Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN...

152

Transcript of Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN...

Page 1: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya
Page 2: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia i

KATA PENGANTAR

Sebagai salah satu unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Direktorat Budidaya Serealia sesuai Tupoksinya pada tahun 2014 telah

melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program dan

kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Laporan Tahunan ini berisi laporan

pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Budidaya

Serealia maupun yang merupakan hasil koordinasi dengan seluruh stake holders

baik pusat maupun daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) selama tahun 2014.

Dengan tersusunnya laporan tahunan ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang perkembangan di bidang Budidaya Serealia, diharapkan laporan ini dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengembangan

Budidaya Serealia pada masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan Tupoksi

Kegiatan Direktorat Budidaya Serealia selama Tahun 2014 disampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Page 3: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. iv DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………. vi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. vii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. viii I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) DIREKTORAT BUDIDAYA

SEREALIA …………………………………………………………………….... 3

III. PELAKSANAAN PROGRAM

1. Padi ................................................................................ 20

2. Jagung ………………………………………………………….. 37

3. Serealia Lainnya ………………………………………………………….. 54

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 …………………… 59

2. Penyusunan Program Dan Rencana Kerja……………………………….. 68

3. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan Budidaya

Serealia ………………………………………………………………………. 68

4. Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Mendukung Peningkatan Produksi

Padi Irigasi dan Rawa………………………………………………………… 69

5. Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Padi THLK …………………………. 71

6. Monitoring dan Evaluasi SL-PTT Padi THLK …………………………….. 72

7. Bimbingan dan Pembinaan Pengembangan SL-PTT Jagung…………... 77

8. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SL-PTT Padi Irigasi dan Rawa… 78

9. Pengembangan Serealia Lain ……………………………………………… 80

10. Monitoring dan Evaluasi Optimalisasi Jagung ……….…………………… 82

11. Bimbingan dan Pembinaan Pengembangan Padi THLK ……………… 84

12. Gerakan Tanam dan Panen ……………………………………………… 85

a. Gerakan Tanam Padi ………………………………………………….. 85

b. Gerakan Panen Padi …………………………………………………… 88

Page 4: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia iii

13. Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Padi THLK……………………. 89

14. Pertemuan – Pertemuan

a. Konsolidasi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 ……………….… 91

b. Rakor Pemantapan P2BN ….………………………………...…………. 95

c. Rakor Evaluasi P2BN ………………………………………………..…… 97

d. Pertemuan Kemitraan Jagung …………………………………………… 99

e. Pertemuan Focus Group Discussion (FGD) Jagung ………………… 101

f. Pertemuan Koordinasi Kemitraan Serealia Lain ………………………. 103

g. Pertemuan Evaluasi Pengembangan Serealia Lain …………….……. 105

h. Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XIV …………………… 113

i. Pengembangan Karakter SDM ………………………………………….. 116

V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN …………………………………………….. 119

1. Urusan Kepegawaian …………………………………………………… 119

2. Urusan Persuratan ………………………………………………… 122

3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan ………………………………… 122

4. Urusan Pelaporan ………………………………………………….. 124

5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2014 ………………………………………. 124

IV. PENUTUP …………………………………………………………. 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia iv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pencapaian Produksi Padi Berdasarkan ARAM II Tahun 2014 …………. 22

2. Perkembangan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014 .......................... 23

3. Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Padi

Tahun 2013 dan 2014 ............................................................................... 24

4. Urutan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014 dibanding

Tahun 2013 ............................................................................................... 25

5. Urutan Penyumbang Peningkatan Produksi Tahun 2014 ........................ 26

6. Perkiraan Ketersediaan dan Konsumsi Beras Tahun 2014 ........................ 27

7. Perkembangan Luas Panen Padi Tahun 2012 – 2014 ................................ 29

8. Peringkat Luas Panen Padi Tahun 2013 dan 2014 ................................... 30

9. Produktivitas Padi Tahun 2014 ................................................................... 31

10. Peringkat Produktivitas Padi Tahun 2013 dan 2014 ................................... 32

11. Realisasi Luas Tanam Padi MT.2013/2014 dan

MT.2014 Nasional ................................................................................. 33

12. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2013/2014 dengan Rerata 5 Tahun

Sebelumnya, MT.2012/2013 dan Sasaran 2013/2014

(Oktober-Maret) ......................................................................................... 35

13. Perbandingan Realisasi Tanam Padi Tahun 2014 dengan Rerata

5 Tahun Sebelumnya, MT 2012/2013 dan Sasaran MT.2014 Periode

April-September........................................................................................... 36

14. Pencapaian Produksi Jagung Berdasarkan ARAM II Tahun 2014 ............. 39

15. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung

Tahun Menurut Wilayah 2013 – 2014 ... ....................................................... 40

16. Perkembangan Kondisi Produksi Jagung Di Provinsi Sentra

Tahun 2010 - 2014 ……………………………………………………………… 41

17. Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Jagung

Tahun 2013 dan 2014 …………………….…...……………………………….. 43

18. Urutan Peringkat Produksi Jagung Tahun 2013 - 2014 per Provinsi .......... 44

19. Perkembangan Luas Panen Jagung Tahun 2012 – 2014 ………………… 46

20. Peringkat Luas Panen Jagung Tahun 2013 – 2014 …………………………. 47

21. Sebaran Produktivitas Jagung Tahun 2014 (ARAM II) ……………………. 48

Page 6: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia v

22. Perkembangan Produktivitas Jagung Tahun 2013 – 2014……………........ 49

23. Peringkat Produktivitas Jagung Tahun 2013-2014 .......................... 50

24. Realisasi Luas Tanam Jagung MT. 2013/2014 dan MT. 2014 .................... 52

25. Perbandingan Luas Tanam Jagung MT. 2013/2014 dan MT. 2014

Terhadap Realisasi Rata2 Lima Tahun, MT. 2012/2013

& MT.2014, dan Sasaran MT. 2013/2014 …………………………………... 53

26. Pengembangan Komoditi Serealia Lain Tahun 2014 ……………………… 56

27. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Komoditas Serealia Lain Tahun 2014 ……………………………………… 57

28. Pelaksanaan Pengembangan DEM Area Komoditas Serealia Lain

Tahun 2014 …………………………………………………………………….. 58

29. Sasaran Areal SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 sesuai

Pagu Awal dan Setelah Penghematan Anggaran …………………………. 60

30. Sasaran dan Realisasi Penyeluran Bantuan Sosial (Bansos) SL-PTT

Padi dan Jagung 2014 Kepada Kelompok Tani Pelaksana ……………….. 61

31. Sasaran dan Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi

SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014……................................................ 62

32. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi SL-PTT

Padi dan Jagung per Pola Kawasan Tahun 2014…………………………… 63

33. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi SL-PTT

Padi dan Jagung Tahun 2014 terhadap Capaian SL-PTT 2013 Pada

Periode Yang Sama …………………………………….................................. 64

34. PerbandinganProduktivitas SLPTT Terhadap Sasaran dan

Non SL Tahun 2014 …………………………………………………………... 65

35. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi SL-PTT Padi

dan Jagung Tahun 2009-2013 Tingkat Nasional ……………………………. 66

36. Skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2014 ……………. 81

37. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan ……………………. 115

38. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014 … 118

39. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 204

Sampai dengan 31 Desember 2014 ....................................................... 120

Page 7: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia vi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1. Produksi Padi Tahun 2011 – 2014 ........................................................... 19

2. Pola Panen Padi Tahun 2012 – 2014 ....................................................... 20

3. Prognosa Kebutuhan dan Persediaan Beras Berdasarkan

ARAM II Tahun 2014) ..................................................................... 27

4. Realisasi Luas Tanam Padi MT. 2013/2014 dan MT. 2014 Nasional……… 33

5. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2013/2014 dengan Rerata 5 Tahun

sebelumnya, MT. 2012/2013 dan Sasaran 2013/2014

(Oktober-Maret) ………………………………………………..………………. 34

6. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2013/2014 dengan Rerata 5 Tahun

sebelumnya, MT. 2012/2013 dan Sasaran 2013/2014

(April-September) …………………………………………………………. 35

7. Produksi Jagung Tahun 2011 – 2014 …………………………………. 36

8. Pola Panen Jagung Tahun 2012 – 2014 …………………………………. 37

9. Perbandingan Luas Tanam Jagung MT 2013/2014 & MT 2014 Terhadap

MT. 2012/2013 & MT 2013 dan Sasaran MT 2013/2014 & MT 2014 ........ 52

Page 8: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perkembangan Luas Panen Padi Tahun 2012 - 2014

2. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 dan 2014

3. Perbandingan Peringkat Luas Panen Padi Tahun 2013 dan 2014

4. Perbandingan Peringkat Produksi Padi tahun 2013 - 2014

5. Peringkat Produktivitas Padi Tahun 2013 – 2014

6. Perkembangan Luas Panen Jagung Tahun 2012 - 2014

7. Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2013 dan 2014

8. Sebaran Produktivitas Jagung Tahun 2014 (ARAM II)

9. Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2014

10. Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas SL-PTT Padi Inbrida Tahun

2014

11. Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Sl-PTT Padi Hibrida Tahun

2014

12. Realisasi Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas SL-PTT Lahan Kering

Tahun 2014

13. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia per Unit Kerja

sampai dengan 31 Desember 2014

Page 9: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia viii

DAFTAR GAMBAR

1. Kegiatan Tanaman Padi Ladang di Majalengka ............................................ 85

2. Acara Panen Raya Padi di Kabupaten Badung – Bali .................................. 88

3. Sambutan dan Pembukaan Pertemuan Workshop Konsolidasi SL-PTT

Padi dan Jagung oleh Plt. Direktur Jenderal Tanaman Pangan ................... 93

4. Pemberian Peklakat oleh Plt. Dirjen Tanaman Pangan kepada 3 Kabupaten

Yang telah Melaksanakan Tugas Laporan Tepat Waktu dan Rutin ................ 94

5. Acara Pemantapan P2BN di hadiri oleh

Menteri Pertanian Ir. H. Suswono, MMA ........................................................ 95

6. Acara Rakor P2BN di hadiri oleh Menteri Pertanian Ir. H. Suswono, MMA

Pada 2-3 Oktober 2014 ............................................................................... 97

7. Pembukaan dan Sambutan PENAS ke XIV 2014 oleh Menteri Pertanian ... 113

8. Kegiatan Pengembangan Karakter SDM di Sari Ater ................................... 117

Page 10: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 1

I. PENDAHULUAN

Direktorat Budidaya Serealia, merupakan salah satu Direktorat di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yang secara tupoksi membidangi komoditas padi, jagung dan serealia lain, utamanya gandum dan sorgum. Masing-masing komoditas memegang peranan yang sangat strategis dalam mendukung upaya melanjutkan swasembada pangan menuju ke kemandirian secara nasional.

Padi/beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, karena beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia dan menopang kehidupan lebih dari 60% petani di Indonesia. Berdasarkan data BPS, beras merupakan komoditas penyumbang inflasi yang cukup besar dalam tahun 2014. Selain itu komoditas beras telah menjadi komoditas politis yang ketersediaanya selalu menjadi sorotan publik, dijadikan indikator kinerja pemerintah dalam penyediaan pangan.

Produksi beras pada tahun 2014 berdasarkan data dan perhitungan yang ada sampai saat ini, secara nasional masih menyukupi kebutuhan dalam negeri dan bahkan surplus sebesar 4,608 juta ton setara beras.

Jagung merupakan komoditas strategis kedua setelah padi yang diharapkan akan terus berswasembada pada tahun 2014 sebagaimana padi/beras. Jagung merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya ayam ras. Di beberapa wilayah di Indonesia (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, NTT), jagung (jagung putih) merupakan bahan makanan pokok setelah beras. Selain itu jagung digunakan untuk bahan baku industri lain seperti, minyak jagung, tepung jagung (maizena), digunakan langsung untuk pakan ternak (ayam, bebek, burung dara) serta industri makanan lainnya (bihun, emping jagung, campuran kopi, marning, dll). Sebagaimana beras, berdasarkan data dan perhitungan yang ada kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak yang +7 juta ton dalam setahun mampu dipenuhi, namun sampai akhir Desember 2014 diperkirakan impor jagung telah mencapai 3,2 juta ton. Banyak hal yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi antara lain mulai dari sebaran panen yang tidak merata sepanjang tahun, mutu yang belum sesuai standart yang diminta pabrik pakan, sampai harga yang juga cukup tinggi selama tahun 2014.

Gandum dan sorgum, merupakan komoditas yang diharapkan mampu dipacu pengembangannya dalam rangka mensubtitusi gandum impor, dimana volume impor terus meningkat. Dalam pengembangan gandum dan sorgum pada tahun 2014 banyak terkendala oleh faktor teknis yang lain seperti langkanya benih yang bermutu.

Kebijakan umum yang ditempuh untuk mendukung pencapaian sasaran produksi tahun 2014 tersebut adalah : a) Swasembada pangan berkelanjutan secara Nasional bukan wilayah (pulau/prop/kab/kota); b) Pemberian Subsidi sarana produksi (benih dan Pupuk); c) Perlindungan terhadap harga melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk padi ; d) Fasilitasi pembiayaan,

Page 11: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

2 Direktorat Budidaya Serealia

bantuan benih, pupuk dan peralatan pra dan pasca panen; e) Meningkatkan pembinaan dan pendampingan petani/lelompoktani dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi serealia; f) untuk sorgum dan gandum dilakukan demfarm di lokasi yang cocok.

Sejalan dengan kebijakan tersebut serta dengan mempertimbangkan potensi dan kendala serta peluang yang ada, strategi dalam peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui: a) Upaya ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru, b) pembinaan dan pengembangan daerah sentra (PAT), c)pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi, d) penguatan kelembagaan dan pembiayaan.

Operasionalisasi dari strategi tersebut dilaksanakan melalui 2 fokus kegiatan yaitu a) Pembinaan umum terhadap areal pertanaman yang ada melalui kegiatan gerakan, dem-plot/dem-area, penyuluhan, dengan materi optimalisasi penerapan teknologi, pengendalian OPT, banjir & kekeringan, penguatan kelembagaan kelompok tani, peningkatan IP dan teknologi budidaya lainnya; b) Fokus pembinaan budidaya melalui penerapan pola Sekolah Lapang (SL) untuk peningkatan produktivitas komoditas padi, jagung di wilayah tertentu. Dengan pola ini diharapkan terbina kawasan-kawasan andalan untuk komoditas tanaman pangan padi, dan jagung.

Upaya pencapaian produksi padi dan jagung tahun 2014 melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) difokuskan pada peningkatan produktivitas dengan peningkatan kualitas SL-PTT berbasis pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, bantuan sebagai instrument stimulant. Pada tahun 2014 luas SL-PTT Padi adalah 3.903.894 ha, yang di alokasikan pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi rawa, padi lebak, padi lahan kering dan padi sawah) seluas 267.411 ha, kawasan pengembangan (padi sawah, padi hibrida, dan padi lahan kering) seluas 537.925 ha dan kawasan pemantapan (padi sawah dan padi lahan kering) seluas 3.098.538 ha. Sedangkan SL-PTT Jagung seluas 205.751 ha di alokasikan pada kawasan pertumbuhan (jagung hibrida dan jagung komposit) seluas 45.275 ha, kawasan pengembangan (jagung hibrida) seluas 136.476 ha dan kawasan pemantapan (jagung hibrida) seluas 24.000 ha.

Untuk mendukung pencapaian sasaran program dilakukan berbagai kegiatan lain selama tahun 2014 sesuai dengan Tugas dan Fungsi. Kegiatan-kegiatan tersebut baik yang didanai melalui APBN, APBD maupun dari berbagai sumber lain di luar Kementerian Pertanian.

Page 12: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 3

II. TUGAS DAN FUNGSI

DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 299/Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, Direktorat Budidaya Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Budidaya Serealia menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.

c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Petanian, Direktorat Budidaya Serealia terdiri dari :

1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa

2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering

3. Subdirektorat Jagung

4. Subdirektorat Serealia Lainnya

5. Subbagian Tata Usaha

Uraian tugas masing-masing Subdirektorat adalah sebagai berikut:

1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa

Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa, menyelenggarakan fungsi :

Page 13: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

4 Direktorat Budidaya Serealia

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi irigasi dan rawa;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa.

Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa terdiri dari :

- Seksi Padi irigasi

- Seksi Padi Rawa

1) Seksi Padi Irigasi

Seksi Padi Irigasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang padi irigasi, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkandata dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi irigasi;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait;

- menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkandata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi;

- menyusun bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi irigasi.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, criteria dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi irigasi;

Page 14: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 5

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan jenis unggul.

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang budidaya padi irigasi.

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan.

e. Melakukan penyiapan bahan pemberian evaluasi teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang budidaya padi irigasi;

- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang budidaya padi irigasi berdaya saing dan penguatan kelembagaan.

2) Seksi Padi Rawa

Seksi Padi Rawa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi rawa.

Rincian tugas pekerjan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi rawa, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi rawa;

Page 15: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

6 Direktorat Budidaya Serealia

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan-bahan koordinasi dengan instansi terkait;

- menyajikan konsep koordinasi dengan instansi terkait.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa;

- mengolah, menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi rawa.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi rawa yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi usaha tani lahan pasang surut di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan kerangka acuan pengamatan pola produksi di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan indeks pertanaman pada berbagai tipe lahan dan perluasan areal baru;

- menyiapkan bahan penyusunan pendayagunaan lahan untuk mendukung produksi padi rawa;

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis, di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kwalitas dan kwantitas di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifik lahan yang berhubungan dengan peningkatan di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman melalui demontrasi di bidang budidaya padi rawa.

Page 16: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 7

e. Melakukan penyiapan bahan pemberian evaluasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan evaluasi di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan teknis dibidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan penerapan teknologi baru pada petani dalam rangka penyusunan pola pertanaman dan peningkatan indeks pertanaman di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan spesifikasi lokasi untuk peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas di bidang budidaya padi rawa;

- menyiapkan bahan penyusunan pola pertanaman sesuai dengan hasil teknologi baru di bidang budidaya padi rawa berdaya saing dan penguatan kelembagaan.

2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering

Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya tadah hujan dan lahan kering.

Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering teridiri dari :

- Seksi Padi Tadah Hujan

- Seksi Padi Lahan Kering

1) Seksi Padi Tadah Hujan

Seksi Padi Tadah Hujan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

Page 17: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

8 Direktorat Budidaya Serealia

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data informai bahan penyusunan kebijakan budidaya padi tadah hujan;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi tadah hujan;

- melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders;

- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan.

b. Melakukan penyiapan bahan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan kebijakan budidaya padi tadah hujan;

- mengolah dan menganalisa data dan informasi kebijakan budidaya padi tadah hujan;

- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi tadah hujan.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria, dan prosedur yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dibidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang budidaya padi tadah hujan;

- penyiapkan bahan penyususunan pengelelolaan dibidang budidaya padi tadah hujan;

- penyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang padi tadah hujan.

d. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyusun data base di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan pengembangan di bidang budidaya padi tadah hujan berdaya saing dan penguatan kelembagaan.

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya padi tadah hujan;

Page 18: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 9

- menyiapkan bahan peningkatan mutu di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya padi tadah hujan;

- menyiapkan bahan penyusunan analisis pelaporan di bidang budidaya padi tadah hujan.

2) Seksi Padi Lahan Kering

Seksi Padi Lahan Kering mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dibidang budidaya padi lahan kering yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan penyusunan kebijakan budidaya padi lahan kering;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya padi lahan kering;

- melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders untuk menyusun kebijakan;

- menyajikan konsep kebijakan budidaya padi lahan kering.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering;

- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan budidaya padi lahan kering.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan teknologi spesifikasi di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan penerapan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering;

Page 19: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

10 Direktorat Budidaya Serealia

- menyiapkan bahan pengelolaan di bidang budidaya padi lahan kering.

d. Melakukan penyiapkan bahan bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan bimbingan teknis di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru yang meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan monitoring terhadap perkembangan teknologi di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan konsultasi pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering.

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan teknis di bidang budidaya pada lahan kering;

- menyiapkan bahan penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang budidaya pada lahan kering;

- menyiapkan bahan penyusunan analisis terhadap di bidang budidaya padi lahan kering;

- menyiapkan bahan penyusunan laporan hasil pola tanam di bidang budidaya padi lahan kering.

3. Subdirektorat Jagung.

Subdirektorat Jagung mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya jagung. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Jagung, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya jagung.

Subdirektorat Jagung terdiri dari :

- Seksi Intensifikasi Jagung

- Seksi Pengembangan Jagung

Page 20: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 11

1) Seksi Intensifikasi Jagung

Seksi Intensifikasi Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya jagung.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung , kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya jagung;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyajikan konsep rancangan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya jagung.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung;

- menganalisisdata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya agung;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya jagung.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dibidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan kerjasama dengan pihak terkait dalam penerapan di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- konsultasi dan koordinasi kelembagaan teknis dengan intansi terkait untuk pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan rumusan kebijakan manajemen produksi usaha tani di bidang intensifikasi budidaya jagung.

Page 21: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

12 Direktorat Budidaya Serealia

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan monitoring dan konsultasi pelaksanaan kegiatan di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan intensifikasi budidaya jagung serta bimbingan penguatan kelembagaan.

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan pengembangan intensifikasi budidaya jagung;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya jagung.

2) Seksi Pengembangan Jagung

Seksi Pengembangan Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya jagung.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan budidaya jagung yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya jagung;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya jagung.

Page 22: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 13

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung;

- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya jagung.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkanbahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/ lokasi di bidang pengembangan budidaya jagung;

- konsultasi teknis anjuran di bidang pengembangan budidaya jagung.

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi teknologi pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan uji coba teknologi baru untuk meningkatkan produksi secara kualitas dan kuantitas di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan teknologi spesifikasi lokasi yang berhubungan dengan peningkatan pola tanam di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan penyusunan sosialisasi teknologi peningkatan produksi secara kwalitas dan kwantitas di bidang pengembangan budidaya jagung.

Page 23: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

14 Direktorat Budidaya Serealia

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi teknis yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan teknis di bidang pengembangan budidaya jagun;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan penerapan teknologi baru dan peningkatan indeks pertanaman di bidang pengembangan budidaya jagung;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan anjuran teknologi yang sesuai dengan daerah / lokasi yang dapat meningkatkan produksi di bidang pengembangan budidaya jagung.

4. Subdirektorat Serealia Lainnya.

Subdirektorat Serealia Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia lainnya. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Serealia lainnya, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi dan pengembangan budidaya serealia lainnya.

Subdirektorat Serealia Lainnya terdiri dari :

- Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya

- Seksi Pengembangan Serealia Lainnya

1) Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya

Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi intensifikasi budidaya serealia lainnya;

Page 24: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 15

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- pengumpulan data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menganalisis data dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyajikankonsep pelaksanaan kebijakan intensifikasi budidaya serealia lainnya.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya.

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbangan teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi di bidang intensifikasi budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan budidaya serealia lainnya serta bimbingan penguatan kelembagaan.

Page 25: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

16 Direktorat Budidaya Serealia

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang budidya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan teknis di bidang intensifikasi serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan peningkatan mutu di bidang intensifikasi serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan data base di bidang intensifikasi serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan pengembangan komoditi tanaman serealia lainnya berdaya saing dan jenis unggul.

2) Seksi Pengembangan Serealia Lainnya

Seksi Pengembangan Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosdur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebjakan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkan data dan informasi rencana pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menganalisis data dan informasi bahan penyusunan kebijakan di bidang budidaya serealia lainnya;

- menyajikan konsep rancangan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, yang kegiatannya meliputi :

- mengumpulkandata dan informasi bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya;

- mengolah dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyajikan konsep pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya serealia lainnya.

c. Melakukan penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

Page 26: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 17

- menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan identifikasi dan pengumpulan data serta spesifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan penerapan teknologi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan daerah/lokasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.

d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan penyusunan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan penyebarluasan teknologi di bidang budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan penyusunan monitoring dibidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- konsultasi pola tanam di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.

e. Melakukan penyiapan bahan evaluasi, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan teknis di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan inventarisasi dan identifikasi di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya;

- menyiapkan bahan evaluasi penyusunan analisa di bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.

5. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan direktorat.

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah :

a. Melakukan urusan kepegawaian, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan rencana kebutuhan, pengembangan, mutasi, pensiun dan kesejahteraan pegawai;

- menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat dan gaji berkala;

- menyiapkan bahan usulan pengurusan Kartu Taspen, ASKES, KARPEG, KARIS/KARSU;

Page 27: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

18 Direktorat Budidaya Serealia

- menyiapkanbahan dan mengevaluasi daftar hadir;

- menyiapkan bahan dan memproses daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3);

- memprosespemberian cuti pegawai dan ijin yang berkaitan dengan kepegawaian;

- menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pegawai yang meliputi usulan peserta diklat, ujian dinas, penerimaan penghargaan, tanda jasa dan peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai;

- menyiapkan bahan usulan penyelesaian kasus kepegawaian;

- menyiapkan bahan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);

- menyiapkan bahan perubahan status pegawai yang meliputi perkawinan, kelahiran, perceraian dan kematian;

- mengumpulkan data dan mengolah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

b. Melakukan urusan keuangan direktorat, yang kegiatannya meliputi :

- menyiapkan bahan usulan anggaran;

- menyiapkan bahan daftar gaji dan lembur pegawai;

- menyiapkan bahan laporan tentang kerugian Negara.

c. Melakukan urusan perlengkapan direktorat, yang kegiatannya meluputi :

- menyiapkan bahan rencana kebutuhan barang dan jasa;

- mengelola barang milik/kekayaan negara;

- menyiapkan bahan usulan penghapusan barang-barang dan inventaris milik/kekayaan negara;

- menyiapkan laporan barang triwulan dan tahunan, inventaris barang pada Unit Pemakai Barang (UPB);

- menghimpun, mengolah dan menyajikan data perlengkapan dalam data base Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan (SIMPAP).

d. Melakukan urusan rumah tangga direktorat, yang kegiatannya meliputi :

- melakukan pengaturan penggunaan, dan pembiayaan pemeliharaan kendaraan dinas;

- menyiapkan usulan pemeliharaan gedung kantor, dan halaman/ kebun/taman;

- menyiapkan rencana kebutuhan peralatan kantor dan ATK;

- melakukan pengaturan tata ruang, kebersihan, ketertiban dan keamanan kantor;

- melakukan penyelenggaraan rapat-rapat, penerimaan tamu dan pelayanan tata usaha pimpinan;

Page 28: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 19

- melakukan urusan pengaturan pemakaian listrik, air, telepon dan sarana komunikasi lainnya.

e. Melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan direktorat, yang kegiatannya meliputi :

- melakukan urusan surat masuk yang meliputi pengambilan, penerimaan, penyortiran, pengagendaan dan penyampaian surat ke unit kerja yang berwenang;

- melakukan urusan surat keluar baik langsung maupun melalui pos yang meliputi pengagendaan dan pengiriman ke alamat yang dituju;

- melakukan pengiriman dan penerimaan berita melalui email, e-form, telekomunikasi dan faximile;

- melakukan urusan pengetikan dan penggandaan surat, naskah dan dokumen;

- melakukan pengarsipan surat-surat, dokumen dan laporan;

- menyiapkan bahan laporan bidang ketatausahaan.

f. Melaksanakan penyusunan laporan direktorat, yang kegiatannya meliputi:

- mengumpulkan bahan laporan bulanan, tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP);

- menyajikan konsep laporan bulanan, tahunan, dan LAKIP.

Page 29: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

20 Direktorat Budidaya Serealia

III. PELAKSANAAN PROGRAM

1. Padi

a. Produksi Padi Tahun 2014

Produksi padi tahun 2014 (ARAM II) diperkirakan sebanyak 70,61 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 0,67 juta ton (0,94%) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi padi tahun 2014 tersebut diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 1,05 juta ton, sedangkan produksi padi di luar Pulau Jwa diperkirakan mengalami kenaikan sebanyak 0,38 juta ton. Penurunan produksi padi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas seluas 66,93 ribu hektar (0,48%) dan produktivitas sebesar 0,24 ku/ha (0,47%).Produksi padi berdasarkan ARAM II dapat dilihat pada tabelberikut :

Grafik 1. Produksi Padi Tahun 2011 - 2014

Ket : Tahun 2014 adalah ARAM II

Page 30: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 21

Perkiraan penurunan produksi padi tahun 2014 yang relatif besar terdapat

di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat,Sumatera Selatan, Sumatera Utara,

dan Nusa Tenggara Barat.Sementara itu, perkiraan kenaikan produksi

padi tahun 2014 yang relatif besar terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan,

Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan.

Penurunan produksi padi tahun 2014 yang sebanyak 0,67 juta ton

(0,94%) terjadi pada subround Januari-April dan subround Mei-Agustus

masing-masing sebanyak 0,85 juta ton (2,62%) dan 0,22 juta ton (0,98%),

sedangkan pada subround September-Desember diperkirakan terjadi

kenaikan sebanyak 0,40 juta ton (2,53%) dibandingkan dengan produksi

pada subround yang sama tahun 2013.

Grafik 2. Pola Panen Padi Tahun 2012 - 2014

Page 31: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

22 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 1. Pencapaian Produksi Padi Berdasarkan ARAM II Tahun 2014

(1) (3) (4) (5) Absolut % Absolut %

1. Luas Panen (Ha) 13.835.252 13.958.434 13.768.319 (66.933) (0,48) (190.115) 98,64

a. Januari - April ( SR I) 6.272.323 6.573.447 6.204.397 (67.926) (1,08) (369.050) 94,39

b. Mei - Agustus ( SR II) 4.510.189 4.553.279 4.441.727 (68.462) (1,52) (111.552) 97,55

c. Sept - Des. ( SR III) 3.052.740 2.831.708 3.122.195 69.455 2,28 290.487 110,26

2. Produktivitas (Ku/Ha) 51,52 51,83 51,28 (0,68) (0,47) (0,55) 98,95

a. Januari - April ( SR I) 51,65 52,02 50,85 (0,80) (1,55) (1,17) 97,75

b. Mei - Agustus ( SR II) 50,92 52,03 51,20 0,28 0,55 (0,83) 98,41

c. Sept - Des. ( SR III) 52,13 51,05 52,26 0,13 0,25 1,21 102,36

3. Produksi (Ton GKG) 71.279.709 72.340.150 70.607.231 (672.478) (0,94) (1.732.919) 97,60

a. Januari - April ( SR I) 32.398.677 34.194.364 31.548.391 (850.286) (2,62) (2.645.973) 92,26

b. Mei - Agustus ( SR II) 22.967.655 23.688.671 22.742.807 (224.848) (0,98) (945.864) 96,01

c. Sept - Des. ( SR III) 15.913.377 14.457.115 16.316.033 402.656 2,53 1.858.918 112,86

No

ANALISIS

Perbandingan ARAM II 2014

thdp ATAP 2014

Perbandingan ARAM II

2014 thdp Sasaran 2014

(5) : (3)

(2)

(5) : (4)

Uraian ATAP 2013 SASARAN 2014 ARAM II 2014

Jika dibandingkan dengan sasaran, produksi padi tahun 2014belum

mencapai sasaran masih kurang 1,732 jutaton atau baru mencapai

97,60%, begitu juga dengan produktivitas masih di bawah sasaran hanya

mencapai 98,95% atau kurang0,55 ku/ha, dan luas panen juga belum

mencapai sasaran masih kurang 190.115 ha atau baru mencapai 98,64%.

Page 32: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 23

Tabel 2. Perkembangan Peningkatan produksi Padi Tahun 2014

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

A. Luas Panen (000 ha)

- Jawa 6.185 6.467 6.353 282 4,56 (114) -1,76

- Luar Jawa 7.260 7.368 7.414 108 1,49 46 0,62

- Indonesia 13.445 13.835 13.768 390 2,90 (67) -0,48

B. Produktivitas (ku/ha)

- Jawa 59,05 57,98 57,35 (1,07) -1,81 (0,63) -1,09

- Luar Jawa 44,81 45,85 46,08 1,04 2,32 0,23 0,50

- Indonesia 51,36 51,52 51,28 0,16 0,31 (0,24) -0,47

C. Produksi (000 ton)

- Jawa 36.526 37.493 36.442 967 2,65 (1.051) -2,80

- Luar Jawa 32.529 33.786 34.164 1.257 3,86 378 1,12

- Indonesia 69.056 71.279 70.607 2.223 3,22 (672) -0,94

Perkembangan

2012 -2013 2013-2014

Tahun

ATAP

2012ATAP 2013

ARAM II

2014

UraianNo

Bila dilihat dari peran Jawa dan Luar Jawa terhadap produksi nasional,

maka tahun 2014 pulau jawa menyumbang produksi 36,442 juta ton

(51,61%) dan luar Jawa menyumbang 34,164 juta ton (48,39%). Tahun

2013 peran pulau jawa menyumbang produksi padi sebesar 52,60% luar

pulau jawa menyumbang produksi sebesar 47,39% sedangkan tahun

2012 pulau jawa menyumbang produksi 52,89% dan luar jawa

menyumbang produksi 47,10% maka peran pulau jawa dari tahun 2012 –

2014 mengalami penurunan sedangkan luar jawa juga mengalami

kenaikan.

Urutan penyumbang produksi padi tahun 2014lima besar provinsi adalah

Jawa Timur menjadi menjadi peringkat 1, diikuti provinsi Jawa

Baratsebagai peringkat 2, Provinsi Jawa Tengah peringkat 3, Provinsi

Sulawesi Selatan peringkat ke 4 dan peringkat ke 5 diduduki provinsi

Sumatera Utara.

Page 33: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

24 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 3. Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Padi Tahun 2013

dan 2014

Page 34: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 25

Produksi padi tahun 2014 meningkat 0,94% dibanding produksi padi

tahun 2013,penurunan produksi ini terjadi di 2 provinsi provinsi yang

mengalami penurunan diatas 10%. Sedangkan provinsi mengalami

penurunan produksi di bawah 10% terdapat di 16 provinsi, sedangkan

provinsi yang produksinya diatas produksi tahun 2013 terdapat di 17

provinsi :

- Peningkatan produksi di atas 10% dari tahun 2013hanya terdapat 2

provinsi yaitu Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tenggara.

- Peningkatan produksi 5 % sampai dengan <10 % hanya 3 Provinsi

yaitu Papua, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

- Peningkatan produksi di bawah 5% terdapat di 12 Propinsi.

Data secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Urutan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014 dibanding Tahun

2013

Page 35: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

26 Direktorat Budidaya Serealia

Penurunan produksi padi tahun 2014 sebesar 672.478 ton, terjadi karena

penurunan produksi di 17 provinsi, sedangkan provinsi yang mengalami

peningkatan di 17 provinsi. Provinsi yang menyumbang produksi padi lebih

dari 100 ribu ha terdapat di 3 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, Lampung

dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Provinsi Kepulauan Riau penyumbang

terkecil produksi padi nasional hanya sebesar 52 ton GKG sementara 18

provinsi turun dari pencapaian tahun 2013. Urutan penyumbang peningkatan

produksi padi pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Urutan Penyumbang Peningkatan Produksi Tahun 2014

Page 36: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 27

Dengan perhitungan konversi gabah ke beras tersedia 62,74% (BKP),

maka pada tahun 2014tersedia beras sejumlah 41,065 juta ton. Bila

jumlah penduduk tahun 2014 sejumlah 525,164 juta juta jiwa, tingkat

konsumsi per kapita/tahun 139,52Kg per Kapita/Tahun, maka diperlukan

beras sejumlah 35,088 juta ton. Dengan demikian pada tahun 2014

diperkirakan surplus sebesar 4,608 juta ton beras. Perhitungan secara

lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Perkiraan Ketersediaan dan Konsumsi Beras Tahun 2014

Jan Februari Maret April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nop Des

1. Produksi (GKG) 70.607.231 3.132.600 6.292.671 12.702.592 9.420.528 4.507.472 4.841.185 6.208.474 7.185.676 6.135.407 4.298.454 2.976.015 2.906.156

2. Konsumsi Gabah : 5.154.328 228.680 459.365 927.289 687.699 329.045 353.407 453.219 524.554 447.885 313.787 217.249 212.149

- Kebutuhan Benih/Bibit ( 0,9 % ) 635.465 28.193 56.634 114.323 84.785 40.567 43.571 55.876 64.671 55.219 38.686 26.784 26.155

- Kebutuhan Untuk Pakan (0,44% ) 310.672 13.783 27.688 55.891 41.450 19.833 21.301 27.317 31.617 26.996 18.913 13.094 12.787

- Bahan baku industri bukan makanan (0,56%) 395.400 17.543 35.239 71.135 52.755 25.242 27.111 34.767 40.240 34.358 24.071 16.666 16.274

- Tercecer ( 5,4% ) 3.812.790 169.160 339.804 685.940 508.709 243.403 261.424 335.258 388.026 331.312 232.117 160.705 156.932

3. Gabah Tersedia ( 1-2) 65.452.903 2.903.920 5.833.306 11.775.302 8.732.830 4.178.427 4.487.779 5.755.255 6.661.121 5.687.523 3.984.667 2.758.766 2.694.007

4. Beras Tersedia (GKG ke Beras 62,74%) 41.065.151 1.821.920 3.659.816 7.387.825 5.478.977 2.621.545 2.815.632 3.610.847 4.179.187 3.568.352 2.499.980 1.730.850 1.690.220

5. Konsumsi Beras 36.456.201 2.984.731 3.045.933 3.170.076 3.106.511 3.011.358 3.017.822 3.044.302 3.063.228 3.042.887 3.007.310 2.981.698 2.980.345

- Konsumsi Langsung (penduduk x tingkat konsumsi) 35.088.732 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061 2.924.061

- Pakan ternak/unggas (0,17%) 69.811 3.097 6.222 12.559 9.314 4.457 4.787 6.138 7.105 6.066 4.250 2.942 2.873

- Industri bukan makanan (0,66%) 271.030 12.025 24.155 48.760 36.161 17.302 18.583 23.832 27.583 23.551 16.500 11.424 11.155

- Susut/tercecer ( 2,5%) 1.026.629 45.548 91.495 184.696 136.974 65.539 70.391 90.271 104.480 89.209 62.500 43.271 42.256

6 Surplus/Defisit ( 4-5) 4.608.950 (1.162.811) 613.883 4.217.749 2.372.466 (389.814) (202.189) 566.545 1.115.960 525.465 (507.330) (1.250.849) (1.290.125)

No. Uraian JumlahSebaran Produksi dan Kebutuhan Bulanan Tahun 2014 (Dalam Ton)

Keterangan

a. Jumlah penduduk tumbuh 1,49% per tahun (252.1640.800 jiwa)

b. Konsumsi per kapita tahun 2013 = 139,52 Kg per Kapita / thn

c. Konversi GKG menjadi beras tersedia untuk konsumsi manusia 62,74%

Walaupun secara nasional pada tahun 2014 diperkiraan surplus beras

sebesar 4,608 juta ton, namun apabila dilihat sebaran produksi per bulan

selama tahun 2014, terdapat 6bulan defisit (produksi pada bulan yang

bersangkutan dibawah kebutuhan rata-ratanya) dan 6 bulan suplus

produksi (produksi pada bulan yang bersangkutan diatas kebutuhan rata-

ratanya), bulan defisit dan bulan surplus sebagai berikut:

Page 37: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

28 Direktorat Budidaya Serealia

- Bulan-bulan defisit selama tahun 2014 adalah: Januari 1,162 juta ton,

Mei 389 ribu ton, Juni 202 ribu ton, Oktober 507 ribu ton, Nopember

1,250 juta ton dan Desember 1,290 juta ton beras. Bulan-bulan defisit

tersebut merupakan awal atau pada masa-masa puncak musim

tanam.

- Bulan-bulan surplus selama tahun 2014 adalah: Februari 613 ribu ton, Maret 4,217 juta ton, April 2,372 juta ton, Juli 566 ribu ton, bulan Agustus sebesar 1,115 juta ton dan bulan September sebesar 525 ribu ton setara beras.

- Puncak produksi pada tahun 2014 terjadi pada bulan Maret, April Agustus dengan jumlah produksi 10,062 juta ton GKG dan produksi terendah pada bulan Mei dengan produksi 20 ribu ton GKG.

Grafik 3. Prognosa Kebutuhan dan Persediaan Beras Berdasarkan ARAM II Tahun 2014

Page 38: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 29

b. Luas Panen Padi Tahun 2014

Luas Panen padi pada tahun 2014 secara nasional menurun 66.933 ribu

ha atau (0,48%) dari luas panen pada tahun 2013. Penurunan luas panen

ini terjadi di 18 provinsi, sedangkan peningkatan luas panen terjadi di 16

provinsi dengan peningkatan luas panen tertinggi terjadi di Provinsi

Sulawesi Selatan seluas 69.458 ha.

Bila kita lihat per pulau, maka di pulau Sumatera terjadi penurunan luas

panen seluas68.311 ha (1,94%), Jawa mengalami penurunan seluas

113.230 ha (1,75%), Bali dan Nusa Tenggara meningkat 9.598 ha

(1,18%), Kalimantan meningkat seluas 19.380 ha (1,46%), Sulawesi

meningkat 85.086 ha (5,27%) dan Maluku dan Papua juga meningkat

544ha (0,59%) dari tahun 2013. Data perkembagan luas panen padi

tahun 2012 – 2014 pada tabel berikut :

Tabel 7. Perkembangan Luas Panen Padi Tahun 2012 - 2014

Page 39: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

30 Direktorat Budidaya Serealia

Peringkat luas panen padi tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Peringkat Luas Panen Padi Tahun 2013dan 2014

Page 40: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 31

b. Produktivitas Padi Tahun 2014

Produktivitas rata-rata nasional tahun 2014 menurun 0,24 ku/ha (0,47%)

dari pencapaian produktivitas tahun 2013 penurunan produktivitas terjadi

di 15 Provinsi. Namun demikian bila kita lihat secara lebih rinci, terdapat 19

provinsi yang mengalami peningkatan produktivitas. Peningkatan

produktivitas absolut tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (4,49

ku/ha), Maluku (1,61 ku/ha), Aceh (1,84 ku/ha),Kalimantan Tengah (1,82

ku/ha), Kepulauan Riau (1,83 ku/ha) Papua Barat (1,57 ku/ha), Bali (1,54

ku/ha), dan Kaliamntan Utara (1,38 ku/ha);. Penurunan produktivitas

tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta (4,14 ku/ha), Bengkulu (3,72 ku/ha),

Sulbar (2,83 ku/ha), Banten (2,36 ku/ha), Sumatera Selatan (1,74 ku/ha),

NTB (1,73 ku/ha), Jambi (1,72 ku/ha) dan Sulawesi Utara (1,15

ku/ha).Data produktivitas padi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Produktivitas Padi Tahun 2014

Page 41: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

32 Direktorat Budidaya Serealia

Peringkat produktivitas tahun 2014 mengalami perubahan bila

dibandingkan dengan peringkat produktivitas tahun 2013. Pada tahun 2014

peringkat pertama produktivitas adalah Provinsi Bali sebesar 60,20 ku/ha

yang sebelumnya pada tahun 2013 provinsi Bali peringkat ke empat,

peringkat kedua adalah Provinsi Jawa Timur dengan produktivitas sebesar

59,86 ku/ha, diikuti Provinsi Jawa Barat sebagai peringkat ketiga dengan

produktivitas 58,93 ku/ha. Pada tahun 2013 Provinsi Jawa Barat menjadi

peringkat pertama dengan produktivitas sebesar 59,53 ku/ha diikuti

peringkat kedua Provinsi Jawa Timur dengan produktivitas 59,15 ku/ha dan

peringkat ke tiga Provinsi DKI Jakarta dengan produktivitas 58,88 ku/ha.

Data peringkat produktivitas padi tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 10. Peringkat Produktivitas Padi Tahun 2013 dan 2014

Page 42: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 33

d. Realisasi LuasTanam MT. 2013/2014 dan MT. 2014

- Realisasi tanam padi MT 2013/2014 (Oktober 2013-Maret 2014) dan

MT 2014(April – September 2014) mencapai 13.991.922 ha.

- Bila dibandingkan dengan realisasi tanam rata-rata lima (5) tahun

sebelumnya seluas 13.477.944 ha, realisasi tanam tersebut mencapai

103,81% atau meningkat 513.978 ha

- Bila dibandingkan dengan realisasi tanam tahun lalu MT 2012/2013

dan MT 2013 seluas 13.892.166 ha, realisasi tanam tersebut

mencapai 100,72% (99.756 ha)

- Bila dibandingkan dengan sasaran tanam MT 2013/2014 dan MT 2014

seluas 14.447.851 ha, realisasi tanam tersebuthanya mencapai

96,84% masih kekurangan 455.929 ha

- Bila dibandingkan dengan realisasi tanam padi tahun lalu, terjadi

penurunan luas tanam pada bulan Oktober, November, Februari:

Maret, Juli, dan September (6 bulan, pada periode yang sama.

Sedang pada bulan2 lainnya terjadi peningkatan luas tanam.

- Bila dibandingkan dengan realisasi tanam rata-ratalima (5) tahun

sebelumnya, pada bulan Oktober, Nopember, Februari, Maret, Juli dan

September; terjadi penurunan luas tanam, pada periode yang sama.

Pada bulan-bulan lainnya terjadi peningkatan luas tanam.

Tabel 11. Realisasi Luas Tanam Padi MT. 2013/2014 dan MT. 2014

Nasional

Rata2 Lima

Tahun

Sebelumnya

Realiasi

MT' 12/13 dan

MT' 13

Sasaran

MT'13/14 dan

MT'14

Realiasi

MT' 13/14 dan

MT' 14*)

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Absolut % Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)-(3) (8)=(7):(3) (9)=(6)-(4) (10)=(9):(4) (11)=(6)-(5) (12)=(6):(5)

1 Oktober 2013 914.430 853.868 888.093 816.318 (98.112) 89,27 (37.550) 95,60 (71.775) 91,92

2 Nopember 2013 1.740.375 1.645.241 1.742.610 1.535.323 (205.052) 88,22 (109.918) 93,32 (207.287) 88,10

3 Desember 2013 2.211.541 2.407.892 2.543.517 2.578.798 367.257 116,61 170.906 107,10 35.281 101,39

4 Januari 2014 1.437.248 1.553.675 1.569.202 1.628.328 191.080 113,29 74.653 104,80 59.126 103,77

5 Februari 2014 793.768 730.117 885.640 743.894 (49.874) 93,72 13.777 101,89 (141.746) 84,00

6 Maret 2014 1.018.413 929.502 1.088.036 876.369 (142.044) 86,05 (53.133) 94,28 (211.667) 80,55

8.115.774 8.120.295 8.717.098 8.179.030 63.256 100,78 58.735 100,72 (538.068) 93,83

7 April 2014 1.298.368 1.394.743 1.429.826 1.340.039 41.671 103,21 (54.704) 96,08 (89.787) 93,72

8 Mei 2014 1.238.367 1.402.220 1.326.525 1.404.568 166.201 113,42 2.348 100,17 78.043 105,88

9 Juni 2014 931.119 1.048.975 946.924 1.186.042 254.923 127,38 137.067 113,07 239.118 125,25

10 Juli 2014 714.038 751.979 810.028 688.238 (25.800) 96,39 (63.741) 91,52 (121.790) 84,96

11 Agustus 533.963 539.634 529.628 562.344 28.381 105,32 22.710 104,21 32.716 106,18

12 September 646.314 634.320 687.822 631.661 (14.653) 97,73 (2.659) 99,58 (56.161) 91,83

5.362.170 5.771.871 5.730.753 5.812.892 450.722 108,41 41.021 100,71 82.139 101,43

13.477.944 13.892.166 14.447.851 13.991.922 513.978 103,81 99.756 100,72 (455.929) 96,84

Luas Tanam Padi (Ha)

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Rata2 5 MT

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd MT' 12/13

dan MT' 13

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Sasaran

Analisis

Okt 2013-Mart 2014

No Bulan

Okt - Sept

Apr - Sept

Page 43: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

34 Direktorat Budidaya Serealia

Grafik 4. Realisasi Luas Tanam Padi MT. 2013/2014 dan MT. 2014 Nasional

1) Realisasi Tanam MT. 2013/2014

Realisasi tanam padi MT.2013/2014 (Oktober-Maret) mencapai

8.179.098 ha jika dibandingkan dengan realisasi tanam MT.

2012/2013seluas 8.120.295 ha, maka realisasi Tanam MT. 2013/2014

meningkat 58.735 Ha (100,72%), Jika dibandingkan rerata 5 tahun

sebelumnya seluas 8.115.774 juga meningkat 63.256 ha (100,78%),

sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran MT. 2013/2014seluas

8.717.098 masih kurang 538.068 ha atau hanya mencapai (93,83%).

Page 44: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 35

Tabel 12. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2013/2014 dengan Rerata 5

Tahun sebelumnya, MT. 2012/2013 dan Sasaran MT. 2013/2014

(Oktober – Maret)

Rata2 Lima

Tahun

Sebelumnya

Realiasi

MT' 12/13 dan

MT' 13

Sasaran

MT'13/14 dan

MT'14

Realiasi

MT' 13/14 dan

MT' 14*)

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Absolut % Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)-(3) (8)=(7):(3) (9)=(6)-(4) (10)=(9):(4) (11)=(6)-(5) (12)=(6):(5)

1 Oktober 2013 914.430 853.868 888.093 816.318 (98.112) 89,27 (37.550) 95,60 (71.775) 91,92

2 Nopember 2013 1.740.375 1.645.241 1.742.610 1.535.323 (205.052) 88,22 (109.918) 93,32 (207.287) 88,10

3 Desember 2013 2.211.541 2.407.892 2.543.517 2.578.798 367.257 116,61 170.906 107,10 35.281 101,39

4 Januari 2014 1.437.248 1.553.675 1.569.202 1.628.328 191.080 113,29 74.653 104,80 59.126 103,77

5 Februari 2014 793.768 730.117 885.640 743.894 (49.874) 93,72 13.777 101,89 (141.746) 84,00

6 Maret 2014 1.018.413 929.502 1.088.036 876.369 (142.044) 86,05 (53.133) 94,28 (211.667) 80,55

8.115.774 8.120.295 8.717.098 8.179.030 63.256 100,78 58.735 100,72 (538.068) 93,83 Okt 2013-Mart 2014

No Bulan

Luas Tanam Padi (Ha)

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Rata2 5 MT

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd MT' 12/13

dan MT' 13

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Sasaran

Analisis

Grafik 5. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2013/2014 dengan Rerata 5

Tahun sebelumnya, MT. 2012/2013 dan Sasaran 2013/2014

(Oktober-Maret)

Page 45: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

36 Direktorat Budidaya Serealia

2) Realisasi Tanam MT. 2014

Realisasi tanam padi MT. 2014 (April – September) mencapai 5.812.892

ha, realisasi tersebut lebih tinggi 41.021 ha (100,71%) jika dibandingkan

dengan realisasi tanam MT.2013. Jika dibandingkan Rerata 5 tahun

sebelumnya realisasi MT. 2013 juga lebih tinggi 450.722 ha (108,41%),

jika dibandingkan dengan sasaran tanam MT. 2014 sudah mencapai

101,43% meningkat 82.139 ha. Data selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 13. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2014 dengan Rerata 5

tahun sebelumnya, MT 2012/2013 dan Sasaran MT. 2014

periode April-September

Rata2 Lima

Tahun

Sebelumnya

Realiasi

MT' 12/13 dan

MT' 13

Sasaran

MT'13/14 dan

MT'14

Realiasi

MT' 13/14 dan

MT' 14*)

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Absolut % Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)-(3) (8)=(7):(3) (9)=(6)-(4) (10)=(9):(4) (11)=(6)-(5) (12)=(6):(5)

7 April 2014 1.298.368 1.394.743 1.429.826 1.340.039 41.671 103,21 (54.704) 96,08 (89.787) 93,72

8 Mei 2014 1.238.367 1.402.220 1.326.525 1.404.568 166.201 113,42 2.348 100,17 78.043 105,88

9 Juni 2014 931.119 1.048.975 946.924 1.186.042 254.923 127,38 137.067 113,07 239.118 125,25

10 Juli 2014 714.038 751.979 810.028 688.238 (25.800) 96,39 (63.741) 91,52 (121.790) 84,96

11 Agustus 533.963 539.634 529.628 562.344 28.381 105,32 22.710 104,21 32.716 106,18

12 September 646.314 634.320 687.822 631.661 (14.653) 97,73 (2.659) 99,58 (56.161) 91,83

5.362.170 5.771.871 5.730.753 5.812.892 450.722 108,41 41.021 100,71 82.139 101,43

Luas Tanam Padi (Ha)

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Rata2 5 MT

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd MT' 12/13

dan MT' 13

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Sasaran

Analisis

No Bulan

Apr - Sept

Page 46: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 37

Grafik 6. Perbandingan Realisasi Tanam MT. 2014 dengan Rerata 5 tahun sebelumnya, MT 2013 dan Sasaran MT. 2014 (April September)

2. Jagung

a. Produksi Jagung Tahun 2014

Produksi jagung tahun 2014 (ARAM II) diperkirakan sebesar 19,13 juta

ton Pipilan Kering (PK), mengalami kenaikan sebesar 0,62 juta ton

(3,33%) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi jagung tersebut

diperkirakan terjadi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa masing-masing

sebesar 0,06 juta ton dan 0,56 juta ton. Kenaikan produksi diperkirakan

terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,85 Ku/Ha (1,75%) dan

kenaikan luas panen seluas 58,72 ribu ha (1,54%). Produksi jagung

berdasarkan ARAM II dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 47: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

38 Direktorat Budidaya Serealia

Grafik 7. Produksi Jagung Tahun 2011-2014

Ket : Tahun 2014 ARAM II

Perkiraan kenaikan produksi jagung tahun 2014 yang relatif besar terjadi

di Provinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah,

Gorontalo, dan Lampung. Sementara itu, perkiraan penurunan produksi

jagung tahun 2014 yang realtif besar terjadi di Provinsi Jawa Barat,

Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, dan Bali.

9,46 10,71 10,09 10,15

8,18 8,68 8,42 8,98

17,64

19,39 18,51 19,13

-

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014

rib

u t

on

Jawa Luar Jawa Indonesia

Page 48: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 39

Grafik 8. Pola Panen Jagung Tahun 2012 - 2014

Tabel 14. Pencapaian Produksi Jagung Berdasarkan ARAM II Tahun 2014

Keterangan: Kualitas produksi jagung adalah pipilan kering

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

2012 (Ha) 311.284 866.273 581.351 323.560 263.282 285.188 299.824 282.969 235.177 199.418 162.268 147.001

2013 (Ha) 280.796 699.647 612.283 347.070 246.033 292.833 285.190 265.635 220.171 206.421 195.713 169.712

2014 (Ha) 215.596 695.119 642.304 333.289 226.365 259.171 310.820 357.623

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000 r

ibu

ha

2012 (Ha)

2013 (Ha)

2014 (Ha)

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (Ha)

- Januari-April 1.939.796 1.879.749 1.886.308 (53.488) 97,24 6.559 100,35

- Mei-Agustus 1.089.691 1.192.301 1.153.979 64.288 105,90 (38.322) 96,79

- September-Desember 792.017 816.278 839.934 47.917 106,05 23.656 102,90

- Januari-Desember 3.821.504 3.888.328 3.880.221 58.717 101,54 (8.107) 99,79

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Januari-April 45,49 47,88 45,54 0,06 100,13 (2,34) 95,12

- Mei-Agustus 48,74 50,99 50,91 2,17 104,45 (0,09) 99,83

- September-Desember 55,27 48,02 55,50 0,23 100,42 7,49 115,59

- Januari-Desember 48,44 48,86 49,29 0,85 101,76 0,43 100,88

c. Produksi (Ton)

- Januari-April 8.823.368 9.000.527 8.591.006 (232.362) 97,37 (409.521) 95,45

- Mei-Agustus 5.310.778 6.079.985 5.874.554 563.776 110,62 (205.431) 96,62

- September-Desember 4.377.707 3.919.488 4.661.849 284.142 106,49 742.361 118,94

- Januari-Desember 18.511.853 19.000.000 19.127.409 615.556 103,33 127.409 100,67

UraianATAP

2013

Sasaran

2014

2014

(ARAM II)

Analisis

Perbandingan ARAM II

2014 tdp ATAP 2013

Perbandingan ARAM

II 2014 tdp Sas 2014

(4) : (2) (4) : (3)

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (Ha)

- Januari-April 1.939.796 1.879.749 1.886.308 (53.488) 97,24 6.559 100,35

- Mei-Agustus 1.089.691 1.192.301 1.153.979 64.288 105,90 (38.322) 96,79

- September-Desember 792.017 816.278 839.934 47.917 106,05 23.656 102,90

- Januari-Desember 3.821.504 3.888.328 3.880.221 58.717 101,54 (8.107) 99,79

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Januari-April 45,49 47,88 45,54 0,06 100,13 (2,34) 95,12

- Mei-Agustus 48,74 50,99 50,91 2,17 104,45 (0,09) 99,83

- September-Desember 55,27 48,02 55,50 0,23 100,42 7,49 115,59

- Januari-Desember 48,44 48,86 49,29 0,85 101,76 0,43 100,88

c. Produksi (Ton)

- Januari-April 8.823.368 9.000.527 8.591.006 (232.362) 97,37 (409.521) 95,45

- Mei-Agustus 5.310.778 6.079.985 5.874.554 563.776 110,62 (205.431) 96,62

- September-Desember 4.377.707 3.919.488 4.661.849 284.142 106,49 742.361 118,94

- Januari-Desember 18.511.853 19.000.000 19.127.409 615.556 103,33 127.409 100,67

UraianATAP

2013

Sasaran

2014

2014

(ARAM II)

Analisis

Perbandingan ARAM II

2014 tdp ATAP 2013

Perbandingan ARAM

II 2014 tdp Sas 2014

(4) : (2) (4) : (3)

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (Ha)

- Januari-April 1.939.796 1.879.749 1.886.308 (53.488) 97,24 6.559 100,35

- Mei-Agustus 1.089.691 1.192.301 1.153.979 64.288 105,90 (38.322) 96,79

- September-Desember 792.017 816.278 839.934 47.917 106,05 23.656 102,90

- Januari-Desember 3.821.504 3.888.328 3.880.221 58.717 101,54 (8.107) 99,79

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Januari-April 45,49 47,88 45,54 0,06 100,13 (2,34) 95,12

- Mei-Agustus 48,74 50,99 50,91 2,17 104,45 (0,09) 99,83

- September-Desember 55,27 48,02 55,50 0,23 100,42 7,49 115,59

- Januari-Desember 48,44 48,86 49,29 0,85 101,76 0,43 100,88

c. Produksi (Ton)

- Januari-April 8.823.368 9.000.527 8.591.006 (232.362) 97,37 (409.521) 95,45

- Mei-Agustus 5.310.778 6.079.985 5.874.554 563.776 110,62 (205.431) 96,62

- September-Desember 4.377.707 3.919.488 4.661.849 284.142 106,49 742.361 118,94

- Januari-Desember 18.511.853 19.000.000 19.127.409 615.556 103,33 127.409 100,67

UraianATAP

2013

Sasaran

2014

2014

(ARAM II)

Analisis

Perbandingan ARAM II

2014 tdp ATAP 2013

Perbandingan ARAM

II 2014 tdp Sas 2014

(4) : (2) (4) : (3)

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (Ha)

- Januari-April 1.939.796 1.879.749 1.886.308 (53.488) 97,24 6.559 100,35

- Mei-Agustus 1.089.691 1.192.301 1.153.979 64.288 105,90 (38.322) 96,79

- September-Desember 792.017 816.278 839.934 47.917 106,05 23.656 102,90

- Januari-Desember 3.821.504 3.888.328 3.880.221 58.717 101,54 (8.107) 99,79

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Januari-April 45,49 47,88 45,54 0,06 100,13 (2,34) 95,12

- Mei-Agustus 48,74 50,99 50,91 2,17 104,45 (0,09) 99,83

- September-Desember 55,27 48,02 55,50 0,23 100,42 7,49 115,59

- Januari-Desember 48,44 48,86 49,29 0,85 101,76 0,43 100,88

c. Produksi (Ton)

- Januari-April 8.823.368 9.000.527 8.591.006 (232.362) 97,37 (409.521) 95,45

- Mei-Agustus 5.310.778 6.079.985 5.874.554 563.776 110,62 (205.431) 96,62

- September-Desember 4.377.707 3.919.488 4.661.849 284.142 106,49 742.361 118,94

- Januari-Desember 18.511.853 19.000.000 19.127.409 615.556 103,33 127.409 100,67

UraianATAP

2013

Sasaran

2014

2014

(ARAM II)

Analisis

Perbandingan ARAM II

2014 tdp ATAP 2013

Perbandingan ARAM

II 2014 tdp Sas 2014

(4) : (2) (4) : (3)

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (Ha)

- Januari-April 1.939.796 1.879.749 1.886.308 (53.488) 97,24 6.559 100,35

- Mei-Agustus 1.089.691 1.192.301 1.153.979 64.288 105,90 (38.322) 96,79

- September-Desember 792.017 816.278 839.934 47.917 106,05 23.656 102,90

- Januari-Desember 3.821.504 3.888.328 3.880.221 58.717 101,54 (8.107) 99,79

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Januari-April 45,49 47,88 45,54 0,06 100,13 (2,34) 95,12

- Mei-Agustus 48,74 50,99 50,91 2,17 104,45 (0,09) 99,83

- September-Desember 55,27 48,02 55,50 0,23 100,42 7,49 115,59

- Januari-Desember 48,44 48,86 49,29 0,85 101,76 0,43 100,88

c. Produksi (Ton)

- Januari-April 8.823.368 9.000.527 8.591.006 (232.362) 97,37 (409.521) 95,45

- Mei-Agustus 5.310.778 6.079.985 5.874.554 563.776 110,62 (205.431) 96,62

- September-Desember 4.377.707 3.919.488 4.661.849 284.142 106,49 742.361 118,94

- Januari-Desember 18.511.853 19.000.000 19.127.409 615.556 103,33 127.409 100,67

UraianATAP

2013

Sasaran

2014

2014

(ARAM II)

Analisis

Perbandingan ARAM II

2014 tdp ATAP 2013

Perbandingan ARAM

II 2014 tdp Sas 2014

(4) : (2) (4) : (3)

Page 49: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

40 Direktorat Budidaya Serealia

Jika dibandingkan dengan sasaran, produksi jagung tahun 2014 sudah

mencapai sasaran dan bahkan melebihi angka sasaran sebesar 127 ribu

ha (100,67%), begitu juga dengan produktivitas mencapai 100,88%

ataulebih 0,43 ku/ha. Akan tetapiluas panenbelum mencapai sasaran

masih kurang 8.107 ha atau baru mencapai 99,79%.

Tabel 15. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung

Menurut Wilayah Tahun 2013- 2014

Keterangan: Kualitas produksi jagung adalah pipilan kering

Bila dilihat dari peran Jawa dan Luar Jawa terhadap produksi jagung

nasional, maka tahun 2014 Pulau Jawa menyumbang 10,15 juta ton

(53,08%) dan luar Jawa 8,97 juta ton (46,92%). Kondisi pertanaman

jagung per pulau dapat digambarkan sebagai berikut: Pulau Jawa

memberikan kontribusi terbesar dalam produksi jagung Indonesia yaitu

mencapai 53,08%, Pulau Sumatera 21,18%, Pulau Sulawesi 16,35%,

Pulau Bali, NTB dan NTT 7,66%, Pulau Kalimantan 1,49% dan Papua dan

Maluku 0,24 %.

Pulau Jawa sebagai penyumbang produksi jagung terbesar di Indonesia

diwakili oleh 3 provinsi sebagai provinsi sentra jagung, yaitu Provinsi Jawa

Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat; dengan prosentase kontribusi

Absolut % Absolut %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (000 Ha)

- Jawa 2.011 1.958 1.955 (53) (2,64) (3) (0,15)

- Luar Jawa 1.946 1.862 1.924 (84) (4,32) 62 3,33

- Indonesia 3.957 3.821 3.880 (136) (3,44) 59 1,54

b. Produktivitas (Ku/Ha)

- Jawa 53,27 51,56 51,92 (1,71) (3,21) 0,37 0,71

- Luar Jawa 44,58 45,20 46,65 0,62 1,39 1,45 3,21

- Indonesia 48,99 48,44 49,29 (0,55) (1,13) 0,85 1,75

c. Produksi (000 Ton)

- Jawa 10.712 10.095 10.151 (617) (5,76) 56 0,55

- Luar Jawa 8.675 8.416 8.975 (259) (2,99) 559 6,64

- Indonesia 19.387 18.511 19.127 (876) (4,52) 616 3,33

UraianATAP

2012

ATAP

2013

2014

(ARAM II)

Perkembangan

2012-2013 2013-2014

Page 50: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 41

produksi jagung di daerah sentra di Pulau Jawa sebesar 96,86% terhadap

total produksi jagung di Pulau Jawa; sedangkan terhadap produksi jagung

nasional, tiga provinsi sentra di Pulau Jawa berkontribusi sebesar

51,41%.

Pulau Sumatera diwakili oleh 3 provinsi sentra, yaitu Provinsi Sumatera

Utara, Sumatera Barat, dan Lampung. Kontribusi ketiga provinsi sentra

terhadap produksi jagung Pulau Sumatera sebesar 87,32%; sedangkan

kontribusi tiga provinsi sentra tersebut terhadap produksi jagung nasional

sebesar 18,49%.Pulau Sulawesi diwakili oleh 3 provinsi sentra, yaitu

Provinsi Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Utara dengan

kontribusi terhadap Pulau Sulawesi sebesar 88,55% dan kontribusinya

terhadap produksi jagung nasional sebesar 14,48%. Sedangkan Pulau

Bali dan Nusa Tenggara diwakili oleh 2 provinsi yaitu Provinsi Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan kontribusi terhadap

Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 97,05%; sedangkan kontribusi

terhadap produksi jagung nasional sebesar 7,44%.

Tabel 16. Perkembangan Kondisi Produksi Jagung di Provinsi Sentra, 2010-

2014

Keterangan: Tahun 2014(ARAM II)

2010 2011 2012 2013 2014*

1 Sumatera Utara 1.377.718 1.294.645 1.347.124 1.183.011 1.116.649

2 Sumatera Barat 354.262 471.849 495.497 547.417 601.164

3 Lampung 2.126.571 1.817.906 1.760.275 1.760.278 1.819.556

4 Jawa Barat 923.962 945.104 1.028.653 1.101.998 1.027.488

5 Jawa Tengah 3.058.710 2.772.575 3.041.630 2.930.911 3.016.240

6 Jawa Timur 5.587.318 5.443.705 6.295.301 5.760.959 5.789.214

7 Nusa Tenggara Barat 249.005 456.915 642.674 633.773 775.436

8 Nusa Tenggara Timur 653.620 524.638 629.386 707.642 647.103

9 Sulawesi Utara 446.144 438.504 440.308 448.002 497.852

10 Gorontalo 679.167 605.782 644.754 669.094 737.250

11 Sulawesi Selatan 1.343.044 1.420.154 1.515.329 1.250.202 1.533.888

Sentra 16.799.521 16.191.777 17.840.931 16.993.287 17.561.840

Nasional 18.327.636 17.643.250 19.387.022 18.511.853 19.127.409

91,66 91,77 92,03 91,80 91,82 Prosentase

ProduksiNo. Provinsi

Prod

Page 51: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

42 Direktorat Budidaya Serealia

Data diatas menunjukkan bahwa, sejak tahun 2010-2014 kontribusi

produksi jagung daerah sentra berfluktuasi. Pada tahun 2010

kontribusinya sebesar 91,66%, tahun 2011 sebesar 91,77%, tahun 2012

92,03%, tahun 2013 91,80%, dan tahun 2014 (ARAM II) sebesar 91,82%.

Daerah sentra jagung di Indonesia terdapat di 11 provinsi dari 5 pulau

yaitu, Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.

Produksi dari provinsi-provinsi sentra tersebut berkontribusi sebesar

91,82% dari seluruh produksi jagung nasional tahun 2014 (ARAM II ).

Peringkat produsen jagung selama beberapa tahun tidak banyak berubah.

Urutan penyumbang produksi jagung tahun 2014 provinsi adalah seperti

pada Tabel 17 di bawah ini. Dalam urutan peringkat produsen jagung

terjadi perubahan peringkat di beberapa provinsi. Provinsi Jawa Timur

masih tetap menduduki peringkat pertama dalam produksi jagung

nasional, yaitu sebesar 5,789 juta ton pipilan kering (PK) dengan

kontribusi 30,27%. Disusul kemudian oleh Provinsi Jawa Tengah,

Lampung, dan Sulawesi Selatan.

Provinsi Nusa Tenggara Barat bertukar posisi peringkat dari peringkat ke-

9 di tahun 2013 naik menjadi peringkat ke-7 dengan kontribusi sebesar

4,05%, menggeser Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kontribusinya

sebesar 3,38%.Provinsi Sumatera Selatan dari peringkat ke-14 di tahun

2013 dengan kontribusi sebesar 0,90% (167.457 ton) naik menjadi

peringkat ke-13 di tahun 2014 dengan kontribusi sebesar 0,98% (188.115

ton) menggeser posisi Aceh yang berkontribusi sebesar 0,92%.

Provinsi Sulawesi Tengah semula menduduki peringkat ke-16 di tahun

2013 bergeser peringkat menjadi peringkat ke-15 tahun 2014 dengan

kontribusi sebesar 0,90% (172.110 ha) menggeser posisi Kalimantan

Barat yang berkontribusi sebesar 0,78% (148.559 ha).

Provinsi Jambi bertukar posisi peringkat dari peringkat ke-24 tahun 2013

naik menjadi peringkat ke-21 dengan kontribusi sebesar 0,23% (44.470

ha), diikuti oleh Provinsi Bali dengan kontribusi 0,23% (43.295 ha).

Maluku Utara dari peringkat ke-22 tahun 2013 dengan kontribusi sebesar

0,16% turun menjadi peringkat ke-24 ( 0,12%) tahun 2014.

Provinsi Kalimantan Timur naik peringkat dari peringkat ke-29 (0,03%)

tahun 2013 menjadi peringkat ke-27 (0,04%) tahun 2014. Provinsi Banten

turun peringkat dari peringkat ke-25 (0,07%) tahun 2013 menjadi peringkat

ke-26 (0,06%) tahun 2014. Untuk provinsi lainnya yaitu, provinsi Riau dan

Papua Barat masih menduduki peringkat yang sama pada tahun 2013.

Data peringkat penyumbang produksi jagung tahun 2013 dan 2014 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 52: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 43

Tabel 17. Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Jagung Tahun

2013 dan 2014

Ket : Tahun 2014 Angka Ramalan II

Kontribusi % Kontribusi %

1 Jawa Timur 5.760.959 31,12 1 Jawa Timur 5.789.214 30,27

2 Jawa Tengah 2.930.911 15,83 2 Jawa Tengah 3.016.240 15,77

3 Lampung 1.760.278 9,51 3 Lampung 1.819.556 9,51

4 Sulawesi Selatan 1.250.202 6,75 4 Sulawesi Selatan 1.533.888 8,02

5 Sumatera Utara 1.183.011 6,39 5 Sumatera Utara 1.116.649 5,84

6 Jawa Barat 1.101.998 5,95 6 Jawa Barat 1.027.488 5,37

7 Nusa Tenggara Timur 707.642 3,82 7 Nusa Tenggara Barat 775.436 4,05

8 Gorontalo 669.094 3,61 8 Gorontalo 737.250 3,85

9 Nusa Tenggara Barat 633.773 3,42 9 Nusa Tenggara Timur 647.103 3,38

10 Sumatera Barat 547.417 2,96 10 Sumatera Barat 601.164 3,14

11 Sulawesi Utara 448.002 2,42 11 Sulawesi Utara 497.852 2,60

12 D I Yogyakarta 289.580 1,56 12 D I Yogyakarta 307.632 1,61

13 Aceh 177.842 0,96 13 Sumatera Selatan 188.115 0,98

14 Sumatera Selatan 167.457 0,90 14 Aceh 176.844 0,92

15 Kalimantan Barat 159.973 0,86 15 Sulawesi Tengah 172.110 0,90

16 Sulawesi Tengah 139.266 0,75 16 Kalimantan Barat 148.559 0,78

17 Sulawesi Barat 128.327 0,69 17 Sulawesi Barat 124.051 0,65

18 Kalimantan Selatan 107.043 0,58 18 Kalimantan Selatan 121.231 0,63

19 Bengkulu 93.988 0,51 19 Bengkulu 72.986 0,38

20 Sulawesi Tenggara 67.578 0,37 20 Sulawesi Tenggara 62.027 0,32

21 B A L I 57.573 0,31 21 Jambi 44.470 0,23

22 Maluku Utara 29.421 0,16 22 B A L I 43.295 0,23

23 Riau 28.052 0,15 23 Riau 29.601 0,15

24 Jambi 25.690 0,14 24 Maluku Utara 22.270 0,12

25 Banten 12.038 0,07 25 Maluku 14.687 0,08

26 Maluku 11.940 0,06 26 Banten 11.316 0,06

27 Papua 7.034 0,04 27 Kalimantan Timur 7.943 0,04

28 Kalimantan Tengah 6.217 0,03 28 Papua 6.948 0,04

29 Kalimantan Timur 4.864 0,03 29 Kalimantan Tengah 6.539 0,03

30 Papua Barat 2.137 0,01 30 Papua Barat 2.449 0,01

31 Kalimantan Utara 973 0,01 31 Kep. Bangka Belitung 902 0,00

32 Kepulauan Riau 790 0,00 32 Kalimantan Utara 875 0,00

33 Kep. Bangka Belitung 783 0,00 33 Kepulauan Riau 719 0,00

34 D K I Jakarta - - 34 D K I Jakarta - -

18.511.853 100,00 19.127.409 100,00

Produksi 2014 (Ton)

TOTAL TOTAL

Produksi 2013 (Ton)Provinsi No. No. Provinsi

Page 53: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

44 Direktorat Budidaya Serealia

Produksi jagung tahun 2014 meningkat 3,33% dibanding produksi jagung

tahun 2013, peningkatan produksi ini merupakan sumbangan dari 12

provinsi yang mengalami peningkatan produksi lebih dari 10 %.

Sedangkan provinsi yang pencapaian produksinya berada antara 5-10%

terdapat di 4 provinsi, produksinya dibawah 5% terdapat di 17 provinsi.

Peningkatan produksi di atas 10% dari tahun 2014 terdapat 12 provinsi

yaitu Jambi, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Sulawesi

Selatan, Nusa Tenggara Barat, Babel, Papua Barat, Kalimantan Selatan,

Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo. Peningkatan produksi 5 %

sampai dengan <10 % hanya 4 Provinsi yaitu Sumatera Barat, DI.

Yogyakarta, Riau, Kalimantan Tengah. Peningkatan produksi di bawah

5% terdapat di 17 Provinsi. Urutan peringkat produksi jagung tahun 2014

per provinsi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18. Urutan Peringkat Produksi Jagung Tahun 2013 - 2014 per Provinsi

2013 2014

1 J a m b i 25.690 44.470 73,10

2 Kalimantan Timur 4.864 7.943 63,30

3 Sulawesi Tengah 139.266 172.110 23,58

4 Maluku 11.940 14.687 23,01

5 Sulawesi Selatan 1.250.202 1.533.888 22,69

6 Nusa Tenggara Barat 633.773 775.436 22,35

7 Kepulauan Bangka Belitung 783 902 15,20

8 Papua Barat 2.137 2.449 14,60

9 Kalimantan Selatan 107.043 121.231 13,25

10 Sumatera Selatan 167.457 188.115 12,34

11 Sulawesi Utara 448.002 497.852 11,13

12 Gorontalo 669.094 737.250 10,19

13 Sumatera Barat 547.417 601.164 9,82

14 DI Yogyakarta 289.580 307.632 6,23

15 R i a u 28.052 29.601 5,52

16 Kalimantan Tengah 6.217 6.539 5,18

17 Lampung 1.760.278 1.819.556 3,37

18 Jawa Tengah 2.930.911 3.016.240 2,91

No. ProvinsiPeningkatan

(%)

Produksi (Ton)

2013 2014

1 J a m b i 25.690 44.470 73,10

2 Kalimantan Timur 4.864 7.943 63,30

3 Sulawesi Tengah 139.266 172.110 23,58

4 Maluku 11.940 14.687 23,01

5 Sulawesi Selatan 1.250.202 1.533.888 22,69

6 Nusa Tenggara Barat 633.773 775.436 22,35

7 Kepulauan Bangka Belitung 783 902 15,20

8 Papua Barat 2.137 2.449 14,60

9 Kalimantan Selatan 107.043 121.231 13,25

10 Sumatera Selatan 167.457 188.115 12,34

11 Sulawesi Utara 448.002 497.852 11,13

12 Gorontalo 669.094 737.250 10,19

13 Sumatera Barat 547.417 601.164 9,82

14 DI Yogyakarta 289.580 307.632 6,23

15 R i a u 28.052 29.601 5,52

16 Kalimantan Tengah 6.217 6.539 5,18

17 Lampung 1.760.278 1.819.556 3,37

18 Jawa Tengah 2.930.911 3.016.240 2,91

No. ProvinsiPeningkatan

(%)

Produksi (Ton)

2013 2014

1 J a m b i 25.690 44.470 73,10

2 Kalimantan Timur 4.864 7.943 63,30

3 Sulawesi Tengah 139.266 172.110 23,58

4 Maluku 11.940 14.687 23,01

5 Sulawesi Selatan 1.250.202 1.533.888 22,69

6 Nusa Tenggara Barat 633.773 775.436 22,35

7 Kepulauan Bangka Belitung 783 902 15,20

8 Papua Barat 2.137 2.449 14,60

9 Kalimantan Selatan 107.043 121.231 13,25

10 Sumatera Selatan 167.457 188.115 12,34

11 Sulawesi Utara 448.002 497.852 11,13

12 Gorontalo 669.094 737.250 10,19

13 Sumatera Barat 547.417 601.164 9,82

14 DI Yogyakarta 289.580 307.632 6,23

15 R i a u 28.052 29.601 5,52

16 Kalimantan Tengah 6.217 6.539 5,18

17 Lampung 1.760.278 1.819.556 3,37

18 Jawa Tengah 2.930.911 3.016.240 2,91

No. ProvinsiPeningkatan

(%)

Produksi (Ton)

2013 2014

19 Jawa Timur 5.760.959 5.789.214 0,49

20 Aceh 177.842 176.844 (0,56)

21 Papua 7.034 6.948 (1,22)

22 Sulawesi Barat 128.327 124.051 (3,33)

23 Sumatera Utara 1.183.011 1.116.649 (5,61)

24 Banten 12.038 11.316 (6,00)

25 Jawa Barat 1.101.998 1.027.488 (6,76)

26 Kalimantan Barat 159.973 148.559 (7,13)

27 Sulawesi Tenggara 67.578 62.027 (8,21)

28 Nusa Tenggara Timur 707.642 647.103 (8,56)

29 Kepulauan Riau 790 719 (8,99)

30 Kalimantan Utara 973 875 (10,07)

31 Bengkulu 93.988 72.986 (22,35)

32 Maluku Utara 29.421 22.270 (24,31)

33 B a l i 57.573 43.295 (24,80)

18.511.853 19.127.409 3,33 INDONESIA

No. ProvinsiProduksi (Ton) Peningkatan

(%)2013 2014

19 Jawa Timur 5.760.959 5.789.214 0,49

20 Aceh 177.842 176.844 (0,56)

21 Papua 7.034 6.948 (1,22)

22 Sulawesi Barat 128.327 124.051 (3,33)

23 Sumatera Utara 1.183.011 1.116.649 (5,61)

24 Banten 12.038 11.316 (6,00)

25 Jawa Barat 1.101.998 1.027.488 (6,76)

26 Kalimantan Barat 159.973 148.559 (7,13)

27 Sulawesi Tenggara 67.578 62.027 (8,21)

28 Nusa Tenggara Timur 707.642 647.103 (8,56)

29 Kepulauan Riau 790 719 (8,99)

30 Kalimantan Utara 973 875 (10,07)

31 Bengkulu 93.988 72.986 (22,35)

32 Maluku Utara 29.421 22.270 (24,31)

33 B a l i 57.573 43.295 (24,80)

18.511.853 19.127.409 3,33 INDONESIA

No. ProvinsiProduksi (Ton) Peningkatan

(%)

2013 2014

19 Jawa Timur 5.760.959 5.789.214 0,49

20 Aceh 177.842 176.844 (0,56)

21 Papua 7.034 6.948 (1,22)

22 Sulawesi Barat 128.327 124.051 (3,33)

23 Sumatera Utara 1.183.011 1.116.649 (5,61)

24 Banten 12.038 11.316 (6,00)

25 Jawa Barat 1.101.998 1.027.488 (6,76)

26 Kalimantan Barat 159.973 148.559 (7,13)

27 Sulawesi Tenggara 67.578 62.027 (8,21)

28 Nusa Tenggara Timur 707.642 647.103 (8,56)

29 Kepulauan Riau 790 719 (8,99)

30 Kalimantan Utara 973 875 (10,07)

31 Bengkulu 93.988 72.986 (22,35)

32 Maluku Utara 29.421 22.270 (24,31)

33 B a l i 57.573 43.295 (24,80)

18.511.853 19.127.409 3,33 INDONESIA

No. ProvinsiProduksi (Ton) Peningkatan

(%)

Page 54: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 45

Produksi jagung tahun 2014 meningkat 3,33% dibanding produksi jagung

tahun 2013. Bila dirinci per provinsi diketahui bahwa:

- Terdapat 19 provinsi yang produksi jagungnya meningkat yaitu,

Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka

Belitung, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, NTB,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan

Papua Barat.

- Terdapat 14 provinsi yang produksi jagungnya menurun yaitu, Aceh,

Papua, Sulawesi Barat, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,

Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kep.

Riau, Kalimantan Utara, Bengkulu, Maluku Utara, dan Bali.

c. Luas Panen Jagung Tahun 2014

Luas panen jagung pada tahun 2014 secara nasional meningkat 58,72

ribu ha atau (1,54%) dari luas panen pada tahun 2013. Peningkatan

luaspanen ini terjadi di 14 provinsi dengan peningkatan tertinggi terjadi di

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu seluas 28.028 ha,sedangkan

yangmengalami penurunan luas panen di 14provinsi dengan penurunan

terluas di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas ribu 13.252 ha.

Bila kita lihat per pulau, maka di pulau Sumatera terjadi peningkatan luas

panen seluas41.134 ha (1,88%), Jawa mengalami penurunan luas panen

seluas 3.229 ha (-0,16%), Bali dan Nusa Tenggara meningkat 1.803 ha

(0,45%), Kalimantan mengalami penurunan seluas 742 ha (-1,10%),

Sulawesi meningkat 48.483 ha (7,76%) dan Maluku dan Papua

menurun1.732 ha (-9,70%) dari tahun 2013.

Page 55: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

46 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 19. Perkembangan Luas Panen Jagung Tahun 2012 – 2014

Bila dibandingkan dengan ATAP 2013, Luas Panen ARAM II 2014

mengalami kenaikan seluas 58.717 ha (1,54%)

Absolut % Absolut %

1 Aceh 43.675 44.099 42.163 424 0,97 (1.936) (4,39)

2 Sumatera Utara 243.098 211.750 199.337 (31.348) (12,90) (12.413) (5,86)

3 Sumatera Barat 75.657 81.665 94.496 6.008 7,94 12.831 15,71

4 Riau 13.284 11.748 12.476 (1.536) (11,56) 728 6,20

5 Kepulauan Riau 390 339 308 (51) (13,08) (31) (9,14)

6 Jambi 6.587 6.504 8.728 (83) (1,26) 2.224 34,19

7 Sumatera Selatan 28.617 32.558 33.638 3.941 13,77 1.080 3,32

8 Kep. Bangka Belitung 268 234 264 (34) (12,69) 30 12,82

9 Bengkulu 22.653 18.257 15.697 (4.396) (19,41) (2.560) (14,02)

10 Lampung 360.264 346.315 360.496 (13.949) (3,87) 14.181 4,09

SUMATERA 794.493 753.469 767.603 (41.024) (5,16) 14.134 1,88

11 D K I Jakarta 3 - - (3) (100,00) 0 #DIV/0!

12 Jawa Barat 148.601 152.923 141.054 4.322 2,91 (11.869) (7,76)

13 Banten 3.074 3.583 3.395 509 16,56 (188) (5,25)

14 Jawa Tengah 553.372 532.061 540.894 (21.311) (3,85) 8.833 1,66

15 D I Yogyakarta 73.766 70.772 68.104 (2.994) (4,06) (2.668) (3,77)

16 Jawa Timur 1.232.523 1.199.544 1.202.207 (32.979) (2,68) 2.663 0,22

JAWA 2.011.339 1.958.883 1.955.654 (52.456) (2,61) (3.229) (0,16)

17 B a l i 21.008 18.223 16.527 (2.785) (13,26) (1.696) (9,31)

18 Nusa Tenggara Barat 117.030 110.273 127.024 (6.757) (5,77) 16.751 15,19

19 Nusa Tenggara Timur 245.323 270.394 257.142 25.071 10,22 (13.252) (4,90)

BALI + NTB+NTT 383.361 398.890 400.693 15.529 4,05 1.803 0,45

20 Kalimantan Barat 44.642 42.621 39.776 (2.021) (4,53) (2.845) (6,68)

21 Kalimantan Tengah 2.752 2.062 2.086 (690) (25,07) 24 1,16

22 Kalimantan Selatan 21.723 20.629 21.441 (1.094) (5,04) 812 3,94

23 Kalimantan Timur 4.104 1.858 3.066 (2.246) (54,73) 1.208 65,02

24 Kalimantan Utara 445 504 445 #DIV/0! 59 13,26

KALIMANTAN 73.221 67.615 66.873 (5.606) (7,66) (742) (1,10)

25 Sulawesi Utara 120.272 122.237 125.273 1.965 1,63 3.036 2,48

26 Gorontalo 135.543 140.423 154.331 4.880 3,60 13.908 9,90

27 Sulawesi Tengah 37.418 34.174 41.541 (3.244) (8,67) 7.367 21,56

28 Sulawesi Selatan 325.329 274.046 302.074 (51.283) (15,76) 28.028 10,23

29 Sulawesi Barat 25.141 26.781 25.586 1.640 6,52 (1.195) (4,46)

30 Sulawesi Tenggara 30.884 27.133 24.472 (3.751) (12,15) (2.661) (9,81)

SULAWESI 674.587 624.794 673.277 (49.793) (7,38) 48.483 7,76

31 Maluku 4.768 3.203 3.780 (1.565) (32,82) 577 18,01

32 Maluku Utara 11.074 10.395 7.970 (679) (6,13) (2.425) (23,33)

33 Papua 3.553 3.005 2.951 (548) (15,42) (54) (1,80)

34 Papua Barat 1.199 1.250 1.420 51 4,25 170 13,60

MALUKU+PAPUA 20.594 17.853 16.121 (2.741) (13,31) (1.732) (9,70)

INDONESIA 3.957.595 3.821.504 3.880.221 (136.091) (3,44) 58.717 1,54

Luas Panen (Ha)

No. Provinsi

Perkembangan

2013-2012 2014-20132012 2013

ARAM II

2014

Page 56: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 47

Peringkat luas panen jagung Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20.Peringkat Luas Panen Jagung Tahun 2013 dan 2014

Kontribusi % Kontribusi %

1 Jawa Timur 1.202.207 30,98 1 Jawa Timur 1.199.544 31,39

2 Jawa Tengah 540.894 13,94 2 Jawa Tengah 532.061 13,92

3 Lampung 360.496 9,29 3 Lampung 346.315 9,06

4 Sulawesi Selatan 302.074 7,78 4 Sulawesi Selatan 274.046 7,17

5 Nusa Tenggara Timur 257.142 6,63 5 Nusa Tenggara Timur 270.394 7,08

6 Sumatera Utara 199.337 5,14 6 Sumatera Utara 211.750 5,54

7 Gorontalo 154.331 3,98 7 Jawa Barat 152.923 4,00

8 Jawa Barat 141.054 3,64 8 Gorontalo 140.423 3,67

9 Nusa Tenggara Barat 127.024 3,27 9 Sulawesi Utara 122.237 3,20

10 Sulawesi Utara 125.273 3,23 10 Nusa Tenggara Barat 110.273 2,89

11 Sumatera Barat 94.496 2,44 11 Sumatera Barat 81.665 2,14

12 D I Yogyakarta 68.104 1,76 12 D I Yogyakarta 70.772 1,85

13 Aceh 42.163 1,09 13 Aceh 44.099 1,15

14 Sulawesi Tengah 41.541 1,07 14 Kalimantan Barat 42.621 1,12

15 Kalimantan Barat 39.776 1,03 15 Sulawesi Tengah 34.174 0,89

16 Sumatera Selatan 33.638 0,87 16 Sumatera Selatan 32.558 0,85

17 Sulawesi Barat 25.586 0,66 17 Sulawesi Tenggara 27.133 0,71

18 Sulawesi Tenggara 24.472 0,63 18 Sulawesi Barat 26.781 0,70

19 Kalimantan Selatan 21.441 0,55 19 Kalimantan Selatan 20.629 0,54

20 B a l i 16.527 0,43 20 Bengkulu 18.257 0,48

21 Bengkulu 15.697 0,40 21 B a l i 18.223 0,48

22 Riau 12.476 0,32 22 Riau 11.748 0,31

23 Jambi 8.728 0,22 23 Maluku Utara 10.395 0,27

24 Maluku Utara 7.970 0,21 24 Jambi 6.504 0,17

25 Maluku 3.780 0,10 25 Banten 3.583 0,09

26 Banten 3.395 0,09 26 Maluku 3.203 0,08

27 Kalimantan Timur 3.066 0,08 27 Papua 3.005 0,08

28 Papua 2.951 0,08 28 Kalimantan Tengah 2.062 0,05

29 Kalimantan Tengah 2.086 0,05 29 Kalimantan Timur 1.858 0,05

30 Papua Barat 1.420 0,04 30 Papua Barat 1.250 0,03

31 Kalimantan Utara 504 0,01 31 Kalimantan Utara 445 0,01

32 Kepulauan Riau 308 0,01 32 Kepulauan Riau 339 0,01

33 Kep. Bangka Belitung 264 0,01 33 Kep. Bangka Belitung 234 0,01

34 D K I Jakarta - - 34 D K I Jakarta - -

2013No. Provinsi

Luas Panen (Ha)

No. Provinsi

Luas Panen (Ha)

ARAM II 2014

Page 57: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

48 Direktorat Budidaya Serealia

d. Produktivitas Jagung ARAM II Tahun 2014

Produktivitas rata-rata jagung nasional tahun 2014 meningkat 0,85 ku/ha

(1,75%) dari pencapaian tahun 2013.Produktivitas jagung tertinggi dicapai

Provinsi Jawa Barat sebesar 72,84 ku/ha, disusul Sumatera Barat 63,62

ku/ha, Nusa Tenggara Barat 61,05 ku/ha, sementara produktivitas jagung

terendah dijumpai di Papua Barat dengan produktivitas hanya mencapai

sebesar 17,25 ku/ha.

Dari pencapaian produktivitas tahun 2014, terdapat 10 provinsi dengan

produktivitas di atas 5,00 ku/ha, 7 provinsi dengan produktivitas 4,00 –

4,99 ku/ha, 6 provinsi dengan produktivitas 3,00 – 3,99 ku/ha; dan sisanya

10 provinsi dengan produktivitas jagung dibawah 3,00 ku/ha.

Perkembangan Produktivitas jagung tahun 2013 – 2014 dan sebaran

produktivitas jagung tahun 2014 lebih rinci dapat kita lihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 21.Sebaran Produktivitas Jagung Tahun 2014 (ARAM II)

1 > 5 10 1.829.182 47,14

2 4,00 - 4,99 7 1.549.629 39,94

3 3,00 - 3,99 6 174.574 4,50

4 2,00 - 2,99 8 324.912 8,37

5 < 2 2 1.924 0,05

33 3.880.221 100,00

No.Produktivitas

(Ku/Ha)

Luas Panen

(Ha)

Peran

(%)

Jumlah

Provinsi

Page 58: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 49

Tabel 22. Perkembangan Produktivitas Jagung Tahun 2013 - 2014

Absolut % Naik/Turun

1 Aceh 40,33 41,94 1,61 4,00 ↑

2 Sumatera Utara 55,87 56,02 0,15 0,27 ↑

3 Sumatera Barat 67,03 63,62 (3,41) (5,09) ↓

4 Riau 23,88 23,73 (0,15) (0,64) ↓

5 Kepulauan Riau 23,30 23,34 0,04 0,19 ↑

6 Jambi 39,50 50,95 11,45 28,99 ↑

7 Sumatera Selatan 51,43 55,92 4,49 8,74 ↑

8 Kep. Bangka Belitung 33,46 34,17 0,71 2,11 ↑

9 Bengkulu 51,48 46,50 (4,98) (9,68) ↓

10 Lampung 50,83 50,47 (0,36) (0,70) ↓

11 Jawa Barat 72,06 72,84 0,78 1,09 ↑

12 Banten 33,60 33,33 (0,27) (0,80) ↓

13 Jawa Tengah 55,09 55,76 0,67 1,22 ↑

14 D I Yogyakarta 40,92 45,17 4,25 10,39 ↑

15 Jawa Timur 48,03 48,15 0,12 0,26 ↑

16 B a l i 31,59 26,20 (5,39) (17,07) ↓

17 Nusa Tenggara Barat 57,47 61,05 3,58 6,22 ↑

18 Nusa Tenggara Timur 26,17 25,17 (1,00) (3,84) ↓

19 Kalimantan Barat 37,53 37,35 (0,18) (0,48) ↓

20 Kalimantan Tengah 30,15 31,35 1,20 3,97 ↑

21 Kalimantan Selatan 51,89 56,54 4,65 8,96 ↑

22 Kalimantan Timur 26,18 25,91 (0,27) (1,04) ↓

23 Kalimantan Utara 21,87 17,36 (4,51) (20,62) ↓

24 Sulawesi Utara 36,65 39,74 3,09 8,43 ↑

25 Gorontalo 47,65 47,77 0,12 0,25 ↑

26 Sulawesi Tengah 40,75 41,43 0,68 1,67 ↑

27 Sulawesi Selatan 45,62 50,78 5,16 11,31 ↑

28 Sulawesi Barat 47,92 48,48 0,56 1,18 ↑

29 Sulawesi Tenggara 24,91 25,35 0,44 1,75 ↑

30 Maluku 37,28 38,85 1,57 4,22 ↑

31 Maluku Utara 28,30 27,94 (0,36) (1,26) ↓

32 Papua 23,41 23,54 0,13 0,57 ↑

33 Papua Barat 17,10 17,25 0,15 0,86 ↑

48,44 49,29 0,85 1,75 ↑INDONESIA

ProvinsiNo.ARAM II

20142013

Pertumbuhan

Page 59: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

50 Direktorat Budidaya Serealia

Peringkat produktivitas jagung tahun 2014 pada beberapa provinsi

mengalami perubahan bila dibandingkan dengan peringkat produktivitas

tahun 2013. Beberapa provinsi yang mengalami perubahan peringkat

yaitu Provinsi Sumatera Utara bergeser peringkat dari peringkat ke-4

tahun 2013 (55,87 ku/ha) menjadi peringkat ke-5 di tahun 2014 dengan

capaian produktivitas sebesar 56,02 ku/ha. Provinsi Jawa Tengah dari

peringkat 5 tahun 2013 (55,09 ku/ha) menjadi peringkat ke-7 di tahun

2014 (55,76 ku/ha).Secara rinci provinsi yang mengalami perubahan

peringkat produktivitas jagung tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 23. Peringkat Produktivitas Jagung Tahun 2013 – 2014

2013 ARAM II 2014

(Ku/Ha) (Ku/Ha)

1 Jawa Barat 72,06 1 Jawa Barat 72,84

2 Sumatera Barat 67,03 2 Sumatera Barat 63,62

3 Nusa Tenggara Barat 57,47 3 Nusa Tenggara Barat 61,05

4 Sumatera Utara 55,87 4 Kalimantan Selatan 56,54

5 Jawa Tengah 55,09 5 Sumatera Utara 56,02

6 Kalimantan Selatan 51,89 6 Sumatera Selatan 55,92

7 Bengkulu 51,48 7 Jawa Tengah 55,76

8 Sumatera Selatan 51,43 8 Jambi 50,95

9 Lampung 50,83 9 Sulawesi Selatan 50,78

10 Jawa Timur 48,03 10 Lampung 50,47

11 Sulawesi Barat 47,92 11 Sulawesi Barat 48,48

12 Gorontalo 47,65 12 Jawa Timur 48,15

13 Sulawesi Selatan 45,62 13 Gorontalo 47,77

14 D I Yogyakarta 40,92 14 Bengkulu 46,50

15 Sulawesi Tengah 40,75 15 D I Yogyakarta 45,17

16 Aceh 40,33 16 Aceh 41,94

17 Jambi 39,50 17 Sulawesi Tengah 41,43

18 Kalimantan Barat 37,53 18 Sulawesi Utara 39,74

19 Maluku 37,28 19 Maluku 38,85

20 Sulawesi Utara 36,65 20 Kalimantan Barat 37,35

21 Banten 33,60 21 Kep. Bangka Belitung 34,17

22 Kep. Bangka Belitung 33,46 22 Banten 33,33

23 B a l i 31,59 23 Kalimantan Tengah 31,35

24 Kalimantan Tengah 30,15 24 Maluku Utara 27,94

25 Maluku Utara 28,30 25 B a l i 26,20

26 Kalimantan Timur 26,18 26 Kalimantan Timur 25,91

27 Nusa Tenggara Timur 26,17 27 Sulawesi Tenggara 25,35

28 Sulawesi Tenggara 24,91 28 Nusa Tenggara Timur 25,17

29 Riau 23,88 29 Riau 23,73

30 Papua 23,41 30 Papua 23,54

31 Kepulauan Riau 23,30 31 Kepulauan Riau 23,34

32 Kalimantan Utara 21,87 32 Kalimantan Utara 17,36

33 Papua Barat 17,10 33 Papua Barat 17,25

48,44 49,29 INDONESIA

No. Provinsi

INDONESIA

No. Provinsi

Page 60: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 51

e. Realisasi Luas Tanam Jagung MT. 2013/2014 Dan MT. 2014

Realisasi luas tanam jagung MT. 2013/2014 (Oktober 2013-Maret 2014)

di Indonesia sebesar 2.425.743 ha atau baru mencapai 88,13% dari target

yang ditetapkan sebesar 2.752.537 ha.

Secara umum capaian target tanam MT. 2013/2014 (Oktober 2013-Maret

2014) dari 34 provinsi ada18 provinsi yang telah mencapai target tanam.

yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera

Selatan,Bangka Belitung, Kep. Riau, DI. Yogyakarta, Banten, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Papua. Capaian target dari

masing-masing provinsi diatas sudah melebihi dari target yang ditetapkan.

Sementara 16 provinsi lainnya belum mencapai target tanam yang

ditetapkan dengan kisaran capaian antara 33,07% hingga 98%. Capaian

target tanam terendah di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 45,16%

atau realisasi tanam hanya sebesar 3.476 ha dari target sebesar 10.512

ha.

Bila dibandingkan dengan realisasi tanam rata-rata 5 tahun sebelumnya

pada periode yang sama, seluas 4,359 juta ha, realisasi tersebut masih

kekurangan 453 ribu ha (10,45%) sedangkan Jika dibandingkan dengan

realisasi tanam tahun lalu pada periode sama seluas 3.943 ribu ha,

realisasi tersebut menurun seluas 37.489 ha (0,95%);

Bila dibandingkan dengan sasaran luas tanam jagung tahun 2014 pada

periode yang sama seluas 4,212 juta ha, realisasi tersebut baru mencapai

92,73% (-306.145 ha).

Page 61: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

52 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 24. Realisasi Luas Tanam Jagung MT. 2013/2014 dan MT. 2014

Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi

1 ACEH 23.777 20.195 84,93 23.876 29.804 124,83 47.654 49.999 105

2 SUMATERA UTARA 133.363 87.171 65,36 151.431 130.205 85,98 284.794 217.376 76

3 SUMATERA BARAT 43.610 39.373 90,28 45.767 56.300 123,01 89.378 95.673 107

4 RIAU 5.187 3.877 74,75 7.477 9.836 131,54 12.664 13.713 108

5 JAMBI 2.824 2.487 88,08 5.817 6.431 110,55 8.641 8.918 103

6 SUMATERA SELATAN 14.117 14.969 106,04 19.325 19.430 100,54 33.442 34.399 103

7 BENGKULU 12.499 7.189 57,52 14.611 9.714 66,49 27.109 16.903 62

8 LAMPUNG 285.044 216.346 75,90 96.020 120.569 125,57 381.063 336.915 88

9 BABEL 111 387 347,16 185 322 173,71 297 709 239

10 KEPRI 179 281 157,02 158 198 125,41 337 479 142

11 DKI JAKARTA* 12 - 7 - 19 - -

12 JAWA BARAT 148.576 114.262 76,90 47.516 40.935 86,15 196.092 155.197 79

13 JAWA TENGAH 372.412 340.154 91,34 217.529 205.688 94,56 589.941 545.842 93

14 DI YOGYAKARTA 57.990 61.032 105,24 11.156 11.894 106,62 69.146 72.926 105

15 JAWA TIMUR 882.819 784.423 88,85 414.462 427.471 103,14 1.297.281 1.211.894 93

16 BANTEN 1.904 4.077 214,09 1.349 2.324 172,23 3.254 6.401 197

17 BALI 14.646 16.974 115,90 3.338 3.112 93,24 17.983 20.086 112

18 NTB 92.305 103.219 111,82 31.080 25.205 81,10 123.385 128.424 104

19 NTT 237.548 230.634 97,09 47.078 14.714 31,25 284.625 245.348 86

20 KALIMANTAN BARAT 20.943 19.164 91,51 20.286 22.787 112,33 41.229 41.951 102

21 KALIMANTAN TENGAH 1.051 1.784 169,73 1.078 2.387 221,35 2.129 4.171 196

22 KALIMANTAN SELATAN 13.745 12.982 94,45 7.800 9.850 126,29 21.545 22.832 106

23 KALIMANTAN TIMUR 1.107 3.194 288,58 1.630 3.287 201,65 2.737 6.481 237

24 KALIMANTAN UTARA 185 261 140,95 273 497 182,24 458 758 166

25 SULAWESI UTARA 63.496 52.089 82,04 69.362 72.420 104,41 132.858 124.509 94

26 SULAWESI TENGAH 23.479 24.643 104,96 32.566 19.285 59,22 56.044 43.928 78

27 SULAWESI SELATAN 184.728 152.353 82,47 105.385 129.140 122,54 290.113 281.493 97

28 SULAWESI TENGGARA 21.127 20.955 99,18 7.349 6.862 93,38 28.476 27.817 98

29 GORONTALO 70.093 73.005 104,15 54.547 81.718 149,81 124.640 154.723 124

30 SULAWESI BARAT 13.564 11.989 88,39 11.606 12.036 103,71 25.169 24.025 95

31 MALUKU 2.216 2.474 111,62 1.772 985 55,59 3.988 3.459 87

32 MALUKU UTARA 4.921 1.500 30,48 5.590 1.976 35,35 10.512 3.476 33

33 PAPUA BARAT 2.005 1.437 71,67 1.308 778 59,50 3.313 2.215 67

34 PAPUA 955 863 90,41 825 2.049 248,24 1.780 2.912 164

INDONESIA 2.752.537 2.425.743 88,13 1.459.560 1.480.209 101,41 4.212.097 3.905.952 92,73

Sasaran

MT'13/14 & 14

(Okt-Sept)

Realisasi

MT'13/14 & 14

(Okt-Sept)

%No. %

MT. 2013/2014

(Okt-Mar)

MT. 2014

(Apr-Sept)%Provinsi

Page 62: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 53

Tabel 25. Perbandingan Luas Tanam Jagung MT. 2013/2014 dan MT. 2014 Terhadap Realisasi Rata2 Lima Tahun, MT. 2012/2013& MT.2014, dan Sasaran MT. 2013/2014

Rata2 Lima

Tahun

Sebelumnya

Realiasi

MT' 12/13 dan

MT' 13

Sasaran*)

MT'13/14 dan

MT'14

Realiasi

MT' 13/14 dan

MT' 14

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Absolut % Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)-(3) (8)=(7):(3) (9)=(6)-(4) (10)=(9):(4) (11)=(6)-(5) (12)=(6):(5)

1 Oktober 2013 459.141 302.147 299.166 247.103 (212.038) (46,18) (55.044) (18,22) (52.063) 82,60

2 Nopember 2013 885.827 862.154 794.825 881.516 (4.311) (0,49) 19.362 2,25 86.691 110,91

3 Desember 2013 570.248 571.610 650.642 556.900 (13.348) (2,34) (14.710) (2,57) (93.742) 85,59

4 Januari 2014 276.009 268.803 294.474 223.690 (52.319) (18,96) (45.113) (16,78) (70.784) 75,96

5 Februari 2014 281.449 250.365 294.796 213.433 (68.016) (24,17) (36.932) (14,75) (81.363) 72,40

6 Maret 2014 344.363 310.939 418.633 303.101 (41.262) (11,98) (7.838) (2,52) (115.532) 72,40

2.817.037 2.566.018 2.752.537 2.425.743 (391.294) (13,89) (140.275) (5,47) (326.794) 88,13

7 April 2014 312.236 294.188 307.361 370.607 58.371 18,69 76.419 25,98 63.246 120,58

8 Mei 2014 273.359 251.553 266.149 310.231 36.872 13,49 58.678 23,33 44.082 116,56

9 Juni 2014 342.659 229.794 238.255 223.402 (119.257) (34,80) (6.392) (2,78) (14.853) 93,77

10 Juli 2014 242.305 229.803 230.447 203.410 (38.895) (16,05) (26.393) (11,49) (27.037) 88,27

11 Agustus 2014 192.604 201.984 205.415 226.131 117 33.527,40 24.147 11,95 20.716 110,08

12 September 2014 179.405 170.101 211.933 146.428 82 (32.976,60) (23.673) (13,92) (65.505) 69,09

1.542.567 1.377.423 1.459.560 1.480.209 (62.358) (4,04) 102.786 7,46 20.649 101,41

4.359.604 3.943.441 4.212.097 3.905.952 (453.652) (10,41) (37.489) (0,95) (306.145) 92,73

No Bulan

Luas Tanam Jagung(Ha) Analisis

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Rata2 5 MT

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd MT' 12/13

dan MT' 13

Realiasi MT'13/14 dan

MT'14 Thd Sasaran

Okt 2013-Mart 2014

Apr - Sept 2014

Okt 2013 - Sept 2014

Page 63: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

54 Direktorat Budidaya Serealia

Grafik 9. Perbandingan Luas Tanam Jagung MT 2013/2014& MT 2014 Terhadap MT. 2012/2013& MT 2013 dan Sasaran MT 2013/2014& MT 2014

3. Serealia Lainnya Tanaman serealia lain khususnya sorgum mempunyai keunggulan komparatif

yaitu tahan kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi sumber

air terbatas, selain itu juga kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan

dikonsumsi dalam bentuk nasi atau bubur maupun diolah menjadi tepung

sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Tanaman sorgum

mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia terutama dalam

memanfaatkan lahan kering maupun lahan marginal yang potensi lahannya

masih cukup luas.Sehingga melalui dukungan APBN tahun 2014 di fokuskan

hanya pada fasilitasi kemitraan.

Pelaksanaan kegiatan serealia lain tahun 2014 dialokasikan kegiatan fisik

berupa bantuan pertemuan fasilitasi kemitraan (dekon), namun kegiatan dem

farm melalui dana APBN pengembangan komoditas serealia lain sudah

ditiadakan, sehingga diharapkan daerah dapat mengembangkannya melalui

dana APBD I dan II serta pengusaha lokal.

Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan hotong)

tahun 2014 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan,

36.000

37.000

38.000

39.000

40.000

41.000

42.000

43.000

44.000

Realisasi MT.13/14 &

MT.14

Rerata 5 MT Terakhir

Realisasi Tahun Lalu MT.12/13 &

MT.13

Sasaran MT.13/14 &MT.14

( h

ek

tar)

Page 64: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 55

didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5% selama 5 tahun sehingga

diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan akan beras sebagai

makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan

(lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat

tumbuh dengan baik karena terbatasnya air.

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain

diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah

mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di

lapangan.

Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2014 telah

dilakukan upaya – upaya antara lain:

a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru

Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada

daerah–daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang

dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani lokal.

b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra

Pembinaan dan Pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan milik

petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain

secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan

perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala

ekonomi.Selain itu juga dilakukan sosialisasi pola kemitraan bagi petani

untuk mendukung pemasaran hasil produksinya. Khusus untuk daerah

sentra seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Sulawesi Selatan,

provinsi Nusa Tenggara Barat adalah merupakan salah satu daerah

sumber penangkaran benih yang perlu ditingkatkan.

c. Pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi

Pengembangan pola kemitraan di sentra produksi merupakan upaya

pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga

memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis

melalui pola kemitraan yang berkelanjutan.

Pengembangan pola kemitraan sentra produksi ini dilakukan dengan

pendekatan :

- Fasilitasi kemitraan di sentra produksi berskala ekonomis berbasis

kabupaten andalan seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Nusa

Tenggara Barat, provinsi Sulawesi Selatan, provinsi Jawa Barat, provinsi

Jawa Tengah, provinsi Banten dan provinsi Maluku.

- Pemantapan peran pengusaha lokal melalui pertemuan fasilitasi

kemitraan di provinsi (dana Dekon).

- Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam sentra

produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya seperti penyediaan

benih oleh Balitser, pengelolaan kelompok tani di pedesaan, pemasaran

Page 65: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

56 Direktorat Budidaya Serealia

oleh Bogasari dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan

keharmonisan pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani

d. Penguatan kelembagaan

Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan

kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan

dengan:

- Kelompok tani / Gapoktan

- Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha swasta

untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan komoditas

serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu

adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana APBD

dan kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih

- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha lokal

dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung

pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan

- Peningkatan pengembangan budidaya, pengolahan dan pemasaran

seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT. I-pasar.

- Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan

stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung

keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain.

Adapun skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2014 dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 26. Pengembangan Komoditas Serealia Lain Tahun 2014

No Komoditas Pengembangan

(Ha)

Kemitraan

(Ha)

Swadaya

Masyarakat

(Ha)

Revolving

APBN (Ha)

Total

(Ha)

1 Gandum 2.550 - - 100 2.650

2 Sorgum 552 1.102 990 - 2,644

3 Hotong 100 - 30 - 130

4 Jewawut 50 - 40 - 90

Catatan :*BUMN

Upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :

a. Areal Pengembangan

Areal pengembangan merupakan upaya pengembangan usahatani yang

memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan

berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.Areal

pengembangan ini dikembangkan dalam subsistem usahatani on-farm

yang dipadukan dengan subsistem lainnya, terutama subsistem hilir yakni

Page 66: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 57

pasca panen, pemasaran dan kemitraan. Areal pertanaman tahun lalu

melalui Dem Area dana sumber dari APBD, Swasta dan swadaya

diharapkan dapat melaksanakan penanaman komoditas serealia lain

kembali sehingga dapat menjadi areal pengembangan, sehingga

pertanaman tidak terputus (berkelanjutan)

b. Swadaya Petani

Peningkatan produksi komoditas serealia lain gandum dan sorgum terus

meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan khususnya dengan

adanya perubahan iklim global mengakibatkan sistim pola tanam gandum

di Amerika dan Eropa menurun, sehingga harga gandum di pasaran dunia

meningkat. Oleh karena itu peran petani Indonesia berpeluang besar untuk

meningkatkan produksinya. Dengan demikian akan meningkatkan daya

tarik petani untuk menanam secara swadaya. Demikian juga komoditas

hotong dan jewawut telah dibudidayakan secara intensif dibeberapa daerah

dan sudah menjadi konsumsi pangan lokal dan meningkat dari tahun

ketahun seperti komoditas hotong sudah lama dikenal dan dibudidayakan

di Pulau Buru, Maluku dan menjadi sumber karbohidrat alternatif.Jewawut

di provinsi Sulawesi Barat merupakan komoditas strategis kawasan lahan

kering beriklim kering untuk mendukung ketahanan pangan lokal.

c. Pola Kemitraan

Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serealia lain khususnya

gandum dan sorgum sudah berjalan dengan baik yang didukung oleh

Kementerian BUMN dan Kementerian Koordinasi Perekonomian. Pada

tahun 2014 ini sudah dilakukan pengembangan sorgum seluas 400 Ha

diKabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Kementerian

Koordinator Perekonomian sudah melakukan kerjasama dengan Perguruan

Tinggi (Universitas Andalas) dalam rangka persiapan pencanangan

pertanaman gandum Indonesia pada tahun 2014. Saat ini yang sudah

berjalan dengan baik adalah PT. Batan Teknologi, PT. Bogasari, PT.

Berdikari, PT. Sarrotama, PT. Semen Tonasa, dan PT. Bosowa.

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas

Serealia Lain Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 27. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Komoditas Serealia Lain Tahun 2014

No Komoditas

L.Tanam L. Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)

1 Sorgum 2.550 240 30.00 7.200

2 Gandum 250 210 30,00 630

3 Hotong 100 80 10.00 80

4 Jewawut 50 48 10.00 48

Page 67: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

58 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 28. Pelaksanaan Pengembangan DEM Area Komoditas Serealia Lain Tahun 2014

GANDUM SORGUM HOTONG

1 Aceh Bener Meriah Timang Gajah 10 Univ. Andalas

2 Sumbar Solok Selatan Pauh Duo Alam Pauh Duo 10 Univ. Andalas

Agam Baso Koto Tinggi

50 Kota Luak Mungo

Tanah Datar X Koto Koto Laweh

3 Bengkulu Rejang Lebong Curup Air Bangis 10 Univ. Andalas

Selupu Rejang Sumber Urip

4 Banten

5 Jabar Sukabumi Sukaraja Suka Mekar 10 Univ. Andalas

Kab. Bandung

6 Jateng Banjarnegara Batur Sumber Rejo 10 Univ. Andalas

Wanayasa Sibebek

Banjarnegara Kalibening 60 APBD I

Demak 20 APBD I

Wonogiri 40 APBD I

7 DIY Bantul 400 swadaya

Gunung Kidul 500 swadaya

8 Jatim Pasuruan Tosari Ngadiwono 10 APBD I

Tosari Tosari

Tosari Podokoyo

Lumajang 5 FFD APBD I

Probolinggo 5 FFD APBD I

Lamongan 5 FFD APBD I

Bangkalan 5 FFD APBD I

Sampang 5 FFD APBD I

Banyuwangi 1.000 Kemen BUMN

9 Sulsel Sinjai Sinjai Gunung Perak 10 Univ. Andalas

Sinjai Arabika

Sidrap 50 Kemen BUMN

Maros

Toraja Utara

Enrekang

Gowa

10 NTB Bima 5 APBD II

11 NTT

TTS Batu Putih 10 KADIN

Belu 1.000 Kemen BUMN

Rotendao 200 APBD II

12 Maluku Buru 50 APBD II

13 KALSEL Tanah Laut 10 Kemen BUMN

130 3.260 50 JUMLAH

NO PROVINSI KABUPATEN SUMBER DANADEM FARM (Ha)

KECAMATANDESA /

NAGARI

Page 68: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 59

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014

Upaya pencapaian produksi padi dan jagung tahun 2014 difokuskan pada

peningkatan produktivitas melalui peningkatan kualitas SL-PTT berbasis pola

pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan

kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, bantuan sebagai

instrument stimulan pada areal 4,625 juta ha untuk SL-PTT Padi dan 260

ribu untuk SL-PTT Jagung.

Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung 2014 mengacu pada Pedoman

Teknis SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 yang merupakan lampiran dari

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor.

13/KPA/SK.310/C/1/2014 tanggal 22 Januari 2014.

Pada bulan Mei 2014 Presiden RI mengeluarkan kebijakan penghematan

anggaran melalui Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2014 tanggal 19 Mei

2014 yang ditindaklanjuti melalui Surat Menteri Pertanian tanggal 22 Mei

2014 hal Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka

pelaksanaan APBN 2014. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut terjadi

pengurangan anggaran bantuan sosial pada kegiatan SL-PTT yang

berakibat terhadap pengurangan sasaran areal SL-PTT Padi seluas 721.106

ha dan SL-PTT Jagung seluas 54.249 ha.

Sasaran areal tanam SL-PTT Padi dan Jagung sesuai pagu awal dalam

DIPA APBN 2014 dan sasaran areal setelah dilakukan kebijakan

penghematan anggaran secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 69: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

60 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 29. Sasaran Areal SL-PTT Padi dan Jagung 2014 sesuai Pagu Awal

dan Setelah Penghematan Anggaran

PAGU AWAL PAGU AKHIRPAGU

PENGHEMATAN

I Kawasan SL-PTT Padi

a. Kawasan Pertumbuhan 298.800 267.411 31.389

- Padi Inbrida Sawah 72.850 68.950 3.900

- Padi Inbrida Pasang Surut 94.000 83.400 10.600

- Padi Inbrida Rawa Lebak 26.000 25.610 390

- Padi Inbrida Lahan Kering 105.950 89.451 16.499

b. Kawasan Pengembangan 592.200 537.945 54.255

- Padi Inbrida Sawah 284.000 264.792 19.208

- Padi Hibrida 200.000 186.100 13.900

- Padi Inbrida Lahan Kering 108.200 87.053 21.147

c. Kawasan Pemantapan 3.734.000 3.098.538 635.462

- Padi Inbrida Sawah 3.632.000 3.019.438 612.562

- Padi Inbrida Lahan Kering 102.000 79.100 22.900

4.625.000 3.903.894 721.106

II Kawasan SL-PTT Jagung

a. Kawasan Pertumbuhan 54.700 45.275 9.425

- Jagung Hibrida 9.000 6.700 2.300

- Jagung Komposit 45.700 38.575 7.125

b. Kawasan Pengembangan 170.300 136.476 33.824

- Jagung Hibrida 170.300 136.476 33.824

c. Kawasan Pemantapan 35.000 24.000 11.000

- Jagung Hibrida 35.000 24.000 11.000

260.000 205.751 54.249 Jumlah Kawasan SL-PTT Jagung

No Uraian

Areal (Ha)

Jumlah Kawasan SL-PTT Padi

Dalam pelaksanaannya, SL-PTT mendapat dukungan berupa sarana

produksi yang mekanismenya melalui dana bantuan sosial kepada petani

pelaksana. Sarana produksi tersebut diberikan secara lengkap baik pada

areal LL (laboratorium lapang) maupun areal diluar LL yang besarannya

disesuaikan dengan kebutuhan spesifik lokasi pada kawasan pertumbuhan

maupun pengembangan, kecuali pada kawasan pemantapan hanya areal LL

yang mendapat dukungan saprodi. Adapun dukungan benih diberikan

melalui mekanisme subsidi, namun bila benih subsidi tidak tersedia pada

saat musim tanam tiba maka diperbolehkan menggunakan benih swadaya

varietas unggul produktivitas tinggi atas sepengetahuan Kepala Dinas

Kabupaten/Kota setempat.

Page 70: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 61

Realisasi penyaluran bantuan sosial pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung

tahun 2014 kepada kelompok tani pelaksana SL-PTT berdasarkan laporan

yang diterima sampai dengan akhir Desember 2014 dalam satuan luasan ha

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 30. Sasaran dan Realisasi Penyeluran Bantuan Sosial (Bansos) SL-

PTT Padi dan Jagung 2014 Kepada Kelompok Tani Pelaksana

SASARAN *) REALISASI% REALISASI THDP

SASARAN

I Kawasan SL-PTT Padi

a. Kawasan Pertumbuhan 267.411 256.471 95,91

- Padi Inbrida Sawah 68.950 67.762 98,28

- Padi Inbrida Pasang Surut 83.400 76.447 91,66

- Padi Inbrida Rawa Lebak 25.610 24.835 96,97

- Padi Inbrida Lahan Kering 89.451 87.427 97,74

b. Kawasan Pengembangan 537.945 498.925 92,75

- Padi Inbrida Sawah 264.792 259.175 97,88

- Padi Hibrida 186.100 157.562 84,67

- Padi Inbrida Lahan Kering 87.053 82.188 94,41

c. Kawasan Pemantapan 3.098.538 2.810.092 90,69

- Padi Inbrida Sawah 3.019.438 2.739.892 90,74

- Padi Inbrida Lahan Kering 79.100 70.200 88,75

3.903.894 3.565.488 91,33

II Kawasan SL-PTT Jagung

a. Kawasan Pertumbuhan 45.275 42.010 92,79

- Jagung Hibrida 6.700 5.235 78,13

- Jagung Komposit 38.575 36.775 95,33

b. Kawasan Pengembangan 136.476 124.426 91,17

- Jagung Hibrida 136.476 124.426 91,17

c. Kawasan Pemantapan 24.000 20.650 86,04

- Jagung Hibrida 24.000 20.650 86,04

205.751 187.086 90,93 Jumlah Kawasan SL-PTT Jagung

Keterangan: *) Sasaran areal merupakan sasaran setelah dilakukan penghematan anggaran

No Uraian

Areal (Ha)

Jumlah Kawasan SL-PTT Padi

Page 71: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

62 Direktorat Budidaya Serealia

Realisasi pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung tahun 2014 berdasarkan

laporan yang masuk sampai dengan akhir Desember 2014 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 31. Sasaran dan Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014

1 PADI TANAM (HA) 3.903.894 3.565.188 91,32

PANEN (HA) 3.708.700 1.498.919 40,42

PRODUKTIVITAS (KU/HA) 55,44 59,70 107,68

PRODUKSI (TON) 20.561.000 8.948.008 43,52

2 JAGUNG TANAM (HA) 205.751 188.336 91,54

PANEN (HA) 195.460 52.075 26,64

PRODUKTIVITAS (KU/HA) 65,00 59,50 91,54

PRODUKSI (TON) 1.270.490 309.865 24,39

Ket : Data realisasi yang tersaji merupakan hasil laporan daerah yang masuk sampai dengan 31 Desember

REALISASI PERSENNO KOMODITI URAIAN SASARAN

Realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3.565.188 ha atau mencapai 91,32%

dari sasaran setelah penghematan seluas 3.903.894 Ha dan realisasi panen

1.498.919 ha, dengan produktivitas sebesar 59,70 ku/ha dan produksi

sebesar 8.948.008 ton.

Produktivitas padi melalui SL-PTT jika dibandingkan dengan sasaran

mencapai 107,68%, realisasi panen SL-PTT Padi 2014 keadaan sampai

dengan Desember 2014 masih dibawah sasaran, data laporan realisasi

panen dari daerah yang diterima sampai dengan akhir Desember masih

sangat rendah +40,42% dari total areal tanam, hal ini dikarenakan

pelaksanaan SLPTT 2014 sebagian besar mengalami mundur tanam karena

kendala penyediaan benih subsidi dan faktor iklim dimana musim kemarau

2014 relatif lebih kering. Hal ini menyebabkan data panen belum tersedia

dan data yang masuk belum dapat mewakili realisasi secara nasional.

Realisasi tanam SL-PTT Jagung seluas 188.336 ha atau mencapai 91,54%

dari sasaran 205.751 Ha dan realisasi panen 52.075 ha, dengan

produktivitas sebesar 59,50 ku/ha dan produksi sebesar 309.865 ton.

Produktivitas Jagung melalui SL-PTTjika dibandingkan dengan sasaran

mencapai 91,54%, rendahnya produktivitas SL-PTT Jagung dikarenakan

pada tahun 2014 ada alokasi SL-PTT Jagung komposit seluas 38.775 ha.

Page 72: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 63

Realisasi panen SL-PTT Jagung 2014 keadaan sampai dengan Desember

2014 masih dibawah sasaran, data laporan realisasi panen dari daerah yang

diterima sampai dengan akhir Desember masih sangat rendah +26,64% dari

total areal tanam, hal ini dikarenakan pelaksanaan SL-PTT 2014 sebagian

besar mengalami mundur tanam karena keterlambatan penyediaan benih

subsidi dan faktor iklim. Hal ini menyebabkan data panen belum tersedia dan

data yang masuk belum dapat mewakili realisasi secara nasional.

Tabel 32. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi SL-PTT

Padi dan Jagung per Pola Kawasan Tahun 2014

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

1 PADI TANAM (HA) 256.471 498.925 2.810.092 3.565.188

PANEN (HA) 90.265 221.135 1.187.519 1.498.919

PRODUKTIVITAS (KU/HA) 42,59 66,44 59,74 59,70

PRODUKSI (TON) 384.451 1.469.175 7.094.382 8.948.008

2 JAGUNG TANAM 42.010 125.676 20.650 188.336

PANEN 5.111 43.302 3.662 52.075

PRODUKTIVITAS 38,10 61,47 66,15 59,50

PRODUKSI 19.474 266.167 24.224 309.865

KAWASANTOTAL PADINO. KOMODITI URAIAN

Kegiatan SL-PTT di kawasan pertumbuhan didukung dengan paket bantuan

sosial untuk pembelian sarana produksi penuh baik di lokasi laboratorium

lapang (LL) maupun di luar LL. Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi rata-

rata produktivitas di kawasan pertumbuhan lebih rendah dari kawasan

pengembangan maupun pemantapan, hal ini antaralain dikarenakan

kawasan pertumbuhan adalah daerah yang rata-rata produktivitasnya masih

rendah dan merupakan lahan-lahan yang belum optimal yaitu sawah tadah

hujan, lahan lebak, pasang surut dan lahan kering, sehingga dengan paket

bantuan melalui SL-PTT diharapkan dapat menstimulan daerah-daerah

tersebut untuk meningkatkan penggunaan teknologi, sehingga dapat

berproduksi secara berkesinambungan.

Untuk kawasan pengembangan mendapat alokasi bantuan sosial untuk

pembelian sarana produksi dengan paket yang lebih rendah dari kawasan

pertumbuhan pada lokasi LL dan di luar LL, dimana pada kawasan ini rata-

rata produktivitasnya sudah lebih bagus, adopsi teknologi di tingkat petani

juga lebih tinggi dibanding kawasan pertumbuhan, sehingga pemberian

stimulan bantuan sarana produksi dapat meningkatkan produktivitas yang

cukup tinggi. Disamping itu untuk kawasan pengembangan terdapat alokasi

SL-PTT padi hibrida seluas 157,5 ribu ha yang memberikan kontribusi rata-

rata produktivitas cukup tinggi di kawasan pengembangan.

Page 73: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

64 Direktorat Budidaya Serealia

Untuk SL-PTT kawasan pemantapan dengan cakupan areal yang sangat

luas ditujukan pada daerah-daerah yang produktivitasnya sudah diatas rata-

rata wilayahnya, dimana bantuan sosial untuk penyediaan sarana produksi

hanya diberikan di lokasi LL seluas 1 ha, diharapkan petani di luar LL dapat

mengadopsi teknologi secara swadaya. Realisasi ditingkat lapang

menunjukkan produktivitas SL-PTT di kawasan pemantapan lebih rendah

dari pengembangan, hal ini antara lain dikarenakan tidak adanya bantuan

untuk pembelian saprodi dan bantuan benih melalui mekanisme subsidi yang

diharapkan petani dapat mengurangi biaya produksi mengalami kendala

dalam kesiapannya di tingkat lapang, sehingga petani dengan keterbatasan

modal tidak melaksanakan budidaya secara maksimal.

Demikian pula dengan SL-PTT jagung selain kondisi tersebut diatas,

khususnya pada kawasan pertumbuhan dialokasikan pertumbuhan jagung

komposit yang rata-rata produktivitasnya jauh dibawah jagung hibrida,

sehingga seacara keseluruhan mempengaruhi terhadap capaian

produktivitas jagung di kawasan pertumbuhan.

Tabel 33. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 terhadap Capaian SL-PTT 2013 Pada Periode Yang Sama

1 PADI TANAM (HA) 3.728.725 85,02 3.565.188 91,33 95,61

PANEN (HA) 942.000 22,25 1.498.919 40,42 159,12

PRODUKTIVITAS (KU/HA) 59,31 107,43 59,70 107,68 100,66

PRODUKSI (TON) 5.587.148 23,90 8.948.008 43,52 160,15

2 JAGUNG TANAM (HA) 196.213 83,36 188.336 91,54 95,99

PANEN (HA) 36.384 16,27 52.075 26,64 143,13

PRODUKTIVITAS (KU/HA) 61,45 94,54 59,50 91,54 96,83

PRODUKSI (TON) 223.595 15,38 309.865 24,39 138,58

Ket : Data realisasi yang tersaji merupakan hasil laporan daerah yang masuk sampai dengan 31 Desember

REALISASI

SL-PTT 2014

% SL-PTT 2014

TERHADAP 2013 NO KOMODITI URAIAN

REALISASI

SL-PTT 2013

% THDP

SASARAN

2014

% THDP

SASARAN

2013

Pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi 2014 jika dibandingkan dengan SL-PTT

tahun 2013 pada periode yang sama (keadaan sampai dengan akhir

Desember) yaitu realisasi tanam mencapai 95,62%, panen 159,12%,

produktivitas 100,66%, produksi 160,15%. Rata-rata capaian kinerja SL-PTT

2014 dibandingkan SL-PTT 2013 sudah diatas 100% kecuali areal tanam.

Rendahnya realisasi tanam SL-PTT padi 2014 antara lain faktor

terkendalanya ketersediaan benih subsidi di tingkat lapang.

Page 74: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 65

Pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung 2014 jika dibandingkan dengan SL-

PTT tahun 2013 pada periode yang sama (keadaan sampai dengan akhir

Desember) yaitu realisasi tanam mencapai 95,99%, panen 143,13%,

produktivitas 96,83%, produksi 138,58%. Capaian kinerja SL-PTT 2014

dibandingkan SL-PTT 2013 untuk panen dan produksi diatas 100%,

sedangkan tanam dan produktivitas masih dibawah 100%. Rendahnya

realisasi tanam SL-PTT jagung 2014 antara lain faktor terkendalanya

ketersediaan benih subsidi di tingkat lapang, sedangkan rendahnya capaian

produktivitas SL-PTT jagung 2014 dikarenakan tahun 2014 terdapat alokasi

SL-PTT Jagung komposit yang produktivitasnya rata-rata jauh dibawah

produktivitas jagung hibrida, sehingga secara total menurunkan

produktivitas jagung secara keseluruhan.

Persentase capaian produtivitas SL-PTT padi 2014 dibandingkan sasaran

produktivitas SL-PTT 2014 sebesar 107,68% dan bila dibandingkan dengan

produktivitas padi nasional ARAM II 2014 BPS 116,42%. Sementara

produktivitas SL-PTT jagung 2014 dibandingkan dengan sasaran

produktivitas SL-PTT 2014 sebesar 91,54% dan bila dibandingkan dengan

produktivitas jagung nasional ARAM II BPS sebesar 120,71%, seperti

diuraikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 34. PerbandinganProduktivitas SLPTT Terhadap Sasaran dan Non SL Tahun 2014

Sasaran

SL-PTT

Realisasi

SL-PTT

RII BPS

2014(4) thd (3) (4) thd (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Padi 55,44 59,70 51,28 107,68 116,42

2 Jagung 65,00 59,50 49,29 91,54 120,71

Produktivitas (Ku/ha)

No. Komoditi

Perbandingan (%)

Produktivitas SL-PTT padi 2014 dibandingkan dengan rata-rata capaian

produktivitas SL-PTT padi selama lima tahun masih di atas rata-rata.

Sementara produktivitas SL-PTT jagung 2014 dibandingkan dengan rata-

rata capaian produktivitas SL-PTT jagung selama lima tahun capaiannya

diatas rata-rata.

Page 75: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

66 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 35. Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi SL-PTTPadi

dan Jagung Tahun 2009-2013 Tingkat Nasional

Tanam (ha) Panen (ha)Produktivitas

(kw/ha)Produksi (ton)

1 2009 2.051.000 1.773.695 1.685.010 60,44 10.184.202

2 2010 2.500.000 1.795.166 1.705.408 56,42 9.621.910

3 2011 2.772.566 2.355.526 2.237.750 58,96 13.193.772

4 2012 3.400.650 2.541.132 2.414.075 59,28 14.310.639

5 2013 4.385.625 3.728.724 3.542.288 59,70 21.147.458

3.021.968 2.438.849 2.316.906 59,09 13.691.596

6 2014* 3.903.894 3.565.488 1.498.919 59,70 8.948.008

59,09

1 2009 90.000 79.293 75.328 59,19 445.867

2 2010 150.000 128.902 122.457 54,79 670.941

3 2011 207.030 169.303 160.838 54,31 873.510

4 2012 200.000 136.792 129.952 55,12 716.298

5 2013 235.380 180.787 171.748 69,31 1.190.383

176.482 139.015 132.065 59,02 779.400

6 2014* 205.751,00 187.086,00 52.075,00 59,50 309.865,00

Keterangan :* data s/d Desember 2014

Padi

Jagung

Rata-rata

Rata-rata

Realisasi

No. TahunSasaran SL-PTT

(ha)

Masalah dan upaya penanganan pelaksanaan SL-PTT padi tadah hujan dan

lahan kering adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan SL-PTT padi tahun 2014 ditemukan beberapa kendala

diantaranya :

- Adanya himbauan untuk menunda pencairan bansos pada masa

pemilu legislatif dan dan pemilu presiden, menyebabkan daerah yang

sudah lewat jadwal tanamnya tidak dapat melaksanakan kegiatan.

- Terkendalanya penyediaan benih subsidi oleh PT. SHS yang

mengakibatkan mundur tanam, bahkan untuk daerah yang dapat

alokasi SL-PTT padi hibrida/jagung hibrida tidak dilaksanakan karena

petani tidak sanggup membeli benih sendiri.

- Varietas benih yang diinginkan petani tidak seluruhnya tersedia di

pelaksana subsidi, yakni pihak PT.SHS.

Page 76: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 67

- Masih banyak pihak dinas daerah yang masih belum berani

mengambil kebijakan benih swadaya ketika benih subsidi tidak

tersedia. Hal ini dikarenakan kekhawatiran resiko yang timbul dari

kebijakan yang diambil.

- Ada beberapa daerah yang kesulitan untuk mendapatkan rekomendasi

dari BPTP setempat dalam hal penggunaan benih unggul swadaya

ketika benih subsidi tidak tersedia.

- Proses transfer teknologi PTT belum optimal di lapangan, terutama

dalam pelaksanaan sistem jajar legowo pada budidaya SL-PTT padi

tadah hujan dan lahan kering, beberapa petani belum siap

menerapkan sistem jajar legowo karena bagi beberapa petani sistem

jajar legowo dapat menimbulkan tambahan biaya pada proses tanam

meskipun petani sudah mengetahui manfaat sistem jajar tanam

legowo.

- Masih banyak daerah yang belum menindaklanjuti Pedoman umum

(pusat) dengan Petunjuk Pelaksanaan (provinsi) dan Petunjuk Teknis

(kabupaten/kota).

- Di beberapa daerah ada yang masih kekurangan petugas pemandu

lapang dalam mengawal kegiatan SL-PTT.

- Adanya sistem baru dalam proses pencairan anggaran di KPPN

daerah yang menghambat kecepatan proses pencairan anggaran

yang diajukan.

- Terjadinya pergeseran iklim/mundurnya musim hujan sehingga yang

biasanya awal Oktober sudah tanam, sampai pertengahan Nopember

belum tanam karena menunggu hujan.

b. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala di atas

diantaranya adalah:

- Daerah pelaksana kegiatan SL-PTT harus menindaklanjuti Pedoman

Pelaksanaan SL-PTT dari pusat dalam Petunjuk Pelaksanaan di

provinsi dan Petunjuk Teknis di kabupaten/kota sehingga hambatan-

hambatan teknis yang muncul di daerah pelaksana dapat diselesaikan

sesuai spesifik lokasi setempat.

- Pihak penyedia benih diharapkan dapat menyediakan benih sesuai

permintaan petani dan tepat waktu.

- Perlunya keberanian untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat

baik di tingkat pusat dan daerah sehingga pelaksanaan kegiatan SL-

PTT dapat berjalan dengan baik.

- Pelaksanaan Permentan 45 tahun 2011 tentang Tata Hubungan Kerja

antara Kelembagaan dan Teknis, Peneliti dan Pengembangan dan

Penyuluhan Pertanian dalam mendukung P2BN perlu ditingkatkan

Page 77: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

68 Direktorat Budidaya Serealia

sehingga masalah yang muncul dalam kegiatan SL-PTT yang

menyangkut kelembagaan terkait dapat diselesaikan. Hal ini penting

karena SL-PTT sebagai bagian dari upaya dalam mendukung

peningkatan produksi beras nasional.

- Pendampingan teknologi dari BPTP perlu ditingkatkan dan perlunya

pendampingan dalam penguatan manajemen kelompok tani serta

adanya pembinaan pasca SL-PTT sehingga menambah nilai bagi

pertani.

2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Direktorat Budidaya Serealia

Dalam melaksanakan pembangunan tanaman pangan dalam era otonomi

daerah diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait mulai dari

tingkat pusat hingga tingkat daerah. Koordinasi tersebut diperlukan untuk

meningkatkan kinerja pemerintah agar lebih efisien, efektif dan sinergis

dalam memberikan pelayanan publik.

Untuk mengoperasionalkan pembangunan tanaman pangan, dilakukan

melalui pola gerakan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

pembangunan tanaman pangan.Keterlibatan dan peran serta seluruh

pemangku kepentingan mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan diharapkan berdampak terhadap peningkatan

kinerja pembangunan tanaman pangan.

Program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan TA.2014 khususnya

padi, jagung, sorgum dan gandum merupakan rangkaian fasilitasi tumbuh

dan berkembangnya usahatani di bidang tanaman serealia yang mampu

menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi,

sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

masyarakat.

Sehubungan hal tersebut perlu fasilitasi untuk menyamakan persepsi dan

langkah-langkah yang perlu dilakukan terhadap tercapainya sasaran

produksi yang telah disepakati dalam upaya terwujudnya keberhasilan

ketahanan pangan nasional.Fasilitasi pendanaan melalui APBN dilakukan

melalui dana dekonsentrasi provinsi dan dana tugas pembantuan kabupaten

dan provinsi.

3. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan Budidaya

Serealia

Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilaksanakan

melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan pembangunan tanaman pangan

khususnya dalam mendorong peningkatan produksi padi dan jagung

Page 78: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 69

nasional telah terbukti, namun kedepan dengan tantangan yang lebih

beragam maka perlu penyempurnaan dan peningkatan kualitas.

Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung melalui kegiatan

SL-PTT tahun 2014 dapat tercapai, maka perlu untuk menyusun Pedoman

Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai

acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut

di lapangan.

Dengan adanya pedoman teknis ini, semua pihak terkait akan berkontribusi

secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan

yang berkontribusi terhadap pencapaian sasaran produksi padi dan jagung.

Mengingat tingginya keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan

kemampuan adopsi inovasi, maka pedoman teknis ini diharapkan dijabarkan

oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi spesifik lokasi

dalam bentuk Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lapangan agar lebih

operasional sesuai kebutuhan di lapangan dan tidak multitafsir sedangkan

Dinas Pertanian Provinsi menjabarkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan,

sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran.

4. Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Mendukung Peningkatan Produksi

Padi Irigasi dan Rawa

Tantangan utama kita adalah peningkatan produktivitas dan produksi

tanaman pangan khususnya padi adalah meningkatnya permintaan beras

sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, terbatasnya ketersediaan

beras dunia, kecenderungan meningkatnya harga pangan.

Kendala-kendala yang masih terjadi di lapanganantara lain: 1) rusaknya

jaringan irigasi (52%); 2) Konversi lahan pertanian ke non pertanian; 3)

Terbatasnya akses petani terhadap permodalan; 4); Kompetisi antar

komoditas dalam penggunaan lahan; 5) Pengusaan lahan yang sempit,

sehingga usahatani kurang efesien; 6) Dampak perubahan iklim dan

gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Peluang peningkatan produksi padi yang masih bisa kita capai adalah

kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di lapangan masih tinggi,

tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas, potensi sumberdaya

lahan sawah, rawa/lebak, lahan kering (perkebunan, kehutanan) yang masih

luas, pengetahuan/ketrampilan sdm (petani, ppl, popt, pengawas benih

tanaman,dan petugas pertanian lainnya) masih dapat dikembangkan,

tersedianya potensi pengembangan produksi berbagai pangan pilihan selain

beras, dukungan pemerintah daerah, ketersediaan sumber genetik.

Upaya peningkatan produksi pertanian khususnya padi mendapat prioritas

utama dalam pembangunan nasional.Hal ini dikarenakan padi merupakan

kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia yang ketersediaan, distribusi dan

Page 79: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

70 Direktorat Budidaya Serealia

tingkat harganya sangat berpengaruh terhadap stabilitas nasional. Berbagai

upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilaksanakan melalui

Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun

2008 maupun melalui PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun-

tahun sebelumnya. Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan

pembangunan tanaman pangan khususnya dalam mendorong peningkatan

produksi padi nasional telah terbukti, namun kedepan dengan tantangan

yang lebih beragam maka perlu penyempurnaan dan peningkatan

kualitas.Oleh karena itu pada tahun 2014, upaya peningkatan produksi

melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-

PTT) tetap akan difokuskan melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan

pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu

sampai hilir, bantuan sebagai instrumen stimulan, serta dukungan

pendampingan dan pengawalan.Kawasan pertumbuhan merupakan daerah

yang tingkat produktivitasnya masih di bawah produktivitas rata-rata

wilayahnya (daerah-daerah sub-optimal) dan berpeluang untuk ditingkatkan

misalnya melalui pergantian varietas, kawasan pengembangan merupakan

daerah yang tingkat produktivitasnya sudah mencapai rata-rata produktivitas

di wilayahnya akan tetapi belum sesuai dengan potensi hasil dan

masihberpeluang untuk ditingkatkan misalnya dengan pergantian varietas

atau mengusahakan varietas hibrida, sedangkan kawasan pemantapan

adalah daerah yang tingkat produktivitasnya sudah di atas rata-rata

produktivitas wilayahnya namun masih berpeluang untuk ditingkatkan

melalui penggunaan varietas hibrida.

Luas SL-PTT Padi tahun 2014 adalah 4.625.000 ha, yang dialokasikan pada

kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi rawa lebak, padi lahan

kering dan padi sawah) seluas 298.800 ha, kawasan pengembangan (padi

sawah, padi hibrida dan padi lahan kering) seluas 592.200 ha dan luas

kawasan pemantapan (padi sawah dan padi lahan kering) seluas 3.734.000

ha.Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui

pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan,

menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami

kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam

hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.

Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang

tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usahataninya

berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta

mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi

padi. Namun demikian wilayah diluar SL-PTT harus tetap dilakukan

pembinaan, pendampingan dan pengawalan sehingga produksi dan

produktivitas tetap dapat meningkat.

Page 80: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 71

Dengan fasilitasi tersebut diharapkan pelaksanaan SL-PTT berbasis

kawasan skala luas dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran

sehingga dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas

dan produksi tahun 2014.

5. Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Padi THLK

Penyediaan pangan menjadi prioritas utama pembangunan nasional.Alih

fungsi lahan sawah, degradasi sumberdaya lahan akibat pencemaran dan

eksploitasi yang kontinu menyebabkan penurunan produktivitas lahan.

Lahan sub optimal misalnya lahan tadah hujan, dan lahan kering merupakan

alternatif, namun terkendala oleh rendahnya tingkat kesuburan dan

ketersediaan air. Lahan sawah tadah hujan dan lahan kering merupakan

penyedia pangan ke-2 setelah sawah irigasi.Karena itu perlu upaya yang

lebih optimal dalam pemanfaatan lahan tadah hujan dan lahan kering.

SL-PTT melalui pendekatan pola kawasan berbasis spesifik lokasi

diharapkan dapat menjadi strategi dalam upaya mengoptimalkan lahan sub

optimal di lahan sawah tadah hujan dan lahan kering untuk menjadi

penyangga kenaikan produksi padi. Pendekatan yang dilakukan melalui PTT

dengan cara menganalisis masalah secara bersama-sama dengan petani

mengenai teknologi yang dibutuhkan untuk usaha tani, disamping itu PTT

mengandung prinsip terpadu, sinergis, spesifik lokasi dan partisipatif.

Agar SL-PTT dapat berjalan sesuai Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan

Jagung Tahun 2014 maka dilakukan bimbingan pembinaan dan

pendampingan di tingkat lapang.Selain itu, bimbingan pembinaan dan

pendampingan dilakukan untuk memperluas sosialisasi pola PTT pada

petani pelaksana SL-PTT di lapangan.

Dalam pelaksanaannya, SL-PTT mendapat dukungan berupa saprodi yang

mekanismenya melalui dana bansos kepada petani pelaksana. Saprodi itu

diberikan secara lengkap baik pada areal LL (laboratorium lapang) maupun

areal di luar LL yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik

lokasi setempat baik pada kawasan pertumbuhan maupun pada kawasan

pengembangan, kecuali pada kawasan pemantapan hanya areal LL yang

mendapat dukungan saprodi lengkap. Adapun dukungan benih diberikan

melalui mekanisme subsidi, namun bila benih subsidi tidak tersedia pada

saat musim tanam tiba maka diperbolehkan menggunakan benih swadaya

varietas unggul produktivitas tinggi atas sepengetahuan kepala dinas

kabupaten/kota setempat.

Alokasi kegiatan SL-PTT padi pada tahun 2014 seluas 3.903.894 ha

(sasaran pasca penghematan) yang terbagi pada kawasan pertumbuhan

seluas 267.411 ha, kawasan pengembangan seluas 537.945 ha dan

kawasan pemantapan seluas 3.098.538 ha. Daerah yang pernah dilakukan

bimbingan dan pembinaan langsung terkait pelaksanaan SL-PTT padi tadah

Page 81: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

72 Direktorat Budidaya Serealia

hujan dan lahan kering adalah Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sulawesi Barat.

Hasil pembinaan ke daerah pelaksana didapatkan bahwa Bansos SL-PTT

padi yang dapat direalisasikan sebesar 3.565.188 ha (93,60%).Rincian

realisasi bansos SL-PTT padi per kawasanadalah 256.471 ha pada kawasan

pertumbuhan, 498.925 ha pada kawasan pengembangan dan 2.810.092 ha

pada kawasan pemantapan. Hasil per hektar SL-PTT padi hingga Desember

2014 mencapai 59,70 ku/ha.

Ada beberapa kendala yang menyebabkan SL-PTT padi baik di lahan sawah

maupun di lahan kering tidak dapat terlaksana seluruhnya, diantaranya:

- Adanya himbauan untuk menunda pencairan bansos pada masa pemilu

legislatif dan presiden menyebabkan daerah yang sudah lewat jadwal

tanamnya tidak dapat melaksanakan kegiatan.

- Terkendalanya penyediaan benih subsidi oleh PT.SHS yang

mengakibatkan mundur tanam.

- Terjadinya pergeseran iklim/mundurnya musim hujan sehingga yang

biasanya awal Oktober sudah melakukan penanaman sampai

pertengahan November belum melakukan penanaman karena menunggu

hujan.

- Adanya sistem baru dalam proses pencairan anggaran di KPPN daerah

yang menghambat kecepatan proses pencairan anggaran yang diajukan.

6. Monitoring dan Evaluasi SL-PTT Padi THLK

Fokus utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2014 adalah

peningkatan produktivitas padi melalui peningkatan kualitas SL-PTT berbasis

kawasan, baik di lahan sawah maupun di lahan kering.Pola ini melanjutkan

pola kegiatan SL-PTT tahun 2013.Diharapkan melalui kegiatan SL-PTT pola

kawasan ini dapat mengungkit produksi padi Indonesia.

Agar kegiatan SL-PTT Padi yang dilaksanakan di lahan tadah hujan dan

lahan kering dapat tepat sasaran sehingga dapat memberikan sumbangan

terhadap peningkatan produktivitas dan produksi maka dilakukan monitoring

dan evaluasi secara periodik. Monitoring dan evalusi ini dilakukan mulai dari

persiapan sampai dengan panen dan dilakukan secara berjenjang mulai dari

Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa dan Kelompok

Tani sesuai dengan ketersediaan dana.Monitoring ini secara kontinyu terus

dilakukan baik melalui media telekomunikasi maupun dengan meninjau

langsung ke beberapa lokasi pelaksana kegiatan SL-PTT padi tadah hujan

dan lahan kering 2014. Beberapa lokasi pelaksana SL-PTT padi tadah hujan

dan lahan kering 2014 yang dilakukan monitoring langsung sesuai Surat

Penugasan Direktur Budidaya Serealia adalah Provinsi Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Nusa

Page 82: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 73

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur dan Kalimantan Selatan.

Hasil dari monitoring didapatkan bahan evaluasi kegiatan SL-PTT padi di

lahan sawah tadah hujan dan lahan kering, meliputi:

a. Komponen Kegiatan Pelaksanaan SL-PTT, berupa:

- Penyusunan Juklak kegiatan SL-PTT di Provinsi pelaksana dan Juknis

kegiatan SL-PTT di Kabupaten/Kota Pelaksana: Sebagian besar

provinsi pelaksana SL-PTT padi tadah hujan dan lahan kering sudah

menyusun Juklak kegiatan SL-PTT, begitu juga dengan

Kabupaten/Kota Pelaksana SL-PTT padi tadah hujan dan lahan kering

sebagian besar sudah menyusun Juknis kegiatan SL-PTT. Hanya saja

Juklak dan Juknis yang disusun daerah pelaksana sebagian besar

belum disesuaikan dengan keadaan spesifik lokasi setempat,

sehingga Juknis dan Juklak cenderung berupa panduan umum seperti

Pedoman Teknis yang disusun pusat.

- Sosialisasi: Sosialisasi kegiatan pelaksanaan SL-PTT dilakukan mulai

dari tingkat pusat hingga daerah. Sosialisasi tingkat nasional

dilaksanakan di pusat pada bulan Februari di Bogor dengan

mengundang seluruh kabupaten/kota dan provinsi pelaksana SL-PTT

padi dan jagung 2014. Sosialisasi tingkat Provinsi dan Kabupaten

dilakukan di masing-masing tempat pelaksana dengan menghadirkan

nara sumber dan undangan yang terkait pelaksanaan kegiatan.

- Finalisasi CPCL pelaksana kegiatan SL-PTT padi: CPCL pelaksana

kegiatan SL-PTT padi di lahan sawah maupun di lahan kering sudah

disusun dengan baik secara berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi dan disampikan ke tingkat pusat jauh-jauh hari

sebelum kegiatan dilaksanakan dengan format yang sudah ditetapkan.

Namun demikian, perubahan kebijakan seperti penghematan pada

kegiatan SL-PTT padi menyebabkan beberapa kelompok tani yang

sudah diajukan mengalami perubahan karena tidak bisa ikut

melaksanakan kegiatan.

- Penyusunan dan pengiriman RUK (Rencana Usahatani Kelompok)

dan rekening Poktan/Gapoktan pelaksana SL-PTT padi: Penyusunan

RUK dilakukan oleh kelompok tani pelaksana SL-PTT yang didampingi

petugas lapang dan kemudian dikirim ke Kabupaten tempat kelompok

tani berada. Begitu juga dengan pembuatan rekening

Poktan/Gapoktan pelaksana biasanya dibantu oleh petugas di daerah.

Hanya saja pada penyusunan RUK (Rencana Usahatani Kelompok)

pun belum menggambarkan kebutuhan saprodi sesuai spesifik lokasi

setempat. Daerah pelaksana kebanyakan masih kaku dalam

Page 83: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

74 Direktorat Budidaya Serealia

menggunakan dana untuk pembelian saprodi yang dibutuhkan sesuai

spesifik lokasi setempat. Hal ini terjadi karena daerah pelaksana takut

menjadi temuan pada ranah hukum bila tidak sesuai persis dengan

plafon yang diberikan pusat. Padahal dalam Pedoman Teknis SL-PTT

Padi dan Jagung 2014 hal. 55 dinyatakan bahwa penggunaan saprodi

(volume dan jenisnya) di tingkat lapangan disesuaikan dengan kondisi

masing-masing daerah (spesifik lokasi) dan telah disetujui oleh

Penyuluh Pertanian/PPL, Dinas Pernaian Kabupaten/Kota dan BPTP

Provinsi Setempat.

- Proses adminstrasi keuangan yang mendukung pelaksaan SL-PTT

padi: Proses administrasi keuangan yang mendukung pelaksanaan

SL-PTT padi dilaksanakan di Kabupaten/Kota serta provinsi pelaksana

setempat. Namun pada tahun ini ada beberapa daerah yang

mengalami sistem baru dalam proses pencairan anggaran di KPPN

daerah setepat sehingga kecepatan proses pencairan anggaran yang

diajukan mengalami sedikit hambatan.

- Penyerapan sekaligus penyaluran dana bansos SL-PTT padi: Proses

ini banyak mengalami hambatan. Hal ini disebabkan beberapa faktor

yaitu: Adanya himbauan untuk menunda pencairan bansos pada masa

pemilu legislatif dan presiden menyebabkan lambatnya daerah

melakukan serapan dana bansos bahkan daerah yang sudah lewat

jadwal tanamnya tidak dapat melaksanakan kegiatan.

b. Tingkat Pencapaian Areal dan Hasil

Bansos SL-PTT padi inbrida sawah yang dapat direalisasikan hingga

Desember 2014 sebesar 3.168.11 ha (91,51%) dari total sasaran SL-PTT

padi inbrida sawah 2014 sebesar 3.462.190 ha. Sementara bansos SL-

PTT padi lahan kering yang dapat direalisasikan hingga Desember 2014

sebesar 239.815 ha (93,82%) dari sasaran SL-PTT padi lahan kering

2014 sebesar 255.604 ha. Realisasi panen SL-PTT padi inbrida sawah

hingga keadaan Desember 2014 mencapai 1.402.340 ha dengan produksi

mencapai 8.324.527 ton GKG.Adapun realisasi panen SL-PTT padi lahan

kering hingga keadaan Desember 2014 mencapai38.606 ha dengan

produksi mencapai 156.780 ton GKG.Realisasi tanam SL-PTT padi baik di

lahan sawah maupun di lahan kering banyak yang mengalami mundur

tanam dikarenakan kondisi musim hujan yang mundur. Panen padi pun

akan banyak mengalami carry over di tahun 2015.

Page 84: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 75

c. Produktivitas Padi Kegiatan SL-PTT

Sampai keadaan Desember 2014, produktivitas padi sawah kegiatan SL-

PTT 2014 sebesar 59,36 ku/ha lebih besar 6,18 ku/ha dibandingkan

dengan produktivitas padi sawah nasional sebesar 53,18 ku/ha (ATAP

2013). Bila dibandingkan dengan produktivitas padi sawah nasional

ARAM II 2014 (52,89 ku/ha), produktivitas padi sawah kegiatan SL-PTT

lebih besar 6,47 ku/ha. Sementara Produktivitas padi ladang kegiatan SL-

PTT 2014 sebesar 40,61 ku/ha lebih besar 7,19 ku/ha dibandingkan

dengan produktivitas padi ladang nasional sebesar 33,42 ku/ha (ATAP

2013). Bila dibandingkan dengan produktivitas padi ladang nasional

ARAM II 2014 (33,18 ku/ha), produktivitas padi ladang kegiatan SL-PTT

lebih besar 7,43 ku/ha. Tingginya produktivitas padi pada kegiatan SL-

PTT padi baik di lahan sawah maupun di lahan kering menunjukan bahwa

kegiatan SL-PTT padi dapat menyumbang kenaikan produksi padi per ha.

d. Penerapan komponen Teknologi PTT

Komponen PTT dasar padi tadah hujan terdiri atas: varietas modern,

benih bermutu dan sehat, pengelolaan hara, pemberian bahan organik

dan pengendalian gulma terpadu. Sedangkan komponen PTT pilihan padi

tadah hujan adalah: pengelolaan tanaman dengan cara tanam legowo

atau larikan, PHT sesuai OPT sasaran dan penanganan panen dan pasca

panen. Komponen PTT dasar padi lahan kering terdiri atas: varietas

modern, benih bermutu dan sehat, pengelolaan hara, pemberian bahan

organik dan koservasi tanah dan air. Sedangkan komponen PTT pilihan

padi lahan kering adalah: pengelolaan tanaman dengan cara tanam

legowo atau larikan, PHT sesuai OPT sasaran, pengendalian gulma, pola

tanam berbasis padi gogo dan penanganan panen dan pasca panen.

Penerapan komponen PTT tersebut disesuaikan dengan spesifik wilayah

setempat yang paling tepat diterapkan.

Hasil monitoring ke beberapa daerah didapatkan bahwa penerapan

komponen PTT padi tadah hujan dan lahan kering sangat beragam. Pada

penggunaan benih varietas unggul bersertifikat terutama banyak

terkendala karena benih subsidi yang menjadi fasilitas dalam pelaksanaan

kegiatan SL-PTT terhambat penyediaannya di lapangan sehingga petani

banyak yang menggunakan benih swadaya, terutama kelompok tani

pelakasana SL-PTT padi lahan kering kesulitan mendapatkan benih

unggul bersertifikat. Menurut Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan jagung

2014, pemilihan benih swadaya masih dibolehkan asalkan benih tersebut

adalah benih varietas unggul produktivitas tinggi yang penggunaannya

atas sepengetahuan kepala dinas pertanian kabupaten/kota.

Pada penggunaan pupuk, sebagian besar petani pelaksana SL-PTT padi

tadah hujan dan lahan kering sudah menggunakan pupuk yang sesuai

Page 85: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

76 Direktorat Budidaya Serealia

rekomendasi petugas setempat.Hanya saja rekomendasi tersebut masih

mengacu pada rekomendasi penggunaan pupuk secara umum belum

menunjukan pada pilihan yang sesuai kebutuhan spesifik lokasi

setempat.Namun demikian, petani juga sudah banyak yang menerapkan

penggunaan pupuk organik.

Pengelolaan tanaman dengan menggunakan cara tanam jajar legowo di

lahan sawah tadah hujan sudah lebih banyak diterapkan dibandingkan di

lahan kering. Hal ini disebabkan karena penggunaan cara tanam jajar

legowo di lahan kering masih dirasakan berat dan sulit oleh petani. Selain

mereka membutuhkan biaya yang besar untuk biaya upah penanaman

legowo, mereka juga keterbatasan dalam SDM yang mengerjakan olah

tanah dan tanam.

Dalam pengendalian OPT dan gulma, baik petani di lahan sawah tadah

hujan maupaun di lahan kering kebanyakan masih berorientasi pada obat-

obat kimia sehingga kurang ramah lingkungan meski para petugas

pendamping di lapangan sudah memberikan pelatihan pengendalian

gulma dan hama secara ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan belum

tumbuhnya kesadaran petani akan perlunya pertanian yang ramah

lingkungan dan petani lebih suka dengan hal yang instant.

Penanganan panen dan pasca panen padi sangat beragam tergantung

kondisi kelompok tani setempat.Petani yang memiliki alat panen dan

pasca panen yang modern, mereka sudah menggunakan alat panen yang

modern dalam melakukan pemanenan sementara petani yang masih

terbatas pada kepemilikan teknologi alat panen dan pasca panen mereka

masih memanen secara manual.Dalam beberapa kasus, ada juga petani

yang tidak langsung melakukan perontokan padi dikarenakan waktu dan

tenaga untuk melakukan perontokan sangat terbatas sehingga mereka

harus menundanya.Hal ini banyak ditemui di kelompok-kelompok tani padi

lahan kering.Begitu juga pada saat olah tanah sebelum tanam, petani padi

lahan kering masih banyak yang belum memperhatikan konservasi

tanah.Hal ini dikarenakan keterbatasan SDM dan teknologi sarana

pertanian yang minim sementara lahan yang diolah lebih luas, sehingga

mereka lebih memilih membakar lahan sebelum dilakukan olah tanah

karena dipandang lebih mudah dilakukan walaupun beresiko tinggi.

Page 86: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 77

7. Bimbingan dan Pembinaan Pengembangan SL-PTT Jagung

Masalah yg dihadapi di lapangan adalah :

a. Masih terdapat ketidaksesuaian benih yang diinginkan petani dengan

benih yang tersedia di pelaksana penyalur benih.

b. Masih terjadi keterlambatan penyaluran benih.

c. Masih terjadi kesalahan dalam penetapan CPCL, kelompok yang sudah

ditunjuk, setelah ditetapkan dalam SK terkadang diganti dengan kelompok

lain.

d. Pihak kabupaten sudah mulai mengalami kesulitan dalam mencari

kelompok yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan SLPTT, misalnya

penetapan peserta program SLPTT adalah kelompok yang belum pernah

melaksanakan program SLPTT di tahun sebelumnya, namun karena

keterbatasan jumlah kelompok, maka peserta program SLPTT masih

pada kelompok yang sama, namun beda anggota.

e. Disarankan agar kegiatan SLPTT dilaksanakan di daerah-daerah

pengembangan atau daerah yang belum terbiasa menanam jagung

hibrida, sehingga terlihat peningkatan produktivitasnya, namun daerah

kesulitan dalam memberikan pemupukan.

f. Adanya pergeseran musim hujan yang datang tidak sesuai dengan

prediksi petani, sehingga menjadi kendala bagi penyedia benih dalam

pendistribusian.

g. Adanya persyaratan tambahan untuk pembukaan rekening kelompoktani

(fotocopy kartu NPWP) ikut menghambat penetapan kelompoktani. Hal ini

disebabkan petani banyak yang terlambat dalam mengurus NPWP

tersebut, mengingat jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal petani.

Beberapa upaya- upaya yang sudah diterapkan antara lain :

a. Penetapan CPCL sebaiknya berdasarkan realisasi/gambaran hasil 5 – 10

tahun sebelumnya sehingga areal/petani yang akan dilibatkan dalam

program/kegiatan SL-PTT ini tidak menyimpang/mendekati kesesuaian.

b. Sebaiknya varietas yang akan digunakan disampaikan jauh sebelum

program dilaksanakan dan mengajak pihak penyalur untuk berkoordinasi

dalam penyediaan benih.

c. Pedoman umum SL-PTT harus sudah diberikan ke daerah minimal 1-2

bulan sebelum program dilaksanakan, sehingga sempat tersosialisasikan

lebih dahulu dan dikuasai oleh para penyuluh/pendamping.

d. Menyangkut administrasi untuk calon petani dan calon lokasi Sekolah

Lapangan, hal tersebut memang selalu ada kendala, sehingga perlu

dilakukan pendataan kelompok tani yang terbaru dan ditentukan solusinya

untuk mengantisipasinya sehingga masalah yang sama tidak menjadi

penghalang kegiatan ini.

Page 87: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

78 Direktorat Budidaya Serealia

8. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SL-PTT Padi IRA

SL-PTT padi tahun 2014 difokuskan pada kegiatan peningkatan

produktivitas di kawasan areal tanam SL-PTT padi seluas 3,902 juta ha yang

tersebar pada lokasi kegiatan SL-PTT padi sawah di kawasan pertumbuhan,

pengembangan maupun pemantapan.Untuk kawasan pertumbuhan seluas

298.800 ha dengan rincian padi inhibrida sawah seluas 72.850 ha yang

dialokasikan di 55 Kabupaten/Kota pada 18 Provinsi; padi inbrida pasang

surut seluas 94.000 ha yang dialokasikan di 17 Kabupaten/Kota pada 8

Provinsi; padi inbrida rawa lebak seluas 26.000 ha yang dialokasikan di 14

Kabupaten/Kota pada 5 provinsi; padi inbrida lahan kering seluas 105.950

ha yang dialokasikan di 77 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi. Kawasan

Pengembnagan seluas 592.200 ha dengan rincian padi inbrida sawah

seluas 283.350 ha yang dialokasikan di 188 Kabupaten/kota pada 27

Provinsi; padi hibrida seluas 200.000 ha yang dialokasikan di 117

kabupaten/Kota pada 14 provinsi; padi inbrida lajhan kering seluas 108.850

ha yang dialokasikan di 57 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi. Kawasan

Pemantapan seluas 3.734.000 ha dengan rincian padi inbrida seluas

3.632.000 ha yang dialokasikan di 345 Kabupaten/Kota pada 27 Provinsi;

padi inbrida lahan kering seluas 102.000 ha yang dialokasikan di 43

Kabupaten/Kota pada 10 provinsi.

Kegiatan monitoring SL-PTT padi 2014 dilakukan mulai dari persiapan

sampai dengan panen.Monitoring ini dilakukan guna mengetahui

perkembangan pelaksanaan kegiatan SL-PTT beserta dampaknya di

lapangan.Hasil monitoring ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk

pelaporan. Berdasarkan Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung Tahun

2014, evaluasi SL-PTT meliputi: komponen kegiatan pelaksanaan SL-PTT,

tingkat pencapaian areal dan hasil, kenaikan produksi di lokasi SL-PTT dan

penerapan komponen teknologi PTT. Selain itu monitoring juga dilakukan

untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT sehingga

dapat dicarikan penyelesaian dari kendala-kendala yang dihadapi.Monitoring

ini secara kontinyu terus dilakukan baik melalui media telekomunikasi

maupun dengan terjun langsung ke beberapa lokasi pelaksana kegiatan SL-

PTT padi 2014. Beberapa lokasi pelaksana SL-PTT padi 2014 yang

dilakukan monitoring langsung di 31 Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka

Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten,

Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara,

Papua dan Papua Barat. Dari kegiatan monitoring ini diharapkan kontribusi

dari kegiatan SL-PTT dapat terukur.

Page 88: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 79

Untuk memenuhi pencapaian penggunaan PTT dasar dan pilihan maka

kegiatan SL-PTT padi tadah hujan dan lahan kering ini mendapat dukungan

sarana produksi di lokasi Laboratorium Lapang (LL) baik di kawasan

pertumbuhan, pengembangan maupun pemantapan.Dukungan saprodi itu

juga diberikan pada lokasi SL di luar LL di kawasan pertumbuhan dan

pengembangan, kecuali di kawasan pemantapan.Adapun jenis sarana

produksi dan dosis yang digunakan pada areal SL dan LL disesuaikan

dengan kondisi spesifik lokasi setempat yang dapat dikonsultasikan dengan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di masing-masing daerah.Selain itu

penyediaan benih unggul bermutu dilakukan melalui mekanisme subsidi dan

bilamana benih subsidi tidak tersedia dapat dipenuhi melalui swadaya

ataupun sumber lainnya.Penerapan sistem jajar tanam legowo pada

budidaya padi di lokasi SL-PTT masih beragam. Dari sasaran SL-PTT padi

2014 sebesar 3.902.474 ha realisasi tanam SL-PTT padi 2014baru

mencapai 2.076.094 (53,20%) dengan realisasi panen mencapai 1.195.147

ha dan produksi mencapai 7.012.610 ton GKG dengan produktivitas

mencapai 58,68 ku/ha.

Kendala yang ditemui pada pelaksanaan SL-PTT padi tahun 2014 hampir

sama dengan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013 diantarannya masalah

penyaluran lam penggunaan benih unggul bermutu karena terlambatnya

penyaluran benih padi oleh pihak penyalur. Kondisi ini mendorong petani

untuk menyediakan benih secara swadaya, namun di beberapa daerah ada

yang kesulitan mendapatkan benih unggul secara swadaya, adapula yang

terhambat dalam proses persetujuan dari BPTP daerah setempat untuk

penggunaan benih unggul swadaya, beberapa dinas pertanian juga ada

yang masih belum berani mengambil kebijakan benih swadaya ketika benih

subsidi tidak tersedia. Hal ini dikarenakan kekhawatiran resiko yang timbul

dari kebijakan yang diambil meskipun telah diterbitkan surat dari Direktur

Jenderal Tanaman Pangan No. 32/TU.210/C/06/2013 tanggal 7 Juni 2013

yang salah satu isinya mengenai diperbolehkannya penggunaan benih

unggul (good seed) secara swadaya pada areal SL-PTT yang

pengadaannya dapat diperoleh melalui pertukaran antar petani atau

menggunakan produksi sendiri. Dalam pelaksanaan sistem jajar legowo

pada budidaya SL-PTT padi masih belum optimal karena beberapa petani

belum siap menerapkan sistem jajar legowo karena bagi beberapa petani

sistem jajar legowo dapat menimbulkan tambahan biaya pada proses tanam

meskipun petani sudah mengetahui manfaat sistem jajar legowo. Beberapa

daerah ada juga yang terhambat dalam proses administrasi pembuatan

rekening di bank. Hambatan lain juga ditemui pada penentuan sistem

kawasan untuk calon petani dan calon lokasi pelaksana SL-PTT, beberapa

daerah ada yang masih sulit menerapkan sistem kawasan karena

keterbatasan areal maupun kondisi sosial budaya.

Page 89: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

80 Direktorat Budidaya Serealia

9. Pengembangan Serealia Lain

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Serealia lain 2014 dialokasikan

kegiatan fisik berupa bantuan pertemuan fasilitasi kemitraan, namun

kegiatan dem-farm melalui dana APBN pengembangan komoditas serealia

lain sudah ditiadakan, sehingga diharapkan daerah dapat

mengembangkannya melalui dana APBD I dan APBD II serta pengusaha

Lokal. Program pengembangan serealia lain (Sorgum, Gandum, Jewawut,

dan Hotong) tahun 2014 dilaksanakan dalam rangka mendukung

diversifikasi pangan, didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5%

selama 5 tahun sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan

akan beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang

belum diusahakan (Lahan Marjinal) dan lahan yang diusahakan tetapi

tanaman lain tidak dapat tumbuh dengan baik karena terbatasnya air.

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain

diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik Pusat maupun Daerah

mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di

Lapangan

Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2014

telah dilakukan upaya-upaya antara lain.

a. Upaya Ekstensifikasi dan Sosialisasi pada Daerah bukaan baru

Peluang Pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada daerah-daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani Lokal.

b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra.

Dilakukan di lahan milik petani, yang sudah terbiasa melakukan Budidaya

komoditas serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan

dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani yang

memenuhi skala ekonomi.Selain itu juga dilakukan sosialisasi pada

kemitraan bagi petani untuk mendukung pemasaran hasil produksinya.

Khusus untuk daearh sentra seperti Nusa Tenggara Timur, Provinsi

Sulawesi Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Jawa Barat adalah merupakan salah satu daerah sumber

penangkaran benih yang perlu ditingkatkan.

c. Pengembangan Pola Kemitraan di Daerah sentra produksi.

Pengembangan Pola Kemitraan di sentra produksi merupakan upaya

pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga

memungkinkan tumbuh dan berkembangnya system dan usaha agribisnis

melalui pola kemitraan yang berkelanjutan.

Pengembangan Pola Kemitraan sentra produksi ini dilakukan dengan

pendekatan :

Page 90: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 81

- Fasilitasi Kemitraan Pengembangan Serealia Lain di sentra produksi

berskala ekonomis berbasis Kabupaten andalan seperti Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Jawa Timur,

Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Bengkulu, Pemerintah

Aceh dan Maluku.

- Pemantapan peran pengusaha lokal melalui Pertemuan Fasilitasi

Pengembangan Serealia Lain di Provinsi (Dana Dekon).

- Kegiatan yang dikembangkan dalam Subsistem Budidaya dalam

sentra produksi perlu dipadukan dengan Subsistem lainnya seperti

penyediaan benih oleh Balitser, pengelohan kelompok tani di

Pedesaan, pemasaran oleh Bogasari dan lain-lain sehingga tercipta

keterpaduan dan keharmonisan pengembangan Agribisnis secara utuh

di tingkat petani.

d. Penguatan Kelembagaan.

Strategi Pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan dengan ;

- Kelompok Tani / Gapoktan.

- Penangkar Benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha

swasta untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan

komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga

perlu adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana

- APBD dan Kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan Benih.

- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, Pengusaha

Lokal dan Pemerhati Sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung

pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan.

- Peningkatan pengembangan budidaya pengelolaan dan pemasaran

hasil seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT I –pasar.

Tabel. 36. Skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2014

No. Komoditas Pengembangan ( Ha )

Kemitraan ( Ha )

Swadaya Petani ( Ha)

Revoling APBN ( Ha )

Total ( Ha )

1. Gandum 250 - - 50 300

2 Sorgum 1050 10.000 *) 1.465 - 2.525

3 Hotong 30 - 40 - 70

4 Jewawut 30 - 30 - 60

Page 91: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

82 Direktorat Budidaya Serealia

10. Monitoring dan Evaluasi Optimalisasi Jagung

Jagung merupakan bagian dari sub-sektor tanaman pangan yang memiliki

peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan

regional. Peranan jagung dalam subsektor tanaman pangan telah terbukti

secara nyata memberikan andil yang cukup besar bukan saja terhadap

ketahanan pangan tetapi juga terhadap perekonomian.

Sekarang ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi

juga digunakan sebagai bahan baku pakan. Sebagai bahan pakan, jagung

merupakan bahan baku utama dengan porsi mencapai 51%. Pada tahun

2014 total kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pabrik pakan

sebesar 7,5 juta ton. Selain oleh industri, pakan ternak juga diproduksi oleh

peternak lokal yang melakukan pencampuran sendiri (self mixing).

Kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan peternak lokal sebesar 4,96 juta

ton per tahun. Sehingga jika dijumlahkan maka total kebutuhan jagung untuk

bahan baku pakan sebesar 12,46 juta ton per tahun.

Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi

maupun produktivitas jagung. Lahan yang tersedia untuk budidaya jagung

sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, teknologinya sudah tersedia,

sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar. Apabila

kelebihan hasil, artinya daya serap dalam negeri kecil, peluang ekspor

sangat terbuka.

Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung

dalam negeri dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui (1)

Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi);

(2) Penggunaan varietas unggul bermutu; (3) Perluasan areal tanam; (4)

Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi; (6) Penanganan pasca panen;

(7) Dukungan penelitian dan penyuluhan dan (8) Menjalin kemitraan dengan

stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, penanganan

pasca panen, pemasaran hasil serta dukungan peraturan dan perundangan.

Produksi jagung tahun 2014 (ARAM II), BPS diperkirakan sebanyak 19,13

juta ton pipilan kering, mengalami kenaikan sebanyak 0,62 juta ton ( 3,33%)

dibandingkan tahun 2013. kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena

kenaikan produktivitas sebesar 0,85 ku/ha (1,75%) dan kenaikan luas panen

seluas 58,72 ribu ha (1,54%).

Menyikapi trend peningkatan kebutuhan jagung diatas, maka Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan menetapkan sasaran produksi jagung untuk

tahun 2014 sebesar 19 juta ton.

Sasaran produksi jagung pada tahun 2014 sebesar 19 juta ton PK

sangattergantung pada beberapa faktor, antara lain benih bermutu dan

bersertifikat, pupuk yang tersedia sesuai dengan jumlah, kebutuhan dan

waktu yang tepat pada saat pertanaman dan ketersediaan air yang cukup

Page 92: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 83

untuk mendukung perkembangan tanaman jagung. Faktor lain yang tak

kalah penting adalah penanganan panen dan pasca panen serta jaminan

pasar bagi petani. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, iklim sangat

berperan penting dalam menentukan keberhasilan produksi jagung.

Dalam upaya mempertahankan swasembada jagung kita mempunyai

banyak tantangan, namun di sisi lain kita juga mempunyai banyak peluang.

Tantangan yang harus kita hadapi antara lain adalah : 1) Kebutuhan yang

terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk (terkait erat

dengan kebutuhan untuk pakan ternak); 2) Produksi jagung yang tidak

merata sepanjang tahun (musiman); 3) Jagung masih dijadikan

alternatif/tanaman kedua setelah (secondary crop) dan 70% ditanam di

lahan kering; 4) Puncak panen terjadi pada musim penghujan; 5) Belum

adanya jaminan harga dan lain-lain. Sedang peluang yang ada antara lain;1)

Produktivitas rata-rata nasional yang dicapai sampai saat masih dibawah

potensinya; 2) Tanaman jagung relatif lebih sedikit hama dan penyakitnya; 3)

Swasta sudah banyak berperan aktif dalam pengembangan khususnya

industri benih dan pemasaran hasil; 4) Tersedia teknologi budidaya yang

mudah diadopsi oleh petani; 5) Harga relatif menguntungkan dan 6)

Banyaknya dukungan dari pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota)

dalam pengembangan jagung. Serta 7) Masih terbukanya peluang perluasan

areal di lahan-lahan perhutani, kehutanan (HTI), perkebunan dan lahan

kering lainnya.

Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan jagung di

antaranya adalah;

a. Fluktuasi produksi dan harga, penanganan pascapanen pada saat panen

raya dan alsin prosessing dan pengolahannya (dryer and corn sheller)

termasuk silo, masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap kualitas

hasil, terbatasnya modal usahatani, dan kemitraan usaha belum

berkembang.

b. Peran petugas lapangan sangat diperlukan untuk mendampingi petani

dalam penerapan teknologi.

c. Peralatan pasca panen masih perlu ditingkatkan untuk menjaga kualitas

jagung agar tetap baik, mengingat pasca panen curah hujan masih cukup

tinggi.

d. Perlu penetapan harga jagung di tingkat regional/provinsi agar harga

jagung stabil dan jika harga turun pemerintah daerah dapat menampung

melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) contohnya Provinsi Gorontalo

dan Lampung.

e. Perlu adanya suatu gerakan untuk pengembangan jagung di daerah-

daerah yang mempunyai potensi untuk pengembangan melalui jajaran

pemangku kepentingan dibidang jagung

Page 93: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

84 Direktorat Budidaya Serealia

11. Bimbingan dan Pengembangan Padi THLK

Ketahanan pangan sektor pertanian tidak akan pernah lepas dari fungsinya

sebagai sumber utama untuk penyediaan bahan pangan. Dalam

meningkatkan ketahanan pangan, tantangan besar saat ini adalah konsumsi

masih bertumpu pada beras.Segala upaya selama 69 tahun setelah

proklamasi kemerdekaan untuk peningkatan produksi pangan terutama

beras masih terus menjadi masalah utama.Meskipun revolusi hijau yang

diiringi social engineering di bidang produksi telah berhasil mengejar

tingginya pertumbuhan penduduk, namun masih belum dapat mengubah

ketergantungan masyarakat terhadap beras.

Peningkatan produksi merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah

ketahanan pangan tersebut. Dalam melaksanakan upaya tersebut tentu tidak

terlepas dari potensi lahan, teknologi, sumberdaya manusia, dan

sumberdaya pendukung lainnya serta berbagai permasalahan yang dihadapi

dalam berusahatani padi tadah hujan dan lahan kering. Dengan adanya

potensi dan permasalahan yang dihadapi dapat disusun langkah-langkah

operasional dalam upaya pengembangannya.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan melalui penyediaan beras

nasional, kontribusi padi sawah masih sangat dominan.Hal ini disebabkan

tingkat produktivitas padi sawah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan padi

ladang dan pemanfaatan lahan sawah yang cukup intensif.

Tetapi intensifikasi padi sawah telah menunjukkan tingkat produktivitas yang

mendekati titik jenuh (levelling off). Di lain pihak, alih fungsi/konversi lahan

sawah produktif ke usaha non pertanian cenderung meningkat. Oleh karena

itu usaha pelestarian swasembada pangan nasional akan semakin berat jika

tidak diikuti dengan usaha pengembangan padi di lahan tadah hujan dan

lahan kering.

Walaupun produktivitas padi lahan kering masih rendah dibandingkan padi

sawah, pengembangan padi lahan kering tetap mempunyai posisi strategis.

Dalam lima tahun terakhir, padi lahan kering di Indonesia telah menunjukkan

peningkatan produktivitas 33,22 ku/ha pada tahun 2012 menjadi 33,42 ku/ha

tahun 2013, Sementara untuk ARAM II 2014 mengalami penurunan menjadi

33,16 ku/ha. Fenomena ini tentunya perlu di kaji lebih lanjut agar dapat

dihasilkan terobosan-terobosan dalam pengembangan padi lahan kering.

Selanjutnya, keberhasilan pemanfaatan lahan kering sebagai buffer

penyediaan pangan sangat tergantung dari teknologi padi lahan kering yang

ada.Demikian halnya dalam optimasi pemanfaatan lahan-lahan perkebunan,

lahan pengembangan sentra buah-buahan, lahan HTI, lahan transmigrasi

melalui pertanaman sela padi lahan kering.

Page 94: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 85

Pengembangan padi tadah hujan dan padi lahan kering bertujuan untuk

peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi padi tadah hujan dan padi

lahan kekring melalui peningkatan produktivitas dengan kegiatan

intensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman (IP). Peningkatan produksi

padi lahan kering mempunyai peluang yang sangat besar untuk

dilaksanakan mengingat hal-hal sebagai berikut :

a. Potensi lahan kering yang cukup besar dan pemanfaatan-nya yang relatif

masih rendah.

b. Adanya perolehan hasil yang masih jauh berbeda antara hasil penelitian

yang dilakukan di balai-balai peneltian Badan Litbang Pertanian dengan

hasil produksi di lapangan yang dilakukan petani sehingga peluang

peningkatan produksi masih dapat ditingkatkan dengan teknologi tepat

guna dan spesifik lokasi.

c. Pertumbuhan produktivitas padi di lahan kering bernilai positif, yang

berarti terjadinya peningkatan produktivitas untuk padi di lahan kering.

d. Tersedianya teknologi baru untuk menjawab permasalahan yang terjadi di

lahan sawah tadah hujan dan lahan kering, seperti varietas-varietas

unggul tipe baru, pemupukan berimbang, PTT dan konservasi lahan.

12. Gerakan Tanam dan Panen Perdana

a. Gerakan Tanam Padi

Gerakan Tanam Perdana Padi Ladang di Kabupaten Majalengka tanggal

5 Desember 2014 dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan, Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, dan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten Majalengka, Camat Kecamatan Kertajati, Kepala

BP3K, Muspika Kertajati, Kepala Desa Mekarjaya, Administratur

Perhutani, para pengurus kelompoktani peserta SL-PTT Padi Lahan

Kering se-Kecamatan Kertajati serta Kasubdit Padi Tadah Hujan dan

Lahan Kering beserta staf.

Gambar 1. Kegiatan Tanam

Padi Ladang di

Majalengka

Page 95: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

86 Direktorat Budidaya Serealia

Beberapa hasil yang dapat dilaporkan sebagai berikut :

1) Potensi lahan kering di Indonesia yang cocok untuk tanaman pangan

termasuk padi masih sangat luas, yaitu 17,21 juta ha. Lahan kering ini

terbagi atas lahan tegal/kebun seluas 11,95 juta ha dan lahan

ladang/huma seluas 5,26 juta ha yang tersebar di 33 provinsi.

2) Untuk pertanaman padi ladang, pemanfaatan lahan kering baru

mencapai 1,22 juta ha (7,05%) dan dibandingkan dengan luas tanam

padi nasional, luas tanam padi ladang baru mencapai 8,41%. Salah

satu sentra produksi padi ladang adalah Provinsi Jawa Barat.

3) Jika dibandingkan dengan produksi padi nasional (71,28juta ton GKG),

produksi padi lahan kering baru mencapai sekitar 3,89 juta ton GKG

(5,45%) sedangkan produksi padi sawah mencapai 67,39 juta ton

GKG (94,55%).

4) Gerakan tanam padi ladang dilaksanakan pada kelompoktani Cipitak,

Pelaksana SL-PTT tahun 2014 Desa Mekar jaya Kecamatan Kertajati

Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Sistem penanaman

dengan cara tugal, jarak tanam 25 x 25 cm, varietas yang ditanam

adalah Inpago 3 Lahan merupakan milik dari Perhutani dengan

tanaman pokok kayu putih melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama

Masyarakat (PHBM).

5) Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka

berterimakasih kepada Direktorat Budidaya Serealia yang telah

menyelenggarakan gerakan tanam padi ladang perdana di Kabupaten

Majalengka.

6) Alih fungsi lahan di Kabupaten Majalengka tidak bisa dihindari

termasuk untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur lainnya seperti

jalan tol.

7) Untuk mengatasi pengurangan produksi dari alih fungsi lahan yang

meningkat setiap tahun dilakukan upaya intensifikasi, mekanisasi,

pengendalian OPT dan pengurangan kehilangan hasil. Terkait dengan

alih fungsi lahan, saat ini sedang diperjuangkan sawah berkelanjutan

seluas 39.190 ha, mengoptimalkan lahan darat (padi gogo) yang

potensi terbesar berada di Kecamatan Kertajati.

8) Luas wilayah Kecamatan Kertajati 198,36 km2dengan jumlah

penduduk sekitar 45.000 jiwa, yang sebagian besar (>90%) adalah

petani. Lahan Perhutani di Kecamatan Kertajati sekitar 10.000 ha.

Pertanaman padi ladang di lahan Perhutani di Kabupaten Majalengka

1.800 ha, sekitar 1.500 ha (83,33%) berada di Kecamatan Kertajati

dan ini telah dilaksanakan setiap tahun.

9) Kontribusi produksi padi ladang yang ditargetkan di Kabupaten

Majalengka pada MT. 2014/2015 mencapai 5.593 ton GKG. Dari luas

Page 96: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 87

tanam SL-PTT padi lahan kering 2014 seluas 1.000 ha diharapkan

target tersebut optimis dapat tercapai dengan produktivitas rata-rata

kabupaten 41,6 ku/ha. Jika lahan Perhutani dapat dioptimalkan

penggunaannya, kontribusi produksi padi ladang bahkan dapat

mencapai sekitar 33.250 ton GKG.

10) Berdasarkan hasil diskusi petani dan petugas, beberapa hal yang

dapat kami simpulkan adalah:

a) Gerakan tanam padi ladang ini merupakan wujud dari salah satu

bentuk perhatian pemerintah terhadap pengembangan padi lahan

kering ke depan.

b) Potensi pengembangan padi lahan kering sebagai tanaman

tumpangsari di lahan-lahan perkebunan dan kehutanan (Perhutani)

cukup besar.

c) Beberapa permasalahan yang dihadapi petani padi ladang di

lahan-lahan Perhutani diantaranya:

- lahan yang tanaman pokoknya karet tidak dapat ditanami

dengan alasan jarak tanam yang terlalu sempit,

- untuk percepatan (akselerasi) pertanaman padi ladang, selain

bantuan benih juga dibutuhkan mesin traktor pengolah tanah

dan pompa air untuk daerah-daerah yang memiliki sumber air,

embung serta bendungan.

- Rencana pembangunan Bandara Internasional Provinsi Jawa

Barat di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka akan

mengurangi lahan garapan termasuk lahan Perhutani seluas

5.000 ha (1.800 ha untuk bandara dan 3.200 untuk wilayah

Aero City).

11) Diperlukan koordinasi antar instasi terkait dalam pengembangan padi

lahan kering terutama di Kabupaten Majalengka agar peningkatan

produksi dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan

kesejahteraan petani dapat meningkat.

12) Setelah gerakan tanam, kami melakukan kunjungan ke lahan-lahan

pertanaman padi lahan kering pelaksana SL-PTT Padi Lahan Kering

2014 dan pertanaman padi sawah tadah hujan di Desa Mekar jaya dan

Sukamulya Kecamatan Kertajati dengan kondisi sudah tanam, sedang

tanam, dan sedang olah tanah.

Page 97: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

88 Direktorat Budidaya Serealia

b. Gerakan Panen Padi

Panen Padi di Kabupaten Badung – Bali Tanggal 11 November 2014

Gambar 2. Acara Panen Raya Padi di Kabupaten Badung - Bali

Acara panen raya padi inpari Mugibat pada 11 November 2014

dilaksanakan di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan

Abiansemal, Kabupaten Badung-Bali dilakukan secara seremonial oleh

Asisten II bidang perekonomian mewakili Gubernur Bali, Wakil Bupati

Badung mewakili Bupati Badung, Sestama BATAN mewakili Kepala

BATAN, wakil dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian

Pertanian, wakil DPRD Badung, dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Propinsi Bali. Selain subak setempat, acara tersebut dihadiri juga

oleh Camat Abiansemal, perwakilan HKTI, KTNA, PT. Pertani dan

Muspika Abiansemal. Setelah itu dilakukan demo panen secara

mekanisasi dengan alat harvester yang merupakan bantuan dari

pemerintah pusat kepada kelompok tani setempat. Hasil acara apnen

yang dapat dilaporkan sebagai berikut :

- Luas areal yang dipanen 10 ha yang berada di lokasi SL-PTT seluas

75 ha, teknologi tanam dengan menggunakan tanam jajar legowo 2:1.

Varietas yang dipanen adalah Varietas Inpari Mugibat. Mugibat

kepanjangan dari Mutasi Unggul Radiasi Batan, varietas ini

merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas BB Padi

Sukamandi tahun 2003 yang kemudian dikembangkan melalui Riset

dari BATAN. Varietas Inpari Mugibat memiliki umur tanam 119 hari

setelah sebar, tegak dengan anakan produktif 18 batang, bentuk

gabah panjang dan ramping, pemalai 112 bulir, dengan potensi hasil

8,2 ton GKG, tekstur nasi pulen, tahan wereng dan hawar daun.

- Pada acara panen tersebut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Propinsi Bali dalam laoprannya mengatakan bahwa kegiatan panen ini

merupakan panen perdana untuk varietas Inpari Mugibat di Propinsi

Page 98: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 89

Bali. Hasil ubinan yang telah dilakukan untuk inpari Mugibat saat acara

tersebut adalah sebesar 8,5 ton/ha GKP. Hasil ini masih dibawah dari

potensi hasil sesuai deskripsi yang diatas 9 ton/ha GKP. Tentu saja

hal ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut.

- Sementara itu Bupati Badung dalam sambutan tertulisnya yang

disampaikan Wakil Bupati Badung, Made Sudiana, menyampaikan

apresiasinya kepada BATAN dan bantuan alat pertanian dari

pemerintah pusat untuk pengembangan sektor pertanian yang

merupakan salah satu program prioritas di Kabupaten Badung.

Dengan dukungan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian maka

akan membantu peningkatan produktivitas sektor pertanian yang

menurun karena banyaknya alih fungsi lahan sebagai akibat

konsekuensi dari pembangunan.

- Sekretaris Utama BATAN dalam sambutannya mengatakan bahwa

acara hari ini sebagai salah satu penyerahan hasil riset bidang pangan

yang telah dilakukan oleh BATAN. BATAN melakukan riset yang

memanfaatkan nuklir untuk berbagai bidang. Tujuannya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nuklir memang berbahaya,

tetapi dibalik itu ada manfaat dan sisi positifnya. Selama ini hasil riset

BATAN bidang pertanian di antaranya telah menghasilkan 20 varietas

padi, dan akan terus dikembangkan di tahun-tahun berikutnya.

- Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ketut Wija,

Gubernur Bali dalam sambutannya mengatakan bahwa sektor

pertanian merupakan inti pergerakan ekonomi di Bali. Sekarang ini

menjadi tantangan, bagaimana meningkatkan ekonomi para petani

sehingga generasi muda tertarik kembali menekuni bidang pertanian

dan tidak melulu hanya di bidang pariwisata. Beliau Menyambut baik

kerjasama dengan BATAN apalagi jika nanti hasil produktivitasnya

lebih baik, maka akan dilakukan pengembangan selanjutnya secara

lebih luas untuk mendukung swasembada beras yang dicanangkan

oleh pemerintah. Selain itu, Gubernur mendukung pengadaan benih

Page 99: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

90 Direktorat Budidaya Serealia

unggul dan peralatan mesin untuk mekanisasi pertanian karena

semakin berkurangnya tenaga untuk pertanian yang menyebabkan

pembiayaan semakin tinggi.

13. Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Padi THLK

a. Realisasi Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Ladang

Tahun 2014

Luas panen padi ladang 10 tahun terakhir, pada tahun 2004 seluas

1.123.502 ha dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi

1.165.215 ha atau naik 41.713 ha (3,71%). Pada tahun 2014 (ARAM II),

luas panen mengalami penurunan menjadi 1.121.570 ha atau turun

43.645 ha (3,75%). Rata-rata luas panen padi ladang 10 tahun terakhir

seluas 1.106.381 ha dan kontribusi luas panen padi ladang terhadap luas

panen padi nasional baru mencapai 8,76%. Luas panen terluas pada

tahun 2013 seluas 1.165.215 ha dan kontribusi luas panen terbesar

terhadap luas panen padi nasional pada tahun 2004 sebesar 9,42%.

Produksi padi ladang 10 tahun terakhir, pada tahun 2004 sebesar

2.879.035 ton dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi

3.894.592 ton atau naik 1.015.557 ton (35,27%). Pada tahun 2014 (ARAM

II), produksi padi ladang mengalami penurunan menjadi 3.721.790 ton

atau turun 172.802 ton (4,44%). Rata-rata produksi padi ladang 10 tahun

terakhir seluas 3.230.395 ton dan kontribusi produksi padi ladang

terhadap produksi padi nasional baru mencapai 5,23%. Produksi terbesar

selama 10 tahun terakhir pada tahun 2013 yaitu 3.894.592 ton dan

kontribusi terbesar pada tahun 2012 sebesar 5,60% terhadap produksi

padi nasional.

Produktivitas padi ladang 10 tahun terakhir, pada tahun 2004 sebesar

25,63 ku/ha dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 33,42

ku/ha atau naik 7,79 ku/ha (30,42%). Pada tahun 2014 (ARAM II),

produktivitas mengalami penurunan menjadi 33,18 ku/ha atau turun 0,24

ku/ha (0,71%). Rata-rata produktivitas padi ladang 10 tahun terakhir

sebesar 29,16 ku/ha dan produktivitas padi ladang masih jauh lebih

rendah dibandingkan produktivitas padi sawah dan padi nasional.

Produktivitas paling tinggi selama 10 tahun terakhir pada tahun 2013 yaitu

33,42 ku/ha.

b. Realisasi Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tadah

Hujan

Pertanaman padi sawah tadah hujan tahun 2014 seluas 2.823.025 ha.

Dibandingkan dengan luas tanam padi dan padi sawah tahun 2014, luas

tanam padi sawah tadah hujan sebesar 20,80% dan 22,55%.

Page 100: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 91

Dilihat dari potensi lahan sawah tadah hujan yang sebesar 2.111.161 ha,

dengan luas tanam 2.823.025 ha berarti indeks pertanaman padi sawah

tadah hujan 134 (IP 134) dan meningkat dari tahun 2005, IP padi sawah

tadah hujan baru mencapai IP 115.

Luas panen padi sawah tadah hujan tahun 2014 seluas 2.850.302

ha.Dibandingkan dengan luas panen padi dan padi sawah tahun 2014,

luas panen padi sawah tadah hujan sebesar 20,70% dan 22,54%.

Produksi padi sawah tadah hujan termasuk dalam produksi padi

sawah.Berdasarkan perkiraan produksi padi sawah tadah hujan rata-rata

4 ton/ha, produksi padi sawah tadah hujan diperkirakan sebesar

11.401.208 ton. Kontribusi produksi padi sawah tadah hujan terhadap

produksi padi dan padi sawah sekitar 16,15% dan 17,05%. Terjadi

peningkatan produksi padi sawah tadah hujan dan kontribusinya pada

tahun 2014 terhadap produksi padi dan padi sawah yang sebelumnya

12,46% dan 13,11%.

c. Permasalahan yang dihadapi di Lapangan

- Keterbatasan air pada lahan kering dikarenakan keterbatasan

kemampuan profil tanah untuk menyimpan air hujan menjadi

permasalahan utama pada lahan kering. Pertanaman padi lahan

kering hanya mengandalkan sumber air hujan.

- Hama yang banyak menyerang padi di lahan kering seperti : hama

lalat bibit, hama lundi, hama wereng cokelat, walang sangit, tikus.

- Masihrendahnya tingkat ketersediaan benih unggul adalah tingkat

kesadaran petani untuk menggunakan benih yang berkualitas tinggi

masih sangat kurang

- Wilayah lahan kering pada umumnya minim infrastruktur sosial seperti

jalan, alat transportasi dalam mengangkut hasil produksi.dan

infrastruktur ekonomi seperti pasar, kelembagaan keuangan juga

terbatas,

- Terisolirnya wilayah lahan kering, petani yang kekurangan modal tidak

mampu melakukan usahataninya dengan baik sehingga akan

memperoleh produktivitas dan produksi yang rendah.

14. Pertemuan – Pertemuan

a. Konsolidasi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014

1) Bulan Maret 2014

Pertemuan Konsolidasi Kegiatan SL-PTT Padi dan Jagung 2014

dilaksanakan di International Convention Center IPBBogor pada

tanggal 11 – 12 Maret 2014, dihadiri sejumlah 465 peserta terdiri dari

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan 30 Provinsi dan 347

Kab/Kota.Rapat konsolidasi dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman

Page 101: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

92 Direktorat Budidaya Serealia

Pangan. Setelah memperhatikan arahan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan dan diskusi yang berkembang dalam Workshop diperoleh

rumusan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan

ditindaklanjuti oleh semua pihak yang terkait untuk keberhasilan

peningkatan produksi padi dan jagung pada tahun-tahun berikutnya

sebagai berikut :

- Target Produksi Padi, Jagung dan Kedelai tahun 2014 telah ditetapkan. Target tersebut tidak ringan. Padi harus naik 5,28 juta ton (7,42%), Jagung harus naik 2,31 juta ton (12,48%) dan Kedelai harus naik 0,72 juta to (92,31%).

- Hasil rekapitulasi sasaran luas tanam, luas panen, provitas dan produksi padi dan jagung per provinsi, kabupaten, kecamatan perbulan yang sudah masuk baru mencapai 75%, untuk itu diharapkan kepada Kabupaten/Provinsi agar segera melengkapinya dan diharapkan selesai serta dilaporkan paling lambat akhir bulan Maret 2014.

- Target Areal SL-PTT Padi tahun 2014 adalah seluas 4,625 juta ha dan target Areal SL-PTT Jagung seluas 260 ribu ha, namun dari target tersebut yang CP/CL SL-PTT Padi yang sudah masuk baru mencapai 4,42 juta ha (95,61%) dan 248 ribu ha (95,29%) SL-PTT Jagung. Sementara sisa areal SL-PTT Padi maupun Jagung akandikoordinasikan kembali dengan kabupaten/kota dan dilaporkan paling lambat akhir bulan Maret 2014.

- Kegiatan SL-PTT Padi dan Jagung tahun 2014 diharapkan berkuntribusi pada tahun 2014 (tanam paling lambat bulan September), namun hasil rekapitulasi rencana tanam SL-PTT Padi tahun 2004 baru mencapai 3,81 juta Ha (82,50%) sementara rencana tanam SL-PTT jagung mencapai 180 ribu ha (69,52%)

- Beberapa faktor yang menyebabkan sehingga target tanam SL-PTT 2014 tidak mencapai sasaran yang diinginkan (tidak 100% di bulan September) karena sebagian besar pertanaman SL-PTT padi gogo hanya bisa dilaksanakan pada musim penghujan (Oktober-Desember), disamping itu ketersediaan benih bersubsidi sesuai 6 tepat belum terpenuhi.

- Serapan Bansos kegiatan SL-PTT Padi dan Jagung untuk B03 berdasar kewajiban pelaporan ke UKP4 adalah 10% dari target areal pelaksaan SL-PTT padi dan jagung tahun 2014 (462 ribu ha). Berdasarkan hasil rekapitulasi prediksi serapan Bansos SL-PTT Padi sampai dengan akhir Maret sebesar 175 ribu ha (3,8%), sementara prediksi serapan Bansos SL-PTT Jagung mencapai 32 ribu ha (12,37%). Untuk itu diharapkan agar provinsi dan

Page 102: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 93

kabupaten/kota untuk melakukan percepatan penyerapan Bansos sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2) Bulan Oktober 2014

Gambar 3. Sambutan dan Pembukaan Pertemuan Workshop Konsolidasi SL-PTT

Padi dan Jagung oleh Plt. Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Pertemuan Workshop konsolidasi SL-PTT Padi dan Jagung pada 20 –

23 Oktober 2014 di IPB International Convention Center (ICC) Bogor.

Pertemuan Konsolidasi SL-PTT Padi dan Jagung 2014 dan Persiapan

GPPTT 2015 telah dilaksanakan pada tanggal 20-23 Oktober 2014

yang dihadiri sejumlah 501 orang atau 115% dari target peserta 435

orang. Beberapa Provinsi tidak mengirim kabupaten sesuai undangan,

dari total 403 Kabupaten pelaksana hanya 312 Kabupaten/kota yang

hadir atau 77,5%.Workshop Konsolidasi SL-PTT diarahkan dan dibuka

oleh Plt. Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan dihadiri oleh Eselon

II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, pada kesempatan tersebut Eselon

II lingkup Ditjen Tanaman Pangan berkesempatan menyampaikan hal-

hal penting terkait pelaksanaan kegiatan Tanaman Pangan 2014 dan

persiapan 2015.Hasil pertemuan dapat dilaporkan sebagai berikut :

a) Realisasi serapan dana Bansos SL-PTT 2014 sampai dengan

Oktober 2014 untuk SL-PTT Padi sebesar 2,9 juta ha atau 75%

dari target 3,9 juta ha dan prediksi serapan sampai dengan

Desember 2014 sebesar 3,4 juta ha atau 88%

b) Realisasi Serapan dana Bansos SL-PTT jagung sampai dengan

oktober 2014 sebesar 157 ribu ha atau 77% dari target 204 ribu ha

dan prediksi serapan sampai dengan Desember 2014 sebesar 169

ribu ha atau 83%.

c) Realisasi tanam SL-PTT padi sampai dengan Oktober 2014

sebesar 2,0 juta ha atau 52 % dari target 3,9 juta ha, sedangkan

realisasi tanam jagung sampai Oktober 2014 sebesar 76,8 ribu ha

atau 38% dari target 204 ribu ha

Page 103: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

94 Direktorat Budidaya Serealia

d) Capaian realisasi tanam SL-PTT padi dibanding dengan realisasi

serapan bansos 69%, sedangkan untuk jagung mencapai 49%, hal

ini menunjukkan bahwa realisasi serapan bansos lebih tinggi dari

realisasi tanam

e) Beberapa permasalahan utama dari pelaksanaan SL-PTT 2014

antara lain:

- Terkendalanya penyediaan benih subsidi oleh PT. SHS yang

mengakibatkan mundur tanam bahkan untuk daerah-daerah

yang mendapatkan kegiatan SL-PTT hibrida baik padi maupun

jagung tidak dilaksanakan karena petani tidak mampu membeli

benih hibrida.

- Adanya himbauan KPK kepada Kepala Daerah untuk menunda

pencairan dana Bansos sampai selesai Proses Pemilihan

Legislatif dan Pemilihan Presiden serta penghematan anggaran

APBN teremasuk dana Bansos sehingga menyebabkan

beberapa daerah yang sudah lewat musim tanamnya tidak

dapat melaksanakan kegiatan.

- Terjadinya perubahan iklim dimana terjadi mundurnya musim

hujan sehingga beberapa daerah yang seharusnya sudah mulai

tanam pada bulan oktober sampai saat ini belum tanam karena

menunggu hujan.

Gambar 4. Pemberian Pelakat oleh Plt. Dirjen Tanaman Pangan kepada 3 Kabupaten yang telah Melaksanakan Tugas Laporan Tepat Waktu dan Rutin.

Page 104: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 95

Gambar 5. Acara Pemantapan P2BN di

hadiri oleh Menteri Pertanian

Ir. H.Suswono ,MMA

d) Sebagai tindak lanjut dari Workshop Konsolidasi SL-PTT 2014

akan dilakukan:

- Telah disiapkan surat teguran kepada kabupaten yang tidak

hadir tanpa memberikan keterangan.

- Akan dilakukan monitoring ke daerah-daerah bermasalah yaitu

serapan anggaran rendah dan realisasi fisik rendah namun

secara teknis masih dapat ditingkatkan realisasinya.

- Bagi provinsi dan kabupaten/kota yang belum melengkapi

dokumen sesuai komitmen saat workshop akan segera

melengkapi, dan secara kontinu akan terus diminta melalui

telpon maupun surat.

b. Rakor Pemantapan P2BN

Pertemuan Rakor Pemantapan P2BN Tahun 2014 di laksanakan pada 23-

24 April 2014 di Hotel Atria Serpong.

Mencermati arahan Menteri Pertanian, paparan Dirjen Tanaman Pangan,

Kepala Badan BPSDMP, Dirjen PSP, Kepala Badan Litbang, dan Irjen

serta hasil diskusi, maka Rumusan Sementara Rapat Koordinasi

Pemantapan P2BN Tahun 2014, sebagai berikut :

- Komoditas Tanaman Pangan sangat penting karena melibatkan banyak petani, sehingga merupakan tanggungjawab dan kewajiban kita semua dalam pengembangannnya.

- Bila produksi baik, ketersediaan terjamin, dan harga pangan stabil, sehingga diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat.

- Untuk keperluan penetapan kebijakan, maka angka produksi harus yang benar, apa adanya, bila ada sumber dan metoda lain yang lebih

Page 105: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

96 Direktorat Budidaya Serealia

akurat selain yang telah ada sangat dihargai, sehingga kedepan sangat perlu dukungan adanya perbaikan metoda dan metodologi perhitungan data produksi tanaman pangan.

- Dari sidang kabinet di Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013, disadari bahwa untuk mencapai sasaran produksi tahun 2014, harus terjadi peningkatan produksi yang sangat spektakuler, Untuk itu kinerja pertanian sangat memerlukan dukungan kementerian (sektor) lain.

- Semua kegiatan Tanaman Pangan yang terjadi di lapangan, adalah bukan merupakan hal-hal yang baru, dan penanganannya adalah hal yang sudah biasa kita lakukan, sehingga seharusnya bukan merupakan kendala yang berat.

- Prognosa BPS menunjukkan sasaran produksi 2014 sulit tercapai sementara tahun 2014 ini kita menghadapi sejumlah kendala antara lain, iklim yang cenderung kering, serta peraturan Menteri Keuangan yang menahan pencairan anggaran bansos. Oleh sebab itu, diharapkan provinsi lebih kreatif dan berinisiatif dalam merumuskan langkah antisipasi untuk tetap meningkatkan produksi, tidak harus tergantung dari pemerintah pusat (APBN).

- Untuk mencapai sasaran produksi secara optimal, maka dilakukan a) gerakan mengamankan produksi dari serangan hama penyakit, optimalkan Brigade Proteksi Tanaman Pangan yang telah ada, lakukan bersama TNI, b) Melaksanakan kegiatan Penyuluhan oleh Tri Partit (Dinas Pertanian, Bakorluh/Bapeluh, BPTP) di tingkat lapangan, tanpa mempermasalahkan perbedaan dalam struktural, c) Mengintensifkan koordinasi di tingkat lapangan dalam memecahkan permasalahan di tingkat lapangan; d) Mengoptimalkan anggaran dan kegiatan yang ada untuk menggerakan peningkatan produksi tanaman pangan, bukan hanya sekadar melaksanakan DIPA dan mengejar realisasi kegiatan tanpa memperhatikan akuntabilitas kinerja; e) Menaati peraturan dan perundangan yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan; f) Bila pelaksanaan kegiatan tidak mencapai sasaran, berikan alasan yang menjadi penyebabnya.

- Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap target produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2014, dengan memperhatikan dukungan kegiatan

Page 106: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 97

Gambar 6. Acara Rakor P2BN di hadiri

oleh Menteri pertanian Ir. H.

Suswono, MMA pada 2-3

Oktober 2014

yang ada, prakiraan kondisi musim serta faktor lain yang mempengaruhi produksi, maka produksi yang diyakini akan dicapai, adalah sebagai berikut : a) Padi 73,16juta ton GKG (95,55% dari sasaran awal); Jagung 20,09 juta ton pipilan kering (96,47% dari sasaran awal) dan kedelai 1,28 juta ton biji kering (85,57% dari sasaran awal).

- Faktor-faktor pembatas yang diperkirakan dapat mempengaruhi, sehingga produksi tidak mencapai target awal adalah : a) Rusaknya jaringan irigasi; b) Serangan OPT; c) Keterlambatan pelaksanaan kegiatan SL-PTT; d) Belum optimalnya pelaksanaan penyuluhan; e) Musim yang kurang mendukung (dampak DPI, banjir, dan kekeringan); f) Alihfungsi lahan ke Non Tanaman Pangan (persaingan antar komoditas).

- Disepakatiakan dilakukan koordinasi secara intensif antara Dinas Tanaman Pangan, Bakorluh/Bapeluh/BP3K/BPP di daerah dalam melaksanakan program pertanian secara terpadu, sehingga diharapkan target produksi dapat terwujud.

c. Rakor Evaluasi P2BN

Koordinasi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai serta

sosialisasi inovasi teknologi pertanian pada tanggal 2-3 Oktober 2014 di

Hotel Aryaduta, Karawaci - Tangerang.

Adapun hasil koordinasi dapat dilaporkan sebagai berikut:

- Penyelenggaran rapat koordinasi yang kita lakukan pada saat ini

menunjukkan sinergi antar kelembagaan yang berperan dalam

produksi pangan nasional.

- Kita tidak perlu mempermasalahkan angka produksi, namun yang

pentingadalahkebenaran data tersebut sehingga arah kebijakan dapat

dirumuskan secara tepat karena berbasis dengan data yang benar.

Page 107: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

98 Direktorat Budidaya Serealia

Pembukaan dan Arahan

di sampaikan oleh

Menteri Pertanian

- Permasalahan yang dihadapi sektor pertanian ke depan sangat besa

rantara lain konversilahan yang terusterjadidengankecepatantinggi,

perubahan iklim, pensiun masal tenaga Penyuluh lapangan dan

sebagainya, oleh sebab itu diperlukan sinergi seluruh pemangku

kepentingan.

- Untuk seluruh jajaran BPS Kementerian Pertanian menyampaikan

terima kasih karena selama ini BPS telah berhasil memotret kondisi

pertanian secara jeli sehingga bisa menjadi dasar perumusan

kebijakan pertanian.

- Untuk pedoman bagi para petani dan penyuluh, maka Kalender

Tanam Terpadu akan terus ditingkatkan sosialisasinya serta

akurasinya.

- Untuk memotret kinerja perkembangan luas tanam, fase pertumbuhan

padi, kondisi air, perhitungan prakiraan kebutuhan pupuk dan lain-lain,

maka analisis melalui MODIS akan terus dikembangkan keseluruh

wilayah Indonesia, serta terus ditingkatkan akurasinya.

- Diusulkan dibentuk Gugus Tugas Produksi Pangan di tingkat lapangan

yang beranggotakan dari Dinas Pertanian, Badan Koordinasi

Penyuluhan, BPTP, BPS serta pemangku kepentingan lainnya.

- Berdasarkan analisis kinerja realisasi tanam, panen, penyaluran pupuk

bersubsidi, kondisi serangan OPT dandampak perubahan iklim, serta

pelaksanaan kegiatan pendukung peningkatan produksi tanaman

pangan sampai bulan Agustus 2014, diyakini (optimistis) Angka

Ramalan (ARAM) II padi, jagung dan kedelai tahun 2014 secara

nasional akan meningkat dari ARAM I. Namun demikian di beberapa

provinsi diprakirakan masih terjadi penurunan produksi dari ARAM I,

karena berbagai kendala di lapangan.

Page 108: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 99

- Untuk pencapaian sasaran produksi tahun 2015, maka :

1) Kegiatan penyuluhan terus ditingkatkan, melalui penggunaan

Indikator Kinerja Penyuluh sebagai penilaian kinerja para Penyuluh

Petanian Lapangan (PPL).

2) Untuk mengatasi kekurangan jumlah PPL, maka dapat ditempuh

melalui kebijakan 1 penyuluh untuk beberapa desa bagi wilayah

yang sudah relatif maju, tidak harus 1 desa 1 penyuluh.

3) Diharapkan daftar semua kelompok tani dan petani akan terdaftar

secara on line melalui cyber extension, dan untuk petani yang

belum terdaftar dalam kelompok agar segera dilakukan

pembentukan kelompok.

4) Kemandirian petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani dalam

memenuhi kebutuhan benih terus ditingkatkan.

5) Untuk mendukung program peningkatan produksi tanaman

pangan, Direktorat Jenderal Sumber daya Air Kementerian PU,

mendukung dengan melakukan rehabilitasi dan pembangunan

bendungan baru, sesuai program kabinet baru. Sementara ini telah

dirancang pembangunan jaringan irigasi permukaan seluas

572.478 ha dan rehabilitasi jaringan lama seluas 1.421.519 ha;

pembangunan irigasi rawa seluas 264.177 ha dan rehabilitasi

irigasi rawa seluas 750.391 ha.

- Diperlukan sinegi dari seluruh stakeholders untuk mendukung

pencapaian sasaran produksi tanaman pangan tahun 2015 dan tahun-

tahun selanjutnya.

d. Pertemuan Kemitraan Jagung

Pertemuan kemitraan jagung pada 20-22 November 2014 di Bogor. Hasil

pertemuan dapat dilaporkan sebagai berikut :

- GP-PTT Jagung tahun 2015 dilaksanakan di 56 kabupaten dengan

total luasan 35.000 Ha. Dari jumlah pelaksana tersebut 7 kabupaten

ditetapkan sebagai Kawasan, sedangkan 49 kabupaten ditetapkan

sebagai Non Kawasan. Tujuh kabupaten sebagai kawasan yaitu Kab.

Aceh Tenggara, OKU Timur, Kota Waringin Barat, Kabupaten Sigi,

Muna, Sumbawa dan Nagekeo. Setiap kawasan akan menerima

bantuan seluas 1.500 Ha. Sedangkan kabupaten yang tidak kawasan

akan menerima pengembangan seluas 500 ha.

- Untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan program GP-PTT

dan menumbuhkan kawasan agribisnis jagung, diperlukan dukungan

yang serius dari pemerintah daerah, seperti peningkatan akses jalan

tani, infrastruktur jalan kabupaten, dan mendorong korporasi masuk ke

Page 109: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

100 Direktorat Budidaya Serealia

sektor supply chain jagung seperti pelabuhan, pergudangan, pasca

panen dan jasa transportasi.

- Ada beberapa hal yang perlu segera mendapat perhatian dan solusi

dalam pelaksanaan program GP-PTT jagung tersebut, dimana belum

adanya kepastian pasar, jaminan harga, ketersediaan benih yang

berkualitas, dan pupuk yang cukup.

- Disamping itu permasalahan supply chain pemasaran hasil masih

menjadi kendala, antara lain biaya transportasi yang tidak

efisien/mahal, kapasitas angkutan laut yang tidak memadai, dan

rusaknya jaringan jalan. Dalam kaitan ini, diusulkan peran pemerintah

sangat diperlukan dalam mapping jalur penjualan, pengembangan

fasilitas pasca panen, gudang dan perbaikan manajemen dan struktur

rantai pasok jagung.

- Untuk lebih menjamin pemasaran hasil jagung petani GP-PTT

diusulkan dapat dilakukan contract farming antara perusahaan dengan

para petani yang difasilitasi oleh pemerintah daerah. Contract farming

sebagai sebuah model agribisnis diharapkan dapat dilaksanakan

secara berkelanjutan penuh komitmen.

- Mengingat perannya sangat membantu petani dalam memasarkan

hasil panen jagung, perlu perhatian kepada pedagang perantara

khususnya dalam hal meningkatkan permodalan agar dapat

meningkatkan kapasitas serap serta investasi peralatan pasca panen

guna memperoleh kualitas hasil.

- Terkait dengan jaminan harga, perusahaan-perusahaan yang

tergabung dalam GPMT telah memberlakukan harga dasar pembelian

atau floor prices di sejumlah daerah-daerah sentra jagung, seperti di

Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Sulawesi Selatan. Dan dalam hal pemasaran hasil jagung

dari kegiatan GP-PTT, GPMT pada prinsipnya siap membeli dengan

ketentuan standard kualitas jagung yang berlaku.

- Di masa depan pengembangan jagung harus difokuskan ke wilayah

Indonesia Timur, mengingat potensi lahan masih terbuka luas serta

didukung kebijakan pemerintah yang akan memfokuskan

pembangunan kemaritiman, seperti pembangunan jaringan

transportasi laut/tol laut dan jaringan pelabuhan yang terkoneksi

secara luas.

- Terkait dengan masalah ketersediaan benih yang berkualitas,

perusahaan-perusahaan benih jagung hibrida seperti PT. Syngenta

Indonesia, PT. DuPont Indonesia, PT. BISI International, PT. Agri

Page 110: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 101

Makmur Pertiwi, PT. Golden Indonesia Seed dan PT. Asia Hybrid

Seed Technologies Indonesia, siap menjamin ketersediaan dan

mensupply dengan tepat waktu. Perusahaan benih juga bersedia

mengadakan demplot di berbagai wilayah kawasan GP-PTT, agar

petani dapat melihat secara langsung keunggulan varietas

produksinya.

- Pemangku kepentingan juga mendorong bahwa di masa depan

pengembangan jagung harus diarahkan dengan penerapan teknologi

yang lebih modern dan terintegrasi sehingga dapat mencapai skala

yang ekonomis dan lebih efisien.

e. Pertemuan FGD Jagung

1) Bulan Juli 2014

Rapat Focus Group Discution (FGD) Pengembangan Budaya

Konsumsi Pangan Lokal Dalam Rangka Percepatan Diversifikasi

Pangan pada 23 - 24 Juli 2014 di Hotel Salak-Bogor. Rapat dipimpin

oleh Asisten Deputi Pangan, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian (Bapak Payong Kerar), dan dihadiri oleh Direktur

Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kepala

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, BKP, sertaperwakilan dari

Kementerian Ekonomi Bidang Kesejahteraan Rakyat, Bappenas,

Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbidan para Asisten Deputi lingkup

Kemenko Bidang Perekonomian. Narasumber dalam acara FGD terdiri

dari Dr. Ir. Drajat Martianto, Direktur Industri maknanan, Direktorat

Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Kepala Pusat

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, BKP. Hasil

Rapat dapat dilaporkan sebagai berikut :

a) Pangan lokal ke depannya diharapkan dapat mensubstitusi beras

dan terigu. Hambatan & Permasalahan Diversifikasi Pangan adalah

kualitas konsumsi pangan masih rendah karena masih tingginya

konsumsi karbohidrat (beras dan terigu), namun konsumsi

proteinnya masih rendah. Selain itu sumber energi masih

didominasi beras, sedangkan pemanfaatan pangan lokal lain

seperti seperti aneka umbi, jagung, sorgum dan sagu masih

rendah.

b) Strategi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah;

Advokasi, Kampanye, Promosi, Sosialiasi Pangan Beragam,

Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Optimalisasi pemanfaatan

lahan pekarangan dan lahan tidur, Pemasyarakatan pangan lokal,

Pengembangan komoditi pangan non beras dan non terigu. Selain

Page 111: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

102 Direktorat Budidaya Serealia

itu Penerapan Standar Mutu (SNI) dan Keamanan Pangan,

Pendidikan Konsumsi Pangan (pendidikan formal dan non

formal/study banding), memfasilitasi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis/industri

pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan:

c) Strategi pengembangan pangan lokal (bersumber dari hasil panen

dalam negeri) dilakukan melalui dua strategi: (i) Pemanfaatan dan

implementasi teknologi pengolahan pangan, dan (ii) Strategi

mengembangkan dan mempertahankan kearifan pangan lokal.

Strategi tersebut sudah tepat, namun belum berhasil mencapai

target yang diharapkan, antara lain disebabkan karena masih

kurang kuatnya komitmen dan kebijakan pemerintah.

d) Penurunan konsumsi beras merupakan dampak dari

pengembangan diversifikasi pangan. Oleh karena itu tujuan

diversifikasi pangan lebih diarahkan pada konsumsi pangan lokal

yang beragam dan bergizi seimbang.

e) Potensi pengembangan pangan lokal dalam rangka percepatan

diversifikasi pangan selama ini cukup besar peluangnya, misalnya

berlimpahnya sumber bahan baku pangan lokal (sagu, ubi kayu,

jagung, sorgum, jemawut, dll), penguasaan teknologi pengolahan

pangan sudah dikembangkan namun perlu pelatihan dan studi

banding agar hasil olahan dapat sesuai dengan standar

pasar/konsumen, tetapi keragaman konsumsinya dan inovasi

produk belum optimal. Hal tersebut lebih dipengaruhi oleh budaya

makan, kelas sosial masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat.

f) Untuk keberhasilan pengembangan pangan lokal tidak bisa jalan

sendiri-sendiri harus ada keterkaitan semua pihak mulai dari hulu

hingga hilir, dan harus ada pihak yang mengkoordinasikannya,

terutama ditingkat Kemenko.

g) Beberapa jenis pangan pokok lokal telah dikembangkan oleh

UMKM tetapi belum dikelola secara profesional dan kurang dapat

menembus akses permodalan karena persyaratan dan bunga

pinjaman pinjaman belum berpihak kepada petani.

h) Beberapa permasalahan yang perlu ditindak lanjuti terkait

pengembangan budaya konsumsi pangan lokal, antara lain:

- Dukungan kebijakan terhadap pengembangan pangan pokok

lokal masih “kurang kuat” apabila dibandingkan dengan beras

dan terigu

- Sektor Hilir (hasil olahan pangan lokal) umumnya belum

dikelola secara profesional dan rendah kreatifitas dan inovasi

produk menyebabkan kalah bersaing dengan produk import.

Page 112: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 103

i) Strategi pengembangan budaya konsumsi pangan lokal harus

terintegrasi dari hulu dan hilir. (i) Hulu: budaya tanam lokal harus

mendapat insentif, subsidi/kemudahan akses input produksi, (ii)

Hilir: Peningkatan pengetahuan dan kesadaran untuk

meningkatkan kemampuan kompetisi dengan produk import dan

dukungan pemerintah terhadap komoditi pangan lokal berupa

keringanan pajak, serta pengembangan teknologi pangan untuk

meningkatkan nilai tambah, kemasan, contoh meal: beras analog,

beras, mie sagu. Contoh Snack: aneka keripik.

j) Rekomendasinya adalah sebagai berikut :

- Pemerintah harus fokus pada pengembangan pangan pokok

lokal. Jenis dan bentuk pangan berbahan baku tepung dalam

negeri (sagu, singkong, jagung, beras gandum dan sorgum)

mempunyai peluang besar dan disukai masyarakat, salah satu

contohnya adalah beras analog yang berbahan baku sagu,

singkong, jagung dan diperkaya dengan gizi (fortifikasi).

- Untuk pengolahan pangan lokal olahan lainnya yang berbentuk

snack dan pengembangan kuliner pangan lokal lainnya serta

Functional Food sebaiknya penanganannya diserahkan pada

swasta, sehingga lebih profesional.

- Perlu kebijakan yang revolusioner, dengan memberikan insentif

fiskal (pembebasan PPN, perbaikan infrastruktur) khusus untuk

pangan pokok lokal yang digemari masyarakat sehingga dapat

menarik investor masuk ke daerah.

- Untuk peningkatan akses pangan lokal melalui program

pemberian pangan bersubsidi dapat dikembangkan secara

masal oleh BULOG dengan memanfaatkan UPGB yang telah

ada. Namun demikian perlu dilakukan pengkajian yang lebih

lanjut.

- Perlu dilakukan sosialisasi dan promosi oleh instansi yang

terkait dengan pengembangan pangan lokal, baik di pusat

maupun di daerah.

2) Bulan Agustus 2014

pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Jagung “Kebijakan

Pengembangan Jagung Nasional” yang dilaksanakan pada tanggal

12–14 Agustus 2014 di Hotel Mitra Bandung. FGD Kebijakan

Pengembangan Jagung Nasional ini dihadiri oleh: Rektor Universitas

Padjajaran, Direktur Pasca Panen Ditjen Tan. Pangan, Direktur

Perbenihan Ditjen Tan. Pangan, Direktur Pemasaran Domestik Ditjen

PPHP, Direktur Pakan Ternak Ditjen Nakkeswan, Kapus Data dan

Page 113: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

104 Direktorat Budidaya Serealia

Informasi Kementan, Kapus Litbangtan Kementan, Kepala Balitser

Maros, Kapus Distribusi dan Cadangan Pangan BKP, Kepala Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel,

Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulsel, Sulut, Sulteng,

Sultra, Gorontalo, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Kabupaten Aceh Tenggara, OKU Timur, Cianjur, Grobogan,

Pamekasan, Sumbawa, Nagekeo, Kota Waringin Barat, Muna, Sigi,

Gorontalo Utara, Berau, serta Direktur Utama PT. Golden Indonesia

Seed, Direktur PisAgro, Ketua Asosiasi Peternak Lokal Jawa Timur

dan juga bapak Dr. Ir. Farid A. Bahar, M.Sc. Beberapa pokok

kesimpulan dari FGD kebijakan Pengembangan Jagung Nasional

dapat dilaporkan sebagai berikut :

a) Berkaitan dengan rancangan implementasi Gerakan Penerapan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan pengembangan

kawasan jagung ada beberapa hal yang menjadi catatan yaitu:

- Perlu ada kriteria penentuan baik untuk petani pelaksana

maupun lokasi kegiatan GP-PTT jagung agar pelaksanaan

kegiatan tersebut dapat menghasilkan output yang optimal

sehingga berdampak positif bagi perkembangan jagung

nasional. Diharapkan agar penentuan lokasi GP-PTT jagung

adalah lokasi yang memadai dan memiliki infrastruktur yang

memadai dan dilaksanakan oleh para petani yang sudah

terbiasa menanam jagung hibrida.

- Dalam pemanfaatan benih jagung hibrida untuk kegiatan GP-

PTT, diharapkan adanya kajian terhadap patokan harga

minimum jagung hibrida agar benih jagung hibrida yang

digunakan merupakan benih jagung yang berkualitas dan

berpotensi untuk menghasilkan produksi yang tinggi. Selain itu

perlu dilakukan pembinaan terhadap penangkar benih di tingkat

lokal.

- Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan GP-PTT jagung

diharapkan adanya dukungan dari penyuluh pertanian (PPL)

untuk menyampaikan teknologi hasil inovasi baik penggunaan

varietas, teknik budidaya, penanganan pasca panen yang

sudah tersedia sehingga petani dapat mengadopsi ke tingkat

lapangan. Selain itu diperlukan juga pelatihan berjenjang bagi

pemandu lapangan PTT dan penyediaan materi pendukung

untuk kesuksesan kegiatan GP-PTT jagung.

b) Dalam hal Verifikasi Kebutuhan Jagung Domestik catatan yang

diambil ialah: Berdasarkan informasi dari KADIN dengan

menggunakan data yang dikeluarkan oleh USDA kebutuhan jagung

Page 114: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 105

nasional adalah 17,79 juta ton dengan rincian: 7,37 juta ton untuk

industri pakan, 5,45 juta ton untuk konsumsi, 4,96 juta ton bagi

peternak lokal yang memanfaatkan “self mixing” untuk pembuatan

pakan untuk ayam. Disisi lain, hasil survey yang dilakukan oleh

Pusdatin yang mengambil sampel di 5 provinsi (Sumatera Utara,

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur) memperkirakan

bahwa kebutuhan jagung untuk peternak ayam buras, ayam petelur

dan itik adalah sebesar 3,31 juta ton. Selain itu, kebutuhan jagung

yang lain ialah untuk bahan baku industri makanan. Salah satunya

dalah industri bihun jagung yang memiliki prospek sangat besar

namun mengalami kesulitan dalam hal penyediaan bahan baku pati

jagung. Sektor ini mengharapkan adanya investor ataupun campur

tangan pemerintah untuk membangun pabrik pati jagung untuk

mendukung produksi bihun jagung.

c) Dukungan dari pihak perguruan tinggi dan swasta untuk

mengembangkan jagung sudah dilakukan oleh Universitas

Padjajaran dan PisAgro. Universitas Padjajaran merupakan salah

satu perguruan tinggi yang sangat konsen terhadap

pengembangan jagung nasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

riset yang dilakukan oleh UNPAD terutama penemuan varietas

unggul baru (VUB). Bahkan, UNPAD akan membuat program

pengembangan jagung yang komprehensif, perakitan varietas

jagung yang toleran terhadap lingkungan yang sub-optimal (baik

stress biotic maupun abiotic), uji multi lokasi dan pelepasan

varietas pada tahun 2015 dan sistem budidaya jagung dengan pola

tanam dan jarak tanam yang sesuai.

d) Dukungan PisAgro dalam hal pengembangan jagung nasional ialah

melalui program kemitraan dengan petani antara lain berupa

pelatihan petani di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Besar, Aceh

Tamiang, Lombok, Blora, Grobogan, Kudus dan Demak serta

melaksanakan program percontohan Micro-Finance antara BRI

dengan Monsanto dan antara Syngenta dengan Cargil yang

dilakukan di Kabupaten Mojokerto dan Kediri dengan melibatkan

100 orang petani.

f. Pertemuan Koordinasi Kemitraan serealia Lain

Pertemuan koordinasi kemitraan pengembangan serealia lain pada 15 –

17 Oktober 2014 di Hotel Lombok Garden, Mataram, Nusa Tenggara

Barat. Pertemuan Koordinasi dibuka oleh Direktur Budidaya Serealia

mewakili Direktur Jenderal Tanaman Pangan,dan dihadiri oleh Kepala

Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, perwakilan dari instansi

terkait baik pusat maupun daerah antara lain; perwakilan Kemenko

Page 115: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

106 Direktorat Budidaya Serealia

Bidang Perekonomian, Perguruan Tinggi (Universitas Mataram), Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros, Perwakilan dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan daerahpengembangan sorgum dan gandum tahun

2015, instansi terkait/stakeholder lainnya. Hasil Koordinasi kemitraan

pengembangan serealia lain dapat dilaporkan sebagai berikut :

1) Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Budidaya

Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian/Lembaga/instansi

terkait serta Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten berkewajiban

untuk membina, memantau dan memberikan fasilitasi, mediasi dan

melakukan pengawalan, serta monitoring terhadap kegiatan atau

budidaya sorgum gandum hotong jewawut baik yang dilaksanakan

oleh pemerintah, swasta dan kelompok tani.

2) Potensi lahan kering untuk pengembangan komoditas sorgum di

masing-masing daerah sentra perlu di inventarisir kembali dan

diupayakan tidak mengganggu lahan pertanaman padi, jagung dan

kedelai, karena fokus pemerintah sampai saat ini masih kepada PJK,

3) Untuk pengembangan sorgum dan gandum kedepan tetap harus

didasari oleh acuan roadmap sorgum dan roadmap gandum yang

telah disepakati dan bersinergi dengan instansi terkait.

4) Perlu dibentuk daerah percontohan dibeberapa provinsi dan

kabupaten sentra pengembangan sorgum yang dilengkapi dengan

alat pasca panen (alat perontok, alat penyosoh, alat penepung, alat

pengayak) untuk menjadi tepung, yang dibina oleh Dinas Pertanian

setempat, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi, swasta, atau Pemda

provinsi dan kabupaten setempat.

5) Perkembangan sektor hulu (budidaya sorgum/gandum/hotong/jewawut

dan ketersediaan benih) sangat tergantung kepada sektor hilir, apabila

sektor hilir (industri pangan, pakan, dan energi) tidak jalan maka sektor

hulu akan ikut terhambat. Oleh karena itu dalam pertemuan ini

diharapkan adanya solusi bersama untuk saling bersinergi antara

pusat, daerah dan swasta, saling berkontribusi berbagi peran dan

tanggung jawab sehingga agribisnis komoditi serealia lain dari hulu

sampai hilir dapat terwujud.

6) Kita tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, namun harus saling

berkoordinasi dan kerjasama yang sinergis dengan instansi terkait

baik di pusat maupun di daerah hal inilah yang merupakan faktor

utama yang harus kita lakukan, sehingga permasalahan mengenai

benih, penampungan hasil/pasar dan prosesing bukan merupakan

kendala, karena telah kita rancang sejak awal.

7) Impor gandum sampai saat ini sudah mencapai 7 juta ton per tahun,

setiap tahun impor gandum akan terus bertambah, pemerintah sudah

Page 116: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 107

seharusnya tidak membiarkan impor gandum terus bertambah, harus

ada upaya pengembangan budidaya gandum untuk menghidupkan

industri kecil dan menengah yang dapat menghasilkan tepung dari

gandum hasil budidaya dalam negeri. Oleh sebab itu perlu dukungan

dari berbagai pihak baik pemerintah Pusat, Provinsi, dan Daerah

(Kabupaten), stakeholder/swasta serta instansi terkait lainnya.

8) Sesuai hasil pembahasan RKAKL pada tahun 2015 dukungan

pusat/Direktorat Budidaya Serealia, Ditjen Tanaman Pangan terhadap

komoditi serealia lain berupa:

- Fasilitasi Pertemuan Kemitraaan serealia lain di 12 Provinsi sentra

sorgum, gandum, hotong/jewawut (Dana APBN Dekon)

- Gerakan tanam/panen serealia lain (gandum, sorgum, hotong,

jewawut) di 4 provinsi yaitu; Nusa Tenggara Timur (sorgum), Jawa

Timur/Lamongan (gandum), Maluku/pulau Buru (Hotong) dan

Sulawesi Barat/Polewali Mandar (Jewawut).

- Kegiatan Demfarm, masing-masing 10 ha (APBN Tugas

Pembantuan) dilaksanakan di 5 provinsi yaitu Bengkulu/Kab.

Rejang Lebong (jewawut), Jawa Tengah/Demak(sorgum),Sulawesi

Selatan/Bone (sorgum), Sulawesi Barat/Polewali Mandar(jewawut)

dan NTT (sorgum).

9) Sesuai kesepakatan dalam rapat bahwa pihak swasta / pengusaha

yang hadir pada pertemuan evalusi serealia lain di NTB, siap

mengawal dan mengopkup hasil panen petani sorgum di 5 provinsi

tersebut, sehingga kualitas dan kuantitas serta produksi dapat lebih

dipantau. Selain itu pengembangan sorgum dapat berkembang melalui

pola kemitraan, sehingga pendanaannya yang akan datang tidak

harus dari pemerintah.

10) Pengembangan sorgum baik yang dilakukan pemerintah, swasta,

kelompok tani agar memperhatikan kebutuhan pasar, sorgum apa

yang diinginkan pasar, apakah untuk pangan, pakan, atau bioetanol,

sehingga dapat direkomendasilkan varietas varietas dari green

shorgum atau sweet sorgum.

11) Untuk mendukung pengembangan dan kemitraan sorgum Indonesia ,

berdasarkan hasil pembahasan telah disusun wadah Asosiasi Sorgum

Indonesia yang diberi nama AASI (Asosiasi Agribisnis Sorgum

Indonesia) yang beranggotakan instansi terkait di pusat dan di daerah,

Litbang, Perguruan Tinggi, serta swasta yang bergerak dalam

agribisnis sorgum. Maksud dan Tujuan dibentuknya AASI (Asosiasi

Agribisnis Sorgum Indonesia) adalah sebagai; 1). Sarana komunikasi

dan informasi untuk mewujudkan pengembangan dan kemitraan

sorgum mendukung kedaulatan pangan dan diversifikasi pangan, 2).

Page 117: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

108 Direktorat Budidaya Serealia

Membantu kelompok tani dalam penampungan dan pemasaran hasil,

3). Mengembangkan agribisnis sorgum dan menghidupkan industri

kecil dan menengah tepung sorgum, industri pakan/ ternak, 4).

Membantu pemerintah dan petani dalam penyediaan bahan baku

sorgum untuk pangan, pakan dan bioetanol.

12) Hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah adalah

menarik investor untuk mengembangkan agribisnis sorgum, gandum,

hotong, jewawutbaik dari aspek pakan sehingga agribisnis serealia lain

dapat terus berkembang ke depan diharapkan dapat menunjang

percepatan diversifikasi pangan, untuk itu diperlukan sosialisasi dan

promosi dari instansi terkait di pusat dan daerah untuk menarik

investor.

13) Permasalahan pengembangan sorgum dan gandum adalah belum

adanya percontohan mulai dari aspek budidaya sampai dengan

industri tepung (sinergi hulu sampai hilir) dengan harga yang

layak/menguntungkan kelompok tani dan menguntungkan pengusaha

UKM. Fungsi pemerintah pusat atau daerah hanya sebagai mediator,

motivator dan fasilitator terutama dalam penyediaan alat penyosoh,

alat penepung, alat pengayak tepung dan gudang penyimpanan yang

memenuhi syarat, untuk menghasilkan tepung berkualitas sesuai

standar konsumen.

g. Pertemuan Evaluasi Pengembangan Serealia Lain

Dalam upaya mendukung program diversifikasi pangan (Perpres No. 22

Tahun 2009) dan sesuai dengan kunci sukses Kementerian Pertanian,

yang tertuang dalam Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, melalui Direktorat Budidaya

Serealia telah melaksanakan Pertemuan Koordinasi Pengembangan

Komoditas Serealia Lainnya (Gandum, Sorgum, Hotong dan Jewawut).

Pertemuan dilaksanakan pada 28 – 30 Agustus 2014 bertempat di

Makassar Golden Hotel, Sulawesi Selatan.

Pertemuan dibuka oleh Direktur Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, dihadiri oleh undangan antara lain perwakilan dari: 1)

Asisten Deputi Urusan Pangan Kemenko Perekonomian; 2)

Kapuslitbangtan Bogor; 3) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi dan Kabupaten se-Sulawesi Selatan yang merupakan daerah

peluang pengembangan komoditas Serealia Lain, 4). KADIN; 5) Kepala

Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros; 6) BKP; 7) Prof. Sania

Saenong (Direktorat Jenderal PSP); 8) P2HP; 9) UNAND; 10) UKSW; 11)

Pengusaha/swasta (PT.Batan Teknologi), (PT. INUKI); PT. Berdikari;

PT.Fortuna dan PT. Bogasari);12) Kelompok tani yang terkait dengan agri

Page 118: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 109

bisnis komoditas serealia lain, serta undangan lainnya. Hasil Pertemuan

dapat dilaporkan sebagai berikut:

1) Ketergantungan sumber pangan pokok masyarakat Indonesia

terhadap beras masih sangat tinggi, untuk menurunkan konsumsi

beras (1,5 %/tahun) dan mengurangi konsumsi terigu dari impor

diperlukan substitusi sumber karbohidrat yang lain yaitu sorgum dan

gandum. Sudah saatnya sumber pangan alternatif tersebut mendapat

perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah,baik dari aspek

budidaya/produksi, alat pasca panen dan pemasaran hasil. Dengan

berkembangnya komoditas tersebut diharapkan ketergantungan

terhadap beras sebagai sumber bahan pangan pokok menjadi

berkurang, sehingga beban peningkatan produksi beras menjadi lebih

ringan, dengan demikian program mengurangi konsumsi beras

tercapai.

2) Menko Perekonomian sangat mendukung program Pengembangan

Gandum Nasional. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya

kelangkaan ketersediaan gandum dan untuk menghindari terjadinya

pengaruh iklim global yang dapat menggagalkan imporgandum.Dalam

pengembangan komoditas tersebut diharapkan seluruh sektor dapat

berperan aktif yang didukung dengan adanya kebijakan yang jelas

dalam pengembangan gandum mulai dari hulu, on farm, dan hilir.

3) Pengembangan komoditas serealia lain (sorgum, gandum, jewawut

dan hotong) perlu terus didukung dan ditingkatkan melalui

peningkatan produksi dan produktivitas, dengan memanfaatkan lahan-

lahan kering/lahan terlantar, terutama di daerah sentra produksi

seperti; Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, NTT, Sumatera

Barat, dan Aceh. Hal ini dikaitkan dengan tersedianya berbagai

varitas pelepasan benih gandum dan sorgum yang telah dilakukan

oleh Balitserealia, Maros.

4) Beberapa contoh pola kemitraan komoditas serealia lain yang telah

terjalin di selama ini di beberapa propinsi antara lain :

- Provinsi DI Yogyakarta (kabupaten Bantul dan Gunung Kidul), PT

Silva melakukankemitraan dengan petani, yaitu dengan

menyediakan sarana produksi untuk budidaya sorgum, kemudian

hasilnya akan diambil oleh PT Silva.

- Provinsi Jawa Tengah (kabupaten Banjarnegara), Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Tengah memberikan benih dan saprodi (APBD)

Page 119: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

110 Direktorat Budidaya Serealia

kepada kelompok tani, hasil panennya dibeli oleh pengusaha

pengolahan makanan.

- Provinsi Jawa Timur, Kelompok tani membeli benih dan saprodi

sendiri (swadaya), hasil panen sorgum dibeli oleh

perusahaan/swasta.

- Provinsi Sulawesi Selatan,PT. Semen Tonasa memberikan bansos

berupa benih dan saprodi full paket kepada petani yang

membudidayakan gandum seluas 50 ha di Kabupaten Maros,

Pangkep, Barru dan Wajo. Kemudian hasilnya berupa biji akan

diolah sebagai tepung, sedangkan sekamnya digunakan sebagai

bahan bakar untuk pembakaran semen, pengganti batu bara. Dan

PT. Petrokimia memberikan bansos benih dan saprodi full paket

kepada kelompok tani pada areal seluas 5 ha di Kabupaten Bone,

hasil panennya dikonsumsi dan sebagian dijual.

5) Tingginya minat pengusaha/swasta, BUMN dan kelompok tani

terhadappengembangan budidaya komoditas serealia lain,

menghadapi kendala antara lain : a) Belum adanya alat/mesin

pengolahan pasca penen; b) Belum tersedianya benih bermutu dalam

jumlah yang cukup, c) Belum adanya jaminan harga dan pasar yang

dapat menampung hasil panen petani. Untuk itu Direktorat Budidaya

Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah memfasilitasi

pertemuan kemitraan bersama stakeholder, kelompok tani dan instansi

terkait, sehingga dapat ditemukan solusi/upaya tindaklanjut yang harus

dilakukan.

6) PT.Fortuna dan PT.Berdikari sangat membutuhkan pakan ternak

berbentuk xylase yang berasal bahan baku sorgum, karena secara

kualitas pakan dari sorgum dapat meningkatkan bobot sapi lebih baik

dibanding jagung.Sehubungan dengan banyaknya permintaan sorgum

untuk bahan baku berbasis tepung dan pakan ternak, bahan baku

industri minuman, bumbu masak dan sebagai media tumbuh jamur

merang, menunjukkan bahwa budidaya komoditi sorgum di Indonesia

perlu terus dikembangkan.

7) Dalam pengembangan gandum dan sorgum di Indonesia agar

pengembangannya terarah dan jelas maka di perlukan membuat suatu

Roadmap yang mencakup peta mulai dari hulu, on farm, hilir hingga

pemasarannya.

8) Diperlukan dukungan instansi terkait di Pusat dan di Daerah (Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten) dalam

pengembangankomoditas serealia lain melalui; 1) kegiatan koordinasi

dengan instansi terkait lintas sektor,2) sosialisasi, promosi dan

demontrasi/demplot, 3) Penyediaanbenih bermutu melalui

penangkaran/perbanyakan benih, 4).Penyediaan alat/mesin pasca

Page 120: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 111

panen, serta 5). Menumbuh kembangkan kemitraan usaha antara

petani dan swasta/pengusaha.

9) Sorgum sebagai bahan pakan, sudah terbukti dapat meningkatkan

kuantitas dan kualitas susu sapi dan menambah bobot badan sapi

perah, sehingga permintaan sorgum sebagai bahan baku pakan

terutama di pulau Jawa sudah mulai meningkat. Namun Masyarakat

belum banyak yang mengetahui manfaat dan khasiat sorgum, baik

untuk pakan ternak maupun sebagai pangan alternatif yang

mempunyai nilai gizi lebih baik dari beras dan jagung, sehingga masih

diperlukan sosialisasi dan promosi yang lebih intensif di tingkat

lapang.

10) Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, pada masa mendatang

Pemerintah dan dunia usaha perlu mengupayakan ketersediaan

bahan baku tepung dari dalam negeri melalui pengembangan

budidaya komoditas sorgum dan gandum, untuk mengantisipasi

apabila terjadi pengaruh iklim pemanasan global (global warming),

yang dapat menggagalkan impor gandum.

11) Secara umum Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi untuk

pengembangan tanaman serealia lain. Hal ini ditunjukkan dengan

kabupaten yang berpotensi untuk pengembangan tanaman sorgum

yaitu Sidrap, Pinrang, Soppeng, dan Maros; untuk Jewawut di

kabupaten Enrekang, Pinrang, Maros, Soppeng dan Wajo; sedangkan

Gandum berpotensi dikembangkan di kabupaten Gowa (Malino), di

kaki gunung Latimojong yang mempunyai ketinggian > 800 mdpl.

12) Sampai saat ini kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan masih

fokus pada pencapaian swasembada padi dan surplus 10 juta ton

beras, jagung dan kedelai. Oleh sebab itu anggaran bansos sebagian

besar diarahkan untuk pengembangan ketiga komoditas tersebut,

sedangkan untuk pengembangan tanaman serealia lain hanya berupa

fasilitasi pertemuan antara daerah sentra, stakeholder terkait,

perguruan tinggi dan swasta.

13) Untuk Tahun 2015 disamping kegiatan pertemuan, difasilitasi juga

dengan gerakan tanam/panen di daerah sentra seperti gandum di

Pasuruan (Jawa Timur), sorgum di Lamongan (Jawa Tengah),

Jewawut di Polewalimandar (Sulawesi Barat) dan Hotong di Pulau

Buru (Maluku). Hal ini akan lebih baik lagi bila disinergikan dengan

dukungan alsintan dari Direktorat Pasca Panen. Untuk mendukung hal

tersebut, diharapkan daerah-daerah sentra dapat menyediakan lahan

±100 ha, sedangkan benih disiapkan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Puslitbangtan) dalam hal ini Balitser Maros

sekaligus untuk mengembangkan varietas-varietas yang sudah

dilepas. Sedangkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 121: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

112 Direktorat Budidaya Serealia

memfasilitasi pertemuan koordinasi antara petani dan kabupaten

sentra tanaman serealia lain; stakeholder yang terkait serta

pengusaha (off taker) tanaman serealia lain. Untuk varietas

jewawut/hotong sebelum dikembangkan harus sudah dilepas terlebih

dahulu oleh Menteri Pertanian.

14) Dari hasil diskusi dapat disimpulkan untuk tanaman gandum, pasarnya

sudah tersedia (swasta selaku off taker) hanya masih diperlukan

varietas-varietas unggul yang tahan iklim ekstrim dan alsintan pasca

panennya. Sedangkan untuk sorgum disamping masih diperlukan

sosialisasi manfaat dari tanaman tersebut dancara budidayanya, juga

perlu dicarikan pasarnya supaya petani mau mengembangkan

tanaman tersebut.

15) Perguruan Tinggi UKSW Salatiga, adalah salah satu pusat studi yang

mengembangkan tanaman gandum dari hulu hingga hilir, dalam hal ini

dari on farm hingga pemasarannya. Dari penanaman sampai panen

semua sudah menggunakan mesin (tenaga kerja sulit diperoleh).

Sudah ada buku Panduan Mengolah Gandum Tropis yang memuat

cara-cara membuat makanan khas daerah Jawa Tengah seperti

ampyang yang awalnya bahan bakunya kacang diganti dengan biji

gandum, nasi goreng gandum dan lain-lain.

16) Di kabupaten Toraja Utara gandum dapat tumbuh dengan baik pada

masa vegetatifnya saja, sedangkan kurang baik di masa generatif, hal

ini karena adanya curah hujan yang tinggi sehingga timbul

cendawan/jamur. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan varietas-

varietas tahan hujan/air.

17) Panen gandum hasil uji multi lokasi dari Balitser Maros berlokasi di

kelurahan Patappang kecamatan Tinggi Moncong, kabupaten Gowa.

Letak lokasi di ketinggian >1000 mdpl. Luas 1 ha, varietas yang

diujikan yaitu Nias, Selayar dan Dewata. Tanaman gandum yang

ditanam di dataran tinggi Malino ini, selain untuk mengembangkan

varietas-varietas yang sudah dihasilkan oleh Balitser Maros, juga

untuk memutus hama kentang, juga sebagai tanaman penahan angin.

karena dataran tinggi ini gunakan untuk pertanaman kentang.

18) Uji multi lokasi kelas BS = 0,5 ha terdiri dari varietas GURI 1 dan GURI

2. Kedepan varietas-varietas gandum akan diganti menjadi GURI

(Gandum Untuk Rakyat Indonesia). Sebanyak 0,3 ha adalah uji multi

lokasi untuk varietas tahan curah hujan tinggi dan perbanyakan galur

untuk dataran rendah (gandum tropis).

19) Dari pengarahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan bahwa Agro

Inovasi pertanian maju meliputi 4 hal yaitu :

- Penguasaan IPTEK

- Penguasaan Tehnologi dan Inovasi

Page 122: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 113

- Untuk merespon dinamika iklim (normal-moderat-lemah)

- Mekanisasi alsintan yang efisien

- KATAM bisa diakses melalui SMS ke no : 082123456500

- Informasi dan Teknologi (IT)

20) Pada saat panen gandum, Direktur Jenderal Tanaman Pangan

memberikan bantuan benih gandum varietas Nias kepada kelompok

tani gandum dan Plt Dirjen Tanaman Pangan juga akan memberikan

bantuan alsintan pasca panen kepada petani gandum berupa alat

perontok dan penepung gandum yang akan disiapkan oleh Pusat

Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang akan dirakit dalam

jangka waktu ± 2 bulan.

h. Pekan Nasional (PENAS) Pertanian dan Nelayan XIV

Temu Teknis dalam rangka Penas ke XIV pada 9 Juni 2014 bertempat di

Aula Balitkabi Kendal payak Malang Jawa Timur. Pertemuan ini dihadiri

oleh Menteri Pertanian, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian,

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan, Direktur Jenderal Perkebunan, Direktur Jenderal

Hortikultura, Kepala BBPSDMP Kementerian Pertanian. Para peserta

berjumlah + 250 orang yang terdiri dari Pusat Kementerian Pertanian

(Eselon I, II dan Kepala UPT); Pejabat Daerah (Kepala Dinas

Provinsi/Badan dan Kabupaten/Kota lingkup Pertanian); Para Ketua

Organisasi Profesi, Asosiasi, Perhimpunan di bidang Pertanian;

Akademisi lingkup Provinsi Jawa Timur. Materi pembahasan dan diskusi

difokuskan pada pencapaian target swasembada pangan, yaitu: padi,

jagung, kedelai, tebu (gula), cabe merah dan bawang merah.

Tujuan dari pertemuan teknis adalah 1) mengkoordinasikan,

mensinkronkan dan mengintegrasikan program pembangunan pertanian

Pemerintah Pusat dan Daerah: 2) menyamaka gerakan langkah

implementasi program di lapangan. Hasil pertemuan dapat dilaporkan

sebagai berikut :

Gambar 7. Pembukaan dan sambutan Penas

ke XIV 2014 oleh Menteri

Pertanian

Page 123: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

114 Direktorat Budidaya Serealia

1) Penyelenggaraan PENAS XIV petani dan nelayan ini dimaksudkan

untuk membangkitkan semangat dan tanggung jawab serta

kemandirian petani-nelayan untuk berkontribusi aktif dalam

meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Momentum PENAS ini sangat tepat mengingat tahun 2014 merupakan

tahun terakhir Kabinet Indonesia Bersatu II, dimana ada empat target

utama di sektor pertanian yang harus kita capai yaitu: a) Pencapaian

swasembada dan swasembada berkelanjutan; b) Peningkatan

diversifikasi pangan; c) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan

ekspor, serta d) Peningkatan kesejahteraan petani.

2) Pada tahun 2014 pada awalnya produksi padi ditargetkan 76,57 juta

ton (GKG); jagung 20,88 juta ton pipilan kering, Kedelai 2,7 juta ton biji

kering, gula 3,45 juta ton dan daging sapi/kerbau 0,66 juta ton karkas.

Namun dalam perkembangan selanjutnya, target tersebut mengalami

perubahan sesuai prediksi kondisi iklim serta dukungan anggaran.

Selain lima komoditas tersebut, dalam rangka menyikapi sering

terjadinya gejolak harga serta impor bawang merah dan cabe, dalam

Sidang Kabinet di Bukittinggi, juga ditetapkan agar dilakukan upaya

yang lebih intensif untuk mengurangi gejolak harga dan impor bawang

merah dan cabe.

3) Hasil sidang kabinet di Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013, produksi

padi diprakirakan hanya akan mencapai 73,162 juta ton GKG; jagung

20,823 juta ton pipilan kering; kedelai 1,5 juta ton biji kering; gula 3,1

juta ton dan daging sapi/kerbau 462 ribu ton karkas. Perkembangan

terakhir pada rapat koordinasi teknis yang dipimpin Menteri

Koordinator Bidang Ekonomi, tanggal 29 April 2014, ditegaskan lagi

bahwa target produksi tahun 2014 direvisi menjadi : padi 73,1 juta ton

GKG, Jagung 20,087 juta ton pipilan kering, kedelai 1,265 juta ton biji

kering; gula/tebu 2,79 juta ton dan daging sapi/kerbau 462 ribu ton.

4) Sesuai Inpres 4 Tahun 2014, Kementerian Pertanian mendorong

penghematan anggaran APBN sektor 30% baik di Pusat maupun

Daerah. Akibat perubahan anggaran ini maka perlu dilakukan

Page 124: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 115

penghitungan ulang sasaran produksi. Namun tetap diperlukan kerja

keras bersama, saling mengisi baik di pusat dan daerah serta

dukungan dari KTNA/masyarakat demi terwujudnya sasaran produksi

pangan Nasional.

5) Capaian kinerja produksi tahun 2014, walaupun belum mencapai

target, namun pada umumnya mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya, dan dalam periode 2010 – 2014 cenderung mengalami

pertumbuhan.

6) Keberhasilan program kegiatan tahun sebelumnya mesti terus

ditingkatkan dan dijadikan acuan atau landasan program/kegiatan

periode selanjutnya.

7) Dalam meningkatkan produksi Padi, Jagung dan Kedelai, upaya yang

harus dilakukan pada masing-masing daerah adalah percepatan olah

tanah dan tanam terutama di daerah irigasi teknis dengan

mengoptimalkan alsin yang ada.

8) Dari aspek teknologi budidaya, upaya yang harus di lakukan Badan

Litbang dan Perguruan Tinggi adalah merakit atau menciptakan

varietas umur genjah, produktivitas tinggi dan toleran

kekeringan/kemarau.

9) Dalam upaya peningkatan produktivitas padi, maka hal yang perlu

mendapat perhatian daerah adalah Gerakan tanam jajar legowo

secara serentak dalam hamparan yang luas dan peningkatan

ketersediaan air untuk meningkatkan IP dan percepatan tanam.

10) Selain itu perlu peningkatan komunikasi dan koordinasi dalam

penyediaan sarana produksi bersubsidi utamanya pupuk dan benih

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BUMN Pelaksana.

11) Dinas Pertanian di daerah perlu meningkatkan pengawalan dan

pendampingan dalam penerapan paket teknologi di lokasi SL-PTT

serta peningkatan pengamatan, pengendalian serangan OPT dan

mitigasi dampak DPI utamanya kekeringan dan kebanjiran.

12) Khusus untuk Kedelai, dalam upaya menekan impor maka pemerintah

perlu mengambil langkah konkrit antara lain; Meningkatkan Harga Beli

Kedelai Petani (HBP), percepatan Perluasan Areal Tanam (PAT)

kedelai, mengoptimalkan provitas program SL-PTT, serta program

pengembangan kedelai dilahan transmigrasi dan pola pembinaan

areal tanam kedelai swadaya petani.

13) Peningkatan produkstivitas Jagung dilakukan melalui; Mendorong

penggunaan benih jagung hibrida dengan bekerja sama dengan

industri perbenihan, Peningkatan pendampingan oleh petugas

lapangan (PPL,PBT,POPT,Peneliti), Menyediakan Alsintan untuk

percepatan olah tanah, tanam dan panen, pasca panen (perontokan,

pengeringan), peningkatan akses petani kepada sumber permodalan

Page 125: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

116 Direktorat Budidaya Serealia

dengan bunga rendah sebagai bentuk keberpihakan pemerintah

kepada petani.

14) Tujuan Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

adalah untuk Menyediakan prasarana dansarana fisik dasar

pembangunan pertanian; Memperkuat kapasitas kelembagaan

penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan masyarakat; dan

Meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah. Anggaran

DAK Bidang Pertanian agar disinergikan dengan anggaran

Dekonsenterasi/Tugas Pembantuan di masing-masing Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

15) Untuk mengantisipasi kelangkaan dan gejolak harga cabai dan

bawang, maka pengembangan aneka cabai dan bawang sebagai

komoditi yang memilikinilaiekonomitinggiakan dikembangkan secara

luas dan sepanjang musim. Pengembangan komoditas tersebut akan

lebih banyak diarahkan ke luar Pulau Jawa. Untuk itu diperlukan

koordinasi yang memadai antara Pusat, Pemda dan swasta terkait

dengan usulan tersebut. Adanyateknologibudidayadimusimpenghujan

dan tumpang sari cabai, bawang di hamparan maupun areal

pekarangan, serta penggunaanpolibag merupakan salah satu solusi

pengembangan kawasan terhadap keterbatasan lahan usaha. Ditjen

Hortikultura juga akan terus mendorong sistem pertanian hortikultura

yang ramah lingkungan yang selaras dengan SIPP Kementerian

Pertanian 2013-2045.

16) Peningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi fokus

pada15 komoditas strategis unggulannasional yaitu Karet, Kelapa

Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi, Lada, Jambu Mete, Teh, Cengkeh,Jarak

Pagar, Kemiri Sunan, Tebu, Kapas, Tembakau dan Nilam.

i. Pengembangan Karakter SDM

Kegiatan Pengembangan Karakter SDM merupakan kegiatan Gathering

keluarga besar karyawan-karyawati Direktorat Budidaya Serealia,

bertujuan agar segenap jajaran di lingkungan Direktorat Budidaya

Serealia dapat mengembangkan keseimbangan hidup dan pekerjaan

guna memotivasi diri, bekerja dengan sikap yang lebih ikhlas dan tulus,

memiliki sikap positif untuk mengatasi kelelahan mental, jiwa, dan fisik,

sehingga dapat bekerja dengan produktif, sehat dan bahagia serta

membangun kebersamaan.

Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan atau biasa yang disebut dengan

Work Life Balance adalah cara bekerja dengan tidak mengabaikan semua

aspek kehidupan kerja, pribadi, keluarga, spiritual, dan sosial.

Page 126: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 117

Keseimbangan dalam kehidupan dan pekerjaan akan menghasilkan

kemampuan di dalam diri, untuk bertanggung jawab penuh atas

pekerjaan, keluarga, kehidupan pribadi, kehidupan sosial, serta membuat

diri selalu siap dan berdaya tahan penuh, untuk melayani semua

tanggung jawab dengan totalitas.

SDM yang mampu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan dan

pekerjaan, diharapkan akan memiliki kesadaran untuk berkontribusi dan

memberikan pelayanan optimal. Keseimbangan dalam kehidupan kerja

akan menciptakan kualitas kerja yang unggul, serta membuat lingkungan

kerja sehari-hari lebih menyenangkan dalam disiplin dan gairah kerja yang

terarah menuju prestasi puncak.

KegiatanPengembangan Karakter SDM Direktorat Budidaya Serealia

dilaksanakan di Hotel Sari Ater, Ciatar, Subang pada Sabtu-Minggu,

tanggal 22-23 Februari 2014, dihadiri Direktur Budidaya Serealia, Kepala

Pusat Penyuluhan (Bapak Ir. H. Fathan A. Rasyid M.Ag), para pejabat

eselon III, eselon IV, dan seluruh karyawan-karyawati lingkup Direktorat

Budidaya Serealia berjumlah 75 orang. Kegiatan Pengembangan Karakter

SDM Direktorat Budidaya Serealia dilaksanakan pada hari Sabtu dan

Minggu, dimaksudkan agar kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh staf dan

tidak mengganggu jam kerja.

Acara Kegiatan Pengembangan Karakter SDM Direktorat Budidaya

Serealia dibagi dalam tiga sesi meliputi:

1) Konsolidasi Keluarga Besar Direktorat Budidaya Serealia

Gambar 8. Kegiatan Pengembangan Karakter

SDM di Sari Ater

Page 127: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

118 Direktorat Budidaya Serealia

2) Acara konsolidasi dipandu oleh para Pejabat Eselon III (para Kasubdit)

dan Kepala Subbag Tata Usaha. Pada kesempatan konsolidasi semua

staf diberi kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg, saran, dan

kritik untuk perbaikan kinerja Direktorat Budidaya Serealia kedepan.

Semua pertanyaan dan masalah-masalah yang ada sehari-hari

langsung ditanggapi dengan baik, masalah koordinasi, sinkronsasi

antar unit kerja akan terus diperbaiki. Secara umum semua staf dalam

pelaksanaan tugas-tugas tidak ada masalah.

3) Ceramah Pengembangan Karaker

4) Pengembangan Karakter SDM Direktorat Budidaya Serealia

mengundang motivor Agung Fatwa. Pada kesempatan tersebut

motivator menyampaikan tentang semangat kerja yang diistilahakan

dengan kalimat :GREAT (Goal, Realistis, Empati, Antusias, dan Total).

Pada acara tersebut juga dilaksanakan perpisahan Bapak Ir. H.

Fathan A. Rasyid, M.Ag yang medapat tugas baru sebagai Kepala

Pusat Penyuluhan.

5) Aerobic, Fun Team Game Buillding

6) Aerobic berupa senam pagi yang dipandu oleh instruktur, dilanjutkan

dengan Fun Team Game Buildding terdiri dari permainan-permainan

yang mengedepankan kebersamaan dan konsentrasi dari setiap

peserta namun tetap merupakan permainan yang menyenangkan.

Dengan permainan-permainan ini diharapkan para peserta dapat lebih

meningkatkan kerjasama dan konsentrasi dalam bekerja.

Page 128: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 119

V. KEGIATAN KETATAUSAHAAN

1. Urusan Kepegawaian

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai

di lingkungan Direktorat Budidaya Serealia adalah memberikan pelayanan

administrasi kepegawaian yang cepat dan akurat. Pelayanan tersebut

meliputi: kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga,

pensiun, Taspen, Karpeg, Askes dan lain-lain.

a. Jumlah pegawai Tahun 2014

Jumlah pegawai Direktorat Budidaya Serealia keadaan sampai dengan

Desember 2014 sebanyak 78 orang, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil

(PNS) 68 orang, dan tenaga Honorer 13orang, dengan rincian berdasarkan

golongan sebagai berikut:

- Golongan IV : 10

- Golongan III : 39

- Golongan II : 15

- Golongan I : 1

- Tenaga Honorer : 13

Jumlah : 78

Distribusi pegawai pada masing-masing unit kerja (Subdirektorat dan

Subbag Tata Usaha) sebagai berikut:

Tabel 37. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan

Honorer

IV III II I

1 Direktur 1 - - - - 1

2 Subdit IRA 3 8 1 - - 12

3 Subdit THLK 2 4 2 - - 8

4 Subdit Jagung 1 9 1 - 11

5 Subdit Serla 3 4 - - 7

6 Subbag TU 14 11 1 13 39

Total 10 39 15 1 13 78

GolonganNo. Unit Kerja Jumlah

b. Kenaikan Pangkat

Kenaikan pangkat pegawai dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada

bulan April dan Oktober. Pada tahun 2014 jumlahpegawai yang mengalami

kenaikan pangkat sebanyak 12 orang dan seluruhnya pada periode April –

Oktober 2014, yaitu:

Page 129: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

120 Direktorat Budidaya Serealia

Periode April 2014 sebanyak 8 orang:

1) Mulyono, SP Gol. III/c ke Gol. III/d

2) Andi Muhammad Saleh, SP Gol. III/c ke Gol. III/d

3) Noer Sandjojo Patwanto, SE, MM Gol. III/c ke Gol. III/d

4) Dra. Sawiah Gol. III/c ke Gol. III/d

5) Non Botutihe, SP Gol. III/a ke Gol. III/b

6) Asmawati, SP Gol. III/a ke Gol. III/b

7) Mutia Indriani, SP Gol. III/a ke Gol. III/b

8) Atep Shobaruddin, A.Md Gol. II/c ke Gol. II/d

9) Yuliyah Gol. III/a ke Gol. III/b

10) R. Agus Prasetyo Gol. II/c ke Gol. II/d

11) Heny Sulistiyani Gol. II/b ke Gol. II/c

12) Nurdin Zamaludin Gol. I/d ke Gol. II/a

Periode Oktober 2014 :

Pada Bulan Oktober 2014 tidak ada kenaikan pangkat

c. Kenaikan gaji berkala

Kenaikan gaji berkala diusulkan setiap bulan sepanjang tahun mengacu

pada kenaikan gaji berkala terakhir. Pada tahun 2014telah selesai kenaikan

gaji berkala yang telah diusulkan sebanyak 38 orang terdiri dari Gol. IV4

orang, Gol. III 20 orang, Gol. II 12 orang dan Gol. I 1 orang, dengan rincian

per bulan sebagai berikut:

Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des Jml

3 3 7 8 0 2 2 1 2 - 1 2 31

d. Pensiun

Jumlah pegawai yang telah mencapai purna tugas pada tahun

2013sebanyak 2orang yaitu :

1) Listiyani Nurdeinenasari, SP ( Meninggal Dunia) TMT 30-06-2014

2) Joko Suparno, S. Kom ( Meninggal Dunia) TMT 13-10-2014

e. Mutasi Pegawai Tahun 2013

Mutasi pegawai adalah hal yang biasa dilakukan dilingkungan PNS baik

yang menyangkut penggantian pejabat maupun rotasi pegawai. Pada tahun

2014 mutasi dilingkungan Direktorat Budidaya Serelia terdiri dari :

- Mutasi Kurang Sebanyak 1 Orang, atas nama :

Deny Hermawan, A.Md Mutasi pindah tugas ke Pemerintahan

Kota Bandung TMT 01-01-2014

Page 130: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 121

f. Pengadaan Pegawai

Pada tahun 2014 Direktorat Budidaya Serealia Tenaga Kontrak sebanyak

11 orang, yaitu atas nama :

1) Liana Dwi Septiningrum, SE

2) Lady Intan Melvinasari, SP

3) Deddy Zulkarnaen 4) Ilham 5) Krisna Saraswati 6) Retno Handayani 7) Harry Wicaksono 8) Zulkarnaen 9) Watchurohman

10) Mahyudin 11) Hasmawi 12) Lentera Birawa, SP 13) Mardapot Parulis, S. S.kom

g. Pembuatan Kartu KARPEG dan TASPEN

Kartu Pegawai (KARPEG) merupakan identitas harus dimiliki oleh masing-masing PNS sedangkan TASPEN adalah sebagai asuransi pensiun tabungan hari tua bagi pegawai yang diberikan apabila pegawai telah di angkat sebagai PNS (100%). Pada tahun 2014 dari Direktorat Budidaya Serealia mengusulkan pembuatan KARPEG dan TASPEN.

h. Permasalahan

Permasalahan dibidang Kepegawaian adalah Up dating data pegawai ke dalam Program Sistim Managemen Kepegawaian (SIMPEG) khususnya bagi pegawai yang mengikuti Seminar/Lokakarya dan tidak melaporkan hasilnya ke Subbagian Tata Usaha, Kedepan kepada pegawai yang mengikuti Diklat Seminar/Lokakarya hasilnya segera disampaikan ke Subbagian Tata Usaha.

i. Pengurusan Gaji

Selama tahun 2014 telah diselesaikan pengurusan gaji pegawai periode Januari – Desember sebesar Rp. 2.838.760.358,- (Dua Milyar DelapanRatus TigaPuluh DelapanJuta TujuhRatus EnamRibu Tiga Ratus Lima Puluh DelapanRupiah), dengan rincian per bulan sebagai berikut:

Page 131: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

122 Direktorat Budidaya Serealia

Tabel 38. Pembayaran Gaji Pegawai Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014

No. Bulan Jumlah PNS Jumlah Gaji

1 Januari 68 214.349.394

2 Februari 67 214.271.352

3 Maret 67 212.731.726

4 April 67 213.326.922

5 Mei 67 214.150.672

6 Juni 67 214.877.518

7 Gaji ke 13 67 214.877.518

8 Juli 67 216.053.304

9 Agustus 66 225.062.306

10 September 66 225.385.940

11 Oktober 66 225.594.866

12 Nopember 66 225.696.104

13 Desember 65 222.382.736

TOTAL 2.838.760.358

2. Urusan Persuratan

Tugas Urusan Persuratan meliputi regristasi surat-surat masuk, surat-surat keluar, pengiriman dan penerimaan berita serta perpustakaan. Pada tahun 2014 kegiatan Urusan Persuratan adalah sebagai berikut:

- Surat yang masuk pada tahun 2014 adalah 2.386 eksemplar terdiri dari surat biasa, undangan, laporan, SK, notulen rapat dan proposal.

- Laporan dan majalah yang diterima tahun 2014 adalah 1.063 buku, terdiri dari laporan, majalah sinar tani, buletin, tabloid dan majalah lainnya.

- Surat keluar sebanyak 727 nomor, pengiriman surat keluar melalui pos, titipan kilat, faximile dan diantar langsung.

- Perpustakaan menerima buku, majalah dan leaflet yang diterima dari instansi lain. Peminjam buku-buku di perpustakaan belum banyak walaupun telah diinformasikan koleksi buku-buku baru di perpustakaan secara berkala.

- Publikasi yang diterbitkan oleh Direktorat Budidaya Serealia berupa buku, booklet, leaflet brosur dan poster.

3. Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan

Kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan pada umumnya melaksanakan tugas-tugas meliputi perencanaan dan pelayanan penggunaan sarana dan prasarana kantor, melaksanakan kebersihan kantor, keamanan, pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, pemeliharaan/perawatan

Page 132: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 123

kendaraan dinas. Pada tahun 2014 kegiatan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan sebagai berikut :

- Pelaksanaan renovasi ruang rapat berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Perbaikan instalasi listrik gedung Direktorat Budidaya Serealia

- Pemeliharaan/perbaikan AC di setiap ruangan.

- Pemeliharaan/perbaikan sarana penunjang kantor berupa komputer, printer dan telepon.

- Perbaikan dan penataan ulang jaringan internet di Direktorat Budidaya Serealia.

- Upragrade PC Unit dari Pentium 4 menjadi dua core, di ruang Subdit Padi Tadah Hujan Lahan Kering dan PUMK.

- Pemeliharaan kendaraan dinas roda 2 sebanyak 22 unit berupa service berkala, penggantian spare part, pengadaan kendaraan dinas roda dua 2 unit, dan pengadaan bahan bakar.

- Pemeliharaan kendaraan dinas roda 4 sebanyak 8 unit berupa perpanjangan STNK, service dan perbaikan serta pengadaan bahan bakar.

- Penyusunan buku laporan inventaris barang melalui Simak BMN

- Pengamanan kantor dilaksanakan oleh 2 orang Satpam secara bergiliran siang dan malam hari.

- Kebersihan kantor Direktorat Budidaya Serealia untuk area luar ruang dan kamar mandi menggunakan jasa cleaning service, sedangkan petugas kebersihan di dalam ruangan kerja tidak ada. Tenaga pramuutus yang dimiliki Dirketorat Budidaya Serealia sebanyak 3 orang dirasa masih kurang untuk membersihkan 19 ruangan, 1 ruang rapat, karena petugas kebersihan tersebut bertugas pula sebagai tenaga administrasi pada unit kerja yang bersangkutan.

- Pengadaan perlengkapan dan inventaris kantor pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Uninterupted Power Supply (UPS) : 6 Buah

PC Unit : 1 unit

Note Book : 1 unit

External/ Portable Hardisk : 4 unit

AC (Air Conditioner) : 2 unit

Lemari Kayu : 3 unit

Lemari Es : 1 Buah

Dispenser : 1 Buah

Air Purifier : 11 Buah

Voice Recorder : 5 unit

Wood Blind : 1 unit

Televisi : 1 unit

Page 133: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

124 Direktorat Budidaya Serealia

4. Urusan Pelaporan

Urusan Pelaporan merupakan Sekretariat Tim Pelaporan Direktorat Budidaya Serealia bertugas memproses (finalisasi, penggandaan, penjilidan) dan pengiriman laporan-laporan baik yang bersifat reguler maupun insidentil yang disusun oleh Tim Pelaporan Direktorat Budidaya Serealia. Pada tahun 2014 kegiatan Urusan Pelaporan adalah:

- Laporan Bulanan Direktorat Budidaya Serealia (Januari-Desember 2014)

- Laporan Bahan Rapim Departemen Pertanian dari Direktorat Budidaya Serealia.

- Laporan Bulanan Kegiatan Menteri Pertanian yang berkaitan dengan Direktorat Budidaya Serealia.

- Laporan Tahunan 2014Direktorat Budidaya Serealia.

- Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014(LAKIP)

5. Pelaksanaan DIPA Pusat TA 2014

Direktorat Budidaya Serealia pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran melalui Program Ketahanan Pangan sebesar Rp. 8.267.404.000,-.karena adanya revisi penghematan anggaran menjadi sebesar Rp 8.112.098.000-,. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp6.535.369.842,- atau 80,56%, sisa anggaran sebesar Rp 2.246.348.213,- atau 19,44%. Realisasi anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2012 per unit kerja sampai dengan 31 Desember 2014seperti pada tabel berikut :

Tabel 39. Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014 Sampai dengan 31 Desember 2014

Rp % Rp %

1 Subdit Padi IRA 1.019.193.000 708.125.767 69,48 311.067.233 30,52

2 Subdit THLK 831.753.000 489.502.675 58,85 342.250.325 41,15

3 Subdit Jagung 997.206.000 834.823.655 83,72 162.382.345 16,28

4 Subdit Serla 822.195.000 720.651.061 87,65 101.543.939 12,35

5 Subbag TU 1.054.947.000 948.476.643 89,91 106.470.357 10,09

6 Koorpro 1.443.136.000 1.112.435.798 77,08 330.700.202 22,92

7 Korlap 852.564.000 776.409.125 91,07 76.154.875 8,93

8 Pokja P2BN 1.091.104.000 944.945.118 86,60 146.158.882 13,40

Total 8.112.098.000 6.535.369.842 80,56 1.576.728.158 19,44

No Anggaran

(Rp)

Realisasi SisaUnit Kerja

Data secara rinci per mata anggaran dan per kegiatan Tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran.

Page 134: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 125

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap akuntabilitas

kinerja Direktorat Budidaya Serealia tahun 2014, realisasi pelaksanaan kegiatan

SL-PTT padi 2014 yaitu realisasi tanam mencapai 3,565 juta ha atau 95,62%,

luas panen mencapai 159,12%, produktivitas meningkat sebesar 100,66% dan

produksi mencapai 160,15% jika dibandingkan dengan tahun 2013 periode yang

sama (sampai Desember).

Pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung 2014 yaitu realisasi tanam mencapai 188

ribu ha atau 95,99%, luas panen sudah mencapai 143,13%, produktivitas

mencapai sebesar 96,83% dan produksi mencapai 130,58% jika dibandingkan

dengan tahun 2013 periode yang sama (sampai Desember).

Produksi padi tahun 2014 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan Pusat

Statistik (BPS) diperkirakan mencapai 70,607.231 ton Gabah Kering Giling

(GKG). Menurun sebesar 672.478 ton GKG (0,94%) bila dibandingkan dengan

pencapaian produksi tahun 2013 sebesar 71,279 juta ton GKG. Bila

dibandingkan dengan sasaran tahun 2014 sebesar 72,340 juta ton GKG, maka

ARAM II 2014 baru mencapai 98,64%. Penurunan produksi padi tahun 2014

dikarenakan terjadinya penurunan luas panen sebesar 66 ribu ha (0,48%) dan

penurunan produktivitas sebesar 0,68 ku/ha atau (0,47%) dari tahun 2013.

Dengan perhitungan konversi gabah ke beras tersedia 62,74% (BKP), maka

pada tahun 2014 tersedia beras sejumlah 41,065 juta ton. Bila jumlah penduduk

tahun 2014 sejumlah 252,164 juta jiwa, tingkat konsumsi per kapita per tahun

139,52Kg per Kapita/Tahun, maka diperlukan beras sejumlah 35,088 juta ton.

Dengan demikian pada tahun 2014 diperkirakan surplus sebesar 4,609 juta ton

beras

Produksi jagung tahun 2014berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan

Pusat Statistik (BPS), diprediksi mencapai 19.127.409ton pipilan kering (PK).

Produksi ini meningkat sebesar 615.556ton PK (103,33%) dibandingkan

produksi jagung tahun 2013sebesar 18.511.853 ton PK. Peningkatan produksi

yang terjadi pada tahun 2014dikarenakan terjadinya peningkatan luas panen

sebesar 58.717 ha atau (1,54%) dan kenaikan produktivitas sebesar 0,85ku/ha

atau (1,76%) dari tahun 2013.

Program pengembangan serealia lainnya (gandum dan sorgum) tahun 2014

dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan, dan mengurangi

konsumsi beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang

belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman

lain tidak bisa tumbuh dengan baik karena kurangnya air, sehingga lahan dapat

dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari pengembangan serealia lainnya untuk

jangka panjang adalah mewujudkan desa mandiri pangan dan energi.

Page 135: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

126 Direktorat Budidaya Serealia

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 136: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 127

Lampiran 1

Perkembangan Luas Panen Padi Tahun 2012 - 2014

Page 137: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

128 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 2

Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012– 2014

Page 138: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 129

Lampiran 3

Perbandingan Peringkat Luas Panen Padi Tahun 2013 dan 2014

Page 139: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

130 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 4

Perbandingan Peringkat Produksi Padi tahun 2013 - 2014

Page 140: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 131

Lampiran 5

Peringkat Produktivitas Padi Tahun 2013 dan 2014

Page 141: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

132 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 6

Perkembangan Luas Panen Jagung Tahun 2012 - 2014

Absolut % Absolut %

1 Aceh 43.675 44.099 42.163 424 0,97 (1.936) (4,39)

2 Sumatera Utara 243.098 211.750 199.337 (31.348) (12,90) (12.413) (5,86)

3 Sumatera Barat 75.657 81.665 94.496 6.008 7,94 12.831 15,71

4 Riau 13.284 11.748 12.476 (1.536) (11,56) 728 6,20

5 Kepulauan Riau 390 339 308 (51) (13,08) (31) (9,14)

6 Jambi 6.587 6.504 8.728 (83) (1,26) 2.224 34,19

7 Sumatera Selatan 28.617 32.558 33.638 3.941 13,77 1.080 3,32

8 Kep. Bangka Belitung 268 234 264 (34) (12,69) 30 12,82

9 Bengkulu 22.653 18.257 15.697 (4.396) (19,41) (2.560) (14,02)

10 Lampung 360.264 346.315 360.496 (13.949) (3,87) 14.181 4,09

SUMATERA 794.493 753.469 767.603 (41.024) (5,16) 14.134 1,88

11 D K I Jakarta 3 - - (3) (100,00) 0 #DIV/0!

12 Jawa Barat 148.601 152.923 141.054 4.322 2,91 (11.869) (7,76)

13 Banten 3.074 3.583 3.395 509 16,56 (188) (5,25)

14 Jawa Tengah 553.372 532.061 540.894 (21.311) (3,85) 8.833 1,66

15 D I Yogyakarta 73.766 70.772 68.104 (2.994) (4,06) (2.668) (3,77)

16 Jawa Timur 1.232.523 1.199.544 1.202.207 (32.979) (2,68) 2.663 0,22

JAWA 2.011.339 1.958.883 1.955.654 (52.456) (2,61) (3.229) (0,16)

17 B a l i 21.008 18.223 16.527 (2.785) (13,26) (1.696) (9,31)

18 Nusa Tenggara Barat 117.030 110.273 127.024 (6.757) (5,77) 16.751 15,19

19 Nusa Tenggara Timur 245.323 270.394 257.142 25.071 10,22 (13.252) (4,90)

BALI + NTB+NTT 383.361 398.890 400.693 15.529 4,05 1.803 0,45

20 Kalimantan Barat 44.642 42.621 39.776 (2.021) (4,53) (2.845) (6,68)

21 Kalimantan Tengah 2.752 2.062 2.086 (690) (25,07) 24 1,16

22 Kalimantan Selatan 21.723 20.629 21.441 (1.094) (5,04) 812 3,94

23 Kalimantan Timur 4.104 1.858 3.066 (2.246) (54,73) 1.208 65,02

24 Kalimantan Utara 445 504 445 #DIV/0! 59 13,26

KALIMANTAN 73.221 67.615 66.873 (5.606) (7,66) (742) (1,10)

25 Sulawesi Utara 120.272 122.237 125.273 1.965 1,63 3.036 2,48

26 Gorontalo 135.543 140.423 154.331 4.880 3,60 13.908 9,90

27 Sulawesi Tengah 37.418 34.174 41.541 (3.244) (8,67) 7.367 21,56

28 Sulawesi Selatan 325.329 274.046 302.074 (51.283) (15,76) 28.028 10,23

29 Sulawesi Barat 25.141 26.781 25.586 1.640 6,52 (1.195) (4,46)

30 Sulawesi Tenggara 30.884 27.133 24.472 (3.751) (12,15) (2.661) (9,81)

SULAWESI 674.587 624.794 673.277 (49.793) (7,38) 48.483 7,76

31 Maluku 4.768 3.203 3.780 (1.565) (32,82) 577 18,01

32 Maluku Utara 11.074 10.395 7.970 (679) (6,13) (2.425) (23,33)

33 Papua 3.553 3.005 2.951 (548) (15,42) (54) (1,80)

34 Papua Barat 1.199 1.250 1.420 51 4,25 170 13,60

MALUKU+PAPUA 20.594 17.853 16.121 (2.741) (13,31) (1.732) (9,70)

INDONESIA 3.957.595 3.821.504 3.880.221 (136.091) (3,44) 58.717 1,54

Luas Panen (Ha)

No. Provinsi

Perkembangan

2013-2012 2014-20132012 2013

ARAM II

2014

Page 142: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 133

Lampiran 7

Peringkat Penyumbang Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2013 dan 2014

Kontribusi % Kontribusi %

1 Jawa Timur 5.760.959 31,12 1 Jawa Timur 5.789.214 30,27

2 Jawa Tengah 2.930.911 15,83 2 Jawa Tengah 3.016.240 15,77

3 Lampung 1.760.278 9,51 3 Lampung 1.819.556 9,51

4 Sulawesi Selatan 1.250.202 6,75 4 Sulawesi Selatan 1.533.888 8,02

5 Sumatera Utara 1.183.011 6,39 5 Sumatera Utara 1.116.649 5,84

6 Jawa Barat 1.101.998 5,95 6 Jawa Barat 1.027.488 5,37

7 Nusa Tenggara Timur 707.642 3,82 7 Nusa Tenggara Barat 775.436 4,05

8 Gorontalo 669.094 3,61 8 Gorontalo 737.250 3,85

9 Nusa Tenggara Barat 633.773 3,42 9 Nusa Tenggara Timur 647.103 3,38

10 Sumatera Barat 547.417 2,96 10 Sumatera Barat 601.164 3,14

11 Sulawesi Utara 448.002 2,42 11 Sulawesi Utara 497.852 2,60

12 D I Yogyakarta 289.580 1,56 12 D I Yogyakarta 307.632 1,61

13 Aceh 177.842 0,96 13 Sumatera Selatan 188.115 0,98

14 Sumatera Selatan 167.457 0,90 14 Aceh 176.844 0,92

15 Kalimantan Barat 159.973 0,86 15 Sulawesi Tengah 172.110 0,90

16 Sulawesi Tengah 139.266 0,75 16 Kalimantan Barat 148.559 0,78

17 Sulawesi Barat 128.327 0,69 17 Sulawesi Barat 124.051 0,65

18 Kalimantan Selatan 107.043 0,58 18 Kalimantan Selatan 121.231 0,63

19 Bengkulu 93.988 0,51 19 Bengkulu 72.986 0,38

20 Sulawesi Tenggara 67.578 0,37 20 Sulawesi Tenggara 62.027 0,32

21 B A L I 57.573 0,31 21 Jambi 44.470 0,23

22 Maluku Utara 29.421 0,16 22 B A L I 43.295 0,23

23 Riau 28.052 0,15 23 Riau 29.601 0,15

24 Jambi 25.690 0,14 24 Maluku Utara 22.270 0,12

25 Banten 12.038 0,07 25 Maluku 14.687 0,08

26 Maluku 11.940 0,06 26 Banten 11.316 0,06

27 Papua 7.034 0,04 27 Kalimantan Timur 7.943 0,04

28 Kalimantan Tengah 6.217 0,03 28 Papua 6.948 0,04

29 Kalimantan Timur 4.864 0,03 29 Kalimantan Tengah 6.539 0,03

30 Papua Barat 2.137 0,01 30 Papua Barat 2.449 0,01

31 Kalimantan Utara 973 0,01 31 Kep. Bangka Belitung 902 0,00

32 Kepulauan Riau 790 0,00 32 Kalimantan Utara 875 0,00

33 Kep. Bangka Belitung 783 0,00 33 Kepulauan Riau 719 0,00

34 D K I Jakarta - - 34 D K I Jakarta - -

18.511.853 100,00 19.127.409 100,00

Produksi 2014 (Ton)

TOTAL TOTAL

Produksi 2013 (Ton)Provinsi No. No. Provinsi

Page 143: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

134 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 8

Sebaran Produktivitas Jagung Tahun 2014 (ARAM II)

m

1 > 5 10 1.829.182 47,14

2 4,00 - 4,99 7 1.549.629 39,94

3 3,00 - 3,99 6 174.574 4,50

4 2,00 - 2,99 8 324.912 8,37

5 < 2 2 1.924 0,05

33 3.880.221 100,00

No.Produktivitas

(Ku/Ha)

Luas Panen

(Ha)

Peran

(%)

Jumlah

Provinsi

Page 144: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 135

Lampiran 9

Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas SL-PTT Padi Tahun

2014

Sasaran

(ha) (ha) % Luas (ha)Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

3.903.894 3.565.188 91,32 1.498.919 59,70 8.948.008

1 Aceh 242.700 227.163 93,60 85.402 62,29 531.944

2 Sumatera Utara 188.080 142.705 75,87 22.780 64,22 146.286

3 Sumatera Barat 94.260 94.260 100,00 57.328 50,68 290.562

4 Riau 28.725 24.963 86,90 1.357 52,59 7.136

5 Jambi 42.710 40.723 95,35 16.353 55,10 90.104

6 Sumatera Selatan 254.875 236.696 92,87 108.848 53,38 581.015

7 Bengkulu 29.650 29.774 100,42 8.474 56,81 48.137

8 Lampung 174.625 172.500 98,78 109.592 51,54 564.891

9 DKI Jakarta - - - - - -

10 Jawa Barat 459.000 418.967 91,28 193.361 67,91 1.313.051

11 Jawa Tengah 386.000 367.613 95,24 103.181 58,74 606.063

12 DI Yogyakarta 65.000 55.900 86,00 12.345 70,09 86.522

13 Jawa Timur 470.000 396.485 84,36 146.973 76,05 1.117.751

14 Kalimantan Barat 125.946 108.702 86,31 65.453 33,93 222.088

15 Kalimantan Tengah 41.700 41.125 98,62 9.487 34,70 32.918

16 Kalimantan Selatan 141.538 126.858 89,63 23.348 48,26 112.688

17 Kalimantan Timur 34.558 30.157 87,26 2.785 43,64 12.152

18 Sulawesi Utara 18.250 18.250 100,00 3.534 42,44 15.000

19 Sulawesi Tengah 62.870 62.870 100,00 47.218 51,60 243.625

20 Sulawesi Selatan 431.000 381.125 88,43 247.323 63,69 1.575.132

21 Sulawesi Tenggara 40.325 40.325 100,00 12.283 92,41 113.508

22 Bali 15.000 15.000 100,00 11.007 72,38 79.668

23 Nusa Tenggara Barat 103.938 103.938 100,00 69.790 59,91 418.094

24 Nusa Tenggara Timur 131.000 122.435 93,46 - - -

25 Maluku 16.900 14.700 86,98 6.685 39,21 26.209

26 Papua 22.350 22.350 100,00 14.556 45,13 65.685

27 Maluku Utara 13.300 12.850 96,62 7 40,00 28

28 Banten 153.556 152.365 99,22 96.070 54,62 524.774

29 Bangka Belitung 4.480 4.125 92,08 130 34,31 446

30 Gorontalo 32.308 32.234 99,77 20.884 55,45 115.807

31 Kepulauan Riau - - - - - -

32 Papua Barat 6.250 5.450 87,20 2.366 28,42 6.725

33 Sulawesi Barat 73.000 62.580 85,73 - - -

Nasional

Realisasi Tanam Realisasi Panen

Padi

No. Provinsi

Page 145: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

136 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 10

Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Sl-PTT Padi Inbrida

Tahun 2014

Sasaran

(ha) (ha) % Luas (ha)Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

3.462.190 3.168.111 91,51 1.402.340 59,36 8.324.527

1 Aceh 219.300 207.488 94,61 81.681 62,65 511.708

2 Sumatera Utara 181.080 136.705 75,49 22.155 63,88 141.522

3 Sumatera Barat 91.957 91.957 100,00 57.153 50,75 290.054

4 Riau 20.725 17.263 83,30 1.357 52,59 7.136

5 Jambi 38.760 36.963 95,36 16.353 55,10 90.104

6 Sumatera Selatan 246.875 229.821 93,09 106.848 53,02 566.465

7 Bengkulu 22.875 22.999 100,54 7.494 59,68 44.726

8 Lampung 152.625 150.500 98,61 102.767 50,42 518.187

9 DKI Jakarta - - - - - -

10 Jawa Barat 425.000 390.015 91,77 189.475 67,51 1.279.225

11 Jawa Tengah 366.000 350.863 95,86 103.156 58,75 606.035

12 DI Yogyakarta 49.000 45.000 91,84 12.345 70,09 86.522

13 Jawa Timur 409.000 351.450 85,93 137.344 73,39 1.008.015

14 Kalimantan Barat 110.270 94.027 85,27 58.085 35,17 204.307

15 Kalimantan Tengah 32.000 31.475 98,36 9.462 34,70 32.831

16 Kalimantan Selatan 126.938 112.608 88,71 23.348 48,26 112.688

17 Kalimantan Timur 31.208 27.530 88,21 2.785 43,64 12.152

18 Sulawesi Utara 9.600 9.600 100,00 1.738 53,56 9.308

19 Sulawesi Tengah 62.770 62.770 100,00 47.125 51,64 243.355

20 Sulawesi Selatan 320.000 275.825 86,20 191.205 64,26 1.228.745

21 Sulawesi Tenggara 38.325 38.325 100,00 12.283 92,41 113.508

22 Bali 15.000 15.000 100,00 11.007 72,38 79.668

23 Nusa Tenggara Barat 97.988 97.988 100,00 67.791 59,33 402.187

24 Nusa Tenggara Timur 96.000 87.635 91,29 - - -

25 Maluku 13.000 11.200 86,15 6.426 39,63 25.467

26 Papua 18.850 18.850 100,00 14.248 45,55 64.893

27 Maluku Utara 9.000 8.950 99,44 7 40,00 28

28 Banten 153.456 152.265 99,22 95.970 54,65 524.468

29 Bangka Belitung 3.480 3.125 89,80 130 34,31 446

30 Gorontalo 28.608 28.534 99,74 20.619 55,72 114.879

31 Kepulauan Riau - - - - - -

32 Papua Barat 5.500 4.800 87,27 1.984 29,73 5.899

33 Sulawesi Barat 67.000 56.580 84,45 - - -

Nasional

No. Provinsi

Padi Inbrida

Realisasi Tanam Realisasi Panen

Page 146: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 137

Lampiran 11

Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Sl-PTT Padi Hibrida

Tahun 2014

Sasaran

(ha) (ha) % Luas (ha)Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

186.100 157.562 84,67 57.973 80,50 466.701

1 Aceh 11.400 8.975 78,73 2.143 69,75 14.950

2 Sumatera Utara 7.000 6.000 85,71 625 76,22 4.764

3 Sumatera Barat - - - - - -

4 Riau - - - - - -

5 Jambi - - - - - -

6 Sumatera Selatan 4.000 4.000 100,00 2.000 72,75 14.550

7 Bengkulu - - - - - -

8 Lampung 9.000 9.000 100,00 6.825 68,43 46.704

9 DKI Jakarta - - - - - -

10 Jawa Barat 18.000 14.352 79,73 3.886 87,05 33.826

11 Jawa Tengah 8.000 6.275 78,44 25 11,20 28

12 DI Yogyakarta 1.000 - - - - -

13 Jawa Timur 45.000 29.035 64,52 7.879 125,66 99.008

14 Kalimantan Barat 1.000 - - - - -

15 Kalimantan Tengah - - - - - -

16 Kalimantan Selatan - - - - - -

17 Kalimantan Timur - - - - - -

18 Sulawesi Utara 1.650 1.650 100,00 326 59,60 1.943

19 Sulawesi Tengah - - - - - -

20 Sulawesi Selatan 71.000 69.225 97,50 32.265 72,84 235.021

21 Sulawesi Tenggara - - - - - -

22 Bali - - - - - -

23 Nusa Tenggara Barat 5.050 5.050 100,00 1.999 79,57 15.907

24 Nusa Tenggara Timur 4.000 4.000 100,00 - - -

25 Maluku - - - - - -

26 Papua - - - - - -

27 Maluku Utara - - - - - -

28 Banten - - - - - -

29 Bangka Belitung - - - - - -

30 Gorontalo - - - - - -

31 Kepulauan Riau - - - - - -

32 Papua Barat - - - - - -

33 Sulawesi Barat - - - - - -

Nasional

Realisasi Tanam Realisasi PanenNo. Provinsi

Padi Hibrida

Page 147: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

138 Direktorat Budidaya Serealia

Lampiran 12

Realisasi Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas Sl-PTT Lahan Kering

Tahun 2014

Sasaran

(ha) (ha) % Luas (ha)Provitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

255.604 239.815 93,82 38.606 40,61 156.780

1 Aceh 12.000 10.700 89,17 1.578 33,50 5.286

2 Sumatera Utara - - - - - -

3 Sumatera Barat 2.303 2.303 100,00 175 29,03 508

4 Riau 8.000 8.000 100,00 - - -

5 Jambi 3.950 3.760 95,19 - - -

6 Sumatera Selatan 4.000 2.875 71,88 - - -

7 Bengkulu 6.775 6.775 100,00 980 34,81 3.412

8 Lampung 13.000 13.000 100,00 - - -

9 DKI Jakarta - - - - - -

10 Jawa Barat 16.000 14.600 91,25 - - -

11 Jawa Tengah 12.000 10.475 87,29 - - -

12 DI Yogyakarta 15.000 10.900 72,67 - - -

13 Jawa Timur 16.000 16.000 100,00 1.750 61,30 10.728

14 Kalimantan Barat 14.676 14.675 99,99 7.368 24,13 17.781

15 Kalimantan Tengah 9.700 9.650 99,48 25 35,00 88

16 Kalimantan Selatan 14.600 14.250 97,60 - - -

17 Kalimantan Timur 3.350 2.627 78,42 - - -

18 Sulawesi Utara 7.000 7.000 100,00 1.470 25,50 3.749

19 Sulawesi Tengah 100 100 100,00 93 29,03 270

20 Sulawesi Selatan 40.000 36.075 90,19 23.853 46,69 111.366

21 Sulawesi Tenggara 2.000 2.000 100,00 - - -

22 Bali - - - - - -

23 Nusa Tenggara Barat 900 900 100,00 - - -

24 Nusa Tenggara Timur 31.000 30.800 99,35 - - -

25 Maluku 3.900 3.500 89,74 259 28,65 742

26 Papua 3.500 3.500 100,00 308 25,71 792

27 Maluku Utara 4.300 3.900 90,70 - - -

28 Banten 100 100 100,00 100 30,60 306

29 Bangka Belitung 1.000 1.000 100,00 - - -

30 Gorontalo 3.700 3.700 100,00 265 35,02 928

31 Kepulauan Riau - - - - - -

32 Papua Barat 750 650 86,67 382 21,62 826

33 Sulawesi Barat 6.000 6.000 100,00 - - -

Realisasi Panen

Nasional

No. Provinsi

Padi Lahan Kering

Realisasi Tanam

Page 148: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 139

Lampiran 13

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA TAHUN ANGGARAN 2014

SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

JUMLAH

NO UNIT KERJA BIAYA

(Rp)

1 SUBDIT PADI IRGIASI DAN RAWA 1.019.193.000 708.125.767 69,48 311.067.233 30,52

2 SUBDIT PADI TADAH HUJAN DAN LAHAN KERING 831.753.000 489.502.675 58,85 342.250.325 41,15

3 SUBDIT JAGUNG 997.206.000 834.823.655 83,72 162.382.345 16,28

4 SUBDIT SEREALIA LAIN 822.195.000 720.651.061 87,65 101.543.939 12,35

5 SUBBAGIAN TATA USAHA 1.054.947.000 948.476.643 89,91 106.470.357 10,09

6 KOORDINATOR PERENCANAAN 1.443.136.000 1.113.046.698 77,13 330.089.302 22,87

7 KOORDINATOR PELAPORAN 852.564.000 775.427.875 90,95 77.136.125 9,05

8 POKJA P2BN 1.091.104.000 943.955.118 86,51 147.148.882 13,49

TOTAL 8.112.098.000 6.534.009.492 80,55 1.578.088.508 19,45

Catatan 8.112.098.000 6.534.009.492

SUBDIT PADI IRIGASI DAN RAWA

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 108.355.000 46.669.025 43,07 61.685.975 56,93

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa 3.840.000 - - 3.840.000 100,00

522151 Belanja Jasa Profesi 24.200.000 - - 24.200.000 100,00

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 578.016.000 573.395.242 99,20 4.620.758 0,80

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota 27.500.000 1.760.000 6,40 25.740.000 93,60

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 277.282.000 86.301.500 31,12 190.980.500 68,88

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH SUBDIT PADI IRIGASI DAN RAWA 1.019.193.000 708.125.767 69,48 311.067.233 30,52

SUBDIT PADI TADAH HUJAN DAN LAHAN KERING

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 69.625.000 55.180.925 79,25 14.444.075 20,75

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa - - - - -

522151 Belanja Jasa Profesi 10.000.000 - - 10.000.000 100,00

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 413.634.000 324.094.050 78,35 89.539.950 21,65

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota 5.500.000 260.000 4,73 5.240.000 95,27

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 332.994.000 109.967.700 33,02 223.026.300 66,98

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH SUBDIT PADI TADAH HUJAN DAN LK 831.753.000 489.502.675 58,85 342.250.325 41,15

REALISASI

(Rp) % (Rp) %

SISA

Page 149: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

140 Direktorat Budidaya Serealia

JUMLAH

NO UNIT KERJA BIAYA

(Rp)

SUBDIT JAGUNG

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 97.221.000 67.307.506 69,23 29.913.494 30,77

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa - - - - -

522151 Belanja Jasa Profesi 34.000.000 29.300.000 86,18 4.700.000 13,82

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 513.666.000 508.983.455 99,09 4.682.545 0,91

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota 7.700.000 4.920.000 63,90 2.780.000 36,10

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 344.619.000 224.312.694 65,09 120.306.306 34,91

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH SUBDIT JAGUNG 997.206.000 834.823.655 83,72 162.382.345 16,28

SUBDIT SEREALIA LAIN

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 138.074.000 121.242.300 87,81 16.831.700 12,19

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa 9.200.000 7.070.000 76,85 2.130.000 23,15

522151 Belanja Jasa Profesi 40.000.000 23.100.000 57,75 16.900.000 42,25

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 194.829.000 191.684.820 98,39 3.144.180 1,61

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota 5.280.000 2.200.000 41,67 3.080.000 58,33

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 434.812.000 375.353.941 86,33 59.458.059 13,67

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH SUBDIT SEREALIA LAIN 822.195.000 720.651.061 87,65 101.543.939 12,35

SUBBAG TATA USAHA

521111 Belanja Keperluan Perkantoran 144.000.000 133.000.000 92,36 11.000.000 7,64

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 187.103.000 176.859.865 94,53 10.243.135 5,47

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa - - - - -

522151 Belanja Jasa Profesi 12.000.000 10.200.000 85,00 1.800.000 15,00

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 22.500.000 21.710.050 96,49 789.950 3,51

524111 Belanja Perjalanan Biasa 3.200.000 2.753.800 86,06 446.200 13,94

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota - - - - -

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 408.604.000 348.064.628 85,18 60.539.372 14,82

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 272.540.000 250.918.300 92,07 21.621.700 7,93

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin 5.000.000 4.970.000 99,40 30.000 0,60

JUMLAH SUBBAG TATA USAHA 1.054.947.000 948.476.643 89,91 106.470.357 10,09

KOORDINATOR PERENCANAAN

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos 12.150.000 8.791.000 72,35 3.359.000 27,65

521211 Belanja Bahan 295.659.000 243.099.193 82,22 52.559.807 17,78

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 112.000.000 96.900.000 86,52 15.100.000 13,48

522141 Belanja Sewa 8.000.000 5.300.000 66,25 2.700.000 33,75

522151 Belanja Jasa Profesi 32.000.000 23.100.000 72,19 8.900.000 27,81

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 499.942.000 474.988.435 95,01 24.953.565 4,99

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota - - - - -

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 483.385.000 260.868.070 53,97 222.516.930 46,03

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH KOORDINATOR PERENCANAAN 1.443.136.000 1.113.046.698 77,13 330.089.302 22,87

REALISASI SISA

(Rp) % (Rp) %

Page 150: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

Direktorat Budidaya Serealia 141

JUMLAH

NO UNIT KERJA BIAYA

(Rp)

KOORDINATOR PELAPORAN

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 61.121.000 54.388.775 88,99 6.732.225 11,01

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa - - - - -

522151 Belanja Jasa Profesi - - - - -

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 19.312.000 18.195.300 94,22 1.116.700 5,78

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota - - - - -

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 772.131.000 702.843.800 91,03 69.287.200 8,97

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH KOORDINATOR PELAPORAN 852.564.000 775.427.875 90,95 77.136.125 9,05

POKJA P2BN

521111 Belanja Keperluan Perkantoran - - - - -

521114 Belanja Pos

521211 Belanja Bahan 183.764.000 138.022.275 75,11 45.741.725 24,89

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - - - - -

522141 Belanja Sewa 7.680.000 2.560.000 33,33 5.120.000 66,67

522151 Belanja Jasa Profesi 50.000.000 44.800.000 89,60 5.200.000 10,40

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin - - - - -

524111 Belanja Perjalanan Biasa 405.344.000 399.572.843 98,58 5.771.157 1,42

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota - - - - -

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 444.316.000 359.000.000 80,80 85.316.000 19,20

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - - - -

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - - - - -

JUMLAH POKJA P2BN 1.091.104.000 943.955.118 86,51 147.148.882 13,49

DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA

521111 Belanja Keperluan Perkantoran 144.000.000 133.000.000 92,36 11.000.000 7,64

521114 Belanja Pos 12.150.000 8.791.000 72,35 3.359.000 27,65

521211 Belanja Bahan 1.140.922.000 902.769.864 79,13 238.152.136 20,87

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 112.000.000 96.900.000 86,52 15.100.000 13,48

522141 Belanja Sewa 28.720.000 14.930.000 51,98 13.790.000 48,02

522151 Belanja Jasa Profesi 202.200.000 130.500.000 64,54 71.700.000 35,46

523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 22.500.000 21.710.050 96,49 789.950 3,51

524111 Belanja Perjalanan Biasa 2.627.943.000 2.493.667.945 94,89 134.275.055 5,11

524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota 45.980.000 9.140.000 19,88 36.840.000 80,12

524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 3.498.143.000 2.466.712.333 70,51 1.031.430.667 29,49

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 272.540.000 250.918.300 92,07 21.621.700 7,93

532121 Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin 5.000.000 4.970.000 99,40 30.000 0,60

TOTAL 8.112.098.000 6.534.009.492 80,55 1.578.088.508 19,45

REALISASI SISA

(Rp) % (Rp) %

Page 151: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya

Laporan Tahunan 2014

142 Direktorat Budidaya Serealia

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA TAHUN ANGGARAN 2014

PER KEGIATAN

SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

- 8.112.098.000

JUMLAH

KODE KEGIATAN/SUB KEGIATAN/KOMPONEN BIAYA

(RP)

1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 8.112.098.000 6.534.009.492 80,55 1.578.088.508 19,45

1762.001 Rancangan Pengembangan Budidaya Serealia 384.484.000 263.166.075 68,45 121.317.925 31,55

1762.001.001 Program dan Rencana Kerja 384.484.000 263.166.075 68,45 121.317.925 31,55

1762.002 Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan Budidaya Serealia 939.758.000 758.341.523 80,70 181.416.477 19,30

1762.002.001 Pedoman Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, Pedoman 939.758.000 758.341.523 80,70 181.416.477 19,30

SL-PTT, Renstra, dan Roadmap Serealia

1762.006 Laporan Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu 1.577.379.000 1.323.218.697 83,89 254.160.303 16,11

(SL-PTT) Serealia dan Pengembangan Budidaya Serealia Lainnya

1762.006.001 Laporan Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Mendukung Peningkatan 411.643.000 357.764.625 86,91 53.878.375 13,09

Produksi Padi Irigasi dan Rawa

1762.006.002 Laporan Bimbingan dan Pembinaan SL-PTT Padi THLK 144.823.000 116.192.575 80,23 28.630.425 19,77

1762.006.003 Laporan Monitoring dan Evaluasi SL-PTT Padi THLK 258.695.000 198.221.800 76,62 60.473.200 23,38

1762.006.004 Laporan Bimbingan dan Pembinaan Pengembangan SL-PTT Jagung 335.100.000 300.678.555 89,73 34.421.445 10,27

1762.006.005 Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SL-PTT Padi IRA 427.118.000 350.361.142 82,03 76.756.858 17,97

1762.007 Laporan Pengelolaan Produksi Serealia 3.302.966.000 2.465.378.679 74,64 837.587.321 25,36

1762.007.001 Laporan Operasional Posko P2BN 234.866.000 172.220.629 73,33 62.645.371 26,67

1762.007.005 Laporan Pengembangan Serealia Lain 495.568.000 457.932.116 92,41 37.635.884 7,59

1762.007.008 Laporan Monev Optimalisasi Jagung 337.426.000 322.799.200 95,67 14.626.800 4,33

1762.007.010 Laporan Bimbingan dan Pembinaan Pengembangan Padi Tadah Hujan dan 220.659.000 123.100.850 55,79 97.558.150 44,21

Lahan Kering

1762.007.011 Laporan Gerakan Tanam dan Panen Perdana 118.894.000 91.539.100 76,99 27.354.900 23,01

1762.007.012 Laporan Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Padi Lahan Kering dan 110.171.000 51.987.450 47,19 58.183.550 52,81

Tadah Hujan

1762.007.016 Laporan Rakor Pemantapan P2BN 202.870.000 174.057.575 85,80 28.812.425 14,20

1762.007.017 Laporan Rakor Evaluasi P2BN 260.815.000 250.555.875 96,07 10.259.125 3,93

1762.007.019 Laporan Pertemuan Kemitraan Jagung 236.015.000 134.884.925 57,15 101.130.075 42,85

1762.007.020 Laporan Pertemuan FGD Jagung 88.665.000 76.460.975 86,24 12.204.025 13,76

1762.007.021 Laporan Evaluasi Pengembangan Serealia Lain 146.077.000 125.712.825 86,06 20.364.175 13,94

1762.007.022 Laporan Pertemuan Koordinasi Pengembangan Padi Hibrida 180.432.000 - - 180.432.000 100,00

1762.007.023 Laporan Pertemuan FGD Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering 97.405.000 - - 97.405.000 100,00

1762.007.024 LAPORAN PELAKSANAAN PEKAN NASIONAL (PENAS) PETANI DAN NELAYAN XIV 180.550.000 137.006.120 75,88 43.543.880 24,12

1762.007.025 Laporan Bimbingan dan Monev Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) 392.553.000 347.121.039 88,43 45.431.961 11,57

1762.008 Laporan Evaluasi Kegiatan Serealia 852.564.000 775.427.875 90,95 77.136.125 9,05

1762.009 Laporan Administrasi Ketatausahaan (3M) 782.407.000 697.558.343 89,16 84.848.657 10,84

1762.009.001 Laporan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Ketatausahaan 435.895.000 396.050.868 90,86 39.844.132 9,14

1762.009.002 Laporan Pembinaan dan Pengembangan PUMK 139.857.000 100.413.125 71,80 39.443.875 28,20

1762.009.003 Laporan Pengembangan Karakter SDM 206.655.000 201.094.350 97,31 5.560.650 2,69

1762.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 145.028.000 133.550.500 92,09 11.477.500 7,91

1762.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 127.512.000 117.367.800 92,04 10.144.200 7,96

TOTAL 8.112.098.000 6.534.009.492 80,55 1.578.088.508 19,45

REALISASI SISA

(RP) % (RP) %

Page 152: Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2014sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · merupakan bahan baku utama (52%) dalam pembuatan pakan ternak khususnya