laporan puskesmas bara2ya

61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKL Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional di bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaruan dalam rangka mmenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar adalah salah satu akademi kejuruan yang mendidik calon tenaga kesehatan di bidang farmasi yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu, pihak akademi dengan PUSKESMAS BARA-BARAYA Page 1

description

Bara-baraya

Transcript of laporan puskesmas bara2ya

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang PKLPendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional di bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal.Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaruan dalam rangka mmenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar adalah salah satu akademi kejuruan yang mendidik calon tenaga kesehatan di bidang farmasi yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu, pihak akademi dengan pelayanan kefarmasian, memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menerapkan keahlian farmasi yang telah didapat dari akademi melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL).PKL adalah proses pembelajaran yang diadakan di luar akademi, yang merupakan sarana pengenalan lapangan kerja, sehingga peserta didik dapat mengetahui, mendapatkan informasi, dan melihat secara langsung sebagaimana penerapan dari disiplin ilmu yang telah diajarkan dari universitas.Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat menengah yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelaksanaan PKL pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagi berikut:1. Meningkatkan memperluas dan memantapkan kemampuan peserta didik sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.2. Mengenal kegiatan program kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya.3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung, secara terpadu di unit-unit pelayanan kesehatan.4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis untuk memasyarakatkan diri pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.5. Memberikan informasi kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri pada suasana lingkungan kerja yang nyata.6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke universitas dan sebaliknya.7. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Akademi farmasi yamasi.8. Memberikan kesempatan kerja kepada peserta didik.Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mahasiswa diharapkan mampu:1. Memahami Tugas dan Fungsi Puskesmas2. Mampu melaksanakan pengelolaan perbekalan Farmasi di Puskesmasa. Perencanaanb. Pengadaanc. Penerimaand. Penyimpanane. Penyaluranf. Pelaporan penggunaan perbekalan Farmasi di puskesmas3. Mampu melaksanakan pelayanan perbekalan farmasi di Puskesmasa. Penerimaan resepb. Penyelenggaraan resep/penyiapan obatc. Penyerahan obatd. Pelayanan informasi

B. Tujuan Pembuatan LaporanLaporan peserta PKL disesuaikan dengan unit kerja yang digunakan selama melaksanakan kegiatan PKL yang dibuat secara berkelompok.Laporan yang dibuat harus disetujui oleh masing-masing pembimbing teknis dari pihak unit kerja yang bersangkutan dari pembimbing supervisi dan staf pengajar. Oleh karena pentingnya pembuatan laporan tersebut maka disimpulkan bahwa tujuan pembuatan laporan antara lain:1. Agar peserta PKL mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang telah diperoleh di sekolah dan diterapkan di lapangan kerja.2. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan.3. Mengumpulkan data guna kepentingan instuisi pendidikan maupun peserta didik yang bersangkutan.4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah untuk menunjang penigkatan pengetahuan peserta didik angkatan berikutnya.

BAB IIURAIAN UMUMA. PENGERTIANPuskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

B. WILAYAH KERJA PUSKESMASSecara Nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu Kecamatan, dengan beberapa faktor yaitu, Kepadatan Penduduk, Luas Daerah, Keadaan Geografi, dan Keadaan Infra Struktur lainnya yang merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah Desa atau Kelurahan, Dusun atau Rukun Warga.Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana diantaranya, yaitu:1. Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan tempat pelayanan pengobatan dibawah Puskesmas induk yang pelayanannya dilakukan oleh seorang perawat yang bertempat disuatu Desa jauh dari Puskesmas induk.2. Puskesmas Keliling (Puskel) kegiatannya dilakukan sama seperti didalam Puskesmas, hanya saja Puskesmas Keliling dilakukan oleh seorang Dokter, Bidan, Gizi, dan Asisten Apoteker (AA).3. Posyandu, terbagi 2 yaitu : 1. Posyandu untuk kesehatan Ibu dan Balita, terutama pelayanan Imunisasi dan Gizi terhadap Ibu hamil, Bayi, dan Balita.2. Posyandu Lansia ( Lanjut Usia ) untuk pelayanan kesehatan bagi usia lanjut.4. Posyandu Kesehatan Desa (Poskesdes) disediakan untuk pelayanan kesehatan yang sifatnya mendasar.5. Pondok Bersalin Desa (Polindes) yaitu suatu pelayanan yang dilakukan oleh seorang Bidan yang ditempatkan di suatu Desa jauh dari Puskesmas induk. (Anonim, 2003)

C. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT1) Pelayanan pengobatan (Kuratif) yaitu merupakan suatu rangkaian dari pengelolaan obat yang merupakan tahapan akhir dari suatu pelayanan kesehatan yang akan ikut menentukan efektifitas upaya pengobatan oleh tenaga medis kepada pasien.2) Upaya pencegahan (Preventif) yaitu merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pencegahan suatu penyakit dengan memelihara kesehatan lingkungan maupun perorangan.3) Upaya peningkatan kesehatan (Promotif) yaitu merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan merupakan konsep kesatuan upaya kesehatan.4) Upaya pemulihan kesehatan (Rehabilitatif) yaitu merupakan suatu kegiatan dalam upaya pemulihan kesehatan.D. SISTEM RUJUKAN PUSKESMASRujukan menurut SK Menteri Kesehatan RI Nomor 032/Birhub/72 tahun 1972, yakni melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang berkemampuan cukup, atau secara horisontal dalam arti sesama unit yang setingkat kemampuannya.Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.Jenis Rujukan :a) Rujukan Medis :a. Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.b. Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.

b) Rujukan Kesehatan Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif, yang antara lain meliputi bantuan : Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah. Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan Keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum. Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainyaE. PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMASPengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat.Tujuan pengelolaan obat di puskesmas adalah terlaksananya optimalisasi penggunaan obat melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan obat dan penggunaan obat secara tepat dan rasional.1. Perencanaan kebutuhan obat adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan menentukan jumlah dan jenis obat dalam rangka pengadaan.Tujuan perencanaan kebutuhan obat adalah untuk mendapatkan:

a. Jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhanb. Menghindari terjadinya kekosongan obat.c. Meningkatkan penggunaan obat secara rasionald. Meningkatkan efesiensi penggunaan obatPerencanaan obat di puskesmas dilakukan setiap triwulan agar memudahkan petugas kesehatan dalam menganalisa obat yang masih banyak dan sedikit.Kegiatan pokok dalam perencanaan kebutuhan obat adalah sebagai berikut:A. Seleksi atau perkiraan kebutuhan terdiri dari :1) Memilih jenis obat yang dibutuhkanJenis obat yang dibutuhkan disusun berdasarkan usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman pengadaan barang dan jasa Pemerintah dan Kep. Menkes RI No. 676/Menkes/SK/V/2005 tentang pedoman umum pengadaan obat esensial pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2005).Kriteria pemilihan obat idealnya dilakukan setelah mengetahui gambaran pola penyakit diwilayah kerja masing-masing dan karakteristik pasien yang dilayani. Selanjutnya informasi yang perlu diperhatikan dalam memilih obat antara lain: 1) obat atau daftar obat yang tersedia, 2) masalah logistik, 3) harga obat, 4) pola penggunaan obat.Proses memilih jenis obat, ada yang dilakukan oleh petugas, ada yang dilakukan oleh suatu komite yang khusus dibentuk untuk melaksanakan pemilihan obat.2) Menentukan jumlah obat yang dibutuhkanMenentukan jumlah obat yang diperlukan data dan informasi lengkap, akurat dan dapat dipercaya. Metode untuk penyusunan perkiraan kebutuhan obat ditiap unit pelayanan kesehatan lazimnya menggunakan metode konsumsi dan metode epidemiologi.a) Metode KonsumsiMetode konsumsi yaitu metode perencanaan yang didasarkan atas analisa data konsumsi perbekalan farmasi pada tahun sebelumnya. Langkah pelaksanaan metode ini adalah : Pengumpulan dan pengolahan data, yang diabil dari pencatatan dan pelaporan informasi baik kartu stok, buku penerimaan dan pengeluaran serta catatan harian penggunaan obat maupun sumber data obat kadaluarsa, hilang penerimaan dan pengeluaran obat selama satu tahun dan lead time (jangka waktu tunggu) Analisa data untuk informasi dan evaluasi yaitu untuk melihat lebih mendalam pola penggunaan perbekalan farmasi yang dapat dilakukan dengan menganalisa data konsumsi tahun sebelumnya. Hasil analisa inilah yang dapat digunakan sebagai panduan perencaan perbekalan obat tahun berikutnya. Perhitungan perkiraan kebutuhan obat yaitu: 1. Pemakaian nyata pertahun ; jumah obat yang dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka waktu 1 tahun;2. Pemakaian rata-rata perbulan ; jumlah obat dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka waktu 1 bulan;3. Kekurangan jumlah obat ; jumlah obat sesungguhnya dibutuhkan selama satu tahun.4. Menghitung obat yang akan datang.Kelebihan metode konsumsi adalah metode yang paling mudah, tidak memerlukan data epidemiologi maupun standar pengobatan, bila data konsumsi lengkap dan kebutuhan dan kebutuhan relatif konstan maka kemungkinan kekurangan dan obat sangat kecil.Kekurangan metode konsumsi adalah data obat dan data jumlah kunjungan pasien yang dapat diandalkan mungkin sulit diperoleh, tidak dapat dijadikan dasar dalam mengkaji penggunaan obat dan tidak dapat diandalkan jika terjadi kekurangan stok obat lebih dari 3 bulan, obat yang berlebih atau adanya kehilangan (Depkes RI, 2009)b) Metode EpidemiologiMetode epidemiologi yaitu metode perencanaan berdasarkan pada data kunjungan, frekuensi penyakit dan standar pengobatan yang ada langkah-langkah pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut: Pengumpulan dan pengolahan data yaitu menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit. Menyediakan pedoman standar pengobatan yang digunakan untuk perencanaan. Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan obat. Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.Kelebihan metode epidemiologi adalah perkiraan kebutuhan obat yang mendekati kebenaran, dapat digunakan pada program-program yang baru, standar pengobatan dapat mendukung usaha perbaikan pola penggunaan obat.Kekurangan metode epidemiologi adalah membutuhkan waktu dan tenaga yang terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti dan kemungkinan terdapat penyakit yang termasuk dalam daftar tidak melapor, memerlukan sistem pencatatan dan pelaporan dan variasi obat terlalu luas. 2. Pengadaan ObatPengadaan obat adalah suatu proses untuk pengadaan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh pada jangka waktu yang tepat.Pengadaan adalah suatu siklus yang memerlukan langkah-langkah yaitu:a) Memilih metode pengadaan obat b) Memilih pemasok dan dokumen kontrakc) Pemantauan status pesanand) Penerimaan dan pemeriksaan obat3. Penyimpanan ObatPenyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengaman dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman. Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:a) Memelihara mutu obat, dengan memperhatikan.A. Penataan ruang gudangB. Ruangan kering (tidak lembab)C. Ada ventilasiD. Lantai dari legel atau semen dan apabila tidak ada lemari atau rak untuk obat atau tempat obat tidak cukup maka obat diletakkan dilantai yang diberi alas papan.E. Pemindahan harus hati-hatiF. Golongan antibiotic harus dalam wadah tertutup dan terhidar dari cahaya matahariG. Vaksin dan serum dalam wadah tertutup terhindar cahaya matahari dan disimpan dalam lemari es.b) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab1) Mempunyai ruang khusus atau gudang obat dan pelayanan obat.2) Mempunyai pintu yang lengkap dengan kunci.3) Khusus untuk narkotika.

c) Memudahkan pencarian dan pengawasan Pengaturan obat dikelompokkan bentuk sediaan, disusun menurut abjad dengan nama generic Penyusunan obat dengan memperhatikan kadaluarsa atau cara penyusunan First in First out (FIFO) (Dep Kes RI, 2009).4. Pendistribusian ObatDistribusi obat adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan peneriamaan obat-obatan yang bermutu dari gudang obat secara merata dan teratur dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Tujuannya adalah terjaminnya mutu dan keabsahan obat serta ketepatan, kerasionalan dan efisiensi penggunaan obat. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian adalah ketepatan, kecepatan, keamanan, sarana fasilitas. Puskesmas mendistribusikan kebutuhan obat untuk Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan unit-unit pelayanan kesehatan lainnya (Dep Kes RI, 2009).Pendistribusian obat berguna untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain: (1) Sub unit pelayanan lingkungan puskesmas seperti kamar obat, laboratorium. (2) Puskesmas Pembantu. (3) Puskesmas Keliling. (4) Posyandu. Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara: (1) Gudang obat menyerahkan obat dan diterima di unit pelayanan, (2) Obat diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO (Dep Kes RI, 2004).5. Pengawasan ObatPengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen yang berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, melalui pengawasan standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk, target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai (Hasibuan, 2003) Sedangkan pengawasan obat adalah untuk menjamin keadaan obat yang ada, baik pencatatan dan pelaporannya dari dank e unit-unit yang ada. Adapun tujuan pengawasan adalah untuk menjamin agar kebijaksanaan organisasi yang telah ditetepkan dapat terlaksana dengan baik. Langkah-langkah pengawasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:a) Pengawasan langsung dilakukan berdasarkan pertimbangan dan laporan yang diterima, yang berisi masalah-masalah untuk mengamati perkembangan rencana sebelum untuk menguji kebenaran laporan.b) Pengawasan tidak langsung dilaksanakan berdasarkan pemeriksaan laporan tenteng perkembangan pelaksanaan rencana.

6. Pelayanan dan Pencatatan Obat Sasaran pokok pencatatan obat di puskesmas :1. Terlaksananya tertib administrasi dan pengelolaan obat 2. Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu 3. Tersedianya data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian oleh unit yang lebih tinggi Macam macam format pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas dan sub unit pelayanan kesehatan :1) Kartu stock obat2) Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)3) Buku catatan harian penerimaan dan pemakaian obat4) Buku catatan harian penerimaan resep5) Laporan obat rusak / Daluarsa6) Surat pernyataan obat hilang (Anonim, 2011).H. FASILITAS PENDUKUNG PUSKESMAS1. Puskesmas PembantuAdalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.2. Puskesmas KelilingUnit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, 4 hari dalam satu minggu.Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa. Dipergunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi kasus gawat darurat. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio-visual.

3. Bidan DesaPelayanan kesehatan sederhana yang dilakukan oleh seorang bidan untuk membantu kegiatan-kegiatan persalinan dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil atau sangat terbatas khususnya pedesaan.4. PosyanduMerupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan. Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.

Tujuan Posyandu : Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

I. PERAN TINGKAT PUSKESMAS DAN SUB UNIT PELAYANANa. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan kesehatan serta kasus penyakit dengan baik dan akurat.b. Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.c. Bersama Tim Perencanaan Obat Terpadu membahas rencana kebutuhan Puskesmas.d. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.e. Melaporkan dan mengirim kembali semua jenis obat rusak/kadaluarsa kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota.f. Melaporkan Kejadian Obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada Kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota.J. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS Kepala puskesmas Mengawasi dan membina pelaksanan dan pengelolaan obt dan pencataan pelaporan Mengajukan permintaan obat kepada kepala dinkes Dati II atau Ka GFK setempat Melaporkan semua obat yang hilang,rusak,kadaluarsa dan obat yang tidak di butuhkan kepada kadinkes Dati II atau GFK setempat Mengembalikan obat-obat yang tidak di buthkan,rusak dan kadaluarsa kepada kadinkes Tk II atau GFK Tanggung Jawab Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan perbekalan kesehatan di puskesmas Petugas gudang obat puskesmas Menerima,menyimpan,memelihara obat yang ada di gudang membuat catatan mutasi obat yang keluar maupun yang masuk gudang obat puskesmas dalam kartu stok Mempersiapkan data penerimaan dan pemakaian obat Mengkompilasi data pemakaian dan sisa obat dari masing-masing sub unit Mempersiapkan laporan pemakain dan permintaan obat Melayani permintaan obat oleh kamar obat dan puskesmas pembantu Mempersiapkan laporan obat hilang, rusak dan kadaluarsa Menyimpan kartu stok selama 10 thn

BAB IIIURAIAN KHUSUSA. SEJARAH BERDIRINYA PUSKESMAS BARA-BARAYAPuskesmas Bara-Baraya dibangun pada tahun 1961. Pada saat itu lingkungan Puskesmas Bara-Baraya masih terdapat rawa-rawa disekitarnya dengan jumlah penduduk yang masih kurang. Puskesmas Bara-Baraya mulai difungsikan pada tahun 1961, saat itu hanya memberikan pelayanan bagi pasien yang berobat jalan. Dokter yang pertama kali bertugas di Puskesmas Bara-Baraya adalah dr.anwar dan dibantu oleh Mantri Parandangi (alm). Pada tahun 1963 Puskesmas Bara-Baraya mulai memberikan pelayanan rawat inap dan dilakukan pengobatan serta pemeriksaan tiga kali seminggu.Yang pernah menjabat sebagai Kepala Puskesmas Bara-Baraya adalah:1. Dr. Anwar, masa periode tahun 1961-19632. Dr. Syiwu, masa periode tahun 1963-19723. Dr. Benny Tandean, masa periode tahun 1972-19774. Dr. Nana Supriana, masa periode tahun 1977-19815. Dr. Nursiah Babe, masa periode tahun 1981-19856. Dr. Radiana M, masa periode tahun 1985-19867. Dr. Erni Djalaluddin, masa periode tahun 1986-19888. Dr. Andi Rugaya, masa periode tahun 1988-19959. Dr. Robert V Philips, masa periode tahun 1995-199810. Dr. Zuraedah Sjattar, masa periode tahun 1998-200011. Dr. PJS dr A. Takdir, masa periode tahun 2000-200112. Dr. Hj Rabuanah Makmur, M.Kes, masa periode tahun 2001-200413. Drg. Nurhasnah Palinrungi, masa periode tahun 2004 Agustus 2008 (th. 2006 2007 proses penerapan sistim manajemen mutu oleh PT. Piranti konsultan bulan Januari 2008 sudah ada pengakuan yaitu Louncing)14. Drg. Lulik Sri Handayani, MARS., September 2008 Januari 200915. Drg. Hj. Andi Emmiwaty Februari 2009 Nopember 2009 16. Dr. Merry Ishak, Desember 2009 Agustus 201217. Dr. Hj. Fauziah Dachlan Saleh, M.Kes, September 2012 - SekarangB. WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA BARAYA Wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya meliputi:1. Bara Baraya 2. Bara Baraya Selatan3. Bara Baraya Utara4. Bara Baraya Timur5. Kelurahan Lariang Bangi6. Kelurahan BaranaC. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN OBATPengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah 1. Untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan 2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan Obat. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

Permintaan obat atau pengadaanPermintaan atau pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan dalam rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Puskesmas.Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat dimasing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerjanya (Anonim, 2003).Sumber penyediaan obat di Puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat essensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Essensial Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun keputusan Menteri Kesehatan No. 085 Tahun 1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan atau menggunakan obat generik di Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah, maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas.Berdasarkan UU No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan dan PP No.72 tahun 1999 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah tenaga Apoteker. Untuk itu Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendiri-sendiri. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat dimasing-masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit (Anonim, 2003).Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat surat pesanan oleh Apoteker berupa LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat), yang kemudian ditandatangani oleh Kepala Puskesmas yang bersangkutan. LPLPO dibuat sebanyak 3 rangkap, 1 lembar untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, 1 lembar untuk Gudang Farmasi dan 1 lembar sebagai arsip. LPLPO dikirimkan pada setiap awal bulan dan permintaan barang akan diterima setelah tanggal 5/minggu kedua pada bulan berjalan.Adapun macam-macam permintaan obat, sebagai berikut:1. Permintaan rutin, dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.2. Permintaan khusus, dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila:1) Kebutuhan meningkat2) Menghindari kekosongan penanganan3) Kejadian Luar Biasa (KLB)4) Obat rusak dan kadaluarsa3. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir LPLPO. Data yang diperlukan yaitu:(a) Data pemakaian obat periode sebelumnya,(b) Jumlah kunjungan resep,(c) Data obat yang diterima/penerimaan obat periode sebelumnya,(d) Data persediaan obat,(e) Sisa stok,4. Permintaan obat ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, selanjutnya LPLPO diserahkan ke bidang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Makassar. Penerimaan ObatPenerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Tujuan penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas (Anonim, 2003).Barang yang datang akan diperiksa oleh Tenaga Teknis Kefarmasian atau Apoteker dan disesuaikan dengan LPLPO. Petugas penerima obat wajib melakukan pemeriksaan terhadap obat-obat yang diserahkan mencakup jumlah kemasan, jenis obat, bentuk sediaan, serta pemeriksaan lain yang diperlukan. Jika terdapat kekeliruan, penerima obat wajib menuliskan jenis yang keliru (rusak, jumlah kurang, dan lain-lain). Keluar masuknya barang dicatat dalam buku pemasukan barang dan kartu stok masing-masing. Setelah itu barang (obat) disimpan dan disusun sesuai dengan tempatnya. PenyimpananPenyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutu dan keamanannya dapat dipertahankan.Gudang obat Puskesmas merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan semua perbekalan farmasi untuk kegiatan yang dilakukan di Puskesmas.

Adapun persyaratan gudang obat Puskesmas sebagai berikut:1. Cukup luas minimal 34 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang disimpan.2. Ruangan kering tidak lembab.3. Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab atau panas.4. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung.5. Lantai dibuat dari semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu atau kotoran lain. Bila perlu dibuat alas papan.6. Dinding dibuat licin.7. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.8. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.9. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.10. Tersedia lemari atau laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu terkunci dan terjamin keamanannya.11. Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan.Pengaturan penyimpanan obat:1. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.2. Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO3. Obat disimpan pada rak4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk6. Cairan dipisahkan dari padatan7. Sera, vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari pendingin DistribusiDistribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan seperti kamar obat, laboratorium, Pustu, Puskel, Posyandu.Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan frekuensi distribusi, yaitu:1. Jarak sub unit pelayanan2. Biaya distribusi yang tersediaDalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan:1. Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat2. Sisa stok3. Pola penyakit4. Jumlah kunjungan dimasing-masing sub unit pelayanan kesehatanPenyerahan obat dapat dilakukan dengan cara:1. Gudang obat menyerahkan/ mengirimkan obat dan diterima di unit pelayanan.2. Penyerahan di gudang Puskesmas diambil sendiri oleh sub unit pelayanan. Obat diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO dan lembar pertama disimpan sebagai tanda bukti penerimaan obat.

Pencatatan dan pelaporanTujuan pencatatan dan pelaporan adalah sebagai bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, sumber data dalam pelaporan.Pencatatan data dan pelaporan data obat di puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obat yang diterima, disimpan, didistribusi dan digunakan dipuskesmas dan unit pelayanan lainnya.Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelola obat.1. Sarana pencatatan dan pelaporan Adapun sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas adalah LPLPO dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas puskesmas harus tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan, kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan obat.a. Di Gudang Puskesmas1. Kartu stok.2. LPLPOb. Di kamar obat Puskesmas1. catatan penggunaan obat.2. LPLPOc. Di Puskesmas Pembantu1. Catatan harian obat2. LPLPO sub unit.d. Di pelayanan kesehatan/pengobatanCatatan obat-obat yang diberikan kepada pasien pada kartu berobat/status.e.Di puskesmas keliling. Laporan pemakaian obat.f. Di posyandu/polindes/bidan desa. Laporan pemakaian obat.2. Penyelenggaraan pencatatana. Di gudang puskesmas1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam kartu stok.2. Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan:a) Kartu stok obat.b) Catatan harian penggunaan obat.Data yang ada pada LPLPO dilaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota. Laporan ini merupakan laporan puskesmas ke Dinkes Kabupaten/Kota.b. Di kamar obat1. Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan kepada pasien dicatat pada buku catatan pemakaian obat harian.2. Laporan pemakaian dan permintaan obat ke gudang obat dibuat berdasarkan catatan pemakaian obat harian dan sisa stok.c. Di puskesmas kelilingPuskesmas pembantu dan tempat perawatan serta di ruangan pertolongan gawat darurat, pencatatan diselenggarakan seperti pada kamar obat. 3. Alur pelaporanData LPLPO merupakan data dari LPLPO sub unit dan puskesmas induk, LPLPO dibuat tiga rangkap, yakni:a) Satu rangkap ditujukan ke Dinkes Kotab) Satu rangkap ditujukan ke GFK, danc) Satu rangkap untuk arsip puskesmas.4. PeriodepelaporanLaporan bulanan dilakukan secara periodik.Pelaporan untuk obat golongan Narkotik Psikotropik laporan di buat secara rutin setiap bulan oleh Puskesmas, yang di kirimkan/ di tujukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kotamadya dengan tembusan kepada kepala Gudang Farmasi Kota.

D. PELAYANAN DI PUSKESMAS BARA-BARAYA Penerimaan R/Pada puskesmas Bara-baraya melayani beberapa macam R/ yaitu:a. Resep Umum (Jamkesda), BPJS, Askes, Jamkesmasb. Resep lengkap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk local diberi tanda :1. Pasien Umum/Jamkesda diberi tanda U2. Pasien ASKES diberi tanda D3. Pasien Jamkesmas diberi tanda PS/JPS4. Pasien BPJS diberi tanda BPJS

Penyelenggaraan R/Yang berhak menyerahkan R/ atau meracik obat di Puskesmas Bara-Baraya adalah :1. Apoteker2. Asisten ApotekerSebelum dilakukan penyelenggaraan R/, yang terlebih dahulu dilakukan penyediaan bahan-bahan baik berupa bahan baku (untuk racikan) maupun perlengkapan lainnya, untuk R/ standar racikan yang berlaku di Puskesmas Bara-Baraya yaitu :

PUYER STANDAR PUSKESMAS BARA-BARAYAHP PLUS GGPARACETAMOLCTMGGKETERANGAN

HP1243050UNTUK 200 BUNGKUS

HP II304060UNTUK 200 BUNGKUS

HP III4050100UNTUK 200 BUNGKUS

FP2450UNTUK 200 BUNGKUS

Penyerahan ObatR/ yang telah dibuat diperiksa kembali sebelum pasien menerimanya. Hal ini dilakukan untuk menghidari kesalahan terutama :1. Jumlah obat2. Jenis obat3. Dosis sediaan4. Aturan pakai

Pelayanan InformasiSetelah obat diberikan kepada pasien, maka Asisten wajib menyampaikan informasi kepada pasien, baik yang menyangkut aturan pakai, efek samping maupun cara pemakain obat. Jika pasien tersebut bertanya maka petugas wajib menyampaikan informasi yang jelas dan meyakinkan kepada pasien tersebut, tetapi terkadang juga waktu yang ada tidak memungkinkan untuk memberikan informasi tersebut oleh karena itu seorang Asisten Apoteker harus bisa menggunakan waktu seefektif mungkin, dengan menggunakan gaya bahasa serta gerak tubuh yang mudah dimengerti, dengan demikian tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

BAB IVPEMBAHASAN

A. MASALAH YANG DITEMUKANDalam pelaksanaan kegiatan PKL kami yang bertempat di Puskesmas Bara-Baraya kami menemukan beberapa kendala,Pertama yaitu masalah pengadaan obat yang belum terpenuhi karena penerimaan obat dari gudang farmasi tidak sesuai dengan jumlah pesanan pada LPLPO. Misalnya, obat yang dipesan sebanyak 10 box/botol namun yang diterima oleh pihak puskesmas hanyalah 5 box/botol saja atau sering kali juga diterima obat dari gudang farmasi yang tidak dicantumkan dalam LPLPOKedua yaitu mengenai pengadaan obat juga terbentur dimasalah dana. Apabila dana yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk melakukan pengadaan obat sesuai kebutuhan di Puskesmas Bara-baraya maka pelayanan obat di Puskesmas pun menjadi terganggu/tidak sempurna. Contoh puskesmas memerlukan satu jenis item obat sebanyak 10 kotak dan akan dilakukan pemesanan obat sejumlah itu namun yang tersedia hanya mencukupu 6 box/botol. Secara otomatis persediaan obat tidak memenuhi sehingga pelayanan obat tidak maksimal.Ketiga yaitu penulisan R/ yang kurang jelas, sehingga dalam penulisan sensus harian agak merepotkan dan sering terjadi kesulitan dalam memindahkan sensus harian ke buku register sensus harianKeempat ruangan yang sempit membuat ruang gerak terbatas, selain itu mengenai ruangan administrasi, gudang obat dan peracikan yang digabung sehingga pekerjaan diruangan tersebut menjadi lebih rumit

B. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAHPada masalah dana alternatif yang bisa ditempuh yaitu : dengan meminta bantuan dana kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota, biaya operasional dan Yankesda. Guna memenuhi kebutuhan mencukupi kebutuhan obat di puskesmas tersebut.Pada masalah penerimaan obat yang tidak sesuai dengan pemesanan alternative yang dapat diambil yaitu selain pengadaan langsung juga dapat dilakukan permintaan tambahan atau panjar ke Gudang Farmasi. Jika persediaan obat digudang farmasi juga tidak ada, maka alternatif yang bisa diambil yaitu dengan menyuruh pasien untuk menebus R/ ke apotek Pelengkap.Pada masalah penulisan R/ sebaiknya Asisten Apoteker dapat lebih mengenal dan meningkatkan pengetahuan tentang macam-macam tulisan dokter atau dapat konsultasi dengan dokter tersebut. Sedangkan pada masalah penulisan sensus harian dan memindahkannya ke buku besar dibutuhkan kesabaran dan ketelitian.Serta pada masalah ruangan yang sempit dapat diambil alternative dengan menggabungkan antara ruang peracikan dan kamar obat, sedangkan ruangan administrasi serta gudang obat Puskesmas sebaiknya memiliki ruangan masing-masing. Dengan demikian yidak mengganggu satu sama lainnya.

BAB VPENUTUPA. KESIMPULAN1 Dari kegiatan PKL yang kami lakukan, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa Puskesmas Bara-Baraya telah melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik.2 Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menekankan pada upaya memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat kecil.3 Pengelolaan perbekalan farmasi di puskesmas meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan.4 Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pertama bagi masyarakat yang terdapat disekitarnya.5 Apoteker dan Asisten Apoteker di puskesmas mempunyai peranan sangat penting.

B. KRITIK DAN SARANBerdasarkan data diatas dapat kami menyimpulkan saran yaitu agar tetap mempertahankan dan mengembangkan kinerjanya. Profesionalisme dan kekeluargaan di lingkungan kerja khususnya dalam pengelolaan dan memberikan pelayanan perbekalan farmasi kepada masyarakat.Pengawasan kepada setiap peserta harus selalu dijaga untuk menghindari suatu kejadian yang tidak diinginkan terhadap para pasien dan untuk selalu menjaga nama baik Puskesmas Bara-Baraya

DAFTAR PUSTAKAKelompok XVI 2009. Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada Unit Kerja Puskesmas Bara-Baraya. MakassarTim Penyusun 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Tim Penyusun 2003. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta :Departemen Kesehatan RIhttp://nailissovia.blogspot.com/2013/11/pengertian-puskesmas.htmlhttps://alviatul13.wordpress.com/2013/10/03/laporan-pkl-puskesmas-kelayan-timur/ http://4higea.blogspot.com/2011/02/pengelolaan-obat.html http://sobatbaru.blogspot.com/2010/12/pengertian-puskesmas.html http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/pelayanan-kefarmasian-di-puskesmas https://lehanyai.wordpress.com/farmasi/pkl-puskesmas/

PUSKESMAS BARA-BARAYAPage 2