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dengan fokus pembelajaran tidak
hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga pada pemberian pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini pendekatan
keterampilan proses yang dimaksud adalah pendekatan dalam pembelajaran membaca
intensif yang memandang siswa sebagai subjek belajar melalui kegiatan proses mengarang.
3. Perumusan Masalah
Rumusan masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, tetapi lebih utama
disajikan dalam bentuk uraian yang komprehensif dan analisis. Untuk mempermudah
merumuskan masalah, peneliti dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini.
a. Identifikasi masalah berdasarkan defenisi istilah di atas!
b. Pilih dan fokuskan kepada masalah yang akan diteliti!
c. Hubungkan dengan teori atau hasil penelitian sebelumnya!
d. Rumuskan dalam kalimat tanya!
Sebagai contoh, peneliti dapat menghubungkan dan mengembangkan dari pembatasan
masalah di atas.
1. Apakah pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran membaca intensif
berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas II
SMP Negeri 42 Bandung?
2. Hambatan-hambatan apakah yang terjadi dalam mengajarkan membaca intensif
dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses di kelas II SMP Negeri 42
Bandung?
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pengajaran
membaca intensif dengan Pendekatan Keterampilan Proses di kalas II SMP Negeri
42 Bandung?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang akan diperoleh/dicapai setelah pelaksanaan
penelitian. Dengan demikian, rumusannya harus relevan dengan rumusan masalah yang
dirumuskan di atas. Dengan kata lain, tujuan penelitian merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Rumusan Masalah. Di samping itu, rumusan
tujuan ini harus mencerminkan proses penelitiannya itu sendiri. Sebagai contoh, coba
perhatikan rumusan Tujuan Penelitian di bawah ini.
1. Mengetahui pengaruh yang ada sebagai akibat penerapan Pendekatan Keterampilan
Proses dalam pembelajaran membaca intensif terhadap peningkatan kemampuan
membaca siswa kelas II SMP Negeri 42 Bandung.
2. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran membaca intensif di kelas II
SMP Negeri 42 Bandung.
3. Mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan hambatan dalam pembelajaran
membaca intensif dengan pendekatan keterampilan proses di kelas II SMP Negeri
42 Bandung.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah penjelasan kegunaan yang mendasari argumentasi tentang
pentingnya penelitian. Jadi manfaat itu merupakan dampak, baik secara teoretis mapun
praktis setelah penelitian dilakukan. Sebagai contoh manfaat dari judul laporan peneltian di
atas adalah sebagai berikut.
Secara Teoretis, proses dan hasil penelitian ini dapat emberikan manfaat berupa uraian-
uraian yang berkaitan dengan endekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
membaca intensif. Hal ini, berguna sebagai bahan perbandingan untuk pembelajaran
kompetensi lainnya.
Secara praktis, manfaat penelitian ini untuk menemukan metode dan teknik yang tepat dan
efektif yang dapat dikembangkan para guru dalam rangka meningkatan kualitas hasil
pengajaran, khususnya pengajaran kompetensi keterampilan berbahasa.
6. Asumsi
Asumsi sering juga disebut anggapan dasar merupakan titik pangkal penelitian. Pernyataan
asumsi ini berupa pemikiran peneliti yang sudah tidak perlu dipersoalkan lagi atau dibuktikan
lagi kebenarannya. Kalimat yang digunkan dalam bentuk kalimat deklaratif. Di samping itu,
peneliti mengemukakan adanya keterbatasan yang tidak dapat dapat dihindari dan
merupakan pembatas ruang lingkup penelitiannya. Sebagai contoh asumsi dari judul di atas
adalah sebagai berikut.
Penelitian ini didasari asumsi-asumsi sebagai berikut.
1. Kurikulum 2004 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang menggunakan pendekatan katerampilan proses, komunikatif, dan kebermaknaan.
2. Membaca intensif merupakan keterampilan berbahasa yang harus dilatih secara
terus-menerus dan berkesinambungan.
3. Tujuan pembelajaran bahasa menekankan kepada kemampuan siswa dalam
berkomunikasi, baik dengan bahasa lisan maupun bahasa tulis melalui kegiatan aktif
dan kreatif dapat terlaksana dengan pendekatan komunikatif dan keterampilan
proses.
7. Metode dan Teknik Penelitian
Metode dan teknik penelitian yang dituangkan dalam bab pendahuluan merupakan garis
besarnya saja. Oleh karena itu, peneliti secara singkat menguraikan dari mana dan
bagaimana memperoleh data, bagaimana cara menganalisnya, dan langkah-langkah yang
dipakai dalam pengambilan kesimpulan.
Dalam penelitian pendidikan dikenal dengan metode deskriptif, historis, atau eksperimental.
Teknik yang biasa digunakan untuk menjaring data adalah angket, wawancara, observasi
partisipatif, obsevasi nonpartiisipatif, tes, atau dokumentasi, dan masih banyak lagi. Sebagai
contoh metode dan teknik dari judul penelitian di atas adalah sebagai berikut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dan eksperimen. Metode deskriptif
diarahkan untuk memaparkan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai objek yang diteliti (Rahmat, 1993:24). Untuk mengetahui
hasil penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran membaca intensif,
penulis menggunakan metode eksperimen dengan desain the randomized pretest-posttest
control group design.
R = Random assigment untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
O = Pungukuran awal (pretes) dan pengukuran akhir (postes)
X1 = Perlakuan pengajaran dengan pendekatan keterampilan Proses
X2 = Perlakuan pengajaran tanpa menggunakan pendekatan keterampilan proses
Teknik yang dipilih dan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
teknik tes dan teknik observasi partisipatif. Adapun
teknik ……………………………………………
E. Saran-saran Implementasi
Strategi yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan menyusun isi pendahuluan
ini, Anda dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini.
1. Carilah isu-isu yang berhubungan dengan dunia pendidikan, baik di media massa
maupun dalam kegiatan keseharian proses belajar mengajar.
2. Isu-isu yang ditemukan pada langkah di atas, Anda identifikasi isu mana yang dapat
dijadikan permasalahan dalam penelitian. Batasi masalah-masalah umum tersebut
ke dalam masalah yang lebih spesifik dengan prinsip mudah dan murah dalam
menelitinya, tapi tidak mengabaikan keilmiahannya. Cara membatasi masalah dapat
ditempuh beberapa cara yaitu dengan diagram jam, diagram pohon, atau diagram
akar.
3. Setelah dibatasi permasalahan penelitian di atas, coba rumuskan dalam bentuk
kalimat tanya. Dalam langkah ini, Anda hubungkan dengan gagasan atau ide-ide apa
yang akan digunakan dalam memecahkan masalah tersebut.
4. Rumusan masalah di atas, Anda jadikan landasan untuk merumuskan tujuan
penelitian. Cara yang dapat ditempuh, Anda ubah kalimat tanya menjadi kalimat
harapan dengan menghubungkan argumentasi dan metode yang akan digunakan
dalam penelitian.
5. Dari masalah umum, masalah yang sudah dibatasi, dan rumusan tujuan penelitian,
Anda berasumsi keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan dan ditopang dari
berbagai pandangan, pendapat, atau hasil penelitian lain yang pembuktiannya sudah
benar-benar valid dan empirik.
6. Untuk membuktikan penelitian itu berhasil kepada pembaca, Anda topang dengan
metode dan teknik yang tepat. Pilihlah metode dan teknik yang sudah digunakan
oleh peneliti lain. Akan tetapi, berbeda halnya kalau Anda mau mengujicobakan
model baru.
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dapat diukur dari jawaban pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
Apa yang menjadi konteks dari permasalahan? Dalam situasi atau lingkungan seperti apa masalah tersebut dapat diamati? (Latar Belakang).
Apa yang tidak kita ketahui? Kesenjangan apa dalam pengetahuan kita yang akan
terisi oleh hasil penelitian ini? Apa yang perlu diperbaiki? (Permasalahan).
Langkah-langkah apa yang akan ditempuh peneliti dan mengisi kesenjangan atau
memperbaiki situasi, metode, model atau perangkat yang perlu diperbaiki? (Tujuan)
Mengapa penelitian tersebut penting? Siapa yang akan mendapatkan manfaat?
Mengapa kita perlu mengetahuinya? (Manfaat).
F. TUGAS PESERTA
1. Dalam menyajikan Latar Belakang Masalah sebaiknya….., sehingga pembaca yakin
dengan apa yang menjadi tumpuan penelitian.
a. memunculkan isu-isu yang berkembang
b. mengembangkan permasalahan yang terjadi
c. menguatkan dengan pandangan para ahli
d. menjajikan hasil penelitian terdahulu
2. Batasan masalah merupakan penyempitan dari … .
a. masalah yang akan diteliti
b. masalah-masalah yang dibahas dari latar belakang
c. tujuan yang hendak dicapai
d. isu-isu yang yang muncul
3. Rumusan masalah yang komprehensif dan analisis dirumuskan dalam bentuk … .
a. uraian
b. kalimat tanya
c. kalimat berita
d. pointers
4. Rumusan tujuan penelitian yang lengkap adalah sebagai berikut.
b. Memperoleh gambaran efektifitas pendekatan pemebelajaran di sekolah.
c. Mendeskripsikan hambatan yang terjadi dalam pembelajaran berbicara.
d. Mendeskripsikan efektifitas pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara
terhadap kemampuan berpidato siswa di kelas II SMP 42 Bandung.
e. Memperoleh gambaran hambatan yang terjadi dalam pembelajaran berbicara di kelas II
SMP 42 Bandung.
5. Rumus :
Rumus di atas lebih tepat diterapkan dalam penelitian dengan menggunakan metode … .
a. deskriptif
b. analitik
c. pengamatan terlibat
d. eksperimen
Kegiatan Belajar 3
PENULISAN KAJIAN TEORETIS
A. Standar Kompetensi
Petatar memiliki kemampuan dalam menyusun kajian teoretis sebagai bahan bab II
dalam laporan penelitian yang akan disusunnya.
B. Kompetensi Dasar
Petatar memahami dan mampu menyusun pembahasan teori, pengkajian hasil penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, dan merumuskan pengajuan hipotesis.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud.
1995.
Tambahan :
Jos. Daniel
Parera. 1987.
Depdikbud.
1990.
Sakri, Adjat
(1992).
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka
Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga
Teknis.
Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Pedoman Penulisan Karya Imiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis,
Disertasi). Bandung: IKIP Bandung.
Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung : ITB.
D. Ringkasan Materi
Dalam laporan penelitian bab Kajian Teoretis merupakan bagian yang mengungkapkan
kerangka acuan pustaka, hasil-hasil penelitian sebelumnya, atau pandangan-pandangan
para ahli yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti harus
pandai memilih dan memilah sumber yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Di
dalam pengembangannya, kajian teoretis mencakup hal-hal berikut.
1. Pembahasan Teori
Bagian ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan varibel-variabel penelitian.
Dalam pengembangan variabel-variabel penelitian tersebut, peneliti dapat menempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Buatlah kerangka tulisan (out line) berdasarkan variabel-variabel dalam judul laporan
penelitian. Penulisan kerangka dapat berupa pernyataan kalimat-kalimat atau frase-
frase.
Contoh:
a) Pendekatan Keterampilan Proses
1) Dasar Pertimbangan Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses
2) Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
3) Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
4) Bentuk Kegiatan Keterampilan Proses
5) Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi
6) Latar Belakang Lahirnya Kurikulum 2004
7) Komponen-komponen Kurikulum 2004
8) Keterampilan Membaca intensif
9) Tujuan dan Fungsi Membaca intensif
10) Kedudukan Pembelajaran Membaca dalam Kurikulum 2004
b. Buatlah kartu-kartu dari karton yang berukuran 10 cm X 12 cm.
Judul : …………………. ……………..............................
Pengarang : …………………............................................
Kutipan : ……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Halaman : ………………………........................................
Penerbit : ………………………........................................
Tahun Terbit : ……………………….................................
c.
d. Pencarian sumber (buku, surat kabar, majalah, jurnal, internet)
e. Gunakanlah kartu-kartu tersebut ketika membaca sumber, baik di kantor, di sekolah,
di perpustakaan, atau di toko buku sekalipun.
f. Setelah dirasakan cukup sumber, tuangkanlah dalam tulisan dengan cara
mengembangkan out line di atas.
g. Ketika menuangkan ke dalam tulisan, tidak perlu lagi dihadirkan seluruh buku yang
sudah dibaca di hadapan Anda. Anda cukup memilih dan mengurutkan kartu-kartu
sesuai dengan kebutuhan.
h. Setelah ditulis paragraf demi paragraf, Anda jangan lupa membubuhkan sumber
kutipan.
i. Baca kembali dan revisi apabila ada yang belum runtut dalam penulisan. Gunakan
kata-kata transisi (tetapi, dengan demikian, oleh karena itu, jadi, dan masih banyak
lagi) untuk memadukan hubungan antar kalimat atau antarparagraf dalam laporan
Anda.
Sebagai bahan kajian, berikut disajikan cara penulisan paragraf yang baik.
1. Syarat- Syarat Paragraf yang Baik
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki persyaratan (1) kesatuan, (2) koherensi,
(3) kecakupan pengembangan, dan (3) susunan yang terpola.
1. Unsur kesatuan, yaitu setiap paragraf harus mengandung satu pokok pikiran.
2. Unsur penyatuan (koherensi), yaitu upaya untuk mengikat semua kalimat yang ada
dalam satu paragraf sehingga merupakan kesatuan yang saling terkait, yang secara
bersama-sama mendukung topik paragraph.
3. Unsur kecukupan pengembangan, yaitu menekankan bahwa panjang sebuah
paragraf amat ditentukan oleh keluasan dan kerumitan gagasan.
4. Unsur susunan yang terpola, yaitu terdiri dari tiga jenis, (a) susunan kronologis, (b)
susunan ruang, dan (c) susunan logis.
2. Pola Pengembangan Paragraf
Yang dimaksud dengan pola pengembangan paragraf ialah cara penulis merangkai
informasi yang dihimpunnya menurut kerangka dan runtutan tertentu. Informasi dituangkan
dalam kalimat. Dengan demikian pola susunan rincian yang sering terpakai dalam tulisan,
yakni (a) pola runtunan ruang dan waktu, (b) pola susunan sebab akibat, (c) pola susunan
perbandingan, (d) pola susunan ibarat, (e) pola susunan daftar dan (f) pola susunan
bergambar.
Untuk lebih jelasnya, Anda kami ajak untuk membahas satu persatu.
a. Pola runtunan ruang dan waktu
Pola ini biasa dipakai untuk memerikan suatu peristiwa atau cara membuat atau melakukan
sesuatu selangkah demi selangkah menurut perurutan waktu. Contoh : penggunaan kata
transisi , misalnya kata, pertama, mula-mula, kemudian, sesudah itu, selanjutnya.
b. Pola susunan perbandingan
Perbandingan ditandai dengan rambu seperti tetapi, apalagi, berbeda dengan, demikian pula,
sedangkan, sementara itu.
c. Pola susunan ibarat
Pola ini mempunyai kesamaan dengan pola pembandingan. Tetapi pada pola ibarat kita
membandingkan dua perkara yang berlainan, yang memiliki keserupaan.
Pada contoh di bawah ini hidup manusia diibaratkan dengan pendakian dan penurunan :
“Lelaki tua itu menerangkan sedikit bahwa menurut agama, setengah permulaan hidup
seseorang berupa pendakian, dan setengah sisanya penurunan. Pada penurunan, hidup
orang tidak lagi menjadi miliknya karena dapat diambil sewaktu-waktu”
d. Pola susunan daftar
Tulisan ilmiah sering mengemukakan informasi dalam bentuk daftar. Contoh : Jika kita
melakukan percobaan, maka perlengkapan yang harus ada antara lain (1) timbangan, (2)
gelas ukur, (3) termometer, dsb.
e. Pola susunan contoh
Sebuah gagasan dapat dijelaskan dengan contoh. Dalam pola ini kalimat rinciannya
mengemukakan contoh tentang apa yang dimaksudkan oleh pokok bahasan.
f. Pola susunan bergambar
Anda bisa menyampaikan pernyataan dalam laporan dengan dilengkapi gambar. Gambar
tersebut dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas pernyataan tertulis.
2. Pengkajian Hasil Penelitian
Bagian ini berisi pengkajian hasil penelitian terdahulu atau hasil telaah terhadap teori yang
terkait dengan masalah yang sedang diteliti. Cara pengembangannya, peneliti dapat
membandingkan, mengkontraskan, meletakan tempat kedudukan masing-masing dalam
masalah yang sedang diteliti. Akhirnya, peneliti menyatakan posisi/pendirian disertai dengan
alasan-alasan. Untuk memperjelas pemahaman, Anda dapat membandingkannya dengan
contoh di bawah ini.
Semiawan (1992:18) menjelaskan bahwa melalui
pengembangan keterampilan memproseskan perolehan,
anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan nilai yang dituntut. Keterampilan-keterampilan
tersebut akan menjadi roda penggerak di dalam proses
penemuan dan pengembangan konsep dan fakta.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat manyimpulkan
bahwa tujuan utama keterampilan proses ini adalah
mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga
siswa menjadi aktif dalam menumbuhkembangkan serta
menerapkan kemampuan yang dimilikinya sendiri.
………………………………………………………………………
…..
3. Kerangka Pemikiran dan Argumentasi Keilmuan
Bagian ini berisi analisis, kajian, dan simpulan secara deduksi hubungan antara varibel
berdasar kepada teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dibahas di bagian sebelumnya.
Dengan demikian, peneliti memaparkan pandangan dan pendapatnya terhadap teori yang
diungkapkan secara nyata dan jelas. Untuk memperjelas pemahaman, coba perhatikan
contoh di bawah ini.
………………………………………………………………………
…
Dari pandangan-pandangan para ahli di atas, penulis kaitkan
dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran membaca intensif, yaitu dengan cara
memunculkan kegiatan yang diharapkan terjadi pada saat
pembelajaran membaca berlangsung. Adapun kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan yang merupakan prilaku-prilaku
yang terjadi di dalam pendekatan keterampilan proses.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Mengamati
2. Mengklasifikasi
3. Menafsirkan
4. Memprediksi
5. Menerapkan
6. Merencanakan Penelitian
7. Mengkomunikasikan
……………………………………………………………………..
4. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang
diajukan oleh peneliti. Alasan kedudukan hipotesis disimpan setelah Kajian Teoretis,
mengingat rumusan hipotesis merupakan penjabaran dari Kajian Teoretis yang harus diuji
kebenarannya melalui penelitian ilmiah, apakah akan ditolak atau diterima.
Rumusan hipotesis dirumuskan dalam kalimat afirmatif tidak dirumuskan dengan kalimat
tanya, kalimat suruh, atau kalimat mengharapkan. Sebagai bahan perbandingan, coba
perhatikan rumusan hipotesis yang berkaitan dengan contoh judul penelitian di atas.
Sebagaimana digambarkan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah “untuk mengetahui pengaruh yang ada sebagai akibat penerapan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam pembelajaran membaca intensif terhadap peningkatan
kemampuan membaca siswa kelas II SMP Negeri 42 Bandung”
Berdasarkan tujuan di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai kemampuan siswa dalam membaca wacana pada
kelas yang menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan kelas yang tidak
menggunakan pendekatan keterampilan proses”. Dengan kata lain, terdapat pengaruh positif
dari pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran membaca intensif terhadap
kemampuan membaca siswa.
Untuk mengetahui apakah suatu kajian teori / pustaka baik atau tidak, maka rujukkanlah
pada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sebagai berikut .
Hal mutakhir apa yang perlu diketahui dalam bidang penelitian kita?
Teori apa yang telah ada?
Pandangan apa yang perlu diuji?
Mengapa mengkaji permasalahan lebih jauh ?
Rancangan atau metode penelitian apa yang tidak memuaskan?
E. Saran-saran Implementasi
Strategi yang dapat ditempuh dalam menyusun kajian teoretis, Anda dapat mengikuti
langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah kartu-kartu yang dicontohkan dalam ringkasan materi di muka.
2. Identifikasilah buku-buku atau hasil penelitian terdahulu yang akan digunakan
sebagai sumber penulisan laporan hasil penelitian.
3. Carilah buku-buku sumber atau hasil penelitian di perpustakaan, toko buku, atau di
situs-situs internet.
4. Baca dan catatlah dalam kartu-kartu yang tersedia.
5. Apabila dirasakan cukup, urutkanlah kartu-kartu tersebut berdasarkan kerangka
penulisan yang telah dibuat sebelumnya.
6. Tuangkanlah gagasan atau ide-ide dengan cara menuangkan dari kartu-kartu yang
tersedia. Anda cukup menambah kata-kata transisi dan dikembangkan dengan
pandangan sendiri. Apabila persis seperti kutipan bagaimana adanya, Anda
cantumkan sumber sebagaimana tersedia pada kolom kartu-kartu. Anda sebagai
peneliti harus memiliki sikap menolak atau menerima pendapat yang Anda kutip itu.
Oleh karena itu, Anda di akhir setiap pembahasan tuangkan sikap Anda. Apabila
menerima, cukup menyimpulkan pendapat tersebut dengan cara meramu intisari
kutipan dengan penambahan di sana-sini. Jadilah itu sebagai karya Anda sendiri,
sedangkan apabila menolak, Anda mengutip dari para ahli yang berbeda pandangan
yang membahas permasalahan yang sama. Posisi Anda memihak ahli yang mana,
Anda tuangkan pendapatnya dan ditambah di sana-sini berdasarkan pengalaman
Anda dalam masalah tersebut. Dengan demikian, tulisan itu menjadi milik Anda.
F. Tes Formatif
1. Salah satu cara mengembangkan kajian hasil penelitian adalah … .
a. mendeskripsikan – menganalis - menyimpulkan
b. membandingkan – mengontraskan – menyatakan sikap
c. membandingkan – menyatakan sikap - menganalisis
d. mendeskripsikan – contoh - menganalisis
2. Rumusan hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut.
a. Adanya hubungan yang erat antara tes dan hasil belajar.
b.Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan kegiatan ekstrakurikuler.
c.Terdapat perbedaan yang siginifikan antara nilai kemampuan berpidato siswa pada kelas
yang menggunakan pendekatan komunikatif dengan kelas yang tidak menggunakan
pendekatan komunikatif.
d. Adanya hubungan timbal balik antara kemampuan siswa dengan minat membaca dalam
pembelajaran membaca cepat.
3. Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki persyaratan berikut ini, kecuali … .
a. kesatuan
b. koherensi
c. kecakupan pengembangan
d. deduktif/indiktif
4. Sistematika penyajian modul ini terbagi ke dalam 7 (tujuh) kegiatan pembelajaran.
Pertama, membahas hakikat dan sistematika menyajikan contoh-contoh lembaran cover luar,
cover dalam, lembar pernyataan, lembar pengesahan/persetujuan, daftar isi, daftar tabel,
daftar bagan, daftar gambar, daftra pustaka, dan daftar lampiran laporan penelitian. Kedua,
membahas cara pengembangan penulisan bagian pendahuluan. Ketiga, menguraikan cara
penyajian Kajian Teoretis. Keempat, menyajikan cara menulis Metode Penelitian. Kelima,
menguraikan cara pengembangan penulisan Hasil Penelitian. Keenam, menyajikan langkah-
langkah menulis simpulan dan saran.
Pola pengembangan paragraf di atas menggunakan … .
a. pola runtunan ruang dan waktu
b. pola susunan sebab akibat
c. pola susunan perbandingan
d. pola susunan ibarat
5. Hipotesis dirumuskan dengan menggunakan kalimat …
a. tanya
b. suruh
c. afirmatif
d. argumentatif
Kegiatan Belajar 4
PENYAJIAN METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Standar Kompetensi
Petatar memiliki kemampuan dalam memilih dan menuangkan tulisan dalam bab metode
penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Petatar memahami langkah-langkah merumuskan tujuan khusus, metode, populasi,
sampel, dan istrumen penelitian, serta pengumpulan dan analisis data dalam laporan
hasil penelitian.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud. 1995.
Tambahan :
Jos. Daniel Parera. 1987.
Fraenkel, Jack R. dan Norman
E. Wallen. 1993.
Natawidjaja, Rochman. (1988).
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan
Tenaga Teknis.
Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
How to Design and Evaluate Research in Education. McGraw-Hill Inc.
Pengolahan Data Secara Statistik. Bandung : Pasca Sarjana IKIP.
D. Ringkasan Materi
1. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam bagian ini lebih rinci dibandingkan dengan pembahasan pada
bagian pendahuluan. Dengan demikian, peneliti merinci langkah-langkah apa yang akan
dilakukan dengan metode dan teknik dalam penjaringan, pengolahan, sampai pada
penafsiran data yang diperoleh dari lapangan. Dengan kata lain, semua prosedur, proses,
dan hasil penelitian dari langkah persiapan sampai akhir penelitian dibahas secara mendetai
di bagian ini.
Sebagai bahan perbandingan dalam menuangkan metode dan teknik penelitian dari judul
laporan penelitian di atas adalah sebagai contoh berikut ini.
Motode… dengan demikian, kelompok eksperimen akan mengalami perubahan akibat
variabel eksperimen bila dibandingkan keadaan sebelum dan sesudahnya. Berbeda halnya
dengan kelompok kontrol, karena tidak diberi perlakuan maka tidak mengalami perbahan.
Dengan demikian, akan diperoleh gambaran efektif tidaknya pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran membaca intensif.
Sebagai mana dijelaskan pada bab sebelumnya, teknik yang dipilih dan digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik observasi.
Penggunaan teknik tes bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya penerapan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran membaca intensif. Untuk mengetahui tujuan
tersebut, peneliti membandingkan hasil tes yang diperoleh sebelum penerapan pendekatan
keterampilan proses dengan hasil tes yang diperoleh setelah penerapan pendekatan.
Dengan demikian, prosedur tes yang diberikan adalah pretes dan postes.
Penggunaan teknik observasi sebagai teknik
penunjang ..................................................................................................
2. Populasi dan Sampel
Bagian ini menjelaskan di mana dan berapa banyak objek yang diteliti yang dilengkapi
dengan kriteria pengambilan sampel secara representatif. Di samping itu, perlu juga
dijelaskan alasan pemilihan lokasi dan sampel secara logis dan sistematis. Akan lebih
meyakinkan pembaca, peneliti dapat mengaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang
penelitian, tujuan penelitian, atau dengan cara menganalisis data yang dibahas sebelumnya.
Sebagai bahan perbandingan, coba perhatikan contoh berikut.
Tempat atau lokasi penelitian yang penulis laksanakan di SMP Negeri 42 Bandung yang
beralamatkan di Kecamatan Ciwastra Kelurahan Cijaura Kota Bandung. Lokasi ini dipilih
sebagai objek penelitian yang penulis lakukan mengingat penulis sebagai staf pengajar di
sekolah bersangkutan dan lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal penulis. Dengan demikian,
dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya dalam pelaksanaannya.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMP
Negeri 42 Bandung Tahun 2003-2004 yang berjumlah 345 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
TABEL 1.3
JUMLAH SISWA KELAS II SMP NEGERI 42 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2003-2004
KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2.1 16 25 41
2.2 21 23 44
2.3 18 24 42
2.4 20 24 44
2.5 19 24 43
2.6 21 24 45
2.7 21 23 44
2.8 19 23 42
JUMLAH 345
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 1993:117). Lebih
jelas Suharsimi (1996:29) menjelaskan bahwa pengambilan sampel dari seluruh populasi
dengan perhitungan jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka sampel dapat diambil
sekitar 15% - 25%, sedangkan di bawah 100 orang pengambilan harus 100% atau sampel
total. Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 45 orang atau 15 % dari jumlah populasi dengan menggunakan sampel
random.
3. Instrumen Penelitian
Bagian ini memaparkan pemilihan dan penggunaan istrumen dalam pelaksanaan penelitian
disertai dengan alasan dan prosedur penggunannya. Untuk memperjelas pengembangan
penulisan bagian ini, coba perhatikan contoh di bawah ini.
Dalam penelitian ini sebagai alat penjaring data, penulis menggunakan instrumen berupa
lembar tes dan lembar observasi. Lembar tes digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kompetensi membaca intensif dapat diimplemantsikan oleh siswa melalui pendekatan
keterampilan proses. Lembar observasi digunakan untuk mengatahui aktivitas siswa dalam
mengikuti pelaksanaan pengajaran membaca intensif dengan pendekatan keterampilan
proses. Berikut ini pokok-pokok materi soal yang diajukan kepada siswa.
TABEL 3.2
POKOK-POKOK MATERI SOAL
No. Pokok-pokok Materi Nomor Soal
Untuk mengukur kesahihan dan tingkat kepercayaan instrumen, maka perlu adanya
pengujian instrumen penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus mengujicobakan terlebih
dahulu instrumen tes kepada siswa di luar subjek penelitian dengan memiliki karakteristik
yang sama dengan siswa sebagai sumber penelitian.
Dalam menganalisis butir soal untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes, maka diuji taraf
kesukaran dan daya pembeda. Untuk mengukur validitas, peneliti dapat menggunakan
rumus korelasi product moment.
rxy = Koefisien korelasi yang dicari
N = Jumlah siswa
X = Skorbutir soal yang dicari
Y = Skor total
Kriteria untuk menentukan harga koefisien korelasinya adalah:
antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi
antara 0,600 sampai dengan 0,799 = sangat tinggi
antara 0,400 sampai dengan 0,599 = sangat tinggi
antara 0,200 sampai dengan 0,399 = sangat tinggi
antara 0,00 sampai dengan 0,199 = sangat tinggi
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas soal, peneliti dapat menggunakan rumus Spearman-
Brown di bawah ini.
= koefisien reliabilitas seluruh tes
= korelasi antara skor genap dan skor ganjil
Untuk mengetahui tingkat kesulitan soal, peneliti dapat mencari dengan cara jumlah jawaban
betul kelompok tinggi ditambah jumlah jawaban betul kelompok rendah dibagi jumlah siswa
kedua kelompok tersebut. peneliti dapat menggunakan rumus di bawah ini.
IF = (Item Facility) indeks tingkat kesulitan yang dicari
FH = (Frequency High) jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL = (Frequensi Low) jumlah jawaban betul kelompok rendah
N = Jumlah siswa kedua kelompok
Pengujian selanjutnya, peneliti menguji daya pembeda dengan menggunakan rumus di
bawah ini.
ID = (Item Discrimination) indeks daya pembedayang dicari
FH = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
N = Jumlah subjek kelompok tinggi dan rendah
4. Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini, peneliti mengurutkan jadwal penelitian dan cara-cara mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperoleh dari lapangan.
Di samping itu, peneliti mengurutkan langkah-langkah menganalisis data, baik data kualitatif
(hasil observasi) maupun data kuantitatif (hasil tes membaca intensif). Sebagai bahan
perbandingan kedua teknik analisis data tersebut, coba perhatikan contoh di bawah ini yang
berhubungan dengan judul laporan di atas.
…………………………………………………………………………..
Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah di
bawah ini.
a. Memilih dan menetapkan wacana yang akan dibaca
b. Menelaah isi wacana
c. Analisis wacana berdasarkan;
(1) ketepatan tema dan isi
(2) pengembangan paragraf
(3) kepaduan antarkalimat dalam paragraf
(4) kepaduan antarparagraf dalam wacana
……………………………………………………………………………
Data dan hasil penelitian pada umumnya perlu dikomunikasikan dengan jelas, singkat,
mudah dipahami dan lengkap. Salah satu cara untuk mengkomunikasikan dan menyajikan
data dan hasil penelitian itu yaitu dengan menggunakan tabel dan bagan.
Tabel atau daftar adalah suatu cara penyajian data sedemikian rupa, supaya pembaca data
itu dapat memahaminya dengan jelas dan tepat. Oleh karena itu, daftar atau tabel harus
disusun sedemikian rupa, sehingga jelas dan mudah dibaca.
5. Tabulasi Data
5.1 Manfaat Tabulasi Data
Tabulasi data penting dilakukan untuk :
a. Menghindarkan pengulangan kata atau kalimat
b. Menyingkat uraian
c. Memenuhi penyajian data secara kuantitatif, rasional dan obyektif
d. Menentukan korelasi antara satu data dengan data yang lainnya
e. Menetapkan kesimpulan dari sesuatu penyajian atau uraian
f. Menemukan kemungkinan masalah yang dihadapi
g. Menemukan kemungkinan sebab terjadinya masalah tersebut
h. Menentukan kemungkinan atau alternatif cara pemecahan masalah yang perlu dilakukan
5.2 Menyusun Tabulasi Data
Membuat tabulasi data yaitu mengalihkan atau menyusun data dari instrumen yang sudah
diklasifikasikan (dikategorikan) ke dalam tabel (daftar) untuk dengan mudah dapat menarik
korelasi antara satu data dengan data yang lain dan menarik kesimpulan kuantitatif serta
kualitatif dengan lebih tepat dan obyektif.
Untuk penelitian yang sederhana cukup menggunakan metode pemilihan dan pencatatan
dengan menggunakan tangan yaitu dengan teliti membuat “tally” (////). Membuat tabulasi
dengan tangan memerlukan perencanaan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan
waktu. Kategori yang digunakan sebagai dasar tabulasi harus diketahui dengan jelas dan
ditentukan terlebih dahulu. Tanpa penentuan kategori, seseorang mungkin harus membuat
tabulasi ulang yang berarti harus menggunakan waktu dan usaha yang amat banyak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau harus ada dalam penyajian data dengan
menggunakan tabel atau daftar, yaitu :
1. Judul tabel atau daftar yang ditulis di atas tabel
2. Judul baris yang ditulis di bagian kiri dari tabel itu
3. Judul kolom yang ditulis di bagian atas dalam tabel itu
4. Badan daftar atau tabel sesuai dengan kebutuhan
5. Catatan apabila diperlukan
Proses mentabulasi menghasilkan tabel-tabel sebagai alat untuk memahami kesamaan-
kesamaan dan hubungan-hubungan antara data. Tabel terdiri atas kolom dan baris di mana
data ditempatkan di dalamnya. Ada dua jenis tabel yaitu tabel tunggal dan tabel silang.
Tabel tunggal digunakan untuk mendeskripsi variabel tunggal. Tabel tunggal disebut juga
tabel frekuensi atau table marginal. Cara sederhana untuk mengorganisir dan meringkaskan
data ialah dengan mengelompokkan setiap kode menurut kategori variabel.
Tabel silang digunakan untuk menyajikan dua atau lebih variabel yang dibuat dalam bentuk
tabel kontingensi.
Contoh-contoh di bawah ini akan menjelaskan bentuk dan jenis tabel sesuai dengan
penggunaannya.
Contoh: daftar atau tabel biasa untuk variabel tunggal
TABEL 3.1
Keadaan Siswa SMP 42 Bandung
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
I
II
III
135 128 138
145
143
132
280
271
270
401 420 821
Jumlah
Catatan : Menurut keadaan 31 Desember 2003
Contoh: tabel kontingensi untuk dua atau lebih variabel
TABEL 3.2
Tinggi dan Berat Badan Siswa Kelas 1
SMP 42 Bandung
BERAT
TINGGI
JUMLAH 110 - 114 115 - 119
120 -
124 125 - 129
25 14 20 5 7 46
26 19 30 12 5 66
27 11 25 3 1 40
28 0 10 2 2 14
JUMLAH 45 85 22 15 166
Catatan : Dikutip dari SMP 42 Bandung
Tabel kontingensi ini dapat pula disusun dalam bentuk di bawah ini.
BERAT BADAN
110 - 114
115 - 119
120 - 124
125 - 129
JUMLAH
25 14 20 5 7 46
26 19 30 12 5 66
27 11 25 3 1 40
28 0 10 2 2 14
JUMLAH 44 85 22 15 166
TINGGI BADAN
BERAT BADAN
Contoh: Daftar (tabel) Distribusi frekuensi
Skor Ujian IPS Kelas III SMP 42
SKOR FREKUENSI
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
6 8
12 22 14 8
JUMLAH 70
Selain penyajian data dengan menggunakan bentuk tabel seperti di atas, Anda
diperbolehkan juga menggunakan bagan atau diagram. Bagan atau diagram dapat
dinyatakan dalam berbagai bentuk. Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh, yaitu :
diagram garis atau grafik, diagram batang, dan diagram lingkaran (cyclogram).
Contoh: Diagram Batang (Bargram)
Persentase siswa alumni kelas III SMP A, B, C
Pada Akhir Tahun Ajaran 2002/2003
Contoh: Diagram Lingkaran (Cyclogram)
E. Saran-saran Implementasi
Untuk mengimplementasikan materi yang telah Anda pahami pada kegiatan belajar ini, maka
beberapa strategi yang disarankan adalah sebagai berikut.
1. Gunakan tabel hanya bila benar-benar menolong menjelaskan sesuatu, yaitu
memudahkan pembaca mengerti dan melihat apa yang akan diperlihatkan
2. Rumuskan dan deskripsikan hasil-hasil perhitungan data dalam bentuk tabel atau grafik,
dan lain-lain.
3. Membuat interpretasi untuk memberi keterangan secara verbal tentang gambaran data
yang ditabulasikan.
F. TUGAS PESERTA
1. Penentuan sampel penelitian sebaiknya dikaitkan dengan … .
a. tujuan penelitian
b. landasan teoretis
c. pemilihan metode dan teknik
d. langkah-langkah analisis data
2. Pengambilan jumlah sampel dapat diambil 15% - 25% apabila jumlah populasi di atas 100
orang. Pandangan itu menurut … .
a. Winarno Surakhman
b. Forqon
c. Suharsimi
d. Arikunto
3. Instrumen berupa lembar observasi dipergunakan untuk … .
a. menilai kemampuan siswa
b. mengamati aktivitas siswa
c. mengetahui nilai raport siswa
d. menilai minat baca siswa
4. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kesulitan soal adalah dengan cara … .
a. jumlah keseluruhan dibagi jumlah jawaban yang benar
b. jumlah jawaban benar kelompok tinggi ditambah jumlah jawaban betul kelompok rendah
dibagi jumlah siswa kedua kelompok tesebut
c. keseluruhan jumlah kelompok benar dibagi jumlah kelompok salah
d. jumlah soal yang benar dibagi jumlah soal jumlah yang salah
5. Rumus:
Rumus di atas berfungsi untuk … .
a. menguji reabilitas soal
b. menguji penyebaran soal
c. menguji daya pembeda
d. menguji validitas
Kegiatan Belajar 5
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Standar Kompetensi
Petatar memiliki kemampuan dalam mengembangkan hasil-hasil penelitian ke dalam
laporan hasil penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Petatar memahami cara-cara menjabarkan variabel, memaparkan hasil penelitian,
menguji hipotesis, dan mengembangkan diskusi hasil penelitian.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud. 1995.
Furqon. (1997).
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Guru dan Tenaga Teknis.
Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Tambahan :
Jos. Daniel Parera.
1987.
Nasution. 1991.
Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Mertode Research Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars.
D. Ringkasan Materi
1. Jabaran Variabel Penelitian
Sebagai bahan untuk mengarahkan pemaparan hasil penelitian, maka bagian ini berisi
penjelasan variabel-variabel penelitian. Coba perhatikan variabel-variabel penelitian yang
berhubungan dengan contoh judul laporan penelitian di atas.
………………………………………………………………………..
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran membaca intensif. Adapun yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa yang berupa kemampuan siswa membaca wacana melalui
pendekatan keterampilan proses. Hasil tersebut diperoleh melalui tes yang penulis berikan.
2. Hasil Penelitian
Peneliti dalam bagian ini mengungkapkan dan memaparkan semua hasil pengamatan
besaran-besaran variabel dalam berbagai bentuk dan cara. Dengan demikian,
pengembangan penulisannya peneliti bertolak ukur kepada persiapan, asumsi, hipotesis,
metode, penafsiran data, dan terhadap komponen-komponen lain yang terlibat di dalam
penelitian. Sebagai contoh sederhana, coba perhatikan penyajian kerangka penulisan hasil
penelitian dari contoh judul laporan penelitian di atas.
BAB V
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
5.1 Variabel Penelitian
5.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
5.2.1 Pertemuan ke-1
5.2.2 Pertemuan ke-2
5.3 Analisis Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Membaca
Intensif
5.3.1 Analisis Komponen Tujuan
5.3.2 Analisis Komponen Bahan
5.3.3 Analisis Komponen Guru
5.3.4 Analisis Komponen Siswa
5.3.4.1 Aktivitas dan Kemampuan Siswa pada Pertemuan Pertama
5.3.4.2 Aktivitas dan Kemampuan Siswa pada Pertemuan Kedua
5.4 Analisis Komponen Evaluasi
5.5 Analisis Komponen Sarana
5.6 Analisis Komponen Metode
5.7 Analisis Data Hasil Kemampuan Siswa dalam Membaca Wacana
5.7.1 Kemampuan Siswa Membaca Wacana Sebelum dan Sesudah Proses Belajar
Mengajar
5.7.2 Perbedaan Kemampuan Siswa Kelas Kontrol dengan Kemampuan Siswa Kelas
Eksperimen dalam Membaca Wacana
Berdasarkan kerangka penulisan di atas, peneliti mengembangkan ke dalam uraian yang
menyeluruh, lengkap, dan jelas. Gambar-gambar, tabel, garafik-grafik atau bagan-bagan
sangat membatu untuk memperjelas sajian hasil penelitian. Sebagai ilustrasi, Anda dapat
mencontoh tabel-tabel di bawah ini.
TABEL 5.1
DATA KEMAMPUAN SISWA KELAS EKSPERIMEN DALAM MEMBACA WACANA
NO Nama Siswa Pretes Nilai Postes Nilai
3. Pengujian Hipotesis
Tidak semua penelitian (terutama yang bersifat deskriptif) menggunakan hipotesis, tapi
penelitian yang bersifat analisis lebih diutamakan. Mengingat contoh judul laporan penelitian
ini bersifat deskriptif-analitik, maka isi pada bagian ini harus dipaparkan perhitungan yang
dilakukan dalam usaha menguji hipotesis dan hasilnya pun dijelaskan dengan gamblang.
Sebagai ilustrasi, coba lihat contoh berikut bagaimana cara pengembangan penulisan
pengujian hipotesis di bawah ini.
………………………………………………………………………….
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah; “Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
kemampuan siswa dalam membaca wacana pada kelas yang menggunakan
pendekatan keterampilan proses dengan kelas yang tidak menggunakan
pendekatan keterampilan proses.” Dari hipotesis tersebut, peneliti
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh di
lapangan. Dengan langkah-langkah tersebut, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan Pendekatan Keterampilan
Proses dalam pembelajaran membaca diperoleh data sebagai berikut. Hasil
evaluasi pretes dan postes pada kelas kontrol tidak menunjukkan perbedaan.
Hal ini, diperlihatkan dengan perolehan angka t hitung (0,099) < t tabel
(2,021). Berbeda halnya dengan kelas eksperimen memperlihatkan t hitung
(9,379) > (2,021). Hal ini, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa pada
kelas eksperimen di dalam membaca intensif sebuah wacana mengalami
peningkatan setelah diberi perlakuan.
Dengan data-data tersebut di atas, maka terdapat perbedaan kemampuan
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut
diperlihatkan dengan data t hitung (5,949) > t tabel (0,021) pada taraf
signifikan 5%. Hal ini, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
mengenai kemampuan siswa dalam membaca wacana antara siswa yang
diperlakukan dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan siswa yang
tidak diperlakukan. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan diterima
karena t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan kata lain adanya perbedaan
yang signifikan antara kemampuan hasil membaca siswa yang diperlakukan
dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan yang tidak diperlakukan.
…………………………………………………………………………..
4. Diskusi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini berisikan uraian, pandangan, atau argumentasi peneliti tentang hasil
penelitian yang sudah dilakukannya. Cara pengembangan penulisannya mengacu kepada
masalah-masalah dan bagian-bagian lainnya yang dibahas pada Bab Pendahuluan. Sebagai
ilustrasi, Anda bisa membandingkan dengan contoh di bawah ini.
Pendekatan Katerampilan Proses sebagai salah satu pendekatan yang sudah lama dipakai
dalam khazanah dunia pendidikan di Indonesia. Sampai lahirnya Kurikulum 2004,
pendekatan tersebut masih digunakan dalam pembelajaran Pengembangan Kemampuan
Berbahasa. Akan tetapi, para praktisi pendidikan terutama guru sebagai ujung tombak
pendidikan masih terdapat ketidakpahaman dalam mengimple-mentasikan pendekatan
tersebut dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, siswa tidak sedikit kemampuan
membacanya rendah.
Penelitian ini ingin mengujicobakan Pendekatan Keterampilan Proses masih efektif tidak
dalam pembelajaran membaca. Di samping itu, hasil kegiatan membaca siswa meningkat
tidak dengan penerapan pendekatan ini.
Untuk menguji keefektifan tersebut di atas, peneliti menggunakan metode deskriptif-analitik
dan eksperimen dengan teknik tes dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menarik simpulan bahwa Pendekatan
Keterampilan Proses sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca intensif. Hal
ini, ditopang dengan hasil analisis data yang menunjukkan terdapat berbedaan yang
signifikan antara kemampuan membaca siswa yang diperlakukan dengan pendekatan
Keterampilan Proses dengan kemampuan siswa yang tidak diperlakukan.
E. Saran-saran Implementasi
Strategi yang dapat ditempuh dalam mengembangkan hasil-hasil penelitian itu adalah
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang berupa data-data diolah berdasarkan teknik pengolahan data.
Hasilnya dituangkan dalam tabel-tabel, diagram-diagram, atau gambar-gambar. Di samping
itu, deskripsikanlah dalam bentuk uraian singkat dan padat.
2. Berdasarkan deskripsi tabel di atas, maka akan diperoleh hasil penelitian yang objektif.
Dari data itulah, Anda hubungkan dengan hipotesis yang pernah diajukan sebelumnya.
Jawablah diterima atau ditolak hipotesis tersebut dengan perhitungan yang sudah baku.
3. Berdasarkan hasil penelitian di atas, Anda kembangkan ke dalam uraian yang bersifat
argumentatif dengan kata-kata sendiri dan didukung oleh pendapat para ahli.
F. Tes Formatif
1.”Keefektifan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Membaca Intensif
Berdasarkan Kurikulum 2004”
Varibel bebas dari judul di atas adalah … .
a. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Membaca Intensif
b. Keefektifan Pendekatan Keterampilan Proses
c. Pendekatan Keterampilan
d. Kurikulum 2004
2. Isi dari uraian Hasil penelitian meliputi hal-hal berikut, kecuali … .
a. latar belakang penelitian
b. asumsi
c. hipotesis
d. penafsiran data
3. Sebelum mengujian hipotesis harus memaparkan bagian-bagian …
a. mengumpulkan-menyimpulkan-manafsirkan data
b. menafsirkan data-mengolah data-menyimpulkan data
c. mengumpulkan data-menganalisis data-menafsirkan data
d. mengolah data-menganalisis data-mengumpulkan data
4. Isi Diskusi Hasil Penelitian menguraikan hal-hal berikut, kecuali … .
a. uraian hasil penelitian
b. pandangan hasil penelitian
c. argumentasi hasil penelitian
d. penafsiran hasil penelitian
5. Apabila hasil uji hipotesis menunjukkan hipotesis diterima dengan kata lain harus
menunjukkan … .
a. t hitung kecil besar dari t tabel
b. t hitung sama besar dari t tabel
c. t hitung lebih besar dari t tabel
d. t tabel lebih besar dari t hitung
Kegiatan Belajar 6
PENYAJIAN SIMPULAN DAN SARAN
A. Standar Kompetensi
Petatar memiliki kemampuan untuk menyusun bab simpulan dan saran dalam laporan
hasil penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Petatar memahami langkah-langkah menyusun simpulan dan saran dalam laporan hasil
penelitian.
C. Daftar Referensi
Utama :
Depdikbud. 1995.
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Guru dan Tenaga Teknis.
Tambahan :
Jos. Daniel Parera.
1987.
Nasution. 1991.
Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Mertode Research Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars.
D. Ringkasan Materi
1. Simpulan
Simpulan berbeda dengan ringkasan, tetapi merupakan pemaknaan peneliti berdasarkan
hasil penelitian yang telah dianalisis pada bab IV. Cara penyajiannya mengurutkan jawaban
dari rumusan masalah yang diajukannya. Di samping itu, langkah yang dapat ditempuh
dapat berupa pointer maupun uraian berupa essai padat. Langkah essai padat akan lebih
baik untuk sebuah karya ilmiah. Sebagai bahan perbandingan, coba perhatikan contoh di
bawah ini.
…………………………………………………………………………..
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan Pendekatan Keterampilan
Proses dalam pembelajaran membaca diperoleh data sebagai berikut. Hasil
evaluasi pretes dan postes pada kelas kontrol tidak menunjukkan perbedaan.
Hal ini, diperlihatkan dengan perolehan angka t hitung (0,099) < t tabel
(2,021). Berbeda halnya dengan kelas eksperimen memperlihatkan t hitung
(9,379) > (2,021). Hal ini, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa pada
kelas eksperimen di dalam membaca intensif sebuah wacana mengalami
peningkatan setelah diberi perlakuan.
Dengan data-data tersebut di atas, maka terdapat perbedaan kemampuan
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut
diperlihatkan dengan data t hitung (5,949) > t tabel (0,021) pada taraf
signifikan 5%. Hal ini, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
mengenai kemampuan siswa dalam membaca wacana antara siswa yang
diperlakukan dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan siswa yang
tidak diperlakukan.
…………………………………………………………………………..
2. Saran-saran
Bagian ini berisi rekomendasi yang berhubungan dengan hasil penelitian. Cara
pengembangannya terlebih dahulu menguraikan argumentasi peneliti dari saran yang
diajukan. Adapun saran tersebut diajukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna
hasil penelitian yang bersangkutan, atau kepada peneliti berikutnya yang berniat untuk
melakukan penelitian lanjutan, anjuran penggunaan hasil penelitian, atau peninjauan
peraturan sehubungan dengan hasil penelitian. Sebagai contoh dapat dipakai
pengembangannya seperti di bawah ini.
Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak hal-hal sebagai
berikut.
a. Pendekatan Keterampilan Proses dapat bermakna apabila dipersiapkan dengan
cermat dan matang sebelum pembelajaran berlangsung dan diikuti dengan metode dan
teknik yang akurat. Oleh karena itu, kepada rekan-rekan guru agar dalam
mengimplementasikan pendekatan tersebut diikuti dengan metode dan teknik yang tepat
sesuai dengan kompetensi yang akan dikembangkan dalam diri siswa.
b. Kurikulum 2004 belum seluruhnya, baik esensi maupun komponen-komponennya
dipahami para guru di lapangan. Oleh karena itu, kepada Pemerintah Pusat atau
Daerah segera mensosialisasikan Kurikulum 2004 kepada para guru agar tidak
terjadi kesimpangsiuran pemahaman kurikulum tersebut.
c. dsb.
E. Saran-saran Implementasi
Strategi implementasi dalam menyusun simpulan dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Bacalah kembali hasil penelitian pada bab IV.
2. Analisislah esensi dari hasil penelitian tersebut.
3. Tuangkan dengan kata-kata sendiri esensi tersebut dengan jelas dan sistematis.
4. hubungkan dengan rumusan masalah dan jawablah rumusan tersebut dengan logis dan
sistematis.
5. Jangan sekali-kali mengulangi penjelasan-penjelasan yang membosankan.
F. Tes Formatif
1. Rumusan simpulan merupakan … .
a. ringkasan dari hasil penelitian
b. pemaknaan peneliti berdasarkan hasil penelitian
c. penjabaran dari penafsiran data
d. pengembangan dari hasil penelitian
2. Simpulan dapat dirumuskan dengan cara … .
a. sebab akibat
b. argumentatif
c. analisis
d. essai padat
3. Saran-saran yang diajukan dalam laporan hasil penelitian berupa …
a. pengajuan tindak penelitian berikutnya
b. pengembangan dari hasil penelitian
c. rekomendasi berdasarkan hasil penelitian
d. rekomendasi dari temuan data di lapangan
4. Cara penulisan simpulan sebaiknya dikemukakan dahulu … .
a. deskripsi peneliti
b. analisis peneliti
c. argumentasi peneliti
d. paparan peneliti
5. Pendekatan Keterampilan Proses dapat bermakna apabila dipersiapkan dengan cermat
dan matang sebelum pembelajaran berlangsung dan diikuti dengan metode dan teknik yang
akurat. Oleh karena itu, kepada rekan-rekan guru agar dalam mengimplementasikan
pendekatan tersebut diikuti dengan metode dan teknik yang tepat sesuai dengan kompetensi
yang akan dikembangkan dalam diri siswa.
Rumusan simpulan di atas, peneliti terlebih dahulu mengemukakan…
a. argumentasi
b. deskripsi
c. analisis
d. paparan