Laporan Tbm Kelapa

22
LAPORAN MATA KULIAH ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341) PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA KELOMPOK A4 Sandy Ramdhani A24100025 Rissa Rahmania A24100074 Widya Ningtyas A24110139 Givo Alsepan G24100012 Asisten : Meyrinda Rizqillah Dosen : Dr. Ir. Suwarto, MSi.

description

laporan praktikum

Transcript of Laporan Tbm Kelapa

Page 1: Laporan Tbm Kelapa

LAPORAN MATA KULIAH ILMU TANAMAN PERKEBUNAN

(AGH 341)

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA

KELOMPOK A4

Sandy Ramdhani A24100025

Rissa Rahmania A24100074

Widya Ningtyas A24110139

Givo Alsepan G24100012

Asisten :

Meyrinda Rizqillah

Dosen :

Dr. Ir. Suwarto, MSi.

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Laporan Tbm Kelapa

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serbaguna dan

mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut

pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun,

dan buahnya dapat dipergunakan untuh kebutuhan manusia. Buah kelapa terdiri

dari sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Berat buah kelapa yang telah

masak kira-kira 2 kg/butir.

Dewasa kini tanaman kelapa dapat diolah menjadi minyak Virgin Coconut

Oil (VCO), kayu bahan bangunan kopra atap rumah gula, minuman keras

tradisional, kerajinan tangan, dan masih banyak lagi yang dikembangkan oleh

masyarakat Indonesia setelah merdeka dari rezim penjajahan Belanda. Oleh

karena itu, tanaman kelapa menjadi bahan ekspor bagi Indonesia dan menjadi

devisa negara dan telah mencapai prestasi pengekspor bahan mentah produk

kelapa kedua se-Asia.

Produk tanaman kelapa yang menghasilkan benefit dijadikan sebagai

kegiatan agribisnis bagi negara dan swasta, seperti diketahui bahwa produk

tanaman kelapa bahkan bisa menjadi devisa bagi negara. Namun, saat ini yang

begitu gencar membudidayakan tanaman kelapa adalah pihak swasta dilihat dari

kegiatan pemeliharaannya yang dilakukan secara rutin. Kegiatan budidaya

tanaman kelapa antara lain adalah pembibitan, pemeliharaan, dan pemanenan.

Pembibitan dilakukan dengan pemilihan bibit yang berkualitas dan tidak asal

memilih bibit. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman, pemupukan, dan

penyiangan gulma di sekeliling tanaman dan pada tanaman tersebut. Gulma yang

tumbuh dibersihkan dengan radius 1.5 meter dari tempat tumbuh tanaman, gulma

yag tumbuh pada batang, dan pelepah tanaman juga dibersihkan dengan memanjat

tanaman tersebut. Area tunbuh tanaman kelapa yang telah dibersihkan akan

menjadi area pemupukan sehingga pupuk akan optimal diserap oleh tanaman

kelapa.

Page 3: Laporan Tbm Kelapa

Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka banyak hal penting yang

perlu diperhatikan mulai dari saat pengolahan tanah, pemilihan bibit,

pemeliharaan bibit, penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan

kelapa meliputi penjarangan dan penyulaman, penyiangan, pembumbunan,

perempalan, pemupukan, penyiraman, serta pengendalian gulma. Di antara

kegiatan pemeliharaan yang paling mempengaruhi pertumbuhan kelapa adalah

pemupukan. Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur

hara yang dibutuhkan. Cara pemberian pupuk adalah dengan menyebar dalam

lingkaran mengelilingi tanaman. Dosis pupuk yang diberikan harus disesuaikan

dengan umur tanaman. 

Tujuan

Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Melakukan seleksi bibit yang baik untuk ditanam.

2. Membuat lubang tanam yang benar.

3. Menanam bibit kelapa.

4. Melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa.

5. Melakukan pemupukan TBM kelapa.

Page 4: Laporan Tbm Kelapa

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa (Cocos nucifera L.)

Kelapa merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Araceae dengan

genus Cocos. Tanaman ini merupakan tanaman yang sangat berguna bagi manusia

dan dapat dipergunakan seluruh bagiannya. Kelapa (Cocos nucifera L.) secara

alami tumbuh di pantai dan mencapai ketinggian 30 m. Buah kelapa adalah bagian

paling bernilai ekonomi. Sabut adalah bagian mesokarp berupa serat-serat kasar,

diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali sebagai

bahan bakar, wadah minuman, bahan baku kerajinan, dan arang aktif. Endosperma

merupakan buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di

dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar yang

mengandung beraneka enzim dan memiliki khasiat penetral racun dan

memberikan efek penyegar (Palungkun 1992).

Pada dasarnya hanya terdapat dua jenis kelapa yaitu kelapa genjah

(golongan nana) dan kelapa dalam (golongan typica), kemudian dikenal kelapa

hibrida yang merupakan kelapa hasil persilangan dua tetua terpilih (Yahya et al.

1985). Jenis kelapa lain yang saat ini dikenal adalah kelapa makapuno dan kelapa

kopyor. Berdasarkan Maria Buenea et al. (2003), kelapa makapuno merupakan

mutan kelapa dari Filipina yang memiliki karakteristik endosperma sangat lembut

dan seperti jelly yang mengisi semua ruangan batok kelapa. Menurut Sukendah

(2009), kelapa kopyor adalah kelapa mutan yang mempunyai endosperma

bergumpal-gumpal yang lepas dari tempurungnya. Abnormalitas endosperma

buah kelapa kopyor menyebabkan embrio dalam buah kelapa kopyor gagal

berkecambah. Endospermanya tidak dapat dimanfaatkan oleh embrio sebagai

sumber energi dalam proses perkecambahan.

Syarat Tumbuh Kelapa

Tanaman kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan

sempurna jika ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.

Walaupun beberapa syarat tumbuh dipenuhi, akan tetapi jika masih terdapat syarat

lain yang tidak terpenuhi, akan cukup sulit untuk mendapatkan hasil yang

Page 5: Laporan Tbm Kelapa

maksimal. Secara garis besar, faktor yang paling menentukan keberhasilan

budidaya kelapa adalah faktor iklim dan tanah. Pada faktor iklim, pertumbuhan

tanaman kelapa dipengaruhi oleh curah hujan, intensitas sinar matahari, suhu,

kelembaban, keadaan angin dan ketinggian tempat.

Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1 300 – 2 300

mm/tahun, bahkan sampai 3 800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai

drainase yang baik. Keadaan angin berperan penting pada penyerbukan bunga

(untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi tanaman. Selain itu, angin yang

kencang juga dapat membahayakan tanaman kelapa. Kelapa menyukai sinar

matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi

fotosintesis. Dengan intensitas penyinaran yang cukup, tanaman kelapa dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan

kelapa adalah ±27 oC. Pada masa pertumbuhan vegetatif, tanaman kelapa

menghendaki suhu minimal 21 oC, di mana di bawah suhu tersebut pertumbuhan

tanaman kelapa menjadi tidak baik. Pada umumnya, tanaman kelapa

membutuhkan iklim yang panas dan lembab.

Walaupun demikian kelembaban udara yang terlalu tinggi akan

berpengaruh buruk bagi tanaman, begitu juga dengan kelembaban yang terlalu

rendah. Kelapa akan tumbuh dengan baik pada kelembaban bulanan rata-rata 70 -

80 %, dengan kelembaban minimal 65 %. Bila kelembaban udara sangat rendah,

evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan, buah jatuh lebih awal (sebelum

masak), tetapi bila kelembaban udara terlalu tinggi menimbulkan hama dan

penyakit.

Pada faktor tanah sebagai media tanam, jenis tanah, pH, ketersediaan air,

serta kemiringan lahan mempengaruhi pertumbuhannya. Karena tanaman kelapa

memiliki jenis akar serabut, maka jenis tanah yang paling sesuai untuk

pertumbuhannya adalah tanah yang gembur (berpasir) supaya peresapan air serta

tata udara berlangsung dengan baik. Selain itu, tanaman kelapa juga memerlukan

jenis tanah yang subur yang banyak mengandung unsur hara. Beberapa jenis tanah

yang cocok untuk perkebunan kelapa antara lain tanah aluvial, laterit, vulkanis,

berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu.

Page 6: Laporan Tbm Kelapa

Beberapa persyaratan sifat fisik tanah yang cocok/dikehendaki oleh

tanaman kelapa adalah sebagai berikut :

a. Struktur tanah baik (granuler atau remah) dengan tata udara yang baik.

b. Peresapan air baik.

c. Permukaan air tanah cukup dalam sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi

perakaran tanaman kelapa, tapi tidak menimbulkan hambatan bagi aerasi udara

dalam tanah.

d. Keadaan air tanah selalu bergerak (tidak menggenang).

e. Tekstur tanah berpasir paling cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kelapa.

f. Solum (tubuh) tanah dalam sehingga dapat memberikan kesempatan pada akar

untuk tumbuh dengan bebas.

g. Tidak terdapat lapisan padas yang menghalangi pertumbuhan akar.

h. Tanah memiliki kandungan bahan organik dalam jumlah yang cukup.

Rentang pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah pH 5 -

8, adapun pH optimumnya adalah pH 5.5 - 6.5. Pada tanah dengan pH di atas 7.5,

tidak terdapat keseimbangan unsur hara dan sering menunjukkan gejala-gejala

defisiensi besi serta mangan. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0 -

3 %). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3 – 50 %) harus dibuat teras

untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah

dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi.

Organisme Pengganggu Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa merupakan komoditas unggul yang meiliki nilai produksi

dan ekonomi tinggi. Salah satu permasalahan yang muncul dalam budidayanya

adalah gangguan hama dan penyakit yang dapat mengurangi produksi dari

produksi potensial yang dapat dihasilkan. Beberapa hama pada kelapa diantaranya

adalah hama penyerang pucuk (Oryctes rhinoceros), kumbang sagu

(Rhynchoporus feruginous), belalang pedang (Sexava nubila), kutu (Aspidiotus

sp), Parasa lepida, tupai, dan tikus. Dari segi penyakit, yang umumnya terjadi

pada kelapa adalah cendawan dan alga. Pengendaliannya dapat menggunakan

kultur teknis, yaitu perawatan tanaman sendiri, menjaga kelembaban, dan

Page 7: Laporan Tbm Kelapa

menghilangkan gulma di sekitar pokok. Penggunaan pestisida digunakan apabila

serangan sudah melalui ambang ekonomi dan dapat mengurangi produksi secara

signifikan. Pestisida yang umumnya dipakai adalah Curater untuk mengendalikan

kumbang penggerek, Sevin 85 SP, Basudin 10G, Regent,, Dithane M-45 untuk

mengendalikan cendawan, dan Gliphosat untuk pengendalian gulma.

Page 8: Laporan Tbm Kelapa

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor

pada Selasa, 26 Maret 2013. Ketinggian tempat Kebun Percobaan Cikabayan

adalah 240 m di atas permukaan laut (dpl).

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bibit kelapa dalam

polybag, tiga kelapa TBM, dan pupuk (Urea, SP-36, dan KCl). Alat yang

digunakan pada praktikum ini adalah dua buah sabit atau parang, dua buah

cangkul, satu buah garpu, dan satu buah ember.

Metode Pelaksanaan

a. Pembuatan lubang tanam dan penanaman

Setiap kelompok membuat lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x

60 cm dengan memisahkan top soil (tanah sampai kedalaman 20 cm dari

permukaan) dan subsoil. Sebelumnya, tanah dibersihkan dahulu dari gulma.

Setelah itu, polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke

lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung. Bekas polybag selanjutnya

digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari

lubang tanam. Lalu menimbun lubang di sekeliling bibit sampai penuh dan agak

dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. Selanjutnya memberi pupuk campuran Urea,

SP-36, dan KCl dengan dosis pupuk Urea 200 g/pohon, pupuk SP-36 100

g/pohon, dan KCl 300 g/pohon. Setelah diberi pupuk, melalukan pengendalian

hama dan penyakit menggunakan Dithane-45 dan Supracide dengan konsentrasi

0.2 %.

b. Pemupukan TBM

Setiap kelompok melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok

TBM kelapa. Piringan harus bersih dari gulma dengan kriteria W0 radius 1.5 m

dari batang Setelah itu, memberi pupuk Urea dengan dosis 200 g/pohon, SP-36

Page 9: Laporan Tbm Kelapa

dengan dosis 100 g/pohon, dan KCl dengan dosis 300 g/pohon pada piringan

pokok TBM kelapa. Aplikasi pupuk Urea, SP-36, dan KCl diberikan dalam

bokoran dengan cara disebar merata.

Page 10: Laporan Tbm Kelapa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Prestasi kerja yang dilakukan oleh kelompok A4 untuk penanaman dan

pemeliharaan pada lima tanaman kelapa belum menghasilkan ini adalah 45 menit

dengan jumlah pekerja empat orang sehingga perhitungannya sebagai berikut :

1. Waktu kerja: 45 menit = 0,75 jam

2. Perhitungan HOK: (catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja) =

0,75 jam x 4 orang x (1 HOK/7 jam) = 0,428 HK

3. Prestasi kerja: = 11,68 pokok/HK

= = 0,086 Ha/HK

Dosis aplikasi Dithane M-45 30 gram/tangki

Konsentrasi formulasi : 30 g /15l = 2 g/l

Konsentrasi bahan aktif/liter : 80% x 2 g/l = 1.6 g/l

Dosis aplikasi Regent 50SC 30 ml/tangki

Konsentrasi formulasi : 30ml /15l = 2ml/l

Konsentrasi bahan aktif/liter : 50g/1000ml x 2 ml/l = 0,1 ml/l

Pembahasan

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komditas strategis yang memiliki

peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat

diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman

kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa

sehingga ada yang menamakannya sebagai “pohon kehidupan” (the three of life)

atau “pohon yang amat menyenangkan” (a heaven tree).

Page 11: Laporan Tbm Kelapa

Bibit kelapa untuk keperluan budidaya dapat diperoleh dengan dua cara,

yakni pembibitan alamiah dan pembibitan buatan. Buah kelapa untuk bibit

sebaiknya diambil dari pohon induk yang unggul dan tumbuhnya baik atau sehat.

Syarat pohon induk yang baik adalah yang berumur antara 20 – 40 tahun,

produktivitasnya tinggi antara 80 – 100 buah per pohon per tahun, batangnya

kokoh dan lurus, memiliki jumlah tandan antara 12 – 16 tandan, dan harus bebas

dari hama dan penyakit. Bibit dari buah kelapa yang baik memiliki ciri berupa

bentuknya bundar agak lonjong, berukuran sedang, bobotnya berat, air buahnya

cukup, buahnya sudah masak atau tua, kulit sabutnya licin, tidak cacat, dan tidak

berpenyakit (Warisno 2003).

Lubang tanam untuk penanaman bibit kelapa harus dibuat 2 – 3 bulan

sebelum bibit dipindahkan. Tanah galian harus dipisahkan antara tanah atas (top

soil) dan tanah bawah (subsoil). Tanah bagian bawah digunakan untuk membuat

timbunan/tanggul sekeliling lubang untuk mencegah aliran air hujan masuk ke

dalam lubang. Ukuran lubang tergantung pada beberapa faktor, yaitu keadaan

tempat, tipe tanah, dan dalamnya permukaan air tanah. Pada umumnya untuk tipe

tanah yang berat dan padat dibuat lubang dengan ukuran lebih besar daripada

tanah-tanah ringan. Ukuran lubang berkisar antara 0.6 m x 0.6 m x 0.6 m sampai 1

m x 1 m x 1 m (Setyamidjaja 1984).

Untuk penanaman kelapa digunakan pupuk Rock Phospate (RP) yang

memiliki kandungan unsur fosfat cukup tinggi. Jenis ini merupakan pupuk slow

release. Pemberian pupuk rock phospate ini dilakukan pada awal atau selama

musim hujan dengan dosis 300 g/lubang tanam. Pada praktikum, kebutuhan

tanaman akan fosfat digantikan dengan mengaplikasikan SP-36 (mengandung 36

% fosfat) sebanyak 100 g/pohon. Pemupukan dilakukan saat musim hujan

bertujuan untuk menghindari terjadinya plasmolisis, yaitu keluarnya cairan dari

dalam tanaman kelapa. Kandungan utama dari pupuk urea adalah nitrogen

sebanyak 45 %, kandungan utama pupuk SP-36 adalah fosfor (P2O5) sebanyak 36

%, dan kandungan utama pupuk KCl adalah kalim (K2O) sebanyak 60 %.

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan

pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman

Page 12: Laporan Tbm Kelapa

produksi melalui kompetisi. Gulma tumbuh hampir di mana saja dan

keberadaannya tidak diinginkan di area perkebunan karena akan bersaing dan

berebut unsur hara, menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal

terendam air, menyulitkan evakuasi hasil panen, dan menurunkan produktivitas

kebun. Piringan di kebun kelapa harus dijaga agar selalu bersih dari gulma atau

rambatan LCC. Rambatan ini harus ditarik lepas dan keluar dari area piringan

untuk kemudian disemprot dengan herbisida yang tepat. Pada saat memberikan

pupuk, yang dapat menyerap hara yang diberikan tidak hanya tanaman tetapi juga

gulma yang ada di sekitar piringan dan tanaman. Oleh karena itu, sebelum

melakukan pemupukan, piringan, dan areal di sekitar tanaman dibersihkan dari

gulma. Piringan atau bokoran harus dibersihkan dari gulma agar pupuk yang

diberikan tidak diserap gulma. Pemeliharaan piringan juga dilakukan untuk

memperlebar radius piringan sesuai perkembangan tajuk. Selain itu, piringan yang

bersih akan mempermudah pemanenan. Gulma juga dapat menjadi inang

penyebab penyakit ataupun hama. Oleh karena itu, gulma harus dibersihkan dari

piringan. Pemupukan tidak dilakukan pada alur ujung bokoran karena disesuaikan

dengan posisi akar yang paling optimum untuk mengambil unsur hara yang

diberikan kepada kelapa. Selain itu, bila diberikan pada ujung bokoran, maka ada

kemungkinan tanaman kelapa akan bersaing dengan gulma yang masih ada pada

sekitar W0 yang dapat mengurangi efektivitas dari aplikasi pemupukan tersebut.

Pengendalian hama dan pennyekit juga dilkukan pada saat praktikum.

Kegiatan yang dilakukan berupa penyemprotan kelapa TBM dengan fungisida dan

insektisida. Fungisida yang dipakai adalah Dithane M-45 yang memiliki

kandungan bahan aktif mankozeb 80 % dengan dosis aplikasi 30 gram/tangki.

Fungisida ini digunakan untuk mengendalikan cendawan perusak daun maupun

batang. Insektisida yang dipakai adalah Regent 50SC dengan bahan aktif fipronil

50 g/l dengan dosis aplikasi 30 ml/tangki. Regent 50SC merupakan Insektisida

dan zat pengatur tumbuh sistemik berbentuk suspensi berwarna putih berdaya

racun kontak dan lambung untuk mengedalikan hama thrips parvispinus, kutu

daun myzus persicae, walang coklat, walang sangit.

Berdasarkan perhitungan prestasi kerja, kelompok A4 mencapai prestasi

kerja sebesar 0,086 Ha/HK yang berarti dalam 7 jam kerja jumlah luasan yang

Page 13: Laporan Tbm Kelapa

dapat dikerjakan oleh setiap orang sebesar 0,086 Ha. Hasil ini terhitung kecil

apabila dibandingkan dengan standar pada perkebunan yang seharusnya dalam

satu HK dapat memperoleh luasan 2 Ha/HK. Prestasi kerja dipengaruhi oleh

pengalaman dari setiap praktikan serta efektivitas alat yang dipakai karena alat

kerja yang mendadak rusak ketika dipakai atau praktikan yang kurang terampil

dalam bekerja seringkali menyulitkan pekerjaan. Kurangnya koordinasi kelompok

pun menjadi salah satu faktor rendahnya prestasi kerja.

Page 14: Laporan Tbm Kelapa

KESIMPULAN

Pemeliharaan TBM kelapa berguna untuk mengoptimalkan produktivitas

kelapa. Salah satu pemeliharaan TBM kelapa adalah pemupukan dan

pengendalian gulma pada piringan pokok. Pupuk urea, SP-36, dan KCl

diaplikasikan disekeliling piringan pokok TBM kelapa. Membersihkan gulma

pada bokoran harus dilakukan dengan kondisi W0, yaitu bebas dari gulma.

Penggunaan HK pada penanaman, pemupukan, dan pengendalian gulma pada

praktikum kali ini belum memenuhi target kebun. Prestasi kerja yang diperoleh

terukur kecil bila dibandingkan dengan prestasi kerja di perkebunan yang

seharusnya.

Page 15: Laporan Tbm Kelapa

DAFTAR PUSTAKA

Buenea, M. 2003. Application of the improved embryo culture protocol for

commercial production of makapuno seedlings. Phillipines Journal of

Science. 132 (1): 1-11 June 2003.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2011. Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009–

2011. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.

Setyamidjaja, Djoehana. 1984. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.

Sukendah. 2009. Pembiakan in vitro dan analisis molekuler kelapa kopyor.

Disertasi. Institut Pertanian Bogor.

Palungkun, R. 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. 72

hal.

Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta.