Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

57
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA EMULSI OLEUM MAYDIS Disusun oleh: Ishmah Athifah Al Muqaffa P17335113036 POLITEKNIK KESEHATAN FARMASI

description

teknik sediaan

Transcript of Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Page 1: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

EMULSI OLEUM MAYDIS

Disusun oleh:

Ishmah Athifah Al Muqaffa

P17335113036

POLITEKNIK KESEHATAN FARMASI

2014

Page 2: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

EMULSI OLEUM MAYDIS

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan

Emulsi Oleum Maydis.

2. Mampu membuat sediaan Emulsi Oleum Maydis dengan baik dan

benar.

3. Menentukan hasil evaluasi sediaanEmulsi Oleum Maydis.

II. PENDAHULUAN

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya

terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.Jika

minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan

fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air.Sebaliknya,

jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak

atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, system ini

disebut emulsi air dalam minyak.Emulsi dapat distabilkan dengan

penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu

penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi

satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan)

menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan

dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik di sekeliling

partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan

antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses

emulsifikasi selama pencampuran.

Polimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat

digunakan bersamaan serfaktan pada emulsi minyak dalam air karena

akan terakumulasi pada antar permukaan dan juga meningkatkan

kekentalan fase air, sehingga mengurangi kecepatan pembentukan

agregat tetesan. Agregasi biasanya diikuti dengan pemisahan emulsi

yang relatif cepat menjadi fase yang kaya akan butiran dan yang

miskin akan tetesan. Secara normal kerapatan minyak lebih rendah

Page 3: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

dari pada kerapatan air, sehiingga jika tetesan minyak dan agregat

tetesan meningkat, terbentuk krim.Makin besar kecepatan agregasi,

makin besar ukuran tetesan dan makin besar pula kecepatan

pembentukan krim.Tetesan air dalam emulsi air dalam minyak

biasanya membentuk sedimen disebabkan oleh keraatan yang lebih

besar.

Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang

mudah dituang hingga krim setengan padat.Umumnya krim minyak

daam air dibuat pada suhu tinggi, berbentuk cair pada suhu ini,

kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan menjadi padat akibat

terjadinya solidifikasi fase internal.Dalam hal ini, tidak diperlukan

perbandingan volume fase internal terhadap volume fase eksternal

yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat, misalnya krim

asam stearate atau krim pembersih adalah setengah padat dengan fase

internal hanya 15%.Sifat setengah padat emulsi air dalam minyak,

biasanya diakibatkan oleh fase eksternal setengah padat.

Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air

mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.Adanya pengawet

sangat penting dalam emulsi minyak dalam air karena kontaminasi

fase eksternal mudah terjadi.Karena jamur dan ragi lebih sering

ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik

dan bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan bahan

pengemulsi nonionic dan anionic, gliserin, dan sejumlah bahan

penstabil alam seperti tragakan dang om guar.

Kesulitan muncul pada pengawet sistem emulsi, sebagai akibat

memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukan,

atau terjadinya kompleksasi dengan bahan pengemulsi yang akan

mengurangi efektivitas. Karena itu, efektivitas sistem pengawetan

harus selalu diuji pada sediaan akhir.Pengawet yang biasa digunakan

dalam emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butyl-paraben, asam

benzoate, dan senyawa ammonium kuartener.

Page 4: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Emulsi Oleum Maydis adalah salah satu jenis sediaan larutan

yang merupakan campuran yang mengandung bahan aktif Oleum

Maydis, air dan emulgator. Kelarutan Oleum Maydis praktis tidak

larut dalam air dan etanol. Dari pernyataan tersebut membuktikan

bahwa Oleum Maydis praktis tidak larut dalam air dan etanol.

Sehingga ditambahkan Emulgator untuk menstabilkan emulsi.

Oleum Maydis atau Minyak jagung adalah minyak tetap dengan

kandungan asam tinggi tak jenuh dan telah digunakan untuk

menggantikan asam jenuh dalam diet pasien dengan

hypercholesteroaemia familial. Juga sebagai kendaraan berminyak

dalam formulasi farmasi.

Minyak jagung dihasilkan dari biji jagung atau ‘germ’ (jumlah

keseluruhan kandungan minyak dari pada setiap biji jagung adalah

4%). Minyak jagung baik untuk kesehatan karena mengandung

vitamin E yang tinggi, lemak tak tepu dan sumber asid lemak Omega

6 yang baik untuk kulit. Minyak jagung juga mampu menurunkan

kolesterol darah dan mengurangkan resiko sakit jantung.

Vitamin larut lemak. Jagung mengandung dua vitamin larut

lemak, yaitu provitamin A atau karotenoid dan vitamin E. karotenoid

umumnya terdapat pada biji jagung kuning, sedangkan jagung putih

mengandung karotenoid sangat sedikit, bahkan tidak ada. Sebagian

besar karotenoid terdapat dalam endosperma.Lembaga hanya

mengandung sedikit karotenoid. Betakaroten sangat penting sebagai

sumber vitamin A. kandungan karotenoid pada jagung biji kuning

berkisar antara 6,4 – 11,3 µg/g, 22% diantaranya adalah betakaroten

dan 51% kriptosantin. Kadar vitamin A jagung biji kuning 1,5 – 2,6

µg/g. karotenoid pada jagung kuning rentan terhadap kerusakan

selama penyimpanan. Vitamin larut lemak lainya, yaitu vitamin E,

juga terkonsentrasi di alam lembaga. Emat macam tokoferol

merupakan sumber vitamin E, dan α-tokoferol mempunyai aktivitas

biologi yang paling tinggi, sedangkan γ-tokoferol kemungkinan lebih

aktif sebagai antioksidan dibanding α-tokoferol. (Patterson et al. 1980)

Page 5: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi

membran biologis akibat radikal bebas. Vitamin E melindungi asam

lemak tidak jenuh pada membran fospolipid. Vitamin E misalnya

penting untuk melindungi membran sel merah yang kaya akan asam

lemak tidak jenuh ganda dari kerusakan akibat oksidasi. Selain itu

vitamin E melindungi lipoprotein dalam sirkulasi LDL teroksidasi

yang ternyata memegang peranan penting dalam menyebabkan

aterosklerosis. (Syarif Amir, dkk. 2007)

Untuk memenuhi kebutuhan sebagai suplemen makanan dan

untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin, maka penggunaan

Emulsi Oleum Maydis adalah sehari satu kali satu sendok makan

(15ml).

Page 6: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

III. FORMULASI

1. Bahan aktif

Zat Aktif Oleum Maydis

Sinonim Maize oil; Majsao CT; maydis oleum raffinatum;

maydol. (HOPE 6th Ed. 2009, hal.199)

Titik lebur -18 sampai – 10oC(HOPE 6thEd. 2009, hal. 199)

Pemerian Jernih, berwarna kuning bercahaya, cairan

berminyak dengan karakteristik bau yang samar,

rasa manis menyerupai jagung manis dimasak.

(HOPE 6thEd. 2009, hal. 199)

Kelarutan Larut dengan benzena, kloroform, diklorometana,

eter, heksan, dan petroleum eter, praktis tidak larut

dalam etanol 95 % dan air.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 199)

Stabilitas Minyak jagung stabil bila dilindungi dengan

nitrogen dalam botol rapat tertutup.Terlalu lama

terkena udara menyebabkan penebalan dan

tengik.Minyak jagung dapat disterilkan dengan

panas kering, mempertahankan itu pada 150oC

selama 1 jam.(HOPE 6thEd. 2009, hal. 199)

Inkompabilitas Fotooksidasi minyak jagung adalah peka dengan

kelas kosmetik dan obat sampel yang dilapisi

titanium oksida dan oksida seng.

(HOPE 6thEd. 2009, hal. 199)

Keterangan

lain

Minyak jagung umumnya dianggap sebagai bahan

yang relative tidak beracun dan tidak iritant dengan

sejarah panjang penggunaan dalam persiapan

makanan.(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 200)

Penyimpanan Disimpan dalam kedap udara, wadah tahan cahaya,

di tempat yang sejuk dan kering. Paparan panas

yang berlebihan harus dihindari.

(HOPE 6th Ed. 2009 hal. 199)

Page 7: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Kadar

penggunaan

Kadar penggunaan Oleum Maydispada Emulsi yang

di buat adalah 30 %

2. Akasia

Zat Akasia

Sinonim Acaciae gummi; acacia gum; arabic gum; E414;

gum acacia; gummiafricanum; gum arabic; gummi

arabicum; gummi mimosae; talhagum.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.1)

Pemerian Berwarna putih atau putih kekuningan serpih

tipis,ulat air mata, butiran, bubuk, atau bubuk

semprot-kering.Tidak berbau dan memiliki rasa

hambar.(HOPE 6th Ed. 2009, hal.1)

Kelarutan Larut 1:20 dalam gliserin, 1:20 dalam propilen

glikol, 1:2,7 dalam air, praktis tidak larut dalam

etanol (95%). Di air,akasia larut sangat lambat,

meskipun hampir sepenuhnya setelah dua jam, dua

kali massa air hanya menyisakan sangat kecil residu

bubuk.Larutannya tidak berwarna atau kekuningan,

kental, perekat, dan tembus. Akasia Spray-kering

larut lebih cepat, dalam waktu sekitar 20 menit.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.1)

Stabilitas Larutan berair mengalami degradasi bakteri atau

enzimatik tetapi dapat diawetkan dengan awalnya

mendidihkan larutan dalam waktu pendek untuk

melumpuhkan enzim; iradiasi gelombang mikro

dapat juga dapat digunakan. Larutan encer juga

dilindung oleh penambahan pengawet antimikroba

seperti 0,1% b/v benzoat acid, 0,1% b/v natrium

benzoat, atau campuran 0,17% b/v, Metilparaben

dan 0,03% propil paraben.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.2)

Page 8: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Inkompabilitas Akasia tidak kompatibel dengan sejumlah zat

termasuk amidopyrine, apomorphine, kresol, etanol

(95%), garam besi,morfin, fenol, physostigmine,

tanin, timol, dan vanili. Sebuah enzim oksidasi ada

dalam akasia dapat mempengaruhi kandungan zat

mudah teroksidasi. Namun, enzim dapat tidak aktif

dengan pemanasan pada 100o C dalam waktu yang

singkat. Banyak garam mengurangi viskositas

larutan berair akasia,sementara garam trivalen dapat

memicu koagulasi. Larutan berair membawa muatan

negatif dan akan membentuk coacervates dengan

gelatin dan zat lain. Dalam penyusunan emulsi,

larutan akasia tidak kompatibel dengan sabun.

(HOPE 6thEd. 2009, hal. 2)

Keterangan

lain

Akasia digunakan dalam kosmetik, makanan, dan

formulasi farmasi oral dan topical. Meskipun

umumnya dianggap sebagai bahan dasarnya tidak

beracun, telah ada sejumlah laporan dari

hipersensitivitas terhadap akasia setelah inhalasi

atau menelan. Reaksi anafilaksis parah telah terjadi

setelah pemberian parenteral akasia dan sekarang

tidak lagi digunakan untuk tujuan ini.

(HOPE 6th Ed. 2009 hal2)

Penyimpanan Akasia bubuk harus disimpan dalam wadah kedap

udara di tempat yang sejuk dan kering.

(HOPE 6th Ed. 2009 hal. 2)

Kadar

penggunaan

Penggunaan Konsentrasi (%)

Bahan pengemulsi 10–20

Pelekat 10–30

Bahan pensuspeni 5–10

Pengikat tablet 1–5

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.1)

Page 9: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

3. Sakarosa

Zat Sakarosa

Sinonim Gula bit; gula tebu; a-D-glucopyranosyl-b-D-

fructofuranoside; refined sugar; sakarosa;

saccharum; gula.(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 701)

Struktur

Rumus

molekul

C18H38O (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 700)

Titik lebur 59.4–59.8oC(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 700)

Pemerian Kristal, tidak berwarna, massa seperti Kristal atau

blok, atau sebagai bubuk Kristal putih, tidak berbau

dan memiliki rasa manis.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 704)

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air mendidih, angat skar larut dalam etanol,

tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 702)

Stabilitas Memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan

pada moderat kelembaban relatif.

(HOPE 6th Ed, 2009, hal. 704)

Inkompabilitas Bubuk sukrosa mungkin terkontaminasi dengan

jejak berat logam yang dapat menyebabkan ketidak

sesuaian dengan bahan aktif. Sukrosa juga dapat

terkontaminasi dengan sulfit dari proses pemurnian.

Batas maksimum untuk konten sulfit, dihitung

Page 10: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

sebagai sulfur adalah 1 ppm.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 704)

Keterangan

lain

Jika dipanaskan melebur, menggembung dan

terbakar, terjadi bau gula terbakar dan

meninggalkan sisa bergunduk berwarna hitam.

(FI III hal. 725)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.

(FI III hal. 567)

Kadar

penggunaan

65% untuk pembuatan Sirupus Simpleks.

4. Propylene Glycol

Zat Propylene Glycol

Sinonim 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol;

methyl ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-

diol; propylenglycolum.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Struktur

Rumus

molekul

C3H8O2(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Titik lebur -59oC(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Pemerian Jernih, tidak berwarna, kental, praktis, tidak berbau,

agak manis, rasa sedikit tajam menyerupai gliserin.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Kelarutan Terlarut campur dengan aseton, kloroform, etanol

(95%), gliserin, dan air, larut dalam 6 bagian eter,

tapi akan melarutkan beberapa minyak esensial.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Stabilitas Stabil pada suhu dingin, stabil dalalm wadah

tertutup baik, tapi pada suhu tinggi ditempat terbuka.

Page 11: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Ia cenderung untuk mengoksidasi sehingga

menimbulkan produk seperti propional dehide, asam

laktat, asam pirufat, dan asam asetat secara kimiawi

stabil saat dicampur dengan etanol (95%), gliserin

atau air, larutan berair dapat disterilisasi dengan

autoklaf. (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

Inkompabilitas Tidak cocok dengan reagen pengoksidasi seperti

kalium permanganate.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 593)

Keterangan

lain

Khasiat dan penggunaan : zat tambahan; pelarut.

Bobot per ml 1,035 g sampai 1,037 g.

(FI III hal. 534)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (FI III th 1979 hal. 534)

Kadar

penggunaanPenggunaan Dosis untuk

Konsentrasi

(%)

Humektan Topical 15

PengawetLarutan, semi

padat15-30

Pelarut /

kosolven

larutan aerosol 10-30

Larutan oral 10-25

Parenteral 10-60

Topical 5-80

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 592)

5. Methyl Paraben

Zat Methyl Paraben

Sinonim Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic

acid methyl ester; metagin; Methyl Chemosept;

methylis parahydroxybenzoas; methyl p-

hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M;

Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 441)

Page 12: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Struktur

Rumus

molekul

C8H8O3 (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 441)

Titik lebur 125–128oC (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 443)

Pemerian Kristal tak berwarna atau Kristal putih bubuk. Tidak

berbau atau hamper tidak berbau dan memiliki

sedikit rasa pembakaran.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 442)

Kelarutan Kelarutan di 25oC

Pelarut Kelarutan

Ethanol 1:2

Ethanol (95%) 1:3

Ethanol (50%) 1:6

Eter 1:10

Glycerin 1:60

Minyak mineral Praktis Tidak Larut

Minyak kacang 1:200

Propylene Glycol 1:5

Air1:400 ; 1:50 (50oC)

1:30 (80oC)

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 443)

Stabilitas Larutan air pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10%

dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu

kamar, sementara larutan air pada pH 8 atau di atas

tunduk pada hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah

penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar).

Page 13: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 443)

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan bentonite, magnesium

trisiikat, bedak, tragacanth, natrium alginate,

minyak esensial, sorbitol, dan atropine. Methyl

paraben berubah warna dengan adanya besi dan

tunduk pada hidrolisis oleh basa lemah dan asam

kuat. (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 443)

Keterangan

lain

Methylparaben sodium dapat digunakan sebagai

pengganti Methylparaben karena kelarutan air yang

lebih besar. Namun, dapat menyebabkan pH

formulasi untuk menjadi lebih alkali.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 444)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (FI III th 1979 hal. 378)

Kadar

penggunaan

Penggunaan Konsentrasi (%)

IM, IV, SC injeksi 0,065-0,25

Larutan inhalasi 0,025-0,07

Injeksi intradermal 0,10

Larutan hidung 0,033

Mata 0,015-0,2

Larutan oral dan

suspensi0,015-0,2

Rektal 0,1-0,18

Topical 0,02-0,3

Vaginal 0,1-0,18

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 442)

6. Propyl Paraben

Zat Propyl Paraben

Sinonim Aseptoform P; CoSept P, E216, 4 - hidroksibenzoat

asam propil ester, Nipagin P , Nipasol M, propagin,

Propyl Aseptoform, propil butex, Propyl

Chemosept, propylis parahydroxybenzoas, propil

Page 14: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

phydroxybenzoate, Propyl Parasept, Solbrol P,

Tegosept P; Uniphen P - 23.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.596)

Struktur

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 596)

Rumus

molekul

C10H12O3(HOPE 6th Ed. 2009, hal.596)

Titik lebur 95o – 98oC.(FI III 1979 hal.535)

Pemerian Bubuk putih , kristal , tidak berbau , dan hambar.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.596)

Kelarutan Pelarut Kelarutan di 20oC

Aceton Mudah larut

Ethanol (95%) 1 : 1

Ethanol (50%) 1 : 5,6

Eter Mudah larut

Glycerin 1 : 250

Minyak mineral 1 : 3330

Minyak kacang 1 : 70

Propylene Glycol 1 : 3,9

Propylene Glycol

(50%)1 : 110

Air

1 : 4350 di 15oC

1 : 2500

1 : 225 di 80oC

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 597)

Stabilitas Solusi propil paraben berair pada pH 3-6 dapat

disterilkan dengan autoklaf, tanpa dekomposisi.

Pada pH 3-6, larutan stabil (kurang dari 10 %

dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu

Page 15: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

kamar, sementara solusi pada pH 8 atau di atas

tunduk pada hidrolisis yang cepat (10 % atau lebih

setelah sekitar 60 hari pada suhu kamar).

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 597)

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba propil paraben berkurang jauh

di hadapan surfaktan nonionik sebagai akibat dari

micellization. Penyerapan propylparaben oleh

plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap

tergantung pada jenis plastik dan kendaraan.

Magnesium silikat aluminium, magnesium trisilikat,

oksida besi kuning, dan biru laut biru juga telah

dilaporkan untuk menyerap propil paraben, sehingga

mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben

berubah warna dengan adanya besi dan tunduk pada

hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 597)

Keterangan

lain

Khasiat dan penggunaan : zat pengawet.

(FI III hal. 535)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

(FI III th 1979 hal. 535)

Kadar

penggunaan

Penggunaan Konsentrasi (%)

IM, IV, SC, injections 0.005–0.2

Larutan inhalasi 0.015

Larutan hidung 0.017

Mata 0.005–0.01

Larutan oral dan

suspense0.01–0.02

Rektal 0.02–0.01

Topical 0.01–0.6

Injeksi intradermal 0.02–0.26

Vaginal 0.02–0.1

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.596)

Page 16: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

7. Butyl Hidroksitoluen

Zat Butyl Hidroksitoluen

Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methyl

phenol; butyl hydroxy toluene; butyl hydroxyl

toluenum; Dalpac; dibutylated hydroxyl toluene;

2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-butyl-4-

hydroxy toluene; E321; Embanox BHT; Impruvol;

Ionol CP;Nipanox BHT; OHS28890; Sustane;

Tenox BHT; Topanol; Vianol.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

Rumus

molekul

C15H24O (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

Titik lebur 70oC (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

Pemerian Kristal warna putih atau kuning pucat, padat atau

bubuk dengan bau samar fenolik karakteristik.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol,

larutan alkali hidroksida dan asam mineral. Mudah

larut dalam aseton, benzene, etanol (95%), eter,

methanol, toluene, minyak dan minyak mineral.

Lebih larut dari BHA dalam minyak makanan dan

lemak.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal.75)

Stabilitas Paparan cahaya, kelembaban dan panas

menyebabkan pearubahan warna dan kerugian

aktifitas. (HOPE 6th Ed. 2009, hal. 76)

Inkompabilitas BHT adalah fenolik dan mengalami reaksi

karakteristik fenol. BHT tidak cocok dengan

pengoksida kuat seperti peroksida dan

permanganate. Kontak dengan oksidator dapat

menyebabkan pembakaran spontan, garam besi

Page 17: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya

aktifitas. Pemanasan dengan katalis asam

menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan gas

isobutrilis yang mudah terbakar.

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 76)

Keterangan

lain

BHT mudah diserap dari saluran pencernaan dan

dimetabolisme dan diekskresikan dalam urin

terutama sebagai konjugat glukuronida produk

oksidasi. Meskipun ada beberapa laporan yang

terisolasi dari reaksi kulit merugikan, BHT

umumnya dianggap sebagai nonirritant dan

nonsensitizing di tingkat kegunaan sebagai

antioksidan.(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 76)

Penyimpanan BHT harus disimpan dalam wadah tertutup baik,

terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan

kering.(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

Kadar

penggunaan

Penggunaan

AntioksidanKonsentrasi (%)

b-karoten 0,01

Minyak essensial dan

perasa0,02 – 0,5

Lemak dan minyak 0,02

Minyak ikan 0,01 – 0,1

Inhalasi 0,01

Injeksi IM 0,03

Injeksi IV 0,0009 – 0,002

Formula topikal 0,0075 – 0,1

Vitamin A 10mg per million units

(HOPE 6th Ed. 2009, hal. 75)

8. Aqua

Zat Aqua

Page 18: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.

(HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Struktur

Rumus

molekul

H2O (HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Titik lebur 0oC (HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau dan

hambar. (HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Kelarutan Terlarut campur dengan sebagian besar pelarut

polar. (HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Stabilitas Secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik

(es, cair, dan uap) (HOPE 6th Ed 2009 hal 766)

Inkompabilitas Dapat bereaksi dengan logam alkali dan oksida,

seperti kalsium oksida dan magnesium oksida air

juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk

membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan

dengan bahan organic tertentu dan kalsium karbida.

(HOPE 6th Ed 2009 hal 768)

Keterangan

lain

Air adalah dasar untuk berbagai bentuk kehidupan

biologis, dan keselamatan dalam formulasi farmasi

tidak diragukan lagi asalkan memenuhistandar

kualitas untuk sifat dapat diminumdan konten

mikroba. (HOPE 6th Ed 2009 hal 769)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (FI III hal 96)

Kadar

penggunaan

Air banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan

dan pelarut dalam pengolahan, perumusan dan

pembuatan farmasi produk, bahan farmasi aktif dan

intermediet, dan reagen analitis. Nilai khusus air

yang digunakan untukaplikasi tertentu dalam

konsentrasi hingga 100%.

Page 19: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

(HOPE 6th ED 2009 hal 766)

IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN

No. Permasalahan Penyelesaian

1. Oleum maydis merupakan

fase minyak, dan pelarutnya

Karena Oleum maydis

merupakan fase minyak dan juga

Page 20: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

menggunakan air. Oleh

karena itu, akan

menimbulkan dua fase yang

tidak saling campur.

digunakan air sebagai pelarut,

oleh karena itu sediaan dibuat

dalam bentuk emulsi, dengan

menggunakan emulgator, yaitu

Akasia.

2. Karena emulsi mengandung

minyak, kemungkinan akan

terjadi oksidasi dan

hidrolisis pada minyak yang

menyebabkan bau tengik.

Untuk mencegah terjadinya

oksidasi dan hidrolisis,

ditambahkan antioksidan, yaitu

Butil hidroksitoluen.

3. Oleum maydis memiliki rasa

hambar, sedangkan sediaan

akan dibuat untuk anak-

anak.

Untuk menutupi rasa hambar,

ditambahkan sweetening agent

sebagai pemanis, yakni

digunakan sirupus simplex.

4. Sediaan akan dibuat multiple

dose dan mengandung

sirupus simplex sebagai

pemanis, maka kemungkinan

akan terjadi pertumbuhan

mikroba dan jamur.

Untuk mencegah terjadinya

pertumbuhan mikroba dan

jamur, maka ditambahkan

pengawet, yaitu Metilparaben

dan Propilparaben.

5. Metilparaben dan

propilparaben praktis tidak

larut dalam air.

Untuk melarutkan Metilparaben

dan propilparaben, maka

digunakan propilenglikol

sebagai pelarut dari

metilparaben dan propilparaben.

6. Sediaan mengandung

sirupus simplex yang

memungkinkan terjadinya

cap-locking.

Untuk mencegah terjadinya cap-

locking, maka digunakan

propilenglikol sebagai anticap-

locking agent.

7. Sediaan akan ditujukan

untuk anak-anak.

Untuk meningkatkan akseptebel

pasien, maka digunakan perasa

dan pewarna agar sediaan

Page 21: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

terlihat lebih menarik. Zat yang

digunakan adalah Orange

essence dan pasta orange sebagai

pewarna dan perasa.

V. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Oleum Maydis 30 % Zat aktif

2. Akasia 15 % Emulgator

Page 22: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

3. Sirupus Simpleks 20 % Pemanis dan pengental

4. Methyl paraben 0,18 % Pengawet

5. Propyl paraben 0,02 % Pengawet

6. Propylen Glycol 10 % Wetting agent, kosolven

7. Butyl hidroksitoluen 0,01 % Antioksidan

8. Essens Jeruk Qs Perasa dan pewarna

9. Pasta orange Qs Pewarna

10. Aqua 56,68 % Pelarut / Pembawa

VI. PENIMBANGAN

Penimbangan

Dibuat sediaan 8botol (@ 60 ml) = 480 ml

1. Oleum Maydis ¿30 g

100 ml×500 ml=150 g

Page 23: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

2. Akasia ¿15 g

100 ml×500 ml=75 g

Aqua dest ¿75×1,5=112,5ml

3. Sirupus simpleks ¿20 g

100 ml×500 ml=100 g

Sakarosa ¿65 g

100 ml×100 ml=65 g

Aquadestillata ad 100 ml

4. Propylenglicol ¿10 g

100 ml×500 ml=50 g

5. Butyl Hidroksitoluen ¿0,01 gram

100ml×500 ml=0,05 ml

6. Methylparaben ¿0,18 g100 ml

×500 ml=0,9 g

Propylengycol ¿0,9 ×5=4,5 ml 5ml

7. Propylparaben ¿0,02 g100 ml

×500 ml=0,1 g

Propylenglycol ¿0,1 ×3,9=0,39 ml 1ml

8. Essens Jeruk= qs (±6 tetes)

9. Pasta Orange = qs (± 5 tetes)

10. Aquadestillata ad 500 ml (± 124 ml)

No

.Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang

1. Oleum Maydis 150 gram

2. Akasia 75 gram

3. Sirupus Simpleks 100 ml

4. Methyl paraben 0,9 gram

5. Propyl paraben 0,1 gram

6. Propylen Glycol 50 gram

7. Butyl Hidroksitoluen 0,05 gram

8. Essens Jeruk Secukupnya (± 5 tetes)

9. Pasta Orange Secukupnya (±6 tetes)

10. Aqua Ad 500 ml (± 124 ml)

VII. PROSEDUR PEMBUATAN

Page 24: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Penaraan Botol

1. Masukan air kedalam gelas ukur sebanyak 62 ml, tuangkan air

tersebut kedalam botol.

2. Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada dalam botol tersebut,

kemudian botol dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali,

kemudian keringkan. Botol siap digunakan.

Penaraan Beaker Glass untuk Sirupus Simpleks

1. Masukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 200 ml, tuangkan

air tersebut kedalam beaker glass.

2. Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada di dalam beaker

glass, kemudian beaker glass dibilas dengan aquadest sebanyak

3 kali, kemudian keringkan. Beaker glass siap digunakan.

Penaraan Beaker Glass untuk Emulsi Oleum Maydis

1. Masukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 500 ml, tuangkan

air tersebut kedalam beaker glass.

2. Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada di dalam beaker

glass, kemudian beaker glass dibilas dengan aquadest sebanyak

3 kali, kemudian keringkan. Beaker glass siap digunakan.

Pembuatan Larutan Sirupus Simpleks

1. Larutkan Sakarosa 130 gram dalam air panas di beaker glass,

didihkan sampai larut.

2. Tambahkan air mendidih sampai 200 ml.

3. Setelah larutan jadi, saring menggunakan kain batis.

4. Ambil sebanyak 100 ml

Pembuatan Emulsi Oleum Maydis

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Timbang semua bahan yang akan digunakan :

a. Oleum Maydis 150 gram

b. Akasia 75 gram

c. Propylen Glycol 50 gram

d. Butyl Hidroksitoluen 0,05 gram

e. Sirupus Simpleks 100 ml

Page 25: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

f. Methyl paraben 0,9 gram

g. Propyl paraben 0,1 gram

3. Larutkan Metil Paraben 900 mg dengan Propilenglikol 5 ml di

beaker glass

4. Larutkan Propil Paraben 100 mg dengan Propilenglikol 1 ml

didalam beaker glass

5. Larutkan Butil Hidroksi Toluen 0,05 gram dengan Oleum

Maydis 150 gram dalam beaker glass.

6. Masukkan Akasia 75 gram kedalam mortir, gerus sampai

halus.

7. Tambahkan larutan no. 3 kedalam mortir, gerus sampai

homogen

8. Tambahkan aquadest 112,5 ml kedalam mortir, gerus sampai

terbentuk korpus emulsi.

9. Tambahkan sirupus simplex kedalam mortir, gerus sampai

homogen. Kemudian pindahkan kedalam beaker glass.

10. Tambahkan larutan no. 3 dan 4, aduk hingga homogen.

11. Tambahkan Propilenglikol 44 ml, aduk hingga homogen.

12. Tambahkan essens orange secukupnya (± 6 tetes), aduk hingga

homogen.

13. Tambahkan pasta orange secukupnya (± 5 tetes)

14. Tambahkan aquadest ad 500 ml, aduk hingga homogen

15. Masukkan emulsi kedalam botol yang telah dicuci bersih,

dikeringkan dan ditara.

16. Tutup botol, beri etiket, masukkan kedalam wadah sekunder

disertai brosur dan sendok

17. Dilakukan evaluasi sediaan.

VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

Page 26: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

NoJenis

evaluasi

Prinsip

evaluasi

Jumlah

sampel

Hasil

pengamatanSyarat

1. Uji

Organoleptis

Evaluasi

organoleptika

dilakukan

dengan cara

sediaan

dituang dalam

beaker glass,

kemudian

diamati warna

dengan indera

penglihatan,

bau dengan

indera

penciuman,

dan rasa

dengan indera

pengecap.

3 botol Pada botol 1,

2 dan 3,

terdapat

kesamaan

bau, rasa dan

warna.

Tidak

terjadi

pertumbuh

an bakteri

atau jamur,

penurunan

mutu dan

kerusakan

lainnya

dari

larutan.

2. Uji pH Evaluasi uji

pH dilakukan

dengan cara

mencelupkan

kertas lakmus

ke dalam

larutan yg akan

diuji,

kemudian

membandingka

n perubahan

warna pada

kertas lakmus

3 botol Pada botol 1,

2 dan 3,

memiliki pH

yang stabil

dari pH 1

minggu

sebelumnya.

Maksimal

jarak

perubahan

pH adalah

1.

Page 27: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

dengan kertas

indikator

universal

untuk

menentukan

pH larutan.

3. Volume

terpindahkan

Evaluasi

volume

terpindahkan

dilakukan

dengan cara

menimbang

botol sebelum

dan sesudah

larutan

dipindahkan.

3 botol Berat sediaan

botol 1 =

63,665 gram

Berat sediaan

botol 2 =

63,989 gram

Berat sediaan

botol 3 =

64,732 gram

4. Uji berat

jenis

Untuk

menentukan

berat jenis

sediaan dengan

menggunakan

alat

piknometer.

1 botol,

3 kali

replikasi

Bj relatif

rata-rata =

1,1

5. Uji

Viskositas

Evaluasi uji

kejernihan

dilakukan

dengan cara

pemerikasaan

visual meliputi

pengamatan

kejernihan

terhadap

1 botol,

3 kali

replikasi

Rata-rata

waktu =

21,67”

Viskositas

tidak

terlalu

tinggi

supaya

sediaan

dapat

dikocok

dan

Page 28: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

campuran

larutan.

dituang.

6. Uji

Sedimentasi

Mengukur

tinggi larutan

dan tinggi

endapan dalam

gelas ukur.

1 botol Sediaan baik

karena F

tidak lebih

dari 1.

Bila F = 1

atau

mendekati

1, maka

sediaan

baik.

Karena

tidak

adanya

supernatant

jernih pada

pendiaman.

Bila F > 1

terjadi

“floc”

sangat

longgar

dan halus

sehingga

volume

akhir lebih

besar

darivolume

awal.

7. Uji Tipe

Emulsi

Uji Tipe

Emulsi

dilakukan

dengan cara

melarutkan

emulsi dengan

1 botol Emulsi yang

dibuat adalah

emulsi tipe

minyak

dalam air

(m/a)

Untuk

emulsi tipe

m/a,

metilenblue

dapat

terdispersi

Page 29: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

air, dan

mewarnai

emulsi dengan

metilen blue

merata

dalam

larutan.

Berikut adalah data evaluasi yang telah di laksanakan :

Evaluasi Uji Organoleptis

No. Botol Rasa Bau Warna

1. Botol 1Anyir, sedikit pahit,

cukup manis

Bau minyak

maydis

Orange susu

2. Botol 2Anyir, sedikit pahit,

cukup manis

Bau minyak

maydis

Orange susu

3. Botol 3Anyir, sedikit pahit,

cukup manis

Bauminyak

maydis

Orange susu

Evaluasi Uji pH

No. Botol pH larutan

1. Botol 1 5

2. Botol 2 5

3. Botol 3 5

Evaluasi Uji Volume Terpindahan

Berat botol 1 (Sediaan+botol+tutup) = 171,659 gram

Wia = 171,659; Woa = 108,004

Berat sediaan botol 1 = 171,659 – 108,004 = 63,655 gram

Berat botol 2 (sediaan+botol+tutup) = 173,596 gram

Wib = 173,596; Wob = 109,607

Berat sediaan b = 173,596 – 109,607 = 63,989 gram

Berat botol 3 (sediaan+botol+tutup) = 188,832 gram

Wic = 188,832, Woc = 124,100

Berat sediaan 3 = 188,832 – 124,100 = 64,732 gram

Page 30: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Berat rata-rata sediaan ¿63,655+63,989+64,732

3=64,125 gram

Evaluasi Uji Bj

Uji Bj air

Volume piknometer = 10,098 cm3

Replikasi 1

Woa = 12,019 gram; Wia = 22,123 gram

Wsa = 10,104

Bja ¿Wsa

10,098=10,104

10,098=1,0005

Replikasi 2

Wob = 12,019 gram; Wib = 22,121 gram

Wsb = 10,102

Bjb ¿Wsa

10,098=10,102

10,098=1,0003

Replikasi 3

Woc = 12,018 gram; Wic = 22,120 gram

Wsc = 10,102

Bjc ¿Wsa

10,098=10,102

10,098=1,0003

Bj air rata-rata ¿1,0005+1,0003+1,0003

3=1,00037

Uji Bj sediaan

Volume piknometer = 10,098 cm3

Replikasi 1

Wox = 12,018; Wix = 23,026; Wsx = 11,008

Bjx ¿Wsx

10,098=11,008

10,098=1,0901

Replikasi 2

Woy = 12,018; Wiy = 23,021; Wsy = 11,003

Bjy ¿Wsy

10,098=11,003

10,098=1,0896

Replikasi 3

Page 31: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Woz = 12,019; Wiz = 23,026; Wsz = 11,007

Bjz ¿Wsz

10,098=11,007

10,098=1,0900

Bj sediaan rata-rata ¿1,0901+1,0896+1,0900

3=1,0899

Bj relatif

Bj relatif 1 ¿BjxBja

=1,09011,0005

=1,0896

Bj relatif 2 ¿BjyBjb

=1,08961,0003

=1,0893

Bj relatif 3 ¿BjzBjc

=1,09001,0003

=1,0897

Bj relatif rata-rata ¿1,0896+1,0893+1,0897

3=1,0895

Evaluasi Uji Viskositas

Waktu botol 1 = 22”

Waktu botol 2 = 21”

Waktu botol 3 = 22”

Rata-rata waktu ¿22+21+22

3=21,67”

Evaluasi Uji Sedimentasi

0’ 10’ 20’ 30’ 60’ 120’1

hari

4

hari

7

hari

Tinggi

cairan

(hv)

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

8,8

cm

Tinggi

sedimen

(ho)

- - - - - - - - -

F¿ hohv

F0'= 08,8

=0

F10'= 08,8

=0

F20'= 08,8

=0

Page 32: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

F30'= 08,8

=0

F60'= 08,8

=0

F120'= 08,8

=0

F1hari'= 08,8

=0

F4 hari= 08,8

=0

F7hari= 08,8

=0

IX. PEMBAHASAN

Zat aktif yang digunakan adalah Oleum Maydis, Oleum maydis

berupa cairan minyak yang tidak larut dalam fase air, oleh karena itu

Oleum Maydis dibuat dalam bentuk Emulsi.

Zat aktif yang digunakan adalah Oleum Maydis, zat tersebut

berupa minyak yang tidak larut dalam fase air sehingga diperlukan

emulgator berupa Akasia dengan kadar 10 – 20 % sebagai emulgator

untuk meningkatkan viskositas.

Pada percobaan ini dibuat formula sediaan emulsi adalah

sebagai berikut : Oleum Maydis, Akasia, Sirupus Simpleks,

Propylenglycol, Butil hidroksitoluen, Methyl paraben, Propyl paraben,

essens jeruk, pasta orange dan penambahan aquadest sampai volume

yang diinginkan.

Sebelum dibuat korpus emulsi, akasia digerus terlebih dahulu.

Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan ukuran partikel, agar mudah

terbasahi dengan Oleum Maydis saat pembuatan korpus emulsi cara

kering.

Dalam pembuatan Emulsi Oleum Maydis, Oleum Maydis

memilik rasa dan bau yang samar, sehingga untuk menambah rasa

ditambahkan sirupus simplex sebanyak 20%. Sirupus simplex

merupakan campuran dari 65% Sakarosa dan 35% air. Tetapi, ternyata

Sirupus Simpleks 20% kurang dapat menutupi rasa Oleum Maydis

yang kurang enak, sehingga kadar Sirupus Simplek yang digunakan

harus ditingkatkan hingga 30%.

Penambahan sirupus simplex pada sediaan ini dikhawatirkan

dapat menimbulkan kristalisasi pada leher botol karena kandungan

sukrosanya.Maka dari itu untuk menghindari pengkristalan gula pada

Page 33: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

leher botol sediaan perlu ditambahkan anticaplocking agent. Di dalam

sediaan ditambahkan Propylen Glycol yang dapat berfungsi sebagai

anticaplocking agent. Propylenglycol digunakan sebagai

anticaplocking agent dan pelarut untuk bahan pengawet.

Pada percobaan ini, Emulsi Oleum Maydisdibuat untuk

dikonsumsi oleh anak-anak. Sehingga untuk memperbaiki tampilan,

aroma dan menambah daya tarik sediaan ditambahkan Essens jeruk

dan pasta orange untuk menutupi rasa minyak Maydis yang kurang

enak serta untuk menambah estetika dari sediaan.

Pada umumnya sediaan Emulsi Oleum Maydis merupakan

sediaan dengan dosis berulang serta sebagian pelarut/pembawanya

berupa aquadest, sehingga terdapat kemungkinan yang sangat besar

mengalami kontaminasi mikroorganisme. Oleh sebab perlu

ditambahkan pengawet untuk mengurangi kontaminasi

mikroorganisme, karena dengan adanya mikroorganisme dalam

sediaan akan mempengaruhi stabilitas sediaan / potensi zat aktif.

Pengawet yang digunakan dalam sediaan larutan harus nontoksik,

tidak berbau, stabil dan dapat bercampur dengan komponen formula

lain yang digunakan selama pengawet ini bekerja dalam melawan

mikroba potensial spektrum luas. Di dalam sediaan terdapat

Methylparaben yang dapat berfungsi sebagai pengawet. Untuk

meningkatkan efektifitas dari pengawet, maka digunakan kombinasi

Methylparaben (0,18%) bersama-sama dengan propil paraben (0,02%)

yang telah digunakan untuk pelestarian berbagai formulasi farmasi

parenteral. Methylparaben adalah antimikroba yang paling aktif dari

paraben; Aktivitas meningkat dengan meningkatnya bagian panjang

rantai alkil. Kegiatan dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi

efek parabens sebagai terjadi sinergis .Oleh karena itu, kombinasi dari

metil-, etil-, propil-, dan butylparaben sering digunakan bersama-sama.

Aktivitas juga telah dilaporkan ditingkatkan oleh penambahan eksipien

lain seperti: propilen glikol (2-5%), phenylethyl alkohol;. dan asam

edetic. Kegiatan juga mungkin ditingkatkan karena efek sinergis

Page 34: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

dengan menggunakan kombinasi parabens dengan pengawet

antimikroba lain seperti imidurea.

Setelah sediaan jadi dilakukan Uji Organoleptis, Uji pH,

Volume terpindahkan, Uji berat jenis, Uji Viskositas, Uji Sedimentasi

dan Uji Tipe Emulsi.

Page 35: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

X. KESIMPULAN

Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai

berikut.

No

.Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Oleum Maydis 30 % Zat aktif

2. Akasia 15 % Emulgator

3. Sirupus Simpleks 30 % Sweetening agent

4. Propylen Glycol 10 % Anti caplocking agent

5. Methyl paraben 0,18 % Pengawet

6. Propyl paraben 0,02 % Pengawet

7. Butyl Hidroksitoluen 0,01 % Antioksidan

8. Essens Jeruk Qs Pewarna dan perasa

9. Pasta Orange Qs Perasa

10. Aquadest 55,94 % Solven

Page 36: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

XI. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope

Indonesiaedisi III, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Drs. H. A. Syamsuni, Apt. 2005.Ilmu Resep, Jakarta: Anggota IKAPI.

Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat Obat

Penting, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Patterson, J.I., R.R. Brown, H. Linkswiler, dan A.E. Harper. 1980.

Excretion of tryptophanniacin metabolites by young men:

Effects of Tryptophan, Leucine and Vitamin B6. Am. J. Clin.

Nutr., 33: 2157-2167.

Rowe, Raymond C. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,

2009 : Pharmaceutical Press.

Sean et al. 2009. Martindale Edisi 36, USA: Pharmaceutical Press.

Syarif Amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Badan

Penerbit FK UI

Page 37: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

XII. LAMPIRAN

Kemasan Emulsi Oleum Maydis

Etiket Emulsi Oleum Maydis

Page 38: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

Brosur Emulsi Oleum Maydis

Page 39: Laporan Tek Sed Liquid Oleum Maydis

KOMPOSISIMengandung minyak jagung 30%.

FARMAKOLOGIDapat mencegah progesifitas atau menyebabkan perbaikan gangguan syaraf.

INDIKASISebagai suplemen makanan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin.

KONTRA INDIKASIHipersensitifitas terhadap vitamin E.

EFEK SAMPINGPemakaian dosis besar untuk jangka waktu lama dapat kelemahan otot, gangguan reproduksi, dan gangguan saluran cerna.

INTERAKSI OBATKelebihan pemakaian vit.E dapat mengosongkan penyediaan vitamin A, menghambat absorbsi atau aksi vit. K, nyeri lambung dan rasa lesu.

DOSISAnak – anak : sehari 1 x 1 sendok makan

KEMASANDus, botol coklat berisi netto 60 mlNo. Reg. DPL13B0643532A1

PENYIMPANANSimpan pada suhu 15 – 25oC terlindung dari cahaya.

PT. BOMPOÚKIBandung - Indonesia

Olio d’MaisOleum MaidisUntuk Multivitamin

Kocok Dahulu