LaporanAwal KajianReorganisasiPerangkatDaerah Di ... › lama › upload › PPID › KAJIAN ›...

29
Laporan Awal Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten Pemerintah Provinsi Banten Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2019

Transcript of LaporanAwal KajianReorganisasiPerangkatDaerah Di ... › lama › upload › PPID › KAJIAN ›...

  • Laporan Awal

    Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah

    Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten

    Pemerintah Provinsi Banten

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    2019

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    i

    KAJIAN

    REORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

    PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

    2019

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    ii

    SUSUNAN TIM PENGKAJI

    Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi

    Banten ini terselenggara atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah (BAPPEDA) Provinsi Banten dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dibiayai oleh APBD

    Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019.

    Pelaksanaan hingga penyusulan laporan penelitian atau kajian ini secara

    teknis dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan isinya oleh Tim Peneliti

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng

    Tirtayasa, yang terdiri dari:

    1. Dr. Gandung Ismanto, S.Sos., M.M. Ketua Tim 2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Anggota 3. Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si Anggota 4. Listyaningsih, S.Sos., M.Si Anggota 5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si Anggota 6. Yeni Widyastuti, M.Si Anggota 7. Rina Yulianti, M.Si Anggota

    Serang, April 2019 Ketua Tim Peneliti,

    Dr. Gandung Ismanto, S.Sos., M.M. NIP. 197408072005011001

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Puji syukur senantiasa Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena hanya

    atas rahmat dan hidayah-Nya maka “Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah di

    Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten” ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Hasil kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu rujukan

    guna mengurai sejumlah permasalahan yang dihadapi bersama dalam upaya

    menata dan mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi perangkat daerah

    dalam mencapai visi dan misi RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022.

    Karenanya, keberadaan organisasi perangkat daerah yang tepat ukuran dan

    tepat fungsi secara sosiologis menjadi kebutuhan dengan urgensi yang tinggi

    guna mewujudkan visi dan misi RPJMD dimaksud.

    Terima kasih Kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu

    terlaksananya kajian ini, khususnya kepada Tim Peneliti FISIP UNTIRTA,

    serta pihak-pihak terkait lainnya yang telah membantu terlaksananya kajian

    ini. Semoga kontribusinya ini menjadi pendorong bagi kemajuan Provinsi

    Banten di masa depan.

    Akhirnya, semoga hasil kajian ini dapat terus dikaji sebagai diskursus

    akademik serta dimanfaatkan untuk kepentingan praktis, khususnya dalam

    mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi perangkat daerah di Provinsi

    Banten agar lebih efektif, efisien, dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas dan

    fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

    Aamiin.

    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Serang, April 2019

    Kepala Bappeda,

    Dr. H. Muhtarom, S.E., M.M., Ak., C.A NIP. 19630324 198402 1 001

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Muka i

    Susunan Tim Peneliti ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Daftar Tabel v

    1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 5 1.3 Maksud dan Tujuan 5 1.4 Dasar Hukum 6

    1.5 Luaran dan Hasil Kegiatan 8 1.6 Penerima Manfaat 8 1.7 Tinjauan Pustaka 8 1.8 Metode Kajian 11

    1.9 Pengumpulan Data 14 1.10 Metode Analisis 15 1.11 Locus dan Obyek Kajian 16 1.12 Waktu Kajian 17

    Daftar Pustaka 19

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Tahapan Pelaksanaan Kajian 17

    Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kajian 18

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    1 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Laporan Awal

    Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah

    Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten

    1.1 Latar Belakang

    Perjalanan otonomi daerah di Indonesia sejak berlakunya Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 1945 Tentang Peraturan Mengenai Kedudukan

    Komite Nasional Daerah; dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948

    Tentang Penetapan Aturan-aturan Pokok Mengenai Pemerintahan Sendiri di

    Daerah-daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya

    Sendiri; hingga saat ini mengalami pasang-surut dan belum menemukan

    formasi yang paling ideal dalam wadah sistem Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Berakhirnya era sentralisme pada tahun 1998, meski telah

    membawa arus besar demokratisasi yang membawa perubahan paradigmatis,

    namun secara secara makro masih menyisakan sejumlah permasalahan

    sebagai akibat dari iklim politik yang terlanjur liberal dan kapitalistik

    (Ismanto, 2012:3). Jejak patologi dimaksud dapat ditelusuri dari beragam

    deviasi dalam praktik kepemerintahan daerah sejak era Undang-Undang

    Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian

    diamendemen menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004; yang kurang

    mampu mengatasi hambatan-hambatan bawaan akibat perencanaan nasional

    yang sentralistis, tumbuhnya birokratisme di daerah, akuntabilitas yang

    rendah; ruang partisipasi publik, inisiatif lokal, kreativitas dan inovasi daerah

    yang kurang tumbuh dan berkembang; rendahnya efisiensi dan efektivitas

    pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; munculnya gejala

    disintegrasi nasional, hambatan dalam kaderisasi dan sirkulasi kepemimpinan

    politik lokal; serta problem stabilitas yang rentan akibat guncangan politik

    yang muncul secara periodik sejak diberlakukannya Pemilihan Kepala

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    2 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Daerah secara langsung. Demikian pula dengan pemekaran sejumlah daerah

    otonom baru yang dilakukan sejak tahun 1999, yang lebih bayak dilatari oleh

    kepentingan politik elite lokal setempat sehingga belum mampu secara

    akseleratif meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan

    pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah (Ismanto,

    2017: 1-14).

    Jaweng (2014: 43-63) bahkan melansir bahwa pemekaran daerah

    otonom baru belum terbukti menjadi pilihan rute alternatif yang efektif guna

    secara akseleratif mensejahterakan masyarakatnya, sebagai dampak dari cacat

    proses pembentukannya serta lemahnya tata kelola pascaterbentuknya daerah

    otonom baru hasil pemekaran tersebut. Fakta ini terkonfirmasi dalam

    sejumlah riset evaluasi yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional (2007:34-36) yang menyebutkan bahwa daerah otonom baru secara

    umum tidak memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah

    induknya. Pemekaran daerah bahkan menghasilkan sejumlah dampak negatif,

    terutama pada melemahnya peran pemerintah daerah dalam memenuhi

    beberapa jenis pelayanan publik dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan

    infrastruktur (Bappenas, 2008: 68-70). Kesimpulan senada juga dilansir dalam

    riset evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

    Kementerian Dalam Negeri yang menyatakan bahwa hasil evaluasi daerah

    otonom hasil pemekaran menunjukan masih berjaraknya realitas dengan

    ekspektasi pembentukan daerah-daerah otonom baru di Indonesia (2011: 40-

    53), yang bisa jadi berkaitan pula dengan temuan fakta bahwa sebagian besar

    (80%) APBD digunakan untuk belanja pegawai (The Asia Foundation, 2012);

    maupun temuan Kementerian Keuangan Republik Indonesia bahwa rata-rata

    APBD di Indonesia 56% lebih digunakan untuk belanja pegawai (2015).

    Secara umum gejala terakhir berkaitan erat dengan gejala pembengkakan

    struktur OPD dan tumpang tindih yang terjadi dalam pelaksanaannya

    sebagaimana riset Dwiyanto (2006), Kurniawan (2009), dan Murtiyanto

    (2009).

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    3 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 lahir sebagai antitesis guna

    mereduksi beragam patologi dimaksud. Salah satunya adalah upaya

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah melalui kebijakan

    restrukturisasi organisasi perangkat daerah agar lebih tepat ukuran

    (rightsizing), sehingga mampu menyelenggarakan tugas dan fungsinya secara

    efektif dan efisien. Secara khusus upaya ini diformulasi dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, yang memuat

    sejumlah kaidah dalam pembentukan organisasi perangkat daerah yang tepat

    ukuran dan tepat fungsi.

    Sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

    tentang Perangkat Daerah tersebut pada tanggal 15 Juni 2016, seluruh

    pemerintahan daerah di Indonesia secara limitatif dalam jangka waktu paling

    lama 6 (enam) bulan “dipaksa” untuk melakukan reorganisasi perangkat

    daerah sebagaimana mandat peraturan tersebut. Akibatnya terdapat sedikit

    “guncangan” dalam penyelenggaraan pemerintahan di berbagai daerah

    sebagai dampak dari kapasitas daerah yang berbeda-beda dalam beradaptasi

    dengan tuntutan tersebut. Jangka waktu yang relatif singkat juga

    menyebabkan tak sedikit daerah yang belum sepenuhnya mampu

    menganalisis dan mengakomodasi faktor-faktor internal dan eksternal yang

    harusnya terwadahi dalam organisasi perangkat daerah yang baru, terlebih

    sejumlah daerah yang mengalami transisi kepemimpinan politik lokal yang

    berdampak pada perubahan haluan pembangunan daerahnya sehingga

    menuntut penyesuaian susunan organisasi perangkat daerah yang lebih sesuai

    dengan haluan baru tersebut.

    Sebagaimana pemerintahan daerah lainnya di Indonesia, reorganisasi

    perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten telah

    dilaksanakan sejak tanggal 23 November 2016 melalui diundangkannya

    Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

    Perangkat Daerah. Berdasarkan Perda dimaksud, reorganisasi perangkat

    daerah dilakukan melalui skenario penggabungan dua atau lebih urusan

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    4 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    pemerintahan daerah guna mencapai tujuan efisiensi; atau sebaliknya

    dilakukan pemisahan beberapa urusan dengan beban kerja yang besar dengan

    tujuan untuk meningkatkan efektivitasnya. Hasilnya diperoleh postur

    organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten yang

    terdiri dari: 1 (satu) Sekretariat Daerah dengan tipe A yang terdiri dari 9

    (sembilan) Biro; 1 (satu) Sekretariat DPRD bertipe A; 1 (satu) Inspektorat

    Daerah ber-tipe A; 22 (duapuluh dua) Dinas Daerah dengan sebagian besar

    bertipe A; dan 6 (enam) Badan yang sebagian besar juga bertipe A.

    Setelah lebih dari 2 (dua) tahun Perda Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah diimplementasikan, sejumlah

    permasalahan mulai tampak ke permukaan. Perubahan Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada tahun 2017,

    menuntut sejumlah penyesuaian pada organisasi perangkat daerah mengingat

    sejumlah target capaian yang dirasakan tidak cukup mampu dicapai secara

    optimal dengan susunan organisasi perangkat daerah yang telah ada.

    Demikian pula dengan dinamika pemerintahan dan pembangunan daerah

    yang makin tinggi dan kompleks, yang menuntut penyesuaian tipelogi

    sejumlah perangkat daerah yang dirasakan tidak lagi memadai. Di samping

    itu, perubahan sejumlah kebijakan nasional dalam penyelenggaraan urusan-

    urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, juga dirasakan

    menjadi faktor eksternal yang menuntut dilakukannya penyesuaian pada

    organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.

    Berdasarkan sejumlah latar belakang di atas, diperlukan sebuah kajian

    yang mampu mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang terkait dan/ atau bersumber dari

    susunan organisasi perangkat daerah; mengidentifikasi sejumlah kebijakan di

    tingkat nasional yang harus diadopsi dalam susunan organisasi perangkat

    daerah yang ada; serta mengidentifikasi kebutuhan lokal yang bersifat

    strategis untuk diakomodasi dalam susunan organisasi perangkat daerah di

    lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    5 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    1.2 Rumusan Masalah

    Kajian tentang reorganisasi perangkat daerah dalam rangka penataan

    kelembagaan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten ini

    difokuskan dalam rangka menjawab 3 (tiga) research question sebagai berikut:

    1. Permasalahan apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas

    dan fungsi perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Banten?

    2. Perubahan kebijakan apa sajakah yang patut diadaptasi dalam susunan

    Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Provinsi Banten?

    3. Kebijakan dan dinamika lokal apa sajakah yang perlu diakomodasi

    dalam susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan

    Pemerintah Provinsi Banten?

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kajian reorganisasi perangkat daerah ini adalah dalam

    rangka mendukung upaya penataan kelembagaan perangkat daerah di

    lingkungan Pemerintah Provinsi Banten agar lebih efektif dan efisien dalam

    mendukung pencapaian visi dan misi Provinsi Banten sebagaimana tertuang

    secara tekstual dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    Tahun 2017-2022.

    Adapun tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas

    dan fungsi Organiasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah

    Provinsi Banten;

    2. Mengidentifikasi dimensi yuridis dan/ kebijakan yang menjadi dasar

    pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah

    Provinsi Banten; dan

    3. Mengidentifikasi kebijakan dan dinamika lokal yang perlu diakomodasi

    dalam susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah

    Provinsi Banten.

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    6 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    1.4 Dasar Hukum

    Kajian ini dilaksanakan atas dasar sejumlah peraturan perundang-

    undangan sebagai berikut:

    1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

    Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

    Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4010);

    2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

    Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

    Nomor 140);

    4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

    244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

    Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar

    Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2005 Nomor 150);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4578);

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    7 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    7. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

    8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017

    tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

    73);

    9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

    10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 Tahun

    2016 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Bidang

    Pendidikan dan Kebudayaan;

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang

    Pedoman Nomenklatur DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota;

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang

    Pedoman Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi dan Kab/Kota;

    13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang

    Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah

    Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Fungsi Penunjang

    Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan;

    14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang

    Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit

    Pelaksana Teknis Daerah;

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

    Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah,

    Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

    16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    8 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010

    Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);

    17. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

    susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah

    Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016, Tambahan Lembaran Daerah

    Provinsi Banten Nomor 66);

    18. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten (Lembaran

    Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017);

    1.5 Luaran dan Hasil Kegiatan

    Luaran dari kajian ini adalah tersusunnya dokumen kajian reorganisasi

    perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Sedangkan

    outcome yang diharapkan adalah tersusunnya rekomendasi yang dapat

    dimanfaatkan dalam melakukan penataan kelembagaan organisasi perangkat

    daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.

    1.6 Penerima Manfaat

    Penerima manfaat kajian ini adalah Pemerintah Provinsi Banten, yang

    dapat memanfaatkan hasil kajian ini guna melakukan penataan kelembagaan

    perangkat daerah agar lebih tepat ukuran dan tepat fungsi sehingga dapat

    secara efektif dan efisien mendukung pencapaian visi dan misi Provinsi

    Banten sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2017-2022.

    1.7 Tinjauan Pustaka

    Kajian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan teoritis,

    yuridis, dan sosiologis-empiris. Pendekatan teoritis dilakukan dengan

    menggunakan perspektif teori administrative reform yang menurut Chapman

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    9 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    dan Greenway (1984) sebagai dasar penataan organisasi perangkat daerah

    sebagai organisasi publik / pemerintah; teori organisasi publik (Christensen,

    2007) dan Robbins (1994; governance theories antara lain: good governance

    (World Bank, 1994), corporate governance (Williamson, 1996), governance

    (Rhodes, 1997; Stoker, 1998), public governance (Bovaird dan Löffler, 2003), the

    new governance (Pierre dan Pieters, 2000), sound governance (Farazmand, 2004),

    democratic governance (Cheema, 2006), dynamic governance (Neo dan Chen,

    2007), dan good enough governance (Grindle, 2010); teori reinventing government

    (Osborne dan Gaebler, 1996); dan teori new public services (Denhardt dan

    Denhardt, 2007).

    Pendekatan yuridis dalam kajian ini dilakukan dengan menelaah

    sejumlah peraturan perundang-undangan positif yang berkaitan dengan obyek

    dan fokus penelitian, yaitu antara lain:

    1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

    244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

    Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    2. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

    3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017

    tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

    73);

    4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

    5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 Tahun

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    10 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    2016 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Bidang

    Pendidikan dan Kebudayaan;

    6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang

    Pedoman Nomenklatur DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota;

    7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang

    Pedoman Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi dan Kab/Kota;

    8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang

    Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah

    Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Fungsi Penunjang

    Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan;

    9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang

    Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit

    Pelaksana Teknis Daerah;

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

    Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah,

    Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

    11. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten

    Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010

    Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);

    12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

    susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah

    Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016, Tambahan Lembaran Daerah

    Provinsi Banten Nomor 66);

    13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten (Lembaran

    Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017).

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    11 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Sedangkan pendekatan sosiologis-empiris dilakukan dengan menelaah

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun

    2017-2022 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan arah

    kebijakan pembangunan daerah tahun 2017-2022, yang pada dasarnya

    merupakan hasil kristalisasi dari permasalahan dan kebutuhan masyarakat

    dan daerah, serta isu-isu strategis yang dihadapi oleh masyarakat dan daerah

    provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2017-2022.

    Telaahan atas RPJMD inilah yang akan dikontekstualisasi dengan kajian

    teoritis dan yuridis guna menilai kompatibilitas organisasi perangkat daerah

    yang ada saat ini, serta merumuskan postur organisasi perangkat daerah yang

    relevan dengan tuntutan dan kebutuhan RPJMD Tahun 2017-2022 tersebut.

    1.8 Metode Kajian

    Sebagaimana penelitian pada umumnya, metode yang diadopsi dalam

    kajian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan

    informasi dengan teknik tertentu, yang akan dianalisis dengan teknik dan

    pendekatan tertentu guna menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai

    tujuan dan memenuhi kegunaan penelitian yang diharapkan. Berdasarkan

    esensi elementer ini, terdapat empat kata kunci yang dapat dipahami dari

    suatu metode penelitian, yaitu: cara ilmiah, informasi dan data, tujuan, dan

    kegunaan. Cara ilmiah seperti yang dimaksud adalah kegiatan yang

    dilakukan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan

    dimaksud memiliki karakteristik antara lain: rasional (cara yang digunakan

    masuk akal), empiris (dapat diamati), dan sistematis (memiliki tahapan-

    tahapan).

    Berdasarkan maksud dan tujuan penyusunannya sebagaimana

    dipaparkan sebelumnya, maka dalam konteks siklus kebijakan publik,

    penelitian ini merupakan bagian dari fase formulasi kebijakan (policy

    formulation) di tingkat daerah yang bertujuan untuk menemukenali pijakan

    akademik yang dapat menjawab sejumlah isu strategis dan permasalahan

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    12 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    yang terkait dengan kebutuhan pembentukan kelembagaan organisasi

    perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Karenanya,

    kajian ini bersifat problem-based, yaitu mendasarkan diri pada permasalahan

    yang bersifat potensial maupun eksisting guna diretas solusinya dengan

    menggunakan pendekatan teoritis yang relevan, serta pendekatan normatif

    yang dapat diterima menurut filosofi dan sistem hukum yang dianut oleh

    Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersifat problem-based karena latar

    belakang kajian ini adalah masalah yang dihadapi bersama baik oleh

    pemerintah daerah, para pemangku kepentingan, dan masyarakat Provinsi

    Banten pada umumnya, terkait dengan kebutuhan kelembagaan sebagaimana

    dimaksud. Sedangkan berdasarkan karakteristik dan tujuannya tersebut,

    maka tipelogi penelitian ini merupakan bagian dari riset terapan (applied

    research) yang bersifat evaluatif (evaluation research), dimana hasilnya dapat

    digunakan sebagai bahan umpan balik bagi formulasi kebijakan terkait.

    Berdasarkan karakteristik permasalahan dan tujuannya, kajian ini

    dirancang menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Menurut Nazir

    (2005: 54), metode kualitatif-deskriptif digunakan sebagai prosedur penelitian

    yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-

    kata, gambar dan juga data angka pendukung. Informasi dan data yang

    diperoleh di lapangan kemudian dikutip ke dalam penyajian laporan hasil

    penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1998: 7)

    yang menyatakan penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian

    yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

    orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian

    ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak

    mengadakan perhitungan.

    Dalam penelitian kualitatif-deskriptif, pengumpulan data dilakukan

    dalam kondisi yang alamiah atau natural setting, sesuai dengan situasi dan

    kondisi yang apa adanya (objective). Dalam melakukan penelitian atau

    kajiannya, peneliti merupakan alat utama dalam pengumpulan data. Meski

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    13 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    demikian, penelitian ini tidak mengedepankan perspektif emik seperti

    lazimnya kajian yang mengadopsi pendekatan kualitatif, yaitu perspektif

    mementingkan pandangan informan tentang bagaimana ia memandang dan

    menafsirkan realitas dari perspektifnya yang beragam. Keragaman perspektif

    informan inilah yang kemudian akan disintesa dengan pendekatan teoritis

    dan yuridis-normatif guna mencapai tujuan penelitian.

    Metode yuridis-normatif merupakan metode yang lazim digunakan

    dalam penyusunan kajian yang bertujuan menjadi pijakan akademik bagi

    kebijakan yang bersifat desisif maupun regulatif, dimana teknik literature

    review dilakukan terhadap sejumlah peraturan perundang-undangan guna

    melakukan sinkronisasi dan harmonisasi terhadap substansi kebijakan dalam

    sejumlah regulasi yang bersifat lintas sektoral, yang dipertajam dengan

    pendekatan teoritis maupun empiris. Di samping itu, dilakukan pula

    documentary study guna menganalisis data sekunder hingga tersier yang berasal

    dari sejumlah sumber data, serta sejumlah dokumen yang memuat informasi

    tentang praksis kebijakan terkait.

    Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan kajian ini

    adalah metode analisis data kualitatif melalui studi kepustakaan (literature

    study) guna membangun pijakan akademik dalam melakukan sintesis

    terhadap data dan/ atau masalah penelitian. Metode partisipatori juga

    dilakukan dalam melakukan verifikasi data dalam rangka membangun

    kredibilitas data melalui pelibatan pihak terkait (stakeholders) yang memiliki

    kepentingan langsung dengan fokus kajian. Pelibatan para pemangku

    kepentingan ini juga disebut dengan proses konsultasi publik guna

    membangun diskursus yang konstruktif bagi tersusunnya hasil kajian yang

    mampu mengakomodasi dan merepresentasi kebutuhan dan kepentingan

    obyektif. Dengan pelibatan stakeholders ini diharapkan dapat teridentifikasi

    masalah dan kebutuhan yang secara obyektif mewakili ragam perspektif yang

    berbeda-beda terhadap substansi dari kajian ini. Dan dengan demikian hasil

    kajian ini diharapkan dapat benar-benar merepresentasi dan mengakomodasi

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    14 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    kebutuhan daerah, di samping sesuai dengan mandat peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    1.9 Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Wawancara tidak terstruktur, dilaksanakan melalui dua cara.

    a. Melakukan indepth interview dengan narasumber yang otoritatif, yang

    penentuannya dilakukan dengan metode purposive seperti: para pejabat

    yang berwenang pada instansi terkait;

    b. Melaksanakan Focused Group Disscusion (FGD) dengan sejumlah

    narasumber dimaksud guna mendapatkan konverjensi informasi, dan

    atau validasi informasi atas sejumlah informasi yang diperoleh melalui

    wawancara, studi dokumentasi, maupun observasi.

    2. Observasi, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

    terhadap obyek kajian guna mendapat pemahaman yang lebih mendalam

    dan komprehensif mengenai kondisi objektif di lapangan. Pada kajian ini,

    teknik observasi yang digunakan adalah observasi tanpa berperanserta

    (non-partisipatori), di mana peneliti hanya berperan sebagai outsider yang

    tidak melibatkan diri dalam kelompok, komunitas, maupun obyek yang

    tengah dikaji. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat secara

    optimal merefleksikan dan memperoleh gambaran yang utuh dan value free

    terhadap obyek dan permasalahan yang diteliti.

    3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-

    dokumen termasuk laporan, penelitian, dan kajian terdahulu relevan guna

    melengkapi data lapangan kajian ini.

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    15 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    1.10 Metode Analisis

    Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan

    bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat

    diinformasikan pada orang lain. Upaya yang dilakukan adalah dengan cara

    mengorganisasikan data, memilih-milahnya menjadi satuan yang dapat

    dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

    yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

    diceritakan kepada orang lain.

    Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

    penelitian dan selama proses kajian dilaksanakan. Data yang telah diperoleh,

    kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari

    wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya

    disajikan dan disimpulkan. Teknik analisis data dalam kajian ini

    menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman (1994: 76),

    seperti pada gambar di bawah ini:

    Gambar 3.1

    Analisis Data Kualitatif Model Interaktif

    Sumber: Miles & Huberman (1994)

    Data collection pada dasarnya merupakan proses pengumpulan data

    dari lapangan dengan menggunakan metode wawancara, observasi langsung

    (non-partisipatori), dan studi dokumen dari obyek kajian. Sementara itu, data

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    16 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    reduction adalah suatu proses memilah dan memilih, menyederhanakan data,

    mengabstraksi dan mentransformasi data kasar dari lapangan. Reduksi data

    perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian

    akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang terkumpul sehingga

    perlu dilakukan pemilahan dan pemilihan atas informasi yang bersifat pokok

    dan penting saja, pengklasifikasian informasi sesuai dengan kebutuhan kajian,

    membuat ringkasan, member check, membagi data dalam partisi-partisi dan

    akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu.

    Data display adalah berupa uraian singkat, penyajian bagan,

    menjelaskan hubungan kausalitas, dan lainnya. Penyajian data dapat

    membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis

    selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya. Terakhir,

    conclusion: drawing/verifying atau penarikan kesimpulan berdasar pola-pola

    yang diperoleh dari proses reduksi data guna didentifikasi hubungan kausal

    atau interaktif antardata dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan.

    1.11 Locus dan Obyek Kajian

    Kajian ini dilaksanakan di Provinsi Banten, dengan obyek kajian pada

    organisasi perangkat daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi

    Banten. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, obyek kajian meliputi 30

    (tigapuluh) organisasi perangkat daerah yang terdiri dari: 1 (satu) Sekretariat

    Daerah; 1 (satu) Sekretariat DPRD; 1 (satu) Inspektorat; 22 (duapuluh dua)

    Dinas Daerah; dan 6 (enam) Badan. Namun demikian, dari ketigapuluh

    obyek kajian tersebut, penelitian ini difokuskan terhadap sejumlah perangkat

    daerah yang teridentifikasi memiliki sejumlah permasalahan dalam

    penyelenggaraan tugas dan fungsinya, terutama dalam kaitannya dengan

    upaya Pemerintah Provinsi Banten mencapai visi dan misi daerah

    sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2017-2022. Karenanya meski

    secara formal obyek kajian ini mencakup keseluruhan organisasi perangkat

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    17 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    daerah dimaksud, namun secara materiil dibatasi pada sejumlah organisasi

    perangkat daerah, yaitu: sekretariat daerah, dinas pemberdayaan perempuan,

    perlindungan anak, kependudukan dan keluarga berencana; dinas

    pemberdayaan masyarakat dan desa, dinas pertanian, dinas ketahanan

    pangan, dinas pendidikan dan kebudayaan, urusan penelitian dan

    pengembangan; serta rumah sakit umum daerah.

    1.12 Waktu Kajian

    Secara teknis kajian ini dilaksanakan dalam jangka waktu sekira 90 (sembilan

    puluh) hari kerja efektif pada bulan Maret hingga Juni tahun 2019. Adapun

    tahapan dan metode penyusunan kajian ini secara ringkas dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 1 Tahapan Pelaksanaan Kajian

    NO TAHAPAN URAIAN PEKERJAAN KETERANGAN

    1 Pengumpulan Data dan

    Informasi

    Tim melakukan observasi lapangan, studi dokumentasi,

    dan telaahan literatur dalam rangka pengumpulan data dan

    informasi yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan kajian

    Dilaksanakan dalam waktu 30

    hari kerja

    2 Analisis Data dan

    Penyusunan Draft Laporan

    Tim melakukan penyusunan

    draft awal sesuai dengan pembagian tugas dan keahlian

    masing-masing, dengan dikoordinasikan oleh team leader

    Dilaksanakan

    selama 30 hari kerja

    3 Presentasi Draft

    Hasil Kajian

    Tim mempresentasikan

    rancangan awal untuk memperoleh masukan dan

    umpan balik, khususnya yang terkait dengan klarifikasi data

    dan kondisi faktual di lapangan

    Dilaksanakan 1

    hari kerja, dengan melibatkan

    stakeholder terkait

    4 Revisi dan

    Penyempurnaan Hasil Kajian

    Tim melakukan penyempurnaan

    rancangan awal sesuai dengan masukan dan umpan balik yang

    diperoleh dari user dan stakeholder

    Dilaksanakan

    dalam 21 hari kerja

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    18 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    NO TAHAPAN URAIAN PEKERJAAN KETERANGAN

    5 Serah Terima

    Hasil Pekerjaan

    Tim melakukan serah terima

    hasil pekerjaan berupa naskah kajian yang telah disempurnakan

    dan mendapatkan persetujuan dari user / pemberi pekerjaan

    Dilaksanakan

    dalam 1 hari kerja

    Berdasarkan tahapan sebagaimana dijelaskan di atas, pelaksanaan

    kajian ini dijadwalkan sebagai berikut:

    Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kajian

    No Tahapan Maret April Mei Juni

    3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

    1 Pengumpulan Data dan Informasi

    2 Penyusunan Laporan Awal

    3 FGD Laporan Awal

    4 Pendalaman Temuan

    Awal

    5 FGD Laporan Antara

    6 Pendalaman Temuan Penelitian

    7 Presentase Draft

    Laporan Akhir

    8 Finalisasi Laporan Akhir

    9 Serah Terima Hasil

    Pekerjaan

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    19 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    DAFTAR PUSTAKA

    Adya Atep Barata, 2001. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta : PT Elex

    Media Komputindo.

    Bonafice, P. & Fowler, P.J. 1993. Heritage and Tourism in „the Global Village‟.

    London: Routledge.

    Bovaird, Tony. Elke Löffler. 2009. Public Management and Governance. Second

    Edition. New York: Routledge Taylor and Francis Group

    Chhotray, V. & Stoker, G. 2009. Governance Theory and Practice: A Cross-

    Disciplinary Approach. Hampshire UK: Palgrave MacMillan

    Christensen, Tom. Et.all. 2007. Organization Theory and Public Sector:

    Instrument, Culture and Myth. London: Routledge Francis and

    Taylor Group

    Denhardt, Janet Vinzant. Robert B. Denhardt. 2007. “The New Public Service:

    Serving Not Steering”. Expanded Edition. M.E. New York: Sharpe,

    Armonk

    Dwiyanto, Agus,2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. Yogyakarta

    Dwyer, L. & Forsyth, P. 2006. International Handbook on the Economics of

    Tourim. Cheltenham: Edward Elgar.

    Farazmand, Ali (Ed). 2004. Sound Governance: Policy and Administration

    Innovation. London: Praeger Publisher

    Grindle, Merille S. 2010. Good Governance: The Inflation of and Idea.

    Massachussets: Harvard Kennedy School

    Handayaningrat, Soewarno. 1980. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta:Penerbit Gunung Agung

    Holden, A. 2005. Tourism Studies and the social Science. London: Routledge.

    Link, Albert N. 2006. Public/Private Partnerships: Innovation Strategies and Policy

    Alternatives. New York: Springer

    Lipman, Frederick D. L Keith Lipman. 2008. Corporate Governance Best

    Practices, Strategies for Public, Private, and Not-For-Profit Organizations.

    New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken

    Lukman, Sampara, 1998. Reformasi Pelayanan Publik. Widya Praja. Jakarta

    Page, S.J. 2009. Tourism Management: Managing for Change.

    Amsterdam: Elsevier.

    Mahmudi. 2007. Kemitraan Pemerintah Daerah dan Efektivitas Pelayanan Publik.

    Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen Vol. 9 No. 1, Januari 2007

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    20 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Edisi II.

    Penerbit Andi: Yogyakarta

    Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

    Terjemahan: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Penerbit UI.

    Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) I. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.

    Osborne, David, dan Gebler, Ted, 2000, Mewirausahakan Birokrasi, (Penterjemah Rosyid Abdul, 1992, penerbit, Jaya Abadi )

    Osborne, David. Ted Gaebler. 1996. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta:

    Pustaka Binaman Pressindo

    Paskarina, Carolina. 2007. Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam Pelayanan

    Publik. Warta Bapeda: www.bapeda- jabar.go.id

    Pratikno. 2007. Mengelola Dinamika Politik dan Jejaring Kepemerintahan Daerah:Kemitraan, Partisipasi, dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: Jogja GlobalMedia

    Pierre, J. Peters, G. 2000. Governance, Politics and State. Houndsmills, UK:

    Macmillan

    Popovich, Mark. G., (ed). 1998. Creating High Performance Government

    Organizations. John Wiley & Sons, Inc, USA

    Rhodes, R.A.W.1997. Understanding Governance: Policy Networks, Governance,

    Reflexivity, and Accountability. Buckingham, UK: Open University

    Press.

    Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi (Struktur, Desain dan Aplikasi), Jakarta: Arcan

    Rondinelli, Dennis A. Chema G. Shabir, ed. 1983. Decentralization and

    Development, Policy Implementation in Development Countries.

    London: Sage Publications

    Rondinelli, Dennis A. Cheema, G. Shabir. 2007. Decentralizing Governance,

    Emerging Concepts and Practices. Ash Institute for Democratic

    Governance and Innovation, John F. Kennedy School of Government, Harvard University. Brookings Institution Press. Washington, D.C.

    Solomon, Jill. Aris Solomon. 2004. Corporate Governance and Accountability.

    UK: John Wiley and Sons, Ltd.

    Suhartono, Ehrmann. 2005. Model-model Public Private Partnership pada Sektor

    Pelayanan Air Bersih. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 5 No. 1

    Pebruari 2005: 72-81

    United Nations. 2006. Public Administration and Democratic Governance: Governments Serving Citizens.

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    21 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah, Cetakan ketiga. Bandung: Penerbit FOKUSMEDIA.

    Wasistiono, Sadu. Petrus Polyando. 2017. Politik Desentralisasi di Indonesia. Sumedang: Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Press Jatinangor

    Yescombe, E.R. 2007. Public-Private Partnership, Principles of Policy and Finance.

    London: Elsevier Ltd.

    Jurnal:

    Bovaird, Tony. Elke Löffler. 2002. “Moving from excellence models of local service

    delivery to benchmarking „good local governance”. International

    Review of Administrative Sciences, Vol.68, No.1, pp. 9-24

    -----. 2003. “Evaluating the quality of public governance: indicators, models and

    methodologies”. International Review of Administrative Sciences,

    Vol.69, No. 3, pp. 313-328

    Haque, Shamsul M. 2002. “E-governance in India: its impacts on relations among

    citizens, politicians and public servants.” International Review of

    Administrative Sciences, Vol. 68, No.2, pp. 231-250

    Sarker, Abu Elias. 2004. “Administrative Reform in Bangladesh: Three Decades of

    Failure”. International Public Management Journal. Vol.7, No.3,

    pp.365-384

    Stoker, G. 1998. “Governance as Theory: Five Propositions.” International Social

    Science Journal. Vol. 50

    Dokumen:

    Asian Development Bank. 2016. Public-Private Partnership Handbook. Manila,

    Phillipine

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

    Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

    Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5168);

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);

  • KA

    JIA

    N P

    EM

    BE

    NT

    UK

    AN

    BA

    DA

    N P

    EN

    GE

    LO

    LA

    KA

    WA

    SA

    N C

    AG

    AR

    BU

    DA

    YA

    KE

    RA

    TO

    N K

    ES

    UL

    TA

    NA

    N B

    AN

    TE

    N

    22 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

    Permendagri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan, Keraton, dan Lembaga

    Adat Dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah;

    Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat.

    Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010-2030;

    World Bank, Asian Development Bank and Inter-American Development Bank. (2014). Public-Private Partnership Reference Guide Version 2.0.

    Washington: The World Bank Publications.

    Sumber Digital:

    Dimock, Marshal. 1975. W.F. Willoughby and The Administrative Universal.

    http://www.jstor.org/discover/10.2307/974180?uid=3738224&uid=2129&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21102011605741

    Encyclopaedia Britannica Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2010.

    Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2001.

    UNDP. 1997. Governance for Sustainable Human Development.

    Oxford Dictionary of Quotation, 2017

    https://en.wikipedia.org/wiki/Talcott_Parsons

    End of File

  • Company name

    Click to edit Master subtitle style

    Cover OPD awal.pdf (p.1)Daftisi Awal.pdf (p.2-6)Lap Awal.pdf (p.7-28)Cover OPD2.pdf (p.29)