Laporan Praktikum Icthyologi - For Merge
-
Upload
samgarsyahputrahanura -
Category
Documents
-
view
167 -
download
10
Transcript of Laporan Praktikum Icthyologi - For Merge
LAPORAN PRAKTIKUM ICTHYOLOGIPENGAMATAN SIFAT MORFOLOGI KUALITATI KUANTITATIFIDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN KUNCI IDENTIFIKASI IKAN
KLASIFIKASI DAN PENYEBUTAN NAMA IKANTUBUH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)
Oleh
NAMA : SAMGAR SYAHPUTRA H
NIM : G1D113022
KELOMPOK : X (SEPULUH)
ASITEN : RUSILA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
BANJARBARU
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha ESA ,
karena atas berkat dan rahmat-Nya jualah praktikan dapat menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada para Dosen dan kakak-kakak asisten yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada praktikan dalam
melaksanakan kegiatan praktikum beserta semua pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyelesaian lapoan ini.
Praktikan menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan maupun isinya, oleh
karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata praktikan berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Khilaf dan keterbatasan penulis dalam penulisan agar dimaklumi
karena kekurangan berasal dari penulis sendiri dan segala kesempurnaan berasal
dari Tuhan yang Maha ESA.
Banjarbaru,Maret2014
Praktikan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B.Tujuan Praktikum........................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
III. METODE PRAKTIKUM.................................................................. 8
A. Waktu dan Tempat....................................................................... 8
B. Alat dan Bahan............................................................................ 8
C. Prosedur Kerja............................................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 10
A. Pengamatan Sifat atau Ciri Morfologi (Anatomi Luar) Kualitatif
Tubuh Ikan................................................................................... 10
1. Hasil ............................................................................ 10
2. Pembahasan ......................................................................... 15
B. Pengamatan Sifat atau Ciri (Anatomi Luar) Kuantitatif Ikan...... 15
1. Hasil..................................................................................... 15
2. Pembahasan........................................................................... 16
C. Identifikasi / Determinasi Ikan.................................................... 17
1. Hasil...................................................................................... 17
2. Pembahasan........................................................................... 19
D. Klasifikasi dan Penamaan Ikan.................................................... 21
1. Hasil ..................................................................................... 21
2. Pembahasan.......................................................................... 21
V. PENUTUP.......................................................................................... 24
A. Kesimpulan.................................................................................. 24
B Saran ......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii ) Utuh.............................. 10
2. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) Beserta Ukurannya........ 11
3. Kepala Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) ………………... 11
4. Kepala Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) Beserta
Ukurannya...................................................................................... 11
5. Sirip Punggung Ikan Tambakan (Helostoma temminckii).............. 12
6. Sirip Dada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)...................... 12
7. Sirip Perutikan Tambakan (Helostoma temminckii)....................... 12
8. Sirip Dubur Ikan Tambakan (Helostoma temminckii).................... 13
9. Sirip Ekor Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)....................... 13
10. Insang Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)............................ 14
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Ciri Morfologi Kualitatif Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)..... 14
2. Ciri Morfologi Kuantitatif Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)... 15
3.
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ichtyologi adalah ilmu dasar khusus dalam bidang perikanan, sebagai
suatu mata kuliah, Ichtyologi ini meliputi kegiatan kuliah dan praktikum yang
tujuannya untuk melengkapi. Species adalah katagori taksonomi yang paling
penting. Semula perkataan species berarti jenis dan pertama kali digunakan oleh
ahli Biologi J. Ray (1686) dan kemudian oleh Linnaeus dan para ahli taksonomi
pada abad ke sembilan belas. Para ahli Yunani, terutama Plato dan para
pengikutnya menggunakan perkataan eidos dalam tujuan yang sama.
Genus adalah suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari beberapa
species yang bersamaan atau yang berhubungan dekat. Berbeda dengan katagori-
katagori yang lebih tinggi, kepada genus diberikan pengakuan dengan nama
ilmiah dari jasad anggotanya.
Morfologi ikan adalah ilmu untuk mengenal bentuk luar ikan termasuk
bagian seperti bentuk-bentuk tubuh, mulut, posisi sirip perut terhadap sirip dada,
bentuk-bentuk sirip ekor, bentuk linea literalis (garis rusuk) dan ciri-ciri khusus
seperti finlet, skut, kill, adipose fin (sirip lemak dan sebagainya).
Morfologi ikan meliputi organ-organ luar yang mudah terlihat seperti :
1. Mulut
2. Mata
3. Operculum (tutup insang)
4. Sirip punggung (dorsal fin)
5. sirip dada (pectoral fin)
6. Sirip perut (ventral fin)
7. Sirip anus (anal fin)
8. Sirip ekor (caudal fin)
9. Sisik dan garis rusuk (linea lateralis).
Ciri morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau
bagian tubuh ikan, misalnya panjang total, panjang baku, panjang kepala, panjang
bagian di depan sirip punggung, panjang dasar jari-jari keras, dan juga lemah sirip
punggung, panjang dasar jari-jari keras dan lemah sirip dubur, panjang dasar jari-
jari keras, pengeras dan juga lemah sirip ekor, panjang batang ekor, panjang jari-
jari sirip dada yang terpanjang, panjang ekor, panjang rahang atas dan rahang
bawah, tinggi badan, lebar badan dan lebar bukaan mulut. Ciri meristik adalah ciri
yang berkaitan dengan jumlah dari bagian tubuh ikan.
Ukuran-ukuran ikan yang telah didapatkan ini merupakan salah satu hal
yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomi akan mengidentifikasi ikan yang
dimaksud dengan ukuran jarak antara bagian tubuh kebagian tubuh lain,
umumnya dinyatakan dalam milimeter (mm) atau centimeter (cm).
Tiap spesies ikan-ikan mempunyai ukuran mutlak yang berbeda-beda.
Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan hidup. Karena
adanya berbagai jenis ikan yang hidup dan pernah hidup di dunia ini, untuk
memudahkan mengetahui dan mengenali ikan tersebut, terutama bagi ikan-ikan
yang belum tahu atau baru dikenal, orang membuat kunci identifikasi sehingga
dapat membantu orang lain yang ingin mengenali atau mempelajari ikan yang
bersangkutan.
.
B.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah :
1. Pengamatan sifat morfologikualitatif tubuh ikan tujuannya adalah untuk
memahami atau mengamati ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan
yang selanjutnya digunakan untuk mencandera ,mendiagnosis atau
mendeskripsi ciri morfologi dari ikan yang bersangkutan.
2. Pengamatan sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan tujuannya adalah untuk
memahami dan mengamati ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan
yang selanjutnya digunakan untuk mencandera, mendiagnosis atau
mendeskripsi ciri morfologi dari ikan yang bersangkutan, yang khususnya
langsung ditampilkan dalam bentuk nilai kuantitatif (angka).
3. Identifikasi/determinasi dan penggunaan kunci identifikasi ikan tujuannya
adalah untuk melakukan pengidentifikasian ikan menggunakan buku
petukjuk identifikasi ikan. Hasil akhir adalah penyebutan nama ikan (nama
ilmiah, nama internasional dan nama lokal).
4. Klasifikasi dan penyebutan nama ikan tujuannya adalah untuk melakukan
pengidentifikasian.
5. Untuk memberikan pengalaman praktis mengenai pekerjaan koleksi ikan,
khususnya untuk ikan-ikan yang terdapat disekitar kampus yang
memungkinkan terbanyak adalah jenis-jenis ikan air tawar.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Ichtyologi merupakan cabang dari ilmu hayat (Biologi) dan tepatnya
merupakan suatu cabang ilmu binatang (zoologi). Ichtyologi dengan arti
singkatnya merupakan suatu ilmu yang khusus mempelajari tentang ikan. Kata
ichtyologi asal mulanya dari bahasa greek atau Yunani dan disebut icthyologia,
dimana dalam perkataan icthyologi berarti ikan dan logos yang berarti ilmu.
Maka ichtyologi berarti ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari tentang ikan
dan segala aspek kehidupannya.
Ridwan et al (2009) menyatakan bahwa sirip pada ikan berperan sangat
penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung
(D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip
tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan
yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh
kelima sirip tersebut secara sempurna.
Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip
pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus
(A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada
sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan
di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
Melainkan ada yang tidak lengkap (Manda et al, 2005).
Hergun (2003) mengatakan suhu air yang disukai ikan berkisar antara 20-
25.5 derajat Celsius.
Penyebaran ikan merupakan yang terluas diantara semua organisme yang
ada dimuka bumi ini. Hal ini disebabkan luasnya perairan yang terdapat dimuka
bumi ini yaitu sekitar 0,75% dari total permukaan bumi. Akan tetapi, perairan
yang terdapat di muka bumi ini mempunyai sifat yang berlainan yang secara garis
besar dibedakan atas perairan darat yang bersifat tawar dan laut yang bersifat asin.
Dan penyebaran ikan di muka bumi ini tidak selamanya baik. Dalam hal ini
disebabkan oleh adanya penghalang baik secara kimia, fisik maupun biologi.
Berdasarkan perbedaan yang terdapat pada perairan dan sifatnya maka dapat
menyebabkan ikan yang ada disuati perairan harus beradaptasi dengan
lingkungan. Agar ikan dapat bertahan hidup diperairan tersebut adaptasi yang
dilakukan ikan terjadi dalam beberapa segi antara lain segi morfologi dan segi
anatomi (Effendi, 1997)
Secara taksonomi ikan tambakan diklasifikasikan kedalam
ordopercomorphoidei, subordo anabantoidea, family helostomatidae, genus
helostoma dan spices helostoma temminckii c.v (ligga dan Susanti, 1995).
Susanto (1995) menyatakan bahwa cirri-ciri ikan tambakan yaitu badan
kesamping (compresed) dan berbentuk oval-lonjong. Mulut monyong dapat
disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil, rahang atas bawah sama, bibir
tebal mempunyai deretan gigi biasanya pada ujungnya berwarna hitam. Sisik
tergolong stenoid, jika diraba kasar karena ada duri pada tepinya. Jari-jari sirip
dada pertama mengalami moodifikasi berbentuk benang memanjang. Sisik pada
daerah punggung kehijauan-kehijauan agak kelabu, lebih terang dari pada bagian
perut dan mempunyai garis-garis membujur longitudinal.
Asmawi (1984) menyatakan bahwa tambakan ada dua jenis yaitu
tambakan gibas yakni yang bewarna kehijauan-kehijauan dimana berat tubuhnya
mencapai 500 gram per ekor, bahkan 1 kg atau lebih. Dan tambakan kanyere
yakni berwarna kekuning-kuningan dan tubuhnya tidak terlalu besar paling besar
hanya sekitar 200 gram per ekor.
Ikan tambakan tergolong sebagai pemakaman plankon dan detritus.
Bentuk tubuhnya gepeng dan punggungnya berduri banyak., sehingga cocok
untuk di pelihara di daerah yang banyak terdapat pemangsa seperti ular. Ikan ini
tahan terhadap kekurangan oksigen karena mempunyai alat pernapasan tambahan
(labirin) yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara.
Ikan tambakan biasanya dipelihara daerah-daerah dengan ketinggian
antara 150-750 m di atas permukaan laut dengan suhu air optimum antara 25-30
derajat Celcius (ASMAWI, 1984).
Ikan tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik
(hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah aslli tempatnya
tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal, berarus tenang,
dan banyak terdapat tanaman air. Pada awalnya ikan tambakan hanya ditemukan
di perairan air tawar Asia Tenggara, namun belakangan mereka menyebar
keseluruh wilayah yang beriklim hangat sebagai binatang introduksi.
Menurut susanto (1999) menyatakan bahwa, ikan tambakan merupakan
ikan sungai atau rawa, ikan menghendaki tempat yang hangat yang berada pada
ketinggian antara 150 sampai 750 m dari permukaan laut, suhu optimum untuk
ikan tambakan berkisar antara 25-30 derajat celcius.
Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar,
dalam waktu kurang 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah
hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi
ketika periiode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim kawin
ikan tambakan terjadi antara bulan Mai dan Oktober.
Perkawinan antar dua ikan tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi
dibawah tanaman air yang mengapung. Ikan tambakan betina selanjutnya akan
melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung diantara tanaman air.
Tidak seperti anggota sobordo anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak
membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan
yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke
air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan
tambakan sudah bisa berenang bebas.
Ikan tambakan adalah ikan omnivore yang mau memakan hamper segala
makanan. Makanya berfariasi, mulai dari mulu, tanaman air, zooplankton, hingga
sarangga air.bibirnya yang dilengkapi gigi kecil membantunya mengambil
makanan dari permukaaan benda padat semisal batu. Ikan tambakan juga memiliki
tapis insang (gillraker) yang membantunya menyaring partikel plankton dari air.
Saat sedang mencabut makanan yang menempel dipermukaan benda padat
memakai mulutnya itulah, ikan ini bagi manusia terlihat seolah-olah sedang
mencium benda tersebut.
Menurut Evy (2001) menyatakan bahwa diperairan bebas ikan tambakan
memijah pada musim penghujan. Akan tetapi ikan tambakan yang dioelihara di
kolam dapat dipijahkan sepanjang tahun. Pembiakan dapat berhasil secara baik di
daerah ketinggian 700 m dari permukaan laut, dataran rendah ikan ini juga dapat
dipelihara dengan baik.
Ikan tambakan hidup dengan baik mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi 800 m dari permukaan laut dengan suhu optimum antara 24 derajat
celcius sampai 28 derajat celcius, dan tahan menghadapi kekurangan oksigen,
karena mempunyai alt pernapasan tambahan yang dapat langsung mengambil
oksigen dari udara (Suseno, 1989).
II. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksankan pada hari Jumat, tanggal 28 Maret 2014
pada pukul 16.00-18.00 WITA. Bertempat di Laboratrium Ichtyologi Fakultas
Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
B.Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
No Alat Kegunaan
1 Alat Tulis Menulis hasil pengamatan
2 Jarum Merentangkan sirip ikan
3 Sterofom Alas objek penelitian (ikan)
4 Pinset Menjepit partikel kecil pada objek penelitian
5 Gunting Memotong objek penelitan
6 Tissu Pembersih tangan setelah praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
No Bahan Kegunaan
1 Ikan segar Objek penelitian
C.Prosedur Kerja
1. Pengamatan sifat morfologi kualitatif tubuh ikan
Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :
1) Mengambil dan menempatkan ikan pada meja dihapan praktikan
2) Mengamati dan menggambar bagian ikan yang tampak
3) Mengukur seluruh tubuh ikan, bagian kepala ikaqn, bagian badan ikan,
dan bagian ekor ikan
4) Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus
(terlampir) didalam buku petunjuk praktikum.
2. Pengamatan sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan
Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :
1) Mengambil dan menempatkan ikan pada meja dihapan praktikan
2) Mengamati dan menggambar bagian ikan yang tampak
3) Mengukur seluruh tubuh ikan, bagian kepala ikaqn, bagian badan ikan,
dan bagian ekor ikan
4) Membedah ikan untuk melihat isi yang ada didalam tubuh ikan
5) Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus
(terlampir) didalam buku petunjuk praktikum.
3. Identifikasi / Determinasi ikan dan penggunaan kunci identifikasi ikan
1) Menyiapkan preparat
2) Membaca informasi dari kunci identifikasi
3) Membaca atau mengamati data ciri morfologi
4) Membandingkan dengan kunci
5) Memilih atau menetapkan nomor pilihan
6) Menentukan nama ikan yang bersangkutan.
.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah :
Gambar 1. Ikan Tambakan(Helostomatemminckii)
Keterangan :
1. Mulut2. Mata3. Sirip punggung (dorsal fin)4. Sirip ekor (caudal fin)5. Sirip perut (pectoral fin)6. Sirip dada (ventral fin)7. Sirip anus (anal fin)8. Operculum9. Hidung.
Gambar 3. Gambar Ikan Tambakan (Helostomatemminckii) Beserta Ukuran
Keterangan :
1. Panjang total2. Panjang standar3. Panjang kepala4. Panjang badan5. Panjang ekor6. Panjang bagian didepan sirip punggung7. Tinggi ekor8. Tinggi badan
Gambar 3. Gambar Kepala Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) Secara Utuh
Keterangan :
1. Mulut2. Hidung3. Mata4. Operculum
Gambar 4. Gambar kepala ikan Tambakan (Helostoma temminckii) Secara Utuh dan Ukurannya
Keterangan :
1. Panjang kepala
Gambar 5. Sirip Punggung IkanTambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Jari-jari keras2. Jari-jari lemah
Gambar 6. Sirip Dada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Jari-jari lemah
Gambar 7. Sirip Dubur Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Jari-jari lemah2. Jari-jari keras
Gambar 8. Sirip Perut Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Jari-jari keras
Gambar 9. Sirip Ekor Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Jari-jari keras2. Jari-jari lemah
Gambar 10. Insang Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Keterangan :
1. Tulang Lengkung Insang2. Filamen Insang3. Tafis Insang4. Bunga Karang
Ciri morfologi kualitatif :
No Bagian tubuh Uraian pilihan diskripsi Pilihan1 Bentuk/bangun
tubuh :(1) turpedo, (2) pipih datar anak (depressed), (3) pipih tegak (compressed), (4) sangat pipih (rata, flated), (5) pipih panjang, (6) seperti bola (globiform), (7) seperti ular (snake form)
(3)
2 Warna ikan : (!) belakang hitam perut putih, (2) hijau tua, (3) belakang coklat perut kuning dsb
(2)
3 Rangka ikan terdiri atas :
(1) tulang rawan (mudah dilenturkan), (2) tulang keras
(2)
4 Bangun kepala : (1) simetris, (2) tidak simetris (1)5 Letak mata : (1) pada kiri kanan kepala, (2) pada sisi kepala
yang sama, (3) pada sisi atas kepala(1)
6 Bernafas dengan : (1) insang (1)7 Celah insang (1) pada sisi kiri kanan kepala, (2) pada sisi
bawah kepala(1)
8 Alat labirin (1) tidak ada, (2) ada (1)9 Srip perut : (1) ada, (2) tidak ada (1)10 Sirip punggung : (1) ada, (2) tidak ada (1)11 Alat penempel,
pelekat dan penghisap :
(1) ada, (2) tidak ada (2)
12 Kulit badan : (1) bersisik, (2) berbuku-buku/gelang pembuluh moncong, (3) berduri (4) tidak bersisik (licin)
(1)
13 Linea literalis (garis rusuk) :
(1) ada, (2) tidak ada (1)
14 Letak linea literalis : (1) di atas sirip dada (pectoral), (2) sejajar sirip punggung, (3)di bawah sirip punggung terputus
(1)
15 Bentuk linea literalis : (1) garis lurus, (2) garis lurus patah, (3) garis lengkung ke atas (cembung), (4) garis lengkung kebawah (cekung)
(3)
16 Sirip punggung (dorsal) :
(1) semua berjari-jari keras, (2) berjari-jari keras dan lemah, (3) semua berjari-jari lemah, (4) tidak berjari-jari, (5) tidak ada sirip punggung
(2)
17 Sirip dada (dorsal) : (1)berjari-jari keras dan lemah, (2) semua berjari-jari lemah
(1)
18 Sirip perut (ventral) : (1)berjari-jari keras dan lemah, (2) semua berjari-jari lemah
(1)
19 Sirip dubur (anal) : (1)berjari-jari keras dan lemah, (2) semua berjari-jari lemah
(1)
20 Bentuk ekor : (1)cagak, (2) homocercal, (3) heterocercal (2)21 Rusuk/jari-jari sirip (1)berjari-jari, (2) tidak berjari-jari (1)
ekor :22 Sisik : (1)sikloid, (2) ktenoid, (3) plakoid, (4) ganoid,
(5) cosmoid(1)
No Bagian tubuh Uraian pilihan diskripsi Pilihan
23 Sungut : (1) sungut panjang, (2) sungut pendek, (3) tidak bersungut
(3)
24 Habitat ikan : (1)air laut, (2) air payau, (3) air tawar (1)
25 Rangka badan : (1)tilang keras, (2) tulang rawan (lemah) (2)
Tabel 1. Ciri morfologi kualitatif.
Ciri morfologi kuantitatif :
1 Pajang badan total 13 Cm.2 Tingi badan 5 Cm.3 Lebar badan 1,5 Cm.4 Panjang kepala 3 Cm.5 Panjang ekor 2,95 Cm.6 Jarak antara kepala dengan sirip punggung (dorsal) 1 Cm.7 Jarak antara sirip punggung (dorsal) dengan sirip ekor (anal) 0,2 Cm.8 Jarak antara sirip dada/depan (ventral dengan sirip
dubur/belakang (anal)1 Cm.
9 Jarak antara sirip dubur/belakang (anal) dengan sirip ekor (caudal)
0,2 Cm.
10 Panajng linea literalis 7,5 Cm.11 Jumlah sisik pada linea literalis 30
keping12 Jumlah tutup insang 2 keping13 Jumlah lapis insang 4 helai14 Jumlah sirip punggung (dorsal) pertama keras 18 helai15 Jumlah sirip punggung (dorsal) pertamka lemah 15 helai16 Jumlah sirip punggung (dorsal) kedua keras 0 helai17 Jumlah sirip punggung (dorsal) kedua lemah 0 helai18 Jumlah sirip badan (pectoral) keras 14 helai19 Jumlah sirip badan (pectoral) lemah 18 helai20 Jumlah sirip dada/depan (ventral) keras 0 helai21 Jumlah sirip dada/depan (ventral) lemah 10 helai22 Jumlah sirip dubur/belakang (anal) keras 3 helai23 Jumlah sirip dubur/belakang (anal) lemah 3 helai24 Jumlah sirip ekor (caudal) 13 helai25 Jumlah gigi atas 0 buah26 Jumlah gigi bawah 0 buah
Tabel 2. Ciri morfologi kuantitatif.
B. Pembahasan
I. Pengamatan sifat morfologi (anatomi luar) kualitatif tubuh ikan
II. Pengamatan sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan
Disamping secara kualitatif, sifat atau ciri morfologi tubuh ikan dapat pula
ditampilkan secara kuantitatif, yang selanjutnya dapat disebut sebagai study
morfometrika ikan. Komponen yang diamati kurang lebih dengan morfologi
kualitatif, hanya hasil yang di tunjukkan langsung berupa nilai berbentuk angka.
Karena pada studi morfologi terdahulu yang hasil akhirnya juga dapat ditampilkan
dengan angka, maka kedua sifat tersebut dapat disatukan dalam morfometrika.
Ciri-ciri morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau
bagian tubuh ikan, pada praktikum ini yang berhasil praktikan amati adalah
panjang total, panjang standar, panjang kepala, tinggi badan, lebar badan, panjang
ekor, jumlah operculum, jumlah lapis insang, jumlah sirip punggung keras dan
lemah, jumlah sirip-sirip yang lain yang keras dan lemah serta jumlah gigi atas
dan gigi bawah.
Pada praktikum ini praktikan mengamati ciri-ciri atau sifat-sifat bagian
luar tubuh ikan yang secara langsung ditampilkan dalam bentuk angka.
Setelah dilakukan pengukuran panjang badan total dari ikan didapati
panjang keseluruhan adalah 13 cm selanjutnya praktikan melakukan pengukuran
terhadap kepala ikan pengukuran dilakukan dari ujung mulut ikan sampai batas
insang dan panjang yang didapati adalah 3 cm setelah melakukan pengkuran
terhadap kepala ikan praktikan mengukur ketingian ikan dengan cara di ukur dari
bagian yang terrendah dari ikan sampe tertinggi didapati hasilnya adalah 5 cm
setelah itu praktikan menentekuan jumlah sirip keras dan sirip lemah dari
keseluruhan sirip, sirip punggung (dorsal fin) didapati hasil 18 sirip keras dan 15
sirip lemah kemudian sirip badan (pectoral fin) didapati sirip keras 14 dan sirip
lemah 18 selanjutnya sirip dada (ventral fin) didapati hasil 0 untuk sirip keras dan
10 untuk sirip lemah setah pengukuran sirip dada selanjutnya sirip ekor (caudal
fin) didapati jumlh sirih 13 helai.