LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/603/2/151110015...
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/603/2/151110015...
i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “L” DENGAN
KEHAMILAN NORMAL DI PBM SITI ZULAIKAH, SST
DESA JOGOROTO KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
INDAH RAHAYU NINGTIYAS
151110015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
ii
iii
iv
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “L” DENGAN
KEHAMILAN NORMAL DI BPM SITI ZULAIKAH, SST
DESA JOGOROTO KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan
Oleh :
INDAH RAHAYU NINGTIYAS
151110015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
v
vi
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Ngawi pada tanggal 04 Agustus 1996 dari Bapak
Suyanto dan Ibu Sukesi. Penulis merupakan putri pertama dari satu bersaudara.
Pada tahun 2009 penulis lulus dari SDN 2 Purwosari, tahun 2012 penulis
lulus dari SMP Negri 1 Kwadungan, pada tahun 2015 penulis lulus dari SMK
Kesehatan BIM Ngawi, dan pada tahun 2015 penulis masuk Perguruan Tinggi
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi DIII
Kebidanan dari lima pilihan program studi yang ada di “ STIKes ICME”
Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, Juli 2018
Indah Rahayu Ningtiyas
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “L” dengan keluhan Flour Albus “
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam hal ini,penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak,karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Imam Fatoni, S.K.M.,MM, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas
Akhir ini.
2. Nining Mustika Ningrum, SST.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan
kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
3. Hidayatun Nufus, S.Si.T.M.Kes selaku penguji utama yang telah bersedia
memberikan kesempatan menyusun Proposal Tugas Akhir ini.
4. Lusiana Meinawati, SST.SPsi.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Yana Eka Mildiana, SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
x
6. Siti Zulaikah, SST ,yang telah memberikan ijin untuk melakukan penyusunan
Laporan Tugas Akhir di PBM Jogoroto.
7. Ny”L” selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
8. Bapak Suyanto, Ibu Sukesi dan nenek saya Baniyem atas cinta,dukungan dan
doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada
waktunya.
9. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak
membantu dalam ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, Juli 2018
Penulis
xi
ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “L” DENGAN
KEHAMILAN NORMAL DI PBM SITI ZULAIKAH, SST
DESA JOGOROTO KECAMATAN JOGOROTO
KABUPATEN JOMBANG
JOMBANG
Oleh :
INDAH RAHAYU NINGTIYAS
151110015
Setiap kehamilan tidak selalu berjalan dengan normal atau tanpa keluhan. Flour
Albus merupakan salah satu ketidaknyamanan yang banyak di alami oleh ibu hamil pada
TM II dan TM III. Banyak faktor yang dapat mempengar uhi terjadinya flour Albus, salah
satunya karena peningkatan pengeluaran cairan vagina dari pada biasanya yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kadar hormon estrogen. Solusi untuk kehamilan
dengan keluhan Flour Albus untuk mengganti celana dalam jika basah dan lembab
(karena wanita hamil menjadi lebih sering buang air kecil). Tujuan LTA ini adalah
memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus,
dan KB..
Metode Asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan
penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny. “L” UK 24 minggu dengan
Flour Albus di PBM Siti Zulaikah, SST Desa jogoroto kecamatan Jogoroto kabupaten
jombang..
Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny ”L” selama kehamilan
trimester III dengan keluhan Flour Albus tidak ditemukan adanya komplikasi saat
kehamilan, pada persalinan dengan persalinan spontan, pada masa nifas dengan nifas
normal tanpa ada penyulit, pada BBL dengan BBLN, pada neonatus dengan neonatus
fisiologi dan pada KB ibu menjadi akseptor baru KB suntik 3 bulan.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan
melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini,
tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus.
Pemberian Layanan Asuhan Kebidanan Bidan Siti Zulaikah, SST sudah baik,
oleh karena itu perlu di pertahankan kualitas pelayanan yang sudah baik.
Kata kunci : Asuhan kebidanan, Komprehensif, Flour Albus
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
SURAT KEASLIAN ...................................................................................... ii
SURAT BEBAS PLAGIAS ........................................................................... iii
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
RINGKASAN ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3. Tujuan ................................................................................................ 3
1.4. Manfaat .............................................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester II .............................................. 7
2.2 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ............................................. 12
2.3 Konsep Dasar Persalinan ................................................................... 31
2.4 Konsep Dasar Nifas ........................................................................... 40
2.5 Konsep Dasar BBL ........................................................................... 50
2.6 Konsep Dasar Neonatus ..................................................................... 54
2.7 Konsep Dasar KB .............................................................................. 60
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil ................................................ 64
3.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan .................................................. 69
3.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................................................ 76
3.4 Asuhan Kebidanan pada BBL ........................................................... 81
3.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus ................................................... 84
3.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berncana ............................................ 90
xiii
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II& III ..................... 93
4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan .................................................. 102
4.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................................................ 106
4.4 Asuhan Kebidanan pada BBL ........................................................... 110
4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus ................................................... 114
4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berncana ............................................ 118
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 121
5.2 Saran .................................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123
LAMPIRAN ..................................................................................................... 126
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perubahan Involusi Uterus .......................................................... 41
Tabel 2.2 Kunjungan Pada Masa Nifas ....................................................... 49
Tabel 4.1 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel ANC Ny
“L” Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang ................. 94
Tabel 4.2 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel INC Ny
“L” Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang ................. 102
Tabel 4.3 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel PNC Ny
“L” Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang ................. 106
Tabel 4.4 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel BBL Ny
“L” Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang ................. 111
Tabel 4.5 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel Neonatus
Ny “L”Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang ............. 114
Tabel 4.6 Distribusi data subyektif dan obyektif dari variabel KB Ny
“L”Di PMB Siti Zulaikah, SST, Jogoroto, Jombang .................. 118
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat pernyataan pasien ............................................................ 126
Lampiran 2 Surat persetujuan bidan ............................................................ 127
Lampiran 3 Lembar KIA.............................................................................. 128
Lampiran 4 Catatan kesehatan kehamilan .................................................. 129
Lampiran 5 Hasil USG ................................................................................. 131
Lampiran 6 Lembar KSPR ........................................................................... 132
Lampiran 7 Keterangan lahir ...................................................................... 133
Lampiran 8 Lembar observasi...................................................................... 134
Lampiran 9 Lembar partograf ..................................................................... 135
Lampiran 10 Lembar kunjungan nifas .......................................................... 137
Lampiran 11 Lembar kunjungan BBL ........................................................... 138
Lampiran 12 Lembar kunjungan imunisasi .................................................. 139
Lampiran 13 Lembar kartu KB ...................................................................... 140
xvi
DAFTAR SINGKATAN
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BCG : Bacille Calmette Geurin
BTA : Bakteri Tahan Asam
DJJ : Denyut Jantung Janin
FSH : Follicle Stimulating Hormone
HBSag : Hepatitis B surface antigen
HPHT : Haid Pertama Hari Terakhir
HPL : Hari Perkiraan Lahir
HB : Hemoglobin
HCG : Human Chorionic Ghonadotropin
HIV : Human Immuno Virus
IM : Intra Muskular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KB : Keluarga Berencana
KBA : Keluarga Berencana Alami
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
LH : Luteinizing Hormone
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAL : Metode Amenorhe Laktasi
Mg : Miligram
N : Nadi
PBM : Praktik Bidan Mandiri
PDVK : Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K1
PPIA : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anak
RR : Respiration Rate
S : Suhu
SMA : Sekolah Menengah Atas
SOAP : Subjektif Objektif Asassment Planning
TB : Tinggi Badan
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toxoid
TTV : Tanda-tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
WIB : Waktu Indonesia Barat
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
1.Kehamilan adalah proses alamiah (normal), namun dalam kehamilan
normal sering terjadi ketidaknyamanan yang bersifat fisiologi seperti nyeri
punggung, mual muntah, kram kaki, kram perut, pusing, gatal dan flour
albus. Flour albus (keputihan) merupakan hal yang fisiologis pada ibu
hamil, proses ini terjadi karena peningkatan pengeluaran cairan vagina
daripada biasanya, yang disebabkan oleh adanya perubahan hormonal
selama kehamilan. Adapun bentuk cairan vagina selama kehamilan
berwarna bening atau putih susu, encer, dan tidak berbau2.Penyebab lain
keputihan yang dialami pada wanita hamil adalah pengaruh peningkatan
stimulus hormone estrogen dan progesteron pada serviks, yang maka
dapat menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna keputihan
karena menggandung banyak sel epitel vagina, akibat hiperplasi kehamilan
normal3.
Berdasarkan jurnal penelitian yang ditulis oleh Mahanani & Natalia
2015, yang berjudul “perawatan organ reproduksi dan kejadian keputihan
pada ibu hamil “ dari 46 responden, ibu yang mengalami keputihan
fisiologi berjumlah 7 (15,2%) responden, ibu yang mengalami keputihan
patologis berjumlah 39 (84,8%) responden4.
….
2
Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Siti
Zulaikah, SST , dilakukan pengambilan data sekunder dari buku
kunjungan dari bulan oktober sampai november di dapatkan hasil 45 ibu
hamil yang datang berkunjung sebanyak 10 ibu hamil yang mengalami
flour albus, dan salah satunya Ny “L”.
Flour albus fisiologis pada masa kehamilan disebabkan oleh
perubahan ka dar hormon estrogen dan progesteron saat hamil. Hal ini
menyebab kan terjadi perubahan kualitas dan kuantitas dari sekret kelenjar
serviks, sehingga mikrooganisme yang merugikan dapat tumbuh dan
mengganggu keseimbangan asam basa di mukosa servik vagina.5
Meskipun flour albus fisologis tidak akan berdampak buruk pada
Persalinan, nifas, dan KB6, akan tetapi flour albus fisiologi dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu hamil dikarenakan ibu hamil
akan sering ganti celana dalam. Namun jika tidak ditangani dengan baik
flour albus akan berubah menjadi patologis Keputihan patologis dapat
menimbulkan komplikasi bagi kehamilan, baik bagi ibu maupun bagi
janin. Komplikasi yang terjadi dapat berupa korioamnionitis, gangguan
pertumbuhan janin, ketuban pecah dini, kelahiran prematur, Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR), abortus spontan, dan endometritis post partum7
Untuk mengatasi masalah Flour albus pada kehamilan yaitu dengan
memberikan konseling tentang vulva hygiene, mengajurkan ibu untuk
mengeringkan vagina setelah BAB dan BAK, menganjurkan ibu untuk
menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun, menganjurkan ibu
untuk sering ganti celana dalam minimal 3 kali, menganjurkan ibu untuk
….
3
tidak memakai pakaian terlalu ketat, menghindari menggunakan sabun
kewanitaan8 .
Berdasarkan uraian dan data diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ny “L” dengan keluhan flour albus di PMB Siti Zulaikah, SST di
Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan KB dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan pada Ny”L” kehamilan normal dengan masalah
Flour Albus di PMB Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang Tahun 2017.
1.3 Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL, Nenatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan managemen kebidanan pada Ny”L” kehamilan normal
dengan masalah Flour Albus di PMB Siti Zulaikah, SST Desa
Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II&IIIpada
Ny”L” kehamilan normal dengan masalah Flour Albus di PMB
Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang Tahun 2017.
….
4
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny”L” di PMB
Siti Zulaikah, SST Keb Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang Tahun 2017.
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny”L” di PMB
Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang Tahun 2017.
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Ny”L” di PMB Siti
Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang Tahun 2017.
5. Melakukan asuhan kebidanan Neonatus pada Ny”L” di PMB
Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang Tahun 2017.
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny”L” di PMB Siti
Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang Tahun 2017
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta
bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas continuity of
care terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan
pelayanan KB pada kehamilan dengan flour albus dan dapat
dijadikan bahan perbandingan untuk laporan study kasus selanjutnya
pada kehamilan dengan Flour Albus.
….
5
1.4.2.Manfaat Praktis
1. Bagi Ibu Hamil
Mendapatkan Asuhan Kebidanan Komprehensif dari masa
persalinan, BBL, neonatus, dan KB secara Continuity Of Care
dengan kasus Flour Albus pada kehamilan serta mengetahui
secara dini resiko tinggi pada ibu hamil dan penanganan yang
tepat dengan melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur.
2. Bagi BPM
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam
memberikan informasi tentang penyebab Flour Albus pada
kehamilan, persalinan, mengetahui bagaiaman cara penanganan
dengan benar dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, neonatus, dan pelayanan KB dalam batasan continuity
of care.
3. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanaan praktek
kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada kasus ibu dengan
Flour Albus.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny “L” dengan
Flour Albus di PMB Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang. Mulai dari Kehamilan, persalinan,
….
6
nifas, neonatus dan KB yang dilakukan sesuai standart asuhan
kebidanan.
1.5.2 Tempat
PMB Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang.
1.5.3 Waktu
Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan pada Desember 2017 sampai
dengan April 2018.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan TM II
2.1.1 Pengertian kehamilan TM II
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai pemulaan
persalinan.9 Kehamilan trimester II adalah kehamilan dengan usia 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27).10
2.1.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil TM II
1. Perubahan fisiologis kehamilan TM II
a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan vulva
Tejadi peningkatan homon esterogen dan progesterone dan
tejadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh darah alat
genetalia membesar. Hal ini dapat di mengerti karena
ogsigenasi dan nutrisi pada alat-alat gentalia tersebut
meningkat.11
2) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima
dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion)
sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar
biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan
dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa
….
8
minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion
rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5l
bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat rata-rata
1100 g.12
3) Serviks Uteri
Konsitensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di
serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak.13
4) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
mengantikan fungsi korpus luteum graviditatum.14
b. Sistem Payudara
Pada kehamilan setelah 12 minggu, dari putting susu dapat
mengeluarkan cairan bewarna putih agak jernih disebut
colostrums.15
c. Sistem Endokrin
Adanya peningkatan homon esterogen dan progesterone serta
terhambatnya pembentukan FSH dan LH.16
d. Sistem Perkemihan
Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati kearah abdomen. Pada saat yang sama,
….
9
pembesaraan uteus menekan kandung kemih, sehingga
menimbulkan asa ingin berkemih walaupun kandung kemih
hanya berisi sedikit urin.17
e. Sistem Metabolik
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relatif mempunyai
kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan
karbohidrat. WHO menganjurkan asupan protein per hari pada
ibu hamil 51 g.18
f. Sistem Pencernaan
Terjadi konstipasi karena pengaruh homon yang meningkat.
Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-
organ dalam perut. 19
g. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah
dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokpksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
….
10
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan
sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak
pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.20
h. Sistem Kardiovaskuler
Saat usia kehamilan ke 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi
proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi
sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. 21
a.Mean Arterial Pressure (MAP)
Mean Arterial Pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama
satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran
tekanan darah systole dan tekanan darah diastole22
. Pada
trimester II nilai normal dari MAP adalah ≥ 90 mmHg.
Rumus MAP adalah sebagai berikut :
MAP = D + 1/3 (S-D)
Keterangan : D : diastolik
S : sistolik
b. Rool Over Test (ROT)
Roll Over Test adalah tes tekanan darah dimana nilai positif
dinyatakan jika terjadi peningkatan 20 mmHg saat pasien
melakukan Roll Over.
Cara melakukan ROT :
a) Penderita tidur miring ke kiri kemudian tekanan darah
dihintung dan dicatat.
b) Diulang setiap 5 menit sampai tekanan darah atau tekanan
….
11
diastolik tidak berubah.23
c) Penderita tidur terlentang dan secepatnya diukur lalu lima
menit kemudian diukur kemudian dicatat kembali.
d) Positif apabila selisih diastolik antara berbaring miring
dan terlentang 20 mmHg atau lebih.
i. Sistem Integumen
Akibat penikatan kadar hormone esteogen dan progesteron, kadar
MSH pun meningkat. Pada terjadi perubahan deposit pigmen dan
hipepingmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. 24
j. Sistem Darah
Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55%
nya adalah cairan sedangkan 45% sisanya tediri atas sel darah.
Susunan darah terdiri dari air 91,0%, protein 8,0 % dan mineral
0,9%.25
k. Sistem Pernapasan
Karena adanya penuunan tekanan CO2 seorang wanita hamil
sering mengeluhakn sesak nafas sehingga meningkatkan usaha
bernafas.26
2. Perubahan psikologis Ibu Hamil pada TM II
Trimester II (Kesehatan yang baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi.
b. Ibu sudah menerima kehamilannya
….
12
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
h. Hubugan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
i. Keterkaitan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran
dan persiapan untuk peran baru.27
2.2 Konsep Dasar Kehamilan TM III
2.2.1 Pengertian kehamilan TM III
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 15 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).28
2.2.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil TM III
1. Perubahan fisiologis kehamilan TM III
a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan vulva
Mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan
ikat, dan hipertropi sel otot polos.29
2) Uterus
Uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan
seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding
….
13
abdomen, mendorong usus kesamping dan keatas, hingga
menyentuh hati.30
3) Serviks Uteri
Terjadi penurunan konsentrasi kolagen, konsentrasinya
menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam
keadaan menyebar (dispresi).31
4) Ovarium
Korpus luteum sudah tidak befungsi lagi karena telah
digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk. 32
b. Sistem Payudara
Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara
semakin meningkat.33
c. Sistem Endokrin
Kelenjat tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularisasi.34
d. Sistem Perkemihan
Janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga pelvis ginjal
kanan dan ureter lebih berdelatasi dari pada pelvis kiri akibat
pergesean uterus yang berat ke kanan.35
e. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi, perut kembung karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut.36
….
14
f. Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring
ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat
badan membutuhkan penyesuaian. 37
g. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni
berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas sekitar 14000-16000.38
h. Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha perubahan ini dikenal sebagai striae
gravidarum.39
i. Berat Badan
Body Mass Indeks (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT)
Body Mass Indeks (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT)
merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan
antara berat badan dan tinggi badan.
Rumus BMI atau IMT : BB/TB2
Berat badan sebelum hamil dalam kilogram dan tinggi badan
dalam meter.
Hasil:
1. <16,5 : Severe Underweight
2. 16,5-18,5 : Underweight
….
15
3. 18,5-25 : Normal
4. 25-30 : Overweight
5. 30-35 : Moderate Obesity
6. 35-40 : Severe Obesity
7. >40 : Morbid/Masive Obesity.40
j. Sistem Darah
Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55%
nya adalah cairan sedangkan 45% sisanya tediri atas sel darah.
Susunan darah terdiri dari air 91,0%, protein 8,0 % dan
mineral 0,9%.41
k. Sistem Pernapasan
Karena adanya penuunan tekanan CO2 seorang wanita hamil
sering mengeluhakn sesak nafas sehingga meningkatkan usaha
bernafas.42
l. Sistem persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi
timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular.
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil TM III
Trimester III (Penantian dengan Penuh Kewaspadaan)
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh
dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
….
16
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bemimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan sudah teluka (sensitif)
h. Libido menurun. 43
2.2.3 Kebutuhan Ibu Hamil TM III
1. Kebutuhan fisik ibu hamil
a. Diet makanan
Yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur menu
dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada
pedoman umum gizi seimbang. 44
b. Kebutuhan energi
1) Protein
Seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil
olahannya.
2) Zat besi
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu diikuti dengan
vitamin C
3) Asam folat
Hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam) dan kacang-
kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumber lain adalah
ikan, daging, buah jeruk dan telur.
….
17
4) Kalsium
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya
udang.45
c. Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu
makan bertambah, pencenaan menjadi lebih baik, dan tidur
menjadi lebih nyenyak. 46
d. Pakaian
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3) Pakailah bra yang menyokong payudara.
4) Mamakai sepatu dengan hak yang rendah.
5) Pakaian dalam yang selalu bersih.47
e. Persoal Hygine
Mandi sedikinya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluakan banyak keringat, menjaga kebesihan diri
terutama lipatan kulit.48
f. Perawatan Payudara
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara
adalah sebagai berikut:
a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan
menggunakan busa, karena menggangu penyerapan keringat
payudara
….
18
b) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara
c) Hindari membersihkan puting susu dengan sabun mandi
karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu
dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat
d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan
dari payudara berarti poduksi ASI sudah dimulai. 49
g. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit seperti berikut:
a. Sering abortus dan kelahiran prematur
b. Perdarahan per vaginam
c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauterin. 50
2. Kebutuhan psikologis ibu hamil
a. Persiapan saudara kandung (sibling)
Sibling rivalry adalah rasa persaingan di antara saudara kandung
akibat kelahiran anak berikutnya. Sibling rivalry ini biasanya
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya. 51
b. Dukungan keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang
dari orang-orang terdekatnya, terutama suami. 52
….
19
c. Perasaan aman dan nyaman
Bidan bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan
secara antusias memberikan perhatian serta mengupayakan untuk
mengatasi ketidaknyaman dan ketidakamanan yang dialami oleh
ibu. 53
d. Dukungan dari tenaga kesehatan.
Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman
terdekat dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan.54
2.2.4 Tanda bahaya trimester Trimester III
Tanda bahaya kehamilan pada Trimester III ialah :
1. Sakit kepala yang hebat
a. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
b. Sakit kepala yang menunjukkan masalah-masalah serius adalah
sakit kepala yang hebat dan menetap.
c. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu
mungkin merasa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
d. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsia.
2. Penglihatan kabur
a. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah selama proses kehamilan.
….
20
b. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala
yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi.
3. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
a. Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.
b. Ini menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain.
c. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-
eklampsia.
4. Keluar cairan pervagina
a. Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
b. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna
putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.
c. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya
persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.
5. Gerakan janin tidak terasa
a. Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.
b. Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam.
6. Nyeri perut yang hebat
a. Seharusnya dibedakan nyeri yang dirasakan adalah nyeri his
seperti pada persalinan atau bukan.
….
21
b. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak
berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok
yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk,
dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok,
maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
plasenta.55
2.2.5 Ketidaknyamanan pada TM II dan TM III
1. Konstipasi
Diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot
polos pada usus besar ketika terjadi penurunan jumlah progesterone.
Akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi menyebabkan
pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan motilitas pada
saluran gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat
besi. Konstipasi dapat memacu hemoroid.
2. Sering Kencing
Terjadi karena terdapat tekanan uterus pada kandung kemih, nocturia
akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya
pengeluaran air, air dan sodium tertahan di bawah tungkai bawah
selama siang hari karena statis vena pada malam hari tedapat aliran
balik vena yang meningakat dengan akibat peningkataan dalam
jumlah output air seni. Cara mengatasi yaitu kosongkan saat terasa
dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada malam hari, jangan
kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia, kecuali
nocturia menganggu tidur dan menyebabkan keletihan.
….
22
3. Edema devenden dan varises
Kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar pada vena
panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada
vena kava inferior saat berbaring.
4. Nyeri ligemen
Ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus. Secara
anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi
masuk kedalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga
akibat peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat
pada ligament. Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang
harus ditoleransi oleh ibu hamil.56
5. Flour Albus ( Keputihan )
a.Definisi Keputihan Pada Kehamilan
Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina
bukan merupakan darah57
, Flour Albus adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat
genetalia yang tidak berupa darah.
b. Klasifikasi Flour Albus
Flour Albus terbagi atas dua macam, yaitu Flour Albus
fisiologis (normal) dan Flour Albus patologis (abnormal).
….
23
1) Flour Albus Fisiologis
Penyebab lain keputihan yang dialami pada wanita hamil
adalah pengaruh peningkatan stimulus hormone estrogen
dan progesteron pada serviks, maka dapat menghasilkan
cairan mukoid yang berlebihan, berwarna keputihan karena
menggandung banyak sel epitel vagina. Berdasarkan uraian
diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori Diyan,
2013. Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai
hormone yang dihasilkan berbagsi organ yakni :
hipotalamus, hipofisis, ovarium dan adrenal. Estrogen dapat
mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, proliferasi
stroma dan kelenjar sedangkan progesterone akan
mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan normal dapat
terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi,
sekitar fase sekresi antara hari ke 10 – 16 siklus menstruasi,
saat terangsang, hamil, kelelahan, stress dan sedang
mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB.
Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan
tidak menyebabkan rasa gatal.
2) Flour Albus Patologis
Merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung
banyak leukosit. Kuman penyakit yang menginfeksi vagina
seperti jamur Kandida Albikan, dan Herpes serta luka di
daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja
….
24
masuk ke vagina dan kelainan serviks. Akibatnya, timbul
gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya
cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai
kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap,
terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka pada mulut
vagina.
c. Pathogenesis Flour Albus
Leukorea atau Flour Albus merupakan gejala dimana terjadinya
pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa
darah. Dan perkembangan, alat kelamin wanita mengalami
berbagai perubahan mulai bayi sampai Menopause. Flour Albus
merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat
menjadi Flour Albus yang patologis karena terinfeksi kuman
penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur,
parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina
akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasilus
memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding
vagina untuk pertumbuhannya menjadikan pH vagina menjadi
asam, hal ini tidak dapat terjadi bila ph vagina basa. Keadaan ph
vagina basa membuat kuman penyakit berkembang dan hidup
subur di dalam vagina.
d. Etiologi Flour Albus
Flour albus fisiologis pada masa kehamilan disebabkan oleh
perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron saat hamil.
….
25
Hal ini menyebab kan terjadi perubahan kualitas dan kuantitas
dari sekret kelenjar serviks, sehingga mikrooganisme yang
merugikan dapat tumbuh dan mengganggu keseimbangan asam
basa di mukosa servik vagina58
e. Gejala Flour Albus
Gejala yang ditimbulkan oleh kuman penyakit berbeda-beda,
yaitu:
1) Secret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan
labia menjadi menjadi tersa gatal, umumnya disebabkanoleh
infeksi jamur kandida dan biasa terjadi pada kehamilan,
penderita diabetes dan akseptor pil KB.
2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau
kekuningan dan berbau tak sedap, kemungkinan disebabkan
oleh infeksi trikomonas atau ada benda asing di vagina.
3) Keputihan yang di sertai nyeri perut di bagian bawah atau
nyeri panggul belakang, kemungkinan terinfeksi sampai pada
organ dalam rongga panggul.
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas
saat berkemih atau terjadi saat hubungan seksual,
kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe.
5) Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama,
kemungkinan disebabkan oleh erosi pada mulut rahim.
6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel
mati, kemungkinan adanya sel-sel kanker pada serviks.
….
26
f . Dampak Kehamilan dengan Flour Albus
Akibat yang sering ditimbulkan karena keputihan adalah sebagai
berikut:
1) Gangguan psikologis
Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan
menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan membuat
sesorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam
menjalalankan aktifitasnya sehari-hari.
2) Infeksi alat-alat genitalia
a) Vulvitis
Sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi
local. Penyebab secara umum adalah jamur.
b) Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan
oleh bakteri parasit atau jamur. Infeksi ini sebagian besar
terjadi karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang
sering kita jumpai adalah vaginitis candidiasis dan
trikomonas vaginalis. Vaginitis candidiasis merupakan
keputihan kental mengumpal, terasa gatal dan menggangu,
pada dinding vagina sering dijumpai putih yang bila
dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan. Sedangkan
vaginits trikomonas vaginalis merupakan keputihan encer
sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa membakar dan
berbau.
….
27
c) Servikalis
Merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi serviks sering
terjadi karena luka bekas persalinan yang tidak dirawat
dan infeksi karena hubungan seksaul.Keluahan yang
dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak
bleeding saat berhubungan seksual.
d) Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammantory Disease)
Merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi
akibat hubungan seksual.Penyakit ini dapat bersifat akut
atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan berbagai
penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan
sehingga dapat menyebakan kemandulan.Tanda-tandanya
yaitu nyeri yang menusuk-nusuk bagian bawah perut,
mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh
meningkat, nadi meningkat dan pernafasan bertambah
serta tekanan darah dalam batas normal. 59
g. Penatalaksanaan Flour Albus
Untuk mengatasi masalah Flour albus pada kehamilan yaitu
dengan memberikan konseling tentang vulva hygiene,
mengajurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah BAB dan
BAK, menganjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam yang
terbuat dari katun, menganjurkan ibu untuk sering ganti celana
dalam minimal 3 kali, menganjurkan ibu untuk tidak memakai
….
28
pakaian terlalu ketat, menghindari menggunakan sabun
kewanitaan60
2.2.6 ANC Terpadu
1. Pengertian
Pelayanan antenatal care terpadu adalah pelayanan pemeriksaan
kehamilan yang berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil
yang bersifat komprehensif.
2. Standart 10 T Pelayanan ANC Terpadu
1) Ukur tinggi badan timbang berat badan
2) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
3) Ukur Tekanan Darah
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
5) Tentukan Presentasi Janin
6) Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
7) Berikan Tablet zat Besi
8) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium meliputi :
a) Pemeriksaan laboraturium (rutin dan khusus)
b) Pemeriksaan kadar Hb
c) Pemeriksaan Golongan Darah
d) Pemeriksaan Urine
e) Pemeriksaan kadar gula darah
f) Pemeriksaan darah malaria
g) Pemeriksaan tes HIV
….
29
h) Pemeriksaan tes Sifilis
i) Pemeriksaan tes BTA
9) Tata laksana atau penanganan
10) Materi Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE)
a) Kesehatan Ibu
b) Peran suami dan keluarga selama kehamilan danpersalinan
Tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi61
.
2.2.7 Konsep SOAP Ibu Hamil Dengan Flour Albus
S ( Subjective)
Apa yang telah dirasakan ibu saat ini: ibu mengeluhkan keluar cairan
berawarna putih
O (Data Objektif)
Pada ibu hamil didapati data observasi misal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik,
Kesadaran : composmentis, somnolen, koma
TTV :
a) Tekanan darah : 110/70-130/90 mmHg
b) Nadi : 80-120x/menit
c) Pernapasan : 16-24 x/menit
d) Suhu : 36,5-37,5oC
e) Tinggi badan : 145 cm atau kurang
f) Berat badan
….
30
Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total 10-
12 kg.
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Tujuan untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan
dan adanya kelainan.
a) Wajah : Tampak cemas
b) Mata :konjungtiva merah muda, palpebra tidak odema
c) Mengukur tinggi fundus uteri dengan meteran.
d) Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak
posisi dan penurunan kepala janin.
e) Mengukur frekuensi denyut jantung pada kehamilan > 28
minggu.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab: Hb, golongan darah, urine reduksi, albumin.
A (Analisa Data) : Diagnosa kebidanan
“G…P…A…UK…Minggu dengan Kehamilan Normal”.
Janin tunggal hidup
P (Penatalaksanaan) : Apa yang dilakukan terhadap masalah.
Pada ibu hamil dengan kasus flour albus, di dapati penatalaksanaan
sebagai berikut :
1) Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2) Mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia eksterna
dengan cara membasuhnya mengunakan air bersih, terutama
setelah BAB dan BAK.
….
31
3) Menganjurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah BAB
dan BAK.
4) Menganjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam dari
katun.
5) Menganjurkan ibu untuk sering sering ganti celana dalam
minimal 3 kali sehari
6) Menganjurkan ibu untuk tidak memakai pakaian terlalu ketat.
7) KIE tentang nutrisi, tanda bahaya pada kehamilan TM II62
2.3 Konsep Dasar Persalinan
2.3.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil kontrasepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dari
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan
progresif oleh serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.63
2.3.2 Perubahan fisiologi pada persalinan
1. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal
dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang
menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan
pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alami.
2. Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat
….
32
dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba dengan
pembukaan 10 cm.
3. Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir
atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan
ketika pembukaan sudah lengkap.
4. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15- 25 mmHg selama kala II
persalinan. Upaya meneran juga akan memengaruhi tekanan
darah, dapat meningkat dan kemudian menurun kemudian
akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata- rata normal
peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10 mmHg.
5. Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II
persalinan. Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot- otot
rangka sehingga meningkatkan metabolisme.
6. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan
segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5- 10C.
7. Detak Jantung
Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan
selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai
frekuensi yang lebih rendah daripada frekuesi diantara kontraksi,
….
33
dan peningkatan selama fase penurunan himgga mencapai
frekuensi lazim diantara kontraksi.
8. Pernafasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal selama
persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme.
Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang akurat mengenai
frekuensi pernafasan, karena sangat dipengaruhi rasa senang,
nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik pernafasan.
9. Perubahan gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut
sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada saat transisi
akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa terus ada pada
beberapa pasien. Bila terjadi muntah, normalnya hanya sesekali.
Muntah yang konstan dan menetap selama persalinan merupakan
hal yang abnormal dan mungkin merupakan indikasi dari
komplikasi obstetrik, seperti ruptur uterus, atau toksemia
10. Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2mg% selama persalinan dan
kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama
pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.64
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi proses persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir dibagi atas :
a. bagian keras tulang-tulang panggul (ranfka panggul)
….
34
b. bagian lunak : otot-otot,jaringan – jaringan, ligament
ligament.
c. Ukuran – ukuran pangul :
1) Distansia spinarum : jarak antar spina iliaka
anterior superior 24-26 cm
2) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista
iliaka kanan dan kiri 28- 30cm
3) Konjugata ekstrena : 18- 20 cm
4) Lingkaran panggul : 80- 100 cm
5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm
2. Power (Kekuatan Ibu)
a. His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan ligamentum
rotundum kemudian menjalar ke seluruh bagian uterus.
b. Meneran
Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan
kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan
otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi
antara his dan tenaga meneran pasien akan meningkatkan
tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong
keluar. Dorongan meneran akan semakin meningkat ketika
pasien dalam posisi yang nyaman, misalnya setengah duduk,
jongkok, berdiri atau miring ke kiri.65
….
35
3. Passanger (Isi Kehamilan)
Letak janin, posisi janin, prosentase janin, dan letak plasenta.
2.3.4 Mekanisme Persalinan
Persalinan kala II dimulai setelah pembukaan serviks lengkap dan
berakhir dengan lahirnya seluruh badan janin. Inti dari mekanisme
persalinan normal adalah pergerakan kepala janin dalam rongga
dasar panggul untuk menyesuaikan diri dengan luas panggul
sehingga kepala dapat lahir secara spontan. Diameter terbesar kepala
janin berusaha menyesuaikan dengan diameter terbesar dalam
ukuran panggul ibu.
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan
kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh
anggota badan bayi.
1. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari
kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari
pasien.
2. Penguncian
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin
telah melalui lubang masuk panggul pasien.
3. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi
menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter
kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus
….
36
menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar
panggul, tahanannya akan meningkatkan fleksi menjadi
bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar
panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.
4. Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan
diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala
akan berputar dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter
PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan
demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin dengan
as panjang dari bahu akan berubah dan leher akan berputar 45
derajat. Hubungan antara kepala dan panggul ini akan terus
berlanjut selama kepala janin masih berada di dalam
panggul.Pada umunya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi
ketika kepala telah sampai di dasar panggul atau segera setelah
itu. Perputaran kepala janin yang dini kadang- kadang terjadi pada
multipara atau pasien yang mempunayi kontraksi efisien.
5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior.
Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana
gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan
kepala ke atas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang di
bawah oksiput akan bergeser ke bawah simfisis pubis dan bekerja
….
37
sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi
kemudian memberiakn tekanan tambahan di kepala yang
menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva- vagina
membuka lebar.
6. Restitusi
Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan
atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti
perputaran menuju posisi oksiput anterior.
7. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari
bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan
mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin
agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul.
Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva- vaginal, dimana ia
akan bergeser di bawah simfisis pubis.
8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian
dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan,
seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu
carus.66
2.3.5 Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Persalinan
1. Makan dan minum per oral
Beberapa waktu yang lalu pemberian makanan padat pada pasien
yang kemungkinan sewaktu-waktu memerlukan tindakan anestesi
….
38
tidak disetujui, karena makanan yang tertinggal di lambung akan
menyebabkan aspirasi pneumoni (tersedak dan masuk ke dalam
saluran pernapasan). Alasan ini cukup logis karena pada proses
persalinan, motilitas lambung; absorbsi lambung; dan sekresi
asam lambung menurun. Sedangkan cairan tidak terpengaruh dan
akan meninggalkan lambung dengan durasi waktu yang biasa,
oleh karena itu pada pasien sangat dianjurkan untuk minum cairan
yang manis dan berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap
akan terpenuhi.
2. Akses intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat,
cairan, atau darah untuk mempertahankan keselamatan jika
sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dan untuk
mempertahankan suplai cairan bagi pasien.
3. Posisi dan ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi
pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi
tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin
sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada
kontra indikasi dari keadaan pasien). Beberapa posisi yang dapat
diambil antara lain rekumben lateral (miring), lutut- dada, tangan-
lutut, duduk, berdiri, berjalan, dan jongkok.
….
39
4. Eliminasi selama persalinan (BAK atau BAB)
a) Buang Air Kecil (BAK)
Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri
sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi
dapat terpenuhi. Jika pasien masih berada dalam awal kala I,
ambulansi dengan berjalan seperti aktivitas ke toilet akan
membantu penurunan kepala janin. Hal ini merupakan
keuntungan tersendiri untuk kemajuan persalinannya.Jika
kondisi pasien tidak memungkinkan untuk BAK sendiri di
toilet, maka tugas bidan atau keluarga terdekat untuk
memfasilitasinya, misalnya menggunakan pispot di tempat
tidur.
b) Buang Air Besar (BAB)
Jika pasien dapat berjalan sendiri ke toilet, maka cukup bagi
pendamping untuk menemaninya sampai ia selesai. Namun
jika kondisi sudah tidak memungkinkan untuk turun dari
tempat tidur, maka tanyakan terlebih dahulu mengenai posisi
apa yang paling nyaman serta siapa yang akan dimintai
bantuan untuk membersihkannya. Usahakan semaksimal
mungkin bagi penolong untuk tidak menunjukkan reaksi
negatif (misalnya menutup hidung) karena ini akan sangat
menyakitkan bagi pasien yang sedang bersalin.67
2.3.6 Proses Persalinan Dengan 60 Langkah APN
Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN68
.
….
40
2.4 Konsep Dasar Nifas
2.4.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu69
.
2.4.2 Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium Dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan
tahunan70
.
….
41
2.4.3 Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas
1. Perubahan Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus padakondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neorotic (layu/mati)71
.
Dibawah ini adalah tabel perubahan involusi uterus menurut.
Tabel 2.1 Perubahan involusi uterus
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symphysis 500 gram
2 minggu Teraba di atas symphysis 350 gram
6 minggu Fundus uteri mengecil (tidak teraba) 50 gram
Sumber72
2. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari
dalam uterus. Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang tidak berbau tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu
keluarnya:
a. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah
….
42
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), mekonium.
b. Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna kecokelatan dan berlendir, sertaberlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
d. Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desisua, sel epitel, selaput
lendir serviks,dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum73
.
3. Perubahan Serviks, Vagina, dan Perineum
a. Perubahan pada Serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak
menganga seperti corong,segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks terbentuk seperti cincin.
Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim.
Setelah 2 jam hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6
post partum, serviks sudah menutup kembali.
….
43
b. Perubahan pada Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta perengangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, keduaorgan ini tetap dalam
keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi
lebih menonjol.
c. Perubahan pada Perineum
Segara setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur dari pada
keadaan sebelum hamil74
.
4. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan, alat
pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan
kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas
tubuh. Bila ini tidak berhasil dalam 2-3 hari dapat diberikan obat
laksansia.Selain konstipasi ibu juga mengalami anoreksia akibat
penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi
perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang
menyebabkan kurang nafsu makan.
….
44
5. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar
terjadi dalam 12-36 jam post partum.
6. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot berkontraksi segera setelah partus.Pembuluh- pembuluh
darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini mengentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada
waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak
jarang pula wanita mengeluh “ kandunganya turun “ setelah
melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan.
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum
dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum.
….
45
b. Hormon Pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang
tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH
dan LH akan meningkat pada fase konsentrasifolikuler (minggu
ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik Pituitary Ovarium
Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi
oleh faktor menyusui. Menstruasi pertama ini bersifat anovulasi
karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar Estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang
meningkat dapat memepengaruhi kelenjar mamae dalam
menghasilkan ASI.
8. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu Tubuh
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit
(37,5-38°C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per
menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat.
….
46
c. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan75
.
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan juga akan
mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran
pencernaan76
.
9. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc.
bila kelahiran melalui section caesaria kehilangan darah dapat dua
kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi.
Apabila pada persalinan pervaginam hemokonsentrasi akan naik dan
pada section caesaria haemokonsentrasi cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4-6 minggu77
.
2.4.5 Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
Reva Rubin membagi periode menjadi 3 bagian antara lain :
a. Periode Taking In
Periode yang terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatianya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
….
47
b. Periode Taking Hold
Periode terjadi pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian
pada kemampuanya menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
c. Periode Letting Go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah . Periode ini
pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
diberikan oleh keluarga78
.
2.4.6 Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas
1. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Menurut Sulistyawati(2009), Kualitas dan jumlah makanan yang
dikonsumsi akan sangatmempengaruhi produksi ASI. Seperti
kebutuhan :
a. Energi
Penambahan kalori sepanjang 3bulan pertama pasca partum
mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi
bahwa tiap 100cc ASI berkemampuan memasuki67-77kkal
b. Protein
Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas
normal sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 100cc
ASI mengandung 1,2gr protein.
….
48
2. Ambulasi dini
Ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbing
untuk berjalan.
3. Eliminasi
Dalam 6 jam pertama post partum , pasien harus sudah dapat buang
air kecil. Semakin lama urin tertahan dalam kandung kemih maka
dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan.
4. Kebersihan diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu
post partum masih belum cukup kooperatif untuk membersihkan
dirinya. Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ini
tanpa mengurangi keaktifan ibu untuk melakukan personal hygiene
secara mandiri.
5. Istirahat
Istirahat ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang
berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga
disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk
beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energi untuk
menyusui bayinya nanti.
6. Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri.
….
49
7. Senam nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya
latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu
menjalani persalinan deenga normal dan tidak ada penyulit post
partum.
Dibawah ini adalah tabel kunjungan pada masa nifas berfungsi
untuk mempercepat involusi uterus79
.
Tabel 2.3 Kunjungan Pada masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6 hari setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada tanda-
tanda infeksi dan lochea
sanguinolenta.
b. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu mengenai pentingnya
pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan
dan istirahat.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan memperhatikan tanda-tanda
penyulit.
d. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi dan
merawat bayi sehar-hari.
2 2 minggu
setelah
persalinan
e. Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada tanda-
tanda infeksi dan lochea serosa.
3 6 minggu
setelah
persalinan
f. Menanyakan pada ibu tentang penyulit
yang dialami ibu maupun bayi.
g. Memberi konseling KB secara dini.
(Sumber : Ari Sulistyawati. 2009)80
….
50
2.4.7 Komplikasi Pada Masa Nifas
1. Pendarahan Per Vagina
a. Antonia uteri
b. Robekan jalan lahir
c. Retensio plasenta
d. Tertinggalnya sisa plasenta
e. Inversio uterus.
2. Infeksi Masa Nifas
a. Infeksi pada vulva, vagina, dan serviks.
b. Endometritis,Peritonitis, Salpingitis, dan ooforitis.
c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur.
d. Pembengkakan di wajah dan ekstremitas.
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.
f. Payudara berubah menjadi merah, panas dan sakit.
g. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu yang lama.
h. Rasa sakit, merah, dan pembekakan kaki.
i. Merasa sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri
sendiri81
2.5 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
2.5.1 Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37-42 minggu dengan berat lahir 2500 – 4000 gr82
.
2.5.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
1. Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37 - 42 minggu
….
51
2. Berat badan lahir 2500 - 4000 gram
3. Panjang badan 44 - 53 cm
4. Lingkar kepala biparietal 31 - 36 cm
5. APGAR SKOR antara 7 – 10
6. Lingkar badan 30 - 38 cm
7. Bunyi jantung 120 – 160 kali/menit
8. Pernafasan 40 – 60 kali/menit
9. Refleks Moro (memeluk) positif
10. Refleks Rooting (mencari) positif83
.
2.5.3 Manajemen Bayi Baru Lahir
1. Pengaturan Suhu
Bayi kehilangan panas melalui 4 cara :
a. Konveksi adalah melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi
b. Konduksi adalah pendinginan melalui aliran udara disekitar
bayi
c. Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah
d. Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
2. Resusitasi Bayi Baru Lahir
Resusitasi tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan
tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan
resusitasi harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir.Penghisapan
….
52
lender dari mulut bayi, Secara stimulasi bayi dengan mengusap
telapak kaki atau punggung bayi apabila dapat bernafas dengan
spontan tidak perlu dilakukan resusitasi.
3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
Mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
incubator, Menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi.
4. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan
banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia, Tetapi penelitian
menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, Bahkan
dapat berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat
memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal
sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
5. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada
bayi baru lahir.
6. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotic profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis.
7. Pemberian Vitamin K
Pemberian vitamin K baik secara intramuskuler maupun oral
….
53
terbukti menurunkan insiden PDVK (Pendarahan Akibat
Definsiesi Vitamin K1).
8. Pengukuran Berat dan Panjang lahir
Bayi yang baru lahir harus di timbang dan di ukur panjang
badannya untuk mengetahui kondisi fisik bayi.
9. Memandikan Bayi
Bayi baru lahir dapat di mandikan 6 jam setelah kelahirannya84
.
2.5.4 Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan Diluar Uterus
Transisi dari kehidupan didalam kandungan ke kehidupan luar
kandungan merupakan perubahan drastis, dan menuntut perubahan
fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan
kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar
kandungan meliputi :
1. Awal pernafasan
pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat
dilingkungan rahim kedunia luar tempat dilakukannya peran
eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini
dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif
dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari
lingkungan didalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan.
2. Adaptasi paru
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah
maternal melalui paru maternal dan plasenta. Setelah pelepasan
plasenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi yang sangat
….
54
cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir
janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang,
menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai
untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan
cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran,
cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan
napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak
melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limfe paru dan
menuju ductus thoraksis
3. Adaptasi Kardiovaskuler
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada plasenta untuk semua
pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolic. Dengan pelepasan
plasenta pada saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan
penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak
mengandung oksigen menuju paru untuk di reoksigenasi. Hal ini
melibatkan beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan
tali pusat dan juga oleh penurunan resistensi bantalan vascular
paru85
.
2.6 Konsep Neonatus
2.6.1 Pengertian Neonatus
Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat
minggu.Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke
bumi. Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan
….
55
intrauterine ke kehidupan ektrauterin. Pertumbuhan dan
perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari86
.
2.6.2 Periode Neonatal
Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai
dengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain :
1. Periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah
lahir.
2. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi
jangka waktu 8-28 hari setelah lahir87
.
2.6.3 Pertumbuhan dan perkembangan Usia Neonatal
1. Sistem Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dan pertukaran gas
melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada
paru-paru (setelah tali pusat terpotong).Pernafasan bayi di hitung
dari gerakan diafragma atau gerakan abdominal.Pernafasan
tersebut dihitung dalam waktu satu menit, yakni pada bayi baru
lahir 35 kali permenit.
2. Jantung dan Sistem Sirkulasi
Setelah bayi lahir baru akan berkembang yang mengakibatkan
tekanan antreol dalam paru menurun yang diikuti dengan
menurunya tekanan jantung kanan. Kondisi tersebut
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung kanan, sehingga secara fungsional
foramen ovale menutup.Frekuensi denyut jantung neonatal
….
56
normal berkisar antara 100-180 kali/menit waktu bangun, 80-160
kali/menit saat tidur.
3. Saluran Pencernaan
Pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan tinja
pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupamekonium (zat
berwarna hitam kehijauan). Frekuensi pengeluaran tinja pada
neonatal nampaknya sangat erat hubungannya dengan frekuensi
pemberian makan/minum.
4. Hepar
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis yang berupa kenaikan kadarprotein dan penurunan
kadar lemak dan glikogen.
5. Metabolisme
BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga
energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar hari keenam
suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5°C - 37°C.
6. Kulit
Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki
dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu
….
57
yang disebut vernik kaseosa.
7. Imunologi
Bayi brau lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang
dan juga memiliki lamina propia ilium dan apendiks.Pada bayi
barui lahir hanya terdapat gamaglobulin G yang didapat dari ibu
melalui plasenta. Akan tetapi, bila ada infeksi melalui plasenta
reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma
serta antibody gama A, G, dan M.
Bayi baru lahir memiliki perilaku atau refleks. Beberapa refleks
primitif yang terdapat pada neonatal antara lain:
a. Reflek kedipan, merupakan respon terhadap cahaya terang
yang mengindikasi normalnyasaraf optik.
b. Reflek menghisap (rooting refleks) merupakan reflek bayi
yang membuka mulut atau mencari putting susu.
c. Sucking reflex, yang dilihat pada saat bayi menyusu.
d. Tonick neck reflex, letakkan dalam posisi telentang, putar
kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas
terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas
pada sisi lain fleksi.
e. Reflek menggenggam (grasping refleks) dengan perlakuan bila
telapak tangan dirangsang akan member reaksi seperti
menggenggam.
….
58
f. Reflek moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yang
mengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan dan
tangan terbuka.
g. Reflek berjalan (walking refleks) dengan perlakuan apabila
bayi diangkat tegak dan kakinya ditekankan pada satu bidang
datar, maka bayi akan melakukan gerakan melangkah seolah-
olah berjalan.
h. Babinsky refleks apabila diberi rangsangan atau digores pada
sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian aka nada gerakan
jari sepanjang telapak tangan88
.
2.6.4 Kunjungan neonatal
Perencanaan pada neonatus, meliputi:
1. Kunjungan I (6-24 jam)
a. Menjaga kehangatan bayi.
b. Membantu memberikan ASI.
c. Memberikan KIE kepada ibu cara merawat kebersihan bayi
terutama tali pusat.
2. Kunjungan II (umur 4-7 hari)
a. Melakukan observasi TTV, BAB, dan BAK untuk Mencegah
terjadinya tanda bahaya neonatus.
b. Mengevaluasi pemberiaan nutrisi, yaitu pemberian ASI.
c. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada
neonatus.
d. Menjadwalkan kunjungan ulang neonatus untuk
….
59
Mengevaluasi keadaan bayi dan menjadwalkan program
imunisasi.
3. Kunjungan III (umur 8-28 hari)
1) Observasi TTV, BAB, dan BAK untuk Mencegah terjadinya
tanda bahaya neonatus.
2) Memberikan imunisasi BCG untuk memberikan kekebalan
tubuh bayi terhadap virus tuberculosis.
3) Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada
neonatus .
4) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatal untuk mengevaluasi
keadaan bayi dan menjadwalkan imunisasi selanjutnya89
.
2.6.5 Kondisi-kondisi Kegawatdaruratan Neonatus
Kondisi-kondisi Kegawatdaruratan Neonatus meliputi:
1. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36°C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin.Untuk mengukur suhu tubuh
hipotermia diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading
thermometer) sampai 25°C.
2. Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan
termoregulasi.Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas.
3. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah suatu kondisi di mana jumlah glukosa dalam
….
60
plasma darah berlebihan. Disebabkan oleh diabetes mellitus karena
kadar insulin yang rendah atau oleh resistensi insulin pada sel.
4. Tetanus Neonaturum
Tetanus Neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh
bayi baru lahir yang disebabkan oleh basil klotridium tetani90
.
2.7 Konsep KB
Metode KB terdiri dari :
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
makanan atau minuman apa pun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
a. Menyususi secara penuh, lebih efektif bila pemberian ≥ 8x sehari.
b. Belum haid.
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan.
d. Efektif sampai 6 bulan.
e. Harus dilanjutkan dengan pemakaian alat kontrasepsi lainnya.
2. Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
a. Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung.
b. Efektif bila dipakai dengan tertib.
c. Tidak ada efek samping.
Macam – macam KBA
a. Teknik pantang berkala.
b. Metode suhu basal.
….
61
c. Metode simtomtermal.
3. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,
dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi.
4. Metode Barier
a. Kondom.
b. Diafragma.
c. Spermisida.
5. Kontrasepsi Kombinasi
a. Pil Kombinasi
1) Efektif dan reversible.
2) Harus diminum setiap hari.
3) Pada bulan – bulan pertama efek samping berupa mual dan
perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.
4) Efek samping serius sangat jarang terjadi.
5) Dapat dipakai oleh semua ibu usia produksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum.
6) Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin tidak hamil.
7) Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui.
8) Dapat dipakai untuk kontrasepsi darurat.
6. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan
….
62
sekali (cyclofem) dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
7. Kontrasepsi Progestin
a. Kontrasepsi Suntikan Progestin
1) Sangat efektif.
2) Aman.
3) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan.
5) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekna produksi ASI.
8. Kontrasepsi Pil Progestin (minipil)
a. Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB.
b. Sangat efektif pada masa laktasi.
c. Dosis rendah.
d. Tidak menurunkan produksi ASI.
e. Efek samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan
bercak, atau perdarahan tidak teratur.
9. Kontrasepsi Implan
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen
dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara lima tahun.
10.AKDR dengan progestin
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a. Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang.
b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
….
63
11.Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak
ingin mempunyai anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan
tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan lainnya untuk memastikan apakah seseorang klien sesuai
untuk menggunakan metode ini.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk laki-laki yang tidak
ingin mempunyai anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan
vasektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai
untuk menggunakan metode ini91
.
64
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN
3.1. Kunjungan ANC
3.1.1 Kunjugan ke-1
Tanggal : 04 Desember 2017
Pukul : 16:00 WIB
Tempat : PMB Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang
Oleh : Indah Rahayu Ningtiyas
IDENTITAS
Nama istri : Ny ”L” Nama Suwami : Tn”S”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : - Penghasilan : -
Alamat : Ds. Bandung Alamat : Ds. Bandung
PROLOG
Ny. “ I” hamil yang pertama dengan keluhan flour albus. HPHT : 16
Juni 2017, TP :23 Maret 2018. BB sebelum hamil : 45kg TB : 153
cm, Lila : 25 cm pada UK 18 minggu dilakukan pemeriksaan IMT :
20,8 MAP : 83 ROT : 0, pada kehamilan ini periksa ANC 6 kali di
PBM Siti Zulaikah,SST di Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
65
Kabupaten Jombang. Sudah melakukan ANC Terpadu dilakukan di
Puskesmas Jogoroto tanggal 24 Oktober 2017 dan didapatkan hasil
pemeriksaan Lab. Hb 10,2 gr%, golongan darah O, albumin (-),
reduksi (-) VCT (NR), Hbsag (NR).
DATA SUBJEKTIF
keputihan sejak satu minggu yang lalu, tidak gatal, tidak berbau,
berwarna putih.
DATA OBYEKTIF
a. TTV: TD : 120/70mmHg RR : 22x/mnt
N : 80x/Mnt S : 36,5ºC
b. BB sekarang : 55 kg
c. Kenaikan BB : 8 kg
d. TB : 153 cm
e. Indeks Masa Tubuh : 23,5 ( Normal)
f. Hb : 11.2 gr/dl
g. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjugtiva merah muda, sclera putih, palpebra
tidak oedem
Mammae : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
colostrums belum keluar.
Abdomen : TFU Setinggi pusat (24cm), letkep,puki, kepala
belum masuk PAP
TBJ : (24-12) x 155 = 1.860 gram
DJJ : (12+13+13)x4 = 152x/menit.
66
Genetalia : Tampak cairan berwarna putih, encer, dan tidak
berbau.
Ekstremitas : Kaki tidak odem
ANALISA DATA
G1P0A0 24 minggu dengan Kehamilan normal
janin,tunggal,hidup
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04 Desember 2017
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : PBM Ziti Zulaikah, SST
16.02
16.05
16.10
16.12
16.14
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu
mengerti
2. Mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia
eksterna dengan cara membasuhnya mengunakan air
bersih, terutama setelah BAB dan BAK, ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.
3. Menganjurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah
BAB dan BAK, Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam
dari katun, ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk sering sering ganti celana
dalam minimal 3 kali sehari, Ibu bersedia melakukannya
67
16.16
16.18
16.21
16.25
16.28
6. Menganjurkan ibu untuk tidak memakai pakaian terlalu
ketat, ibu bersedia melakukannya.
7. KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil dengan keputihan
,ibu mengerti
8. Memberikan terapi Kalk 3 Strip 1x1, vit C 3 Strip 1x1,
Fe 3 Strip 1x1 , ibu mengerti
9. Mengajarkan ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu
diminum dimalam hari sebelum tidur dengan air jeruk
agar tidak mual dan tidak boleh diminum dengan air
teh, ibu memahami dan bersedia
10. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 4 minggu lagi
tanggal 2 Januari atau bila ada keluhan, Ibu bersedia
untuk melakukan kunjugan ulang.
3.1.2 Kunjungan ANC ke – 2
Tanggal : 05 Februari 2018
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Klinik Alif Medika
Oleh : Indah Rahayu Ningtiyas
Data Subyektif
Ibu datang ingin kontrol ulang dan sudah tidak keputihan.
Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
TTV : TD : 110/70 mmHg
68
N : 80 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20x/menit
BB sekarang : 58kg
b. Pemeriksaan fisik khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae tidak
odema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
colostrum belum keluar.
Abdomen : pertengahan pusat dan procesus xifoideus (30cm),
puka, letak kepala, kepala belum masuk PAP.
TBJ : (30 – 12 ) x 155 = 2.790 gram
DJJ : (12+12+12) x 4= 144x / menit
Ekstremitas atas : simetris, tidak odeme.
Ekstremitas bawah : simetris, tidak odeme, reflek patella+/+
Analisa Data
G1P0A0 UK 32 Minggu dengan Kehamilan Normal
Janin, Tunggal, Hidup
Penatalaksanaan
Tanggal : 05 Februari 2018
Jam : 09.00 WIB
09.00
09.02
Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti
KIE tanda – tanda bahaya trimester III, ibu memahami
69
09.04
09.06
09.07
Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan,ibu
mengerti
Memberikan tablet fe 1Strip tablet 1x1/hari, kalk 1
strip tablet 1x1/hari dan memotivasi ibu untuk
mengkonsumsi secara teratur, ibu bersedia
Menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 2
minggu lagi yaitu pada tanggal 20 Februari 2018 atau
bila ada keluhan, ibu bersedia
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
Tanggal : 29 Maret 2018 Jam : 07.00 WIB
Oleh : Indah Rahayu N Tempat : RSIA Muslimat
3.2.1 KALA I
S: Ibu mengeluh perutnya kenceng-kenceng, keluar lendir darah
sedikit tanggal 29 Maret 2018 pukul 01.00WIB
O: a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV: TD : 110/70 mmHg
N : 82x /menit
S : 36o C
P : 24x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
Muka : Tidak pucat, tidak odema.
70
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Abdomen : Terdapat His, Pada fundus teraba bulat
tidak melenting (bokong), TFU
pertengahan pusat dengan prosesus
xyfoideus (33cm), Bagian kiri ibu teraba
keras memanjang seperti papan
(punggung), Bagian terbawah janin teraba
keras bulat, melenting (kepala) tidak bisa
digoyangkan, kepala sudah masuk PAP
(divergen) 2/5.
DJJ : 148 x/menit
Kontraksi : 3x10’ selama 30”
Genetalia : Keluar lendir bercampur darah. VT: Ø 3
cm, effecement 25%, Ketuban utuh (+),
presentasi kepala, Denominator : UUK
kiri depan, tidak ada moulase, hodge I,
Tidak teraba bagian terkecil janin (tangan /
tali pusat) di samping kepala.
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas dan bawah tidak odema
A : G1P0A0 UK 40-41 minggu inpartu kala I fase Laten
P: 07.10 : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik,
71
ibu mengerti
07.12 : Memberitahu kepada ibu untuk makan dan
minum disela-sela his, ibu mau melakukan
07.15 : Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi
miring ke kiri dan kanan , ibu mau melakukan
07.17 : Mengajari ibu untuk relaksasi, ibu bisa
melakukannya
07.19
07.30
07.40
08.00
09.00
09 .15
10.00
:
:
:
:
:
:
:
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK,
ibu sudah BAK.
Advis dr,Teguh,. SpOg pemasangan infus RL,
drip DO 16 tpm ,Terapi Obat Oral Cefadroxil
3x1 metherinal tab 3x1, Becom 3x1, bidan
mengerti dan akan dilakukan.
Memasang infus RL 1x 500 cc di tangan kanan
ibu, infus RL telah dipasang di tangan kanan
ibu.
Memberikan drip oxytocin 1 ampul, telah
dilakukan.
Observasi His, DJJ, hasil terlampir dilembar
observasi
Memberikan cefadroxil 3x1, metherinal tab 3x1,
becom c tab 3x1, ibu bersedia minum obat.
Observasi His, DJJ, hasil terlampir di lembar
Observasi.
72
3.2.2 Kala II
Tanggal : 29 Maret 2018
Jam : 16.00 WIB
S: Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering
O: a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36 ºC
N : 80x/menit P : 22x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
Muka : Tidak pucat
Abdomen : DJJ : 144x/menit
Kontraksi : 5 x 10’ selama 50”
Genetalia : Tidak odema, keluar lendir dan darah, tampak
keluarnya cairan ketuban (-), warna jernih, VT
Ø 10 cm, Effesement 100%, presentasi
kepala, denominator: UUK kiri depan,
moulase 0, tidak teraba bagian terkecil janin,
hodge III
A: G1P0A0 UK 40-41 minggu inpartu kala II
P: 16.00 : Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap, ibu
dan keluarga mengerti
16.05 : Menganjukan ibu untuk miring kiri, ibu bersedia
73
16.15 : Observasi turunya kepala, kepala sudah tampak di
introitus vagina
16.25 : Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa, ibu
sudah siap melahirkan, ibu mengerti.
16.26 : Menyiapkan posisi pasien, pasien posisi litotomi
16.28 : Memberikan dukungan mental dan mengajari ibu
cara meneran, ibu mengerti
16.29 : Menyiapkan alat, handuk bersih diatas perut ibu dan
kain bersih yang di lipat di bawah bokong ibu.
16.30 : Melakukan pertolongan persalinan, bayi lahir
spontan, jam 16.30 WIB, langsung menangsis, gerak
aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin Laki-laki.
16.32 : Mengeringkan bayi, bayi sudah dikeringkan
16.34 : Cek adanya janin kedua, tidak ada janin kedua
16.35 : Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin, oksitosin
sudah disuntikkan pada 1/3 paha kanan
16.36 : Jepit tali pusat dan potong tali pusat lalu menjepit
dengan UC
16.40 : Menaruh bayi di atas perut ibu dan memfasilitasi bayi
untuk IMD, bayi tampak mencari putting susu
74
3.2.3. Kala III
Tanggal : 29 Maret 2018
Jam : 16.40 WIB
S: Ibu mengatakan bahagia karena bayinya telah lahir, ibu
mengatakan merasa lelah karena meneran, ibu mengatakan
perutnya masih mules.
O: a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Ibu tampak lemah
Raut muka : Tampak kelelahan
Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan fisik khusus
Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU setinggi pusat,
kontraksi baik, uterus membulat dan mengeras.
Genetalia : Tampak semburan darah, tali pusat bertambah
panjang.
A: P1A0 inpartu kala III
P: 16.40 : Melalukkan Peregangan tali pusat, tali pusat
bertambah panjang, tampak semburan darah
16.42 : Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan jam
16.42 WIB, kotiledon lengkap 20 buah, selaput
plasenta utuh, diameter 15 cm, tebal 2 cm,
panjang tali pusat 30 cm.
16.43 : Melakukan masase uterus, kontraksi uterus baik
16.45 : Mengevaluasi adanya laserasi, tidak terdapat
75
laserasi. Dan mengecek jumlah perdarahan,
pedarahan ± 150 cc
3.2.4 Kala IV
Tanggal : 29 Maret 2018
Jam : 16.45 WIB
S: Ibu mengatakan lega bayi dan plasenta sudah lahir.
O: a. Pemeriksaan fisik Umum
Keadaan umum : Ibu tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmhg
N : 84 x/menit
S : 36,60
C
RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, uterus keras.
Genetalia : Perdarahan + 100cc.
A: P1A0 inpartu Kala IV
P: 16.46 : Mengajari ibu masase uterus, Kontraksi uterus
baik, fundus teraba keras
16.48 : Melakukan dekontaminasi semua peralatan
bekas pakai, alat sudah di dekontaminasi
16.49 :
Membersihkan ibu, ibu sudah bersih dan
memakai pakaian bersih.
76
16.50 : Dekontaminasi tempat bersalin, tempat bersalin
sudah bersih.
16.52 : Melakukan observasi 2 jam PP, hasil observasi
terlampir pada partograf di bagian belakang.
16.55 : Melanjutkan bayi IMD sampe 1 jam, bayi
tampak menyusu
3.3. Asuhan Pada Masa Nifas
3.3.1 Kunjungan I (14 jam Post Partum)
Tanggal : 30 Maret 2018
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Ruang PONED, RSIA Muslimat
S: Ibu merasa senang persalinan berjalan dengan lancar, ibu sudah
makan dan minum.
O: a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36,70C
P : 20 x/menit.
BAK : 1 kali/hari (kuning jernih)
BAB : 1 kali /hari(lembek)
77
b. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, dan
palpebra tidak oedema.
Payudara : Kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan, puting menonjol.
Abdomen : Kandung kemih kosong, perut masih teraba keras,
dan TFU 2 jari di bawah pusat.
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra (50 cc).
Perineum : Tidak terdapat jahitan.
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas
Bawah
:
:
Tangan kanan terpasang infus 24 tpm
Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
A: P1A0 post partum 14 jam fisiologis.
P: 07.00 : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.02 : Memberikan KIE tentang nutrisi, ibu mengerti
07.05
07.08
07.10
16.00
:
:
:
:
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ibu
mengerti
Memberikan KIE tanda bahaya ibu nifas, ibu
mengerti
Membantu ibu meminum obat, asam mefenamat
3x1, clymdamicin 2x1, becom c 1x1 obat sudah
diminum ibu dan tidak ada reaksi alergi.
Up infus, infus sudah dilepas
78
17.00 : Pasien pulang
3.3.2 Kunjungan II (5 hari Post Partum)
Tanggal : 03 April 2018
Jam : 07.00 WIB
Tempat : PMB Siti Zulaikah, SST
S: Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya.
O: a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 55 Kg
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 36,70C
P : 22 x/menit.
BAK : 4-6 x per hari (kuning jernih)
BAB : 1x per hari
b. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, dan
palpebra tidak oedema.
Payudara : ASI keluar lancar, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan, putting menonjol.
Abdomen : Kandung kemih kosong, perut masih teraba keras,
TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi
uterus baik.
79
Genetalia : Terdapat pengeluaran Lochea sanguinolenta
(50 cc).
Perineum : Tidak terdapat jahitan, sudah tidak terasa nyeri
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstermitas: Atas : odema -/-, nyeri tekan -/-
Bawah : odema -/-, nyeri tekan -/-
A: P1A0 post partum 5 hari fisiologis.
P: 07.00 : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.05
07.06
07.08
07.15
07.18
07.20
08.00
:
:
:
:
:
:
:
Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara, ibu
mengerti dan bersedia melakukan
Menganjurkan ibu untuk tetap memperhatikan
kebersihan tubuh terutama kelamin, ibu mengerti
Mengajari ibu Teknik menyusui yang baik, ibu bisa
melakukan.
Memberikan obat Tablet Fe 1 strip, Asmef 1 strip,
Ibu bersedia meminum
Evaluasi Nutrisi ibu, ibu tidak tarak
Konseling Asi Ekslusif, ibu memberikan ASI
Ekslusif
Melakukan masase post partum, ibu bersedia
80
3.3.3 Kunjungan III ( 29 hari post partum )
Tanggal : 27 April 2018
Tempat : PMB Siti Zulaikah, SST
Jam : 16.00 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, BAK ± 5 kali, BAB 1 kali.
O : a. Pemeriksaan umum
Kesadaran :Composmentis.
TTV, TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,50 C.
b. Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar,
tidak ada bendungan ASI
Abdomen : TFU tidak teraba
Genetalia : Lochea Alba
Ekstermitas : Kaki dan tangan tidak odema
A: P1A0 post partum 29 hari fisiologis.
P: 16.00 : Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti
16.05 : Memastikan ibu memberikan ASI Ekslusif, ibu
menyusui dengan benar
16.10 : Memberikan konseling tentang pemilihan alat
81
kontrasepsi, ibu masih belum bisa memutuskan
16. 13 : Menganjurkan kepada ibu untuk berkonsultasi
dengan suami tentang alat kontrasepsi yang akan
di pilih, ibu mengerti dan akan mendiskusikan
dengan suami.
3.4 Asuhan pada BBL
3.4.1. BBL (1 jam)
Tanggal : 29 Maret 2018
Tempat : RSIA Muslimat Jombang
Jam : 17.30 WIB
S: a. Identitas
Nama : Bayi Ny. “L”
Umur/tanggal lahir : 1 jam/29Maret 2018
Jenis kelamin : Laki-laki
b. Keluhan : -
c. Riwayat natal
Penyulit : -
Ketuban : Jernih
O: a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Tonus otot : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Warna kulit : Merah
Tangis bayi : Bayi menangis
82
1) TTV
Frekuensi nafas : 52 x/menit
Frekuensi jantung : 146 x/menit
Suhu : 36,5C
2) Antropometri
Berat Badan : 3700 gram
Panjang Badan : 53 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Sirkum ferentia Mentos-Oksipito : 35 cm
Sirkum ferentia Fronto-Oksipito : 33 cm
Sirkum ferentia Suboksipito-Bregmatika : 32 cm
Lingkar lengan : 10 cm
3) Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : Normal
Reflek sucking : Normal
Reflek Swallowing : Normal
Reflek moro : Normal
Reflek babinski : Normal
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : Tulang kepala tidak tumpang tindih, tidak
ada cephal hematoma maupun caput
succedaneum.
83
Muka : Tidak ada kelainan, tidak pucat dan tidak
oedema.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
papebra tidak oedema, tidak ada secret
mata, reflek korneal aktif.
Hidung : Simetris, tida ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : Tidak ada labio skisis maupun labio
palatoskisis.
Telinga : Simetris, daun telinga sejajar dengan mata.
Leher : Pergerakan baik, tidak ada kelainan pada
tulang leher.
Dada : Pernapasan normal, tidak ada retraksi pada
dada.
Abdomen : Tali pusat bersih, kering, tidak perdarahan,
tidak merah, tidak bau, dan tidak bengkak.
Genetalia : Dua testis sudah berada dalam skrotum, ada
lubang uretra dan terletak diujung.
Anus : Tidak ada atresia ani.
Ekstremitas : Pergerakan aktif, jari-jari lengkap, dan
tidak fraktur
A: Bayi Baru Lahir usia 1 jam fisiologis.
P: 17.30 : Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan
84
sehat, ibu mengerti.
17.32 : Menjaga kehangatan tubuh bayi membersihkan,
bayi telah dibedong dan ditempatkan dibox bayi
17.35 : Melakukan perawatan tali pusat , Tali pusat
terbungkus kasa steril
17.37 : Memberikan salep mata gentamicin 0,1 mg pada
bayi, salep mata telah diberikan dan tidak ada
reaksi alergi
17.39
17.45
:
:
Memberikan injeksi vit K 1 mg dipaha kiri bayi,
injeksi telah diberikan.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, ibu
bersedia menyusui bayinya.
3.5 Asuhan Pada Neonatus
3.5.1 Kunjungan I Neonatus (14 Jam)
Tanggal : 30 Maret 2018
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Neonatus
Oleh : Indah Rahayu Ningtiyas
S: Ibu mengatakan bayinya menangis dengan kuat
O: a. Pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan Umum
Pergerakan : Aktif
Warna kulit : Merah muda
85
2) Tanda-tanda Vital
Frekuensi jantung : 146 x/menit
Frekuensi nafas : 48 x/menit
Suhu : 37 oC
b. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.
Muka : Simetris, tidak tampak kuning, tangisan kuat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
palpebra tidak oedema, tidak ada secret mata,
reflek corneal aktif.
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Tidak ada oral trush.
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak
terdengar ronchi maupun wheezing
Abdomen : Tali pusat bersih, terbungkus dengan kasa
steril.
Tangisan : Kuat
Genetalia : Bersih
Anus : Bersih
Ekstremitas : Normal, tidak ada gangguan pergerakan
ekstremitas atas dan bawah, tidak oedema
A: Neonatus cukup bulan usia 14 jam fisiologis.
P: 08.00 : Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
08.05 : Menjaga kehangatan tubuh bayi, bayi sudah di
86
08.08
:
bedong.
Memberitahu ibu merawat tali pusat, ibu
mengerti dan bisa merawat tali pusat dengan
baik.
08.10 : Memberikan injeksi HB 0, HB 0 telah
disuntikkan di paha kiri.
08.13 : KIE tanda bahaya pada neonatus, ibu mengerti
08.16 : Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif, ibu mengerti dan mau memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
08.25 : Menganjurkan ibu untuk kontol ulang 4 hari
lagi tanggal 02 April 2018 atau sewaktu-waktu
apabila ada keluhan, ibu bersedia datang untuk
kunjungan ulang.
3.5.2 Kunjungan II Neonatus (5 Hari)
Tanggal : 03 April 2018
Jam : 07.15 WIB
Tempat : PMB Siti Zulaikah, SST
Oleh : Indah Rahayu Ningtiyas
S: Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja.
O: a. pemeriksaan fisik umum TTV : N : 144x/menit
S : 36,8o C
P : 48x/menit.
BB : 3700 gram. PB : 53 cm
87
BAK : 7-8 x/hari
BAB : 3 x/hari kuning lembut
Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri
tekan.
Muka : Simetris, tidak tampak kuning, tangisan kuat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
palpebra tidak oedema, tidak ada secret mata,
reflek corneal aktif.
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Bibir : Lembab, terlihat kemeahan, tidak ada oral
trush
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak
terdengar ronchi maupun wheezing.
Abdomen : kering, tali pusat sudah terlepas, tidak ada
tanda-tanda infeksi
Genetalia : Bersih
Anus : Bersih
Ekstremitas : Normal, tidak ada gangguan pergerakan
ekstremitas atas dan bawah, tidak oedema
A: Neonatus cukup bulan usia 5 hari fisiologis.
P: 07.15 : Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.17 : Evaluasi tali pusat, tali pusat sudah terlepas dan
88
17.18
17.19
tidak ada infeksi
Evaluasi Asi Eklusif, bayi pintar menyusu
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
pada bayi, ibu mengerti
3.5.3 Kunjungan III Neonatus (22 Hari)
Tanggal : 20 April 2018
Jam : 07.00 WIB
Tempat : PBM Siti Zulaikah, SST.
Oleh : Indah Rahayu Ningtiyas
S: Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja.
O: TTV : N : 144x/menit
S : 36,8o C
R : 42 x/Menit
BB : 4200 gram
PB : 55 cm
BAK : 7-8 x/hari
BAB : 3 x/hari kuning lembut
Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan.
Muka : Simetris, tidak tampak kuning, tangisan kuat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
palpebra tidak oedema, tidak ada secret mata,
reflek corneal aktif.
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
89
Bibir : Lembab, terlihat kemeahan, tidak ada oral trush
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak
terdengar ronchi maupun wheezing.
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada bising usus, tidak
ada infeksi
Tangisan : Kuat
Genetalia : Bersih
Anus : Bersih
Ekstremitas : Normal, tidak ada gangguan pergerakan
ekstremitas atas dan bawah, tidak oedema
A: Neonatus cukup bulan usia 22 hari fisiologis.
P: 07.00 : Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.10 : KIE untuk tetap memberikan ASI, ibu mengerti dan
bersedia
07.13 : Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap
menjaga kebersihan bayi, ibu mengerti
07.18 : Mengingatkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya,
ibu mengerti dan bersedia
90
3.6 Asuhan kebidanan Keluarga Berencana
3.6.1 Kunjungan I (29 hari)
Tanggal : 27 April 2018
Tempat : PMB Siti Zulaikah, SST
Jam : 16.00 WIB
S: Ibu mengatakan belum mengetahui KB yang cocok untuk dirinya.
O: Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5o
C
P : 20 x / menit
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, dan
palpebra tidak oedema.
Payudara : tidak ada nyeri tekan dan benjolan
Abdomen : TFU tidak teraba
Genetalia : Lochea Alba
A: P1 A0 Ibu belum memakai alat kontrasepsi
P: 16.00 : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
16.05 : Memberikan konseling kepada ibu tentang
macam-macam alat kontrasepsi, ibu mengerti dan
masih merundingkan dengan suami di rumah.
91
16.10 : Menganjurkan ibu untuk segera menggunakan alat
kontrasepsi, ibu mengerti
3.6.2 Kunjungan II (41 Hari)
Tanggal : 9 Mei 2018
Jam : 16.00 WIB
Tempat : PBM Siti Zulaikah, SST
S: Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan
O: a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,6 0 C
P : 20 x/menit
BB : 60 Kg
b. Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Payudara : Payudara bersih, putting menonjol, tidak
terdapat benjolan abnormal, keluar ASI
matur.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba.
Genetalia : Bersih, sudah tidak keluar darah nifas,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
A: P1A0 dengan Akseptor baru KB suntik 3 bulan
92
P: 16.00 : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
16.05 : Melakukan inform consent, ibu bersedia
16.10
16.11
16.13
:
:
:
Menyiapkan obat Tryclofem, sudah tersedia
Menyuruh ibu untuk naik ke atas Bad, ibu bersedia
Melakukan Suntik KB 3 bulan
16.15 : Memberitahu ibu untuk control ulang pada tanggal 27
juli 2018, atau sewaktu-waktu ada keluhan, ibu
mengerti
93
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung
antara fakta dan kenyataan serta ditambah opini yang luas dari penulis
sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan pada Ny. ”L” G1P0A0
dengan kehamilan normal.
4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III
Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada Antenatal Care
yang dilakukan pada Ny. “L” G1P0A0dengan kehamilan normal di PMB Siti
Zulaikah, SST di Desa JogorotoKecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam
pembahasan tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan
dengan Antenatal Care maka, dapat diperoleh data pada tabel berikut ini :
94
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny. “L” di PMB Siti Zulaikah, SST Jogoroto, Jogoroto
Riwayat Yang Dilaksanakan Ket
Tanggal
ANC
04
Agustus
2017
04
septemb
er 2017
04 Oktober
2017
24 Oktober
2017
4 Nov
2017
04
Desember
2017
14Jan 2018 05Feb 2018 20 Feb
2018
7 Maret
2018 Ket
UK 7 mgg 11 mgg 15 mgg 18 mgg 20 mgg 24 mgg 29,3 mgg 32 mgg
35 mgg
37,1 mgg
Anamnesa
Mual bapil Diare Taa Bapil Keputihan Taa Taa
Taa
Kaki
bengkak
Tekanan darah 110/70
mmHg
100/70
mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg 120/70 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg
100/60
mmHg
120/60
mmHg
BB 47 kg 46kg 48kg 50 kg 49kg 55 kg 57 kg 58 kg
58 kg
59 kg
Sebelum
hamil 45 kg
TFU Ball + Ball + Ball + 3 jr bwh pst 3 jr bwh pst
3 jari
atas pst 1/2 Px -Pst
3 jaribawah
Px
3 jari
bawah px
-
- - - - - 24 cm - 30 cm 31 cm 32 cm
Suplemen/ terapi B6,Kalk B6, Kalk Antasid, B6,
Kalk -
Amox, B6,
GG
Fe,Kalk,
Vit C Fe, Kalk Fe, Kalk
Fe, Kalk
Fe, Kalk
Penyuluhan
Nutrisi,
bacabuku
KIA
ANC
Terpadu ANC Terpadu Istirahat,Nutrisi
Istirahat
Cukup USG SpoG Posisi Sujud
Istirahat,
hubungan
seksual, dan
perawatan
payudara
Istirahat
Tanda
Persalinan
Hasil lab 24oktt
2017
Hb : 10,2 gr%
Golda : O
Prot urine (-)
Reduksi (-)
Sumber : Buku KIA 20-23
Keterangan : Pada usia kehamilan 7- 20 minggu adalah riwayat
Pada usia kehamilan 24 - 40 minggu adalah yang dilaksanakan
95
Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Data Subyektif
a. Umur
Faktanya umur Ny. “L” 24 tahun, umur ibu masih ideal untuk hamil lagi
dan ibu masih diperbolehkan apabila hamil lagi karena usia tersebut
merupakan usia reproduksi yaitu antara 20-35 tahun. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
Menurut penulis usia 24 tahun merupakan usia yang produktif. Umur bisa
mempengaruhi kematangan organ reproduksi, terlalu muda umur ibu bisa
mengakibatkan kehamilan beresiko karena belum siapnya uterus sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya janin, sedangkan umur yang terlalu
tua juga akan mengakibatkan kehamilan beresiko karena sudah
menurunnya fungsi alat reproduksi.
Menurut Mufdlilah (2009) range usia reproduksi sehat dan aman antara
20-35 tahun. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat keenjangan
antara fakta dan opini. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan
antara fakta dan teori karena usia ibu 24 tahun dan dalam batas normal.
b. Kontrol ANC :
Kontrol ANC Ny. “L” selama kehamilan sebanyak 10 kali, yaitu TM I: 2x,
TM II: 4x, TM III: 4x. Menurut penulis kontrol ANC Ny.”L” sudah
memenuhi standar kontrol ANC, karena ibu sudah melakukan ANC secara
rutin bahkan melebihi kunjungan minimal ANC, pemeriksan kehamilan
sangat wajib dilakukan oleh ibu hamil, karena dalam pemeriksaan tersebut
dilakukan pemantauan secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu
96
maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan
kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan
penyakit atau kelainan diharapkan dapat dilakukan penanganan secara
dini. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat kemenkes (2014), standar
minimal kontrol ANC meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1
kali, TM III minimal 2 kali.
Berdasarkan hal diatas, kontrol ANC Ny. “L” sudah memenuhi standar
yang telah ditentukan.
c. Gerak janin
Berdasarkan fakta Ny. ”L” merasakan gerakan janin pada usia kehamilan
20 minggu. Dan pada usia kehamilan 39 minggu ibu merasakan gerakan
janin lebih dari 8 kali dalam sehari.
Menurut penulis, janin sudah mulai melakukan gerakan gerakan dan
dirasakan ibu hamil biasanya antara usia 16 dan 20 minggu dan gerakan
tersebut semakin menguat pada usia kandungan 35 minggu, di dalam
kandungan tersebut janin sudah dapat melakukan gerakan seperti
menendang, memukul dan juga seolah-olah seperti menggeliat, berputar
seperti sedang salto dan melakukan hal lainnya.
Sesuai dengan pendapat Romauli (2011) gerakan janin pertama kali
dirasakan oleh ibu sekitar usia 18 minggu. Normal gerakan janin pada usia
32 minggu keatas lebih dari 10 kali. Berdasarkan hal tersebut tidak
terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.
97
d. Keluhan Selama Trimester II
1) Flour Albus ( Keputihan )
Berdasarkan asuhan keluhan Ny. “L” selama hamil TM 2 adalah
Flour Albus. Menurut penulis pada sebagian besar ibu hamil
mengalami Flour Albus adalah hal yang fisologis apa lagi pada
kehamilan trimester II hal tersebut sering terjadi. Berdasarkan teori
dari (Triyana, 2013) Flour Albus pada masa kehamilan disebabkan
oleh perubahan kadar Hormon esterogen dan Hormon progesteron
saat hamil. Hal ini menyebabkan terjadi perubahan kualitas dan
kuantitas dari sekret kelenjar serviks, sehingga mikroorganisme yang
merugikan dapat tumbuh dan mengganggu keseimbangan asam basa
di mukosa servik vagina
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tekanan darah
Tekanan darah Ny.”L” pada usia kehamilan 24-32 minggu berkisar
antara 100/70-110/70 mmHg. Menurut penulis pada ibu hamil tekanan
darah normal berkisar 100/70 sampai 120/80 mmHg. Sedikit perubahan
dalam tekanan darah seorang wanita hamil selama kehamilan dianggap
normal. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 130/90 mmHg.
Menurut pendapat Romauli (2011) tekanan darah normalnya 100/70
mmHg sampai dengan 120/80 mmHg. Menurut peneliti pada ibu hamil
dengan tekanan darah berkisar 100/70 sampai 120/80 mmHg, termasuk
98
tekanan darah normal, jika ada perubahan dalam tekanan darah seorang
ibu hamil selama kehamilan maka di anggap normal, karena pada
kehamilan akan terjadi perubahan hormonal yang meningkat yang
menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Hal ini sesuai
dengan teori Romauli (2011) tekanan darah normalnya 100/70 mmHg
sampai dengan 120/80 mmHg.
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori
karena tekanan darah Ny. “L” selama hamil tidak kurang dari 100/70
mmHg dan tidak lebih dari 140/90 mmHg.
2) Berat badan
Berat badan Ny.”L” sebelum hamil 45 kg, pada akhir kehamilan 60 kg,
terjadi peningkatan 15kg dengan IMT 23,5. Menurut penulis dari
kenaikan BB ibu selama hamil 15 kg, kenaikan tersebut terbilang
normal jika berdasarkan rekomendasi kenaikan BB menurut IMT.. Hal
tersebut sesuai dengan teori Sarwono(2014) rekomendasi penambahan
berat badan selama kehamilan berdasarkan IMT dengan IMT 19,8 – 26
rekomendasi penambahan berat badan 11,5-16 kg . Berdasarkan hal di
atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Ukuran LILA Ny.”L” 25 cm. Menurut penulis pengukuran LILA Ny
“L” masih dalam batas normal karena lebih dari 23,5 tidak termasuk
KEK. Hal ini sesuai dengan teori Roumali (2011), standar minimal
untuk ukuran Lingkar Lengan Atas pada wanita poduktif adalah 23,5
cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpesentasinya
99
adalah Kurang Energi Kronis (KEK). Hal merupakan indikator kuat
untuk status gizi lbu kurang atau buruk, sehingga ibu beresiko untuk
melahirkan BBLR.Berdasarkan hal di atas ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
4) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny.”L” ukuran TFU saat UK 33-42 minggu adalah pertengahan
pusat dan px sampai 3 jari dibawa px.Ukuran TFU Ny.”L” menurut
penulis, sudah sesuai dengan usia kehamilan, dan jika ditemukan TFU
tidak sesuai dengan UK maka kemungkinan oligo hidramnion, gemeli,
atau kemungkinan yang lain.
Menurut pendapat Mochtar (2012),ukuran TFU pada akhir bulan ke 8
pertengahan pusat dengan px, pada akhir bulan ke 9, 3 jari bawah px.
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
c. Pemeriksaan khusus
1) Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny. “L” 11,2 gr%. Menurut peneliti, kadar HB
ibu hamil dalam kondisi normal yaitu ≥ 11 gr %. Kadar HB
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu hamil, dimana ibu hamil
dengan kadar HB < 11 gr %, maka akan mengalami anemia. Hal ini
sesuai dengan teori Winkjosastro (2007), kadar Hb normal 11gr%.
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2) Pemeriksaan protein urine
Hasil pemeriksaan protein urine Ny. “L” adalah negatif. Menurut
penulis hasil pemeiksaan protein urine Ny. “L” dengan hasil negative
100
di tandai dengan hasil urine yang jernih dan tidak keruh, menunjukkan
bahwa ibu tidak terdeteksi terjadinya preeklamsi.Menurut pendapat
Winkjosastro (2010), pemeriksaan protein urine normal bila hasilnya
negatif (urine tidak keruh).
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3) Pemeriksaan reduksi urine
Hasil pemeriksaan reduksi urine Ny. “L” adalah negatif. Menurut
penulis hasil pemeriksaan reduksi urine Ny. “L” dengan hasil negatif
di tandai dengan hasil urine warna biru sedikit kehijau-hijauan, tujuan
dilakukannya pemeriksaan reduksi urine adalah untuk mengetahui ada
atau tidaknya gula (glukosa) dalam urine Menurut pendapat
Winkjosastro (2010), pemeriksaan urine dikatakan normal jika
hasilnya negatif (Warna biru sedikit kehijau-hijauan).
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”L” adalah G1P0A0, uk 24 minggu, tunggal, hidup,
intra uterine, letak kepala, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin
baik. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada kehamilan Ny.
“L” sudah sesuai dengan standart analisa data kebidanan.. Menurut pendapat
Rukiyah(2014), diagnosis kehamilan dapat diurutkan menurut nomenklatur
sebagai berikut: hamil atau tidak hamil, primigravida atau multigravida, tua
kehamilan, anak hidup atau mati, anak tunggal atau kembar, letak anak, anak
intrauterin atau ekstrauterin, keadaan jalan lahir, keadaan umum klien.
101
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
4. Penatalaksanaan
Asuhan pada Ny “L” kehamilan normal dengan masalah Flour
Albus.Menurut penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.”L” kehamilan
normal dengan masalah Flour Albus sangat perlu dilakukan seperti
memberikan konseling bahwa kehamilan dengan Flour Albus ( Keputihan)
merupakan hal yang normal dialami oleh ibu hamil apa lagi pada trimester II,
menganjurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah BAB dan BAK Supaya
tidak lembab dan tidak terjadi pertumbuhan bakteri, menganjurkan ibu untuk
menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun supaya bisa menyerap
keringat , menganjurkan ibu untuk sering ganti celana dalam minimal 3 kali
supaya tidak lembab dan supaya bakteri berkembang, menganjurkan ibu untuk
tidak memakai pakaian terlalu ketat untuk mengurangi terjadinya kelembapan
pada vagina. Menurut Triyana (2013), cara untuk mengatasi Flour Albus (
Keputihan) yaitu memberikan konseling seperti: memberikan konseling
tentang vulva hygiene, mengajurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah
BAB dan BAK, menganjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam yang
terbuat dari katun, menganjurkan ibu untuk sering ganti celana dalam minimal
3 kali, menganjurkan ibu untuk tidak memakai pakaian terlalu ketat,
menghindari menggunakan sabun kewanitaan.
102
4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori
dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang
mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care.
Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat
diperoleh data pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny.
“L” di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto, Jombang. KELUHAN KALA I KALA II KALA III KALA IV
Ibu
mengatakan
kenceng-
kenceng
dan keluar
lendir
bercampur
darah
sejak
tanggal 29
Maret 2018
jam 01.00
wib
Jam 07.00 wib
TD: 110/70 mmHg
N : 82x/mnt
S : 36 oC
P : 24x/ mnt
His 3x10”
DJJ 148x/mnt
Palpasi: TFU teraba
pertengahan processus
xyfoideus dan pusat (33
cm), pada fundus teraba
bulat tidak melenting
(bokong) puki, letkep,kepala
sudah masuk PAP
(divergen) .2/5
VT: Ø 3 cm, effecement
25%, Ketuban utuh (+),
presentasi kepala,
Denominator : UUK kiri
depan, tidak ada moulase,
hodge I, Tidak teraba
bagian terkecil janin
(tangan / tali pusat) di
samping kepala.
Jam 16.00
w
i
b
Lama kala
II ± 30
menit
Bayi lahir
spontan jam
16.30 wib,
langsung
menangis,
gerak aktif,
warna kulit
kemerahan,
dengan
jenis
kelamin
laki-laki
Jam 16.40
wib
Lama kala
III ± 12
menit
plasenta
lahir jam
16.42 wib,
kotiledon
lengkap
20 buah,
selaput
plasenta
utuh,
diameter
15 cm,
tebal 2
cm,
panjang
tali pusat
30 cm.
Jam 16.52
wib
Lama kala
IV ±2 jam
Perdarahan :
± 100 cc
Observasi 2
jam post
partum :
TD : 110/70
mmHg
N : 84x/mnt
S : 36,60 C
P : 20 x/mnt
TFU : 2 jari
bawah pusat
UC : Baik
Konsistensi :
keras,
kandung
kemih
kosong.
Sumber : Data primer dari RSIA Muslimat
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
103
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan Ny.”L” kenceng-kenceng dan keluar lendir
bercampur darah pada tanggal 29 Maret 2018 jam 01.00 WIB.Menurut
penulis kontraksi yang sering dirasakan oleh ibu yang mau bersalin
merupakan hal yang fisiologis karena dipengaruhi oleh hormon estrogen
dan progesteron, selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya
pembuluh darah yang pecah akibatpendataran dan pembukaan servik.
Ketuban pecah biasanya menjelang pembukaan lengkap.Prostaglandin
juga diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim yang banyak dihasilkan
oleh lapisan dalam rahim. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiyatini
(2011), dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu
menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
Pada fakta diperoleh data pada Ny.”L”, konjungtiva merah muda, sklera putih,
Puting susu menonjol +/+, bersih, kolostrum sudah keluar
+/+ .Pada
abdomenTFU teraba pertengahan processus xyfoideus dan pusat (33 cm),
pada fundus teraba bulat tidak melenting (bokong), puki, letkep, kepala sudah
masuk PAP (divergen) , his 3 kali selama 30 detik dalam 10 menit, DJJ
148x/menit, genetalia mengeluarkan lendir brcampur darah, anus tidak ada
hemorroid, ekstermitas atas dan bawah tidak odem. Menurut penulis
pemeriksaan sangat penting dilakukan untuk mendeteksi adanya suatu
masalah, pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal. Hal ini
104
sesuai dengan pendapat Romauli (2011), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin
meliputi muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih, payudara
bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, pemeriksaan abdomen,
DJJ (normalnya 120-160x/menit), pemeriksaan genetalia, dan ekstermitas atas
dan bawah.
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”L” adalah G1P0A0 UK 40-41 minggu dengan
persalinan normal. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan
teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada
kehamilan Ny. “L” sudah sesuai dengan standart kebidanan.Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Roumaili(2011), penulisan analisa data pada ibu
bersalin yaitu GPA UK... minggu, hidup, tunggal, presentasi..., keadaan jalan
lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase....
Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
4. Penatalaksanaan
a. Kala I
Berdasarkan fakta, lama kala I Ny”L”dimulai dari Ø 3 cm sampai 10 cm
berlangsung selama +9,5 jam. Menurut penulis hal ini fisiologis,
merupakan kemajuan persalinan yang bagus bahwa batas pembukaan
persalinan yaitu primigravida 10-12 jam dan telah mendapatkan asuhan
yang sesuai.
Hal ini sesuai dengan teori Sulistiyowati (2013) persalinan kala I
berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Pada permulaan His, kala
105
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravida sekitar 12 jam
sedangkan multigravima sekitar 8 jam. pada ibu bersalin kekuatan
dipengaruhi asupan nutrisi sebelum persalinan. Berdasarkan hal diatas
tidak ada kesenjangan antara teori, opini den fakta.
b. Kala II
Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny.”L” berlangsung selama ±30
menit, tidak ada penyulit selama proses persalinan dilakukan di RSIA.
Menurut penulis proses ini fisiologis karena berlangsung ≤ 2 jam pada
Primigravida, kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan
berakhir dengan lahirnya janin.
Menurut Walyani(2016), kala II pada primi berlangsung selama 1½-2 jam,
pada multi ½-1 jam.
Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
c. Kala III
Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny.”L” berlangsung selama ±12
menit, tidak ada penyulit. Menurut penulis hal ini fisiologis terjadi pada
ibu bersalin kala III karena berlangsung kurang dari 30 menit, kala III
merupakan periode waktu dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat
plasenta seluruhnya sudah keluar.Hal inisesuai pendapat Sulistyowati
(2010), setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar, beberapa
saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
106
d. Kala IV
Berdasarkan fakta, kala IV Ny.”L” yang meliputi observasi TTV, TFU,
perdarahan ±100cc, hasil kala IV dalam batas normal.Menurut penulis
kala IV adalah kala pemantauan TTV, his, perdarahan dan kandung kemih
pada ibu, dari hasil pemeriksaan keadaan ibu dalam batas normal.Hal
inisesuai pendapat Sulistyowati(2010), observasi yang dilakukan: tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanandarah, nadi,
suhu, pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan). Perdarahan
normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
4.3 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Pada pembahasan yang keempat akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data
yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan
post natal care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny. ”L”
di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto, Jombang
Tanggal Kunjungan 30 Maret 2018 03 April 2018 27 April 2017
14 jam 5 hari 29 hari
Anamnesa Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Eliminasi
BAK ±3x/ hari,
warna kuning
jernih
BAB1x/hari,
konsistensi
lembek
BAK ±4 x/ hari,
warna kuning jernih
BAB 1x/ hari,
konsistensi lembek
BAK ±3 x/ hari,
warna kuning
jernih
BAB 1x/ hari,
konsistensi lembek
Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg
107
Laktasi
ASI sudah keluar,
tidak ada
bendungan, tidak
ada massa
abnormal
ASI keluar lancar,
tidak ada bendungan,
tidak ada massa
abnormal
ASI keluar lancar,
tidak ada
bendungan, tidak
ada massa
abnormal
Involusi
TFU
TFU 2 jari bawah
pusat, kontaksi
uterus baik
TFU pertengahan
pusat dan simfisis
TFU tak teraba
diatas simpisis
Lochea Lochea rubra Lochea
sanguinolenta
Lochea alba
Sumber : Buku KIA hal :26-27
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Data Subyektif
a. Keluhan
Berdasarkan fakta, pada 14 jam post partum Ny.“L” mengatakan tidak
ada keluhan dan sudah BAB, pada 5 hari post partum ibu mengatakan
tidak ada keluhan, pada 29 hari post partum ibu mengatakan tidak ada
keluhan apa-apa dan belum menstruasi. Masa nifas yang dijalani Ny.“L”
berjalan secara fisiologis tanpa ada masalah dan infeksi selama masa nifas.
Menurut penulis, Ny.”L” pada saat 14 Jam PP tidak ada keluhan dan sudah
BAB. Pada 5 hari post partum dan 29 hari post partum ibu tidak ada
keluhan karena masa nifas ibu berjalan dengan fisiologis.
Menurut Rukiyah (2010), involusi/pengerutan rahim merupakan suatu
keadaan kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan
pembelajaran. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan
antara fakta dan opini.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
108
2. Data Obyektif
a. Laktasi
Berdasarkan fakta Ny.“L” kolostrum sudah keluar saat bayi lahir dan ASI
pada hari ke 14 jam PP sudah keluar lancar, tidak ada bendungan. Menurut
penulis, sesering mungkin bayi menyusu semakin baik untuk merangsang
produksi ASI dan juga reproduksi ibu akan cepat kembali/pulih seperti
sebelum hamil. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati, (2009) ASI matur
dikeluarkan mulai hari ke 14 post partum, keluarnya ASI dengan lancar
dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks let down, semakin kuat
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar.
Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan
teori.
b. TFU
Berdasarkan fakta pada Ny.“L” pada 14 jam post partum TFU 2 jari
bawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 5 hari post partum TFU
pertengahan pusat dan simpisis, kontaksi uterus baik, pada 29 hari post
partum TFU tidak teraba. Menurut penulis hal ini normal terjadi pada ibu
nifas, jika involusi berjalan dengan baik maka keadaan ibu juga akan baik.
Hal inisesuai pendapat Sulistyawati (2009), TFU setelah plasenta lahir
sampai 1 minggu post partum 2 jari bawah pusat, 1-2 minggu post partum
pertengahan pusat-symphisis, 2-6 minggu tak teraba, dan kontraksi uterus
selalu baik dengan konsistensi keras.Berdasarkan hal tersebut, tidak ada
penyimpangan antara fakta dan teori.
109
c. Lochea
Berdasarkan fakta pada Ny. “L”, pada 14 jam post partum lochea rubra,
pada 5 hari post partum lochea sanguinolenta, pada 29 hari post partum
lochea alba.Menurut peneliti lochea pada ibu nifas akan berubah seiring
dengan involusi, jika keadaan ibu baik maka involusi diharapkan juga
berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati (2009)
Lochea rubra : Berwarna merah, berlangsung selama 1-2 hari post
partum., Lochea sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi pada hari ke 3-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna
kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum,
Lochea alba: Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post
partum. Proses involusi berdasarkan lochea pada Ny. “L” berdasarkan
teori dan fakta diatas tidak ditemukan adanya penyimpangan.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”L” adalah P1A0 14 jam post partum fisiologis.
Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan maka dapat
disimpulkan bahwa analisa data kebidanan ibu nifas pada Ny.“L” sudah
sesuai dengan standart analisa data kebidanan.Hal ini sesuai dengan pendapat
Rimandini (2014) penulisan analisa data diagnosa ibu nifas yaitu Para
Abortus post partum hari ke_ fisiologis. Berdasarkan hal tersebut, tidak
ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori, karena diagnosa kebidanan
sesuai dengan analisa data yang dilakukan pada Ny.”L”.
110
4. Penatalaksanaan
Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny ”L”
sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya masalah,
seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri,
kontraksi, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas,
ASI eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang. Menurut penulis
penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu melakukan
observasi, mengecek kontraksi untuk mengetahui kontraksi pada uterus baik
atau tidak, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas supaya ibu
mengetahui tanda tanda bahaya pada nifas, KIE ASI eksklusif untuk memberi
suport pada ibu untuk memberikan asi ekslusif pada bayinya, KIE nutrisi
yang bertujuan agar ibu mengerti gizi yang harus terpenuhi pada saat masa
nifas , dsb, dan kontrol ulang. Hal tersebut sesuai pendapat Rimandini (2014),
seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan
proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif,
nutrisi, dsb, dan kontrol ulang.
Berdasarkan hal tersebut, tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori.
4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian
fakta dan teori pada bayi baru lahir. Berikut akan disajikan data-data yang
mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang bayi baru
lahir, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:
111
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi
Baru Lahir Bayi Ny.”L” di RSIA Muslimat, Jombang Asuhan BBL
29 Maret 2018 NILAI
Penilaian awal 16.30 WIB Menangis spontan, warna kulit merah, reflek baik.
Injeksi vit k 17.37 WIB Sudah diberikan
Salap mata
BB
PB
17.39 WIB
17.40 WIB
17.40 WIB
Sudah diberikan
3700 gram
53 cm
SOB, FO, MO 17.41 WIB 32 cm, 33 cm, 35 cm
Lingkar dada 17.41 WIB 32 cm
Lila
Injeksi HBO
17.42 WIB
08.10 WIB
10 cm
Sudah diberikan
Sumber : Data Primer dari RSIA Muslimat, Jombang
1. Data Subyektif
a. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny. “L” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD
langsung setelah kelahiran.Menurut peneliti IMD penting agar bayi
mendapatkan kolostrum yang kaya nutrisi dan membantu mencegah
penyakit. Bayi setelah lahir harus langsung IMD hal tersebut dapat
menurunkan penyebab kematian bayi oleh karna hipotermi, dalam proses
IMD bayi berada didada ibu maka kehangatan ibu akan memberikan
kenyamanan pada bayi.
Hal inisesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), anjuran ibu
memberikan ASI dini (dalam 30 menit-1jam setelah lahir) dan eksklusif,
prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24
jam) setiap bayi menginginkan.
Berdasarkan data diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.
112
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny. “L” S: 36,5°C, P: 52
x/menit, Denyut jantung: 146x/menit.Menurut penulis tanda-tanda vital
pada bayi dianggap masih normal jika S: 36,5oC - 37,5
oC, Pernafasan: 30-
60 kali/menit, Denyut jantung: diatas 100 dan dibawah 160 kali/menit. Hal
tersebut sesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), suhu bayi normal
adalah antara 36,5oC - 37,5
oC. Pernafasan bayi normal 30-60 kali/menit.
Denyut jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
b. Antropometri
Berat badan lahir bayi Ny.”L” 3700 gram, panjang badan bayi 53 cm,
lingkar dada 34 cm, lingkar kepala : SOB : 32 cm, MO : 35 cm, FO : 33
cm. Menurut peneliti, berat badan termasuk kategori yang normal atau
baik. Menurut peneliti, ukuran kepala bayi merupakan keadaan fisiologis
dimana kepala bayi yang dapat melalui jalan lahir tidak berlebihan
sehingga menyesuaikan dengan lebar panggul ibu sehingga pada saat
persalinan tidak terjadi penyulit ataupun distosia janin.Hal ini sesuai
pendapat putra (2012), pengukuran antropometri, minimal meliputi BB
(2500-4000 gram), PB (48-52 cm), LK (33-35 cm), LD (30-38 cm).
Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
113
c. Pemeriksaan fisik
Pada bayi Ny. “L”, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan pada
anggota tubuh, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut
peneliti pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan bayi dalam batas
normal, hal ini fisiologis bayi lahir warna kulitnya merah muda dan
menangis kuat. Hal inisesuai pendapat Rukiyah (2014), prosedur
pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi
penerangan cukup dan hangat untuk bayi, memeriksa secara sistematis
head to toe (kepala, muka, lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki,
dan genetalia), mengidentifikasi warna dan mekonium bayi..
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”L” adalah bayi baru lahir usia1 jam fisiologis.Menurut
penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada bayi Ny. “L” sudah sesuai
dengan standart analisa data kebidanan.. Hal tersebut sesuai dengan teori
Rukiyah (2014), diagnosa asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu:
bayi baru lahir usia.....hari fisiologis.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori, karena
hal tersebut sesuai dengan teori diagnosa asuhan kebidanan BBL.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan bayi baru lahir, penulis melakukan penatalaksanaan pada Bayi
Ny ”L” sebagaimana untuk BBL normal karena tidak ditemukan masalah.
Asuhan yang diberikan yaitu IMD, menyuntikan vit K, merawat tali pusat,
114
pemantauan TTV dan memberikan KIE, seperti KIE tentang menjaga agar
tubuh bayi tetap hangat, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari
dsb. Menurut peneliti keadaan bayi dalam batas normalasuhan yang di
laksanakan pada bayi normal tersebut mengingat bayi baru lahir masih dalam
proses adaptasi sehingga rawan terjadi gangguan atau penyakit beresiko.
Memberitahu ibu cara merawat tali pusat. Cukup dengan mengganti kasa jika
selesai mandi tidak diperbolehkan menggunakan ramuan tradisonal. Hal ini
sesuai pendapat Rukiyah (2010) penatalaksanaan pada BBL fisiologis,
meliputi KIE tentang, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari
dsb.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori
4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Pada pembahasan yang kelima, akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan
data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan tentang asuhan
kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel
Neonatus Bayi Ny.”L” di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto,
Jombang. Kunjungan 30 Maret 2018
(14 jam)
03 April 2018
(5 hari)
20 April 2018
(22 hari)
ASI Ya Ya Ya
BAK ±3 kali/hari, ±7-8 kali/hari,
warna kuning jernih
±7-8 kali/hari, warna
kuning jernih
BAB 1x/hari, lembek ±5 kali/ hari, warna
kuning
±5 kali/ hari, warna
kuning
BB 3700 gram 3900 gram -
Ikterus Tidak Tidak Tidak
Tali pusat Basah
Tidak kemerahan, tidak
bau, tidak bengkak
Sudah lepas Sudah lepas
Sumber : Data primer dari Buku KIA hal 40
115
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
a. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny. “L” sudah menyusu pada saat dilakukan
IMD. Menurut penulis IMD yang dilakukan pada bayi Ny.“L” bertujuan
untuk merangsang reflek rooting dan pada saat IMD reflek rooting bayi
Ny. “L” hasilnya +. Pada saat reflek rooting +, maka IMD artinya behasil
dan bias dilanjut kan untuk tahap ASI eksklusif. Hal ini sesuai pendapat
Arief dan Hidayat (2009), setelah bayi lahir segera disusukan pada ibunya.
Pada bayi usia 1 hari, membutuhkan 5-7 ml atau satu sendok makan ASI
sekali minum, dan diberikan dengan jarak sekitar 2 jam. Bayi usia 3 hari,
membutuhkan 22-27 ml ASI sekali minum yang diberikan 8-12 kali sehari
atau hampir satu gelas takar air untuk satu hari. Pada usia ini lambung
berkembang menjadi sebesar buah ceri atau anggur berukuran sedang.
Bayi usia 1 minggu, membutuhkan ASI 45-60 ml dalam satu kali minum,
dan dapat menghabiskan 400-600 ml ASI atau satu setengah gelas hingga
dua setengah gelas takar air dalam satu hari.
Berdasarkan data diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta suhu 36,5 oC, pernafasan 48 x/menit, nadi 146 x/menit,
tanda-tanda vital bayi Ny. “L” dalam batas normal, sesuai teori Walyani
(2015) suhu bayi normal adalah antara 36,5oC-37,5
oC. Laju napas normal
116
neonatus berkisar antara 40-60 kali permenit dan nadi apikal dapat
berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/ menit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara fakta dan teori.
b.Pemeriksaan fisik
Berdasarkan fakta pada By. Ny ”L”, warna kulit selama kunjungan rumah
merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda
infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas.
Menurut penulis bayi baru lahir warna kulitnya merah muda karena kulit
bayi baru lahir sangat tipis dengan bertambahnya usia bayi maka warna
kulitnya pun akan berubah.Sesuai dengan teori Walyani (2015) warna kulit
bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada kelainan pada
anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta, opini dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”L” adalah Neonatus aterm usia 14 jam fisiologis.
Menurut penulis Neonatus cukup bulan fisiologis adalah neonatus yang lahir
cukup bulan usia 0-28 hari dan selama bayi maupun neonatus tidak terjadi
komplikasi. Hal ini sesuai pendapat Saputro (2014), diagnosa asuhan
kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu: Neonatus Aterm usia ...jam
fisiologis.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.
117
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan neonatus, peneliti melakukan penatalaksanaan pada
bayi Ny.“L” sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak ditemukan
masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE
seperti KIE tanda bahaya Neontus supaya ibu mengetahui tanda tanda bahaya
pada neonatus, imunisasi, ASI eksklusif supaya ibu untuk tetap memberikan
ASI ekslusif pada bayinya sesering mungkin, mempertahankan kehangatan
tubuh bayi karna bayi masih masa penyesuian suhu, mencegah infeksi
dengan memberi tahu ibu untuk tidak merawat tali pusat menggunakan
betadine atau ramuan tradisional apapun, perawatan bayi sehari-hari yang
bertujuan supaya tidak terjadi pertumbuhan bakteri pada tubuhnya. KIE
diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan
yang diberikan, melakukan baby massage, imunisasi, kontrol ulang. Menurut
peneliti, penatalaksanaan pada neonatus harus sangat di perhatikan terutama
dalam menjaga suhu tubuh agar bayi tidak terjadi hipotermi dan memastikan
kecukupan nutrisi pada bayi dengan memberikan ASI padi bayi sesering
mungkin. Menurut Jenny (2013), penatalaksanaan pada neonatus meliputi
KIE seperti KIE tanda bahaya neontus, imunisasi, ASI eksklusif,
mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi, perawatan bayi sehari-
hari dan lain-lain. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dan
memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Berdasarkan
pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.
118
4.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut
akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat
diperoleh data pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel
Keluarga Berencana pada Ny. ”L” di PMB Siti Zulaikah, SST.
Jogoroto, Jombang. Tanggal 27 April 2018 9 Mei 2018
Subyektif
TTV
Memberikan konseling secara dini
kepada ibu.
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 ºC
P : 20x/menit
Ibu mengatakan ingin menggunakan
KB suntik 3 bulan.
TD : 112/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7 ºC
P : 20x/menit
Sumber : Data Sekunder Kunjungan kb di PBM Siti Zulaikah, SST
1. Data Subjektif
Berdasarkan fakta, pada 29 hari post partum Ny.“L” tidak ada keluhan, dan ia
berencana menggunakan KB suntik 3 bulan setelah usia sampai saat ini ibu
belum haid. Pada 41 hari post partum Ny.“L” melakukan suntik KB 3 bulan
sebagai akseptor baru. Menurut peneliti, keadaan ibu dalam batas normal
semua, serta rencana ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan adalah hal yang
efektif karena ibu tidak mau menggunakan KB jangka panjang dan juga KB
suntik 3 bulan tidak memengaruhi produksi ASI.
Menurut Dyah & Sujiatini (2011), yaitu kontrasepsi suntikan progestin cocok
untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh wanita pada tekanan darah
<180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak,
119
menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, tidak dapat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sering lupa
menggunkan pil kontarsepsi, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
suntikan progestin wanita hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam
yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan
haid terutama amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara dan diabetus melitus.
Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan
teori.
2. Data Objektif
a. TTV
Dari data objektif yang didapatkan pada Ny. “L” saat asuhan kebidanan
keluarga berencana didapatkandata bahwa tekanan darah Ny. “L” saat
diperiksa adalah 120/80 mmHg. Hal tersebut sesuai dengan (Saifuddin,
2010) Kontrasepsi suntikan progestin cocok untuk ibu menyusui, boleh
digunakan oleh wanita pada tekanan darah <180/110 mmHg, usia
reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, tidak dapat menggunakan
kontrasepsi yang mengandung estrogen. Berdasarkan hal tersebut, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Berdasarkan fakta pada analisa data Ny.”L” adalah P1A0 akseptor baru alat
kontrasepsi suntik 3 bulan. Menurut peneliti, KB suntik 3 bulan baik untuk
ibu karena tidak mengurangi produksi ASI serta tekanan darah ibu selama ini
120
masih dalam batas normal. Menurut Dyah & Sujiatini (2011), KB suntik 3
bulan merupakan kontrasepsi suntikan progestin cocok untuk ibu menyusui,
boleh digunakan oleh wanita pada usia reproduksi, nulipara dan yang telah
memiliki anak, menyusui. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat
kesenjangan antara fakta dan teori.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan
penatalaksanaan pada Ny.”L” sebagaimana untuk akseptor KB suntik 3 bulan,
karena tidak ditemukan masalah ibu diberi KIE efek samping normal KB
suntik 3 bulan supaya ibu mengetahui efek samping KB yang dipakainya
contohnya mens nya akan tidak teratur bahkan bisa tidak menstruasi atau
akan terjadi kenaikan berat badan, tanda bahaya Kb suntik 3 bulan supaya ibu
mengetahui tanda bahaya KB suntik 3 bulan dan kunjungan ulang yaitu
dengan cara menjelaskan kunjungan ulangnya pada tanggal yg sudah
ditentukan tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan. Menurut
penulis dengan keikut sertaan ibu dalam program KB ibu sudah menyadari
pentingnya pengendalian pencegahan kehamilan. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Saifuddin, 2010), memiliki beberapa keuntungan antara lain sangat
efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri dan tidak memiliki pengaruh teradap ASI. Berdasarkan
hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
121
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “L” di PMB Siti Zulaikah,
SST di desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang telah
dilakukan selama kurang lebih Lima bulan yang dimulai dari masa hamil
dengan usia kehamilan 24 minggu sampai 41 minggu. Setelah penulis
melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan menggunakan pendekatan
komprehensif dan pendokumentasian secara SOAP dan asuhan kebidanan
secara “Continue Of Care” pada Ny “L” dari Kehamilan, Persalinan, Nifas,
BBL, Neonatus dan KB, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Asuhan kebidanan pada kehamilan Ny. “L” dengan masalah Flour Albus
berjalan normal tanpa ada penyulixt.
2. Asuhan kebidanan pada persalinan Ny. “L” berjalan dengan normal
tanpa ada penyulit.
3. Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny. “L” berjalan dengan normal
tanpa ada penyulit.
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. “L” dalam kondisi normal
tanpa ada penyulit.
5. Asuhan kebidanan pada neonatus Ny. “dalam kondisi normal tanpa ada
penyulit.
6. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. ”L” akseptor baru alat
kontrasepsi suntik 3 bulan,
122
5.2 Saran
1. Bagi Bidan
Pemberian Layanan Asuhan Kebidanan Bidan Siti Zulaikah, SST
sudah baik , oleh karena itu perlu di pertahankan kualitas pelayanan yang
sudah baik.
2. Bagi STIKes ICME Jombang
Diharapkan asuhan kebidanan continuity of care bisa memberikan
konstribusi pengembangan bahan ajar khusunya prodi D3 Kebidanan,
3. Bagi Penulis
Dapat memberikan dan Menambah wawasan, meningkatkan
pemahaman, dan menambah pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan
secara komprehensif (Continuity Of Care) pada ibu hamil, persalinan,
nifas, BBL, neonatus, dan KB.
123
1 Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina
Pustaka. Hal: 215 2 Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Medika. Hal:87 3 Qonita, Inimroatul. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “I” G1P0A0 UK
32 minggu Kehamilan. Jombang: Icme. Hal: 1 4 Natalia, Debby & Srinalesti, Mahanani. 2015. Perawatan organ reproduksi dan
kejadian keputihan pada ibu hamil. Kediri: Stikes Rs baptis Kediri. 139 5 Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Mediksa. Hal: 88 6 Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Medika. Hal:8 7 Usman, Bening, 2013. Hubungan Perilaku Hygiene Organ Genetalia Eksterna Dengan Jenis
Keputihan Pada Ibu Hamil usia Gestasi 11-24 Minggu, Cikarang : Rs Medirossa .2 8 Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Medika. Hal: 88-89 9 Marsha Khumaira. 2012. Ilmu Kebidanan. Citra Pustaka : Jogyakarta. Hlm 3
10 Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka : Jakarta. Hlm 213
11 Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medika. Hlm 73 12
Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka : Jakarta. Hlm 175 13
Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medika. Hlm 75 14
Ibid, Hlm 76 15
Ibid, Hlm 77 16
Ibid, Hlm 78 17
Ibid, Hlm 79 18
Op. Cit Hlm 180 19
Ibid, Hlm 80 20
Op. Cit 186 21
Ibid, Hlm 83
22
Arief Hidayat. 2013. Pengaruh Terapi Oksigen. repository.ump.ac.id (diakses 28 Desember
2017) 23
Arief Hidayat. 2013. Pengaruh terapy oksigen. Repository. Ump.ac.id ( diakses 28 Desember
2017) 24
Op. Cit Hlm 83 25
Op. Cit Hlm 86 26
Op. Cit Hlm 88 27
Op. Cit Hlm 89 28
Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka : Jakarta. Hlm 213 29
Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medika. Hlm 73 30
Ibid, Hlm 75 31
Ibid, Hlm 75 32
Ibid, Hlm 76 33
Ibid, Hlm 78 34
Ibid, Hlm 78 35
Ibid, Hlm 80 36
Ibid, Hlm, 81 37
Ibid, Hlm 82 38
Ibid, Hlm 83 39
Ibid, Hlm 84
124
40
digilib.unimus.ac.id (diakses 1 Januari 2018) 41
Op. cit, Hlm 86 42
Op. Hlm 88 43
Ibid, Hlm 90 44
Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.
Hlm 107 45
Ibid, Hlm 108 46
Ibid, Hlm 111 47
Ibid, Hlm 117 48
Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medika. Hlm 138 49
Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.
Hlm 118 50
Ibid, Hlm 119 51
Ibid, Hlm 128 52
Ibid, Hlm 128 53
Ibid, Hlm 129 54
Ibid, Hlm 129 55
Ibid, Hlm 160 56
Yuni Kusmiati,dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya.
Hlm 143 57
Manuaba. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita:Jakarta. Kedokteran EGC.
Hlm61 58
Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Mediksa. Hal: 88 59
Manuaba. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita:Jakarta. Kedokteran
EGC.Hlm 61-62 60
Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Medika. Hal: 88-89 61
Kemenkes RI, 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan. Hlm. 22 62
Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan. Jogjakarta: D-
Medika. Hal: 88-89 63
Helen Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 : Jakarta. EGC. Hlm 672 64
Ari Sulistyawati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin : Jakarta. Salemba
Medika. Hlm 63 65
Ibid. Hlm 13 66
Ibid. Hlm 109 67
Ibid. Hlm 41 68
Kemenkes RI. 2016 Modul midwife 69
Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba medika.
Hlm. 1 70
Ibid Hlm. 5 71
Ibid Hlm. 73 72
Ibid Hlm.74 73
Ibid Hlm.76 74
Ibid Hlm.77 75
Ibid Hlm. 78 76
Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha
Medika Hlm. 85 77
Ibid Hlm. 85 78
Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba medika.
Hlm. 87
125
79
Ibid Hlm.98 80
Ari Sulistyawati. 2009. Buku Ajar asuhan kebidanan pada ibu Nifas. Jakarta Salemba Medika Hlm.166
81 Ibid Hlm.
82 Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika
83 Muslihatun, Wafinur. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan balita. Yogyakarta. Fitramaya.
84 Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. PT.bina pustaka sarwono. Jakarta Hlm
367 85
Ika Putri Damayati dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Bersalin dan
bayi baru Lahir. CV Budi Utama Ed.1 Cet. 1 : Yogyakarta Hlm. 214 86
Elizabeth Siwi Walyani. 2015. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.
Yogyakarta :PustakaBaru Press Hlm. 131 87
Ibid Hlm. 131 88
Ibid Hlm. 132 89
Ibid Hlm. 143 90
Ibid Hlm. 147 91
Kemenkes RI, 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan.
126
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief Hidayat. 2013. Pengaruh Terapi Oksigen. repository.ump.ac.id (diakses 28
Desember 2017) 2. Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika:
Jakarta. Hlm 107
3. Ari Sulistyawati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin : Jakarta. Salemba
Medika. Hlm 63
4. Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba
medika. Hlm. 1
5. Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba
medika. Hlm. 87 6. digilib.unimus.ac.id (diakses 1 Januari 2018) 7. Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Nuha Medika Hlm. 85
8. Elizabeth Siwi Walyani. 2015. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal. Yogyakarta :PustakaBaru Press Hlm. 131
9. Helen Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 : Jakarta. EGC. Hlm
672
10. Ika Putri Damayati dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
Bersalin dan bayi baru Lahir. CV Budi Utama Ed.1 Cet. 1 : Yogyakarta Hlm. 214
11. Kemenkes RI, 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan. Hlm. 242
12. Kemenkes RI, 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan. Hlm. 22 13. Keputihan Pada Ibu Hamil usia Gestasi 11-24 Minggu, Cikarang : Rs Medirossa .2
14. Manuaba. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita:Jakarta. Kedokteran
EGC.Hlm 61-62 15. Marsha Khumaira. 2012. Ilmu Kebidanan. Citra Pustaka : Jogyakarta. Hlm 3
16. Muslihatun, Wafinur. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan balita. Yogyakarta.
Fitramaya. 17. Natalia, Debby & Srinalesti, Mahanani. 2015. Perawatan organ reproduksi dan
kejadian keputihan pada ibu hamil. Kediri: Stikes Rs baptis Kediri. 139 18. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT
Bina Pustaka. Hal: 215
19. Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika
20. Qonita, Inimroatul. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “I” G1P0A0
UK 32 minggu Kehamilan. Jombang: Icme. Hal: 1 21. Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka : Jakarta. Hlm 213 22. Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika. Hlm 73 23. Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka : Jakarta. Hlm 175 24. Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika. Hlm 75 25. Suryati Roumali. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika. Hlm 138 26. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D- Medika. Hal:87
127
27. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D-Mediksa. Hal: 88
28. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D Medika. Hal:8
29. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D-Medika. Hal: 88-89
30. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D-Mediksa. Hal: 88
31. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D-Medika. Hal: 88-89
32. Triyana, Yani, Firda. 2013. Panduan klinis, kehamilan dan persalinan.
Jogjakarta: D-Medika. Hal: 88-89 33. Usman, Bening, 2013. Hubungan Perilaku Hygiene Organ Genetalia Eksterna Dengan
Jenis 34. Yuni Kusmiati,dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:
Fitramaya. Hlm 143
128
Lampiran 1
129
Lampiran 2
130
Lampiran 3
131
Lampiran 4
132
Lampiran 5
133
Lampiran 6
134
Lampiran 7
135
Lampiran 5
136
Lampiran 9
137
Lampiran 10
138
Lampiran 11
139
Lampiran 12
140
Lampiran 13
141
Lampiran 14
142
Lampiran 15
143
Lampiran 16
144
145