laporan TPP2tahu
-
Upload
cinthya-marbella -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of laporan TPP2tahu
LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN HASIL PERKEBUNAN
TAHU(Glycine soja)
Oleh
Nama : Cinthya MarbellaNRP : 123020221No. Meja : 4 (empat)Kelompok : HTanggal Praktikum : 31 Maret 2015Asisten : Ratu Julia Harni
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2015
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang
Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah
dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin
berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19,
menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan
perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan
Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian
berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. (Anonim,2012)
Tanaman kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di
butuhkan oleh penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan
sumber protein, nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah
tumbuh diberbadai wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis
tanaman palawija yang cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai
bahan makanan kedelai mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein
(40%), lemak (20%), karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997).
Di Indonesia, kedelai banyak diolah untuk berbagai macam bahan pangan,
seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom, tauco, tempe, es
krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu, juga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pakan ternak. (Anonim,2012)
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, maka permintaan akan komoditas kedelai terus
meningkat dari tahun ke tahun dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
kebutuhan akan gizi. Akan tetapi, kapasitas produksi dalam negri belakangan ini
cenderung menurun. Setiap tahunnya pemerintah melakukan impor kedelai yang
belakangan ini sudah mencapai 600 ribu ton per tahun (Arsyad dan Syam, 1998).
Menurut Hilman, et al. (2004), proyeksi permintaan kedelai tahun 2018
sebesar 6,11 juta ton, sedangkan produksi kedelai tahun 2003 sekitar 672.000 ton,
padahal produksi tahun 1992 pernah mencapai 1,87 juta ton. Karenanya, tanpa
upaya dan kebijakan khusus, hingga tahun 2018 kebutuhan kedelai nasional tetap
akan bergantung pada impor. Rendahnya produksi tersebut dapat disebabkan oleh
banyak faktor pembatas yang menyebabkan produksi yang dihasilkan belum
mampu memenuhi kebutuhan di Indonesia. (Anonim,2012)
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok di negeri ini, yang
termasuk dalam makanan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna. Tahu juga
merupakan makanan yang mengandung sangat banyak gizi dan cukup mudah
untuk diproduksi.Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang dibutuhkan hanya
berupa kacang kedelai. Tidak heran jika saat ini kita dapat menemukan banyak
sekali pabrik pembuatan tahu, baik dalam bentuk usaha kecil dan usaha menengah
yang masih menggunakan cara konvensional ataupun usaha-usaha yang sudah
cukup sukses dengan cara pembuatan yang lebih modern. (Ambunu,2012)
1.2.Tujuan Percobaan
Untuk penanekaragaman/diversifikasi produk olahan kedelai, menambah
nilai ekonomis, dan mengetahui pembuatan tahu serta menambah nilai gizi
kedelai.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan penambahan koagulan pada proses penggumpalan protein
kedelai sehingga protein kedelai terdenaturasi.
Kedelai Penghancuran Penyaringan Filtrat kedelai
Pengepressan Koagulasi Penurunan Pemanasan Suhu
Pengukusan Pencetakan Tahu
II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan Percobaan yang
Digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
2.1. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan tahu antara lain
kacang kedelai, air, dan CH3COOH.
2.2. Alat-alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom, timbangan,
panci, thermometer, kain waring, blender, saringan, dan mangkuk sample. v
2.3 Metode Percobaan
Gambar 1. Proses Pembuatan
Tahu
Kacang Kedelai
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tahu
III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Pencucian I
Perendaman (t: 24jam)
Penyaringan ampas
Pencetakan dan pengepressan
Air bersih
Air hangat
Filtrat kedelai
Uap airPemanasan (T: 80-90oCT: 10menit)
Minyak nabati
Air kotor
Penimbangan
Pencucian IIAir bersih Air kotor
Penggilingan
Ampas
Pengukuran volume
Penurunan suhu (T: 80-90oC, t: 10menit)
KoagulasiKoagulan
Tahu
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan Pembuatan Tahu,
(2) Pembahasan
3.1. Hasil Percobaan
Berdasarkan pengamatan pada pembuatan tahu yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tahu
No Analisa Hasil Pengamatan
1. Nama Produk Tahu2. Basis 383,9 gram3. Bahan Utama Kacang kedelai 383,9 g4. Bahan Tambahan Air hangat
CH3COOH2700 mL0,5 mL
5. Berat Produk 268 gram6. %Produk 9,74%7. Organoleptik
a. Warnab. Rasac. Aromad. Kenampakane. Tekstur
Putih gadingAsin
Khas tahuKurang menarik
Lunak
8. GambarProduk
(Sumber: Kelompok H, Meja 4, 2015).
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan tahu didapatkan hasil bahwa
dengan basis 500 gram dapat menghasilkan berat produk 268 gram dengan %
produk 9.74 %. Berdasarkan sifat organoleptik tahu memiliki warna putih gading,
rasa asin, aroma khas tahu, tekstur lunak, dan kenampakan yang kurang menarik.
Proses pembuatan tahu diawali dengan proses penyortiran. Tujuan dari
pemilihan ini untuk mendapatkan kedelai yang bersih, bebas dari kotoran
sehingga menghasilkan produk tahu yang berkualitas. Biji-biji kedelai yang sudah
bersih itu kemidian dimasukkan ke dalam ember berisi air dimana airnya
mengalir, sehingga kotoran yang melekat maupun tercampur diantara biji dapat
hilang (Siahaan, 2013).
Proses pencucian berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang masih
menempel pada kedelai. Setelah kedelai dicuci kemudian kedelai direndam 12-24
jam. Perendaman kedelai dimaksudkan agar kedelai menyerap air sehingga lebih
lunak dan kulitnya mudah dikupas. Cara mengupas kulit kedelai ini adalah dengan
meremas-remas kedelai dalam air kemudian dikuliti sehingga biji-biji kedelai
kelihatan bersih (Siahaan, 2013).
Kedelai yang telah direndam lalu dicuci kembali untuk mengelupaskan
kulit ari dari kedelai. Cara mengupas kulit kedelai ini adalah dengan meremas-
remas kedelai dalam air kemudian dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan
bersih. Keping-keping kedelai ditambah iar panas dan dimasukkan ke dalam alat
penggiling. Untuk 1 bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas dengan
tujuan untuk menonaktifkan enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang
menyebabkan bau langu (Siahaan, 2013).
Cara penggilingan kedelai yaitu keping-keping kedelai direndam air panas
selama beberapa menit kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang
digerakkan generator. Keping-keping kedelai tergiling menjadi halus dan menjadi
bubur putih yang kemudian disaring dan ditampung dalam panci besar. Proses
selanjutnya adalah pendidihan, pendidihan ini bertujuan untuk menonaktifkan zat
antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna dan mengkoagulasi protein sari
kedelai. Pada proses pemanasan dilakukan pengadukan yang searah agar
perambatan panas dari api kompor merata pada semua bahan, selain itu agar tidak
terjadinya kerusakan protein bahan yang tidak diinginkan (Siahaan, 2013).
Sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-kuninigan itu
ditambah dengan batu tahu atau air cuka sehingga timbul jonjot-jonjot putih.
Penggumpalan ini berlangsung selama 10 menit agar mendapatkan protein yang
terkoagulasi sempurna. Fungsi cuka adalah bahan pengkoagulan yaitu zat yang
dapat membuat keadaan sari kedelai menjadi isoelektrik (Siahaan, 2013).
Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan
pemisahan air asam atau cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara
meletakkan tampah diatas endapan kemudian menekannya. Maka air akan berada
diatas tampah kemudian diselang atau diambil dengan gayung. Setelah itu barulah
gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian alasnya
dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan gumpalan protein
kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan pemberat agar air pada
adonan tahu keluar secara maksimal dan membentuk massa tahu menjadi padat
(Siahaan, 2013).
Ketika proses pembuatan tahu, terjadi perubahan fisika kimia pada bahan
yang diolah. Proses perendaman dengan air panas angan menginaktivasi enzim
lipoksigenase yang menyebabkan bau langu. Pada proses pemanasan terjadi
pemutusan ikatan air dengan protein karena air menerima panas sehingga protein
tidak stabil kemudian mengendap, koagulasi diperkuat pada saat penambahan
koagulan. Asam asetat memiliki ion positif yaitu CH3+dan ion negatif COOH-
lalu aion ion ini akan berikatan dengan kutub neegatif dan positif pada kisaran pH
4,5 sehingga protein mengalami titik isoelektrik dan kemudian mengendap.
Koagulan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat. Selain asam
asetat terdapat beberapa koagulan lain yang dapat digunakan sebagai penggumpal.
Koagulan adalah bahan yang digunakan untuk mendenaturasi protein didalam
susu kedelai sehingga dihasilkan curd (gumpalan tahu). Jenis koagulan yang
digunakan antara lain kalsium/magnesium-klorida; kalsium sulfat; glukano-D-
laktone; dan koagulan asam (asam laktat, asam asetat). Kalsium/magnesium-
klorida akan menghasilkan tahu dengan flavor sangat baik; pembentukan curd
cepat tetapi daya ikat airnya rendah sehingga rendemen yang diperoleh kecil dan
tekstur tahu cenderung kasar. Kalsium sulfat merupakan koagulan yang paling
umum digunakan. Koagulan ini kelarutannya didalam air lambat sehingga
pembentukan curd juga berlangsung lambat. Daya ikat airnya tinggi, sehingga
rendemen tahu yang dihasilkan akan lebih banyak daripada Ca/Mg-klorida dan
tekstur tahunya halus. Glukano-D-laktone merupakan koagulan asam, memiliki
daya ikat air yang tinggi, dan membentuk tahu dengan tekstur seperti gel dan
flavor sedikit asam. Koagulan ini biasa digunakan untuk membuat tahu sutra.
Sementara itu, koagulan asam (asam laktat, asam asetat) memberikan rendemen
yang rendah, dengan tekstur tahu yang rapuh (mudah hancur) dan flavor agak
asam (Syamsir, 2008).
Tahu yang beredar di pasaran memiliki jenis yang berbeda-beda. Awalnya
jenis tahu hanya satu macam, yaitu tahu putih. Seiring perkembangan kuliner,
jenis tahu dan rasanya mengalami banyak perkembangan juga. Kini, tahu yang
dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama tofu ini memiliki banyak jenis. Berikut
ini aneka tahu dan cara tepat mengolahnya.
- Tahu Putih
Tahu jenis ini teksturnya padat dengan pori-pori agak besar. Di pasaran
dapat dijumpai dalam beragam bentuk dan ukuran. Tahu putih cocok diolah untuk
lauk, hidangan berkuah (sup, sayur kuah), aneka tumis, adonan isian dan goring.
Selain itu juga cocok dijadikan campuran kud pan seperti kroket, perkedel, nugget
dan lain-lain.Tapi ingat karena tahu putih mudah hancur, sebaiknya tambahkan
sedikit tepung teigu atau telur saat mengolahnya. Dengan begitu teksturnya akan
tetap kokoh. Jangan menyimpan tahu putih terlalu lama. Tahu putih hanya bisa
bertahan selama 2 hari. Lebih dari itu akan terjadi perubahan aroma dan tekstur.
Pengukusan dan penyimpanan dalam almari pendingin hanya mengawetkan 1 hari
(Nadya, 2012).
- Tahu Kuning
Tahu ini dikenal dengan nama tahu takwa atau tahu Kediri, karena sentra
pembuatan tahu ini banyak dijumpai di Kediri. Teksturnya sangat padat, kenyal,
berpori halus dan lembut. Karena lebih padat daripada tahu putih, tahu ini tidak
mudah hancur. Anda pun lebih mudah mengolahnya. Tahu kuning bisa
dimanfaatkan untuk tumisan, isi sup atau digoreng. Kalau digoreng, bagian luar
kering renyah, namun tetap lembut di bagian dalamnya. Tahu kuning Kediri
berbenttuk kotak segi empat dan agak pipih. Warna kuningnya menggunakan
pewarna alami yang berasal dari kunyit. Prosenya, tahu dibentuk dahulu baru
kemudian direbus dalam larutan kunyit dan garam. Sehingga tapa diolah pun tahu
sudah bisa dimakan, karena perebusan membuat tahu matang. Selain itu larutan
kunyit dan garam membuat rasanya gurih dan tidak masam (Nadya, 2012).
- Tahu Pong
Teksturnya padat dengan pori-pori besar. Ciri khasnya ketika digoreng
kering, maka bagian dalamnya akan membentuk rongga, kulitnya akan
kecokelatan dan renyah. Tahu pong lebih umum disajikan untuk camilan dan
campuran masakan berkuah (Nadya, 2012).
- Tahu Susu
Tahu susu diperoleh dari proses curding (menggumpalkan) susu dengan
rennet atau asam, seperti lemon juice atau cuka, kemudian menghilangkan bagian
cairnya. Nah, bagian susu yang telah menggumpal tersebut kemudian dipadatkan
hingga membentuk batangan tahu. Tampilan tahu susu mirip dengan tahu air,
tetapi lebih padat dan gurih rasanya. Pembuatan tahu susu adalah salah satu upaya
memanfaatkan susu yang kualitasnya rendah. Tahu susu cocok untuk olahan
panggang seperti steak, digoreng, untuk campuran isi paid an topping pizza
(Nadya, 2012).
- Tahu Sutera (Tofu)
Disebut tahu sutera karena teksturnya sangat halus. Pada umumnya tofu
berwarna putih. Di pasaran dijual dalam keadaan segar dan dikemas dengan
plastik kedap udara. Tofu ada yang berbentuk silinder dan segi empat. Tofu yang
ditambah dengan telur dikenal dengan nama egg tofu, warnanya lebih kuning.
Sedangkan tofu dengan tambahan udang namanya shrimp tofu. Memilih tofu lebih
mudah karena dalam kemasannya telah tercantum tanggal kadaluarsanya. Tekstur
tofu yang sangat lembut dan rapuh membutuhkan trik khusus saat mengolahnya.
Jika anda ingin menggoreng, potonglah dengan pisau tajam sesuai ukuran yang
dikehendaki. Lalu lumuri dengan tepung maizena dan goring dalam minyak
hingga tofu terendam. Gunakan api sedang saat menggoreng, dan jangan sering
membolak-balik agar tidak hancur. Jika anda ingin menambahkan dalam sup atau
membuat sup tofu. Masukkan tofu sesaat sebelum sup di angkat dari atas api dan
jangan mengaduknya. Simpan tofu dalam lemari es hingga tanggal kadaluarsanya.
Jika tofu yang anda beli tidak dalam kemasan kedap udara, maka rendam tofu
dengan sedikit air lalu simpan dalam lemari pendingin. Sebelum digunakan
jangan lupa meniriskan airnya terlebih dahulu (Nadya, 2012).
- Tahu Air
Warnanya putih seperti tahu putih, tetapi teksturnya lebih lembut dan
lunak karena terbuat dari gumpalan susu kedelai yang dipadatkan. Tahu air cocok
diolah untuk sapo, mapo dan beragam sajian berbumbu sechuan. Anda juga bisa
memotongnya dalam lalu ukuran kecil (3×3 cm) lalu menggorengnya untuk
camilan santai sore hari. Rasanya gurih dan lembut, cocok dicocol dengan sambal
atau saus siap saji.(Nadya, 2012).
- Tahu Kulit
Jenis tahu kulit paling popular adalah tahu Sumedang. Kulitnya berwarna
kecokelatan dengan rongga bagian dalam yang akan tampak jika tahu digoreng.
Tahu Sumedang termasuk tahu siap santap, jadi tak perlu mengolahnya lagi.
Cukup menggoreng, dan menyajikan saus sebagai pendampingnya (Nadya, 2012).
Berdasarkan sifat organoleptik dari tahu yang dihasilkan dapat diketahui bahwa
produk memenuhi syarat-syarat tahu menurut SNI 01-3142-1998 tentang tahu.
Selain itu, pada proses pembuatan tahu tidak ditambahkan bahan tambahan
makanan yang dilarang sehingga produk memenuhi standar SNI. Critical control
point yang perlu diperhatikan dalan pengolahan tahu ini adalah pemanasan sari
kedelai. Jika pemanasannya tidak cukup maka enzim lipoksigenase akan tetap
aktif dan koegulasi protein berjalan kurang maksimal.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan tahu didapatkan hasil bahwa
dengan basis 500 gram dapat menghasilkan berat produk 268 gram dengan %
produk 9.74 %. Berdasarkan sifat organoleptik tahu memiliki warna putih gading,
rasa asin, aroma khas tahu, tekstur lunak, dan kenampakan yang kurang menarik.
4.2. Saran
Praktikan lebih teliti dalam menimbang bahan. Praktikan harus benar-
benar bersih dalam melakukan setiap percobaan agar kehigienisan produk tetap
terjaga. Praktikan lebih tertib di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,(2012). Tahu. http//akademiaedu.com/ Diakses : 04 April 2015
Deni, Handay. 2014. Pembuatan Tahu Kedelai. http://www.digilib.unimus.ac.id.
Diakses : 04 April 2015.
Meliazrini. 2012. Sifat-sifat Protein. http://www.meliazrini.blogspot.com.
Diakses : 04 April 2015.
Nadya. 2012. Mengenal Tahu dan Cara Tepat Mengolahnya.
http://sharingdisini.com/2012/09/08/mengenal-jenis-tahu-dan-cara-tepat-
mengolahnya/. Diakses : 04 April 2015.
Syamsir. 2008. Pengaruh Koagulan Terhadap Karakteristik Fisik Tahu.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1799309-pengaruh-koagulan-
terhadap-karakter-fisik/#ixzz30kXwqOly. Diakses : 04 April 2015.
Taue. 2010. Kandungan Gizi dan Manfaat Tahu. http://www.tautauenak
.wordpress.com. Diakses : 04 April 2015.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Tahu
Tahu: Air 1 : 7 383,9 gram : 2700 Ml
% produk= W produkW filtrat+V koagulan
×100 %
% produk= 268 gram0.5+2750
×100 %
% produk=9.74 %
LAMPIRAN DISKUSI
1. Seringkali penambahan bahan tambahan yang tidak food grade ditambahkan
pada makanan, dengan beberapa tujuan. Salah satu contohnya produk tahu, karena
tahu merupakan produk yang mempunyai kadar air tinggi sehingga cepat rusak.
Maka mahasiswa teknologi pangan mengetahui:
a. Tanda-tanda kerusakan tahu, jelaksan minimal 5 buah!
Jawab: bentuk yang duah tidak kompak (tahu menjadi pecah), bau yang sudah
tidak enak, perubahan warna yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri, rasa yang
sudah asam (asam berasal dari bakteri bukan dari koagulan) dan terdapat lendir.
b. Jelakan jenis-jenis koagulan yang boleh digunakan dan jelaskan batas pH yang
sesuai untuk semua koagulan!
Jawab : asam asetat dan asam jeruk nipis karena asam dapat merubah titik
isoelektrik pada tahu. Garam-garam seperti garam sulfat (batu tahu) dan garam-
garam klorida (batu sioko) karena garam dapat menarik mantel air sehingga
protein tidak stabil dan terkoagulasi. Cara lainnya yang dapat mengkoagulasi tahu
adalah pemanasan. Ketika pemanasan, mantel air protein tidak stabil sehingga
protein terkoagulasi. Titik isoelektrik pada tahu terjadi pada pH 4,5
2. Apa yang dimaksud titik isoelektrik dalam proses pembuatan tahu?
Jawab : Titik isoelektrik adalah keadaan dimana muatan protein tidak positif dan tidak
negatif sehingga muatan protein netral.
LAMPIRAN KUIS
1. Jelaskan tujuan prinsip pembuatan tempe berikut dengan diagram alirnya!
2. Diketahui : Kacang tanah 250 gram (80.59%)
Gula 2.88 %
Minyak 10 %
Margarin : mentega (1 : 1.5) 6.53 %
Ditanyakan : hitung basis dan berapa yang ditimbang!
3. Jelaskan fungsi blanching dan sebutkan macam-macam blanching!
4. Diketahui : Basis 250 gram
Ragi 1 %
Sukrosa 5 %
Margarin : mentega 18.95 %
Tepung 386 gram
Garam 7.5 gram
Susu 117.3 gram
Bread improver 43.65 gram
Ditanyakan : hitung berat yang ditimbang dan % tepung, garam, air, susu, dan
bread improver!
5. Sebutkan fungsi dari:
a. Bread improver pada pembuatan roti
b. Soda kue pada pembuatan mie
c. Air panas pada pembuatan tahu
d. Asam asetat glasial pada pembuatan minyak
Jawaban
1. Tujuan dari percobaan pembuatan tempe adalah untuk diversifikasi produk
olahan kacang kedelai dan untuk mengetahui proses pembuatan tempe.
Prinsip dari percobaan tempe pembuatan tempe dalah berdasarkan
fermentasi kacang kedelai oleh Rhizopus oligosporus sehingga kacang kedelai
akan ditutupi oleh miselium dari kapang.
2. Basis Mentega : margarin
80,59% ¿250 g
X x 100% 6.53 % ¿
X g310.21
x 100%
X = 310,21 gram = 20.27 gram
Gula Mentega ¿1
2,5x20,27 gram
2,88 %= X g310,21
x 100% = 8.11 gram
= 8,93 gram Margarin = 1,52,5
x 20,27 gram
Minyak =12,16 gram
10 %= X g310,21
x 100%
= 31.02 gram
3. Fungsi blanching adalah untuk mengnonaktifkan enzim dan mikroorganisme,
untuk melunakan jaringan, untuk memperbaiki warna dan tekstur, untuk
menghilangkan gas yang tertinggal pada buah atau sayuran, menghilangkan
kontaminan.
Macam-macam blanching :
Blanching dengan uap panas
Blanching dengan air panas
4. Ragi Margarin = 12
x142,13 gram1%
¿ X g750 g
x 100% = 71,065 gram
X = 7,5 gram Tepung = 386 g750 g
x 100%
Sukrosa = 51,47%
6% ¿X g
750 g x 100% Garam =
7,5 g750 g
x 100%
X = 45 gram = 1%
Mentega : Margarin Air susu = 117,3 g750 g
x 100%
18,95 %= X g750 g
x 100% = 15,64 %
= 142,13 gram Bread improver = 43,65 g750 g
x 100%
Mentega ¿12
x142,13 gram = 71,065 gram = 5,82%
5. Fungsi:
Bread improver : untuk bahan penghalus serat roti, pengembang roti
Soda kue : untuk memberikan kesan kering, garing, dan renyah, serta
membuat mie mengembang
Air panas : untuk mempercepat penggumpalan tahu dan protein
terdenaturasi
Asam asetat glacial : untuk mempercepat proses pemisahan protein
dan minyak dalam santan.
Lampiran Standar Mutu SNI untuk Tahu