laporan saraf

53
Daftar nama kelompok VIII : 1. Irdian Devi (10-045) 2. Sukma Amalia W. (10-052) 3. Devi Tria R. (10-053) 4. M. Ainun Najib (10-056) 5. Viny Eline Aulia (10-070) 6. Pinayungan Y. R. (10-071) 7. Khoirul Anam (10-073) 8. Hastin (10-081) 9. Ahmad Syaifuddin (10-083) 10. Kartika Tria S. (10-087) 11. Putri Kharisma Dewi (10-090) 12. Shufi Musdalifah (10-094) Diskusi tutorial dilakukan pada: 1. Jadwal Tutorial I : Senin, 22 November 2010 Ketua : Viny Eline Aulia Scriber : Sukma Amalia W. Notulen : Ahmad Syaifuddin 2. Jadwal Tutorial II : Rabu, 24 November 2010 Ketua : Viny Eline Aulia Scriber : Sukma Amalia W. 1

Transcript of laporan saraf

Daftar nama kelompok VIII :

1. Irdian Devi (10-045)

2. Sukma Amalia W. (10-052)

3. Devi Tria R. (10-053)

4. M. Ainun Najib (10-056)

5. Viny Eline Aulia (10-070)

6. Pinayungan Y. R. (10-071)

7. Khoirul Anam (10-073)

8. Hastin (10-081)

9. Ahmad Syaifuddin (10-083)

10. Kartika Tria S. (10-087)

11. Putri Kharisma Dewi (10-090)

12. Shufi Musdalifah (10-094)

Diskusi tutorial dilakukan pada:

1. Jadwal Tutorial I : Senin, 22 November 2010

Ketua : Viny Eline Aulia

Scriber : Sukma Amalia W.

Notulen : Ahmad Syaifuddin

2. Jadwal Tutorial II : Rabu, 24 November 2010

Ketua : Viny Eline Aulia

Scriber : Sukma Amalia W.

Notulen : Ahmad Syaifuddin

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial yang berjudul

“Laporan Tutorial Sistem Saraf” tanpa suatu kendala yang berarti.

Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih

mendalami materi tentang sistem saraf pada manusia.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Drg. Puji Astuti yang telah memberikan waktu untuk menjadi tutor kami

dalam diskusi tutorial ini.

2. Anggota kelompok VIII yang telah berperan aktif dalam diskusi maupun

pembuatan laporan tutorial ini.

Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami mohon

maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun

sistematika. Kami juga berharap laporan tutorial sistem saraf ini dapat bermanfaat

untuk pendalaman materi pada Blok Sistem Tubuh II ini.

Jember, 1 Desember 2010

Penulis

2

DAFTAR ISI

Daftar Nama Kelompok..............................................................................................................1

Kata Pengantar............................................................................................................................2

Daftar isi......................................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................41.2 Skenario...........................................................................................................................41.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................51.4 Tujuan Pembahasan.........................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN

1.1 Anatomi, fisiologi, dan histologi sistem saraf................................................................61.2 Mekanisme hantaran impuls saraf, potensial aksi.........................................................251.3 Gangguan-gangguan pada sistem saraf (nyeri, dan kesemutan) serta

pengobatannya...................................................................................................................27

BAB III. PENUTUP

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................34

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kopleks dan

dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf ( neuron), dan di dukung oleh sel-sel

glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-

kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain membentuk suatu system

komunikasi yang sangat kompleks.

Neuron tersusun secara kelompok sebagai suatu sirkuit. Fungsi suatu

neuron adalah satu set proses koordinasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Neuron berespon terhadap perubahan / stimulus lingkungan dengan

mengubah perbedaan potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari

membrane. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang / dapat di ganggu.

Neuron segera beraksi dengan stimulus dan dimodifikasi potensial listrik dapat

terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh

bagian neuron oleh membrane. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls

saraf, mampu melintasi jarak yang jauh selanjutnya impuls saraf meneruskan

informasi ke neuron lain, otot dan kelenjar.

1.2 Skenario

Pak Tono Jatuh

Pak Tono mempunyai pohon kelapa. Suatu hati Pak Tono memanjat pohon

kelapanya. Karena kelalaian, dia terjatuh dari pohon kelapa dengan ketinggian

kurang lebih 6 meter. Posisi jatuhnya, pinggang menyentuh tanah terlebih dahulu.

4

Pada saat terjatuh, Pak Tono dalam keadaan sadar. Akan tetapi, sejak saat itu Pak

Tono mengeluh nyeri pada pinggang belakang, sulit kencing, kedua tungkai

bawah lemah dan terasa kesemutan yang menjalar dari pinggang sampai ke kaki.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah anatomi, fisiologi, dan histologi sistem saraf pada

manusia?

2. Bagaimanakah mekanisme hantaran impuls saraf serta potensial aksi?

3. Apa saja dampak jatuh secara sadar dan tidak sadar serta saraf apa saja

yang terlibat?

4. Apa saja gangguan-gangguan pada sistem saraf dan bagaimana

pengobatannya?

1.4 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui dan menjelaskan anatomi, fisiologi, dan histologi sistem

saraf pada manusia

2. Mengetahui dan menjelaskan mekanisme hantaran impuls saraf serta

potensial aksi

3. Mengetahui dan menjelaskan dampak jatuh secara sadar dan tidak sadar

serta saraf apa saja yang terlibat

4. Mengetahui dan menjelaskan gangguan-gangguan pada sistem saraf.

5

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Saraf

A. Sistem syaraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

serta terdiri terutama dari jaringan syaraf. Dalam mekanisme sistem saraf,

lingkungan internaldan stimulus eksternal dipantau dan di atur. Kemampuan

khusus seperti iritabiltas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan

konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap

stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:

1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui

reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun

internal (reseptor visceral).

2. Aktivitas integrative. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik

yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,

yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus,

sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi.

3. Output motorik. Impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh

respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai

efektor.

Sel-sel yang terdapat pada sistem saraf antara lain :

1. Neuron

Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan

perpanjangan sitoplasma. Neuron terdiri dari komponen-komponen

sebagai berikut:

a. Badan sel

Yaitu bagian yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.

b. Akson

6

- Suatu prosessus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari

dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron

lain , ke sel lain, atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

- Akson diselubungi oleh lapisan (selubung) mielin. Selubung mielin

dibentuk oleh suatu jenis sel neuroglia yang dinamakan sel schwann.

Namun, pada bagian tertentu dari akson terdapat daerah yang tidak

terbungkus mielin. Daerah tersebut dinamakan nodus ranvier yang

berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

- Mielin berfungsi sebagai isolator listrik dan melindungi akson.

c. Dendrit

Yaitu perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek

yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke sel tubuh. Permukaan

dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untuk

berhubungan dengan neuron lain.

Neuron berdasarkan struktur (jumlah uluran).

(a) Neuron unipolar, (b) neuron bipolar, dan (c) neuron multipolar.

2. Sel neuroglia

Sel penunjang tambahan pada susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai

jaringan ikat yang mensupport sel dari nervous sistem.

3. Sistem komunikasi sel

7

Daya kepekaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari

makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya.

Rangsangan ini dinamakan stimulus dan reaksi yang dihasilkan dinamakan

respon. Alat penghantar stimulus yang berfungsi menerima rangsangan

disebut reseptor, sedangkan yang menjawab stimulus disebut efektor,

seperti otot, sel, kelenjar, dan sebagainya. Hubungan reseptor dengan

efektor terjadi melalui sistem sirkulasi dengan perantara zat kimia yang

aktif atau melalui hormon yang melewati tonjolan protoplasma dari satu

sel berupa benang serabut.

B. Organisasi structural sistem saraf

1. Sistem saraf pusat

Terdiri dari otak dan medulla spinalis.

a) Otak :

Beratnya 2% dari keseluruhan berat tubuh, kurang lebih 1400 gram

pada orang dewasa

Merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf

sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak (kranium) yang

dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

Mengkonsumsi 25% oksigen

Menerima 1,5% curah jantung

Terdapat lapisan pelindung otak yang terdiri dari kulit kepala dan

rambut, tulang tengkorak, columna vertebra, dan tiga lapisan jaringan

ikat yang disebut meningen (selaput otak). Lapisan meningen terdiri

dari :

Piamater

Lapisan araknoid

Duramater

Terdapat cairan serebrospinalis, cairan yang berupa plasma darah dan

cairan interstial, tetapi tidak mengandung protein. Fungsinya adalah

8

sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, juga

berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara

darah dan otak serta medulla spinalis.

Mengandung substansi abu-abu dan substansi putih

Terdapat tiga bagian otak,antara lain :

~ Otak depan yang berfungsi untuk menerima dan

mengintegrasikan informasi mengenai kesadaran dan emosi.

Terdiri dari cerebrum, korpus striatum, talamus, dan hipotalamus.

~ Otak tengah yaitu bagian otak pendek dan terkontriksi yang

menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi

sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta mengkoordinir otot

yang berhubungan dengan pengelihatan dan pendengaran. Otak tengah

terdiri atas tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.

~ Otak belakang (pons) yang berfungsi sebagai jembatan yang

terdiri dari substrat putih yang menghubungkan medulla, yang panjang,

dengan berbagai bagian otak melalui pendunkulus serebral. Terdiri dari

pons vorali yang membantu meneruskan informasi, medulla oblongata

yang mengendalikan fungsi otomatis organ dalam, serta cerebelum

yang mengkoordinasi pergerakan dasar.

Area fungsional ,kortes serebral meliputi area motorik primer, area

sensorik primer, dan area asosiasi yang berdekatan dengan area primer

dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi.

Terdapat diensefalon yang terletakdi antara serebrum dan otak tengah

serta tersembunyi di balik hemisfer serebral , kecuali pada sisi basal.

Terdapat hipotalamus yang terletak di sisi inferior thalamus dan

membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga.

Adanya sistem limbic, yaitu sistem yang terdiri dari sekelompok

struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktifitas

emosional dan terutama aktifitas perilaku tidak sadar.

9

Hemisfer serebral (cerebrum)

Terbagi menjadi 4 lobus :

~ Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang berperan untuk

proses berpikir.

~ Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan

sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima perubahan

temperatur.

~ Lobus occipitalis, mengandung area visual yang menerima sensasi

dari mata.

~ Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima sensasi

dari telinga.

Cerebellum, terletak di sisi inferior pons dan melupakan bagian

terbesarkedua dari otak. Beratnya sekitar 150 gram dari berat otak

seluruhnya.

Medulla oblongata, panjangnya 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai

medulla spinalis dan terus memanjang . Bagian ini berakhir pada

oramen magnum tengkorak.

Formasi retikuler, adalah jaring-jaring serabut syaraf dan badan sel

yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata , pons, dan otak

tengah.

Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak; saraf spinal;

yang berasal dari medulla spinalis; dan ganglia serta reseptor sensorik yang

berhubungan.

a) Medulla spinalis

Disebut juga sumsum tulang belakang yang terlindung di dalam

tulang belakang dan berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak

dan semua bagian tubuh serta berperan dalam gerak refleks, denyut

jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan, menelan, dan muntah.

2. Sistem Saraf Perifer

10

Sistem saraf tepi terdiri dari saraf otak dan saraf spinal. Dua belas pasang saraf

otak (nervus cranialis) keluar dari otak, dan 31 pasang saraf spinal (nervus

spinalis) meninggalkan medulla spinalis. Sistem saraf tepi secara anatomis dan

operasional bersifat sinambung dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi

menyalurkan impuls neural dari organ indera (misalnya kedua mata) dan dari

reseptor sensoris di berbagai bagian tubuh (misalnya kulit) ke sistem saraf pusat.

Sistem saraf tepi juga menyalurkan impuls neural dasri sistem saraf pusat ke oto

dan kalenjar. Suatu berkas serabut saraf (akson) dalam sistem saraf tepi disebut

saraf (nervus), dan kumpulan badan sel saraf di luar sistem saraf pusat disebu

ganglion (misalnya ganglion spinale). Anyaman saraf disebut pleksus saraf

(plexus nervosus). Serabut saraf perifer terdiri dari sebatang akson, selubung

mielin dan neurolema atau selubung sel Schwann. Tidak semua akson bermielin

(misalnya kebanyakan serabut dalam nervus cutaneus).

Saraf tepi lumayan kuat dan memiliki daya tahan yang baik karena serabut

saraf di dalamnya diperkuat dan dilindungi oleh tiga selubung jaringan ikat

sebagai berikut:

Epineurium, selubung jaringan ikat seluler sekeliling saraf

Perineurium, selubung jaringan ikat seluler yang lebih lembut dari

epineurium, meliputi seberkas kecil (fasciculus) serabut saraf

Endoneurium, selubung jaringan ikat lembut, meliputi masing-masing

serabut saraf

Saraf spinal yang khas meninggalkan medulla spinalismelalui dua akar

(radix)

Radix anterior terutama berisi serabut motoris (eferen) dari badan sel saraf

dalam cornu anterius medulla spinalis

Radix posterior mengantar serabut sensoris (aferen) ke cornu posterior

medulla spinalis.

11

Radix posterior dan radix anterior bersatu, membentuk saraf spinal (nervus

spinalis) yang bercabang dua menjadi ramus posterior dan ramus anterior. Ramus

posterior dan ramus anterior berisi serabut saraf motoris dan sensoris . Ramus

posterior mengantar serabut saraf ke punggung, sedangkan ramus anterior

mengantar serabut saraf ke extremitas dan daerah tubuh sebelah ventral dan

lateral.

Komponen suatu saraf spinal yang khas adalah sebagai berikut:

Serabut sensoris umum (somato-aferen umum)yang meneruskan perasaan

dari tubuh ke medulla spinalis, ini mungkin berhubungan dengan perasaan

eksteroseptif (sakit, suhu, rabaan, tekanan) dari kulit atau perasaan

proprioseptif dari otot, tendo, dan sendi yang membawa informasi

mengenai keadaan posisi sendi dan tegangan tendo serta serabut otot.

Serabut viserosensoris (visero-aferen umum) yang menyalurkan perasaan

dari mukosa, kelenjar, dan pembuluh darah

Serabut somatomotoris (somato-eferen umum) yang menyalurkan impuls

motoris kepada otot rangka

Serabut viseromotoris (visero-eferen umum) yang menyalurkan impuls

kepada otot polos dan jaringan kelenjar

Sistem Saraf Somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari bagian somatis sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi yang dibentuk oleh komponen sensoris dan motoris. Sistem

somatosensoris menyalurkan persasaan rabaan, sakit, suhu, dan sikap dari reseptor

sensoris. Sistem somatosensoris memungkinkan terlaksananya gerak yang

dikehendaki melalui kontraksi otot rangka.

Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom terdiri dari saraf eferen dan aferen, serta ganglion.

Saraf eferen berhubungan dengan penyaluran impuls ke jantung (otot jantung),

otot polos, dan kelenjar. Saraf eferen mengurus penyaluran rangsang sakit viseral,

dan merupakan komponen aferen refleks otonom terdiri dari dua bagian:

12

Sistem parasimpatis untuk merangsang kegiatan yang menghemat dan

memulihkan sumber daya tubuh (misalnya jantung berdenyut lebih

lambat)

Sistem simpatis untuk memacu kegiatan yang dikerjakan pada keadaan

menegangkan, sewaktu jantung berdenyut cepat dan tekanan darah menaik

Setiap bagian sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian neuron. Badan

sel pertama neuron terletak dalam kolumna visero-eferen di otak dan medulla

spinalis, sedangkan badan sel neuron kedua terdapat dalam ganglion otonom di

luar sistem saraf pusat. Akson neuron pertama disebut serabut prasinaps atau

praganglion, dan akson neuron kedua dikenal sebagai serabut pascasinaps atau

pascaganglion.

Sistem Parasimpatis

Badan neuron praganglion sistem parasimpatis terletak dalam nukleus

saraf otak III, VII, IX, dan X di batang otak (truncus encephali)dan dalam segmen

medulla spinalis sakral kedua, ketiga, dan keempat. Serabut praganglion

mengadakan sinaps dengan badan sel neuron pascaganglion dalam ganglion

parasimpatis di dekat atau dalam dinding organ sasaran. Serabut pascaganglion

merangsang otot atau kelenjar organ bersangkutan.

Sistem Simpatis

Badan sel neuron praganglion sistem simpatis terletak dalam cornu laterale

substantea grisea medulla spinalis , mulai dari segmen torakal pertama sampai

segmen lumbal kedua atau ketiga. Badan sel neuron pascaganglion terletak dalam

ganglion paravertebral dan prevertebral.

Ganglion paravertebral teratur di sebelah kanan dan kiri columna

vertebralis, dan di masing-masing sisi saling berhubungan melalui truncus

sympathicus yang terbentang antara dasar cranium dan os coccygis untuk bersatu

pada ganglion impar. Ganglion prevertebral terletak dalam pleksus saraf yang

13

meliputi cabang-cabang utama pars abdominalis aortae (misalnya ganglion

coeliacum).

Akson neuron simpatis membawa serabut praganglion melalui radix

ventralis dan ramus communicans albus ke ganglion paravertebral. Di sini serabut

praganglioner dapat

Langsung bersinaps dengan neuron pascaganglion

Menaik atau menurun dalam truncus sympathicus untuk mengadakan

sinaps dalam ganglion paravertebral lebih kranial atau lebih kaudal

Melewati ganglion paravertebral tanpa bersinaps untuk membentuk nervus

splanchnicus (serabut praganglion nervus splanchnicus mengadakan sinaps

dalam salah satu ganglion prevertebral)

Langsung memasuki glandula suprarenalis (anak ginjal, kelenjar adrenal)

tanpa bersinaps dalam ganglion paravertebral atau prevertebral

Serabut pascaganglion disalurkan

Melalui ramus communicans griseus ke saraf spinal untuk mencapai

pembuluh darah, kelenjar keringat dan musculus arrector pili yang terdapat

pada rambut

Ke kepala dan leher dengan mengadakan sinaps dalam ganglion cervicale

superius, lalu membentuk pleksus saraf sekeliling pembuluh darah untuk

daerah ini

Ke visera thorax (misalnya jantung, paru-paru) melalui plexus cardiacus,

plexus pulmonalis, dan plexus oesophageus

Dari ganglion prevertebral ke visera abdomen dan pelvis (misalnya

intestinum dan vesica urinaria) melalui pleksus saraf sekeliling cabang

pars abdominalis aorta (misalnya plexus coeliacus sekeliling truncus

coeliacus)

Saraf kranial

14

12 pasang saraf kranial yang disusun dalam nama angka Romawi, muncul

dari berbagai bagian batang otak. Klasifikasinya :

1. Saraf olfaktori (CN I) adalah saraf sensorik, berasal dari epitelium

olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus

olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus

temporal, tempat persepsi indra penciuman berada.

2. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik

a. Impuls dari batang dan kerucut retina mata dibawa ke badan sel

akson yang membentuk saraf optik. Setiap saraf optik keluar dari

bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga kranial melalui

foramen optik.

b. Serabut dari bagian nasal pada setiap mata menyilang di bagian

anterior hipotalamus untuk membentuk kiasma optik; serabut

pada bagian temporal setiap mata lewat tanpa bersilangan.

c. Seluruh serabut memanjang saat traktus optik bersinapsis pada

sisi lateral nuklei genikulasi talamus dan menonjol ke atas

sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indra

penglihatan.

3. Saraf okulomotorik (CN III) adalah saraf gabungan, tetapi sebagian

besar terdiri dari saraf motorik

a. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke

seluruh otot bola mata, ke otot yang membuka kelopak mata, dan

ke otot polos tertentu pada mata

b. Serabut sensorik membawa informasi indera otot dari otot mata

yang terinervasi ke otak

4. Saraf toklear (CN IV) adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar

terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf

kranial

a. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan

membawa impuls ke otot oblik superior bola mata

15

b. Serabut sensorik dari spindel otot menyampaikan informasi indra

otot dari otot oblik superior ke otak

5. Saraf trigeminal (CN V) merupakan saraf kranial terbesar, merupakan

saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik.

Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah, rongga nasal,

dan rongga oral

a. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi,

kecuali otot buksinator

b. Badan sel neuron sensorik terletak dalamganglia trigeminal yang

bercabang :

- Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola

mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal, kulit dahi

serta kepala

- Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga

oral, dan langit-langit mulut

- Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi

bibir, kulit rahang, dan area temporal kulit kepala

6. Saraf abducens (CN VI) merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian

besar terdiri dari saraf motorik

a. Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang

menginervasi otot rektus lateral mata

b. Neuron sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot-otot

rektus lateral ke pons

7. Saraf fasial (CN VII) adalah saraf gabungan

a. Neuron motorik terletak dalam nuklei pons. Neutron ini

menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan

kelenjar saliva

b. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada

dua per tiga bagian anterior lidah

8. Saraf vestibulokoklear (CN VIII) hanya terdiri dari saraf sensorik dan

memiliki dua divisi

16

a. Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari

reseptor untuk indra pendengaran

b. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan

ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari

reseptor sensorik pada telinga dalam

9. Saraf glosofaringeal (CN IX) adalah saraf gabungan

a. Neuron motorik berawal dari medula dan menginervasi otot untuk

wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid

b. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa

dari sepertiga bagian posterior lidah

10. Saraf vagus (CN X) adalah saraf gabungan

a. Neuron motorik berasal dari dalam medula dan menginervasi

hampir semua organ toraks dan abdomen

b. Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea,

esofagus, jantung, visera abdominal ke medula dan pons

11. Saraf aksesori spinal (CN XI) adalah saraf gabungan tetapi sebagian

besar terdiri dari serabut motorik

a. Neuron motorik berasal dari 2 are

-Bagian kranial berawal dari medula dan menginervasi otot

volunter faring dan laring

-Bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan

menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoid

b. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang

terinervasi oleh saraf motorik, misalnya otot laring, faring,

turapezius, dan otot sternokleidomastoid

12. Saraf hipoglosal (CN XII) termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian

besar terdiri dari saraf motorik

a. Neuron motorik berawal dari medula dan mensuplai otot lidah

b. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah

17

Histologi Sistem Saraf

Neuron

Neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses

stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neutransmiter dan

molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian yaitu

dendrite, badan sel atau perikarion dan akson. Berdasarkan ukuran dan

bentuk cabangnya, kebanyakan neuron dapat digolongkan ke dalam salah

satu dari kategori berikut: neuron multipolar yaitu yang memiliki lebih dai

dua cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabang lainya berupa

dendrite ; neuron bipolar, dengan satu dendrite dan satu akson, dan neuron

pseudonipolar, yang memiliki satu cabang dekat perikarion dan terbagi

menjadi dua cabang. Cabang tersebut kemudian membentuk huruf T,

dengan satu cabang terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke SSP.

Pada neuron psedounipolar, ke akson terminal tanpa melalui perikarion.

Selama pematangan neuron psedounipolar berlangsung,

serabut-serabut sentral (akson) dan perifer (dendrit) menyatu menjadi

serabut tunggal. Pada neuron ini, badan sel agaknya tidak terlibat dalam

penghantaran impuls, meskipun menyintesis banyak molekul termasuk

neutransmiter yang berimigrasi ke serabut perifer.

Kebanyakan neuron di tubuh adalah multipolar. Neuron

bipolar fitemukan di ganglia koklear dan vestibular, serta di retina dan

mukosa olfaktorius. Neuron psedounipolar ditemukan di ganglia spinal.

Neuron pseudounipolar juga ditemukan di kebanyakan ganglia kranialis.

Neuron dapat juga diklasifikasikan berdasarkan peran

fungsionalnya. Neuron motorik (eferen) mengendalikan organ efektor

seperti serabutotot dan kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik

(aferen) terlibat dalam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan dan

18

dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan hubungan antar neuron, dan

membentuk jaringan fungsional yang kompleks atau sirkuit.

Badan sel

Badan sel atau perikarion adalah bagian neuron yang

mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, dan tidak mencakup

cabang-cabang sel. Badan sel mengandung suatu reticulum endoplasma

kasar yang berkembang sangat baik, berupa kelompok-kelompok sisterna

paralel. Di dalam sitoplasma di antara sisterna terdapat banyak

poliribosom, yang member kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein

structural dan protein transport. Bila dipulas dengan pewarna yang cocok,

reticulum endoplasmakasar dan ribosom bebas tampak sebagai daerah

bergranul basofilik dibawah mikroskop cahaya yang disebut badan nasal.

Badan nasal bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya.

Kompleks golgi hanya terdapat dalam badan sel dan terdiri atas banyak

deretan parallel sisterna licin yang tersusun di sekitar tepi. Neurofilamen

banyak dijumpai pada perikarion dan cabag sel. Bila di impregnasi denagn

perak, neutrofilamen akan membentuk neurofibril, yang tampak dengan

mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung mikrotubulus yang identik

dengan mikrotubulus yang terdapat pada banyak sel lain. Sel saraf kadang-

kadang mengandung inklusi pigmen, seperti lipofuksin, suatu residu

materi yang tidak tercerna lisosom.

Dendrite

Umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon.

Dendrite menerima banyak sinap dan merupakan tempat penerimaan

sinyal dan pemerosesan utama di neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki

banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah sel penerimaan.

19

Percabangan dendrite memunkinkan sebuah neuron untuk menerima dan

mengintegrasi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain.

Akson

Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson. Akson

merupakan cabang silindris dengan panjang dan diameter yang berfariasi,

sesuai dengan jenis neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson

pendek, akson umumnya berukuran panjang. Semua akson berasal dari

daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson yang umumnya

muncul dari perikarion. Membrane plasma di akson disebut aksolemma,

isinya dikenal sebagai aksoplasma. Teedapat segmen inisial pada neuron

yang membentuk akson bermyelin. Segmen ini merupakan tepat

berkumpulnya berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada

neuron. Akson menghasilkan sebuah cabang yang kembali kedaerah

badan sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral.

Makromolekul dan organel dalam badan sel akan diangkut secara

continue oleh aliran anterograd disepanjang akson kebagian terminalnya.

Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograde dalam arah

berlawanan mengangkut sejumla molekul ke badan sel, termasuk zat

yangmasuk melalui endositosis (virus dan toksin). Proses ini digunakan

untuk mempelajari jalur-jalur neuron, peroksidase atau zat penanda yang

disuntikkan ke daerah dengan akson terminal, dan penyebarannya diikuti

dalam selang waktu tertentu.

1. SUSUNAN SARAF PUSAT

Susunan saraf pusat terdiri dari atas serebrum, serebelum, dan medulla

spinalis.SSP hamper tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsisteni

oragan ini mirip gel, yang relative lunak. Substansi grissea mengandung badan sel

neuron, dendrite, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia. Substansi ini

20

merupakan daerah terbentuknya sinaps. Substansi gressea ini terutama terdapat

dipermukaan serebrum dan serebelum, yang membentuk korteks serebri dan

korteks serebeli sedangkan letak substansia alba lebih kepusat. Kumpulan badan-

badan sel neuron yang membentuk pulau-pulau substansi grissea yang terbenam

dalam substansi putih disebut nucleus. Pada korteks serebri, substansi grissea

memiliki 6 lapisan sel beraneka bentuk dan ukuran. Neuron pada korteks sereberi

tertentu mengatur impuls afferent , sedangkan daerah lain neuron eferen

membangkitkan impuls motorik yang mengendalikan gerak volunter. Korteks

serebeli memiliki 3 lapisan yaitu lapisan molecular luar, lapisan tengah yangterdiri

atas sel perkinje berukuran besar,dan lapisan bergranula dalam. Pada potongan

melintang medulla spinalis, substansi alba terletak dipinggir dan substansi grissea

terletak di tengah, yang menyerupai huruf H. pada garis horizontal dari huruf H

ini. Terdapat suatu lubang yaitu kanalis sentralis yang merupakan sisa lumen tuba.

Tungkai substansi grissea dari huruf H ini membentuk kornu anterior. Kornu ini

mengandung neuron motorik dengan akson yang membentuk radiks ventral saraf

spinal.

a. MENINGEN

Meningen susunan saraf pusat juga dibungkus membrane jaringan ikat.

Dimulai dari lapis terluar, meningen meliputi dura meter, arakhnoid dan

pia meter.

Dura mater

Dura mater adalah lapisan luar dan terdiri atas jaringan ikat

padat, yang menyatu dengan periosteum tengkorak. Dari porestium

vertebra oleh rongga epidural, yang mengandung vena berdinding

tipis, jaringan ikat longgar,dan jaringan lemak. Dura mater dipisahkan

dari arakhnoid oleh rongga subdural yang sempit. Permukaan dalam

semua dura mater dan permukaan luarnya di medulaspinalis, ditutupi

oleh epitel selapis gepeng yang berasal dari masenkim.

21

Arakhnoid

Arakhnoid memiliki dua komponen : lapisan yang berkontak

dengan dura mater dan suatu system trabekula yang membentuk rongga

subarachnoid, yang berisikan cairan serebrospinal dan terpisah dari rongga

subdural. Arakhnoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Epitel

selapis gepeng yang melapisi dura mater juga menutupinya. Di beberapa

daerah, arakhnoid menembus dura mater, dan tonjolan-tonjolan yang

berakhir dalam sinus venosus di dura mater. Tonjolan –tonjolan ini, yang

dilapisi sel-sel endotel vena disebut vili arakhnoidalis. Fungsinya adalah

mereabsorbsi cairan serebrospinal ke dalam darah venosus.

Pia mater

Pia mater adalah jaringan ikat longgar yang banyak mengandung

pembuluh darah. Meskipun letaknya dekat dengan jaringan saraf, pia

mater tidak berkontak dengan sel maupun serabut saraf. Diantara pia mater

dan unsure-unsur saraf terdapat selapis tipis cabang-cabang neuroglia,

yang melekat erat pada pia mater dan membentuk sawar utama dari saraf.

Sitoplasma sel endotel ini tidak memiliki tingkap yang ditemukan di

banyak lokasi lain dan sangat sedikit vesikel pinositotik yang dijumpai.

Jaluran cabang-cabang sel neuroglia ayng membungkus kapiler-kapiler

sebagian bertanggung jawab atas rendahnya permeabelitas sawar.

2. SUSUNAN SARAF TEPI

Komponen utama dari sitem saraf tepi adalah saraf, ganglia, dan ujung

saraf. Saraf adalah berkas serabut saraf yang dikelilingi selubung jaringan ikat.

Serabut saraf

22

Serabut saraf terdiri atas akson yang dibungkus selubung khusus

yang berasal dari sel ektodernal. Gabungan serabut saraf membentuk

traktus-traktus saraf di otak, medulla spinalis, dan saraf tepi. Akson

berdiameter kecil umumnya adalah serabut saraf tak bermielin. Akson

yang lebih tebal umumnya diselubungi oleh lebih banyak lapisan

konsentris sel penyelubung, yang membentuk selubung myelin. Serabut-

serabut ini dikenal sebagai serabut saraf bermielin.

Saraf

Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas jaringan ikat

padat yang disebut epineurium, yang juga nebgisi rongga diantara berkas-

berkas serabut saraf. Setiap berkas dikelilingi oleh oerineurim, yaitu

selapis jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel gepeng mirip-epitel. Di

dalam selubung perineurium, terdapat akson-akson berselubung sel

Schwann dan jaringan ikat pembungkusnya, yaitu endoneurium.

Ganglia

Ganglia adalah struktur lonjong yang mengandung badn sel

neuron dan sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat. Arah impuls saraf

menentukan apakah suatu ganglion menjadi ganglion sensorik atau

otonom.

Ganglion sensorik

Ganglion sensorik menerima impuls aferen yang menuju SSP. Ada

dua jenis ganglia sensorik. Sebagaian berhubungan dengan saraf cranial;

yang lain berhubungan dengan radiks dorsal dari saraf spinal dan disebut

ganglia spinalis. Ganglia spinalis ini memiliki badan neuron yang besar

dengan badan Nissl halus yang dikelililngi banyak sel glia kecil yang

disebul sel satelit.

Ganglion otonom

Ganglion otonom tampak sebagai pelebaran bulat pada saraf

otonom. Beberapa ganglia berada di organ-organ tertentu, terutama di

23

dinding saluran cerna, membentuk ganglia intramural.. ganglia ini tidak

memiliki samapi jaringan ikat dan sel-selnya ditopang stroma organ

tempat ganglia ini berada.ganglia otonom memiliki neuron multipolar.

Selapis sel satelit seringkali membungkus neuron ganglia otonom. Pada

ganglia intramural, hanya terlihat sedikit sel satelit disekitar masing-

masing neuron.

3. SISTEM SARAF OTONOM

System saraf otonom berhubungan dengan pengendalian otot polos,

sekresi beberapa kelenjar dan modulasi irama jantung. Fungsinya adalah

menelaraskan aktivitas tertentu ditubuh untuk mempertahankan lingkungan

internal yang konstan (homeostasis).

System simpatis

Inti system simpatis terletak di segmen torakal dan lumbal di

medulla spinalis. Karenanya system simpatis juga disebut divisi

torakolumbal dari sitem saraf otonom. Akson neuron ini – serat-serat

praganglion-meninggalkan SSP melalui radiks ventral dan cabang-cabang

penghubung saraf spinal bagian torakal dan lumbal. Mediator kimia dari

serabut pascaganglion system simpatis adadlah neropineferin, yang juga

diproduksi oleh medulla adrenal. Serabut saraf yang membebaskan

neropinefrin disebut saraf adrenergic. Serabut adrenergic mempersarafi

kelenjar keringat dam pembuluh darah otot rangka. Sel-sel medulla adrenal

membebaskan epinefrin dan nonerpirefrin sebagai respons terhadap

stimulasi simpatis praganglion.

System parasimpatis

System parasimpatis memiliki inti di medulla dan mensefalon dan

di bagian sacral medulla spinalis. Neuron kedua dari sitem parasimpatis

ditemukan dalam rangka yang lebih kecil dari ganglia system simpatis;

24

neuron ini umumnya terdapat dinding organ, ketika serabut ganglion

memasuki organ dan membentuk sinaps dengan neuron kedua dalam

system saraf ini. Mediator kimia yang disebabkan oleh ujung saraf

praganglion dan pascaganglion dari system parasimpatis, yaitu asetilkolin,

mudah dinonaktifkan oleh asetilkolenesterase-salah satu alas an mengapa

stimulasi parasimpatis memiliki kerja yang lebuh jelas dan lebuh

terlokalisir daripada stimulasi simpatis.

1.2. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS (PESAN)

Penghantaran impuls melalui serabut saraf(akson).

Terjadi karena perbedaan muatan listrik antara bagian luar dan bagian dalam membran serabut saraf.

Dalam keadaan istirahat permukaan luar membran serabut saraf bermuatan positif dan permukaan dalam bermuatan negatif(Polarisasi)

Bila terjadi rangsangan akan terjadi Depolarisasi, artinya permukaan luar membran serabut saraf menjadi negatif dan permukaan dalam menjadi positif.

Dengan demikian, antara daerah yang mengalami depolarisasi dan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik.

Untuk menghantarkan impuls dibutuhkan energi (ATP)yang dilakukan oleh neuron itu sendiri.

Saraf dalam keadaan polarisasi à dirangsang à depolarisasi à timbul aliran listrik à timbul impuls saraf à penghantaran impuls melalui neuron

Sistem saraf berperan dalam koordinasi dan regulasi aktifitas dalam tubuh.

Pusat koordinasi saraf ada di otak dan sumsum tulang belakang. Sifat dasar sel

25

saraf, yaitu : iritabilitas / eksisitas (kemampuan memberikan respon bila mendapat

rangsangan.umumnya berkembang pada saraf sensoris dan reseptoryang mampu

mendeteksi perubahan lingkungan), konduktivitas (kemampuan untuk

menghantarkan impuls atau gelombang iritabilitas atau perambatan potensial

aksi).

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang

terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls berupa rambatan listrik di

sepanjang akson. Sinaps adalah titik temu (kontak) antara satu neuron dengan

neuron lainnya, diantara titik temu tersebut ada celah (celah sinaps). Macam-

macam sinaps, yaitu sinaps akso-somatik (titik temu antara ujung akson satu sel

saraf dengan soma/badan sel dari neuron lain), sinaps akso-dendritik (titik temu

antara ujung akson satu sel saraf dengan dendrit dari sel saraf lain), sinaps akso-

aksonik (titik temu antara ujung akson sel saraf dengan akson dari sel

saraf).Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke

saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil

olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah

yang harus dilaksanakan oleh efektor. Impuls dihantarkan disepanjang akson

hinggake sinaps (mekanisme elektrik), sedangkan impuls yang menyeberangi

celah sinaps dibantu mekanisme kimia. Impuls dari neuron pre-sinaptik menuju ke

neuron post-sinaptik menyeberangi celah sinaps diperantarai oleh neurotransmiter.

Macam-macam neurotransmiter, yaitu asetilkolin, norepinefrin, epinefrin,

dopamin, serotonin, GABA (gamma amino butiric acid), glisin, endorfin dan

ensefalin.

Gerak biasa

Reseptor à neuron sensorik à pusat saraf à neuron motorik à efektor

Gerak refleks

Reseptor à neuron sensorik à neuron konektor à neuron motorik à efektor

26

Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat

sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat

kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf

dan sel neuroglia.

1.3.GANGGUAN – GANGGUAN PADA SISTEM SARAF PADA SISTEM SARAF (NYERI DAN KESEMUTAN) SERTA PENGOBATANNYA

Mekanisme Nyeri

Bila otot berkontraksi secara ritmis, tetapi suplai darah tetap adekuat, biasanya

tidak akan timbul nyeri. Namun, apabila suplai darah ke otot tersumbat, kontraksi

dengan segera akan menimbulkan nyeri. Setelah kontrkasi berhenti, nyeri tetap

ada sampai aliran darah kembali pulih.

Pengamatan ini sulit diinterpretasikan kecuali dengan pelepasan bahan kimia

(“faktor P”) sewaktu kontraksi, yang menyebabkan nyeri apabila kontrkasi

lokalnya cukup tinggi. Apabila suplai darah telah pulih, bahan kimia nin dapat

dibersihkan atau dimetabolisasi. Identitas faktor P ini masih belum di pastikan,

tetapi mungkin adalah K+.

Secara klinis, nyeri substernum yang timbul apabila miokardium mengalami

iskemia selama olahraga (angina pektoris) adalah contoh klasik penimbunan

faktor P di dalam otot. Angina menghilang dengan istirahat karena hal ini

menurunkan kebutuhan O2 miokardium dan memungkinkan aliran darah

27

membersihkan faktor ini. Klaudikasio intermiten, nyeri yang timbul di otot-otot

betis pada ornag yang menderita penyakit pembuluh darah oklusi, adalah contoh

yang lain. Nyeri ini biasanya muncul saat pasien berjalan dan menghilang apabila

ia berhenti (Ganong)

Rasa nyeri terutama merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul

bila ada jaringan rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan

cara memindahkan stimulus nyeri. Bahkan aktifitas ringan saja, misalnya duduk

dengan bertopang dengan tulang iskhia selama jangka waktu lama, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan, sebab aliran darah yang ke kulit berkurang

akibat tertekannya kulit oleh berat badan.

Pada umumnya nyeri akan terasa bila seseorang menerima panas dengan suhu di

atas 45oC. Ini juga merupakan suhu di mana jaringan mulai mengalami kerusakan

akibat panas, sebenarnya jaringan akan seluruhnya rusak jika suhu menetap di atas

nilai ini. Oleh karena itu, jelaslah sekarang bahwa rasa nyeri yang di sebabkan

oleh panas sangat erat hubungannya dengan kemampuan panas untuk merusak

jaringan.

Selanjutnya, intensitas rasa nyeri juga berhubungan erat dengan kecepatan

kerusakan jaringan yang disebabkan oleh pengaruh lain selain panas infeksi

bakteri, iskemia jaringan, kontusio jaringan, atau oleh penyebab lainnya.

Ada empat tahapan terjadinya nyeri :

Transduksi

Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah menjadi

suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat

berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).

Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-mediator nyeri mempengaruhi

juga nosiseptor diluar daerah trauma sehingga lingkaran nyeri meluas. Selanjutnya

terjadi proses sensitisasi perifer yaitu menurunnya nilai ambang rangsang

nosiseptor karena pengaruh mediator-mediator tersebut di atas dan penurunan pH

28

jaringan. Akibatnya nyeri dapat timbul karena rangsang yang sebelumnya tidak

menimbulkan nyeri misalnya rabaan.

Sensitisasi perifer ini mengakibatkan pula terjadinya sensitisasi sentral yaitu

hipereksitabilitas neuron pada spinalis, terpengaruhnya neuron simpatis dan

perubahan intraseluler yang menyebabkan nyeri dirasakan lebih lama.Rangsangan

nyeri diubah menjadi depolarisasi membrane reseptor yang kemudian menjadi

impuls syaraf.

Transmisi

Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer

melewati kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi

sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron

presinaps ke pasca sinaps melewati neurotransmitter.

Modulasi

Adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat meningkatkan atau

mengurangi penerusan impuls nyeri.Hambatan terjadi melalui sistem analgesia

endogen yang melibatkan bermacam-macam neurotansmiter antara lain endorphin

yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari

area periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun

pasca sinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer

medula spinalis atau supraspinalis.

Persepsi

Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang

diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi

kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala).

Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan.

Kesemutan

29

Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini terjadi karena

gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak. Misalnya di tangan, kaki,

dan bagian badan lainnya. Gangguan saraf tepi yang menimbulkan kesemutan dapat

disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya,

jika daerah lengan atas tertekan oleh sesuatu atau terlipat (tertekuk), maka akan terjadi

gangguan aliran darah pada area di bawahnya sehingga menimbulkan kesemutan di

bagian bawah area yang tertekan atau tertekuk tersebut.

Kesemutan juga bisa terjadi karena gangguan metabolisme. Misalnya pada

penderita diabetes di mana dapat terjadi mikroangiopati (kekurangan makanan pada saraf)

sehingga pembuluh darah dan saraf tepi (perifer) mengalami gangguan. Akibatnya,akan

timbul kesemutan.

Infeksi pada jaringan ikat juga dapat menimbulkan kesemutan karena tekanan

terjadi pada serabut saraf di daerah yang terkena infeksi

Tidak sampai di situ saja, gangguan pembuluh darah, pada beberapa penyakit

dengan penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis) dapat menimbulkan kesemutan

karena kekurangan asupan makanan di daerah yang dialiri pembuluh darah yang

terganggu tersebut. Selain itu kekurangan vitamin B12 pada penderita defisiensi B 12

bisa pula menyebabkan kesemutan.

Defisiensi B12 bisa menyebabkan demyelinisasi atau gangguan pada selaput

(myelin) yang membungkus saraf sehingga menimbulkan kesemutan.

Untuk mengobati kesemutan yang terkadang mengganggu, apalagi jika berlarut-

larut, adalah kenali dulu gejala awal kesemutan tersebut. Kalau hanya karena kaki atau

tangan tertekuk terlalu lama, biasanya kesemutan akan hilang dengan sendirinya, setelah

kaki atau tangan diluruskan.

Sementara kesemutan yang disebabkan faktor lain, maka pengobatannya

disesuaikan dengan faktor penyebabnya, yakni dengan menghilangkan atau

meminimalisasi faktor penyebab tersebut. Jika disertai nyeri, salah satu kemungkinan

adalah myalgia, yakni nyeri otot dan jaringan ikat. Pada umumnya, diperlukan vitamin B

12 (cyanocobalamine) untuk memperbaiki myelin (selaput) saraf dalam waktu lama.

Namun, vitamin B 12 hanya bersifat simptomatis (mengurangi keluhan), kecuali pada

kesemutan yang nyata-nyata disebabkan defisiensi B 12.

30

Macam – macam obat anti nyeri

Obat anti nyeri pada umunya terbagi menjadi 2 jenis :

1. Asam karboksilat

a. Asam Asetat :

- Derivat Asam Fenilasetat :

* Diklofenak

* Fenklofenak

- Derivat Asam Asetat inden/indol :

* Indometasin

* Sulindak

* Tolimetin

b. Derivat Asam Salisilat :

* Aspirin

* Benorilat

* Diflunisal

*Salsalat

c. Derivat Asam Propionat :

*As.tiaprofenat

*Fenbufen

*Fenoprofen

*Flurbiprofen

*Ibuprofen

*Ketoprofen

31

*Naproksen

d. Derivat Asam Fenamat :

*As. Mefenamat

*Meklofenamat

2. Asam Enolat :

a. Derivat Pirazolon :

*Azapropazon

*Fenilbutazon

*Oksifenbutazon

32

BAB III

KESIMPULAN

Sistem saraf merupakan suatu susunan yang mengatur segala aktifitas yang

kita lakukan atau tubuh kita lakukan. System syaraf itu sendiri dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu badan sel, dendrite, dan nodus renvier. Selain itu Saraf

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu susunan saraf pusat yang terdirir dari

medulla spinalis ( sumsum tulang belakang), Srebrum (Otak besar), dan selebelum

(otak kecil. Lalu yang kedua ialah susunan saraf Tepi yang terdiri dari Saraf,

Ganglia, dan ujung saraf. Dan yang terakhir ialah Sisitem saraf otonom (tak sadar)

yang terdiri dari saraf simpatik dan saraf tidak simpatik.

Selain itu sel saraf (Neuron) berdasarkan ukuran bentuk cabangnya dibedakan

menjadi 3 bagian yaitu neuron multipolar, neuron bipolar, dan neuron

pseudopolar. Lalu Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 3 yaitu

neuron sensorik (aferen), neuron motorik (eferen), dan interneuron. Selain itu

neuron sensorik menurut jenis reseptor dibagi menjadi 5 bagian yaitu

mekanoreseptor, termoreseptor, nosireseptor, reseptor elektromagnetik, dan

kemoreseptor.

Otot-otot yang melakukan kontraksi juga dipengaruhi oleh system saraf, maka

dari itu jika dilakukan kontraksi yang berlebihan akan menimbulkan nyeri akibat

penumpukan asam laktat. Selain itu nyeri juga bias disebabkan karena adanya

inflemasi di bagian tubuh , maka untuk meredakannya dibutuhkan obat anti

analgesic, dan dibedakan menjadi dua macam yaitu narkotik (opioid) dan non

narkotik (non opioid).

33

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

C.Guyton Arthur. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Ken Ariata

Pengadi et al. Edisi 7. Jakarta : EGC, 1994:93-95

Setiadji. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Graha Ilmu

Ganong, W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC

Junqueira, Carlos Luiz, Carneiro, Jose. 2007. Histologi Dasar: Atlas dan Teks.

Alih Bahasa Jan Tambayong. Jakarta: EGC

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi: Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

34