Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

17
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL a. Tabel Hasil Uji Kemurnian Benih Komponen Berat (g) Presentase (%) Gandu m Kedel ai Gandu m Kedel ai Benih Murni (BM) 27,3 26,09 90,6 87,2 Benih Tanaman Lain (BTL) 0,24 0,17 0,79 0,56 Kotoran Benih (KB) 2,61 3,67 8,7 12,3 Total 30,13 5 29,93 100 100 b. Tabel Hasil Berat 1000 Butir Benih Metode A Gandum Kedelai Berat Benih Timbang (Y) 46,01 gram 85,72 Jumlah Benih Timbang (X) 1000 1000 Berat 1000 Butir (Z) 46,01 gram 85,72 gram Metode B2 Gandum Kedelai

description

mmmmm

Transcript of Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

Page 1: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

a. Tabel Hasil Uji Kemurnian Benih

KomponenBerat (g) Presentase (%)

Gandum Kedelai Gandum Kedelai

Benih Murni (BM) 27,3 26,09 90,6 87,2

Benih Tanaman Lain

(BTL)

0,24 0,17 0,79 0,56

Kotoran Benih (KB) 2,61 3,67 8,7 12,3

Total 30,135 29,93 100 100

b. Tabel Hasil Berat 1000 Butir Benih

Metode A

Gandum Kedelai

Berat Benih Timbang (Y) 46,01 gram 85,72

Jumlah Benih Timbang (X) 1000 1000

Berat 1000 Butir (Z) 46,01 gram 85,72 gram

Metode B2

Gandum Kedelai

Ulangan 1 4,75 gr 8,77 gr

Ulangan 2 4,71 gr 8,40 gr

Ulangan 3 4,68 gr 8,73 gr

Ulangan 4 4,26 gr 8,54 gr

Berat 1000 Butir (Z) 46 gr 86,1 gr

DOKUMENTASI

Page 2: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

Perhitungan bobot 1000 butir metode B2 Penimbangan benih perhitungan bobot 1000

butir dengan metode B2

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Uji Kemurnian Benih

Setelah dilakukan pengamatan maka diperoleh hasil bahwa persentase

benih tanaman gandum benih murni adalah 90,6 %. Benih tanaman lain sebesar

0,79 %, dan kotoran benih 8,7 %, sedangkan pada benih kedelai , persentase benih

murni sebesar 87,2 %, benih tanaman lain sebesar 0,56 % dan untuk kotoran

benihnya sebesar 12,3%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa persentase benih

murni gandum lebih tinggi daripada benih kedelai, semakin tinggi persentase benih

murni suatu benih maka mutunya data dikatakan lebih bagus. Menurut SNI (2006)

suatu syarat benih dengan mutu yang baik harus memiliki nilai benih murni sebesar

lebih dari 98%, benih segar sebesar lebih dari 98%, dan sisanya adalah kotoran.

sehingga pada hasil pengamatan ini dapat diketahu bahwa pada benih sorgum dan

benih kacang hijau masih belum memenuhi persyaratan. Menurut Wahyuni, dkk.,

2008) keungguan genetic dari suatu varietas unggul hasil perakitan genetic yang

dilakuakan oleh para pemulia tanamanakan sangat dirasakn manfaatnya apabila

tersedia benih bermutu dalam jumlah yang cukup untuk ditanam oleh petani.

4.2.2 Berat 1000 Butir Benih

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengujian berat benih 1000 benih

diketahu bahwa pada benih kedelai mempunyai berat 1000 butir lebih besar jika

dibandingkan dengan benih gandum yaitu pada benih kedelai sebesar 85,72 gram,

sedangkan pada sorgum diperoleh berat 1000 butir sebanyak 46,01 gram. Menurut

Schmidt (2000) Seed orders are given by weight, seedlings planted by numbers.

Seed weight is therefore, together with purity and germination percentage,

important when calculating seed demand for a given planting programme. Serta

dalam literature tersebut juga disebutkan bahwa Seed weight is usually calculated

on replications of samples of 100 seeds. For very large seeds, calculation is

conveniently based on a smaller number. In official seed analysis, variance

Page 3: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

analyses are carried out based on several replicates of 100 seeds. The figure

expresses the variation in seed weight within the sample. Seed weight analysis uses

the same criteria as purity test for what may be included as ‘seed’ in the

calculation. Oleh sebab itu pemberian berat pada setiap 1000 butir ini berfungsi

untuk mempermudah para petani untuk memperkirakan jumlah kebutuhan benih

yang akan diperlukan sesuai dengan luas lahan dan jarak tanamnya.

Page 4: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

BAB 5

KESIMPULAN

Suatu pengujian benih yaitu berupa uji mutu fisiknya sangat penting

dilakukan, seperti uji kemurnian benih dan penimbangan berat 1000 butir. Hal tersebut

dilakukan guna menjaga kualitas benih. Kualitas benih yang baik adalah yang memiliki

kemurnian benih lebih dari 98 %, hal tersebut dikarenakan semakin tinggi benih murni

(benih yang diuji) maka semakin baik karena tiddak tercampur dengan benih yang lain

atau kotoran-kotoran. selain itu juga dilakukan uji berat 100 butir, hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui berat benih sebanyak 1000 butir, informasi tersebut sangat berguna

sekali bagi para petani untuk memperkirakan pembelian benih dalam jumlah yang tepat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada uji mutu fisik benih dapat

disimpulkan bahwa pad uji pemurnian benih benih sorgum memiliki benih murni yang

leih banyak daripada benih kedelai. Sedangkan pada uji berat 1000 butir biji lebih berat

pada benih kedelai, hal tersebut dapat terjadi karena pada beih kedelai memiliki berat

maing- masing benih tiggi.

Page 5: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

DAFTAR PUSTAKA

Schmidt, L. 2000, Seed Testing. Danida Forest Seed Centre

Wahyuni, dkk. 2008. Evaluasi Mutu Benih Padi yang Beredar di Jawa Barat.

http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2008_prosb402.pdf diakses

tanggal 5 Juni 2014.

Page 6: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Persentase Uji Kemurnian Benih

a. Gandum

%BM= BM(Tot )

×100 %

= 27,30

30,135×100 %

= 90,6%

%BTL= BTL(Tot )

×100 %

= 0,24

30,135×100 %

= 0,79%

%KB= KB

(Tot )×100 %

= 2,61

30,13 5× 100 %

= 8,7%

b. Kedelai

%BM= BM(Tot )

×100 %

= 26,0929,93

×100 %

= 87,2%

%BTL= BTL(Tot )

×100 %

= 0,17

29,93×100 %

= 0,56%

%KB= KB

(Tot )×100 %

= 3,67

29,93×100 %

= 12,3%

2. Berat 1000 Butir Benih

Metode A

Z = 1000 ×YX

a. Gandum

Z = 1000 ×YX

= 1000 ×46,011000

= 46,01 gram

b. Kedelai

Z = 1000 ×YX

= 1000 ×85,721000

= 85,72 gram

Page 7: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

Metode B2

Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5

a. Gandum

Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5

= (4,75 + 4,71 + 4,68 + 4,26) × 2,5

= 46 gram

b. Kedelai

Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5

= (8,77 + 8,40 + 8,73 + 8,54) × 2,5

= 86,1 gram

Page 8: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

a. Tabel Pengamatan Metode Konvensional (Oven)

BenihUlangan 1 (%)

1 jamUlangan 2 (%)

1 jamx y z X y z

Gandum 18,76 gram

21,25 gram

20,67 gram

18,76 gram

21,20 gram

20,68 gram

Kedelai 18,76 gram

20,40 gram

20,72 gran

18,76 gram

19,33 gram

20,73 gram

Tabel Kadar Air

Benih Ulangan 1 Ulangan 2

Gandum 23 % 21%

Kedelai 19 % 24%

b. Tabel Pengamatan Metode GMT

Benih Ulangan 1 (%) Ulangan 2 (%) Rata-rata

Gandum 15,4 15,0 15,2

Kedelai 14,4 15,1 14,75

DOKUMENTASI

Penimbangan bobot benih dan cawan

Benih yang telah ditumbuk sebelum

dioven

Page 9: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

Proses pengovenan benih

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Metode Oven

Pada praktikum kadar air ini yang pertama menggunakan metode oven dimana

kita menggunakan benih gandum dan kedelai. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan

hsil bahwa pada benih gandum rata-rata memiliki kadar air sebesar 22 % dengan

rincian pada ulangan pertama kadar airnya 23% dan ulangan kedua 21 %. Sedangkan

pada benih kedelai diperoleh rata-rata kadar airnya sebesar 21,5%, dengan rincian paa

ulangan pertama didapatkan kadar air sebesar 19 % dan ulangan kedua sebesar 24%.

Kadar air ini daidapatkan dari berat awal benih tersebut dikurangkan dengan berat benih sesudah di

oven dan dibagi dengan berat awaldikalikan 100%. Dari kedua benih tersebut persentase kadar air

tertingi yaitu pada benih gandum sebesar 22 %. kedua benih ini meiliki Kadar air diatas 20 %, menurut

Purwanti (2004) kadar air yang aman untuk penyimpanan benih kedelai dalam suhu kamar selama 6-

10 bulan adalah tidak lebih dari 11%. Benih yang memiliki kadar air yang cukup tingi sangat rentan

terhadap kerusakan. menurut Purwanti Kadar air benih yang terlalu tinggi mendorong

terciptanya kondisi yang mempercepat laju kerusakan benih, akibat terjadinya proses

metabolism dan respirasi. Laju respirasi yang tinggi dapat mempercepat hilangnya

viabilitas benih. menurut Schmidt (2000) Moisture content (m.c.) is crucial in

connection with storage and longevity. Since moisture content of seeds tends to vary

with atmospheric humidity (chapter 5 and 6), it is important that exposure to varying

humidity is minimized before testing.

Page 10: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

4.2.2 Metode GMT

Pada metode kedua dalam perhitungan kadar air yaitu menggunakan alat yang

bernama GMT (Grain Moisture Tester), alat ini merupakan alat ukur kadar air

professional yang sdah menggunkan teknologi dalam proses pegukuran kadar air pada

biji-bijian dan menampilkan setiap pengukutan kadar air pada biji-

bijian.Grain moisture meter ini mampu melakukan pengukuran kandungan kadar air

pada biji bijian yang diukur secara  cepat dan sangat presisi, alat ini didesain khusus

untuk biji bijian seperti gandum, gandum hitam, barley, jagung, 

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

kadar air rata-rata pada gandum lebih besar daripada kedelai. dengan rincian paa

benih gandum pada ulangan 1 kadar airnya 15,4 % dan ulangan 2 sebesar 15,0 %.

Sedangkan pada benih kedelai ulangan 1 sebesar 14,4 % dan ulangan ke 2 sebesar

15,1 %. Dengan demikian kadar air benih tersebut masih sangat tinggi. Penyimpanan

benih dengan kadar air tinggi sangat berbahaya bagi kehidupan benih, karena cepat

mengalami kerusakan. Sedangkan pada kadar air benih yang terlalu rendah, menurut

Harrington (1973) dalam Asni (2010) berpengaruh negatif bila dihubungkan dengan

proses autooksidasi lemak. Sebagai contoh pada kadar air tinggi yaitu 10% (untuk

benih berlemak), atau 13-18% (benih berpati) cendawan penyimpanan tumbuh dan

aktif merusak embrio (Harrington, 1972 b dalam Asni (2010). Selanjutnya dikatakan

oleh Agrawal (1980) dalam Asni (2010) untuk benih ortodoks pada kadar air 12-14%

viabilitas benih menurun dengan cepat, disamping itu cendawan juga tumbuh dan

berkembang serta merusak benih dengan pesat. berdasarakan hasil pengamatan Asni

(2010) menyebutkan bahwa Hasil pengamatan daya kecambah benih, diperoleh

kisaran tingkat kadar air yang menunjukkan daerah penyimpanan terbaik yaitu daerah

yang mempunyai daya kecambah tertinggi, berada pada daerah kadar air antara 7.58%

- 13.14% (jagung), 5.39% - 10.75% (kedelai) dan 3.69% - 7.46% (kacang tanah).

4.2.3 Perbandingan Metode Oven dengan Metode GMT

Pada praktikum pengujian kadar air menggunkan 2 metode pengukuran yang

pertama adlah dengan metode konvensional (oven) dan metode GMT (Grain

Moisture Tester). Pada metode konvensional menggunakan oven untuk menguji kadar

air benih, benih yang akan di ukukur kadar airnya ditumbuk terlebih dahulu kemudin

ditimbang berat basahnya, kemudian dimasukkan ke dalam cawan dan ditutup,

Page 11: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

selanjutnya dimasukan ke dalam oven selama 60˚C dengan suhu 130 ˚C, setelah itu

baru ditimbang lagi untuk mengetahui berat keringnya. Setelah data berat didapatkan

untuk mengetahui kadar airnya yaitu dengan menggunkan rumus Kadar air.

Sedangkan metode yang kedua menggunakan metode GMT yaitu alat untuk

mengukur kadar air secara cepat dan tepat. cara menggunakan alat ini pertama benih

yang akan diukur kadar air digiling dan kemudian dimasukkan kedalam tempat yang

sudah disiapkan, dan tekan tombol ntuk memilih jenis benih ang akan dihitung kadar

airnya, setelah itu angka kadar air akan muncul dengan sendirinya.metode GMT

dinilai lebih efisien dan tepat dalam menghitung kadar air, hal ini dibuktikan pada

hasil pengamatan yang tidak sama antara data KA oven dan GMT, pada KA oven

memiliki nilai ang lebih besar, mungkin hal ini disebabkan kekurangan pada saat

pengamatan.

Page 12: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

BAB 5

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kadat air pada kedelai

dan gandum masih memiliki kadar air yang tinggi sebesar 20 % keatas, padahal kadar air

yang tepat bagi benih adalah 12-14 %. sehingga perlu diberi perlakuankhusus untuk

mengurangi kadar air. kadar air yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan pada benih

misalnya serangan cendawan atau bakteri.

Pada metode pengukuran kadar air lebih tepat menggunakan metode GMT karena

dapat memberikan nilai kadar air yang tepat. hal ini dibuktikan dengan perbedaan yang jauh

antara nilai kadar air yang diperoleh dari metode oven dengan nilai yang dipeoleh dengan

metode GMT.

Page 13: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

DAFTAR PUSTAKA

Asni, Nur. 2010. Kadar Air Yang Aman Untuk Penyimpanan Benih Tanaman Pangan (Jagung, Kedelai, Dan Kacang Tanah). Bala Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi

Purwanti, Setyastuti. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai

Hitam Dan Kedelai Kuning. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 2004 : 22-31

Schmidt, L. 2000, Seed Testing. Danida Forest Seed Centre

Page 14: Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Metode Oven

Gandum

Ulangan 1

KA = Y−ZY−X

×100%

= 21,25−20,6721,25−18,76

×100 % = 0,23 ×100 % = 23%

Ulangan 2

KA = Y−ZY−X

×100%

= 21,20−20,6821,20−18,76

×100 % = 0,21 ×100 % = 21%

Kedelai

Ulangan 1

KA = Y−ZY−X

×100%

= 20,40−20,7220,40−18,76

×100 % = 0,19 ×100 % = 19%

Ulangan 2

KA = Y−ZY−X

×100%

= 19,33−20,7319,33−18,76

×100% = 0,24 ×100% = 24%