Laporan transpirasi

download Laporan transpirasi

of 16

Transcript of Laporan transpirasi

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahFisiologi Tumbuhanyang dibimbing oleh Ibu Nugrahaningsih dan Bapak I Wayan Sumberartha

Oleh:Kelompok 4/Offering BHana Arifiana (140341600865)Intan Permatasari (140341605268)Lydia Bayu Fitriana (140341604708)Nabilah Febrianti Hasan (140341601400)Nova Yesika Gultom (140341605196)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGISeptember 2015A. TopikTranspirasi pada tumbuhan

B. Tujuan Mahasiswa dapat mengukur kecepatan transpirasi dengan transpirometer pada luasan daun Mahasiswa dapat mengukur kecepatan tarnaspirasi dengan metode penimbangan langsung pada luasan daun Mahasiswa mampu menganalisis faktor yang mempengaruhi kecepatan transpirasi

C. Dasar TeoriDalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfir. Banyaknya air yang dikeluarkan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun terdapat perbedaan terjadi antar spesies. Proses Transpirasi adalah proses kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar akar tanaman, dipergunakan untuk membentuk jaringan tanaman dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfir (Purba, 2011).Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daun terdapat banyak stomata.Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun (Lakitan, 1993). Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan berupa jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata dan (2) Faktor luar seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Salisbury dan Ross, 1992). Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 1993).Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari (Agustine, 2014) Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air dalam melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui transpirasi untuk membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbon dioksida melaui pori stomata, yang paling banyak terdapat pada permukaan daun dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Purba, 2011).

D. Alat Bahan1. Transpirometer2. Pucuk tanaman Acalipha3. Kapas4. Vaselin5. Timbangan torsi6. Neraca digital7. Kertas8. Botol 100 cc9. Aquadest

E. Cara Kerjaa. Menghitung kecepatan transpirasi dengan transpirometer

Meletakkan pucuk tanaman pada transpirometer dengan benar, buat untuk 2 perlakuan

Menghitung luas total daun yang melakukan transpirasi.bhhhjMencatat perubahan laju gerakan air pada pipa kapiler transpirometer pada masing-masing perlakuan setelah 1 jam Menempatkan satu perlakuan di tempat ternaungi & satu perlakuan lagi di tempat di tempat yang terkena cahaya langsung.

b. Menghitung kecepatan transpirasi dengan metode penimbangan langsung

Memasukkan pucuk tanaman ke dalam botol berisi air, buat untuk 2 perlakuanMenghitung luas total daun yang melakukan transpirasiMenimbang botol tersebut setiap 15 menit, melakukan penimbangan sebanyak 3xMenempatkan botol tersebut seperti pada prosedur aMenimbang botol berisi pucuk tanaman tersebut

c. Data PengamatanBerat kertas = 100 cm = 1,46 gramVolume awal transpirometer = 0,08 mlBerat botol awal = 245 gramNo.Timbangan LangsungTranspirometer

1.I. berat 15 menit pertama= 237,5 gramSelisih berat awal dan I adalah245,0 - 237,5=7,5 gram

II. berat 15 menit kedua= 237,3 gramSelisih berat I dan II adalah237,5 - 237,3= 0,2 gram

III. berat 15 menit ketiga = 236,8 gram Selisih berat II dan III adalah237,3 - 236,8 = 0,5 gram

I.Volume transpirometer 15 menit pertama 0,11 ml Selisih volume awal dan I adalah0,11 - 0,08 = 0,03 ml

II. volume transpirometer 15 menit kedua = 0,15 mlSelisih volume I dan II adalah0,15 - 0,11= 0.04 ml

2.Berat asli daun (a) = 2,83 gramBerat pola daun (b)= 3,46 gram

Berat asli daun (a) = 2,26 gramBerat pola daun (b)= 2,59 gram

3.

4.

5.

d. Analisis DataDari praktikum yang telah dilakukan tentang trasnpirasi mendapatkan perlakuan dengan cahaya matahari dengan media botol kaca dengan transpirometer. Data yang diperoleh pada media botol kaca dengan penimbangan langsung Berat 15 menit pertama = 237,5 gram. Selisih berat awal dan I adalah 245,0-237,5 = 7,5 gram. Berat 15 menit kedua= 237,3 gram. Selisih berat I dan II adalah 237,5- 237,3= 0,2 gram. Berat 15 menit ketiga = 236,8 gram. Selisih berat II dan III adalah 237,3-236,8 = 0,5 gram . Penimbangan pada daun juga dilakukan beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila. Diperoleh data berat asli daun (a) = 2,83 gram dan berat pola daun (b)= 3,46 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data sebagi berikut:

Luas permukaan daun adalah 0,018 cm2, kemudian dihitung nilai rata-rata dari perubahan berat botol sebagai berikut.

Maka dapat dihitung kecepatan transpirasi pada daun sebagai berikut:

Sedangkan pada praktikum menggunakan media transpirometer diperoleh data volume transpirometer 15 menit pertama 0,11 ml. Selisih volume awal dan I adalah 0,11-0,08 = 0,03 ml. Volume transpirometer15 menit kedua = 0,15 ml. Selisih volume I dan II adalah 0,15-0,11= 0.04 ml. Daun pada percobaan menggunakan media tranpirometer beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila diperoleh data berat asli daun (a) = 2,26 gram dan berat pola daun (b)= 2,59 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data sebagai berikut:

Luas permukaan daun adalah 0,873 cm2, kemudian dihitung nilai rata-rata dari perubahan berat botol sebagai berikut.

Maka dapat dihitung kecepatan transpirasi pada daun sebagai berikut:

e. Pembahasan1. Perhitungan Kecepatan Tarsnpirasi Menggunakan Penimbangan LangsungFungsi transpirasi pada pertumbuhan tanaman untuk mengetahui kemampuan fotosintesis tanaman dalam kepemilikan terhadap air tersedia dan membantu proses transport unsur hara dan garam-garam mineral dari akar menuju batang dan daun. Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya (Agustine, 2014). Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar,batang, dandaun. Aliranairtersebutakan ikutmembantu prosespenyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan. Menggunakan metode penimbangan sehelai daun segar atau bahkan seluruh tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan,ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angkapenunjuk besarnyatranspirasi.Metode penimbangandapat puladitujukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Soedirokoesoemo, 1993). Pada praktikum kali ini botol yang telah diisi air sebanyak 100ml, diberi tanaman acalipha dengan daun yang berjumlah 5 helai dan ditutup menggunakan kapas yang telah dilapisi Vaseline ditimbang diatas neraca, dari hasil timbangan menunjukkan angka 245 gram. penimbangan dilakukan sebanyak 3x15 menit.Dari hasil analisa dijelaskan bahwa berat 15 menit pertama adalah 237,5 gram. Selisih berat awal dan berat 15 menit pertama adalah 7,5 gram. Berat 15 menit kedua sebesar 237,3 gram. Selisih berat 15 menit pertama dan 15 menit kedua adalah 0,2 gram. Berat 15 menit ketiga adalah 236,8 gram dengan selisih berat 0,5 gram. Penurunan berat botol menandakan berkurangya air. Pada praktikum ini air berfungsi sebagai pemberi turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga bentuk daun dan membuka serta menutupnya stomata pada tanaman (Agustine, 2014). Pada ujung botol ditutup rapat menggunakan kapas yang dilapisi oleh Vaseline, dalam hal ini Vaseline berfungsi sebagai pengisi celah yang ada pada kapas agar air tidak menguap melalui celah-celah kapas. Hal ini ditujukan agar pada praktikum ini didapatkan data yang akurat. Penimbangan pada daun juga dilakukan beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila. Kecepatan transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan, 2010): mg / cm2/ JamDimana Xadalah selisih rata-rata berat botol +air +tanaman sebelum dan sesudahpercobaan. Sedangkan L merupakan luas total daun. Untuk luas total daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan, 2010):

Dimana a merupakan berat seluruh pola daun dan b menunjukkan berat potongan kertas. Diperoleh data berat asli daun (a) sebesar 2,83 gram dan berat pola daun (b) sebesar 3,46 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data0,818 dan rata-rata penurunan berat botol adalah 2,73 gram. Dari data tersebut dihitung kecepatan transpirasi daun acalipha sebesar 3,34 mg /cm2/ jam. Menurut pendapat Dwijoseputro, 1989 faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi, yaitu 1. KelembabanGerakan uap air dari udara kedalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang, dengan demikian eandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusidari uap air keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang adadi dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akanbertambah besarbegitupula sebaliknya.Padakelembabanudararelatif 50% perbedaan tekanan uapair didaundanatmosferdua kalilebihbesardarikelembaban relatif 70%. 2. Suhu Kenaikan suhu dari 180-200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100-200 F lebih tinggi dari pada suhu udara.3. CahayaCahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu (1) sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi energi radiasi dan (2) cahaya tidak selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata dengan mekanisme tertentu. 4. AnginAngin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi baik didalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada pengaruhnyaterhadap penyingkiran uapair.5. KandunganairtanahJika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan airmelalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi transpirasi, yaitu:1. Penutupan stomataSebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan. 2. Jumlah dan ukuran stomataGenotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata. 3. Jumlah daunMakin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.4. Penggulungan atau pelipatan daunJika banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5. Kedalaman dan proliferasi akar Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen. Pada dasarnya, cahaya matahari merupakan bahan yang sangat penting dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan setiap proses fotosintesis. Pengukurandilakukandenganpenimbanganlangsung bukandenganvolumebertujuan untuk mempermudah dalam proses pengukuran, mengingat mengukurvolume dibutuhkan ketelitian yang lebih. Di samping itu tanaman diletakkan dalam botol (ditutup dengan kapas yang dioles dengan vaselin) dan pengukuran botol dilakukan dengan penimbangan berat, jadi menyesuaikan dengan pengukuran dari botol/wadah tanaman dan diukur dari pertambahan botol yangberisi tanaman tersebut (Lestari, 2006). Transpirasi pada tempat yang terkena cahaya matahari lebih cepat bila dibandingkan dengan transpirasi pada tempat yang gelap. Hal ini disebabkankarena radiasi cahaya matahari mempengaruhi membukanya stomata, sehingga transpirasi akan berjalan dengan lancar. Selain itu deengan adanya sinar matahari menyebabkan suhu lingkungan meningkat dan kelemban turun bila dibandingkan pada tempatyang teduhatau gelap. Akibatnyaperbedaan tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara semakin besar dan laju transpirasi makin meningkat (Lestari, 2006).

2. Perhitungan Kecepatan Transpirasi Menggunakan TranspirometerBerdasarkan praktikum yang telah di lakukan, menghitung kecepatan transpirasi dengan transpirometer bertujuan untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya (Loveless, 1991). Prosedur kerja yang harus di lakukan untuk menghitung kecepatan transpirasi dengan transpirometer yang pertama adalah dengan meletakkan pucuk tanaman pada transpirometer dengan benar (Tim Pengampu Fisologi Tumbuhan, 2010). Transpirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan penguapan air melalui daun secara kuantitatif (Wirakususmah, 2003). Hasil pengukuran secara teliti dapat dinyatakan dalam ml/cm/detik, yaitu jumlah penguapan dari tiap permukaan daun luas 1 cm tiap detik. Dengan alat ini dapat ditanamkan suatu konsep tentang fungsi hutan yang penuh dengan tanaman yang rimbun dalam memengaruhi musim di suatu daerah (Gardner, 1991). Alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu (1) pipa Y yang berfungsi sebagai tempat pesediaan air (yang bertutup karet) dan tempat tertancapnya ranting tanaman yang diselidiki (yang berujung pipa karet) dan (2) pipa kapiler yang dikaliberasi, teliti hingga 0,01 ml. Bagian-bagian ini dihubungkan dengan pipa karet dan seluruh alat terletak dan tertempel pada bantalan dan penyangga logam atau kayu. Prinsip kerja alat ini yaitu dapat menunjukkan setiap kedudukan air pada pipa kapiler berskala sebagai akibat adanya penguapan air dari daun setiap waktu tertentu. Volum air yang menguap dari daun sama dengan volum ruang pada pipa kapiler yang ditinggalkan air (Sasmitamihardja, 1996).Berdasarkan hasil analisis pada praktikum menggunakan media transpirometer diperoleh data volume transpirometer 15 menit pertama 0,11 ml. Selisih volume awal dan 15 menit pertama adalah 0,03 ml. Volume transpirometer pada 15 menit kedua sebesar 0,15 ml sehingga selisih volume volum 15 menit pertama dan volum 15 menit kedua adalah 0.04 ml. hal ini menujukkan berlurangnya volum air pada transpirometer. Daun pada percobaan menggunakan media transpirometer beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila diperoleh data berat asli daun (a) sebesar 2,26 gram dan berat pola daun (b) sebesar 2,59 gram. Kecepatan transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan, 2010): mg / cm2/ JamDimana adalah selisih rata-rata pengurangan volume air pada trasnpirometer selama percobaan. Sedangkan L merupakan luas total daun. Untuk luas total daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan, 2010):

Maka didapatkan hasil perhitungan kecepatan tarsnpirasi pada tumbuhan adalah 0,040 mg / cm2/ Jam. Pada alat transpirometer, air dalam tabung akan berkurang karena diserap tanaman dan ruang bekas air akan diisi udara, hal ini di lakukan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol cairan tubuh (turgiditas sel), penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta mengendalikan suhu jaringan. Dengan mengukur jarak tempuh pada pipa kapiler, dapat diketahui jumlah air yang diuapkan oleh daun tanaman (Sasmitamihardja,1996). Pada praktikum ini pengamatan menggunakan cahaya matahari sebagai faktor luar yang mempengaruhi transpirasi. Sinar matahari menyebabkan membukanya stomata, jadi banyaknya sinar mempercepat transpirasi. Karena sinar matahari juga mengandung panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stomata dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Darmawan,1982). Stomata. merupakan modifikasi beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan, terutama bila dibandingkan untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras. Melalui stoma tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap perubahan dan stress dari lingkungannya. Tumbuhan darat banyak mengeluarkan zat-zat melalui stomata. Stomata selain merupakan alat pelepasan dan penyerapan, juga merupakan alat kontrol atau pengatur pertukaran gas agar terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas dalam jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologisnya (Tjitrosoepomo, 1998).Mekanisme pengaturannya dilakukan melalui adaptasi fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-menutupnya stomata. Melalui cara ini konduktivitas stomata bersifat dinamik adaptif (Sasmitamihardja, 1996). Secara fisiologis, tumbuhan mampu mengatur tingkat konduktivitas stomata, dengan cara mengatur tingkat buka tutupnya stomata. Secara struktural, adaptasi stoma ditunjukkan dari segi bentuk, ukuran, dan sebaran atau rasio antara permukaan atas dan bawah daun (Soedirokoesoemo,1993). Pada tumbuhan air umumnya stomata lebih banyak dibentuk pada epidermis atas daun. Pada tumbuhan darat umumnya, jumlah stomata lebih banyak pada epidermis bawah daun.Pada tumbuhan daerah kering (xerofit), selain stomata kecil-kecil dan lebih banyak dibentuk di permukaan bawah daun, banyak yang diikuti dengan penebalan kutikula untuk membantu menahan laju kehilangan air melalui transpirasi (Siregar, 2003). Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan baik dengan penimbangan langsung maupun dengan menggunakan transpirometer di peroleh hasil untuk yang cukup jauh berbeda. Jika pada penimbangan langsung, di peroleh hasilnya sebesar mg / cm2/ jam maka pada percobaan dengan menggunakan transpirometer, di peroleh hasil sebesar mg / cm2/ Jam. Menurut praktikan hal tersebut di karenakan telah terjadi kesalahan saat melakukan praktikum dengan menggunakan transpirometer ketika praktikan melakukan pengamatan menggunakan transpirometer praktikan hanya bisa melakukan percobaan sebanyak 2 kali setiap 15 menit pengamatan. Sedangkan untuk yang 15 menit ketiga, praktikan tidak bisa melanjutkan praktikum dan mencatat datanya di karenakan air di transpirometer sudah merembes keluar atau bocor. Jadi, perhitungan yang didapatkan oleh praktikan kurang akurat. f. Kesimpulan dan SaranKesimpulanTranspirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas ke udara di sekitar tumbuhan dinamakan transpirasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ada 2 yaitu faktor luar dan dalam. Faktor dalam berupa besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, dan bentuk serta lokasi stomata. Sedangkan faktor luar berupa sinar matahari, temperatur, kelembaban udara, angin, serta keadaan air dalam tanah.Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Luas permukaan daun dengan cahaya matahari adalah 0,818 cm22. Kecepatan transpirasi tanaman Acaliva dengan media cahaya matahari adalah 3,34 mg/cm2/jam3. Luas permukaan daun dengan media transpirometer adalah 0,837 cm24. Kecepatan transpirasi tanaman Acaliva dengan media transpirometer adalah 0,040 mg/cm2/jam

SaranAdapun saran yang dapat di cantumkan pada penulisan laporan ini adalah kami selaku mahasiswa menyarankan agar praktikum diberikan waktu yang panjang. Agar kami bisa mengamati dan melasanakan praktikum tersebut dengan baik, meningkatkan tingkat ketelitian kerja di dalam melakukan suatu percobaan agar hasil yang kita capai lebih maksimal, serta memperhatikan setiap arahan dari dosen agar praktikum dapat berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka

Agustine, Metty. 2014. Percobaan II Transpirasi. Makassar: Universitas Hasanuddin Darmawan, J dan Bharsjah, J. 1982.Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Jakarta: Erlangga,.Dwidjoseputro. 1989 .PengantarFisiologiTumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.Gardner, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Jakarta: Penerbit Universitas IndonesiaLakitan, B.1993. Dasar-Dasar fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Lestari, E. G. 2006. HubunganantaraKerapatanStomatadenganKetahananpada Somaklon Padi Gadjah mungkur, Towuti, dan IR 64.Biodiversitas hlm. 44-48Loveless, A. R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaPurba, J.H. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.). Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 3: hlm.146-151.Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung: Insitut Teknologi Bandung Press.Sasmitamihardja, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan FMIPA ITB. Siregar, Arbayah, 2003.Anatomi Tumbuhan.Bandung: ITBSoedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.Tjitrosoepomo H.S.1998.Botani Umum.Yogyakarta: UGM Press.Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan. 2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA UM.Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.