LAPORAN SUSPENSI

36
FARMASEUTIKA 1 SEDIAAN SUSPENSI I,II,III & SUSPENSI REKONSTITUSI KLORAMFENIKOL PALMITAT & PARASETAMOL 1 - 22 Mei & 5 juni 2013 DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 : 1. LAMBANG NURCAHYO (0661 12 ) (ketua) 2. RISNAWATI (0661 11 146) 3. ERLINDA SARI (0661 11 147) 4. AFIF PERMADI (0661 11 148) DOSEN PEMBIMBING : Septia Andini, S.Farm., Apt. Drs. Muztabadihardja., Apt. Siti Sa’diah, M.Si., Apt. LABORATORIUM FARMASI

description

dshafskfs.dgjlsdgs/ddgjhghd

Transcript of LAPORAN SUSPENSI

Page 1: LAPORAN SUSPENSI

FARMASEUTIKA 1

SEDIAAN SUSPENSI I,II,III & SUSPENSI REKONSTITUSI

KLORAMFENIKOL PALMITAT & PARASETAMOL

1 - 22 Mei & 5 juni 2013

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

1. LAMBANG NURCAHYO (0661 12 ) (ketua)

2. RISNAWATI (0661 11 146)

3. ERLINDA SARI (0661 11 147)

4. AFIF PERMADI (0661 11 148)

DOSEN PEMBIMBING :

Septia Andini, S.Farm., Apt.

Drs. Muztabadihardja., Apt.

Siti Sa’diah, M.Si., Apt.

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2013

Page 2: LAPORAN SUSPENSI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

a. Suspensi I

Mengetahui cara membuat formula sediaan suspensi, pengaruh bahan pembasah

dan cara pengembangan bahan pensuspensi yang digunakan.

b. Suspensi II

Mengetahui dan melihat pengaruh bahan suspensi alam dan semi sintetis tunggal

dan campuran dalam suspensi, dengan penambahan konsentrasi bahan pembasah yang

paling baik dari hasil pengamatan praktikum suspensi I.

c. Suspensi III

Melihat pengaruh bahan pengental dan alat pengaduk dengan konsentrasi bahan

pensuspensi serta konsentrasi bahan pembasah yang paling baik hasil pengamatan

praktikum suspensi II.

d. Suspensi Rekonstitusi

Mengetahui cara membuat formula suspensi kering / rekonstitusi , dan mengamati

pengaruh bahan pembantu terhadap formula suspensi kering.

I.2. Dasar Teori

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan

tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat

mengendap, dan bila digojog perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di

tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus

menjamin sediaan mudah di gojog dan di tuang .

Secara umum sediaan suspensi terdiri dari :

1. Bahan berkhasiat dengan kelarutan yang relatif kecil didalam fasa pendispersi.

Sifat partikel yang harus diperhatikan adalah : ukuran partikel dan sifat permukaan padat-cair.

Partikel yang terdispersi dapat bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Untuk partikel yang hidrofobik

Page 3: LAPORAN SUSPENSI

perlu dilakukan proses pembasahan terlebih dahulu agar dapat terdispersi dengan sempurna

dalam pelarut. Bahan pembasah yang lazim dipakai adalah surfaktan yang mempunyai sifat

dapat menurunkan tegangan permukaan antara zat padat dengan zat cair. Humektan merupakan

bahan pembasah yang dapat menghilangkan lapisan udara di sekitar zat padat yang terdispersi,

sehingga lebih mudah dibasahi oleh pelarut. Untuk zat padat yang bersifat hidrofob lebih baik

digunakan surfaktan sebagai zat pembasah, karena dengan berkurangnya tegangan permukaan

padat-cair proses pembasahan zat padat yang terdispersi akan lebih baik.

2. Bahan pembantu

Bahan pembasah : surfaktan dan humektan

Bahan pensuspensi yang ditambahkan kedalam sediaan suspense adalah untuk memodifikasi

viskositas fasa luar dan mencegah terjadinya proses pengendapan zat padat yang terdispersi

dalam fasa luar.

Pembawa atau fasa luar : sirup, sorbitol, air

Dapar

Pengawet

Flavor : pewarna, pemanis, penutup rasa.

Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain sifat partikel

terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen –

komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan.

Suspensi harus dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan

mudah dituang. Pada etiket harus tertera “Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup

baik dan disimpan di tempat yang sejuk “.

Bahan penambah yang ditambahkan ke dalam sediaan suspensi selain bahan berkhasiat

dan pembawa,ditambahkan juga bahan lain yaitu :

1. Bahan pendispersi

Bahan pendispersi dalam suspensi dikelompokan menjadi 4 kelompok yang digunakan

berdasarkan tipe dispersi, konsentrasi yang di butuhkan dan sifat fisika kikia bahan yang

didispersikan.

Bahan pembasah

Bahan pembasah biasanya digunakan surfaktan yang dapat memperkecil sudut

kontak antara partikel zat padat dan larutan pembasah. Surfaktan yang diabsorpsi

Page 4: LAPORAN SUSPENSI

pada permukaan gas cair dan permukaan padat cair akan menurunkan tegangan

permukaan sehingga mempermudah pembasahan serbuk. Sebagai pembasah

lainnya dapat digunakan alkohol, polietilen glikol dan propilenglikol yang

berfungsi sebagai humektan dengan cara memperbesar penetrasi serbuk ke dalam

pembawa.

Deflokulan

Partikel padat yang terdispersi akan terdeflokulasi di dalam pembawa. Sebagai

deflokulan dipakai garam organik asam sulfat yang berfungsi merubah muatan

pada permukaan karena terjadi adsorpsi secara fisik.

Koloid pelindung

Yang dapat teradsorpsi oleh partikel padat yang terdispersi, membentuk ikatan

hidrogen yang dapat menguraikan interaksi molekul partikel yang terdispersi

Elektrolit anorganik

Daya dispersi tergantung dari ukuran partikel dan valensi dari elektrolit. Yang

banyak digunakan adalah NaCL,alummunium klorida, trisodium fosfat.

2. Bahan pensuspensi

Yang digunakan untuk mencegah pengendapan dengan merubah rhelogi dari sediaan

suspensi dan menaikan viskositasnlarutan.

Keuntungan Sediaan Suspensi :

a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat

terlepasnya obat .

b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.

c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena

rasa obat yang tergantung kelarutannya.

Kerugian Bentuk Suspensi :

a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.

b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet,

dan kapsul.

Page 5: LAPORAN SUSPENSI

c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan

dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .

Sifat Fisik untuk Formulasi Suspensi yang Baik.

Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu bentuk suspensi

yaitu:

a. Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode

pengocokan dan penuangan sesuai dengan dosis yang dikehendaki.

b. Pengendapan yang terjadi saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali

pada saat pengocokan.

c. Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang

terdispersi, tapi viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga menyulitkan saat

penuangan.

d. Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil

jadi yang baik dan tidak kasar.

Page 6: LAPORAN SUSPENSI

BAB II

DATA PREFORMULASI

Suspensi I, II, dan III

Data yang diperlukan sebagai berikut :

Tanggal : 1 - 22 Mei 2013

Penelusuran Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi III dan IV,

MIMS

Tanggal : 22 Mei 2013

Nama senyawa : CHLORAMPHENICOLUM

Kloramfenikol

Rumus Molekul : C11H12Cl2N2O5

Data Preformulasi

1. Warna : Putih sampai putih kelabu atau putih

kekuningan

2. Rasa : Sangat pahit

3. Bau : Tidak berbau

4. Organoleptik : Hablur halus berbentuk jarum atau

Lempeng memanjang

5. Sifat : Higroskopis

6. Mikroskopik :

7. Polimorfisa :

8. Ukuran Partikel :

9. Berat Molekul : 323,13

10. Kelarutan

a. Air : Larut (< 400 bagian)

b. Etanol (95%) : Larut (2,5 bagian)

c. Propilen glikol : Larut (7 bagian)

d. Kloroform : Tidak larut

e. Eter : Tidak larut

11. Titik didih :

12. Titik Lebur : Antara 1490 Cdan 1530 C.

Page 7: LAPORAN SUSPENSI

13. Kerapataan massa : 1,52 g/cm3 (20◦C)

14. pH (% dalam air) : Antara 4,5 dan 7,5.

II. Suspensi Rekonstitusi

Data yang diperlukan sebagai berikut :

Tanggal : 5 juni 2013

Nama Bahan Berkhasiat : Paracetamol

Data Preformulasi

1. Warna : Putih

2. Rasa : Sedikit pahit

3. Bau : Tidak berbau

4. Organoleptik :

5. Mikroskopik :

6. Polimorfisa :

7. Ukuran partikel :

8. Kelarutan dalam

Air : Larut dalam air mendidih, mudah larut dalametanol.                

Etanol : Mudah larut dalam etanol 70 dalam air, 1: 20 dalam air panas, 1 :

7-10 dalam alkohol

9. Titik leleh :

10. Kerapatan masa bahan berkhasiat tunggal dan dalam sediaan ruahan :

11. pH ( % dalan air ) :

12. pKa koefisien partisi :

13. Kecepatan disolusi :

14. Data stabilitas sediaan ruahan dan sediaan jadi :

Page 8: LAPORAN SUSPENSI

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

Alat

- Alumunium foil

- Beaker glass

- Cawan uap

- Gelas ukur

- Kaca arloji

- Kain batis

- Kompor lisrik

- Lap

- Pipe ttetes

- Mortar alu

- Spatel

- Sudip

- Tabung sedimentasi

- Timbangan

Bahan

Suspensi I :

- Aqua ad 60 ml

- Gliserin

- Kloramfenikol

- Na – Benzoat

- Tragakan

Suspensi II :

- Aqua ad 60 ml

Page 9: LAPORAN SUSPENSI

- Bahan pembasah (gliserin)

- Kloramfenikol

- Bahan pensuspensi ( PGA : CMC, 1:1 ),(tragakan : PGA 1 : 1),

(Tilosa : CMC 1:1 ), (Tragakan : CMC 1:1 )

- Na – benzoate

Suspensi III :

- Aqua ad 60 ml

- ( Tragakan : PGA)

- Kloramfenikol

- Na- benzoate

- Sirup simplek

- Sorbitol

- Zat warna (Biru) dan essence (blueberry)

Suspensi Rekonstitusi :

- Aerosil

- Air ad 60 ml

- CMC na

- Corn starch

- Essence

- Gula

- Na – benzoate

- Parasetamol

Page 10: LAPORAN SUSPENSI

III. 2 Formula

Suspensi I

Formula 1 2 3 4

Khloramfenikol 2%

Gliserin 0% 1,5% 3% 3%

Na-Benzoat 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%

Tragakan 2% 2% 2% 0%

Aqua ad 60ml 60ml 60ml 60ml

Penimbangan :

Khloramfenikol palmitat :

Formula I,II,III,IV= 2

100 x 60ml =1200mg

15 ml60 ml

x 1200mg = 300mg

Gliserin:

Formula I = 0 gr

Formula II = 1,5100

x 60 ml = 0,9 gr

Formula III = 3

100 x 60 ml = 1,8 gr

Formula IV = 3

100 x 60 ml = 1,8 gr

Na-Benzoat:

Formula I,II,III,IV = 0,1100

x 60 ml = 0,06 gr

Tragakan:

Formula I,II,III= 2

100x 60 ml = 1,2 gr

Formula IV = 0 gr

Aqua ad:

Formula I,II,III,IV= 60 ml

Page 11: LAPORAN SUSPENSI

Suspensi II

BahanFormula

1 2 3 4

Khloramfenikol 2% 2% 2% 2%

Gliserin 3% 3% 3% 3%

Na-Benzoat 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%

Suspending agentPGA:CMC

1% : 1%

Tragakan:PGA

1%:1%

Tilosa:CMC

1%:1%

Tragakan:CMC

1%:1%

Aqua ad 60ml 60ml 60ml 60ml

Penimbangan :

Khloramfenikol :

Formula I,II,III,IV= 2

100 x 60ml =1200mg

15 ml60 ml

x 1200mg = 300mg

Gliserin:

Formula I,II,III,IV = 3

100 x 60 ml = 1,8 gr

Na-Benzoat:

Formula I,II,III,IV = 0,1100

x 60 ml = 0,06 gr

Suspending agent:

Tragakan = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

PGA = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

CMC = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

Tilosa = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

Aqua ad:

Page 12: LAPORAN SUSPENSI

Formula I,II,III,IV= 60 ml

Suspensi III

BahanFormula

1 2

Khloramfenikol 2% 2%

Gliserin (wetting agent) 3% 3%

Tilosa: CMC (Supending agent) 1%:1% 1%:1%

Pengental Sirupus simplex 30% Sirup:Sorbitol

Pengawet Na-Benzoat Na-Benzoat

Aqua ad 60ml 60ml

Penimbangan :

Khloramfenikol :

Formula I,II= 2

100 x 60ml =1200mg

15 ml60 ml

x 1200mg = 300mg

Gliserin:

Formula I,II= 3

100 x 60 ml = 1,8 gr

Na-Benzoat:

Formula I,II= 0,1100

x 60 ml = 0,06 gr

Suspending agent:

Tragakan = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

PGA = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

Pengental :

Page 13: LAPORAN SUSPENSI

Sirupus simplex (Formula I) = 30

100x 60 ml = 18 gr

Sirupus simplex (Formula II) = 20

100x 60 ml = 12 gr

Sorbitol = 10

100x 60 ml = 6 gr

Aqua ad:

Formula I,II,III,IV= 60 ml

Suspensi Rekonstitusi

Bahan Formula B

Paracetamol 2,5 gr

Gula 30%

CMC-Na 0,25%

Aerosil 0,8%

NaCl 1%

Zat warna 3 tetes

Essence 3 tetes

Aqua ad 60ml

Penimbangan :

Paracetamol = 2,5 gr

Gula 30% = 30

100x 60 ml = 18 gr

CMC-Na = 0,25100

x 60 ml = 0,15 gr

Aerosil = 0,8100

x 60 ml = 0,48 gr

NaCl = 1

100x 60 ml = 0,6 gr

Aqua ad = 60 ml

Page 14: LAPORAN SUSPENSI

III. 3 Cara kerja

SUSPENSI I

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dikaliberasikan botol 60 ml, timbangan disetarakan, ditimbang bahan obat

3. Dididihkan air secukupnya

4. Dikembangkan tragakan 1,2 ml dengan air mendidih 1,8 ml (m1)

5. Dimasukan kloramfenikol kedalam mortar sebanyak 1,2 gram , Na-Benzoat sebanyak

0,06 gram, dan kloramfenikol pada formula 1 (0 ml), formula 2 ( 0,9 ml), formula 3 (1,8

ml), dan formula 4 (1,8 ml) gerus ad homogen.

6. Ditambahkan tragakan yang telah dikembangkan (m1) pada formula I, II, dan III,

sedangkan formula IV tidak menggunakan tragakan gerus ad homogen kemudian

ditambahkan air ad 60ml.

7. Dituang kedalam tabung sedimentasi kemudian ditutup dengan alumunium foil.

8. Diamati tinngi larutan suspense dan tinggi endapan setelah 1 jam 1 dan 2 hari setelah

pembuatan.

SUSPENSI II

1. Dipilih hasil dari suspense I yang paling baik (formula III)

2. Ditimbang kloramfenikol sebanyak 1,2 gr pada tiap-tiap formula (I,II,III,dan IV)

3. Ditambahkan Na-benzoat aduk ad homogen

4. Ditambahkan bahan pembasah gliserin 1,8ml masing-masing pada ke 4 formula

5. Dikembangkan bahan pensuspensi

6. Ditambahkan bahan pensuspensi yang telah dikembangkan, pada formula I

(PGA : CMC, 1:1) , formula II (Tragakan : PGA, 1:1), formula III

(Tiloca : CMC, 1:1), formula IV (Tragakan : CMC, 1:1).

7. Aduk ad homogen kemudian ditambahkan aqua ad 60 ml

8. Dimasukan kedalam tabung sedimentasi yang telah dikalibrasi ad 60 ml, tutup

dengan menggunakan alumunium foil.

9. Diamati tinngi larutan suspensi dan tinggi endapan setelah 1 jam 1 dan 2 hari

setelah pembuatan.

SUSPENSI III

Page 15: LAPORAN SUSPENSI

1. Dipilih hasil dari suspensi II yang paling baik (formula II)

2. Ditimbang kloramfenikol sebanyak 1,2 gr pada tiap-tiap formula (I dan II)

3. Ditambahkan Na-benzoat aduk ad homogen

4. Ditambahkan bahan pembasah gliserin 1,8ml masing-masing pada ke 2 formula

aduk ad homogen

5. Dikembangkan bahan pensuspensi

6. Ditambahkan bahan pensuspensi yang telah dikembangkan, pada formula I dan II

(Tragakan : PGA, 1:1)

7. Ditambahkan sirup simplek 18 ml pada formula I, sedangkan pada formula II

ditambahkan sirup simplek:sorbitol (12ml:6ml) aduk ad homogen

8. Ditambahkan zat warna (Biru) dan essence (Blueberry) aduk ad homogen

kemudian ditambahkan aqua ad 60 ml

9. Dimasukan kedalam tabung sedimentasi yang telah dikalibrasi ad 60 ml, tutup

dengan menggunakan alumunium foil.

10. Diamati tinngi larutan suspensi dan tinggi endapan setelah 1 jam 1 dan 2 hari

setelah pembuatan.

Suspensi Rekonstitusi

Tabung 1

1. Dididihkan aqua didalam beaker glass diatas penangas air.

2. Tabung Sedimentasi dikalibrasi 60 ml.

3. Ditimbang bahan berkhasiat (paracetamol) dan bahan pembantu (gula, CMC-Na, aerosil,

NaCl) yang sesuai dengan formula.

4. Dihaluskan gula sampai ukuran partikel tertentu.

5. Dihaluskan bahan berkhasiat (Paracetamol) sampai ukuran partikel tertentu.

6. NaCl dilarutkan dalam air panas sambil diaduk hingga larut sempurna.

7. Dicampurkan bahan-bahan (gula, paracetamol, CMC-Na, aerosil, NaCl) digerus hingga

halus.

8. Ditambahkan zat warna yang telah dilarutkan dalam air lalu gerus hingga homogen.

9. Masukkan kedalam tabung sedimentasi

10. Ditambahkan essence 3 tetes

Page 16: LAPORAN SUSPENSI

11. Ditambahkan aqua ad 60 ml dan tabung kemudian ditutup dengan alumunium foil.

Tabung 2

1. Dididihkan aqua didalam beaker glass diatas penangas air.

2. Tabung Sedimentasi dikalibrasi 60 ml.

3. Ditimbang bahan berkhasiat (paracetamol) dan bahan pembantu (gula, CMC-Na, aerosil,

NaCl) yang sesuai dengan formula.

4. Dihaluskan gula sampai ukuran partikel tertentu.

5. Dihaluskan bahan berkhasiat (Paracetamol) sampai ukuran partikel tertentu.

6. NaCl dilarutkan dalam air panas sambil diaduk hingga larut sempurna.

7. Dicampurkan bahan-bahan (gula, paracetamol, aerosil, NaCl) digerus hingga halus.

8. Ditambahkan zat warna yang telah dilarutkan dalam air sedikit demi sedikit

9. Lalu di ayak dengan pengayak no 16

10. Dimasukkan kedalam oven dengan dilapisi kain batis

11. Masukkan kedalam tabung sedimentasi

12. Ditambahkan essence 3 tetes

13. Ditambahkan aqua ad 60 ml dan tabung kemudian ditutup dengan alumunium foil.

Page 17: LAPORAN SUSPENSI

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Percobaan

Suspensi I

1. Hari ke-1

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,5 cm - -Agak sulit

dikocok

II 10,1 cm - -Agak sulit

dikocok

III 10,3 cm - -Mudah

dikocok

IV 10,6 cm 0,5 cm 0,047cmCepat

mengendap

2. Hari ke-2

Formula Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi

endapan

Keterangan

Page 18: LAPORAN SUSPENSI

Ho Hv Hv /Ho

I 10,5 cm - - Agak sulit dikocok

II 10,2 cm - - Agak sulit dikocok

III 10,4 cm - - Mudah dikocok

IV 10,4 cm 0,5 cm 0,048 cm Cepat mengendap

3. Hari ke-3

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi

endapanKeterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,5 cm - - Agak sulit dikocok

II 10,2 cm - - Agak sulit dikocok

III 10,3 cm - - Mudah dikocok

IV 10,6cm 0,5 cm 0,047 cm Cepat mengendap

Suspensi II

Hari ke-1

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,8 cm - - -

II 10,1 cm - - -

III 10,7 cm - - -

IV 10,4 cm 0,5 cm 0,048cm Sulit dikocok

Page 19: LAPORAN SUSPENSI

Hari ke-2

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi

endapanKeterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,7 cm - -Sulit dikocok, endapan

keras

II 10 cm - - Mudah dikocok

III 10,6 cm - -Kental, agak mudah

dikocok

IV 10,5 cm 0,5 cm 0,047cmSulit dikocok, endapan

keras

Hari ke-3

Formula

Perbandingan tinggi larutan suspensi

dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,7 cm 0,8cm 0,074 cmSulit dikocok,

endapan keras

II 10,2 cm - - Mudah dikocok

III 10,2 cm 1 cm 0,98cmKental, sulit

dikocok

IV 10,6 cm 0,7 cm 0,066cmSulit dikocok,

endapan keras

Hari ke-4

Formula Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan

Keterangan

Page 20: LAPORAN SUSPENSI

Ho Hv Hv /Ho

I 10,8 cm 0,8cm 0,074cm Cepat mengendap

II 10,3 cm 9,7cm 0,941cm Mudah dikocok

III 10,2 cm 3,8 cm 0,372cm Mudah dikocok

IV 10,6 cm 0,6 cm 0,056cm Agak mudah dikocok

Suspensi 3

Hari ke-1

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 11,2 cm 0,7cm 0,062cm -

II 10,8 cm 0,6 cm 0,055cm -

Hari ke-2

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10 cm 1.5cm 0,15 cm -

II 10.6 cm 2 cm 0,18 cm -

Hari ke-3

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,1 cm 0,8 cm 0,07 cm -

Page 21: LAPORAN SUSPENSI

II 10 cm 1,5 cm 0,15 cm -

Suspensi Rekonstitusi

1. Hari ke-1

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I (tanpa

granulasi)10,1 cm 0,5 cm - -

II (granulasi) 10,2 cm - - -

2. Hari ke-2

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,1 cm 8 cm -

II 10,3 cm 4,4 cm -

3. Hari ke-3

Formula

Perbandingan tinggi larutan

suspensi dengan tinggi endapan Keterangan

Ho Hv Hv /Ho

I 10,1 cm 5 cm -

Page 22: LAPORAN SUSPENSI

II 10,4 cm 4,4 cm -

IV .3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kelompok kami membuat suspensi dengan bahan aktif

klorampenikol. Dimana klorampenikol ini merupakan zat aktif yang sukar larut dalam air. Dan

Formulasi yang digunakan dalam praktikum pembuatan suspensi adalah menggunakan zat

pembasah seperti gliserin dan tragakan yang bersifat melarutkan zat aktif yaitu klorampenikol

yang tergolong kedalam golongan sukar larut dalam air.

Pada suspensi I terdapat 4 formula yaitu formulasi yang dibedakan pada jumlah

pembasah yang digunakan. Formula I menggunakan zat pembasah yaitu tragakan, formula II

menggunakan zat pembasah yaitu gliserin dan tragakan, formula III menggunakan zat pembasah

yaitu gliserin dan tragakan sedangkan untuk formula IV hanya menggunakan zat pembasah

yaitu gliserin saja dan tidak menggunakan tragakan. Dari formulasi-formulasi tersebut terlihat

perbedaan pada suspensi yang telah dibuat.

Perbedaan terlihat dengan adanya endapan yang terbentuk pada larutan suspensi.

Perbedaan yang terlihat pada semua formula, formula I,II dan III tidak terbentuk endapan

sedangkan pada formula IV terbentuk sedikit endapan. Tetapi perbedaan yang paling signifikan

terlihat pada perbandingan antara formula I dan IV. Karena yang terjadi pada formula I tidak

terbentuk endapan disebabkan penggunaan tragakan yang dapat menurunkan tegangan

permukaan tetapi tidak menggunakan gliserin yang tidak mempengaruhi lebih jelas perbedaan

formula. Tetapi terbentuknya endapan pada formula IV dikarenakan suspensi ini tidak

menggunakan tragakan sebagai surfaktan yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara

zat yang saling tidak larut, tetapi hanya mengandung gliserin yang hanya berguna sebagai

humektan yang dapat meningkatkan kelarutan dengan membasahi permukaan antar zat sehingga

tidak terbentuk misel yang dapat mempengaruhi kelarutan zat.

Pada suspensi II digunakan formula yang terbaik pada suspensi I, pada suspensi II ini

dibuat 4 formula, hanya saja yang membedakan adalah suspending agent yang digunakan.

Formula I menggunakan bahan pensuspensi yaitu PGA dan CMC dengan perbandingan 1% :1%.

Formula II menggunakan bahan pensuspensi yaitu tragakan dan PGA dengan perbandingan

Page 23: LAPORAN SUSPENSI

1%:1%. Pada formula III menggunakan bahan pensuspensi yaitu tilosa dan CMC dengan

perbandingan 1%:1%. Sedangakan pada formula IV menggunakan bahan pensuspensi yaitu

tragakan dan CMC dengan perbandingan 1%:1%. Dari formulasi-formulasi yang telah dibuat

terdapat perbedaan pada saat pengocokan.

Perbedaan itu terlihat dengan adanya endapan yang terbentuk pada larutan suspensi

setelah proses pengocokan. Perbedaan terlihat pada hari ke-1 pada formula I,II,III larutan

suspensi terlihat stabil dan pada saat pengocokan berlangsung mudah terdispersi tetapi berbeda

pada formula IV larutan suspensi terdapat endapan, endapan ini sulit terdispersi dan mudah

mengendap pada wktu yang singkat. Hal ini terjadi karena sifat dari bahan suspending agent

yang digunakan .

Pada pengecekan hari ke-2 formula I tidak terbentuk endapan tetapi suspensi yang terjadi

sulit terdispersi kembali karena suspensi cenderung mengeras, hal ini terjadi pada formula IV,

pada formula IV terdapat endapan, endapan mengeras dan sulit dikocok. Sedangakan pada

formula II suspensi sangat mudah terdispersi dan terlihat stabil tidak terlalu kental. Tetapi pada

formula III suspensi sangat kental dan agak mudah terdispersi.

Pada pengecekan hari ke-3 terjadi endapan yang terlihat pada formula I,III dan IV.

Endapan ini terjadi ketika pada saat hari ke-2 proses pengocokan sulit terdispersi dan suspensi

mengeras atau kental tidak adanya perbedaan yang terlihat jauh, maka timbul endapan pada hari

ke-3. Tetapi yang terjadi pada formula II larutan suspensi sangat baik, dapat mudah terdispersi

dan stabil.

Pada pengecekan hari ke-4 ini terjadi endapan yang terlihat pada semua formula.

Endapan ini terjadi karena faktor penyimpanan. Pada formula I,III,IV larutan suspensi yang

terjadi masih tetap sama sulit terdispersi dan endapan keras. Pada hari terakhir yang masih satbil

dan mudah terdispersi hanya formula II.

Pada suspensi III digunakan formula yang terbaik pada suspensi II, suspending agent

yang digunakan yaitu tragakan dan PGA. Pada suspensi III dibuat dua formula, yang

membedakan pada suspensi III ini adalah ditambahkannya zat pengental seperti sirupus

simpleks dan sorbitol. Formula I menggunakan zat pengental sirupus simpleks. Formula II

menggunakan zat pengental sirupus simpleks dan sorbitol dengan perbandingan 20%:30%. Pada

Page 24: LAPORAN SUSPENSI

formula III menggunakan bahan pensuspensi yaitu tragakan dan PGA dengan perbandingan

1%:1%.

Pada rekonstitusi dibuat sediaan suspensi dengan granulasi dan tanpa granulasi. Pada

formula 1 dibuat dengan suspensi tanpa granul dan formula II dibuat dengan granul. Dan

sediaan yang paling baik adalah sediaan yang granul. Suatu ketidakstabialan suspensi

paracetamol tanpa granulasi disebabkan karna suatu formula yang dibuat tidak ditambahkan zat

pengikat sehinga granul tidak membuat iktan yang kuat dan suspensi yang dibuat tidak stabil.

Sedangkan formula suspensi dengan granulasi ditambahkan zat pengikat didapat kestabilan

suspensi karena antar ikatan granul dengan granul yang lain kuat karena adanya zat pengikat.

Pengeringan dengan oven ditujukan agar granul memiliki kadar air yang seimbang. Apabila

kadar air teelalu rendah granul akan rapuh dan hncur. Sedangkan kadar air tetlalu tinggi akan

menjadi basah.

Page 25: LAPORAN SUSPENSI

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu membuat sediaan larutan suspensi I,II,III dan

suspensi rekonstitusi. Pada suspensi 1 formula yang terbaik adalah formula III, dengan larutan

suspensi yang mudah terdispersi dan stabil dan tidak terbentik endapan. Pada suspensi II formula

yang trerbaik adalah formula II dengan larutan suspensi yang stabil, mudah terdispersi dan

mengendap dalam waktu yang lama.

Suspensai rekonstitusi yang paling baik adalah suspense yang menggunakan metode

granul.

Page 26: LAPORAN SUSPENSI

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. Farmakope Indonesia. Edisi III. Ditjen POM. Departemen Kesehatan RI.

1979.

DepKes RI. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Ditjen POM. Departemen Kesehatan RI.

1995.

Sa’diah, Siti, dkk. Penuntun Praktikum Semester Genap Farmaseutika I. Bogor:

Universitas Pakuan.