Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

12
LAPORAN PRATIKUM EKOLOGI HEWAN RESPON MENGHINDAR PADA BURUNG GEREJA (Passer montanus) TERHADAP PREDATOR Foraging Strategy and Anti-Predator Nama : Rifki Muhammad Iqbal NIM : 1211702067 Tgl Pratikum : Sabtu, 23 Maret 2013 Tgl Pengumpulan : Kamis, 28 Maret 2013 Tempat : Wilayah sekitar kampus UIN Bandung JURUSAN BIOLOGI

Transcript of Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

Page 1: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

LAPORAN PRATIKUM EKOLOGI HEWAN

RESPON MENGHINDAR PADA BURUNG GEREJA (Passer montanus) TERHADAP

PREDATOR

Foraging Strategy and Anti-Predator

Nama : Rifki Muhammad Iqbal

NIM : 1211702067

Tgl Pratikum : Sabtu, 23 Maret 2013

Tgl Pengumpulan : Kamis, 28 Maret 2013

Tempat : Wilayah sekitar kampus UIN Bandung

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Interaksi adalah suatu hubungan antara satu species dengan species yang lain. Salah satu

jenis interaksi adalah predasi, yaitu suatu hubungan makan dan dimakan antara satu

organisme dengan organisme lain. Subjek dari predasi adalah predator (pemangsa) dan prey

(mangsa). Predator memiliki suatu perilaku khusus dalam menjalankan interaksi tersebut

misalnya, pada elang akan terbang rendah saat akan mulai menerkam mangsa, pada harimau

yang akan mengendap-ngendap di semak. Begitu pula prey memiliki kelakuan untuk

mempertahankan diri terhadap pemangsa dengan meningkatkan kewaspadaannya, misalnya

pada burung yang akan memberi peringatan dengan mengeluarkan suara, atau dengan

menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan

anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan

dari luar (predator). Prey menjadi waspada terhadap serangan predator dengan menggunakan

sistem peringatan terhadap adanya predator. Respon prey terhadap sinyal yang diberikan oleh

predator membuat prey bereaksi fleksibel terhadap beberapa tingkatan resiko predasi. Respon

terhadap resiko predasi yang dilakukan oleh prey seperti menghindari predator dan tingkah

laku melarikan diri merupakan hasil keputusan yang diambil prey, kedua hal ini telah

dibuktikan melalui pengamatan yang dilakukan oleh para ahli ekologi (Heddy dan

Metikurniati, 1994).

Setiap hewan memilik daerah jelajahnya masing-masing sehingga setiap hewan memiliki

aktivitas yang berbeda-beda dari hewan lainnya. Aktivitas hariannya mencakup aktivitas

reproduksi, seperti mencari pasangan dan berkopulasi, area yang dijelajahi hewan untuk

aktivitas-aktivitas tersebut dikenal dengan daerah edar. Setiap hewan yang keluar dari sarang

atau tempat perlindungan akan terdedah pada waktu hewan lain menjadi musuhnya (predator)

dan kondisi lingkungan yang tidak baik, maka dalam kegiatan keseharian itu, tercakup pula

pergerakan mencari tempat berlindung, agar terhindar dari bahaya yang mengancamnya.

Salah satu bentuk kewaspadaan terhadap gangguan (anti-predator) dapat dilihat pada

burung gereja (Passer montanus). Burung gereja diambil sebagai objek pengamatan karena

mudah ditemui di kota-kota dan desa-desa. Burung ini hidup secara berkelompok di sekitar

rumah, gedung, dan berbagai macam habitat. Teknik yang dipergunakan oleh prey untuk lari

dari predator tergantung dari jenis perilaku predator yang ada (Sugianto, 1994).

Page 3: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

I.2. Tujuan

- Mahasiswa mengetahui hubungan antara besarnya kelompok burung terhadap

reaksinya untuk terbang menghindari predator.

- Mahasiswa mengetahui perilaku makan burung gereja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanda adanya bahaya diterima berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya. pada

jenis burung gelatik mempunyai naluri takut terhadap burung hantu tetapi tidak takut

terhadap predator lain. Respon terhadap predator juga bervariasi, meskipun predatornya sama

akan memberikan tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop tidak

akan melarikan diri bila melihat singa yang berjalan ke arahnya, tetapi antelop akan bereaksi

jika singa mengendap-endap pada semak-semak. Ada beberapa cara hewan dalam menangani

predator yaitu : altuisik, kamuflase, dan mimikri (Sudaryanto, 2011).

Predator mengembangkan mekanisme untuk meningkatkan efisiensinya untuk

menemukan dan menangkap mangsa. Prey itu sendiri mengalami tekanan selektif yang kuat

untuk mengurangi peluang dapat termakan. Sifat-sifat dasar untuk suksesnya pelarian prey

tersebut yaitu kecepatan yang lebih besar dibandingkan predator, kemempuan untuk

melakukan manufer terhadap predator, menghindar terhadap predator ketika sedang diburu

dan lain sebagainya (Poole, 1974).

Predasi hanyalah satu dari beberapa kematian yang berpengaruh pada populasi prey

dibawah kondisi alami. Beberapa akan tergantung pada kondisi fisik ligkungan, sedangkan

yang lainnya misalnya dapat bergantung pada kompetisi dan interaksi biologis lainnya.

Predasi dan kemampuan mengindar (akselerasi) dari predasi berpengaruh kuat terhadap

perilaku hampir semua hewan. Aktivitas dan perilaku dari predator termasuk menangkap

mangsa yang lalu lalang dengan menggunakan berbagai tehnik, bergantung pada spesies yang

terkait seperti pengejaran,penyerangan, menjebak, dan berbagai trik-trik lainnya yang

digunakan demi mendapatkan prey sebagai mangsanya. Dari sisi yang dimangsapun yakni

prey, mempunyai berbagai karakteristik dan prilaku untuk mempertahankan dirinya dari

keberadaan predator yang mengancam jiwanya seperti menghindar dan melarikan diri dari

predator, sembunyi dan berkamuflase dan berbagai cara lainnya agar tidak diinginkan oleh

predator, termasuk didalamnya segala bentuk adaptasi yang terjadi pada frey untuk

mempertahankan hidupnya dari predator. Kemungkinan prey dapat lolos dari predator

merupakan teknik khusus yang nampaknya mempunyai konsekuensi ekologis. Teknik yang

Page 4: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

dipergunakan oleh prey untuk lari dari predator sangat tergantung pada jenis prilaku predator

yang ada dalam interaksi itu (Grie, 1984).

BAB III

METODE

3.1. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Alat tulis Area kampus UIN Bandung

Kamera Burung Gereja

Jam

3.2. Prosedur kerja

- Adlibitum

- Anti predator

- Catat dan amati perilaku makan burung gereja

- Catat jenis makanan yang dimakan.

Burung menghindar

Ukur jarak pengamat dengan burung saat burung tersebut menghindar dari pengamat.

Hasil pengamatan

Burung Gereja

Salah seorang berjalan mendekati kelompok/individu burung gereja

Burung Gereja

Hasil Pengamatan

Page 5: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

BAB 1V

Hasil dan Pembahasan

Tabel Pengamatan

Individu Jarak ( m ) Total ( m ) Rata – rata

1 9 7,5 7,5 6 7 37 7,4

3 3,5 3,5 3 2,5 3 15,5 3,1

4 3 3,5 2,5 3 3 37,5 7,5

7 2,5 2 3,5 1,5 1,5 11 2,2

Tabel Adlibitum Burung Gereja (Passer montanus)

WaktuTerban

gMakan Bergerak Jumlah burung Jarak (m)

07.00 √ 1 3,5

07.01 √ 4 3

07.02 √ 6 5

07.02 √ 3 2,5

07.04 √ 2 3,5

07.05 √ 2 2

07.08 √ 5 2,5

07.08 √ 1 2

07.10 √ 3 2,5

07.11 √ 2 2,5

07.12 √ 1 5

07.12 √ 1 3,5

07.14 √ 1 1,2

07.15 √ 3 20

07.16 √ 1 4

07.16 √ 1 4

07.17 √ 1 4

Page 6: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

07.19 √ 1 12

07.21 √ 1 11

07.22 √ 1 3,5

07.24 √ 1 17

07.25 √ 1 14

07.28 √ 2 2,5

07.32 √ 1 8,5

07.35 √ 1 7,5

07.38 √ 1 15

07.40 √ 1 6

07.45 √ 1 2,5

07.47 √ 1 4,5

07.48 √ 2 1,5

07.49 √ 1 1,5

07.50 √ 2 3,5

07.51 √ 2 2

07.51 √ 1 1,5

07.51 √ 1 1,5

07.52 √ 1 17,5

07.52 √ 1 8

07.53 √ 1 3

07.53 √ 2 3,5

07.53 √ 1 4

07.54 √ 3 13,5

07.54 √ 3 2,5

07.55 √ 1 3,5

07.55 √ 1 1

07.55 √ 1 9,5

07.56 √ 1 9,5

Page 7: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

07.56 √ 3 8,5

07.57 √ 1 9

07.58 √ 2 9

07.58 √ 2 3

07.59 √ 1 2,5

07.59 √ 1 17,5

08.00 √ 1 6

13 16 24

Perhitungan :

Terbang ¿1353

×100 %=24,52 %

Makan ¿1653

×100 %=30,18 %

Bergerak ¿2453

× 100 %=45,28 %

Dalam praktikum anti predator, praktikan mengamati tingkah laku burung serta reaksi

yang dilakukan ketika mereka merasa terancam. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan

anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan

dari luar (predator). Reaksi anti predator yang dapat diamati pada beberapa perilaku burung

gereja ( Passer montanus ) diantaranya ketika burung menengok ke kanan dan ke kiri serta

pergi menjauh ketika praktikan mendekati pada jarak tertentu. Sedangkan perilaku mematuk-

matuk pada burung merupakan suatu tanda bahwa sikap kewaspadaan burung tersebut sedang

rendah. Ketiga perilaku tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengamati tingkat

kewaspadaan pada burung dalam menghadapi pemangsanya. Pengamatan dilakukan terhadap

burung gereja (Passer montanus) yang terdapat di sekitar wilayah kampus UIN Bandung.

Burung ini dijadikan sebagai objek pengamatan anti predator dikarenakan mudah ditemukan

berkelompok dan sudah beradaptasi dengan lingkungan dan keberadaan manusia sehingga

praktikan dapat mengamati perilaku burung tersebut dengan jelas dalam jarak tertentu karena

tingkat kewaspadaanya kurang.

Perilaku burung menengok ke kanan dan ke kiri merupakan salah satu bentuk perilaku

kewaspadaan dan antisipasi mereka terhadap gangguan serta keberadaan predator yang akan

Page 8: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

mengancam dirinya. Semakin sering burung menengok ke kanan dan ke kiri, semakin tinggi

tingkat kewaspadaannya. Jika dilihat dari data pengamatan maka dapat terlihat bahwa

frekuensi tengokkan burung ketika mereka berada sendiri (individu) lebih besar dibandingkan

dengan frekuensi tengokkan yang mereka lakukan ketika mereka berada dalam kelompok.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika mereka berada sebagai individu mereka memiliki tingkat

kewaspadaan lebih tinggi dibandingkan ketika mereka berada dalam kelompoknya. Salah

satu tekhnik prey untuk menghindari predator adalah dengan cara hidup di dalam kelompok

sehingga akan mengurangi peluang bahwa suatu individu akan termangsa. Cara ini dikenal

dengan prinsip ‘you first’. Selain itu, ketika keberadaan burung hanya berupa individu

tunggal, maka sebagian besar waktunya dipergunakan untuk memperhatikan keadaan

lingkungan sekitar sebab dia hanya memiliki pertahanan tunggal (individu) sehingga dia

dapat mewaspadai setiap gerakan predator yang akan menyerangnya. Satu lagi perilaku anti

predator pada burung adalah adanya ketika burung akan terbang menjauh apabila predator

(dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang menurut mereka membahayakan. Menurut teori

yang ada, taktik ini merupakan taktik dasar yang umum digunakan oleh prey untuk

menghindari predator.

Pada saat pengamatan kami melihat burung gereja makan dengan cara memilah –

milah makanannya setelah itu proses makannya di barengi dengan bergerak seperti berjalan –

jalan, setelah itu ia terbang karena ada predator, atau bisa juga ia terbang karena kembali

kesangkarnya kemudian kembali lagi untuk mencari makanan. Pada saat diamati cara makan

burung gereja dan ternyata makanan yang paling sering dimakan oleh burung gereja adalah

burung tersebut memakan sisa – sisa sampah, kemudian burung tersebut suka memakan

serutan kayu ( serbuk gergaji ).

BAB V

Kesimpulan

Rata-rata jarak minimum individu lebih besar dibandingkan dengan jarak minimum

ketika burung berada di dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan ketika berada di dalam

kelompok, individu akan merasa lebih aman sebab memiliki pertahanan kelompok. Dalam

hidup berkelompok, hewan dapat meningkatkan upaya untuk menghindari predator dengan

membuat pertahanan kelompok yang lebih efektif dibandingkan dengan pertahanan individu

tunggal. Anti predator merupakan bentuk perilaku dari hewan untuk melindungi dirinya dari

predator. Perilaku anti predator yang menunjukkan tinggi randahnya tingkat kewaspadaan

Page 9: Laporan Pratikum Ekologi Hewan-gereja

burung dapat terlihat dari frekuensi rata-rata tengokkan, frekuensi rata-rata mematuk-matuk

dan rata-rata jarak minimum predator ke prey. Hewan akan merasa lebih aman berada di

dalam kelompok (tingkat kewaspadaannya rendah) jika dibandingkan ketika mereka berada

sebagai individu tunggal. Antara prey yang satu dengan yang lain memiliki tekhnik anti

predator yang berbeda tergantung dari jenis predatornya.

Daftar Pustaka

Grier. J. W., 1984, Biology of Animal Behavior. Time Mirror/Mosby College Publishing : St.

Louis Toronto.

Heddy, Suasono dan Metikurniati, 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. Raja Grafindo

Persada : Malang.

Naughton. S. J. dan Larry L.Wolf. 1990. Ekologi Umum Ed. 2.Gajah Mada University Press :

Yogyakarta.

Poole, Robert W. 1974. An Introduction of Quantitative Ecology. McGraw – Hill, inc : USA

Sugianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Bumi

Aksara : Jakarta.