Laporan Protein KLP 1
-
Upload
thrysiademrzmisskalabur -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
Transcript of Laporan Protein KLP 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein sebagai suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Selain sebagai zat pembangun, protein
merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh. Protein dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila kebutuhan
energy tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak, protein juga
mengatur berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung
dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh.
Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas
sehari-hari. Energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan,
salah satunya adalah susu. Susu sapi segar sangat kaya akan protein.
Namun susu sapi olahan tersebut masih banyak mengandung lemak.
Kita dapat mengeluarkan lemak tersebut dari dalam susu dengan
membuang krim dari susu. Hasil dari proses tersebutlah yang dikenal dengan
susu skim, yaitu susu rendah lemak dan memiliki kandungan protein yang
lebih tinggi. Protein yang terdapat dalam susu disebut kasein. Kita dapat
mengekstrak kasein melalui proses sentrifugasi. Berdasarkan hal tersebut
maka perlu diadakan praktikum ekstraksi protein agar kita dapat mengetahui
berapa banyak kasein yang terkandung dalam susu skim.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum Ekstraksi Protein adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui cara mengektraksi protein.
2. Untuk mengetahui jumlah kasein yang diperoleh dari susu.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk memberikan pengetahuan
dasar kepada mahasiswa mengenai cara ekstraksi protein pada susu dan
jumlah kasein yang terdapat dalam susu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Susu Skim
Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang timbul
ke bagian atas dari susu pada waktu di diamkan atau dipisahkan dengan alat
pemisah. Ada pula yang menyebutnya ‘kepala susu”. Susu skim adalah
bagian susu yang banyak mengandung protein, sering disebut “serum susu”.
Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Krim dan susu skim dapat dipisahkan
dengan alat yang disebut separator. Alat ini bekerja berdasarkan gaya
sentrifuge (Saleh, 2013).
Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi karena kedua bahan
tersebut mempunyai berat jenis yang berbeda. Krim mempunyai berat jenis
yang rendah karena banyak mengandung lemak. Susu skim mempunyai berat
jenis yang tinggi karena banyak mengandung protein, sehingga dalam
sentrifugasi akan berada dibagian dalam. Karena telah dipisahkan dari
lemaknya, maka susu skim hanya mengandung 0.5-2% lemak. Protein susu
merupakan penyusun terbesar pada susu skim (Ossiris, 2013).
B. Asam Klorida (HCl)
Senyawa hidrogen klorida (HCl) mempunyai rumus HCl. Pada suhu
kamar, HCl adalah gas tidak berwarna yang membentuk kabut putih. Asam
klorida ketika melakukan kontak dengan kelembaban udara. Rumus HCl
seringkali digunakan untuk menyebut zat ini, walaupun tidak tepat, ditulis dan
disebut untuk merujuk pada asam klorida. HCl adalah asam klorida, termasuk
ke dalam golongan asam karena memiliki ph di bawah 7,HCl cukup
berbahaya dalm konsentrasi cukup besar (Prasetyo, 2012).
Asam kuat, di sisi lain, benar-benar terdisosiasi dan melepaskan semua
atom hidrogen mereka. Ini berarti bahwa asam kuat, secara umum, lebih
ampuh dalam menurunkan pH suatu larutan. Hanya ada 7 asam kuat,
termasuk asam klorida, yang dapat ditemukan di dalam perut, dan asam
sulfat. Fungsi penambahan HCl pada ekstraksi kasein adalah agar campuran
tersebut benar-benar mencapai pH isoelektriknya yang ditandai sampai
terbentuknya kekeruhan/endapan/gumpalan berwarna putih (Novasari, 2013).
C. AgNo3
Fungsi penambahan AgNO3 adalah untuk mengendapkan ion Cl- yang
terdapat dalam air, seperti yang di kemukakan oleh yaitu protein akan
mengalami prespirasi bila bereaksi dengan ion logam. Pendapatan oleh
ionpositif (logam) diperlukan pH larutan di atas karena protein bermuatan
negatif, pengendapan oleh ion negative diperlukan pH larutan dibawah karena
protein bermuatan positif. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein
yaitu Ag+,Ca++, Za++, Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++ (Anna, 1994).
D. Etanol
Etanol adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupansehari-hari, sering ditulis dengan rumus C2H5OH atau rumus empiris
C2H6O. Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Fungsi penambahan
Etanolyaitu dimana etanol atau alkohol berfungsi sebagai pelarut, apabila
proteinmengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH iostermik yaitu
dimanapH protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat
inilahmengalami denaturasi yang di tandai dengan kekeruhan meningkat
dantimbulnya gumpalan, jadi Etanol berfungsi untuk melarutkan endapan
yangterdapat pada protein susu (Novasari, 2013).
E. Proses Ekstraksi Kasein
Proses ekstraksi pada kasein yaitu, 100 ml susu segar dihangatkan d
atas pemanas spritus hingga suhunya mencapai 400C, setelah itu
ditambahkan 100 ml buffer asetat 0,2 M pH 4,7 agar larutan tersebut bersifat
asam dan mencapai pH isoelektriknya, kemudian ditambahkan tetes demi
tetes HCl 0,2 M agar campuran tersebut benar-benar mencapa pH
isoelektriknya yang ditandai sampai terbentuknya keseluruhan atau gumpalan
berwarna putih (pH sekitar 4,5). Kemudian didinginkan dalam penangas pada
suhu kamar selama 5 menit dan didekantasi untuk mendapatkan kasein.
Kasein yang diperoleh diberi sedikit air agar mengencerkan sisa-sisa asam
yang ada dan didekantasi kembali lalu kasein dilarutkan dalam etanol agar
terbebas dari pengotor yang tidak larut dalam air (Anonim, 2010).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Biokimia Pasca Panen mengenai Analisa Kualitatif
dan Kuantitatif dengan Menggunakan Spektrofotometer dilakukan pada hari
Senin, tanggal 03 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan
Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
B. Alat dan bahan
Alat - alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
- gelas kimia - timbangan analitik
- gelas ukur - kertas saring
- erlenmeyer - kain kasa
- pipet tetes - corong
- oven - hot plate
- batang penngaduk - bulb
- magnetik spiral
Bahan - bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
- aquadest - putih telur
- HCl - tepung hunkuea
- aseton - susu skim
- alkohol - asam asetat
- aluminium foil
C. Prosedur praktikum
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- larutan susu (50 g) menjadi 100 ml, di dalam gelas piala 600 ml.
Tambahkan 300 ml air destilate, tempatkan di atas pengaduk magnetik,
tambahkan sekurang-kurangnya 2 ml HCl 10% selama 5-6 menit, secara
perlahan-lahan hingga pH menjadi 4,6 - 4,7. Gunakan kertas pH untuk
memeriksanya.
- aduk selama 10 menit. Biarkan mengendap selama 30 menit lalu buang
supernatan.
- tambahkan 200 ml air destilasi pada endapan sehingga endapan
larut. Endapkan lagi dengan menambahkan sekurang-kurangnya 2 ml
HCL 10% secara perlahan-lahan di atas pengaduk magnetik
selama 5-10 menit, sehingga pH menjadi 4,6 – 4,7. Biarkan 30 menit
kemudian buang supernatan.
- kumpulkan endapan di dalam corong Buchner yang telah diberi alat
dengan 3 lapis kertas saring. Saring dengan pompa vakum, kemudian
letakkan endapan dalam gelas piala 200 ml.
- tambahkan 20 ml air destilasi pada endapan, kemudian endapan disaring
lagi menggunakan corong Buncher. Prosedur ini diulang sampai filtrat
bebas dari filtrat klorida. Gunakan AgNO3 1% untuk menguji Cl.
- campurkan kasein dengan 20 ml etanol 95% saring dengan pompa
vakum, kemudian endapan dicuci dengan aseton.
- tempatkan kasein pada gelas arloji. Keringkan di udara terbuka atau
oven 600C kemudian beratnya ditimbang. Terakhir hitung rendemen
kasein.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum ini yaitu :
Tabel 5. pH dan protein pada berbagai bahan.No Bahan pH Hasil1 Susu Skim 4 -2 Putih Telur - 1,353 Tepung Hunkwee 4 75
Sumber : Data Primer Praktikum Aplikasi Biokimia Pasca Panen, 2014.
B. Pembahasan
Bahan yang digunakan pada praktikum ekstraksi protein adalah susu
skim. Susu yang digunakan adalah susu Dancow. Pada prinsipnya, susu skim
adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krimnya diambil sebagian atau
seluruhnya. Pada susu skim, lemak akan dikurangi, sehingga pada
pembuatan susu skim hampir tidak mungkin dilakukan secara sederhana
karena susu akan secara otomatis terhomogenisasi. Menurut para ahli susu
skim bagus dikonsumsi binaragawan untuk menambah massa otot. Penyusun
utama susu skim adalah protein dan hanya mengandung sekitar 0,5-2%
lemak karena lemak yang ada pada susu telah dikeluarkan. Hal ini sesuai
dengan Ossiris (2013) yang menyatakan bahwa karena telah dipisahkan dari
lemaknya, maka susu skim hanya mengandung 0.5-2% lemak. Protein susu
merupakan penyusun terbesar pada susu skim.
Susu yang telah ditimbang dan ditambahkan aquadest sebanyak 250
ml, kemudian ditambahkan dengan larutan HCl 10% sampai pHnya 4,6-4,7.
Fungsi penambahan HCl adalah agar campuran tersebut benar-benar
mencapai pH isoelektriknya sehingga terbentuk endapan. Hal ini sesuai
dengan Novasari (2013) yang menyatakan bahwa ditambahkan tetes demi
tetes HCl agar campuran tersebut benar-benar mencapai pH isoelektriknya
yang ditandai sampai terbentuknya keseluruhan atau gumpalan berwarna
putih (pH sekitar 4,5).
pH yang digunakan pada ekstraksi protein yaitu 4,6-4,7. Hal ini
dilakukan untuk mengendapkan protein oleh ion negatif, maka diperlukan pH
larutan di bawah ρ (phi) karena protein bermuatan positif. Titik isoelektrik susu
yaitu pada pH 4,8. Sehingga agar terjadi pengendapan protein maka pHnya
harus diturunkan menjadi 4,6-4,7. Hal ini sesuai dengan Suhartini (2012) yang
menyatakan bahwa pengendapan oleh ion positif (logam) diperlukan pH
larutan diatas ρ (phi) karena protein bermuatan negatif, pengendapan oleh ion
negatif diperlukan ph larutan di bawah ρ (phi) karena protein bermuatan
positif. Dengan mengatur pH susu pada titik isoelektrik (pH 4,8), maka kasein
dapat diendapkan.
Larutan susu yang telah ditambahkan HCl, kemudian didiamkan
kurang lebih 30 menit. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan fraksi protein
yang berbeda menurut karateristiknya. Hal ini sesuai dengan Anita (2012)
yang menyatakan bahwa pemisahan protein dilalukan untuk memisahkan
fraksi protein yang berbeda menurut karateristiknya yang dapat dilakukan sala
satunya dengan cara pengendapan.
Praktikum ekstraksi protein yang telah dilakukan tidak memperoleh
hasil yang sesuai disebabkan karena bahan yang digunakan bukanlah susu
skim, melainkan susu Dancow full krim, sehingga masih banyak mengandung
lemak dan memiliki kadar protein yang rendah. Hal ini sesuai dengan
Novasari (2013) yang menyatakan bahwa susu krim berbeda dengan susu
skim. Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya.
Hal lain yang menjadi penyebab tidak didapatinya kasein pada proses
ekstraksi susu pada praktikum ini adalah tidak digunakannya pH meter untuk
mengukur nilai pH, melainkan hanya menggunakan kertas universal sehingga
hasil yang didapatkan kurang maksimal. Seharusnya digunakan pH meter
untuk mengukur nilai pH karena menggunakan pH meter lebih akurat. Hal ini
sesuai dengan Setiawan (2012) yang menyatakan bahwa pH meter adalah
sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat keasaman
atau kebasaan) suatu cairan. Menggunakan pH meter jauh lebih akurat
dibandingkan dengan kertas lakmus universal.
Hal lain yang menjadi penyebab tidak didapatinya kasein pada proses
ekstraksi susu pada praktikum ini adalah karena pemisahan tidak dilakukan
dengan metode sentrifuge, melainkan menggunakan kain saring. Seharusnya
untuk memperoleh hasil ekstraksi sebaiknya dilakukan dengan metode
sentrifuge, yaitu metode pemisahan protein dari fraksi protein yang berbeda.
Hal ini sesuai dengan Anita (2012) yang menyatakan bahwa sentrifugasi ini
bertujuan untuk memisahkan protein dari senyawa lain yang mungkin ada.
Sentrifugasi ini dilakukan dengan menempatkan partikel dan medium
suspensinya dalam medan sentrifugal. Medan sentrifugal menyebabkan
partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumber rotasi.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut:
1. Ekstraksi protein dilakukan dengan adanya penambahan larutan
aquades dengan AgNO3.
2. Diperoleh warnah putih pada kasein yang terdapat pada susu cair dan
susu bubuk.
B. Saran
Sebaiknya sebelum memulai praktikum, praktikan memahami dengan
lebih dalam lagi mengenai prosedur mengekstraksi protein agar tidak terjadi
kebingungan saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2012. Pembahasan Isolasi, penentuan kadar protein dan uji aktivitas enzim protease dari jahe. http://marliani-malik.blogspot.com /2011/12/pembahasan-isolasipenentuan-kadar.html. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Anonim, 2010. Proses Ekstraksi Protein. http://www.anneahira.com/makanan-fermentasi.htm.08-03-2012. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Ossiris, (2013). Karakteristik Susu Skim. http://lordbroken .wordpress.com/2013/06/19/karakteristik-susu-skim/. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Prasetyo, 2012. HCl (Hidrogen Klorida/Hydroclhoric Acid). http://elvis0nfire.blogspot.com/2012/11/hcl-hidrogen-klorida-hypoclhorite -acid.html. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Novasari, (2013). Laporan Biokimia Protein. http://www.scribd. com/doc/116917201/Laporan-Biokim-Protein. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Suhartini, (2012). Praktikum IV Protein. http://chemistryofdrizzle.blogspot.com/2012/09/praktikum-iv.html. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Saleh, 2013. Ekstraksi Protein. http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza.pdf. Diakses pada tanggal 03 Maret 2013. Makassar.
Setiawan, 2012. Fungsi pH Meter. http://ilmubawang .blogspot.com/2012/03/fungsi-ph-meter.html. Diakses pada tanggal 05 Maret 2013. Makassar.