Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

25
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ACARA II ISOLASI BAKTERI KELOMPOK 3 Penanggung jawab: Erni Astutiningsih (A1M013038) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

description

Mikrobiologi Dasar tentang isolasi bakteri

Transcript of Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Page 1: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

ACARA II

ISOLASI BAKTERI

KELOMPOK 3

Penanggung jawab:

Erni Astutiningsih (A1M013038)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

2014

Page 2: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran.

Jarang sekali kita temukan mikroba di alam yang hidup hanya satu spesies atau

spesies tunggal. Agar mikroba dapat diidentifikasi maka langkah yang pertama

harus dilakukan adalah memisahkan spesies tersebut dari organisme lain yang ada

dihabitatnya, selanjutnya dikembangkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan

yang terdiri dari sel-sel dari satu jenis mikroba. Maka dari itu harus dilakukan

isolasi maupun permurnian agar didapatkan  bakteri dalam keadaan murni. Isolasi

adalah cara yang dilakukan untuk memisahkan mikroba tertentu dari

lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang

sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Maka dari itu

pada praktikum ini kita akan mengetahui dan mempraktekan teknik isolasi

mikroba sehingga kita dapat membiakkan dan menumbuhkan bakteri yang murni.

Cara isolasi mikroba yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah metode

tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), agar miring (slant culture), dan

agar tegak (stab culture) (Thalib, 2004)

B. Tujuan

Mempelajari dan mempraktekan beberapa tahapan dalam isolasi mikroba.

Page 3: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya pada medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah

memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari

campuran berbagai macam mikroba. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari

satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan

aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)

dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis

mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara dikenal sebagai biakan dua-

jenis.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba

akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya  (Indriyani, 2007).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara

lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri

kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari

satu spesies  (Suriawiria, 2005).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari

suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah

metode cawan gores dan metode cawan tuang, yang didasarkan pada prinsip

pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan

anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat

diamati  (Afrianto, 2004).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Agar mikroba dapat tumbuh baik

dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara

lain: harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,

harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai

Page 4: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang

dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril

sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik

(Plezar, 2006).

Ada empat metode mengisolasi bakteri yaitu :

a. Pour plate atau metode tuang

Beberapa ml bakteri dicampur dengan medium yang masih cair. Setelah

inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan

bagian bawah agar.

b. Streak plate atau metode gores

Kawat ose mengandung bakteri digoreskan permukaan agar-agar dalam cawan

petri sebanyak tiga baris.metode ini membutuhkan keterampilan karena jika salah

menggoreskan jarum ose akan mengakibatkan medium agar tergores.      

      

c. Slant culture atau agar miring

Kawat ose yang mengandung bakteri digoreskan pada permukaan agar miring

dalam tabung reaksi. Penggoresan dilakukan dengan cara menggoreskan secara

zig-zag pada permukaan agar miring.  

d. Stab culture atau agar tegak

Kawat ose yang mengandung bakteri ditusukkan pada media kira-kira ¾

bagian agar dalam tabung reaksi. Cara ini digunakan untuk menguji bakteri yang

bersifat anerob atau tidak memerlukan oksigen. (Afriyanto, 2004)

Page 5: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Cawan petri steril

2. Tabung reaksi

3. Jarum ose

4. Lampu spiritus

Bahan :

1. Sampel bakteri dari air sungai pada medium NA

2. Medium NA

B. Prosedur Kerja

1. Metode tuang (pour plate)

Diinkubasi cawan petri selama 2 hari dalam posisi terbalik.

Dituang medium NA ke dalam cawan, diratakan.

Diambil 1 ose bakteri dari medium NA dimasukan dalam cawan petri steril dan dicampur dengan akuades.

Disiapkan cawan petri steril, diteteskan 1 ml akuades steril.

Disiapkan medium NA steril suhu sekitar 450-500C.

Page 6: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

2. Metode goresan (streak plate)

3. Agar miring (slant culture)

Diinkubasi cawan petri selama 2 hari.

Dibagi cawan petri menjadi 4 kuadran. digoreskan 3 baris pada kuadran pertama, kemudian pada kuadran kedua sebanyak 3 baris menyambung

goresan pertama dan seterusnya.

Diambil 1 ose bakteri, digoreskan pada permukaan agar dalam cawan petri.

Dituangkan medium ke dalam cawan petri steril, diratakan dan dibiarkan memadat.

Disiapkan medium NA steril suhu sekitar 450-500C

Ditutup tabung reaksi dan diinkubasi selama 2 hari.

Diambil 1 ose bakteri murni, digoreskan zig-zag pada permukaan agar.

Disiapkan medium agar miring steril dalam tabung reaksi.

Page 7: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

4. Agar tegak (stab culture)

Ditutup tabung reaksi dan diinkubasi selama 2 hari.

Diambil 1 ose bakteri murni, dan ditusukan kedalam agar sepanjang 3/4 bagian.

Disiapkan medium agar tegak steril dalam tabung reaksi.

Page 8: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pour Plate

Udara Air Sumur

Tanah

Page 9: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Air Sungai

Makanan

Streak Plate

Page 10: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Udara Air Sumur

Tanah

Page 11: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Air Sungai

Page 12: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Makanan

Slant Culture

Udara Air Sumur

Page 13: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Air Sungai

Tanah

Makanan

Stab Culture

Page 14: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Udara Air Sumur

Page 15: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

Air Sungai Tanah

Makanan

B. Pembahasan

Dalam praktikum isolasi bakteri, diperlukan medium yang berisi zat hara

untuk metabolisme sel, sintesis sel dan pertumbuhan sel. Yang digunakan dalam

praktikum adalah medium padat yaitu agar. Media yang digunakan dalam

praktikum adalah NA karena yang akan di biakan adalah bakteri. Metode yang

dilakukan antara lain :

1. Metode tuang (pour plate)

Metode tuang terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini

digunakan bakteri dari udara, air sumur, air sungai tanah dan makanan yang sudah

Page 16: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

dibuat dalam acara 1 dengan medium NA dalam cawan petri. Akuades dituang

ditengah cawan, lalu diambil 1 ose bakteri dan dicampurkan dengan akuades

yang ada ditengah cawan. Selanjutnya dituangkan media ke dalam cawan petri,

media yang  digunakan yaitu NA pada suhu 45 oC – 50 0C. Cawan ini kemudian

diputar untuk mencampur isinya dan dibiarkan memadat. Setelah memadat,

diinkubasi selama 2 hari dan terlihatlah koloni yang ada pada media tersebut. 

Tujannya adalah memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain sehingga terbentuk

menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam medium yang padat. Pada percobaan

isolasi bakteri dengan menggunakan teknik pour plate bentuk koloni bakteri

menyebar tidak teratur. Bakteri yang ada pada medium bentuknya tidak beraturan,

ukurannya titik dan ada beberapa yang berukuran kecil. Kenampakan bentuknya

datar atau flat, dan bagian tepi koloni seperti terdapat filamen.

2. Metode goresan (streak plate)

Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini

digunakan bakteri dari udara, air sumur, air sungai tanah dan makanan yang sudah

dibuat dalam acara 1 dengan medium NA dalam cawan petri. Medium NA dengan

suhu 45 0C – 50 0C dituangkan kedalam cawan petri steril dan diratakan

selanjutnya dibiarkan dingin dan memadat. Setelah medium NA padat, ambil 1

ose bakteri pada acara 1 kemudian goreskan pada permukaan agar. Cara

menggoreskannya yaitu cawan dibagi menjadi 4 bagian kemudian goreskan

bakteri pada permukaan agar tiga baris yang menyambung dari cawan kuadran ke-

1 sampai ke cawan kuadran ke-4. Setelah diinkubasi selama 2 hari akan terlihat

koloni bakteri berkumpul pada goresan-goresan tersebut. Seharusnya pada

kuadran ke-1 terdapat mikroba dalam jumlah yang penuh kemudian semakin

berkurang pada setiap kuadrannya, dan seharusnya pada kuadran ke-4 mampu

diamati koloni mikrobanya. Dikarenakan pada saat penggoresan yang kurang

baik, atau terjadinya kontaminasi sehingga bakteri menyebar ke semua bagian

cawan. Bakteri yang dihasilkan ada bermacam-macam ukuran ada yang besar dan

kecil, bentuk koloni bakteri tidak beraturan, kenampakan bentuk koloni datar dan

bagian tepi koloni tidak rata dan cenderung bergelombang.

Page 17: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

3. Agar miring (slant culture)

Metode ini mirip dengan metode streak plate, hanya saja metode slant

culture ini (agar miring) media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan posisi

miring. Satu ose bakteri diambil dari acara I dan digoreskan dengan arah zig-zag

dimulai dari bawah tabung. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam untuk

melihat pertumbuhan bakteri. Dalam percobaan yang dilakukan ada pertumbuhan

bakteri yang terlihat di permukaan agar. Bakteri yang tumbuh disekitar goresan

berukuran titik dan kecil. Bakteri yang tumbuh bersifat aerob.

4. Agar tegak (stab culture)

Medium NA disiapkan dalam tabung reaksi, kemudian 1 ose koloni

bakteri diambil dari acara I dan ditusukkan dengan menggunakan jarum ose yang

ujungnya runcing. Setelah itu tabung ditutup menggunakan kapas dan plastik dan

diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari inkubasi terdapat pertumbuhan mikroba

pada agar ditusukkan sebelumnya. Bakteri yang tumbuh memiliki bentuk seperti

gelembung dan bakteri yang tumbuh bersifat anaerob. Pada metode stab culture

ini teerjadi kontaminasi dengan mikro organisme lain yang menyebabkan

permukaan agar tegak menjadi berwarna hijau kebiru-biruan.

C.

Page 18: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum isolasi mikroba

antara lain :

1. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya dalam medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah

memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari

campuran bermacam-macam mikroba.

2. Isolasi bakteri yang dilakukan pada praktikum ini dengan cara metode tuang

(pour plate), metode goresan (streak plate), agar miring (slant culture), dan agar

tegak (stab culture) yang semuanya menggunakan sample dari medium NA

dari acara 1.

3. Medium yang digunakan medium NA karena medium ini cocok untuk

menumbuhkan bakteri.

B. Saran

Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih teliti lagi dalam setiap

metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan.

Keadaan lab, alat- alat yang digunakan dan praktikan juga harus diperhatikan,

untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara).

Page 19: Laporan Praktikum Isolasi Bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala

(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Indriyani, Nur dan Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Plezar.2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta

Amilius Thalib, Widiawati Y., dan Hamid H., 2004, Uji Efektif Isolasi

Bakteri Hasil Isolasi Mikroba Rumen dengan Media Asetogen sebagai

Inhibutor Metanogenesis, JLTV, Vol. 9 (4).