LaporanAwal KajianReorganisasiPerangkatDaerah Di ... › lama › upload › PPID › KAJIAN ›...
Transcript of LaporanAwal KajianReorganisasiPerangkatDaerah Di ... › lama › upload › PPID › KAJIAN ›...
-
Laporan Awal
Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah
Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten
Pemerintah Provinsi Banten
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2019
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
i
KAJIAN
REORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2019
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
ii
SUSUNAN TIM PENGKAJI
Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Banten ini terselenggara atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Provinsi Banten dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dibiayai oleh APBD
Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019.
Pelaksanaan hingga penyusulan laporan penelitian atau kajian ini secara
teknis dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan isinya oleh Tim Peneliti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, yang terdiri dari:
1. Dr. Gandung Ismanto, S.Sos., M.M. Ketua Tim 2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Anggota 3. Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si Anggota 4. Listyaningsih, S.Sos., M.Si Anggota 5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si Anggota 6. Yeni Widyastuti, M.Si Anggota 7. Rina Yulianti, M.Si Anggota
Serang, April 2019 Ketua Tim Peneliti,
Dr. Gandung Ismanto, S.Sos., M.M. NIP. 197408072005011001
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur senantiasa Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena hanya
atas rahmat dan hidayah-Nya maka “Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Hasil kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu rujukan
guna mengurai sejumlah permasalahan yang dihadapi bersama dalam upaya
menata dan mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi perangkat daerah
dalam mencapai visi dan misi RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022.
Karenanya, keberadaan organisasi perangkat daerah yang tepat ukuran dan
tepat fungsi secara sosiologis menjadi kebutuhan dengan urgensi yang tinggi
guna mewujudkan visi dan misi RPJMD dimaksud.
Terima kasih Kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya kajian ini, khususnya kepada Tim Peneliti FISIP UNTIRTA,
serta pihak-pihak terkait lainnya yang telah membantu terlaksananya kajian
ini. Semoga kontribusinya ini menjadi pendorong bagi kemajuan Provinsi
Banten di masa depan.
Akhirnya, semoga hasil kajian ini dapat terus dikaji sebagai diskursus
akademik serta dimanfaatkan untuk kepentingan praktis, khususnya dalam
mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi perangkat daerah di Provinsi
Banten agar lebih efektif, efisien, dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Serang, April 2019
Kepala Bappeda,
Dr. H. Muhtarom, S.E., M.M., Ak., C.A NIP. 19630324 198402 1 001
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
iv
DAFTAR ISI
Halaman Muka i
Susunan Tim Peneliti ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Daftar Tabel v
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 5 1.3 Maksud dan Tujuan 5 1.4 Dasar Hukum 6
1.5 Luaran dan Hasil Kegiatan 8 1.6 Penerima Manfaat 8 1.7 Tinjauan Pustaka 8 1.8 Metode Kajian 11
1.9 Pengumpulan Data 14 1.10 Metode Analisis 15 1.11 Locus dan Obyek Kajian 16 1.12 Waktu Kajian 17
Daftar Pustaka 19
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahapan Pelaksanaan Kajian 17
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kajian 18
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
1 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Laporan Awal
Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah
Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten
1.1 Latar Belakang
Perjalanan otonomi daerah di Indonesia sejak berlakunya Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1945 Tentang Peraturan Mengenai Kedudukan
Komite Nasional Daerah; dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948
Tentang Penetapan Aturan-aturan Pokok Mengenai Pemerintahan Sendiri di
Daerah-daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya
Sendiri; hingga saat ini mengalami pasang-surut dan belum menemukan
formasi yang paling ideal dalam wadah sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Berakhirnya era sentralisme pada tahun 1998, meski telah
membawa arus besar demokratisasi yang membawa perubahan paradigmatis,
namun secara secara makro masih menyisakan sejumlah permasalahan
sebagai akibat dari iklim politik yang terlanjur liberal dan kapitalistik
(Ismanto, 2012:3). Jejak patologi dimaksud dapat ditelusuri dari beragam
deviasi dalam praktik kepemerintahan daerah sejak era Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian
diamendemen menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004; yang kurang
mampu mengatasi hambatan-hambatan bawaan akibat perencanaan nasional
yang sentralistis, tumbuhnya birokratisme di daerah, akuntabilitas yang
rendah; ruang partisipasi publik, inisiatif lokal, kreativitas dan inovasi daerah
yang kurang tumbuh dan berkembang; rendahnya efisiensi dan efektivitas
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; munculnya gejala
disintegrasi nasional, hambatan dalam kaderisasi dan sirkulasi kepemimpinan
politik lokal; serta problem stabilitas yang rentan akibat guncangan politik
yang muncul secara periodik sejak diberlakukannya Pemilihan Kepala
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
2 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Daerah secara langsung. Demikian pula dengan pemekaran sejumlah daerah
otonom baru yang dilakukan sejak tahun 1999, yang lebih bayak dilatari oleh
kepentingan politik elite lokal setempat sehingga belum mampu secara
akseleratif meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah (Ismanto,
2017: 1-14).
Jaweng (2014: 43-63) bahkan melansir bahwa pemekaran daerah
otonom baru belum terbukti menjadi pilihan rute alternatif yang efektif guna
secara akseleratif mensejahterakan masyarakatnya, sebagai dampak dari cacat
proses pembentukannya serta lemahnya tata kelola pascaterbentuknya daerah
otonom baru hasil pemekaran tersebut. Fakta ini terkonfirmasi dalam
sejumlah riset evaluasi yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (2007:34-36) yang menyebutkan bahwa daerah otonom baru secara
umum tidak memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah
induknya. Pemekaran daerah bahkan menghasilkan sejumlah dampak negatif,
terutama pada melemahnya peran pemerintah daerah dalam memenuhi
beberapa jenis pelayanan publik dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan
infrastruktur (Bappenas, 2008: 68-70). Kesimpulan senada juga dilansir dalam
riset evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri yang menyatakan bahwa hasil evaluasi daerah
otonom hasil pemekaran menunjukan masih berjaraknya realitas dengan
ekspektasi pembentukan daerah-daerah otonom baru di Indonesia (2011: 40-
53), yang bisa jadi berkaitan pula dengan temuan fakta bahwa sebagian besar
(80%) APBD digunakan untuk belanja pegawai (The Asia Foundation, 2012);
maupun temuan Kementerian Keuangan Republik Indonesia bahwa rata-rata
APBD di Indonesia 56% lebih digunakan untuk belanja pegawai (2015).
Secara umum gejala terakhir berkaitan erat dengan gejala pembengkakan
struktur OPD dan tumpang tindih yang terjadi dalam pelaksanaannya
sebagaimana riset Dwiyanto (2006), Kurniawan (2009), dan Murtiyanto
(2009).
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
3 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 lahir sebagai antitesis guna
mereduksi beragam patologi dimaksud. Salah satunya adalah upaya
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah melalui kebijakan
restrukturisasi organisasi perangkat daerah agar lebih tepat ukuran
(rightsizing), sehingga mampu menyelenggarakan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien. Secara khusus upaya ini diformulasi dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, yang memuat
sejumlah kaidah dalam pembentukan organisasi perangkat daerah yang tepat
ukuran dan tepat fungsi.
Sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah tersebut pada tanggal 15 Juni 2016, seluruh
pemerintahan daerah di Indonesia secara limitatif dalam jangka waktu paling
lama 6 (enam) bulan “dipaksa” untuk melakukan reorganisasi perangkat
daerah sebagaimana mandat peraturan tersebut. Akibatnya terdapat sedikit
“guncangan” dalam penyelenggaraan pemerintahan di berbagai daerah
sebagai dampak dari kapasitas daerah yang berbeda-beda dalam beradaptasi
dengan tuntutan tersebut. Jangka waktu yang relatif singkat juga
menyebabkan tak sedikit daerah yang belum sepenuhnya mampu
menganalisis dan mengakomodasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
harusnya terwadahi dalam organisasi perangkat daerah yang baru, terlebih
sejumlah daerah yang mengalami transisi kepemimpinan politik lokal yang
berdampak pada perubahan haluan pembangunan daerahnya sehingga
menuntut penyesuaian susunan organisasi perangkat daerah yang lebih sesuai
dengan haluan baru tersebut.
Sebagaimana pemerintahan daerah lainnya di Indonesia, reorganisasi
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten telah
dilaksanakan sejak tanggal 23 November 2016 melalui diundangkannya
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah. Berdasarkan Perda dimaksud, reorganisasi perangkat
daerah dilakukan melalui skenario penggabungan dua atau lebih urusan
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
4 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
pemerintahan daerah guna mencapai tujuan efisiensi; atau sebaliknya
dilakukan pemisahan beberapa urusan dengan beban kerja yang besar dengan
tujuan untuk meningkatkan efektivitasnya. Hasilnya diperoleh postur
organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten yang
terdiri dari: 1 (satu) Sekretariat Daerah dengan tipe A yang terdiri dari 9
(sembilan) Biro; 1 (satu) Sekretariat DPRD bertipe A; 1 (satu) Inspektorat
Daerah ber-tipe A; 22 (duapuluh dua) Dinas Daerah dengan sebagian besar
bertipe A; dan 6 (enam) Badan yang sebagian besar juga bertipe A.
Setelah lebih dari 2 (dua) tahun Perda Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah diimplementasikan, sejumlah
permasalahan mulai tampak ke permukaan. Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada tahun 2017,
menuntut sejumlah penyesuaian pada organisasi perangkat daerah mengingat
sejumlah target capaian yang dirasakan tidak cukup mampu dicapai secara
optimal dengan susunan organisasi perangkat daerah yang telah ada.
Demikian pula dengan dinamika pemerintahan dan pembangunan daerah
yang makin tinggi dan kompleks, yang menuntut penyesuaian tipelogi
sejumlah perangkat daerah yang dirasakan tidak lagi memadai. Di samping
itu, perubahan sejumlah kebijakan nasional dalam penyelenggaraan urusan-
urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, juga dirasakan
menjadi faktor eksternal yang menuntut dilakukannya penyesuaian pada
organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
Berdasarkan sejumlah latar belakang di atas, diperlukan sebuah kajian
yang mampu mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang terkait dan/ atau bersumber dari
susunan organisasi perangkat daerah; mengidentifikasi sejumlah kebijakan di
tingkat nasional yang harus diadopsi dalam susunan organisasi perangkat
daerah yang ada; serta mengidentifikasi kebutuhan lokal yang bersifat
strategis untuk diakomodasi dalam susunan organisasi perangkat daerah di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
5 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
1.2 Rumusan Masalah
Kajian tentang reorganisasi perangkat daerah dalam rangka penataan
kelembagaan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten ini
difokuskan dalam rangka menjawab 3 (tiga) research question sebagai berikut:
1. Permasalahan apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Banten?
2. Perubahan kebijakan apa sajakah yang patut diadaptasi dalam susunan
Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Provinsi Banten?
3. Kebijakan dan dinamika lokal apa sajakah yang perlu diakomodasi
dalam susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kajian reorganisasi perangkat daerah ini adalah dalam
rangka mendukung upaya penataan kelembagaan perangkat daerah di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten agar lebih efektif dan efisien dalam
mendukung pencapaian visi dan misi Provinsi Banten sebagaimana tertuang
secara tekstual dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2017-2022.
Adapun tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi Organiasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten;
2. Mengidentifikasi dimensi yuridis dan/ kebijakan yang menjadi dasar
pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten; dan
3. Mengidentifikasi kebijakan dan dinamika lokal yang perlu diakomodasi
dalam susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten.
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
6 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
1.4 Dasar Hukum
Kajian ini dilaksanakan atas dasar sejumlah peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4010);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
7 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
7. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
73);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 Tahun
2016 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi dan Kab/Kota;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Fungsi Penunjang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
8 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);
17. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 66);
18. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017);
1.5 Luaran dan Hasil Kegiatan
Luaran dari kajian ini adalah tersusunnya dokumen kajian reorganisasi
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Sedangkan
outcome yang diharapkan adalah tersusunnya rekomendasi yang dapat
dimanfaatkan dalam melakukan penataan kelembagaan organisasi perangkat
daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
1.6 Penerima Manfaat
Penerima manfaat kajian ini adalah Pemerintah Provinsi Banten, yang
dapat memanfaatkan hasil kajian ini guna melakukan penataan kelembagaan
perangkat daerah agar lebih tepat ukuran dan tepat fungsi sehingga dapat
secara efektif dan efisien mendukung pencapaian visi dan misi Provinsi
Banten sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2017-2022.
1.7 Tinjauan Pustaka
Kajian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan teoritis,
yuridis, dan sosiologis-empiris. Pendekatan teoritis dilakukan dengan
menggunakan perspektif teori administrative reform yang menurut Chapman
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
9 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
dan Greenway (1984) sebagai dasar penataan organisasi perangkat daerah
sebagai organisasi publik / pemerintah; teori organisasi publik (Christensen,
2007) dan Robbins (1994; governance theories antara lain: good governance
(World Bank, 1994), corporate governance (Williamson, 1996), governance
(Rhodes, 1997; Stoker, 1998), public governance (Bovaird dan Löffler, 2003), the
new governance (Pierre dan Pieters, 2000), sound governance (Farazmand, 2004),
democratic governance (Cheema, 2006), dynamic governance (Neo dan Chen,
2007), dan good enough governance (Grindle, 2010); teori reinventing government
(Osborne dan Gaebler, 1996); dan teori new public services (Denhardt dan
Denhardt, 2007).
Pendekatan yuridis dalam kajian ini dilakukan dengan menelaah
sejumlah peraturan perundang-undangan positif yang berkaitan dengan obyek
dan fokus penelitian, yaitu antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
73);
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 Tahun
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
10 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
2016 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi dan Kab/Kota;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Fungsi Penunjang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);
12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 66);
13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017).
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
11 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Sedangkan pendekatan sosiologis-empiris dilakukan dengan menelaah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun
2017-2022 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan arah
kebijakan pembangunan daerah tahun 2017-2022, yang pada dasarnya
merupakan hasil kristalisasi dari permasalahan dan kebutuhan masyarakat
dan daerah, serta isu-isu strategis yang dihadapi oleh masyarakat dan daerah
provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2017-2022.
Telaahan atas RPJMD inilah yang akan dikontekstualisasi dengan kajian
teoritis dan yuridis guna menilai kompatibilitas organisasi perangkat daerah
yang ada saat ini, serta merumuskan postur organisasi perangkat daerah yang
relevan dengan tuntutan dan kebutuhan RPJMD Tahun 2017-2022 tersebut.
1.8 Metode Kajian
Sebagaimana penelitian pada umumnya, metode yang diadopsi dalam
kajian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan
informasi dengan teknik tertentu, yang akan dianalisis dengan teknik dan
pendekatan tertentu guna menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai
tujuan dan memenuhi kegunaan penelitian yang diharapkan. Berdasarkan
esensi elementer ini, terdapat empat kata kunci yang dapat dipahami dari
suatu metode penelitian, yaitu: cara ilmiah, informasi dan data, tujuan, dan
kegunaan. Cara ilmiah seperti yang dimaksud adalah kegiatan yang
dilakukan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan
dimaksud memiliki karakteristik antara lain: rasional (cara yang digunakan
masuk akal), empiris (dapat diamati), dan sistematis (memiliki tahapan-
tahapan).
Berdasarkan maksud dan tujuan penyusunannya sebagaimana
dipaparkan sebelumnya, maka dalam konteks siklus kebijakan publik,
penelitian ini merupakan bagian dari fase formulasi kebijakan (policy
formulation) di tingkat daerah yang bertujuan untuk menemukenali pijakan
akademik yang dapat menjawab sejumlah isu strategis dan permasalahan
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
12 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
yang terkait dengan kebutuhan pembentukan kelembagaan organisasi
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Karenanya,
kajian ini bersifat problem-based, yaitu mendasarkan diri pada permasalahan
yang bersifat potensial maupun eksisting guna diretas solusinya dengan
menggunakan pendekatan teoritis yang relevan, serta pendekatan normatif
yang dapat diterima menurut filosofi dan sistem hukum yang dianut oleh
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersifat problem-based karena latar
belakang kajian ini adalah masalah yang dihadapi bersama baik oleh
pemerintah daerah, para pemangku kepentingan, dan masyarakat Provinsi
Banten pada umumnya, terkait dengan kebutuhan kelembagaan sebagaimana
dimaksud. Sedangkan berdasarkan karakteristik dan tujuannya tersebut,
maka tipelogi penelitian ini merupakan bagian dari riset terapan (applied
research) yang bersifat evaluatif (evaluation research), dimana hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan umpan balik bagi formulasi kebijakan terkait.
Berdasarkan karakteristik permasalahan dan tujuannya, kajian ini
dirancang menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Menurut Nazir
(2005: 54), metode kualitatif-deskriptif digunakan sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-
kata, gambar dan juga data angka pendukung. Informasi dan data yang
diperoleh di lapangan kemudian dikutip ke dalam penyajian laporan hasil
penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1998: 7)
yang menyatakan penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian
ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan.
Dalam penelitian kualitatif-deskriptif, pengumpulan data dilakukan
dalam kondisi yang alamiah atau natural setting, sesuai dengan situasi dan
kondisi yang apa adanya (objective). Dalam melakukan penelitian atau
kajiannya, peneliti merupakan alat utama dalam pengumpulan data. Meski
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
13 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
demikian, penelitian ini tidak mengedepankan perspektif emik seperti
lazimnya kajian yang mengadopsi pendekatan kualitatif, yaitu perspektif
mementingkan pandangan informan tentang bagaimana ia memandang dan
menafsirkan realitas dari perspektifnya yang beragam. Keragaman perspektif
informan inilah yang kemudian akan disintesa dengan pendekatan teoritis
dan yuridis-normatif guna mencapai tujuan penelitian.
Metode yuridis-normatif merupakan metode yang lazim digunakan
dalam penyusunan kajian yang bertujuan menjadi pijakan akademik bagi
kebijakan yang bersifat desisif maupun regulatif, dimana teknik literature
review dilakukan terhadap sejumlah peraturan perundang-undangan guna
melakukan sinkronisasi dan harmonisasi terhadap substansi kebijakan dalam
sejumlah regulasi yang bersifat lintas sektoral, yang dipertajam dengan
pendekatan teoritis maupun empiris. Di samping itu, dilakukan pula
documentary study guna menganalisis data sekunder hingga tersier yang berasal
dari sejumlah sumber data, serta sejumlah dokumen yang memuat informasi
tentang praksis kebijakan terkait.
Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan kajian ini
adalah metode analisis data kualitatif melalui studi kepustakaan (literature
study) guna membangun pijakan akademik dalam melakukan sintesis
terhadap data dan/ atau masalah penelitian. Metode partisipatori juga
dilakukan dalam melakukan verifikasi data dalam rangka membangun
kredibilitas data melalui pelibatan pihak terkait (stakeholders) yang memiliki
kepentingan langsung dengan fokus kajian. Pelibatan para pemangku
kepentingan ini juga disebut dengan proses konsultasi publik guna
membangun diskursus yang konstruktif bagi tersusunnya hasil kajian yang
mampu mengakomodasi dan merepresentasi kebutuhan dan kepentingan
obyektif. Dengan pelibatan stakeholders ini diharapkan dapat teridentifikasi
masalah dan kebutuhan yang secara obyektif mewakili ragam perspektif yang
berbeda-beda terhadap substansi dari kajian ini. Dan dengan demikian hasil
kajian ini diharapkan dapat benar-benar merepresentasi dan mengakomodasi
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
14 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
kebutuhan daerah, di samping sesuai dengan mandat peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.9 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara tidak terstruktur, dilaksanakan melalui dua cara.
a. Melakukan indepth interview dengan narasumber yang otoritatif, yang
penentuannya dilakukan dengan metode purposive seperti: para pejabat
yang berwenang pada instansi terkait;
b. Melaksanakan Focused Group Disscusion (FGD) dengan sejumlah
narasumber dimaksud guna mendapatkan konverjensi informasi, dan
atau validasi informasi atas sejumlah informasi yang diperoleh melalui
wawancara, studi dokumentasi, maupun observasi.
2. Observasi, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap obyek kajian guna mendapat pemahaman yang lebih mendalam
dan komprehensif mengenai kondisi objektif di lapangan. Pada kajian ini,
teknik observasi yang digunakan adalah observasi tanpa berperanserta
(non-partisipatori), di mana peneliti hanya berperan sebagai outsider yang
tidak melibatkan diri dalam kelompok, komunitas, maupun obyek yang
tengah dikaji. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat secara
optimal merefleksikan dan memperoleh gambaran yang utuh dan value free
terhadap obyek dan permasalahan yang diteliti.
3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen termasuk laporan, penelitian, dan kajian terdahulu relevan guna
melengkapi data lapangan kajian ini.
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
15 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
1.10 Metode Analisis
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat
diinformasikan pada orang lain. Upaya yang dilakukan adalah dengan cara
mengorganisasikan data, memilih-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses kajian dilaksanakan. Data yang telah diperoleh,
kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari
wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya
disajikan dan disimpulkan. Teknik analisis data dalam kajian ini
menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman (1994: 76),
seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Analisis Data Kualitatif Model Interaktif
Sumber: Miles & Huberman (1994)
Data collection pada dasarnya merupakan proses pengumpulan data
dari lapangan dengan menggunakan metode wawancara, observasi langsung
(non-partisipatori), dan studi dokumen dari obyek kajian. Sementara itu, data
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
16 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
reduction adalah suatu proses memilah dan memilih, menyederhanakan data,
mengabstraksi dan mentransformasi data kasar dari lapangan. Reduksi data
perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian
akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang terkumpul sehingga
perlu dilakukan pemilahan dan pemilihan atas informasi yang bersifat pokok
dan penting saja, pengklasifikasian informasi sesuai dengan kebutuhan kajian,
membuat ringkasan, member check, membagi data dalam partisi-partisi dan
akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu.
Data display adalah berupa uraian singkat, penyajian bagan,
menjelaskan hubungan kausalitas, dan lainnya. Penyajian data dapat
membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis
selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya. Terakhir,
conclusion: drawing/verifying atau penarikan kesimpulan berdasar pola-pola
yang diperoleh dari proses reduksi data guna didentifikasi hubungan kausal
atau interaktif antardata dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan.
1.11 Locus dan Obyek Kajian
Kajian ini dilaksanakan di Provinsi Banten, dengan obyek kajian pada
organisasi perangkat daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi
Banten. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, obyek kajian meliputi 30
(tigapuluh) organisasi perangkat daerah yang terdiri dari: 1 (satu) Sekretariat
Daerah; 1 (satu) Sekretariat DPRD; 1 (satu) Inspektorat; 22 (duapuluh dua)
Dinas Daerah; dan 6 (enam) Badan. Namun demikian, dari ketigapuluh
obyek kajian tersebut, penelitian ini difokuskan terhadap sejumlah perangkat
daerah yang teridentifikasi memiliki sejumlah permasalahan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya, terutama dalam kaitannya dengan
upaya Pemerintah Provinsi Banten mencapai visi dan misi daerah
sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2017-2022. Karenanya meski
secara formal obyek kajian ini mencakup keseluruhan organisasi perangkat
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
17 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
daerah dimaksud, namun secara materiil dibatasi pada sejumlah organisasi
perangkat daerah, yaitu: sekretariat daerah, dinas pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak, kependudukan dan keluarga berencana; dinas
pemberdayaan masyarakat dan desa, dinas pertanian, dinas ketahanan
pangan, dinas pendidikan dan kebudayaan, urusan penelitian dan
pengembangan; serta rumah sakit umum daerah.
1.12 Waktu Kajian
Secara teknis kajian ini dilaksanakan dalam jangka waktu sekira 90 (sembilan
puluh) hari kerja efektif pada bulan Maret hingga Juni tahun 2019. Adapun
tahapan dan metode penyusunan kajian ini secara ringkas dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1 Tahapan Pelaksanaan Kajian
NO TAHAPAN URAIAN PEKERJAAN KETERANGAN
1 Pengumpulan Data dan
Informasi
Tim melakukan observasi lapangan, studi dokumentasi,
dan telaahan literatur dalam rangka pengumpulan data dan
informasi yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan kajian
Dilaksanakan dalam waktu 30
hari kerja
2 Analisis Data dan
Penyusunan Draft Laporan
Tim melakukan penyusunan
draft awal sesuai dengan pembagian tugas dan keahlian
masing-masing, dengan dikoordinasikan oleh team leader
Dilaksanakan
selama 30 hari kerja
3 Presentasi Draft
Hasil Kajian
Tim mempresentasikan
rancangan awal untuk memperoleh masukan dan
umpan balik, khususnya yang terkait dengan klarifikasi data
dan kondisi faktual di lapangan
Dilaksanakan 1
hari kerja, dengan melibatkan
stakeholder terkait
4 Revisi dan
Penyempurnaan Hasil Kajian
Tim melakukan penyempurnaan
rancangan awal sesuai dengan masukan dan umpan balik yang
diperoleh dari user dan stakeholder
Dilaksanakan
dalam 21 hari kerja
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
18 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
NO TAHAPAN URAIAN PEKERJAAN KETERANGAN
5 Serah Terima
Hasil Pekerjaan
Tim melakukan serah terima
hasil pekerjaan berupa naskah kajian yang telah disempurnakan
dan mendapatkan persetujuan dari user / pemberi pekerjaan
Dilaksanakan
dalam 1 hari kerja
Berdasarkan tahapan sebagaimana dijelaskan di atas, pelaksanaan
kajian ini dijadwalkan sebagai berikut:
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kajian
No Tahapan Maret April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengumpulan Data dan Informasi
2 Penyusunan Laporan Awal
3 FGD Laporan Awal
4 Pendalaman Temuan
Awal
5 FGD Laporan Antara
6 Pendalaman Temuan Penelitian
7 Presentase Draft
Laporan Akhir
8 Finalisasi Laporan Akhir
9 Serah Terima Hasil
Pekerjaan
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
19 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
DAFTAR PUSTAKA
Adya Atep Barata, 2001. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Bonafice, P. & Fowler, P.J. 1993. Heritage and Tourism in „the Global Village‟.
London: Routledge.
Bovaird, Tony. Elke Löffler. 2009. Public Management and Governance. Second
Edition. New York: Routledge Taylor and Francis Group
Chhotray, V. & Stoker, G. 2009. Governance Theory and Practice: A Cross-
Disciplinary Approach. Hampshire UK: Palgrave MacMillan
Christensen, Tom. Et.all. 2007. Organization Theory and Public Sector:
Instrument, Culture and Myth. London: Routledge Francis and
Taylor Group
Denhardt, Janet Vinzant. Robert B. Denhardt. 2007. “The New Public Service:
Serving Not Steering”. Expanded Edition. M.E. New York: Sharpe,
Armonk
Dwiyanto, Agus,2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. Yogyakarta
Dwyer, L. & Forsyth, P. 2006. International Handbook on the Economics of
Tourim. Cheltenham: Edward Elgar.
Farazmand, Ali (Ed). 2004. Sound Governance: Policy and Administration
Innovation. London: Praeger Publisher
Grindle, Merille S. 2010. Good Governance: The Inflation of and Idea.
Massachussets: Harvard Kennedy School
Handayaningrat, Soewarno. 1980. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta:Penerbit Gunung Agung
Holden, A. 2005. Tourism Studies and the social Science. London: Routledge.
Link, Albert N. 2006. Public/Private Partnerships: Innovation Strategies and Policy
Alternatives. New York: Springer
Lipman, Frederick D. L Keith Lipman. 2008. Corporate Governance Best
Practices, Strategies for Public, Private, and Not-For-Profit Organizations.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken
Lukman, Sampara, 1998. Reformasi Pelayanan Publik. Widya Praja. Jakarta
Page, S.J. 2009. Tourism Management: Managing for Change.
Amsterdam: Elsevier.
Mahmudi. 2007. Kemitraan Pemerintah Daerah dan Efektivitas Pelayanan Publik.
Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen Vol. 9 No. 1, Januari 2007
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
20 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Edisi II.
Penerbit Andi: Yogyakarta
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Penerbit UI.
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) I. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Osborne, David, dan Gebler, Ted, 2000, Mewirausahakan Birokrasi, (Penterjemah Rosyid Abdul, 1992, penerbit, Jaya Abadi )
Osborne, David. Ted Gaebler. 1996. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta:
Pustaka Binaman Pressindo
Paskarina, Carolina. 2007. Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam Pelayanan
Publik. Warta Bapeda: www.bapeda- jabar.go.id
Pratikno. 2007. Mengelola Dinamika Politik dan Jejaring Kepemerintahan Daerah:Kemitraan, Partisipasi, dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: Jogja GlobalMedia
Pierre, J. Peters, G. 2000. Governance, Politics and State. Houndsmills, UK:
Macmillan
Popovich, Mark. G., (ed). 1998. Creating High Performance Government
Organizations. John Wiley & Sons, Inc, USA
Rhodes, R.A.W.1997. Understanding Governance: Policy Networks, Governance,
Reflexivity, and Accountability. Buckingham, UK: Open University
Press.
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi (Struktur, Desain dan Aplikasi), Jakarta: Arcan
Rondinelli, Dennis A. Chema G. Shabir, ed. 1983. Decentralization and
Development, Policy Implementation in Development Countries.
London: Sage Publications
Rondinelli, Dennis A. Cheema, G. Shabir. 2007. Decentralizing Governance,
Emerging Concepts and Practices. Ash Institute for Democratic
Governance and Innovation, John F. Kennedy School of Government, Harvard University. Brookings Institution Press. Washington, D.C.
Solomon, Jill. Aris Solomon. 2004. Corporate Governance and Accountability.
UK: John Wiley and Sons, Ltd.
Suhartono, Ehrmann. 2005. Model-model Public Private Partnership pada Sektor
Pelayanan Air Bersih. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 5 No. 1
Pebruari 2005: 72-81
United Nations. 2006. Public Administration and Democratic Governance: Governments Serving Citizens.
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
21 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, Cetakan ketiga. Bandung: Penerbit FOKUSMEDIA.
Wasistiono, Sadu. Petrus Polyando. 2017. Politik Desentralisasi di Indonesia. Sumedang: Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Press Jatinangor
Yescombe, E.R. 2007. Public-Private Partnership, Principles of Policy and Finance.
London: Elsevier Ltd.
Jurnal:
Bovaird, Tony. Elke Löffler. 2002. “Moving from excellence models of local service
delivery to benchmarking „good local governance”. International
Review of Administrative Sciences, Vol.68, No.1, pp. 9-24
-----. 2003. “Evaluating the quality of public governance: indicators, models and
methodologies”. International Review of Administrative Sciences,
Vol.69, No. 3, pp. 313-328
Haque, Shamsul M. 2002. “E-governance in India: its impacts on relations among
citizens, politicians and public servants.” International Review of
Administrative Sciences, Vol. 68, No.2, pp. 231-250
Sarker, Abu Elias. 2004. “Administrative Reform in Bangladesh: Three Decades of
Failure”. International Public Management Journal. Vol.7, No.3,
pp.365-384
Stoker, G. 1998. “Governance as Theory: Five Propositions.” International Social
Science Journal. Vol. 50
Dokumen:
Asian Development Bank. 2016. Public-Private Partnership Handbook. Manila,
Phillipine
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5168);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
-
KA
JIA
N P
EM
BE
NT
UK
AN
BA
DA
N P
EN
GE
LO
LA
KA
WA
SA
N C
AG
AR
BU
DA
YA
KE
RA
TO
N K
ES
UL
TA
NA
N B
AN
TE
N
22 Kajian Reorganisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bantan, 2019
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
Permendagri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan, Keraton, dan Lembaga
Adat Dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah;
Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat.
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010-2030;
World Bank, Asian Development Bank and Inter-American Development Bank. (2014). Public-Private Partnership Reference Guide Version 2.0.
Washington: The World Bank Publications.
Sumber Digital:
Dimock, Marshal. 1975. W.F. Willoughby and The Administrative Universal.
http://www.jstor.org/discover/10.2307/974180?uid=3738224&uid=2129&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21102011605741
Encyclopaedia Britannica Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2010.
Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2001.
UNDP. 1997. Governance for Sustainable Human Development.
Oxford Dictionary of Quotation, 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Talcott_Parsons
End of File
-
Company name
Click to edit Master subtitle style
Cover OPD awal.pdf (p.1)Daftisi Awal.pdf (p.2-6)Lap Awal.pdf (p.7-28)Cover OPD2.pdf (p.29)