Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2
-
Upload
kinanthi-s-pangestuningtyas -
Category
Documents
-
view
618 -
download
18
description
Transcript of Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2
LAPORAN HASIL PERCOBAAN:
LAJU REAKSI
KIMIA
Disusun Oleh:
Andre Leo
Barry Wiethoff
Hanna Farah Vania
Ichsan Basra
Kinanthi Setya P
Jalan Puspitaloka III. 2 – Bumi Serpong Damai,
Tangerang Selatan – Banten
1. I. Penjiwaan agama Islam
“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat. Mengapa mereka tidak mau beriman?”
Qs. Al-Insyiqaaq 19:20
II. Tujuan
Menentukan orde reaksi dari pereaksi antara asam klorida dengan larutan Natrium
tiosulfat.
III. Landasan Teori
a. Laju Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,
sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.
b. Definisi Formal
Untuk reaksi kimia
dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat
dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah
dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
c. Persamaan Laju Reaksi
Untuk reaksi kimia
hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah
dengan:
V = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
m = Orde reaksi zat A
n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.
Ungkapan Laju Reaksi untuk Sistem Homogen
Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi
molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu,
sebagai berikut:
Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju reaksi
adalah mol/L.det atau M/det.
3. Laju Rerata dan Laju Sesaat
a. Laju rerata
Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata
dengan laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan
menempuh jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60
km/jam. Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan
oleh speedometer kendaraan.
b. Laju Sesaat
Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi
berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk
garis lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari
kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut, sebagai berikut.
Lukis garis singgung pada saat t
Lukis segitiga untuk menentukan kemiringan
laju sesaat = kemiringan tangen
d. Orde Dalam Laju Reaksi
Order reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat menentukan apapun
tentang order reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi.
Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk menyelidiki apa yang terjadi
dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu reaktan, A, berubah, Beberapa hal-hal
sederhana yang akan kita temui adalah ;
Kemungkinan pertama : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat ganda pula.
JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4, laju reaksi pun akan menjadi 4 kali
lipat.
Kita dapat mengekspresikan persamaan ini dengan simbol :
Adalah cara yang umum menulis rumus dengan tanda kurung persegi untuk menunjukkan
konsentrasi yang diukur dalam mol per desimeter kubik (liter).
Kita juga dapat menulis tanda berbanding lurus dengan menuliskan konstanta (tetapan), k.
Kemungkinan lainnya : Laju reaksi berbanding terbalik dengan kuadrat konsentrasi A
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi dari A, laju reaksi akan bertambah 4 kali
lipat (22). Jika konsentras dari Ai ditingkatkan tiga kali lipat, laju reaksi akan bertambah
menjadi 9 kali lipat (32). Dengan simbol dapat dilambangkan dengan:
Secara umum,
Dengan melakukan percobaan yang melibatkan reaksi antara A dan B, kita akan
mendapatkan bahwa laju reaksi berhubugngan dengan konsentrasi A dan B dengan cara :
Hubungan ini disebut dengan persamaan laju reaksi :
Kita dapat melihat dari persamaan laju reaksi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh pangkat
dari konsentrasi dari A dan B. Pangkat-pangkat ini disebut dengan order reaksi
terhadap A dan B
Jika order reaksi terhadap A adalah 0 (no), berarti konsentrasi dari A tidak mempengaruhi
laju reaksi.
Order reaksi total (keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order. Sebagai
contoh, di dalam reaksi order satu terhadap kedua A dan B (a = 1 dan b = 1), order reaksi
total adalah 2. Kita menyebutkan order reaksi total dua.
Beberapa contoh
Tiap contoh yang melibatkan reaksi antara A dan B, dan tiap persamaan laju didapat dari
ekperimen untuk menentukan bagaimana konsentrasi dari A dan B mempengaruhi laju
reaksi.
Contoh 1:
Dalam kasus ini, order reaksi terhadap A dan B adalah 1. Order reaksi total adalah 2, didapat
dengan menjumlahkan tiap-tiap order.
Contoh 2:
Pada reaksi ini, A berorder nol karena konsentrasi A tidak mempengaruhi laju dari
reaksi. Bberorder 2 , sehingga order reaksi total adalah dua.
Contoh 3:
Pada reaksi ini, A berorder satu dan B beroder nol, karena konsentrasi B tidak
mempengaruhi laju reaksi. Order reaksi total adalah satu.
Bagaimana bila kita memiliki reaktan-reaktan lebih dari dua lainnya?
Tidak menjadi masalah berapa banyak reaktan yang ada. Konsentasi dari tiap reaktan akan
berlangsung pada laju reaksi dengan kenaikan beberapa pangkat. Pangkat-pangkat ini
merupakan order tersendiri dari setiap reaksi. Order total (keseluruhan) dari reaksi didapat
dengan menjumlahkan tiap-tiap order tersebut.
Ketetapan laju
Hal yang cukup mengejutkan, Ketetapan laju sebenarnya tidak benar-benar konstan.
Konstanta ini berubah, sebagai contoh, jika kita mengubah temperatur dari reaksi,
menambahkan katalis atau merubah katalis.
Tetapan laju akan konstan untuk reaksi yang diberikan hanya apabila kita mengganti
konsentrasi dari reaksi tersebut. Anda akan mendapatkan efek dari perubahaan suhu dan
katalis pada laju konstanta pada halaman lainnya.
Kalkulasi yang melibatkan order reaksi
Anda akan dapat menghitung order dari reaksi dan tetapan laju dari data yang diberikan
maupun dari hasil percobaan yang Anda lakukan.
VI. Data Pengamatan
No Vol HCl 1M Vol Na2S2O3 0,1 M
Vol H2O
Vol Total
Konsentrasi Na2S2O3 awal
reaksi (M)
Waktu (t)
V
1 10 20 - 30 0,1 10,78 0,09282 10 15 5 30 0,075 21,65 0,04623 10 10 10 30 0,05 35,69 0,0284 10 5 15 30 0,035 33,45 0,0299
No Vol Na2S2O3
0,1 M
Vol HCl 1M Vol H2O
Vol Total
Konsentrasi HCl awal reaksi (M)
Waktu (t)
V
1 20 10 - 30 0,1 23,54 0,04252 20 7,5 2,5 30 0,075 29,09 0,03443 20 5 10 30 0,05 41,50 0,0241
VII. Analisis Data dan Pembahasan Dilakukan dua kali percobaan dengan larutan yang sama. Na2S2O3 dan HCl.
Dipercobaan pertama, HCl digunakan sebagai larutan yang tidak berubah. Sedangkan Na2S2O3 adalah larutan yang terus dicairkan dengan menambahkan larutan H2O ke dalamnya hingga menghasilkan konsentrasi Na2S2O3 yang baru. Larutan Na2S2O3 yang baru lalu dituangkan ke dalam larutan HCl yang ditaruh di atas tanda X. Dengan stopwatch, dihitung berapa waktu yang diperlukan sampai tanda X di dasar gelas tak terlihat lagi akibat campuran larutan Na2S2O3 dan HCl yang mengeruh.
Hasil waktu yang didapatkan dari percobaan pertama, percobaan pada saat Na2S2O3 dicairkan adalah waktu yang semakin bertambah bersamaan dengan konsentrasi Na2S2O3 (M) yang semakin mengecil. Yang berarti semakin kecil konsentrasi larutan, semakin lama waktu yang dibutuhkan larutan tersebut untuk bereaksi. Sama seperti teori. Walaupun pada uji yang ke 4, hasil waktu tempuh lebih kecil daripada uji yang 3. Hal ini bisa dipengaruhi oleh miss counting, salahnya saat penghitungan waktu saat percobaan.
Pada percobaan yang kedua, volume larutan yang digunakan tetap adalah Na2S2O3. HCl dijadikan sebagai campuran dengan dicairkan terlebih dahulu dengan H2O . lalu seperti percobaan pertama, Na2S2O3 dan HCl dicampurkan di atas tanda X. Dengan stopwatch, dihitung berapa waktu yang diperlukan sampai tanda X di dasar gelas tak terlihat lagi akibat campuran larutan Na2S2O3 dan HCl yang mengeruh. Seperti halnya di percobaan pertama.
Hasil yang di dapat sama seperti percobaan pertama. Semakin rendahnya konsentrasi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk larutan bereaksi. Sesuai dengan teori. Walaupun pada uji yang ke 3, hasil waktu tempuh lebih kecil
daripada uji yang 2. Hal ini bisa dipengaruhi oleh miss counting, salahnya saat penghitungan stopwatch saat percobaan atau human error lainnya.
VIII. Kesimpulan Semakin kecil konsentrasi sebuah larutan, maka semakin lama waktu yang
diperlukan larutan untuk bereaksi. Persamaan laju reaksi Na2S2O3 dan HCl adalah:
V=K [Na2S2O3 ]2 [HCl ]1
Didapat dari pembuatan grafik antara V terhadap konsentrasi Na2S2O3 ataupun terhadap HCl.
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
Orde Reaksi Na2S2O3
Series4
M(Konsentrasi Na2S2O3)
V (L
aju
Reak
si)
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110
0.0050.01
0.0150.02
0.0250.03
0.0350.04
0.045
Orde Reaksi HCl
Series2
M (Konsentrasi HCl)
V (L
aju
Reak
si)
IX. Pertanyaan 1. Buatlah grafik 1/t terhadap konsentrasi Na2S2O3!
Konsentrasi Na2S2O3 Laju Reaksi
(1/t)
0,1 0,0928
0,075 0,0462
0,05 0,028
0,025 0,03
2. Bagaimana hubungan antara 1/t dengan konsentrasi Na2S2O3?
Hasil laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi Na2S2O3. Semakin kecilnya konsentrasi
Na2S2O3 akibat adanya pengenceran membuat hasil laju reaksi ikut makin mengecil.
3. Berapa tingkat reaksi terhadap Na2S2O3?
Berdasarkan hasil data yang sudah dibuat menjadi grafik, orde Na2S2O3 adalah dua dimana
laju bergantung pada konsentrasi satu reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua
atau konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan dengan bilangan
satu.
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
Orde Reaksi Na2S2O3
Series4
M(Konsentrasi Na2S2O3)
V (L
aju
Reak
si)
4. Buatlah grafik 1/t terhadap konsentrasi HCl!
Konsentrasi HCl Laju Reaksi
(1/t)
0,1 0,0425
0,075 0,0344
0,05 0,0241
0,025 0,0425
5. Bagaimana hubungan antara 1/t dengan konsentrasi HCl?
Sama seperti Na2S2O3., Hasil laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi HCl. Semakin
kecilnya konsentrasi HCl akibat adanya pengenceran dengan Aquades membuat hasil laju
reaksi ikut makin mengecil. Yang membedakan hanyalah hasil orde reaksi dari keduanya.
6. Berapa tingkat reaksi terhadap HCl?
Berdasarkan hasil data yang sudah dibuat menjadi grafik, orde HCl adalah satu. Persamaan
reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi berbanding lurus terhadap
konsentrasinya pereaksinya.
7. Tulis persamaan laju reaksi terhadap Na2S2O3. Dan HCl!
V=K [Na2S2O3]2[HCl ]1
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110
0.0050.01
0.0150.02
0.0250.03
0.0350.04
0.045
Orde Reaksi HCl
Series2
M (Konsentrasi HCl)
V (L
aju
Reak
si)
2. I. Tujuan
Mengetahui pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu pada laju reaksi.
II. Landasan Teori
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang
sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin
kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan
itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan
itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang
berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya,
apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan
sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi
energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang
dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana
untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-
pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk
suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses
yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya:
... (1)
... (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2,
sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis ZieglerNatta yang digunakan
untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses
Haber, yaitu sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat
menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan
laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat
daripada molaritas yang tinggi.
Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan
naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka
semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan
semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
a. Air (H2O)
Air (H2O) merupakan senyawa yang paling melimpah di permukaan bumi, yang mencakup sekitar 70
persen dari planet ini. Di alam, air ada dalam cairan, negara padat, dan gas. Hal ini dalam
kesetimbangan dinamis antara cairan dan gas negara pada suhu dan tekanan standar. Pada suhu
kamar, itu adalah cairan hambar dan tidak berbau, hampir tidak berwarna dengan sedikit
biru. Banyak zat larut dalam air dan sering disebut sebagai pelarut universal. Karena itu, air di alam
dan digunakan jarang murni dan beberapa properti mungkin sedikit berbeda dari orang-orang dari
bahan murni. Namun, ada juga banyak senyawa yang pada dasarnya, jika tidak sepenuhnya, tidak
larut dalam air. Air adalah substansi hanya umum ditemukan secara alami dalam semua tiga negara
umum materi dan itu sangat penting bagi semua kehidupan di Bumi [4] Air. Biasanya membuat naik
55% sampai 78% dari tubuh manusia.
Bentuk air
Seperti banyak zat, air dapat mengambil berbagai bentuk yang dikategorikan oleh fase materi. Fasa
cair adalah yang paling umum di antara fase air (dalam atmosfer bumi dan permukaan) dan
merupakan bentuk yang umumnya ditandai dengan kata "air." Fasa padat air dikenal sebagai es dan
biasanya membutuhkan struktur keras, kristal digabung, seperti es batu, kristal atau butiran longgar
akumulasi, seperti salju. Untuk daftar dari berbagai bentuk kristal dan amorf yang berbeda dari H2O
padat, lihat artikel es. Fase gas air dikenal sebagai uap air (atau uap), dan ditandai oleh air dengan
asumsi konfigurasi awan transparan. (Perhatikan bahwa uap terlihat dan awan, pada kenyataannya,
air dalam bentuk cair tetesan menit melayang di udara.) Keadaan keempat air, yang dari fluida
superkritis, jauh kurang umum daripada tiga lainnya dan jarang terjadi di alam, dalam kondisi yang
sangat tidak layak huni. Ketika air mencapai suhu kritis tertentu dan tekanan kritis tertentu (647 K
dan 22,064 MPa), cair dan fase gas bergabung ke salah satu fase cairan homogen, dengan sifat-sifat
baik gas dan cairan. Salah satu contoh yang terjadi secara alami air superkritis ditemukan di bagian
terpanas dari ventilasi hidrotermal air yang dalam, di mana air dipanaskan sampai suhu kritis
mendidih bulu vulkanik dan mencapai tekanan kritis karena berat menghancurkan laut di kedalaman
ekstrim di yang ventilasi berada. Selain itu, di mana saja ada aktivitas vulkanik di bawah kedalaman
2,25 km (1,40 mil) dapat diharapkan untuk memiliki air dalam fase superkritis [6].
Wina Standard Rata-Rata Air Samudra adalah standar internasional saat ini untuk isotop air. Alami
air hampir seluruhnya terdiri dari protium neutron-kurang hidrogen isotop. Hanya 155 ppm
termasuk deuterium (2H atau D), isotop hidrogen dengan satu neutron, dan kurang dari 20 bagian
per triliun termasuk tritium (3H atau T), yang memiliki dua.
Air berat adalah air dengan kandungan deuterium lebih tinggi dari rata-rata, sampai dengan 100%.
Secara kimia, itu serupa tetapi tidak identik dengan air biasa. Hal ini karena inti deuterium adalah
dua kali lebih berat protium, dan ini menyebabkan perbedaan nyata dalam energi ikatan. Karena
molekul air bertukar atom hidrogen dengan satu sama lain, hidrogen deuterium oksida (DOH) jauh
lebih umum di negara-kemurnian air berat daripada monoksida dideuterium murni (D2O). Manusia
umumnya tidak menyadari perbedaan rasa, [7] tapi kadang-kadang melaporkan sensasi terbakar [8]
atau manis rasa [9]. Tikus, bagaimanapun, dapat menghindari air berat oleh bau. [10] Beracun untuk
banyak hewan, [10 ] air berat digunakan dalam industri reaktor nuklir sampai sedang
(memperlambat) neutron. Reaktor air ringan juga umum, di mana "cahaya" hanya menunjuk air
normal.
Air ringan lebih khusus lagi merujuk deuterium-habis air (DDW), air di mana konten deuterium telah
berkurang di bawah level 155 ppm standar.
b. Na2S2o3
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh karena itu,
larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih dahulu. Hal ini disebabkan
kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya
bakteri yang memanfaatkan sulfur (S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium
tiosulfat (Na2S2O3) akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :
S2O32- + H+ D HS2O3
- D HSO3- + S ¯
Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan pada waktu titrasi
tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat cukup asam, asal titrasi dilakukan
dengan penambahan titran yang tidak terlalu cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian
S2O32-, ketidakstabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari
bakteri yangmenyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3
-, SO42-, dan S↓. S ini tampak
sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda bahwa larutan harus
diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)
hendaknya digunakan air yang sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti
khloroform, natrium benzoat, atau HgI2.
Standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) biasanya menggunakan larutan KIO3 yang
mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga cukup memenuhi syarat sebagai larutan baku
primer. Namun sebagai baku primer KIO3 juga mempunyai kelemahan yaitu mempunyai berat
ekivalen yang cukup rendah yaitu sebesar 35,67.
c. HCl
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ). Ia adalah asam kuat, dan
merupakan komponen utama dalamasam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam
industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya.
Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini
digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf,
dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam
rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan,
meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil
klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi
penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas
HCl diproduksi setiap tahunnya.
V. Data Pengamatan
Tabel1
Tabung Reaksi Pita Logam HCl Waktu
1 5 cm 1M 1,49 min
2 5 cm 2M 1,32 min
3 5 cm 3M 30 sec
Tabel 2
Tabung Reaksi CaCo3 HCl Waktu
1 Serbuk 1M 2,37 sec
2 Butiran 1M 3,10 min
3 Kepingan 1M 3,34 min
Tabel 3
Percobaan Temperatur HCl Na2S2O3 Waktu
1 27 1M 0,2 M 10,23 sec
2 37 1M O,2 M 5,8 sec
3 47 1M 0,2 M 3,84 sec
VI. Analisis data & Pembahasan
Dari hasil percobaan pertama, pita logam magnesium yang panjangnya sama (5cm)
direaksikan oleh 5ml HCl dengan konsentrasi (berurut) 0,5M, 1M, dan 1,5M, dengan waktu
reaksi (berurut)1 menit 49 detik ; 1 menit 32 detik ; dan 30 detik, hasil ini sesuai dengan teori
yang menjelaskan bahwa semakin besar konsentrasi suatu pereaksi maka semakin cepat
terjadinya reaksi
Dari hasil percobaan kedua, CaCO3 1gr dengan bentuk (berurut) serbuk, butiran, dan
kepingan direaksikan oleh 5ml HCl 1M, dengan waktu reaksi (berurut) 2,37 detik ; 3 menit
10,34 detik ; dan 3 menit 34,20 detik. Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
semakin kecil luas permukaan suatu zat, maka semakin lama terjadinya reaksi
Dari hasil percobaan ketiga, 5ml HCl 2M dengan suhu (berurut) 27’C, 37’C, dan 47’C
direaksikan dengan 10ml Na2S2O3 0,2M dengan waktu reaksi (berurut) 10,22 detik ; 5,10
detik ; dan 3,84 detik. Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin besar
suhu suatu reaksi, semakin cepat terjadinya reaksi
VII. Kesimpulan
o Konsentrasi suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karena semakin besar konsentrasi suatu zat
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
o Luas permukaan suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karna semakin besar luas permukaan
suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
o Suhu suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karena semakin besar suhu sutu zat maka semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
VIII. Pertanyaan
1. Buatlah grafik konsentrasi HCl dengan 1/t!
Konsentrasi HCl Laju reaksi (1/t)
1,00 0,0092
2,00 0,0109
3,00 0,0334
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi asam klorida pada reaksi dengn pita magnesium?
Konsentrasi zat berbanding lurus dengan laju reaksi. Semakin besar konsentrasi suatu zat
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
3. Buatlah grafik antara CaCo3 dengan 1/t!
Bentuk CaCo3 Laju Reaksi
Serbuk 0,422
Butiran 0,0053
Kepingan 0,0047
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
Series2
Konsentrasi HCl
Laju
Rea
ksi
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.350.4
0.450.422
0.0053 0.0047
Series2
Laju
Rea
ksi
4. Bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh batu pualam terhadap laju reaksi di
atas?
Luas permukaan bidang berbanding lurus dengan laju reaksi. semakin besar luas permukaan
suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
5. Buatlah grafik antara temperatur dengan 1/t!
Temperatur Laju reaksi
27 0,098
37 0,173
47 0,26
6. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap laju reaksi pada reaksi antara larutan Na2S2O3
dengan larutan asam klorida?
Hasil peningkatan temperatur berbanding lurus dengan hasil laju reaksi. Semakin meningkat
suhu suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan zat untuk bereaksi.
25 30 35 40 45 500
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
Series2
Temperatur
Laju
Rea
ksi
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi
http://hera-kimia.blogspot.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Properties_of_water
http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/larutan-natrium-tiosulfat-na2s2o3.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/order_reaksi_dan_persamaan_laju_reaksi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
http://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-i/laju-reaksi/persamaan-laju-reaksi-dan-orde-reaksi/
http://andykimia03.wordpress.com/tag/reaksi-orde-dua/