Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

31
“ Pengembangan Formulasi Gel Piroksikam” IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF Analgesik antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Analgesik berfungsi sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, sedangkan antiinflamasi berfungsi sebagai anti radang atau nyeri yang disertai panas dan bengkak. Analgesik-antiinflamasi dapat dibagi menjadi: 1. Asam karboksilat a. Asam asetat derivat asam fenilasetat: fenklofenak, diklofenak b. Derivat asam salisilat : metil salisilat c. Derivat asam propionat : ketoprofen, ibuprofen, naproksen d. Derivat asam fenamat : asam mefenamat, meklofenamat 2. Asam enolat a. Derivat pirazolon : fenilbutazon, oksifenazon b. Derivat oksikam : piroksikam, tenoksikam Piroxicam (C 15 H 13 N 3 O 4 S) (2H-1,2-Benzothiazine-3-carboxamide,4-hydroxy-2-methyl-N-2- Pyridinyl,1-1-dioxide)

description

laporan piroksikam gel semisolid. formulasi sediaan semisolid piroksikam beserta pembahasannya

Transcript of Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Page 1: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

“ Pengembangan Formulasi Gel Piroksikam”

IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

Analgesik antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan kelompok obat yang

heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Analgesik berfungsi

sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, sedangkan antiinflamasi berfungsi sebagai anti

radang atau nyeri yang disertai panas dan bengkak.

Analgesik-antiinflamasi dapat dibagi menjadi:

1. Asam karboksilat

a. Asam asetat derivat asam fenilasetat: fenklofenak, diklofenak

b. Derivat asam salisilat : metil salisilat

c. Derivat asam propionat : ketoprofen, ibuprofen, naproksen

d. Derivat asam fenamat : asam mefenamat, meklofenamat

2. Asam enolat

a. Derivat pirazolon : fenilbutazon, oksifenazon

b. Derivat oksikam : piroksikam, tenoksikam

Piroxicam (C15H13N3O4S)

(2H-1,2-Benzothiazine-3-carboxamide,4-hydroxy-2-methyl-N-2-Pyridinyl,1-1-dioxide)

BM : 331,35

Titik lebur : 198°C-200°C

Deskripsi : kristal putih, larutan jenuh dalam dioxane:air (2:1)

pKa : 6,3

Page 2: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Kelarutan : sedikit larut dalam air, kelarutan dalam kloroform (1:100), dalam

etanol panas dan metanol (1:1000). Larut dalam diklormetan, sangat

sedikit larut dalam kebanyakan larutan organik, sangat sedikit larut

dalam larutan alkali cair.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

Dosis : untuk pemakaian topikal pada sediaan topikal gel konsentrasi 0,5%

digunakan 3-4 kali sehari. Pengobatan diamati kembali setelah 4

minggu. Pada beberapa negara, digunakan 1% untuk sediaan krim.

Penggunaan : piroksikam digunakan sebagai analgesik, anti inflamasi, antipiretik

dan digunakan untuk penyembuhan rhematoid arthritis (radang sendi

rematik) dan gangguan rematik lainnya. Dan juga mempunyai efek

urikosurik dan telah digunakan dalam pengobatan asam urat akut.

Dalam sediaan topikal yang berupa gel atau salep, penggunaannnya

dengan dioleskan pada kulit yang luka 3-4 kali sehari.

Efek samping : melepuh, ruam, menimbulkan rasa gatal bintik merah dan bengkak,

kulit pucat, lemah lesu, gangguan pencernaan, kulit atau mata

menguning.

Mekanisme aksi : NSAID digunakan secara luas untuk mengurangi nyeri pada pasien

ostearthritis. Mekanisme aksi NSAID akan menghalangi aktivitas

cyclooksigenase (Cox) sehingga menghalangi sintesis prostaglandin,

menghalangi pembentukan tromboksan A2 (TXA2) yang penting untuk

merangsang agregasi pletelet.

V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA

A. BASIS KRIM

1. Vanishing Cream

R/ Lanolini 2.0

Cetylalcoholi 1.0

Parafin liquidi 5.0

Page 3: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Acidi stearicini 9.0

Kalii hydroidi 0.5

Propylene glycoli 5.0

Aquadest 77.5

a. Lanolin

Fungsi : emulsifying agent, ointment base

Densitas : 0.932-0.945 g/cm3 pada 15°C

Temperatur autognisi : 445°C

Flash point : 238°C

Refraksi indek : nD40 = 1,478-1,482

Solubilitas : mudah larut dalam benzena, kloroform, eter dn petroleum,

larut dalam etanol 95% dingin, lebih larut dalam etanol panas

(95%), praktis tidak larut dalam air.

Inkompatibilitas : lanolin mungkin terdiri dari pro-oksidan yang mempengaruhi

stabilitas obat tersebut.

Deskripsi : lanolin berwarna kuning pucat, agak manis, seperti lilin yang

buram mempunyai rasa yang khas, pada titik lelehnya. Lanolin

berwarna terang atau hampir terang, cairan kuning.

b. Cetyl alkohol

Deskripsi : cetyl alkohol berbentuk seperti lilin, serpihan putih, granul,

kubus atau gips. Karakteristik cetyl alkohol bau khas lemah

rasa lemah.

Titik didih : 314-344°C

344°C untuk meterial murni

Densitas : 0.908 g/cm3

Titik leleh : 45-52° C

49° C untuk material murni

Refraktive index : nD79 = 1,4283 (untuk material murni)

Fungsi : coating agent, emulsifiying agent, stiffening agent.

Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan eter. Kelarutan

bertambah dengan naiknya suhu.

Inkompatibilitas : tidak bercampur drngan oksidator kuat.

Page 4: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

c. Parafin cair

Deskripsi : transparan, tidak berwarna, viskositas seperti minyak cair

tidak dapat berflouresen pada siang hari. Praktis tidak berasa

dan berbau ketika dingin. Berbau khas seperti petroleum ketika

dipanaskan.

Fungsi : emolien, solvent, lubrikan, fase minyak.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 95%, gliserin dan air. Larut

dalam aseton, benzena, kloroform, karbondisulfit, eter dan

petroleum eter. Tidak bercampur dengan minyak menguap dan

minyak jenuh, kecuali minyak castor.

Viskositas : 110-230 mpas pada suhu 20°C

Inkompatibilitas : tidak bercampur dengan reduktor kuat

Penyimpananan : terlindung dari cahaya, simpam di tempt sejuk dan kering

Titik leleh : lebih dari 360°C

Flash point : 210-224°C

Index refraktive : nD2o = 14756-14800

d. Acidi stearicinini

Deskripsi : keras, putih, kunuing buram, berkilau, berupa kristal padat

atau serbuk putih kekuningan, bau khas tajam.

Fungsi : emulsifying agent, solubilizying agent.

Karakteristik : biasa digunakan untuk sediaan topikal dan oral, untuk sediaan

topikal asam stearat digunakan sebagai emulsifying dan

solubilizying agent.

Inkompatibilitas : asam stearat inkompatibel dengan sebagian besar logam

hidroksida dan agen-agen oksidasi.

Penggunaan : ointment dan creams 1-2%

Pelicin tablet 1-3%

Kelarutan : mudah larut dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform,

eter. Larut dalam etanol, heksana dan propilen glikol. Praktis

tidak larut air.

Page 5: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

e. Kalii Hidroksida

Karakteristik : basa digunakan dalam formulasi farmasetis sebagai adjuster

pH larutan. Juga dapat digunakan untuk membentuk garam

dengan mereaksikan dengan asam lemah. Efek terapeutik

Kalium Hidroksida untuk aplikasi dermatologi sangat

bervariasi. Bersifat higroskopis dan deliquesent dengan

pemejanan di udara. Cepat diabsorbsi oleh karbondioksida

membentuk potassium karbonat.

Kelarutan : Pelarut Kelarutan

(pada suhu 20o C) Etanol 95% 1 : 3

Eter praktis tidak larut

Glycerin 1 : 2,5

Air 1 : 0,9 dan 1 : 0,6

dalam 100o C

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan banyak senyawa yang mudah

terhidrolosis atau teroksidasi.Tidak boleh disimpan dalam gelas

atau wadah aluminium dan akan bereaksi dengan asam, ester,

dan eter terutama dalam larutan air.

Fungsi : Sebagai agen pengalkalis

f. Propylen glykol

Karakteristik : digunakan sebagai solvent, zat- zat pengekstraksi dan sebagai

pengawet dalam berbagai sediaan parenteral dan non

parenteral. Secara umum sebagai plastisizer dalam formulasi

tablet salut film.Sebagai emulsifier dan pembawa dalam

kosmetik dan idustri makanan.

Page 6: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Penggunaan : sebagai humectant untuk sediaan topikal ± 15 %. Pengawet,

untuk larutan dan semisolid 15-30 %. Sebagai solvent atau

kosolvent, sediaan aerosol 10-30 %; oral 10-25 %; parenteral

10-60 %; topikal 5-80 %

Inkompatibilitas : inkompatibel denganreagen oksidasi seperti kalium

permanganat.

Kelarutan :larut dalam aseton, kloroform, etanol 95 %, gliserin, dan air.

Larut dalam 1: 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak

mineral, atau fix oil. Tidak larut dalam beberapa minyak

esensial

Fungsi : Antimikroba, preservatif, disinfektan, humectant, plastisizer,

solvent, stabilizer, kosolvent

2. Emulsifiying Agent

a. Carbomer

Sinonim : Carbopol, Carboxy polymethilene, Polyacrilic Acid

Karakteristik : biasa digunakan untuk sediaan topikal/ preparasi semisolid

dan oral. Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam

etanol (95 %) dan gliserin. Tingkat viskositas yang lebih tinggi

pada pH 6-11 dan viskositas akan menurun pada pH di bawah 3

atau di atas 12.

Inkompatibilitas : carbomer akan kehilangan warna dengan adanya resorsinol.

Inkompatibilitas dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan

elektrolit. Intensitas panas akan meningkat ketika kontak

dengan basa kuat seperti amonia, KOH, NaOH, dan basa amin

kuat.

Penggunaan : Emulsifiying agant 0,1–0,5%, Gelling agent 0,5–2,0%,

Suspending Agent 0,5- 1,0 %, Pengikat tablet 5- 10 %.

Page 7: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

b. TEA

Sinonim : daltogen, Tealan, Triethanolamin

Karakteristik : digunakan secara luas untuk formulasi emulsi topikal.

Digunakan untuk membentuk emulsi stabil minyak dan air.

Sering digunakan untuk sediaan topikal analgesik. Secara luas

tidak menimbulkan toksisitas yang berarti pada penggunaan,

kemungkinan hipersensitivitas dan iritasi.

Penggunaan :Emulsifiying Agent 2-4 % v/v

Inkompatibilitas : bereaksi dengan amin tersier dan alkohol.Bereaksi dengan

asam mineral membentuk garam kristal dan ester. Dengan asam

lemak TEA membentuk garam larut air dan dapat menimbulkan

penyabunan. TEA bereaksi dengan thionil klorida untuk

mengganti gugus hidroksi dan halogen. Produk yang dihasilkan

sangat toksik.

c. Diethanolamine

Sinonim:

Bis (hydroxyethyl) amin

DEA

Diolamine

Karakteristik:

Bersifat higroskopis

Menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan membran mukosa pada konsentrasi tinggi.

Pada tikus toksisitas akut dan sub akut lebih besar.

Pada tikus merupakan hepatokarsinogenik dan dapat menyebabkan defisiensi colin

hepatik.

Inkompatibilitas:

Bereaksi dengan amin sekunder dan alkohol.

Page 8: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Gugus menimbulkan aktivitas yang lebih besar dengan mengambil alih gugus amin

atau gugus hidroksi yang lain.

Penggunaan:

Emulsifiying agent

d. CMC Na

Sinonim:

Akucell

Aquasorb

Cellulose gum

Tylose CB

Karakteristik:

Digunakan secara luas untuk formulasi oral dan topikal.

Mudah terdispersi dalam air, praktis tidak larut dalam pelarut organik (eter, etanol,

toluen).

Stabil pada pH 2-10

Konsumsi dalam jumlah besar berfungsi sebagai pencahar

Menyebabkan iritasi mata

Bersifat higroskopis.

Penggunaan:

Emulsifiying Agent 0,25 – 1,0 %

Gel forming agent 3,0 – 6,0 %

Injection 0,05 – 0,75 %

Oral solution 0,1 – 1,0 %

Tablet binder 1,0 – 6,0 %

Inkompatibilitas:

Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam besi dan beberapa logam

lain seperti Al, Hg, dan Zn.

Presipitasi terjadi pada pH <2 dan jika dicampur dengan etanol (95 %)

Pembentukan kompleks conservates dengan gelatin dan pektin juga dengan halogen.

Page 9: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

3. Suspending agent

1. Hydroxyethyl cellulose

Sinonim : cellosize, alcoramnosan

Karakteristik :

- mempunyai pH stabil pada 5-12 dalam larutan berair

- larut dalam air dingin atau panas

- digunakan secara luas untuk formulasi farmasetik topikal dan kosmetik

- tidak menimbulkan toksik dan iritasi yang berarti

Penggunaan : suspending agent, peningkat viskositas

Inkompatibilitas :

- tidak larut dalam pelarut organik

- inkompatibel dengan zein, sebagian kompatibel dengan asam, glatin,

methylcellulose, polivinyl alkohol dan pati

- dapat dijadikan salting art dengan larutan garam

- inkompatibel dengan pewarna, fluoresent da dengan desinfektan kuarterner

dengan adanya peningkat viskositas dalam larutan berair

2. Hypromellose

Sinonim : hydroxypropil methyl cellulose

Karakteristik :

- lebih cocok digunakan untuk sediaan gel karena menghasilkan massa yang

jernih

- menimbulkan efek pencahar ( laksantif )

- digunakan dengan konsentrasi 20-30% dalam larutan berair, dan 0.45-1%

untuk sediaan tetes mata dan telinga, 2-5% sebagai pengikat

- tidak direkomendasikan untuk penggunaan oral

Penggunaan : suspending agent, pengikat, coating agent

Inkompatibilitas :

- terhadap senyawa pengoksidasi

- jika dalam bentuk nonionik, hipromellose tidak menimbulkan kompleks garam

metal dan ion organik untuk membentuk senyawa tidak larut

Page 10: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

4. Preservatif

1. Propilenglikol

Sinonim : 1,2-dihydroxypropane, methyl ethylene glycol

Karakteristik :

- secara luas digunakan sebagai pelarut dan pengawet

- larut pada berbagai macam bahan seperti : kortikosteroid, fenol, obat sulfa,

barbiturat, vitamin A dan D, alkaloid dan anestesi lokal lainnya

Kelarutan :

- tidak larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air

- larut pada 1 dalam 6 bagian eter

- tidak larut dengan minyak mineral ringan tetapi larut dalam beberapa minyak

atsiri

- stabil pada suhu dingin dalam kemasan tertutup dan stabil pada suhu panas

dalam kondisi terbuka

- secara kimia stabil saat dilarutkan dengan etanol 95%, gliserin atau air

- propilenglikol higroskopis, disimpan dalam kemasan tertutup, terlindung dari

cahaya, tempat yang dingin dan kering

- memberi efek iritasi minimal kecuali penggunaaan pada membran mukosa

Penggunaan : pengawet antimikroba

Viskositas : 58.1 mPas (58.1 cP) pada suhu 20oC

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan reagenpengoksidasi seperti Kalium

permanganat

2. Chlorocresol

Sinonim : 4-chloro-m-cresol; p-chloro-m-cresol; 2-chloro-5-hydroksitoluen; PCMC

Karakteristik :

- digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik dan formulasi farmasetik

- digunakan secara luas dengan konsentrasi di atas 0.2% kecuali untuk

pemakaian peroral

Page 11: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

- pada konsentrasi tinggi, chlorocresol aktif sebagai desinfektan

- aktif terhadap gram positif dan negatif ( termasuk Pseudomonas aeruginosa ),

spora dan jamur

- memiliki toksisitas lebih rendah dari fenol

- menyebabkan iritasi kulit, mata dan membran mukosa

- jika terbakar menghasilkan asap beracun berisi fosgen dan rice

Penggunaan :

- tetes mata 0.05%

- injeksi 0.1%

- shampo dan kosmetik lain 0.1-0.2%

- cream topikal dan emulsi 0.075-0.12%

Inkompatibilitas :

- efektifitas akan menurun dengan penambahan surfaktan nonionik

- dapat didekomposisi dengan penambahan alkali kuat

- inkompatibel dalam larutan yang mengandung CaCl2, kodeinfosfat, diamorfin

HCl, papavertum dan kuinin HCl

- pada konsentrasi 0.1% akan diinaktifkan secara sempurna dengan adanya

surfaktan anionik seperti polisorbat 80

- penurunan kemampuan bakterisida dengan adanya cetomacrogel atau

methylcellulose

3. Metil paraben

Sinonim : methyl hydroksi benzoat

Karakteristik :

- kristal putih tidak berwarna, serbuk putih, tidak berbau, rasa getir

- aktivitas antimikroba akan meningkat 2-5% jika dikombinasi dengan

propilenglikol

- aktif pada pH 4-8, efek preserfatif akan menurun dengan kenaikan pH

- titik lebur 125-128oC

- relatif aman

- jika dikombinasi dengan propil paraben umumnya digunakan pada formulasi

sediaan parenteral (0.18%-0.22%)

Kelarutan pada suhu 25oC :

Page 12: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Pelarut Kelarutan

- etanol 1:2

- etanol 95% 1:3

- etanol 50% 1:6

- eter 1:10

- gliserin 1:60

- minyak mineral tidak larut

- propilen glikol 1:5

- water 1:400, 1:50 suhu 50oC, 1:30 suhu 80oC

Inkompatibilitas :

- aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik seperti polysorbat 80

- inkompatibel dengan bentonit, atropin, minyak esensial dan sodium alginat

4. Asam benzoat

Sinonim : benzenecarboxylic acid, benzeneformic acid, phenylformic acid

Karakteristik :

- digunakan secara luas untuk sediaan kosmetik, makanan dan pengobatan

sebagai pengawet

- aktivitas paling besar pada pH 2.5-4.5

- dapat terjadi konjugasi dengan glisin di dalam liver membentuk asam hippuric

yang diekskresikan lewat urin, sehingga dihindari penggunaan bagi pasien

dengan penyakit liver

- menyebabkan iritasi lambung dan iritasi biasa pada kulit serta pada mata dan

membran mukosa

Penggunaan :

- IM dan IV injeksi 0.17%

- Larutan oral 0.01-0.1%

- Suspensi oral 0.1%

- Sirup oral 0.15%

- Topikal 0.1-0.2%

- Preparasi vaginal 0.1-0.2%

Inkompatibilitas :

Page 13: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

- reaksi asam organik dengan alkali atau logam berat

- aktivitas antibakteri barkurang dengan interaksi kaolin

5. propyl paraben

Sinonim : nipasol, propagin BM = 180.20

Karakteristik :

- warna putih kristal, tidak berbau, tidak berasa

- aktivitas antimikroba berada pada pH 4-8, aktivitas akan menurun dengan

adanya kenaikan pH

- pKa 8.4 pada suhu 22oC

Kelarutan pada suhu 20oC :

- mudah larut pada aseton dan eter

- etanol (1:1.1), etanol 50% (1:5.6), gliserin (1:20), mineral oil (1:3330), minyak

kacang (1:70), propilen glikol (1:3.9), propilen glikol 50% (1:110), air

(1:2500)

Inkompatibilitas :

- aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik, magnesium aluminium

silikat, magnesium trisilikat, yellow iron oxid, ultramarina blue

Penyimpanan : tempat tertutup, sejuk dan kering

6. Chloroxylenol

Sinonim : 4-chloro-3,5-dimethylphenol, nipacide Px, PCMx

Karakteristik :

- digunakan secara meluas sebagai disinfektan untuk kulit

- digunakan dengan konsentrasi rendah untuk preservative pada krim dan salep

- digunakan untuk terapi jerawat

- efektif terhadap gram positif dan sedikit pada gram negatif

- aktivitas terhadap gram negatif akan meningkat dengan penambahan kelating

agent seperti asam adetat

- relatif aman digunakan sebagai bahan tambahan meskipun pernah dilaporkan

menyebabkan reaksi alergi pada kulit

Penggunaan :

Page 14: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

- bubuk atau serbuk antiseptik 0.5%

- untuk preparasi topikal dan telinga 0.1-0.8%

- disinfektan 0.25-0.50%

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan surfaktan nonionik dan metil selulosa

5. Adjuster pH larutan

a. Natrium hidroksida

Karakteristrik:

1. sebagai adjuster pH larutan

2. Untuk membentuk garam dengan mereaksikan dengan asam lemah

Kelarutan pada suhu 20o celcius:

Pelarut Kelarutan

Etanol 1:7,2

Eter tidak larut

Gliserin larut

Metanol 1:4,2

Air 1:0,9 dan 1:0,3 pada suhu 100o celcius

Inkompatibilitas

1. Inkompatibel dengan senyawa senyawa yang mudah mengalami teroksidasi

dan terhidrolisis.

2. Ketika ada kontak dengan udara NaOH cepat mengabsorbsi kelembaban dan

menjadi cair. Tetapi menjadi padat kembali dengan mengabsorbsi

karbondioksida membentuk Na Karbonat.

Fungsi:

1. sebagai buffer agent

2. sebagai alkalizing agent

Page 15: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

b. Asam sitrat

Karakteristrik:

1. sebagai adjuster pH larutan

2. Asam sitrat monohidrat digunakan untuk formulasi sediaan terapoeutik dan

sediaan makanan terutama untuk mengadjust pH larutan.

3. Dalam produk makanan asam sitrat digunakan sebagai flavor pemberi rasa

asam.

Kelarutan dalam etanol 95% dengan perbandingan 1:1,5, larut eter.

Inkompatibilitas

1. asam sitrat inkompatibel dengan potasium tartrat alkali bikarbonat, karbonat.

2. Inkompatibel dengan oksidator, basa dan nitrat.

3. Bisa meledak jika dikombinasikan dengan logam nitrat.

Fungsi:

1. sebagai chelating agent

2. sebagai antioksidan

3. sebagai flavor enhancer

4. sebagai buffer agent

c. Natrii sitrat

Karakteristrik:

1. Umumnya digunakan sebagai sediaan farmasetis pada produk makanan untuk

mengadjust pH dari larutan.

2. Na sitrat anhidrous digunakan untuk tablet effervesen.

3. sodium sitrat umumnya digunakan sebagai anti koagulan, baik digunakan

sendiri maupun dikombinasikan dengan sitrat yang lain seperti disodium

hidrogen sulfat.

Kelarutan:

Pelarut Kelarutan

Air 1:1,5

Air mendidih 1:0,6

Page 16: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Praktis tidak larut dalam etanol 95%

Inkompatibilitas

1. pada larutan berair akan bereaksi dengan substansi asam.

2. Inkompatibilitas dengan basa, reduktor dan oksidator.

Fungsi:

1. sebagai sequestering agent

2. sebagai emulsifier

3. sebagai buffer agent

VI. Susunan formula dan Komposisi Bahan yang Direncanakan

no bahan Fungsi 1 wadah (15 g ) Per 100 g

1 piroxicam Bahan aktif 0,15 1

2 Carbomer (carbopol

guo)

emulgator 0,075 0,5

3 Triethanolamin emulgator 0,045 0,3

4 Hydroxypropyl

methyl cellulose

(HPMC)

Gelling agent 0,3 2

5 Propilen glikol Pelarut dan pengawet

kombinasi

0,75 5

6 Methyl paraben pengawet kombinasi 0,0075 0,05

7 NaOH Dapar 0,23 1,53

8 Asam sitrat Dapar 0,003 0,02

9 Air murni Pelarut Ad 15 g Ad 100 g

Perhitungan pembuatan pH adjuster sebanyak 2% dari sediaan (dari asam sitrat dan NaOH)

Page 17: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

Jumlah pH adjuster yang akan dibuat =

pH sediaan = 7,5

pKa asam sitrat pKa1 = 3,1

pKa2 = 4,8

pKa3 = 6,4 (Handbook of Excipient: 159)

pH = 7,5 H+ = 3,1 . 10 -8

pKa= 6,4 Ka = 3,981 . 10 -7

β yang diinginkan = 0,1

c = 0,648

Page 18: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

0,6477 0,6477 -

0,6477 0,6477 0,6477

- - 0,6477

0,6477 0,6477 -

0,6477 0,6477 0,6477

- - 0,6477

0,6477 0,6003 -

0,6003 0,6003 0,6003

0,048 - 0,6003

- Penimbangan

= 0,003 gram

= 0,230 gram

VII. Metode Pembuatan

a. Alat:

a. Alat pembuatan skala kecil

1. timbangan analitik

2. mortir

3. stamper

Page 19: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

4. gelas ukur

5. pipet

6. gelas arloji

7. cawan porselen

b. Alat pembuatan skala produksi industri

1. mixer

2. timbangan analitik ohaus scout

3. filling machine

4. sealing machine

5. homogenisator

c. Alat Evaluasi

1. brookfield viscometer

2. pH meter

3. himogenisator

4. cawan petri

5. ose

6. bunsen

7. inkubator

b. Prosedur Pembuatan:

1. setarakan timbangan

2. Timbang HPMC 0,3 g, taburkan di atas air panas 20 kalinya sampai

mengembang, aduk cepat (100 rpm) ad terbentuk massa gel.

3. Timbang carbomer 0,075 g taburkan di atas air panas 10 kalinya sampai

mengembang, aduk cepat (100 rpm) ad terbentuk massa gel, masukkan

no 2.

4. Timbang TEA, masukkan no 3, aduk ad homogen.

5. Timbang metal paraben 7,5 mg, dilarutkan dalam prppilen glikol (1:5) aduk

ad larut, masukkan no 4, aduk ad homogen.

6. Timbang piroksikam, larutkan dalam aquadest, masukkan no 5, aduk ad

homogen.

7. tambah sisa aquadest, aduk ad homogen.

Page 20: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

8. masukkan sediaan gel ke dalam tube + etiket + brosur + wadah sekunder.

C. Prosedur Evaluasi

1. Homogenitas

Sampel dioleskan pada lempeng kaca secara merata, kemudian diamati secara visual

homogenitas krim peroksikam dalam basis.

2. Daya sebar

Krim sebanyak 0.5 g diletakkan ditengah-tengah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain

yang telah ditimbang beratnya dan dibiarkan selama satu menit kemudian di ukur

diameter sebar krim. Setelah itu ditambah beban 50 g dan dibiarkan satu menit

kemudian di ukur diameter sebarnya. Penambahan berat seberat 50 g setelah satu

menit dilakukan terus-menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat

pengaruh beban terhadap perubahan diameter sebar krim.

3. Daya lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan cara kerja sebagai berikut: Krim dengan berat 0.25 g

diletakkan diatas dua gelas objek yang telah ditentukan kemudian ditekan dengan

beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu objek gelas dipasang pada alat tes. Alat tes

diberi beban 80 g dan kemudian dicatat waktu pelepasan krim dari gelas objek.

4. Pemisahan

Formula yang telah dibuat dituang kedalam adah sebanyak 10 ml. pemisahannya

diamati pada minggu 0, 1, 2, 3, dan 4. Cara pengukuran persen pemisahan dapat

dilihat pada:

F= Hu X 100%

Ho

F : Persen pemisahan (%)

Hu : Tinggi endapan air

Ho : Tinggi mula-mula

IX. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dipilih sediaan gel daripada krim, karena berdasarkan literatur jurnal “

In Vitro and In Vivo Percutaneous absorption of Topical Dosage Form: Case Studies “ yang

dilakukan oleh, universitas Szegaed, Hongaria. Jurnal tersebut meneliti perbandingan absorpsi sediaan

Page 21: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

piroksikam berupa hidrogel, likuid kristal, dan krim. Hidrogel dibuat dengan cara menambahkan

carbapol 971P yang berupa polimer ke dalam aquadest, kemudian karbamide dilarutkan ke dalam fase

air tersebut. Likuid kristal dibuat dengan memanaskan campuran likuid petroleum, gliserol dan brijj

96V sampai 80 °C. Sedangkan krim dibuat dengan mencampur lelehan polisorbat 80,

cetostearyl alkohol, isopropil miristat, kemudian piroksikam disuspensikan dalam basis. Dari jurnal

tersebut didapatkan hasil bahwa:

1. Tingkat difusi piroksikm kedalam membran sintetik dari yang terbesar hingga terkecil: hidro

gel> liquid kristal > krim o/w. absorbsi hidro gel dalam membran memiliki absorbsivitas

paling besar ( paling mudah berpenetrasi ke membran / sel sasaran )

2. Meskipun tingkat aktivitas antiinflamasi dari liquid kristal paling besar dibanding hidrogel

dan krim (likuid kristal paling poten), tetapi bila tingkat absorpsivitas likuid kristal lebih kecil

daripada hidrogel, maka untuk mendapatkan aktivitas antiinflamasi, likuid kristal

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan hidrogel.

Page 22: Laporan Praktikum Semsol Piroksikam

3. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa tingkat keefektivan antiinflamasi dari hidrogel dan

likuid kristal lebeih besar dibandingkan krim o/w.

Efektivitas : hidrogel : besar

Likuid kristal : besar

Krim : sedang