Mutu Fisik dan Citarasa Kopi Arabika yang Disimpan Buahnya ...
Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air
-
Upload
candraayuu -
Category
Documents
-
view
274 -
download
11
description
Transcript of Laporan Praktikum Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
a. Tabel Hasil Uji Kemurnian Benih
KomponenBerat (g) Presentase (%)
Gandum Kedelai Gandum Kedelai
Benih Murni (BM) 27,3 26,09 90,6 87,2
Benih Tanaman Lain
(BTL)
0,24 0,17 0,79 0,56
Kotoran Benih (KB) 2,61 3,67 8,7 12,3
Total 30,135 29,93 100 100
b. Tabel Hasil Berat 1000 Butir Benih
Metode A
Gandum Kedelai
Berat Benih Timbang (Y) 46,01 gram 85,72
Jumlah Benih Timbang (X) 1000 1000
Berat 1000 Butir (Z) 46,01 gram 85,72 gram
Metode B2
Gandum Kedelai
Ulangan 1 4,75 gr 8,77 gr
Ulangan 2 4,71 gr 8,40 gr
Ulangan 3 4,68 gr 8,73 gr
Ulangan 4 4,26 gr 8,54 gr
Berat 1000 Butir (Z) 46 gr 86,1 gr
DOKUMENTASI
Perhitungan bobot 1000 butir metode B2 Penimbangan benih perhitungan bobot 1000
butir dengan metode B2
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Uji Kemurnian Benih
Setelah dilakukan pengamatan maka diperoleh hasil bahwa persentase
benih tanaman gandum benih murni adalah 90,6 %. Benih tanaman lain sebesar
0,79 %, dan kotoran benih 8,7 %, sedangkan pada benih kedelai , persentase benih
murni sebesar 87,2 %, benih tanaman lain sebesar 0,56 % dan untuk kotoran
benihnya sebesar 12,3%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa persentase benih
murni gandum lebih tinggi daripada benih kedelai, semakin tinggi persentase benih
murni suatu benih maka mutunya data dikatakan lebih bagus. Menurut SNI (2006)
suatu syarat benih dengan mutu yang baik harus memiliki nilai benih murni sebesar
lebih dari 98%, benih segar sebesar lebih dari 98%, dan sisanya adalah kotoran.
sehingga pada hasil pengamatan ini dapat diketahu bahwa pada benih sorgum dan
benih kacang hijau masih belum memenuhi persyaratan. Menurut Wahyuni, dkk.,
2008) keungguan genetic dari suatu varietas unggul hasil perakitan genetic yang
dilakuakan oleh para pemulia tanamanakan sangat dirasakn manfaatnya apabila
tersedia benih bermutu dalam jumlah yang cukup untuk ditanam oleh petani.
4.2.2 Berat 1000 Butir Benih
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengujian berat benih 1000 benih
diketahu bahwa pada benih kedelai mempunyai berat 1000 butir lebih besar jika
dibandingkan dengan benih gandum yaitu pada benih kedelai sebesar 85,72 gram,
sedangkan pada sorgum diperoleh berat 1000 butir sebanyak 46,01 gram. Menurut
Schmidt (2000) Seed orders are given by weight, seedlings planted by numbers.
Seed weight is therefore, together with purity and germination percentage,
important when calculating seed demand for a given planting programme. Serta
dalam literature tersebut juga disebutkan bahwa Seed weight is usually calculated
on replications of samples of 100 seeds. For very large seeds, calculation is
conveniently based on a smaller number. In official seed analysis, variance
analyses are carried out based on several replicates of 100 seeds. The figure
expresses the variation in seed weight within the sample. Seed weight analysis uses
the same criteria as purity test for what may be included as ‘seed’ in the
calculation. Oleh sebab itu pemberian berat pada setiap 1000 butir ini berfungsi
untuk mempermudah para petani untuk memperkirakan jumlah kebutuhan benih
yang akan diperlukan sesuai dengan luas lahan dan jarak tanamnya.
BAB 5
KESIMPULAN
Suatu pengujian benih yaitu berupa uji mutu fisiknya sangat penting
dilakukan, seperti uji kemurnian benih dan penimbangan berat 1000 butir. Hal tersebut
dilakukan guna menjaga kualitas benih. Kualitas benih yang baik adalah yang memiliki
kemurnian benih lebih dari 98 %, hal tersebut dikarenakan semakin tinggi benih murni
(benih yang diuji) maka semakin baik karena tiddak tercampur dengan benih yang lain
atau kotoran-kotoran. selain itu juga dilakukan uji berat 100 butir, hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui berat benih sebanyak 1000 butir, informasi tersebut sangat berguna
sekali bagi para petani untuk memperkirakan pembelian benih dalam jumlah yang tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada uji mutu fisik benih dapat
disimpulkan bahwa pad uji pemurnian benih benih sorgum memiliki benih murni yang
leih banyak daripada benih kedelai. Sedangkan pada uji berat 1000 butir biji lebih berat
pada benih kedelai, hal tersebut dapat terjadi karena pada beih kedelai memiliki berat
maing- masing benih tiggi.
DAFTAR PUSTAKA
Schmidt, L. 2000, Seed Testing. Danida Forest Seed Centre
Wahyuni, dkk. 2008. Evaluasi Mutu Benih Padi yang Beredar di Jawa Barat.
http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2008_prosb402.pdf diakses
tanggal 5 Juni 2014.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Persentase Uji Kemurnian Benih
a. Gandum
%BM= BM(Tot )
×100 %
= 27,30
30,135×100 %
= 90,6%
%BTL= BTL(Tot )
×100 %
= 0,24
30,135×100 %
= 0,79%
%KB= KB
(Tot )×100 %
= 2,61
30,13 5× 100 %
= 8,7%
b. Kedelai
%BM= BM(Tot )
×100 %
= 26,0929,93
×100 %
= 87,2%
%BTL= BTL(Tot )
×100 %
= 0,17
29,93×100 %
= 0,56%
%KB= KB
(Tot )×100 %
= 3,67
29,93×100 %
= 12,3%
2. Berat 1000 Butir Benih
Metode A
Z = 1000 ×YX
a. Gandum
Z = 1000 ×YX
= 1000 ×46,011000
= 46,01 gram
b. Kedelai
Z = 1000 ×YX
= 1000 ×85,721000
= 85,72 gram
Metode B2
Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5
a. Gandum
Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5
= (4,75 + 4,71 + 4,68 + 4,26) × 2,5
= 46 gram
b. Kedelai
Z = (U1 + U2 + U3 + U4) × 2,5
= (8,77 + 8,40 + 8,73 + 8,54) × 2,5
= 86,1 gram
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
a. Tabel Pengamatan Metode Konvensional (Oven)
BenihUlangan 1 (%)
1 jamUlangan 2 (%)
1 jamx y z X y z
Gandum 18,76 gram
21,25 gram
20,67 gram
18,76 gram
21,20 gram
20,68 gram
Kedelai 18,76 gram
20,40 gram
20,72 gran
18,76 gram
19,33 gram
20,73 gram
Tabel Kadar Air
Benih Ulangan 1 Ulangan 2
Gandum 23 % 21%
Kedelai 19 % 24%
b. Tabel Pengamatan Metode GMT
Benih Ulangan 1 (%) Ulangan 2 (%) Rata-rata
Gandum 15,4 15,0 15,2
Kedelai 14,4 15,1 14,75
DOKUMENTASI
Penimbangan bobot benih dan cawan
Benih yang telah ditumbuk sebelum
dioven
Proses pengovenan benih
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Metode Oven
Pada praktikum kadar air ini yang pertama menggunakan metode oven dimana
kita menggunakan benih gandum dan kedelai. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan
hsil bahwa pada benih gandum rata-rata memiliki kadar air sebesar 22 % dengan
rincian pada ulangan pertama kadar airnya 23% dan ulangan kedua 21 %. Sedangkan
pada benih kedelai diperoleh rata-rata kadar airnya sebesar 21,5%, dengan rincian paa
ulangan pertama didapatkan kadar air sebesar 19 % dan ulangan kedua sebesar 24%.
Kadar air ini daidapatkan dari berat awal benih tersebut dikurangkan dengan berat benih sesudah di
oven dan dibagi dengan berat awaldikalikan 100%. Dari kedua benih tersebut persentase kadar air
tertingi yaitu pada benih gandum sebesar 22 %. kedua benih ini meiliki Kadar air diatas 20 %, menurut
Purwanti (2004) kadar air yang aman untuk penyimpanan benih kedelai dalam suhu kamar selama 6-
10 bulan adalah tidak lebih dari 11%. Benih yang memiliki kadar air yang cukup tingi sangat rentan
terhadap kerusakan. menurut Purwanti Kadar air benih yang terlalu tinggi mendorong
terciptanya kondisi yang mempercepat laju kerusakan benih, akibat terjadinya proses
metabolism dan respirasi. Laju respirasi yang tinggi dapat mempercepat hilangnya
viabilitas benih. menurut Schmidt (2000) Moisture content (m.c.) is crucial in
connection with storage and longevity. Since moisture content of seeds tends to vary
with atmospheric humidity (chapter 5 and 6), it is important that exposure to varying
humidity is minimized before testing.
4.2.2 Metode GMT
Pada metode kedua dalam perhitungan kadar air yaitu menggunakan alat yang
bernama GMT (Grain Moisture Tester), alat ini merupakan alat ukur kadar air
professional yang sdah menggunkan teknologi dalam proses pegukuran kadar air pada
biji-bijian dan menampilkan setiap pengukutan kadar air pada biji-
bijian.Grain moisture meter ini mampu melakukan pengukuran kandungan kadar air
pada biji bijian yang diukur secara cepat dan sangat presisi, alat ini didesain khusus
untuk biji bijian seperti gandum, gandum hitam, barley, jagung,
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
kadar air rata-rata pada gandum lebih besar daripada kedelai. dengan rincian paa
benih gandum pada ulangan 1 kadar airnya 15,4 % dan ulangan 2 sebesar 15,0 %.
Sedangkan pada benih kedelai ulangan 1 sebesar 14,4 % dan ulangan ke 2 sebesar
15,1 %. Dengan demikian kadar air benih tersebut masih sangat tinggi. Penyimpanan
benih dengan kadar air tinggi sangat berbahaya bagi kehidupan benih, karena cepat
mengalami kerusakan. Sedangkan pada kadar air benih yang terlalu rendah, menurut
Harrington (1973) dalam Asni (2010) berpengaruh negatif bila dihubungkan dengan
proses autooksidasi lemak. Sebagai contoh pada kadar air tinggi yaitu 10% (untuk
benih berlemak), atau 13-18% (benih berpati) cendawan penyimpanan tumbuh dan
aktif merusak embrio (Harrington, 1972 b dalam Asni (2010). Selanjutnya dikatakan
oleh Agrawal (1980) dalam Asni (2010) untuk benih ortodoks pada kadar air 12-14%
viabilitas benih menurun dengan cepat, disamping itu cendawan juga tumbuh dan
berkembang serta merusak benih dengan pesat. berdasarakan hasil pengamatan Asni
(2010) menyebutkan bahwa Hasil pengamatan daya kecambah benih, diperoleh
kisaran tingkat kadar air yang menunjukkan daerah penyimpanan terbaik yaitu daerah
yang mempunyai daya kecambah tertinggi, berada pada daerah kadar air antara 7.58%
- 13.14% (jagung), 5.39% - 10.75% (kedelai) dan 3.69% - 7.46% (kacang tanah).
4.2.3 Perbandingan Metode Oven dengan Metode GMT
Pada praktikum pengujian kadar air menggunkan 2 metode pengukuran yang
pertama adlah dengan metode konvensional (oven) dan metode GMT (Grain
Moisture Tester). Pada metode konvensional menggunakan oven untuk menguji kadar
air benih, benih yang akan di ukukur kadar airnya ditumbuk terlebih dahulu kemudin
ditimbang berat basahnya, kemudian dimasukkan ke dalam cawan dan ditutup,
selanjutnya dimasukan ke dalam oven selama 60˚C dengan suhu 130 ˚C, setelah itu
baru ditimbang lagi untuk mengetahui berat keringnya. Setelah data berat didapatkan
untuk mengetahui kadar airnya yaitu dengan menggunkan rumus Kadar air.
Sedangkan metode yang kedua menggunakan metode GMT yaitu alat untuk
mengukur kadar air secara cepat dan tepat. cara menggunakan alat ini pertama benih
yang akan diukur kadar air digiling dan kemudian dimasukkan kedalam tempat yang
sudah disiapkan, dan tekan tombol ntuk memilih jenis benih ang akan dihitung kadar
airnya, setelah itu angka kadar air akan muncul dengan sendirinya.metode GMT
dinilai lebih efisien dan tepat dalam menghitung kadar air, hal ini dibuktikan pada
hasil pengamatan yang tidak sama antara data KA oven dan GMT, pada KA oven
memiliki nilai ang lebih besar, mungkin hal ini disebabkan kekurangan pada saat
pengamatan.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kadat air pada kedelai
dan gandum masih memiliki kadar air yang tinggi sebesar 20 % keatas, padahal kadar air
yang tepat bagi benih adalah 12-14 %. sehingga perlu diberi perlakuankhusus untuk
mengurangi kadar air. kadar air yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan pada benih
misalnya serangan cendawan atau bakteri.
Pada metode pengukuran kadar air lebih tepat menggunakan metode GMT karena
dapat memberikan nilai kadar air yang tepat. hal ini dibuktikan dengan perbedaan yang jauh
antara nilai kadar air yang diperoleh dari metode oven dengan nilai yang dipeoleh dengan
metode GMT.
DAFTAR PUSTAKA
Asni, Nur. 2010. Kadar Air Yang Aman Untuk Penyimpanan Benih Tanaman Pangan (Jagung, Kedelai, Dan Kacang Tanah). Bala Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Purwanti, Setyastuti. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai
Hitam Dan Kedelai Kuning. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 2004 : 22-31
Schmidt, L. 2000, Seed Testing. Danida Forest Seed Centre
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Metode Oven
Gandum
Ulangan 1
KA = Y−ZY−X
×100%
= 21,25−20,6721,25−18,76
×100 % = 0,23 ×100 % = 23%
Ulangan 2
KA = Y−ZY−X
×100%
= 21,20−20,6821,20−18,76
×100 % = 0,21 ×100 % = 21%
Kedelai
Ulangan 1
KA = Y−ZY−X
×100%
= 20,40−20,7220,40−18,76
×100 % = 0,19 ×100 % = 19%
Ulangan 2
KA = Y−ZY−X
×100%
= 19,33−20,7319,33−18,76
×100% = 0,24 ×100% = 24%