Laporan Praktikum glukosa.docx
Transcript of Laporan Praktikum glukosa.docx
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
1/21
LAPORAN PRAKTIKUM
PENENTUAN KADAR GLUKOSA
NAMA : RESKY DWI CAHYATI
NIM : H311 12 015
HARI / TGL. PERC. : KAMIS / 03 APRIL 2014
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : NURUL AHDAN NISAA
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
2/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya bahan makanan mengandung tiga kelompok utama
senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur
utama tersebut karbohidrat memegang peranan yang sangat penting karena
merupakan sumber tenaga bagi kegiatan kita sehari-hari. Tanpa karbohidrat
tersebut kemungkinan besar segala aktivitas yang kita lakukan ditiap harinya akan
terhambat.
Karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Salah satu contoh monosakarida ialah glukosa. Glukosa merupakan
senyawa penting di alam karena perannya yang penting dalam proses biologis.
Glukosa merupakan molekul paling sederhana hasil hidrolisis dari
semua karbohidrat dalam tubuh sebelum proses oksidasi. Glukosa dapat
mereduksi ion kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan
sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode
antara lain Luff Schrool, Munson-Walker, Lane-Eynon dan Somogy-Nelson.
Metode Somogy-Nelson didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh
glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan arsenomolibdat yang
memberikan warna biru (molybdenum blue). Intensitas warna yang terbentuk
bergantung pada konsentrasi glukosa. Absorbansi diukur pada panjang gelombang
tertentu dengan spektrofotometer. Dengan menggunakan larutan standar maka
konsentrasi glukosa dapat diketahui. Berdasarkan teori di atas maka dilakukanlah
percobaan ini.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
3/21
1.2Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
teknik penentuan kadar glukosa dalam suatu sampel dengan menggunakan metode
Somogy-Nelson.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa yang
terkandung dalam sampel menggunakan spektrofotometer 20 D+ dengan metode
Somogy-Nelson.
1.3Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan kadar glukosa dalam sampel
melalui reduksi ion Cu2+ oleh glukosa yang memberikan warna biru dengan
penambahan arsenomolibdat akan membentuk warna biru yang kemudian akan
ditentukan kadarnya melalui spektrofotometer 20 D+ pada panjang gelombang
maksimal. Nilai Absorbansi berhubungan dengan kadar glukosa dalam sampel.
.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsure C, H,
dan O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki
banyak gugus hidroksil (-OH). Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai
Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa
monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan
penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida (Ngili, 2009).
Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glokosida yang menghubungkan
dua monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida
yang menghubungkan tiga buah monosakarida. Karbohidrat yang memiliki
beberapa unit monosakarida disebut oligosakarida, sedangkan yang memiliki
banyak unit monosakarida disebut sebagai polisakarida (Ngili, 2009).
D-Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak ditemukan.
Monomer D-glukosa terdapat dalam darah, sedangkan polimernya terdapat dalam
tepung maupun selulosa. Proyeksi Fischer molekul D-glukosa adalah sebagai
berikut (Ngili, 2009):
CHO
OHH
HHO
OHH
OHH
CH2OH Gambar 1. D - glukosa
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
5/21
Penulisan seperti di atas disebut juga sebagai struktur rantai terbuka atau
struktur rantai lurus. Struktur seperti ini hanya ada dalam larutan. D-glukosa dalam
struktur Kristal memiliki dua macam struktur ( dan ) yang juga berbeda aktivitas
optiknya ketika dilarutkan (Ngili , 2009).
Ketika -D-glukosa atau -D-glukosa dilarutkan dalam air, struktur lingkar
akan terbuka sehingga terbentuk struktur rantai terbuka . reaksi ini reversible, dan
kesetimbangan terjadi antara struktur terbuka dan kedua struktur lingkar. Pada
umumnya, aldehid bereaksi dengan alkohol untuk membentuk hemiasetal lalu dengan
adanya katalis asam akan membentuk asetal. Pembentukan lingkar dari struktur
terbuka D-glukosa terjadi ketika gugus hidroksil pada C-5 bereaksi dengan gugus
aldehid (Ngili, 2009).
Penentuan gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi diawali dengan
terjadinya reduksi komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. Ion tembaga(II) dari
pereaksi Nelson akan tereduksi oleh glukosa menjadi tembaga(I). Pemanasan
campuran sampel dengan pereaksi Nelson dimaksudkan untuk mempercepat reaksi
dan mempertegas warna yang menunjukkan adanya gula pereduksi, adanya gula
pereduksi teridentifikasi dengan adanya endapan merah bata yang berasal dari
tembaga(I) oksida (Cu2O) (Razak dkk., 2012).
Campuran antara pereaksi Nelson dan sampel yang diencerkan
memungkinkan terjadinya oksidasi fruktosa menghasilkan produk yang sama pada
oksidasi glukosa. Hal ini disebabkan sifat basa pereaksi Nelson hasil hidrolisis parsial
(anion) beberapa garam komponen pereaksi tersebut. Adanya sifat basa larutan
pereaksi Nelson memungkinkan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan
glukosa dan manosa. Oleh karena itu, fruktosa dalam gula invert juga diukur
sebagai gula pereduksi. Oksidasi gula invert oleh pereaksi Nelson secara keseluruhan
menghasilkan asam glukonat (Razak dkk., 2012).
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
6/21
Pendinginan campuran antara sampel dan pereaksi Nelson setelah pemanasan
dilakukan dengan merendam tabung reaksi dalam air dingin, selanjutnya ditambahkan
pereaksi Arsenomolibdat. Pada tahapan kedua, penambahan pereaksi Arsenomolibdat
mengakibatkan terjadinya oksidasi ion tembaga(I) menjadi tembaga(II) yang disertai
terbentuknya komplek molibdenum berwarna biru kehijauan, semakin tinggi kadar
gula invert semakin pekat intensitas warna hijau larutan (Razak dkk., 2012).
Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmitans atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang,
pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal
dapat pula dilakukan. Instrument semacam itu dapat dikelompokkan secara
manual atau merekam atau pengelompokkan lain yakni berkas tunggal dan
berkas rangkap. Komponen yang penting sekali dari suatu spektrofotometer
adalah (1) suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi
daerah spektrum dalam instrumen itu, (2) suatu monokromator, yakni suatu
piranti untuk memecilkan pita sempit, (3) suatu wadah untuk sampel
(Day dan Underwood, 1999).
Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dan karenanya
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas
cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah
spektral, jadi sel kaca untuk daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica
tinggi instimewa untuk daerah ultraviolet dan garam dapur alam untuk
inframerah. Sel tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang jalan
sebesar 1 cm, namun tersedia sel dengan ketebalan yang sangat beraneka, mulai
dari jalan yang sangat pendek, kurang dari 1 milimeter, sampai 10 cm atau bahkan
lebih (Day dan Underwood, 1999).
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
7/21
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 1999,Analisis Kimia KuantitatifEdisi Kelima,Erlangga, Jakarta.
Ngili, Y., 2009, Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Razak, A.R., Sumarni, N.K., dan Rahmat, B., 2012, Optimalisasi Hidrolisis
Sukrosa Menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat, Jurnal
Natural Science, 1(1): 119-131.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
8/21
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan sampel
yang mengandung glukosa, akuades, reagen Nelson, dan reagen warna
arsenomolibdat.
3.2 Alat Percobaan
[
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet ukur dengan skala 1 mL; 2 mL; 5 mL, bulb, pipet tetes
panjang, gelas kimia 500 mL, hotplate, buret, statif, botol semprot, kuvet, dan
spektofotometer 20 D+.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk 1 mg/mL
Sebanyak 0,01 gram glukosa monohidrat ditimbang ke dalam labu ukur 10
mL. Glukosa monohidrat dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas dan
dihomogen.
3.3.2 Pembuatan Larutan Standar
Pembuatan larutan standar ini dilakukan melalui proses pengenceran dari larutan
induk. Dalam pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,002 mg/mL; 0,004 mg/mL;
0,006 mg/mL; 0,008 mg/mL; 0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/mL.Larutan induk dipipet ke
dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 0,01 mL; 0,02 mL; 0,03 mL; 0,04 mL;
0,05 mL dan 0, 06 mL. Lalu diencerkan dengan akuades dalam ukuran tertentu hingga
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
9/21
masing-masing larutan mencapai volume 5 mL, yaitu dengan ditambahkan akuades
masing-masing 4,99 mL; 4,98 mL; 4,97 mL; 4,96 mL; 4,95 mL; dan 4,94 mL. Tiap larutan
dalam tabung dihomogenkan.
Tabel 1. Pembuatan Larutan Standar
No.
Konsentrasi
larutan standar
(mg/mL)
V larutan
induk (mL)
V akuades
(mL)
V total
(mL)
1. 0,002 0,01 4,99 5
2. 0,004 0,02 4,98 5
3. 0,006 0,03 4,97 5
4. 0,008 0,04 4,96 5
5. 0,010 0,05 4,95 5
6. 0,012 0,06 4,94 5
3.3.3 Pembuatan Reagen Nelson
Reagen dibuat dengan cara mencampurkan larutan Nelson A dengan larutan Nelson
B dengan perbandingan 25 : 1, sebanyak 16 mL larutan Nelson A dipipet ke dalam gelas
kimia kemudian ditambahkan dengan 0,64 mL larutan Nelson B, kemudian
dihomogenkan.
3.3.4 Pembuatan Sampel
Sebanyak 1 mL larutan yang mengandung glukosa monohidrat
dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian dilarutkan dengan akuades sebanyak
9 mL lalu dihomogenkan. Selanjutnya dipipet sebanyak 1 mL ke dalam tabung
reaksi yang lain dan dilarutkan lagi dengan akuades sebanyak 9 mL. Begitu
seterusnya sampai pengenceran 10.000 kali.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
10/21
3.3.5 Penentuan Kadar Glukosa
Sebanyak 1 mL larutan standar, sampel, dan blanko dipipet ke dalam
tabung reaksi. Masing-masing reagen Nelson sebanyak 1 mL ditambahkan ke
dalam larutan standar, sampel dan blanko kemudian dihomogenkan. Tabung
reaksi dipanaskan selamat 20 menit, lalu didinginkan dalam air es. Selanjutnya
larutan arsenomolibdat ditambahkan ke dalam larutan sampel, strandar dan contoh
masing-masing Sebanyak 1 mL, kemudian dihomogenkan serta ditambahkan
7 mL akuades lalu diukur absorbansi larutan sampel, stantar dan blanko pada
panjang gelombang maksimum.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
11/21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan penentuan kadar glukosa ini dilakukan dengan menggunakan
metode Somogy-Nelson. Metode ini didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh
glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang
memberikan warna biru (molybdenum blue). Selanjutnya diukur absorbansinya
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektrofotometer 20 D+.
Pada percobaan ini absorban yang diukur yaitu pada larutan sampel, blanko, dan
larutan standar. Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah:
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Panjang Gelombang Maksimum (nm) Absorban
600 0,268
650 0,275
700 0,270
Grafik 1. Grafik Penentuan Panjang Gelombang
0.267
0.268
0.269
0.27
0.271
0.272
0.273
0.274
0.275
0.276
580 600 620 640 660 680 700 720
Absorbansi
Panjang Gelombang ()
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
12/21
Grafik penentuan panjang gelombang menunjukkan bahwa panjang
gelombang maksimum larutan adalah 650 nm. Selanjutnya dilakukan penentuan
kadar glukosa dengan mengukur larutan standar terlebih dahulu yang memiliki
konsentrasi 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL, 0,006 mg/mL, 0,008 mg/mL,
0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/mL pada panjang gelombang 650 nm, setelah itu
dilanjutkan dengan mengukur larutan standar A dan didapatkan hasil seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3. Data Pengamatan Penetapan Kadar Glukosa pada PanjangGelombang Maksimum 650 nm
Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi
0,002 0,020
0,004 0,112
0,006 0,146
0,008 0,275
0,010 0,428
0,012 0,359
Sampel 0,340
Grafik 2. Grafik Penentuan Kadar Glukosa
y = 38.243x - 0.0475
R = 0.8689
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014
Absorbansi
Konsentrasi
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
13/21
Perhitungan kadar untuk sampel :
y = 38,24x0,047
0,340 = 38,24x0,047
38,24x = 0,340 + 0,047
x =
x = 0,0101 mg/mL
Jadi, kadar glukosa dalam sampel adalah 0,0101 mg/mL.
4.2 Reaksi
OHH
HOH
OHH
OHH
CH2OH
H O
+ CuO Cu2O +
OHH
HOH
OHH
OHH
CH2OH
H O
Cu+
Cu+2
+ 1e-
MoO42-
+ 8H+
+ 3e- Mo3+
+ 4H2O
x 3
x 1
3 Cu+ 3Cu
2+ + 3e
-
MoO42-
+ 8H+
+ 3e-
3Cu++ MoO4
2-+ 8H
+3Cu
2++ Mo
3++ 4H2O
Mo3+
+ 4 H2O
4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Metode Nelson-Somogy
yang didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa (gula reduksi) dalam
suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru
(molybdenum blue). Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi
glukosa. Absorbansi diukur pada panjang gelombang tertentu (650 nm) dengan
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
14/21
spektrofotometer 20 D+. Dengan menggunakan larutan standar maka kosentrasi glukosa
dapat diketahui. Pada percobaan ini dilakukan tiga persiapan utama sebelum sampel
diukur yakni mempersiapkan larutan induk, larutan standar dan larutan sampel.
Larutan induk yang digunakan pada percobaan ini berasal dari glukosa
monohidrat sehingga perlu adanya penyetaraan dengan glukosa anhidrat. Pada
pembuatan larutan induk ini yakni sebanyak 0,01 gram glukosa monohidrat
ditimbang dan dilarutkan di dalam labu ukur 10 mL dengan akuades sampai tanda
batas. Dari larutan induk inilah kemudian dibuat larutan standar dengan berbagai
konsentrasi yaitu 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL, 0,006 mg/mL, 0,008 mg/mL,
0,010 mg/mL, dan 0,012 mg/ mL. Pelarut yang digunakan adalah air karena air
merupakan pelarut yang bersifat sangat polar sehingga dapat menjadi pelarut yang sangat
baik dan dapat tembus cahaya. Sedangkan pada pembuatan larutan sampel diambil
sebanyak 1 mL larutan yang mengandung glukosa monohidrat dimasukkan dalam
tabung reaksi yang dilarutkan dengan akuades sebanyak 9 mL lalu dihomogenkan
sampai pengenceran 10.000 kali.
Pembuatan reagen Nelson terdiri atas reagen Nelson A dan reagen Nelson B
dengan perbandingan 25 : 1 artinya reagen Nelson A yang digunakan sebanyak 16 mL dan
reagen Nelson B yang digunakan adalah 0,64 mL. Setelah pembuatan reagen Nelson,
kemudian reagen tersebut dicampurkan pada larutan sampel, larutan standar dan
blanko kemudian dikocok agar bercampur dengan baik dan dipanaskan. Larutan
Nelson disini ditambahkan agar terjadi reduksi ion Cu2+ oleh glukosa (glukosa
mengalami oksidasi) sedangkan pemanasan disini dilakukan agar reaksi berjalan
dengan lebih cepat atau sempurna. Penambahan arsenomolibdat disini berfungsi
untuk memberikan warna biru pada sampel agar mempermudah pembacaan pada
spektrofotometer. Setelah itu, diukur dengan menggunakan spektrofotometer
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
15/21
dengan panjang gelombang 650 nm yang ditujukan untuk mengetahui absorban
dari glukosa. Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi
glukosa. Semakin pekat warna larutan, semakin tinggi kadar glukosa yang
terkandung di dalam larutan tersebut. Begitu juga sebaliknya, kadar glukosa yang
terkandung dalam larutan rendah apabila warnanya makin memudar. Namun, pada
percobaan yang dilakukan terdapat kesalahan pengukuran absorbansi pada konsentrasi
glukosa 0,012 mg/mL. Nilai absorbansi yang didapatkan menurun. Hal ini mungkin
disebabkan kesalahan pemipetan atau kesalahan saat penambahan akuades. Kadar
glukosa dalam sampel cair yang diperoleh dari perhitungan yaitu 0,0101 mg/mL.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
16/21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
kadar glukosa yang terdapat dalam sampel adalah 0,0101 mg/mL.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk laboratorium
Sebaiknya penyediaan alat-alat praktikum terutama bulbdisediakan dalam
jumlah yang cukup agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tidak
memakan waktu yang cukup lama.
5.2.2 Saran untuk Percobaan
Sebaiknya percobaan dilakukan lebih teliti agar hasil yang diperoleh tidak
menyimpang dari teori yang ada.
5.2.2 Saran untuk asisten
Kinerjanya sudah sangat baik dan penjelasannya juga jelas, saya harap
dapat dipertahankan.
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
17/21
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 10 April 2014
Asisten Praktikan
NURUL AHDAN NISAA RESKY DWI CAHYATI
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
18/21
Lampiran 1
Bagan Kerja
1.
Pembuatan Larutan Induk
Sebanyak 0,01 gram ditimbang ke dalam labu ukur 10 ml
Dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas
Dihomogenkan
2. Pembuatan Larutan Standar
Dipipet masing-masing sebanyak 0,01 mL; 0,02 mL; 0,03 mL;
0,04 mL; 0,05 mL; 0,06 mL ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan akuades hingga 5 mL.
Dihomogenkan.
Diberi label pada tiap tabung sesuai dengan konsentrasinya.
3. Pembuatan Pereaksi Nelson
Dipipet sebanyak 16 mL Dipipet sebanyak 0,64 mL
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Dihomogenkan.
Larutan Glukosa
Hasil
Larutan Induk
Hasil
Larutan Nelson A
Hasil
Larutan Nelson B
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
19/21
4. Pembuatan Larutan Sampel
sebanyak 1 mL dimasukkan dalam tabung reaksi
dilarutkan dengan akuades sebanyak 9 mL
dihomogenkan
dilakukan pengenceran 10.000 kali
5. Penentuan Kadar Glukosa
Dipipet masing-masing sebanyak 1 mL.
Ditambahkan reagen Nelson sebanyak 1 mL.
Dihomogenkan
Dipanaskan selama 20 menit, lalu didinginkan dalam air es
Ditambahkan larutan arsenomolibdat sebanyak 1 mL
Dihomogenkan kembali
Diukur absorbansinya
Larutan Standar, Sampel, dan Blanko
Hasil
Larutan Glukosa
Hasil
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
20/21
Lampiran 2.
Perhitungan
1.
Pembuatan Larutan Standar
a. Konsentrasi 0,002 mg/mL
mL01,0
mLmg1
mLmg0,002mL5
V
mL5mL
mg002,0V
mLmg1
VCVC
1
1
2211
b. Konsentrasi 0,004 mg/mL
mL02,0
mLmg1
mLmg0,004mL5
V
mL5mL
mg004,0V
mLmg1
VCVC
1
1
2211
c. Konsentrasi 0,006 mg/mL
mL03,0
mLmg1
mLmg0,006mL5
V
mL5mL
mg006,0V
mLmg1
VCVC
1
1
2211
d. Konsentrasi 0,008 mg/mL
mL04,0
mLmg1
mLmg0,008mL5
V
mL5mL
mg008,0V
mLmg1
VCVC
1
1
2211
-
5/20/2018 Laporan Praktikum glukosa.docx
21/21
e. Konsentrasi 0,010 mg/mL
mL05,0
mLmg1
mLmg0,010mL5
V
mL5mL
mg010,0V
mL
mg1
VCVC
1
1
2211
f. Konsentrasi 0,012 mg/mL
mL06,0
mLmg1
mLmg0,012mL5
V
mL5mL
mg
012,0VmL
mg
1
VCVC
1
1
2211
2. Pembuatan Larutan Induk 1 mg/mL
gram0,01mg10x
mL10
mgxmg/mL1
mL
mgmg/mL