Laporan Reno BARU

download Laporan Reno BARU

of 17

Transcript of Laporan Reno BARU

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara geografi Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam laut yang berpotensi untuk dimanfaatkan secara lestari. Sumber daya alam laut tersebut antara lain terdiri atas berbagai jenis ikan, moluska,dan krustase. Masyarakat pesisir sejak lama telah memanfaatkan sumber daya alam laut tersebut sebagai sumber makanan, mineral, obat-obatan, dan energi (Gordon 2000,South & Skelton 2000). Lautan di dunia merupakan kesatuan ekosistem dimana serangkaian komunitas dapat mempengaruhi faktor-faktor fisik dan kimia air laut di sekelilingnya. Ekosistem yang besar ini dapat dibagi menjadi daerah-daerah kecil dimana parameter fisika dan kimia mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap populasi dari daerah tersebut (Nybakken, 1998). Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuhan-tumbuhan hewan dan mikroorganisme hidup. Biota Laut menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai permukaan laut sampai dasar laut yang terjeluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan biota laut yang makin hari makin meningkat dibarengi oleh kemajuan pengetahuan tentang kehidupan biota laut yang tertampung dalam ilmu pengetahuan alam laut yang dinamakan biologilaut (marine biology).

2

Biologi laut, yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut, berkembang begitu cepat untuk mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis biota laut yang jumlah jenisnya luar biasa besarnya dan keanekaragaman jenisnya luar biasa tingginya.Tingginya, keanekaragaman jenis biota di laut barangkali hanya dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat. Tidak kurang dari 833 jenis tumbuh-tumbuhan dilaut (alga, lamun dan mangrove), 910 jenis karang (Coelenterata), 850 jenis spon (Porifera), 2500 jenis kerang dan keong (Mollusca), 1502 jenis udang dan kepiting (Crustacea),

745 hewan berkulit duri ( Echinodermata), 2000 jenis ikan ( Pisces), 148 jenis burung laut (Aves), dan 30 jenis hewan menyusui (Mammalia), diketahui hidup di laut. Di samping itu tercatat juga tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia). ((Romimohtarto, 2005) Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut sudah dikenal sejak dulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa di beberapa Negara di Asia Tenggara. Laut lepas yang luas dibatasi oleh benuabenua kita kenal sebagai samudra. Secara ekologis terdapat fenomena dinamis seperti: abrasi, akresi, erosi, deposisi dan intrusi air laut. Di samping itu, masih terdapat juga fenomena nonalamiah seperti: pembabatan hutan mangrove untuk pertambakan, pembangunan dermaga/jetty untuk pendaratan ikan dan reklamasi pantai. Gejala yang umum terjadi di wilayah kepesisiran adalah interaksi faktor alam dan aktivitas manusia secara bersamaan, sebagai penyebab adanya ketidakseimbangan siklus biogeokimia (Cook dan Doornkamp, 1990).

3

1.2. Tujuan dan Manfaat

Dengan dilaksanakannya praktikum lapangan tersebut, diharapkan mahasiswa tidak hanya dapat mengenal berbagai objek studi dalam mata kuliah Biologi Laut tersebut secara teoritis (baik morfologi maupun anatominya) tetapi juga secara langsung (melalui identifikasi langsung). Ditambah juga dapat mengenal habitat dan kebiasaan hidup objek tersebut di alam. Ini sangat penting, mengingat dalam penelitian akhir mahasiswa dituntut mampu melakukan berbagai prosedur penelitian secara mandiri.

Manfaat praktikum adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan praktikan, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai organisme laut terutama yang hidup di daerah pantai.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Biologi laut yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut, berkembang begitu cepat yang mengungkap kehidupan berbagai jenis biota laut yang jumlah dan jenisnya cukup banyak. Tingginya keanekaragaman jenis biota laut hanya dapat ditandingi oleh keanekaragman jenis biota di hutan hujan tropik di darat. (Romimohtarto, 2005).

2.1 Daerah Intertidal atau Litoral

Menurut J. C. Bribbs (1974) zona interdal atau zona litoral adalah daerah kawasan pantai yang terletak antara pasang laut tertinggi dan pasang surut terendah. Litoral adalah daerah yang terletak diantara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh air pasang yang dikenal sebagai pantai laut (sea shore).

Pantai laut ini bentuknya bermacam-macam. Pada beberapa tempat ada lereng pantainya membentuk landai di sini terdapat jarak yang besar antara tandatanda air pasang tertinggi dan air pasang terendah. Selain bentuk landai ini ada juga lereng panytainya yang berbentuk curam. Pada pantai yang demikian tandatanda air pasangnya akan kelihatan saling berdekatan. Pada daerah pantai yang terdiri dari pasir atau kerikil yang berssih daerah intertidalnya (daerah pasang surut) dapat mendukung sejumlah besar dan berjenisjenis organisme. Contohnya : pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore) merupakan tempat yang sangat baik untuk hewan-hewan atau tumbuh-tumbuha yang dapat menepel diri pada batu-batuan yang ada. Organisme yang dapat hidup pada areal ini adalah gastropoda, mollusca dan tumbuhan rumput laut. Daerah pantai ini kaya akan jenis-jenis organisme, namun demikian kehidupan di pantai ini mengalami beberapa masalah, diantaranya organisme yang ada harus dapat menyesuaikan diri atau menghindar dengan membuat lobang atau

5

membenamkan diri dalam keadaan bahaya akibat kuatnya sinar matahari pada waktu air surut.

2.2 Organisme Epifauna dan Infauna

Epifauna adalah semua hewan yang hidup di atas substrat dasar lautan atau perairan, misalnya kepiting, siput laut, bintang laut, timun laut, dll. Infauna adalah semua hewan yang hidupnya di bawah substrat yaitu dengan cara menggali lubang atau membenamkan diri pada substrat dasar lautan (perairan), misalnya cacing, tiram, remis, bivalva, dll. Odum (1971) menyatakan bahwa perkembangan maksimum dari epifauna dijumpai di daerah pasang surut, tetapi dapat juga meluas di daearah yang lebih dalam. Sedangkan infauna mencapai perkembangan yang maksimum di daerah yang lebih dalam dari epifauna. in-fauna yaitu yang hidup didalam sedimen; dan epi-fauna yaitu yang hidup menempel pada daun-daun/ rumput laut dan di atas dasar laut.

2.3 Organisme Bentik

Komunitas fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil Sipunculidae (owak-owak ), Pognophora dan lain-lain.

6

2.4. Kerang bulu (Anadara antiquata) Kerang bulu mempunyai 2 keping cangkang yang tebal. Cangkang sebelah kiri saling menutup dengan cangkang sebelah kanan. Setiap cangkang mempunyai 20-21 lingkaran kehidupan dan setiap lingkaran kehidupan dimulai pada bagian ventral sampai bagian dorsal serta mempunyai duri-duri kecil dan pendek (Olsson 1961 diacu oleh Hidayati 1994). 2.5. Sargassum polycystum

tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri umum Phaeophyta. Talus silindris berduriduri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dan di atasnya terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter (berkelompok), panjangnya mencapai 7 meter,warna talus umumnya coklat (Aslan, 1991)

7

III. METODE PRAKTIKUM

3. 1. Waktu dan Tempat

Pratikum lapangan biologi laut ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 april di pantai Cerocok Painan Sumatera Barat.

3. 2. Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum biologi laut ini adalah jaring untuk menangkap biota laut, formalin untuk mengawetkan biota yang tertangkap, kamera untuk mendokumentasikan kegiatan serta gambar biota laut, plastik untuk tempat biota laut, alat-alat tulis untuk mencatat hasil tangkapan.

3. 3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah metode survey yaitu melakukan pengamatan atau mencari langsung biota laut ke lokasi yang ditentukan.

3.4. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah praktikan langsung turun ke lokasi yang telah ditentukan. Secara kelompok mencari dan mengumpulkan organisme laut yang memungkinkan dapat diambil dan diamati. Khususnya yang berukuran makro. Semua hasil biota laut yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diberikan formalin secukupnya untuk mengawetkan biota laut.

8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Melalui identifikasi yang dilakukan di laboratoium Terpadu ilmu kelautan , didapatkan hasil organisme sebagai berikut :

4.1.1 Tripang (Holothuria atra )

Klasifikasi : Organisms Kingdom Phylum Class Order Family Genus : Echinoderms :Animalia : Echinodermata :Holothuroidea : Aspidochirotida : Holothuriidae : Holothuria atra

Morfologi Holothuria atra Tubuh Lebar: 10 cm. Tubuh Tebal: 0,8 cm. Berarti tinggal berat sekitar 200 g sampai 1000 g; tubuh ketebalan sekitar 4 mm. Tubuh: silinder, memanjang, dengan ujung bulat. Tegument halus, sering tertutup oleh pasir, tetapi juga menampilkan patch putaran kurang pasir. Sebuah cairan beracun merah dikeluarkan pada menggosok permukaan tubuh penuh semangat. Podia pada bivium jarang didistribusikan, berakhir

9

di disc kecil sekitar 150 mikrometer dengan diameter; podia pada trivium banyak, pendek dan gemuk, didistribusikan pada jari-jari dan interradii itu, disk berkapur mereka sekitar 0,05 cm. Mulut: ventral, dikelilingi oleh 20 tentakel hitam. Anus terminal. Berkapur cincin radial dengan potongan-potongan besar dan interradials sempit. Cuvierian tubulus tidak ada.

4.1.2 kerang bulu (Anadara antiquata )

Klasifikasi: Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Subkelas : Fillibranchiata Ordo : Eutaxodontia Subordo : Teuthoidea Famili : Arcidae Genus : Anadara Spesies : Anadara antiquata

Morfologi Anadara antiguata Kerang bulu (Anadara antiquata) Kerang bulu mempunyai 2 keping cangkang yang tebal. Cangkang sebelah kiri saling menutup dengan cangkang sebelah kanan. Setiap cangkang mempunyai 20-21 lingkaran kehidupan dan setiap lingkaran kehidupan dimulai pada bagian ventral sampai bagian dorsal serta mempunyai duri-duri kecil dan pendek (Olsson 1961 diacu oleh Hidayati 1994).

10

4.1.3. Drupa morum (siput )

Klasifikasi: Pilum Kelas Ordo Superfamili Famili Genus Spesies : Molusca : Gastropoda : Caenogastropoda : Muricacae : Muricidae : Drupa : Drupa morum

Morfologi Cangkang asimetris dan biasanya menggulung seperti ular memutar kekanan dan mempunyai bungkulanyang berwarna hitam, cangkang bagian dalam berwarna ungu, hanya memiliki satu buah insang, terdapat operculum yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk, garis-garis pada operculum kadang dapat menentukan umur, memiki kaki besar dan lebar untuk merayap dan mengeruk pasir dengan pergerakan yang cukup lamban.

11

4.1.4 Geloina expansa (kerang local )

Klasifikasi : Kingdom Subkingdom Phylum Class Subclass Order Family Subfamily : Animalia : Bilaterias : Mollusca : Bivalvia : Metabranchia : Veneroida : Corbiculidae : Polymesodinae

Spesies

: Geloina expansa

Morfologi kerang local Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumicumi dan hiu.Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.

12

4.1.5 Sargassum polycystum

Klasifikasi:Divisi : Phaeophyta Kelas : Phaeophyceae

Bangsa : Fucales Suku : Sargassaceae Marga : Sargassum Spesies : Sargassum polycystum

morpologi sagassum polycystum

Morfologi Sargassum polycystum tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri umum Phaeophyta. Talus silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dan di atasnya terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter (berkelompok), panjangnya mencapai 7 meter,warna talus umumnya coklat (Aslan, 1991).

13

4.1.6 Nassarius vibex ( siput )

Klasifikasi ilmiah Raya : Animalia Filum : Kerang-kerangan Kelas : Gastropoda (Unranked): clade Caenogastropoda clade :Hypsogastropoda clade :Neogastropoda Superfamili : Buccinoidea Keluarga : Nassariidae Subfamil i: Nassariinae Genus : Nassarius Spesies : N. Vibex

Morpologi nassarius vibex Nassarius vibex adalah spesies yang sering dipilih untuk laut akuarium . Hal ini sering bingung dengan Nassarius obsoletus , siput air pendingin kurang cocok untuk suhu tropis akuarium laut. Dalam akuarium, Nassarius dianggap hampir sangat diperlukan untuk menjaga tempat tidur pasir bersih dan sehat, karena siput cenderung liang dan bajak melalui lapisan atas dengan cara Keong seperti, menjaga alga dan detritus dari membangun tampak di permukaan.

Kerang dari berbagai jenis Nassarius yang populer dengan kolektor shell, dan kadang-kadang digunakan dalam bentuk perhiasan dan dekorasi.

14

4.2. Pembahasan Filum Molusca meliputi keong, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan sebangsanya. Bentuknya simetri bilateral, tidak beruas, dan banyak diantara mereka mempunyai cangkang dari kapur. Tubuh biasanya pendek, terbungkus dalam mantel dorsal tipis yang mengeluarkan bahan pembentuk cangkang berupa satu, dua atau delapan bagian. Saluran pencernaan lengkap, sering berbentuk U atau melingkar. Mulut dengan radula yang mempunyai deretan-deretan gigi kitin kecil melintang. Sistem sirkulasi mencakup jantung sebelah punggung dengan satu atau dua aurikel atau rongga atas dan satu ventrikel atau rongga bawah. Pernapasan dilakukan oleh satu atau banyak insang yang disebut ctenidium. Ekskresi oleh ginjal yang disebut nefridia, terdiri dari satu atau dua atau hanya satu saja. ((Romimohtarto, 2005). Gastropoda adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik. Pada kelas hewan ini terjadi reduksi menjadi satu ginjal, beberapa jenis hanya memiliki satu insang. Cangkang limpet tidak kelihatan mengulir, meskipun pada tingkat larva, cangkangnya ulir yang kemudian hilang setelah menjadi dewasa. Filum Echinodermata bentuk simetri meruji hanya terdapat pada dewasa, pada larva, bentuknya simetri bilateral. Arthropoda merupakan kelompok terbesar diantara seluruh dunia hewan. Namanya berasal dari kakinya yang bersendi. Sifat umum kelas ini mencakup kerangka luar keras dari kitin, yakni polisakarida majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang ini dihasilkan oleh epidermis dan karena sifatnya yang tak elastis jika mengeras, ia harus ditanggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh. Sifat umum yang terpenting yang berlaku untuk semua anggota kelompok Arthropoda dan khas filum ini ini ialah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari bulu getar. Bentuk tubuhnya simetri bilateral dan tubuhnya terdiri dari ruas-ruas yang tersusun secara linier berurutan.

15

4.2.1 Holothuria atra Di Indonesia banyak terdapat didaerah Manado, Pulau Bangka, Lampung, Kepulauan seribu dan Indonesia timur. Teripang adalah hewan avertebrata yang memilki bentuk dan jenis beraneka ragam dengan nama daerah yang berbeda-beda hidup dilaut dangkalyang berpasir halus dan ada juga dibatuan karang. Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut (marine) diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India dan lautan Pasifik Barat. Tidak kurang sekitar 1250 jenis teripang telah didiskripsikan, dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda. Beberapa jenisnya hidup mebenamkan diri dalam pasir dan hanya menampakan tentakelnya. Sedang jenis-jenis teripang komersil biasanya hidup pada substrat pasir, substrat keras, substrat kricak karang dan substrat lumpur. Sekitar 25 jenis teripang berpotensi komersil diidentifikasikan berasal dari perairan karang di Indonesia (Darsono,1995). 4.2.2. Drupa morum

Terdapat pada daerah pantai berbatu, hidup dengan habitat dilingkungan yang cukup lembab, berpasir, maupun pada liang-liang yang gelap, banyak dijumpai disepanjang pantai Pasifik barat dan Samudra Hindia.

4.2.3. Sargassum polycystumtidak jauh berbeda dengan ciri-ciri umum Phaeophyta. Talus silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dan di atasnya terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter (berkelompok), panjangnya mencapai 7 meter,warna talus umumnya coklat (Aslan, 1991).

16

4.2.4 geloina expansa

Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumicumi dan hiu.Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan. 4.2.5 Kerang bulu (Anadara antiquata) Kerang bulu mempunyai 2 keping cangkang yang tebal. Cangkang sebelah kiri saling menutup dengan cangkang sebelah kanan. Setiap cangkang mempunyai 20-21 lingkaran kehidupan dan setiap lingkaran kehidupan dimulai pada bagian ventral sampai bagian dorsal serta mempunyai duri-duri kecil dan pendek (Olsson 1961 diacu oleh Hidayati 1994). 4.2.6 Nassarius vibex (siput ) Nassarius vibex adalah spesies yang sering dipilih untuk laut akuarium . Hal ini sering bingung dengan Nassarius obsoletus , siput air pendingin kurang cocok untuk suhu tropis akuarium laut. Dalam akuarium, Nassarius dianggap hampir sangat diperlukan untuk menjaga tempat tidur pasir bersih dan sehat, karena siput cenderung liang dan bajak melalui lapisan atas dengan cara Keong seperti, menjaga alga dan detritus dari membangun tampak di permukaan. Kerang dari berbagai jenis Nassarius yang populer dengan kolektor shell, dan kadang-kadang digunakan dalam bentuk perhiasan dan dekorasi.

17

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa lokasi penelitian yaitu pantai Painan, masih tergolong daerah yang kondisif untuk tinggal berbagai jenis makhluk laut terutama dari famili mollusca. Keanekaragaman yang tinggi dari biota yang ditemukan sekaligus menjadi pertimbangan kita tentang ekosistem seperti apa yang mampu menjadi pendukung kehidupan makhluk-makhluk laut itu dan perkembangannya. Dari hasil yang diperoleh pantai Painan juga sangat potensial untuk dijadikan tempat wisata dan penelitian mahasiswa.

5.2. Saran

untuk para praktikum harus lebih serius dalam melakukan peraktikum dan untuk alat agar di lengkapi lagi sehingga tidak akan lagi kejadian yang salah misalkan dalam pemberian formalin harus lebih banyak sehingga waktu di awet kan tidak bau lagi.Dengan keterbatasan hasil yang diperoleh maka hasil praktikun ini belum bisa dijadikan referensi akhir mengenai biota pantai yang dapat di temukan di pantai-pantai Sumatera. Karenanya untuk memperkaya sampel biota laut ini diperlukan kegiatan serupa yang dilakukan di pantai lain di daerah Sumatera. Dan identifikasi biota yang didapatkan sebaiknya di identifikasi langsung dilapangan oleh setiap kelompok praktikum.