LAPORAN TAHUNAN 2018 -...
Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2018 -...
LAPORAN TAHUNAN 2018
i
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya buku Laporan Tahunan Balai Besar
PPMB-TPH Tahun 2018 dapat diselesaikan. Laporan Tahunan merupakan bentuk penyampaian informasi kepada publik mengenai
kinerja yang sudah dilaksanakan dan dihasilkan oleh Balai Besar PPMB-TPH.
Laporan disajikan untuk menggambarkan peran dan konstribusi Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendukung program Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan. Dalam pelaksanaan program/kegiatan tersebut tentu terdapat kendala dan hambatan. Laporan Tahunan ini disajikan dengan maksud untuk mengidentifikasi masukan-
masukan yang berguna bagi pengembangan program/kegiatan serta mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pada
masa yang akan datang.
Disadari bahwa diperlukan komitmen, kerja keras dan kerjasama segenap jajaran Balai Besar PPMB-TPH dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran guna mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Selanjutnya diharapkan semakin banyak kegiatan
Balai Besar PPMB-TPH yang lebih terukur dan tajam sehingga dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi pembangunan tanaman pangan.
Kami berharap agar Buku Laporan Tahunan ini dapat dimanfaatkan sebagai media refleksi dari capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH di tahun 2018. Atas peran serta dan kerja keras
seluruh jajaran Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan tugas dan fungsi Balai, diucapkan terima kasih.
Depok, Januari 2019
Kepala Balai Besar PPMB-TPH
Ir. Warjito, M. Si.
NIP 196307121989031017
ii
LAPORAN TAHUNAN 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Disamping laporan kinerja, setiap instansi pemerintah
berkewajiban menyusun laporan tahunan. Laporan tahunan Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) tahun 2018 ini
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan yang
dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
selama tahun 2018.
Laporan ini memuat pelaksanaan semua kegiatan yang meliputi
kegiatan utama yaitu pengembangan/validasi/verifikasi metode,
uji profisiensi, fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium, pelayanan pengujian, uji petik mutu benih beredar,
berpartisipasi dalam organisasi International Seed Testing
Association (ISTA). Disamping itu dalam laporan ini juga
menggambarkan pelaksanaan kegiatan rutin operasional
organisasi (administrasi), kondisi sumberdaya manusia, keadaan
asset dan barang milik negara, pengadaan peralatan dan fasilitas
perkantoran, dan beberapa hal lainnya.
Balai Besar PPMB-TPH terus berusaha meningkatkan kinerja
dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat
terutama dalam hal pelayanan pengujian, sehingga pelayanan
yang diberikan dapat memberikan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Realisasi serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
sebesar Rp10,884 milyar atau 92,13% dari pagu Rp11,814 milyar.
Rendahnya serapan anggaran ini karena tidak terserapnya belanja
pegawai antara lain transito (cadangan) yang dialokasikan di
Satuan Kerja (Satker) Balai besar PPMB-TPH, sementara tidak
adanya penambahan pegawai baru. Disamping itu juga terdapat
sisa gaji dan uang makan pegawai.
Meskipun masih terdapat beberapa permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan tahun 2018, namun secara keseluruhan
kegiatan Balai Besar PPMB-TPH dapat berjalan dengan baik.
LAPORAN TAHUNAN 2018
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
BAB II CAPAIAN KINERJA PENGEMBANGAN METODE .... 12
BAB III CAPAIAN KINERJA BIDANG INFORMASI DAN
JARINGAN LABORATORIUM ................................. 50
BAB IV CAPAIAN KINERJA BAGIAN UMUM ....................... 85
BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA ... 135
BAB VI PENUTUP ............................................................... 138
LAMPIRAN
iv
LAPORAN TAHUNAN 2018
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Keadaan pegawai berdasarkan pendidikan ... 7
Tabel 2 BMN yang akan dihapus Tahun 2018….. ...... 8
Tabel 3 Realisasi anggaran per jenis belanja........... .. 10
Tabel 4 Realiasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018…………………………............ ......
10
Tabel 5 Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2018 11
Tabel 6 Jenis pelayanan dan tarif pengujian per sampel .................................................. ......
46
Tabel 7 Jenis komoditas dan jumlah sampel benih hortikultura dan benih tanaman
lain...................... .................................. ......
48
Tabel 8 Jenis komoditas dan jumlah sampel uji profisiensi …………... ............................. ......
49
Tabel 9 Jenis komoditas dan jumlah sampel uji petik 49
Tabel 10 Informasi dalam majalah vigor …… ........ ...... 55
Tabel 11 Data koleksi benih kering benih tanaman pangan tahun 2018............ ................... ......
59
Tabel 12 Data koleksi benih kering tanaman hortikultura tahun 2018......... ............... ......
60
Tabel 13 Koleksi tanaman buah dalam pot tahun 2018 ...................................................... ......
60
Tabel 14 Status penerapan sistem mutu laboratorium tahun 2018............................................ ......
63
Tabel 15 Daftar auditor audit internal... ............... ...... 67
Tabel 16 Pencapaian sasaran mutu tahun 2018 68
LAPORAN TAHUNAN 2018
v
Tabel 17 Pencapaian sasaran mutu tahun 2018 .. ...... 73
Tabel 18 Spesies yang diuji dan hasil uji profisiensi
yang sudah diterbitkan ISTA .................. ...... 78
Tabel 19 Peserta Uji Profisiensi Tahun 2018 ........ ...... 82
Tabel 20 Hasil uji profisiensi Benih Padi .............. ...... 83
Tabel 21 Hasil Uji Profisiensi Benih Sawi ............. ...... 84
Tabel 22 Program kerja Satlak Pengendalian Intern .... 100
Tabel 23 Mutasi pegawai tahun 2018 ................... ...... 102
Tabel 24 Kenaikan pangkat pegawai tahun 2018 102
Tabel 25 Realisasi kenaikan jabatan selama tahun
2018 ...................................................... ...... 103
Tabel 26 Jumlah pegawai cuti tahun 2018 ........... ...... 104
Tabel 27 Rekapitulasi kehadiran pegawai tahun 2018 . 105
Tabel 28 Pegawai yang diusulkan untuk memperoleh penghargaan Satya Lancana Karya Satya tahun 2018............................................ ......
106
Tabel 29 Pegawai yang mengikuti tugas belajar .... ...... 107
Tabel 30 Rekapitulasi Surat Masuk dan Surat Keluar Tahun 2018 ........................................... ......
108
Tabel 31 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tahun 2018 ....................... ......
121
Tabel 32 Pengadaan Meubelair Tahun 2018………………… ................................ ......
122
Tabel 33 Pengadaan peralatan perkantoran tahun 2018 ...................................................... ......
122
Tabel 34 Pengadaan alat laboratorium tahun 2018 ..... 123
Tabel 35 Pemeliharaan gedung dan bangunan kantor tahun 2018............................................ ......
124
Tabel 36 Perbaikan peralatan kantor TA. 2018 ..... ...... 125
Tabel 37 Kalibrasi alat laboratorium .................... 125
Tabel 38
Jumlah buku yang dipinjam, peminjam,
pembuatan kliping dan pengunjung perpustakaan tahun 2018 ..................... ......
126
Tabel 39 Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi NTB ...... 128
vi
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 40 Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Sulteng . 130
Tabel 41 Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Jambi .... 131
LAPORAN TAHUNAN 2018
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1
Atas (ki-ka): alat pancing nematoda, saringan dan beaker glass 100 ml.
Bawah (ki-ka): cawan petri, objek dan cover glass ...............................................
15
Gambar 2 Pendampingan pengujian di Lab. BPSB Banten ....................................................
18
Gambar 3
Pendampingan pengujian dan hasil
identifikasi P. oryzae di Lab. BPSB Lampung .................................................
18
Gambar 4 Pendampingan pengujian dan hasil identifikasi P. oryzae di Lab. BPSB Bengkulu .................................................
18
Gambar 5 Dokumentasi kegiatan pendampingan pengujian di BPSB ...................................
22
Gambar 6 Pelaksanaan verifikasi uji penetapan kadar air menggunakan moisture meter di laboratorium BPSB ..................................
25
Gambar 7 Pola pewarnaan benih viable ..................... 29
Gambar 8 Pola pewarnaan benih non viable .............. 29
Gambar 9 Hasil pewarnaan pada benih karena salah pemotongan ...................................
29
Gambar 10 (a) 30 jam setelah tabur, (b) 48 jam setelah tabur ...........................................
33
Gambar 11 (a) 54 jam setelah tabur, (b) 72 jam
setelah tabur ........................................... 33
Gambar 12 Grafik jumlah nilai (r) kuat – sangat kuat antar metode RE ......................................
35
Gambar 13 Proses perkecambahan benih kedelai 36
Gambar 14 Pertumbuhan benih kedelai di lapang 37
Gambar 15 Diagram alir pengembangan metode kemurnian genetik jagung hibrida
menggunakan SSR
41
Gambar 16 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 1 (phi109275) di
Laboratorium BPMB-TPH ........................
41
viii
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 17 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 2 (phi96100) di Laboratorium BPMB-TPH ........................
41
Gambar 18 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 3 (phi374118) .......
42
Gambar 19 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung
hibrida dengan primer 4 (phi328175) ...... 42
Gambar 20 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung
hibrida dengan primer 5 (phi072) ........... 42
Gambar 21 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 1 (phi109275) ......
42
Gambar 22 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 2 (phi96100) .........
43
Gambar 23 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 3 (phi374118) .......
43
Gambar 24 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung
hibrida dengan primer 4 (phi328175) ...... 43
Gambar 25 Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan primer 5 (phi072) ............
43
Gambar 26 Pencapaian Jumlah Contoh Benih pelayanan pengujian bulan Januari-
Desember 2018 .......................................
47
Gambar 27 Komoditas dan jumlah benih tanaman pangan ....................................................
48
Gambar 28 Pemantauan Penerapan Sistem Mutu UPTD BPT Sumatera Selatan ...................
64
Gambar 29 Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Laboratorium BPSBTPH Provinsi Kep. Babel ..................
64
Gambar 30 Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Laboratorium BPSBTPH Provinsi Banten .......................
64
Gambar 31 Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Laboratorium BPSB
Provinsi Bali ............................................
64
Gambar 32 Bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu di UPTD BPSB-TPH
Provinsi Sulawesi Barat ...........................
65
LAPORAN TAHUNAN 2018
ix
Gambar 33 Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu kepada personil laboratorium BP2STP Malut .........................................
65
Gambar 34 Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di BPSB-TPH Provinsi Papua Barat ............................................
65
Gambar 35
Pelaksanaan bimbingan penyusunan dokumen sistem manajemen mutu dan
inventarisasi peralatan di BPSBTPH Provinsi Papua ........................................
65
Gambar 36
Diskusi tentang Penerapan Sistem
Manajemen Mutu di Laboratorium BPSB Provinsi Gorontalo ...................................
66
Gambar 37 Pelaksanaan audit internal laboratorium penguji benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 .............................................
67
Gambar 38 Kaji ulang manajemen Laboratorium Penguji Benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 .............................................
68
Gambar 39 Kaji ulang dokumen Laboratorium Penguji Benih Balai Besar PPMB-TPH
tahun 2018 .............................................
69
Gambar 40 Pelaksanaan survailen I ........................... 70
Gambar 41 Surat Keputusan hasil Survailen I ........... 71
Gambar 42 Closing meeting Audit Internal PUP .......... 72
Gambar 43 Tanda Terima pembayaran keanggotaan ISTA tahun 2018 dan biaya Akreditasi
Tahun 2107 .............................................
75
Gambar 44 Sertifikat keanggotaan ISTA untuk tahun
2018 ........................................................ 75
Gambar 45 Opening Meeting ISTA Audit, Audit Bagian PPC dan Aspek Manajemen serta
Aspek Teknis ...........................................
77
Gambar 46 Sertifikat Akreditasi yang diterbitkan oleh ISTA
78
Gambar 47 Benih padi healthy dan high infected yang dikirim ke ISTA ........................................
79
Gambar 48 Matrik Evaluasi Keanggotaan ISTA TA. 2018 ........................................................
81
x
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 49 Struktur Organisasi Satuan Pelaksana Pengendali Intern ....................................
99
Gambar 50 Pertemuan Upsus di tingkat Provinsi ....... 129
Gambar 51 Pertemuan Upsus di tingkat Kabupaten .. 129
Gambar 52 Gerakan Percepatan tanam padi di
Kabupaten Lombok Barat ........................ 129
Gambar 53 Pertemuan Upsus di tingkat Provinsi Jambi ......................................................
131
Gambar 54 Pertemuan Upsus di tingkat Kabupaten .. 132
Gambar 55 Survey lokasi untuk pertanaman padi rawa ........................................................
133
Gambar 56 Pendampingan di lokasi pertanaman padi rawa. .......................................................
134
Gambar 57 Peta lokasi yang akan menjadi Pilot
Project pengembangan padi rawa ............. 134
LAPORAN TAHUNAN 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
LAPORAN TAHUNAN 2018
PROFIL BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(BALAI BESAR PPMB-TPH)
Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) dibentuk
melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 41/OT.140/9/2006, yang ditetapkan kembali dengan Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011 tanggal
30 Nopember 2011. Balai Besar PPMB-TPH merupakan unit pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan serta secara teknis dibina oleh Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan dan Direktur Perbenihan, Ditjen
Hortikultura.
Visi
Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf internasional untuk mendukung sistem perbenihan
tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh dan berdaya saing.
Misi
1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih yang
valid dan aplikatif 2. meningkatkan kompotensi kelembagaan balai besar
PPMB-TPH 3. mewujudkan standardisasi laboraturium penguji benih
diseluruh Indonesia
4. melaksanakan sertifikasi benih pada perdagangan internasional (orange dan blue international certificate)
LAPORAN TAHUNAN 2018
3
TUGAS DAN FUNGSI Sesuai Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011 yang mengatur kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta
susunan organisasi Balai Besar PPMB-TPH.
Tugas Pokok
Balai Besar PPMB-TPH bertugas melaksanakan
pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan program dan evaluasi pengembangan
pengujian mutu benih srerta bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan system manajemen mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura; 2. pelaksanaan pengembangan teknis dan metode pengujian
laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran
benih tanaman pangan dan hortikultura; 3. pelaksanaan uji banding (uji proefisiensi, unjuk kerja
metode; uji arbitrase, dan uji acuan) antar laboratorium
pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; 4. pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura yang beredar; 5. pelaksanaan sertifikasi International Seed Testing
Association (ISTA) untuk benih tanaman pangan dan
hortikultura; 6. pelaksanaan sertifikasi system mutu dan pemberian hak
penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;
7. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian
mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;
8. penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan
sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; dan
4
LAPORAN TAHUNAN 2018
9. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar PPMB-TPH.
STRUKTUR ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh seorang Kepala dan memiliki dua
Eselon III dan kelompok fungsional sebagai berikut:
1. Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan evaluasi kegiatan pelaksanaan
pengembangan pengujian mutu benih, pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan
sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian
Umum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan program, anggaran, dan
evaluasi serta pelaporan; b. fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu benih
serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu
benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;
c. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan
rumah tangga; dan d. pelaksanaan urusan keuangan, perlengkapan, dan
perpustakaan.
Bagian Umum terdiri atas: (1) Subbagian Program dan Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan program, anggaran dan evaluasi, serta pelaporan; (2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha
yang mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, dan rumah tangga; dan (3) Subbagian Keuangan dan Perlengkapan yang mempunyai tugas
melakukan urusan keuangan, perlengkapan, dan perpusatakaan, fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
LAPORAN TAHUNAN 2018
5
2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan penyusunan informasi dan
dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura serta pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan
penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya
Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan informasi dan dokumentasi hasil
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;
b. pengelolaan sampel dan koleksi varietas, isolate
pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan hortikultura;
c. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura; dan d. fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan
pemberian hak penadaan Standar Nasional Indonesia
(SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.
Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri atas: (1) Seksi Informasi dan Dokumentasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan informasi
dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih, serta pengelolaan sampel dan koleksi varietas
isolate pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan hortikultura; (2) Seksi Jaringan Laboratorium yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta fasilitasi pelaksanaan
sertifikasi system mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha
perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.
3. Kelompok Fungsional dalam melaksanan tugas berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun
2006 tentang produksi, sertifikasi, dan peredaran benih
6
LAPORAN TAHUNAN 2018
bina pada pasal 35 dinyatakan bahwa pengujian mutu benih di laboratorium mengacu pada ISTA Rules, namun
tidak semua metode yang ada di ISTA Rules dapat dilaksanakan di Indonesia. Beberapa permasalahan
metode pengujian mutu benih (laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran) belum menemukan solusi yang tepat sehingga diperlukan kegiatan pengembangan
metode/validasi/verifikasi metode pengujian mutu benih (laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran). Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi ini
dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH yang merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH.
Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada gambar berikut:
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PPMB-TPH
(Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011)
KEPALA
BAGIAN UMUM
BIDANG INFORMASI DAN JARINGAN LABORATORIUM
SUBBAG PROGRAM DAN
EVALUASI SUBBAG
KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA
SUBBAG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTANSI
SEKSI JARINGAN LABORATORIUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
LAPORAN TAHUNAN 2018
7
SUMBER DAYA MANUSIA
Sampai dengan Desember 2018, Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 73 orang pegawai yang terdiri dari PNS 57 orang, 7 orang diantaranya diperbantukan di Direktorat
Perbenihan, Direktorat Serealia, dan Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. Selain PNS, Balai Besar PPMB-TPH juga
didukung oleh Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 16 orang, dimana satu orang diperbantukan dari Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan. Diantara 57 orang PNS, 7 orang
diantaranya diperbantukan. Keadaan ASN berdasarkan golongan, terdiri dari golongan IV 6 orang, golongan III 39 orang, dan golongan II 12 orang.
Berdasarkan latar belakang pendidikan terdiri dari S2 sebanyak 12 orang, S1 sebanyak 22 orang, D-III sebanyak 4
orang, SLTA 19 orang. Sampai dengan Desember 2018 pegawai yang masih melaksanakan tugas belajar sebanyak tiga orang.
Tabel 1. Keadaan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018
IV III II S-2 S-1 D-III SMA
1 Kepala Balai Besar 1 1
2 Bagian Umum 1 10 7 3 4 11
3 Bidang Injarlab 1 5 2 2 3 3
4 Kelompok Fungsional 3 24 3 6 15 4 5
6 39 12 12 22 4 19Jumlah
No. UraianGolongan (Orang) Pendidikan (Orang)
8
LAPORAN TAHUNAN 2018
SARANA DAN PRASARANA
Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (SIMAKBMN) Balai Besar PPMBTPH mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN dan
PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga. Laporan BMN pada tahun anggaran 2018 disusun sebanyak 3 (tiga) laporan yaitu Laporan BMN Semester I, Laporan BMN Triwulan III dan Laporan BMN
Semester II (Tahunan).
Pada tahun 2018 Balai Besar PPMBTPH telah mengajukan Permohonan Persetujuan Penghapusan BMN melalui Surat
Nomor 14/PL.230/C.3.BBMB/05/2018 tanggal 14 Mei 2018 dan Surat Nomor 15/PL.230/C.3.BBMB/05/2018 tanggal 14
Mei 2018. BMN yang akan dilakukan penghapusan berupa BMN yang memiliki surat kepemilikan (Kendaraan Dinas Roda 2 dan Roda 4) dan barang inventaris kantor. Adapun
kendaraan dinas yang akan dilakukan penghapusan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. BMN yang akan dihapus Tahun 2018
No. Nama Barang
Identifikasi
Barang
(Merk/Type)
Kode Barang NUP TahunNilai Perolehan
(Rp)
Nilai Buku
(Rp)
Nilai Limit
(Rp)Kondisi
1Mini Bus ( Penumpang
14 Orang Kebawah )KIA Carens 1 Unit 3.02.01.02.003 3 2007 163.362.250 163.362.250 35.000.000 Rusak Berat
2 Sepeda Motor Yamaha 1 Unit 3.02.01.04.001 3 1997 3.021.000 3.021.000 500.000 Rusak Berat
3 Sepeda Motor Yamaha 1 Unit 3.02.01.04.001 4 1997 3.021.000 3.021.000 500.000 Rusak Berat
4 Sepeda Motor Yamaha 1 Unit 3.02.01.04.001 5 1997 3.256.000 3.256.000 500.000 Rusak Berat
5 Sepeda Motor Honda 1 Unit 3.02.01.04.001 1 2005 13.500.000 13.500.000 2.500.000 Rusak Berat
6 Sepeda Motor Honda 1 Unit 3.02.01.04.001 2 2005 13.500.000 13.500.000 2.500.000 Rusak Berat
7 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 6 2007 14.476.000 14.476.000 3.000.000 Rusak Berat
8 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 7 2007 14.476.000 14.476.000 3.000.000 Rusak Berat
9 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 9 2007 14.476.000 14.476.000 3.000.000 Rusak Berat
10 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 10 2007 14.476.000 14.476.000 3.000.000 Rusak Berat
11 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 12 2007 14.217.500 14.217.500 3.000.000 Rusak Berat
12 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 13 2007 14.217.500 14.217.500 3.000.000 Rusak Berat
13 Sepeda Motor Suzuki 1 Unit 3.02.01.04.001 14 2007 14.217.500 14.217.500 3.000.000 Rusak Berat
13 Unit 300.216.750 300.216.750 62.500.000
Volume
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2018
9
Penghapusan BMN diatas telah dilakukan penilaian oleh
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Negara
(KPKNL) Jakarta II dan telah mendapat persetujuan untuk
dilakukan penjualan BMN melalui Surat Kepala KPKNL
Jakarta II Nomor S-343/MK.6/WKN..07/KNL.02/2018
tanggal 3 Desember 2018 hal Persetujuan Penjualan BMN
selain Tanah dan/atau Bangunan pada Kepala Balai Besar
PPMBTPH, Kementerian Pertanian.
Untuk Barang Inventaris kantor selain kendaraan dinas, tanah dan bangunan yang akan dihapus sebanyak 239 buah
dan saat ini sedang diproses di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
ANGGARAN DAN REALISASI
Tahun anggaran 2018 berdasarkan pengelolaan anggaran berbasis kinerja, Satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(Balai Besar PPMB-TPH) mendapat anggaran yang berasal dari anggaran pusat melalui dana dekonsentrasi Provinsi DKI
Jakarta sebesar Rp11.500.000.000,- (Sebelas milyar lima ratus juta rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Pada tanggal 29 Oktober 2018,
sesuai kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan DIPA Balai Besar PPMBTPH dilakukan penambahan anggaran khususnya belanja modal sehingga DIPA Balai Besar
PPMBTPH menjadi Rp11.814.000.000 (Sebelas milyar delapan ratus empat belas juta rupiah).
Realisasi Keuangan
Balai Besar PPMB-TPH merealisasikan anggaran sebesar Rp. 10.883.825.401,- (Sepuluh milyar delapan ratus delapan
puluh tiga juta delapan ratus dua puluh lima ribu empat ratus satu rupiah) atau 92,13%, namun terdapat pengembalian belanja pegawai Rp. 6.459.692,- dikarenakan
mutasi jabatan dan tugas belajar, sedangkan realisasi fisik mencapai 100%. Secara rinci realisasi anggaran per jenis
kegiatan, per jenis belanja, per output, dan rincian seperti pada Tabel 3 sampai Tabel 5.
10
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 3. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Jenis Belanja
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Pegawai 4.676.625.000 3.758.843.097 80,38
2 Barang 6.330.165.000 6.325.621.450 99,93
3 Modal 807.210.000 799.360.854 99,03
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
Realisasi
Jumlah
No. Jenis Belanja
Tabel 4. Realisasi Anggaran Tahun 2018 Per Output
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Uji Terap Metode Pengujian Mutu Benih 3.437.479.000 3.434.891.500 99,92
2 Layanan Internal 1.874.500.000 1.865.248.536 99,51
3 Layanan Perkantoran 6.502.021.000 5.583.685.365 85,88
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
No. OutputRealisasi
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2018
11
Tabel 5. Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2018
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Sinkronisasi penerapan sistem manajemen mutu lab. 139.840.000 139.590.000 99,82
2 Seminar pengembangan metode 44.060.000 43.954.300 99,76
3 Bimbingan Teknis 198.265.000 198.087.500 99,91
4 Pengawalan UPSUS peningkatan produksi padi,
jagung, dan kedelai
1.330.925.000 1.330.619.857 99,98
5 Pelaksanaan Pengembangan
Metode/Validasi/Verifikasi Komoditas Tanaman
Pangan
487.190.000 486.728.798 99,91
6 Pelayanan Pengujian dan Pemeliharaan Ruang
Lingkup Laboratorium
163.600.000 163.339.400 99,84
7 Uji Petik Mutu Benih yang Beredar 105.200.000 105.167.070 99,97
8 Buletin Vigor 85.355.000 85.238.000 99,86
9 Database/website 70.550.000 70.473.000 99,89
10 Pameran 220.039.000 219.853.000 99,92
11 Pedoman Literatur 60.000.000 59.970.300 99,95
12 Penguatan Laboratorium Penguji Benih 72.600.000 72.475.200 99,83
13 Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi 75.450.000 75.228.800 99,71
14 Keanggotaan dalam Organisasi Internasional 15.500.000 15.482.750 99,89
15 Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium
158.900.000 158.855.600 99,97
16 Penyelenggaraan Uji Profisiensi 159.750.000 159.589.300 99,90
17 Serifikasi pelayanan Publik 39.605.000 39.595.625 99,98
18 Lembaga Sertifikasi Personil 10.650.000 10.643.000 99,93
19 Perencanaan kegiatan 104.850.000 104.408.750 99,58
20 Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan 389.300.000 389.160.380 99,96
21 Pengelolaan Kepegawaian dan Tata Usaha 213.400.000 213.272.899 99,94
22 Monitoring Pengembangan Metode dan Penerapan
Sistem Manajemen Mutu
175.500.000 175.389.129 99,94
23 Sistem Pengendalian Intern 20.250.000 20.141.125 99,46
24 Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, SPI dan Laporan
Tahunan
91.365.000 91.276.649 99,90
25 Laporan SAI, SABMN dan Pengelola Keuangan
Kegiatan
41.500.000 41.388.750 99,73
26 Laporan pengelolaan tata usaha dan kepegawaian 4.000.000 4.000.000 100,00
27 Laporan pelaksanaan dan penerapan pengembangan
metode tanaman pangan
9.875.000 9.775.000 98,99
28 Laporan pelaksanaan standarisasi laboratorium 16.250.000 16.075.000 98,92
29 Laporan seminar 1.000.000 1.000.000 100,00
30 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 535.421.000 533.759.229 99,69
31 Rehabilitasi dan Renovasi Gedung dan Bangunan 271.789.000 265.601.625 97,72
32 Gaji dan Tunjangan 4.676.625.000 3.758.843.097 80,38
33 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.825.396.000 1.824.842.268 99,97
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
RealisasiNo. Output/Sub output/Komponen
Jumlah
12
LAPORAN TAHUNAN 2018
Sisa anggaran yang tidak direalisasikan sebagian besar terdapat pada cadangan belanja pegawai (transito) dan uang
makan pegawai.
BAB II
CAPAIAN KINERJA
PENGEMBANGAN
METODE
LAPORAN TAHUNAN 2018
13
PENGEMBANGAN METODE/
VALIDASI/VERIFIKASI METODE
Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi yang
dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan
mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yakni Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.
Pada TA. 2018 Balai Besar melaksanakan kegiatan pengembangan/validasi/verifikasi dalam rangka memecahkan permasalahan, kendala maupun harmonisasi
perkembangan teknologi di bidang mutu benih. Kegiatan ini terdiri dari sepuluh judul pengembangan/validasi/validasi
metode, dengan rincian sebagai berikut:
1. Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi Terbawa Benih Padi
Pengujian nematoda terbawa benih padi telah tercantum dalam ISTA Rules (Chapter 7 no 025). Sebagian besar
laboratorium benih BPSB telah mengenal uji nematoda terbawa benih tetapi verifikasi pelaksanaan pengujian oleh suatu laboratorium perlu dilaksanakan untuk
menentukan kemampuan laboratorium tersebut dalam melaksanakan pengujian. Akurasi dan presisi tersebut
sangat tergantung kepada kompetensi analis, kelayakan peralatan dan prosedur yang sesuai. Untuk itu, perlu dilakukan verifikasi metode untuk menentukan
reprodusibilitas uji nematoda terbawa benih yang dilakukan oleh laboratorium benih di Indonesia.
Verifikasi untuk memperoleh reprodusibilitas uji
nematoda terbawa benih di laboratorium benih Indonesia ini melibatkan beberapa laboratorium BPSB di Indonesia.
Reprodusibilitas yang tinggi menunjukkan kesiapan laboratorium untuk menerapkan pengujian nematoda terbawa benih ini. Dari hasil pengembangan dan validasi
14
LAPORAN TAHUNAN 2018
metode tahun 2016, diperoleh hasil bahwa dari 10 peserta, 4 peserta BPSBTPH memperoleh hasil 100% baik
untuk sensitivitas, spesifitas maupun akurasinya sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium peserta tersebut dapat melaksanakan pengujian nematoda
terbawa benih padi.
Sedangkan pada pengembangan dan validasi metode
tahun 2017, dari 13 peserta yang mengikuti verifikasi pengujian ini diperoleh hasil bahwa 6 laboratorium peserta dianggap mampu melaksanakan pengujian
nematoda karena hasil sensitivitas, spesifitas maupun akurasinya antara 75-100%. Dan 6 yang lainnya memperoleh hasil di bawah 75% sehingga dianggap
kurang mampu dalam melaksanakan pengujian ini. Kegiatan verifikasi ini dilanjutkan di tahun 2018 dengan
melibatkan 9 BPSBTPH lainnya yaitu dari Provinsi Banten, Malut, Sumut, Gorontalo, Kalteng, Kalsel, Sumbar, Sultra, dan DIY.
Tujuan dari pengembangan metode ini adalah untuk memverifikasi tingkat reprodusibilitas uji nematoda terbawa benih padi di beberapa laboratorium BPSBTPH di
Indonesia.
Bahan uji disiapkan oleh laboratorium nematoda Balai
Besar PPMB-TPH berupa bahan uji positif dan bahan uji negatif. Bahan uji positif yaitu benih padi yang terinfeksi nematoda Aphelenchoides besseyi, sedangkan bahan uji
negatif yaitu benih padi yang tidak terinfeksi nematoda Aphelenchoides besseyi.
Pendampingan pengujian oleh analis Balai Besar PPMB-TPH ke laboratorium peserta verifikasi. Kegiatan
pendampingan ini merupakan sosialisasi metode pengujian nematoda terbawa benih padi pada laboratorium penguji benih di Indonesia karena banyak
laboratorium yang belum pernah melaksanakan pengujian nematoda terbawa benih padi. Pada tahap pendampingan ini dilakukan penyampaian sarana
pengujian dan praktek pengujian nematoda terbawa benih padi.
LAPORAN TAHUNAN 2018
15
Gambar 1. Atas (ki-ka): alat pancing nematoda, saringan dan beaker glass 100 ml. Bawah (ki-ka): cawan petri, objek dan cover glass
Data hasil uji diolah secara kualitatif karena kriteria penentuan hasil uji adalah positif dan negatif (ISTA,
2013), dengan hasil sebagai berikut:
Sensitivity 100% menunjukkan bahwa laboratorium atau
analis selalu dapat mendeteksi nematoda target. Dari hasil uji peserta verifikasi pengujian nematoda di tahun 2018, dari 9 peserta laboratorium terdapat 3 laboratorium
peserta dengan nilai sensitivity 100%, ini berarti laboratorium peserta dapat mendeteksi nematoda target
pada bahan uji positif, sedangkan yang nilai sensitivitynya 75% terdapat 2 peserta, hal ini berarti laboratorium
peserta mampu mendeteksi nematoda target pada bahan uji positif tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. Sedangkan peserta yang nilai sensitivitynya 0-25% menunjukkan
laboratorium peserta belum mampu melaksanakan pengujian nematoda terbawa benih padi. Berdasarkan
informasi dari analis saat pendampingan, diketahui bahwa alat yang digunakan (mikroskop) di laboratorium peserta kondisinya kurang bagus, sehingga
mempengaruhi hasil pengujian serta factor lainnya dapat juga berasal dari analisnya.
16
LAPORAN TAHUNAN 2018
Specivicity 100% menunjukkan bahwa laboratorium/analis tidak memberikan hasil positif pada
contoh benih yang tidak terinfeksi nematoda (tidak ada false positif). Terdapat 5 laboratorium peserta yang nilai specivitynya 100%. Meskipun nilai specivitynya 100%
belum tentu peserta dapat melaksanakan pengujian nematoda karena perlu dilihat juga pada nilai spesitifity
dan nilai accuracy-nya.
Accuracy 100% menunjukkan bahwa pathogen target
selalu terdeteksi. Laboratorium peserta yang dapat selalu mendeteksi nematoda target terdapat 3 peserta, yaitu BPSBTPH Provinsi Kalsel, Kalteng, dan DIY, sedangkan
peserta yang lain nilai accuracy-nya dibawah 80%.
Kegiatan verifikasi pengujian nematoda tahun 2018. juga
melibatkan peserta laboratorium yang di tahun sebelumnya sudah mengikuti kegiatan verifikasi ini. Hasil yang diperoleh dari peserta tersebut menunjukkan
adanya peningkatan hasil yang baik. Dari 9 laboratorium peserta kegiatan verifikasi, terdapat 3 laboratorium yang dapat melakukan pengujian nematoda terbawa benih
dengan nilai sensitivity, specivicity dan accuracy 100%. Terdapat 1 peserta yang tidak mengirimkan hasil uji
karena keterbatasan peralatan tetapi tetap dilakukan pendampingan pengujian oleh personil Balai Besar PPMB-
TPH. Dari 32 BPSB di Indonesia terdapat: 10 laboratorium yang mampu melaksanakan pengujian nematoda dengan nilai sensitivity, specivicity dan accuracy (SSA) 100%; 6
laboratorium mampu melaksanakan pengujian nematoda tetapi nilai SSA 75-100%; 7 laboratorium belum mampu
melaksanakan pengujian nematoda karena nilai SSA ˂75%, dan 9 laboratorium lainnya belum mengikuti verifikasi pengujian karena keterbatasan fasilitasi alat
pengujian/analis.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah bahwa prosedur pengujian nematoda terbawa benih padi dapat
diterapkan di laboratorium penguji benih BPSBTPH. Sedangkan permasalahan yang dihadapi yaitu secara
teknis ketersediaan benih yang negatif terinfeksi nematoda sulit ditemukan.
LAPORAN TAHUNAN 2018
17
2. Validasi Metode Identifikasi Cendawan Pyricularia oryzae Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi
Metode ISTA No. 7-011 merupakan metode blotter test untuk deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih
padi. Penggunaan metode ISTA No. 7-011 dalam pengujian sehari-hari di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dianggap kurang aplikatif, karena benih mengalami
perkecambahan sehingga mempersulit proses pengamatan cendawan secara mikroskopis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan
validasi metode guna mendapatkan metode yang valid dan dapat diterapkan di seluruh laboratorium pengujian
benih (BPSBTPH). Validasi metode ini merupakan kelanjutan dari kegiatan verifikasi dan pengembangan metode pada tahun sebelumnya dengan memodifikasi
metode ISTA No. 7-011.
Validasi metode dilaksanakan di laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH dengan melibatkan 11 laboratorium BPSBTPH yaitu dari Provinsi Aceh, Sumut, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jatim, NTB, Sulsel, Gorontalo, dan
Kalsel.
Benih diambil dari lapang yang baru dipanen dan menunjukkan gejala serangan penyakit blast pada
tanaman. Dari hasil uji laboratorium pada beberapa varietas benih padi yang diambil menunjukkan adanya
infeksi cendawan P. oryzae tingkat ringan dan sedang. Benih yang digunakan varietas Ciherang yang positif
terinfeksi cendawan P. oryzae dengan tanggal panen 10 Maret dan 12 Maret 2018 (tingkat infeksi <10%) serta varietas Inpari 30 yang tidak terinfeksi (sehat).
Meskipun kegiatan pendampingan telah dilakukan di semua laboratorium peserta pada saat proses pengujian
dan identifikasi secara mikroskopis, namun terdapat kesalahan mutlak dari satu laboratorium (kode 09) yang melaporkan hasil uji dengan kode contoh yang berbeda
dan data hasil uji yang dilaporkan tidak mencerminkan tingkat infeksi cendawan target pada semua contoh uji yang diajukan. Sehingga kode laboratorium 09 tidak
disertakan dalam evaluasi hasil.
18
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 2. Pendampingan pengujian di Lab. BPSB Banten
Gambar 3. Pendampingan pengujian dan hasil identifikasi P.
oryzae di Lab. BPSB Lampung
Gambar 4. Pendampingan pengujian dan hasil identifikasi P. oryzae di Lab. BPSB Bengkulu
Hasil uji reprodusibilitas oleh 10 laboratorium menunjukkan bahwa metode baru yang diusulkan dapat
diterapkan di seluruh laboratorium peserta meskipun persyaratan metode tidak sepenuhnya dapat dicapai di
setiap laboratorium peserta, diantaranya perlakuan suhu inkubasi yang digunakan cukup beragam dari yang memenuhi kisaran suhu 22±2⁰C hingga suhu yang lebih
tinggi dari yang ditentukan. Begitu pula pada perlakuan
LAPORAN TAHUNAN 2018
19
suhu dingin (freeze) yang digunakan untuk mencegah perkecambahan benih juga terdapat variasi. Selain
perbedaan suhu inkubasi yang digunakan karena dipengaruhi kondisi cuaca di daerah, juga terdapat teknik yang berbeda dalam proses plating benih yang dilakukan
peserta. Pada salah satu laboratorium yaitu kode Lab. 2 plating benih tidak sesuai dengan metode yang
dipersyaratkan, dimana petridish yang telah ditabur benih tidak di wrap sehingga selama proses inkubasi media
kertas filter menjadi kering karena tidak terjaga kondisi kelembabannya. Beberapa laboratorium melakukan
plating di luar laminair air flow, namun telah melakukan sterilisasi terlebih dahulu dengan menyemprotkan alkohol 70% disekitar meja plating.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil validasi antara lain: a. Hasil analisis data uji reprodusibilitas secara
kuantitatif menggunakan Uji Z-Score terhadap 10 laboratorium menunjukan bahwa 70% (7 laboratorium) peserta dapat memberikan hasil uji yang memuaskan
dengan menggunakan metode baru yang diusulkan, sehingga metode dapat diterima dan diaplikasikan di
laboratoium. b. Hasil analisis data uji reprodusibilitas secara kualitatif
diperoleh hasil uji laboratorium dengan nilai sensitifitas
> 80% sebanyak 40% (4 laboratorium). Hasil uji dengan nilai spesifisitas > 80 % sebanyak 60% (6 laboratorium). Hasil uji dengan nilai akurasi >80% hanya 1% (1
laboratorium). c. Nilai sensitifitas, spesifisitas dan akurasi masih
dikategorikan rendah disebabkan karena contoh uji positif yang digunakan tingkat infeksinya terlalu rendah sehingga diduga menimbulkan bias pada hasil
uji peserta. Nilai spesifitas rendah dapat disebabkan karena kurangnya keterampilan analis laboratorium
dalam mengidentitifikasi cendawan target secara morfologi.
d. Keakuratan hasil uji sangat dipengaruhi oleh faktor
peralatan, kompetensi analis dan tingkat ketelitian analis.
20
LAPORAN TAHUNAN 2018
Adapun rekomendasi dari hasil kegiatan validasi ini meliputi:
a. Metode blotter test dengan perlakuan suhu inkubasi 22±2°C dan penyinaran cahaya alami pada intesitas cahaya ± 20-500 Lux serta perlakuan freeze maksimum -1°C pada hari ke-2 masa inkubasi 7 hari dapat diaplikasikan untuk identifikasi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi.
b. Hasil validasi metode dari data 10 laboratorium peserta
yang dianalisis, diperoleh hasil uji laboratorium dengan nilai sensitivitas >80% sebanyak 4 laboratorium, hasil uji dengan nilai spesifisitas >80% sebanyak 6
laboratorium dan hanya 1 laboratorium yang secara keseluruhan memberikan hasil uji dengan nilai
sensitivitas, spesifisitas dan akurasi >80% (100%), sehingga diperlukan peningkatan kompetensi bagi analis laboratorium peserta (BPSB) khususnya dalam
identifikasi cendawan Pyricularia oryzae yang merupakan patogen utama pada komoditas benih padi.
c. Sebagai alat pendukung utama pada pelaksanaan identifikasi cendawan terbawa benih, maka disarankan untuk dilakukan servis/pengadaan mikroskop baru
(untuk kerusakan berat) di laboratorium peserta karena mikroskop yang digunakan sebagian besar
peserta sudah tidak memadai.
Permasalahan yang dihadapi: a. Kesulitan untuk mendapatkan contoh benih padi dari
lapang dengan tingkat infeksi cendawan Pyricularia oryzae yang tinggi. Kelangkaan benih dengan infeksi
tinggi diduga karena pengaruh perlakuan processing pada saat sertifikasi benih, adanya kegiatan pengendalian penyakit blast di lapang dengan
fungisida, serta perlakuan perendaman dengan air garam sebelum benih disemai.
b. Peserta validasi merupakan laboratorium BPSB yang sebagian besar belum mempunyai kompetensi dalam pengujian cendawan terbawa benih, sehingga akurasi
yang rendah dari hasil validasi dapat disebabkan karena analis laboratorium yang kurang kompeten atau
belum memiliki keterampilan untuk melakukan pengujian terkait.
LAPORAN TAHUNAN 2018
21
3. Validasi Metode Identifikasi Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun
Bakteri Pada Benih Padi
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai
ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai
menjelang panen. Penyakit ini juga tergolong penyakit terbawa benih (seed borne). Pengujian kesehatan benih
belum merupakan pengujian rutin yang dilakukan oleh BPSBTPH daerah, karena kesehatan benih belum termasuk dalam standar kelulusan benih dalam
sertifikasi. Metode pengujian di laboratorium yang dilakukan menggunakan metode tidak langsung atau
metode liquid assay dengan pencucian dan penghancuran benih.
Tujuan kegiatan ini yaitu memverifikasi tingkat
reprodusibilitas dan melihat keberhasilan laboratorium daerah dalam identifikasi bakteri Xoo pada benih padi.
Serta untuk melihat keefektifan dalam penggunaan material reference dan bahan media.
Kegiatan pengembangan metode ini dilakukan di
laboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Laboratorium yang dipilih merupakan laboratorium yang memiliki personel dan fasilitas pengujian yang memadai berdasarkan surat
konfirmasi kesediaan sebagai peserta kegiatan validasi. Tujuh laboratorium peserta yaitu BPSBTPH dari Provinsi
NTB, Kalsel, Lampung, Sulsel, Gorontalo, Kaltim, dan Banten.
Pendampingan pengujian dilakukan oleh analis Balai
Besar PPMB-TPH ke laboratorium peserta validasi. Kegiatan pendampingan ini merupakan sosialisasi metode
pengujian bakteri terbawa benih pada laboratorium penguji benih di Indonesia karena banyak laboratorium yang belum pernah melaksanakan pengujian bakteri
terbawa benih padi ini. Pada tahap pendampingan ini
22
LAPORAN TAHUNAN 2018
dilakukan penyampaian sarana pengujian dan praktek pengujian.
Gambar 5. Dokumentasi kegiatan pendampingan pengujian di BPSB
Pada tahap pelaksanaan validasi pengujian oleh laboratorium peserta validasi, setiap laboratorium peserta menerima satu paket yang dikirim melalui pos. Adapun
paket tersebut berisi contoh benih dan petunjuk pelaksanaan pengujian. Peserta melakukan pengujian
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pengujian yang diberikan.
Sensitivity 100% menunjukkan bahwa laboratorium atau
analis selalu dapat mendeteksi bakteri Xoo. Dari 7
Banten Lampung
Kalimantan Selatan Sulsel
LAPORAN TAHUNAN 2018
23
laboratorium terdapat 6 laboratorium peserta yang tidak dapat mendeteksi contoh benih yang tidak terinfeksi
bakteri sehingga spesifisitas dan accuracy-nya kurang dari 75%, hal ini disebabkan laboratorium BPSBTPH belum pernah melakukan pengujian kesehatan bakteri
sehingga mempengaruhi hasil pengujian.
Contoh uji yang digunakan pada pengembangan metode
ini stabil karena data uji stabilitas dibandingkan dengan data uji homogenitas memberikan hasil yang sama, semua contoh uji positif memberikan hasil yang positif,
dan contoh uji negatif juga memberikan hasil yang negatif.
Dari kegiatan pengembangan metode ini diperoleh kesimpulan: a. Metode liquid assay modifikasi dapat diaplikasikan
dan efektif dalam pengujian deteksi bakteri. b. Laboratorim BPSB sudah dapat melaksanakan
pengujian, dari 7 laboratorium terdapat 6 laboratorium peserta yang belum secara maksimal dalam mengidentifikasi bakteri Xoo.
Rekomendasi kegiatan ini yaitu metode liquid assay modifikasi dapat digunakan untuk mempercepat
pengujian bakteri Xoo terbawa benih padi dan untuk memaksimalkan kemampuan analis BPSBTPH dalam pengujian identifikasi bakteri Xoo pada benih padi yaitu
salah satunya dengan melakukan pendampingan pengujian kesehatan bakteri lebih lanjut sehingga hasil pengujian sesuai dan akurat.
Permasalahan yang dihadapi antara lain ketersediaan benih yang negatif terinfeksi bakteri Xoo sulit ditemukan
di lapangan dan peserta validasi merupakan laboratorium BPSBTPH yang sebagian besar belum mempunyai kompetensi atau belum pernah melakukan pengujian
bakteri terbawa benih, sehingga akurasi yang rendah dari hasil validasi.
24
LAPORAN TAHUNAN 2018
4. Verifikasi Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa Laboratorium Penguji
Benih Daerah
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan metode oven atau menggunakan moisture meter. Moisture meter yang digunakan untuk mengukur kadar air harus dikalibrasi terhadap metode oven yang
merupakan metode langsung (sesuai aturan ISTA) sesuai yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 993/HK.150/C/05/2018.
Sebagian besar laboratorium penguji benih daerah dalam pengujian rutin melaksanakan penetapan kadar air
menggunakan alat moisture meter karena lebih efektif terutama ketika permohonan pengujian sampel uji di laboratorium meningkat.
Namun untuk dapat digunakan moisture meter harus di kalibrasi terhadap metode oven dan hasilnya harus
memenuhi batas toleransi. Oleh karena itu kegiatan verifikasi metode Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa Laboratorium Penguji Benih
Daerah diharapkan dapat memverifikasi validitas moisture meter pada beberapa laboratorium penguji benih
sehingga dapat mempercepat pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji yang valid. Moisture meter dengan tipe
yang berbeda maka berbeda pula cara kerja dan faktor lain yang berpengaruh. Semua moisture meter dapat
digunakan sepanjang memenuhi kriteria kalibrasi persyaratan ISTA Rules dapat diterima. Laboratorium BPSBTPH juga belum menerapkan kegiatan pengecekan
setelah dilakukan kalibrasi yang bertujuan untuk meyakinkan moisture meter dapat mengukur secara benar
sepanjang tahun.
Oleh karena itu kegiatan verifikasi metode Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa
Laboratorium Penguji Benih Daerah diharapkan dapat memverifikasi validitas moisture meter pada beberapa
laboratorium penguji benih sehingga dapat mempercepat pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji yang
valid. Sasaran dari kegiatan pengembangan metode ini adalah hasil kalibrasi moisture meter di beberapa
LAPORAN TAHUNAN 2018
25
laboratorium penguji benih memenuhi persyaratan ISTA rules sehingga moisture meter yang digunakan dalam uji
penetapan kadar air dapat mengukur secara benar (valid).
Kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH dan 9 laboratorium penguji daerah (BPSBTPH) yaitu dari Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, Jabar, Kalsel, Gorontalo, NTB, Sumsel, dan Sumbar. Bahan
yang dipakai untuk kegiatan ini yaitu benih padi, jagung dan kedelai, masing-masing sebanyak dua varietas.
Penyiapan bahan uji padi (Situ Bagendit dan Inpari 32),
jagung (Bisi dan Pioneer) dan kedelai (Grobogan dan Dering). Benih dari masing-masing kemasan dalam satu
varietas dibuka satu persatu, dicampurkan dan diaduk agar homogen. Kemudian dilakukan pengecekan mutu kadar air awal dengan menggunakan metode oven suhu
tetap. Setelah diketahui kadar air awal benih, masing-masing varietas dibagi menjadi lima tingkat kadar air
sehingga dalam satu komoditas diperoleh sepuluh variasi tingkat kadar air.
Gambar 6. Pelaksanaan verifikasi uji penetapan kadar air
menggunakan moisture meter di laboratorium BPSB
Moisture meter dengan tipe yang berbeda maka berbeda
pula cara kerja dan faktor lain yang berpengaruh (ISTA
26
LAPORAN TAHUNAN 2018
Handbook, 2007). Semua moisture meter dapat digunakan sepanjang memenuhi kriteria kalibrasi persyaratan ISTA
Rules dapat diterima. Berdasarkan hasil verifikasi pada Tabel 25 dan Tabel 26 dapat dilihat hasil kalibrasi alat
moisture meter dengan tipe yang sama (DMC 500) menggunakan benih jagung di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, Lampung dan Gorontalo memberikan
perbedaan rata-rata dengan true value yang berbeda. Hasil kalibrasi alat moisture meter dengan tipe yang sama (DMC 500) menggunakan benih kedelai di laboratorium
Balai Besar PPMB-TPH dan Nusa Tenggara Barat memberikan perbedaan rata-rata dengan true value yang
berbeda.
Moisture meter dengan tipe yang sama menggunakan
komoditas yang sama dapat memberikan perbedaan rata-rata dengan true value yang berbeda. Perbedaan yang dihasilkan pada hasil verifikasi dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan kadar air menggunakan metode oven (kondisi oven, cawan, grinding
mill yang digunakan), kondisi alat, baterai yang digunakan, benih dan ruang pengujian pada saat pelaksanaan kalibrasi berlangsung.
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini adalah hasil verifikasi moisture meter dengan metode acuan (oven) di
laboratorium peserta (daerah) dapat diterima, sehingga dapat digunakan dalam pengujian penetapan kadar air sesuai dengan komoditas yang digunakan dalam
kalibrasi. Laboratorium peserta verifikasi mampu melaksanakan kalibrasi moisture meter dengan baik dan
dapat mengukur dengan benar (valid) sehingga dapat mempercepat pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji yang valid.
Adapun rekomendasi dari kegiatan ini adalah laboratorium perlu melakukan kalibrasi moisture meter dengan metode acuan (oven) secara berkala untuk menjaga validitas alat yang digunakan dalam pengujian penetapan kadar air.
Permasalahan yang dihadapi pada beberapa laboratorium peserta verifikasi dalam pengujian penetapan kadar air yg
LAPORAN TAHUNAN 2018
27
merupakan metode acuan masih menggunakan oven yg belum sesuai dengan standar.
5. Verifikasi Uji Tetrazolium Dalam Rangka Percepatan Pengujian Mutu Benih Padi
Pengujian Tetrazolium (TZ) merupakan salah satu metode
uji yang telah tercantum dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
993/HK.150/C/05/2018 untuk memverifikasi benih segar pada akhir pengujian daya berkecambah benih padi, apabila jumlah benih segar lebih dari 5%. Selain itu,
pengujian TZ juga digunakan untuk menentukan viabilitas benih secara cepat (± 2 hari).
Padi merupakan salah satu benih dalam program UPSUS memerlukan waktu 14 hari untuk pengujian daya berkecambah benih dalam proses sertifikasi. Sehingga,
untuk mendukung program tersebut, maka pengujian TZ berpotensi mempercepat/mempersingkat waktu pengujian viabilitas benih dalam proses sertifikasi.
Sebagian besar laboratorium benih BPSB telah mengenal uji TZ, tetapi belum digunakan secara rutin. Pada tahun
2015 telah dilaksankan verifikasi untuk memperoleh reprodusibilitas uji TZ di 10 laboratorium benih Indonesia. Hasil verifikasi menunjukkan nilai korelasi
yang masih rendah serta keragaman hasil uji baik antar analis di Balai Besar PPMB-TPH maupun antar
laboratorium BPSBTPH.
Pada tahun 2017 pengujian TZ di 10 laboratorium BPSB di Indonesia juga menunjukkan hanya satu lot benih dari
empat lot yang diuji, yang memiliki korelasi yang cukup tinggi 0,83. Sedangkan tiga lot lainnya masih memiliki nilai korelasi dibawah 0,5. Meskipun nilai korelasi yang
diperoleh pada kegiatan tersebut masih rendah, namun hasil penelitian Nugraha et al (2012) menunjukkan
tingkat korelasi sangat nyata (r=0.993) antara pengujian TZ dan DB, dan tingkat korelasi ini telah memenuhi persyaratan r minimum untuk uji TZ, sehingga uji TZ ini
dapat dianggap sebagai metode yang potensial untuk menggantikan uji DB.
28
LAPORAN TAHUNAN 2018
Beberapa faktor kritikal yang perlu diketahui analis sebagai bekal penerapan uji TZ antara lain pemahaman
terhadap teori uji DB; kesesuaian antara metode uji DB, penyiapan contoh uji TZ dan evaluasi topografi pewarnaan pada benih; serta level vigor benih yang diuji.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memverifikasi korelasi uji tertazolium dengan uji daya berkecambah
benih padi dalam rangka percepatan proses sertifikasi untuk mendukung program UPSUS PAJALE.
Kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH dan 11 laboratorium BPSBTPH yaitu dari Provinsi Jatim, Bali, Bengkulu, Aceh, Sulsel, Sumsel, DIY, Sumut, Kalsel, NTB, dan Sumbar.
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah benih padi dengan 4 lot benih yang berbeda. Contoh kerja yang
akan digunakan adalah 70 gram per sampel untuk masing-masing lot. Selain itu akan disiapkan bahan pembuat larutan buffer, garam tetrazolium chlorida serta
gambar pola pewarnaan tetrazolium.
Benih yang diuji pada kegiatan ini terdiri dari empat sampel dengan varietas yang berbeda yaitu varietas Situ
Bagendit, varietas Cilamaya muncul, varietas Inpari 32. Hasil uji mutu awal keempat sampel menunjukkan bahwa
benih masih memiliki viabilitas yang baik yaitu dengan daya berkecambah diatas 90%.
Tahap pengujian selanjutnya yaitu uji homogenitas
sampel yang telah dikemas sesuai dengan jumlah laboratorium yang akan menguji sampel tersebut. Hasil
uji homogenitas menunjukkan bahwa keempat lot sampel yang tersedia homogen.
Pada proses pengujian TZ oleh laboratorium BPSBTPH,
juga diberikan gambar-gambar sebagai acuan dalam proses evaluasi hasil pengujian TZ, antara lain gambar pola pewarnaan benih viable, benih non viable, serta
contoh gambar salah pemotongan dalam proses penyiapan benih.
LAPORAN TAHUNAN 2018
29
Gambar 7. Pola pewarnaan benih viable
Gambar 8. Pola pewarnaan benih non viable
Gambar 9. Hasil pewarnaan pada benih karena salah pemotongan
Pengujian tetrazolium (TZ) oleh sebelas laboratorium penguji benih BPSBTPH menunjukkan hasil data uji tetrazolium dan daya berkecambah dari laboratorium
BPSBTPH Provinsi cukup baik dengan selisih antara hasil uji TZ dan DB berkisar antara 0 sampai dengan 5%, dari 44 sampel pengujian hanya empat data yang selisih hasil
uji TZ dan DB lebih dari 5%.
Berdasarkan perbandingan data hasil uji selama tiga
tahun menunjukkan bahwa uji TZ ini masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif pengujian viabilitas benih untuk mempercepat waktu sertifikasi
benih padi dengan tingkat daya berkecambah lebih dari 80% (benih baru panen).
Untuk memastikan bahwa uji TZ dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam rangka percepatan pengujian mutu benih untuk proses sertifikasi, maka
30
LAPORAN TAHUNAN 2018
diperlukan verifikasi pengujian tetrazolium untuk benih padi pada seluruh laboratorium penguji benih BPSBTPH
di Indonesia.
Beberapa permasalahan yang dihadapi pada saat kegiatan ini antara lain ketersedian bahan TZ yang
membutuhkan waktu tunggu yang cukup lama dan keterbatasan jumlah dan kondisi mikroskop yang sudah
tidak layak di laboratorium BPSBTPH Propinsi. Mikroskop sangat penting dalam proses evaluasi hasil uji TZ pada benih padi, keterbatasan mikroskop tersebut menyulitkan
analis dalam evaluasi benih viabel dan non viabel hasil uji TZ.
6. Verifikasi Penggunaan Metode Pematahan Dormansi Pada Benih Padi (Oryza sativa)
Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam pengujian
daya berkecambah benih padi adalah gagalnya benih berkecambah karena adanya faktor dormansi benih pada benih yang baru dipanen. Dormansi benih adalah suatu
kondisi dimana benih hidup tidak dapat berkecambah meskipun telah dikecambahkan pada kondisi lingkungan
yang optimum.
Tujuan dari kegiatan ini untuk memperoleh metode pematahan dormansi benih padi yang paling sesuai dan
efisien untuk beberapa varietas benih padi.
Kegiatan pengembangan metode ini dilaksanakan di Balai
Besar PPMB-TPH. Adapun bahan yang digunakan adalah benih padi varietas Ciherang, Menthik Wangi, Sertani, Mekongga, Citarum, IPB 3S dan KNO3.
Berdasarkan pengembangan metode ini diperoleh kesimpulan bahwa perlakuan kombinasi memberikan hasil nilai daya berkecambah diatas 80% secara merata
sejak umur 1-2 minggu setelah panen pada komoditas padi varietas Ciherang, Mekongga, Sertani, Menthik
Wangi, dan Citarum. Perlakuan kombinasi pematahan dormansi menggunakan pemanasan oven 500C dilanjutkan dengan perendaman KNO3 3% secara
signifikan memberikan solusi sebagai cara pematahan dormansi yang lebih efektif dan efisien pada nilai kadar
LAPORAN TAHUNAN 2018
31
air benih diatas 13% untuk seluruh varietas yang diuji cobakan.
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan pengembangan metode ini antara lain:
a. Pemilihan varietas karena terkait dengan ketersediaan
benih saat pelaksanaan karena target benihnya adalah yang baru panen.
b. Kadar air benih sesuai standar kelulusan 13-14% tidak menjadi dasar pemikiran sehingga benih yang uji bervariasi tingkat kadar airnya.
7. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE) terhadap Mutu Benih Jagung (Zea mays)
Untuk mengetahui mutu benih jagung, pengujian benih
yang harus dilakukan agar suatu lot benih dapat diedarkan adalah kadar air, kemurnian fisik dan daya
berkecambah. Di antara ketiga pengujian tersebut, pengujian daya berkecambah membutuhkan waktu yang paling lama (7 hari). Apabila sebelum 7 hari dapat
diketahui mutu perkecambahan suatu lot benih, maka pengaturan untuk lot tersebut dapat lebih awal direncanakan.
Tanpa meniadakan pengujian daya berkecambah, dapat dilakukan uji cepat vigor (dalam waktu kurang dari 7 hari)
yang dapat mengetahui mutu perkecambahan lebih awal. Apabila suatu lot benih memiliki vigor yang tinggi, maka dapat diduga nilai daya berkecambah dapat memenuhi
persyaratan peredaran benih. Lot benih yang memiliki vigor yang lebih rendah, mungkin juga memiliki nilai daya
berkecambah yang dapat memenuhi persyaratan peredaran benih, tetapi akan lebih cepat mengalami kemunduran sehingga lot ini sebaiknya segera ditanam
atau didistribusikan di tempat yang dekat dengan lokasi produksi benih.
Uji cepat vigor dapat digunakan sebagai deteksi awal
mutu benih. Tingkat vigor awal lot benih yang akan diterima atau disalurkan ke petani dapat diketahui dalam
waktu 2-3 hari, sehingga dapat segera diputuskan kelayakan lot tersebut untuk digunakan.
32
LAPORAN TAHUNAN 2018
Metode uji vigor yang dinilai sederhana dan cepat adalah uji Radicle Emergence (RE) dengan mengukur panjang
radikula pada tahap awal perkecambahan. Pada ISTA Rules 2017 disebutkan bahwa uji RE pada benih jagung dilakukan pada suhu 20±1oC selama 66 jam±15 menit.
Kegiatan pengembangan metode akan menentukan metode uji RE (waktu pengamatan) pada suhu 25°C untuk
benih jagung dan dikorelasikan dengan uji Daya Berkecambah, Indeks Vigor dan Daya Tumbuh.
Tujuan dari kegiatan Pengembangan Metode ini adalah
untuk menentukan metode uji RE yang tepat (waktu pengamatan) pada suhu 25°C untuk benih jagung serta
menentukan korelasi uji RE dengan uji DB dan uji indeks vigor serta pertumbuhannya di pertanaman.
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Besar
PPMB-TPH. Bahan yang digunakan 12 lot benih jagung. Sebelum digunakan, dilakukan uji kadar air dan kemurnian benih.
Kesimpulan yang didapat dari pengembangan metode ini sebagai berikut:
a. Metode uji RE yang tepat pada suhu 25°C untuk benih jagung adalah selama 48 jam.
b. Uji RE pada suhu 25°C (48 jam) memiliki potensi untuk
memberikan gambaran DB dan vigor benih jagung karena memiliki korelasi sangat kuat dengan uji DB (r
= 0.82) dan korelasi kuat dengan uji IV (r = 0,78).
Dari kegiatan ini dapat direkomendasikan bahwa : metode uji RE pada suhu 25°C (48 jam) untuk benih jagung ini
perlu divalidasi kembali dengan cara dilakukan pengujian di beberapa laboratorium yang berbeda.
8. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa)
Pengembangan metode tahun 2018 akan memverifikasi
dan memvalidasi uji RE pada beberapa varietas benih padi, terutama yang digunakan pada kegiatan UPSUS dan bantuan benih. Tujuan dari pengembangan metode ini
adalah untuk menentukan metode uji RE (waktu pengamatan dan panjang radikula) pada suhu 25°C
LAPORAN TAHUNAN 2018
33
untuk benih padi dan juga untuk menentukan korelasi uji RE dengan uji indeks vigor (IV), daya berkecambah (DB)
dan daya tumbuh (DT) di lapang.
Pengembangan metode ini dilaksanakan di Balai Besar PPMB-TPH. Bahan yang digunakan adalah benih padi 10
lot benih padi, 7 lot merupakan benih yang digunakan pada percobaan pendahuluan dan tambahan 3 lot benih
yang terdiri dari varietas Cigeulis, Junjuang dan Mekongga.
Gambar 10. (a) 30 jam setelah tabur, (b) 48 jam setelah tabur
Gambar 11. (a) 54 jam setelah tabur, (b) 72 jam setelah tabur
Varietas Mira-1
Varietas Mekongga 1
b a
a b
34
LAPORAN TAHUNAN 2018
Varietas Mekongga 2
Varietas IR 64-1
IR 64 – 2
Varietas Ciherang
Varietas Inpari 32
LAPORAN TAHUNAN 2018
35
Varietas Cigeulis
Varietas Junjuang
Varietas Mekongga (3)
Gambar 12. Grafik jumlah nilai (r) kuat – sangat kuat antar metode RE
Dari keseluruhan hasil diketahui bahwa tidak ada varietas yang menunjukkan nilai korelasi kuat atau
sangat kuat di semua metode pengujian RE. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil metode RE masih beragam dan masih perlu untuk dikembangkan jika akan
digunakan untuk menggantikan metode pengujian IV, DB dan DT.
36
LAPORAN TAHUNAN 2018
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa metode uji RE 48 jam memberikan 7 nilai korelasi kuat dan metode RE
54 jam memberikan 3 nilai korelasi sangat kuat dan tidak ada varietas yang menunjukkan nilai korelasi kuat atau sangat kuat di semua metode pengujian RE. Rekomendasi
dari kegiatan ini adalah bahwa uji RE pada benih padi perlu lebih dikembangkan untuk menjadi alternatif uji
DB, dapat dicoba pada RE 66 jam dan RE 72 jam.
9. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine Max L.)
Pengembangan metode ini tahun 2018 memverifikasi dan memvalidasi uji RE pada beberapa varietas benih kedelai. Tujuannya untuk menentukan korelasi uji RE dengan uji
DB dan pertumbuhannya di lapang.
Bahan dan metode yang digunakan adalah 13 lot benih
kedelai, sarana pengujian Daya Berkecambah (DB) dan Radicle Emergence (RE) serta Daya Tumbuh (DT) di lapang. Metode uji yang digunakan adalah Roll Between Paper untuk DB dan RE suhu 25°C.
Gambar 13. Proses perkecambahan benih kedelai
Hasil pengujian DB, DT dan RE yang telah dilaksanakan, diharapkan memberikan hasil yang baik dan optimal,
agar dapat menjadi parameter pendukung pengujian DB yang menjadi indikator mutu benih dalam sertifikat atau
label. Namun hasil pengujian yang diperoleh belum memberikan data sesuai dengan yang diintepretasikan.
Hasil olah data pengujian, belum terlihat korelasi yang
kuat terutama antara DB dan RE. Sehingga, pengujian RE belum bisa menggambarkan potensi viabilitas mutu benih kedelai. Menurut Ozden et al, (2018), kondisi pengujian
LAPORAN TAHUNAN 2018
37
RE dapat mempengaruhi hasil pengujian secara keseluruhan. Proses perkecambahan berkaitan dengan
suhu. Proses perkecambahan lebih cepat terjadi pada suhu optimum, jika suhu rendah, proses perkecambahan lebih lambat.
Jika mutu awal benih bagus dan terlihat pula dari hasil uji DB, maka akan berkontribusi bagus pula pada hasil
uji DTnya, demikian sebaliknya. Namun, pada varietas Dering dan Anjasmoro meskipun hasil DBnya bagus yaitu >90%, namun memiliki DT yang rendah yaitu <75%.
Demikian juga pada hasil RE. Kondisi lingkungan di lapang tidak terkendali, banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Namun dari
beberapa lot yang diuji, hanya kedua varietas tersebut yang terlihat kurang bagus antar ketiga parameter uji.
Gambar 14. Pertumbuhan benih kedelai di lapang
Hal yang dapat disimpulkan dari pengembangan metode
ini adalah tidak terjadi korelasi yang kuat antara pengujian Daya Berkecambah dan Radicle Emergence pada lot benih
kedelai yang digunakan.
Pengujian RE pada kedelai sebaiknya diulang dengan
skema lama pelembaban yang lebih variatif untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih valid, sehingga saat ini metode RE belum dapat dijadikan sebagai alternatif
pengujian viabilitas mutu benih kedelai untuk melengkapi pengujian Daya Berkecambah.
38
LAPORAN TAHUNAN 2018
10. Pengujian Kemurnian Genetik Benih Jagung Hibrida Secar molekuler Menggunkan Penanda Simple
Sequence Repeats (SSR)
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/TP.020/4/2018 tentang
Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman pada pasal 19 dinyatakan bahwa Pengujian laboratorium
untuk menguji mutu benih terdiri atas mutu fisik, fisiologis, dan/atau tanpa kesehatan benih, sedangkan untuk kemurnian genetik diambilkan dari hasil
pemeriksaan lapangan. Pada Pasal 24 dijelaskan juga bahwa (1) pemeriksaan pertanaman dilaksanakan pada fase-fase pertumbuhan tertentu yang sangat berpengaruh
terhadap mutu benih dan komoditasnya (2) Pemeriksaan pertanaman sebagaimana untuk mengetahui kebenaran
varietas dan kemurnian genetik, serta ada tidaknya persilangan atau tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain atau varietas lain dan/atau ada tidaknya
organisme pengganggu tumbuhan terutama yang terbawa benih sesuai dengan komoditasnya.Hasil pemeriksaan pertanaman dinyatakan lulus setelah memenuhi standar
kemurnian genetik.
Berdasar Keputusan Menteri Pertanian Nomor
991/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, untuk komoditas benih jagung hibrida, pemeriksaan lapangan
dilaksanakan pada saat fase vegetatif, fase berbunga dan fase masak. Penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat
genetik yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Apabila faktor lingkungan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap suatu tanaman maka
akan menyebabkan terjadinya variasi pada morfologi tanaman. Hal ini menyebabkan ketidaktepatan penggunaan karakter morfologi dalam pengujian
kemurnian genetik suatu varietas tanaman.
Penilaian secara morfologi bersifat subyektif dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, juga tergantung pada tingkat keahlian dan pengalaman dari petugas pemeriksa tanaman. Dengan demikian untuk mengontrol kemurnian
varietas jagung hibrida secara cepat akurat diperlukan
LAPORAN TAHUNAN 2018
39
alat bantu marka SSR (Surahman M, 2012)
Marka molekuler digunakan untuk mengatasi kesulitan
pemeriksaan lapangan yang selama ini dilaksanakan, membantu mengurangi populasi dan waktu yang dibutuhkan dalam program sertifikasi benih.
Pemeriksaan di lapangan yang dilaksanakan pada komoditas jagung hibrida sebanyak 3 kali, yaitu sekitar
25-30 hst (fase vegetatif), 55-65 hst (fase berbunga) dan110-115 hst pada saat fase masak. Jumlah tanaman yang diperiksa mencapai 100 tanaman. Beberapa
kelebihan marka molekuler adalah kemampuan menyeleksi dengan menggunakan benih/kecambah. Marka DNA juga tidak dipengaruhi oleh lingkungan
dan/atau fase perkembangan dari tanaman (Tanksley dan Mc Couch, 1997).
Marka mikrosatelit atau marka simple sequence repeats (SSR) memiliki beberapa keunggulan diantaranya tingkat polimorfisme yang tinggi, bersifat kodominan, dan
memiliki akurasi tinggi. Marka SSR dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi suatu varietas
tanaman (Maesang et al, 2001). Penelitian Daniel et al. (2012) menunjukkan bahwa marka SSR merupakan alat bioteknologi yang mampu mendeteksi kemurnian genetik
jagung hibrida. Marka SSR terbukti menjadi penanda molekuler yang saat ini lebih banyak digunakan untuk
identifikasi kemurnian genetik beberapa tanaman (Yashitola et al.2002), karena efisien dan sederhana pelaksanaannya (Wu et al. 2010).
Selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2015 sampai dengan 2017, Balai Besar PPMB-TPH telah melaksanakan
pengembangan metode mengenai kemurnian genetik secara molekuler di laboratorium pada komoditas benih padi hibrida. Adapun pengembangan metode tersebut
berjudul: 1. Verifikasi Kemurnian Genetik Secara Molekuler (DNA)
Benih Padi Hibrida (TA.2015) 2. Verifikasi Metode Pengujian Kemurnian Padi Hibrida
(Oryza sativa) secara Molekuler Menggunakan Penanda
SSR (Simple Sequence Repeats) pada TA 2016
40
LAPORAN TAHUNAN 2018
3. Validasi Metode Kemurnian Genetik Padi Hibrida secara Molekuler Menggunakan Penanda Mikrosatelit
(TA. 2017)
Rekomendasi yang dihasilkan adalah 1) Primer RM 206 dapat digunakan sebagai penanda kemurnian genetik
secara molekuler pada padi hibrida. 2) Metode penanda SSR (RM164/RM263/RM276) dapat digunakan sebagai
metode pengujian kemurnian genetik (DNA) padi hibrida di laboratorium dengan visualisasi alel DNA dari dokumentasi lebih dari satu alel. Kondisi tahap
penempelan primer (annealing) suhu dan waktu yang memberikan hasil optimal yaitu 53°C selama 30 detik
dengan komposisi DNA cetakan 3 µl konsentrasi 50x.3) Validasi tiga laboratorium yaitu BB Biogen, Balai Besar PPMB-TPH dan BPSB Jawa timur menunjukkan bahwa
primer RM 206, RM 263 dan RM 276 dapat digunakan untuk memverifikasi varietas Hipa 5 ceva dan Hipa 19
dengan kedua tetuanya.
Untuk kelanjutan dari kegiatan pengembangan metode, pada Tahun Anggaran 2018 dilaksanakan kajian secara
molekuler dengan SSR pada benih jagung hibrida, dengan tahapan yang sama seperti pada komoditas benih benih padi hibrida di tahun 2015, sehingga didapat jenis primer
spesifik dan metode ujinya
Tujuan dari kajian ini adalah 1) Untuk mendapatkan
metode pengujian kemurnian varietas menggunakan SSR yang akurat melalui program PCR (polymerase chain reaction) dan 2) Untuk mendapatkan marka SSR yang
spesisfik untuk beberapa varietas benih jagung hibrida beserta tetua jantan dan tetua betina. Sedangkan
sasarannya yaitu sebagai bahan kebijakan/dasar penetapan metode pengujian mutu genetis jagung hibrida di laboratorium.
Pelaksanaan pengembangan metode dilaksanakan di Laboratorium Elektroforesis Balai Besar PPMB-TPH dan
di laboratorium Balai Besar Penelitan dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genelik Pertanian (BB Biogen).
LAPORAN TAHUNAN 2018
41
Bahan yang digunakan adalah benih jagung hibrida beserta tetua (jantan dan betina) sebanyak sembilan
varietas yaitu Bima 9, Bima 10, Bima 11, Bima 12Q, Bima 13Q, Bima 14, Bima Prov A1, HJ 21 dan HJ 28 dan 9 tetua jantan dan 9 tetua betina dari Balitsereal Maros.
Metode yang digunakan adalah pengujian benih di
laboratorium dengan alur seperti pada Gambar 29.
Gambar 15. Diagram alir pengembangan metode kemurnian genetik jagung hibrida menggunakan SSR
Gambar 16. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 1 (phi109275) di Laboratorium BPMB-TPH
Gambar 17. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 2 (phi96100) di Laboratorium BPMB-TPH
42
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 18. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 3 (phi374118)
Gambar 19. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 4 (phi328175)
Gambar 20. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 5 (phi072)
Gambar 21. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 1 (phi109275)
LAPORAN TAHUNAN 2018
43
Gambar 22. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 2 (phi96100)
Gambar 23. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 3 (phi374118)
Gambar 24. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 4 (phi328175)
Gambar 25. Hasil amplifikasi PCR SSR benih jagung hibrida dengan
primer 5 (phi072)
Pada pengujian di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, tidak semua pola pita DNA pada sampel uji muncul (Gambar 16-
44
LAPORAN TAHUNAN 2018
20). Gambar 21 sampai 25 menggunakan Primer 1 sampai dengan Primer 5 yang merupakan hasil pengujian yang
dilaksanakan di laboratorium BB Biogen mendapatkan hasil bahwa pola pita DNA pada semua sampel yang diuji dapat teridentifikasi.
Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan antara lain: 1. Ladder yang dipakai terlalu pekat yaitu 1 ul gel red + 200
1 ul loading dye + 1 ul aquabidest. 2. Siklus pada program PCR lebih pendek dan suhunya lebih
tinggi.
Metode PCR dapat diaplikasikan untuk pengujian kemurnian genetik benih jagung hibrida pada:
1. Primer phi109275 dan phi96100 sebanyak 8 (delapan)
varietas yaitu Bima 9, Bima 14, HJ 21, Bima 11, Bima 10, HJ 28, Bima Prov A1 dan Bima 13Q.
2. Primer phi374118 sebanyak satu varietas yaitu Bima 9. 3. primer phi328175 sebanyak tiga varietas yaitu Bima 9,
Bima 14 dan Bima 12 Q.
4. primer phi072 sebanyak tujuh varietas yaitu Bima 9, Bima 14, HJ 21, Bima 11, Bima 10, Bima Prov A1 dan Bima 13Q.
Pengujian cepat adalah metode yang dibutuhkan pada saat ini. Pemanfaatan bioteknologi melalui penanda DNA dapat
digunakan sebagai alternatif metode pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan.
Kesimpulan yang didapat dari kajian ini yaitu:
1. Kegiatan ini memberikan hasil bahwa program penggandaan PCR untuk penempelan primer (annealing)
menggunakan suhu dan waktu 56°C selama 1 menit dengan media elektroforesis agarose 3% pada 9 (sembilan) varietas beserta tetua jantan dan betina dengan
menggunakan lima penanda SSR yaitu phi109275, phi96100, phi374118, phi328175 dan phi072
memberikan hasil separasi yang masih tipis dan smear (tidak jelas atau terpotong-potong).
2. Metode PCR dapat diaplikasikan untuk pengujian
kemurnian genetik benih jagung hibrida pada 9 (sembilan) varietas beserta tetua jantan dan betina dengan menggunakan lima penanda SSR yaitu
LAPORAN TAHUNAN 2018
45
phi109275, phi96100, phi374118, phi328175 dan phi072 dengan media elektroforesis poliakrilamid 8% atau 55°C
selama 30 detik.
Rekomendasi didapat adalah bahwa lima primer SSR yaitu phi109275, phi96100, phi374118, phi328175 dan phi072
dapat digunakan sebagai penanda kemurnian genetik sembilan varietas benih jagung hibrida.
PELAYANAN PENGUJIAN
Pelayanan pengujian dapat didefinisikan sebagai bentuk layanan jasa dari laboratorium yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pelayanan pengujian di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH mencakup
kegiatan pengujian internal dan eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar, pemeliharaan ruang lingkup
akreditasi serta pemeliharaan kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal merupakan permintaan pengujian dari customer (pelanggan).
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016, telah ditetapkan Jenis dan Tarif Penerimaan
Negara Buka Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Dalam Peraturan Pemerintah disebutkan, bahwa jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian
diantaranya adalah. jasa layanan pengujian, analisis, dan pengembangan pertanian.
Peraturan Pemerintah ini juga menegaskan, bahwa seluruh penerimaan PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara.
Berdasarkan peraturan ini maka laboratorium Balai Besar PPMB-TPH berhak meminta biaya kepada pelanggan
eksternal yang nantinya akan disetorkan ke Kas Negara. Setiap jenis pengujian mempunyai tarif yang berbeda (Tabel 6).
46
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 6. Jenis Pelayanan dan Tarif Pengujian Per Sampel
Jenis Pelayanan Tarif per sampel
Pengujian Benih (Rp)
1 Kadar air (metode oven) 25.000
2 Kemurnian fisik 25.000
3 Berat 1000 butir benih 10.000
4
Daya berkecambah (Benih Kecil) Metode
berdasarkan aturan Internasional Seed
Testing Association (ISTA)
37.000
5
Daya berkecambah (Benih Besar) Metode
berdasarkan aturan Internasional Seed
Testing Association (ISTA)
69.000
6Daya berkecambah (Benih Kecil) Metode
Kertas Merang dan Kertas Stensil10.000
7Daya berkecambah (Benih Besar) Metode
Kertas Merang dan Kertas Stensil10.000
9 Indeks Vigor (Benih Kecil) 37.000
10 Indeks Vigor (Benih Besar) 69.000
11 Accelerated Aging 100.000
12 Daya Hantar Listrik (Benih Kecil) 15.000
13 Daya Hantar Listrik (Benih Besar) 25.000
Heterogenitas dengan cara
a. Analisis kemurnian 25.000
b. Daya berkecambah 85.000
Viabilitas benih secara biokimia dengan
uji tetrazolium
a. Benih Kecil 225.000
b. Benih Besar 425.000
Cendawan terbawa benih dengan Metode
a. Blotter Test 160.000
b. Agar Test 320.000
200.000
Virus Terbawa Benih dengan Metode
a. Enzyme Linked Immunosorbent Assay
(ELISA) per satu jenis virus225.000
b. Growing on test 30.000
c. Tanaman indikator 32.000
19 Nematoda Terbawa Benih 50.000
Uji Penanda DNA Metode Random
Amplyfied Polymerphic DNA (RAPD)
1. Satu Primer 462.000
2. Dua Primer 612.000
3. Tiga Primer 763.000
4. Empat Primer 913.000
Setiap penambahan 1 primer 150.000
250.000/
sertifikat
18
20
21Jasa Pembuatan Sertifikat pengujian
benih (Sertifikat ISTA)
No
14
15
16
17Bakteri Terbawa Benih dengan metode
Liquid Assay
LAPORAN TAHUNAN 2018
47
Kondisi teknis yang beragam dari laboratorium pengujian mutu benih di daerah seperti kompetensi sumber daya
laboratorium daerah berbeda dengan daerah lain perlu difasilitasi dengan laboratorium pembanding. Untuk itu laboratorium penguji mutu benih Balai Besar PPMB-TPH
berupaya dapat berperan dalam penerapan standardisasi metode uji benih, sehingga keseragaman hasil uji dapat
tercapai.
Ruang lingkup pelayanan pengujian terdiri uji eksternal yang meliputi uji servis untuk sertifikat ISTA, uji banding, uji
profisiensi dari customer luar balai besar dan uji internal yang meliputi pemeliharaan ruang lingkup pengujian terakreditasi, uji banding unjuk kerja laboratorium/analis,
pengecekan/kalibrasi alat untuk pengukuran.
Kegiatan pelayanan pengujian TA. 2018 menetapkan
pencapaian 1.000 contoh benih yang dapat ditangani oleh laboratorium dan hingga TA. 2018 akhir telah tercapai sejumlah 1.295 contoh benih. Komoditas benih pelayanan
pengujian berupa benih tanaman pangan, hortikultura dan benih tanaman lain yang diperoleh dari pemeliharaan ruang lingkup, uji profisiensi ISTA, uji petik dan uji service uji.
Pencapaian contoh benih dalam pelayanan pengujian tiap laboratorium Balai Besar PPMB-TPH selama TA. 2018 tersaji
pada Gambar 26.
Gambar 26. Pencapaian Jumlah Contoh Benih pelayanan pengujian
bulan Januari-Desember 2018
Benih yang diuji di Balai Besar PPMB-TPH dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu benih tanaman pangan
249
721
152
173 Pemeliharaan RuangLingkup
Uji Profisiensi
Uji Petik
Service
48
LAPORAN TAHUNAN 2018
(Gambar 24) total sebanyak 821 benih, benih hortikultura sebanyak 444 benih dan benih tanaman lain sebanyak 17
benih.
Gambar 27. Komoditas dan jumlah benih tanaman pangan
Benih tanaman lain diperoleh dari uji profisiensi ISTA, pemeliharaan ruang lingkup Balai Besar PPMB-TPH, juga
campuran benih yang terdiri dari benih padi+jagung, wortel+bayam, jagung+cabai, wortel+sawi, dan padi+sawi
yang dipergunakan dalam pemeliharaan ruang lingkup kalibrasi devider.
Tabel 7. Jenis komoditas dan jumlah sampel benih
hortikultura dan benih tanaman lain
Sampel uji profisiensi berjumlah 721 contoh benih, terbagi menjadi 3 yaitu uji profisiensi ISTA sebanyak 25 contoh benih, uji profisiensi Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 694
Gandum; 1
Jagung; 202Kacang Hijau; 4
Kedelai; 49
Koro Pedang; 1
Padi; 564
Tanaman Pangan Jumlah No Hortikultura Jumlah No Hortikultura Jumlah No Tanaman Lain Jumlah
Gandum 1 1 Asparagus 1 15 Kol Bunga 1 1 Gypsophila elegans 2
Jagung 202 2 Bawang Merah 1 16 Melon 5 2 Cabai+Sawi 2
Kacang Hijau 4 3 Bayam 2 17 Mentimun 13 3 Lupinus angustifolius 6
Kedelai 49 4 Beta vulgaris 3 18 Oyong 1 4 Padi+Jagung 4
Koro Pedang 1 5 Bit gula 1 19 Paria 1 5 Picea abies 3
Padi 564 6 Buah naga 8 20 Pepaya 2 Jumlah 17
Jumlah 821 7 Brokoli 1 21 Sawi 307
8 Buncis 5 22 Selada 2
9 Cabai 4 23 Seledri 3
10 Kacang Kapri 2 24 Semangka 27
11 Kacang Panjang 11 25 Terong 6
12 Kangkung 3 26 Tomat 13
13 Kecipir 1 27 Waluh 1
14 Kentang 13 28 Wortel 6
Jumlah 444
LAPORAN TAHUNAN 2018
49
contoh benih, dan uji profisiensi lainnya sebanyak 2 contoh benih. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji profisiensi
tersaji pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji profisiensi
Jumlah sampel uji petik Balai Besar PPMB-TPH pada TA 2018 sebanyak 152 sampel benih tanaman pangan, terinci pada
Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji petik
Berdasarkan realisasi hasil kegiatan pelayanan pengujian di
delapan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH kegiatan
pelayanan pengujian yang terdiri dari kegiatan uji profisiensi,
uji petik benih beredar, pemeliharaan ruang lingkup dan uji
service melebihi target yang telah ditetapkan. Jumlah sampel
benih dari bulan Januari-Desember 2018 berjumlah 1.295
sampel (129,50% dari target).
Picea abies 3 Sawi 307
Lupinus angustifolius 6 Padi 387
Beta vulgaris 3
Isolat 6
Wortel 3 Kedelai 2
Padi 3
Seed mixture 1
UP ISTA UP Balai
UP lain-lain
No Komoditas Jumlah
1 Jagung 68
2 Kedelai 16
3 Padi 68
152
50
LAPORAN TAHUNAN 2018
BAB III
CAPAIAN KINERJA
BIDANG INFORMASI
DAN
JARINGAN
LABORATORIUM
LAPORAN TAHUNAN 2018
51
SEKSI INFORMASI DAN
DOKUMENTASI
1. Pembuatan Buku Literatur
Kegiatan pembuatan buku literatur merupakan salah satu program yang ditujukan untuk menyediakan literatur pendukung pengujian mutu benih dengan cara
menyusun dan membuat literatur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan wawasan pengetahuan Pengawas
Benih Tanaman (PBT) dan Analis Benih Laboratorium, untuk menentukan metode pengujian mutu benih antar laboratorium penguji benih yang terpercaya
reprodusibilitasnya serta disesuaikan dengan aturan ISTA terbaru.
Keakuratan pengujian mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura merupakan hal penting yang harus selalu dipertahankan dan buku literatur sebagai referensi dalam
pengujian mutu benih sangat diperlukan oleh analis laboratorium agar setiap pengujian mutu benih representatif terhadap hasilnya. Sehubungan dengan hal
tersebut pada tahun tahun 2018 Balai Besar PPMB-TPH menyusun buku literatur sebanyak satu buku yang
berjudul “Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan ISTA Rules 2018”.
Kegiatan pembuatan buku literatur telah terealisasi
tercetak sebanyak 100 buku dan telah didistribusikan ke 32 BPSB-TPH provinsi di Indonesia, narasumber (Dosen
Institut Pertanian Bogor), Penyusun, Penyelia Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, Satker, Program dan Evaluasi.
2. Database/Website
Pengelolaan data secara sistem komputerisasi dengan pengaplikasian database dan penyebarluasan informasi
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan
52
LAPORAN TAHUNAN 2018
dan hortikultura serta kegiatan lain di Balai Besar PPMB-TPH melalui website. Hal ini dimaksudkan agar
tercapainya dokumentasi data pengembangan metode pengujian benih TPH yang diuji, sisa benih yang dimusnahkan serta koleksi benih/IPTB, tersedianya
sistem informasi perbenihan berbasis website di Balai Besar PPMB-TPH.
Pada tahun 2018 telah dilakukan updating data yang ditampilkan dalam website Balai Besar PPMB-TPH: http://bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id,
sebanyak 25 materi dengan judul materi sebagai berikut:
1) Uji Adaptasi dalam Mendukung Kegiatan Pelepasan
Varietas
2) Kalibrasi Internal Termometer Glass dengan Metode Ice Point Method
3) Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman Pangan
4) Varietas Unggul Padi Gogo Adaptif di Lahan Kering
Dataran Tinggi dalam Mendukung Produksi Pangan Nasional
5) Pameran Pangan Nusantara VI Tahun 2018
6) Colletotrichum linicola pethybr dan Laff Penyebab Hawar Daun di Persemaian
7) Pengembangan Desa Mandiri Benih dalam rangka
Mendukung Tahun Perbenihan 2018
8) Keberadaan Kedelai PRG serta benihnya
9) Sistem On Line Single System (OSS) di Kementerian Pertanian
10) Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai pada
Sawah Tadah Hujan Berbasis Pupuk dan Pestisida Hayati
11) Waspada Serangan Penggerek Tongkol Jagung dalam Upaya Peningkatan
12) Pembukaan Spekta Hortikultura 2018 Agro Inovasi
Fair dan Flori Hortikultura
LAPORAN TAHUNAN 2018
53
13) Aturan Pembulatan dalam Pelaporan Pengujian Daya Berkecambah
14) Audit Manajemen Kepegawaian Balai Besar PPMB-TPH
15) Pameran Hari Pangan Sedunia XXXVIII Tahun 2018
16) Inhouse Training Pemahaman Persyaratan Umum UP (SNI ISO/IEC 17043:2010) dan Statistik UP (ISO
13528:2015) untuk meningkatkan kinerja PUP Balai Besar PPMB-TPH
17) Program Nawacita Pemerintah untuk Mensukseskan
Kemandirian Pangan
18) Peran Pengawas Benih Tanaman dalam Meningkatkan Industri Perbenihan Nasional
19) Survailen I Audit Pelayanan Publik Balai Besar PPMB-TPH
20) Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan Teknologi Budidaya Padi Varietas Unggul Baru
21) Biosoy vs Anjasmoro Grobogan
22) Desa Mandiri Benih Berprestasi Tahun 2018
23) Efektivitas Perlakuan Benih (Seed Treatment) dalam Budidaya Padi Gogo
24) Kegiatan Verifikasi Pengujian Nematoda Terbawa Benih Padi Tahun 2018
25) Balai Besar PPMB-TPH menjadi juara ke 2 lomba Karya Tulis Ilmiah dalam Gebyar Perbenihan TP ke 6 Tahun 2018 di Maros Sulawesi Selatan
Pengelolaan secara sistematik untuk data perbenihan di lingkup Balai Besar PPMB-TPH telah dilakukan secara bertahap. Pendataan ini bertujuan untuk mempermudah
melihat keragaman jumlah sampel serta jenis pengujian yang diterima Balai Besar PPMB-TPH.
Susunan database di Balai Besar PPMB-TPH terdiri dari pendataan pada tiga jenis pengujian mutu benih yaitu uji servis, uji profisiensi dan uji petik. Berkaitan hal tersebut,
data realisasi kegiatan pengujian mutu benih tahun 2018
54
LAPORAN TAHUNAN 2018
sebanyak 1.046 sampel pengujian yang berasal dari 173 sampel uji servis, 721 sampel uji profisiensi dan 152
sampel uji petik benih beredar.
Salah satu aspek teknis yang berkaitan dengan pengelolaan benih di Balai Besar PPMB-TPH adalah
pemusnahan arsip sisa contoh kirim yang telah melebihi batas masa simpan arsip benih yaitu masa simpan lebih
dari satu tahun. Kegiatan pemusnahan sampel di tahun 2018 sebanyak 1.083 sampel telah dimusnahkan.
3. Penerbitan Buletin Vigor
a. Penerbitan Buletin Vigor
Kegiatan penerbitan buletin vigor bertujuan untuk
menginformasikan dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada
masyarakat pengguna benih, serta kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH seperti hasil pengembangan metode, validasi, penerapan
sistem manajemen mutu laboratorium benih, pelatihan, pameran, Sinkronisasi, dan lain-lain.
Selain itu buletin vigor juga merupakan wahana
terbuka untuk umum untuk menuangkan hasil penelitian, hasil pengembangan metode ataupun hasil
kegiatan yang diselenggarakan Balai Besar PPMB-TPH terkait pengujian mutu benih.
Target penerbitan buletin vigor di tahun 2018 sebanyak
tiga edisi pada bulan Juli, September dan November. Adapun informasi dan realisasi tahun 2018 secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 10.
LAPORAN TAHUNAN 2018
55
Tabel 10. Informasi dalam Majalah Vigor
No Edisi Majalah Vigor Informasi yang diterbitkan
1) Uji Kemurnian Genetik Padi Hibrida (Oryza sativa L)
menggunakan Penanda DNA Simple Sequence Repeat (SSR)
2) Kajian Keberadaan Bakteri Burkholderia Glumae dalam
Proses Sertifikasi Benih Padi
3) Verifikasi Metode ISTA No 011 Deteksi Pyricularia oryzae
Pada Benih Padi
4) Kajian Masa Berlaku Label Benih Jagung Hibrida yang
Disimpan di Cold Storage
5) Pengujian Mutu Benih Hortikultura di Laboratorium
1) Metode Perkecambahan Benih Pepaya (Carica papaya L)
2) Persyaratan Grinding (Penghancuran) Benih dalam
Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven Suhu Konstan
3) Manfaat dari Agens Hayati (APH) pada Tanaman Padi
4) Varietas Unggul Tanaman Pangan Hasil Pelepasan Varietas
pada Tahun 2017
5) Penilaian Varietas dalam Rangka Pelepasan Varietas
Tanaman Pangan
1) Pengkajian Penggunaan Combina Harvester terhadap Mutu
Benih Padi
2) Metode Identifikasi Cendawan Pyricularia oryzae pada Benih
Padi
3) Validasi Pengujian Daya Berkecambah Benih Bawang Merah
(Allium cepa )
4) Validasi Kit SQMV (Squash Mosaic Virus ) dan CMV (Cucumber
Mosaic Virus ) Secara Serologi
5) Hasil Evaluasi Uji Petik Mutu Benih Beredar
1 Edisi 1/Juli 2018
2 Edisi 2/Oktober 2018
3. Edisi 3/Desember 2018
Pendistribusian buletin vigor telah dilakukan ke
seluruh BPSB di Indonesia dan pihak-pihak lain yang memerlukan.
b. Publikasi Artikel di Tabloid Sinar Tani
Manfaat penyampaian artikel baik melalui penerbitan buletin vigor maupun media cetak Sinar Tani adalah
tersedianya informasi termutakhir seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH serta penyampaian hasil pengembangan dan pengujian mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura perlu disebarluaskan kepada masyarakat salah satunya
56
LAPORAN TAHUNAN 2018
melalui publikasi di tabloid Sinar Tani. Selain itu juga merupakan wahana komunikasi antara Balai Besar
PPMB-TPH dengan berbagai stakeholder terkait disamping itu juga dapat merupakan wadah promosi Balai Besar PPMB-TPH sebagai salah satu instansi yang
telah terakreditasi baik secara nasional maupun internasional dalam bidang pengujian mutu benih
tanaman pangan dan hortikultura.
Realisasi publikasi artikel melalui tabloid Sinar Tani sebanyak tiga kali penerbitan dengan judul:
1) Optimalisasi Pelayanan Publik Balai Besar PPMB-TPH melalui Sertifikasi dan Akreditasi Kelembagaan Edisi 4-10 Juli 2018 No. 3757 halaman 8
2) Uji Cepat Mutu Benih Kedelai di Laboratorium dengan Uji Tetrazolium Edisi 21-27 November 2018
No. 3775 halaman 8 3) Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu Balai Besar
PPMB-TPH dalam Rangka Standarisasi
Laboratorium Pengujian Benih Tanaman Pangan Edisi 12-18 Desember 2018 No.3778 halaman 9.
4. Pameran Pertanian
Kegiatan pameran bertujuan untuk menginformasikan
dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat luas. Pelaksanaan kegiatan pameran merupakan salah satu
kegiatan yang berguna untuk publikasi dan sarana penyampaian informasi terkait dengan pengembangan
pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan metode pengujian mutu benih, peningkatan kompetensi SDM di bidang pengujian benih
dan kegiatan lain yang berkaitan dengan Balai Besar PPMB-TPH. Pada tahun 2018 telah melaksanakan kegiatan pameran sebanyak empat kali, yaitu sebagai
berikut:
1) Pameran Pangan Nusantara yang diselenggarakan
pada tanggal 26-29 April 2018 sebagai peserta dan info guide di Jogja Expo Center (JEC) Jogjakarta. Pameran PPN 2018 dikunjungi tidak kurang dari 400
LAPORAN TAHUNAN 2018
57
pengunjung dari berbagai kalangan baik akademis, praktisi, pelajar, mahasiwa dan kalangan masyarakat
luas. Pameran Pangan Nusantara (PPN) 2018 dibuka secara resmi oleh KGPAA Paku Alam X (Wakil Gubernur Provinsi DI Jogjakarta).
2) Pameran Pameran Explore Wisata Indonesia dan Indo pangan 2018 yang diselenggarakan pada tanggal 11-
13 Mei 2018 sebagai peserta dan info guide di Braga City Walk Bandung. Pameran Explore Wisata Indonesia dan Indopangan 2018 dikunjungi tidak
kurang dari 1.000 pengunjung dari berbagai kalangan baik akademis, praktisi, pelajar, mahasiwa dan kalangan masyarakat luas. Pameran Explore Wisata
Indonesia dan Indo pangan 2018 dibuka secara resmi oleh Bapak Arif Suditomo (Anggota DPRD RI Komisi 1).
3) Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 yang diselenggarakan pada tanggal 18-21 Oktober 2018 sebagai info guide di stand Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan. Acara Puncak Pembukaan HPS ke 38 di Desa Jejangkit Muara Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, sedangkan pembukaan
pameran dilaksanakan di Kompleks Perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan di Kota
Banjarbaru. Pembukaan secara resmi dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia (Bapak Andi Amran Sulaiman). Tema International HPS ke XXXVIII
adalah “Our Actions Are Our Future. A#Zero Hunger World by 2030 is Possible”, pemilihan tema HPS ini
adalah untuk mengingatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan sumber-sumber
pangan dan penyediaan pangan yang berkualitas dan berkelanjutan sehingga kemiskinan serta kekurangan pangan dan gizi di dunia dapat terentaskan pada
tahun 2030. Tema nasional HPS 2018 adalah: “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak dan Pasang Surut Menuju Indonesia Lumpung Pangan
Dunia 2045”, pemilihan tema tersebut salah satu pertimbangannya dalam upaya mewujudkan
ketersediaan pangan yang berkualitas dan berkelanjutan adalah pengembangan potensi
58
LAPORAN TAHUNAN 2018
sumberdaya lahan rawa (lebak dan pasang surut) yang masih tersedia dalam jumlah banyak yang belum
secara optimal ditangani. Pameran HPS 2018 dikunjungi tidak kurang dari 2.000 pengunjung dari berbagai kalangan baik akademis, praktisi, pelajar,
mahasiwa dan kalangan masyarakat luas.
4) Pameran “Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan” yang
diselenggarakan di Balai Benih Induk Maros Sulawesi Selatan tanggal 22-26 Oktober 2018 sebagai peserta dan info guide. Acara pembukaan secara resmi dibuka
oleh
Balai Besar PPMB-TPH dalam pameran tersebut menampilkan materi dan bahan pameran yang meliputi
booklet “Profil Balai Besar PPMB-TPH”, buletin vigor, standing poster, aneka koleksi benih kering, dan materi
pengujian benih daya berkecambah.
5. Koleksi Varietas dan IPTB Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kegiatan koleksi merupakan kegiatan pengumpulan
koleksi varietas/IPTB/DNA yang ditanam maupun disimpan dan terdokumentasi dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan/pembanding dalam
pengujian laboratorium bagi Pengawas Benih Tanaman/ pihak terkait dalam rangka pengenalan varietas; dan
sebagai material acuan yang mampu telusur serta dapat menjelaskan tentang perbedaan hasil pengujian.
Kegiatan koleksi benih selain sebagai bahan acuan juga
dapat digunakan sebagai bahan display saat kegiatan pameran untuk memperkenalkan berbagai jenis varietas
yang telah dilepas baik dalam bentuk koleksi kering benih dan IPTB. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai cara mengkoleksi
benih dan IPTB.
Sasaran kegiatan tahun 2018 sebanyak 55 jenis koleksi, sementara realisasi mencapai 64 jenis koleksi yang terdiri
dari:
1) Koleksi kering benih tanaman pangan sebanyak 43
jenis
LAPORAN TAHUNAN 2018
59
2) Koleksi kering tanaman hortikultura sebanyak 16 jenis
3) Koleksi tanaman buah dalam pot (tabulampot) sebanyak 4 jenis
4) Koleksi Isolat Pathogen Tular Benih sebanyak 1 isolat
Data koleksi benih secara keseluruhan sampai bulan Desember 2018 dapat dilihat pada Tabel 11 sampai 13.
Tabel 11. Data Koleksi Benih Kering Benih Tanaman Pangan Tahun 2018
No Asal Komoditas Nama Varietas Jumlah
1. BB Padi
Sukamandi
Padi Aek Sibundong, Batu tegi,
Bondoyudo, Cirata, Conde, Dodokan,
Inpari 27, Inpari 28 kerinci, Inpari
29, PB 42, Jatiluhur, Limboto,
Margasari, Martapura, Rindang 1,
Sarinah, Setail, Siak raya,
Silugonggo, Towuti, Inpara 3, Inpara
9, Inpara 23, Inpara 40, Terabas,
Inpago 8, Inpago 9, Inpago 12, Inpago
34, Inpari 43
30
2. Jagung Anoman, Srikandi kuning, Pulut uri,
Sukmaraga, Arjuna, Bisma, Lamuru,
Gumarang, Provit A1
9
Sorghum Kawali, Numbu, Super 2, Suri 4 4
43Jumlah
Balitsereal
Maros
Tabel 12. Data Koleksi Benih Kering Tanaman
Hortikultura Tahun 2018
60
LAPORAN TAHUNAN 2018
No Asal Komoditas IPTB Jumlah
1. IPB Padi Xanthomonas oryzae pv oryzae 1
1Jumlah
Tabel 13. Koleksi Tanaman Buah Dalam Pot Tahun 2018
No Asal Komoditas Nama Varietas Jumlah
1. Jakarta Alpukat Local 1
Jambu Kristal 1
Jeruk Santang Local 1
Jambu
Darsono
- 1
Jumlah 4
6. Uji Petik Mutu Benih yang Beredar
Pengawasan atau pengendalian mutu benih dilakukan
sejak dari proses produksi benih hingga benih tersebut diedarkan di masyarakat. Pengawasan mutu benih bertujuan agar benih yang akan dipergunakan oleh petani
terjamin mutunya. Baik itu mutu genetik, mutu fisiologis maupun mutu fisik. Pengawasan peredaran benih bina dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman yang
berkedudukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSBTPH), sedangkan proses sertifikasi benih bina selain diselenggarakan BPSBTPH juga produsen benih bina yang mendapat sertifikat dari
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014,
tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/ SR.120/3/2015 pada pasal 44 (ayat 1
dan 45).
Salah satu realisasi bantuan Pemerintah Pusat dalam hal pengawasan peredaran benih bina terutama pada
pengawasan hilir, adalah pengawasan benih di pasar melalui pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman
pangan yang beredar. Kegiatan ini merupakan salah satu
LAPORAN TAHUNAN 2018
61
fungsi Balai Besar PPMB-TPH sesuai Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011.
Tujuan kegiatan ini antara lain:
1) Mengevaluasi kondisi benih beredar (padi dan jagung), di tujuh provinsi dari segi mutu benih (kesesuaian
dengan standar mutu), cara penyimpanan, serta kondisi kemasan benih beredar seperti jenis kemasan,
informasi pada kemasan (kebenaran label, dan kebenaran informasi pada label sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi setiap komoditas,
tanggal kadaluarsa, warna label, volume benih, bahasa yang digunakan, perlakuan pada benih).
2) Sebagai bahan masukan untuk menyusun
pengembangan metode pengujian mutu benih.
Adapun realisasi kegiatan pada tahun 2018 adalah telah
dilaksanakannya kegiatan uji petik tanaman pangan di enam provinsi yaitu: Kalsel, NTB, Jateng, Sulsel, Jabar, Sulteng, Sumut, Jambi, Jatim, dan Banten; dengan
jumlah total benih yang telah diperoleh sebanyak 152 sampel tanaman pangan yang terdiri dari: padi 80 sampel, jagung 55 sampel, dan kedelai 17 sampel.
SEKSI JARINGAN LABORATORIUM
1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
bertujuan untuk menciptakan laboratorium penguji benih yang sesuai standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam menerapkan sistem manajemen
laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Penerapan sistem manajemen mutu mengacu pada SNI
ISO/IEC 17025:2008 yang merupakan persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Laboratorium yang menerapkan
sistem manajemen mutu secara efektif akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas sehari-hari. Penilaian dan pengakuan kompetensi
laboratorium dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional
62
LAPORAN TAHUNAN 2018
(KAN) melalui program akreditasi laboratorium. Laboratorium yang terakreditasi berarti memiliki
kompetensi minimal sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium
terakreditasi dijamin mutunya, artinya hasil uji yang tertera dalam sertifikat itu akurat sesuai dengan kondisi
sampel yang diuji dan datanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan secara hukum. Penggunaan benih bermutu tinggi yang dijamin dengan
sertifikat hasil uji dari laboratorium yang terakreditasi akan dapat meningkatkan penggunaan benih secara lebih rasional.
Balai Besar PPMB-TPH memberikan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium kepada
laboratorium yang melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih. Bimbingan teknis diberikan melalui kegiatan fasilitasi penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium.
Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium sebanyak delapan laboratorium penguji
benih yaitu UPTD BPSBTPH Provinsi Sumsel, Kep. Babel, Banten, Bali, Sulbar, Malut, Pabar, dan Papua. Kegiatan
penerapan sistem manajemen mutu disesuaikan dengan kondisi dan status masing-masing laboratorium sasaran. Secara umum, tahapan kegiatan penerapan sistem
manajemen mutu adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi SNI/ISO IEC 17025:2008, ISTA Rules dan
peraturan-peraturan terkait lainnya seperti Permentan, ketentuan akreditasi, uji profisiensi dan lain sebagainya.
b. Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu. c. Bimbingan teknis penerapan sistem mutu SNI/ISO IEC
17025:2008 dan teknis pengujian mutu benih. d. Bimbingan teknis proses akreditasi. e. Pemantauan penerapan sistem mutu.
Hingga berakhirnya tahun anggaran 2018, status penerapan sistem mutu di delapan laboratorium tersebut seperti dalam Tabel 14.
LAPORAN TAHUNAN 2018
63
Tabel 14. Status penerapan sistem mutu laboratorium tahun 2018
No. Nama LaboratoriumStatus Tahapan Kegiatan
Tahun 2018Perkembangan Terakhir
Tahap 2) Bimbingan teknis
penyusunan dokumen sistem mutu
(berdasarkan ISO/IEC 17025:2017)
Tahap3) Bimbingan teknis penerapan
sistem mutu ISO/IEC 17025:2017
dan teknis pengujian mutu benih.
Tahap 4) Bimbingan teknis proses
akreditasi.
Tahap 3) Bimbingan teknis
penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian
mutu benih.
Tahap 4) Bimbingan teknis proses
akreditasi (pendaftaran permohonan
akreditasi ke Komite Akreditasi
secara online melalui KANMIS)
Tahap 3) Bimbingan teknis
penerapan sistem mutu dan teknis
pengujian
Tahap 4) Bimbingan teknis proses
akreditasi
Tahap 3) Bimbingan teknis
penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian
mutu benih.
Tahap 4) Bimbingan teknis proses
akreditasi
Tahap 4) Bimbingan teknis proses
akreditasi
(tindakan perbaikan terhadap
temuan hasil asesmen)
Tahap 5) Pemantauan Penerapan
Sistem Mutu
Tahap 1) Sosialisasi 17025:2017,
ISTA Rules dan aturan lain
Penyusunan draft
dokumen sistem mutu
berdasarkan ISO/IEC
17025:2017
Tahap 2) Bimbingan teknis
penyusunan dokumen sistem mutu
(berdasarkan ISO/IEC 17025:2017)
Melengkapi persyaratan
dalam penerapan sistem
manajemen mutu
Tahap 3) Bimbingan teknis
penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian
mutu benih.
Tahap 5) Pemantauan Penerapan
Sistem Mutu
(membantu pelaksanaan tindakan
perbaikan hasil survailen I)
Tahap 1) Sosialisasi 17025:2017,
ISTA Rules dan aturan lain
Penyusunan draft
dokumen sistem mutu
berdasarkan ISO/IEC
17025:2017
Tahap 2) Bimbingan teknis
penyusunan dokumen sistem mutu
(berdasarkan ISO/IEC 17025:2017)
Melengkapi persyaratan
dalam penerapan sistem
manajemen mutu
Tahap3) Bimbingan teknis penerapan
sistem mutu ISO/IEC 17025:2017
dan teknis pengujian mutu benih.
1. UPTD BPSBTPH Provinsi
Sumsel
Pembekuan sertifikat
akreditasi
2. UPTD PSMB Provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung
Proses Pendaftaran dan
melengkapi Dokumen di
KANMIS
3 BPSBTPH Provinsi
Banten
Menunggu hasil
keputusan dari kegiatan
asesmen yang telah
dilakukan oleh asesor
KAN
8. BPSBTPH Provinsi Papua
4. UPTD BPSBTH Provinsi
Bali
Proses Pendaftaran dan
melengkapi Dokumen di
KANMIS
5 BPSBTPH Provinsi
Sulawesi Barat
Telah menerima
keputusan hasil asesmen
(terakreditasi dengan
nomor akreditasi LP-1200-
IDN, dengan masa
berlaku mulai 23 Mei 2018
s.d. 22 Mei 2022)
6 UPTD BP2STP Provinsi
Maluku Utara
7 BPSBTH Provinsi Papua
Barat
Menerima surat
keputusan dapat
mempertahankan
akreditasi dari KAN
Gambar 28. Pemantauan Penerapan Sistem Mutu UPTD BPT
Provinsi Sumsel
64
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 29. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di
Laboratorium BPSMB-TPH Provinsi Kep. Babel
Gambar 30. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di
Laboratorium BPSBTPH Provinsi Banten
Gambar 31. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di
Laboratorium BPSB Provinsi Bali
LAPORAN TAHUNAN 2018
65
Gambar 32. Bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu
di UPTD BPSB-TPH Provinsi Sulbar
Gambar 33. Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu kepada
personil laboratorium BP2STP Malut
Gambar 34. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di
BPSB-TPH Provinsi Pabar
Gambar 35. Pelaksanaan bimbingan penyusunan dokumen sistem
manajemen mutu dan inventarisasi peralatan di BPSBTPH Provinsi
Papua
66
LAPORAN TAHUNAN 2018
Selain hasil yang dicapai pada delapan laboratorium target seperti pada Tabel 14 di atas, Balai Besar PPMB-
TPH juga memfasilitasi beberapa laboratorium provinsi lain dalam proses akreditasinya. Beberapa laboratorium tersebut adalah BPSBTPH Provinsi Sumut (pemenuhan
persyaratan kelengkapan reakreditasi) dan BPSBTPH Provinsi Gorontalo untuk pemenuhan tindakan perbaikan
asesmen (Gambar 36).
Gambar 36. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di
Laboratorium BPSB Provinsi Gorontalo
2. Penguatan Laboratorium Penguji Benih
Kegiatan penguatan laboratorium penguji benih merupakan kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium Balai Besar PPMB-TH untuk menjamin
bahwa laboratorium selalu menjaga kompetensinya sesuai dengan kriteria akreditasi. Dalam rangka
memelihara status akreditasi yang diberikan oleh KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2018 meliputi audit internal, revisi dokumen sistem
manajemen mutu, kaji ulang manajemen, dan tindakan perbaikan asesmen, serta sosialisasi dokumen.
2.1. Audit Internal
Audit internal laboratorium dilaksanakan pada tanggal 10-11 Juli 2018, dihadiri oleh 15 personil.
Adapun yang bertindak sebagai auditor dan bidang yang diaudit adalah sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2018
67
Tabel 15. Daftar Auditor Audit Internal
No Nama Jabatan Bidang yang diaudit
1 Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si Ketua Teknis (lab Bakteri, Cendawan & Virus)
2 Nur Indrayanti P., S.P Anggota Teknis (lab Biologi & Elektroforesis)
3 Munawaroh N.D, S.P Anggota Teknis (lab Nematoda & Fisika)
4 Ir. Herni Susilowati Anggota Manajemen (PM 4.1-PM 4.8)
5 Niluh Putu Ida, SP, M.Si Anggota Manajemen (PM 4.9-PM 4.15)
Hasil audit menunjukkan adanya 24
ketidaksesuaian yang terdiri dari: kategori 2 sebanyak 14 ketidaksesuaian dan kategori 3 sebanyak 10 ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian tersebut terdiri dari 6 aspek manajemen dan 18 aspek teknis.
Gambar 37. Pelaksanaan audit internal laboratorium penguji
benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
2.2. Kaji Ulang Manajemen
Kaji ulang manajemen (KUM) yang dilakukan satu kali dalam satu tahun merupakan salah satu sarana
untuk memastikan kesinambungan sistem manajemen mutu dan kegiatan pengujian, termasuk
kesesuaian dan efektivitasnya berdasarkan SNI
68
LAPORAN TAHUNAN 2018
ISO/IEC 17025:2008. Selain melalui KUM dapat diketahui perlu atau tidaknya perubahan serta
peningkatan pada sistem manajemen mutu yang sedang diterapkan. Karena itu, kehadiran seluruh personil terkait sangat diperlukan agar diperoleh
kesepakatan antar semua pihak. KUM pada tahun ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2018.
Dalam pertemuan dilakukan pembahasan evaluasi kegiatan tahun 2017 dan rencana kegiatan tahun 2018 dengan dipimpin oleh Ir. Warjito, M.Si selaku
Manajer Puncak.
Gambar 38. Kaji ulang manajemen Laboratorium Penguji
Benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
Tabel 16. Pencapaian Sasaran Mutu Tahun 2018
Ya Tidak
1Pengembangan/validasi metode
sebanyak 10 unit/ judul
telah dilaksanakan dan dalam
tahap pembuatan laporan
PT 18-1 Lupinus angustifolius
PT 18-1 Beta vulgaris
PT 18-2 Daucus carota
PT 18-3 Oryza sativa
3Melaksanakan audit internal (1
kali) 10-11 Juli 2018
4Pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi analis
Pelatihan pemahaman
ISO/IEC 17025:2017 di Bogor
tanggal 12-13 Februari 2018
5 Pemeliharaan Ruang Lingkup
6 Kalibrasi peralatan (7 lab)
7 Kaji ulang manajemen (1 kali) 19 November 2018
8Melaksanakan kaji ulang
dokumen (1 kali)
Penyusunan dokumen sistem
mutu edisi 5 (penyesuaian
dengan ISO/IEC 17025:2017)
No. Sasaran MutuPencapaian
Keterangan
2Mengikuti uji profisiensi ISTA (3
kali)
LAPORAN TAHUNAN 2018
69
Dari delapan sasaran mutu, semua sasaran mutu dapat dilaksanakan, dan berdasarkan hasil evaluasi
menunjukkan bahwa sasaran mutu tahun 2018 dapat tercapai.
Setelah melalui diskusi, maka ditetapkan sasaran
mutu tahun 2019 sebagai berikut: a. Pengembangan dan validasi metode 10 judul
b. Mengikuti uji profisiensi ISTA 3 kali c. Melaksanakan audit internal 1 kali d. Melaksanakan/mengikuti pelatihan 1 kali
e. Pemeliharaan ruang lingkup 7 laboratorium f. Melaksanakan kalibrasi peralatan 7 laboratorium g. Melaksanakan kaji ulang manajemen 1 kali
h. Melaksanakan kaji ulang dokumen 1 kali
2.3. Kaji Ulang Dokumen Sistem Mutu
Kaji ulang dokumen TA 2018 dilaksanakan pada tanggal 18-19 September 2018, untuk mengevaluasi kesesuaian kebijakan yang dilaksanakan oleh
laboratorium penguji benih dengan memastikan kesesuaian dengan persyaratan umum kompetensi laboratorium penguji yang baru (ISO/IEC
17025:2017). Hasil kaji ulang dokumen sistem manajemen mutu disosialisasikan pada tanggal 8
Oktober 2018, dengan tujuan mendiskusikan hasil kaji ulang, dan agar personil mengetahui bahwa dokumen telah diubah (panduan mutu) sesuai
dengan acuan baru yaitu ISO/IEC 17025:2017.
Gambar 39. Kaji ulang dokumen Laboratorium Penguji Benih
Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
70
LAPORAN TAHUNAN 2018
2.4. Survailen I dan Tindakan Perbaikan
Survailen I dilaksanakan di Balai Besar PPMB-TPH
pada tanggal 29 Juni 2018, dengan Assesor Dr. Anni Kusumaningsih (Asesor Kepala) dan Assesor Dr. Sri Sulandari (Asesor anggota). Secara keseluruhan
laboratorium Balai Besar Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar
PPMB-TPH) telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan memadai.
Namun demikian, masih ditemukan beberapa ketidaksesuaian yang meliputi: unsur-unsur Pengendalian Dokumen (4.3), audit Internal (4.14),
akomodasi dan lingkungan pengujian (5.3), metode uji (5.4), peralatan (5.5), penanganan hasil uji (5.8),
dan peralatan hasil (5.10). Ditemukan sebanyak 10 ketidaksesuaian, serta katagori 3 sebanyak 7 ketidaksesuaian.
Tindakan perbaikan telah dilaksanakan yaitu: Tindakan Perbaikan I tanggal 25 Juli 2018, Tindakan Perbaikan II tanggal 10 Agustus 2018. Surat
keputusan dari KAN dengan Nomor 30852/3.a2/LP/08/18 tanggal 27 Agustus 2018
perihal pemberitahuan hasil survailen yang menyatakan bahwa laboratorium penguji benih Balai Besar PPMB-TPH masih dapat mempertahankan
akreditasinya.
Gambar 40. Pelaksanaan survailen I
LAPORAN TAHUNAN 2018
71
Gambar 41.Surat Keputusan hasil Survailen I
3. Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)
PUP adalah laboratorium/lembaga penyelenggara uji profisiensi bagi laboratorium penguji atau laboratorium
kalibrasi. Balai Besar PPMB-TPH merupakan PUP bagi laboratorium penguji benih, yang terakreditasi oleh KAN pada Agustus 2011 dan kembali diakreditasi pada
Desember 2015 dengan Nomor UPP-001-IDN. Ruang lingkup penyelenggaraan uji profisiensi meliputi benih tanaman pangan dan hortikultura dengan parameter
penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian daya berkecambah dan penetapan berat 1.000 butir.
Tujuan dari kegiatan PUP dalam penguatan kelembagaan ini adalah pemeliharaan status akreditasi yang diberikan oleh KAN dan penyelenggaraan uji profisiensi untuk
menilai kinerja laboratorium penguji benih di Indonesia. Dalam rangka pemeliharaan status akreditasi, Balai Besar PPMB-TPH telah melakukan:
3.1. Tindakan Perbaikan Surveilen I
Survailen I untuk PUP dilaksanakan tanggal 8
Desember 2016, hasil survailen ditemukan tujuh temuan ketidaksesuaian, yaitu: tiga aspek manajemen dan empat aspek teknis, lima temuan
masuk pada kategori 2, dan dua masuk pada
72
LAPORAN TAHUNAN 2018
kategori 3. Tindakan perbaikan yang dikirimkan pada tanggal 7 Januari 2018 dan 16 Januari 2018
telah memenuhi, sehingga akreditasi PUP Balai Besar PPMB-TPH masih dapat dilanjutkan.
3.2. Audit Internal
Audit internal PUP dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juni 2018, berdasarkan SPT Kepala Balai Besar
PPMB-TPH Nomor 251c.KP.340/C.3.BBMB/ 05/2018, tanggal 31 Mei 2018. Tim Auditor terdiri dari: Endang Murwantini, S.P, M.P, sebagai ketua
auditor, dan Nyi Suryati, S.P, serta Rahayu Nurkartika, S.P sebagai anggota. Audit internal dilaksanakan dengan tujuan untuk memverifikasi
kesesuaian dokumen dan penerapannya dengan persyaratan SNI ISO/IEC 17043:2010. Audit internal
dipimpin oleh manajer mutu bertempat di aula Balai Besar PPMB-TPH. Pada Closing meeting disampaikan terdapat empat belas temuan ketidaksesuaian yang
terdiri dari delapan aspek manajemen dan enam aspek teknis. Ketidaksesuaian audit internal telah
ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan.
Gambar 42. Closing meeting Audit Internal PUP
3.3. Revisi Dokumen Sistem Mutu
Kesesuaian antara kebijakan dan prosedur dilaksanakan dengan memutakhirkan dokumen, yaitu: revisi Panduan Mutu (sasaran mutu pada
tanggal 3 Januari 2018), Prosedur Kerja (PK 8, PK 29 tanggal 3 Januari 2018, dan PK 9 tanggal 10 Januari 2018), Pedoman Form (form 3-Ed 4. Rev 2 tanggal 30
LAPORAN TAHUNAN 2018
73
Mei 2018) serta revisi hasil kegiatan audit internal dan kaji ulang manajemen.
3.4. Sosialisasi Dokumen Sistem Mutu
Kegiatan sosialisasi dokumen sistem mutu dilaksanakan pada 19 Desember 2018. Kegiatan
sosialisasi dihadiri oleh personel PUP dari penyiap bahan uji serta tim analisa data. Sosialisasi
dilaksanakan agar para personel memahami dokumen sistem mutu edisi mutakhir. Dokumen sistem mutu yang disosialisasikan adalah panduan
mutu, prosedur kerja dan pedoman form.
3.5. Kaji Ulang Manajemen
PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kaji ulang
manajemen pada 7 November 2018. Manajer Mutu menyampaikan pencapaian sasaran mutu tahun
2018 seperti dalam Tabel 17.
Tabel 17. Pencapaian Sasaran Mutu Tahun 2018
Sesuai dengan SNI ISO/IEC 17043:2010, agenda kaji
ulang manejemen membahas: a. Kesesuaian kebijakan dan prosedur b. Laporan dari manajemen dan penyelia
c. Hasil audit internal terakhir d. Tindakan korektif dan tindakan pencegahan
74
LAPORAN TAHUNAN 2018
e. Penilaian oleh lembaga eksternal f. Perubahan volume dan jenis pekerjaan
g. Umpan balik dari pelanggan, kelompok penasehat atau peserta
h. Keluhan dan dan banding
i. Faktor lain, seperti sumber daya dan pelatihan staf
4. Keanggotan Dalam Organisasi Internasional
Balai Besar PPMB-TPH yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
78/Permentan/OT.140/11/2011 mempunyai fungsi salah satunya adalah melaksanakan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi,
dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, serta sertifikasi International Seed Testing Association (ISTA) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura.
Balai Besar PPMB-TPH menjadi anggota ISTA pada tanggal 1 Januari 2006 dengan nomor keanggotaan IDML01. Penunjukan Balai Besar PPMB-TPH sebagai
perwakilan resmi pada ISTA ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2485/Kpts/OT.140/ 7/2012 tanggal 6 Juli 2012. Tujuan dari kegiatan
keanggotaan dalam organisasi internasional, yaitu: a. Mempertahankan status akreditasi dengan
menerapkan sistem manajemen mutu pada laboratorium sesuai standar akreditasi ISTA;
b. Meningkatkan kerjasama dengan organisasi
perbenihan tingkat internasional dan berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan ISTA;
c. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Balai Besar PPMB-TPH.
Aktivitas Balai Besar PPMB-TPH terkait dengan
keanggotaan ISTA pada tahun 2018 meliputi:
a. Status kelembagaan
1) Melakukan proses administrasi keuangan
keanggotaan ISTA 2019
Pembayaran iuran keanggotaan tahun 2018 telah
diproses sejak tahun 2016 melalui pengajuan invoice
LAPORAN TAHUNAN 2018
75
pada tingkat Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan untuk dilanjutkan hingga tingkat Kementerian
Pertanian dan diteruskan pada Kementerian Luar Negeri. Pembayaran tagihan telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri pada tanggal 3 Maret 2018
(Gambar 43) dan terbit sertifikat keanggotaan ISTA untuk tahun 2018 (Gambar 44).
Gambar 43. Tanda Terima pembayaran keanggotaan ISTA
tahun 2018 dan biaya Akreditasi Tahun 2107
Gambar 44. Sertifikat keanggotaan ISTA untuk tahun 2018
2) Re-akreditasi untuk tahun 2018-2020
Balai Besar PPMB-TPH resmi terakreditasi ISTA dimulai sejak 2 November 2010 dan berakhir pada bulan November 2013. Reakreditasi pertama pada 30
Januari 2014 dan berakhir 30 Januari 2018. Untuk
76
LAPORAN TAHUNAN 2018
mempertahankan kembali status akreditasi, pada tahun 2016 Balai Besar PPMB-TPH telah
mengajukan permohonan reakreditasi ke Sekretariat ISTA untuk beberapa ruang lingkup, yaitu:
a) Pengambilan contoh (sampling), mencakup
kelompok benih serealia (cereals), kacang-kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya
(other agricultural crops), dan sayuran (vegetables). b) Kemurnian dan penetapan benih tanaman lain
(purity and determination of other seeds by number), mencakup kelompok benih serealia
(cereals), kacang-kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya (other agricultural crops), dan
sayuran (vegetables). c) Daya berkecambah (germination), mencakup
kelompok benih serealia (cereals), kacang-kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya
(other agricultural crops), dan sayuran (vegetables). d) Kadar air (moisture) untuk metode oven suhu
konstan rendah dan tinggi penghancuran halus
(fine grinding), metode oven suhu konstan rendah dan tinggi penghancuran kasar (coarse grinding),
metode oven suhu konstan rendah dan tinggi pemotongan benih (cutting), dan metode oven suhu
konstan rendah dan tinggi tanpa penghancuran (no grinding), mencakup spesies yang tertera pada Tabel 9A bagian 1 dan 2 ISTA Rules.
e) Kesehatan benih yang diajukan adalah deteksi cendawan Alternaria radicina pada wortel (Daucus carota) metode blotter, Phoma lingam pada kelompok sawi (Brassica spp.), Dreschlera oryzae pada padi (Oryza sativa), Pyricularia oryzae pada padi, dan Alternaria padwickii pada padi, serta
nematoda Aphelenchoides besseyi pada padi (Oryza sativa).
Pada tanggal 13 Maret 2018 Jeremy Smith yang ditugaskan oleh ISTA sebagai Lead Auditor untuk
kegiatan reakreditasi ISTA memberitahukan waktu pelaksanaan audit yaitu tanggal 31 Maret 2108. Jeremy Smith mengirimkan juga mengenai jadwal
LAPORAN TAHUNAN 2018
77
audit, beberapa hal yang harus dipersiapkan (Logistic checklist) dan pengaturan waktu pelaksanaan audit.
Dalam menghadapi pelaksanaan audit reakreditasi ISTA, Balai Besar PPMB-TPH mempersiapkan
beberapa hal yang terkait antara lain letter of invitation, pemesanan kamar hotel, lot benih untuk
praktek pengambilan sampel, sampel benih untuk demonstrasi, dan dokumen sistem manajemen mutu. Pada tanggal 30 Maret 2018 disampaikan
memorandum untuk kehadiran seluruh personil Laboratorium dalam kegiatan audit.
Pelaksanaan Audit pada tanggal 31 Maret 2018
dimulai dengan pertemuan pembukaan oleh Jeremy Smith (Lead/System Auditor) dan Zita Ripka
(Technical Auditor), dilanjutkan dengan audit ke Bagian Pengambilan Contoh, Audit Aspek
Manajemen dan Aspek Teknis.
Gambar 45. Opening Meeting ISTA Audit, Audit Bagian PPC
dan Aspek Manajemen serta Aspek Teknis
Dalam Re-akreditasi ISTA terdapat sembilan ketidaksesuaian aspek manajemen dan 10 dari Aspek teknis. Tindakan Perbaikan telah dilaksanakan selama
3 tahap, yaitu Tahap I (23 Juni 2018), Tahap II (6 Agustus 2018) dan Tahap III (4 September 2018). Pada tanggal 5 September 2018 dinyatakan semua tindakan
perbaikan sudah memenuhi. Auditor
78
LAPORAN TAHUNAN 2018
merekomendasikan pemberian status akreditasi kepada laboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Pada
tanggal 11 September 2018 diterbitkan Sertifikat Akreditasi oleh ISTA (Gambar 46).
Gambar 46. Sertifikat Akreditasi yang diterbitkan oleh ISTA
b. Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Pada tahun 2018, Balai Besar PPMB-TPH berpartisipasi
pada tiga putaran uji profisiensi ISTA. Satu putaran dapat terdiri dari dua jenis spesies dengan parameter
berbeda. ISTA menginformasikan bahwa satu putaran uji profisiensi diundur dan sampai dengan laporan ini dibuat belum ada pemberitahuan lebih lanjut. Adapun
jenis spesies dan hasil uji profisiensi yang diperoleh pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 73.
Tabel 18. Spesies yang diuji dan hasil uji profisiensi yang sudah diterbitkan ISTA
Keterangan: *) Pelaksanaan tahun 2016, hasil akhir diterima awal tahun 2018 **) Dalam proses pengujian di laboratorium
LAPORAN TAHUNAN 2018
79
c. Kegiatan lain
1) Penyedia Benih bahan Uji Profisiensi ISTA parameter
kesehatan Benih
Balai Besar PPMB-TPH menerima permohonan Ketua Komite Kesehatan Benih ISTA (Valerie Grimault)
untuk menjadi penyedia bahan uji benih padi yang mengandung Aphelenchoides besseyi untuk uji
profisiensi tingkat internasional tahun 2018. Biaya pengadaan dan pengiriman bahan uji tersebut ditanggung oleh ISTA. Balai Besar PPMB-TPH dapat
memenuhi permohonan tersebut. Bahan uji yang dikirim ke ISTA adalah benih padi yang sehat
(healthy) dan benih padfi yang mengandung nematoda Aphelenchoides besseyi (high infected) sebanyak 5 kg. Pada saat pengiriman dilampiri surat
dari ISTA berupa: Lettre Officielle D’ autorisation, Declaration D’importation De Semences et Plants, Fature Proforma/Proforma invoice, benih di kirim ke ISTA (Gambar 47).
Gambar 47. Benih padi healthy dan high infected yang dikirim
ke ISTA
Sebagai bukti untuk perijinan pengeluaran benih disertai juga Keputusan Menteri Pertanian Nomor
04/PI.200/C/EXP/3/2018 tentang Pemberian Izin Pengeluaran Benih Dari Wilayah Negara Indonesia.
80
LAPORAN TAHUNAN 2018
2) Melakukan proses administratif narasumber untuk pelatihan yang diselenggarakan oleh ISTA
Personil Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH yaitu Siti Fadhilah, SP. MSi sebagai narasumber mewakili ISTA pada Pelatihan Pengujian Kesehatan di India
bulan Maret 2019.
3) Partisipasi dalam survey ISTA
Komite Varietas ISTA menyelenggarakan survei kepuasan mengenai Audit ISTA (mulai persiapan, pelaksanaan serta kejelasan informasi tetang audit).
Hasil survei ini akan diggunakan sebagai bahan referensi untuk perencanaan kegiatan selanjutnya. Balai Besar PPMB-TPH turut berpartisipasi dengan
mengisi aplikasi secara online.
4) Menghadiri pertemuan terkait keanggotaan
organisasi internasional
Pertemuan membahas mengenai evaluasi pemanfaatan keanggotaan Kementerian Pertanian
pada 17 Organisasi Internasional (OI) terkait pada hal manfaat dan biaya kontribusi. Evaluasi pokja
terhadap keanggotaan Indonesia pada OI tahun 2015 adalah 112 OI bersifat global, strategis dan regulatory, 46 OI telah dimanfaatkan oleh instansi
penjuru dan 75 OI perlu peninjauan mendalam. Organisasi Internasional ISTA dimana Balai Besar
PPMB-TP menjadi salah satu anggotanya berada pada kelompok 46 OI yang telah dimanfaatkan penjuru. Namun demikian tetap diperlukan
justifikasi kelengkapan informasi mengenai manfaat keanggotaan ISTA.
LAPORAN TAHUNAN 2018
81
Gambar 48. Matrik Evaluasi Keanggotaan ISTA TA. 2018
5. Penyelenggaraan Uji Profisiensi
Penyelenggaraan uji profisiensi pada tahun 2018 mencakup dua komoditas yaitu padi (Oryza sativa) dan
sawi (Brassica sp.). Parameter yang diuji untuk benih padi meliputi penetapan kadar air (KA), analisis kemurnian
(KM), pengujian daya berkecambah (DB) serta berat 1000 butir. Sedangkan untuk benih sawi meliputi penetapan
kadar air (KA), analisis kemurnian (KM) dan pengujian daya berkecambah (DB).
Peserta uji profisiensi adalah laboratorium BPSBTPH
dengan ruang lingkup pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura serta laboratorium instansi lain atau laboratorium perusahaan swasta. Jumlah peserta uji
profisiensi tahun 2018 sebanyak 55 peserta laboratorium dengan rincian pada Tabel 19.
82
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 19. Peserta Uji Profisiensi Tahun 2018
No. Nama Lab Padi Sawi
1. UPTD BPSB TPH Aceh √ x
2. UPT BPSBTPH Sumatera Utara √ √
3. UPTD BPSB Prov. Sumatera Barat √ √
4. UPT PSBTPH Prov. Riau √ √
5. UPTD BPSPT Prov. Jambi √ x
6. BPSB TPH Prov. Bengkulu √ x
7. UPTD BPT Prov. Sumatera Selatan √ √
8. UPTD BPSB TPH Lampung √ √
9. BPSMB Prov. Kepulauan Bangka Belitung √ √
10 BPSBTPH Prov. Jawa Barat √ √
11 BPMHTPH Prov. DKI Jakarta √ √
12 BPSBTPH Prov. Banten √ √
13 BPSB Prov. Jawa Tengah √ √
14 UPTD BPSBP Dinas Pertanian D.I.Y √ √
15 UPT PSBTPH Prov. Jawa Timur √ √
16 BPSB TPH Prov. Kalimantan Selatan √ √
17 BPSBTPH Prov Kalimantan Tengah √ √
18 UPTD PSBTPH Prov. Kalimantan Timur √ √
19 UPSBTPH Prov. Kalimantan Barat x √
20 UPTD BPSB TPH Sulawesi Utara √ √
21 BPSBTPH Prov. Gorontalo √ x
22 BPSB TPH Prov. Sulawesi Barat √ √
23 UPT PMSBTPH Prov. Sulawesi Tengah √ √
24 UPTD BPSB TPH Prov. Sulawesi Selatan √ √
25 UPTD BPSB TPH Prov. Sulawesi Tenggara √ √
26 UPT BPSB TPH Prov. Bali √ x
27 BPSBTPH Prov. Nusa Tenggara Barat √ √
28 UPT PSBTPH Prov Nusa Tenggara Timur √ √
No. Nama Lab Padi Sawi
29 BPSBBPP Prov. Maluku √ √
30 BP2STP Prov. Maluku Utara √ √
31 BPSBTPH Prov. Papua I √ √
32 BPSBTPH Prov. Papua II √ √
33 BPSBTPH Prov. Papua Barat √ √
34Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian√ x
35 Balai Penelitian Tanaman Padi √ x
36 Balai Penelitian Tanaman Sayuran x √
37Balai Penelitian Tananaman Aneka
Kacang dan Umbix √
38 Balai Penelitian Tanaman Serealia √ x
39Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Barat√ x
40Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Banten√ x
41Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan√ √
42Pengujian Mutu Benih Tanaman Hutan
BPTH Wilayah II Makasar√ √
43Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Pakan√ √
44 PT. Agri Makmur Pertiwi x √
45 PT. Syngenta Seed Indonesia √ x
46 PT. Dupont Indonesia √ x
47 CV. Aura Seed Indonesia x √
48 PT. Benih Citra Asia √ √
49 PT. Bisi International Tbk unit Tulungrejo √ x
50PT. Bisi International Tbk unit
Sumberagung√ √
51 CV. Bunga Tani Sejahtera √ x
52 PT. Sang Hyang Seri (Persero) Sukamandi √ x
53 PT. Clause Indonesia x √
54 PT. Surya Kencana Agrifarm √ x
55PT. Sang Hyang Seri UBR III Cabang
Operasional Pasuruan √ x
50 38Jumlah
Keterangan: Nomor urut bukan merupakan kode laboratorium
Peserta dengan kategori A dan B tidak melakukan tindakan perbaikan, tetapi masih perlu melakukan
peningkatan berkelanjutan. Peserta dengan nilai C, D, D*
LAPORAN TAHUNAN 2018
83
dan D** disarankan perlu melakukan tindakan perbaikan melalui investigasi untuk menemukan akar
permasalahan pada pengujian. Hasil uji profisiensi peserta tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
a. Hasil uji homogenitas benih padi (penetapan kadar
air, analisis kemurnian, pengujian daya berkecambah dan penetapan berat 1000 butir) serta benih sawi
(penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah) menunjukkan tidak signifikan heterogen. Hal ini berarti contoh uji yang
dikirimkan ke peserta adalah homogen. b. Hasil uji stabilitas benih padi (penetapan kadar air,
analisis kemurnian, daya berkecambah dan berat
1000 butir) serta benih sawi pada parameter penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian
daya berkecambah, menunjukkan hasil yang stabil. c. Peserta yang mengikuti uji profisiensi benih padi
sebanyak 50 peserta dan 38 peserta pada benih sawi
d. Semua peserta menyampaikan hasil uji, namun masih ditemukan laboratorium yang kurang cermat dan teliti dalam perhitungan, penulisan pelaporan dan
penulisan kode bahan uji. e. Persentase peserta yang mendapat nilai A (sangat
memuaskan) dan B (memuaskan) pada bahan uji benih padi untuk penetapan kadar air sebanyak 46%, analisis kemurnian = 78% daya berkecambah = 76%
dan berat 1000 butir = 86% f. Persentase peserta yang mendapat nilai A dan B pada
bahan uji benih sawi untuk penetapan kadar air sebanyak 76%, analisis kemurnian yaitu 49% dan pengujian daya berkecambah berjumlah 76%.
Tabel 20. Hasil Uji Profisiensi Benih Padi
Jumlah
peserta A B C D D* D**
Penetapan Kadar Air 50 16 7 2 20 0 5
Analisis Kemurnian 50 30 9 2 0 5 4
Pengujian Daya Berkecambah 50 34 4 0 0 0 12
Penetapan berat 1000 butir 42 30 6 1 0 4 1
ParameterKategori
84
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 21. Hasil Uji Profisiensi Benih Sawi
Jumlah
peserta A B C D D* D**
Penetapan Kadar Air 38 24 5 0 6 2 1
Analisis Kemurnian 37 16 2 3 9 1 6
Pengujian Daya Berkecambah 38 22 7 1 1 2 5
ParameterKategori
Saran dalam pelaksanaan uji profisiensi sebagai berikut:
a. Peningkatan ketelitian dan kecermatan dalam pelaporan dengan melakukan verifikasi bertingkat,
untuk mengurangi kesalahan dalam pelaporan. b. Untuk meningkatkan kinerja laboratorium pada hasil
uji dengan kategori meragukan/kurang memuaskan
dan tidak memuaskan agar melakukan investigasi penyebab ketidaksesuaian dengan menganalisis akar
permasalahan dan membuat rencana tindakan perbaikan yang ditindaklanjuti sesuai dengan tindakan perbaikan untuk mencegah timbulnya
kembali ketidaksesuaian yang sama. c. Untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen
laboratorium, setiap tahapan proses pengujian dibuat analisis resiko untuk mengendalikan dan mengatasi resiko yang kemungkinan terjadi.
d. Laporan hasil uji profisiensi agar dapat dikirimkan tepat waktu, sesuai petunjuk teknis uji profisiensi yang diberikan.
LAPORAN TAHUNAN 2018
85
BAB IV
CAPAIAN KINERJA
BAGIAN UMUM
86
LAPORAN TAHUNAN 2018
SUBBAGIAN PROGRAM DAN
EVALUASI
1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja
Sebagai salah satu unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, kegiatan Balai Besar PPMB-TPH mengacu dan mendukung program Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Untuk mendukung program tersebut, sama
dengan tahun sebelumnya pada tahun 2018 Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kegiatan Pengembangan
Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih.
Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
rencana perlu ditetapkan petunjuk teknis dan kerangka acuan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan dapat berjalan efektif, efisien,
akunTabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Pengganggaran
DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018 telah diterima berdasarkan surat pengesahan Nomor SP DIPA-018.03.2.010082/2018
tanggal 5 Desember 2017 dengan total anggaran Rp11.500.000.000,-. Pada tanggal 29 Oktober 2018, sesuai kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan DIPA Balai Besar PPMBTPH dilakukan penambahan anggaran khususnya belanja modal sehingga DIPA Balai Besar PPMBTPH menjadi
Rp11.814.000.000,-
b. Penyusunan KAK dan JUKNIS
Dokumen perencanaan merupakan faktor penting yang harus disiapkan sebagai salah satu pedoman dalam melaksanakan kegiatan. Dokumen tersebut
antara lain Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Petunjuk
LAPORAN TAHUNAN 2018
87
Teknis (JUKNIS) disamping peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya. Hal ini diperlukan
untuk memberikan pedoman bagi pelaksana kegiatan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai secara optimal. Penyusunan KAK/TOR dan JUKNIS tahun
2018 mengacu pada DIPA, Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) serta dokumen RKA-KL TA. 2018.
KAK/TOR dan JUKNIS disusun berama dengan penanggung jawab kegiatan dan pelaksana kegiatan lingkup Balai Besar PPMB-TPH.
1) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan
Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference),
adalah suatu dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai
dengan target yang ditetapkan yang memuat latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, waktu pencapaian, dan biaya yang diperlukan.
KAK ini dilengkapi dengan rencana anggaran biaya per jenis belanja dari masing-masing kegiatan.
2) Penyusunan JUKNIS
JUKNIS disusun secara detil termasuk titik kritis dan risiko yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada sistem pengendalian intern.
c. Penyusunan Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja tahun 2018 merupakan bagian dari dokumen yang diperjanjikan antara Kepala Balai
Besar PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam mendukung
program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu hasil tanaman pangan.
Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2018 ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam indikator kinerja
sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja
88
LAPORAN TAHUNAN 2018
Utama (IKU) Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. IKU
tahun 2018 telah dibahas dengan pihak ketiga dalam rangka membuat indikator yang SMART. IKU Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 diusahakan telah
selaras dan mendukung IKU Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan sasaran program:
1) Meningkatkan kualitas layanan publik Ditjen Tanaman Pangan
2) Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan
Berdasarkan sasaran program tersebut, sasaran kegiatan Kepala Balai Besar PPMB-TPH menjadi
sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas layanan publik
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
2) Meningkatnya pemanfaatan metode
pengembangan pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
3) Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan
Balai Besar PPMB-TPH
Dengan sasaran kegiatan tersebut, indikator kinerja
Kepala Balai Besar PPMB-TPH sebagai berikut:
1) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH dengan target 3,26
pada Skala Likert 2) Rasio metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang dihasilkan dengan target 100%
3) Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang dengan target 0
4) Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai
PermenPAN RB Nomor 12 Tahun 2015) dengan target
0.
LAPORAN TAHUNAN 2018
89
PK Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 di-upload di aplikasi e-PK yang dikelola oleh Biro Perencanaan
Kementerian Pertanian.
d. Revisi Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019
Pada bulan September 2018, dilakukan revisi atas
Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019 dalam rangka meningkatkan capaian
pembangunan pertanian melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja, dengan mengacu pada revisi Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Perubahan dilakukan pada indikator kinerja yang telah disesuaikan dengan indikator yang baru.
e. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019
Untuk mendukung program Balai TA. 2019 telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab kegiatan
lingkup Balai Besar PPMB-TPH. RKT disusun H-1 sebagai dasar penyusunan anggaran tahun 2019. RKT ini memuat tentang pelaksanaan kegiatan yang
mencakup:
1) Indikator Kinerja Utama yang berisi program,
sasaran, indikator sasaran, target dan penanggung jawab
2) Penetapan Kinerja berisi program utama, sasaran,
indikator kinerja output, indikator kinerja outcome dan anggaran
3) Rencana Kinerja Tahunan yang berisi sasaran strategis, indikator output dan target
4) Rencana Kerja dengan program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan terdiri dari 16 kegiatan.
f. Penyusunan Renja-KL Tahun 2019
Rencana kerja tahun 2019 mengacu pada Matriks Renstra Kementerian Pertanian tahun 2015-2019.
Kegiatan operasional yang disusun dalam Rencana
90
LAPORAN TAHUNAN 2018
Kinerja Anggaran-Kementerian Lembaga (Renja-KL) 2019 adalah sebagai berikut:
1) Uji Terap Metode Pengujian Mutu Benih a) Melaksanakan Bimbingan Teknis dan
Sosialisasi Kegiatan Pengujian Mutu Benih
b) Melaksanakan Penerapan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih
c) Melaksanakan standarisasi laboratorium pengujian mutu benih
2) Layanan Internal
a) Perencanaan Kegiatan b) Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan c) Pengelolaan Kepegawaian dan Tata Usaha
d) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi e) Pengadaan Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran f) Rehabilitasi dan Renovasi Gedung dan
Bangunan
3) Layanan Perkantoran a) Gaji dan Tunjangan b) Operasional dan Pemeliharaan Kantor
g. Penyusunan Anggaran Tahun 2019
Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2019 memperoleh
alokasi anggaran sebesar Rp14.045.719.000,- yang telah melalui beberapa tahap pembahasan dan reviu dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan
reviu online dengan Bappenas dan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan. Pada tahap awal alokasi
anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 masih sama dengan tahun 2018, yaitu sebesar Rp11.500.000.000,-. Selanjutnya Balai Besar PPMB-
TPH memperoleh tambahan anggaran Rp2,546 milyar untuk kegiatan dukungan ketersediaan benih dan pengadaan alat somatic embryogenesis dalam
mendukung ketersediaan benih. DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2019 telah diterima berdasarkan surat pengesahan Nomor SP
LAPORAN TAHUNAN 2018
91
DIPA-018.03.2.010082/2019 tanggal 05 Desember 2018.
2. Revisi
Pada tahun 2018 telah dilakukan revisi DIPA sebanyak tiga kali yaitu pada saat pergantian Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan penambahan anggaran untuk dan revisi POK sebanyak sembilan kali yang terakhir pada
tanggal 26 November 2018.
3. Evaluasi dan Pelaporan
a. Penyusunan Laporan Bulanan dan Simonev
Laporan bulanan Balai Besar dilakukan secara rutin setiap bulannya. Laporan bulanan menyajikan
kegiatan Bagian Umum, kegiatan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta kegiatan kelompok
fungsional PBT yang mencakup progres seluruh kegiatan baik yang tercantum pada DIPA maupun kinerja lainnya. Demikian juga dengan laporan
Simonev disusun setiap bulan yang mencakup realisasi fisik dan keuangan.
Disamping menyusun laporan bulanan, capaian
kinerja bulanan juga dipantau melalui aplikasi SMART (dikelola Ditjen Anggaran Kemenkeu) dan e-
Monev Bappenas.
b. Penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja
Balai Besar PPMB-TPH telah melaksanakan
penyusunan Laporan Kinerja dan Laporan Tahunan dengan narasumber dari Sekretariat Ditjen Tanaman
Pangan dan Inspektorat II Itjen Kementan. Laporan Kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/
sasaran strategis instansi. Bahwa dalam evaluasi akuntabilitas kinerja berdasarkan PermenPAN RB Nomor 12 Tahun 2015 terdapat lima komponen, yaitu:
perencanaan kinerja dengan bobot 30%, pengukuran kinerja 25%, pelaporan kinerja 15%, evaluasi internal
10%, dan capaian kinerja 20%.
92
LAPORAN TAHUNAN 2018
Dalam pelaporan kinerja diutamakan pelaporan pencapaian kinerja, dengan menonjolkan
pembahasan pencapaian sasaran strategis unit kerja, dengan mengungkapkan capaian kinerja dengan prioritas menguraikan pencapaian IKU. Analisis,
pembandingan, dan evaluasi internal perlu diungkapkan agar laporan dapat mengungkapkan
kondisi riil yang sebenarnya.
Sementara Laporan Tahunan merupakan laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil diraih
organisasi dalam satu tahun. Isi dari Laporan Tahunan tersebut setidaknya mencakup laporan keuangan dan prestasi kinerja organisasi selama satu
tahun.
Realisasi serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH
tahun 2018 sebesar Rp10,884 milyar atau 92,13% dari pagu Rp11,814 milyar. Rendahnya serapan anggaran ini
karena tidak terserapnya belanja pegawai antara lain transito (cadangan) akibat tidak adanya penambahan
CPNS, sisa gaji dan uang makan pegawai yang mencapai Rp918 juta (7,87%).
Berdasarkan tingkat pelaksanaan kegiatan rata-rata hampir mencapai 100%. Kegiatan/sub kegiatan telah dilaksanakan seluruhnya, baik administrasi maupun
teknis yang dibiayai dari anggaran DIPA Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018. Kegiatan administrasi yang
dimaksud adalah kegiatan yang mendukung kegiatan teknis Balai Besar. Kegiatan ini meliputi kegiatan struktural yang pengelolaannya di bawah Bagian
Umum serta Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium telah dilaksanakan secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang tersedia.
Selanjutnya, kegiatan teknis Balai Besar adalah kegiatan laboratorium maupun kelembagaan dalam
rangka melaksanakan tupoksi yang meliputi pelayanan pengujian mutu benih kepada masyarakat/stakeholder, validasi dan pengembangan
metode pengujian, penerapan sistem manajemen mutu kepada seluruh laboratorium pengujian mutu
benih di Indonesia, uji profisiensi untuk mengetahui
LAPORAN TAHUNAN 2018
93
kompetensi laboratorium daerah, uji petik mutu benih yang beredar, pembuatan buku literatur dan koleksi
varietas/IPTB/DNA.
Disamping itu juga disusun laporan perkembangan capaian kinerja per triwulan, dan mengisi datanya
aplikasi e-PK yang dikelola oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemeneterian Pertanian.
4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Utama
Monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan metode
pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tahun 2018 dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh konsistensi kebijakan
pelaksanaannya bagi pencapaian Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
melalui fungsi (1) pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, (2)
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, (3) Pelaksanaan
uji banding (uji profisiensi) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura.
Sebelum dilaksanakan monitoring dan evaluasi dilakukan penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi kegiatan utama sebagai pedoman untuk mempermudah
tim monitoring dan evaluasi dan tim satuan pelaksana pengendalian intern dalam melakukan evaluasi dan
pengendalian kegiatan utama lingkup Balai Besar PPMB-TPH yang berhubungan langsung dengan laboratorium di daerah yangmerupakan salah satu alat ukur dalam
mencapai sasaran sesuai target yang ditetapkan secara efektif, efisien dan akuntabel dengan tujuan meliputi: a. Mengevaluasi capaian kinerja output dan outcome
yang mencakup fungsi : (1) pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan
pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, (2) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem
manajemen mutu benih tanaman pangan dan
94
LAPORAN TAHUNAN 2018
hortikultura, (3) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi) antar laboratorium pengujian benih
tanaman pangan dan hortikultura. b. Mendapatkan umpan balik dan rekomendasi dalam
pemanfaatan program dan kegiatan.
Ruang lingkup petunjuk teknis monitoring dan evaluasi kegiatan utama ini meliputi Program/Kegiatan
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu laboratorium Pengujian Benih Tahun 2016 mencakup pelaksanaan (1) pengembangan
teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, (2) pelaksanaan pemberian bimbingan
teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura, (3) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura, di laboratorium pengujian mutu benih
BPSB-TPH.
Laboratorium pengujian mutu benih (BPSBTPH) yang dikunjungi dalam rangka monitoring dan evaluasi yaitu di
Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Kep.
Babel, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kaltim, Gorontalo, Sulbar, Malut, dan Papua.
Kesimpulan dari kegiatan monitoring kegiatan strategis yaitu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan
utama (pengembangan metode pengujian di laboratorium, bimbingan teknis kepada seluruh laboratorium BPSB di
Indonesia dan penyelenggaraan uji profisiensi) yang dilaksanakan Balai Besar PPMB-TPH, dapat memberikan manfaat bagi laboratorium BPSB-TPH, hal tersebut dapat
terlihat dari peran kegiatan yang dilaksanakan terhadap peningkatan kinerja pengujian laboratorium dan
peningkatan kompetensi laboratorium BPSB-TPH. Standarisasi laboratorium yang terus meningkat, peningkatan kompetensi personil laboratorium dan
pemanfaatan metode yang dikembangkan oleh Balai Besar PPMB-TPH membuktikan kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang positif bagi laboratorium
LAPORAN TAHUNAN 2018
95
BPSB-TPH. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan pengembangan metode yang belum dapat diaplikasikan di
laboratorium BPSB-TPH akibat dari beberapa faktor yang menjadi penghambat antara lain kelengkapan sarana/prasarana yang kurang memadai, kompetensi
personil yang masih rendah dan belum adanya permintaan atau costumer yang melakukan pengujian.
Permasalahan yang dihadapi pada laboratorium BPSB-TPH adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi personil (PBT) masih perlu ditingkatkan
khususnya dalam pelaksanaan pengujian dan pemahaman tentang sistem mutu, pengujian DHL
terutama dalam hal hasil uji, dan pelatihan pengujian nematoda bagi BPSB-TPH.
b. Keterbatasan jumlah personil menyebabkan ruang
lingkup pengujian yang dapat dilaksanakan juga terbatas, hanya terbatas pada pengujian standar sedangkan pengujian kesehatan cendawan dilakukan
hanya untuk melatih keterampilan analis. c. Keterbatasan kemampuan analis dalam pengujian
pengujian Tetrazolium pada benih kedelai karena banyaknya topografi pewarnaan pada kategori viabel dan nonviabel agar lebih disederhanakan sehingga
memudahkan analis dalam melakukan evaluasi. d. Kurangnya Sarana dan prasarana dalam proses
penerapan sistem manajemen mutu seperti Genset, AC, keterdiaan air bersih, dan kecukupan daya listrik.
e. Aliran listrik tidak stabil dan masih mengalami
pemadaman listrik. f. Peralatan dan ruangan masih kurang khususnya
untuk pengujian kesehatan benih.
g. Keterbatasan PBT di masing-masing kabupaten sehingga berpengaruh terhadap proses pelayanan
sertifikasi dan pelabelan benih. h. Pengaruh dari keterbatasan PBT mengakibatkan
masih dijumpainya kasus-kasus di lapangan seperti
beredarnya benih tanpa label maupun benih yang sudah kadaluwarsa.
96
LAPORAN TAHUNAN 2018
i. Dengan status kepegawaian berada di masing-masing kabupaten akibat otonomi daerah mengakibatkan
koordinasi pembinaannya menjadi terkendala. j. Peralatan laboratorium yang ada relatif sudah lama
sehingga perlu peremajaan.
k. Tidak adanya kepastian tersedianya anggaran selama proses re-akreditasi berlangsung.
l. Dalam pelaksanaan Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium khususnya perpanjangan reakreditasi masih terkendala dengan jaringan
Internet karena tidak bisa membuka setaip saat KANMIS sehingga masih ada beberapa persyaratan yang belum diupload.
m. Anggaran untuk mengikuti pelatihan dan magang untuk meningkatkan kompetensi personil dan untuk
perbaikan/kalibrasi peralatan laboratorium sangat terbatas.
n. Kompetensi personil dalam memahami sistem mutu
masih kurang khususnya tentang pengelolaan dokumentasi dan kaji ulang manajemen.
o. Di beberapa BPSB-TPH komitmen pimpinan dalam menerapkan sistem mutu laboratorium masih perlu ditingkatkan.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kinerja laboratorium BPSB-TPH adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium BPSB-TPH disarankan agar merencanakan anggaran untuk mengikuti pelatihan
maupun magang yang setiap tahun diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH, dan apabila anggarannya memungkinkan dapat mengadakan pelatihan sendiri
(inhouse training) dengan mengundang petugas dari Balai Besar PPMB-TPH sebagai narasumber.
b. Mendorong agar senantiasa meningkatkan pemahaman tentang sistem mutu bagi personil laboratorium dengan mengikuti pelatihan yang
diadakan baik oleh KAN maupun Balai Besar PPMB-TPH.
c. Disarankan agar manajemen BPSB-TPH dapat memenuhi kebutuhan peralatan laboratorium secara
LAPORAN TAHUNAN 2018
97
bertahap agar dapat menambah ruang lingkup akreditasi baik melalui APBN maupun APBD, untuk
meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat dalam pengawasan dan sertifikasi benih.
d. Dokumen sistem mutu yang relevan sebaiknya
tersedia di semua tempat kerja (di ruang penerimaan contoh, laboratorium dan ruang analis) sebagai bukti
bahwa dokumen tersedia dan mudah diakses serta digunakan sebagai panduan dalam setiap kegiatan. Misal, instruksi kerja tersedia di lab yang masuk
dalam lingkup akreditasi. e. Sasaran mutu laboratorium agar disempurnakan
menjadi sasaran yang terukur.
f. Menyiapkan jaringan internet yang memadai dan personil laboratorium yang mampu mengaplikasikan
sistem online sehingga akses informasi akan lebih mudah dan cepat.
g. Menjalin komunikasi dengan Balai Besar PPMB-TPH
dan KAN dalam melengkapi dokumen melalui KANMIS dan hal-hal lain terkait proses reakreditasi.
h. Spesifikasi standard peralatan laboratorium hendaknya didiskusikan dengan Balai Bear PPMB-TPH.
i. Mengusulkan jika memungkinkan untuk menambah jumlah PBT dan analis laboratorium melalui
pemerintah daerah. j. Untuk meningkatkan kompetensi analis,
Laboratorium BPSB-TPH perlu dilibatkan dalam
kegiatan validasi/verifikasi metode yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH.
k. Menyarankan Balai Besar PPMB-TPH secara reguler
melaksanakan sinkronisasi pengembangan metode, uji profisiensi maupun penerapan sistem manajemen
mutu laboratorium karena sinkronisasi tersebut merupakan ajang bertukar informasi, diskusi serta saran pemecahan masalah-masalah yang terjadi di
masing-masing laboratorium. l. Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan pelatihan
untuk analis laboratorium secara reguler untuk
meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang metode pengujian yang terbaru (mutakhir).
98
LAPORAN TAHUNAN 2018
5. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
SPI diperlukan sebagai upaya pengendalian kegiatan Balai Besar PPMB-TPH, karena pada dasarnya kegiatan
harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, efektif dan efisien agar dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan dapat melakukan deteksi dini terhadap titik kritis atau resiko yang kemungkinan terjadi dan segera mencari solusi penyelesaian.
Ruang lingkup sistem pengendalian intern sebagai tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah 1) Lingkungan Pengendalian; 2) Penilaian
Resiko; 3) Kegiatan Pengendalian; 4) Informasi dan Komunikasi; dan 5) Pemantauan. Kegiatan sistem
pengendalian intern lingkup Balai Besar PPMB-TPH meliputi:
a. Pembentukan Tim Satlak PI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI)
menyatakan bahwa SPI merupakan alat pengendalian dan pengawasan program/kegiatan serta memudahkan dalam evaluasi dan pelaporan. Sebagai
implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Balai Besar PPMB-TPH membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian
Intern tahun 2016 berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH Nomor 05.RC.020/C.3/1/
2018 tanggal 29 Januari 2018, dengan susunan anggota Satlak PI dengan struktur organisasi dan tugas Tim sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2018
99
Gambar 49. Struktur Organisasi Satlak PI
Tugas Tim Satlak Pengendalian Intern meliputi: 1) Membantu pimpinan dalam melaksanakan
pengendalian intern lingkup Balai Besar PPMB-
TPH; 2) Menyusun program kerja dan anggaran SPI;
3) Melakukan sosialisasi rencana kerja dan menerapkan pelaksanaan SPI;
4) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
pelaksana SPI; 5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan SPI; 6) Pemantauan dan evaluasi penyelesaian tindak
lanjut hasil audit; 7) Membina dan manilai pelaksanaan SPI melalui
koordinasi dan pemantauan ditingkat lapangan; 8) Menyusun laporan secara berkala pelaksanaan
SPI.
b. Rapat Koordinasi Tim Satlak PI
Rapat koordinasi Tim Satlak PI dilakukan secara
berkala paling kurang tiga bulan sekali, sekaligus mengumpulkan, mendiskusikan dan melakukan evaluasi bahan penyusunan laporan pengendalian
intern terhadap pelaksanaan kegiatan sebagai bahan masukan bagi pimpinan. Tim Satlak PI melakukan pengendalian dan evaluasi kegiatan secara berkala
100
LAPORAN TAHUNAN 2018
terhadap progres kegiatan yang telah dilaksanakan. Disamping itu, koordinasi tim satuan pelaksana
pengendalian intern juga dilakukan pada rapat-rapat rutin dengan pimpinan yang dilaksanakan minimal satu bulan sekali dengan pokok bahasan evaluasi
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut permasalahan/kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Menyusun Program Kerja Satlak PI
Menetapkan program kerja satlak pengendalian
intern, penyusunan program kerja satlak pengendalian intern yang merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk mendukung tugas dan
fungsi Tim Satlak PI yang berupa tahapan kegiatan yang dilengkapi dengan jadwal palang sebagai salah
satu dasar pelaksanaan tugas Tim Satlak PI agar kinerjanya lebih terarah. Program kerja satlak pengendalian intern dan jadwal palang tahun 2016
seperti terlihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Program kerja Satlak Pengendalian Intern
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
1 Penetapan Tim Satlak PI
2 Rapat Koordinasi Tim Satlak PI
3 Penyusunan Program Kerja SPI
4 Penyusunan Petunjuk Teknis SPI
5Monitoring dan Pemantauan
Kegiatan SPI
6 Penilaian SPI WBK dan WBBM
7Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Triwulan
No UraianJadwal Tahun 2018
d. Menyusun Laporan Kinerja Tim Satlak PI
Mengacu pada Pedoman Umum SPI penanggung
jawab sistem pengendalian intern wajib menyusun laporan kinerja secara berkala di masing-masing unit kerjanya sesuai dengan tahapan kegiatannya.
Implementasi yang telah dilakukan adalah yang
LAPORAN TAHUNAN 2018
101
merupakan bagian dari kinerja Tim Satlak PI dengan melakukan rapat koordinasi secara berkala untuk
melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap kegiatan yang sedang berjalan serta mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Laporan Tim
Satlak PI disusun periode triwulan dan Laporan Tahunan.
Pada bulan Juni 2018, dilaksanakan evaluasi tingkat maturitas SPIP oleh Tim Inspektorat Investigasi Itjen Kementan. Hasil penilaian penyelenggaraan SPIP di
Balai Besar PPMB-TPH menunjukkan bahwa tingkat maturitas berada pada level terdefinisi atau level 3 dari 5 level. Pengukuran terhadap 25 fokus penilaian
maturitas menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 3,736. Fokus maturitas sebanyak 25 mengikuti
prinsip yang sifatnya umum, kendati pengelompokannya mengikuti sub unsur SPIP.
Selanjutnya Balai Besar PPMB-TPH memperoleh
penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai salah unit kerja dengan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada level 3 (terdefinisi) sesuai Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 840/Kpts/PW.420/12/ 2018.
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN DAN
TATA USAHA
1. Kepegawaian
a. Mutasi Pegawai
Selama tahun 2018 Pegawai yang mutasi dari dan ke Balai Besar PPMB-TPH sebanyak delapan orang
seperti pada Tabel 23 berikut.
102
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 23. Mutasi Pegawai Tahun 2018
No Nama/NIP Pangkat/Gol Mutasi dari Mutasi Ke TMT
1 Ir. Warjito, M.Si Pembina Tk. I/IVb BPSB Papua 14 Mei 2018
196307121989031017
2 Muhammad Gazali Hamzah, SP Penata Tk. I/IIId 03 Januari 2018
197106242000031002
3 Dr. Ir. Devi Setiabakti, M.MA Pembina Tk. I/IVb Sekditjen TP 03 Januari 2018
196409221995031001
4 Noer Sandjojo Patwanto, SE, MM Penata Tk. I/IIId 03 Januari 2018
197404262001121001
5 Ir. Yayat Hidayat Penata Tk. I/IIId 03 Januari 2018
196901011998031003
6 Sugiyanto, S.AP Penata /IIIc 03 Januari 2018
196703042001121001
BBPPMB-TPH
Cimanggis
Direktorat Serealia
Direktorat
Perlindungan
BBPPMB-TPH
Cimanggis
Direktorat SerealiaBBPPMB-TPH
Cimanggis
BBPPMB-TPH
Cimanggus
Direktorat SerealiaBBPPMB-TPH
Cimanggis
BBPPMB-TPH
Cimanggis
b. Kenaikan Pangkat/Jabatan dan Kenaikan Gaji
Berkala
Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang naik pangkat pada tahun 2018 sebanyak 11 orang dan naik jabatan
18 orang.
Tabel 24. Kenaikan Pangkat Pegawai Tahun 2018
Lama Baru
1 Yuli Marni 01 April 2018
196206051990032001
2 M. Ma'rif Pengatur/IIc Pengatur TK.I/IId 01 April 2018
197311032006041002
3 Harry Wibowo Pengatur/IIc Pengatur TK.I/IId 01 April 2018
197606252006041001
4 Mansyur, SP Penata Muda/IIIa 01 April 2018
197905132014031001
5 Mekky Kusuma Dewi, SP Penata/IIIc 01 April 2018
198212172011012010
6 Vine Egistiani Suherman. SP Penata/IIIc 01 April 2018
198108252011012007
7 Roland Hutadjulu, SP, MM Penata Tk. I/IIId Pembina/IVa 01 April 2018
196808292001121002
8 Noer Sandjojo Patwanto, SE, MM Penata Tk. I/IIId Pembina/IVa 01 April 2018
197404262001121001
No Nama/NIPPangkat/Golongan
TMT
Penata Muda TK.I/IIIb
Penata Muda TK. I/
IIIb
Penata Muda TK. I/
IIIb
Penata Muda/IIIa
Penata Muda TK.I/IIIb
LAPORAN TAHUNAN 2018
103
Lama Baru
9 Ir. Amiyarsi Mustika Yukti, M.Si Pembina TK.I/IVb 01 Oktober 2018
196803261993032001
10 Nandy Mardiansyah, S.Si Penata/IIIc 01 Oktober 2018
198510242009121007
11 Nur Indrayanti Prabaningrum, SP Penata/IIIc 01 Oktober 2018
198106112011012009
12 Ade Sukma Pengatur/IIc 01 Oktober 2018
197701051998031001
13 Jasta Pengatur/IIc 01 Oktober 2018
197712012007011001
14 Syarif Pengatur/IIc 01 Oktober 2018
197607232007011001
15 Mochamad Syaldan Basari, A.Md Pengatur Tk. I/IId 01 Oktober 2018
198410272009121003
16 Sri Rahayu Puji Lestari, SP Penata Tk.I/IIId Pembina/IVa 01 Oktober 2018
197201282005012001
17 Aditya Kusumawardana, SP Penata/IIIc 01 Oktober 2018
198510102009121005
18 Agha Margapranata, SP Penata/IIIc 01 Oktober 2018
198104192009121003
No Nama/NIPPangkat/Golongan
TMT
Penata Muda TK.I/IIIb
Penata Muda TK.I/IIIb
Penata Muda/IIIa
Pengatur Muda TK.I/IIb
Pengatur Muda TK.I/IIb
Pembina Utama
Muda/IVc
Pengatur TK.I/IId
Penata Muda TK.I/IIIb
Penata Muda TK.I/IIIb
Sedangkan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang naik
jabatan pada tahun 2018 sebanyak 2 orang.
Tabel 25. Realisasi Kenaikan Jabatan Tahun 2018
TMT
Lama Baru
1 Nike Fitria Wibawa, S.TP, M.P 01 Januari 2018
197908212005012001
2 Mochamad Syaldan Basari, A.Md Pengatur Tk. I PBT Mahir 01 Oktober 2018
198410272009121003 PBT Pelaksana Lanjutan
No Nama/NIPPangkat/Golongan
Penata TK.I/ PBT MudaPenata TK.I/ PBT
Madya
Selama tahun 2018 telah direalisasikan kenaikan gaji berkala sebanyak 20 orang. Sementara pegawai yang memperoleh kenaikan gaji berkala tahun 2018
sebanyak 20 orang.
104
LAPORAN TAHUNAN 2018
c. Cuti
Pada tahun 2018 Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang
mengambil cuti sebanyak 42 orang, terdiri dari cuti tahunan 31 orang, cuti alasan penting 9 orang, dan cuti bersalin 2 orang.
Tabel 26. Jumlah Pegawai Cuti Tahun 2018
d. Pembinaan dan Pengembangan SDM
1) Absensi
Dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH khususnya
dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai maka telah dilaksanakan sosialisasi PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan untuk pengawasan kehadiran pegawai telah dilakukan absensi dengan menggunakan finger print pada saat masuk dan pulang. Data
absensi pegawai tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 27.
Tahunan Alasan Penting Bersalin
1 Januari - 1 - 1
2 Februari - - - -
3 Maret - 1 - 1
4 April - - - -
5 Mei - - 2 2
6 juni - 1 - 1
7 Juli 2 - - 2
8 Agustus 7 1 - 8
9 September 7 2 - 9
10 Oktober 7 1 - 8
11 November 5 1 - 6
12 Desember 3 1 - 4
31 9 2 42 Jumlah
No BulanJumlah
(Orang)
Cuti (Orang)
LAPORAN TAHUNAN 2018
105
Tabel 27. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Tahun 2018
Data tersebut diperoleh dari rumus sebagai
berikut:
Keterangan: S : Sakit; I : Izin; C : Cuti; TI : Tanpa Izin; DL :
Dinas Luar; TB : Tugas Belajar
2) Penghargaan/Reward dan Hukuman/ Punishment
Penghargaan/reward merupakan hak bagi
seseorang Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan tugas selama menjadi Pegawai.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian baru dapat memberikan penghargaan/reward berupa penghargaan Satya Lancana Karya Satya
dari Presiden Republik Indonesia terhadap pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan/Balai Besar PPMB-TPH yang telah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara selama X, XX tahun serta XXX. Pada tahun 2018
telah diusulkan sebanyak 11 orang untuk penghargaan Satya Lancana Karya Satya X tahun, namun belum ada realisasi.
Hadir Cuti Izin Sakit Dinas Luar Tugas Belajar Alpa
% % % % % % %
1 Januari 63.2 2.1 1.5 3.4 18.9 6.9 -
2 Februari 69.5 0.7 1.22 2.26 19.17 7.15 -
3 Maret 69.5 0.26 0.14 2.21 20.75 7.14 -
4 April 62.3 0.47 0.77 2.72 26.5 7.14 0.1
5 Mei 64.6 0.26 0.14 2.5 23.2 7.1 -
6 Juni 71.9 3.15 0.64 1.91 14.7 7.02 0.2
7 Juli 56.2 4.6 0.2 0.4 31.5 7.0 0.1
8 Agustus 66.74 0.6 1.1 2.3 23.0 6.7 -
9 September 67.1 3.0 0.0 0.1 24.5 5.3 -
10 Oktober 68.3 1.3 0.0 0.7 24.4 5.3 -
11 November 68.1 3.9 0.0 0.3 22.4 5.3 -
12 Desember
No Bulan
% Kehadiran: (Jumlah Pegawai x Hari Kerja) – (S+I+C+TI+DL+TB X 100%
(Jumlah Pegawai x Hari Kerja)
106
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 28. Pegawai yang diusulkan untuk memperoleh penghargaan Satya
Lancana Karya Satya Tahun 2018
Bagi pegawai yang melakukan pelanggaran akan dikenakan penjatuhan hukuman/punishment disiplin. Selama tahun 2018 tidak ada pegawai yang dikenai penjatuhan hukuman.
3) Tugas Belajar
Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai maka Balai Besar PPMB-TPH memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada pegawai untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada tahun 2018 pegawai yang masih dalam proses studi sebanyak 3 orang sebagaimana
terdapat pada Tabel 29.
No Nama/NIP Pangkat/Golongan Masa Kerja
1 Ir. Warjito, M.Si Pembina Tk. I/IVb 29 tahun
196307121989031017
2 Tukiman, S.TP, M.Si Penata Tk. I/IIId 13 tahun
197612182005011001
3 Roland Hutadjulu, SP, MM Pembina/IVa 17 tahun
196808292001121002
4 Nike Fitria Wibawa, S.TP, M.P Penata Tk. I/IIId 13 tahun
197206161994032002
5 Rahayu Nurkartika, SP Penata Tk. I/IIId 13 tahun
198101052005012002
6 Syakhril Alam, SP Penata Muda Tk. I/IIIb 11 tahun
197308262007101001
7 Mansur Pengatur Tk. I/IId 16 tahun
197604082002121002
8 Harry Wibowo Pengatur Tk. I/IId 12 tahun
197606252006041001
9 M. Marif Pengatur Tk. I/IId 12 tahun
197311032006041002
LAPORAN TAHUNAN 2018
107
Tabel 29. Pegawai yang Mengikuti Tugas Belajar
e. Penilaian Prestasi Kerja dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Dalam rangka mengukur prestasi kerja Pegawai Balai Besar PPMB-TPH maka pada bulan Januari 2018
telah dilakukan penilaian prestasi kerja pegawai. Penilaian Prestasi Kerja (PPK) pegawai terdiri atas unsur Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) periode tahun
2018 (60%) dan unsur perilaku (40%). Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dilaksanakan terhadap 57 orang pegawai. Nilai rata-rata PPK = 84,17 dengan
nilai tertinggi = 91,00 dan terendah = 77,34 Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan penyusunan
Sasaran Kinerja untuk tahun 2019.
2. Tata Usaha
a. Surat Menyurat
Dari rekapitulasi surat masuk dan surat keluar selama tahun 2018 sebanyak 1.238 surat yaitu surat
yang masuk 522 dan surat keluar 716 surat.
No Nama/NIP Perguruan Tinggi Program Study TMT
1 Aditya Kusumawardana, SP Institut Pertanian Bogor S2 Agrotek 2016
198510102009121005
2 Agha Margapranata, SP Universitas Brawijaya S2 Teknologi Benih 2015
198104192009121003
3 Nurul Afifah, SP Institut Pertanian Bogor S2 Teknologi Benih 2016
198611232011012020
108
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 30. Rekapitulasi Surat Masuk dan Surat Keluar Tahun 2018
b. Langganan Daya dan Jasa
Dengan meningkatnya volume kegiatan kantor sehari-hari perlu didukung oleh sarana listri, telepon dan
jaringan internet yang memadai. Sarana listrik, telepon dan jaringan internet merupakan kebutuhan mendasar bagi pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kegiatan ini telah dilaksanakan selama satu tahun dengan cara memantau pemakaian listri, telepon dan
internet setiap bulan. Listrik, telepon dan internet harus digunakan secara efektif dan efisien sehingga tidak terjadi pemborosan.
c. Pemeliharaan Halaman
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas sehari-
hari diperlukan sarana pendukung berupa bangunan gedung kantor dan halaman kantor serta barang inventaris lainnya. Agar sarana dan prasarana
tersebut dapat berjalan dengan baik diperlukan pemeliharaan dan perawatan secara teratur setiap bulannya. Kegiatan perawatan gedung dan halaman
kantor Balai Besar PPMB-TPH antara lain:
1) Pemupukan pohon induk dan tanaman hias
2) Pemangkasan ranting pohon dan pemotongan rumput
3) Membersihkan ruang kantor, mushola dan
halaman kantor
Fax Po Box Email Bawa Sendiri
1 Januari 8 7 11 3 29 24
2 Februari 6 17 23 5 51 104
3 Maret 6 15 18 12 51 89
4 April 8 19 13 5 45 92
5 Mei 7 12 16 4 39 75
6 Juni 2 4 7 7 20 18
7 Juli 11 28 25 3 67 66
8 Agustus 12 15 20 8 55 36
9 September 7 6 10 8 32 17
10 Oktober 6 18 32 12 68 66
11 November 9 8 35 8 65 129
12 Desember
82 149 210 75 522 716 Jumlah
Surat KeluarNo BulanSurat
Jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2018
109
4) Mengganti dan menambah tanaman hias 5) Memelihara kebersihan pos jaga keamanan
6) Penataan halaman belakang Gedung kantor 7) Membuat taman 8) Membuat sumur serapan
9) Membuat Parkiran tambahan mobil 10) Membuat tempat pencucian mobil
11) Melakukan pengecatan Pagar halaman
Selain itu dalam rangka mendukung kelancaran tugas di bidang tata usaha maka dilakukan kegiatan-
kegiatan seperti:
1) Membagi tugas kebersihan ruang kantor 2) Melaksanakan cek keamanan lingkungan kantor
3) Menata gudang arsip 4) Membuat jadwal piket Satpam dalam rangka
menjaga keamanan
d. Keperluan Operasional Perkantoran
Dalam rangka pelaksanaan dan kelancaran
operasional tugas sehari-hari perkantoran diperlukan tersedianya sarana dan prasarana berupa keperluan sehari-hari perkantoran seperti: alat tulis kantor,
komputer supplies, peralatan kebersihan, kebutuhan pelaksanaan rapat dan lain-lain. Untuk kelancaran
tugas sehari-hari perkantoran telah didukung dengan SDM yang mencakup pramubakti, petugas pengamanan kantor dan pengemudi.
Terselenggaranya operasional perkantoran ini dilaksanakan setiap hari dengan cara mengamati dan
memenuhi kebutuhan pegawai dalam melaksanakan aktifitas pekerjaannya, kebutuhan pegawai tersebut termasuk kebutuhan pimpinan yang mendukung
kelancaran tugas kedinasan sehari-hari. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain:
1) Melakukan/penyiapan konsumsi untuk rapat-
rapat internal 2) Memfasilitasi kebutuhan dan keperluan tamu
kantor 3) Menyiapkan keperluan perlengkapan pegawai dan
petugas Satpam
110
LAPORAN TAHUNAN 2018
4) Menyiapkan kebutuhan konsumsi petugas Satpam
5) Menyiapkan kebutuhan alat-alat rumah tangga kantor
6) Melakukan pelayanan sehari-hari kepada pegawai
7) Menyiapkan bahan untuk kebersihan kantor
3. Pelayanan Publik
a. Penerapan SNI ISO 9001-2015
1) Audit Internal
Audit Internal kegiatan pelayanan publik sesuai dengan ruang lingkup panduan mutu SNI ISO
9001:2015 yang mencakup:
- Mengevaluasi efektifitas penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu;
- Mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan pelayanan publik;
- Mengidentifikasi adanya peluang-peluang
penyempurnaan; - Membuat laporan tertulis hasil audit internal
kepada Kepala Balai Besar PPMB-TPH
Tujuan dari pelaksanaan audit internal adalah untuk memenuhi kewajiban persyaratan pada
buku panduan mutu pelayanan publik SNI ISO 9001:2015 bagian 9.2 sekaligus mengevaluasi penerapan sistem manajemen mutu di Balai Besar
PPMB-TPH serta menjamin kesesuaian pelaksanaan sistem manajemen mutu berjalan
secara efektif dan berkesinambungan.
Sasaran pelaksanaan audit internal adalah seluruh kegiatan pada ruang lingkup pelayanan
publik yang terdiri dari: Penyelenggaraan Bimbingan Teknis; Pelayanan Pengujian Eksternal (Laboratorium Fisika, Biologi, Elektroforesis,
Cendawan, Bakteri, Virus, Nematoda); dan Uji Profisiensi.
LAPORAN TAHUNAN 2018
111
Metode yang digunakan yaitu dengan cara auditor mendatangi auditee untuk meminta keterangan
melalui tatap muka atau wawancara terkait dengan pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan. Hasil dari pemeriksaan dituangkan
kedalam form isian laporan ketidaksesuainan yang ditandatangani oleh auditar dan auditee
serta penentuan jadwal perbaikannya.
Pelaksanaan audit internal pada tanggal 30 s.d 31 Juli 2018 di ruang rapat Balai Besar PPMB-TPH.
Auditor terdiri dari Tim Satlak PI dan Tim Auditor Balai Besar PPMB-TPH yang melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup pada panduan mutu
pelayanan publik SNI ISO 9001:2015.
Pelaksanaan audit internal pelayanan publik SNI
ISO 9001:2015 dilakukan dengan cara mengumpulkan para auditor untuk melakukan konsolidasi tim dan dilanjutkan dengan rapat
pembukaan. Hal-hal yang disampaikan oleh ketua tim antara lain pembagian tugas pekerjaan auditor, penentuan auditee yang ditemui, lokasi
tempat pemeriksaan, waktu pelaksanaan, kesiapan formulir ketidaksesuaian dan lain-lain.
Hasil audit internal diperoleh temuan sebanyak 35 buah. Selanjutnya tim melakukan rapat closing dengan auditee dan Kepala Balai Besar tentang
hasil temuan dan mendiskusikan serta menetapkan batas waktu perbaikan sampai
dengan tanggal 30 Agustus 2018. Pimpinan mengarahkan kepada tim dan auditee untuk segera menindaklanjuti hasil temuan tersebut.
2) Kaji Ulang Manajemen
Balai Besar PPMB-TPH telah menerapkan kegiatan pelayanan publik sesuai dengan SNI
ISO/IEC 9001:2008 mulai tanggal 3 Mei 2013 dengan ruang lingkup: bidang kepegawaian dan
tata usaha, keuangan dan perlengkapan, serta kerjasama penerapan sistem mutu. Pada tahun 2017 Balai Besar PPMB-TPH melakukan re-
112
LAPORAN TAHUNAN 2018
akreditasi Pelayanan Publik dari SNI ISO 9001:2008 ke SNI 9001:2015. Bulan Februari
2018 Balai Besar PPMB-TPH resmi mendapatkan sertifikat Pelayanan Publik SNI ISO 9001:2015 dengan ruang lingkup Ruang Lingkup kegiatan
sebagai berikut: Penyelenggaraan Bimbingan Teknis; Pelayanan Pengujian Eksternal
(Laboratorium Fisika, Biologi, Elektroforesis, Cendawan, Bakteri, Virus, Nematoda); dan Uji Profisiensi.
Kajian Manajemen bertujuan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas pelayanan publik di Balai Besar PPMB-TPH sesuai dengan
Panduan Mutu Bagian 9.3. Kajian Manajemen. Laporan rapat ini mencakup tentang:
a) Hasil Audit Eksternal maupun Internal
Audit eksternal telah dilakukan oleh auditor PT Sucofindo pada tanggal 15 s.d 16
September 2017. Terdapat 3 temuan minor dan 3 observasi pada stage I dan terdapat 14 (empat belas) ketidaksesuaian dengan kategori
minor lima dan sembilan observasi pada stage II.
Ketidaksesuaian sudah diperbaiki dan
dilengkapi dengan bukti fisik meliputi panduan mutu, dokumen prosedur dan pedoman form, Tim Satlak PI (Pejabat Eselon
III dan IV) agar memperhatikan temuan hasil audit eksternal untuk tidak terulang lagi
dimasa yang akan datang.
Balai Besar PPMB-TPH telah melakukan audit internal kegiatan pelayanan publik sesuai SNI ISO/IEC 9001:2015 pada tanggal 30 s.d 31
Juli 2018. Hasil audit internal tersebut terdapat 35 temuan ketidaksesuaian dan
keseluruhannya telah dilakukan perbaikan atau tindakan korektif dengan menyampaikan bukti fisik. Perbaikan dilakukan dengan revisi
panduan mutu, revisi dokumen prosedur,
LAPORAN TAHUNAN 2018
113
pembuatan dokumen baru dan melengkapi/ perbaikan rekaman.
b) Kinerja Proses
Kebijakan dari pimpinan manajemen telah dilaksanakan dengan baik disesuaikan dengan
sasaran mutu yang ditetapkan. Pencapaian sasaran mutu pada periode yang lalu telah
memenuhi dari aspek kualitas dan kuantitas, dimasa mendatang agar memperhatikan bisnis proses yang sudah ada dan melihat
perkembangan kedepan. Progress pencapaian sasaran mutu mulai 1 Januari s.d 15 Oktober 2018 sebagai berikut:
- Terlaksananya kenaikan pangkat sebanyak 20 orang pegawai, melebihi target yang
ditetapkan (14 orang). - Terlaksananya bimbingan teknis untuk
laboratorium pengujian benih sebanyak
delapan laboratorium yang ditetapkan yaitu Laboratorium BPSBTPH Provinsi Pabar, Sulbar, Bali, Kep. Babel, Papua, Banten,
Malut, dan Sumsel. - Terlaksananya pelatihan Petugas Pengambil
Contoh (PPC) dan Analis Laboratorium pada bulan April 2018 (1 kali pelatihan).
- Realisasi pengujian eksternal sampai
dengan bulan Oktober 2018 sebanyak 201 sampel dengan rincian uji servis 160 sampel
dan 41 sampel dari ISTA, jumlah ini sudah melampaui target (60 sampel eskternal).
- Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak
(PNBP) sampai dengan bulan Oktober 2018 sebesar Rp131.344.000,-, jumlah ini sudah melampaui target (Rp99.125.000,-). Tahun
yang akan datang agar target PNBP ditingkatkan sebesar Rp100.000.000,-
- Realisasi penyelenggaran uji profisiensi sampai dengan bulan Oktober 2018 sebanyak 55 laboratorium peserta, lebih
banyak dari target (35 laboratorium).
114
LAPORAN TAHUNAN 2018
c) Umpan Balik Pelanggan
Survey kepuasan/umpan balik pelanggan
dilaksanakan meliputi kegiatan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu, laboratorium pengujian, penyelenggara uji
profisiensi, penyelenggara bimbingan teknis/pelatihan dan evaluasi narasumber
secara umum respon pelanggan terhadap pelayanan publik pada kategori penilaian Sangat Baik dan Baik.
d) Tindakan pencegahan dan tindakan korektif
- Agar masing-masing Tim Satlak PI melakukan evaluasi terhadap ruang lingkup
pelayanan publik untuk mengetahui kekurangan dan menyempurnakannya;
- Merespon keluhan pelanggan terkait dengan pelayanan yang diberikan;
- Memperbaiki temuan Audit Internal,
Eksternal dan Kaji Ulang Manajemen dengan menyampaikan bukti fisik hasil perbaikan yang telah disepakati salah
satunya Standar Operasional Prosedur (SOP);
- Melakukan rapat internal kelompok/bagian apabila timbul permasalahan atau untuk memperbaiki kinerjanya.
e) Tindak lanjut dari tinjauan manajemen yang lalu
- Hasil Kaji Ulang Manajemen tahun yang lalu sudah ditindaklanjuti baik melalui penetapan sasaran mutu yang baru
maupun pelaksanaan revisi dokumen panduan mutu;
- Menyampaikan hasil Kaji Ulang manajemen
ini kepada anggota Tim Satlak PI dan Kepala Balai Besar PPMB-TPH.
LAPORAN TAHUNAN 2018
115
f) Perubahan yang diperlukan terhadap Sistem
Terhadap sistem manajemen tidak terdapat
perubahan yang sifatnya mendasar.
g) Saran untuk koreksi
- Informasi terkait pelayanan publik Balai
Besar PPMB-TPH unruk pelayanan pengujian mutu benih dan uji profisiensi
dibuat secara online; - Pelatihan dilaksanakan dalam 1 (satu) kali
kegiatan dijadikan 2 kelas yaitu pelathan
Pengambilan Contoh Benih (PPC) dan Pelatihan Analis Lanjutan.
- Revisi dokumen akan disampaikan kepada
personil terkait serta mensosialisasikan dokumen sistem mutu secara periodik
setiap tahun.
3) Audit Eksternal/Survailen
Pelaksanaan surveilan I audit SNI ISO 9001:2015
sistem manajemen mutu pelayanan publik SNI ISO 9001:2015 dilaksanakan pada tanggal 5-6 November 2018 oleh PT. Sucofindo. Hasil audit
eksternal terdapat enam ketidaksesuaian minor, sehingga organisasi diminta untuk
menindaklanjuti atas temuan minor tersebut dengan melampirkan bukti perbaikan yang mencukupi dengan batas waktu maksimum dua
bulan. Organisasi masih berhak menggunakan sertifikat ISO 9001:2015 sebagaimana mestinya.
b. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)
Dalam rangka meningkatkan dan menumbuh kembangkan semangat etos kerja, maka perlu
dilakukan penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja aparatur negara secara intensif dan menyeluruh. Untuk mencapai hal tersebut pelu dilakukan upaya
perbaikan dan peningkatan kinerja oleh seluruh aparatur yang dilakukan secara sunggung-sungguh,
konsisten dan efektif. Untuk mengukur tingkat capaian penerapan nilai-nilai tersebut maka
116
LAPORAN TAHUNAN 2018
dilakukan penilaian terhadap penerapan Budaya Kerja di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH. Penilaian
dilakukan dengan cara membagikan daftar kuesioner IPNBK kepada masing masing pegawai, sesuai SK MENPAN Nomor 25 Tahun 2002 dengan pertanyaan
sebanyak 44 responden, jawaban dari responden kemudian diolah dan di nilai sesuai ketentuan
penilaian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/6/2009 tentang indikator Budaya Kerja Aparatur Negara lingkup
Kementerian Pertanian. Dari penilaian yang sudah dilakukan diperoleh hasil bahwa Nilai Mutu Budaya Kerja di Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 adalah
sebesar 81,53 dengan kategori Sangat Baik.
c. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan bersih (clean government) dan kepemerintahan yang baik (good governance) adalah
melaksanakan reformasi birokrasi. Salah satu upaya sebagai tindaklanjut dari reformasi birokrasi adalah
melaksanakan perbaikan layanan publik di satuan kerja Balai Besar PPMB-TPH. Balai Besar PPMB-TPH dalam melakukan perbaikan layanan diawali dengan
melakukan evaluasi terhadap kepuasan masyarakat dalam memperoleh layanan di kantor ini Evaluasi
yang berwujud pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih
efektif
Metode yang digunakan dalam penilaian IKM adalam
melalui metode survei terhadap pelanggan/customer dan penerima manfaat. Survei kepuasan masyarakat di Balai Besar PPMB-TPH dilaksanakan dengan
mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/4/2018 tentang Pedoman
Survei Kepuasan Masyarakat.
Sebelumnya analisis hasil survei kepuasan masyarakat dilaksanakan setiap semester (Januari-
Juni dan Juli-November) yang meliputi 14 unsur
LAPORAN TAHUNAN 2018
117
pelayanan. Namun dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian tersebut, analisis survei kepuasaan
masyarakat dilaksanakan setiap bulan secara online melalui ikm.pertanian.go,id, mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2018. Meskipun hanya tiga
bulan, tetapi data IKM ini yang dipakai sebagai nilai kepuasan masyakarat atas pelayanan Balai Besar
PPMB-TPH.
Unsur survei pelayanan masyarakat menurut Peraturan Menteri Pertanian tersebut terdiri dari:
persyaratan; sistem, mekanisme, dan prosedur; waktu penyelesaian; biaya atau tarif; produk spesifikasi jenis pelayanan publik; kompetensi pelaksana; perilaku
pelaksana; penanganan pengaduan, sarana, dan masukan; dan prasarana dan sarana. Survey
kepuasaan masyarakat dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu: ● Semester 1, pelaksanaan mulai tanggal 1 Januari
s.d 30 Juni 2018 sebanyak 33 Responden dengan nilai IKM 80,79 (Kategori Baik)
● Semester 2, pelaksanaan mulai tanggal 1 Juli s.d 21
Nopember 2018 sebanyak 32 responden dengan nilai IKM 82,37 (Kategori Sangat Baik)
d. Lembaga Sertifikasi Personil
Salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan tugas pengembangan serta pemberian
bimbingan teknis mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura adalah melakukan uji petik mutu benih yang beredar. Oleh karena itu dalam rangka memberikan penjelasan tentang mutu benih yang
berupa hasil pengujian dari laboratorium diperlukan petugas pengambil contoh dan analis yang kompeten. Kompetensi dan profesi petugas pengambil contoh dan
analis laboratorium dapat ditunjukkan melalui sertifikasi personil.
Kegiatan sertifikasi personil dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi personil yang telah diakreditasi oleh KAN. Sertifikasi personil diberikan terhadap
118
LAPORAN TAHUNAN 2018
perorangan yang memenuhi persyaratan teknis tertentu dalam pelaksanaan kegiatan standardisasi.
Disamping itu juga diperlukan petugas pengambil contoh benih yang bersertifikat. Kegiatan Lembaga Sertifikasi Personil sampai dengan bulan Desember
2018 adalah penyusunan dokumen Lembaga Sertifikasi Personil, serta petugas pengambil contoh
telah mengikuti ujian PPC sebanyak 13 orang pada tanggal 14 Nopember 2018 di Lembaga Sertifikasi Personil PPMB Ciracas.
3. Pelatihan
Seiring dengan perkembangan yang semakin pesat maka pegawai memerlukan pengetahuan dan keterampilan
yang memadai sesuai dengan kondisi saat ini. Dalam rangka maksud diatas pada tahun 2018 telah
dilaksanakan dua kali pelatihan dan dua kali inhouse training.
a. Bimbungan Teknis Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan Analis Laboratorium
Bimbingan teknis (bimtek) Petugas Pengambil Contoh
(PPC) dan Analis Laboratorium diselenggarakan pada tanggal 2-6 April 2018, bertempat di IPB Convention Center Bogor. Peserta bimtek berasal dari Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih seluruh Indonesia dan stakeholders sebanyak 40 orang.
Tujuan pelaksanaan bimtek PPC antara lain: 1) Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan
ketrampilan dibidang teknis bagi para Pengawas
Benih padi khususnya dibidang pengambilan contoh benih padi digudang, sehingga mampu
mengantisipasi adanya kendala-kendala dilapangan.
2) Peserta dapat bertukar pikiran dan berdiskusi
masalah pengambilan contoh benih dengan peserta lain dari daerah.
3) Menyamakan persepsi dalam melaksanakan pengambilan contoh benih antara peserta maupun pengajar.
LAPORAN TAHUNAN 2018
119
Sementara tujuan pelatihan analis laboratorium adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan
dan ketrampilan dibidang teknis bagi para Pengawas Benih Tanaman khususnya dibidang analis laboratorium, sehingga mampu menerapkan di daerah
masing-masing
b. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Sumberdaya
Manusia (3M)
Pelatihan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2018, di
aula rapat Balai Besar PPMB-TPH.
Peserta pelatihan adalah seluruh pegawai Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 56 orang. Narasumber berasal
dari Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Balai Besar PPMB-TPH dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok.
c. Sosialisasi SNI ISO 9001: 2015
Berdasarkan adanya perubahan acuan pelayanan publik dari SNI ISO 9001:2008 ke SNI ISO 9001:2015
yang diterbitkan oleh PT Sucofindo, seluruh pegawai BPPMBTPH harus harus memahami perubahan
acauan pelayanan publik tersebut, maka pada tanggal 17 September 2018 dilaksanakan sosialisasi SNI ISO 9001:2015. Acara sosialisasi dibuka oleh Kepala Balai
Besar PPMB-TPH, dihadiri seluruh pegawai Balai Besar PPMB-TPH dengan narasumber dari PT.
Sucofindo.
Perubahan yang signifikan dari SNI ISO 9001:2008 ke SNI ISO 9001:2015 antara lain pada standar ini
mengadopsi struktur dan terminologi HLS (High Level Structure) yang dikembangkan untuk memastikan semua standar sistem manajemen ISO di masa yang
akan datang akan menggunakan format umum, terlepas dari disiplin ilmu yang berhubungan
dengannya.
120
LAPORAN TAHUNAN 2018
SNI ISO 9001:2015 mengakui bahwa peningkatan (berkelanjutan) secara bertahap bukan satu-
satunya cara perbaikan. Peningkatan juga bisa muncul sebagai akibat dari terobosan periodik, perubahan reaktif atau sebagai akibat dari
reorganisasi. Kesimpulan dari SNI ISO 9001:2015 Standar Sistem
Manajemen Mutu:
1) Menentukan konteks organisasi memungkinkan implementasi yang lebih efektif
dari sistem manajemen mutu 2) Penekanan yang lebih besar pada proses-proses
yang sedang dikelola untuk mencapai hasil yang
direncanakan 3) Penyelarasan dengan arah strategis
4) Integrasi SMM kedalam proses bisnis organisasi 5) Menentukan risiko dan peluang meningkatkan
efektivitas SMM organisasi
6) Manajemen perubahan telah diperluas dengan menambahkan penekanan bahwa SMM harus dilaksanakan secara terencana
7) Konsep pengetahuan organisasi yang diperkenalkan untuk memastikan organisasi
memperoleh dan memelihara pengetahuan yang diperlukan
8) Komunikasi diperluas dengan memasukkan
pihak eksternal
SUBBAGIAN KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN
1. Keuangan
a. Operasional Pengelolaan Satuan Kerja (Satker)
Pengelolaan keuangan Satuan Kerja Satker) mengacu pada Pedoman Administrasi Keuangan di Lingkungan
Kementerian Pertanian, Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Balai Besar
LAPORAN TAHUNAN 2018
121
PPMB-TPH dalam melaksanakan kegiatan administrasi keuangan, Satker Balai Besar PPMB-TPH
selalu melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan KPPN Jakarta V. Pengelolaan Satker meliputi Pengelolaan Keuangan seluruh kegiatan yang ada di
Balai Besar PPMB-TPH TA. 2018.
b. Pendapatan Negara
Dalam Upaya meningkatkan penerimaan negara telah diupayakan melalui aktifitas penerimaan negara bukan pajak. Pada Tahun Anggaran 2018 Balai Besar
PPMB-TPH memperoleh Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp132.950.000,- (Seratus tiga puluh dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah)
yang seluruhnya merupakan penerimaan fungsional. Nilai tersebut seluruhnya telah disetorkan ke kas
negara.
2. Perlengkapan
Pada tahun anggaran 2018 Balai Besar PPMBTPH
mengalokasikan kebutuhan perlengkapan kantor berupa belanja modal sebesar Rp807.210,000 (delapan ratus tujuh juta dua ratus sepuluh ribu rupiah). Adapun secara
rinci belanja modal untuk perlengkapan kantor sebagai berikut:
a. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Pengadaan Perangkat pengolah data dan komunikasi
yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tahun 2018
No UraianJumlah
(Unit)
1.Personal Computer HP Dekstop 20 C006L All
in one2
2. Laptop/Tablet Lenovo Yoga Book Android Grey 1
3.Komputer Dell Optiplex 7450 AIO (I5-
7500/8GB DDR4/2 TB HDD/Win 10 Pro)3
4.Notebook HP Probook 440 G5 (HPNB2YS26PA)
(I7-8550U/8 GB/1TB SATA + 1/Win 10 Pro)5
5. UPS APC BX1100LI-MS 2
6. UPS ICA CS638 3
16Jumlah
122
LAPORAN TAHUNAN 2018
b. Pengadaan Meubelair
Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah
dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Pengadaan Meubelair Tahun 2018
No UraianJumlah
(Unit)
1. File Cabinet Krisbow 4 Drawer Beige 6
2.Lemari Arsip File Cabinet Krisbow 4 Shelf 4
Door Sliding Blue3
3.Rak Loker Besi (8 pintu) Krisbow Locker 8
Doors Single Column Brown1
4.Rak Besi Shelving Steel 5 Shelv 120X45X183
cm Black4
5.Kursi Tunggu (4 kursi) Gang Chair Y-Series
4S Blue (U/3) Informa4
6.Kursi Tunggu (3 kursi) Kairo Gang Chair 3S
Black (U/3) Informa1
19Jumlah
c. Pengadaan Peralatan Perkantoran
Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Pengadaan Peralatan Perkantoran Tahun 2018
No UraianJumlah
(Unit)
1.Gergaji Mesin Krisbow (GasolineE Chain Saw
22 Inch)2
2.Air Conditioner 1 PK Daikin FTV25AXV14
Split Low Watt1
3.Air Conditioner 2 PK Daikin FTV50AXV14
Split Low Watt 1
4.Air Conditioner 1,5 PK Daikin FTV35AXV14
Split Low Watt1
5.Air Conditioner 0,5 PK Daikin FTV15AXV14
Split Low Watt2
6. Exhaust Fan KDK 25TGQ Ceiling 4
7. Exhaust Fan KDK Sirocco 24CDQN Ceiling 9
8.Lemari Pendingin 2 Pintu Type SJ-235GC-
SD/SS/SP/SHARP3
9. Dispenser Type SWD-72EHL-BK/SHARP 4
10.Tempat Sampah Kribow Dust Bin Green 120L
Pedal & Yellow Lid4
LAPORAN TAHUNAN 2018
123
No UraianJumlah
(Unit)
11.Mesin Penghancur Kertas Krisbow Paper
Shreader S340 8 Sheets 1
12.Printer Label Brother PT-P750W Wireless
Enabled; l P-Touch 1
13. Printer Laser Mono HP Laserjet Pro M402N 2
14. Printer Warna EPSON L-360 5
15.Televisi LED Samsung FHD 43 Inch
43K5002AK2
16. CCTV (8 Unit) (1 Paket)
17. Printer Warna Epson L3110 2
18. Dispenser Sanken HWD707BK 2
47Jumlah
d. Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan perelengkapan sarana gedung yang telah
dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Pengadaan alat laboratorium tahun 2018
No UraianJumlah
(Unit)
1.Elisa Reader Biochrom EZ Read 400 Research
Type: 80-4001-411
2. Magnifier Lamp Liang Jing Jing Type: 928A 4
3. Tabung Nitrogen Cair YDS 6L Container N-2 1
4.Hotplate Stirrers Thermo Scientifik, USA
Type: SP888571071
5.Thermocouple 4 Cahnnel Xing Test
Instrument 4 Channel Type K2
6.Humidity and Temperature Data Logger
Extech RHT202
7.Thermometer Glass Cole-Parmer Type: 08009-
62 (2 unit) dan Type: 08009-13 (2 unit)4
8. Microwave Panasonic Type: SM322MTTE 1
16Jumlah
e. Pengadaan Kendaraan Roda 2
Pengadaan kendaraan roda dua yaitu Yamaha Fino
Grande 125 Blue Core Vin 2018 sebanyak 1 unit.
124
LAPORAN TAHUNAN 2018
f. Rehabilitasi Pos Satpam dan Pembuatan Gapura
Rehabilitasi pos satpam dan pembuatan gapura yang
telah dilaksanakan masing-masing seluas 17 m2 dan 13 m2.
g. Rehabilitasi Jalan Kantor
Rehabilitasi jalan kantor berupa pengaspalan jalan dan halaman kantor telah dilaksanakan seluas 1.561
m2.
h. Pemeliharaan Gedung Kantor
Pemeliharaan gedung kantor telah dilaksanakan
dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas. Selama T.A. 2018 pemeliharaan gedung kantor yang telah dilaksanakan adalah seperti pada Tabel 35.
Tabel 35. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Kantor Tahun 2018
No. Uraian
1 Rehabilitasi Kanopi Payung 1 Paket
2 Perbaikan Halaman Musholah 1 Paket
3 Perbaikan Kanopi Jalan Belakang 4 m2
4 Perbaikan Instalasi Listrik 1 Paket
5 Perbaikan Kran Wastafel dan Kunci Meja 1 Paket
6 Pemasangan Lis Keramik 174 m2
7 Perbaikan Pintu 4 Buah
8 Renovasi Grenn House 150 m2
9 Pengecatan Dinding Gedung 396 m2
10 Renovasi Rumah Kaca 24 m2
11 Pembuatan Pintu Pagar Gerbang Utama 11,2 m2
12 Pemasangan Plafond 25 m2
13 Perbaikan Instalasi Listrik 37 Titik
14 Pengecatan Plafond Pos Satpam 25 m2
15 Perbaikan Pagar Depan 14 m2
16 Pembersihan Kusen Alumunium dan Jendela 51 Unit
17 Pemasangan Door Closer 26 Buah
18 Perbaikan Tempat Cuci 1 Buah
19 Perbaikan Wastafel 1 Buah
20 Perbaikan Meja Laboratorium 1 Paket
21 Perbaikan Genting Gedung Utama 1 Paket
22 Pemasangan Handle Jendela Alumunium 50 Buah
23 Pemasangan Kran Angsa 1 Buah
24 Perbaiklan Saluran Air Gedung Utama 1 Paket
25 Rehabilitasi Pagar Depan 1 Paket
26 Pembuatan Payung Membran Diameter 3 m 9 m2
27 Pembuatan Jalan Batu Sikat 10 m2
Volume
LAPORAN TAHUNAN 2018
125
i. Perbaikan Peralatan Kantor
Perbaikan peralatan kantor telah dilaksanakan
dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH. Selama T.A. 2018 perabaikan peralatan kantor yang telah
dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 36.
Tabel 36. Perbaikan peralatan kantor TA. 2018
No UraianJumlah
(Unit)
1. Pompa Air 4
2. Mesin Potong Rumput 8
3. Mesin Foto Copy 1
4. Air Conditioner 42
5. Perbaikan Komputer/Laptop 7
6. Perbaikan Printer 10
7. CCTV 1 paket
8. Genset 1
9. Mesin Absensi 1
10.Perbaikan Pintu Sterilisasi Lab
Cendawan1
76Jumlah
Tabel 37. Kalibrasi alat laboratorium
No. Nama AlatJumlah
(Unit)
1 Incubator 3 titik ukur 1
2 Timbangan 10
3 Oven 3 titik ukur 1
4 Oven 9 titik ukur 3
5 Oven 7 titik ukur 1
6 Oven 1
7 Thermocople 2
8 Anak Timbangan 11
9 Thermometer 2
10 Moisture Tester 5
11 OCR 2
12 pH Meter 2
13 Waterbath 2
14 Medicool 2
15 Autoclove 2
No. Nama AlatJumlah
(Unit)
16 Incubator 2 titik ukur 1
17 Incubator 2
18 Incubator 1
19 Conductivty Meter 2
20 Germinator Elektrik 1
21 Germinator Room 1
22 Thermometer Batang 4
23 Thermohygrometer 7
24 Micropipette 21
25 Gelas Ukur 17
26 Pipette Kaca 1
27 Weight Set 1
28 Labu Ukur 3
29 Pipette Ukur 1
30 Thermometer Tusuk 2
112Jumlah
126
LAPORAN TAHUNAN 2018
j. Perawatan Kendaraan Bermotor
Perawatan kendaraan bermotor roda dua dan roda
empat yang dilaksanakan meliputi servis, penggantian spare part dan oli, pembelian bahan bakar, dan perpanjangan STNK untuk 24 unit kendaraan roda
dua dan 5 unit kendaraan roda empat. Perawatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH
k. Peminjaman Peralatan dan Kendaraan
Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran tugas
dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan keperluan pribadi pegawai telah dilakukan peminjaman
peralatan dan kendaraan, yaitu sebanyak 115 kali untuk keperluan kantor dan 4 kali keperluan pribadi. Sementara kamera dipinjam untuk keperluan pribadi
banyak 2 kali.
3. Perpustakaan
Kegiatan penyelenggaraan perpustakaan Balai Besar
PPMB-TPH pada tahun 2018 yaitu telah melakukan inventaris dan arsip buku/laporan kegiatan seperti
tertera pada Tabel berikut.
Tabel 38. Jumlah buku yang dipinjam, peminjam, pembuatan kliping dan pengunjung
perpustakaan tahun 2018
No Uraian Jumlah
1 Buku yang dipinjam 72 buku
2 Jumlah peminjam 43 orang
3 Pengunjung perpustakaan 125 orang
LAPORAN TAHUNAN 2018
127
PENGAWALAN UPAYA KHUSUS
(UPSUS) PENINGKATAN PRODUKSI
PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI
Program Upsus tahun 2018 merupakan kelanjutan tahun 2017 yang dilaksanakan serentak di seluruh provinsi di
Indonesia. Pendampingan/pengawalan Upsus merupakan faktor penting dalam pencapaian target produksi yaitu
dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia di Kementerian Pertanian. Tugas pengawalan mulai dari persiapan pertanaman yaitu mengumpulkan data dari setiap
Kabupaten antara lain pengumpulan data CPCL, luas tanam dan produksi, pengawalan ketersedian pupuk, benih dan sarana pertanian.
Sampai dengan bulan Mei tahun 2018, Balai Besar PPMBTPH sebagai salah satu UPT Ditjen Tanaman Pangan berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian tahun 2018 mendapat wilayah binaan untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Kemudian, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 549/Kpts/OT.050/8/2018 Tanggal 3 Agustus 2018 tentang kelompok kerja Upaya Khusus
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya. Sesuai dengan SK Menteri Pertanian tersebut
Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Hortikultura mendapat penugasan menjadi penangungjawab Upsus PJK Provinsi Jambi. Adapun hasil
dari kegiatan Upsus selama tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Plt. Kepala Balai Besar PPMB-TPH masih menjadi penanggung jawab pengawalan Upsus peningkatan
produksi padi, jagung, dan kedelai sesuai penugasan dari Menteri Pertanian yang dilaksanakan mulai Januari s.d
April 2018. Dalam rangka percepatan tanam melalui kegiatan Upsus yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pertemuan baik ditingkat Provinsi maupun
128
LAPORAN TAHUNAN 2018
Kabupaten. Selain itu dilakukan juga percepatan tanam melalui kegiatan lapangan dengan menggunakan alsintan
berupa traktor roda dua maupun roda empat, alat penyedot air, dan perlatan lain yang dibutuhkan. Koordinasi percepatan tanam juga dengan mengunjungi
Dinas pertanian dan Kabupaten bahkan sampai tingkat kecamatan dalam rangka pemenuhan target yang sudah
ditetapkan oleh Kementerian Pertanian melaui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Hasil pengawalan luas tambah tanam (LTT) Provinsi NTB
selama Januari s.d April 2018 yaitu sebagai berikut:
Tabel 39. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi NTB (periode Januari s.d April 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Lombok Barat 11.412 899 49 14.121 1.074 129
2 Lombok Tengah 33.812 169 2.074 35.400 1.059 3.267
3 Lombok Timur 26.031 4.500 8 26.011 4.692 156
4 Sumbawa 46.121 28.710 455 51.068 33.063 8.528
5 Dompu 17.229 18.794 1.468 33.014 26.291 967
6 Bima 23.748 10.860 2.970 40.227 12.271 7.182
7 Sumbawa Barat 9.125 2.472 15 13.886 6.583 1.574
8 Lombok Utara 8.263 2.739 - 9.791 3.203 -
9 Mataram 1.625 - - 1.649 - -
10 Bima 2.107 309 14 1.971 773 22
179.473 69.453 7.052 227.138 89.009 21.825
No. Kabupaten/Kota
Jumlah
Januari s.d April 2017 (Ha) Januari s.d April 2018 (Ha)
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai pada periode Januari s.d April 2018
dapat meningkatkan luas tanam dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017, masing-masing 26,56%, 28,16%, dan kedelai 209,48%.
LAPORAN TAHUNAN 2018
129
Gambar 50: Pertemuan Upsus di tingkat Provinsi
Gambar 51. Pertemuan Upsus di tingkat Kabupaten
Gambar 52. Gerakan Percepatan tanam padi di Kabupaten Lombok
Barat
2. Provinsi Sulawesi Tengah
Pengawalan Upsus di Provinsi Sulteng dilaksanakan oleh Kepala Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium khususnya Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan,
Morowali, dan Morowali Utara sesuai dengan penugasan Menteri Pertanian. Pengawalan dilaksanakan dengan
berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk penanggung jawab Provinsi Sulteng selama Januari s.d Juni 2018.
130
LAPORAN TAHUNAN 2018
Tabel 40. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Sulteng (Kab. Bangkep, Banggai, Morowali, dan
Morowali Utara) (periode Januari s.d Juni 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Banggai Kepulauan 482 140 2 233 323 542
2 Banggai 26.536 4.614 133 35.911 8.788 2.298
3 Morowali 5.227 543 9 5.195 176 1.803
4 Morowali Utara 6.634 1.022 61 9.326 1.676 686
38.879 6.319 205 50.666 10.963 5.329
Januari s.d Juni 2018 (Ha)No. Kabupaten/Kota
Jumlah
Januari s.d Juni 2017 (Ha)
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai pada periode Januari s.d April 2018 dapat meningkatkan luas tanam dibandingkan pada
periode yang sama tahun 2017, masing-masing 30,32%, 73,50%, dan kedelai 2.499,37%.
3. Provinsi Jambi
Sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 549/Kpts/OT.050/8/2018 tanggal 3 Agustus 2018
tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya
Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Hortikultura mendapat penugasan
menjadi penangungjawab Upsus PJK Provinsi Jambi yang sebelumnya mendapat wilayah binaan di Provinsi NTB.
Kegiatan Upsus di Provinsi Jambi dilakukan dalam
rangka percepatan tanam padi, jagung dan kedelai baik yang sifatnya swadaya maupun yang sifatnya program.
LAPORAN TAHUNAN 2018
131
Tabel 41. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Jambi (periode Juli s.d Desember 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Kerinci 16.764 2.064 409 18.581 1.563 916
2 Merangin 14.759 2.146 748 20.163 1.834 655
3 Sarolangun 14.161 1.175 1.218 12.099 374 401
4 Batang Hari 6.710 302 126 7.352 256 16
5 Muaro Jambi 5.817 2.212 102 4.481 349 0
6 Tanjung Jabung Timur 14.833 1.676 936 19.198 936 258,8
7 Tanjung Jabung Barat 2.673 286 - 4.868 499 26
8 Tebo 8.040 1.971 1.781 9.697 2.124 1078,4
9 Bungo 9.126 1.292 344 8.950 1.007 393
10 Jambi 808 42 1 542 72 25
11 Sungai Penuh 3.662 214 - 4.426 46 0
97.353 13.379 5.665 110.358 9.059 3.769
No. Kabupaten/KotaJuli s.d Desember 2017 (Ha) Juli s.d Desember 2018 (Ha)
Jumlah
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi,
jagung, dan kedelai di Provinsi Jambi pada periode Juli s.d Desember 2018 dapat meningkatkan luas tanam padi
dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017 sebesar
13,36%.
Gambar 53. Pertemuan Upsus di tingkat Provinsi
132
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 54. Pertemuan Upsus di tingkat Kabupaten
4. Provinsi Kalimantan Selatan
Pengawalan Upsus di Provinsi di Kalimantan Selatan
dilakukan dalam rangka pengelolaan lahan rawa untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan pertanian. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
40.1/PERMENTAN/ RC.010/10/2018 tentang Pedoman Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI)
Berbasis Pertanian Tahun 2019. Pada pasal (4) huruf (b) bahwa untuk mengawali Program SERASI tahun 2019, perlu dilakukan proyek percontohan pengembangan padi
di lahan rawa pasang surut atau lebak di Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan Tahun 2018.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Direktur Jenderal Tanaman membentuk Tim Koordinasi Dukungan Pilot Project/Pengembangan Padi di Lahan
Rawa Provinsi Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Tim ini dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 2078/TP.120/11/2018
Tanggal 21 November 2018 tentang Tim Koordinasi Dukungan Pilot Project/ Pengembangan Padi di Lahan
Rawa Provinsi Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018. Dalam tim tersebut Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian
Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura duduk sebagai Wakil Ketua untuk Provinsi Kalimatan Selatan
yang dibantu oleh Kepala Bagian Umum dan Kepala Seksi Informasi dan Dokumentasi.
Lokasi kegiatan pengembangan rawa akan dilakukan di
Rae 2 dan Rae 4 dengan target luas areal kegiatan seluas
LAPORAN TAHUNAN 2018
133
200 ha (Desa Tajau Landung seluas 140 ha dan Desa Keliling Benteng Ilir seluas 60 ha). Melalui kegiatan ini
diharapkan kebiasaan tanam yang hanya sekali setahun (jadwal tanam bulan Maret-April) yang akan panen pada bulan September-Oktober (varietas padi lokal) dapat
menjadi tanam dua kali setahun dengan memanfaatkan masa tanam bulan November-Desember yang sebelumnya
tidak dimanfaatkan (bera) dan akan panen pada bulan Maret-April, sehingga pada akhirnya Indeks Pertanaman padi akan naik menjadi dua kali dalam setahun (IP 2)
yaitu dengan satu musim menanam padi lokal (umur panen 6 bulan) dan satu musim menanam padi unggul (umur panen 4 bulan).
Kegiatan yang telah dilakukan dilokasi pengembangan padi lahan rawa antara lain: (1) rapat koordinasi terkait
program serasi dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten dan tingkat kelompok tani, termasuk koordinasi penyusunan CPCL dan RUK; (2) mendorong kelompok
untuk bergotong royong membersihan saluran air; (3) memfasilitasi untuk memobilisasi alsintan (dari Kecamatan Jejangkit) ke lokasi pelaksanaan gerakan; (4)
mendorong percepatan pengolahan lahan dengan mengoptimalkan pompa air dan traktor yang ada; (5)
mendorong percepatan rehabilitasi bangunan pintu air penguluaran dan pemasukan, khususnya di Rae 2 yang belum tersedia.
Gambar 55. Survey lokasi untuk pertanaman padi rawa
134
LAPORAN TAHUNAN 2018
Gambar 56. Pendampingan di lokasi pertanaman padi rawa.
Perkembangan pelaksanaan pilot proyek sampai tanggal 31 Desember 2018 adalah telah diselesaikanya CPCL,
Finalisasi SID oleh Tim Balai Besar Rawa, Pengolahan lahan, Pengadaan sarana produksi dan Aplikasi dolomit
dan pupuk organik biotara serta penyerahan bantuan bahan bakar dan operator, serta biaya mobilisasi peralatan.
Gambar 57. Pembembersihan saluran air dilokasi pengembangan
padi rawa
LAPORAN TAHUNAN 2018
135
BAB V
PERMASALAHAN DAN
UPAYA PEMECAHANNYA
136
LAPORAN TAHUNAN 2018
PERMASALAHAN Meskipun pelaksanaan fisik kegiatan Balai Besar PPMB-TPH
telah berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut antara lain sebagai berikut:
1. Serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH yang tidak maksimal hanya mencapai 92,13%, lebih rendah
dibanding capaian tahun 2017. Hal ini disebabkan karena sisa anggaran cadangan belanja pegawai (transito) yang dialokasikan untuk penambahan pegawai yang tidak
terserap. Disamping itu terdapat sisa gaji dan uang makan.
2. Meskipun telah memperoleh akreditasi dari ISTA, namun
Balai Besar PPMB-TPH belum dapat menerbitkan Orange International Certificate (OIC) dan Blue International Certificate (BIC) karena belum ada payung hukum yang jelas. Disamping itu Balai Besar PPMB-TPH juga beberapa
tahun terakhir kurang aktif mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan ISTA, terutama pertemuan tahunan, menjadi narasumber dalam pertemuan yang
dilaksanakan ISTA, dan lain-lain.
3. Rencana Balai Besar PPMB-TPH menjadi Lembaga
Sertifikasi Personil (LSP) belum terwujud, dalam dua tahun terakhir baru menyusun dokumen sistem manajemen mutu.
4. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu atau belum seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
5. Belum lancarnya arus pelaporan dari masing-masing bagian sehingga pelaporan kegiatan tidak tepat waktu.
LAPORAN TAHUNAN 2018
137
UPAYA PEMECAHANNYA Beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka pemecahan
permasalahan tersebut antara lain:
1. Untuk anggaran belanja pegawai (transito) yang tidak terealisasi yang tidak bisa direvisi ke jenis belanja lain,
maka untuk meningkatkan realisasi serapan anggaran, maka perlu memaksimalkan serapan anggaran kegiatan
lainnya.
2. Meningkatkan peran Balai Besar PPMB-TPH sebagai anggota ISTA, maka dilakukan koordinasi dan kerjasama
dengan lembaga/instansi terkait dan perlu dukungan dari pimpinan serta payung hukum sehingga bisa berperan aktif serta bisa menerbitkan sertifikat orange
dan blue sertifikat.
3. Dalam rangka mewujudkan LSP perlu upaya lebih aktif
dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan dukungan anggaran dalam memenuhi persyaratan
memperoleh sertifikat sebagaimana yang ditargetkan, sehingga Balai Besar PPMB-TPH bisa lebih meningkatkan perannya.
4. Perlu upaya-upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalian intern agar target dapat dicapai sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
5. Para petugas penyusun laporan dan penanggung jawab
kegiatan perlu diingatkan jadwal penyusunan laporan, sehingga laporan dapat diselesaikan tepat waktu.
138
LAPORAN TAHUNAN 2018
BAB VI
P E N U T U P
LAPORAN TAHUNAN 2018
139
Balai Besar PPMB-TPH telah melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya dalam
rangka mendukung Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Meskipun dalam pelaksanaannya
masih ditemui beberapa permasalahan yang jika tidak segera ditindaklanjuti akan menjadi faktor penghambat.
Realisasi serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 tidak maksimal akibat tidak terserapnya belanja pegawai cadangan gaji (transito) yang dialokasikan dari
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sehingga perlu memaksimalkan penyerapan anggaran kegiatan lainnya.
Perlu perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun-
tahun berikutnya, semua penangggung jawab kegiatan harus berkomitmen melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya
dan berjalan sesuai rencana dan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga ke depan kinerja Balai Besar PPMB-TPH dapat lebih baik dan meningkat sesuai dengan yang
diharapkan.